Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

RINGKASAN

4.1. Ringkasan
Kasus seorang anak laki-laki usia 3 tahun dengan diagnosis kejang
demam simplek atas dasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38C) yang disebabkan oleh suatu
proses ekstrakranium. Pada kasus ini demam terjadi karena adanya infeksi
pada saluran pernafasan bagian atas.
Penatalaksanaan pada kasus ini dengan kejang demam dan ISPA harus
secara komprehensif, meliputi penatalaksanaan medikamentosa dan non
medikamentosa. Pada kasus ini memiliki progonosis yang baik karena
pemberian terapi yang tepat dan adekuar serta sangat kecil kemungkinan
mengalami kecacatan atau kelainan neurologis maupun kematian.

25

26

DAFTAR PUSTAKA
1. Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. EGC. Jakarta.
2. Fauci, Braunwald, Kasper, et al. 2008. Harrison's Principles of Internal
Medicine 17th edition. The McGraw-Hill Companies, Inc: New York.
3. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta : 2008. Hal 633.
4. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2004. Kejang Demam. Dalam : Standar
Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Jakarta : Badan Penerbit IDAI
5. Kayman H. Management of Fever: making evidence-based decisions. Clin
Pediatr. Jun 2003 (42); 383
6. Knudsen FU. Recurrence risk after first febrile seizure and effect short
term diazepam prophylaxis Arch Dis Child 1996; 17:33-8.
7. Knudsen FU. Practical management approaches to simple and complex
febrile seizures. Dalam: Baram TZ, Shinnar S, eds, Febrile seizures. San
Diego: Academic Press 2002. h. 1-20.
8. Pedoman Terapi Ilmu Kesehatan Anak, Unpad. Bandung : 2005.
9. Plipat N. Hakim S, Ahrens WR. The febrile child. Dalam: Strange GR,
Ahrens WR, Lelyveld S, Schafermeger RW, penyunting. Pediatric
emergency medicine. Edisi ke-2. New York:McGraw-Hill.2002; 315-24.
10. Pusponegoro, H.D., dkk. 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang
Demam. Badan Penerbit IDAI. Jakarta.
11. Reinhard V. Putz, Reinhard Pabst. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 2.
Edisi 21. Buku Kedokteran EGC. Jakarta : 2000. Hal 99.
12. Price, Sylvia A, Lorraine M, dkk. Patofisiologi Konsep Klinis ProsesProses Penyakit edisi 6. Jakarta: EGC.2006; 709-712
13. Robbis, dkk. 2007. Buku ajar patologi. Edisi 7. Volume 2. EGC. Jakarta.
14. Stafstrom CE. The incidence and prevalence of febrile seizures. Dalam:
Baram TZ, Shinnar S, eds, febrile seizures, San Diego: Academic Press
2002. h. 1-20.

27

15. Staf Pengajar IKA FKUI. 2005. Kejang Demam. Dalam :Ilmu Kesehatan
Anak . Jakarta: Bagian IKA FKUI : 847-8.
16. Wong V, dkk. Clinical Guideline on Management of Febrile Convulsion.
HK J Paediatr 2002;7:143-151

Anda mungkin juga menyukai