Oleh:
Dede Iskandar, S.Ked.
207.121.0053
stategi
penanggulangannnya
sebagai
berikut
(Moh
Joeharno,2009):
1. Primordial prevention
Primordial prevention merupakan upaya untuk mencegah
terjadinya risiko atau mempertahankan keadaan risiko rendah dalam
masyarakat
terhadap
penyakit
secara
umum.
Pada
upaya
masyarakat
yang
masih
tradisional
dengan
tidak
sedini
mungkin
untuk
mencegah
semakin
b. Pemeriksaan
kadar
glukosa
darah
secara
teratur
dengan
a. Skrinning
Skrinning dilakukan dengan menggunakan tes urin, kadar gula
darah puasa, dan GIT. Skrinning direkomendasikan untuk :
Orang-orang yang mempunyai keluarga diabetes
Orang-orang dengan kadar glukosa abnormal pada
saat hamil
Orang-orang yang mempunyai gangguan vaskuler
Orang-orang yang gemuk
b. Pengobatan
Pengobatan diabetes mellitus bergantung kepada pengobatan
diet dan pengobatan bila diperlukan. Kalau masih bisa tanpa
obat, cukup dengan menurunkan berat badan sampai mencapai
berat badan ideal. Untuk itu perlu dibantu dengan diet dan
bergerak badan.
Pengobatan dengan perencanaan makanan (diet) atau
terapi nutrisi medik masih merupakan pengobatan utama, tetapi
bilamana hal ini bersama latihan jasmani/kegiatan fisik ternyata
gagal
maka
diperlukan
penambahan
obat
oral.
Obat
Lamanya jam
60
12-24
16-24
14-16
6-12
Dosis lazim/hari
1
1-2
1-2
1-2
1-3
c. DIET
Diet adalah penatalaksanaan yang penting dari kedua tipe
DM. makanan yang masuk harus dibagi merata sepanjang hari. Ini
harus konsisten dari hari kehari. Adalah sangat penting bagi pasien
yang menerima insulin dikordinasikan antara makanan yang masuk
dengan aktivitas insulin lebih jauh orang dengan DM tipe II,
cenderung kegemukan dimana ini berhubungan dengan resistensi
insulin dan hiperglikemia. Toleransi glukosa sering membaik dengan
penurunan berat badan. (Hendrawan,2002).
1) Modifikasi dari faktor-faktor resiko
Menjaga berat badan
Tekanan darah
Kadar kolesterol
Berhenti merokok
Membiasakan diri untuk hidup sehat
Biasakan diri berolahraga secara teratur. Olahraga adalah
aktivitas
fisik
yang
terencana
dan
terstruktur
yang
makan.
7) Minum air atau minuman bebas gula setiap anda haus.
8) Makanlah daging atau telor dengan porsi lebih kecil.
9) Makan kacang-kacangan dengan porsi lebih kecil
Klasifikasi IMT (Asia Pasific)
Lingkar Perut
Klasifikasi IMT (Asia Pasific)
BB Kurang
<18,5
BB Normal
18,5-22,9
BB Lebih
>23,0 :
Dengan risiko : 23,0-
24,9
Obes I
<90cm (Pria)
<80cm (Wanita)
>90cm (Pria)
>80cm (Wanita)
Risk of co-morbidities
Rendah
Rata-rata
Rata-rata
Meningkat
Meningkat
Sedang
Berat
Sedang
Berat
Sangat berat
: 25,0-
29,9
Obes II
: 30
Sumber :Perkeni, 2006
2. Fisioterapist
Kegiatan jasmani sehari hari dan latihan jasmani teratur (3 4
kali seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu
pilar dalam pengelolaan diabetes tipe II. Latihan jasmani dapat
menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitas terhadap
insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan
jasmani yang dimaksud ialahjalan, bersepeda santai, jogging,
berenang.
Prinsip latihan jasmani yang dilakukan:
1) Continous:
Latihan jasmani harus berkesinambungan dan dilakukan terus
menerus tanpa berhenti. Contoh: Jogging 30 menit , maka pasien
harus melakukannya selama 30 menit tanpa henti.
2) Rhytmical:
Latihan olah raga dipilih yang berirama yaitu otot-otot
berkontraksi dan relaksasi secara teratur, contoh berlari, berenang,
jalan kaki.
3) Interval:
obat-obatan lain.
Sebaiknya digunakan digunakan sulfonyl urea generasi II yang
6)
3. KONTINU
Latihan
daya
tahan
untuk
meningkatkan
kemampuan
Tidak Bergantung
Insulin
a) Gula darah rendah jarang terjadi selama berola raga dan arena
itu tidak perlu untuk memakan karbohidrat ekstra
b) Olah raga untuk menurunkan berat badan perlu didukung
dengan pengurangan asupan kalori
c) Olah raga sedang perlu dilakukan setiap hari. Olah raga berat
mungkin bisa dilakukan tiga kali seminggu
d) Sangat penting untuk melakukan latihan ringan guna
pemanasan dan pendinginan sebelum dan sesudah berolah raga
e) Pilihlah olah raga yang paling sesuai dengan kesehatan dan
gaya hidup anda secara umum
f) Manfaat olah raga akan hilang jika tidak berolah raga selama
tiga hari berturut-turut
g) Olah raga bisa meningkatkan nafsu makan dan berarti juga
asupan kalori bertambah. Karena itu sangat penting bagi anda
untuk menghindari makan makanan ekstra setelah berolah
raga.
h) Dosis obat telan untuk diabetes mungkin perlu dikurangi
selama olah raga teratur.
4. PASIEN CENTER
Diabetes tipe II umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan
perilaku telah terbentuk dengan kokoh. Keberhasilan pengelolaan
diabetes mandiri membutuhkan partisipasi aktif pasien, keluarga, dan
masyarakat. Tim kesehatan harus mendampingi pasien dalam menuju
perubahan perilaku. Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku,
DAFTAR PUSTAKA
Adhi , Bayu.T1, Rodiyatul F. S. dan Hermansyah,2011. An Early Detection
Method of Type-2 Diabetes Mellitus in Public Hospital. Telkomnika, Vol.9,
No.2, August 2011, pp. 287~294.
Agustina, Tri ,2009.Gambaran Sikap Pasien Diabetes Melitus Di Poli Penyakit
Dalam Rsud Dr.Moewardi Surakarta Terhadap Kunjungan Ulang Konsultasi
Gizi. KTI D3. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta.
Indraswari, Wiwi.2010. Hubungan Indeks Glikemik Asupan Makanan Dengan
Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe-2
Di Rsup Dr. Wahidin Sudirohusodo. Skripsi Sarjana. Program Studi Ilmu Gizi
, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Isniati, 2003, Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Militus
Dengan Keterkendalian Gula Darah Di Poliklinik Rs Perjan Dr. M. Djamil
Padang Tahun. Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2007, I (2).
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia
2006 .2006. http://penyakitdalam.files.wordpress.com/2009/11/konsensuspengelolaaln-dan-pencegahan-diabets-melitus-tipe-2-di-indonesia-2006.pdf
Mohjuarno.2009. Makalah Kontenporer Konsentrasi Epidemiologi Pasca Sarjana:
Penanggulangan Diabetes Melitus. Makassar :Universitas Hasanuddin.
Murwani, Arita dan Afifin Sholeha, 2007. Pengaruh Konseling Keluarga
Terhadap Perbaikan Peran Keluarga Dalam Pengelolaan Anggota Keluarga
Dengan Dm Di Wilayah Kerja Puskesmas Kokap I Kulon Progo 2007. Jurnal
Kesehatan Surya Medika Yogyakarta. Ilmu Keperawatan Stikes Surya Global
Yogyakarta.
Nadesul, Hendrawan. 2002. 428 Jawaban untuk 25 Penyakit Manajer dan
Keluhan-keluhan Orang Mapan. Kompas.
Perkeni.2011. Empat Pilar Pengelolaan Diabetes.[online]. (diupdate 11
November 2011). http://www.smallcrab.com/ .[diakses 20 November 2011].
Rakhmadany, dkk. 2010. Makalah Diabetes Melitus. Jakarta : Universitas Islam
Negeri
Shahab, Alwi,2006.Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus (Disarikan
Dari Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Di Indonesia : Perkeni
2006).Subbagian Endokrinologi Metabolik, Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fk
Unsri/ Rsmh Palembang, Palembang.