Anda di halaman 1dari 374

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk

2010

LAPORAN TAHUNAN
ANNUAL REPORT

Memacu Daya,
Meningkatkan Hasil
Enhancing Capacity for Higher Output

Mewujudkan Visi
Menjadi Perusahaan
Tambang Batu Bara
Utama
Realizing a Major Coal
Mining Company

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 1

T Bukit Asam (Persero)


Tbk (PTBA) sebagai salah satu
perusahaan tambang utama
di Indonesia, di tahun 2010
mulai mewujudkan rencana
optimalisasi potensinya dengan
membangun infrastruktur
untuk menunjang kegiatan
produksi maupun transportasi,
meningkatkan kapasitas produksi
dan mengintegrasikan sistem
pengelolaan hasil produksi
dengan pemasokan batubara ke
konsumen. Pelaksanaan program
tersebut merupakan bagian dari
rencana pengembangan Perseroan
di masa mendatang yang kini mulai
menunjukkan hasilnya.

In 2010, PTBA being one of Indonesias major

coal mining companies, optimizes its potentials


by constructing infrastructure to support
production and transportation, stepping up
production capacity, and integrating production
management system with coal supply to
consumers. The program was part of the
Companys expansion plan that has come to
fruition.

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Operasi yang
Semakin Efisien
More Efficient Operations

Biaya Produksi Swakelola


Inhouse Production Cost

5,6%

Biaya produksi batubara swakelola


Perseroan di tambang per ton cukup rendah
dibandingkan perusahaan sejenis. Namun
demikian Perseroan tetap melakukan
langkah pengendalian biaya dan berbagai
langkah efisiensi operasional, sehingga di
tengah kecenderungan peningkatan biaya
bahan bakar dan tenaga kerja, volume
produksi berhasil ditingkatkan dengan biaya
per out-put produk yang semakin rendah.

The Companys cost of inhouse production


per ton at mine is lower than other coal
companies. And yet the Company maintains
its cost and operating efficiency drive that has
enabled production to increase at reduced
output cost, although fuel and labor costs
continue escalating.

Dengan upaya tersebut Perseroan dapat


menurunkan biaya produksi per ton
batubara swakelola di tambang sebesar
5,6% lebih rendah dari pada biaya tahun
2009.

Hence, the Company successfully cut


production cost per ton at mine by 5.6% lower
from the preceding year.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 3

Volume Produksi dan


Penjualan yang Meningkat
Higher Production and Sales
Total Produksi

Total Penjualan

Total Production

Total Sales

Revitalisasi dan optimasi peralatan produksi


membuat Perseroan mampu meningkatkan
produksi hingga sebesar 7,4%, diiringi
dengan keberhasilan perluasan pasar dan
kerjasama dengan PT KAI dalam upaya
meningkatkan kapasitas angkut kereta
api, sehingga volume penjualan batubara
meningkat 3,7%.

Revitalizing and optimizing production


equipment boosted production by 7.4% and
expanded market working closely with PT KAI
to improve railway loading capacity and resulted
in coal sales increase of 3.7%.

7,4%

3,7%

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Pengembangan
Usaha yang Terintegrasi
dan Dinamis
Integrated and Dynamic Business Development

Realisasi pengembangan usaha secara terintegrasi kini telah


semakin mewujud, yakni, pembangunan PLTU skala kecil dengan
bobot pekerjaan telah mencapai 85%, pengembangan potensi
ekonomis dari Coal Bed Methane (CBM) yang telah memasuki tahap
persiapan pemboran eksplorasi, peningkatan kapasitas angkut
jalur KA eksisting dan pengembangan jalur KA khusus batubara
ke Lampung yang telah sampai pada penandatanganan kontrak
Engineering Procurement Construction (EPC) sehingga pasar
batubara kalori rendah.

The realization of integrated business development has brought


more encouraging results: the construction of small-scale Thermal
Power Plant (TPP) was 85% completed, Coal Bed Methane (CBM)
project was nearing exploration drilling phase, EPC contract to
increase the existing railway loading capacity and to construct coal
transportation railway to Lampung was signed, hence opening a
wider market for low-calorie coal.

Peningkatan
Kapasitas
dan Pengembangan
Angkutan KA
Increasing and Developing
Train Loading Capacity

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 5

Standar Baru
Dalam Pengembangan
Lingkungan
New Standards of Environmental Development

Sebagai wujud kepedulian pada upaya pelestarian


lingkungan, Perseroan melanjutkan pembangunan
Taman Hutan Rakyat (TAHURA) Tanjung Enim seluas
5.934 hektar yang terbagi atas 12 zona. PTBA berhasil
mempertahankan PROPER HIJAU tingkat Nasional di
tahun 2010 dalam pengelolaan lingkungan tambangnya.

PROPER
HIJAU
Green PROPER

As evidence of PTBA concern for environmental conservation, the Company continued the
development of Tanjung Enim Peoples Forest Park (TAHURA) measuring 5,934 hectares
divided into 12 zones. PTBA retained its National GREEN PROPER award in 2010 for its effort
to manage the surrounding environment.

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Sasaran Pengembangan Perusahaan


Company Development Goal

DIVERSIFIKASI PENDAPATAN
Diversification of Earnings
BATUBARA KALORI
RENDAH
Low Calorie Coal

TUJUAN
OBJECTIVE

Pemanfaatan sebagai
bahan bakar PLTU
milik sendiri maupun
milik IPP lain.
To be used as fuel for
the Companys own
TPP, others IPP.

PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA UAP
Thermal Power Plant
Memenuhi keperluan daya listrik sendiri.
Menjual listrik kepada PLN.
Meeting the Companys electricity needs.
Selling electricity to PLN.

PENGEMBANGAN OPERASIONAL
Operational Development
COAL BED METHANE
(CBM)
Sebagai Bahan
Bakar PLTU.
Dijual sebagai BBG.
To fuel TPP.
To be sold as gas
fuel.

TEKNOLOGI INFORMASI
Information Technology
Evaluasi dan
penggantian
sistem
operasional
secara berkala.
Upgrade peralatan
hardware.
Periodic evaluation
& replacement of
software;
Upgrading
hardware.

Menandatangani
kontrak penjualan
batubara peringkat
rendah jangka
panjang dengan PLN.

PROGRAM 2010
2010 PROGRAM

Signing long-term
low-calorie coal sales
contract with PLN.

Pembangunan PLTU Unit Tanjung Enim 3 x 10


MW mencapai 85 %.
Penunjukan Kontraktor EPC untuk PLTU
Tarahan 2 x 8 MW.
Tahap lelang EPC dan negosiasi tarif listrik
untuk PLTU mulut tambang 2 x 10 MW
Peranap.
Penunjukan kontraktor EPC dan renegosiasi
tarif listrik untuk PLTU Banjarsari 2 x 100 MW.
Pembebasan Lahan 100% dan transmisi 88%.
Ikut serta dalam proses tender IPP PLTU
Mulut Tambang 2 x 300 MW dan 2 x 600 MW di
Tanjung Enim, PLTU Mulut Tambang 2 x 300 MW
di Peranap Riau, PLTU 2 x 200 MW di Madura.
Tanjung Enim 3 x 10 MW - 85% completed.

Memperoleh proyek
Upaya Kelolaan
Lingkungan
(UKL) dan Upaya
Pemantauan
Lingkungan (UPL).
Persiapan
pemboran
eksplorasi di
Tanjung Enim.

Integrasi sistem
penanganan
produk.
Upgrade perangkat
keras.
Integrate product
handling system
Upgrade hardware

PERALATAN PRODUKSI
Production Equipment
Optimalisasi 5 unit
BWE sistem.
Penggantian dan
penambahan
armada truk &
shovel dengan
kapasitas yang lebih
besar.
Optimizing 5 BWE
system.
Replacement and
addition with bigger
truck & shovel.

Merekondisi dan
memindahkan 2 unit
BWE dari lokasi TAL
ke MTBU.
Perawatan rutin 3
unit BWE lainnya.
Memulai program
penambahan APU,
terutama truk dan
shovel.
Recondition and
relocate 2 BWE from
TAL to MTBU site.

UKL and UPL for the


project obtained.
In preparation of
exploration drilling
in Tanjung Enim.

Routinely maintain 3
other BWE.
Start adding
mining equipment
particularly truck &
shovel.

Tarahan 2 x 8 MW EPC Contractor appointed.


Peranap mine mouth 2 x 10 MW EPC tender
and electricity tariff negotiation in progress.
Banjarsari 2 x 100 MW EPC Contractor
appointed and electricity tariff renegotiated.
Site area 100% cleared, transmission area 88%
cleared.
Participated in mine mouth IPP tender for
2 x 300 MW and 2 x 600 MW in Tanjung Enim,
2 x 300 MW in Peranap Riau, PLTU 2 x 200 MW
in Madura.

JANGKA PANJANG
LONG TERM

Memanfaatkan nilai
ekonomi batubara
kalori peringkat
rendah sebesar lebih
kurang 34% dari
cadangan batubara
yang selama ini
belum dieksploitasi.
Increasing economic
value of low-calorie
coal by approximately
34% of reserves.t
rendah sebesar kurang
lebih 34% dari cadangan
batubara yang selama
ini belum diproduksi.

Membangun PLTU kecil untuk kebutuhan


sendiri di tiga lokasi.
Membangun PLTU ukuran sedang dan besar
untuk dijual ke PLN.
Constructing small-scale TPP for own use in
three locations.
Constructing medium- and large-scale IPP for
sale to PLN.

Mengembangkan
potensi ekonomi CBM
di wilayah konsesi
PTBA (Tanjung Enim,
Ombilin dan Peranap).

Menjadikan TI
sebagai tulang
punggung
operasional
Perseroan.

Developing economic
potentials of CBM in
PTBA concession areas
(Tanjung Enim, Ombilin
and Peranap).

Make IT the
Companys
operational backbone.

Meningkatkan
produksi swakelola
dengan porsi di atas
40%.
Boost in house
production higher than
40%.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 7

INFRASTRUKTUR
Infrastructure

MENINGKATKAN TATA
KELOLA
Corporate Governance
Development

MENINGKATKAN SUMBER
DAYA MANUSIA
Human Resources
Development

MENINGKATKAN
PENGEMBANGAN
LINGKUNGAN
Environmental Development

Peningkatan kapasitas bongkar


muat pelabuhan dan stockpile.

Melengkapi seluruh pranata


organisasi.

Meningkatkan kompetensi SDM melalui


pelatihan dan evaluasi secara berkala.

Pelaksanaan program CSR dan


pengembangan masyarakat.

Bekerja sama dengan PT KAI


untuk meningkatkan kapasitas
angkut jaringan yang sudah ada.

Meningkatkan best practices


penerapan GCG dan evaluasi
berkala.

Develop HR competence by training and


periodic evaluation.

Membangun jaringan KA khusus


batubara.

Pelaksanaan revegetasi dan


pembangunan Taman Hutan Rakyat,
secara bertahap di lokasi rencana
Zona Penerima.

Equipping all organizational system.

Increasing loading port &


discharging capacity and stockpile.

CSR and Community Development


program.

Enhancing GCG best practices and


periodic assessment.

Revegetation and development of


Peoples Forest Park in Receiving
Zone.

Cooperation with PT KAI to


increase existing railway transport
capacity.
Constructing coal-transport
railway.

Pengembangan coal handling


facility di Tanjung Enim dan di
pelabuhan Tarahan.

Pengesahan Soft Structure GCG (GCG


Code, Code of Conduct (COC) dan
Board Manual).

Refurbishment dermaga di
Kertapati.

Pernyataan kepatuhan seluruh


pegawai dalam penerapan COC GCG.

Persiapan fasilitas produksi di


MTBU mencapai 65%.

Sosialisasi GCG pada pegawai.

Penyelesaian fasilitas barge


loading di pelabuhan Tarahan.
HOA angkutan batubara KA
khusus ke Tanjung Api-api
(Sumsel) dengan Adani (India).
Upgrading capacity of coal
handling facility in Tanjung Enim
mine and Tarahan port.

Tahap pembentukan Sistem


Pelaporan Pelanggaran (SPP) .
Asesmen oleh pihak independen.

Melakukan pelatihan SDM yang diikuti


3.439 peserta.
Melakukan asesmen terhadap 334
karyawan dan mempromosikan 45
karyawan.
Memperbarui kesepakatan dalam
Kontrak Kerja Bersama dengan wakil
SPBA.
HR training attended by 3,439 people.
Assess 334 and promote 45 employees.

Endorse GCG Soft Structure (GCG


Code, Code of Conduct and Board
Manual).

Renew Collective Labor Agreement


with PTBA Labor Union.

Melaksanakan program PKBL.


Melaksanakan program Bina
Wilayah.
Memantau lingkungan di tiga lokasi
utama sesuai standar Baku Mutu
Lingkungan (BML).
Meningkatkan pemanfaatan sumber
daya air.
Revegetasi lahan pascatambang
secara bertahap dan berkelanjutan.
Carry out Partnership & Community
Development Progarm.
Carry out Area Development Program.

Declaration of Commitment to GCG,


COC by employees.

Refurbishment of Kertapati pier.

Socialize GCG to employees.

65% completion of MTBU


production facility.

Environmental monitoring in three


main locations in accordance with
Environment Quality Standard.

Install whistle blowing system.

Optimize water sources.

External assesment.

Revegetate post-mining.

Completion of loading barge facility


at Tarahan port.
Head of Agreement (HOA) on coal
transportation to Tanjung Api-api
(South sumatera) with Adani
(India).

Menunjang volume penjualan


hingga 82 juta ton/tahun.
Step up sales volume to 82 million
tons per year.

Menjadi Good Corporate Citizen.


Be a Good Corporate Citizen.

SDM yang memiliki kualitas


internasional.
Human Resource with international
qualification.

Peningkatan kesejahteraan
masyarakat sekitar.
Terpeliharanya lingkungan alam
yang lebih asri.
Improve surrounding community
welfare.
Preserve surrounding environment.

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

IKHTISAR UTAMA

Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights
NERACA (Dalam juta Rp)

2010

2009

2008

5.054.075
997.178
423.678
171.022
6.645.953
266.979
187.542
921.005
701.220
2.076.746
8.722.699

4.709.104
1.505.459
409.901
158.927
6.783.391
122.620
199.063
446.754
526.750
1.295.187
8.078.578

3.041.720
1.376.624
420.040
111.133
4.949.517
125.972
199.063
383.932
447.908
1.156.875
6.106.392

73.156
748.235
197.836
128.501
1.147.728
959.072
174.343

58.097
789.369
431.230
102.212
1.380.908
759.792
151.266

69.190
644.152
562.661
76.987
1.352.990
553.779
120.848

308
1.133.723
2.281.451
74.512
6.366.736
8.722.699
5.498.225

774
911.832
2.292.740
84.466
5.701.372
8.078.578
5.402.483

1.116
675.743
2.028.733
79.527
3.998.132
6.106.392
3.596.527

7.909.154
(4.258.988)
3.650.166
(1.346.008)
2.304.158
301.057
(5.565)
2.599.650
(600.713)
9.954
2.008.891

8.947.854
(4.104.301)
4.843.553
(1.295.238)
3.548.315
217.039
(3.352)
3.762.002
(1.032.675)
(1.593)
2.727.734

7.216.228
(3.686.136)
3.530.092
(1.036.150)
2.493.942
56.687
1.043
2.551.672
(837.055)
(6.846)
1.707.771

2.304
872
26
2.669.063
5.531.862

2.304
1.184
15
3.844.559
5.315.407

2.304
741
9
2.622.156
4.644.957

(11,6)
(24,6)
(35,1)
(26,4)
(26,4)

24,0
37,2
42,3
59,7
59,8

75,0
117,5
178,0
135,2
135,3

46,2
29,1
25,4
57,3
36,2
31,6
41,8
26,4
23,0

54,1
39,7
30,5
85,0
62,2
47,8
60,0
43,9
33,8

48,9
34,6
23,7
88,3
62,4
42,7
57,8
40,8
28,0

579,1
26,2
35,9

491,2
28,4
40,2

365,7
33,2
50,8

62.133
548.423
610.556

46.384
81.925
128.309

48.584
362.918
411.502

Aset
Kas dan setara kas
Piutang usaha (bersih)
Persediaan (bersih)
Aset lancar lainnya (bersih)
Aset lancar
Taksiran klaim atas kelebihan pembayaran pajak
Investasi pada perusahaan asosiasi
Properti pertambangan (bersih)
Aset tetap (bersih)
Aset tidak lancar lainnya (bersih)
Aset tidak lancar
Jumlah aset
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Hutang usaha
Biaya yang masih harus dibayar
Hutang pajak
Kewajiban lancar lainnya
Kewajiban lancar
Penyisihan manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan
Penyisihan beban pengelolaan lingkungan hidup setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Kewajiban jangka panjang lainnya
Kewajiban tidak lancar
Jumlah kewajiban
Hak minoritas
Jumlah ekuitas
Jumlah kewajiban dan ekuitas
Modal kerja bersih

PERHITUNGAN LABA RUGI (Dalam juta Rp, kecuali laba bersih per saham)
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba kotor
Beban usaha
Laba usaha
Pendapatan lain-lain (bersih)
Bagian (rugi)/laba bersih dari perusahaan asosiasi
Laba sebelum pajak penghasilan
Pajak penghasilan
Hak minoritas atas rugi/(laba) bersih anak perusahaan
Laba bersih
Jumlah saham beredar (juta lembar)
Laba bersih per saham
Harga pasar saham terhadap laba bersih per saham
Ebitda
Pengeluaran usaha**

RASIO-RASIO

(Dalam %)

RASIO PERTUMBUHAN
Penjualan
Laba kotor
Laba usaha
Laba bersih
Laba bersih per saham
RASIO USAHA
Laba
Laba
Laba
Laba
Laba
Laba
Laba
Laba
Laba

kotor terhadap penjualan


usaha terhadap penjualan
bersih terhadap penjualan
kotor terhadap jumlah ekuitas
usaha terhadap jumlah ekuitas
bersih terhadap jumlah ekuitas
kotor terhadap jumlah aset
usaha terhadap jumlah aset
bersih terhadap jumlah aset

RASIO KEUANGAN
Aset lancar terhadap kewajiban lancar
Jumlah kewajiban terhadap jumlah aset
Jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitas

PENGELUARAN MODAL (Dalam juta Rp)


Rutin
Pengembangan
Jumlah pengeluaran modal
* Disajikan kembali
** Harga Pokok Penjualan + Beban Usaha - Depresiasi dan Amortisasi

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 9

MAIN HIGHLIGHTS

2007*

2006

2.222.819
560.508
271.482
25.541
3.080.350
83.019
360.571
455.241
898.831
3.979.181

1.295.035
774.159
261.249
17.318
2.347.761
1.519
1.025
1.025
403.254
355.200
759.973
3.107.734

99.137
293.352
188.055
163.870
744.414
447.347
99.765

16.545
310.539
64.998
39.451
431.533
292.950
75.127

547.112
1.291.526
12.154
2.675.501
3.979.181
2.335.936

483
368.560
800.093
12.181
2.295.460
3.107.734
1.916.228

4.123.855
(2.501.030)
1.622.825
(725.841)
896.984
114.514
(1.936)
1.009.562
(282.750)
(601)
726.211

3.533.480
(2.198.407)
1.335.073
(678.297)
656.776
12.174
668.950
(180.771)
(2.509)
485.670

2.304
315
38
1.082.001
3.153.831

2.304
211
17
738.451
2.803.970

BALANCE SHEET (In million Rp)


ASSETS
Cash and cash equivalents
Trade receivables, net
Inventories, net
Other current assets, net
Current assets
Estimated claims for tax refund
Investments in associated
Mining properties, net
Fixed assets, net
Other non-current assets, net
Non-current assets
Total assets
LIABILITIES AND EQUITY
Trade payables
Accrued expenses
Taxes payable
Other current liabilities
Total current liabilities
Provision for retirement and employee benefits
Provision for environmental protection reclamation and mine
closure
Other long term liabilities
Total non-currets liabilities
Total liabilities
Minority interest
Total equity
Total liabilities and equity
Net working capital

INCOME STATEMENTS (In million Rp, except earnings per share)


Sales
Cost of sales
Gross profit
Operating expenses
Operating income
Other income (net)
Share in net (loss)/income of associate
Profit before income tax
Income tax expense
Minority interest in net income of subsidiaries
Net income
Number of share (in million share)
Earning per share
Price earning ratio
Ebitda
Operating expenditures**

RATIOS

(In percentage)

GROWTH RATIO
16,7
21,6
36,6
49,5
49,3

17,8
15,2
17,1
4,0
0,5

39,4
21,8
17,6
60,7
33,5
27,1
40,8
22,5
18,3

37,8
18,6
13,7
58,2
28,6
21,2
43,0
21,1
15,6

413,8
32,5
48,3

544,1
25,7
34,9

24.341
170.590
194.931

26.838
71.019
97.857

Sales
Gross profit
Operating income
Net income
Earning per share
OPERATIONAL RATIO
Gross profit to sales
Operating income to sales
Net income to sales
Gross profit to equity
Operating income to equity
Net income to equity
Gross profit to total assets
Operating income to total assets
Net income to total assets
FINANCIAL RATIO
Current assets to currents liabilities
Total liabilities to total assets
Total liabilities to total equity

CAPITAL EXPENDITURES (In million Rp)


Routine
Development
Total capital expenditures

* As restated
** Cost of Sales + Operating Expenses - Depreciation and Amortization

10

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Aset

IKHTISAR UTAMA

Penjualan

(Rp miliar)
Assets (Billion Rp)

Sales (Billion Rp)

8.722,7
8.078,6
6.106,4

06

07

08

09

10

2.493,9

06

07

656,8

08

2.008,9

726,2

07

08

10

06

2.669,1

09

(Rp)

1.184

10

872

741

211

08

10

Earning per share (Rp)

1.082,0

07

09

Laba Bersih per Saham

2.622,2

738,4

09

06

2.304,2

897,0

3.844,6

1.707,8

08

09 10

(Rp miliar)
EBITDA (Billion Rp)

2.727,7

07

7.909,2

EBITDA

(Rp miliar)
Net income (Billion Rp)

06

3.548,3

4.123,9
3.533,5

Laba Bersih

485,7

(Rp miliar)
Operating Income (Billion Rp)

8.947,9
7.216,2

3.979,2
3.107,7

Laba Usaha

(Rp miliar)

06

315

07

08

09

10

Dividen per Saham (Rp)

Dividend per Share (Rp)

533
371

101

105

06

07

Improving efficiency while focusing on business


development for higher values.

165

08

Meningkatkan efisiensi seraya fokus pada


pengembangan usaha untuk memberi
nilai yang lebih tinggi.

09

10

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 11

MAIN HIGHLIGHTS

Ikhtisar Operasi
Operational Highlights

Produksi (dalam ton)

2010

2009

2008

2007

2006

Unit Pertambangan Tanjung Enim (Upt)

Production (in tons)


Tanjung Enim Mining Unit (UPT)

Air Laya

6.131.218

5.280.781

5.180.968

4.487.258

4.147.840

Air Laya

Muara Tiga Besar Utara

3.144.728

2.630.150

2.478.649

1.637.588

1.300.161

Muara Tiga Besar Utara

508.501

784.472

2.595.850

2.846.546

2.426.892

1.920.429

2.165.511

Banko Barat

11.871.796

10.757.477

10.086.509

8.553.776

8.397.984

UPT Total Production

5.620

1.770

5.109

1.251

1.683

76.971

783.243

712.199

722.586

840.843

507.558

57.912

12.461.945

11.600.402

10.803.817

9.277.613

9.240.510

511.792

574.783

1.169.708

391.209

PT Bukit Asam Prima

PT International Prima Coal

8.049

PT International Prima Coal

PT Bukit Asam (Persero) Tbk

40.507

366.294

880.013

400.114

PT Bukit Asam (Persero) Tbk

560.388

574.783

1.536.002

1.271.522

400.114

Total Purchase

13.022.333

12.175.185

12.339.819

10.548.835

9.240.510

Muara Tiga Besar Selatan


Banko Barat
Jumlah Produksi UPT
Unit Pertambangan Ombilin (UPO)
PT Batubara Bukit Kendi
PT International Prima Coal
Jumlah Produksi

Pembelian

Jumlah Pembelian
Jumlah Produksi & Pembelian

Ombilin Mining Unit (UPO)


PT Batubara Bukit Kendi
PT International Prima Coal
Total Production

Purchases

(dalam ton)

PT Bukit Asam Prima

Muara Tiga Besar Selatan

Angkutan Kereta Api

(in tons)

Total Production & Purchase

Railway Transportation

(dalam ton)

(in tons)

Tanjung Enim Ke Tarahan

8.712.100

8.498.150

8.388.400

6.310.400

6.606.450

Tanjung Enim to Tarahan

Tanjung Enim ke Kertapati

2.050.940

1.956.430

1.900.030

1.695.690

1.665.870

Tanjung Enim to Kertapati

10.763.640

10.454.580

10.288.430

8.006.090

8.272.320

Total Transportation

Domestik

8.228.014

8.068.424

8.321.310

6.897.657

6.750.884

Domestic

Ekspor

4.722.551

4.416.312

4.476.612

3.955.077

3.165.012

Export

12.950.565

12.484.736

12.797.922

10.852.734

9.915.896

Total Sales

Jumlah Angkutan

Penjualan

Sales

(dalam ton)

Jumlah Penjualan

(in tons)

12

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

IKHTISAR UTAMA

Penghargaan dan Sertifikasi


Awards and Certifications

Januari January

November November

The Best Company Of The Year dalam


International Good Company Award.
The Best Company of the Year in International
Good Company Award presentation.

PROPER HIJAU tingkat Nasional dari Kementrian


Lingkungan Hidup.
National GREEN PROPER Award from Ministry of
Environment.

Mei May
The Best Performing Listed Company 2010 dari
Majalah Investor.
The Best Performing Listed Company 2010 by
Investor Magazine version.

Juli July
The Best Public Companies based on WAI
(Wealth added Index) dari Indonesias Best Wealth
creators 2010 Method Indonesia, Stern Steward &
co and Swa.
The Best Public Company from Indonesias Best
Wealth Creators 2010 (Wealth Added Index) Method
Indonesia, Stern Steward & Co. and SWA Magazine.

Agustus August
3rd Best Website dalam acara BUMN Award.
3rd Best Website in BUMN Award presentation.

September September
Peringkat 3 Annual Report Award 2009 kategori
Non Keuangan Listed Company.
3rd Rank 2009 Annual Report Award (non-financial
listed company).
Predikat Aditama untuk Lingkungan dari
Kementrian ESDM.
Aditama Predicate for Environment from EMR
Ministry.

The Best Role of Stakeholder dalam IICD Award


Corporate Governance Award 2010 dari Majalah
Investor.
The Best Role of Stakeholder in IICD Corporate
Governance Award 2010 from Investor Magazine.
Peringkat ke 1 Finance Performance; Peringkat
ke 3 Operation Management; dan Peringkat ke 3
GCG Implemention dalam Acara Business Review
Award.
1st Rank Finance Performance, 3rd Rank Operations
Management; and 3rd Rank GCG Implementation
in Business Review Award presentation.

Desember December
Predikat Terpercaya dalam GCG Award yang
diselenggarakan oleh The Indonesian Institute
for Corporate Governance & Majalah Swa.
The Most Trusted Company in GCG Award
organized by The Indonesian Institute for
Corporate Governance & SWA Magazine.

Peringkat 2 dengan Kategori Perusahaan


Pertambangan, dalam acara Investor Award.
2nd Rank in Mining Companies category in Investor
Award presentation.

Penganugerahan ISRA, PTBA memperoleh


runner up II Best Website 2010.
2nd Runner-up Best Website 2010 in ISRA Award
presentation

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 13

MAIN HIGHLIGHTS

Piagam dan Trophi Penghargaan


Sertificate and Trophy Awards

BUSINESS REVIEW AWARD

3rd BEST WEBSITE,


BUMN AWARD

2nd BEST SUSTAINABILITY


REPORTING

ADITAMA

ANNUAL REPORT AWARD

2nd BEST USER INTERFACE WEBSITE

CORPORATE GOVERNANCE
AWARD

BEST PERFORMING
LISTED COMPANY 2010

SWA 100: BEST WEALTH CREATORS

PROPER HIJAU

1st RANK FINANCE


PERFORMANCE,
BUSINESS REVIEW AWARD

14

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

IKHTISAR UTAMA

Peristiwa Penting 2010


2010 Significant Events

Februari

23

February

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PTBA dan PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) tentang
Pengembangan Gasifikasi Batubara dan Pemanfaatan Gas Hasilnya sebagai Bahan Baku dan Bahan
Bakar di Pabrik PT Pupuk Sriwidjaja (Persero).
Signing Memorandum of Understanding between PTBA and PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) on Coal
Gasification and Resultant Gas Usage as Raw Material and Fuel in PT Pupuk Sriwidjaja (Persero)
factory.

Maret

23

March

Penandatanganan Engineering Procurement Construction (EPC) dan Operation & Maintenance (O&M)
antara PT Bukit Asam Transpacific Railway (anak perusahaan PTBA) dan China Railway Group Limited
di Beijing untuk Proyek Pembangunan Angkutan Kereta Api dan Pelabuhan Batubara dengan panjang
jalur sekitar 307 KM dan kapasitas angkut 27 juta ton per tahun.
Signing Engineering Procurement Construction (EPC) and Operation & Maintenance (O&M) Agreements
between PT Bukit Asam Transpacific Railway (subsidiary of PTBA) and China Railway Group Limited in
Beizing for Railway and Coal Port Development Project, length 307 Km and capacity 27 million tons per
annum.

April

21

April

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2010, dengan salah satu keputusan Utama
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.
Annual General Meeting of Shareholders, one of the resolutions was to amend the Articles of
Association.

Juni

June

10

Penandatanganan Nota Kesepahaman/MOU antara PTBA dan PLN tentang pasokan batubara kalori
peringkat rendah ke PLTU milik PLN.
Signing Memorandum of Understanding between PTBA and PT PLN to supply low-calorie coal to
PLN TPP.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 15

MAIN HIGHLIGHTS

Agustus

25

August

Penandatanganan Head of Agreement (HOA) antara PTBA, PT Adani Global dan Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan tentang Angkutan Batubara.
Signing Head of Agreement (HOA) among PTBA, PT Adani Global and South Sumatera Provincial
Administration regarding coal transportation.

November

15

Mempertahankan peringkat PROPER HIJAU tingkat Nasional.


Retaining National GREEN PROPER Award.

Desember

3
29

November

December

Penandatanganan Amandemen Kontrak EPC PLTU mulut tambang Banjarsari 2 x 100 MW.
Signing Amendment to EPC Contract for Banjarsari mine mouth 2 x 100 MW TPP.

PTBA membagikan Dividen Interim Tahun Buku 2010.


Paying interim dividend for accounting year 2010.

16

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

IKHTISAR UTAMA

Daftar Isi

Table of Contents
1

SEKILAS KINERJA PTBA


PTBA Performance Highlights

55

IKHTISAR UTAMA
Main Highlihts

56

Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights
Ikhtisar Operasi
Operational Highlights
Penghargaan dan Sertifikasi
Awards and Certifications
Peristiwa Penting 2010
2010 Significant Events

56

8
11
12
14

16

DAFTAR ISI
Table of Contents

19

INFORMASI PERSEROAN
Corporate Information

20
21
21
22
23
24
24
25
25
26
27

29
30
30
34
35
37

38
38
44

Visi dan Misi


Visi and Mission
Riwayat Singkat
Brief History
Kegiatan Usaha
Business Activity
Lokasi Operasi Perseroan
Operational Location
Sumber Daya dan Cadangan Batubara
Coal Resources and Reserves
Produk Batubara
Coal Products
Alamat Kantor
Office Address
Akses Informasi
Access to Information
Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi
Subsidiaries and Associated Companies
Lembaga Penunjang Pasar Modal
Capital Market Supporting Institution
Struktur Organisasi
Organization Structure

68
73
78
86
89
94

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL


Operational Management Report
Rencana Strategis Perseroan
Corporate Strategic Plan
Pengembangan Usaha
Business Development
Risiko dan Manajemen Risiko
Risk and Risk Management
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
serta Perlindungan Lingkungan (K3LL)
Work Safety, Health and Environmental
Conservation
Perlindungan Lingkungan
Environment Conservation
Laporan Pelaksanaan Reklamasi dan
Rehabilitasi
Progress Report of Reclamation and
Rehabilitation
Pengembangan Teknologi Informasi
Information Technology Development
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Human Resource Development

103

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN


Management Discussion and Analysis

104

Kondisi Umum dan Prospek Usaha


General Condition and Business Prospects

104

Kondisi umum perekonomian global dan Indonesia


General Condition of Global and Indonesian Economy

104

Prospek permintaan batubara


Coal Prospects

115

Laporan Kinerja Usaha


Business Review

115

Segmen Batubara
Coal Segment

129

Segmen Briket
Briquette Segment

130

Tinjauan Kinerja Keuangan


Financial Review

130

Neraca
Balance Sheet

137

Perhitungan Laba Rugi


Statement of Income

143

Arus Kas
Cashflow

145

Rasio-rasio Keuangan
Financial Ratios

146

Kebijakan Permodalan
Capitalization Policy

147

Realisasi Belanja Modal


Capital Expenditure

INFORMASI BAGI INVESTOR


Investors Information
Kondisi Pasar Modal
Capital Market Condition
Kinerja Saham PTBA
PTBA Share Performance
Kronologi Pencatatan Saham PTBA
PTBA Share Listing Chronology
Pemegang Saham
Shareholders Register
Kebijakan Dividen
Dividend Policy
LAPORAN MANAJEMEN
Management Report
Laporan Komisaris utama
Report from The President Commissioner
Laporan Direktur Utama
Report from The President Director

149
152
152

Strategi Bisnis 2011


Business Strategy in 2011
Informasi-informasi Material
Material Information
Perjanjian-perjanjian Penting
Significant Agreements

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 17

MAIN HIGHLIGHTS

154

Transaksi Benturan Kepentingan


Conflict of Interest Transactions

154

Transaksi Material
Material Transactions

155

Perubahan Anggaran Dasar


Amendment To Articles of Association

155

Penjualan Kembali Saham Perseroan


Shares Buy Back Program

155

Akuisisi
Acquisition

156

Pendirian Anak Perusahaan


Establishment of Subsidiaries

242

156

Transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa


Related Party Transactions

243

157

Reklasifikasi Akun
Reclassification of Accounts

159

Aset dan Kewajiban Kontijensi


Contingent assets and liabilities

162

Perkembangan Terakhir Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangan
Prospective Accounting Pronouncement

163

Kejadian Setelah Tanggal Neraca


Subsequent Events

165

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN


Corporate Governance Report

166

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola


Implementation of Corporate Governance

166

Tujuan Penerapan
Objective

167

Asesmen Praktek GCG


Assesment of GCG Practice

171

Panduan dan Struktur Tata Kelola


Corporate Governance Code and Structure

173

Rapat Umum Pemegang Saham


General Meeting of Shareholders

251

176

Hubungan serta Koordinasi Dewan Komisaris


dan Direksi
Coordination between Board of Commissioners
and Board of Directors

251

179

Dewan Komisaris
Board of Commissioners

189

Direksi
Board of Directors

199

Komite-komite dan Laporan Komite


Committees and Committee Report

215

Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary

219

Sistem Pengawasan dan Pengendalian Internal


Internal Audit and Control System

225

Kode Etik
Code of Conduct

232

Pelaksanaan Prinsip-prinsip Dasar GCG


Implementation of GCG Basic Principles

234

Lain-lain
Others

241

LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL


PERUSAHAAN
Report on Corporate Social Resposibilities

250
250

253

Pengantar
Preface
Program Kemitraan dan Bina LIngkungan
Partnership and Community Development Program

Pengelolaan Pelestarian Lingkungan


Environmental Management
Pemenuhan Hak-hak Karyawan dan
Penghargaan terhadap Hak Azasi Manusia
Fulfillment of Employee Rights and Respect for
Human Rights
Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta
Lingkungan
Work Safety, Health and Environment
Komitmen terhadap Kualitas Produk dan
Perlindungan Pelanggan
Commitment to Product Quality and Consumer
Protection
Hubungan Harmonis dengan Masyarakat
berlandaskan Prinsip-prinsip Tata Kelola yang
Baik
Harmonious Relationship with The Community
Based on Good Corporate Governance Principles

255

DATA PERSEROAN
Corporate Data

258

Profil Dewan Komisaris


Board of Commissioners Profile

262

Profil Direksi
Board of Directors Profile

264

Profil Sekretaris Perusahaan dan SPI


Corporate Secretary and Internal Audit Units Profile

265

Profil Komite-komite
Committees Profile

270

Referensi Silang Daftar Isi Dengan Peraturan


Bapepam LK. No. X.K.6
Cross Reference to Bapepam LK Rule X.K.6

280

Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi


Statement of the Board of Commissioners and
Directors

281

LAPORAN KEUANGAN
Financial Statements

18

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

INFORMASI PERSEROAN

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 19

CORPORATE INFORMATION

Informasi Perseroan
Corporate Information

90.702

hektar
hectares

Luas seluruh wilayah kuasa


pertambangan Perseroan
Total Companys Mining concession area

7,3

miliar ton
billion tons

Total Sumber Daya batubara


Perseroan
Total coal resources

2,0

miliar ton
billion tons

Total cadangan tertambang Perseroan


Total mineable reserves

20

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

INFORMASI PERSEROAN

VISI

VISION

Menjadi Perusahaan energi


berbasis batubara yang ramah
lingkungan

To become an environmentfriendly coal-based energy


company

MISI

MISSION

Fokus kepada core competency dan pertumbuhan


yang berkesinambungan
Memberikan tingkat pengembalian yang optimal
kepada pemegang saham
Meningkatkan budaya korporasi yang
mengutamakan kinerja
Memberikan kontribusi pengembangan ekonomi
nasional
Memberikan kontribusi yang maksimal dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
pelestarian lingkungan

STRATEGI

Focus on core competency and sustainable growth


Optimize shareholders return
Promote a performance-based corporate culture
Contribute to national economic development
Contribute to the improvement of community welfare
and the preservation of environment

STRATEGY

Perusahaan energi berbasis batubara yang ramah


lingkungan dan terkemuka di Indonesia yang menerapkan
Enam Langkah Strategis:

Indonesias leading environmentally friendly coal-based


energy company that adopts Six Strategic Steps:

1.

1.
2.
3.
4.

2.
3.
4.

5.
6.

Fokus pada pertumbuhan produksi/penjualan


batubara
Fokus pada proyek-proyek dengan skala kesiapan 1
Restrukturisasi korporasi
Meningkatkan kompetensi dan regenerasi SDM
serta meningkatkan budaya korporasi yang
mengutamakan kinerja
Meningkatkan sistem remunerasi yang berdasarkan
kinerja (performance based reward)
Meningkatkan
peringkat
kinerja
penataan
pengelolaan lingkungan

5.
6.

Focus on the growth of coal production/sales


Focus on projects with readiness scale 1
Corporate restructuring
Boost human resource competence and regeneration
as well as promote a performance-based corporate
culture
Improve remuneration system based on performancebased reward
Promote performance rating in environmental
management

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 21

CORPORATE INFORMATION

RIWAYAT SINGKAT

BRIEF HISTORY

Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak


zaman kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan
metode penambangan terbuka (open pit mining) di wilayah
operasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya.

The coal mining in Tanjung Enim was initiated by the Dutch


Colonial Government in 1919 by operating the first coal mine
using open pit mining method in Air Laya.

Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode


penambangan bawah tanah (underground mining) hingga
1940, sedangkan produksi untuk kepentingan komersial
dimulai pada 1938.

Using underground mining method, initial operation


commenced in 1923 and lasted until 1940, while commercial
production began in 1938.

Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda


di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang
menuntut perubahan status tambang menjadi pertambangan
nasional. Pada 1950, Pemerintah RI kemudian mengesahkan
pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit
Asam (PN TABA).

When the Dutch Colonial period ended in Indonesia, the


mining workers fought for the nationalization of the mines. In
1950, the Indonesian Government approved the establishment
of State-Owned Bukit Asam Coal Mine or Perusahaan Negara
Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).

Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi


Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit
Asam (Persero), yang selanjutnya disebut Perseroan. Dalam
rangka meningkatkan pengembangan industri batubara di
Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan penggabungan
Perum Tambang Batubara dengan Perseroan.

In1981, PN TABA converted its status to a limited liability


company under the name of PT Tambang Batubara Bukit
Asam (Persero) Tbk, further called the Company. To develop
coal industry in Indonesia, in 1990 the Government merged
Perum Tambang Batubara with the Company.

Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi


nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan
untuk mengembangkan usaha briket batubara.

In line with the national energy security development


program, in 1993 the Company was assigned by the
Government to develop coal briquette business.

Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri


sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan
kode PTBA.

On December 23, 2002 the Company became a publicly


listed company on the Indonesian Stock Exchange under
the code of PTBA.

KEGIATAN USAHA

BUSINESS ACTIVITY

Sesuai Anggaran Dasar Perseroan Pasal 3, maksud dan tujuan


Perseroan ialah berusaha dalam bidang pengembangan
bahan-bahan galian, terutama pertambangan batubara
sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundangundangan yang berlaku dengan menerapkan prinsip-prinsip
Perseroan Terbatas.

Pursuant to Article 3 of the Companys Articles of Association,


the objective of the Company is to develop mining operation,
particularly coal mining, in accordance with the prevailing
laws and regulations under the limited liability principles.

Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

The Company business activities are as follows:

Mengusahakan
pertambangan
yang
meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan,
pemurnian, pengangkutan dan perdagangan bahanbahan galian terutama batubara.
Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil
produksi bahan-bahan galian terutama batubara.
Memperdagangkan hasil produksi sehubungan dengan
usaha di atas, baik hasil sendiri maupun hasil produksi
pihak lain, baik di dalam maupun luar negeri.
Mengusahakan dan mengoperasikan pelabuhan dan
dermaga khusus batubara, baik untuk keperluan sendiri
maupun keperluan pihak lain.

Mining operation covering general research, exploration,


exploitation, processing, purifying, transporting and
trading of mining products particularly coal.
Further processing of mining products particularly coal.
Trading products of the foregoing business activity, either
own or other parties production, at home and abroad.
Managing and operating ports and piers specifically
designated for coal, either for own use or for others.

22

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

INFORMASI PERSEROAN

Mengusahakan dan mengoperasikan pembangkit tenaga


listrik uap, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk
keperluan pihak lain.
Memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam
bidang yang terkait dengan pertambangan batubara
beserta hasil-hasil olahannya.

LOKASI OPERASI PERSEROAN

Managing and operating thermal power plant, for own


purpose or for others.
Providing consultancy services and engineering in coalmining-related fields and processed mining output.

OPERATIONAL LOCATION

SOUTH CHINA SEA

PEKANBARU

PADANG

1
4
2

SAMARINDA
BALIKPAPAN

3
LAMPUNG

JAVA SEA
SURABAYA
3

INDIAN OCEAN

1. PERANAP CERENTI
Kuasa Pertambangan Mining Concession
Sumberdaya Resources

: 0,80 miliar ton billion tons

Cad tertambang Coal Reserved : 0,27 miliar ton billion tons


2. OMBILIN
Unit Pertambangan Mining Unit
Sumberdaya Resources

: 0,10 miliar ton billion tons

Cad tertambang Coal Reserved

: 0,02 miliar ton billion tons

3. TANJUNG ENIM

1. Pelabuhan Port TELUK BAYUR

Pertambangan Mining Unit


Sumberdaya Resources

: 6,35 miliar ton billion tons

Cad tertambang Coal Reserved

: 1,59 miliar ton billion tons

1. Pabrik Briket Briquette Factory TANJUNG ENIM

Stockpile Stockpile : 90.000 ton tons

Kap. 12.000 ton/tahun tons/year

Kapasitas Capacity : 2,5 juta ton/tahun million tons/year


Kapal Ship

2. Pabrik Briket Briquette Factory LAMPUNG

: Max 40.000 DWT

Kap. 8.000 ton/tahun tons/year

4. SAMARINDA - IPC

2. Dermaga Pier KERTAPATI

Kuasa Pertambangan Mining Concession


Sumberdaya Resources

: 0,045 miliar ton billion tons

Cad tertambang Coal Reserved

: 0,01 miliar ton billion tons

3. Pabrik Briket Briquette Factory GRESIK

Stockpile Stockpile : 50.000 ton tons


Kapasitas Capacity : 2,5 juta ton/tahun million tons/year
Kapal Ship

Kepemilikan Perseroan Company Ownership : 51%

Kap. 95.000 ton/tahun tons/year

: Max 8.000 DWT

3. Pelabuhan Port TARAHAN


Stockpile Stockpile : 560.000 ton tons
1. JAKARTA

Kapasitas Capacity : 12 juta ton/tahun million tons/year

Kantor Perwakilan Representative Office

Kapal Ship

: Max 80.000 DWT

sumberdaya

cadangan tertambang

Sumberdaya Coal Resources :

Cadangan Tertambang Coal Reserved :

7,29 miliar ton billion tons

1,99 miliar ton billion tons

11

18

1
Samarinda

Cerenti

Ombilin
Tanjung Enim

87

Samarinda
Cerenti
Ombilin
Tanjung Enim

80

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 23

CORPORATE INFORMATION

SUMBER DAYA DAN CADANGAN


BATUBARA

COAL RESOURCES AND RESERVES

Perseroan memegang hak Izin Usaha Pertambangan (IUP)


Operasi Produksi sebagai berikut:

The Company holds Mining Consession in the following


areas:

Tambang batubara Tanjung Enim seluas 66.414 hektar yang


meliputi Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat,
Sumatera Selatan, yang terdiri atas:

Tanjung Enim coal mine of 66,414 hectares covering


Muara Enim Regency and Lahat Regency, South Sumatera,
consisting of:

Air Laya (751/KPTS/Dispertamben/2010, 29 Okt 2010):


7.621 Ha
Muara Tiga Besar (304/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr
2010): 3.300 Ha
Banko Barat (390/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr 2010):
4.500 Ha
Banko-Tengah Blok Barat (391/KPTS/Tamben/2010, 13
Apr 2010): 2.423 Ha
Banko-Tengah Blok Timur (389/KPTS/Tamben/1010, 13
Apr 2010): 22.937 Ha
Banjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan Utara, Arahan
Selatan (461/KPTS/HK-KS/Pertamben/2003): 24.751 Ha
Bukit Kendi (305/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010):
882 Ha.

Air Laya (751/KPTS/Dispertamben/2010, 29 Okt 2010):


7.621 Ha
Muara Tiga Besar(304/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr
2010): 3.300 Ha
Banko Barat (390/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr 2010):
4.500 Ha
Banko-Tengah Blok Barat (391/KPTS/Tamben/2010, 13
Apr 2010): 2.423 Ha
Banko-Tengah Blok Timur (389/KPTS/Tamben/1010, 13
Apr 2010): 22.937 Ha
Banjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan Utara, Arahan
Selatan (461/KPTS/HK-KS/Pertamben/2003): 24.751 Ha
Bukit Kendi (305/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010):
882 Ha.

Tambang batubara Ombilin seluas 2.950 hektar, yakni:


Lembah Segar dan Talawi (05.87.Perindagkop, 30 Apr
2010): 2.950 Ha.

Ombilin coal mine of 2,950 hectares, consisting of:


Lembah Segar dan Talawi (05.87.Perindagkop, 30 Apr
2010): 2.950 Ha.

Selain IUP Operasi Produksi tersebut, Perseroan juga


memegang hak IUP Operasi Produksi dilokasi Peranap,
Indragiri Hulu Riau (09/IUP/545-02/IV/2010, 27 Apr 2010)
seluas 18.230 Ha dan di lokasi kecamatan Palaran, kota
madya Samarinda (melalui anak perusahaan PT International
Prima Coal) dengan no keputusan (454/375/HK-KS/VII/2010,
19 Jul 2010) seluas 3.238 Ha.

In addition to these Mining Concessions, the Company also


holds Mining Concession in Peranap Indragiri Hulu Riau
(KW.96PPO289) measuring 18,230 Ha, and in Palaran District,
Samarinda (through subsidiary PT International Prima Coal
measuring 3,238 Ha.

Merujuk pada hasil penilaian sumber daya (resources) dan


cadangan (reserve) oleh pihak independen yaitu International
Mining Consultant (IMC) pada Desember 2008, total sumber
daya batubara (resources) Perseroan mencapai 7,3 miliar
ton yang tersebar di seluruh KP tersebut di atas. Sedangkan
jumlah cadangan tertambang mencapai 1,8 miliar ton, belum
termasuk cadangan tertambang pada KP yang berlokasi
di kabupaten Lahat yang berstatus sedang dalam tahap
penyelesaian dengan Pemda setempat. Apabila cadangan
tertambang pada KP di Kabupaten Lahat diperhitungkan,
maka jumlah cadangan tertambang menjadi 2,0 miliar ton.

With reference to the assessment of resources and reserves


by an independent consultant, International Mining
Consultant (IMC) of December 2008, the Company has total
coal resources of 7.3 billion tons throughout this Mining
Concession area. While total mineable reserves reached
1.8 billion tons, excluding mineable reserves in the Mining
Concession location at Lahat Regency which is in dispute
with the local Administration. If the mineable reserves at
Lahat Regency are included, the Company has total mineable
reserves of 2.0 billion tons.

24

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

INFORMASI PERSEROAN

PRODUK BATUBARA

COAL PRODUCTS

Perseroan memiliki beragam jenis produk batubara sesuai


dengan kadar kualitas yang terkandung di dalamnya.

The Company produces a variety of coal products with


differing quality of content.

Coal Brand

CV

TM

IM

Ash

VM

FC

TS

(Kcal/kg,adb)

(%,ar)

(%,adb)

(%,adb)

(%,adb)

(%,adb)

(%,adb)

IPC 53

5.300

34

15,0

8,0

39,0

40,0

0,5

BA 55

5.500

30

14,7

7,3

39,0

39,0

0,6

BA 59

5.900

28

13,1

6,0

40,4

40,5

0,6

BA 63

6.300

21

11.3

5,0

41,2

42,5

0,6

BA 67

6.700

18

7,8

5,0

41,5

45,7

0,6

BA 70

7.000

14

6,1

5,0

41,9

47,0

0,7

KANTOR PUSAT
Head Office

Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim 31716


Sumatera Selatan, Indonesia
P. +62 734 451 096, 452 352
F. +62 734 451 095, 452 993

Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT)


Unit Pertambangan Ombilin (UPO)
Tanjung Enim Mining Unit
Ombilin Mining Unit
Jl. Parigi No.1
Sawahlunto
Tanjung Enim 31716
Sumatera Barat
P. +62-734-451 096, 452 352
P. +62-754-61 021
F. +62-734-451 095, 452 993
F. +62-754-61 402
Pelabuhan Teluk Bayur
Teluk Bayur Port
Jl. Tanjung Periuk No.1
Teluk Bayur, Sumatera Barat
P. +62-751-62 522, 63 522, 31 996
F. +62-751-63 533

KANTOR PERWAKILAN JAKARTA


Jakarta Representative Office
Menara Kadin Indonesia 15th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3
Jakarta 12950
P. +62-21-525 4014
F. +62-21-525 4002

Dermaga Kertapati
Kertapati Pier
Jl. Stasiun Kereta Api
Palembang, Sumatera Selatan
P. +62-711-512 617
F. +62-711 511 388

Pelabuhan Tarahan
Tarahan Port
Jl. Soekarno Hatta Km. 15
Tarahan, Bandar Lampung
P.+62-721-31 545, 31 686
F. +62-721-31 577

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 25

CORPORATE INFORMATION

Unit Pengusahaan Briket


Briquette Business Unit
Jl. Falatehan Raya No. 1A
Blok M, Kebayoran Baru
Jakarta 12160
P. +62-21-727 96115, 727 96241
F. +62-21-727 96176

Unit Usaha Serang


Serang Business Unit
Jl. Raya Bojonegara Km.7
Serang, Banten
P. +62-254-700 1236

Unit Usaha Tanjung Enim


Tanjung Enim Business Unit
Jl. Parigi No.1, Tanjung Enim
Sumatera Selatan 31716
P. +62-734-451 096, 452 352
F. +62-734-451 095, 452 993

Unit Usaha Semarang


Semarang Business Unit
Kawasan Industri Terboyo Blok O No.1
Semarang, Jawa Tengah
P. +62-24-6585 185
F. +62-24-6595 186

Unit Usaha Lampung


Lampung Business Unit
Jl. Raya Natar Km. 16
Natar, Lampung Selatan
P. +62-721-783 558
F. +62-721-774 266

Unit Usaha Gresik


Gresik Business Unit
Jl. Raya Manyar Km. 6 Manyar
Gresik 61151, Jawa Timur
P. +62-31-395 0288
F. +62-31-395 0601

AKSES INFORMASI

ACCESS TO INFORMATION

Informasi untuk pemegang saham, berita terbaru dan


informasi umum tentang Perseroan dapat diperoleh melalui :

Information for Shareholders, updated news and general


information of the Company can be accessed through:

INVESTOR RELATIONS
Menara Kadin Indonesia 15th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3
Jakarta 12950
P. +62-21-525 4014
F. +62-21-525 4002

www.ptba.co.id

ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN


ASOSIASI

SUBSIDIARIES AND ASSOCIATED


COMPANIES

Sejalan dengan visi Perseroan untuk menjadi perusahaan


energi berbasis batubara yang berdaya-saing dan
memberikan nilai optimal bagi para pemangku kepentingan,
maka Perseroan membentuk beberapa anak perusahaan
yang bergerak sebagai sektor pendukung pencapaian
target produksi dan penjualan Perseroan, maupun untuk
pengembangan berbagai produk derivatif batubara.

In line with the corporate vision to become a competitive


coal-based energy company and to give optimum value to
its stakeholders, the Company sets up several subsidiaries
to support the Company in reaching its production and
sales target, as well as in developing various coal derivative
products.

26

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

INFORMASI PERSEROAN

26

NAMA

TAHUN
PENDIRIAN

PT Batubara Bukit Kendi

BIDANG USAHA

KEPEMILIKAN
OWNERSHIP
(%)

CORE BUSINESS

STATUS

1996

Penambangan batubara
Coal mining

Sudah operasi
Operational

PT Bukit Pembangkit Innovative

2005

Pembangkit listrik tenaga uap


Thermal power plant

Tahap pengembangan
Developmental stage

59,75

PT Bukit Asam Prima

2007

Perdagangan batubara
Coal trading

Sudah operasi
Operational

99,99

PT Bukit Asam Metana Ombilin

2007

Penambangan gas metana


Methane gas mining

Belum operasi
Non-operational

99,99

PT Bukit Asam Metana Enim

2007

Penambangan gas metana


Methane gas mining

Belum operasi
Non-operational

99,99

PT Bukit Asam Metana Peranap

2007

Penambangan gas metana


Methane gas mining

Belum operasi
Non-operational

99,99

PT Bukit Asam Banko

2008

Penambangan batubara
Coal mining

Belum operasi
Non-operational

65

PT Bukit Asam Transpacific


Railway

2008

Angkutan batubara
Coal transporting

Belum operasi
Non-operational

10

PT International Prima Coal

2008

Penambangan batubara
Coal mining

Sudah operasi
Operational

51

NAME

ESTABLISHMENT

LEMBAGA PENUNJANG PASAR MODAL

Kantor Akuntan Publik


Public Accountant
Tanudiredja Wibisana & Rekan
PriceWaterHouseCoopers (PwC)
Plaza 89
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-7 No.6
Jakarta 12940, Indonesia
P. +62 21 521 2901
F. +62 21 5290 5555 / 5290 5050

75

CAPITAL MARKET SUPPORTING


INSTITUTIONS
Biro Administrasi Efek
Share Registrar
PT Datindo Entrycom
Puri Datindo
Wisma Sudirman
Jl. Jenderal Sudirman Kav.34
Jakarta 10220
P. +62 21 570 9009
F. +62 21 570 9026

Notaris
Public Notary
Fathiah Helmi
Graha Irama Lt.6
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-1
Kav. 1 & 2
Kuningan, Jakarta Selatan 12920
P. +62 21 5290 7304-6

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 27

CORPORATE INFORMATION

STRUKTUR ORGANISASI

ORGANIZATION STRUCTURE

Perseroan menerapkan struktur organisasi yang dinamis,


efisien dan efektif sesudai dengan perkembangan industri serta
dalam rangka mencapai pertumbuhan kinerja yang optimal.

The Company establishes a dynamic, efficient and effective


organization structure aimed at reaching an optimum performance
growth in accordance with the industry development.

SUKRISNO

DIREKTUR UTAMA
President Director

Milawarma
DIREKTUR OPERASI/
PRODUKSI
Operations/Production
Director

DONO BOESTAMI
DIREKTUR KEUANGAN
Finance Director

heri supriyanto
DIREKTUR
PENGEMBANGAN USAHA
Business Development
Director

mahbub iskandar
DIREKTUR SDM & UMUM
HR & General Affairs
Director

tiendas mangeka
DIREKTUR NIAGA
Commerce Director

suherman
SM. AKUNTANSI DAN ANGGARAN
Accounting and Budgeting

ISKANDAR MALIKI
SM. Perencanaan Korporat
Corporate Planning

hananto budi laksono


SM. PERBENDAHARAAN DAN PENDANAAN
Treasury and Funding

dadan ruswandana
SM. Pengembangan Korporat
Corporate Development

endang purnomo
Mgr. Teknologi Informasi
Information Technology

maizal gazali
SM. Sumber Daya Manusia
Human Resources

erdawati
Mgr. Program Kesehatan
Health Program

sonny H.A. harsono


Ka. Rumah Sakit Bukit Asam
Bukit Asam Hospital

achmad sudarto
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary

M. BAGIR
SM. Hukum dan Administrasi Korporat
Legal and Corporate
Administration

bambang sutrisno
SM. Satuan Pengawasan Intern
Internal Auditor

akhmad abbas
Mgr. Kemitraan dan Bina Lingkungan
Partnership and
Community Development

flidelin katili
SM. Sistem Manajemen Perusahaan
Corporate Management System

zulfahmi
Mgr. Umum dan Hubungan Eksternal
General Affairs and
External Relations

suryo eko hadianto


SM. Analisis, Evaluasi dan Optimasi Produksi
Analysis, Evaluation and Production Optimization

edy purwanto
SM. Pemasaran Batubara
Marketing

WIRYAWAN
SM. Penanganan dan Angkutan Batubara
Coal Handling and Transportation

m. jamil
SM. Logistik
Logistics

Korporat Corporate
Unit Operasional Operational Unit
Munandar Sai Sohar

GM. UNIT PERTAMBANGAN


TANJUNG ENIM
Tanjung Enim
Mining Unit

GM: General Manager


SM: Senior Manager

Ansyori Akhmad

GM. Unit
Pelabuhan Tarahan
Tarahan Port Unit

Mgr: Manager
Ka: Kepala Head

Muzani Wahab
GM. Unit
Dermaga Kertapati
Kertapati Pier Unit

Harun al Rasyid
GM. Unit
Pertambangan
Ombilin
Ombilin Mining Unit

Pgs: Pengganti Sementara Temporary Replacement

OCtavina

Pgs GM. Unit


Pengusahaan Briket
Briquette Business
Unit

28

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

INFORMASI BAGI INVESTOR

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 29

INVESTORS INFORMATION

Informasi
Bagi Investor
Investors Information

IHSG

COMPOSITE PRICE INDEX (CPI)

46,13%

Kenaikan IHSG di tahun 2010


CPI surged in 2010

Harga Saham

33%

Share Price

Harga Saham PTBA naik di


tahun 2010
Increase of PTBA share price in 2010

30

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

INFORMASI BAGI INVESTOR

KONDISI PASAR MODAL

CAPITAL MARKET CONDITION

Seiring dengan perbaikan kondisi makroekonomi, kegiatan


transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun 2010
berlangsung dinamis dengan kecenderungan menguat hingga
akhir tahun. Hal tersebut tercermin dari pergerakan Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG), frekuensi transaksi dan nilai
perdagangan atau kapitalisasi pasar. Titik terendah posisi
penutupan IHSG terjadi pada tanggal 8 Februari 2010, yakni
pada level 2.475, lebih rendah dari posisi penutupan tahun
2009, diangka 2.564,35. Selanjutnya, angka IHSG tidak pernah
lebih rendah dari angka penutupan tahun 2009 sepanjang
perdagangan bursa di tahun 2010.

Against the background of rebounding macro-economies,


trading activities at the Indonesia Stock Exchange (IDX)
throughout 2010 were revitalized continuing on the
upward trend towards the end of the year. This positive
environment was reflected in the Composite Price Index
(CPI) movement, frequency of transactions and trading
value or market capitalization. On 8 February 2010 CPI
hit the lowest closing point which was 2,475 or lower than
2009 yearend closing of 2,564.35. Afterwards, during the
whole 2010 CPI was never lower than the 2009 closing
position.

Seiring dengan sentimen positif sinyal perbaikan kondisi


perekonomian global maupun nasional, kegiatan transaksi
pasar modal di BEI terus meningkat, sehingga pada akhir
tahun 2010, IHSG ditutup pada level 3.703,51 atau mengalami
kenaikan sebesar 46,13% dibandingkan dengan penutupan
akhir tahun 2009 di level 2.564,35. Tingkat kenaikan tersebut
merupakan kenaikan indeks yang terbaik di Asia Pasifik.

Positive sentiment triggered by global and national


economic recovery invigorated market activities at IDX, and
at year end CPI closed at 3,703.51 indicating an increase
of 46.13% compared to 2,564.35 at 2009 yearend.

Nilai kapitalisasi pasar saham di BEI pada di tahun 2010


mencapai angka Rp3.247,09 triliun, naik 60,79% dibandingkan
nilai kapitalisasi pasar tahun 2009 yang sebesar Rp2.019,38
triliun. Sepanjang 2010, total rata-rata nilai transaksi harian
mencapai Rp5,12 triliun, naik 26,4% dibandingkan rata-rata
nilai transaksi harian tahun 2009, sebesar Rp 4,05 triliun.

Throughout 2010, IDX market capitalization was recorded


at Rp3,247.09 trillion or soared 60.79% from Rp2,019.38
trillion in 2009. Daily average trading value reached
Rp5.12 trillion or up 26.4% from 2009 average of Rp 4.05
trillion.

Pemodal asing turut berperan mempengaruhi pergerakan


IHSG tersebut. Kebijakan stimulus ekonomi melalui ekspansi
moneter di Amerika dan guncangan pasar uang di Eropa,
membuat kelebihan likuiditas pasar modal di kawasan
tersebut cenderung bergerak ke emerging market, termasuk
Indonesia. Selama tahun 2010, BEI membukukan nilai
pembelian bersih (net buy) oleh pemodal asing senilai Rp26,74

Foreign investors contributed much to the movement of


CPI. Economic stimulus policy through monetary expansion
in the United States of America and financial market jolt
in the European countries pushed stock market excess
liquidity in the region to flow to emerging markets,
including Indonesia. In 2010, IDX booked a foreign net buy
of Rp26.74 trillion, showing a jump of 94.1% over Rp13.78
trillion the year before.

triliun atau melonjak 94,1 % dari posisi sebesar Rp13,78 triliun


di tahun 2009.
Seiring dengan peningkatan kegiatan transaksi dan level IHSG
tersebut, banyak saham-saham emiten di bursa mencatat
tingkat kenaikan yang cukup tinggi. Hampir seluruh sahamsaham blue-chips yang tercatat di bursa dan tergabung dalam
kelompok LQ45 mencatat kenaikan harga.

Following the more vibrant market and higher CPI level,


many stocks at the bourse gained significant price increase.
Most blue-chip shares listed at the bourse and classified
under LQ45 were priced higher.

KINERJA SAHAM PTBA

PTBA SHARE PERFORMANCE

Saham Perseroan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia


(BEI) dengan kode perdagangan PTBA sejak Initial Public
Offering (IPO) Desember tahun 2002. Selain tercatat di papan
utama, saham PTBA tercatat sebagai anggota dari Jakarta
Mining Index, LQ45 (45 saham terlikuid si BEI), Jakarta Islamic
Index, Indeks Bisnis-27 dan Indeks Kompas 100.

The Company shares are traded at the Indonesia Stock


Exchange (IDX) under trading code PTBA starting December
2002 when the Company launched its Initial Public Offering
(IPO). Besides being listed at the main board, PTBA is
also listed at Jakarta Mining Index, LQ45 (45 most liquid
shares at IDX), Jakarta Islamic Index, Business Index 27
and Kompas Index 100.

Sepanjang tahun 2010 saham PTBA mengalami perkembangan


harga dan volume transaksi yang dinamis. Setelah ditutup

During 2010 PTBA share price and transaction volume


experienced a dynamic growth. After closing at Rp17,250

INVESTORS INFORMATION

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 31

Pelabuhan Tarahan
Tarahan Port

pada posisi Rp17.250 per saham di akhir Desember 2009,


harga saham PTBA sempat mengalami peningkatan harga
hingga berada di level Rp18.300 per saham pada triwulan
pertama 2010. Namun demikian harga saham PTBA juga
sempat mengalami koreksi dengan harga terendah terjadi
pada posisi Rp15.400 persaham sebelum akhirnya ditutup
pada harga lebih tinggi dari posisi harga penutupan akhir
tahun 2009, yakni pada harga Rp17.400 per saham.

per share at end of December 2009, PTBA share price even


rose to Rp18,300 in the first quarter of 2010. Nonetheless,
after some correction it hit the lowest point of Rp15,400
before finally closed at Rp17,400 or higher than 2009 yearend
closing price.

Sejalan dengan peningkatan aktivitas perdagangan di Bursa


karena adanya sentimen positif perbaikan harga jual komoditas
energi, saham PTBA lebih aktif diperdagangkan, dan mencatat
kenaikan harga hingga menjadi Rp19.000 per saham. Pada
triwulan II ini harga saham PTBA sempat kembali terkoreksi
mencapai harga terendah Rp15.700. Kemudian harga saham
PTBA pada akhir triwulan II ditutup pada level Rp17.250 per
saham. Volume saham yang diperdagangkan selama triwulan
ke II ini meningkat, 33% dari volume perdagangan di triwulan
I, yakni menjadi sebesar 288.290.000 lembar saham.

In a more vibrant market following a positive sentiment


on the face of higher selling prices of energy commodity,
PTBA shares were more actively traded, and increased to
Rp19,000 per share. In the second quarter, PTBA price was
again corrected and dropped to Rp15,700. At end of second
quarter, price bounced back and closed at Rp17,250. Number
of shares traded throughout second quarter jumped 33%
from first quarter, to reach 288,290,000 shares,.

Pola pergerakan saham PTBA selama dua triwulan selanjutnya


berulang, yakni mencapai titik tertinggi pada awal triwulan III,
namun ditutup pada level yang lebih rendah di akhir triwulan.
Demikian pula pada triwulan ke IV. Di akhir penutupan bursa
BEI, tanggal 30 Desember 2010, harga saham PTBA berada
pada posisi Rp22.950 per lembar. Posisi penutupan ini
menunjukkan harga PTBA meningkat sebesar 33% dari posisi
penutupan tahun 2009, yaitu sebesar Rp17.250 per saham.
Volume saham yang diperdagangkan pada triwulan III dan IV
semakin berkurang dengan semakin naiknya harga saham
PTBA. Pola pergerakan saham PTBA dapat dilihat pada grafik
ikhtisar saham dan tabel berikut.

During the following two quarters PTBA share price reached


the highest point at the start of third quarter, but closed lower
at quarter-end. Likewise, in the fourth quarter at bourse
closing on 30 December 2010, PTBA share was priced at
Rp22,950, showing a 33% surge from 2009 closing, Rp17,250.
With improving price, in the third and fourth quarters PTBA
shares were traded in smaller volume. Evolution of PTBA
shares is shown in the following chart and table.

32

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

INFORMASI
INFORMASI BAGI
BAGI INVESTOR
INVESTOR
Investors Information

1. Operator BWE System di area kemudi


BWE System operator in controlling area

2. BWE System di lokasi Tambang Air Laya


BWE System in Tambang Air Laya site

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 33

INVESTORS INFORMATION

Kinerja Saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia, Tahun 2010


Stock Performance in Indonesia Stock Exchange, Year of 2010
25

40000
35000

20

30000
25000

15

Volume Perdagangan
Trading Volume

10

Harga Saham
Share Price

20000
15000
10000

50

5000
0

DEC

NOV

OCT

SEP

AUG

JUL

JUN

MAY

APR

MAR

FEB

JAN

Kinerja Saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia, Tahun 2009


Stock Performance in Indonesia Stock Exchange, Year of 2009

Volume Perdagangan
Trading Volume
Harga Saham
Share Price

DEC

5000

NOV

10000

OCT

SEP

15000

AUG

20000

JUL

10

JUN

12

25000

MAY

14

30000

APR

16

35000

MAR

18

40000

FEB

20

45000

JAN

50000

Harga dan Volume Transaksi Saham per Triwulan di Bursa Efek Indonesia (Rupiah)
Quarterly Stock Price and Transaction Volume at the Indonesia Stock Exchange (Rupiah)
2010
TERTINGGI
HIGHEST

TERENDAH
LOWEST

PENUTUPAN
CLOSING

VOLUME (JUMLAH SAHAM)


VOLUME (NO OF SHARES)

Triwulan Pertama

18.300

15.400

17.400

216.763.000

First Quarter

Triwulan Kedua

19.000

15.700

17.250

288.290.000

Second Quarter

Triwulan Ketiga

20.250

16.100

19.450

224.532.500

Third Quarter

Triwulan Keempat

22.950

18.700

22.950

159.664.000

Fourth Quarter

TERTINGGI
HIGHEST

TERENDAH
LOWEST

PENUTUPAN
CLOSING

VOLUME (JUMLAH SAHAM)


VOLUME (NO OF SHARES)

PERIODE

PERIOD

2009
PERIODE

Triwulan Pertama

PERIOD

8.200

6.450

6.750

372.221.500

First Quarter

Triwulan Kedua

14.050

6.750

11.600

610.794.500

Second Quarter

Triwulan Ketiga

15.100

10.500

14.100

370.199.000

Third Quarter

Triwulan Keempat

18.100

13.700

17.250

248.892.500

Fourth Quarter

34

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

KRONOLOGI PENCATATAN SAHAM PTBA


TANGGAL SAHAM
DATE

23 Desember 2002
23 December 2002

INFORMASI BAGI INVESTOR

PTBA SHARE LISTING CHRONOLOGY

TINDAKAN KORPORASI
CORPORATE

KOMPOSISI KEPEMILIKAN
OWNERSHIP COMPOSITION

Pra IPO
Pre IPO

Negara:
State:

100%

Initial Public Offering

Negara:
State:
Publik:
Public:

83,74%

Negara:
State:
Publik:
Public:

70,28%

Negara:
State:
Publik:
Public:
Hasil konversi
Waran Seri I:
Result of Series I
Warant:

70,19%

Negara:
State:
Publik:
Public:
Hasil konversi
Waran Seri I:
Result of Series I
Warant:

65,02%

Negara:
State:
Publik:
Public:

65,02%

Privatisasi dengan menawarkan 346,5 juta saham Seri B milik


Pemerintah dan 31,5 juta saham baru milik Perseroan.
Privatization by offering 346.5 million series B shares oowned
by the Government and 31.5 million new shares owned by the
Company.

16,26%

Pada IPO ini, Perseroan juga menerbitkan waran Seri I sebanyak


173,25 juta yang diberikan kepada pemegang saham, kecuali
Negara Republik Indonesia, yang dapat dilaksanakan hingga 22
Desember 2005.
In this IPO, the Company also issued 173.25 million Series I
warrants to the shareholders, excluding the state of Republic of
Indonesia, that may be exercised until 22 December 2005.
25 Juni 2004
25 June 2004

Divestasi Lanjutan
Pemerintah menawarkan sahamnya sejumlah 286,9 juta tanpa
adanya penerbitan saham baru.
Further Divestment
The Government offered its 286.9 million without any issuance of
new shares.

31 Desember 2004
31 December 2004

22 Desember 2005
22 December 2005

31 Desember 200531 Desember 2010


31 December 200531 December 2010

Masa Konversi Waran Seri I Berakhir


Series I Warrant expire date

29,72%

29,68%

0,13%

27,49%

7,49%

34,98%

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 35

INVESTORS INFORMATION

PEMEGANG SAHAM

SHAREHOLDERS REGISTER

Modal Dasar Perseroan terdiri atas 1 (satu) lembar saham Seri


A Dwi Warna dengan nilai nominal Rp500 dan 7.999.999.999
lembar saham Seri B (saham biasa) dengan nilai nominal
Rp3.999.999.999.500 sehingga total modal dasar Perseroan
adalah senilai Rp4.000.000.000.000 (empat triliun Rupiah).

The Companys Authorized Capital consists of one Dwi Warna


Series A share at a par value of Rp500 and 7,999,999,999 Series
B shares (ordinary shares) at a par value of Rp3,999,999,999,500
totalling Rp4,000,000,000,000 (four trillion Rupiah).

Komposisi Pemegang Saham Perseroan pada Akhir Tahun 2010 & 2009
Composition of the Companys Shareholders at End of the Year 2010 & 2009
KEPEMILIKAN

JUMLAH SAHAM

TOTAL SHARE
2010

2009

2010

OWNERSHIP
2009

Pemodal Nasional
Negara Republik Indonesia

Indonesian Investors
1.498.087.500

1.498.087.500

65,02

65,02

Investor Domestik

Republic of Indonesia
Domestic Investor

- Perorangan Indonesia

29.884.153

32.094.500

1,297

1,393

- Indonesian Individual

- Pemerintah Daerah

28.261.000

28.261.000

1,227

1,227

- Local Government

- Karyawan

26.000

3.835.000

0,001

0,166

- Employee

- Koperasi

12.500

70.000

0,001

0,003

- Cooperative

2.406.000

2.372.500

0,104

0,103

- Foundation

- Dana Pensiun

29.983.500

33.578.500

1,301

1,457

- Pension Fund

- Asuransi

51.276.000

55.657.500

2,225

2,416

- Insurance

10.000

96.500

0,000

0,004

- Bank

- Perseroan Terbatas

85.000.549

93.729.549

3,689

4,068

- Limited Liability Company

- Reksadana

77.474.500

107.036.500

3,362

4,645

- Mutual Fund

1.802.421.702

1.854.819.049

78,23

80,50

Subtotal

- Yayasan

- Bank

Subtotal
Pemodal Asing
- Perorangan Asing

Foreign Investor
459.900

2.322.900

0,020

0,101

- Foreign Individual

- Badan Usaha Asing

501.250.248

446.989.901

21,754

19,399

- Foreign Company

Subtotal

501.710.148

449.312.801

21,77

19,50

2.304.131.850

2.304.131.850

100,00

100,00

Total

Subtotal
Total

Status Kepemilikan Saham oleh Direksi


Share Ownership by the Directors
NAMA
NAME

2010

2009

LEMBAR SAHAM
NUMBER OF SHARE

% JUMLAH SAHAM
% TOTAL SHARE

LEMBAR SAHAM
NUMBER OF SHARE

% JUMLAH SAHAM
% TOTAL SHARE

Ir. Sukrisno

200.000

0,00868

200.000

0,00868

Ir. Drs. Mahbub Iskandar

113.000

0,00490

138.000

0,00599

60.000

0,00260

60.000

0,00260

373.000

0,01619

398.000

0,01727

Ir. Milawarma, M.Eng

36

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Operasional BWE di Tambang Air Laya, Tanjung Enim


BWE operations in Tambang Air Laya, Tanjung Enim

INFORMASI BAGI INVESTOR

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 37

INVESTORS INFORMATION

Komposisi Pemegang Saham yang Memiliki Saham <5%


Composition of Shareholders with Equity of < 5%
URAIAN

2010

2009

DESCRIPTION

Lokasi

Location

Domestik

304.334.202

38

356.731.549

44

Domestic

Asing

501.710.148

62

449.312.801

56

Foreign

Total

806.044.350

100

806.044.350

100

30.370.053

35.929.500

Total

Jenis Investor

Type of Investor

Ritel
Institusi

775.674.297

96

770.114.850

96

Total

806.044.350

100

806.044.350

100

Retail
Institution
Total

KEBIJAKAN DIVIDEN

DIVIDEND POLICY

Perseroan menetapkan kebijakan penggunaan laba bersih


hasil operasional selama satu tahun buku dan membayar
dividen secara tunai atas laba bersih setelah memperhatikan
tingkat laba yang diperoleh, jumlah cadangan yang harus
disisihkan dan rencana pengembangan usaha. Hal ini
dilakukan sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan.
Besaran dividen yang dibagikan kepada seluruh pemegang
saham diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) Perseroan.

In accordance with the Companys Articles of Association,


it is the Companys policy to appropriate net operating
profit earned during the whole accounting year to pay cash
dividend after taking into account the rate of profit earned,
allowance for reserves and business expansion program. The
amount of dividend paid to all shareholders is determined
by General Meeting of Shareholders.

Kebijakan ini merupakan bagian dari komitmen Perseroan


untuk menciptakan manfaat terbaik bagi para pemegang
saham. Sesuai dengan isi prospektus Perseroan, manajemen
akan membayarkan dividen minimal 30% dari laba bersih,
kecuali ditentukan lain oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

This policy is part of the Companys commitment to provide


optimum shareholders return. In line with the Companys
prospectus, the management pays a minimum dividend of
30 percent of net profit, unless decided otherwise by General
Meeting of Shareholders.

Tahun 2010, PTBA kembali membagikan dividen interim


tahun buku 2010, sebesar Rp66,75 per saham yang sudah
dilaksanakan pada tanggal 29 Desember 2010.

For accounting year 2010, PTBA paid an interim dividend of


Rp 66.75 per share on 29 December 2010.

Dalam beberapa tahun terakhir, besaran dividen yang


dibagikan selalu di atas batasan minimal tersebut. Tahun
2010, seiring pelaksanaan pengembangan usaha, dividend
Pay Out Ratio ditetapkan sebesar 45% dari laba tahun buku
2009. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel berikut.

During the past few years, the amount of dividend paid has
always been above the minimum rate. In 2010 along with
business growth, dividend payout ratio was 45% of 2009
profit, as shown in the following table.

TAHUN BUKU

LABA BERSIH

DIVIDEN YANG DIBAGIKAN

DIVIDEN PER SAHAM

NET INCOME

DIVIDEND PAID

DIVIDEND PER SHARE

(Juta Rp)
(Million Rp)

(Juta Rp)
(Million Rp)

(Rp)
(Rp)

2005

467.060

233.530

101,35

50 %

2006

485.670

242.835

105,39

50 %

2007

760.207

380.104

164,97

50 %

2008

1.707.770

853.885

371,05

50 %

2009

2.727.734

1.227.480

532,73

45 %

ACCOUNTING YEAR

RASIO PEMBAYARAN
DIVIDEND PAYOUT RATIO

38

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN KOMISARIS UTAMA

Laporan Komisaris Utama


Report From The President Commissioner

Peningkatan sikap profesional dalam


mengembangkan usaha untuk
menghadapi tantangan dan memanfaatkan
peluang guna mencapai tujuan jangka
panjang Perseroan.
Professional attitude in developing business and
facing challenges to seize opportunities and attain
the Companys long-term objective.

Para pemegang saham yang terhormat,

To our distinguished shareholders,

Mewakili Dewan Komisaris, pertama-tama saya ingin


menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan
ungkapan syukur kehadiratNya atas keberhasilan Perseroan
dalam melalui tahun 2010 dengan cukup baik.

On behalf of the Board of Commissioners I would like to take


this opportunity to thank God for the Companys success in the
year 2010 successfully.

Perekonomian Indonesia di tahun 2010 tumbuh cukup baik,


mengikuti kondusifnya perekonomian dunia yang mulai
lepas dari pengaruh krisis finansial global di awal tahun
2009. Bersama dengan beberapa negara di kawasan Asia,
yang dimotori oleh China dan India sebagai penggerak
perekonomian kawasan, GDP Indonesia tumbuh sebesar
6,1%, lebih tinggi dari peningkatan GDP tahun 2009 yang
sebesar 4,5%.

In 2010 Indonesias economy was moving on the upward trend


after the world economy recovered from global financial
turmoil in early 2009. Along with a few other Asian countries,
with China and India as the driving forces, Indonesias GDP
grew 6.1%, higher than 2009 growth which was recorded at
4.5%.

REPORT FROM THE PRESIDENT COMMISSIONER

Dr. Supriyadi

Komisaris Utama
President Commissioner

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 39

40

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN KOMISARIS UTAMA

40

Meningkatnya konsumsi domestik adalah faktor pendorong


terjadinya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Stabilitas
politik dan keamanan yang terjaga dan tingkat likuiditas
perekonomian yang terpelihara membuat peringkat utang
luar negeri membaik menjadi Ba1 (Moodys) dan BB+ dengan
outlook positif (Standard & Poors). Banyak ekonom meyakini
perekonomian Indonesia berada pada kondisi yang stabil dan
siap berkembang lebih lanjut di masa mendatang.

Stronger domestic consumer demand was instrumental in


Indonesias economic development. Overall political stability
and security as well as well-maintained financial liquidity
improved the countrys foreign debt rating to Ba1 (Moodys)
and BB+ with positive outlook (Standard & Poors). Many
economists are convinced that Indonesias economy is stable
and all set for further growth.

KONDISI UMUM PERSEROAN

GENERAL CONDITION OF THE COMPANY

Di tengah atmosfir perekonomian yang kondusif tersebut,


Perseroan mampu mencatat kinerja operasional yang baik.
Produksi berhasil ditingkatkan 7,4% menjadi sebesar 12,46
juta ton. Volume penjualan batubara naik 3,7% menjadi 12,95
juta ton. Namun demikian, rata-rata harga jual batubara
Perseroan yang turun hingga sebesar 14,5%, membuat kinerja
keuangan Perseroan tidak sebaik tahun 2009.

In this favorable economic climate, the Company performed


very well. Production increased by 7.4% to 12.46 million tons.
Coal sales volume rose 3.7% to 12.95 million tons. However,
average coal selling price dropped 14.5% and consequently
operating results were below 2009 performance.

Perseroan telah mengantisipasi kondisi ini dan berhasil


melakukan berbagai inovasi dalam operasional Perseroan
sehingga mampu menurunkan biaya produksi batubara
swakelola di mulut tambang sebesar 5,6% dari biaya tahun
sebelumnya. Namun demikian, efisiensi tersebut tidak cukup
menutupi penurunan pendapatan akibat turunnya harga jual
sehingga, laba bersih Perseroan di tahun 2010 turun menjadi
Rp2,01 triliun dan laba bersih per saham turun menjadi
sebesar Rp872.

The Company had anticipated this circumstance and made


various innovative efforts that managed to lower inhouse
coal production cost at mine mouth by 5.6% down from the
preceding year. However, such efficiency was insufficient
to cover the declining income caused by lower selling price
consequently, net profit decreased to Rp2.01 trillion and net
earning per share dropped to Rp872.

Dengan perkiraan membaiknya permintaan dan harga


komoditas tambang di masa-masa mendatang, pada
tahun pelaporan ini, Dewan Komisaris dan Direksi telah
merumuskan dan menetapkan serangkaian program dan
strategi pengembangan usaha yang dituangkan dalam
Rencana Jangka Panjang Perseroan.

In anticipation of improving demand and price of mining


products in the near future, the Board of Commissioners
and Board of Directors devised and established a series of
program and strategy for business development which were
incorporated in Corporate Long Term Plan.

Keberhasilan upaya efisiensi operasional dan upaya


merealisasikan era PTBA Emas yang mulai menampakkan
wujudnya, senantiasa dikomunikasikan kepada seluruh
pemangku kepentingan, sehingga citra Perseroan tetap
terjaga positif. Hal ini tampak dari pergerakan harga saham
PTBA yang ditutup menguat 33% menjadi sebesar Rp 22.950
per saham di akhir tahun 2010.

The success of operating efficiency drive and initiatives


towards PTBA Golden Era were begining to take shape and
always communicated to all stakeholders to preserve the
Companys good image. The result was reflected in PTBA
shares positive trend that closed 33% higher to Rp22,950 per
share at the end of 2010.

PENGAWASAN DAN PENILAIAN ATAS


KINERJA MANAJEMEN

SUPERVISION AND EVALUATION OF


MANAGEMENT PERFORMANCE

Sepanjang tahun pelaporan, Dewan Komisaris melakukan


tugas pengawasan terhadap kebijakan manajemen,
mekanisme kepengurusan dan operasional Perseroan yang
dijalankan oleh Direksi serta memberikan arahan dan nasihat
kepada Direksi. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan
memberikan nasihat, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite
Audit, Komite Nominasi, Remunerasi & PSDM, Komite GCG,
serta Komite Asuransi, Risiko Usaha & Pasca Tambang, yang
secara rutin melakukan rapat-rapat konsultatif dengan pihak
manajemen Perseroan.

Throughout the year under review the Board of


Commissioners fulfilled its oversight responsibility
towards the management policy, management mechanism
and operations of the Company, and gave counsel to the
Board of Directors in performing its duty. In the discharge
of its duty, the Board of Commissioners is assisted by
Audit Committee, Nomination, Remuneration and HRD
Committee, GCG Committee, and Insurance, Business Risk
and Post-Mining Committee, who hold routine consultative
and coordination meetings with the management.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 41

REPORT FROM THE PRESIDENT COMMISSIONER

Berdasarkan evaluasi atas kinerja operasional di tahun


pelaporan, Dewan Komisaris meminta Direksi untuk
senantiasa melakukan inovasi-inovasi operasional sehingga
Perseroan dapat beroperasi dengan lebih efisien, mengingat
harga jual batubara yang fluktuatif serta variasi kualitas
batubara yang dimiliki oleh Perseroan.

Based on the evaluation of the current year operating results,


the Board of Commissioners asked the Board of Directors to
continually make operational innovations so that the Company
may operate more efficiently amid fluctuating coal price and
considering its varied coal quality.

Direksi diminta untuk meningkatkan kerjasama strategis


dengan PT KAI guna menjamin peningkatan daya angkut
batubara dari areal tambang ke pelabuhan sehingga volume
penjualan dapat senantiasa ditingkatkan di masa mendatang.

We also expected the Board of Directors to foster a strategic


collaboration with PT KAI to ensure higher railway loading
capacity from the mines to the ports so as to increase our
future sales volume.

Selain itu, Direksi juga diminta untuk memberi perhatian lebih


pada kelancaran realisasi proyek-proyek pengembangan yang
memiliki nilai sinergis dengan upaya peningkatan efisiensi
operasional dan masih dalam kaitan pengembangan core
competency, seperti pembangunan PLTU mulut tambang
untuk penggunaan sendiri. Dewan Komisaris juga memberi
nasihat kepada Direksi agar melakukan upaya-upaya lebih
tegas untuk mengamankan wilayah konsesi Perseroan demi
menjaga aset Perseroan.

The Board of Directors was also urged to pay more attention


to our development projects to create synergy with operating
efficiency drive to develop core competency, such as the
construction of mine mouth TPP for our own purpose. The
Board of Commissioners also called on the Board of Directors
to be more resolute in safeguarding the Companys concession
areas to protect our assets.

Kami meminta Direksi untuk senantiasa melakukan inovasi-inovasi


operasional sehingga Perseroan dapat beroperasi dengan lebih efisien.
We urge the Board of Directors to continually make operational
innovations to allow higher operating efficiency.

Untuk lebih meningkatkan peran pengawasan dan praktik


tata kelola yang baik, Dewan Komisaris telah merealisasikan
pembentukan Komite GCG. Selain itu, Dewan Komisaris telah
memperkuat fungsi pengawasan dan pengarahan di bidang
pengembangan sumber daya manusia dengan menambah
tugas Konarba sehingga komite ini menjadi Komite Nominasi,
Remunerasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,
disingkat Konarba dan PSDM.

To enhance supervision and good corporate governance


practice, GCG Committee was set up. In addition, the Board
of Commissioners reinforced its oversight and direction
responsibilities in human resource development by enlarging
Nomination and Remuneration Committee to become
Nomination, Remuneration and Human Resource Development
Committee, shortened to NR & HRD Committee.

Dewan Komisaris dengan didukung oleh Komite-Komite telah


meminta Direksi agar meningkatkan praktik GCG dengan
semakin mengintensifkan upaya sosialisasi dan internalisasi
Manual GCG terbaru yang terdiri dari Board Manual, Code of

Conduct, dan GCG Code. Dalam kaitan ini, Dewan Komisaris


telah menegaskan agar Direksi dapat menindaklanjuti dan
meningkatkan praktik GCG mengacu pada best practices
demi meningkatkan kinerja Perseroan yang berkelanjutan.

With the support of related Committees, the Board of


Commissioners has urged the Board of Directors to enhance
GCG practice by intensifying socialization and internalization
of the latest GCG Manual consisting of Board Manual, Code of
Conduct and GCG Code. In this context, the Board of Directrs
has been advised to follow up the implementation of GCG best
practices for the sake of the Companys sustainable business
growth.

PELAKSANAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL


PERUSAHAAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY


PERFORMANCE

Dengan pengawasan Dewan Komisaris, Direksi telah


merencanakan secara intensif dan melaksanakan program
tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility) yang berkelanjutan sebagai salah satu bentuk
penerapan prinsip GCG.

The Board of Directors, under the supervision of Board of


Commissioners, has intensively carried out the corporate
social responsibility program being one of GCG principles.

42

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN KOMISARIS UTAMA

Kami meminta Direksi agar terus meningkatkan


implementasi kebijakan remunerasi berlandaskan
kompetensi sehingga tercipta sistem kerja produktif.
We advise the Board of Directors to continue implementing competencebased remuneration system to create a productive working condition.
Perseroan telah menunjukkan komitmen dan inisiatif
tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui pelaksanaan
serangkaian program yang meliputi PKBL, Bina Wilayah,
pengelolaan dan pemantauan lingkungan, serta programprogram yang berhubungan dengan pemenuhan hak-hak
karyawan yang memberikan dampak ganda bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat sekitar dan pegawai.

The Company proves its commitment to the local community


through Partnership, Community Development and Area
Development Programs, environmental management and
other programs directed towards the growth and development
of the local community and employee well-being.

Berbagai program tersebut dilaksanakan secara terintegrasi


dan melibatkan berbagai unsur masyarakat, lingkungan dan
internal Perseroan. Cakupan program yang menyeluruh ini
juga berhasil menciptakan keseimbangan antara operasional
bisnis dan CSR Perseroan di mana setiap pihak tidak hanya
cukup menjadi penerima manfaat semata, namun juga turut
memegang andil dalam penerapan program-program CSR
secara berkelanjutan.

These programs are integrated and carried out jointly with


the surrounding community and other relevant parties. An
equilibrium between business operations and CSR aspects is
reached where all parties involved act not only as receivers but
also as givers in carrying out CSR programs.

Dalam bidang lingkungan, Perseroan menerapkan


sistem akreditasi ISO 9001: 2000 dan ISO 14001: 2004
demi menjamin terlaksananya aplikasi sistem kerja yang
berkualitas dan ramah lingkungan, sehingga berhasil
terus mempertahankan peringkat PROPER Hijau, dari
Kementerian Lingkungan Hidup.

The Company applies ISO 9001: 2000 and ISO 14001: 2004 for
the application of high quality and environmentally friendly
work system. For its commitment to good environmental
management, the Company retained the Green PROPER
rating from the Department of Environment

PENINGKATAN
KOMPETENSI SDM

HUMAN RESOURCE COMPETENCE


DEVELOPMENT

Dewan Komisaris dan Direksi telah menyelesaikan


penyusunan RKAP tahun 2011 yang berisi serangkaian target
dan program kerja dengan sasaran yang lebih tinggi, selaras
dengan sasaran yang hendak dicapai dalam RJPP. Dengan
latar belakang perekonomian yang semakin kondusif seperti
tergambar di atas, Dewan Komisaris meyakini Direksi akan
sanggup memenuhi seluruh target yang ditetapkan.

Approaching the year 2011 the Board of Commissioners and


Board of Directors have prepared Annual Budget and Work
Program, outlining work program with higher targets that
is commensurate with the objective of Corporate Long Term
Plan. Against a backdrop of improving economic condition
as described previously, the Board of Commissioners is
confident the Board of Directors has the ability to reach all
the established targets.

Dewan Komisaris mengapresiasi kemajuan-kemajuan


berarti yang telah dicapai Direksi dalam mengelola dan
meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. Untuk
menjaga kesinambungan bisnis di masa mendatang, Direksi
diminta memberi perhatian lebih pada pengembangan
kompetensi sumber daya manusia dengan menempatkan
karyawan sebagai strategic partner Perseroan.

We appreciate the sifnificant success made by the Board of


Directors in managing and developing our human resource.
To ensure sustainable business growth, we advise the Board
of Directors to be more focused on developing our employees
as the strategic partners of the Company.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 43

REPORT FROM THE PRESIDENT COMMISSIONER

Berbagai capaian kinerja Perseroan dan implementasi rencana


maupun strategi operasional tidak akan berhasil tanpa
didukung oleh human capital yang kompeten. Oleh karena itu,
Dewan Komisaris meminta Direksi agar terus meningkatkan
implementasi kebijakan remunerasi berlandaskan kompetensi
dan kinerja sehingga tercipta sistem kerja produktif yang lebih
mendukung pengembangan Perseroan.

TheCompanys achievements and business strategy realizations


will not be possible without the support of competent human
capital. Therefore, the Board of Commissioners advises the
Board of Directors to continue implementing competenceperformance-based remuneration system to improve
productivity to support the Companys business continuity.

STRATEGI BISNIS DI MASA DEPAN

FUTURE BUSINESS STRATEGY

Dewan Komisaris memberi arahan agar Direksi semakin


mengoptimalkan potensi strategis Perseroan. Direksi
juga diminta untuk mengembangkan potensi sumber daya
batubara yang belum ditambang secara optimal, serta potensi
lainnya dalam rangka meningkatkan pendapatan.

The Board of Commissioners advises the Board of Directors


to optimize other strategic potentials. Besides coal resources
that are not optimally excavated, other potentials should also
be developed to augment income.

Pengembangan potensi lain di atas antara lain berupa


pengembangan potensi CBM dan pembangunan PLTU, baik
di mulut tambang maupun non mulut tambang. Dalam hal
ini, Dewan Komisaris meminta Direksi agar senantiasa
mencermati tahapan perkembangan pelaksanaannya,
terutama dampak lingkungan dan dampak terhadap
mayarakat sekitar serta mengantisipasi segala kemungkinan
yang terjadi.

Developing other potentials includes developing CBM


potentials and constructing mine mouth and non-mine mouth
TPPs. In this context, we ask the Board of Directors to observe
the progress made, particularly its impact on the surrounding
environment and community and anticipate any obstacle that
may arise.

UCAPAN TERIMA KASIH

A NOTE OF THANKS

Dewan Komisaris optimis bahwa Perseroan akan mampu


meningkatkan kinerja yang positif dengan terus bekerja keras
dan menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik
(good corporate governance) dan tata kelola penambangan
yang baik (good mining practice). Dewan Komisaris meminta
seluruh jajaran manajemen dan karyawan agar bekerjasama
secara sinergis, serta bersikap profesional dalam menjalankan
tugas dan amanat untuk mengembangkan Perseroan.

The Board of Commissioners is optimistic that the


Company will thrive with good results by working hard,
implementing good corporate governance principle and
good mining practice. The Board of Commissioners expects
the management, at all level to work synergically and
professionally to develop the Company.

Mewakili Dewan Komisaris, saya menyampaikan penghargaan


kepada seluruh jajaran Direksi dan seluruh pegawai
Perseroan atas kerjasama, loyalitas dan jerih payahnya dalam
menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang
yang akan semakin terbuka di masa-masa mendatang
sebagai bekal yang sangat bermanfaat bagi terwujudnya citacita pengembangan Perseroan di masa mendatang. Akhir
kata, saya juga menyampaikan penghargaan kepada para
pemangku kepentingan atas dukungan dan kepercayaannya
kepada PT Bukit Asam (Persero) Tbk selama ini.

On behalf of the Board of Commissioners, I wish to express


our highest regard to all members of the management and
personnel of the Company for their cooperation, loyalty
and concerted effort in facing challenges and using every
opportunity to attain the objective of the Company. In closing
I would like to convey my appreciation to the stakeholders for
their continued support and trust in PT Bukit Asam (Persero)
Tbk all these years.

Atas nama Dewan Komisaris,


On behalf of the Board of Commissioners,

Dr. Supriyadi
Komisaris Utama President Commissioner

44

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN DIREKTUR UTAMA

Laporan Direktur Utama


Report From The President Director

Fokus pada efisiensi operasional dan


pengembangan usaha menuju perusahaan
tambang batubara terintegrasi yang
terbesar di Indonesia.
Focused on operating efficiency and business
development to be Indonesias largest integrated
coal mining company.

Para pemegang saham perseroan yang terhormat,

To our distinguished shareholders,

Dengan mengucap syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha


Kuasa, atas nama Direksi, saya menyampaikan bahwa
Perseroan telah berhasil melewati tahun 2010 dengan
mempertahankan catatan kinerja yang lebih menjanjikan
untuk tahun-tahun mendatang. Perseroan menghadapi
tantangan eksternal berupa peningkatan persaingan usaha di
pasar domestik, kecenderungan meningkatnya penggunaan
batubara kalori lebih rendah dengan harga jual yang lebih
rendah dan naiknya harga BBM dan tarif listrik. Peluang
yang muncul dari membaiknya perekonomian global dan
nasional adalah semakin meningkatnya penggunaan sumber
energi alternatif termasuk batubara di kawasan Asia Pasifik
maupun di pasar domestik.

With an expression of gratitude to God the Almighty, on behalf


of the Board of Directors I am pleased to report that the
Company closed the year 2010 with encouraging operating
results. External challenges facing us during the year came
from keener competition in the domestic market, higher
demand for low-calorie coal at lower selling price, and rising
fuel and electricity costs. Opportunities arising from global
and national economic revival lay in the increased usage of
alternative energy sources including coal in the Asia Pacific
region as well as in the domestic market.

REPORT FROM THE PRESIDENT DIRECTOR

Ir. Sukrisno

Direktur Utama
President Director

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 45

46

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN DIREKTUR UTAMA

Perseroan telah merespon dengan tepat kecenderungan


peningkatan permintaan batubara tersebut dengan berhasil
meningkatkan produksinya menjadi sebesar 12,46 juta
ton, naik 7,4% dari tingkat produksi 11,60 juta ton di tahun
sebelumnya. Demikian juga volume penjualan berhasil
ditingkatkan 3,7% dari angka 12,48 juta ton menjadi 12,95
juta ton. Kenaikan penjualan ini selaras dengan keberhasilan
kerjasama dengan PT KAI sehingga meningkatkan kapasitas
angkut KA batubara sebesar 3,0% di tahun 2010.

The Company responded well to this higher coal demand by


stepping up production by 7.4% to 12.46 million tons from
11.60 million tons the year before. Likewise, sales volume
increased 3.7% from 12.48 million tons to 12.95 million tons.
This growth was the result of the Companys collaboration
with PT Kereta Api Indonesia that improved railway loading
capacity by 3.0% in 2010.

Namun demikian, Perseroan harus menghadapi kenyataan


berupa penurunan rata-rata harga jual produksinya di
pasar. Hal ini membuat nilai penjualan total turun 11,6%
menjadi Rp7,91 triliun dari angka sebesar Rp8,95 triliun di
tahun sebelumnya. EBITDA mengalami penurunan sebesar
30,6% menjadi Rp2,66 triliun. Laba bersih Perseroan juga
mengalami penurunan sebesar 26,4%, menjadi sebesar
Rp2,01 triliun, sehingga laba bersih per saham berubah
menjadi sebesar Rp872 dari angka sebesar Rp1.184 per
saham di tahun sebelumnya.

However, we had to face the fact of falling average selling


price that reduced total sales by 11.6% to Rp7.91 trillion
from Rp8.95 trillion the preceding year. EBITDA dropped
30.6% to Rp2.66 trillion. Net profit declined 26.4% to stand
at Rp2.01 trillion, lowering net earning per share to Rp872
from Rp1,184 a year before.

Perseroan telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan


dengan mencanangkan program efisiensi operasional
sebagai upaya menekan seluruh biaya operasional di bawah
kendalinya, sekaligus mengantisipasi munculnya peluang
usaha di masa mendatang.

The Company has taken necessary steps through efficiency


program to cut operating expenses in anticipation of future
business opportunities.

Berbagai upaya tersebut secara konsisten dikomunikasikan


kepada seluruh pemangku kepentingan, sehingga citra
Perseroan tetap terjaga positif. Hal ini tercermin dari reaksi
para investor di pasar modal yang tetap memberikan
apresiasinya, sehingga harga saham PTBA ditutup menguat
33% menjadi sebesar Rp22.950 per saham di akhir tahun
2010, dengan intensitas perdagangan yang tetap likuid.

These programs were consistently communicated to the


stakeholders so our corporate image remained good. Stock
market positive reaction as a reflection of stakeholders
appreciation was the 33% increase in PTBA share price that
closed at Rp22,950 by end 2010 with intensive trading.

MEWUJUDKAN PELUANG PERTUMBUHAN


MELALUI PENINGKATAN EFISIENSI
OPERASIONAL DAN REALISASI RENCANA
PENGEMBANGAN

OPTIMIZING GROWTH POTENTIALS


THROUGH IMPROVING EFFICIENCY AND
REALIZING DEVELOPMENT PLAN

Menghadapi tantangan dan peluang di tahun 2010,


Perseroan menjalankan dua strategi utama, yakni fokus
pada peningkatan efisiensi operasional dan merealisasikan
rencana pengembangan usaha yang berkaitan dengan upaya
peningkatan produksi dalam waktu dekat.

Facing challenges and opportunities in 2010, the Company


devised two major strategies, i.e. improving efficiency
and realizing development plan in anticipation of larger
production in the near future.

Upaya efisiensi dilakukan melalui tiga cara yakni:


mengendalikan biaya produksi, meningkatkan efisiensi
operasional serta meningkatkan kapasitas produksi
batubara swakelola.

Efficiency drive was done by cutting production cost,


improving efficiency and stepping up production capacity
of inhouse coal.

Perseroan melaksanakan beberapa program untuk


mengendalikan biaya produksi, mencakup: penghematan
konsumsi BBM, suku cadang dan material serta konsumsi
energi listrik, memaksimalkan produksi batubara secara
swakelola dengan mengoptimalkan penggunaan BWE system
dan mengembangkan sistem penambangan shovel & truck,
serta optimalisasi inside dump.

Several programs were launched to reach production cost


efficiency including saving fuel, sparepart and material and
electricity consumption, maximizing inhouse coal production
by optimum use of BWE (Bucket Wheel Excavator) system,
developing shovel & truck mining system, and optimizing
inside dump.

REPORT FROM THE PRESIDENT DIRECTOR

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 47

Pelaksanaan program efisiensi operasional berhasil


menurunkan biaya produksi batubara di mulut tambang sebesar
5,6% dari tahun 2009.
Operating efficiency program reduced coal production cost at mine
mouth by 5.6% from 2009.

Untuk meningkatkan efisiensi operasional, Perseroan


melaksanakan upaya perbaikan sistem kerja, perbaikan sarana
dan prasarana, serta perbaikan maupun penggantian alat
penambangan. Perbaikan sistem kerja dilakukan diantaranya
melalui penerapan sistem operasional terintegrasi, dengan
dukungan Teknologi Informasi. Termasuk dalam hal ini
adalah pelaksanaan perawatan peralatan secara terencana
dan perbaikan manajemen stockpile.

The Company enhanced operating efficiency by improving


work system, facilities and infrastructure, as well as repairing
and replacing mining machinery. Work system was improved
by implementing integrated operating system backed by
information technology, scheduling equipment maintenance
and refining stockpile management.

Perbaikan sarana dan prasarana dilakukan melalui antara


lain: optimasi areal stockpile dan perbaikan komponen
conveyor belt; perbaikan dan relokasi 2 unit BWE dan 1
unit spreader dari areal TAL ke areal MTBU, perbaikan
sarana pembongkaran batubara di pelabuhan Tarahan dan
dermaga Kertapati.

Facilities and infrastructure improvement was done by


optimizing stockpile area, repairing conveyor belt, repairing
and relocating two BWE and one spreader from TAL to
MTBU site, as well as improving coal discharging facility
at ports.

Untuk meningkatkan kapasitas produksi tambang swakelola


dilakukan dengan penambahan jumlah unit produksi serta
peningkatan kapasitas alat produksi dari kapasitas di bawah
30 ton menjadi di atas 50 ton.

Production capacity of inhouse mine was increased by adding


more production units and boosting production machinery
capacity from below 30 tons to over 50 tons.

Pelaksanaan seluruh program tersebut mampu meningkatkan


produksi batubara Perseroan menjadi sebesar 12,95 juta
ton, tanpa membuka areal pit baru. Biaya produksi per ton
batubara swakelola di mulut tambang juga berhasil ditekan
hingga sebesar 5,6% dari biaya di tahun 2009.

These programs increased coal production to Rp12.95 million


tons without opening new mining pits. Production cost per
ton of inhouse mine at mine mouth was also cut down by
5.6% from the preceding year.

Perseroan mulai merealisasikan berbagai rencana


pengembangan usaha yang sebelumnya dirangkum ke
dalam lima strategi pengembangan. Pada tahun 2010,
salah satu rencana strategis tersebut semakin mendekati
penyelesaiannya, yakni pembangunan unit PLTU mulut
tambang 3 x 10 MW milik sendiri di Tanjung Enim. Akhir tahun
2010, prestasi pembangunan telah mencapai 85%, sehingga
PLTU ini diharapkan siap beroperasi pada tahun 2011.

The Company began to realize various business development


projects which were incorporated in five strategic plans. In
2010 one of the five plans was nearing completion, i.e. the
construction of the Companys own mine mouth 3x10MW
TPP in Tanjung Enim, which by the end of 2010 was 85%
completed and expected to commence operation in 2011.

Penyelesaian proyek ini akan sangat mendukung program


efisiensi melalui pengalihan pemakaian energi berbasis BBM,
yang harga produknya di luar kontrol Perseroan, menjadi
berbasis listrik produksi sendiri. Sesuai rencana, Perseroan
akan segera mengoperasikan 2 sistem BWE dan 1 spreader
yang baru dipindahkan dari lokasi TAL dan dalam operasinya
menggunakan energi listrik. Perseroan meyakini biaya
produksi per ton akan semakin rendah dengan beroperasinya
PLTU ini, mengingat bahan bakarnya menggunakan batubara
kalori rendah yang selama ini menjadi by-product.

The completion of this program will support our efficiency


program through conversion from fuel-based energy, at
prices beyond our control, to self-produced electricity-based
power. As planned, we will soon operate two BWE systems
and one spreader, operated by electricity, that have recently
been relocated from TAL site. The Company is certain that
production cost per ton will be lower with the new TPP
operating, because it is fueled by low-calorie coal which
has so far been regarded as by-product.

48

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN DIREKTUR UTAMA

Perseroan juga percaya akan berhasil menyelesaikan proyek


PLTU untuk pemakaian sendiri berkapasitas kecil lainnya.
Sedangkan realisasi pembangunan PLTU berkapasitas
sedang maupun besar yakni diantaranya PLTU Mulut Tambang
Banjarsari (2 x 100 MW) maupun IPP lainnya, dilaksanakan
dengan hati-hati dan seksama. Untuk PLTU Banjarsari, pada
tahun 2010 telah dicapai kesepakatan harga jual-beli listrik
baru yang akan dituangkan dalam Amandemen PPA antara
Perseroan dengan PLN dan pembebasan lahan PLTU serta
jaringan transmisi telah diselesaikan. Tarif baru tersebut
telah mendapat persetujuan Menteri ESDM. Diharapkan pada
tahun 2011 Amandemen PPA telah ditandatangani.

We are also confident we will finalize building other smaller


TPP for our own use. In the meantime, we are cautiously
and thoroughly building other TPP with large and medium
capacity, one of which is Banjarsari Mine Mouth TPP (2 x 100
MW). In 2010, new electricity selling rate of Banjarsari TPP
was agreed and would be incorporated in the Amendment
to Power Purchase Agreement (PPA) between the Company
and PLN. Land clearance for TPP and transmission network
were finalized. Minister of Energy and Mineral Resources
has approved the new tariff and hopefully the amended PPA
will be signed in 2011.

Program pengembangan lain yang dapat direalisasikan


adalah pemanfaatan kandungan CBM untuk mendapatkan
sumber pendapatan baru. Upaya Kelola Lingkungan (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) untuk proyek ini
telah diselesaikan dan diperoleh, sehingga pada akhir tahun
2010 proyek ini telah memasuki tahapan persiapan pemboran
ekplorasi dan civil works di Wilayah Kerja Tanjung Enim.
Kegiatan pembuatan sumur bor eksplorasi mulai dilakukan
sebagai pilot test yang akan langsung diikuti dengan proses
produksinya. Perseroan optimis proyek ini akan dapat
terealisir lebih cepat, mengingat para mitra Perseroan sudah
berpengalaman dalam pengembangan gas CBM.

Another business development that can be carried out


is developing Coal Bed Methane (CBM) as business
diversification. Environmental Management Action (UKL)
and Environmental Monitoring Action (UPL) permits were
obtained and at end 2010 preparation for exploration
drilling and civil works in Tanjung Enim was in progress.
The exploration drilling has started as a pilot test that will
be immediately followed by production. The Company is
optimistic this project will be realized sooner than originally
planned considering the Companys partners are experienced
in developing CBM gas.

Perseroan terus bergiat merealisasikan rencana strategis


lain, yakni peningkatan kapasitas angkut batubara, melalui
tiga rencana strategis. Rencana pertama, dilakukan melalui
peningkatan kapasitas angkut pada jalur eksisting bekerja
sama dengan PT KAI, melalui penandatanganan kontrak
angkutan jangka panjang (CTA), dengan daya angkut menjadi
20 juta ton pertahun ke Tarahan (Lampung) dan 2,7 juta ton ke
Kertapati (naik bertahap).

The Company continued to increase loading capacity through


three strategic plans. The first plan was to increase the
existing railway loading capacity jointly with PT KAI under
a long term contract (CTA) to gradually reach 20 million
tons per year to Tarahan (Lampung) and 2.7 million tons
to Kertapati.

Rencana kedua, dilakukan dengan membangun jalur KA baru,


melalui pembentukan perusahaan baru. Jalur baru sepanjang
307 km ini akan menghubungkan Tanjung Enim Lampung,
dengan perkiraan daya angkut sebesar 25 juta ton per tahun.
Selain membangun jalur kereta api, perusahaan patungan
ini juga akan membangun pelabuhan khusus batubara di
Lampung, dengan kemampuan sandar hingga kapal jenis
Capesize yang berdaya angkut 150.000 ton.

The second plan was to construct new railway tracks by


establishing a joint venture company. The 307-km track
will connect Tanjung Enim and Lampung with an estimated
loading capacity of 25 million tons per year. The joint venture
company will build coal port in Lampung with a mooring
capacity suitable for capesize ship with loading capacity
of 150,000 tons.

Proyek ini telah mendapatkan izin prinsip dari Gubernur


Lampung, Gubernur Sumsel dan izin prinsip pembangunan
jalur Perkeretaapian Khusus dari Menteri Perhubungan RI
di tahun 2009. Pada bulan Maret 2010 proyek ini mencatat
kemajuan lain berupa Penandatanganan Kontrak EPC
(Engineering, Procurement and Construction) senilai
US$1,3 miliar dan O&M (Operator and Maintenance) selama
periode 20 tahun dengan nilai US$3,5 miliar antara BATR
(anak perusahaan PTBA) dengan China Railway Group
Limited untuk merealisasikan proyek tersebut. Perseroan,
melalui BATR kini telah menindak lanjuti perkembangan

In 2009 this project was granted in-principle approval


(approval in principle) by the Governor of Lampung, Governor
of South Sumatera, and the Minister of Transportation for
the construction of Special Railway Track. In March 2010
EPC (Engineering, Procurement and Construction) contract
worth US$1.3 billion and O&M (Operator and Maintenance)
20-year contract worth US$3.5 billion were signed by BATR
(PTBA subsidiary) and China Railway Group Limited who
would develop the project. The Company, through BATR,

REPORT FROM THE PRESIDENT DIRECTOR

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 49

tersebut dengan penyusunan AMDAL Kereta Api dan AMDAL


Stockpile dan pelabuhan serta telah memproses izin
pembangunan pelabuhan. Perseroan juga mentargetkan
penyelesaian penetapan jalur KA dan dimulainya proses
pembebasan lahan bagi pembangunan jalur KA baru ini.

is currently writing up AMDAL (environmental impact


assessment) for railway, stockpile and port, and processing
port construction permit. The Company expects track site
designation and land clearance will be finalized for the new
railway construction.

Rencana
ketiga,
Perseroan
merintis
kerjasama
pengembangan angkutan KA batubara dengan perusahaan
asal India, Adani Group. Angkutan KA ini menempuh jalur
dari lokasi Tanjung Enim ke pelabuhan Tanjung Api-api
(Sumatera Selatan), berjarak kurang lebih 270 km dengan
kapasitas angkut 35 juta ton per tahun.

The third plan was to venture into a joint project with Adani
Group, India, to develop a 270-km railway track from Tanjung
Enim to Tanjung Api-api (South Sumatera) to transport coal
at an annual capacity of 35 million tons.

Dengan ketiga skenario angkutan batubara tersebut,


Perseroan optimis akan mampu menjual batubara melalui
angkutan kereta api hingga sebesar 82 juta ton per tahun.

If the three scenarios of coal transport can proceed as


planned, the Company will be in a position to sell its coal
products by railway up to 82 million tons per year.

Realisasi dua rencana strategis lainnya, yakni akuisisi atau


kerjasama dengan pengelola tambang batubara untuk
memperluas area kelolaan dan meningkatkan cadangan
serta rencana pengembangan angkutan laut batubara tetap
dipertimbangkan dan dijalankan secara prudent. Dengan cara
demikian, dalam jangka waktu beberapa tahun mendatang,
target Perseroan untuk menjadi perusahaan tambang
batubara terbesar di Indonesia dapat terealisir.

Realizing the other two strategic plans, i.e. acquisition of


or joint operation with other coal mining companies will
extend operating area and increase reserves while developing
sea transport cautiously and prudently. This way, in the
forthcoming years the Company will become the largest
coal miner in Indonesia.

BERSAMA MITRA MEWUJUDKAN


PENINGKATAN KINERJA

IMPROVING PERFORMANCE JOINTLY WITH


PARTNERS

Kerjasama strategis dengan PT KAI selama tahun 2010


menghasilkan peningkatan daya angkut kereta api menjadi
10,8 juta ton atau tumbuh 3% dari angka tahun 2009.
Peningkatan volume angkut batubara ini merupakan hasil
dari penambahan gerbong pengangkut dan perbaikan sistem
manajemen angkutan, peningkatan intensitas keberangkatan
dan penambahan rangkaian gerbong, serta adanya koordinasi
intensif dengan PT KAI.

Strategic venture with PT KAI during 2010 improved railway


transporting capacity by 3% to 10.8 million tons from 2009.
This was made possible by the addition of more chains
of coaches, improvement of transport management and
departure frequency as well as intensive coordination
with PT KAI.

Di masa mendatang, Perseroan optimis bahwa volume angkut


melalui jalur KA eksisting ini akan dapat ditingkatkan sesuai
dengan implementasi Coal Transportation Agreement (CTA)
yang mulai dijalankan sejak tahun 2010. Dalam kaitan CTA
ini, PT KAI akan meningkatkan kapasitas angkut dengan
menambah lokomotif, gerbong serta prasarana perkereta
apian lainnya. Implementasi CTA ini diharapkan akan mampu
meningkatkan daya angkut batubara secara signifikan.

The Company is optimistic that loading volume of existing


railway track will rise with the enforcement of Coal
Transportation Agreement (CTA) starting in 2010. In connection
with the CTA, PTKA will raise loading capacity by adding more
coaches, locomotives and other railway infrastructure. The
implementation of CTA is expected to significantly increase
loading capacity.

Penyelesaian pembangunan PLTU untuk pemakaian sendiri akan


membuat kinerja operasional semakin efisien dan realisasi proyek
CBM akan menambah sumber pendapatan Perseroan.
The completion of own TPP construction will increase efficiency and CBM
project will augment operating income.

50

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN DIREKTUR UTAMA

Kereta api pengangkut batubara melintasi TLS di Tanjung Enim


Coal transporting train passing TLS inTanjung Enim

Perseroan telah mempersiapkan seluruh jajarannya untuk


memanfaatkan momen peningkatan permintaan batubara dan
peningkatan daya angkut kereta di tahun-tahun mendatang
dengan meningkatkan kapasitas produksi. Hal ini telah
dibuktikan dengan naiknya produksi menjadi 12,5 juta ton dari
11,6 juta ton di tahun sebelumnya.

The Company prepared itself to capitalize on the rising coal


demand and railway transporting capacity by boosting coal
production. Thus, the Companys total coal production increased
to 12.5 million tons from 11.6 million tons in 2009.

Pada tahun-tahun mendatang, seiring dengan telah selesainya


persiapan sarana produksi di MTBU dan program relokasi 2
unit BWE dan 1 unit spreader, produksi batubara swakelola

In the upcoming years, as MTBU starts production and


two BWEs and one spreader are reconditioned, inhouse
coal production will continue rising along with coal
overall production.

akan semakin meningkat, seiring dengan peningkatan total


produksi batubara.
Komposisi penjualan di tahun 2010 juga membaik dimana
dari total volume penjualan sebesar 12,95 juta ton, penjualan
domestik adalah sebanyak 8,23 juta ton (63,5%) dan ekspor
sebanyak 4,72 juta ton (36,5%). Pada tahun-tahun mendatang,
komposisi penjualan ini akan lebih berimbang, mengingat
kerjasama peningkatan daya angkut yang dilakukan, sekaligus
mencakup jaminan pembelian dari potential buyer mitra
kerjasama luar negeri dalam jangka panjang.

Sales composition in 2010 improved with higher domestic


ratio, as out of total sales of 12.95 million tons, domestic
sales reached 8.23 million tons (63.5%) and export 4.72 millon
tons (36.5%). This composition will be more balanced in the
future as a result of bigger loading capacity and foreign
potential buyers guaranteed order.

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT

Perseroan menerapkan program peningkatan kompetensi


secara
berkesinambungan
sekaligus
melaksanakan
pengembangan karir berbasis kompetensi. Perseroan telah
mengimplementasikan Key Performance Indicators (KPI)
dan Balanced Scorecard sebagai tools untuk mengukur
kompetensi kinerja individual dan satuan kerja.

The Company continuously enhances human resource


competence and provides performance-based career
development program. We use Key Performance Indicators
(KPI) and Balanced Scorecards to measure individual and
work unit competence and performance.

Perseroan telah mempersiapkan SDM untuk merealisasikan


rencana besar di masa mendatang dengan menyiapkan
serangkaian program pelatihan terpadu dan program
rekrutmen yang terencana. Pelatihan
tidak hanya
ditujukan pada peningkatan kompetensi semata, tapi
juga pada peningkatan kualitas mental dan spiritual guna
menumbuhkan trilogi kecerdasan, yaitu spiritual, emosi
dan intelektual. Untuk maksud tersebut dan dalam rangka
meningkatkan kualitas penerapan tata kelola yang baik,
Perseroan menyelenggarakan pelatihan khusus mengenai
implementasi code of conduct yang berisi uraian butir-butir
etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh segenap
jajaran SDM dalam berkarya di perusahaan.

Considering the big plan that lies ahead the Company


provided a series of integrated training and well-planned
recruitment program. Training was not directed towards
employees competence only, but also their mental and
spiritual quality to develop trilogy of intelligence, i.e. spiritual,
emotional and intellectual. For that reason and in order to
improve good governance practice, the Company organized
special training on Code of Conduct that touches on ethics
and morals that should be upheld by all personnel in working
within the organization.

REPORT FROM THE PRESIDENT DIRECTOR

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 51

Realisasi tiga rencana peningkatan daya angkut kereta akan membuat


Perseroan mampu memasok batubara dari Tanjung Enim ke pasar domestik
maupun global hingga sebesar 82 juta ton/tahun.
The three plans to increase railway loading capacity will enable the Company to
supply coal from Tanjung Enim to global and domestic markets up to 82 million
tons every year.
PENINGKATAN IMPLEMENTASI TATA
KELOLA

INTENSIFIED IMPLEMENTATION OF
CORPORATE GOVERNANCE

Perseroan meyakini bahwa seluruh raihan kinerja operasional


tersebut akan dapat ditingkatkan secara berkesinambungan
apabila Perseroan mampu secara konsisten meningkatkan
kaidah-kaidah tata kelola yang baik. Sebagai wujud komitmen
peningkatan penerapan praktek GCG tersebut, pada tahun
2010 Perseroan melakukan sosialisasi dan implementasi
Pedoman GCG maupun Code of Conduct yang telah selesai
dikaji dan disusun ulang.

We are aware of the fact that the overall operating


achievements can be maintained if the Company is able
to consistently enhance its good corporate governance
practices. As a reflection of its commitment to implementing
these GCG principles, in 2010 the Company socialized and
implemented GCG Code and Code of Conduct that had been
reviewed and rewritten.

Sosialisasi dilakukan melalui penyelenggaraan pelatihan


intensif kepada pegawai akan pentingnya peningkatan
penerapan praktek GCG. Selain itu dilakukan penandatanganan
pernyataan kepatuhan untuk melaksanakan aturan-aturan
yang terkandung dalam Code of Conduct dan Pedoman
GCG. Perseroan telah merintis sosialisasi dan pelaksanaan
COC dan Pedoman GCG tersebut kepada seluruh pemangku
kepentingan, didahului dengan penerapan butir-butir
menyangkut ketentuan pengadaan barang dan jasa terhadap
para pemasok dan mitra kerja. Perseroan akan terus
meningkatkan kualitas penerapan GCG ini dan melakukan
evaluasi serta asesmen secara berkala.

Intensive training sessions were carried out to instil


into the employees the importance of GCG. Additionally,
employees signed declaration of compliance with GCG Code
and Code of Conduct. The same Codes were disseminated
to the stakeholders particularly on the subject of goods
and services procurement by suppliers and partners.
The Company will continue to evaluate and assess the
implementation of GCG principles.

KEPEDULIAN MASYARAKAT, WUJUD


TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

CONCERN FOR THE COMMUNITY


REFLECTION OF CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY

Perseroan merancang pelaksanaan program tanggung


jawab sosial perusahaan dengan sasaran meningkatkan
keikutsertaan masyarakat agar berkembang bersama
Perseroan. Dengan partisipasi tersebut, kesejahteraan
masyarakat ikut meningkat seiring dengan perkembangan
usaha Perseroan. Dalam melaksanakan CSR ini, Perseroan
telah menetapkan komitmen jangka panjang, terdiri atas enam
fokus kegiatan meliputi (i) kegiatan ekonomi, (ii) lingkungan, (iii)
hak asasi manusia, (iv) praktek ketenagakerjaan dan kelaikan
kerja, (v) tanggung jawab produk dan (vi) kemasyarakatan.

The Companys concern for the neighboring community


well-being is reflected in the promotion of the community
potentials to grow along with the Company. In fulfilling
its CSR function, the Company establishes long term
commitments, focusing on six areas: (i) economy, (ii)
environment, (iii) human rights, (iv) employment practices
and proper work conditions, (v) product responsibiity and
(vi) society.

Di bidang ekonomi, program yang dilaksanakan meliputi


pengembangan pola kemitraan usaha kecil dan koperasi,
dilakukan dengan memberikan pelatihan manajemen dan
kewirausahaan serta bantuan dana bergulir bagi usaha kecil

O n t h e e co n o m i c s i d e , t h e p ro g ra m i m p le m e n te d
includes developing partnership with small businesses
and cooperatives, by way of providing management and
entrepreneurship training and disbursing revolving funds

52

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN DIREKTUR UTAMA

dan koperasi yang tersebar di wilayah operasional Perseroan.


Pengembangan tersebut diharapkan akan menjadi fasilitator
dan akselerator bagi pertumbuhan usaha kecil yang membawa
dampak berganda (multiplier effect) terhadap kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat di sekitar lingkungan Perseroan.
Selanjutnya Perseroan juga telah melaksanakan program
di bidang sosial melalui bantuan: bencana alam, pendidikan
dan atau pelatihan, peningkatan kesehatan, pengembangan
sarana umum, sarana ibadah dan pelestarian alam. Total dana
yang digulirkan oleh Perseroan melalui PKBL pada tahun
2010 mencapai total Rp93,42 miliar, naik 236% dari Rp27,77
miliar di tahun 2009.

to small businesses and cooperatives throughout the


Companys operating areas. Such development is expected
to serve as facilitator and accelerator in the growth of small
businesses with multiplier effect to the self-reliance and
welfare of the local community. The Company has contributed
to social welfare through natural disaster relief, education
and training, healthcare, construction of public utilities and
religious utilities, as well as environmental conservation.
Total fund disbursed by the Company to Partnership and
Community Development Program in 2010 reached Rp93.42
billion, or rose 236% from Rp27.77 billion in 2009.

Perseroan meyakini dengan pelaksanaan program yang


tepat sasaran akan memberikan dampak peningkatan
kesejahtaraan masyarakat sekitar agar lebih berdaya dan
mandiri serta terpeliharanya hubungan yang harmonis dan
berkesinambungan antara perseroan dengan masyarakat.

We believe that focused programs will empower the


surrounding community to improve their own welfare and
independency. This way, a harmonious relationship will be
fostered between the Company and the local community.

MEWUJUDKAN KOMITMEN PELESTARIAN


LINGKUNGAN

COMMITMENT TO ENVIRONMENTAL
CONSERVATION

Perseroan secara komprehensif menerapkan berbagai


program untuk mewujudkan salah satu misi memberikan
kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan pelestarian lingkungan. Perseroan
menerapkan serangkaian program rehabilitasi lingkungan
purna tambang yang dirancang bersama konsultan independen
serta menggunakan sistem terakreditasi ISO 14001: 2004.
Perseroan bahkan telah melangkah lebih jauh dan menjadi
pelopor dalam hal pelestarian lingkungan dan rehabilitasi
pascatambang dengan telah merancang dan merealisasikan
rencana pengembangan daerah pascatambang seluas 5.934
ha menjadi Taman Hutan Rakyat (TAHURA).

Various programs were launched to realize our mission of


giving the utmost contribution to community welfare and
environment conservation. This commitment was turned
into reality by a series of rehabilitation program towards
post-mining area designed jointly with an independent
consultant using ISO 14001: 2004 accredited system. The
Company even took a step further and became a pioneer in
conserving the environment and rehabilitating post-mining
areas by designing 5,934 hectares of post-mining area to
become Peoples Forest Park (Tahura).

Semua upaya tersebut merupakan jawaban terhadap


meningkatnya tuntutan masyarakat dunia akan terciptanya
lingkungan hidup yang lebih baik untuk kehidupan
mendatang. Hasil nyata di tahun 2010 adalah keberhasilan
mempertahankan peringkat Proper Hijau dari Kementerian
Lingkungan Hidup. Perseroan bertekad untuk meraih Proper
Emas pada tahun-tahun mendatang.

All these efforts are in response to growing world demand


for a better living environment of the future. Real
accomplishment in 2010 was the retention of Green Proper
rating as designated by the Department of Environment.
The Company is determined to earn Gold Proper in the
upcoming years.

PANDANGAN KE DEPAN

FUTURE OUTLOOK

Semakin kondusifnya perekonomian global maupun nasional


seperti diprediksikan oleh para ekonom diperkirakan

The improving world and national economy as predicted by


the economists will create challenge and opportunity for the

Kami memaknai peran penting SDM bagi Perseroan dengan memberikan


program peningkatan kompetensi secara berkesinambungan.
We appreciate the important role of our people through continuous competence
development programs.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 53

REPORT FROM THE PRESIDENT DIRECTOR

membuka peluang dan tantangan bagi Perseroan. Peluangnya


adalah semakin meningkatnya permintaan batubara
dunia maupun nasional, sedangkan tantangannya adalah
memproduksi batubara dengan biaya yang lebih efisien untuk
menjaga tingkat profitabilitas.

Company. The opportunity is the rising world and domestic


coal demand, while the challenge is the ability to produce
coal efficiently to maintain profitability.

Dengan memperhatikan kondisi eksternal tersebut, Direksi


berpendapat bahwa peluang bagi pengembangan, perluasan dan
peningkatan volume penjualan batubara Perseroan akan semakin
terbuka. Dari sisi permintaan domestik, penyelesaian proyek PLTU
berbahan bakar batubara 10.000 MW tahap I akan ikut mendukung
roda perekonomian nasional dan meningkatnya permintaan
batubara. Rencana proyek PLTU 10.000 MW tahap kedua akan
semakin meningkatkan kebutuhan batubara di tanah air.

Considering the external condition, the Board of Directors


is of the opinion that opportunities for developing, expanding
and increasing sales volume are in the picture. In terms of
domestic demand, the completion of first phase coal-fired
10,000MW TPP will become the key driving force to get
the national economy rolling and coal demand rising. The
building of second phase coal-fired 10,000MW TPP will give
an even bigger push to domestic coal demand.

Untuk pasar ekspor, perbaikan kondisi perekonomian global


terutama di kawasan Asia Pasifik diprediksi membuka
peluang pasar di negara-negara seperti India, China, Vietnam
maupun Malaysia seiring dengan pesatnya pertumbuhan
perekonomian di negara tersebut.

On the export side, improved global economy particularly


in the Asia Pacific region is predicted to open new markets
in India, China, Vietnam and Malaysia as a consequence of
the fast growing economy in that region.

Sebagai perusahaan yang berwawasan untuk menjadi


perusahaan tambang batubara terintegrasi yang terbesar
di Indonesia, Perseroan berada dalam posisi yang lebih
baik untuk meraih peluang dalam memenuhi kebutuhan
yang meningkat tersebut, mengingat besarnya cadangan
sumber daya yang dimiliki. Dengan menerapkan strategi
pengembangan terintegrasi, didukung oleh SDM yang
kompeten serta dilaksanakan dengan kualitas implementasi
GCG yang meningkat akan membuat Perseroan mampu
meraih peluang yang terbentang.

As an enterprise that has a vision of becoming the largest


integrated coal miner in Indonesia, the Company is on
a better footing to seize the opportunity for meeting the
rising demand, considering the abundant reserves it has on
hand. We are confident that through an integrated business
development strategy, competent human capital and better
GCG implementation, the Company will be in a position to
avail itself of every opportunity that unfurls.

PENUTUP

CLOSING

Dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa terima


kasih kepada Dewan Komisaris atas pengarahannya kepada
Direksi. Penghargaan yang sama juga disampaikan kepada
pemegang saham, pelanggan dan mitra usaha atas dukungan,
kepercayaan dan kerjasamanya. Begitu pula kepada seluruh
karyawan yang telah dengan penuh dedikasi menjadikan
kerja sebagai ibadah, yang memungkinkan Perseroan mampu
mempertahankan kinerja usaha dan menyiapkan landasan
yang baik bagi pertumbuhan usaha di masa mendatang.

On this occasion, we wish to thank the Board of


Commissioners for its supervision and guidance. We also
convey our high regard to the shareholders, customers and
partners for their patronage, trust and cooperation. All of
the employees deserve our appreciation for their dedication
and services that enabled the Company to perform well and
build a strong foundation for future growth.

Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada seluruh


pemangku kepentingan PT Bukit Asam (Persero) Tbk lainnya
yang senantiasa memberikan kerjasama terbaik bagi kiprah
dan pertumbuhan kinerja Perseroan secara berkelanjutan.

Our gratitude is also extended to all stakeholders of PT


Bukit Asam (Persero) Tbk who faithfully gave their support
for the sustainable growth of the Company.

Atas nama Direksi


On Behalf of the board of Directors

Ir. Sukrisno
Direktur Utama President Director

54

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 55

Laporan Pengelolaan
Operasional
Operational Management Report

Perseroan mengembangkan usaha


melalui penyiapan rencana strategis
yang matang dan bijaksana
dengan mempertimbangkan
dan memitigasi seluruh risiko
yang dihadapi serta menjalankan
operasional penambangan yang
aman, ramah lingkungan dan
efisien dengan didukung teknologi
informasi terkini dan SDM yang
berkompeten
The Company has devised prudent and thorough
strategic business development plans by
identifying and mitigating risks, conducting
safe, environment-friendly and efficient mining
operations with the support of the latest
information technology and competent human
resource

56

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

RENCANA STRATEGIS PERSEROAN

CORPORATE STRATEGIC PLAN

Sejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia


maupun global beberapa tahun terakhir dan mengantisipasi
peluang peningkatan kebutuhan sumber energi, terutama
batubara yang semakin terbuka, Perseroan telah menuntaskan
penyusunan Rencana Strategis Perseroan. Rencana tersebut
disusun berdasarkan lanskap kondisi perekonomian global
dan makro ekonomi Indonesia pada kurun waktu 2009-2013.

To respond to the world and national economic development


and the increasing demand for energy resources particularly
coal in the last few years, the Company has formulated its
Corporate Strategic Plan. The Plan is based on global and
Indonesian macro-economic forecast over a period between
2009 and 2013.

Lihat uraian MD&A: Prospek Usaha.

See MD&A: Business Prospect.

Rencana Strategis Perseroan terdiri dari enam strategi


operasional utama, merupakan penjabaran dari Visi
dan Misi Perseroan yang akan dicapai pada kurun waktu
2009-2013 untuk menjamin pencapaian target-target yang
ditetapkan, yakni:

Six main operating strategies of the Strategic Plan are


the elaboration of the Companys Vision and Mission to be
accomplished in 2009-2013, which are:

Fokus pada pertumbuhan produksi dan penjualan


batubara.
Strategi operasional ini dimaksudkan untuk mengatasi
hambatan transportasi, yakni keterbatasan daya angkut
kereta-api sebagai satu-satunya sarana angkut paling
ekonomis. Program yang dilakukan adalah melalui
peningkatan daya angkut dari jaringan yang sudah
ada dan peningkatan kapasitas pelabuhan. Sedang
peningkatan produksi dan penjualan dilakukan melalui
optimasi kinerja unit bersangkutan.
Fokus pada proyek-proyek pengembangan
Perseroan fokus pada pembangunan jaringan angkutan
kereta api baru dan pelabuhan, pengoperasian dan
pengembangan tambang Internasional Prima Coal (IPC),
pengembangan tambang Peranap, pengembangan
tambang-tambang lainnya, pembangunan PLTU milik
sendiri, pengembangan angkutan laut batubara serta
akuisisi tambang berpotensi.
Restrukturisasi Korporasi
Dilakukan melalui pendirian anak-anak perusahaan
yang menangani bisnis non-core.
Meningkatkan kompetensi dan regenerasi SDM dan
menciptakan budaya korporasi yang mengutamakan
kinerja.
Meningkatkan sistem remunerasi yang berdasarkan
kinerja (reward based performance).
Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan
lingkungan dari hijau menjadi emas.

Focus on the growh of coal production and sales


This is to overcome transporation problem that lies
in the limited loading capacity of train being the
only low-cost means of transport. This would mean
increasing the loading capacity of existing railway
system and the port handling capacity. Stepping up
production and sales is carried out by optimizing the
work of related units.
Focus on development projects
The Company concentrates in constructing new
railway tracks and ports, developing Indonesia Prima
Coal (IPC), Peranap and other mines, installing own
thermal power station, developing coal sea transport
and acquiring potential mines.
Corporate resctructuring
This is done through setting up subsidiaries that handle
non-core business.
Boost the competency and regeneration of human
resource as well as promote a performance-based
corporate culture.
Promote a reward based performance system.
Improve performance rating in environmental
management from green to gold.

PENGEMBANGAN USAHA

BUSINESS DEVELOPMENT

Sesuai dengan visi menjadi perusahaan energi berbasis


batubara yang berdaya saing dan memberikan nilai optimal
kepada para stakeholder, Perseroan merealisasikan
rencana pengembangan usahanya secara prudent dan
berkesinambungan. Target jangka panjang Perseroan adalah
mencapai era PTBA Emas. Untuk mewujudkan target tersebut,
Perseroan melakukan berbagai langkah pengembangan
usaha dengan sasaran meningkatkan produksi, meningkatkan

In keeping with the corporate vision of becoming a highly


competitive coal-based energy company and maximizing
stakeholders return, the Company seeks to develop its
business prudently and continuously. The long-term
target is to arrive at an era of Golden PTBA. The Company
takes business development measures aiming to step
up production and sales, expand coal product marketing

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 57

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

penjualan, memperluas pemasaran produk batubara serta


memanfaatkan secara optimal potensi cadangan sumber
dayanya yang berlimpah.

area, and capitalizing on its abundant coal reserves and


resources.

Berbagai langkah aksi korporasi telah dilaksanakan untuk


meningkatkan produksi dan mengatasi kendala-kendala
yang selama ini membatasi kemampuan Perseroan untuk
meningkatkan volume penjualan maupun produksi batubara.
Berbagai aksi korporasi yang dilakukan sepanjang tahun 2010
dan upaya pengembangan usaha yang telah dirintis tahun
sebelumnya adalah sebagai berikut.

Various corporate actions have been taken to boost


production and overcome the long standing obstacles that
have limited the Companys ability to increase production
and sales. The year 2010 witnessed the following corporate
actions and business development efforts that had actually
started the preceding year:

AKUISISI TAMBANG

MINING ACQUISITION

Salah satu strategi yang dilakukan untuk meningkatkan


produksi batu bara adalah melalui akuisisi perusahaan
tambang, sebagai sumber alternatif produksi batubara, di
luar areal tambang di Tanjung Enim dan Ombilin. Akuisisi
pertama KP dilakukan pada bulan September 2008, melalui
kepemilikan sebesar 51% saham PT International Prima
Coal (IPC) yang berlokasi di Kalimantan Timur dengan nilai
transaksi sebesar USD17,85 juta. Menurut taksiran Perseroan,
kawasan ini memiliki sumber daya batubara sebesar 45 juta
ton. IPC telah berproduksi sejak tahun 2009.

A strategy implemented to increase coal production is


the acquisition of new mines as alternative coal sources
outside the mining area of Tanjung Enim and Ombilin. The
first acquisition of Mining Concession was accomplished in
September 2008 through taking over a 51 percent ownership of
PT International Prima Coal (IPC) located in East Kalimantan
at a transaction value of US$ 17.85 million. The Company
estimates this area has coal reserves of 45 million tons. IPC
commenced operations in 2009.

Pengembangan usaha terintegrasi menjamin


peningkatan kinerja yang berkelanjutan.
A prudent and integrated business development to ensure sustainable
performance.
Di tahun 2010, tidak ada realisasi akusisi yang dilakukan.
Penyebabnya adalah belum adanya tambang yang layak
secara komersial, teknis maupun legal, dengan pertimbangan
utama antara lain: cadangan yang minim dan tidak ekonomis,
cadangan cukup besar namun kualitas rendah dan jarak
angkut cukup jauh, harga dan skema bisnis yang tidak sesuai
dengan pihak Penjual. Namun demikian, Perseroan saat
ini sedang mencari dan menjajagi beberapa tambang yang
potensial untuk diakuisi.

In 2010, there was no acquisition made by the Company


because there was no commercial potential mine, technicaly
as well as legally. The main obstacles included small and
uneconomical reserves, big but low-quality reserves and
long transporting distance, as well as unfavorable price
and business scheme.

PENINGKATAN VOLUME ANGKUTAN BATUBARA

INCREASE OF COAL TRANSPORT VOLUME

Lokasi areal penambangan batubara Perseroan yang relatif


jauh dari pelabuhan, membuat kereta api menjadi sarana
angkutan utama batubara yang paling ekonomis. Sebagai
konsekuensi, peningkatan produksi dan penjualan batubara
Perseroan harus selalu dikaitkan dengan kemampuan angkut
produk melalui jalur kereta api ini, yang mendorong Perseroan
melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas
angkutan kereta api.

The Companys coal mines are located relatively far from


the ports, making trains the most economical means of
transport. Consequently, increasing coal production and
sales is always related to the loading capacity of the railway
facility, prompting the Company to take several measures
to improve the train loading capacity.

Dimulai tahun 2008 lalu, Perseroan menjalankan dua


skenario utama peningkatan volume angkutan batubara.

In 2008, the Company made two major scenarios to increase


coal transport volume. First, maximizing the loading capacity

58

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

Pertama, melakukan optimasi dan peningkatan daya angkut


melalui jalur kereta-api yang telah ada. Kedua, merintis
pembangunan jalur kereta api baru dari areal tambang ke
pelabuhan muat yang memungkinkan penjualan produk
batubara secara efisien, ekonomis dan memberikan hasil
maksimal bagi Perseroan.

of the existing railway tracks. Second, pioneering the


construction of new railway tracks from the mining area to
the loading port that will facilitate efficient, economical coal
sales and bring maximum return to the Company.

Upaya pertama, meningkatkan secara bertahap kapasitas


angkut kereta api eksisting dari Tanjung Enim ke Pelabuhan
Tarahan menjadi 20 juta ton dan dari Tanjung Enim ke Kertapati
menjadi 2,7 juta ton, sehingga total kapasitas angkut menjadi
22,7 juta ton per tahun.

First effort, gradually increasing the existing railway loading


capacity from Tanjung Enim to Tarahan Port to reach 20
million tons and from Tanjung Enim to Kertapati to reach
2.7 million tons, making total loading capacity of 22.7
million tons per year.

Untuk menjamin peningkatan volume angkutan kereta api,


Perseroan pada bulan Oktober 2009 melakukan Perjanjian
Angkutan Batubara Jangka Panjang (Coal Transport
Agreement /CTA) dengan pihak PT KAI yang berlaku mulai 1
Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2029.

To guarantee increased railway loading volume, in October


2009 the Company entered into Coal Transport Agreement
(CTA) with PT KAI to cover the period from 1 January 2010
to 31 December 2029.

Dalam perjanjian tersebut, mulai tahun 2010, PT KAI


menyanggupi untuk meningkatkan kapasitas angkut batubara
melalui jalur yang sudah ada, Tanjung Enim-Tarahan dan
Tanjung Enim-Kertapati, secara bertahap menjadi sebesar
22,7 juta ton pada akhir tahun 2014. Perjanjian tersebut
mengatur formula tarif angkutan dan memberlakukan sistem
Take or Pay.

Under the agreement, starting 2010 PT KAI will increase


coal loading capacity of the existing tracks, Tanjung EnimTarahan and Tanjung Enim-Kertapati, gradually to reach
22.7 million tons by yearend 2014. The agreement also fixes
transport fare and enforce Take or Pay system.

Sebagai tindak lanjut perjanjian tersebut, Perseroan menunjuk


Konsultan Independen Mott MacDonald untuk merumuskan
formula tarif dan formula take or pay angkutan kereta api
batubara jangka panjang. Penyelesaian formula tarif tersebut
penting untuk memastikan terlaksananya peningkatan
angkutan batubara sesuai Perjanjian dan lebih memastikan
perhitungan biaya angkutan yang menyertai peningkatan
produksi batubara Perseroan.

Further, the Company appointed an independent consultant


Mott MacDonald to formulate tariff and take or pay scheme
for long-term railway coal transport. This scheme is
essential to ensure capacity upgrade is in accordance with
the agreement and transport cost is commensurate with
coal production increase.

Upaya kedua, dilakukan melalui pembentukan perusahaan


baru, setelah mendapat persetujuan RUPSLB tanggal
28 Mei 2008, yakni PT Bukit Asam Transpacific Railway
(BATR), melibatkan PTBA (10%), PT Transpacific Railway
Infrastructure/TRI (80%) dan China Railway Engineering (10%),
yang akan membangun jalur KA baru. Jalur baru sepanjang
307 km ini akan menghubungkan Tanjung Enim Srengsem
(Lampung), dengan perkiraan daya angkut sebesar 25 juta ton
per tahun.

Second effort, setting up a new company, with the approval


of EGMS dated 28 May 2008, which are PT Bukit Asam
Transpacific Railway, involving PTBA (10%), PT Transpacific
Railway Infrastructure/TRI (80%) and China Railway
Engineering (10%), which will build a new railway track.
The new 307-km track will connect Tanjung Enim and
Srengsem (Lampung), at an estimated loading capacity of
25 million tons per year.

Meningkatkan kapasitas angkut batubara melalui jalur


yang sudah ada secara bertahap menjadi sebesar 22,7 juta
ton per tahun.
Enhancing coal loading capacity by existing railway track gradually to
reach 22.7 tons per year.

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 59

Pendirian perusahaan angkutan baru ini juga dimaksudkan


untuk mendukung peningkatan produksi batubara Perseroan.
Selain membangun jalur kereta api, perusahaan patungan
ini juga akan membangun pelabuhan khusus batubara di
Srengsem, Lampung. Skema pembiayaan 30% modal sendiri,
sedang 70% lainnya dari pinjaman.

The establishment of this new transport company is directed


towards supporting the Companys coal production increase.
Besides building railway tracks, the joint venture company
will build a coal port in Srengsem, Lampung. Total financing
is 30% own funds and 70% borrowing.

Proyek ini telah mendapatkan Izin Prinsip dari Gubernur


Lampung pada 22 September 2008 dan izin prinsip dari
Gubernur Sumsel tanggal 13 Oktober 2008 dan pada
Oktober 2009, proyek ini juga telah memperoleh izin prinsip
pembangunan jalur Perkeretaapian Khusus dari Menteri
Perhubungan RI.

This project was granted in-principle approval (approval in


principle) by the Governor of Lampung on 22 September
2008 and by the Governor of South Sumatera on 13 October
2008. In addition, an in-principle approval was also issued
for the construction of Special Railway Track by the Minister
of Transportation in October 2009.

Perkembangan selanjutnya, pada bulan Maret 2010 telah dilakukan


Penandatanganan Kontrak EPC (Engineering, Procurement
and Construction) senilai US$1,3 miliar dan O&M (Operator and
Maintenance) selama periode 20 tahun dengan nilai US$3,5 miliar
antara BATR (anak perusahaan PTBA) dengan China Railway
Group Limited untuk merealisasikan proyek tersebut.

In March 2010 EPC (Engineering, Procurement and


Construction) contract worth US$1.3 billion and O&M
(Operator and Maintenance) 20-year contract worth US$3.5
billion were signed by BATR (PTBA subsidiary) and China
Railway Group Limited to develop the project.

Sebagaitindaklanjutdariperjanjiantersebut,dilakukanpresentasi
di hadapan Gubernur Lampung dan Gubernur Sumatera Selatan
beserta Dinas terkait mengenai Rencana Pembebasan Lahan.
Langkah lain yang dilaksanakan adalah melakukan survey
untuk alignment kereta api dan menetapkan trekking jalur KA.
BATR (Anak Perusahaan) dalam proses melakukan penyusunan
AMDAL Kereta Api dan AMDAL Stockpile dan Pelabuhan serta
telah memproses izin pembangunan pelabuhan. Selanjutnya
akan memasuki tahap persiapan pembebasan lahan.

As a follow up, the Company made a presentation to the


Governors of Lampung and South Sumatera regarding land
clearance plan. Additionally, a survey was conducted for
railway alignment and railway track designation. Writing
up AMDAL (environmental impact assessment) for railway,
stockpile and port was under way and port construction
permit was issued. Land acquisition would be soon
initiated.

Selain kerjasama dengan perusahaan asal China, Perseroan


juga berpartisipasi dalam pengembangan angkutan KA
batubara yang dilakukan oleh perusahaan asal India, Adani
Group dengan memasok batubara sebesar 35 juta ton per
tahun. Rencana angkutan KA yang dimotori oleh Pemprov
Sumatera Selatan menempuh jalur Tanjung Enim ke
pelabuhan Tanjung Api-api, sepanjang 270 km.

Besides collaborating with China, the Company also has


a joint project with Adani Group, India, in developing coal
railway transport at a capacity of 35 million tons per year.
The 270-km track construction is patronized by the South
Sumatera Provincial Administration to connect Tanjung Enim
and Tanjung Api-api.

Dengan demikian jika ketiga skenario angkutan batubara


tersebut dapat berjalan sesuai rencana, Perseroan akan
mampu menjual batubara melalui angkutan kereta api hingga
sebesar 82 juta ton per tahun.

If the three scenarios of coal transport can proceed as


planned, in due time the Company will be in a position to
sell its coal products by railway transport up to 82 million
tons per year.

PEMBANGUNAN PLTU MULUT TAMBANG

CONSTRUCTION OF MINE MOUTH THERMAL POWER


PLANT

Untuk meningkatkan pemanfaatan batubara berkalori rendah


dan mendapatkan manfaat ekonomis yang berujung pada
peningkatan imbal hasil kepada pemegang saham, Perseroan
membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mulut
tambang. Pengembangan proyek ini selain bertujuan
mendukung pemenuhan kebutuhan listrik nasional juga untuk
memenuhi kebutuhan operasional Perseroan. Berdasarkan
besaran nilai investasi yang dibutuhkan dan proses internal
yang harus dilakukan, proyek-proyek pembangunan PLTU
mulut tambang ini terbagi atas beberapa kelompok, yakni:

To optimize the use of low-calorie coal for economic benefit


that will in turn maximize shareholders return, the Company
constructed Thermal Power Plant (TPP). This project is
expected to meet the electricity needs of the nation and
the Companys operations. Categorized according to the
investment cost and the internal process, the mine mouth
TPP projects are divided into several groups:

60

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Proyek yang telah mendapat persetujuan melalui


RUPS
Pembangunan PLTU Mulut Tambang Banjarsari
berkapasitas 2 x 100 MW di Kabupaten Lahat, Sumatera
Selatan telah memperoleh persetujuan RUPSLB 10 Mei
2006, yang diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan
listrik di Sumatera. Pelaksanaan proyek dilakukan oleh
anak perusahaan, yaitu PT Bukit Pembangkit Innovative
(BPI), yang dibentuk tahun 2007, dengan konsorsium
PTBA, PT Navigate Innovative Indonesia (NII) dan
Pembangkit Jawa Bali (PJB).

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

Projects approved by GMS


The construction of Banjarsari Mine Mouth TPP with a
capacity of 2 x 100 MW in Lahat Regency, South Sumatera
was approved by EGMS on 10 May 2006, projected to meet
the needs for electricity in Sumatera. The project was
built by a subsidiary that was set up in 2007, PT Bukit
Pembangkit Innovative (BPI), a consortium of PTBA,
PT Navigate Innovative Indonesia (NII) and Pembangkit
Jawa Bali (PJB).

Sebagian besar (70%) keperluan pendanaan


pembangunan proyek dibiayai melalui pinjaman,
sisanya (30%) melalui modal sendiri. Pembangunan
proyek ini sempat terkendala oleh pelaksanaan
tender ulang kontraktor Engineering, Procurement,
Construction (EPC) PLTU akibat adanya permintaan
perubahan nilai kontrak EPC sebagai dampak krisis
keuangan global yang membuat nilai kurs Dollar
Amerika terhadap Rupiah dan Yuan berubah, serta
adanya kenaikan harga baja.

The major part or 70% of financing was borrowed and


the remaining 30% was self-funded. The construction
of this project was delayed due to a re-tender process
for Engineering, Procurement, Construction (EPC)
contractor. The re-tender was caused by a request for
change in EPC contract value following global financial
crisis that affected the exchange rate of American Dollar

Melalui tender ulang tersebut diperoleh kontraktor baru,


yaitu China National Electric Equipment Corporation,
menggantikan kontraktor sebelumnya yaitu Jiangxi
Electric Power Overseas Engineering Co.Ltd. Selain
kenaikan biaya EPC, munculnya cost overrun dan revisi
harga batubara sebagai bahan bakar PLTU, membuat
manajemen PT BPI mengajukan permintaan kenaikan
harga jual listrik kepada PT PLN (Persero) yang akan
dituangkan dalam Amandemen Power Purchase
Agreement (PPA).

From the re-tender a new contractor, China National


Electric Equipment Corporation, was appointed replacing
Jiangxi Electric Power Overseas Engineering Co.Ltd.
Besides increased EPC costs, cost overrun and adjusted
price of coal as TPP fuel prompted the management of
PT BPI to propose an increase in electricity selling tariff
to PT PLN (Persero) which would be incorporated in
Amendment to Power Purchase Agreement (PPA).

Bulan Agustus 2010 telah dicapai kesepakatan harga


jual beli listrik baru yang akan dituangkan dalam
Amandemen PPA antara Perseroan dengan PLN. Tarif
baru tersebut sampai sekarang masih menunggu
persetujuan Menteri ESDM.

In August 2010, new electricity tariff was agreed and


would be included in the Amendment to PPA between
the Company and PLN. EMR Minister approval for the
new tariff is still pending.

Draft PPA telah dibahas dan disiapkan. Amandemen


PPA akan ditandatangani setelah ada persetujuan
Menteri ESDM mengenai Tarif Jual Beli Listrik
yang baru. Diharapkan persetujuan Menteri ESDM
segera diperoleh, sehingga Amandemen PPA dapat
ditandatangani di tahun 2011.

Draft amended PPA has been discussed and drawn up


and will be signed soon after EMR Minister approves
the new electricity tariff. The ministerial approval is
expected any time soon and PPA Amendment can be
signed in 2011.

Selain perkembangan menyangkut PPA tersebut,


proyek ini mencatat perkembangan lain dengan telah
ditandatanganinya Amandemen Kontrak EPC PLTU pada
tanggal 3 Desember 2010. Perkembangan lainnya, lahan
untuk pembangunan PLTU ini telah 100% dibebaskan
dan disertifikasi atas nama BPI, sedang lahan untuk
transmisi telah 88% dibebaskan.

An Amendment to EPC contract for this project was


signed on 3 December 2010. Land for this TPP was
100% acquired and certificated in the name of BPI, while
transmission land was 88% cleared.

against Rupiah and Yuan, and the increased price of


steel.

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

Kegiatan Operasional di Tambang Air Laya, Tanjung Enim


Operational activities in Tambang Air Laya, Tanjung Enim

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 61

62

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

Total low-calorie coal to be supplied by PTBA for this


project is estimated at 1 million tons per annum.

Total kebutuhan batubara kalori rendah yang akan


dipasok PTBA untuk keperluan proyek ini adalah sekitar
1 juta ton per tahun.

Proyek yang belum Mendapat Persetujuan RUPS


PLTU Mulut Tambang Banko Tengah dengan kapasitas
4x600 MW di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan
dirancang untuk memenuhi kebutuhan listrik di kawasan
Sumatera dan Jawa. Pengaliran listrik dari areal proyek
ke Pulau Jawa rencananya akan dilakukan melalui
jaluran transmisi listrik Sumatera-Jawa, sebagian
akan melalui kabel bawah laut. Proyek PLTU ini belum
mendapatkan persetujuan RUPS PTBA.

Projects Yet to be Approved by GMS


Mine Mouth TPP Banko Tengah of 4x600 MW in Muara
Enim Regency, South Sumatera was designed to
meet electricity demand in Sumatera and Java areas.
Electricity distribution from the project site to Java Island
is to be carried out through electric transmission line
Sumatera-Java, partly through undersea cables. This
TPP project has not been approved by PTBA GMS.

Pada proyek ini Perseroan menggandeng mitra strategis


dari Cina (China Huadian Corporation) dan beberapa mitra
nasional (PLN, PT Truba Alam Manunggal Engineering
Tbk dan Pemerintah Kabupaten Muara Enim), melalui
perjanjian usaha patungan pembangunan, operasi dan
pemeliharaan PLTU yang ditandatangani pada 2006.
Proposal penawaran penjualan listrik dari PLTU ini telah
diajukan kepada PLN pada 2007.

In this project the Company works with a strategic


partner from China (China Huadian Corporation) and a
few national partners (PLN, PT Truba Alam Manunggal
Engineering Tbk and Regental Administration of Muara
Enim), under a joint venture agreement to build, operate
and maintain TPP signed in 2006. For selling electricity
from this TPP a proposal was submitted to PLN in 2007.

Perseroan kemudian menindaklanjuti langkah ini


dengan melaksanakan tahapan persiapan pembebasan
lahan, mempersiapkan wilayah khusus Kuasa
Pertambangan untuk pasokan batubara ke PLTU,
dengan perkiraan kebutuhan sebesar 10 12 juta ton per
tahun. Perseroan bersama-sama mitra strategis juga
melakukan serangkaian proses negosiasi tarif listrik
(Purchase Power Agreement / PPA) dengan pihak PLN
dan pembahasan skema pembiayaan proyek dengan
potential lenders maupun potential insurer yang masih
berlangsung hingga akhir 2009.

As a follow-up the Company began preparing for land


clearance, preparing Mining Concession area for
supplying coal to TPP at an estimated volume of 10 12
million tons per year. Together with its strategic partners
the Company made a series of negotiations for electricity
tariff (Purchase Power Agreement / PPA) with PLN and
discussed the project payment scheme with potential
lenders and potential insurers continuing towards the
end of 2009.

Pada tahun 2010, PLN masih perlu memprioritaskan


pelaksanaan program-program pemenuhan tambahan
pasokan listrik bagi sistem interkoneksi Sumatera
sendiri, sehingga terjadi penundaan negosiasi PLTU
Banko Tengah yang produksi listriknya sebagian
besar dipasok ke Pulau Jawa. Berdasarkan RUPTL
PLN 2010-2019, Perseroan memperkirakan proyek
yang menghubungkan interkoneksi sistem kelistrikan
Sumatera-Jawa ini harus selesai pada tahun 2016.

In 2010, PLN was still concentrating on increasing


electricity supply to Sumatera inter-connection system,
so negotiation on Banko Tengah TPP, which supplied
most of its electricity to Java, was suspended. Based on
PLN 2010-2019 program, the Company estimates that
the Sumatera-Java electricity inter-connection has to be
finalized in 2016.

Penyelesaian proyek peningkatan daya angkut KA akan


membuat Perseroan menjadi salah satu pemasok batubara
terbesar di Indonesia.
Increased railway loading capacity will turn the Company into one of the
largest coal suppliers in Indonesia.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 63

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

PLTU Tanjung Enim


Tanjung Enim Thermal Power Plant

Proyek yang tidak memerlukan Persetujuan RUPS

Projects not Requiring GMS Approval

PLTU Mulut Tambang Tanjung Enim kapasitas 3 x 10


MW di Tanjung Enim
Pembangunan PLTU ini ditujukan untuk pemakaian
sendiri di Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT).
Pada bulan Maret 2009 Perseroan menandatangani
perjanjian kontrak EPC PLTU dengan Konsorsium China
Overseas Engineering Holding Limited Zheajiang
Xizi United Engineering Co Ltd Jiangxi Jiusheng
International Electro-Mechanical Equipment Co.Ltd
di Huangzhou, China. Selain itu diputuskan Black
and Veatch International sebagai Konsultan Supervisi
Pekerjaan EPC.

Tanjung Enim Mine Mouth 3 x 10 MW TPP


This TPP is constructed with the purpose of meeting
the needs of Tanjung Enim Mining Unit. In March 2009
the Company entered into a TPP EPC contract with
a consortium China Overseas Engineering Holding
Limited Zheajiang Xizi United Engineering Co Ltd
Jiangxi Jiusheng International Electro-Mechanical
Equipment Co.Ltd in Huangzhou, China. Black and
Veatch International was assigned as Consultant for
supervising the EPC work.

Hingga akhir 2010, kemajuan pembangunan PLTU


Tanjung Enim telah mencapai + 85,65%. Adapun rincian
pekerjaan yang telah dilaksanakan mencakup: detail
desain, pondasi peralatan utama, shipment peralatan
utama, chimney, konstruksi dan erection i boiler
dan ESP No.#3. Sedangkan pekerjaan yang sedang
berlangsung antara lain mencakup: penyelesaian
pekerjaan Cooling Tower, Dry Coal Shed, DM Water,
pondasi lainnya, konstruksi dan erection boiler dan ESP
No.#2 dan Main Power House (MPH) dan pengawasan
kegiatan EPC Kontraktor.

Until end of 2010, the construction was +85.65%


was completed. Breakdown of work accomplished
included detailed design, major equipment base, major
equipment shipment, chimney, construction ad erection
of boiler and ESP No. 3. Work in progress included
cooling tower, dry coal shed, DM water, other foundation
work, construction and erection of boiler and ESP No. 2
and main power house (MPH) as well as overseeing EPC
contractor work.

Penyelesaian proyek ini akan sangat mendukung


program efisiensi kegiatan penambangan batubara
melalui pengalihan pemakaian energi berbasis BBM,
yang harga produknya di luar kontrol Perseroan, menjadi
berbasis listrik. PLTU ini menggunakan bahan bakar
batubara limbah yang selama ini belum termanfaatkan.

When completed this project will support coal mining


efficiency program by shifting fuel-based to electricitybased energy consumption as fuel price is beyond the
Companys control. This TPP is fueled by waste coal
which has never been utilized.

64

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

PLTU Paket untuk Pelabuhan Tarahan.


Pembangunan PLTU berkapasitas 2 x 8 MW ini juga
ditujukan untuk keperluan sendiri, terutama mendukung
kebutuhan operasional Perseroan di pelabuhan Tarahan.
Setelah pada 2008 menunjuk Konsultan Teknis dan
mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris pada
Agustus 2009, Perseroan telah menindak lanjuti rencana
ini dengan melakukan proses tender kontraktor EPC.

Packet TPP for Tarahan Port


This 2 x 8 MW TPP is also designed to meet the Companys
own needs, particularly to support the Companys
operations in Tarahan port. After appointing Technical
Consultant in 2008 and obtaining the Commissioners
approval in August 2009, the Company invited tenders
for EPC contractor.

Hingga akhir 2010, Kontraktor EPC Pembangunan


PLTU Pelabuhan Tarahan telah ditunjuk dan dilanjutkan
dengan proses CDA (Contract Discussion Agreement)
dan pembahasan kontrak. Sedangkan Konsultan
Pengawas (Supervisi) telah dilakukan pelelangan dan
sedang dalam proses penunjukan pemenang.

At the end of 2010, an EPC contractor was appointed and


Contract Discussion Agreement (CDA) was discussed. A
bid for Contractor Overseer was opened and the winner
had yet to be decided.

PLTU Mulut Tambang Peranap kapasitas 2 x 10 MW di


Kabupaten Indragiri Hulu Riau
Gagasan pembangunan proyek ini telah dimulai sejak 2008
dengan pelaksanaan studi pembangunan PLTU dan studi
pengembangan tambang wilayah Kuasa Pertambangan
Peranap. Melalui pembangunan PLTU berkapasitas 2 x
10 MW ini, diharapkan Perseroan dapat memanfaatkan
batubara kalori rendah untuk mewujudkan komitmen
pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat setempat.
Pembangunan PLTU akan dilakukan secara paralel
dengan pengembangan tambang Peranap

Peranap Mine Mouth 2 x 10 MW TPP in Indragiri Hulu


Riau
The idea of building this project started in 2008 after
conducting studies in TPP construction and mine
development in Peranap Mining Concession area. The
construction of TPP of this capacity should enable the
Company to make use of low-calorie coal to meet the
electricity needs of local community. Construction will
be parallel to the development of Peranap mine.

Sampai akhir 2009, Perseroan masih dalam proses


pembahasan jual beli listrik dengan Pemerintah Daerah
Tk II Kabupaten Indragiri Hulu.

Until end of 2009, the Company was still negotiating


electricity selling tariff with the Local Administration of
Indragiri Hulu Regency.

Hingga akhir 2010, Proses Pelelangan Kontraktor EPC


Pembangunan PLTU Peranap mengalami batal tender
karena tidak memenuhi syarat jumlah peserta yang
hanya diikuti oleh 2 peserta. Proses pembahasan jual
beli listrik baik dengan PLN WRKR maupun dengan
Pemerintah Daerah Tk II Kabupaten Indragiri Hulu yang
diwakili oleh Perusda Inhu juga masih berlangsung.

At the end of 2010, the tender for EPC Contractor


of Peranap TPP Construction failed as the number
of participants (only two) was below requirement.
Negotiation on electricity selling price with PLN and
Indragiri Hulu Regental Administration, represented by
Indragiri Hulu Regental Company, was still in progress.

Penyelesaian seluruh proyek PLTU akan menjamin pemasaran


14 juta ton/tahun batubara kalori rendah dari areal sekitar
Tanjung Enim dan Peranap.
The completion of all TPP projects will secure annual sales of 14 million tons
low-calorie coal from Tanjung Enim and Peranap areas.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 65

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

PENGEMBANGAN COAL BED METHANE (CBM)

DEVELOPMENT OF COAL BED METHANE (CBM)

Selain berbagai upaya peningkatan produksi dan efisiensi


proses penambangan, Perseroan juga melakukan
pengembangan usaha yang bertujuan untuk memperkuat
fondasi bisnis perusahaan. Strategi yang diterapkan adalah
dengan melakukan diversifikasi usaha guna meningkatkan
nilai tambah.

Besides various efforts to boost production and improve


mining efficiency, the Company also made business
expansion to strengthen its foundation. The strategy adopted
was business diversification to improve added value.

Salah satu alternatif diversifikasi usaha dalam memanfaatkan


sumber daya Perseroan yang berlimpah adalah pengembangan
Coal Bed Methane (CBM) di wilayah Tanjung Enim,
bekerjasama dengan PT Pertamina Hulu Energi (melalui PT
PHE Metra Enim) dan Arrow Energy Indonesia (melalui Arrow
Energy Tanjung Enim PTE Ltd), dengan struktur kepemilikan
PTBA, 27,5% (melalui anak perusahaan Perseroan, PT Bukit
Asam Metana Enim), PT PHE Metra Enim, 27,5% dan Arrow
Energy Tanjung Enim PTE Ltd 45%.

One alternative of business diversification in taking advantage


of the abundant reserves was developing Coal Bed Methane
(CBM) in Tanjung Enim, in collaboration with PT Pertamina
Hulu Energi (through PT PHE Metra Enim) and Arrow Energy
Indonesia (through Arrow Energy Tanjung Enim Pte Ltd).
Ownership composition is PTBA 27.5 % (through subsidiary,
PT Bukit Asam Metana Enim), PT PHE Metra Enim 27.5%
and Arrow Energy Tanjung Enim Pte Ltd 45%.

Mulai Juli 2008 tahap eksplorasi telah dilaksanakan melalui


penentuan lokasi bor bagi pengambilan sample gas CBM
Tanjung Enim. Indikasi awal dari proses eksplorasi tersebut
menunjukkan kandungan CBM antara 0,8-2,6 trilliun cubic
feet (TCF). Dengan perkiraan produksi sebesar 50 juta kaki
kubik gas per hari (50 MMSCF/day) maka kandungan CBM di
areal ini akan habis minimal dalam waktu 40 tahun.

In July 2008 exploration was commenced by designating


drilling site to extract CBM gas sample in Tanjung Enim.
The exploration indicated a CBM content of 0.8-2.6 trillion
cubic feet (TCF). At an estimated production of 50 million
cubic feet of gas per day (50 MMSCF/day), CBM content in
this area will be exhausted within minimum 40 years.

0,8 - 2,6

trillion cubic feet (TCF)

Kandungan CBM di Tanjung Enim berjumlah antara 0,8 2,6 trillion cubic feet (TCF)

CBM content in Tanjung Enim is 0.8-2.6 trillion cubic feet (TCF)

Penandatanganan PSC untuk proyek ini telah dilaksanakan


pada tanggal 4 Agustus 2009 antara para pihak dengan
BPMigas dengan komposisi para pihak 45% dan BPMigas
55% dan berlaku selama 30 tahun. Work Program & Budget
dan Rencana Penempatan Tenaga Kerja (RPTK) telah disetujui
oleh BPMIGAS. Saat ini sedang dalam proses negosiasi Joint
Operation Agreement antara para pihak. Upaya Kelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
telah diperoleh dan sampai dengan akhir tahun 2010 telah
memasuki tahapan persiapan pemboran ekplorasi di Wilayah
Kerja Tanjung Enim.

The Production Sharing Contract (PSC) for this project


was entered into on 4 August 2009 between the parties
and BPMigas with a composition of the parties 45% and
BPMigas 55%, valid for 30 years. Work Program & Budget
and Manpower Placement Plan was approved by BPMIGAS.
Currently negotiation for Joint Operation Agreement is under
way among the parties. Environmental Management Action
(UKL) and Environmental Monitoring Action (UPL) permits
were obtained and at end 2010 preparation for exploration
drilling in Tanjung Enim was in progress.

Perseroan optimis proyek ini akan dapat terealisir lebih cepat


dari perkiraan awal, mengingat PTBA sudah memiliki data
geologi batubara yang lengkap, PT Pertamina EP memiliki
data bor dan seismik yang lengkap sementara Arrow
Energy (Tanjung Enim) Pte Ltd sudah berpengalaman dalam
pengembangan gas CBM di Australia.

The Company is optimistic that this project can be


accomplished sooner than originally planned, considering
PTBA has full coal geology data, PT Pertamina EP has
full drilling and seismic data while Arrow Energy (Tanjung
Enim) Pte Ltd is experienced in CBM gas development in
Australia.

66

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

PENGEMBANGAN ANGKUTAN LAUT BATUBARA

DEVELOPMENT OF COAL SEA TRANSPORT

Dengan mempertimbangkan semakin meningkatnya


permintaan batubara domestik maupun global, Perseroan
kemudian melaksanakan studi kelayakan pengembangan
angkutan laut batubara yang lebih komprehensif. Hasilnya
menunjukkan bahwa pengembangan angkutan laut tersebut
akan dapat menunjang kinerja Perseroan karena mampu
mengurangi ketergantungan angkutan pada perusahaan
lain, meningkatkan posisi tawar dan mempermudah
pendistribusian batubara.

To respond to the increasing coal demand in domestic and


overseas market, the Company made a more comprehensive
feasibility study of coal sea transport development. The study
showed that sea transport development would support the
Companys performance as it could reduce dependence on
other companies transport, improve bargaining position
and facilitate coal distribution.

Bulan Juli 2009, Perseroan mendapatkan persetujuan


Komisaris untuk mengembangkan angkutan laut batubara
yang ditindak-lanjuti dengan langkah-langkah persiapan
bagi pendirian anak perusahaan angkutan laut batubara dan
penyusunan rencana strategis pendirian anak perusahaan di
tahun 2010.

In July 2009, the Company obtained the Commissioners


approval to develop coal sea transport to be followed up by
preparatory measures to establish subsidiary company in coal
sea transport, and to write up the strategic plan in 2010.

Pelabuhan Tarahan
Tarahan Port

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 67

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

What is
CBM?

Apa itu CBM?


Coal Bed Methane (CBM) merupakan gas metana


(CH4) yang terbentuk secara alami bersama dengan
sejumlah kecil kandungan gas hidrokarbon dan
non-hidrokarbon lainnya (85-99% metana), yang
terkandung di dalam lapisan batubara sebagai hasil
dari proses kimia dan fisika.
Dalam penambangan batubara di Indonesia, yang
umumnya dilakukan secara open pit, pengupasan over
burden yang dilakukan membuat kandungan CBM ini
terbuang ke atmosfir dengan percuma dan menjadi salah
satu unsur gas perusak lapisan ozon.
Eksplorasi CBM dilakukan melalui teknik pemboran core
hole & gas sampling dan proses Geologi & Geofisika.
CBM umumnya diproduksi melalui lubang bor (exploitation
hole), dimana air akan dipompa keluar dari lapisan
batubara melalui proses pemompaan (dewatering),
sehingga tekanan hidrostatik akan menurun, selanjutnya
gas dapat keluar dari batubara melalui cleat dan rekahan
untuk dialirkan ke permukaan.
Pemanfaatan gas CBM umumnya digunakan sebagai
pembangkit listrik tenaga gas, untuk gas perumahan serta
sebagai bahan baku pembuatan pupuk urea.

Coal Bed Methane (CBM) is methane gas (CH4) that is


naturally formed together with traces of other hydrocarbon
and non-hydrocarbon gases (85%-99% methane),
found in coal layer resulting from chemical and physical
processes.

In Indonesias mostly open pit coal mining, overburden


scraping wastes CBM content to the atmosphere to
become a destroyer of ozone layer.

CBM exploration is done by core hole drilling, gas sampling


as well as geological and geophysical evaluation.
CBM is produced through exploitation hole, where water
is pumped out of coal layer by dewatering process, so that
hydrostatic pressure drops and gas is extracted from coal
through cleat and fracturing to the surface.

CBM is usually used for gas-fired power plant, residential


consumption and urea-based fertilizer production.

Manfaat Bagi PTBA

Benefit to PTBA

Creating added value as income source diversification.

Enhancing security if the Company realizes its plan to


operate deep mining.
Participating in the reduction of gas emission that destroys
ozone layer.
CBM exploitation does not disturb existing coal
production.

Memberikan nilai tambah bagi Perseroan berupa sumber


pendapatan baru.
Meningkatkan keamanan proses penambangan apabila
Perseroan merealisasikan rencana tambang dalam.
Berpartisipasi pada upaya penurunan emisi gas
penyumbang kerusakan lapisan ozon.
Eksploitasi CBM tidak berdampak pada proses produksi
batubara saat ini.

Cara Produksi CBM

CBM Production Method


Gas terperangkap di dalam batubara akibat
tekanan hidrostatik dari air.
AMGas trapped in coal due to water hydrostatic
pressure.

Proses pemompaan air


keluar dari batubara
(dewatering) akan
menurunkan tekanan
hidrostatik, sehingga
gas dapat keluar dari
batubara melalui cleat dan
rekahan untuk selanjutnya
mengalir ke permukaan.
Pumping water out of
coal (dewatering) process
will reduce hydrostatic
pressure and release gas
from coal through cleat
and crack to further flow
to the surface.

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

RISIKO DAN MANAJEMEN RISIKO

RISK AND RISK MANAGEMENT

Perseroan mengoptimalkan peranan Manajemen Risiko


untuk melakukan identifikasi dan mitigasi atas berbagai
risiko yang dihadapi dan berpotensi menghambat pencapaian
target Perseroan. Hasil identifikasi kemudian dimitigasi dan
ditindak lanjuti dengan langkah-langkah antisipatif terhadap
berbagai perkembangan kondisi lingkungan usaha yang bisa
berdampak negatif.

The Company steps up the function of Risk Management to


identify and mitigate various risks with potentials to constrain
the Company from reaching its target. Risks identified are
then mitigated and followed-up with anticipatory measures
to address detrimental business condition.

Proses Manajemen Risiko Perseroan merupakan suatu proses


terstruktur, sistematis serta berulang untuk meningkatkan
kinerja pengelolaan risiko perusahaan yang berkelanjutan
(continous improvement). Proses ini mengacu pada pedoman
manajemen risiko AS/NZ 4360 seperti digambarkan pada
bagan berikut.

Management Risk process in the Company is a structured,


systematical and recurring process for continuous
improvement of the Companys performance. This process
is based on AS/NZ 4360 risk management guide as depicted
in the following chart.

MEMBUAT KONTEKS

ANALISIS RISIKO
Analyse Risks

EVALUASI RISIKO
Evaluate Risks

Monitor & Review

Identify Risks

PENILAIAN RISIKO
Risk Assessment

Communication & Consultation

IDENTIFIKASI RISIKO

PEMANTAUAN & PENGKAJIAN

Establish the Context

KOMUNIKASI & KONSULTASI

68

MEMPERLAKUKAN RISIKO
Treat Risks

Selama tahun 2010, fokus kerja sistem manajemen risiko


adalah semakin meningkatkan intensitas dan kualitas
pengelolaan risiko untuk menjamin peningkatan kinerja
Perseroan. Strategi umum yang diterapkan dalam pengelolaan
risiko ini adalah:

In 2010, the work of risk management system was focused


on intensifying the performance and improving the quality of
risk management to support the Company in its performance.
General strategy adopted in risk management includes:

Mengintegrasikan seluruh proses bisnis ke dalam proses


manajemen risiko.

Intensifikasi risk awareness process pada seluruh


komponen Perseroan.

Pembaruan Risk Register secara konsisten melalui


pemantauan risiko secara terus menerus.

Integrating the whole business process into risk


management process.
Intensifying risk awareness process in all components of
the Company.
Consistently updating Risk Register by continuous risk
monitoring.

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 69

Proses Pembubutan di bengkel kerja


Lathing process in workshop

Sosialisasi dan implementasi aturan Pedoman Manajemen


Risiko Korporat Terintegrasi, yang mengacu pada standar
terakreditasi AS/NZ 4360 untuk meningkatkan pengelolaan
risiko perusahaan secara berkelanjutan.
Socialization and implementation of Integrated Corporate Risk
Management Guide under accredited AS/NZ 4360 standard to improve
the Companys ongoing risk management.

70

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

70

Peningkatan kompetensi dan pengetahuan personil yang


bertanggngung jawab dalam pengelolaan Manajemen
Risiko baik melalui seminar maupun pelatihan
Pengembangan Business Continuity Management yang
didukung oleh Business Continuity Plan

Berdasarkan hasil identifikasi risiko yang dilakukan secara


berkesinambungan sejak 2006, Perseroan telah merumuskan
daftar 37 risiko yang harus dipantau secara rutin dan
berkesinambungan untuk kemudian dilakukan langkah
mitigasinya, yakni:

RISIKO MUTU
Quality
RISIKO ANGKUTAN
KA

RISIKO HUKUM
Legal issue
RISIKO ASET
Asset

RISIKO LAHAN
Land

RISIKO POMPA
Pump

RISIKO KONTRAKTOR
Contractor

RISIKO SISTEM
INFORMASI
Information System

17

Competition

10

Railway

RISIKO
PERSAINGAN

11

12

13

14

15

RISIKO SDM
Manpower

RISIKO BBM
Fuel
RISIKO ALAT
Equipment

RISIKO CHF
CHF

RISIKO SAFETY
Safety
RISIKO
LINGKUNGAN

18

19

20

RISIKO ANGKUTAN
TONGKANG
Barge
transportation

Upgrading the competence and knowledge of personnel


responsible for Risk Management through seminars and
training classes.
Developing Business Continuity Management backed by
Business Continuity Plan.

Based on the result of continued risk identification process


since 2006, the Company has compiled a list comprising 37
risks that should be routinely monitored to be followed by
mitigating steps as follows.

RISIKO EKSPLORASI
Exploration

RISIKO INVESTASI
Investment

RISIKO NILAI TUKAR


Exchange rate
RISIKO KENAIKAN
BIAYA OPERASI

25

26

27

28

Operating cost

21

22

23

Environment

16

RISIKO DOKUMEN
Document

29

Commodity
RISIKO TRANSAKSI
STRATEGIS
Strategic
transaction
RISIKO PENGADAAN
Procurement
RISIKO SOSIAL
Social issue
RISIKO KREDIT
(KBL)
Loan/credit

RISIKO PAJAK

30

Tax

33

34

35

36

RISIKO DEMURRAGE
Demurrage

RISIKO PROYEK
Project

RISIKO PASAR
Market
RISIKO STRIPPING
RATIO
Stripping ratio

37

FRAUD &
CORRUPTION
Fraud and
corruption

RISIKO
STAKEHOLDER
Stakeholders

RISIKO HUBUNGAN
INVESTOR

31

Investor relations

24

RISIKO KOMODITAS

RISIKO TDL
Quality Risk

32

RISIKO
KOLEKTIBILITAS
Receivables
turnover
RISIKO FLUKTUASI
Cash movement

Secara garis besar tiga puluh tujuh risiko tersebut dapat


dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:

The 37 risks are classified into five groups:

Risiko Eksternalitas, yaitu risiko yang diakibatkan oleh


faktor-faktor eksternal. Risiko yang masuk ke dalam
kelompok ini adalah risiko hukum, risiko hubungan
investor, risiko lingkungan, risiko stakeholder dan risiko
sosial.

External Risks, caused by external factors. Included in


this category are legal, investor relations, environment,
stakeholder, social and document risks.

Risiko Operasional, yaitu risiko yang disebabkan oleh


ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses
internal, kesalahan manusia dan kegagalan sistem.
Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini antara
lain risiko mutu produksi, risiko SDM, risiko pompa,
risiko kontraktor, risiko dokumen dan risiko fraud and
corruption.

Operational Risks, caused by inadequacy or dysfunction


of internal process, human error and system failure.
This category includes the risks of product quality,
manpower, pump, contractor and fraud & corruption.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 71

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

Risiko Pasar, yaitu risiko terjadinya kerugian akibat


pergerakan variabel pasar produk Perseroan. Risiko
yang masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko pasar,
risiko nilai tukar dan risiko harga komoditas.

Market Risks, caused by market variable movement of


the Companys product. Included in this category are
market, exchange rate and commodity price risks.

Risiko Keuangan, yaitu risiko yang ditimbulkan oleh


fluktuasi target keuangan atau ukuran moneter
perusahaan, yang diakibatkan karena gejolak beberapa
variabel makro. Risiko yang masuk ke dalam kelompok
ini adalah risiko pajak, risiko kolektibilitas piutang, risiko
fluktuasi kas dan risiko kredit.

Financial Risks , caused by fluctuations of the


Companys financial target or monetary measures due
to macro variable changes. This category includes
tax, receivables turnover, cash movement and credit
risks.

Risiko Strategis, yaitu risiko yang antara lain disebabkan


oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi yang
tidak tepat, serta pengambilan keputusan bisnis yang
tidak tepat. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini
adalah risiko proyek, risiko transaksi strategis dan risiko
investasi.

Strategic Risks, caused by unsound strategy and


business decision making. Included in this category are
project, strategic transaction and investment risks.

Perseroan kemudian membagi lagi risiko tersebut ke


dalam beberapa tingkatan (level) risiko sebagai acuan
dalam pengendalian risiko, sesuai dengan dampak yang
ditimbulkannya. Level risiko tersebut adalah: Berisiko Sangat
Tinggi (Extreme Risk), Berisiko Tinggi (High Risk), Berisiko
Sedang (Medium Risk) dan Berisiko Rendah (Low Risk).

The Company spreads the risks into several categories as


guidance in risk management according to the effect they
impose. These categories are Extreme Risk, High Risk,
Medium Risk and Low Risk.

Dari 37 jenis risiko tersebut terdapat beberapa risiko yang


sangat memerlukan prioritas pengendalian karena memiliki
level risiko sangat tinggi (extreme) dan tinggi (high) yaitu:
Risiko Hukum, Risiko Kecelakaan Fatal, Risiko Lahan,
Risiko Pasar, Risiko Sistem Informasi, Risiko Mutu, Risiko
Pengadaan, Risiko Investasi, Risiko Fluktuasi Kas, Risiko
Project dan Risiko CHF.

Some of the 37 risks are high and extreme risks that


need to be closely watched. They are legal, fatal accident,
commodity, contractor, land, market, information system,
quality, procurement, investment, cash movement, exchange
rate, project and CHF risks.

Pada tahun 2010, selain mulai mengidentifikasi dan menyusun


langkah-langkah mitigasi risiko fraud and corruption,
Perseroan menindak lanjuti hasil mitigasi atas jenis risiko
tinggi yang diidentifikasi. Risiko yang telah ditindak lanjuti
adalah risiko hukum, terkait pemberlakuan Peraturan
pelaksanaan dari UU no 4 tentang Minerba tahun 2009, yakni
perubahan KP menjadi IUP. Perseroan telah menyelesaikan
masalah perizinan ini, dan mengubah izin pengelolaan wilayah
konsesinya menjadi IUP.

In 2010, besides identifying fraud and corruption risks and


devising mitigation measures, the Company took care of
the high risks identified. The risk mitigated was legal risk
associated with the implementation of Mineral and Coal Law
No. 4/2009, on the subject of conversion from MC to MBL.
The Company finalized this permit issue and converted its
concession to MBL (Mining Business Licence).

Perseroan juga terus melaksanakan sosialisasi dan


menerapkan aturan Pedoman Manajemen Risiko Korporat
Terintegrasi yang mengacu pada standard AS/NZS 4360:2004

The Integrated Corporate Risk Management Guide under


AS/NZ 4360:2004 standard was disseminated to all functional
units for implementation. The Guide contains information

Mitigasi kelompok risiko dengan level extreme risk dan high risk
sebagai prioritas penanganan dan penanggulangan risiko.
Mitigating extreme and high risks is the priority of managing and controlling
risks.

72

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

keseluruh unit fungsional terkait. Pedoman tersebut


mencakup informasi mengenai mekanisme pengukuran,
pemetaan, penanggulangan dan pelaporan risiko.

on the mechanism of measuring, mapping, handling and


reporting risks.

Melalui penerapan atas pedoman pengenalan dan langkah


mitigasi risiko tersebut, diharapkan seluruh satuan kerja
dapat memahami pengelolaan risiko yang ada di unit-unit
kerja serta menganggapnya sebagai early warning system
dalam meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko dan
dampaknya terhadap jalannya usaha Perseroan.

By using the guide to take risk mitigation measures, all work


units are expected to understand the risk management as
an early warning system to minimize risks and their effect
on the overall performance.

Sepanjang tahun 2010 Perseroan telah melakukan pengkajian


dan melakukan mitigasi atas seluruh risiko-risiko yang akan
atau kemungkinan besar memberi dampak negatif terhadap
operasional. Mitigasi atas risiko langsung dilakukan terhadap
risiko-risiko yang tergolong extreme dan high risk, sehingga
terjadi perubahan status dari risiko-risiko dimaksud.
Perubahan dan mitigasi atas beberapa risiko dimaksud,
termasuk upaya mitigasi yang dilakukan, disajikan dalam
tabel berikut.

During 2010, the Company evaluated and mitigated all


risks with detrimental potentials. Extreme and high risks
were mitigated, and their risk level was lowered. The
following table describes the mitigation measures and
risk level changes.

JENIS RISIKO

DAMPAK

LANGKAH MITIGASI

Risiko Kontraktor

Target produksi
tidak tercapai

Penilaian kinerja rutin


Pemeriksaan peralatan
Pengawasan dengan efektif

TYPE OF RISK
Contractor

IMPACT

Lower product
quality

MITIGATION MEASURES

Routine performance evaluation


Equipment control
Effective supervision

STATUS RISIKO
RISK LEVEL

Menurun, dari risiko tinggi


menjadi risiko menengah
Improved from high to medium
risk

Risiko kenaikan biaya


operasi

Penerimaan
pembayaran turun

Monitoring biaya
Pelaksanaan program efisiensi

Menurun, dari risiko tinggi


menjadi risiko menengah

Higher operating
costs

Lower profit margin

Cost control
Efficiency drive

Improved from high to medium


risk

Risiko kolektibilitas
Receivables turnover

Meningkatnya
stripping rasio

Penagihan piutang secara intensif


Implementasi sangsi denda dalam kontrak

Meningkat, dari risiko rendah


menjadi risiko menengah

Lower cash
position, lower loan
repayment

Intensive collection of receivables


Imposing penalty sanction

Improved from high to medium


risk

Meningkatnya biaya
produksi per ton

Sinkronisasi produksi batubara dengan kap angkut.


Penggalian sesuai sekuen penambangan.
Penjualan berbasis product driven

Meningkat, dari risiko rendah


menjadi risiko menengah

Risiko stripping ratio


Stripping ratio

Higher stripping
ratio, higher
production cost
per ton

Risiko komoditas
Commodity

Rendahnya harga
jual batubara
perseroan
Low coal selling
price

Risiko Angkutan
Tongkang
Barge transportation

Denda akibat
kurang pasokan dan
penurunan reputasi
Higher barge
charges, late
delivery, low
reputation

Synchronizing production and loading capacity


Drilling according to mining sequence
Product-driven sales
Pencantuman harga jual internasional pada kontrak.
Harga jual ekspor sesuai indeks harga internasional.
Seleksi ketat calon pembeli
Listing international selling price in contract
Export selling price according to international price index
Strict selection of prospective buyers
Kerjasama erat dengan pelabuhan tujuan agar angkutan
tongkang dapat sandar tepat waktu.
Penetapan kontrak penjualan dan pengiriman
disesuaikan dengan kemampuan sandar dan bongkar
muat jetty pihak penerima.
Close cooperation with port of destination so barge can
moor on time
Sales and delivery term in contract to suit mooring and
unloading capacity of receiving jetty

Worsened from low to medium


risk

Risiko berhasil diturunkan


kembali dari level risiko ekstrem,
menjadi risiko menengah
Improved from extreme to
medium risk

Risiko masih berada pada level


medium, dari sebelumnya berada
pada level rendah
Worsened from low to medium
risk

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 73

PROGRAM KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA SERTA
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

WORK SAFETY, HEALTH AND


ENVIRONMENTAL CONSERVATION

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

WORK SAFETY AND HEALTH

Perseroan telah menetapkan kebijakan mendasar


mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yakni
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tanggung
jawab semua pihak, oleh sebab itu Perseroan bersama
pihak terkait bertekad menciptakan lingkungan kerja yang
sehat, bebas cidera dan melakukan kegiatan operasional
sesuai kaidah yang berlaku.

The Company sets a basic work safety and health (WSH)


rule: Work safety and health are the responsibility of all
people. The Company and related parties are determined
to create a healthy, injury-free working environment and
operates by nomal operating standards

Untuk mendapatkan standar Keselamatan dan Kesehatan


Kerja yang maksimum, Perseroan sejak 2007 menerapkan
perluasan Standar Manajemen K3 (SMK3) dari Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dan pada tahun 2008 juga
menerapkan sistem standar K3 dari OHSAS 18001:2007. Sejak
Juli 2010, Perseroan telah mengintegrasikan semua sistem
operasional ini ke dalam Bukit Asam Management System
(BAMS).

In a bid to meet maximum work safety and health standard,


in 2007 the Company implemented Work Safety and Health
Management Standard laid down by the Department
of Manpower and Transmigration, and in 2008 adopted
WSH standard OHSAS 18001:2007. In July 2010, the
Company integrated all operating systems into Bukit Asam
Management System (BAMS).

Pemberlakuan ketentuan tersebut kemudian diikuti dengan


pelaksanaan Contractory Safety Management System (CSMS)

The implementation of such standard was followed by the


adoption of Contractory Safety Management System (CSMS)
designed to monitor the performance of the Companys work
units and its working partners or third party contractors in
implementing WSH Management Standard.

yang ditujukan untuk mengetahui kinerja satuan kerja di


lingkungan Perseroan dan mitra kerja atau kontraktor pihak
ke tiga, dalam menerapkan SMK3.
Sesuai dengan standar penerapan K3 yang disyaratkan,
Perseroan secara rutin melaksanakan pertemuan safety
committee baik dengan unit-unit kerja terkait maupun
dengan mitra kerja/kontraktor penambangan. Pertemuan
rutin bertujuan mengingatkan semua pihak agar tetap
melaksanakan segala ketentuan yang berkaitan dengan K3.

According to the required implementation of WSH standard,


the Company has routinely held safety committee meetings
with work units and working partners or mining contractors.
Routine meetings are meant to remind all parties to adhere
to all WSH regulations.

Di tahun 2010, untuk menjamin kualitas pelaksanaan K3 di


wilayah operasionalnya, Perseroan melaksanakan 3 langkah
strategis terkait dengan K3, yakni:

In 2010, to guarantee the quality of WSH practice in its


operating areas, the Company took three strategic steps
in relation to WSH:

74

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN
LAPORAN PENGELOLAAN
PENGELOLAAN OPERASIONAL
OPERASIONAL
Operational Management Report

Unit Pemadam Kebakaran PTBA


PT Bukit Asam Fire Fighting Unit

Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat melalui


pelatihan setiap unit kerja agar sadar risiko kecelakaan kerja dan
penyediaan peralatan keselamatan kerja yang memadai sebagai
wujud pertanggung-jawaban Perseroan terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitar.
Creating a safe and healthy working environment, training each work unit to
be occupational risk conscious and providing adequate work safety appliances
are the Companys responsibility to the surrounding environment and
community.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 75

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia berbasis


K3; dengan standarisasi atau sertifikasi pegawai
tambang, dengan tujuan memotivasi pegawai dalam
semua jenjang manajerial (dimulai dari lini manajemen)
untuk menumbuhkan perhatian dan perilaku yang
mendahulukan aspek keselamatan dan kesehatan
kerja. Hasil yang dicapai sebanyak 264 orang telah
tersertifikasi, terdiri dari:

JENIS SERTIFIKASI

WSH-based human resource development for


mining employee certification aimed at motivating
employees of all managerial levels (from line
management), to encourage awareness of WSH
aspect. The outcome of the program was 264 people
were certificated, as follows:

CERTIFICATION

2010

2009

TOTAL

Pengawas Operasional Utama

Pengawas Operasional Madya

33

33

66

Pengawas Operasional Pertama

74

68

142

Ahli K3 Umum

General WSH Expert

Manajemen Perawatan Tambang

Mine Maintenance Management

Perencanaan Tambang Terbuka

Open Mine Planning

Operasi Penambangan

Mining Operation

Inspeksi K3

WSH Inspection

14

19

33

Juru ledak kelas II

Explosives Expert Class II

Proteksi Radiasi

Radiation Protection

Operator Pesawat Angkat Angkut

Chief Operations Supervisor


Middle Operations Supervisor
First Operations Supervisor

Loader Operator

Peningkatan Kelaikan Peralatan Produksi dan


Penunjang tambang, dengan standarisasi atau sertifikasi
peralatan/unit, dengan tujuan peralatan/unit dijamin
aman dipergunakan sesuai kaidah keselamatan dan
kesehatan kerja. Hasil yang dicapai sebanyak 28 unit
telah tersertifikasi; terdiri dari pesawat angkat angkut
(21 unit), bejana tekan (4 unit), instalasi listrik (3 unit);
dan sebanyak 956 unit (Dump truck & alat berat) telah
diberi tanda izin operasi oleh KTT.

Improving worthiness of production equipment and mine


auxiliaries for equipment certification to guarantee that
equipment are safe to use according to WSH standard.
The result was 28 units were certificated (21 loaders,
4 pressure vessels, 3 electrical installations) and +956
units (dump truck and heavy equipment) were labeled
operating permit by KTT.

Memasukan aspek keselamatan dan kesehatan kerja


dalam perencanaan prakualifikasi calon kontraktor
penambangan pada penerapan program Contractor
Safety Management System (CSMS) dengan tujuan
mengetahui kinerja kontraktor/mitra kerja pada
perseroan dalam penerapan SMK3.

Inserting WSH aspect in pre-qualification process


of mining contractor candidates in implementing
Contractor Safety Management System (CSMS) to
discover partners performance in observing WSH
Management System.

Untuk memastikan bahwa semua pihak terkait benar-benar


melaksanakan segala ketentuan terkait dengan SMK3, pada
tahun 2010 Perseroan melakukan audit eksternal Surveilance
OHSAS 18001: 2007 di Unit Pertambangan Tanjung Enim dalam
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja oleh Badan Sertifikasi independent TUV NORD Indonesia.
Selain itu Perseroan juga melakukan Audit Eksternal
Sertifikasi SMK3 berbasis Peraturan menterti Tenaga Kerja
(Permenaker 05/Men/1996) di Unit Pertambangan Tanjung
Enim dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja oleh Badan Sertifikasi independent PT.
Sucofindo. Dari kedua audit tersebut didapatkan hasil tidak
ada temuan Mayor.

To ensure all parties concerned really observe WSH


Management Standard, in 2010 the Company conducted
external surveillance audit at Tanjung Enim Mining Unit in
cooperation with an independent certification institution,
TUV NORD Indonesia, according to OHSAS 180001: 2007
certification. Another WSH Management Standard external
audit based on Manpower Minister Regulation No. 05/
Men/1996 was conducted at Tanjung Enim Mining Unit by
an independent certification institution, PT Sucofindo. The
findings revealed that there were no major threats.
WSH management that was consistently implemented
by the Company and all personnel successfully brought

76

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

Komitmen Perseroan dalam melaksanakan K3 ditunjukkan dengan


keberhasilan audit pelaksanaan K3 berdasarkan sertifikasi OHSAS
180001: 2007 dan berdasarkan Permenaker 05/Men/1996.
The Companys commitment to WSH measures is proven by the successful WSH
performance audit based on OHSAS 180001: 2007 certification and Minister of
Manpower Regulation No. 05/Men/1996.

Manajemen K3 yang secara konsisten diterapkan oleh


Perseroan dan segenap insan perusahaan membuat tahun
2010 berhasil dilalui dengan hanya mencatat 1 kecelakaan
yang termasuk kategori fatal. Total kecelakaan tambang
yang terjadi pada tahun 2010 berjumlah 22 orang, terdiri dari
kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan hari kerja/injury

the year 2010 to an end with only one fatal occupational


hazard. Mining accidents that occurred in 2010 involved 22
persons, consisting of accidents resulting in lost workdays
or causing injury to five persons (one fatality, two serious
injury and two minor injury) and accidents that caused no
lost workdays or no injury 17 persons.

sebanyak 5 orang (1 orang kategori Fatal, 2 orang kategori


kecelakaan berat & 2 orang kategori kecelakaan ringan) dan
kecelakaan yang tidak mengakibatkan kehilangan hari kerja/
non injury sebanyak 17 orang.
Mengatasi terjadinya risiko Kecelakaan Kerja, Perseroan telah
membentuk Tim Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran
yang berada di bawah koordinasi Satuan Kerja Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Unit Pertambangan
Tanjung Enim yang bertugas untuk mengorganisasikan dan
mengendalikan kegiatan Penanggulangan Kecelakaan dan
Kebakaran. Sekalipun pada dasarnya bertugas di lokasi
tambang yang merupakan kegiatan internal perusahaan,
Tim ini juga dimungkinkan bertugas di luar lokasi tambang
Perseroan sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab
sosial perusahaan.

To control work accident risks, the Company forms Fire


and Accident Control Team under the coordination of Work
Safety & Health and Environment Work Force of Tanjung
Enim Mining Unit, tasked to organize and control fire and
accident handling activities. Although mainly responsible
for the Companys internal purposes, this Team is also
available to help people outside the mining compound as
corporate social responsibility duty.

Sebagai wujud kepedulian terhadap komunitas sekitar,


sepanjang tahun 2009, Tim Penanggulangan Kecelakaan dan
Kebakaran telah melakukan kegiatan antara lain :

As a reflection of its concern for the local community, in 2010


the Fire and Accident Control Team provided assistance in
the following areas:

Evakuasi korban gempa bumi di Mentawai.


Evakuasi korban gunung Merapi di Jogjakarta.
Penanggulangan kebakaran pemukiman penduduk.


Selain Keselamatan Kerja, Perseroan juga memperhatikan
kesehatan para pegawai maupun keluarga mereka, seperti
diamanatkan peraturan perundangan yang berlaku. Selain
pemeriksaan berkala, untuk menjaga kesehatan para
pegawai, Perseroan melakukan kegiatan peningkatan
kesadaran akan kesehatan kerja. Kegiatan ini dilakukan
dengan memberikan pendidikan, pelatihan, konseling,
pencegahan dan pengontrolan terhadap risiko terjangkitnya
PAK, PAHK, serta penyakit serius lainnya.

Evacuating earthquake victims in Mentawai.


E va c u a t i n g v i c t i m s o f M t . M e ra p i e r u p t i o n i n
Jogjakarta.
Controlling fire in local residential areas.

In addition to work safety, the health of employees and


their family also gets the Companys attention as ruled
by the law. Periodic medical check-ups are provided and
health consciousness is enhanced. The Company provides
health-related education, training and counselling, as well
as prevention and control of PAK, PAHK and other serious
diseases.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 77

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

77

1. Petugas Rescue PT Bukit Asam


PT Bukit Asam Rescue Officer

2. Penanganan korban di
Rumah Sakit Bukit Asam
Victim treatment in Tanjung
Enim Hospital

3. Fasilitas operasi mata katarak di


Rumah Sakit Bukit Asam
Cataract surgery facility in Tanjung
Enim Hospital

78

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

Sesuai dengan peraturan (UU no.1 th 1970), Perseroan


melakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap
karyawannya minimal 1 tahun sekali, yang dilakukan oleh
RS. Bukit Asam. Selain itu RS. Bukit Asam juga melayani
pemeriksaan kesehatan lainnya & pengobatan kepada
karyawan & keluarga karyawan atas tanggungan perusahaan
dan melayani pemeriksaan dan pengobatan masyarakat
sekitar dengan biaya yang disubsidi oleh perusahaan.

In accordance with Law No. 1/1970, the Company provides


yearly medical check-ups for employees conducted by
Bukit Asam Hospital. The hospital also extends companypaid healthcare to employees and their family, as well as
subsidized medical care to the local community.

Atas usaha-usaha/ kinerja dalam pengelolaan keselamatan


dan kesehatan kerja di perusahaan maka pada tahun 2010,
Unit Pertambangan Tanjung Enim menerima penghargaan :

For its effort in managing work safety and health, in 2010


the Company through Tanjung Enim Mining Unit was
awarded with:

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan


dengan Katagori Pratama yaitu perusahaan yang
baik dalam pengelolaan keselamatan dan kesehatan
kerja dilingkungan perusahaan pertambangan yang
mempunyai pegawai di atas 1.000 orang.
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja berbasis Permenaker 05/Men/1996
dengan predikat Bendera Emas dengan pencapaian
91% dari pemenuhan 166 kriteria audit.

Pratama Award for Mining Work Safety and Health,


signifying successful WSH management in a mining
company employing more than 1,000 people.
Golden Flag Award for WSH Management Standard
implementation under Manpower Minister Regulation
No. 05/Men/1996, fulfilling 91% of 166 audit criteria.

Uraian lebih lengkap Mengenai Keselamatan dan Kesehatan


Kerja ada pada Laporan Keberlanjutan PTBA 2010, dengan
judul bab sama.

Further discussion on WSH is provided in PTBA 2010


Sustainability Report under the same title.

PERLINDUNGAN LINGKUNGAN

ENVIRONMENTAL CONSERVATION

Perseroan menjalankan kegiatan operasionalnya dengan


kepatuhan penuh terhadap standar-standar manajemen
pengelolaan lingkungan yang berlaku secara universal
termasuk didalamnya ketentuan yang disebutkan dalam
Undang-undang Lingkungan Hidup No. 32 tahun 2009
mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Oleh karena itu setiap langkah operasional di lapangan
senantiasa dilaksanakan dengan memperhatikan butirbutir sebagaimana tercantum dalam dokumen AMDAL, UKL
dan UPL yang merupakan prasyarat sekaligus parameter
yang disepakati bersama instansi terkait sebelum dilakukan
kegiatan operasional.

The Company operates in full compliance with


u n i v e r s a l l y a p p l i e d e n v i ro n m e n t a l m a n a g e m e n t
standards, including Environment Law No. 32/2009
regarding environmental protection and management.
Therefore, every step in the field is taken with due
respect to the provisions in AMDAL, UKL and UPL
documents which are the pre-requisites and parameter
established in the pre-operating period.

Komitmen Perseroan terhadap perlindungan lingkungan,


dituangkan dalam Kebijakan Lingkungan yakni: Dalam
menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan senantiasa
peduli terhadap lingkungan baik secara fisik maupun sosial
sehingga menjadi bagian integral dari lingkungan global
dalam melakukan pencegahan, pemulihan, pelestarian dan
perlindungan lingkungan, aktif dalam penaatan peraturan
perundangan lingkungan dan persyaratan lainnya, serta
menerapkan sistem manajemen lingkungan secara
konsisten, terpadu, terdokumentasikan, terpelihara dan
selalu melaksanakan perbaikan secara berkelanjutan untuk
memperoleh hasil yang maksimal.

The Companys commitment to protect the environment


is elaborated in its Environmental Policy: The Company
takes care of the physical and social environment in which it
operates by preventing, restoring, conserving and protecting
the environment. The Company complies with environmental
regulations and implements a consistent, integrated,
documented, and continued environmental management
system, and continuously improves its system to reach a
maximum result.

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 79


79

Reklamasi kawasan tambang di Banko Barat


Mining site reclamation in Banko Barat

Misi Perseroan salah satunya memberikan kontribusi yang maksimal


dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian
lingkungan diwujudkan dengan penerapan Green Mining yang
mencakup pelaksanaan program-program pengelolaan, pemantauan,
pengembangan dan rehabilitasi lingkungan secara berkelanjutan.
The Corporate Mission to contribute to public welfare and environment
conservation is realized through Green Mining practice by continuously
managing, monitoring, developing and rehabilitating the surrounding
environment.

80

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

80

SERTIFIKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN

ENVIRONMENTAL MANAGEMENT CERTIFICATION

Perseroan menjalankan sistem terakreditasi ISO 14001:


2004 untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pengelolaan
lingkungan yang mencakup sistem manajemen lingkungan,
audit lingkungan, evaluasi kinerja lingkungan dan kajian daur
hidup pokok.

The Company adopts accredited ISO 14001:2004 system to


ensure an effective environmental management covering
management system, audit, performance evaluation of the
environment and study of basic living cycle.

Berdasarkan sistem tersebut Perseroan kemudian


mendesain dan melaksanakan berbagai program terkait
dengan lingkungan yang tebagi atas 2 program utama, yakni
Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan.
Keberhasilan pelaksanaan program-program tersebut diukur
melalui pemenuhan terhadap serangkaian parameter Baku
Mutu Lingkungan (BML) yang ditetapkan sesuai dengan
peraturan daerah setempat/pemerintah pusat atau standar
akreditasi yang digunakan dan pengukurannya dilaksanakan
oleh pihak-pihak independen yang kompeten.

Based on the system, the Company designed and executed


various programs associated with environment, grouped
into two major programs: Environmental Management
and Environmental Monitoring. The success of these
programs implementation is measured by meeting a series
of Environment Quality Standard parameters adjusted to
the central/local government regulations or accreditation
standards applied. The measuring process was conducted
by competent independent parties.

Perseroan telah menyelesaikan dokumen Rencana Penutupan


Tambang (RPT) dan rencana reklamasi lima tahunan (Jamrek)
sebagai suatu dokumen utama pelaksanaan reklamasi yang
kelak akan dijabarkan dalam rencana kegiatan tahunan.
Penyelesaian penyusunan dokumen tersebut sebagai
implementasi atas Permen No. 18 tahun 2008 dan PP
No. 10 tahun 2010 dari ESDM. Gambaran umum program
perlindungan lingkungan yang dilakukan oleh Perseroan
adalah sebagai berikut.

The Company has finalized mining closure plan and five-year


reclamation plan as the principal reclamation documents
to be included in the Companys annual work program. The
preparation of this document is to comply with Energy and
Mineral Resources (EMR) Minister Regulation No. 18/2008
and Government Regulation No. 10/2010. The environmental
protection program launched by the Company includes:

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

ENVIRONMENTAL MANAGEMENT

Perseroan melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan


secara berkelanjutan untuk mengurangi dampak kegiatan
pertambangan bagi lingkungan dan masyarakat, sesuai
dengan salah satu misi perusahaan, yakni Memberikan
kontribusi
yang
maksimal
dalam
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan.
Untuk mengukur efektivitas pengelolaan lingkungan, setiap
tahun Perseroan menetapkan parameter indikator sasaran
lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Indikator
tersebut mengacu ketentuan Pemda setempat (Pergub
Sumsel No. 17 dan No. 18 tahun 2005) mengenai pemenuhan
baku mutu lingkungan untuk pemeriksaan beberapa
indikator baku mutu lingkungan (BML).

The Company consistently manages the environment to


reduce the impact of mining activity to the community and
environment which is in line with the Companys mission,
that is To give the utmost contribution to community
welfare and environmental conservation. To measure the
effectiveness of environmental management, the Company
sets a parameter of environment target indicators on a
yearly basis in accordance with the law. The indicators
are set based on South Sumatera Governor Regulation
No. 17 and No. 18/2005 regarding environmental quality
standard (BML).

Setiap program pelaksanaan pengelolaan lingkungan


yang dijalankan kemudian dipantau dan dievaluasi dengan
menggunakan parameter yang telah mempertimbangkan
penilaian terhadap dampak utama yang muncul akibat
kegiatan penambangan. Evaluasi terhadap indikator sasaran
lingkungan tersebut kemudian dibahas secara rutin setiap
tahun pada forum manajemen lingkungan, sesuai syarat ISO
14001: 2004, sebagai bagian upaya perbaikan terus menerus
untuk mencapai tingkat kepatuhan yang maksimal, sehingga
dampak lingkungan dari operasional kegiatan tambang dapat
dikendalikan.

The implementation of every environmental management


program is monitored and evaluated by using the parameter
taking into account the major effects arising from mining
activities. In accordance with ISO 14001:2004 standards
evaluation of the environment target indicators is discussed
annually on a routine basis in environmental management
forum. This is an effort to reach full compliance with the
requirements so as to control the environmental impact of
mining operations.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 81

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

Dalam rangka pengelolaan lingkungan tersebut Perseroan


melakukan pengukuran dan pemantauan indikator utama
pada areal lokasi kegiatan operasional di Tambang Air Laya,
Muara Tiga Besar dan Banko Barat. Hasil pengukuran atas
indikator cemaran utama pada tabel berikut menunjukkan,
seluruh areal menunjukkan indikator berada di bawah BML
yang dipersyaratkan.

The Company measured and monitored major indicators in


Tanjung Air Laya, Muara Tiga Besar and Banko Barat mines.
The findings of measuring major pollutant indicators showed
that all areas indicators were below BML.

Hasil pengukuran pemantauan lingkungan atas parameter indikator BML untuk tahun 2010
The following is the result of environmental monitoring on BML indicator parameter in 2010

NO.
I

PARAMETER

SATUAN

PARAMETER

UNITS

MAKS

AKTUAL

MAX LEVEL

ACTUAL

Menjamin Keluaran Air dari tambang memenuhi Baku Mutu Lingkungan (BML) sesuai Per Gub Sumsel No. 18 Th
2005.
Ensuring released water from the mines meets standards of environmental quality in compliance with the
Governor of South Sumatra Regulation no.18 of 2005.

pH

6-9

2
3

6 - 8,7

Residu tersuspensi

mg/l

< 300

0,4 139

Besi (Fe) total

mg/l

<7

0,0001- 3,01

Mangan (Mn) total

mg/l

<4

0,001 - 3,59

II

Menjamin Kualitas Udara Ambien dan Emisi Udara di Area Tambang dan Sekitarnya memenuhi Baku Mutu
Lingkungan (BML) sesuai Per Gub Sumsel No. 17 Th 2005.
Ensuring the quality of air ambience & air emission within the area and its surrounding fulfills standard of
environment quality in compliance with the Governor of South Sumatra Regulation no.17 of 2005.

III

SO2

< 900

22 - 775

CO

< 30.000

217 - 8.000

NO2

< 400

2,87 - 321

O3

< 235

0,31 - 94

Debu

Pemenuhan Provisi Lingkungan Rp/ton


Fulfillment for Rp/tonnes environmental provision

Perseroan menjalankan program-program


lingkungan diantaranya melalui:

pengelolaan

Pemantauan luas lahan terubah


Pembukaan Lahan dan Reklamasi Lahan Bekas Tambang
seusai peraturan yang berlaku.
Pemeliharaan tanaman
Pengurasan lumpur di kolam pengendap
Pembuatan kolam pengendap lumpur
Pembibitan dan penanaman
Pengelolaan tanah pucuk
Penanggulangan air asam tambang (AAT)
Penanggulangan erosi
Penelitian dan pengembangan
Penanganan limbah B3, Emisi dan Effulent

Program kemitraan dan bina lingkungan

< 230

22 178

Rencana
Plan

Aktual
Actual

Rp4.082/ton

Rp4.100/ton

The Company runs the following environmental management


programs:











Monitoring converted land area


Land clearance and reclamation of used mining sites
Plants maintenance
Draining mud out of sedimentation pool
Making sedimentation pool
Cultivating and planting seedlings
Management of top soil
Management of mine acid water
Management of erosion
Reserach and development
Emissions, effluent and waste control
Partnership and community development program

82

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

Perseroan menggunakan standar parameter yang telah


ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No.
15 tanggal 15 Mei 2005 mengenai Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak (STB) untuk mengelola emisi, effluent dan
limbah.

The management of emissions, effluent and waste is


based on the standardized parameters as prescribed in the
Governor of South Sumatera Regulation No. 15 of 15 May
2005 concerning Emissions from Non-Moving Sources.

Pengelolaan kualitas udara dilakukan melalui diantaranya:

Air quality control is carried out in a number of ways which


are:
Maintaining and spraying mine roads with water tanks.
Planting trees in buffer zone locations and final mining
locations.
Regularly spraying dust using dust suppression system
in stockpile locations and monitoring emissions from
gensets and incinerators.

Pemeliharaan dan penyiraman jalan tambang dengan


truk tangki air.
Penanaman pohon di lokasi buffer zone dan lokasi yang
final tambang.
Melakukan penyemprotan debu (dust suppression
system) di lokasi stockpile secara reguler dan
pemantauan emisi genset serta incenerator.

Selain emisi udara, Perseroan mengelola limbah umum dan


limbah bahan berbahaya dan beracun.

The Company also controls regular general waste, hazardous


and toxic waste In addition to air emissions.

Adapun langkah pengelolan selengkapnya adalah sebagai


berikut:

Waste control is carried out in the following ways:

Limbah umum, yang berasal dari area perumahan dan


area penambangan Perseroan, dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Darmo. Untuk limbah
yang bersifat organik, pengelolaannya melibatkan
masyarakat sekitar, yakni dijadikan pupuk Bokashi yang
kemudian dibeli oleh Perseroan untuk digunakan saat
revegetasi lahan.
Limbah B3, yang berasal dari unit kerja (bengkel), antara
lain seperti oli bekas, batere bekas dan filter oli bekas,
pengelolaannya dilakukan sesuai PP No. 18 jo No.85
Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3. Selain
melakukan daur ulang limbah B3 bekerjasama dengan
mitra yang telah mempunyai izin KLH, Perseroan
melakukan pembakaran limbah B3 dengan incenerator
dan melaksanaan proses bioremediasi untuk material
yang tercemar hydrokarbon.

General waste originating from residential and mining


areas is discharged into Desa Darmo dumping area. By
involving local community, organic waste is processed by
turning it into Bokashi fertilizer which is subsequently
bought by the Company for land revegetation.
Hazardous waste, originating from work units
(workshops), such as used oil, used batteries and used
oil filters, is processed in accordance with Government
Regulation No. 18 jo No.85/1999 regarding management
of hazardous waste. Waste management efforts carried
out by the Company jointly with licensed partners
include recycling hazardous waste, burning hazardous
waste using incinerators and using bioremediation
process for hydocarbon-contaminated materials.

Hasil pengukuran kualitas lingkungan pertambangan berada jauh


di bawah ambang batas menunjukkan bukti komitmen Perseroan
terhadap pengelolaan lingkungan.
The Companys mining environmental quality, which is far below the acceptable
threshold, is an evidence of its commitment to environmental management.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 83

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

PEMANTAUAN LINGKUNGAN

ENVIRONMENTAL MONITORING

Perseroan melakukan pemantauan secara rutin terhadap


kondisi lingkungan di sekitar area penambangan dengan
tujuan meminimalisir kerusakan lingkungan yang mungkin
terjadi, sekaligus sebagai bagian dari upaya mitigasi risiko
lingkungan. Kegiatan pemantauan lingkungan yang dilakukan
meliputi antara lain pemantauan kualitas air, kualitas udara,
kualitas tanah, pencemaran tanah, erosi hingga satwa liar dan
biota air yang hidup di sekitar area pertambangan.

The Company routinely monitors the environmental condition


of the surrounding mining area to minimize environmental
damage, and at the same time to mitigate risks to the
environment. Environmental monitoring activities included
monitoring water quality, air quality, soil quality, land
pollution, erosion as well as wildlife and aquatic organisms
living around the mining area.

Pada tahun 2010, Perseroan melakukan aktifitas pemantauan


rutin sebagai berikut:

Routine monitoring activities In 2010 included the


following:

JENIS PEMANTAUAN
OBJECT OF MONITORING

JUMLAH TITIK
PANTAU

FREKWENSI PEMANTAUAN DILAKUKAN PIHAK


INDEPENDEN

MONITORING
POINTS

MONITORING FREQUENCY BY INDEPENDENT


PARTIES

Kualitas Air
Water quality

38

Dua kali sebulan (oleh Pihak 3 dan Lab PTBA),


Untuk pH dan debit air dilakukan setiap hari *)
Twice a month (by third party and PTBA Lab),
Daily for pH water debit *)

Kualitas Udara Ambient


Ambient air quality

10

Sekali sebulan
Once a month

Emisi Udara (sumber tidak bergerak)


Air emissions (non-moving sources)

Setiap Triwulan
Every quarter

Kebisingan
Noise

10

Setiap Triwulan
Every quarter

Kualitas Tanah
Soil quality

Dua kali setahun


Twice a year

Revegetasi
Revegetation

10

Dua kali setahun


Twice a year

Lingkungan kerja
Working environment

19

Sekali sebulan*)
Once a month *)

Tanah Pucuk
Top soil

11

Sekali sebulan*)
Once a month *)

Swa bakar
Spontaneous combustion

10

Kontinyu*)
Continuous *)

10

Erosi
Erosion

Sekali sebulan*)
Once a month *)

11

Infeksi Saluran Pernafasan Akhir (ISPA)


Upper Respiratory Tract Infection

Dua kali setahun


Twice a year

12

Satwa Liar
Wildlife

10

Dua kali setahun


Twice a year

13

Biota Air
Water biota

Dua kali setahun


Twice a year

14

Sosial, Ekonomi dan Budaya


Social, Economy and Culture

*Dilakukan oleh PTBA Done by PTBA

10

Sekali setahun
Once a year

84

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

Incenerator, pengolahan limbah B3


Incinerator, hazardous waste treatment

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN

ENVIRONMENTAL RESEARCH AND DEVELOPMENT

Untuk menjaga lingkungan di areal kegiatannya, Perseroan


melakukan sejumlah kajian dan penelitian yang sekaligus
merupakan bagian proses evaluasi kondisi lingkungan area
pertambangan dan sekitarnya, serta pengembangan potensi
lingkungan di masa mendatang. Beberapa kegatan penelitian
yang dilaksanakan pada tahun 2010 dalah :

To preserve the surrounding environment, the Company


conducted various studies and researches to evaluate the
condition of mining area and its surrounding, and to develop
environment potentials in the future. Several research
activities conducted in 2010 were:

Implementasi & pengembangan Mikoriza untuk


medukung revegetasi lahan bekas tambang.
Melakukan konservasi tanaman lokal.
Melakukan revegetasi dengan tanaman sawit dan uji
coba revegetasi secara direct.
Kajian dan pemanfaatan oli bekas untuk peledakan
(pencampuran ANFO).
Melakukan pelatihan pengelolaan sampah terhadap
masyarakat sekitar perusahaan.
Mengembangkan pembibitan dengan metode kultur
jaringan.

Selain melaksanakan langkah-langkah Perlindungan


tersebut, Perseroan mengimplementasikan pola Green
Mining dengan melakukan penanaman pohon-pohon di
luar areal tambang dan penebaran ikan di badan sungai
bersama masyarakat. Perseroan juga melakukan sosialisasi
lingkungan melalui pelatihan lingkungan, spanduk, baliho,
studi banding (bench marking), buku dan majalah lingkungan,
poster, dan presentasi lingkungan. Sebagai wujud komitmen
manajemen terhadap lingkungan dan pascatambang, sesuai
standar akutansi keuangan (PSAK 33), Perseroan menyusun
dokumen provisi lingkungan.

Implementation & development of Mikoriza to support


revegetation of used mining areas.
Conservation of local plants.
Revegetation with oil palms and direct trial-and-run
revegetation.
Study and use of used oil for explosives (ANFO
compound).
Training local community in waste management.
Cultivating seedlings by tissue culture method.

The Company implemented Green Mining pattern by planting


trees outside the mining area and releasing fish in the rivers
together with the community members. To socialize with the
local community the Company organized training programs,
put up banners, posters and billboards, used bench marking,
distributed books and magazines, and gave presentation on
the subject of environment. As a reflection of its commitment
to environmental and post-mining management and in
accordance with financial accounting standards, the Company
prepared an environmental commission document.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 85

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

Selain evaluasi emisi, Perseroan secara berkelanjutan mengelola


limbah B3 secara hati-hati sesuai peraturan perundangan
yang berlaku.
The Company consistently evaluates and controls hazardous and toxic
wastes in concert with the prevailing laws and regulations.

Keseluruhan hasil pemantauan dan hasil evaluasi yang


kemudian dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan
menunjukan bahwa semua parameter lingkungan telah
memenuhi BML.

The overall result of monitoring and evaluation performed


in accordance with established standards showed that all
environmental parameters met Environment Quality Standard.

BIAYA DAN PENGHARGAAN UNTUK PENGELOLAAN


DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

COST AND COMMENDATION FOR ENVIRONMENTAL


MANAGEMENT AND CONSERVATION

Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku,


Perseroan telah menyisihkan dana untuk kegiatan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang jumlahnya
ditetapkan sebagai provisi atas tiap satuan berat batubara
yang diproduksi. Seiring dengan peningkatan, produksi dan
komitmen Perseroan terhadap kelestarian lingkungan, pada
tahun 2010, jumlah provisi yang disisihkan untuk kegiatan ini
adalah sebesar Rp4.100/ton, atau total sejumlah Rp197 miliar.
Jumlah dana tersebut meningkat 13,2% dari tahun lalu, yakni
total sebesar Rp174 miliar.

In compliance with the law, the Company allocated funds


for environmental management and conservation program
at an amount to be based on the weight of coal produced.
With increased production and the Companys commitment
to environmental conservation, in 2010 the funds allocated
for this activity was increased 13.2% from Rp174 billion in
2009 to Rp4,100/ton, or a total of Rp197 billion.

Jumlah dana yang telah dikeluarkan untuk pengelolaan


dan pemantauan lingkungan pada tahun 2010 adalah
sebesar Rp29,12 miliar. Biaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan tersebut meningkat 19,6% dari tahun lalu, yakni
sebesar Rp24,2 miliar.

Total funds disbursed for environmental management and


conservation in 2010 totalled Rp29.12 billion, or went up
19.6% from Rp24.2 billion the preceding year.

Atas berbagai upaya-upaya perlindungan lingkungan tersebut


Perseroan kemudian meraih beberapa penghargaan dalam
pengelolaan lingkungan, yaitu:

For its continued efforts in environmental conservation


the Company received several environmental management
awards:

Peringkat Hijau untuk PROPER Pusat maupun Provinsi


Sumsel
Peringkat Aditama untuk kategori Enviro Award dari
Kementrian ESDM

Uraian lebih lengkap mengenai Perlindungan Lingkungan ada


pada Laporan Keberlanjutan PTBA 2010, dengan judul bab
sama.

Green PROPER Rating from Environment Ministry and


South Sumatera Governor
Aditama Rating in Enviro Award from EMR Ministry

Further elaboration on Environmental Conservation is


provided in PTBA Sustainability Report 2010, under the
same title.

86

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

86

LAPORAN PELAKSANAAN REKLAMASI


DAN REHABILITASI

PROGRESS REPORT OF RECLAMATION AND


REHABILITATION PROGRAM

Pembukaan lahan dan proses reklamasi areal tambang


Perseroan telah dilaksanakan sesuai dengan butir-butir
ketentuan pada UU No. 4 Tahun 2009 dan Permen No. 18
tahun 2008 mengenai Reklamasi dan penutupan Tambang
yang menegaskan bahwa: i. Pembukaan lahan dilakukan
bertahap; ii. Ada proses pembentukan Slope & Back Slope;
iii. Membuat saluran, check dam, Rip Rap; iv. Melakukan
penanaman Cover Crop; v. Menggunakan Incenerator untuk
limbah; vi. Melaksanaan Bioremidiasi, pengapuran, wetland
untuk limbah cair dan vii. Mebuat kolam pengendap. Seluruh
ketentuan tersebut telah dipenuhi oleh Perseroan seperti
diuraikan pada bagian Perlindungan Lingkungan di atas.

Land clearance and mining area reclamation have been


carried out pursuant to the provision of Law No. 4/2009 and
Government Regulation No. 18/2008 concerning Reclamation
and Mine Closing which required the following: i. Gradual
land clearance; ii. Slope & back slope; iii. Canal, check dam,
rip rap; iv. Planting cover crop; v. Incinerator for waste; vi
Bioremediation, calcification, wetland for liquid waste and
vii sedimentation pool. All the requirements were met
by the Company as described in the preceding section of
Environmental Conservation.

Perseroan kemudian melangkah lebih jauh dan menjadi


pelopor dalam hal pelestarian lingkungan dan rehabilitasi
pasca tambang dengan menetapkan serta merancang
daerah pascatambang seluas 5.934 ha menjadi Taman Hutan
Rakyat (TAHURA). Pelaksanaan program reklamasi dan
rehabilitasi lahan pascatambang mengacu pada Rencana
Induk Wilayah Pertambangan (RIWP) yang telah dibuat
sejak tahun 1994 serta Master Plan pemanfaatan lahan
bekas tambang batubara sebagai Tahura Enim. Rencana ini
kemudian dikukuhkan untuk dilaksanakan melalui program
jangka panjang, secara bertahap dan berkelanjutan, dalam
bentuk Peraturan Daerah (Perda).

The Company took a step further and pioneered in


environmental conservation and post-mining rehabilitation
by designating and designing a post-mining area of 5,934
ha to serve as Peoples Forest Park. The implementation of
post-mining reclamation and rehabilitation program was in
keeping with Mining Area Master Plan devised in 1994 and
master plan for utilizing post-coal-mining area as Tanjung
Enim Peoples Forest Park (TAHURA). A regional government
regulation confirmed this plan to be a long-term, gradual
and ongoing program.

Perseroan kemudian melaksanakan program pembangunan


Tahura Enim sesuai dengan Perda Kabupaten Muara Enim
No. 4 tahun 2004 tentang Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang
Batubara PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk di
Kabupaten Muara Enim, dengan membagi area pascatambang
menjadi beberapa zona, yaitu:

The Company continued with the construction of Tahura


Enim in accordance with Muara Enim Regency Regional
Government Regulation No. 4/2004 concerning Utilization
of Used Coal Mining Area of PT Tambang Batubara Bukit
Asam (Persero) Tbk in Muara Enim Regency, dividing the
post-mining area into several zones:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

10. Zona Perikanan


11. Zona Bumi Perkemahan
12. Zona Satwa

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Pada tahun, program reklamasi lahan pascatambang sebagai


Tahura Enim yang telah dilaksanakan adalah:

In 2010, post-mining reclamation program for Tahura Enim


included the completion of:

Zona Penerima/Rekreasi
Zona Sarana Prasarana
Zona Hutan Tanaman
Zona Kebun Koleksi
Zona Kebun Buah
Zona Peternakan
Zona Wisata Air
Zona Penelitian Produktif
Zona Pertanian/Agro-forestry

Pada Zona Penerima:


-- Pembuatan laboratorium Kultur Jaringan untuk
mengembangkan jenis-jenis bibit yang unggul
seperti: karet, sawit, dan lain-lain

Receiving/Recreational Zone
Utility Zone
Plantation Forest Zone
Collection Garden Zone
Fruit Garden Zone
Cattle Breeding Zone
Water Recreation Zone
Productive Research Zone
Agro-forestry Zone
Fishery Zone
Camping Zone
Animal Zone

In Receiving Zone
-- Setting up tissue culture laboratory to cultivate prime
seedlings such as rubber, oil palm, etc.

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 87


87

Perawatan tanaman buah di area pembibitan, Tanjung Enim


Nurturing fruit trees in Tanjung Enim nursery

Pengembangan TAHURA Tanjung Enim sebagai wujud komitmen


Perseroan terhadap pelestarian lingkungan.
Tanjung Enim Peoples Forest Park (TAHURA) development reflects the
Companys commitment to environmental conservation.

88

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

Perseroan mengimplementasikan pola Green Mining secara


terpadu dalam kegiatan penambangan.
The Company implemented Green Mining pattern in its mining operations.

-- Proses pelaksanaan relokasi penduduk dan TPU


untuk dijadikan buffer zone Tahura (jalur hijau).
Perseroan juga menyiapkan lahan TPU yang baru.
-- Melanjutkan pembuatan Gedung olah raga, sarana
olah raga bowling, jogging track dan futsal.
Pada Zona Sarana dan Prasarana
Melanjutkan rencana pembuatan kantor terpadu untuk
Satker K3L dan BWE System.
Pada Zona Penelitian Produktif.
-- Melakukan kerjasama penelitian lapangan lokal
dengan Universitas Bengkulu.
-- Melakukan kerjasama penelitian jenis-jenis tanaman
jarak dengan UNSRI di IUP Banko Barat.
Pada zona Hutan Tanaman, Perseroan melakukan
pengkayaan tanama dengan jenis tanaman lokal yang
bernilai ekonomis tinggi, baik di Airlaya maupun di
Banko Barat. Perseroan mengganti tanaman pioneer
(Akasia) dengan Jati, Sengon, Puspa, tanaman durian
dan lain-lain.
Melakukan review master plan TAHURA ENIM.
-- Dalam review ini Perseroan melakukan sinkronisasi
lokasi rencana TAHURA dengan kawasan hutan
produksi dengan kewajiban izin pakai kawasan hutan
produksi.

Wetland dan Borashi di Banko Barat


Wetland and Borashi in Banko Barat

-- Relocating community membes and TPP to convert


the area to TAHURA buffer zone, and preparing new
TPP site.
-- Continuing the construction of sportshall, bowling
alley, jogging track and futsal court.
In Utility Zone
Setting up an integrated office of WSH work unit and
BWE system.
In Productive Research Zone
-- Conducting local field survey jointly with Bengkulu
University
-- Conducting reserach on intercrop plants jointly with
UNSRI at Banko Barat
In Plantation Forest Zone, plant enrichment with local
plants having high economic value in Air Laya and
Banko Barat. Replacing pioneer plants (acasia) with
teak, sengon, puspa, durian, etc.
Reviewing TAHURA Enim master plan
-- Synchronizing TAHURA location with productive
forest zone under permit to use productive forest
zone.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 89

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI

INFORMATION TECHNOLOGY
DEVELOPMENT

Perseroan mengembangkan Teknologi Informasi untuk


memberikan dukungan dalam pencapaian visi menjadi
perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya saing
tinggi dan strategi pertumbuhan Perseroan. Pengembangan
teknologi informasi selama ini terbukti dapat mendukung
peningkatan efisiensi, efektivitas kinerja dan sekaligus
merefleksikan kesiapan Perseroan dalam memberikan
pelayanan terbaik sesuai kebutuhan dan permintaan pasar.

Information Technology is developed to support the


realization of the corporate vision of becoming a highly
competitive coal-based energy company and to adopt the
corporate development strategy. Developing information
technology proves to enhance the efficiency and effectiveness
of business performance, and reflects the readiness of the
Company to offer its best services to meet market needs
and demand.

Perseroan melakukan investasi berkesinambungan dalam


bidang aplikasi maupun infrastruktur teknologi sebagai
bagian dari upaya mewujudkan visi tersebut. Target yang
dituju adalah:

The Company consistently invests in the application and


infrastructure of information technology in an effort to
realize its vision. The target of developing information
technology system is:

Menerapkan prinsip-prinsip IT Governance, yakni


Strategic Alignment, Value Delivery, Risk Management,
Resource Management dan Performance Measurement.
Menyempurnakan model bisnis menuju solusi
terintegrasi.
Meningkatkan kemampuan pengelolaan, proses dan
sumberdaya IT.

Saat ini Perseroan menggunakan sistem Ellipse Enterprise


Resource Planning (ERP) yang telah mengintegrasikan
modul-modul operasional utama yakni modul Operation &
Maintenance, Financial, Human Resources dan Materials.
Perseroan kemudian merealisasikan program pengembangan
TI guna mendukung peningkatan kinerja Perseroan, yaitu:

Memasang instalasi infrastruktur jaringan (leased-line


WAN) ke lokasi Unit Pertambangan Ombilin, PT Bukit
Asam Prima (PT BAP), unit kerja Briket Jakarta dan
Tanjung Enim, dilanjutkan ke lokasi Unit Briket Natar
dan Gersik. Pemasangan dilakukan guna mendukung
implementasi laporan keuangan konsolidasi. Tahapan ini
disusul dengan peningkatan kecepatan akses Network
(WAN) sebagai berikut.

LOKASI

Applying IT Governance principles that cover Strategic


Alignment, Value Delivery, Risk Management, Resource
Management and Performance Measurement.
Improving business model towards integrated solutions.
Enhancing IT management, processing and resources
capacity.

The Company is currently using Ellipse Enterprise Resource


Planning (ERP) system that has integrated the main operating
modules such as Operation & Maintenance, Financial, Human
Resources and Materials. The Company has completed
the following IT development program to support the
improvement of its performance:

Installing network infrastructure (leased-line WAN) in


the locations of Ombilin Mining Unit, PT Bukit Asam
Prima (PT BAP), Briquette Jakarta, Tanjung Enim, Natar
and Gersik units. The installation had a purpose of
supporting the implementation of consolidated financial
statements. This stage was followed by improving the
speed to access Network (WAN) as follows:

KONEKSI AWAL
INITIAL CONNECTION

UPGRADE

Tanjung Enim M.Kadin Jakarta

2 Mbps

2 Mbps

Tanjung Enim Tarahan

1 Mbps

2 Mbps

LOCATION

Tanjung Enim Kertapati


Tanjung Enim Ombilin

1 Mbps

2 Mbps

256 Kbps

2 Mbps

Tanjung Enim BAPrima Jakarta

256 Kbps

2 Mbps

Tanjung Enim Briket Blok M

256 Kbps

2 Mbps

Tanjung Enim Briket Natar

256 Kbps

2 Mbps

Tanjung Enim Briket Gersik

256 Kbps

2 Mbps

90

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

Pusat kontrol alat-alat operasional


Operating instruments control center

Supply Chain Management System meningkatkan efisiensi


operasional Perseroan.
Supply Chain Management System to support operating efficiency.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 91

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

Mengembangkan Ellipse System dengan menerapkan


Multi-District untuk kebutuhan konsolidasi keuangan
(General Ledger), dilanjutkan dengan menerapkan
implementasi Multi Distrik Tahap II (Aset Tetap dan
Payroll) untuk mempercepat proses konsolidasi laporan
keuangan seluruh anak perusahaan.

Developing Ellipse System with Multi-District application


for financial consolidation needs (General Ledger),
followed by implementing Multi District Stage II
(Fixed Assets and Payroll) to speed up the process of
consolidating all subsidiaries financial statements.

Guna mendukung kecepatan pemrosesan, Perseroan


kemudian meningkatkan kapasitas storage untuk aplikasi
Ellipse (ERP) dari 1 Tera menjadi 2,5 Tera, untuk aplikasi
ECMS 1,5 Tera dan untuk aplikasi SCMS 1,5 Tera. Langkah
ini disusul dengan peningkatan kemampuan PC untuk
menunjang proses bisnis, yakni mengganti 100 PC yang habis
masa sewa dan 250 buah PC PIII & PIV (total 350 PC) serta
penambahan sewa 50 Notebook.

To expedite processing, the Company increased storage


capacity of Ellipse (ERP) application from 1 Tera to 2.5 Tera,
for application ECMS 1.5 Tera and for SCMS application
1.5 Tera. The next step was upgrading PC capacity to
support business processing to replace 100 PC whose rent
expired and 250 PCP III & IV (total 350 PC), and to rent 50
Notebooks.

Pada tahun 2010, Perseroan membangun aplikasi baru yang


masih dalam tahap proyek, yakni: Supply Chain Management
System dan Enterprise Content Management System.

In 2010, the Company built up a new application, i.e.


Supply Chain Management System and Enterprise Content
Management System.

Supply Chain Management System (SCMS)


Supply Chain Management System merupakan sistem
yang mengintegrasikan rangkaian proses bisnis
end-to-end dari perencanaan tambang, produksi,
pengelolaan stock, transportasi dan pemasaran.
Selain fungsi transaksi SCMS, untuk mendukung
percepatan pengambilan keputusan baik operasional
maupun strategis juga tersedia aplikasi untuk analisa
dan optimasi proses penanganan batubara serta
executive information system (EIS).

Supply Chain Management System (SCMS)


Supply Chain Management System (SCMS) is a system
that integrates a series of end-to-end business processes
from mining plan, production, stock management,
transportation to marketing. In addition to SCMS, for fast
operational and strategic decision making, there is also
an application for analysing and optimizing coal handling
process, as well as Executive Information System (EIS).

Untuk mendukung keandalan SCMS, aplikasi ini


juga menggunakan teknologi RFID (Radio Frequency
Identification) dan mengintegrasikan semua peralatan
seperti alat ukur timbangan (belt scale dan truck scale)
ke dalam SCMS.

To ensure SCMS reliability, this application also makes


use of RFID (Radio Frequency Identification) technology
and integrates all equipment such as belt scale and
truck scale into SCMS.

Untuk menjamin keandalan sistem dan menghindari


adanya human error, proses go-live sistem ini
dilaksanakan dalam beberapa phase yaitu orientation and
planning, installation software and hardware, business
requirement, mine to TLS, TLS to port, marketing
to invoice, integration and finance, optimization and
Executive Information System (EIS).

To guarantee system reliability and to prevent human


error, the go-live system is run in several phases:
orientation and planning, installation software and
hardware, business requirement, mine to TLS, TLS
to port, marketing to invoice, integration and finance,
optimization and Executive Information System (EIS).

Untuk mendukung implementasi sistem ini Perseroan


menyiapkan SDM dengan melakukan pelatihan sesuai
tahapan implementasi kepada user, key user, super
user. Untuk personil TI telah dilakukan pelatihan untuk
report developer. Sedangkan pelatihan untuk System
Admin yang meliputi admin database (oracle), operating
system (AIX dan Windows), Network, hardware (blade
server management) dan backup & restore (Symantec)
akan dilaksanakan ditahun 2011.

In a bid to support the implementation of the system, the


Company provides training for users, key users and super
users in accordance with the implementation phase. IT
personnel have been trained for report developer. While
Administrative System training covering admin database
(Oracle), operating system (AIX and Windows), network,
hardware (blade server management) and back-up &
restore (Symantec) will be conducted in 2011.

92

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

Perseroan melakukan tinjauan berkala dan secara berkesinambungan


memperbaiki serta meningkatkan kemampuan TI untuk mendukung
bisnis Perseroan.
Periodic review is made to repair and upgrade IT capacity and advantage to support
the Companys business operations.

Kemajuan pekerjaan sampai dengan akhir tahun 2010


sebesar 58% yang diharapkan akan selesai pada triwulan
II tahun 2011.

Enterprise Content Mangement System (ECMS)


Kemajuan pekerjaan sampai dengan akhir tahun 2010
adalah sebesar 89%, diharapkan dapat diselesaikan
pada triwulan I tahun 2011.

At end of 2010, this project was 58% completed and


expected to be finalized in 2nd quarter of 2011.

Enterprise Content Management System (ECMS)


At end of 2010, this project was 89% completed and
expected to be finalized in 1st quarter of 2011.

Aplikasi ECMS adalah aplikasi yang digunakan di


PTBA agar dapat memudahkan dalam melaksanakan
manajemen proses bisnis dan manajemen dokumen.

ECMS application is used by PTBA to facilitate business


management and document management.

ECMS terdiri dari 2 aplikasi yaitu Workflow Elektronik


(BPM-Business
Process
Management)
dan
Manajemen Arsip Elektronik (UCM-Universal Content
Management), dimana Workflow Elektronik berfungsi
untuk melakukan manajemen prosedur kerja (work
flow management), distribusi informasi, monitoring
beban kerja (load balancing) dan penelusuran posisi
dari proses (tracking of process), sedang Manajemen
Arsip Elektronik berfungsi sebagai pusat repository
(mempercepat pencarian dan update informasi),
akses kontrol (security), manajemen dokumen (posisi
penyimpanan fisik dokumen), retensi (jadwal musnah)
dan electronic document (tanpa ruang penyimpanan/
go-green dan tanpa kerusakan dokumen fisik).

ECMS consists of two applications, i.e. Electronic


Workflow (BPM-Business Process Management) and
Electronic File Management (UCM-Universal Content
Management). Electronic Workflow is for workflow
management, information distribution, load balancing,
and process tracking, while Electronic File Management
is for repository (speeding up information retrieval
and update), access control (for security), document
management (the placement of physical document),
retention (disposal schedule) and electronic document
(without storage/go green and without physical document
damage).

Aplikasi ECMS berbasis Oracle ECM (oracle UCM dan


Oracle BPM). Untuk implementasi sistem ini dibutuhkan
hardware baru seperti server aplikasi produksi,
development, database dan standby server, selain server
juga diperlukan storage, tape backup dan scanner.

Application of Oracle-based ECMS (Oracle UCM


and Oracle BPM). This system application requires
new hardware such as production application server,
development, database, standby server, storage, backup tape and scanner.

Untuk mendukung implementasi sistem ini Perseroan


telah menyiapkan SDM dengan melakukan pelatihan
terhadap end-user dan admin aplikasi. Sedangkan
pelatihan untuk personil TI seperti System Admin yang
meliputi admin database (oracle), operating system
(AIX dan HACMP), Network, hardware (blade server
management), backup & restore (TSM-Tivoli System
Management) akan dilaksanakan tahun 2011.

To support the implementation of the system, the


Company provides training for end-users and admin
application users. IT personnel have been trained
for report developer. While Administrative System
training for IT personnel covering admin database
(Oracle), operating system (AIX and HACMP), network,
hardware (blade server management) and back-up
& restore (TSM-Tivoli System Management) will be
conducted in 2011.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 93

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

Alat kontrol kerusakan belt conveyor


Conveyor belt damage control device

CDP (Central Distribution Point)

94

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

Perseroan juga mulai merintis implementasi e-procurement.


Sistem ini akan dikembangkan di tahun 2011, dengan target
yang akan dicapai diantaranya:

E-procurement implementation has been prepared for further


development in 2011, with the following targets:

Mempercepat dan meningkatkan proses pengadaan


barang atau jasa.
Meningkatkan transparansi dan menyederhanakan
proses pengadaan.
Mendapatkan harga penawaran yang lebih kompetitif,
cepat dan akurat.
Menurunkan biaya proses pengadaan dan volume
pekerjaan yang bersifat administratif.
Melakukan pemantauan (monitoring) proses.
Melakukan pemantauan (monitoring) dan pengendalian
kinerja kontrak dan kinerja vendor.

Accelerating and improving goods and services


procurement.
Enhancing transparency and simplifying procurement
process.
Obtaining more competitive prices quickly and
accurately.
Reducing procurement cost and paper work volume
Monitoring process.
Monitoring and controlling contractor and vendor
performance.

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIA

HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT

Perseroan menetapkan misi pengelolaan Sumber Daya Manusia


(SDM) adalah menyediakan SDM dan Sistem Manajemen SDM
yang terbaik, untuk menunjang pengembangan Perusahaan.
Sementara visi pengelolaan SDM adalah Menjadikan SDM
PT Bukit Asam (Persero) Tbk sebagai keunggulan kompetitif
Perusahaan. Untuk mewujudkan misi dan visi tersebut,
Perseroan menetapkan serangkaian langkah-langkah
strategis pengelolaan SDM sebagai berikut:

The corporate mission in managing human resource is to have


the best human resource and human resource management
system in support of the Companys development. While
the corporate vision in managing human resource is To
make PT Bukit Asam (Persero) Tbk human resource the
competitive advantage of the Company. To realize such
vision and mission, the Company adopts a series of strategic
measures in managing human resource as follows:

Mengusahakan pengembangan dan pemenuhan


kompetensi pegawai serta penyiapan manajemen/
pemimpin Perseroan yang profesional.
Melakukan penyelarasan (alignment) organisasi dan
penyempurnaan sistem manajemen SDM.
Memfasilitasi pembentukan budaya unggul.

Developing and realizing personnel potentials and


grooming professional candidates for management/
leadership level.
Aligning organisation and improving human resource
management system.
Cultivating culture of excellence.

Perseroan meyakini berbagai pencapaian dan pertumbuhan


kinerja yang diperoleh hingga saat ini merupakan wujud nyata
dari kerja keras dan dedikasi seluruh pegawai Perseroan.
Keyakinan ini menumbuhkan pemahaman bahwa SDM
merupakan unsur penggerak terpenting dari seluruh
operasional bisnis yang dilaksanakan oleh Perseroan dan
menempatkan SDM sebagai mitra strategis perusahaan.

The Company is confident that the countless achievements


and growth in the Company performance reflect the hard
work and dedication of all personnel. This confidence leads
to an understanding that human resource is the prime driving
force of the entire business operations and the strategic
partner of the Company.

Sejalan dengan strategi pengelolaan SDM, Perseroan telah


memiliki struktur organisasi yang lengkap dalam pengelolaan
SDM, meliputi fungsi perencanaan, pengembangan SDM,
pendidikan dan pelatihan, administrasi kepegawaian dan
hubungan industrial. Melalui berbagai fungsi tersebut,
Perseroan berupaya mewujudkan misi untuk menyediakan
SDM dan sistem manajemen SDM terbaik untuk menunjang
pengembangan Perseroan.

In line with its human resource management strategy,


the Company has equipped itself with a comprehensive
organization structure with the functions of human resource
planning, development, education and training, personnel
administration and industrial relations. Through these
functions the Company strives to accomplish its mission
to install the best human resource and human resource
management system in support of the Companys continued
growth.

Diakhir tahun 2010, Perseroan memiliki jumlah pegawai


sebanyak 3.201 orang dengan lokasi penugasan yang tersebar
di Unit Pertambangan Tanjung Enim, Unit Pertambangan
Ombilin, Unit Pengusahaan Briket serta 89 orang yang
diperbantukan pada anak perusahaan dan Dana Pensiun milik
Perseroan.

At the end of 2010, the Company employed 3,201 people


posted in various sites, Tanjung Enim Mining Unit, Ombilin
Mining Unit, Briquette Business Unit, and 89 people assigned
in the Companys subsidiaries and Pension Fund.

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 95

Pengawas di bengkel kerja di Tanjung Enim


Supervisor in Tanjung Enim workshop

Pengembangan kompetensi pegawai yang berkelanjutan


sebagai mitra strategis untuk mendukung pengembangan
usaha Perseroan.
Continuously enhancing the competence of employees as strategic partners
to support the Companys future business development.

96

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

TABEL
TABEL
DEMOGRAFI
DEMOGRAFI
PEGAWAI
PEGAWAI
MENURUT
MENURUT
JENJANG
JENJANG
PENDIDIKAN.
PENDIDIKAN.

Demografi pegawai menunjukkan 16 orang pegawai 2010


adalah lulusan sarjana Strata-2, 347 orang lulusan strata-1,
214 orang lulusan D-3, 1.547 orang lulusan SLTA
dan
1.078
1.133
1.133
orang lulusan jenjang pendidikan SLTP hingga SD, sesuai
dengan lingkup pekerjaan yang dibutuhkan pada berbagai
bidang operasional Perseroan.
17 17

Employee demography indicates that in 2010 the Companys


s/d SLTP
s/d SLTP
workforce consisted of 16 post-graduates, 347 graduates,
SLTA
SLTA and 1,078
1.600
214 under-graduates,1.600
1,547
high school graduates
20092009
junior high and elementary school graduates,
depending
D3 D3
on the scope of work required in various areas of the
S1 S1
Companys operation.
S2

S2

355 355
219 219
Tabel demografi pegawai menurut jenjang pendidikan
Employee demography by education
TABEL DEMOGRAFI PEGAWAI MENURUT JENJANG
PENDIDIKAN.
TABEL
TABEL
DEMOGRAFI
DEMOGRAFI
PEGAWAI
PEGAWAI
MENURUT
MENURUT
JENJANG
JENJANG
PENDIDIKAN.
PENDIDIKAN.
1.547
1.547
s/d SLTP
s/d SLTP

up to Junior
up to Junior
High School
High School

1.078
1.078
1.133

1.600

2009

SLTASLTA

s/d SLTP
SLTA

Senior Senior
High School
High School

20102010

S1

16 16

17

S2

219

D3

S1

S1

S2

S2

Graduate
Graduate

Doctoral
Doctoral

347 347

355

D3

Diploma
Diploma
Graduate
Graduate

D3

214 214
Demogra pegawai menurut usia.

TABEL DEMOGRAFI PEGAWAI MENURUT JENJANG PENDIDIKAN.


1.547komposisi demografi
Sementara berdasarkan umur pegawai,
Perseroan adalah, 5 orang (0,16%) berusia < 25 th, 102 orang
(3,19%)
berusia 25<30 th, 19 orang (0,59%) berusia 30<35
1.078
th, 193 orang (6,03%) berusia 35<40 th, 408 orang (12,71%)
berusia 40<45 th, 1.430 orang (44,7%) berusia 45<50, dan
2010
1.044 orang (32,61%) berusia di atas 50 th.

0,7 0,9

2,8
employee demography <25
comprises 5
27,5Under age classification,
(0.16%) aged <6,5
25, 102 persons (3.19%) aged 25<30,
25 - 30
up to Junior High School
19 persons (0.59%) aged 30<35, 193 persons (6.03%) aged
SLTA
30 - 35(44.7%)
408 persons (12.71 aged 40<45, 1,430 persons
Senior35<40,
High School
aged
45<50,
and
1,044
persons
(32.61%)
aged
over
D3
35
- 4050.
2009
Diploma Graduate
s/d SLTP
persons

18,5

S1

40 - 45

Graduate

16

45 - 50

S2

Doctoral

347
Tabel demografi pegawai menurut usia (dalam %)
214
Demogra pegawai
menurut usia.
Employee demography by age (in %)
0,7 0,9
2,8

27,5

<25

6,5

> 50

43,1

32,6

0,2
0,6
3,2
6,0

25 - 30

25 - 30

12,7

30 - 35
35 - 40

2009
18,5

2010

45 - 50

45 - 50
> 50

44,7

<25
25 - 30

12,7

2010

35 - 40
40 - 45

> 50

32,6

30 - 35

40 - 45

43,1
0,2
0,6
3,2
6,0

<25

30 - 35
35 - 40

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 97

Kondisi demografi di atas menunjukkan jumlah pegawai


Perseroan dengan usia di atas 45 tahun lebih dominan, yakni
sampai 77%. Untuk menjaga daya saing, kompetensi pegawai
serta regenerasi Perseroan, selama tahun 2010 Perseroan
menjalankan berbagai program, termasuk rekrutmen dan
pelatihan berkesinambungan.

As employees aged over 45 (77%) outnumber those of


younger age, the Company addressed the situation by
conducting various programs such as training courses
to boost employees competence, recruitment to allow
regeneration and to maintain the Companys competitive
advantage.

REKRUTMEN PEGAWAI

RECRUITMENT OF EMPLOYEES

Perseroan menerapkan kebijakan rekrutmen umum yang


menetapkan bahwa proses penerimaan pegawai berawal
dari kebutuhan Satuan kerja (user) dan dalam bagian akhir
(wawancara) juga melibatkan user. HRD, bertindak sebagai
fasilitator dan regulator proses penerimaan.

General recruitment policy directs that recruitment process


starts with the user and ends with the user (during interview).
The Human Resource Department acts as facilitator and
regulator of recruitment process.

Dalam menjalankan fungsinya, HRD menetapkan kebijakan


umum mengenai sourcing, proses seleksi dan administrasi
penerimaan pegawai. Perseroan menetapkan beberapa kriteria
dasar dalam seleksi SDM, yakni: kapasitas calon pegawai
yang meliputi lulus uji kemampuan berpikir (analisa, problem
solving dan pengambilan keputusan); kemampuan kerjasama

To exercise its function, Human Resource Department


formulates a general policy of sourcing, selection, and
recruitment administration. The Company sets several
criteria in selecting human resource, which require applicants
to pass several qualification tests: thinking ability (analysis,
problem solving and decision making) teamwork spirit
(communication and leadership) and stamina (motivation,
adaptation, learning spirit).

tim (komunikasi dan kepemimpinan) dan motivasi, adaptasi


serta kemauan belajar calon pegawai.

Rekrutmen pegawai baru dilakukan sesuai analisa kebutuhan


jangka panjang dengan mempertimbangkan kompetensi
pegawai yang ada.
Recruitment is adjusted to long-term manpower requirements by
considering the competence of the incumbents.
Pada pelaksanaannya rekrutmen dilaksanakan berdasarkan
rencana kebutuhan tenaga kerja jangka panjang (3 tahun
kedepan untuk lulusan S-1 dan 1 tahun ke depan untuk lulusan
setingkat SLTA). Proses seleksi melibatkan pihak ketiga dan
dilakukan melalui pemenuhan aspek administrasi, attitude
test, psikotes, tes kesehatan, dan wawancara. Sebelum
diangkat menjadi pegawai tetap, terlebih dahulu para calon
pegawai tersebut mengikuti program management trainee,

Recruitment is adjusted to long-term manpower requirements


(the next three years for graduates and one year for senior
high school graduates). Selection is made involving a third
party and applicants should meet administrative requirement,
pass aptitude test, psycho test, medical check-up, and
interview. Prior to permanent employment, a prospective
employee is required to take management trainee course,
called Graduate Development Program.

disebut Graduate Development Program.


Sedangkan untuk pengisian jabatan kosong, rekrutmen
dilaksanakan dengan melakukan seleksi melalui asesmen
kompetensi (teknis) untuk jenjang Jabatan IV ke bawah dan
menggunakan assessment centre untuk Jenjang Jabatan III
ke atas.

To fill vacant positions, new recruits are selected by technical


competence assessment for position level IV and below, and
by an assessment center for position level III and above.

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI


PEGAWAI

EMPLOYEE TRAINING AND DEVELOPMENT

Pelatihan dan pengembangan pegawai dilaksanakan


berdasarkan analisa kebutuhan pelatihan dalam rangka

Employee training and development are based on analysis


of training needs to realize employees potentials, fulfil

98

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

Pengembangan kompetensi SDM juga dilakukan sebagai bagian


dari implementasi Sistem Manajemen PTBA Terintegrasi.
Competence development is part of the implementation of Integrated BA
Management System.

pemenuhan kompetensi, tuntutan profesi/sertifikasi dan


ketentuan perundang-undangan. Pengembangan SDM
merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan
dampak nyata bagi peningkatan kinerja Perseroan di masa
mendatang. Program-program pelatihan yang dilakukan
Perseroan pada tahun 2010, mencakup:

professional/certification requirements and to comply with


the laws and regulations. Human resource development is
a long-term investment that will positively affect the future
performance of the Company. Training programs conducted
in 2010 include:

Peningkatan kompetensi manajerial pegawai melalui


program pengembangan manajemen, diikuti oleh 1.260
pegawai. Salah satu pelatihan khusus dalam bidang
manajemen yang dilaksanakan pada tahun 2010 adalah
Sistem Manajemen Bukit Asam, diselenggarakan oleh
LIPI. Pelatihan ini diperuntukkan bagi para Manajer, Senior
Manajer dan General Manajer, dengan jumlah peserta
mencapai 576. Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan
pemahaman seluruh peserta atas penerapan sistem
manajemen PTBA yang makin terintegrasi dan didukung
oleh sistem teknologi informasi terkini yang tengah dan
akan segera diimplementasikan.
Peningkatan kompetensi teknis pegawai, melalui
Pelatihan Teknik dan Non Teknik, diikuti oleh
2.179 pegawai.
Pelaksanaan Uji Kompetensi teknis dilakukan
terhadap pegawai dengan jenjang jabatan IV dan V
sebanyak 217 orang sedang uji kompetensi non teknis
terhadap pegawai dengan jenjang jabatan III dan IV
sebanyak 117 pegawai.

Managerial
competence
development
through
management development program involving 1,260
employees. One of the special management training
progams in 2010 was Bukit Asam Management
System, conducted by LIPI. This training was designed
for managers, senior managers and general managers,
attended by 576 participants. Its aim was to enhance
all participants understanding of the integrated Bukit
Asam Management System backed by the most up-todate information technology that would be implemented
soon.
Technical competence development through Technical
and Non-technical Training attended by 2,179
employees.
Technical competence assessment at level IV and V
for 217 employees and non-technical competence
assessment at level III and IV for 117 employees.

Rekapitulasi penyelenggaraan training tahun 2010


2010 training programs conducted by the Company
EKSTERNAL

INTERNAL

JUMLAH
TOTAL

TYPE OF TRAINING

Manajemen

136

1.124

1.260

Management

Teknik

414

1.765

2.179

Technical

Jumlah

550

2.889

3.439

Total

JENIS PELATIHAN

EXTERNAL

INTERNAL

Tahun 2010, Perseroan telah menyelesaikan Leadership


Development Programme untuk menyiapkan kader pemimpin
perusahaan.

In 2010, the Company organized Leadership Development


Program to groom company management candidates.

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 99

Secara total, Perseroan mengeluarkan biaya sebesar Rp10,93


miliar untuk mengembangkan kompetensi pegawai melalui
pelatihan termasuk seminar dan workshop, sepanjang tahun
2010, sehingga rata-rata biaya pengembangan setiap pegawai
adalah sebesar Rp3,2 juta/pegawai.

In total, in 2010 the Company spent Rp10.93 billion for the


development of employee competence by way of training,
seminar, and workshop, averaging Rp3.2 million per
employee.

PERSAMAAN KESEMPATAN DALAM


PENGEMBANGAN JENJANG KARIR

EQUAL OPPORTUNITY IN CAREER DEVELOPMENT

Perseroan terus mengembangkan dan menyempurnakan


seluruh pranata yang mendukung penilaian kemampuan
pegawai secara adil dan transparan. Hal ini dilakukan
untuk menjamin persamaan kesempatan bagi seluruh
Pegawai dalam mengembangkan karirnya sesuai dengan
perkembangan perusahaan. Perseroan menerapkan sistem
tools Balanced Scorecard untuk mendapatkan akurasi,
kesamaan dan transparansi yang berimbang dalam menilai
kompetensi seluruh pegawai, perkembangan karir, tanggung
jawab dan remunerasinya.

The Company continued to develop and improve all systems


and facilities in support of fair and transparent employee
competence evaluation. This is to guarantee equal
opportunity in career development for all employees in line
with the Companys own development. The Company applies
Balanced Scorecard tool to ensure that all employees are
appraised in an accurate, equal, balanced and transparent
fashion in terms of their career development, responsibility
and remuneration.

Perseroan kemudian memberikan kesempatan kepada


seluruh pegawai untuk memperjuangkan hak-haknya secara
berimbang dan setara melalui Serikat Pekerja Bukit Asam
(SPBA). Kesepakatan yang setara antara kewajiban maupun
hak pegawai di satu pihak (baik secara pribadi maupun
melalui SPBA) dengan Perseroan dilain pihak kemudian
dituangkan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Melalui
PKB ini pola hubungan industrial antara Perseroan dan
dukungan pegawai terhadap keberlangsungan operasional
yang kondusif lebih terjamin.

The Company gives all employees opportunity to fight for


their equal and impartial rights through Bukit Asam Labor
Union. Equality of rights and obligations between the
employees (in person or by representation of Bukit Asam
Labor Union) and the Company is incorporated in Collective
Labor Agreement (CLA). This Agreement ensures the
employees support to the Companys continued operations
in a conducive industrial relation.

Pengembangan karir dilakukan melalui rotasi/promosi


berbasis kompetensi dan kinerja pegawai sesuai kebutuhan
perusahaan. Sepanjang tahun 2010 lalu, Perseroan telah
melakukan promosi terhadap 45 orang pegawai, selain telah
meningkatkan 65 orang jenjang jabatan pegawai. Langkah
rotasi dan promosi dalam meningkatkan kompetensi pegawai
akan efektif jika dilakukan secara terencana dan didukung
dengan staf yang mampu menilai kompetensi pegawai
dengan tepat dan cermat. Sehingga pengembangan karir
pegawai berjalan secara efektif, efisien dan selaras dengan
perkembangan Perseroan.

Career development is also carried out by way of rotation/


promotion based on employee competence and performance
according to the needs of the Company. During the year,
45 employees were promoted and 65 employees received
position upgrade. Rotation and promotion in developing
employee competence will be effective when done with
good planning and supported by people who are able to
make an accurate and thorough evaluation of employee
competence to ensure career development is effected
effectively and efficiently in accordance with the Companys
development.

REMUNERASI DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI

EMPLOYEE REMUNERATION AND WELFARE

Perseroan menindaklanjuti peningkatan kompetensi SDM


dan promosi jabatannya seimbang dengan peningkatan
kompetensi dan penilaian kinerjanya. Proses manajemen
kinerja ini berlangsung melalui siklus manajemen kinerja,
mulai dari penyusunan rencana, performance review secara
kontinyu dan penilaian kinerja secara berkala.

Competence development is followed by giving employees


opportunity for career development commensurate with their
performance. The process of performance management
runs through performance management cycle that covers
planning, continual and yearend performance review.

Untuk menentukan kinerja seluruh pegawai perusahaan,


Perseroan menetapkan Key Performance Indicator (KPI)
yang direncanakan dan ditetapkan mulai level perusahaan,
tingkat divisi/tim sampai dengan tingkat individu. Selanjutnya
Perseroan menetapkan proses pemantauan atas keseluruhan
capaian kinerja masing-masing individu maupun group/

To evaluate the performance of all personnel, the Company


applies Key Performance Indicator (KPI) that is put in
place from corporate down to division/team and individual
level. Monitoring system is also used to evaluate overall

100

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONAL

kelompok. Pemantauan dilakukan melalui coaching,


counseling, dan controlling. Perseroan selanjutnya melakukan
evaluasi atas kinerja seluruh insan perusahaan, baik pada
tingkat individual, team maupun pada tingkat perusahaan
secara periodik.

achievement of each individual or group. Monitoring is


carried out through coaching, counselling and controlling.
Periodic evaluation is made on all personnel, whether as
an individual, a team or a company as a whole.

Hasil evaluasi ini kemudian digunakan untuk dua tujuan, yakni


feedback bagi pengembangan kompetensi SDM bersangkutan
dan memberikan penghargaan untuk yang memiliki kinerja
sama atau melebihi target sesuai kesepakatan KPI sebelumnya
serta langkah pembinaan bagi yang kurang atau tidak dapat
mencapai ukuran kinerja yang ditetapkan .

The result of this evaluation is then used for two purposes.


First, as feedback for developing the employees competence
and giving award for above standard achievement in accordance
with Key Performance Indicator (KPI). And second, as coaching
measures for those with below standard performance.

Perseroan
telah
menerapkan
standar
penggajian
berdasarkan pemeringkatan pegawai dan jenjang jabatan.
Untuk memberikan remunerasi yang kompetitif, Perseroan
mengikuti remuneration survey pada industri sejenis. Secara
keseluruhan proses tersebut merupakan upaya standarisasi
sistem kompensasi dan imbal jasa Perseroan yang diarahkan
untuk meningkatkan motivasi pegawai dalam meningkatkan
kompetensi dan kinerjanya.

The Company has devised a remuneration standard based


on employee rank and position level. The Company also
seeks to formulate a competitive remuneration standard
by taking part in a remuneration survey in similar industry.
The whole process is a means to standardize compensation
and benefit system towards motivating employees to step
up their competence and performance.

Secara berkala, remunerasi pegawai ditinjau dan disesuaikan dengan


kompetensi dan prestasi kinerja.
Remuneration is commensurate with employees competence and performance.
Selain remunerasi yang sejalan dengan perkembangan
industri maupun kinerja, Perseroan memberikan tunjangan
lain kepada pegawai dalam bentuk Tunjangan Hari Raya
(THR), jaminan kesehatan, uang pensiun dan hak cuti yang
ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perseroan
telah melaksanakan program Jaminan Hari Tua (JHT), Dana
Pensiun Bukit Asam dan program pensiun Tabungan Hari
Tua, bekerja sama dengan lembaga yang kompeten, sebagai
bagian dari pemenuhan kesejahteraan pegawai. Perseroan
juga menyediakan jaminan layanan kesehatan melalui RSBA
dan program Asuransi Kesehatan Tugu mandiri untuk pegawai
dan pensiunan pegawai.

Besides performance-based remuneration, the Company


provides other benefits in the form of holiday bonus, health
insurance, pension and paid-leave in accordance with the
prevailing regulations. The Company has set up Retirement
Benefit Program, Bukit Asam Pension Fund and Retirement
Savings Program in collaboration with reputable and
competent institutions. These are all aimed at satisfying
employees welfare. The Company also provides health care
plans through Bukit Asam Hospitals and Tugu Mandiri Health
Insurance Progam for employees and retirees.

PENYELARASAN ORGANISASI DAN


PENYEMPURNAAN SISTEM MANAJEMEN SDM

ORGANIZATION ALIGNMENT AND HUMAN RESOURCE


MANAGEMENT SYSTEM IMPROVEMENT

Perseroan dalam rangka menunjang pertumbuhan


yang berkesinambungan telah melakukan evaluasi
dan penyelarasan organisasi sesuai dengan dinamika
perubahan perusahaan.

In a bid to ensure a sustainable growth the Company has


conducted organisational assessment and alignment in
accordance with the Companys changing requirements.

Langkah penting lainnya yang dilakukan adalah


penyempurnaan sistem pengembangan pegawai melalui
penerapan Talent Management dengan tujuan diperolehnya
gambaran rinci mengenai ketersediaan dan penempatan
pegawai sesuai kebutuhan organisasi. Melalui penerapan

Another important measure taken was improving employee


development system through the application of Talent
Management to arrive at a detailed picture of the availability
and placement of employees as required by the organization.
By this application, employee development, selection and

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 101

OPERATIONAL MANAGEMENT REPORT

tersebut, maka pengembangan, seleksi dan nominasi


pegawai berbasis pada kompetensi dan kinerja yang
bersangkutan. Perseroan kemudian melakukan review atas
model kompetensi yang digunakan sebagai acuan, diikuti
pengembangan Assessment Center.

nomination will be based on the individual employees


competence and performance. The Company then reviewed
the competence model used as reference and developed an
Assessment Center.

Langkah-langkah
tersebut
kemudian
berhasil
menyempurnakan model kompetensi dan menyusun
panduan assesment, setelah dilakukan review atas katalog
kompetetensi inti, manajerial, karakteristik pribadi dan teknis,
serta panduan asesmen kompetensi teknis.

These measures successfully improved competence model


and produced assessment guide, after reviewing core
competence catalogue, managerial aptitude, personal and
technical characteristics, as well as technical competence
assessment guide.

PENINGKATAN BUDAYA UNGGUL

CULTIVATING CULTURE OF EXCELLENCE

Pembentukan dan peningkatan Budaya Unggul merupakan


bagian dari upaya memotivasi pegawai agar senantiasa
berkinerja dan memberikan kontribusi terbaik bagi Perseroan.
Program pembentukan dan peningkatan budaya unggul yang
dilakukan pada tahun 2010, diantaranya:

Cultivating culture of excellense is an effort to motivate


employees to constantly give their best performance and
contribution to the Company. Culture of excellence cultivating
program conducted in 2010 included:

Pengembangan assesment center, penyempurnaan


model kompetensi dan penyempurnaan panduan

assessment.
Sosialisasi dan Implementasi sistem penghargaan dan
sanksi yang dilakukan secara transparan dan terukur.
Implementasi Balance Score Card di seluruh satuan
kerja Perseroan, melalui standarisasi sistem
manajemen kinerja yang diharapkan dapat mempercepat
pembentukan budaya berbasis kinerja.
Melakukan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PPKP),
pada setiap semester, menggunakan KPI yang ditetapkan
sebelumnya, sebagai acuan pemberian penghargaan
dan pengembangan karyawan.
Pembinaan mental dan spiritual pegawai serta
mensosialisasikan nilai-nilai unggul Perseroan sebagai
mana tertera pada buku Kode Etik Perseroan dan Manual
GCG yang telah diperbaharui.

Developoment of assesment center, improvement of


competence model and assessment guide.
Dissemination and implementation of a transparent and
measured reward and punishment system.
Implementation of Balanced Score Card throughout
the Company by way of standardizing performance
management system expected to expedite the
establishment of performance-based culture.
Implementation of Employee Job Performance Rating in
every semester, using pre-established Key Performance
Indicator as the basis of reward and development of
employees.
Development of mental and spiritual aspects of
employees and dissemination of values of excellence
practiced by the Company as laid down in the Corporate
Code of Conduct and the revised GCG Code.

102

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 103

Pembahasan dan
Analisis Manajemen
Management Discussion and Analysis

Perbaikan dan pembangunan


prasarana pendukung produksi serta
penajaman pelaksanaan program
efisiensi untuk menyambut peluang
dan menjamin peningkatan kinerja
berkelanjutan dimasa mendatang

Construction and Improvement of production


supporting infrastructure and focused on
efficiency program in anticipation of business
opportunity and sustainable future growth

104

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

104

KONDISI UMUM DAN PROSPEK USAHA

GENERAL CONDITION AND BUSINESS


PROSPECTS

KONDISI UMUM PEREKONOMIAN GLOBAL DAN


INDONESIA

General Condition of Global and Indonesian


Economy

Pemulihan perekonomian global yang dimulai sejak


pertengahan 2009, terus berlanjut di tahun 2010 lalu, dengan
tingkat pertumbuhan terbesar lebih banyak disumbang oleh
membaiknya perekonomian negara negara di kawasan Asia
Pasifik, terutama China dan India. Kawasan Eropa sekalipun
mengalami pertumbuhan, sempat terguncang oleh krisis
fiskal di negara Portugal, Irlandia, Yunani dan Italia. Amerika
Serikat masih mengalami kendala dengan defisit ganda dan
tingkat pengangguran yang relatif tinggi.

The global economy began to recover in the middle of


2009 and continued through 2010 with the highest growth
contributed by countries in the Asia Pacific region, mainly
China and India. European countries economic growth was
stunted by fiscal crises in Portugal, Ireland, Italy and Greece.
The United States of America was still facing double digit
deficit and higher unemployment rate.

Akibatnya tingkat pertumbuhan perekonomian global


di tahun 2010 tidak setinggi perkiraan semula. Namun
demikian sinyal kebijakan moneter negara-negara maju yang
mempertahankan suku bunga rendah dan disertai paket
stimulus moneter diperkirakan akan membuat pasar finansial
tetap longgar untuk mendorong peningkatan investasi maupun
kegiatan pasar modal.

As a consequence, global economic recovery in 2010 was not


as high as had been predicted. However, developed countries
monetary policy that kept interest rates at low levels coupled
with monetary stimulus bail-out packages are expected to
leave room in the financial market to boost investment and
capital market activities.

Perekonomian Indonesia, yang berada di kawasan Pasifik


tak lepas dari dinamika pertumbuhan tersebut. Peningkatan
perekonomian kawasan Asia Pasifik yang tinggi mendorong
permintaan dan harga berbagai komoditas utama seperti
CPO, batubara dan bahan mineral kembali meningkat.
Pertumbuhan konsumsi domestik, peningkatan kegiatan
investasi dan perbaikan kinerja ekspor membuat GDP
Indonesia mencatat kenaikan sebesar 6,1%, lebih tinggi
dari tahun sebelumnya, 4,5%. Inflasi relatif terkendali pada
kisaran 6,94%, suku bunga rujukan BI tetap di kisaran 6,5%
dan cadangan devisa meningkat mencapai angka US$ 96,21
miliar serta kurs rupiah ditutup menguat 4,4% menjadi
Rp8.991/US$.

Situated in the Asia Pacific region, Indonesia is also tied


to this economic growth dynamics. The robust economic
growth in the region raised demand and price of major
commodities such as palm oil, coal and other mining
minerals. Increase in domestic consumption, investment
and export spurred Indonesias GDP to post a 6.1%
hike, higher than 4.5% in 2009. Inflation was relatively
under control at 6.94%, Bank Indonesia benchmark
rate was stable at 6.5%, foreign exchange reserves
improved totalling US$96.21 billion, Rupiah exchange
rate strengthened and closed at Rp8,991/US$ signifying
a rise of 4.4%.

Kinerja perekonomian Indonesia tersebut membuat peringkat


utang luar negeri Indonesia naik. Lembaga pemeringkat
Standard & Poors meningkatkan peringkat utang luar negeri
dari BB- menjadi BB, dengan outlook positif dan lembaga
pemeringkat Fitch telah meningkatkan peringkat utang tersebut
menjadi BB+ (satu tingkat di bawah investment grade).

On the face of the encouraging economic performance,


Indonesia improved its foreign loan rating. Rating agency
Standard & Poors raised foreign loan grade from BB- to
BB, with positive outlook, and Fitch Ratings raised it to
BB+ (one grade lower than investment grade).

Dengan demikian, secara keseluruhan indikator ekonomi


makro menunjukkan perekonomian Indonesia berada pada
kondisi yang mantap dan siap berkembang lebih lanjut di
masa mendatang. Perkembangan positif perekonomian
tersebut, diperkirakan akan membuat permintaan komoditas
utama, termasuk sumber energi, kembali meningkat.

Overall, macro economic indicators prove that Indonesias


economy is stable and ready to develop further in the years to
come. With this promising development, demand for primary
commodities including energy sources is expected to see an
upward trend.

PROSPEK PERMINTAAN BATUBARA

Coal Prospects

Perkembangan Konsumsi Batubara Dunia

Growth of World Coal Consumption

Sesuai dengan data BP Statistical Review of World Energy,


Juni 2010, batubara tetap menduduki peringkat kedua

According to BP Statistical Review of World Energy, June


2010, coal remained the second chief global energy source

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 105

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

sumber energi global utama setelah minyak bumi. Di tahun


2009 kontribusi batu-bara sebagai sumber energi mencapai
29,4% dari total penggunaan sumber energi.

after crude oil. In 2009 coal contribution reached 29.4% of


total energy source consumption.

Data yang sama menunjukkan bahwa tahun di 2009, saat


puncak krisis perekonomian global, konsumsi sumber
energi, (termasuk batubara) di hampir seluruh kawasan
negara industri utama dunia mengalami penurunan. Hanya
di kawasan Asia Pasifik konsumsi batubara tetap mengalami
peningkatan, seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

The same data indicated that the 2009 global economic crisis
had caused energy source consumption (including coal)
in most industrialized countries dropped. Only in the Asia
Pacific region coal consumption remained high as shown in
the following table:

Realisasi Konsumsi Batubara Global (Dalam juta ton setara minyak)


Actual Global Coal Demand (In million tons of oil equivalent)

KAWASAN
Amerika Utara
Amerika Tengah dan
Selatan
Eropa dan Eurasia
Timur Tengah
Afrika
Asia Pasifik
Konsumsi Batubara
Global

2005

614,9

2006

606,1

2007

614,7

2008

2009

A THD B

THD TOTAL
2009

602,1

531,3

-11,8

16,2%

North America
Central & South
America

REGION

21,2

21,0

22,6

24,0

22,5

-6,3

0,7%

513,6

526,8

528,3

516,7

456,4

-11,7

13,9%

9,1

9,1

9,3

9,2

9,2

0,0

0,3%

Middle East

101,1

102,6

106,0

111,1

107,3

-3,4

3,3%

Africa

1.644,0

1.773,0

1.903,2

2.023,4

2.151,6

6,3

65,6%

2.903,9

3.038,6

3.184,1

3.286,5

3.278,3

-0,2

Europe & Eurasia

Asia Pacific
Total World Coal
Consumption

Sumber : BP Statistical Review of World Energy, Juni 2010, Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubara
Source: BP Statistical Review of World Energy, June 2010 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal

Di kawasan Asia Pasifik, batubara adalah sumber energi


utama, dengan mayoritas penggunaan sebagai bahan
bakar PLTU. Dari total penggunaan batubara di kawasan
Asia Pasifik, China dan India adalah konsumen utama sejak
beberapa tahun terakhir dengan masing sebesar 71,5%
dan 11,4% total konsumsi batubara Asia Pasifik. Saat krisis
perekonomian global tahun 2009 melanda, kedua negara
ini, mampu bertahan dengan tetap mencatat pertumbuhan
perekonomian. Konsumsi batubara di kedua negara tersebut
juga tetap meningkat.

In the Asia Pacific region, coal is the main energy


source and the major part is used for TPP fuel. China
and India have been the biggest consumers for the past
few years respectively at 71.5% and 11.4% of total coal
consumption in the region. During the world economic
recession in 2009 these two countries stood fast with
stable growth of economy and coal consumption.

Jepang, dengan mayoritas kegiatan ekonominya terkait


dengan kawasan Atlantik, tidak luput dari pengaruh
krisis perekonomian global. Konsumsi batubata Jepang di
tahun 2009 lalu sempat turun cukup besar, yakni -15,4%.
Beberapa negara lain di kawasan ini, seperti Taiwan dan
Thailand juga mengalami penurunan. Namun karena total
konsumsi batubara China dan India yang besar, secara
keseluruhan, konsumsi batubara kawasan Asia Pasifik di
tahun 2009 tetap meningkat sebesar 6,3%. Hal tersebut
tampak pada tabel berikut.

Japan, whose economy is largely associated with the Atlantic


region, was also impacted by world economic crisis. Its
coal consumption in 2009 dropped significantly, i.e. -15.4%.
Other countries in this region such as Taiwan and Thailand
also decreased their consumption. However, due to the
considerable coal consumption of China and India, total
consumption in Asia Pacific region in 2009 rose by 6.3% as
shown in the following table.

106

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

Realisasi Konsumsi Batubara Asia Pasifik (Dalam juta ton setara minyak)
Actual Asia Pacific Coal Consumption (In million tons of oil equivalent)

NEGARA
Australia
Bangladesh
China
China Hongkong SAR
India
Indonesia
Jepang

2005

53,6

2006

55,6

2007

54,2

2008

2009

THD TOTAL

A THD B

2009

51,4

50,8

-1,1

2,4%

REGION
Australia

0,4

0,4

0,4

0,4

0,4

0,0

0,0%

1.100,5

1.215,0

1.313,6

1.406,1

1.537,4

9,3

71,5%

Bangladesh

6,7

7,0

7,5

7,0

7,6

9,4

0,4%

184,4

195,4

210,3

230,9

245,8

6,5

11,4%

26,1

24,1

28,4

30,2

30,5

1,2

1,4%

Indonesia

121,3

119,1

125,3

128,7

108,8

-15,4

5,1%

Japan

China
China Hongkong SAR
India

Malaysia

6,3

7,3

7,1

5,0

4,0

-20,0

0,2%

Malaysia

Selandia Baru

2,2

2,2

1,6

2,0

1,7

-15,0

0,1%

New Zealand

Filipina

5,7

5,5

5,9

7,0

6,8

-2,9

0,3%

Philippines

Korea Selatan

54,8

54,8

59,7

66,1

68,6

3,8

3,2%

South Korea

Taiwan

38,1

39,6

41,8

40,2

38,7

-3,7

1,8%

Taiwan

Thailand

11,2

12,4

14,1

15,3

14,1

-7,8

0,7%

Thailand

1,5%

Lainnya
Total Konsumsi
Asia Pasifik

28,7

30,9

28,1

28,1

32,1

14,2

1.644,1

1.773,5

1.903,1

2.023,4

2.151,6

6,3

Others
Total Comsumption
Asia Pacific

Sumber: BP Statistical Review of World Energy, Juni 2010, Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubara
Source: BP Statistical Review of World Energy, June 2010 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal


Perkembangan dan Proyeksi Produksi Batubara Dunia

Growth and Projection of World Coal Production

Mengingat biaya transportasi yang cukup besar, kebutuhan


batubara dipenuhi dari kawasan terdekat. Dampak krisis
perekonomian global yang lebih berpengaruh di kawasan
Atlantik, membuat produksi batubara di kawasan tersebut
rata-rata menurun. Sedangkan untuk kawasan Pasifik, trend
ekonomi yang tetap positif membuat produksi batubara di
kawasan ini di tahun 2009 tetap meningkat, sebesar 8,3%,
seperti tampak pada tabel berikut.

Considering the high cost of transportation, coal demand is


met by countries in the closest region. World crisis that had
bigger impact on the Atlantic region consequently caused a
decline in the regions coal production. While in the Pacific
region, the economic trend remained more stable and coal
production continued to rise in 2009, recording a growth of
8.3%, as shown in the following table.

Realisasi Produksi Batubara Global (Dalam juta ton setara minyak)


Actual World Coal Production In million tons of oil equivalent

KAWASAN
Amerika Utara
Amerika Tengah
dan Selatan
Eropa dan Eurasia
Timur Tengah

2005

2006

2007

2008

2009

A THD B

THD TOTAL
2009

REGION

618,8

634,5

629,7

637,5

578,1

-9,3

17,0%

46,3

50,8

53,6

57,1

52,9

-7,4

1,6%

North America
Central & South
America

438,2

444,9

446,3

452,6

420,4

-7,1

12,3%

Europe & Eurasia

0,8

0,9

1,0

1,0

1,0

0,0

0,0%

Middle East

140,7

140,4

141,9

144,5

143,0

-1,0

4,2%

Africa

Asia Pasifik

1.637,3

1.764,3

1.871,5

2.044,2

2.213,3

8,3

64,9%

Produksi
Batubara Global

2.882,1

3.035,8

3.144,0

3.336,9

3.408,7

2,2

Afrika

Sumber: BP Statistical Review of World Energy, Juni 2010, Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubara
Source: BP Statistical Review of World Energy, June 2010 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal

Asia Pacific
Total World Coal
Production

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 107

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

China sebagai konsumen terbesar batubara di dunia,


memenuhi sebagian kebutuhannya melalui kegiatan
penambangan dalam negeri. Sehingga selain sebagai
konsumen, China adalah produsen batubara terbesar di dunia.
Demikian juga India, sebagai konsumen batubara kedua
terbesar, berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri. Namun
demikian produksi batubara India masih belum mencukupi,
sehingga kekurangannya harus dipenuhi lewat impor.

China being the biggest consumer of coal in the world


meets the major part of its demand by domestic mining.
Not only is China a consumer, but it is also the largest
coal producer in the world. India, the second largest coal
consumer, strives to be self-sufficient, but due to its
insufficient production, it has to rely on import.

Indonesia dan Australia, sejak beberapa tahun terakhir


merupakan negara pemasok batubara di pasar global
(terutama wilayah Pasifik), mengingat keduanya mampu
memproduksi batubara dalam jumlah melebihi kebutuhan
domestik. Data BP Statistical Review of World Energy, Juni
2010, menunjukkan bahwa laju pertumbuhan produksi
batubara Indonesia sejak tahun 2005 berkembang lebih cepat
dari pertumbuhan produksi Australia. Indonesia kini bersaing
dengan Australia sebagai pemasok batubara terbesar di
pasar global.

In recent years Indonesia and Australia have met world coal


demand (particularly in the Pacific region), as both countries
are in a position to produce coal in excess of their domestic
consumption. According to BP Statistical Review of World
Energy, June 2010, since 2005 Indonesias coal production
has grown at a higher rate than that of Australia. Indonesia
is now in competition with Australia to be the world largest
coal supplier.

Realisasi Produksi Batubara Asia Pasifik (Dalam juta ton setara minyak)
Actual Asia Pacific Coal Production (In million tons of oil equivalent)

NEGARA
Australia
China
India

2005

2006

2007

2008

2009

A THD B

THD TOTAL
2009

REGION

205,8

210,3

217,2

220,3

228,0

3,5

10,3%

Australia

1.120,0

1.205,1

1.282,4

1.425,6

1.552,9

8,9

70,1%

China

162,1

170,2

181,0

195,6

211,5

8,1

9,5%

India

Indonesia

93,9

119,2

133,4

140,8

155,3

10,3

7,0%

Indonesia

Vietnam

18,3

21,8

22,4

23,0

25,2

9,6

1,1%

Vietnam

Lainnya

28,7

30,9

28,1

28,1

32,1

14,2

1,4%

Others

1.641,3

1.770,0

1.876,3

2.045,1

2.216,5

8,4

Total Produksi
Asia Pasifik

Total Asia Pacific


Coal Production

Sumber: BP Statistical Review of World Energy, Juni 2010, Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubara
Source: BP Statistical Review of World Energy, June 2010 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal

Kajian Wood Mackenzie, dalam Coal Market Service, June


2010 memprakirakan, peningkatan suplai batubara di pasar
global dari angka 621 juta ton di tahun 2009 menjadi 1,1
miliar ton di tahun 2025 seiring membaiknya perekonomian
global dan meningkatnya permintaan. Negara-negara di
kawasan Asia Pasifik, terutama Indonesia dan Australia akan
mendominasi pasokan, dengan kontribusi meningkat dari
perkiraan sebesar 54% di tahun 2009 menjadi 61% di tahun
2025. Hal tersebut ditunjukkan pada illustrasi berikut.

A study by Wood Mackenzie Coal Market Service, June 2010


estimates world coal supply will increase from 621 million
tons in 2009 to 1.1 billion tons in 2025 as world economy
bounces back and demand increases. Countries in the Asia
Pacific region, mainly Indonesia and Australia, will dominate
coal supply, increasing their contribution of 54% in 2009 to
61% in 2025. The following illustration depicts the estimate.

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

Global Seaborne Thermal Coal Supply 2009-2025


1.200

Other
Venezuela

1.000

Canada

800
Mt

USA

600

China
Vietnam

400

South Africa
200

Colombia
Russia
2025

2024

2023

2022

2021

2020

2019

2018

2017

2016

2015

2014

2013

2012

2011

2010

0
2009

108

Australia
Indonesia

Sumber Source: Wood Mackenzie Coal Market Service

Indonesia, menurut kajian tersebut, akan tetap menjadi


pemasok batubara utama di pasar global, terutama di
kawasan Asia Pasifik. Penyebabnya adalah, selain cadangan
yang memadai dan tingkat konsumsi yang relatif rendah, biaya
produksi batubara Indonesia tetap bersaing. Sekalipun proyek
PLTU berbahan bakar batubara dengan daya 10.000 MW
tahap 1 dan tahap 2 telah beroperasi, Indonesia diproyeksikan
mampu memenuhi kebutuhan batubara, sekaligus tetap
meningkatkan pasokan ke pasar ekspor.

According to the study, Indonesia will retain its role as the


major coal supplier in the world market especially in the
Asia Pacific region. This is because Indonesia, with its
abundant reserves and relatively low consumption, enjoys
low production costs. Even after the coal-fired 10,000 MW
TPP phase 1 and phase 2 are operational, Indonesia is
projected to be in a position to meet domestic coal demand
and to step up its export supply.

Biaya produksi batubara Indonesia sangat bersaing karena di


kalimantan menggunakan sarana angkut melalui sungai yang
berbiaya rendah dan di Sumatera menggunakan sarana kereta
api yang cukup ekonomis. kondisi tersebut membuat suplai
batubara Indonesia ke pasar global akan tetap mendominasi
pada beberapa dekade mendatang. Jumlah ekspor batubara
Indonesia diperkirakan terus meningkat menjadi naik 323 juta
ton di tahun 2015 dan mencapai 374 juta ton di tahun 2020.

Indonesias coal production costs are highly competitive


because mining companies rely on low-cost river transport in
Kalimantan, and economical railway transport in Sumatera.
Therefore, Indonesia will continue to dominate the world
market with its coal supply in the next few decades. The
countrys coal exports are predicted to rise to 323 million tons
in 2015 and 374 million tons in 2020.

Projected Supply by Exported Country

Note:
in million tons

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 109

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

Proyeksi Konsumsi Batubara Dunia

Projected World Coal Consumption

Perbaikan kondisi perekonomian global di tahun 2010 lalu


turut mempengaruhi permintaan batubara global. OECD
(Organization for Economic Co-operation and Development)
Economy Outlook, November 2010, yang mencakup 34
negara maju, (termasuk Amerika Serikat, Jepang dan Korsel)
memprediksikan pertumbuhan GDP tahun 2010 sebesar 2,8%.
Perekonomian kawasan Pasifik diluar OECD diperkirakan
meningkat lebih cepat, sehingga membuat permintaan
batubara kawasan ini meningkat dengan cepat.

The economic upswing in 2010 impacted world coal


demand. OECD (Organization for Economic Co-operation
and Development) Economy Outlook, Noember 2010 that
covered 34 developed countries (including USA, Japan
and South Korea) predicted that in 2010 GDP would grow
2.8%. In the Pacific region outside OECD coal demand
was predicted to increase at a high rate following the
regional growth.

Menurut kajian OECD, untuk tahun 2011 mendatang, hampir


seluruh negera industri utama diperkirakan akan mencatat
pertumbuhan perekonomian. Tingkat pertumbuhan GDP
negara-negara tersebut bervariasi, dengan China diperkirakan
mencatat pertumbuhan ekonomi terbesar diikuti oleh India.
Pertumbuhan perekonomian global pada tahun-tahun
mendatang akan tetap berlangsung, dengan kisaran 3,1%
(Preview of the United Nations Economic Report for 2011).

According to OECD research, in 2011 most industrialized


countries will record economic growth. GDP growth of those
countries vary, and China is predicted to post the highest
growth followed by India. The world economy will continue
to improve in the coming years at around 3.1% (Preview of
the United Nations Economic Report for 2011).

Senada dengan kajian tersebut, biro Wood Mackenzie dalam


kajian Coal Market Service, June 2010 memprediksi, GDP
China akan tumbuh cukup besar, 8,9%, Taiwan 6% dan Korsel
4%, sehingga mempengaruhi pertumbuhan permintaan
batubara di kawasan Pasifik. Menurut Wood Mackenzie,
dalam beberapa dekade mendatang pertumbuhan konsumsi
batubara global akan terkonsentrasi di kawasan Pasifik.
Sebaliknya, kawasan Atlantik (Amerika Utara, Selatan dan
Eropa) tidak akan mencatat pertumbuhan konsumsi batubara,
karena peningkatan penggunaan energi nuklir dan gas.

In the same tune Wood Mackenzie in its study Coal Market


Service, June 2010 predicts GDP of China will increase
by 8.9%, Taiwan 6% and South Korea 4%, impacting
coal demand in the Pacific region. According to Wood
Mackenzie, in the next few decades world coal demand will
be concentrated in the Pacific region. On the other hand,
the Atlantic region (North, South America and Europe) will
not increase their coal consumption as they are turning to
nuclear and gas as energy sources.

Menurut kajian Wood Mackenzie pertumbuhan pasar batubara


global akan meningkat dari angka sebesar 720 juta ton di tahun
2010 menjadi 1,2 miliar ton di tahun 2025, dengan kontribusi
pertumbuhan permintaan terbesar berasal dari kawasan Asia
Pasifik, yakni tumbuh dari angka 484 juta ton menjadi 874 juta
ton. Di akhir 2025, kawasan ini diperkirakan menguasai 72%
perdagangan batubara global melalui laut.

Wood Mackenzie study estimates world coal market will


increase from 720 million tons in 2010 to 1.2 billion tons in
2025, Asia Pacific region being the major consumer, from 484
million tons to 874 million tons. At end 2025, this region is
predicted to control 72% of world coal trading by sea.

Coal Demand Forecast by Trade Basin and Transport Mode


1.400
1.200

Pacic Total

1.000

Atlantic Total
Landborne

Mt

800

Seaborne

600
400
200

Sumber Source: Wood Mackenzie Coal Market Service

2025

2024

2023

2022

2021

2020

2019

2018

2017

2016

2015

2014

2013

2012

2011

2010

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

Seaborne Thermal Coal Demand by Region


1.200

Other

1.000

Americas

Mt

800

Europe

600

Asia

400
200

2025

2024

2023

2022

2021

2020

2019

2018

2017

2016

2015

2014

2013

2012

2011

2010

Sumber Source: Wood Mackenzie Coal Market Service

Di kawasan Asia Pasifik, posisi Jepang sebagai salah satu


importir batubara besar akan terus tergeser oleh China
dan India. China sekalipun merupakan konsumen batubara
terbesar, relatif mampu memenuhi kebutuhannya dari
produksi tambang-tambang dalam negeri. Sedang India
dengan jumlah cadangan dan produksi yang lebih terbatas
membuatnya berpotensi menjadi importir batubara terbesar
dalam dekade mendatang.

In the Asia Pacific region, Japan will be replaced by China and


India as major coal importers. Despite being the largest coal
consumer, China is able to satisfy its own needs with domestic
mine products. In the meantime India with its limited reserves
and output is more likely to become the biggest coal importer
in the coming decades.

Perkembangan pembangunan PLTU barbahan bakar batubara


di Malaysia dan Filipina akan membuat permintaan impor dari
kedua negara ini meningkat pesat di tahun-tahun mendatang.
Sedang Indonesia, walaupun banyak membangun proyek
PLTU serupa, namun akan mampu memenuhi kebutuhan
batubara dari dalam negeri.

The construction of coal-fired TPP in Malaysia and the


Philippines will increase their coal import in the coming years.
While Indonesia, despite its numerous TPP of similar nature,
is able to be self-sufficient in coal requirements.

Seaborne Thermal Coal Demand by Region


1.000
900

Other

800

Philippines

700

Thailand
Malaysia

600

Taiwan

500

South Korea
400

Japan

300

China

200

India

100

Sumber Source: Wood Mackenzie Coal Market Service

2025

2024

2023

2022

2021

2020

2019

2018

2017

2016

2015

2014

2013

2012

2011

2010

Mt

110

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 111

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

Kajian US Energy Information Administration dalam Annual


Energy Oulook 2010, juga menunjukkan kesimpulan senada,
yakni dalam jangka lebih panjang kebutuhan batubara
di negara-negara OECD (mayoritas berada di kawasan
Atlantik) tidak mengalami pertumbuhan, terkompensasi oleh
penggunaan gas dan energi nuklir. Sedang negara-negara
Non-OECD, terutama kawasan Asia Pasifik tingkat konsumsi
batubara meningkat dengan laju rata-rata sebesar 1,1%
pertahun hingga tahun 2020, untuk kemudian meningkat
dengan laju 2 % pertahun untuk periode 2020 hingga 2035.

A report by US Energy Information Administration in Annual


Energy Outlook 2010 has the same conclusion, i.e. in the
longer term coal requirements of OECD countries (the
majority is in the Atlantic region) will not increase as they are
compensated by gas and nuclear sources. While Non-OECD
countries particularly in the Asia Pacific region will increase
their consumption at an average rate of 1.1% per annum
until 2020, and 2% per annum from 2020 until 2035.

Proyeksi Harga Batubara Di Kawasan Pasifik


Seiring dengan proyeksi meningkatnya permintaan batubara
di pasar Pasifik, riset Wood Mackenzie menunjukkan bahwa
harga patokan batubara di kawasan Pasifik cenderung
meningkat dalam beberapa tahun mendatang. Hal yang
patut dicermati adalah kecenderungan peningkatan harga
batubara kalori rendah dimasa mendatang, mengingat cukup
banyaknya PLTU berbahan bakar batubara kalori rendah yang
saat ini tengah dibangun dikawasan Pasifik, terutama di India,
dan Indonesia. Kecenderungan peningkatan harga batubara
di kawasan Pasifik diperlihatkan pada grafik berikut.

Projected Coal Price in Pacific Region and Indonesia


In line with the projected higher coal demand in the
Pacific region, Wood Mackenzie research reveals that
benchmark price in this region tends to increase in the
coming few years. It should be noted that low-calorie
coal will enjoy better price in the future, as more and
more TPPs using low-calorie coal are being built in the
Pacific region, particularly in India and Indonesia. The
rising trend of coal price in the Pacific region is shown in
the following graphic.

Harga patokan batubara global dalam tiga tahun terakhir


di pasar spot berfluktuasi, dengan harga patokan tertinggi
terjadi pada bulan Juli 2008, yang sempat menyentuh
angka US$194,79/Mt. Setelah itu, harga spot batubara
global sempat turun, dengan titik terendah ada pada harga
US$60,12/Mt, terjadi pada bulan Maret 2009, saat puncak
krisis finansial global melanda. Mulai akhir 2009, seiring
dengan trend pemulihan perekonomian global, harga pasar
spot batubara global cenderung meningkat. Hal tersebut
ditunjukkan pada grafik berikut.

55,65

45,00

2001 2002

52,25

2000

53,00

1999

2005

2006 2007

26,75

1998

31,85

34,50

1997

34,50

37,65

1996

28,75

40,30

1995

29,55

40,30

70,00

98,00

125,00

Historical Japan Thermal Price Trend 6,322GAR

2003

2007

2008

2009

2010

For the past three years, global spot price has been
volatile, the highest occurred in July 2008 at US$194.79/
Mt.
Afterwards, spot price dropped to its lowest
US$60.12/Mt in March 2009, when the world financial
crisis was at its peak. Starting end 2009, as the world
economy rebounded, spot coal price also improved, as
shown in the following graph.

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

Historical Global Coal Spot Price Index 6,322GAR


220
200
180

US$/mt

160
140
120

GC 2008

100

GC 2009

80

GC 2010

60

JFY 2010

40

14 Des

16 Nop

19 Okt

19 Sep

22 Aug

23 Jul

25 Jun

28 Mei

30 Apr

02 Apr

05 Mar

05 Feb

08 Jan

20

In the domestic market, benchmark price of all calorie


types declined in March May 2009. But in July 2009 this
benchmark price started picking up, and Indonesian Coal
Index benchmark for 6,500 Gar calorie rose to US$125.07/
Mt. The follwing graph shows the price trend.

Di pasar dalam negeri, harga patokan batubara untuk periode


2009-2010, sempat diwarnai penurunan, pada bulan-bulan
Maret-Mei 2009, berlaku pada seluruh tipe kalori. Namun
kemudian harga patokan ini sejak bulan Juli 2009 cenderung
terus meningkat, sehingga harga patokan Indonesian Coal Index
untuk kalori 6.500 Gar sempat menyentuh angka US$125,07/Mt.
Hal tersebut tergambarkan pada grafik berikut.

Historical Indonesian Coal Price Index

140
120
100

US$/mt

80

ICI 6500Gar

60

ICI 5800Gar

40

ICI 5000Gar

20

ICI 4200Gar
3 Des 10

8 Okt 10

4 Nop 10

10 Sep 10

13 Aug 10

16 Jul 10

18 Jun 10

23 Apr 10

21 Mei 10

26 Mar 10

25 Feb 10

2 9Jan 10

4 Des 09

31 Des 09

9 Okt 09

6 Nop 09

11 Sept 09

17 Jul 09

14 Aug 09

19 Jun 09

24 Apr 09

22 Mei 09

27 Feb 09

27 Mar 09

2 Jan 09

0
30 Jan 09

112

Perkembangan Produksi dan Konsumsi Batubara


Indonesia.

Indonesian Coal Production and Consumption

Di Indonesia, produksi batubara terus menunjukkan trend yang


meningkat. Seperti ditunjukkan oleh data publikasi Indonesian
Coal dan Power (ICP) dari Energy Publishing Pty Ltd, produksi
batubara Indonesia tahun 2010, mencapai total 237,7 juta ton.,
naik 10,1% dari produksi tahun 2009 yang sebesar 215,9 juta
ton. Produksi batubara sebesar itu, berasal dari PTBA dan
perusahaan tambang batubara lainnya.

Indonesias coal output continued on the upward trend as


reported by Energy Publishing Pty. Ltd. in its publication
Indonesian Coal and Power. In 2010 Indonesias coal
production reached 237.7 million tons, or up 10.1% from
2009 that stood at 215.9 million tons. That considerable
output came from PTBA and other coal mining companies.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 113

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

Sebagian besar produksi batubara Indonesia dipasok ke pasar


global. Sisanya digunakan untuk kebutuhan domestik, sebagian
besar digunakan sebagai bahan bakar PLTU milik PLN maupun
IPP. Dimasa mendatang, permintaan pasokan batubara di dalam
negeri diproyeksikan terus meningkat. Selain terkait dengan
proyek pembangunan PLTU 10.000 MW tahap pertama dan kedua,
kebutuhan batubara untuk sektor industri lain juga diperkirakan
terus meningkat. Gambaran realisasi produksi, konsumsi dan
ekspor batubara Indonesia adalah sebagai berikut.

The major part of Indonesias coal is delivered to global


market, and the rest is for domestic consumption, mostly
used by TPP belonging to PLN and other Independent
Power Providers (IPP). Domestic coal demand is expected
to continue rising in the future. Besides being used in
the 10,000 MW TPP phase 1 and 2, coal usage by other
industries is predicted to continue rising. The following
table shows actual production, consumption and export
of coal in Indonesia.

Perkembangan Produksi, Ekspor dan Kebutuhan Domestik Batubara Indonesia 2007 - 2010 (in thousand tons)
Production, Export and Consumption of Coal in Indonesia 2007-2010 (in thousand tons)

TAHUN
YEAR

PRODUKSI

EKSPOR

DOMESTIK

193.556
204.234
215.936
237.689

163.488
158.012
176,386
191.033

39.148
47.797
47.456
50.866

PRODUCTION

2007
2008
2009
2010

EXPORT

DOMESTIC

Sumber Source: Indonesian Coal and Power

Untuk konsumsi dalam negeri, jenis batubara yang digunakan


untuk PLTU cenderung semakin bergeser ke arah batubara kalori
rendah. Hal ini terjadi karena cadangan batubara kalori rendah di
Indonesia cukup banyak sehingga pasokan lebih terjamin.

On the domestic side, the type of coal used by TPP tends


to shift to low-calorie coal. This is because Indonesia has
abundant reserves of low-calorie coal which means supply
will be more secured.

Dengan asumsi pembangunan PLTU berbahan bakar


batubara berjalan lancar, maka total kebutuhan batubara di
pasar domestik pada masa-masa mendatang akan meningkat
cukup signifikan. Dari perkiraan realisasi kebutuhan batubara
sebesar 40,8 juta ton di tahun 2010, menjadi 95,3 juta ton di
tahun 2014. Di tahun 2014, sekitar 46% jenis batubara yang
akan digunakan adalah batubara kalori rendah dengan nilai
kalori sebesar 4.200 (Kcal/kg AR).

Assuming the construction of coal-fired TPP runs well,


total domestic coal requirement is projected to increase
significantly. Based on actual coal requirement of 40.8
million tons in 2010, it is estimated to increase to 95.3
million tons in 2014. In 2014, around 46% will be lowcalorie coal with calorie level of 4,200 Kcal/kg AR.

Proyeksi kebutuhan batubara PLN, 2010 - 2014 (dalam juta ton)


Projected coal requirement of PLN, 2010 2014 (in million tons)
2010
2011
NILAI KALORI (KCAL/KG AR)
CALORIE RATE (KCAL/KG AR)

4200
5100
6100
Total

8,2
27,7
4,9
40,8

25,8
28,7
4,9
59,4

2012

2013

2014

32,2
36,9
8,9
78

35,4
43,2
8,9
87,5

44,3
42,1
8,9
95,3

Sumber Source : ESDM

Berbagai faktor seperti tergambar dari uraian mengenai


permintaan batubara tersebut di atas menciptakan peluang
sekaligus tantangan bagi Perseroan dalam menentukan
strategi bisnis jangka panjang. Dengan kecenderungan
permintaan dalam negeri yang semakin banyak membutuhkan
batubara kalori rendah, Perseroan telah mempersiapkan
strategi umum, diantaranya melakukan proses produksi yang
lebih efisien, sehingga dapat mempertahankan marjin.

Various factors as depicted above will create opportunities and


at the same time pose challenges for the Company to devise
its long-term business strategy. As the domestic demand for
low-calorie coal continues to rise, the Company has devised
general strategy, covering improved efficiency in production
process to earn good margin.

114

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

Stockpile Pelabuhan Kertapati


Kertapati Port Stockpile

Tiga sasaran utama program efisiensi Perseroan: biaya


produksi, efisiensi operasional, peningkatan produksi
swakelola.
Three major targets of efficiency program: production costs, operating
efficiency and Inhouse production increase.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 115

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

LAPORAN KINERJA USAHA

BUSINESS REVIEW

SEGMEN BATUBARA

COAL SEGMENT

Perseroan menetapkan target peningkatan produksi


batubara pada 2010, agar sejalan dengan keberhasilan
program peningkatan kapasitas angkut kereta api. Untuk
mencapai target produksi tersebut, Perseroan secara
konsisten menerapkan strategi produksi terintegrasi, yang
berfokus pada peningkatan efisiensi operasional produksi,
kualitas produksi dan jaminan ketersediaan batubara dengan
tetap menjaga aspek Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
dan Lingkungan.

The Company aimed to step up its coal production in


2010 to keep up with railway bigger loading capacity. To
reach the production target, the Company consistently
implemented an integrated production strategy focused on
production efficiency, product quality and coal availability
while preserving the environment and ensuring work
safety and health.

Peningkatan Efisiensi Operasional

Operational Efficiency Improvement

Perseroan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan


efisiensi operasional penambangan. Upaya-upaya tersebut
ditujukan untuk mencapai 3 (tiga) sasaran utama yakni:
menekan biaya produksi, meningkatkan efisiensi operasional
dan meningkatkan kapasitas produksi batubara swakelola.

The Company improved mining operational efficiency


through many ways aimed at reducing production cost,
improving operational efficiency and increasing inhouse coal
production capacity.

Untuk menekan biaya produksi, Perseroan melaksanakan


beberapa program, diantaranya mencakup: melakukan
penghematan konsumsi BBM, handling batubara, suku cadang/
material serta konsumsi energi listrik; memaksimalkan
produksi batubara secara swakelola dengan mengoptimalkan
penggunaan BWE system dan mengembangkan sistem
penambangan shovel & truck; optimalisasi inside dump untuk
memperpendek jarak angkut.

To reduce production cost, the Company launched several


programs including saving fuel, coal handling, sparepart/
material and electricity consumption, maximizing inhouse
coal production by optimum use of BWE (Bucket Wheel
Excavator) system and developing shovel & truck mining
system, optimizing inside dump to shorten transporting
distance.

Untuk meningkatkan efisiensi operasional, Perseroan


melaksanakan beberapa program, meliputi 3 kelompok
upaya, yakni:

Operational efficiency was improved by conducting various


programs covering the following three groups of activity:

Perbaikan sistem kerja, berbagai inovasi dan perbaikan


menyangkut sistem kerja yang dilaksanakan Perseroan
mencakup diantaranya:
- Menerapkan
sistem
operasional
terintegrasi,
dengan dukungan Teknologi Informasi berupa
pengimplementasian SCMS. Dengan cara ini Perseroan
mampu mengontrol tingkat persediaan dalam jumlah
yang memadai (tidak berlebihan) memantau aktifitas
penambangan dan pengangkutan dengan akurat serta
tepat waktu.
- Melakukan perawatan terencana (condition base
maintenance) peralatan utama.
- Meningkatkan manajemen stockpile.
- Melaksanakan stock opname dan monitoring
persediaan barang dan suku cadang secara kontinyu.
- Melakukan pengendalian stripping ratio sesuai
rencana.
- Melakukan blasting tanah penutup.
- Mengoptimalkan inside dump untuk memperpendek
jarak angkut tanah.

Work system improvement, among others by:


- Implementing integrated operating system backed
by information technology (SCMS). By this system,
inventories were managed at optimum level, mining
and transporting activities were accurate and timely.
- Condition-based maintenance of main equipment.
- Improving stockpile management.
- Stock taking and continuous monitoring of supplies
and spareparts.
- Stripping ratio control according to plan.
- Cover soil blasting.
- Optimizing inside dump to shorten transporting
distance.

116

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

- Mud handling with gravitation system to replace


conventional method that uses pumps or trucks &
shovels.

- Pengelolaan lumpur dengan sistem gravitasi


untuk menggantikan metode konvensional yang
menggunakan pompa atau metode truck & shovel.

Perbaikan sarana dan prasarana:


Program ini selain ditujukan untuk meningkatkan
efisiensi operasional pada tahun 2010 lalu, juga untuk
mendukung dan mengantisipasi peningkatan kegiatan
penambangan Perseroan di masa mendatang. Prasarana
yang diperbaiki terutama berada di areal penambangan,
areal stockpile dan areal pelabuhan. Kegiatan yang
dilakukan dalam hal ini menyangkut diantaranya:
- Memperbesar kapasitas tampung temporary stockpile.
- Mempersiapkan penggunaan BWE sebagai reclaimer
di temporary stockpile.
- Modifikasi dan perbaikan peralatan rotary car dumper
dan sejenisnya.
- Modifikasi dan perbaikan sistem conveyor belt,
melalui penggantian pulley secara teratur disertai
pemasangan sensor infra merah.
- Membuat program Conveyor Information System
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan
(stadium) belt conveyor secara bertahap sehingga dapat
merencanakan pekerjaan penggantian belt secara lebih
baik untuk mengurangi jam breakdown mesin.
- Perbaikan dan relokasi 2 unit BWE dan 1 unit spreader
dari areal TAL ke areal MTBU, dengan penjelasan lebih
detail ada pada uraian tersendiri.

Facilities and infrastructure improvement


This program was designed not only to improve
operating efficiency, but also to support and anticipate
higher mining activity in the future. Infrastructure
improvement was mainly in mining area, such as piling
and stock-pile areas:
- Increased of temporary stock capacity.
- Preparation of BWE as reclaimer of temporary stock.
- Modification and repair of rotary car dumper and the
like.
- Modification and repair of conveyor belt, by regular
replacement of pulley and installation of infra red
censor.
- Conveyor Information System program to detect belt
conveyor damage by stages, allowing more efficient
belt replacement schedule and reducing machine
breakdown hours.
- Repair and relocation of 2 BWE and 1 spreader
from TAL to MTBU area, as described in more
detail separately.

Penggantian dan Penambahan Alat Produksi:


Program ini selain ditujukan untuk meningkatkan
efisiensi operasional juga mampu mendukung
program peningkatan produksi di tahun 2010 maupun
di masa mendatang. Program yang dilakukan adalah
penggantian dan penambahan alat produksi Shovel &
Truck menjadi lebih besar terutama alat angkut tanah
dari kapasitas 30-an ton menjadi 50 ton keatas pada
areal penambangan swakelola.

Replacement and addition of production machinery


This program aimed to increase operating efficiency and
production in 2010 and the ensuing years. The program
included replacement and addition of shovel & truck
especially soil transporter with bigger capacity from
approx. 30 tons to over 50 tons in inhouse mining area.

Perbaikan dan Pemindahan BWE System

Repair and Relocation of BWE System

Perseroan memiliki dan mengoperasikan 5 unit BWE system,


seluruhnya dioperasikan di areal Tambang Air Laya (TAL).
Mulai tahun 2007 pengoperasian BWE berkurang karena
keterbatasan area layak operasi bagi BWE system. Dengan
mempertimbangkan efisiensi serta optimalisasi aset
operasi, Perseroan mulai tahun 2009 melakukan persiapan
pemindahan BWE system ke lokasi Tambang Muara Tiga
Besar Utara (MTBU), berupa 2 unit BWE dan 1 unit spreader.

The Company owned and operated five units of BWE in Tanjung


Air Laya (TAL). In 2007 the operation of BWE diminished due
to limited area suitable for BWE system. In consideration of
efficient and optimum operations of assets, starting in 2009
the Company made preparation to relocate BWE to Muara Tiga
Besar Utara (MTBU) mine consisting of two BWEs and one
spreader.

Dalam waktu bersamaan Perseroan juga melakukan


perbaikan besar (overhaul) terhadap BWE system yang akan
direlokasi. Dengan program overhaul tersebut, maka akan
memperpanjang umur operasi BWE system hingga 15 tahun
kedepan dari umur operasi normal.

The BWEs to be relocated were overhauled to extend their


operating life for another 15 years.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 117

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

Pembangunan PLTU 3 x 10 MW untuk mendukung operasi BWE


System yang lebih efisien.
Constructing 3 x 10 MW TPP for a more efficient BWE operation.

Seiring dengan optimalisasi BWE system tersebut, Perseroan


melakukan pembangunan PLTU 3 x 10 MW milik sendiri guna
mendukung program operasi BWE system serta program
efisiensi lain secara menyeluruh dengan menggunakan
bahan bakar batubara limbah yang selama ini belum
termanfaatkan.

Optimizing BWE system was accompanied by the construction


of owned 3 x 10 MW TPP to back up BWE system and other
efficiency programs using waste coal that had previously
been squandered.

Dengan melaksanakan program revitalisasi BWE system dan


Pembangunan PLTU 3 x 10 MW milik sendiri, nilai tambah
minimum yang diperoleh perseroan seperti :

By revitalizing BWE system and constructing the Companys


own 3 x 10 MW TPP, the Company gained minimum added
values such as:

Efisiensi biaya operasi penambangan akan membaik.


Alat Produksi BWE system dapat dioperasikan dengan
baik hingga selama 15 tahun kedepan.
Perseroan berhasil memanfaatan kembali alat BWE
system yang sudah habis nilai bukunya.
Memanfaatkan tenaga kerja terampil yang telah ada.
Mendukung program penghematan energi yang
digalakkan pemerintah.

Mining operation will be more cost-efficient.


BWE equipment can operate for another 15 years.
BWE equipment that has zero book value is re-utilized.
Existing skilled laborer can be employed.
Supporting the energy saving program launched by the
government.

Perkembangan Produksi

Production Development

Pelaksanaan strategi operasional membuat Perseroan berhasil


kembali meningkatkan volume produksi batubara menjadi 12,5
juta ton, naik 7,4 % dibandingkan volume produksi tahun 2009
yang berjumlah 11,6 juta ton. Peningkatan produksi batubara
pada tahun 2010 terutama berasal dari Unit Pertambangan
Tanjung Enim (UPT), yaitu dari Tanjung Air Laya (TAL), Muara
Tiga Besar Utara, Banko Barat, Unit Pertambangan Ombilin
dan dari anak perusahaan, PT International Prima Coal.

The integrated operational strategy helped the Company


increase its coal production to 12.5 million tons, up 7,4 %
from 2009 which totalled 11.6 million tons. Coal production
increase in 2010 was mainly derived from Tanjung Enim
Mining Unit, i.e. Tanjung Air Laya, Muara Tiga Besar Utara,
Banko Barat, Ombilin Mining Unit and subsidiaries PT
International Prima Coal.

Dari keseluruhan produksi tersebut, produksi yang dilakukan


secara swakelola meningkat menjadi 5,64 juta ton, naik
11,5% dari produksi tahun sebelumnya sebesar 5,05 juta ton.
Secara bertahap, Perseroan berencana menaikkan kapasitas
produksi swakelola. Dengan peningkatan secara bertahap,
maka kompetensi SDM Perseroan dalam mengelola tambang
secara penuh akan semakin meningkat juga.

Out of the total production, inhouse production rose to 5.64


million tons, or increased 11.5% from 5.05 million tons the
preceding year. The Company plans to gradually upgrade
the capacity of Inhouse production, and improve employees
competence in mine management.

118

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

Bucket Wheel Excavator

BWE

Tambang terbuka secara umum dapat dilakukan dengan


metode penambangan berkelanjutan (continuous
mining) dan metode penambangan konvensional.
Metode penambangan menerus menggunakan alat gali
Bucket Wheel Excavator (BWE), alat angkut ban berjalan
(belt conveyor), dan alat penyebar material (spreader).

Open pit mining can generally be done by continuous


mining method and conventional mining method.
Continuous mining method uses excavating tool Bucket
Wheel Excavator (BWE), belt conveyor and material
spreader.

Di Indonesia hanya PTBA yang mengoperasikan


peralatan tambang BWE system dengan kapasitas
besar. Hal ini karena kondisi areal penambangan PTBA,
Tanjung Enim, yang relatif datar dan luas serta, daya
dukung tanah yang memadai, minimal 100 kPa dengan
kekerasan material yang bisa digali sampai dengan
5.000 kPa.

In Indonesia PTBA is the only company that operates


high-capacity BWE mining equipment. This is possible
as the Companys mining area in Tanjung Enim is flat
and vast with adequate land support, at least 100 kPa
and material hardness up to 5,000 kPa.

BWE beroperasi dengan daya listrik 1.500 kw. Kapasitas


penggalian BWE adalah sebesar 1.300 bcm/jam. Ukuran
peralatan BWE cukup besar, dengan jangkauan vertikal
posisi high cut (HC) 12 m dan double deep step (DDS)
12 m serta jangkauan horizontal 90 m, diameter roda
bucket 9 m dengan berat total 520 ton. Saat ini PTBA
memiliki 5 BWE.

BWE is operated using 1,500 kw electricity. BWE


excavating capacity is 1,300 bcm/hour. BWE is big in
size, with high cut (HC) vertical position height of 12m,
double deep step (DDS) 12 m, horizontal reach 90 m,
bucket wheel diameter 9 m, and total weight 520 tons.
PTBA owned 5 BWE currently.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 119

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

Produksi dan Pembelian Batubara (Ton)


Coal Production and Purchase (Tons)

URAIAN
Produksi (dalam ton)
Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT)

2010

2009

DESCRIPTION
Production (in tons)

Air Laya

6.131.218

5.280.781

16,1

Air Laya

Muara Tiga Besar Utara

3.144.728

2.630.150

19,6

Muara Tiga Besar Utara

Banko Barat

2.595.850

2.846.546

-8,8

Banko Barat

11.871.796

10.757.477

10,4

Jumlah Produksi UPT

5.620

1.770

217,5

Unit Pertambangan Ombilin (UPO)

Jumlah Produksi UPT


Unit Pertambangan Ombilin (UPO)
PT Batubara Bukit Kendi
PT International Prima Coal
Jumlah Produksi
Pembelian
PT Bukit Asam Prima
PT International Prima Coal
PT Bukit Asam (Persero) Tbk (UP Ombilin)
Jumlah Pembelian
Jumlah Produksi & Pembelian

Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT)

76.971

783.243

-90,2

PT Batubara Bukit Kendi

507.558

57.912

776,4

PT International Prima Coal

12.461.945

11.600.402

7,4

511.792

574.783

-11

32.667

40.547

585.006

574.783

-3

13.046.951

12.175.185

Total Production
Purchases
PT Bukit Asam Prima
PT International Prima Coal
PT Bukit Asam (Persero) Tbk (UP Ombilin)
Total Purchase
Total Production & Purchase

Seiring dengan kenaikan kapasitas angkut, volume produksi


meningkat dari 10,5 miliar ton menjadi 10,8 miliar ton atau 3%.
Guna menjaga keamanan pasokan kepada para konsumen,
Perseroan mendirikan anak perusahaan yang bergerak
dalam bidang jual beli batubara, yaitu PT Bukit Asam Prima
(BA Prima) pada 2007 dan juga memperoleh 59% saham PT
International Prima Coal di 2009.

In line with increased railway capacity, production volume


rose from 10.5 million tons to 10.8 million tons or by 3%.
To secure supply to consumers, the Company set up a
subsidiary that is engaged in coal trading, i.e. PT Bukit
Asam Prima (BA Prima) in 2007 and also acquired 59%
stake in PT International Prima Coal in 2009.

Penanganan Batubara

Coal Handling

Perseroan mulai membangun Supply Chain Management


System (SCMS) yang akan diterapkan dalam 5 tahap. Tahap
pertama adalah Phase Mine to Train Loading Station (TLS),
yaitu untuk menangani material /batubara mulai area
tambang hingga Stock Pile/TLS. Tahap kedua, Phase TLS to
Port, yaitu untuk menangani batubara mulai dari TLS sampai
dengan Pelabuhan. Tahap ketiga, Marketing dan Penagihan,

To handle coal properly, the Company built Supply Chain


Management System (SCMS) that will be implemented
in five phases. Phase 1 is Mine to Train Loading Station
(TLS), to handle coal from mining area to stock pile/TLS.
Phase 2 is TLS to Port, to handle coal from TLS to Port.
Phase 3 is Marketing and Billing, to manage marketing,
sales and billing. Phase 4 is Integration and Finance, to

Perseroan menerapkan Sistem Manajemen Mutu


ISO 9001: 2008 untuk menjamin kualitas produk batubara
yang dihasilkannya.
The Company applies Quality Management System ISO 9001: 2008 to control
coal product quality.

120

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

yaitu pengelolaan pemasaran dan penjualan batubara serta


proses penagihan. Tahap keempat, Integrasi dan Keuangan,
yaitu tahapan untuk mengintegrasikan SCMS dengan sistem
lainnya yang ada di PTBA termasuk dengan sistem keuangan.
Tahap kelima, Optimasi dan EIS, yaitu tahapan untuk
mengimplementasikan modul optimasi dan EIS.

integrate SCMS and other systems including financial


system. Phase 5 is Optimization and EIS, to implement
optimization module and Executive Information System.

Perseroan melakukan penanganan batubara sesuai


standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 untuk
menjamin kualitas dan pasokan batubara kepada
konsumen, yang mencakup:

The Company handles coal in accordance with the


standards of ISO 9001: 2000 Quality Management System
to control product quality and supply to the consumers,
which cover:

Pelaksanaan Manajemen Stockpile.


Pengaturan tumpukan batubara hasil produksi dan
proses blending dilakukan sesuai dengan klasifikasi
kualitas market brand Perseroan. Perseroan telah
melakukan penambahan fasilitas Hopper Blender
untuk mendukung proses blending batubara. Langkah
tersebut diikuti dengan melakukan general overhaul
stacker reclaimer di stockpile untuk mempercepat
proses penanganan batubara.

Stockpile Management
Stockpile from production and blending process is
classified according to the Companys market brand
quality. The Company has installed additional Hopper
Blender facility to support coal blending process,
followed by general overhaul of stacker reclaimer in
stockpile area to speed up coal handling.

Pengendalian kualitas.
Perseroan menjaga kualitas produksi melalui mekanisme
quality control yang ketat pada setiap tahapan produksi.
Proses pengendalian kualitas ini berpedoman pada
standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008.
Dengan sistem tersebut, Perseroan melakukan uji
sampling untuk memastikan kualitas batubara yang
akan ditambang. Pengujian kualitas batubara kemudian
dilakukan di areal tambang, stockpile di daerah
penambangan sebelum pemuatan ke kereta api atau
dikirim ke konsumen, diikuti dengan pengujian di areal
stockpile pelabuhan sebelum pemuatan ke kapal.

Quality Control
The Company strictly controls product quality
on every production stage according to Quality
Management System ISO 9001: 2008. As dictated
by the system, the Company runs sampling tests to
control the quality of coal to be excavated. Quality
tests are then performed in the mine and mining
stock-pile area before loading and delivery to PTBA
owned port and pier by railway. For delivery by sea,
additional testing is done on port stock-pile prior to
loading to ships.

Untuk mendukung program pengendalian kualitas


Perseroan mulai membangun sistem manajemen
penanganan batubara terintegrasi secara bertahap.
Untuk tahun 2010, sudah direalisasikan tahap pertama
sistem ini, yakni penanganan batubara dari areal
tambang sampai pemuatan kereta api (train loading
station/TLS).

To support quality control program the Company sets up an


integrated coal management system by stages. In 2010 the
first stage of this system was completed to handle coal from
the mines to train loading stations.

Unit Laboratorium Perseroan telah terakreditasi dengan


sertifikat ISO/IEC 17025: 2005 dari Komite Akreditasi Nasional
(KAN).
Our laboratory is accredited by the National Accreditation Committee
with Laboratory Quality Management System certification.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 121

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

Transportasi kereta api pengangkut batubara


Coal transporting train

Analisis kualitas batubara dilakukan oleh Unit


laboratorium Perseroan yang telah menerima sertifikat
Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO/IEC
17025: 2005 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Laboratorium ini juga bertanggung jawab melakukan
pengujian kualitas air buangan tambang untuk menjaga
agar terpenuhinya Standar Baku Mutu Lingkungan.

Coal quality analysis is performed by the Companys laboratory


that has Laboratory Quality Management System ISO/IEC
17025: 2005 Certification from the National Accreditation
Committee. This laboratory is also responsible for testing the
quality of waste water from the mines to ensure compliance
with the Environmental Quality Standard.

Pengangkutan

Transportation

Perseroan bekerjasama secara intensif dengan PT Kereta


Api Indonesia (PT KAI) dalam proses pengangkutan batubara
dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan (Lampung) dan
Dermaga Kertapati (Palembang). Proses yang dilalui dalam
pengangkutan batubara meliputi:

In transporting coal from Tanjung Enim to Tarahan Port


(Lampung) and Kertapati Pier (Palembang), the Company
depends on PT Kereta Api Indonesia (PT KA). The process
of coal transporation includes:

Pengaturan jumlah dan kualitas muatan batubara yang


akan diangkut oleh masing-masing gerbong kereta api
melalui Train Loading Station (TLS).
Pengawasan dan pencatatan distribusi batubara menuju
Pelabuhan atau Dermaga.
Pelaksanaan bongkar muat batubara dari gerbong keretaapi menggunakan Rotary Car Dumper (RCD) di Pelabuhan
Tarahan dan Apron Feeder (AF) di Dermaga Kertapati.

Tahun 2010, jumlah volume angkutan batubara melalui kereta


api ke Pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati mencapai
10,8 juta ton atau meningkat 3% dari volume tahun 2009
sebesar 10,5 juta ton. Volume angkutan batubara dari Tanjung
Enim ke Pelabuhan Tarahan mengalami peningkatan 3% dari
8,5 juta ton pada 2009, menjadi 8,7 juta ton pada 2010. Sedang
dari Tanjung Enim ke dermaga Kertapati, naik 5% dari 1,9 juta
ton menjadi 2,1 juta ton.

ANGKUTAN KERETA API


(dalam ton)

2010

Arranging the volume and quality of coal to be transported


by each train coach from Train Loading Station (TLS).
Supervising and recording coal distribution to ports or
piers.
Unloading coal shipment from train coaches using Rotary
Car Dumper (RCD) in Tarahan ports and Apron Feeder
(AF) in Kertapati piers.

In 2010, total volume of coal shipment by train to Tarahan Port


and Kertapati Pier reached 10.8 million tons or increased 3%
from 2009 volume of 10.5 million tons. Coal shipment volume
from Tanjung Enim to Tarahan Port rose 3% from 8.5 million
tons in 2009 to 8.7 million tons in 2010. While from Tanjung
Enim to Kertapati increased 5% from 1.9 million tons to 2.1
million tons.

2009

RAILWAY TRANSPORTATION
(in tons)

Tanjung Enim Ke Tarahan

8.712.100

8.498.150

Tanjung Enim to Tarahan

Tanjung Enim ke Kertapati

2.050.940

1.956.430

Tanjung Enim to Kertapati

10.763.040

10.454.580

Total Transportation

Jumlah Angkutan

122

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

Peningkatan volume angkut batubara ini merupakan hasil


dari perbaikan sistem manajemen angkutan serta adanya
koordinasi intensif antara Perseroan dengan PT KAI. Mulai
tahun 2009, Direktur Operasi Produksi Perseroan diangkat
menjadi Anggota Kehormatan Executive Committee PT KAI
dan menghadiri rapat reguler.

The larger coal shipment volume was made possible by


improved transportation management system and intensive
cooordination between the Company and PT KAI. In 2009,
the Operations/Production Director of the Company was
appointed Honorary Member of PT KA Executive Committee
and attended regular meeting.

Perseroan juga berperan langsung mendukung peningkatan


kapasitas angkutan batubara, melalui perbaikan rail-loop dan
perawatan rutin di fasilitas muat dan bongkar milik Perseroan.

The Company also directly supported the improvement of


coal loading capacity by reparing rail-loop and routinely
maintaining its own loading and unloading facilities.

Perseroan menindak lanjuti Coal Transportation Agreement


(CTA) bersama-sama dengan PT KAI, telah menunjuk
konsultan independen untuk menyusun formula tarif dan
formula take or pay. Pada tahun 2010 draft final report sudah
disampaikan kepada para pihak dan akan diimplementasikan
mulai tahun 2012.

Coal Transportation Agreement (CTA) with PT KAI was


followed by the appointment of an independent consultant
to formulate tariff and take or pay schemes. In 2010 the
draft final report was submitted to all parties and will be
implemented starting 2012.

Perseroan juga telah merintis program pengembangan untuk


angkutan KA khusus batubara yang baru untuk meningkatkan
kapasitas angkut batubara. (Lihat bahasan Pengembangan
Usaha). Program pengembangan angkutan tersebut
diyakini akan mampu mengatasi kendala Perseroan dalam
meningkatkan jumlah penjualan batubara secara substansial
dari lokasi tambang Tanjung Enim.

The Company pioneered the construction of new railway


lines to increased its railway capacity. (See discussion on
Business Development). The bigger railway capacity
is believed to substantially increase sales from Tanjung
Enim mine.

Strategi Pemasaran

Marketing Strategy

Untuk menjamin berlangsungnya peningkatan penjualan


dimasa-masa mendatang di tengah kecenderungan
permintaan batubara yang meningkat, Perseroan
menjalankan strategi pemasaran meliputi:

In an effort to secure future sales amidst the increasing of


coal demand, the Company adopted the following marketing
strategy that included:

Komitmen jaminan kualitas produk


Jaminan kualitas ini sangat penting karena selain
mempengaruhi
kelancaran
operasional
bisnis
konsumen juga merupakan faktor penentu tingkat
kepercayaan konsumen agar terus menggunakan
batubara hasil produksi Perseroan. Oleh karena itu
Perseroan selalu memberikan jaminan bahwa kualitas
batubara yang diterima konsumen telah sesuai dengan
kesepakatan kontrak terkait. Jaminan kualitas dikontrol
melalui penerapan manajemen mutu yang melibatkan
pelaksanaan proses analisis terakreditasi.

Commitment to Product Quality


Commitment to quality is very important because not
only does it affect the consumers business operations
but it also plays a decisive factor of consumers trust
in the coal product of the Company. The Company,
therefore, is committed to ensuring the quality of coal
delivered to consumers is in accordance with the quality
agreed upon in the contract. Quality is controlled by
implementing quality management based on accredited
analysis process.

Komitmen pelayanan pelanggan


Perseroan selalu mengutamakan prinsip transparansi
dan responsibilitas dalam memberikan layanan kepada
konsumen demi memenuhi komitmen layanan terbaik
kepada konsumen. Perseroan memberikan tanggapan
yang cepat terhadap berbagai permintaan dan keluhan
konsumen sebagai bagian dari komitmen pelayanan
Perseroan. Perseroan meyakini penerapan komitmen
pelayanan terbaik akan mampu mendukung target
peningkatan penjualan Perseroan di masa mendatang.
Untuk menjamin pelayanan pada pelanggan, Perseroan
membuka layanan pengaduan dengan menyediakan
saluran telpon, email maupun surat kepada pelanggan.

Commitment to Customer Service


The Company gives priority to transparency and
responsibility principles in serving its customers to prove
its commitment to providing the best customer service.
The Company promptly responds to various demands
and complaints from the customers. The Company
strongly believes that the best customer service will
assist the Company to reach its increased sales target.
To support its customer service the Company sets up
a Customer Center to handle complaints by telephone,
e-mail or letter.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 123

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

1. Stacker Reclaimer di Tanjung Enim


Tanjung Enim Stacker Reclaimer

2. Pengambilan sampel batubara di


TLS Tanjung Enim
Collecting coal sample at Tanjung
Enim TLS

3. Uji Kualitas Batubara dengan alat


Atomic Absorbtion Spectro Photometer
Testing coal quality with Atomic
Absorption Spectro Photometer

124

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

Perbaikan bucket dari BWE system di bengkel


BWE system bucket repair at workshop

Selama tahun 2010 Perseroan menerima 9 (sembilan)


kali pengaduan dari pelanggan. Perseroan telah
menindak lanjuti keluhan pelanggan tersebut,
sehingga permasalahan dengan konsumen dimaksud
telah diselesaikan.

In 2010 nine complaints from the customers were


attended to and settled by the Company to customes
satisfaction.

Koordinasi
Manajemen Perseroan menyelenggarakan Rapat
Koordinasi (Rakor) yang melibatkan seluruh mata
rantai produksi dan penjualan (supply chain) secara
rutin. Rakor membahas perkembangan kondisi pasar
batubara, permintaan konsumen hingga kendala
produksi di lapangan maupun proses pengangkutan
yang dapat mempengaruhi volume penjualan. Hasil
diskusi kemudian digunakan sebagai dasar penentuan
strategi produksi maupun penjualan yang paling sesuai
untuk periode tiga bulan ke depan guna mendukung
pencapaian target penjualan yang telah ditentukan.

Coordination
The Management routinely holds coordination
meetings involving all production and supply chains.
The meetings discuss development in coal market
condition, consumer demand and production
problems on site and in transporting process that may
affect sales volume. Findings are used as a basis of
formulating production and sales strategy that is the
most appropriate for the next three months to enable
the Company to meet sales target.

Persiapan Implementasi Supply Chain Management


System
Perseroan mulai mempersiapkan penerapan tahap
tiga dari Supply Chain Management System (SCMS)
yakni integrasi kegiatan pemasaran, pelabuhan dan
keuangan. Melalui penerapan sistem ini Perseroan
memantau perkembangan perubahan kondisi stock
batubara secara cepat dan akurat sehingga sanggup
memenuhi komitmen kepada pembeli dengan kualitas
dan kuantitas yang sesuai.

Supply Chain Management System


Phase three of Supply Chain Management System
(SCMS) was under way, integrating marketing,
port and finance activities. Using this system
the Company can monitor coal stock level quickly
and accurately and meet customers orders in
appropriate quality and quantity.

Metode Penjualan dan Perkembangan Harga

Selling Method and Price Trend

Perseroan menjual batubara ke pasar domestik maupun


ekspor dengan harga yang memberikan tingkat pengembalian
terbaik. Perseroan melakukan penjualan batubara dalam
bentuk kontrak penjualan jangka panjang maupun melalui
pasar spot, sedangkan harga penjualan selalu mengacu pada
harga pasar batubara thermal internasional.

The Company sells coal to domestic and export markets


at prices that will earn maximum return. Sales is made
under long-term sales contract and through spot market,
while selling price is always based on international
thermal coal prices.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 125

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

Trend rata-rata harga jual batubara Perseroan dalam


beberapa tahun terakhir cenderung meningkat, mengikuti
peningkatan harga jual di pasaran, seperti tercermin dalam
tabel berikut.

Average selling price of the Companys coal over the past few
years was on an upward trend in line with the rising market
prices, as reflected in the following table.

Perkembangan rata-rata harga jual batubara Perseroan


Average coal selling price of the Company
TAHUN

DOMESTIK (Rp/Ton)

EKSPOR (US$/Ton)

YEAR

DOMESTIC (Rp/Tons)

EKSPORT (US$/Ton)

2006

330.697

44,50

2007

345.645

47,50

2008

506.900

68,73

2009

746.240

64,59

2010

612.366

67,01

Penurunan rata-rata harga jual batubara domestik ditahun


2010 yang sebesar 18% disebabkan oleh beberapa diantaranya,
meningkatnya volume penjualan batubara kalori lebih rendah
dan tingkat persaingan yang semakin tinggi untuk pemasaran
domestik batubara kalori lebih rendah. Rata-rata harga jual
batubara ekspor meningkat 3,7%. Kondisi harga penjualan
yang kurang baik ini pada akhirnya mempengaruhi tingkat
profitabilitas Perseroan yang akhirnya ikut turun, sekalipun
volume penjualan Perseroan meningkat.

A decrease of 18% in average domestic price during 2010 was


due to higher sales volume of low-calorie coal and steeper
domestic competition for this product. In the other hand,
average export selling price rose 3.7%. This less combined
average selling price eventually affected the Companys
profitability despite the growing sales volume during the year
under review.

Lihat bahasan Kinerja Keuangan

See discussion on Financial Performance

Kinerja dan Distribusi Penjualan

Performance and Distribution of Sales

Tahun 2010 Perseroan mencatat volume penjualan sebesar


12,95 juta ton, naik 3,7% dari tingkat penjualan tahun
2009, sebesar 12,48 juta ton. Penjualan ini terdiri dari
penjualan domestik sebanyak 8,23 juta ton dan penjualan
ekspor sebanyak 4,72 juta ton. Dengan demikian, distribusi
penjualan domestik menjadi 63,5% sedangkan pasar ekspor
menjadi 36,5%, meningkat dari angka sebesar 35,40% di
tahun sebelumnya.

In 2010 the Company recorded a total sales volume of 12.95


million tons, up 3.7% from the preceding year sales volume
of 12.48 million tons. Sales comprised domestic sales of
8.23 million tons and export of 4.72 million tons. Therefore,
distribution of sales consisted of domestic market 63.5%
and export 36.5%, showing an export sales growth of 35.40%
from the previous year.

Volume penjualan domestik meningkat 2,0% dari 8,07 juta


ton pada 2009 menjadi 8,23 ton pada 2010 dan dengan jumlah
penjualan ke pasar domestik tersebut Perseroan telah memenuhi
kewajiban Domestic Market Obligation (DMO).

Domestic sales rose 2.0% from 8.07 million tons in 2009


to 8.23 tons in 2010 and at this rate of domestic sales the
Company has complied with the DMO (Domestic Market
Obligation) regulation.

Sebagian besar dari volume penjualan tersebut untuk


memenuhi kontrak jangka panjang pasokan ke Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) yaitu PLTU Suralaya, PLTU Bukit
Asam dan PLTU Tarahan. Jumlah penjualan untuk segmen
PLTU ini memberikan kontribusi sebesar 79% dari penjualan
domestik 2010.

The major portion of the sales was intended to fulfill longterm supply contract with Thermal Power Plants (TPP), i.e.
Suralaya TPP, Bukit Asam TPP and Tarahan TPP. Total sales
of this industry contributed 84% to domestic sales in 2010.

Seiring dengan peningkatan kegiatan industri semen,


penjualan batubara untuk industri semen mengalami
peningkatan, sehingga komposisi distribusi penjualan untuk
industri semen meningkat menjadi 5% dari 4% di tahun 2009.

As cement industry developed, the Companys sales to this


industry also increased, raising its contribution to total sales
from 4% in 2009 to 5% in 2010.

126

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

Volume penjualan ekspor kembali meningkat dari posisi


4,42 juta ton di tahun 2009 menjadi 4,72 juta ton pada 2010
dengan mayoritas negara tujuan ekspor adalah China,
Jepang, Malaysia, Vietnam, Taiwan dan Thailand. Sesuai
dengan kajian prospek pemasaran batubara, Perseroan kini
lebih memfokuskan tujuan pemasaran batubara produknya
ke kawasan Pasifik. Perseroan lebih memprioritaskan pola
penjualan dalam jangka panjang.

Export sales volume went up from 4.42 million tons in 2009


to 4.72 million tons in 2010 mainly to Japan, China, Malaysia,
Vietnam, Taiwan and Thailand. In line with a research on
coal market prospects, the Company is focusing more on the
Pacific region under long-term sales contract.

Lihat bahasan Prospek Permintaan Batubara

See Coal Prospects

DIAGRAM DISTRIBUSI PENJUALAN BATUBARA DOMESTIK MENURUT JENIS INDUSTRI


Coal Domestic Sale Distribution by Industry
Diagram Distribusi Penjualan Batubara Domestik Menurut Jenis Industri (dalam %)
Distribution of Domestic Sales by Industry (in %)
4

5
12

16

PLTU

Power Plant

2009

Lain-lain

Other Industry

2010

Semen

Cement Industry

79

84

Distribusi Penjualan Batubara Ekspor Menurut Negara Tujuan


Distribusi Penjualan Batubara Ekspor Menurut Negara Tujuan (dalam %)
Distribution of Export Sales by Destination Country (in%)
1
16

10

12

Taiwan

Thailand

Vietnam
Jepang

26

2009

2010

India

22
46

Malaysia

37
9

China

Pakistan

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 127

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

Distribusi Penjualan Menurut Jenis Produk


URAIAN

Domestik

Distribution of Sales by Product


2010

2009

Description

BA-59 PLTU Bukit Asam

853.790

1.105.582

-22,8

BA-59 PLTU Tarahan

518.172

476.696

8,7

BA-59 TPP Tarahan

BA-59 Domestik lainnya

Domestic
BA-59 TPP Bukit Asam

138.251

100

BA-59 Other Domestic

4.990.391

5.153.905

-3,2

BA-59 TPP Suralaya

BA-59 Domestik lainnya

760.507

575.935

32

BA-63 PT Semen Baturaja

121.524

154.743

-21,5

BA-63 Domestik lainnya

130.864

142.004

-7,8

BA-63 Other Domestic

BA-67 Domestik lainnya

15.131

-100

BA-67 Other Domestic

Batubara Antrasit

15.587

14.797

5,3

Antrasit Coal

Batubara Ombilin

70.630

2.044

3.355,4

Ombilin Coal
UP Briquette

BA-59 PLTU Suralaya

UP Briket

BA-59 Other Domestic


BA-63 PT Semen Baturaja

61.501

237.322

-74,1

Batubara PT Bukit Asam Prima

269.097

182.776

47,2

Batubara PT International Prima Coal

297.700

7.488

3.875,7

8.228.014

8.068.424

Total Domestic

Ekspor

Export

BA-59

1.282.170

791.286

62

BA-59

BA-63

1.955.031

1.135.716

72,1

BA-63

BA-67

283.809

1.564.516

-81,9

BA-67

BA-70

928.833

924.794

0,4

BA-70

70.907

100

PT Bukit Asam Prima Coal

201.801

100

PT International Prima Coal

Jumlah Ekspor

4.722.551

4.416.312

14,6

Total Export

Total Penjualan

12.950.565

12.484.736

3,7

Total Sales

Jumlah Domestik

Batubara PT Bukit Asam Prima


Batubara PT International Prima Coal

PT Bukit Asam Prima Coal


PT International Prima Coal

Pada 2010 pergeseran pola konsumsi jenis batubara


terus berlangsung. Konsumen dalam negeri juga mulai
menggunakan jenis batubara kalori lebih rendah. Sedang
untuk konsumen luar negeri, selain memilih batubara kalori
sedang dan tinggi, yaitu dari jenis BA-63, BA-67 dan BA-70,
di tahun 2010 sebagian konsumen luar negeri juga mulai
menggunakan batubara kalori lebih rendah dari jenis BA-59,
sehingga terjadi perubahan komposisi penjualan batubara
menurut jenisnya.

In 2010, consumers preference of coal type continued to shift.


Domestic consumers continues using low-calorie coal, while
overseas consumers used not only medium and high-calorie
coal type BA-63, BA-67 and BA-70, but also low-calorie type
such as BA-59, and this changed the composition of coal sales
according to type.

Untuk penjualan domestik, BA-59 mencapai jumlah sebesar


7,26 juta ton turun 0,7% dari tingkat penjualan tahun 2009,
sebesar 7,32 juta ton dengan alokasi penjualan untuk PLTU
Suralaya sebesar 5,0 juta ton, PLTU Bukit Asam 0,9 juta ton
dan konsumen industri lainnya sebesar 0,8 juta ton. Penjualan
batubara ke Suralaya hanya turun sebesar 3,2% dari tahun
sebelumnya. Penjualan batubara dari lokasi IPC, yang
kebanyakan dari jenis kalori lebih rendah, yakni 5.300 Kcal,
melonjak dari sebesar 7.488 ton menjadi 297.700 ton.

For domestic sales, BA-59 posted a total of 7.26 million tons


or dropped 0.7% from 7.32 million tons in 2009, allocating
5.0 million tons to Suralaya TPP, 0.9 million tons to Bukit
Asam TPP and 0.8 million tons to other industries. Sales to
Suralaya declined 3.2% from the preceding year. Sales of
mostly low-calorie coal (5,300 Kcal) from IPC jumped 7,488
tons to 297,700 tons.

Peningkatan penggunaan batubara kalori peringkat


rendah di Indonesia memberi konsekuensi yang kurang
bagus bagi Perseroan, mengingat harga batubara jenis ini
yang lebih rendah, sehingga tingkat profitabilitas menjadi
semakin mengecil.

The rising trend of low-calorie coal consumption in Indonesia


did not favor the Company because the lower price of that coal
type reduced the Companys profitability.

128

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

Tahun 2010 penjualan batubara jenis BA-59 ke pasar ekspor


naik 62% menjadi 1,3 juta ton dari angka penjualan sebesar
0,79 juta ton di tahun 2009. Peningkatan penjualan batubara
BA-59 ke China turut mempengaruhi kenaikan ini.

In 2010, export sales of coal type BA-59 surged 62% to 1.3


million tons from 0.79 million tons in 2009, mostly from bigger
sales of BA-59 to China.

Jenis batubara kalori menengah-tinggi, mulai BA-63, BA-67


dan BA-70 adalah yang paling banyak diminati pasar ekspor.
Pada 2010 Perseroan berhasil mengekspor batubara jenis
BA-63 hingga sebesar 1.96 juta ton. Batubara jenis BA-67
yang mayoritas digunakan untuk kebutuhan PLTU dan industri
umum lainnya mencatat penurunan tajam, menjadi hanya
sebesar 0,28 juta ton dari angka sebesar 1,8 juta ton di tahun
sebelumnya.

Medium-high-calorie coal type BA-63, BA-67 and BA-70 are


the most popular for export market. In 2010 the Company
succedded in exporting coal type BA-63 up to 1.96 million
tons. Coal type BA-67 mostly used by TPPs and other
industries, recorded a sharp decline to only 0.28 million tons
from 1.8 million tons the previous year.

Batubara jenis BA-70 mencatat volume penjualan relatif stabil,


pada kisaran volume sebesar 1 juta ton, dengan mayoritas
penggunaan oleh konsumen industri baja.

Sales of coal type BA-70 was relatively stable, around 1 million


tons mostly used by steel industry consumers.

Profitabilitas

Profitability

Perseroan mencatatkan profitabilitas batubara sebesar 29,1%,


menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar
39,7%. Hasil ini sebagai imbas atas penurunan rata-rata
harga jual batubara dipasar domestik hingga sebesar 18%.
Menghadapi turunnya harga jual batubara di pasar domestik,
Perseroan telah melakukan berbagai langkah penghematan
melalui program efisiensi produksi.

The Company recorded a profit margin of 29.3% compared to


39.8% the year before. This was the consequence of an 18%
decline in average domestic selling price. To cope with lower
domestic price, the Company has taken several efficiency
measures to cut production costs.

Program
efisiensi
produksi
dilaksanakan
untuk
mengendalikan pengeluaran pada komponen biaya produksi.
sehingga Perseroan masih mampu memberikan laba yang
cukup tinggi.

The production efficiency program aimed at controling expenses


in production cost enabled the Company to continue recording
high profitability.

Program efisiensi produksi sebetulnya memberikan hasil


nyata, berupa penurunan biaya produksi per ton batubara
swakelola di mulut tambang sebesar 5,6%. Namun angka
penurunan ini tidak dapat mengkompensasi peningkatan
biaya transportasi dan beban usaha lannya. Penurunan
biaya produksi ini juga belum dapat mengkompensasi
penurunan rata-rata harga jual yang lebih besar.

The production efficiency program went well and reduced


production cost per ton by 5,6%. However, this reduction did
not compensate increases in transport and other operating
expenses, and bigger decrease in average selling price.

Lihat juga bahasan Kinerja Keuangan.

See Financial Performance.

Memperhatikan tren pemulihan perekonomian global


maupun nasional sepanjang tahun 2010, Perseroan meyakini
bahwa harga batubara akan kembali meningkat di tahun 2011.
Selain karena mulai pulihnya kondisi perekonomian global,
seperti disinggung pada bahasan Prospek permintaan
batubara, penyelesaian beberapa pembangkit listrik skala
besar di dalam negeri akan mempengaruhi permintaan dan
harga batubara.

Watching the world and domestic economic revival in 2010,


the Company believes that 2011 will see rising coal prices
in the market. In addition to global economic recovery as
discussed in Coal Prospects, the completion of several bigscale electric power plants in the country will also have an
impact on the demand and price of coal.

Oleh karena itu Perseroan telah menyiapkan beberapa langkah


antisipasi menyambut peluang yang terbuka. Beberapa
langkah yang telah dilakukan diantaranya mempersiapkan
peningkatan produksi swakelola, memperbaiki sarana

For that reason, the Company has taken several steps in


anticipation of the coming business opportunities. Some
of the anticipatory steps taken were increasing swakelola
production, improving auxiliary facilities and amenities,

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 129

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

penunjang, meningkatkan intensitas pelaksanaan efisiensi


produksi dan menyiapkan peningkatan kapasitas angkut
batubara melalui kereta.

intensifying production efficiency and increasing railway


capacity.

Lihat juga bahasan Strategi Bisnis 2011

See also discussion onBusiness Strategy for 2011

SEGMEN BRIKET

BRIQUETTE SEGMENT

Pada 1993 Perseroan memulai usaha briket dengan


membentuk Proyek Pengembangan Briket Batubara (P2B2),
dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan mengembangkan
beberapa unit produksi di Tanjung Enim, Gresik dan Natar
(Lampung). Jenis briket yang diproduksi oleh Perseroan terdiri
dari Briket Karbonisasi dan Briket Non-Karbonisasi.

The Companys briquette business started in 1993 after Coal


Briquette Development Project was set up. After investment
was made, the Company developed several production units
in Tanjung Enim, Gresik and Natar (Lampung). The Company
produced two types of briquette. Carbonized briquette and
Non-carbonized briquette.

Perseroan merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia


yang mampu memproduksi briket karbonisasi. Jenis briket
ini memiliki kelebihan berupa volatile matter, sulphur
dan kadar air yang lebih rendah dibandingkan briket nonkarbonisasi sehingga proses pembakaran berlangsung lebih
cepat dan mudah, panas yang dihasilkan stabil serta ramah
lingkungan (tidak berbau dan tidak berasap). Produksi briket
karbonisasi dilakukan di Pabrik Tanjung Enim. Sedangkan
briket non-karbonisasi diproduksi di Pabrik Briket Natar
(Lampung) dan Gresik.

Currently the Company is the only company in Indonesia capable


of producing carbonized briquette. This type of briquette has
superior qualities like lower volatile matter, sulphur and water
content compared to non-carbonized briquette, enabling
faster and easier burning process, generating stable and ecofriendly heat (odorless and smoke free). Carbonized briquette
is produced in Tanjung Enim factory, while non-carbonized
briquette is produced in Natar (Lampung) and Gresik.

Produksi dan Penjualan

Production and Sales

Tahun 2010, Perseroan hanya berhasil memproduksi briket


sebesar 18.690 ton, turun 19% dari tingkat produksi tahun 2009,
yaitu sebesar 22.867 ton. Penurunan volume produksi briket
ini dikarenakan relokasi pabrik briket Tanjung Enim dan belum
dapat melakukan proses produksi sesuai rencana (rencana mulai
produksi bulan Juli namun baru produksi bulan Desember) juga
adanya kendala pengurusan izin untuk pabrik Gresik sehingga
mengalami stop produksi selama 4 (empat) bulan. Volume
penjualan briket juga mengalami penurunan, menjadi 16.712 ton
atau turun 25% dari penjualan tahun 2009 sebesar 22.142 ton.

In 2010, the Company only managed to produce 18,690 tons of


briquette, down 19% from 2009 production level of 22,867 tons.
Production plunged not only because Tanjung Enim briquette
factory was being relocated and production was delayed by six
months, but also due to licensing problem in Gresik factory,
causing a four-month production stoppage. Briquette sales
volume also dropped to 16,712 tons or down 25% from 22,142
tons in 2009.

PRODUKSI BRIKET
(Dalam Ton)

Pabrik Tanjung Enim


Pabrik Lampung
Pabrik Gresik
Jumlah Produksi

PENJUALAN BRIKET
(Dalam Ton)

Pabrik Tanjung Enim


Pabrik Lampung
Pabrik Gresik
Jumlah Produksi

2010

2009

(A)

(B)

(A : B)

411

3.618

11

12.615

12.090

104

5.664

7.159

79

Gresik Plant

18.690

22.862

81

Total Production

2010

2009

(A)

(B)

(A : B)

BRIQUETTE PRODUCTION
(In Tons)

Tanjung Enim Plant


Lampung Plant

BRIQUETTE SALES
(In Tons)

88

4.229

11.602

12.004

97

Tanjung Enim Plant


Lampung Plant

5.022

5.909

85

Gresik Plant

16.712

22.142

75

Total Production

130

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

Profitabilitas

Profitability

Tahun 2010, Perseroan mencatat penurunan profitabilitas


segmen usaha briket yakni -24,5%, akibat harga produksi yang
lebih tinggi dari harga jualnya. Harga pokok produksi briket
berkisar antara Rp1.130 Rp2.068 per kilogram, sementara
harga jualnya berkisar Rp1.181 Rp1.818 per kilogram.

In 2010, the Company recorded a low profitability in briquette


business segment, -24.5%, due to higher production costs
compared to selling prices. Production costs ranged between
Rp1,130 and Rp2,068 per kilogram, while selling prices
ranged from Rp1,181 to Rp 1,818 per kilogram.

Peningkatan penggunaan energi alternatif sebagai pengganti


minyak tanah pada sejumlah industri kecil dan menengah
tampaknya masih belum mendorong peningkatan penggunaan
briket secara maksimal. Peningkatan penggunaan energi
gas, sebagai pengganti minyak tanah justru lebih cepat
berkembang, mengingat sebagian gas yang beredar di
pasaran juga mendapatkan subsidi.

Bigger use of alternative energy to replace kerosene in


small to medium-scale industry did not seem to significantly
push the use of briquette. The use of gas in replacement of
kerosene grew at a faster pace because gas sold to the public
was also subsidized.

Namun demikian, seiring dengan peningkatan konsumsi


ayam dalam negeri, diharapkan konsumen tradisional briket
Perseroan, yakni peternakan DOC semakin berkembang dan
meningkatkan permintaan briket. Selain itu peningkatan
kegiatan pengolahan tembakau di Jawa Timur dan Lombok
diharapkan membuka pasar baru bagi pemasaran produk
briket Perseroan.

But still, as chicken consumption increased in the domestic


market, traditional consumers of the Companys briquette,
i.e. DOC farms, continued to grow and increase demand
for briquette. A larger scale of tobacco processing in East
Java and Lombok is expected to open new markets for the
Companys briquette product.

TINJAUAN KINERJA KEUANGAN

FINANCIAL REVIEW

NERACA

BALANCE SHEET

Seperti tampak pada neraca ikhtisar keuangan, total aset


Perseroan per 31 Desember 2010 mencapai Rp8,72 triliun,
naik 7,6% dari posisi Rp8,1 triliun di tahun sebelumnya. Total
Kewajiban Perseroan sedikit turun, menjadi Rp2,28 triliun,
0,5% lebih rendah dari posisi Rp2,29 triliun di tahun 2009.
Sebagai akibat kenaikan laba, ekuitas Perseroan naik 11,7%
menjadi Rp6,37 triliun dari posisi Rp5,70 triliun di tahun
sebelumnya. Penjelasan atas pos-pos neraca utama yang
menyebabkan perubahan tersebut adalah:

As presented in the financial highlight, total assets of the


Company as of 31 December 2010 totalled Rp8.72 trillion,
or grew by 7.6% from the previous year position of Rp 8.1
trillion. Total liabilities slighly dropped to Rp 2.28 trillion,
or 0.5% lower than Rp 2.29 trillion in 2009. With higher
profit, shareholders equity rose 11.7% to become Rp6.37
trillion from Rp5.70 trillion the previous year. Description of
major balance sheet accounts that caused the changes is
presented below:

Aset

Assets

Aset Lancar
Jumlah aset lancar mencapai Rp6,65 triliun atau
76,2% dari jumlah keseluruhan aset. Kondisi ini
menggambarkan likuiditas Perseroan yang masih baik,
mengingat posisi tahun sebelumnya adalah sebesar
Rp6,78 triliun atau 84,0 % dari total nilai aset. Komposisi
terbesar aset lancar adalah kas dan setara kas sebesar
76,0%, diikuti piutang usaha 15,0% dan persediaan
sebesar 6,4% dari jumlah keseluruhan aset lancar.

ASET LANCAR

Current Assets
Total current assets was recorded at Rp6.65 trillion or
76.2% of total assets. This condition reflected that the
Companys liquidity was still on the safe level considering
that previous year position was Rp6.78 trillion or 84.0%
of total assets. The largest portions of current assets
were cash and cash equivalents 76.0%, trade payables
15.0% and inventories 6.4% of total current assets.

CURRENT ASSETS

2010

2009

(%)

5.054.075

4.709.104

7,3

Piutang usaha (bersih)

997.178

1.505.459

-33,8

Persediaan (bersih)

423.678

409.901

3,4

Inventories (net)

171.022

158.927

7,6

Other current assets

6.645.953

6.783.391

-2

Total current assests

(Dalam Rp Juta)

Kas dan setara kas

Aset lancar lainnya (bersih)


Aset Lancar

(In Million Rupiah)

Cash and cash equivalents


Trade receivables (net)

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 131

Conveyor Belt di Pelabuhan Tarahan


Conveyor Belt at Tarahan Port

- Kas dan Setara Kas


Posisi kas dan setara kas pada tahun 2010 naik sebesar
Rp4,7 miliar menjadi Rp5,05 triliun atau meningkat
sebesar 7,3% dari posisi tahun sebelumnya sebesar
Rp4,71 triliun. Kenaikan kas dan setara kas tersebut
terutama berasal dari hasil operasi tahun 2010.

- Cash and cash equivalents


Cash and cash equivalents in 2010 rose Rp4.7 billion
to Rp5.05 trillion or posting an increase of 7.3% from
the previous year position that was recorded at Rp4.71
trillion. This increase came mainly from 2010 operating
results.

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi


selama tahun 2010 mencapai Rp2,49 triliun, turun
9,8% dari posisi tahun sebelumnya. Sedangkan kas
yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar
Rp799,16 miliar, melonjak 9,8 kali lipat dari tahun
sebelumnya sedangkan jumlah kas yang berasal dari
aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp1.344,95 miliar,
naik 31,3% dari tahun sebelumnya.

Net cash from operating activities in 2010 totalled


Rp2.49 trillion, down 9.8% from the previous year.
Cash for investing activities reached Rp799.16 billion,
surging 9.8 times from the year before, while cash
generated from financing activities was Rp1,344.95
billion, up 31.3% from 2009.

Penurunan kas dari aktivitas operasi terutama


disebabkan turunnya penerimaan dari pelanggan,
sedangkan kenaikan penggunaan dana untuk
investasi disebabkan oleh realisasi beberapa
kegiatan pengembangan yang telah direncanakan
(lihat Pengembangan Usaha hal 56). Peningkatan
penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan disebabkan
kenaikan pembagian laba atau deviden tahun buku
2009 dan peningkatan alokasi dana bagi kegiatan
program kemitraan dan bina lingkungan.

Cash decrease from operating activities was mainly


due to smaller amount of revenues received from
customers lower selling price, while increasing
amount of cash used for investment was caused by the
realization of several business development projects
(see Business Development page 56). Cash used for
financing activities increased due to bigger dividend
payout for 2009 accounting year and larger allocation
of funds for partnership and community development
program.

Lihat juga penjelasan / Tabel Perubahan Arus Kas


Posisi kas pada tahun 2010 terdiri dari kas di tangan
sebesar Rp189 juta, ditempatkan di rekening giro
sebesar Rp93,0 miliar dan sisanya dalam bentuk
deposito berjangka sebesar Rp4,96 triliun atau sebesar
98,2% dari jumlah keseluruhan kas dan setara kas.
Kas dan setara kas Perseroan dalam bentuk deposito,
ditempatkan sebagian besar di PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT BPD
Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.

See also elaboration / Changes in Cashflow


Cash position in 2010 consisted of cash on hand Rp189
million, placed in current accounts, Rp93.0 billion and
the rest in time deposits Rp4.96 trillion. The Companys
cash and cash equivalents were placed majority in PT
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, and PT
BPD Sumatera Selatan and Bangka Belitung.

132

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Piutang usaha Perseroan


Trade Receivables

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

33,8%

Jumlah deposito dalam Dolar AS sebesar ekivalen


Rp221,88 miliar atau sekitar 4,5% dari jumlah
keseluruhan deposito, dengan tingkat bunga antara
0,12% 2,25%. Sedangkan jumlah deposito dalam
Rupiah adalah sebesar Rp4,74 triliun atau sekitar
95,5% dari jumlah keseluruhan deposito dengan
tingkat bunga antara 5,30% - 8,00%. Dengan pola
penempatan tersebut, pendapatan bunga secara
keseluruhan berjumlah Rp244,31 miliar.

Total US Dollar deposits amounted to Rp221.8 billion


equivalent or approximately 4.5% of total deposits, bearing
interest rates of 0.12% 2.25%. Rupiah denominated deposits
were in the amount of Rp4.74 trillion or approximately 95.5%
of total deposits bearing interest rates between 5.30% and
8.00%. With this composition of placement, interest income
totalled Rp244.31 billion.

- Piutang Usaha
Piutang usaha Perseroan pada tahun 2010 tercatat
sebesar Rp0,99 triliun, turun 33,8% dari posisi di tahun
2009 sebesar Rp1,49 triliun, yang terdiri dari piutang
ke pihak ketiga sebesar Rp382,92 miliar dan piutang
usaha ke pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa sebesar Rp614,26 miliar.

- Trade Receivables
In 2010 the Company had trade receivables of
Rp0.99 trillion, dropped 33.8% from 2009 figure of
Rp1.49trillion, consisting of receivables from third
parties Rp382.92 billion and receivables from related
parties Rp614.26 billion.

Piutang usaha ke pihak ketiga turun 13,3% dari


Rp441,73 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp382,9
miliar pada tahun 2010 dan piutang usaha pada
pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
turun 42,3% menjadi sebesar Rp614,26 miliar dari
Rp1.063,73 miliar pada 2009.

Trade receivables from third parties decreased 13.3%


from Rp441.73 billion in 2009 to Rp382.9 billion in 2010
and trade receivables from related parties declined
42.3%% to Rp614.26 billion from Rp1,063.73 billion in
2009.

Lihat juga Tabel Tingkat Kolektibilitas Piutang dan bahasan


Perubahan Arus Kas

See Table of Receivables Collectibility and discussion


on Changes in Cashflows

- Persediaan
Posisi nilai persediaan bersih pada akhir tahun 2010
adalah Rp423,68 miliar atau naik 3,4% dibandingkan
posisi tahun sebelumnya sebesar Rp409,90 miliar,
terdiri dari persediaan batubara sebesar Rp298,83
miliar sedangkan sisanya sebesar Rp124,85 miliar
berupa suku cadang dan perlengkapan lainnya.
Persediaan suku cadang tersebut telah dikurangkan
dengan penyisihan persediaan usang sebesar
Rp43,22 miliar.

- Inventories
Net inventories at year end of 2010 were Rp423.68
billion or rose 3.4% compared to the previous
year position of Rp409.90 billion, comprising coal
inventories Rp298.83 billion, spareparts and other
material inventories Rp124.85 billion. Sparepart
inventories were offset by provision for obsolete
inventories amounting to Rp43.22 billion.

Kenaikan posisi persediaan batubara dan perlengkapan


adalahakibatdarimeningkatnyakegiatanpenambangan
swakelola dan naiknya produksi batubara Perseroan.
Kenaikan persediaan berhasil ditekan hingga berada di
bawah tingkat kenaikan produksi yang mencapai 7,4%,
karena Perseroan telah mulai mengimplementasikan
sistem pengelolaan batubara terintegrasi. Untuk

The increase in coal and material inventories was


attributable to higher inhouse mining activities
and coal production. Inventories increase was
controlled to below production increase of 7.4% as
the Company had implemented the integrated coal

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 133

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

meminimalkan terjadinya risiko kerugian, Perseroan


mengasuransikan persediaan batubara dalam
perjalanan serta persediaan perlengkapan dan suku
cadang yang ditempatkan di gudang.

Aset Tidak Lancar


Jumlah aset tidak lancar Perseroan pada akhir
tahun 2010 mencapai Rp2,08 triliun atau naik 60,3%
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,30 triliun.
Komposisi terbesar aset tidak lancar adalah aset tetap
bersih sebesar 44,3%, diikuti beban eksplorasi dan
pengembangan tangguhan sebesar 15,8%, aset pajak
tangguhan sebesar 15,7%, investasi pada perusahaan
asosiasi sebesar 12,9% dan properti pertambangan
9,0%. Komposisi aset tidak lancar seperti tercantum
pada tabel berikut.

ASET TIDAK LANCAR


(dalam Rp juta)

2010

processing system. To minimize loss, the Company


insured coal inventories in transit and spareparts
and materials stored in the warehouses.

Non-current Assets
At yearend 2010 non-current assets of the Company
totalled Rp2.08 trillion or increased 60.3% compared
to the previous year amount of Rp1.3 trillion. Major
non-current assets are net fixed assets 44.3%,
deferred exploration and development expenditure
15.8%, deferred tax assets 15.7%, investment in
associated companies 12.9%, and mining property
9.0%. Composition of non-current assets is shown in
the following table.

2009

Investasi pada perusahaan asosiasi

266.979

122.620

117,7

Properti pertambangan (bersih)

187.542

199.063

-5,8

NON-CURRENT ASSETS

(in Rp milion)

Investment in associates
Mining properties, net

Aset tetap (bersih)

921.005

446.754

106,2

Beban eksplorasi dan


pengembangan tangguhan (bersih)

327.560

246.590

32,8

Deferred exploration and


development expenditures, net

Aset pajak tangguhan (bersih)

316.072

250.053

26,4

Deferred tax assets, net

Aset tidak lancar lainnya


Aset Tidak Lancar

57.588

30.107

91,3

Other non-current assets

2.076.746

1.295.187

60,3

Non-current assets

Fixed assets (net)

Aset Tetap
Aset tetap bersih yang dimiliki Perseroan pada akhir
tahun 2009 tercatat sebesar Rp921,0 miliar atau naik
cukup substansial 106,2% dari tahun sebelumnya yang
mencapai Rp446,75 miliar. Kenaikan terjadi karena
adanya penambahan aset tetap tahun 2010 yang sebesar
Rp524,21 miliar, sedangkan akumulasi penyusutan
bertambah hanya sejumlah Rp49,4 miliar. Kenaikan
aset tetap adalah akibat realisasi pada beberapa proyek
pengembangan dan pembaharuan Perseroan sepanjang
tahun 2010 lalu, yakni meliputi diantararanya:

Fixed Assets
Net fixed assets of the Company at end of 2010 stood at
Rp921.0 billion or grew substantially by 106.2% from the
previous year position of Rp446.75 billion. The increase
was caused by fixed assets increase in 2010 of Rp524.21
billion, while accumulated depreciation increased
only by Rp49.4 billion. The growth of fixed assets was
made possible by the realization of several business
development projects and improvements projects,
among others:

Pembangunan PLTU 3 x 10 MW di Tanjung Enim.


Overhaul dan pemindahan BWE system ke areal
MTBU.
Pembangunan sarana produksi di MTBU.
Relokasi pabrik briket
Perbaikan prasarana produksi dan pelabuhan.

Construction of 3 x10 MW TPP in Tanjung Enim.


Overhaul and relocation of BWE system to
MTBU area.
Construction of MTBU production facilities.
Relocation of briquette factory.
Renovation of production infrastructure and port.

Perseroan telah mengasuransikan aset tetap tertentu di


berbagai lokasi perusahaan.

The Company insured certain fixed assets in various


locations.

134

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

- Beban Eksplorasi dan Pengembangan Tangguhan


Jumlah beban eksplorasi dan pengembangan
tangguhan setelah dikurangi amortisasi pada akhir
tahun 2010 tercatat sebesar Rp327,56 miliar atau naik
sebesar 32,8% dari jumlah tahun sebelumnya yang
sebesar Rp246,59 miliar. Beban tersebut merupakan
biaya eksplorasi dan pengembangan tambangtambang baru, baik yang masih dalam tahap eksplorasi
dan pengembangan maupun yang telah memasuki
masa produksi.

- Deferred Exploration and Development Expenditure


Total deferred exploration and development expenditure
less amortisation at end of 2010 was recorded at
Rp327.56 billion or went up 32.8% from the previous
year amount of Rp246.59 billion. This expenditure
was the cost of exploration and development of new
mines, either in exploration and development stage or
in operating stage.

Peningkatan akun beban eksplorasi terjadi sehubungan


dengan realisasi kegiatan pengembangan Perseroan.
Beberapa kegiatan eksplorasi yang memerlukan biaya
cukup besar adalah persiapan produksi di MTBU
untuk operasional tambang swakelola menggunakan
BWE system. Untuk beban ditangguhkan yang telah
memasuki tahapan produksi dilakukan amortisasi
dengan metode unit produksi.

Increase in exploration expenditure was related to


the realization of several business development
projects. Some big exploration expenditure was
related to the preparation of MTBU production
for inhouse mining operations with BWS system.
Deferred expenditure in production stage is
amortised by production unit method.

Aset Tetap

Fixed assets

106,2%

akibat realisasi proyek


pengembangan.
due to realized development projects.

Kenaikan jumlah beban eksplorasi dan pengembangan


tangguhan pada tahun 2010 terutama disebabkan
adanya penyiapan lokasi penambangan di MTB dan
Banko Tengah, masing-masing senilai Rp35,4 miliar
dan Rp40,5 miliar.

Increase in deferred exploration and development


expenditure in 2010 was mainly due to preparing MTBU
and Banko Tengah mining sites, costing Rp35.4 billion
and Rp40.5 billion respectively.

- Properti Pertambangan
Properti pertambangan pada tahun 2010 tercatat
sebesar Rp187,54 miliar, turun dari posisi sebesar
Rp199,06 miliar di tahun sebelumnya. Nilai tersebut
diperoleh setelah Perseroan mengakuisisi 51%
saham IPC dengan jumlah pembayaran sebesar
17,85 juta dollar, atau setara dengan Rp163,9 miliar
dari pemegang saham lama PT Mega Raya Kusuma
(PTMRK) dan PT Rajawali Corpora (PTRC). Penurunan
terjadi karena IPC telah memproduksi batubara secara
komersial.

- Mining Property
Mining property in 2010 recorded an amount of
Rp187.54 billion, declined from Rp199.06 billion in
the previous year. This amount was achieved after the
Company acquired 51% of IPC shares worth US$17.85
million, or equivalent to Rp163,9 billion from previous
shareholders PT Mega Raya Kusuma (PTMRK) and
PT Rajawali Corpora (PTRC). The decrease occurrs
because IPC has commenced commercial production.

Kewajiban

Liabilities

Jumlah total kewajiban Perseroan pada tahun 2010 turun


sebesar 0,5% menjadi Rp2,28 triliun atau dari Rp 2,29 triliun
pada tahun sebelumnya. Jumlah kewajiban lancar sebesar
Rp1,15 triliun atau 50,3% dari jumlah keseluruhan kewajiban.
Sedangkan jumlah kewajiban tidak lancar sebesar Rp1,13
triliun atau 49,7% dari jumlah keseluruhan kewajiban. Rincian
posisi kewajiban Perseroan per 31 Desember 2010 adalah
sebagai berikut.

Total liabilities of the Company in 2010 dropped 0.5% to


Rp2.28 trillion from Rp 2.29 trillion the year before. Total
current liabilities stood at Rp1.15 trillion or 50.3% of total
liabilities. Total non-current liabilities amounted to Rp1.13
trillion, accounting for 49.7% of total liabilities. Breakdown of
liabilities at end 2010 is as follows:

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 135

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

KEWAJIBAN DAN EKUITAS


(dlm Rp juta)

2009

73.156

58.097

25,9

Biaya yang masih harus dibayar

748.235

789.369

-5,2

Hutang pajak

197.836

431.230

-54,1

13.294

13.500

-1,5

- Penyisihan reklamasi lingkungan dan


penutupan tambang

37.521

23.209

61,7

- Provision for environmental


reclamation and mine closure

- Penyisihan imbalan kerja

69.858

57.025

22,5

- Provision for employee benefits

Hutang usaha

Pinjaman bank jangka pendek


Bagian kewajiban jangka panjang yang akan
jatuh tempo dalam waktu satu tahun

Kewajiban Lancar Lainnya


Kewajiban Lancar
Kewajiban jangka panjang setelah dikurangi
bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu
satu tahun
- Penyisihan manfaat pensiun dan
kesejahteraan karyawan
Penyisihan Beban Penutupan Tambang
Terbuka Ombilin Setelah Dikurangi Bagian
yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun
- Penyisihan beban pengelolaan lingkungan
hidup
- Lainnya

Trade payable
Accrued expenses
Taxes payable
Short-term bank loan
Current maturities of longterm
liabilities

7.828

8.478

-7,7

1.147.728

1.380.908

-16,9

Other current liabilities


Current Liabilities
- Longterm liabilities net of current
portion

959.072

(in million Rp)

759.792

26,2

- Provision for employee benefits


Provision for Ombilin Open Mine
Closure after deduction of Current
Maturities of Long-Term Liabilities

174.343

151.266

15,3

- Provision for environmental


reclamation and mine closure

308

774

-60,2

Kewajiban tidak lancar

1.133.723

911.832

24,3

Long-term liabilities

Jumlah Kewajiban

2.281.451

2.292.740

-0,5

Total Liabilities

74.512

84.466

-11,8

Jumlah Ekuitas

6.366.736

5.701.372

11,7

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas

8.722.699

8.078.578

7,9

Hak Minoritas

LIABILITIES AND EQUITY

2010

Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar Perseroan pada tahun 2010 turun
sebesar 16,9 %, yakni menjadi sebesar Rp1,15 triliun dari
posisi Rp1,38 triliun di tahun 2009. Komposisi terbesar
kewajiban lancar adalah biaya yang masih harus dibayar
sebesar 65,2%, diikuti hutang pajak sebesar 17,2%,
hutang usaha sebesar 6,4%, Penyisihan imbalan kerja
6,1% dan penyisihan untuk pengelolaan lingkungan
hidup sebesar 1,2%.

- Others

Minority Interest
Equity
Total Liabilities and Equity

Current Liabilities
In 2010 current liabilities decreased 16.9% standing
at Rp1.15 trillion from Rp1.38 trillion in 2009. This
account consisted of accrued expenses 65.2%, taxes
payable 17.2%, trade payables 6.4%, provision for
employee benefits 6.1% and provision for environmental
management 1.2%.

- Biaya Yang Masih Harus Dibayar


Biaya masih harus dibayar pada tahun 2010 tercatat
sebesar Rp748,24 miliar, turun sebesar 5,2% dari
Rp789,37 miliar pada tahun sebelumnya. Kewajiban
tersebut terdiri dari kewajiban yang timbul atas iuran
produksi, jasa pihak ketiga, jasa angkutan kereta
api, jasa angkutan kapal laut, sewa alat berat, jasa
dermaga, denda keterlambatan kapal serta bonus
pegawai dan tantiem tahun buku 2010.

- Accrued Expenses
In 2010 accrued expenses were recorded at Rp748.24
billion, or decreased 5.2% from Rp789.37 billion the
previous year. This account comprised production fee,
third party services, railway services, shipping and
freight, heavy equipment rent, coal handling at port,
demourage fine, and employee expenses and tantiem
for 2010 accounting year.

Penurunan biaya yang masih harus dibayar terutama


disebabkan oleh turunnya biaya pegawai, iuran
produksi, sewa alat berat dan jasa angkutan laut.
Namun demikian seiring dengan naiknya BBM,
menyebabkan kenaikan pada sub-akun biaya jasa
angkutan kereta api dan kenaikan pada biaya jasa
pihak ketiga (kontraktor penambangan).

Decrease of accrued expenses was mainly caused


employee expenses, production fee, heavy equipment
rent and shipping and freight. However, higher fuel
prices raised railway services and third party (mining
contractor) services costs.

136

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

- Hutang Pajak
Jumlah hutang pajak 2010 turun sebesar 54,1%
dibandingkan tahun 2009 yang sebesar Rp431,23
miliar, menjadi tinggal sebesar Rp197,84 miliar.
Penurunan hutang pajak (PPh-29) terjadi karena
penurunan pencapaian laba tahun berjalan.

- Taxes Payable
Taxes payable declined 54.1% from 2009 amount of
Rp431.23 billion to Rp197.84 billion in 2010 due to
lower profit in the current year.

- Hutang Usaha
Hutang Usaha merupakan kewajiban yang timbul
karena adanya pembelian barang dan jasa kepada
pihak ketiga dalam rangka menjalankan operasional
perusahaan. Jumlah hutang usaha pada tahun 2010
naik 25,9% menjadi Rp73,16 miliar dibandingkan
Rp58,10 miliar di tahun sebelumnya. Kenaikan terjadi
karena adanya peningkatan aktifitas produksi.

- Trade Payables
Trade payables are payables incurred due to
purchase of third party goods and services in the
normal course of business operations. Total trade
payables in 2010 rose 25.9% to Rp73.16 billion from
Rp58.10 billion in the previous year due to higher
production activity.

Kewajiban Tidak Lancar


Kewajiban tidak lancar pada tahun ini meningkat
sebesar 24,3% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi
Rp1.133,72 miliar, dengan komposisi penyisihan untuk
imbalan kerja sebesar 84,6% dan penyisihan reklamasi
lingkungan dan penutupan tambang sebesar 15,3% dari
total kewajiban tidak lancar.

Non-current Liabilities
This year non-current liabilities increased 24.3%
from 2009 to reach Rp1,133.72 billion, with provision
for employee benefits accounting for 84.6% and
provision for environmental reclamation and mine
closure 15.3% of total non-current liabilities.

- Penyisihan Imbalan Kerja


Perseroan menerapkan PSAK Nomor 24 (revisi 2004)
tentang Imbalan Kerja dalam memperhitungkan
manfaat karyawan. Manfaat pensiun yang berakhir
sejak 31 Desember 2008 dihitung berdasarkan
penilaian aktuaris independen dengan menggunakan
metode projected unit credit. Jumlah penyisihan
untuk manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan
pada tahun ini naik 26,2% menjadi Rp959,07 miliar
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar
Rp759,79 miliar.

- Provision for Employee Benefits


The Company calculates employee benefits according
to accounting standard PSAK No. 24 (revised 2004)
on Employee Benefits. Retirement benefit
that
was discontinued 31 December 2008 was based on
independent actuarial assessment using projected
unit credit method. Total provision for retirement
benefits and employee benefits this year increased
26.2% to Rp959.07 billion compared to the preceding
year amount of Rp759.79 billion.

- Penyisihan Reklamasi Lingkungan dan Penutupan


Tambang
Jumlah penyisihan untuk reklamasi lingkungan dan
penutupan tambang pada tahun ini naik menjadi
Rp174,34 miliar atau naik 15,3% dari Rp151,27 miliar
pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini terutama
disebabkan oleh kenaikan produksi sebesar 7,4%
dari tahun sebelumnya, kenaikan tarif biaya restorasi,
rehabilitasi dan penutupan tambang lainnya yang
semula Rp4.082 menjadi Rp4.100 per ton batubara.

- Provision for Environmental Reclamation and Mine


Closure
Total provision for environmental reclamation and
mine closure in 2010 rose to Rp174.34 billion or up
15.3% from Rp151.27 billion in 2009. This increase
was mainly due to production increase of 7.4% from
the previous year, higher other costs of restoration,
rehabilitation and mine closure from Rp4,082 to
Rp4,100 per ton of coal.

Ekuitas

Equity

Pada tahun 2010 terjadi peningkatan total ekuitas sebesar


11,7% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp5,70 triliun
menjadi sebesar Rp6,37 triliun. Kenaikan ini disebabkan
adanya laba bersih tahun berjalan sebesar Rp2,0 triliun.

In 2010 total equity increased 11.7% to Rp6.37 trillion from


Rp5,70 trillion the previous year. This growth was contributed
by net profit of Rp2.0 trillion.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 137

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

STATEMENT OF INCOME

PERHITUNGAN LABA - RUGI


PERHITUNGAN LABA RUGI

2010

(dlm Rp juta kecuali laba bersih per saham)


Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
Beban Usaha
Laba Usaha
Penghasilan Lain-lain (bersih)
Bagian rugi bersih dari perusahaan asosiasi

STATEMENT OF INCOME

2009

7.909.154

8.947.854

-11,6

(4.258.988)

(4.104.301)

3,8

(in Rp million, except earnings per share)


Sales
Cost of sales

3.650.166

4.843.553

-24,6

(1.346.008)

(1.295.238)

3,9

Gross profit

2.304.158

3.548.315

-35,1

Operating income

301.057

217.039

38,7

Other income, net

(5.565)

(3.352)

66

Operating expenses

Share in net loss of associate

Laba Sebelum Pajak Penghasilan

2.599.650

3.762.002

-30,9

Profit before income tax

Beban Pajak Penghasilan (bersih)

(600.713)

(1.032.675)

-41,8

Income tax expense

9.954

(1.593)

2.008.891

2.727.734

-26,8

2.304

2.304

872

1.184

-26,4

Hak Minoritas atas Rugi/(Laba) Bersih


Anak Pers Konsolidasian
Laba bersih
Jumlah saham beredar (juta lembar)
Laba bersih per saham

Minority interest in net loss/(income)


of subsidiary
Net income
Number of shares (million)
Earnings per share

Penjualan

Operating Income

Pendapatan usaha Perseroan yang terdiri dari penjualan


batubara dan briket batubara pada tahun 2010 mencapai
Rp7,91 triliun, turun 11,6% dari Rp8,95 triliun pada tahun
sebelumnya. Pendapatan turun kendati volume penjualan
Perseroan meningkat 3,7% dari 12,48 juta ton pada tahun
2009 menjadi 12,95 juta ton pada tahun 2010. Pada periode
tersebut, harga rata-rata batubara turun sebesar 14,5% dari
rata-rata Rp714,6 ribu per ton pada 2009, menjadi Rp610,7
ribu per ton pada tahun ini, ditunjukan pada tabel berikut.

In 2010 the Company earned operating income from sales of


coal and briquette totalling Rp7.91 trillion or dropped 11.6%
from Rp8.95 trillion in 2009. Income decreased although sales
volume grew 3.7% from 12.48 million tons in 2009 to 12.95
million tons in 2010. During the period, average selling price
of coal dropped 14.5% from average Rp714.6 thousand per
ton in 2009 to Rp610.7 thousand per ton in the current year, as
shown in the following table.

Pendapatan dan Harga Jual Rata-rata Batubara


Income and Average Selling Price of Coal
2010
PENDAPATAN
(Ribu Rp)

URAIAN

INCOME
(Thousand Rp)

2009

HARGA JUAL
RATA-RATA

PENDAPATAN
(Ribu Rp)

INCOME

(Ribu Rp/Ton)

AVERAGE
SELLING
PRICE

(Thousand Rp)

(Thousand Rp/
tons

HARGA JUAL
RATA-RATA
(Ribu Rp/Ton)

DESCRIPTION

AVERAGE
SELLING
PRICE

(Thousand Rp/
tons

a/c

b/d

Domestik

5.046.585

613,3

6.011.905

c
745,1

83,9

82,3

Domestic

Ekspor

2.841.475

601,7

2.909.219

658,7

97,7

91,3

Export

Jumlah / Rata-rata

7.888.060

609,1

8.921.124

714,6

88,7

85,5

Total / Average

Beban Pokok Penjualan

Cost of Sales

Beban pokok penjualan pada periode ini tercatat sebesar


Rp4,26 triliun, hanya naik sebesar 3,8% dari Rp4,10 triliun
pada tahun sebelumnya. Komposisi terbesar beban pokok
penjualan adalah jasa angkutan kereta api, sebesar 33,3%,
jasa penambangan sebesar 18,3%, diikuti gaji, upah dan
kesejahteraan karyawan sebesar 12,4%, royalti 11,0%, sewa
alat berat 7,6% dan pembelian batubara 6,0% dari total
keseluruhan beban pokok penjualan.

During 2010, cost of sales was recorded at Rp4.26 trillion,


posting a growth of 3.8% from Rp4.10 trillion in 2009. The
largest portions of this account are railway services 33.3%,
mining fee 18.3%, employee salaries, wages and welfare
12.4%, royalty 11.0%, heavy equipment rent 7.6% and coal
purchase 6.0% of total cost of sales.

138

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

Beban Pokok Penjualan

Komposisi beban pokok penjualan


Cost of sales composition

4,3

6,0

3,1 2,7

3,1

Jasa Tambang

5,9

30,6

5,9

Angkutan KA

5,2
33,4

6,5

6,5

Royalti

2009

Sewa Alat

2010

Pemb. Batubara

10,2

10,2

Gaji Upah & Lainnya

BBM dan Pelumas

12,8

20,6

12,5

18,3

Lainnya

(Dalam %)
(In %)

Kenaikan beban pokok penjualan terutama terjadi


pada:
- Beban angkutan kereta api naik menjadi Rp1.422,85
miliar, meningkat 15,5% dibandingkan tahun 2009
yang tercatat sebesar Rp1.232,24 miliar, karena dua
hal, yakni terjadinya peningkatan volume angkutan
sebesar 3,0 % dan kenaikan tarif angkutan.

Alat & Suku Cadang

Increase of cost of sales mainly occured in the


following:
- Cost of railway services rose to Rp1,422.85 billion,
representing an increase of 15.5% compared to 2009
figure of Rp1,232.24 billion, caused by increase in
transport volume (3.0%) and increase in transport
tariff.

Tarif angkutan kereta api dari Tanjung Enim ke


Tarahan naik dari Rp287 menjadi Rp305 per ton km
tidak termasuk PPN untuk periode 1 Januari -14
Maret 2010. Selanjutnya terhitung dari 15 Maret 2010
-31 Desember 2010 menjadi Rp325 per ton km tidak
termasuk PPN.

Tariff of railway transport from Tanjung Enim to


Tarahan increased from Rp287 to Rp305 per ton km
excluding VAT during 1 January - 14 March 2010,
and to Rp325 per ton km during 15 March - 31
December 2010, excluding VAT.

Sedangkan dari Tanjung Enim ke Kertapati naik dari


Rp394 menjadi Rp420 per ton km tidak termasuk PPN
untuk periode 1 Januari -14 Maret 2010. Selanjutnya
terhitung dari 15 Maret 2010 - 31 Desember 2010
menjadi Rp446 per ton km tidak termasuk PPN.

While from Tanjung Enim to Kertapati increased


from Rp394 to Rp420 per ton km for period of
1 January 14 March 2010 and to Rp446 per
ton km during 15 March - 31 December 2010,
excluding VAT.

Perseroan tidak bisa melakukan kontrol penuh atas


biaya ini, kecuali melalui proses negosiasi yang cukup
ketat dengan pihak PT KAI.

The Company was not in a position to control these


tariffs except by holding intensive negotiations
with PT KAI.

- Jasa penambangan turun 6,0% menjadi sebesar


Rp781,03 miliar karena adanya penurunan jumlah
volume galian yang dipindahkan oleh kontraktor
penambangan. Selain itu ada pengaruh penguatan
nilia tukar rupiah terhadap US dollar. Sebagian
tarif jasa penambangan ditetapkan dalam mata
uang US dollar.

- Mining services fee decreased 6.0% to Rp781.03


billion due to decreased overburden removal by
mining contractor, coupled with the strengthening
rupiah exchange rate against US dollar. Part of mining
services fee was denominated in US dollar.

- Beban royalti dan retribusi naik menjadi Rp470,47


miliar, meningkat 14,5% dibandingkan tahun 2009
sebesar Rp410,83 miliar. Hal ini diakibatkan oleh
adanya perubahan perhitungan dasar pengenaan tarif
royalti sesuai Surat Edaran No. 32.E/35/DJB/2009
dari ESDM.

- Royalty and retribution rose to Rp470.47 billion, or a


14.5% increase from 2009 amount of Rp410.83 billion.
This was due to a change in royalty calculation to
complied with SOE Ministry Circular No. 32.E/35/
DJB/2009.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 139

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

- Beban sewa alat berat, kendaraan dan peralatan


naik menjadi Rp322,34 miliar, meningkat 22,8%
dibandingkan dengan tahun 2009 yang tercatat
sebesar Rp262,46 miliar, akibat bertambahnya jumlah
peralatan yang disewa akibat peningkatan kegiatan
produksi.

- Rent of heavy equipment, vehicles and equipment


rose to Rp322.34 billion, posting an increase of 22.8%
from 2009 that stood at Rp262.46 billion, because
more equipment were rented as a consequence of
production volume increase.

- Beban bahan bakar dan pelumas meningkat 27,4% dari


total sebesar Rp123,3 miliar menjadi sebesar Rp157,1
miliar. Penyebab kenaikan ini adalah meningkatnya
aktifitas penambangan swakelola dan naiknya bahan
bakar serta pelumas. Rata-rata kenaikan harga BBM
sepanjang tahun 2010 adalah sebesar 10,34%.

- Beban pembelian batubara meningkat 8,6% dari
Rp236,62 miliar menjadi sebesar Rp257,03 miliar
akibat pembelian batubara oleh PT IPC.

- Pajak bumi dan bangunan meningkat cukup tinggi,
156,3% dari Rp19,9 miliar menjadi sebesar Rp51,0
miliar, adalah akibat peningkatan produksi. Perseroan
telah melakukan pembangunan sejumlah proyek
pengembangan dan melakukan proses pembebasan
lahan untuk berbagai proyek tersebut.

- Fuel and lubricant purchase rose 27.4% of total


Rp123.3 billion to Rp157.1 billion. The increase was
due to heightened activity in inhouse mines and higher
price of fuel and lubricant. Throughout the year fuel
price rose with an average of 10.34%.

Pengaruh program efisiensi terhadap beban pokok


penjualan
Pada tahun 2010, Perseroan menghadapi kecenderungan
peningkatan harga berbagai komponen penunjang
kegiatan operasional perusahaan, seperti harga BBM,
biaya angkutan, biaya sewa alat berat dan biaya listrik
yang berada di luar kendali-nya. Disamping kenaikan
harga komponen penunjang tersebut, Perseroan juga
harus menghadapi kecenderungan penggunaan batubara
kalori rendah yang harga jualnya lebih rendah, namun
biaya produksinya sama dengan biaya batubara kalori
lebih tinggi. Membaiknya permintaan batubara juga
meningkatkan persaingan dengan sesama perusahaan
tambang yang berakibat harga jual di pasar domestik
relatif tertekan.

- Coal purchase went up 8.6% from Rp236.62 billion to


Rp257.03 billion resulting from purchasing PT IPC.

- Land and property tax jumped 156.3% from Rp19.9


billion to Rp51.0 billion, as a consequence of production
increase. The Company has constructed several
development projects and finalized land clearance for
those projects.

Impact of efficiency program to cost of sales


In 2010, the Company was challenged by rising prices
of auxiliary components of its operating activities,
such as fuel, transportation, heavy equipment rent and
electricity expenses, which were all beyond its control.
In addition to these increases, the Company was also
facing consumers inclination towards cheaper lowcalorie coal with the same production cost. Higher
demand for coal also intensified competition among
mining companies which caused domestic selling
price to drop.

Agar dapat menjaga tingkat profitabilitas operasional,


Perseroan melaksanakan program efisiensi yang secara
umum ditujukan untuk menekan biaya operasional
yang berada dalam kendalinya. (Lihat kembali bagian
Peningkatan Efisiensi Operasional).

To maintain profitability, the Company carried out


efficiency program to cut operating expenses which
are within its control (See Operational Efficiency
Improvement).

Dalam program efisiensi tersebut, Perseroan


meningkatkan kegiatan penambangan swakelola
menjadi 5,64 juta ton, naik 11,5% dari 5,05 juta ton di
tahun sebelumnya. Akibatnya total biaya produksi, turun
5,63% dari sebesar Rp1,80 triliun di tahun 2009 menjadi
Rp 1,79 triliun di tahun 2010.

In 2010 efficiency program, the Company increased


its production to 5.64 million tons, up 11.5% from
5.05 million tons in 2009. Resulting total production
lower by 5.63% from Rp1.80 trillion to Rp1.79
trillion.

140

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

34%

Biaya suku cadang dan bahan


Spare-part and material expense

Beberapa akun dalam pembukuan Perseroan yang


menunjukkan pengaruh pelaksanaan program efisiensi
yang dijalankan diantaranya mencakup:

Several accounts in the Companys books showed the


impact of efficiency program, including:

- Biaya suku cadang dan bahan turun 34,6% dari Rp174,8


miliar menjadi sebesar Rp114,4 miliar, sebagai hasil
penerapan sistem perawatan rutin terintegrasi,
sehingga kebutuhan suku cadang dan bahan dapat
ditekan pada tingkat yang optimal. Persediaan suku
cadang dan bahan juga dapat ditekan pada tingkat
yang wajar, sekalipun kegiatan operasional swakelola
meningkat.

- Biaya listrik turun 6,3% dari Rp41,0 miliar menjadi
Rp38,4 miliar, sebagai hasil kampanye penghematan
atas pemakaian listirk pada seluruh jajaran.

- Biaya pemakaian BBM dan pelumas dapat dikendalikan,
hanya mengalami kenaikan sebesar 27,4%, walaupun
rata-rata harga BBM dan pelumas meningkat 14%,
produksi batubara swakelola naik 11,5% dan adanya
penambahan jumlah peralatan produksi swakelola
sebesar 60%. Efisiensi operasional melalui perbaikan
sistem kerja (diantaranya: optimalisasi pelaksanaan

- Sparepart and material cost dropped 34.6% from


Rp174.8 billion to Rp114.4 billion as a result of the
integrated routine maintenance system, so that
sparepart and material requirement may be maintained
at optimal level. Sparepart and material inventory was
also managed at reasonable level although inhouse
operations also increased.

- Electricity cost declined 6.3% from Rp41.0 billion to


Rp38.4 billion as a result of reduced electricity usage
campaign at all levels of the organization.
- Fuel and lubricant cost was managed at a low level,
and only increased 27.4%, although fuel and lubricant
price rose 14%, inhouse coal production increased
11.5% and inhouse production equipment surged
60% due to new addition. Operating efficiency through
improved work system (among others optimization
of back filling, inside dump, scheduled maintenance
of main production equipment) also helped reducing
fuel consumption. The more efficient inhouse mining
encouraged the Company to intensify its participation
in meeting customers demand.

back filling, pelaksanaan inside dump, perawatan


terencana peralatan produksi utama) turut mambantu
menekan konsumsi BBM. Kegiatan penambangan
swakelola yang semakin efisien membuat Perseroan
berencana meningkatkan perannya dalam memenuhi
permintaan batubara dari para pelanggan.

Beban Usaha
Beban Usaha Perseroan terdiri dari Beban Umum dan
Administrasi, Beban Penjualan dan Pemasaran serta
Beban Eksplorasi. Beban Usaha pada tahun 2010 hanya
meningkat 3,8% menjadi Rp1,35 triliun, dari Rp1,30
triliun pada tahun 2009.
Beban Umum dan Administrasi pada tahun 2010 turun
sebesar 4,6% menjadi Rp663,5 miliar dari sebesar
Rp695,3 miliar di tahun 2009. Penurunan sub-akun
tersebut salah satunya adalah hasil pelaksanaan
program efisiensi yang dijalankan dengan konsekuen
oleh seluruh jajaran Perseroan.

Operating Expenses
The Companys operating expenses comprised general
and administrative expenses, selling and marketing
expenses, and exploration expenses. Operating expenses
in 2010 increased 3.8% to Rp1.35 trillion from Rp1.30
trillion in 2009.
General and administrative expenses decreased 4.6%
to Rp663.5 billion from Rp695.3 billion the previous
year. The decrease was attributable to the efficiency
program that was carried out consequently by all
PTBA personnel.

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

Kegiatan pengangkutan batubara di Pelabuhan Tarahan, Lampung


Coal loading activity at Tarahan Port, Lampung

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 141

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

1.346,0
659,5
663,5

Komposisi beban usaha


Operating expenses composition

695,3

578,8

1.295,2

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

Beban Eksplorasi
Exploration Expenses

23,0

Beban Umum dan Administrasi


General and Administrative Expenses
21,1

142

09

10

Beban Penjualan & Pemasaran


Sales and Marketing Expenses

Selain
penurunan
biaya,
Perseroan
berhasil
mengendalikan jumlah pengeluaran, sehingga kenaikan
biaya-biaya tertentu berhasil ditahan pada tingkat yang
wajar, ditengah peningkatan aktifitas perusahaan.
Beberapa biaya yang menunjukkan hal ini adalah
misalnya pada biaya listrik, BBM dan pelumas serta
biaya perjalanan dinas yang secara merata hanya naik
sekitar 3-6%, di bawah kenaikan produksi batubara
Perseroan yang sebesar 7,4%

Besides cost reduction, the Company was able to control


expenditures so that certain expenses were reasonably
cut down, in spite of increased activities. This cost
efficiency was reflected in electricity, fuel & lubricant,
and business trips which rose 3%-6%, below production
growth of 7.4%.

Sedang beban penjualan dan pemasaran meningkat


sebesar 14% menjadi Rp659,53 miliar dari nilai sebesar
Rp578,76 miliar di tahun sebelumnya. Penyebabnya
adalah naiknya biaya jasa angkutan kapal, biaya gaji,
upah dan kesejahteraan karyawan serta kenaikan pada
sewa kendaraan dan peralatan. Sewa kendaraan dan
peralatan memberi porsi kenaikan tertinggi, hingga
sebesar 152%, menjadi sebesar Rp32 miliar karena
naiknya kegiatan produksi.

Selling and marketing expenses increased 14% to


Rp659.53 billion from Rp578.76 billion a year earlier.
This increase was caused by increase in shipping and
freight, employee salaries, wages and welfare, and
heavy equipment and vehicle rent. Heavy equipment and
vehicle rent contributed the most up to 152% reaching
Rp32 billion due to increased production.

Perseroan juga mencatat kenaikan pada biaya eksplorasi


sebesar 8,6% dari Rp21,13 miliar menjadi sebesar
Rp22,95 miliar di tahun 2010.

The Company also recorded a 8.6% growth in exploration


costs from Rp21.13 billion to Rp22.95 billion in 2010.

Penghasilan (Beban) Lain-lain


Penghasilan lain-lain (net) pada tahun 2010 naik 38,7%
menjadi Rp301,06 miliar dari Rp217,04 miliar pada tahun
2009. Peningkatan tersebut disebabkan oleh beberapa
hal, diantaranya: peningkatan pendapatan bunga atas
penempatan dana hingga sebesar Rp244,31 miliar,
penerimaan atas sewa fasilitas dermaga Teluk Bayur
sebesar Rp22,16 miliar dan keuntungan dari program
penjualan kembali saham Perseroan (dari program
pembelian kembali saham Perseroan pada tahun 2008)
sebesar Rp48,7 miliar.

Other Income (Expenses)


Other income (net) in 2010 grew 38.7% to Rp301.06 billion
from Rp217.04 billion in 2009. The growth was due to a
few reasons: The Company earned a bigger interest on
fund placement up to Rp244.31 billion, receivables from
rent of Teluk Bayur pier of Rp22.16 billion, and gain on
resale of the Companys shares (from buy-back program
in 2008) amounting to Rp48.7 billion.

Laba
Secara umum kinerja Perseroan di sepanjang tahun
2010 terpengaruh oleh turunnya harga jual batubara
Perseroan di pasar domestik yang cukup signifikan.
Hal ini tercermin dari perolehan laba usaha yang turun
sebesar 35,2% dari Rp3,55 triliun pada 2009 menjadi
Rp2,30 triliun.

Profit
The Companys overall performance throughout 2010
was impacted by falling coal prices in domestic market,
as reflected in operating profit decrease of 35.2% from
Rp3.55 trillion in 2009 to Rp2.30 trillion.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 143

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

Penurunan laba usaha ini diikuti dengan turunnya laba


bersih Perseroan sebesar 26,7% dari Rp2,73 triliun
pada 2009 menjadi Rp2,0 triliun pada 2010. Turunnya
laba bersih akhirnya berpengaruh pada turunnya laba
bersih per saham. Pada tahun 2010 laba bersih per
saham Perseroan tercatat sebesar Rp872 per saham,
turun 26,4% dibandingkan dengan tahun 2009, sebesar
Rp1.184 per saham.

Operating profit decline resulted in net profit decrease


of 26.7% from Rp2.73 trillion in 2009 to Rp2.0 trillion in
2010. Net profit drop consequently cut down net earning
per share. In 2010 net earning per share of the Company
was Rp872 per share showing a slump of 26.4% from
Rp1,184 per share in 2009.

Perseroan sebetulnya telah berhasil menurunkan


biaya produksi per ton batubara, seperti diuraikan
di atas. Namun angka penurunan ini belum dapat
mengkompensasi penurunan rata-rata harga jual
batubara Perseroan yang cukup besar. Hal lain yang
mengakibatkan turunnya laba Perseroan adalah naiknya
komponen biaya transportasi angkutan batubara (kereta
api), biaya angkutan laut dan royalti.

As previously described, coal production cost per ton was


actually slashed, but it was not enough to compensate
falling average selling prices. Another factor that
caused the net profit to drop was higher railway and sea
transportation cost as well as royalty.

Perseroan berkeyakinan bahwa program efisiensi


(cost reduction program) yang telah dicanangkan akan
memberikan dampak positif pada kinerja Perseroan di
tahun-tahun mendatang. Keyakinan ini didukung oleh
progress pembangunan PLTU 3 x 10 MW di mulut tambang
untuk penggunaan sendiri yang akan segera beroperasi
dan akan berakibat pada semakin menurunnya biaya
BBM dan listrik, serta segera beroperasinya BWE
system di MTBU.

However, the Company is confident that cost reduction


program that is already in place will positively impact
future business results. This confidence is backed by
the progress of constructing mine mouth 3 x 10 MW TPP
for own purpose, which will soon operate and reduce fuel
and electricity cost, as well as the forthcoming operation
of BWE system at MTBU mine.

ARUS KAS

CASH FLOW

(dalam Rp juta)

(in million Rp)

URAIAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI:
Penerimaan dari pelanggan
Penerimaan operasional lainnya
Pembayaran royalti
Pembayaran kepada pemasok dan karyawan
Pembayaran pajak
Penerimaaan klaim pajak
Penerimaan bunga
Arus Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas
Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI :

DESCRIPTION

2010

2009

8.371.694

8.729.086

-4,1

Cash receipt from customers

130.283

103.932

25,4

Cash receipt from other operations

(581.742)

(416.761)

39,6

Payment of royalties

(4.800.514)

(4.606.549)

4,2

(874.235)

(1.252.373)

-30,2

Payment for taxes

2.791

-100

Tax refund

244.308

200.084

22,1

Interest receipt

2.489.794

2.760.210

-9,8

Net cash from operating activities

CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES:

Cash paid to suppliers and employees

(489.871)

(41.408)

1.083,0

(91.223)

(23.079)

295,3

1.858

100

Proceeds from sale of fixed assets

(70.000)

100

Payments for available for sale financial


assets

(9.787)

-100

Acquisition of additional shares of


subsidiary

Penambahan investasi kepada perusahaan


asosiasi

(149.924)

100

Acquisition of shares in associated


companies

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas


investasi

(799.160)

(74.274)

976,0

Perolehan aset tetap


Pembayaran atas beban eksplorasi dan
pengembangan tangguhan
Penerimaan dari penjualan aset tetap
Perolehan aset keuangan yang tersedia untuk
dijual
Akuisisi tambahan kepemilikan anak
perusahaan

CASH FLOW FROM INVESTING ACTIVITIES:


Payment for fixed assets
Payment of deferred exploration and
development expenditures

Net cash used in investing activities

144

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

URAIAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN:

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

2010

2009

DESCRIPTION

Pembayaran dividen kepada pemegang saham

(1.235.841)

(1.007.494)

22,7

Pembayaran atas program kemitraan dan bina


lingkungan

(109.108)

(17.000)

541,8

Payment for partnership program

(1.344.949)

(1.024.494)

31,3

Net cash used in financing activities

345.685

1.661.442

-79,2

Net increase in cash and cash equivalents

(714)

5.942

-112,0

Effect of exchange rate on cash and cash


equivalents

Kas dan setara kas pada awal tahun

4.709.104

3.041.720

54,8

Kas dan setara kas pada akhir tahun

5.054.075

4.709.104

7,3

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas


pendanaan
Kenaikan bersih kas dan setara kas
Dampak selisih kurs terhadap kas dan setara kas

CASH FLOW FROM FINANCING ACTIVITIES:


Payment of dividends to shareholders

Cash and cash equivalents at the beginning


of the year
Cash and cash equivalents at the end of
the year

Perseroan mencatat arus kas positif pada tahun 2010, sebesar


Rp345,69 miliar, dengan penjelasan sebagai berikut.

The Company recorded positive cashflow in 2010, amounting


to Rp345.69 billion, as explained below.

Dari kegiatan operasi Perseroan diperoleh arus kas


masuk bersih Rp2.489,79 miliar, berasal dari pendapatan
penjualan batubara sebesar Rp8.371,69 miliar (Lihat catatan
Pendapatan), penerimaan operasional lain sebesar Rp130,28
miliar dan pendapatan bunga Rp244,31 miliar (Lihat catatan
penempatan dana pada Posisi Kas di atas). Pengeluaran kas
untuk kegiatan operasional terbesar berasal dari pembayaran
kepada pemasok dan karyawan, sebesar Rp4.800,51miliar,
naik 4,2% dari tahun 2009 dan pembayaran pajak sebesar
Rp874,24 miliar, turun sebesar 30,2% dari jumlah Rp1.252,4
miliar ditahun sebelumnya. Selanjutnya adalah pembayaran
royalti sebesar Rp581,7 miliar, naik 39,6% dari angka Rp416,8
miliar pada 2009.

Net cash from operating activities amounted to Rp2,489.79


billion, derived from coal sales of Rp8,371.69 billion (See

Kas yang digunakan untuk kegiatan investasi naik tajam,


hingga 976% menjadi sebesar Rp799,2 miliar dari angka
sebesar Rp74,3 miliar pada tahun 2009. Peningkatan investasi
tersebut terutama digunakan untuk pembangunan PLTU 3 x
10 MW di Tanjung Enim, pemindahan 2 unit BWE system dan
1 unit spreader dari lokasi TAL ke MTBU dan penambahan
setoran modal pada perusahaan asosiasi.

Cashflow for investing activities surged 976% to Rp799.2


billion from Rp74.3 billion in 2009. The biggest investment
was mainly for constructing 3 x 10 MW TPP in Tanjung Enim,
relocating two BWEs and one spreader from TAL to MTBU site,
and increasing capital injection to associated companies.

Lihat juga Realisasi Belanja Modal hal 147

See also Capital Expenditure page 147

Perseroan tidak menggunakan dana pinjaman dalam seluruh


investasinya di tahun 2010.

The Company did not use borrowed funds in all its investment
in 2010.

Perseroan mencatat peningkatan pengeluaran untuk


membayar dividen hingga sebesar Rp228,3 miliar, sehingga
total dividen yang dibayarkan pada tahun 2010 menjadi
Rp1.235,84 miliar. Perseroan juga meningkatkan pengeluaran
dana untuk program PKBL, sehingga total biaya PKBL yang
dibayarkan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp109,11 miliar,
naik 542% dari angka sebesar Rp17 miliar di tahun 2009.

The Company recorded an increase in expenditure as


the Company paid out dividend up to Rp228.3 billion,
making total dividend payout in 2010 of Rp1,235.84
billion. The Company also increased spending for
partnership and environmental development activities
making a total of Rp109.11 billion or increased 542%
from Rp 17 billion in 2009.

Lihat juga Kebijakan Dividen, hal 37 dan Program Tanggung


Jawab Sosial Perusahaan, hal 242

See Dividend Policy page 37 and Corporate Social


Responsibility page 242

note Income), other operating income Rp130.28 billion


and interest income Rp244.31 billion (See note on fund
placement Cash Position above). The biggest cash
expenditure for operating activities was suppliers and
employees expenses totalling Rp4,800.51 billion or up
4.2% from 2009, and tax payment of Rp874.24 billion which
decreased 30.2% from Rp1,252.4 billion in 2009. Payment
of royalty totalled Rp581.7 billion, increasing 39.6% from
Rp416.8 billion in 2009

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 145

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

RASIO RASIO KEUANGAN

FINANCIAL RATIOS

RASIO KEUANGAN (dalam %)

2010

RASIO PENDAPATAN

2009

FINANCIAL RATIO (in %)

Pendapatan Usaha

(11,6)

24,0

Operating Income

Laba Kotor

(24,6)

37,2

Gross Profit

Laba Usaha

(35,1)

42,3

Operating Profit

Laba Bersih

(26,4)

59,7

Net Profit

Laba Bersih per Saham

(26,4)

59,8

Net Earning per Share

RENTABILITAS

GROWTH RATIO

Laba bersih terhadap penjualan (NPM)

25,4

30,5

Laba bersih terhadap jumlah aset (ROA)

23,0

33,8

Net Profit to Total Assets (ROA)

Laba bersih terhadap jumlah ekuitas (ROE)

31,6

47,8

Net Profit to Total Equity (ROE)

LIKUIDITAS

RETURN RATIO
Net Profit to Sales (NPM)

579,1

491,2

Jumlah kewajiban terhadap jumlah aset

26,2

28,4

Total Liabilities to Total Assets

Jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitas

35,8

40,2

Total Liabilities to Total Equity

Aset lancar terhadap kewajiban lancar

KOLEKTIBILITAS
Total piutang thp total penjualan (AR DOH), dlm hari

45

61

LIQUIDITY
Current Assets to Current Liabilities

TURNOVER
Total Payables to Total Sales (AR DOH) in days

Likuiditas

Liquidity

Rasio ini menunjukkan kemampuan Perseroan dalam


memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh
tempo, dihitung dengan membagi aset lancar dengan
kewajiban lancar. Tahun 2010 rasio likuiditas Perseroan
adalah sebesar 579,1%. Hal ini menunjukkan sangat
kuatnya kemampuan Perseroan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.

This ratio shows the Companys ability to meet its maturing


short term liabilities. It is calculated by dividing current
assets with current liabilities. In 2010 the Company had a
liquidity ratio of 579.1%, proving that it was highly capable
of settling its short term liabilities.

Kolektibilitas Piutang

Turnover

Tingkat kolektibilitas piutang dihitung dengan membandingkan


total piutang terhadap total hasil penjualan. Dengan
perhitungan tersebut tingkat kolektibilitas piutang (AR DOH)
Perseroan adalah sebesar 45 hari, membaik dari angka 61
hari di tahun 2009. Salah satu penyebab membaiknya tingkat
kolektibilitas ini adalah membaiknya termin pembayaran
piutang usaha oleh PLN. Adapun tabel lengkap piutang
perseroan adalah sebagai berikut:

Turnover is calculated by comparing total receivables with


total sales. Based on this calculation the Companys turnover
was 45 days in 2010, showing an improvement from 61 days
in 2009. One of the causes of improved turnover was faster
settlement of receivables by PLN. The following table shows
the Companys receivables turnover.

Kolektibilitas piutang Perseroan, 31 Desember 2010 (dalam Rp juta)


Turnover as of 31 December 2010 (in million Rp)
KATEGORI
Lancar
Jatuh tempo 1 30 hari
Jatuh tempo 30 -150 hari
Jatuh tempo > 150 hari
Jumlah

2010

2009

CATEGORY

980.205

Current

27.241

241.600

Overdue 1 30 days

7.438

284.792

897.364

102.218

47.000

1.034.261

1.553.597

Penyisihan penurunan nilai piutang

(37.083)

(48.138)

Jumlah Piutang Usaha (bersih)

997.178

1.505.459

Overdue 30-150 days


Overdue > 150 days
Total
Provision for impairment of trade receivables
Total trade receivables (net)

146

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

Solvabilitas

Solvency

Menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi


kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang yang
akan jatuh tempo. Rasio solvabilitas dihitung dengan
membandingkan total aset terhadap total kewajiban. Kenaikan
kewajiban pada tahun 2010 menyebabkan solvabilitas
Perseroan mencapai 382,3% naik dari 352,4% ditahun 2009,
menunjukkan kemampuan Perseroan yang tetap tinggi dalam
memenuhi kewajibannya.

This ratio shows the Company ability to meet its maturing


short term and long term liabilities. Solvency ratio is calculated
by comparing total assets with total liabilities. Increased
liabilities in 2010 pushed the Companys solvency to 382.3% or
improved from 352.4% in 2009, maintaining its ability to fulfill
its obligations.

Rentabilitas

Return

Rasio ini menunjukkan kemampuan Perseroan dalam


menghasilkan laba bersih dengan menggunakan sumber
daya yang tersedia. Penurunan laba bersih Perseroan sebesar
26,4% di tahun 2010, membuat rentabilitas terhadap penjualan
(Net Profit Margin) turun menjadi 25,4% dari angka pada 2009
yang sebesar 30,5%. Rentabilitas terhadap ekuitas (Return
On Equity) menjadi 31,6% turun dari angka 47,8% pada 2009.
Rentabilitas terhadap aset (Return on Asset) juga mengalami
penurunan, yaitu menjadi 23,0% dari angka tahun 2009 yang
sebesar 33,8%.

This ratio reflects the Companys ability to generate net profit


by using resources it has on hand. A decrease of 26.4% in
2010 net profit dropped Net Profit Margin to 25.4% from 30.5%
in 2009. Return on Equity went down from 47.8% in 2009 to
31.6%. Return on Asset also decreased from 33.8% in 2009
to 23.0%.

KEBIJAKAN PERMODALAN

CAPITALIZATION POLICY

Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan


modal sendiri dengan pinjaman / hutang yang terdiri dari hutang
jangka pendek dan hutang jangka panjang. Struktur modal
dengan minimum biaya penggunaan dana (Weighted Average
Cost of Capital / WACC) dapat mengakibatkan peningkatan
nilai saham perusahaan, tetapi tidak berarti meningkatkan
laba bersih persaham (EPS). Leverage yang besar dapat
meningkatkan EPS, namun sekaligus meningkatkan risiko.
Oleh karena itu Perseroan menetapkan kebijakan struktur
permodalan yang dapat ditempuh agar dapat memaksimalkan
nilai perusahaan. Kebijakan struktur permodalan Perseroan,
tujuan dan langkah yang dapat ditempuh adalah:

Capital structure is a balance between shareholders equity


and borrowed funds consisting of short term and long term
borrowing. Capital with minimum cost of funds (Weighted
Average Cost of Capital / WACC) may increase the value of
shares but does not increase net earning per share (EPS).
A high leverage may increase EPS, but also increase risks.
Therefore, Company a capitalization policy is to maximize
its corporate value. The policy and its implementation are
elaborated below:

Menetapkan target strukur modal yang optimal.


-
Penggunaan proporsi hutang yang lebih besar (dari
ekuitas) dapat dilakukan bila risiko usaha lebih
kecil.
-
Dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh
perubahan komposisi hutang yang berdampak
pada harga saham.

Setting optimum capital structure target


-
Using bigger borrowing proportion (than equity) if
business risk is smaller.
-
Taking into account the effect of borrowing
composition to the changes on share price.

Struktur modal senantiasa mempertimbangkan


keseimbangan antara risiko keuangan dan tingkat
pengembalian dalam upaya meningkatkan nilai
perusahaan.
-
Dilakukan dengan memperhitungkan penggunaan
hutang yang menimbulkan kewajiban keuangan
(tingkat bunga), nilai tukar dan mempengaruhi
kondisi likuiditas perusahaan.
-
Mengoptimalkan rentabilitas ekonomi dan
rentabilitas modal sendiri yang menghasilkan
peningkatan laba per saham.

Taking into consideration the balance between


financial risks and rate of return in order to improve
corporate value.
-
By considering the use of borrowing that causes
financial liabilities (interest rate), exchange rate
and affecting the Companys liquidity.
-
By optimizing economic rate of return and return
on equity that increases earning per share.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 147

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

Struktur modal ditinjau dengan melakukan evaluasi


hubungan antara financial leverage, nilai perusahaan
dan biaya modal.
Struktur modal dupayakan optimal dengan mengatur
kombinasi hutang dan modal sendiri (ekuitas) yang dapat
memaksimalkan nilai Perseroan.
Kombinasi struktur modal ditetapkan setelah melakukan
analisa sensitivitas dengan berbagai variasi asumsi inti
yang paling mungkin dihadapi oleh Perseroan.

Capital structure is reviewed by evaluating


the
connection of financial leverage, corporate value and
capital expenditure.
Capital structure is optimized by arranging an optimum
combination of borrowing and equity to boost corporate
value.
Capital structure combination is fixed after performing
sensitivity analysis with various core assumptions that
are most likely to be envisaged by the Company.

Modal Kerja Bersih

Net Working Capital

Peningkatan kegiatan Perseroan membuat modal kerja


meningkat sebesar Rp95,74 miliar. Tahun 2010 modal kerja
Perseroan adalah sebesar Rp5,50 triliun, naik dari modal
kerja di tahun 2009 yang sebesar Rp5,40 triliun. Seluruh modal
kerja Perseroan ini dapat dipenuhi dari hasil operasional.

The Companys rising activities in 2010 increased working


capital by Rp95.74 billion from Rp5.40 trillion in 2009 to
Rp5.50 trillion. The entire working capital requirement was
met by operating results.

REALISASI BELANJA MODAL

CAPITAL EXPENDITURE

Investasi Rutin

Routine Investment

Merupakan investasi yang dilaksanakan oleh Perseroan


dalam rangka mempertahankan tingkat produksi dan efisiensi
operasi, termasuk antara lain perbaikan dan penambahan
fasilitas operasional rutin. Jumlah investasi rutin yang
dilakukan pada tahun 2010 mencapai Rp56,32 miliar atau naik

This is an investment made by the Company in an effort to


maintain its production level and operating efficiency which
included repair and addition of routine operating facilities.
Routine investment made in 2010 totalled Rp56.32 billion
or rose 21.6% from routine investment in 2009 which stood

Suasana di Pelabuhan Tarahan


Tarahan Port view

148

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

21,6% dari investasi rutin pada tahun 2009, sebesar Rp46,31


miliar. Perawatan sarana Pelabuhan Tarahan, sarana produksi
di Tanjung Enim dan pembangunan prasarana Kantor Pusat
di Tanjung Enim mendominasi kebutuhan investasi rutin.
Perawatan sarana pelabuhan Tarahan dan perbaikan sarana
produksi di Tanjung Enim dilakukan untuk mendukung target
peningkatan produksi dan penjualan pada tahun-tahun
mendatang.

at Rp46.31 billion. Maintenance of Tarahan Port facilities,


Tannjung enim production facilities and construction of
Tanjung Enim Head Office made up the major part of routine
investment. Maintenance of Tarahan Port facilities and
repair of Tanjung Enim production facilities were conducted
to support the target of larger production and sales in the
coming years.

Investasi Pengembangan

Development Investment

Investasi pengembangan dilakukan dengan tujuan


mengembangkan bisnis Perseroan. Jumlah investasi
pengembangan pada tahun 2010 mencapai Rp553,66 miliar
naik 567,0% dari realisasi investasi pengembangan pada tahun
2009, sebesar Rp81,09 miliar. Peningkatan investasi terjadi
karena adanya realisasi beberapa rencana pengembangan
Perseroan, seperti diuraikan berikut.

Investment for development is made with the purpose of


expanding the Companys business. In 2010 development
investment totalled Rp553.66 billion or increased 567%
from realized development investment in 2009 which was
posted at Rp81.09 billion. Larger amount of investment
was due to the realization of several development projects
as described below.

Beberapa kegiatan investasi pengembangan yang dilakukan


Perseroan pada tahun 2010 mencakup diantaranya:

In 2010 the Company carried out the following development


projects:

Pembangunan PLTU 3 x 10 MW di Banko Barat (Tanjung


Enim).
Pembangunan PLTU ini dimaksudkan untuk penggunaan
sendiri, sisanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
sekitar. Total dana yang dikeluarkan selama tahun 2010
adalah sebesar 317,53 miliar, sehingga akumulasi biaya
hingga 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp324,4 miliar.
Persentase penyelesaian pada akhir tahun pelaporan
adalah 85%. Proyek ini ditargetkan akan selesai pada
pertengahan tahun 2011.
Relokasi 2 unit BWE system dan 1 spreader dari area TAL
ke MTBU.
Proyek relokasi ini telah persiapkan sejak tahun 2009.
Setelah proses overhaul unit BWE selesai, proses
pemindahan saat ini tengah dilaksanakan. Total dana
yang dikeluarkan oleh Perseroan untuk proyek ini pada
tahun 2010 adalah sebesar Rp106,80 miliar, sehingga
akumulasi dana yang telah dikeluarkan hingga 31

Constructing 3 x 10 MW TPP in Banko Barat (Tanjung


Enim)
This TPP will be used mainly for own needs, any excess
power will be distributed to the surronding community
through PLN. Total investment in 2010 was Rp317.53
billion, so total accumulated spending as of 31 December
2010 to Rp324.4 billion. This project was 85% finished at
the end of the year, and completion was projected for mid
2011.
Relocating 2 BWEs and 1 spreader from TAL to
MTBU site.
Preparation started in 2009, and now relocation was under
way after the BWE units were overhauled. Investment in
this project totalled Rp106.80 billion in 2010, so that total

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 149

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

Desember 2010 adalah sebesar Rp165,48 miliar. Progress


penyelesaian pada akhir tahun pelaporan adalah 62%.
Proyek ini ditargetkan selesai pada pertengahan 2011.

Relokasi pabrik briket.


Pemindahan lokasi pabrik briket mulai dilaksanakan
sejak tahun 2009. Pemindahan ini dilakukan sebagai
bagian dari rencana restrukturisasi unit segmen usaha
briket. Total dana yang dikeluakan pada tahun 2010
adalah sebesar Rp22,23 miliar, sehingga akumulasi
dana yang telah dikeluarkan untuk proyek ini per 31
Desember 2010 adalah sebesar Rp31,9 miliar. Proyek ini
ditargetkan selesai pada awal tahun 2011.

investment as of 31 December 2010 reached Rp165.48


billion. At the end of the year the project was 62%
completed and projected to be finalized early 2011.

Relocating briquette factory


Relocation started in 2009 as part of restructuring
program of briquette business unit. Investment in
2010 was recorded at Rp22.23 billion, therefore total
accumulated spending for this project as of 31 December
2010 to Rp31.9 billion. Completion is targetted for early
2011.

Selain investasi tersebut di atas, pada tahun 2010, Perseroan


telah melaksanakan beberapa rencana pengembangan lain,
misalkan proyek pemanfaatan kandungan CBM, yang telah
memasuki tahap penentuan lokasi sumur eksplorasi.

In addition to the above listed investment, in 2010 the Company


carried out other development projects, one of which was
CBM project, which is currently at the stage of designating
exploration site.

Beberapa rencana investasi besar yang belum dapat


direalisasikan pada tahun 2010, sesuai rencana semula
diantaranya adalah:

Unrealized major investment plans in 2010 include:

Investasi JV dengan PT KAI tidak direalisasikan


berkaitan dengan keberatan pihak PT KAI terkait
beban pajak inbreng aset.
Investasi gedung untuk kantor PTBA di Jakarta yang
masih dalam kajian pihak independen.

Joint venture with PTKA due to PTKAs objection to


incoming asset taxation.
Construction of PTBA Jakarta office building was still
under review by independent appraisers.

STRATEGI BISNIS 2011

BUSINESS STRATEGY IN 2011

Seperti tergambar pada uraian Prospek permintaan


batubara (halaman 104), kebutuhan batubara domestik
maupun di kawasan Pasifik, diperkirakan meningkat dalam
beberapa tahun mendatang, selaras dengan prakiraan kondisi
perekonomian yang terus membaik. Dalam jangka pendek,
kebutuhan batubara di kawasan Pasifik bahkan akan diwarnai
dengan kekurangan pasokan, sehubungan dengan banjir yang
melanda kawasan Queensland, Australia.

As described in Coal Prospects page 104, coal


demand in domestic as well as Pacific region markets
is projected to continue rising in the next few years on
the face of ongoing economic recovery. In the short
term, the Pacific region demand will be hampered
by supply shortages following the massive flood in
Queensland, Australia.

Mengantisipasi kondisi yang lebih kondusif di tahun 2011


tersebut Perseroan menyiapkan berbagai strategi usaha,
yang mencakup aspek produksi, penjualan, pengangkutan
dan penembangan usaha. Keseluruhan strategi dan program
kerja tahun 2011 ini merupakan bagian dari implementasi
Rencana Strategis Perseroan terintegrasi untuk periode
2009-2013 dengan target menuju era PTBA Emas. Beberapa
strategi yang usaha yang telah dipersiapkan diuraikan secara
ringkas sebagai berikut.

In anticipation of a more favorable economic condition


in 2011, the Company has formulated a set of business
strateges covering production, sales, transportation
and business development. Business strategy and work
program for 2011 is part of an integrated Corporate
Strategic Plan for 2009-2013 leading to PTBA Golden Era.
Several established business strategies are described
briefly in the following sections.

Di bidang operasional, Perseroan mentargetkan peningkatan


produksi dan melanjutkan program peningkatan efisiensi
produksi dengan sasaran meningkatkan pendapatan dan
marjin laba. Strategi ini akan dijalankan dengan seksama,
sebagai respon atas prakiraan semakin banyaknya permintaan
batubara dengan kalori lebih rendah dengan harga jual yang
juga lebih rendah, seperti tergambar pada uraian prospek

On the operations side, the Company seeks to step


up production and efficiency to increase income and
profit margin. This strategy is carried out in response
to projected higher demand for low-calorie coal at low
selling price, as described in our discussion on domestic

150

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

permintaan batubara domestik. Melalui program peningkatan


efisiensi produksi, marjin keuntungan dengan demikian dapat
dipertahankan, bahkan ditingkatkan.

coal prospects.
The production efficiency drive is
expected to yield higher profit margin.

Perseroan akan mengamankan proses pembangunan


PLTU 3 x 10 MW mulut tambang di Tanjung Enim yang kini
memasuki tahap-tahap penyelesaian. Dengan kemajuan
pembangunan pada akhir tahun 2010 sudah mencapai 85%,
Perseroan meyakini proyek ini akan selesai sesuai dengan yang
ditargetkan. Penyelesaian proyek ini akan mampu meningkatkan
efisiensi produksi mengingat listrik yang dihasilkannya akan
mencukupi seluruh kebutuhan tenaga listrik perusahaan di areal
pertambangan yang selama ini disuplai oleh PLN. Bahan bakar
PLTU ini rencananya menggunakan batubara dari areal produksi
yang selama ini tidak termanfaatkan, sehingga akan mampu
memberi tambahan nilai ekonomi bagi Perseroan.

The Company is finalizing the construction of its own mine


mouth 3 x 10 MW TPP in Tanjung Enim that is nearing
completion. At end of 2010 85% of the construction was
completed and expected to proceed as planned. This
project will improve production efficiency because the
power it generates will cover all electricity requirement
that has so far been supplied by PLN. The plant is designed
to make use of coal that cannot be sold (waste), so it will
add a considerable economic value to the Company.

Bersamaan dengan penyelesaian pembangunan PLTU


tersebut, proses overhaul dan pemindahan dua unit BWE
system dan 1 unit spreader ke areal MTBU ditargetkan
selesai pada waktunya. Dengan demikian Perseroan akan
dapat mengoperasikan seluruh 5 (lima) BWE system yang
dimilikinya secara penuh dengan didukung oleh supplai
listrik dari PLTU milik sendiri. Selain itu, Perseroan juga
akan melakukan penggantian dan penambahan alat tambang
utama sistem konvensional, shovel & truck, dengan kapasitas
lebih besar. Melalui cara tersebut maka peningkatan produksi
yang ditargetkan bisa terpenuhi.

Coinciding with the construction of Tanjung Enim TPP,


the Company is finalizing the overhaul and relocation of
two BWEs and one spreader to MTBU site, expected to be
completed for operation as planned. The Company can
now operate all five BWEs in its possession with electricy
generated by its own TPP. Additionally, the Company will
replace conventional mining equipment, shovel and truck,
with higher-capacity equipment with an expectation to
reach higher production target.

Perseroan juga menargetkan peningkatan produksi dari


beberapa anak perusahaan, seperti IPC dan sekaligus
peningkatan aktivitas jual beli batubara oleh BA Prima.

The Company has a target of improving production of several


subsidiaries, like IPC and simultaneously increasing sale and
purchase of coal by BA Prima.

Untuk mendukung peningkatan aktifitas produksi tersebut,


Perseroan akan segera menerapkan tahap berikutnya dari
implementasi Supply Chain Management System (SCMS)
dengan dukungan teknologi informasi, sehingga Perseroan
dapat memonitor pergerakan produksi batubara dan kondisi
persediaannya pada setiap areal stockpile. Dengan dukungan
sistem tersebut, Perseroan akan dapat menjaga tingkat
persediaan pada kondisi yang paling ekonomis, namun
mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan akurat.

To support production increase, the Company will soon


implement the next phase of Supply Chain Management
System (SCMS) supported by information technology,
that will enable the Company to monitor production and
inventories in every stockpile area. Using this system,
inventories can be maintained at optimum level, while still
meeting customers orders appropriately.

Di bidang angkutan, Perseroan akan semakin meningkatkan


koordinasi dan kerjasama dengan PT KAI, sehingga kapasitas
angkut batubara mampu ditingkatkan secara substantial.
Pemesanan gerbong angkut dan loko yang dilakukan
PT KAI melalui skema kerjasama erat dengan Perseroan
diharapkan dapat sesuai jadwal, sehingga peningkatan
kapasitas angkut lebih terjamin. Terkait dengan angkutan ini
Perseroan menargetkan dapat dicapainya angkutan batubara
sesuai dengan target dalam Coal Transport Agreement (CTA)
dengan PT KAI, sehingga peningkatan produksi batubara
Perseroan dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan. CTA
akan mulai diterapkan pada 2012.

In transportation, the Company works and coordinates with


PT KAI in improving the railway capacity. The coaches and
locomotives ordered by PT KAI under a joint scheme with the
Company are expected to arrive on time. In this connection, the
Coal Transportat Agreement (CTA) with PT KAI will hopefully
be instrumental in reaching targetted capacity and thus
achieving the Companys projected coal production. CTA will be
implemented starting 2012.

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 151

Perseroan telah mengantisipasi upaya peningkatan


kapasitas angkut dengan perbaikan fasilitas bongkar muat di
pelabuhan Tarahan, Dermaga Kertapati maupun di stockpile
areal penambangan. Perbaikan sarana conveyor, reclaimer,
train loading station (TLS), rotary car dumper (RCD) dan
rail loop dilakukan untuk mendukung peningkatan aktivitas
angkutan batubara.

The Company anticipate increasing railway capacity by


improving loading and unloading facilities at Tarahan Port,
Kertapati Pier and in stockpile area. Improvement was
also made to conveyor, recliner, train loading station (TLS),
rotary car dumper (RCD) and rail loop to enhance coal
transporting activity.

Selain kerjasama dengan PT KAI, Perseroan semakin


mengintensifkan kegiatan anak perusahaan, PT Bukit
Asam Transpacific Railway (BATR), yang akan membangun
jalur kereta api dan pelabuhan khusus baru dari Tanjung
Enim ke Lampung dengan kapasitas 25 juta ton per tahun.
Menyusul perolehan izin dari instansi Pemerintah yang
terkait langsung, untuk selanjutnya Perseroan mentargetkan
penyelesaian AMDAL kereta api dan AMDAL stockpile dan
pelabuhan serta perolehan izin pembangunan pelabuhan.
BATR juga mentargetkan penyelesaian penetapan jalur KA
dan dimulainya proses pembebasan lahan bagi pembangunan
jalur KA baru ini pada tahun 2011.

Besides collaborating with PT KA, the Company plans to


activate its subsidiary, PT Bukitasam Transpacific Railway
(BATR), that will build a new railway track and port from
Tanjung Enim to Lampung at a capacity of 25 million tons
per year. After obtaining licenses from the government, the
Company will finalize environmental studies for train, stockpile
and port, and obtain port development permit. BATR targeted
final alignment of the track and start land acquisition in 2011.

Dalam bidang pengembangan usaha di bidang pembangkit


listrik, khususnya kegiatan anak perusahaan PT Bukit
Pembangkit Inovative (BPI) berkapasitas 2 x 100 MW,
Perseroan mentargetkan dilakukannya penandatanganan
Amandemen PPA. Penanda-tanganan amandemen PPA
akan menjadi langkah awal bagi realisasi pembangunan
PLTU, mengingat Amandemen Kontrak EPC telah lebih
dahulu ditandatangani. Lahan bagi pembangunan PLTU
ini juga telah tersedia, demikian juga lahan transmisi
yang diperlukan.

For developing power plant business, particularly the


business of subsidiary, PT Bukit Pembangkit Innovative
(BPI) at 2 x 100 MW capacity, the Company is anticipating
to sign an amended Power Purchase Agreement. When
signed, TPP construction will start. Meanwhile, the
amendment to EPC contract has been signed. The land
required for constructing TPP and for transmission
network is also readily available.

Perseroan
juga
semakin
mengintensifkan
upaya
pengembangan usaha melalui eksploitasi Coal Bed Methane
(CBM) yang terkandung di dalam areal penambangan Tanjung
Enim. Kegiatan pembuatan sumur bor eksplorasi mulai
dilakukan sebagai pilot test yang akan langsung diikuti dengan
proses produksinya.

To intensify business diversification, the Company is engaged


in the exploitation of Coal Bed Methane (CBM) found in Tanjung
Enim mining area. Exploration well, as a pilot test, has been
started and to be immediately followed by production.

Untuk mendukung rencana peningkatan kegiatan operasional


dan pengembangan usaha tersebut, Perseroan berupaya
meningkatkan kompetensi SDM melalui penyelenggaraan
serangkaian program training yang terarah, baik dari sisi
kemampuan teknis maupun pembinaan mental spiritual.
Selain itu Perseroan mentargetkan peningkatan kualitas
tatakelola melalui upaya perbaikan berkesinambungan baik
dari sistem kerja maupun sistem manajemen.

To support the production increase and business diversification,


human resource competence will continue to be enhanced
through more focused training program to cover the
technical skills and mental spiritual qualities. Good corporate
governance will also be intensified through continuous
improvement of work and management systems.

Dalam rangka mengimbangi proyeksi peningkatan kegiatan


operasional, Perseroan juga menyiapkan peningkatan
program pengembangan komunitas, kelestarian lingkungan
dan keselamatan kerja. Keseluruhan program ini dilakukan
demi menjamin tercapainya target operasional yang
ditetapkan.

The Company continues to honor its commitment to community


development, environmental conservation and work safety.
The whole program is carried out to achieve the Companys
operating target.

152

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

INFORMASI INFORMASI MATERIAL

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

MATERIAL INFORMATION

PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING

Significant Agreements

Dalam menjalankan usahanya, sepanjang tahun 2010


Perseroan melakukan berbagai perjanjian-perjanjian
penting dengan mitra kerja untuk mengamankan transaksi
operasional perusahaan. Beberapa perjanjian penting yang
dilakukan oleh Perseroan meliputi diantaranya:

During 2010 the Company entered into several


significant agreements with business partners to
safeguard its operations, which are:

Perjanjian jual-beli batubara.


Perseroan menandatangani perjanjian jual beli batubara
dengan PT Indonesia Power-Unit Bisnis Pembangkitan
Suralaya (UBPS) 1-4 dan 5-7 pada tanggal 2 Oktober
2002 mengenai penjualan batubara berjangka waktu
10 tahun, sejak tanggal 1 Januari 2003 sampai dengan
tanggal 31 Desember 2022. Pokok perjanjian menyangkut
pemasokan batubara ke UBPS dengan volume dan
kualitas yang akan ditetapkan setiap 1 tahun sekali. Harga
jual pasokan tersebut juga akan ditinjau setiap periode
pasokan tertentu, berlaku untuk masa satu tahun pasokan
dan ditetapkan berdasarkan perundingan tersendiri
dengan mengacu pada harga patokan yang lazim.

Coal sales agreement


The agreement was entered with PT Indonesia Power
Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya (UBPS) 1-4
and 5-7 on 2 October 2002 regarding a ten-year coal
sales from 1 January 2003 31 December 2022. The
agreement was for coal supply to UBPS in volume
and quality to be determined once a year. Selling
price would also be fixed for certain periods of
supply, effective for one year of supply and negotiated
separately based on normal benchmark price.

Selain dengan PT Indonesia Power, Perseroan telah


memperbaharui perjanjian jual beli batubara dengan PT
PLN untuk PLTU Bukit Asam untuk memasok batubara
sebanyak 9.860.000 ton mulai 1 Januari 2004 sampai
dengan 31 Desember 2013. Perjanjian ini ditandatangani tanggal 21 Mei 2004. Klausul perjanjian yang
penting adalah volume pengiriman dan harga jual akan
ditetapkan pada setiap periode tertentu, mengacu pada
harga patokan yang lazim.

Besides with PT Indonesia Power, the Company also


renewed coal sales agreement with PT PLN to supply
9,860,000 tons to Bukit Asam TPP from 1 January
2004 until 31 December 2013. The ageement was
signed 21 May 2004. The important clause stipulated
shipment volume and selling price to be fixed yearly,
based on normal benchmark price.

Perseroan juga telah memperbaharui perjanjian jual


beli batubara dengan PT PLN untuk PLTU tarahan
pada tanggal 9 Oktober 2007. Isi perjanjian, Perseroan
akan memasok batubara untuk PLTU tarahan
sebanyak 17.132.000 ton mulai 1 April 2007 sampai
dengan 31 Desember 2031. Volume pengiriman akan
disesuaikan setiap periode tertentu dan harga jual
ditetapkan untuk setiap periode, mengacu pada harga
patokan yang lazim.

The Company also renewed coal sales agreement


with PT PLN for Tarahan TPP on 9 October 2007. The
agreement stipulated that the Company will supply
17,132,000 tons of coal to Tarahan TPP from 1 April
2007 to 31 December 2031. Shipment volume and
selling price will be determined yearly, based on
normal benchmark price.

Tanggal 22 September 2010, Perseroan menandatangani perjanjian pengiriman batubara dengan PLN
untuk 15 PLTU di Indonesia, sebanyak 300.000 ton
untuk periode 1 Oktober 2010 sampai dengan 31 Maret
2011. Perjanjian ini akan digantikan oleh perjanjian
jual-beli batubara jangka panjang yang akan disepakati
kemudian untuk jangka waktu perjanjian 20 tahun sejak
April 2011 sampai dengan Maret 2030 dengan pasokan
batubara sebanyak 264.700.000 ton. Penentuan harga
akan mengacu pada harga pasar.

On 22 September 2010, the Company signed coal sales


agreement with PT PLN to supply 300,000 tons to 15
TPPs in Indonesia from 1 October 2010 to 31 March
2011. This agreement will be superseded by long-term
coal sales agreement for a 20-year term from April
2011 to March 2030, to supply 264,700,000 tons of coal.
Price will be fixed according to prevailing regulations
and normal practice.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 153

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

Perjanjian Jasa Penambangan.


Perseroan melakukan perjanjian jasa penambangan
dengan PT Sumber Mitra Jaya (PT SMJ) di tambang
Banko Barat untuk periode 1 Juli 2008 sampai dengan
30 Juni 2013. Selain itu Perseroan melakukan perjanjian
jasa penambangan dengan PT Pamapersada Nusantara
(Pama) di wilayah MTBU, MTBS, Tambang Air Laya
dan lokasi lainnya dalam wilayah IUP Proses Produksi
Perseroan untuk periode 1 April 2007 sampai dengan 31
Maret 2012. Jumlah batubara yang diproduksi, volume
tanah yang dipindahkan, jarak pemindahan pada masingmasing perjanjian telah ditetapkan, sementara tarif jasa
penambangan ditetapkan pada setiap periode produksi
berdasarkan perundingan dan kesepakatan bersama.

Mining Service Agreement.


A mining service agreement was signed with PT
Sumber Mitra Jaya (PT SMJ) for Banko Barat mine
during 1 July 2008 - 30 June 2013. The Company also
entered into similar agrement with PT Pamapersada
Nusantara (Pama) for MTBU, MTBS, TAL and other
sites within the Companys mining concession area
during 1 April 2007 31 March 2012. Coal volume,
overburden removal volume and distance were
determined in each agreement, while mining fee
was fixed every period of production by negotiation
and mutual agreement.

Perjanjian jasa pengangkutan batubara.


Perusahaan mengadakan perjanjian pengangkutan
batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan
dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) (PT KAI),
dimana PT KAI menyetujui untuk mengangkut batubara
Perusahaan dari stasiun pemuatan batubara di Tanjung
Enim ke pelabuhan batubara di Tarahan Lampung, serta
ke dermaga Kertapati, Palembang. Tarif angkutan untuk
masing-masing tujuan pengiriman ditetapkan melalui
perundingan dan ditinjau setiap periode waktu tertentu.

Coal delivery agreement.


The Company entered into coal delivery agreement
with PT Kereta Api Indonesia (Persero) (PT KAI) to
transport the Companys coal from Tanjung Enim
train loading station to Tarahan Port, Lampung,
and to Kertapati Pier, Palembang. Transport
charges for each destination are negotiated and
reviewed yearly.

Perseroan melakukan perjanjian jasa pengapalan


batubara dengan PT Arpeni Pratama Ocean Line
(Arpeni) dan PT Pelayaran Bahtera Adiguna (Bahtera)
dari pelabuhan Tarahan ke Pelabuhan PLTU Suralaya.
Untuk perjanjian dengan Arpeni masa berlaku perjanjian
adalah 1 Juli 2009 sampai dengan 30 Juni 2012. Jumlah
volume dan tarif angkutan telah ditetapkan dalam
perjanjian tersebut. Sedang dengan Bahtera, masa
berlaku perjanjian adalah mulai 1 September 2005
sampai dengan 31 Desember 2010.

The Company signed a coal shipment agreement with PT


Arpeni Pratama Ocean Line (Arpeni) and PT Pelayaran
Bahtera Adiguna (Bahtera) from Tarahan Port to Suralaya
Port. The term of the agreement with Arpeni was 1 July
2009 30 June 2012. Volume and charges were fixed in
the agreement. With Bahtera, the term of the agreement
was 1 September 2005 31 December 2010.

Selain itu Perseroan juga melakukan perjanjian


pengangkutan batubara dengan Bahtera Bestari
Shipping (BBS) dari pelabuhan Kertapati, Palembang
ke pelabuhan PLTU Suralaya. Masa berlaku perjanjian
terakhir adalah mulai Mei 2007 sampai dengan Mei
2010. Tarif angkutan per ton dan volume pengiriman
telah ditetapkan dalam perjanjian tersebut.

Perseroan juga melakukan perjanjian jasa bongkarmuat batubara dengan Arpeni dari Terminal Muat
Batubara PTBA Tarahan ke Anchorage Pelabuhan
Muat PTBA Tarahan. Masa berlaku perjanjian adalah
1 Juli 2009 sampai dengan 30 Juni 2012, dengan
kapasitas bongkar-muat dan tarif telah ditetapkan
pada perjanjian tersebut.

A similar agreement was also entered into with Bahtera


Bestari Shipping (BBS) to ship coal from Kertapati Port,
Palembang to Suralaya Port. The term was from May
2007 to May 2010. Freight per ton and shipment volume
were determined in the agrement.

A coal loading & discharging agreement was signed with


Arpeni from PTBA Loading Terminal Tarahan to PTBA
Anchorage Loading Port Tarahan. Agreement term was
1 July 2009 30 June 2012. Loading and discharging
volume and charges were stated in the agreement.

154

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

Detail dari masing-masing perjanjian tersebut dapat dilihat


pada Catatan 27 Laporan Keuangan Audit Konsolidasian
Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2010.

Details of each agreement are given in Note 27 of the


Companys Audited Consolidated Financial Statements for the
year ending 31 December 2010.

TRANSAKSI BENTURAN KEPENTINGAN

Conflict of Interest Transactions

Pada tahun 2010 tidak ada transaksi benturan kepentingan


yang dilakukan Perseroan.

In 2010 there were no transactions involving conflict of interest


made by the Company.

TRANSAKSI MATERIAL

Material Transactions

Pada tahun 2010 tidak ada transaksi material yang dilakukan


Perseroan. Definisi transaksi material disini adalah sesuai
dengan bunyi aturan pada Ketentuan Bapepam-LK No. IX.E.2
tanggal 25 Nov 2009 (Kep-413/BL/2009) tentang Transaksi
Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.

In 2010 there were no material transactions made by the


Company. Material transaction is defined by Bapepam-LK
Regulation No. IX.E.2 dated 25 November 2010 (Kep-413/
BL/2010) on Material Transactions and Core Business
Changes.

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Amendment to Articles of Association

Pada tanggal 21 April tahun 2010 Perseroan menyelenggarakan


Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2009,
dengan salah satu agenda adalah perubahan beberapa pasal
dari anggaran Dasar Perseroan. Sebagai tindak lanjut keputusan
RUPS tersebut, Perseroan telah melakukan perubahan Anggaran
Dasar Perseroan, sebagaimana telah ditetapkan pada akta

On 21 April 2010 the Company convened Annual General


Meeting of Shareholders, one of the agenda items being
the amendment of several articles of the Articles of
Association. As a follow up of the AGMS resolution, the
Company amended the Articles of Association by deed No.
24 of 21 April 2010 drawn up before Notary Fathiah Helmi,

Kegiatan Tambang Air Laya di malam hari


Tambang Air Laya activity at night

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 155

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

notaris No.24 tanggal 21 April 2010 oleh Kantor Notaris Fathiah


Helmi, SH. Perubahan AD terakhir tersebut hanya dilakukan
pada ketentuan batas maksimum kewenangan Direksi untuk
melepas atau menjaminkan harta kekayaan Perseroan hingga
sebesar 50% jumlah kekayaan bersih Perseroan, untuk satu
transaksi atau lebih, baik berkaitan maupun tidak.

SH. The amendment was to limit the Board of Directors


authority to relinquish or pledge the Companys assets
up to 50% of total net assets in one or more related or
individual transactions.

Perubahan Anggaran Dasar Perseroan tersebut adalah


sebagai tindak lanjut atas berlakunya ketentuan Bapepam
no IX.E.2 (Kep-413/BL/2009) tentang Transaksi Material dan
Perubahan Kegiatan Usaha Utama, yang dikeluarkan pada
tanggal 25 November 2009.

The Articles of Association were amended to conform to


Bapepam Regulation No. IX.E.2 (Kep-413/PL/2009) on
Material Transactions and Core Business Changes dated 25
November 2010.

PENJUALAN KEMBALI SAHAM PERSEROAN

Shares Buy Back Program

Kondisi krisis keuangan global dan regional yang berpengaruh


terhadap penurunan harga saham PTBA secara ekstrim
membuat Perseroan melakukan program pembelian kembali
saham Perseroan (Shares Buy Back) yang telah dikeluarkan
dan tercatat di PT Bursa Efek Indonesia. Program ini
dilakukan sesuai Peraturan Bapepam-LK No. XI.B.3 Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep. 401/BL/2008 tanggal
9 Oktober 2008.

The global and regional financial crisis causing a sharp drop in


PTBA share price prompted the Company to launch a Shares
Buy Back program for the Company issued shares listed on
PT Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange). This
Program is in accordance with Bapepam-LK Regulation No.
XI.B.3 as Attachment to Decision of Bapepam-LK Chairman
No. Kep. 401/BL/2008 of 9 October 2008.

Perseroan melakukan program pembelian kembali saham


secara bertahap dalam waktu 3 (tiga) bulan, terhitung
sejak 13 Oktober 2008 sampai dengan 13 Januari 2009.
Perseroan mengalokasikan dana sebanyak-banyaknya
Rp1.000.000.000.000 (satu triliun Rupiah) untuk mendukung
kebijakan shares buy back tersebut.

The Company gradually bought back its shares within


three months from 13 October 2008 to 13 January 2009.
The Company made a fund allocation of maximum Rp
1,000,000,000,000 (one trillion Rupiah) to back up the
shares buy back policy.

Hingga berakhirnya program tersebut, pada tanggal 13 Januari


2009, Perseroan merealisasi shares buy back sejumlah
2.882.000 lembar saham dengan harga perolehan rata-rata
Rp4.941 per lembar saham. Program ini telah dikukuhkan
dalam RUPS pada tanggal 28 Mei 2009.

When the program ended on 13 January 2009, the Company


had bought back 2,882,000 shares at an average price of
Rp4,941 per share. This program was ratified in GMS on
28 May 2009.

Pada tahun pelaporan ini, Perseroan telah menjual kembali


seluruh saham hasil program pembelian kembali tersebut di
atas. Penjualan dilakukan pada rentang waktu antara tanggal
6 Desember sampai dengan 20 Desember 2010, dengan harga
pelaksanaan rata-rata sebesar Rp21.848 per lembar. Capital
gain dari selisih dari program penjualan kembali saham
Perseroan tersebut, sebesar Rp48,7 miliar telah dilaporkan
pada laporan rugi-laba, pada akun pendapatan lain-lain.

In the year under review, the Company sold back all the
repurchased shares during 6 20 December 2010 at an
average price of Rp21,848 per share. Capital gain was
booked at Rp48.7 billion and reported in the income
statement under other income account.

AKUISISI

Acquisition

Perseroan telah melakukan proses due diligence atas sejumlah


tambang yang akan diakuisisi. Dari total 5 perusahaan yang
diteliti, Perseroan melakukan penawaran atas 3 perusahaan
tambang prospek dengan potensi yang memadai, sementara
2 lainnya tidak dilanjutkan karena tidak memenuhi syarat
potensi minimal yang diterapkan, baik karena jarak angkut
yang terlalu jauh, kualitas batubara yang tidak memadai
maupun masalah legal.

The Company conducted due diligence on a number of


mines to be acquired. Out of five companies reviewed,
the Company made bids for three mining companies with
adequate potentials, while the other two were dropped as
they failed to meet the minimum requirements, whether
for reason of long transporting distance, coal quality or
legal problems.

156

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

Dari tiga penawaran, satu diantaranya tidak berlanjut karena


tidak dicapai kesepakatan skema bisnis maupun nilai. Dua
penawaran masih dalam tahap evaluasi dari pihak prospek.
Sehingga dengan demikian tidak ada realisasi akuisisi baru
di tahun 2010.

Out of three bids, one was not carried through for failure to
agree on business scheme and value. Two bids are still being
evaluated by prospective parties. Therefore, there was no new
acquisition in 2010.

PENDIRIAN ANAK PERUSAHAAAN

Establishment of Subsidiaries

Tidak ada pendirian anak perusahaan baru di tahun 2010.

No subsidiary company was set up in 2010.

PENGHENTIAN KEGIATAN OPERASIONAL ANAK


PERUSAHAAN

Closure of Subsidiarys Operations

Pada bulan Pebruari 2010, Kepolisian Republik Indonesia


menghentikan operasi BBK karena izin pinjam pakai
kawasan hutan yang menjadi wilayah pertambangan BBK
belum dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. BBK saat ini
sedang berupaya mendapatkan perizinan yang diperlukan
dari instansi pemerintah terkait agar dapat melanjutkan
operasi penambangan.

In February 2010, the Indonesian Police closed the operations


of BBK pending the reissuance of licence to use forest area
where BBK had its mine. BBK is currently trying to renew the
required licence in order to resume operations.

Perseroan mengharapkan operasi BBK akan berjalan kembali


dalam waktu dekat. Jumlah produksi BBK pada periode
operasi 2009 adalah sebesar 783 ribu ton atau 6,8% dari
jumlah produksi Perseroan tahun 2009, sebesar 11,5 juta ton.

The Company expects BBK operations will resume in the


near future. BBKs total production in 2009 was recorded
at 783 thousand tons or 6.8% of the Companys total
production of 11.5 million tons in the same year.

Pada tahun 2010, sampai saat penghentian kegiatan


operasinya, BBK baru berproduksi sebesar 76.971 ton.
Jumlah aset BBK adalah Rp36 miliar atau 0,42% dari jumlah
aset Perseroan sebesar Rp8.722,7 miliar pada tanggal 31
Desember 2010.

In 2010 up to the time of its business closure, BBK had only


produced 76,971 tons of coal. Total assets stood at Rp 36 billion
or 0.42% of the Companys total assets of Rp8,722.7 billion as
of 31 December 2010.

TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMILIKI


HUBUNGAN ISTIMEWA

Related Party Transactions

Sebagai BUMN dengan mayoritas saham dimiliki Pemerintah,


transaksi yang dilakukan Perseroan dengan sesama BUMN
dapat dikategorikan sebagai transaksi dengan pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa karena berada di bawah
entitas pengendali yang sama. Transaksi-transaksi tersebut
meliputi penempatan dana, penjualan, pengangkutan
batubara, pengapalan batubara, pembelian bahan peledak,
bahan bakar, pembayaran premi asuransi dan pengelolaan
dana pensiun.

As a state-owned enterprise (SOE) with majority


shareholding owned by the State, transactions made
by the Company with other SOEs may be classified as
transactions with related parties being under the same
controlling entity. Such transactions include placement
of funds, sales, transport and shipment of coal, purchase
of explosives, fuel, payment of insurance premium and
management of retirement fund.

Dalam melakukan transaksi dengan pihak yang memiliki


hubungan istimewa tersebut, Perseroan memiliki kebijakan
sebagai berikut.

In making transactions with related parties, the Company


adopts the following policy:

Penjualan batubara ke pihak yang memiliki hubungan


istimewa ditetapkan berdasarkan kontrak-kontrak penjualan,
yang pada umumnya menggunakan indeks internasional
yang setara sebagai perbandingan dan disesuaikan dengan
spesifikasi dari batubara dan lokasi pengiriman.
Pengapalan dan pengangkutan batubara oleh pihak yang
memiliki hubungan istimewa ditetapkan berdasarkan kontrak
pengangkutan yang disepakati bersama berdasarkan hasil
negosiasi dengan memperhatikan unsur-unsur biaya yang
ada ditambah dengan marjin tertentu.

Sales of coal to related parties is based on sales contract


which generally uses equivalent international index as a
reference and adjusted to coal specification and shipping
location.
Shipment and transportation of coal by related parties are
governed by mutually agreeed transportation contract
taking into account cost items plus certain margin.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 157

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

Penempatan dana dilakukan berdasarkan kebutuhan dan


perjanjian yang saling menguntungkan dan memberikan
benefit optimal pada Perseroan.

Adapun transaksi dengan pihak afiliasi yang dilakukan


Perseroan sepanjang tahun 2010 adalah sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut.

Placement of funds is based on requirements and under


mutually beneficial agreement to provide optimum
benefit for the Company.

Related party transactions in 2010 are listed below:

NAMA PIHAK

SIFAT HUBUNGAN

TRANSAKSI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penempatan dana
Fund placement

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penempatan dana
Fund placement

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penempatan dana
Fund placement

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penempatan dana
Fund placement

Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penempatan dana
Fund placement

PT Bank Pembangunan Sumsel dan Babel

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penempatan dana
Fund placement

PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Pengangkutan batubara
Coal transportation

PT Indonesia Power

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penjualan batubara
Coal sales

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penjualan batubara dan pemakaian listrik


Coal sales and electricity supply

PT Semen Padang (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penjualan batubara
Coal sales

PT Semen Andalas (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penjualan batubara
Coal sales

PT Semen Baturaja (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penjualan batubara
Coal sales

PT Timah (Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Penjualan batubara
Coal sales

PT Bahtera Adhiguna (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Pengapalan batubara
Coal shipment

PT Antam (Persero), Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Pembelian emas
Gold purchase

PT Pindad (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Pembelian bahan peledak


Explosives purchase

PT Pertamina (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Pembelian bahan bakar


Fuel purchase

PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Premi asuransi
Insurance scheme

PT Asuransi Jiwasraya (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali


Under the same controlling entity

Dana pensiun
Pension Fund

PARTY

NATURE OF RELATIONSHIP

TRANSACTION

REKLASIFIKASI AKUN

Reclassification of Accounts

Angka komparatif pada laporan keuangan konsolidasian


untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009
telah diubah untuk menyesuaikan dengan penyajian laporan
keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2010.

Certain comparative figures in the consolidated financial


statements for the year ended 31 December 2009 have been
amended to conform to the basis on which the consolidated
financial statements for the year ended 31 December 2010
have been presented.

158

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Truk pengangkut batubara di Banko Barat


Coal truck at Banko Barat

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 159

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

ASET DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI

CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES

Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009

Mining Law No. 4/2009

Pada tanggal 16 Desember 2008, Dewan Perwakilan Rakyat


meloloskan Undang-Undang (UU) Pertambangan Mineral
dan Batubara, yang telah disetujui oleh Presiden pada 12
Januari 2009 menjadi UU No.4/2009.

On 16 December 2008, the Indonesian Parliament passed Law


on Mineral and Coal Mining (the Law), which received the
assent of the President on 12 January 2009, becoming Law
No. 4/2009.

Setelah keluarnya Undang-Undang tersebut, Direktur Jenderal


Mineral, Batubara dan Panas Bumi (DJMBP) menerbitkan
Surat Keputusan (SK) No. 03.E/31/DJB/2009 sehubungan
dengan Kuasa Pertambangan (KP) yang menjadi dasar
operasi Pemerintah. Beberapa diantaranya adalah:

Following the issue of the Law, the Director General of


Minerals, Coal and Geothermal (DGMCG) issued Circular
No. 03.E/31/DJB/2009 with respect to Mining Rights (KP)
under which the Company operates. The Circular states that,
among others:

KP yang ada pada saat diberlakukannya UndangUndang masih berlaku hingga jangka waktu berakhirnya
KP tetapi wajib dikonversi menjadi IUP sesuai dengan
Undang-Undang, paling lambat 11 Januari 2010.
Tata cara penerbitan IUP akan diterbitkan oleh DJMBP
(diasumsikan melalui peraturan pelaksana UndangUndang No. 4/2009).
Semua pemilik KP eksplorasi dan eksploitasi diwajibkan
untuk menyerahkan rencana aktivitas seluruh KP hingga
berakhirnya jangka waktu KP, paling lambat enam bulan
setelah disahkannya Undang-Undang, yaitu 11 Juli
2009.

KP in force at the time the law was enacted will remain


valid until the expiration of the KP but must be converted
to an IUP the mining license under the Law by 11
January 2010 at the latest.
The procedures for IUP issuance will be issued by the
DGMCG (presumably through the upcoming implementing
regulations for Law No. 4/2009).
All existing exploration and exploitation KP holders are
required to deliver an activities plan for the whole KP
area covering the period until expiration of the KP term,
at the latest within six months of the enactment of the
Law, i.e. by 11 July 2009.

Pada bulan Pebruari 2010, Pemerintah Indonesia


mengeluarkan dua peraturan pemerintah yaitu Peraturan
Pemerintah No. 22/2010 dan 23/2010 (PP No. 22 dan PP
No. 23), sehubungan dengan penerapan Undang-Undang
Pertambangan No. 4/2009. PP No. 22 mengatur tentang
pembentukan area pertambangan dengan menggunakan ijin
usaha pertambangan yang baru. PP No. 23 juga mewajibkan
agar KP diubah menjadi IUP dalam jangka waktu tiga bulan
sejak diterbitkannya PP No. 23, akan tetapi tata laksananya
masih perlu diperjelas oleh pemerintah.

In February 2010, the Government of Indonesia released


two implementing regulations for Mining Law No. 4/2009,
i.e. Government Regulations Nos. 22/2010 and 23/2010
(GR No.22 and GR No. 23). GR No. 22 deals with the
establishment of mining areas under the IUP. GR No. 23
provides clarifications surrounding the procedures to obtain
new IUPs. GR No. 23 also requires a KP to be converted into
an IUP within three months of the issue of GR No. 23, however,
the details of the procedures remain to be specified.

Perusahaan terus memonitor perkembangan peraturan


pelaksana Undang-Undang tersebut secara ketat dan akan
mempertimbangkan dampak terhadap operasi Perusahaan,
jika ada, pada saat peraturan-peraturan pelaksana ini
diterbitkan. Seperti yang telah disajikan pada laporan
keuangan konsolidasian, sampai pada tanggal laporan
tahunan ini diterbitkan Perusahaan telah memperoleh IUP
untuk sebagian besar area eksploitasi/pengembangan yang
dimiliki.

The Company is closely monitoring the progress of the


implementing regulations for the Law, and will consider the
impact on its operations, if any, once these regulations are
issued. As presented in consolidated financial statement,
as of the date of these consolidated financial statements,
the Company has obtained IUPs for most of its exploitation/
development areas.

Keputusan Menteri No. 34/2009

Ministerial Regulation No 34/2009

Pada bulan Desember 2009, Menteri ESDM mengeluarkan


Peraturan Menteri No. 34/2009 yang mewajibkan
perusahaan pertambangan untuk menjual sebagian hasil
produksinya kepada pelanggan domestik (Domestic
Market Obligation atau DMO). Sesuai dengan Keputusan
Menteri ESDM No. 1604/K/30/MEM/2010, persentase batas
minimal DMO adalah 24,75%.

In December 2009, the Minister of ESDM issued Ministerial


Regulation No. 34/2009, which provides a legal framework
to require mining companies to sell a portion of their output
to domestic customers (Domestic Market Obligation
or DMO). According to Ministerial Decree of Minister
of ESDM No. 1604/K/30/ MEM/2010, the minimum DMO
percentage is 24.75%.

160

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

Pelanggan domestik dan harga yang akan digunakan


untuk porsi penjualan DMO akan mengikuti harga indeks
internasional sebagai tolak ukur, yang juga ditentukan oleh
Menteri ESDM. Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian
ini, industri pertambangan masih menunggu pedoman
kebijakan dan instruksi dari Menteri ESDM.

The domestic customers and the price to be used for the


DMO sales, which will follow international indices as the
benchmark, will be determined by the Minister of ESDM. As at
the date of these consolidated financial statements, the mining
industry is waiting for further implementation guidelines and
instructions from the Minister of ESDM.

Reklamasi Tambang dan Penutupan Tambang

Mine Reclamation and Mine Closure

Pada tanggal 20 Desember 2010, Pemerintah Indonesia


mengeluarkan peraturan implementasi atas UndangUndang Mineral No. 4/2009, yaitu Peraturan Pemerintah No.
78/2010 (PP No. 78) yang mengatur aktivitas reklamasi dan
pascatambang untuk pemegang IUP-Eksplorasi dan IUPOperasi Produksi. Peraturan ini mengukuhkan keberlakuan
Peraturan Menteri No. 18/2008 yang dikeluarkan oleh Menteri
ESDM pada tanggal 29 Mei 2008.

On 20 December 2010, the Government of Indonesia released


an implementing regulation for Mining Law No. 4/2009, i.e.
Government Regulation No. 78/2010 (GR No. 78) that deals
with reclamation and post-mining activities for both IUPExploration and IUP-Production Operation holders. This
regulation confirms Ministerial Regulation No. 18/2008 issued
by the Minister of ESDM on 29 May 2008.

Pemegang IUP-Eksplorasi, ketentuannya antara lain, harus


memuat rencana eksplorasi didalam rencana kerja dan
anggaran biaya ekplorasinya dan menyediakan jaminan
reklamasi berupa deposito berjangka yang ditempatkan pada
bank pemerintah.

IUP-Exploration holders, among other requirements, must


include a reclamation plan in its exploration work plan and
budget and provide a reclamation guarantee in the form of a
time deposit placed at a state-owned bank.

Pemegang IUP-Operasi Produksi, ketentuannya antara lain,


harus menyiapkan (1) rencana reklamasi lima tahunan; (2)
rencana pasca tambang; (3) menyediakan jaminan reklamasi
yang dapat berupa rekening bersama atau deposito berjangka
yang ditempatkan pada bank pemerintah, bank garansi, atau
cadangan akuntansi (bila diijinkan), dan (4) menyediakan
jaminan pasca tambang berupa deposito berjangka yang
ditempatkan di bank pemerintah.

IUP-Production Operation holders, among other requirements,


must prepare (1) a 5-year reclamation plan; (2) a post-mining
plan; (3) provide a reclamation guarantee which may be in
the form of a joint account or time deposit placed at a stateowned bank, a bank guarantee, or an accounting provision (if
eligible); and (4) provide a post-mine guarantee in the form of
a time deposit at a state-owned bank.

Penempatan jaminan reklamasi dan jaminan pasca tambang


tidak menghilangkan kewajiban pemegang IUP dari ketentuan
untuk melaksanakan aktivitas reklamasi dan pasca tambang.

The requirement to provide reclamation and post-mine


guarantees does not release the IUP holder from the
requirement to perform reclamation and post-mine activities.

Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, Grup telah


menempatkan jaminan reklamasi tambang dalam bentuk
cadangan akuntansi (lihat Catatan 16) dan akan melakukan
penempatan deposito untuk penyisihan penutupan tambang.
Berdasarkan peraturan ini Grup telah mengirimkan rencana
penutupan tambangnya ke Gubernur Sumatera Selatan dan
diharapkan untuk disetujui pada tahun 2011 dan penempatan
deposito baru akan dilakukan pada tahun 2014, tiga tahun
setelah dokumen rencana penutupan tambang disetujui oleh
Gubernur Sumatera Selatan dan Bupati Muara Enim.

As at the date of these consolidated financial statements,


the Group had placed reclamation guarantees in the form of
accounting reserves (see Note 16) and plans to establish a time
deposit for mine closure provision. Based on this regulation,
the Group has submitted its mine closure plan to the Governor
of South Sumatera and it is expected to be approved in 2011
and then followed by the placement of time deposit in 2014,
three years after the issue of approval for mine closure plan
by the Governor of South Sumatra and Muara Enim Regency
Government.

Keputusan Menteri No. 17/2010

Ministerial Regulation No. 17/2010

Pada tanggal 23 September 2010, Menteri Energi dan Sumber


Daya Mineral mengeluarkan Peraturan Menteri No. 17/2010
yang menjelaskan mekanisme untuk menentukan Indonesian
Minerals and Coal Benchmark Price (IMCBP), sebagai
salah satu peraturan pelaksana UU No. 4/2009. Peraturan ini
berlaku efektif pada tanggal 23 September 2010.

On 23 September 2010, the Minister of Energy and Mineral


Resources issued Ministerial Regulation No. 17/2010 outlining
the mechanism for determining the Indonesian Minerals and
Coal Benchmark Price (IMCBP), as one of the implementing
regulations to the Mining Law No. 4/2009. It has been effective
from 23 September 2010.

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 161

Peraturan Menteri No. 17/2010 mengatur antara lain:


penggunaan harga rata-rata mineral/batubara dari
indeks pasar internasional dan penggunaan free-onboard (FOB), kapal induk sebagai titik penjualan untuk
menentukan IMCBP;
penerimaan beban tertentu sebagai penyesuaian untuk
IMCBP (jika titik penjualan FOB yang sebenarnya bukan
kapal induk);dan
penggunaan pendekatan harga dasar (yaitu harga jual
IMCBP vs harga jual aktual, mana yang lebih tinggi,
untuk perhitungan Penerimaan Negara (contoh: royalti
atau biaya eksploitasi).

Ministerial Regulation No. 17/2010 governs among others:


the use of the average mineral/coal price from
international market indices and the use of free-on-board
(FOB) mother vessel as the sale point to determine the
IMCBP;
the acceptance of certain costs as adjustments to
the IMCBP (if the actual sale point is not FOB mother
vessel); and
the use of a floor price approach (i.e. IMCBP vs. actual
sales price, whichever is higher, for the Non-Tax State
Revenue calculation (e.g.royalty or exploitation fee).

Peraturan ini juga mengharuskan perusahaan pertambangan


untuk:
menggunakan kapal/perahu berbendera Indonesia
untuk mengangkut mineral/batubara;
mengutamakan penggunaan perusahaan asuransi
nasional dimana syarat adopsi CIF digunakan; dan
menggunakan surveyor yang ditunjuk oleh Direktorat
Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi.

This regulation also requires mining companies to:


use Indonesian flagged ships/vessels to transport
minerals/coal;
prioritise the use of a national insurance company where
CIF sale terms are adopted; and
use surveyors appointed by the Directorate General of
Minerals, Coal and Geothermal.

Royalti dan iuran eksploitasi akan dihitung berdasarkan harga


jual aktual tertinggi dan IMCBP, seperti yang dijelaskan lebih
lanjut dalam Peraturan Menteri No. 17/2010.

Royalties and exploitation fees will be calculated based on


the higher of the actual sales price and the IMCBP as further
explained in Ministerial Regulation No. 17/2010.

Peraturan Menteri No. 17/2010 memberikan masa transisi


untuk merubah kontrak spot penjualan sampai dengan 22
Maret 2011 dan kontrak penjualan jangka panjang sampai
dengan 22 September 2011.

Ministerial Regulation No. 17/2010 provides a transitional


period until 22 March 2011 for spot sales contracts and 22
September 2011 for term sales contracts.

Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh kontrak penjualan


batubara jangka pendek yang dilakukan oleh Grup telah
menggunakan harga jual yang sesuai dengan IMCBP. Untuk
kontrak penjualan jangka panjang, harga yang ditetapkan
akan disesuaikan setiap tahunnya berdasarkan harga IMCBP
tahun tersebut.

Management believes that sales price for all short-term coal


sales contracts entered by the Group is in line with the IMCBP.
For the long-term coal sales contracts, the sales price will be
revisited each year and will be adjusted in accordance with
IMCBP of the respective period.

Dalam melakukan perhitungan royalti, Perusahaan juga


telah menyesuaikan harga penjualan yang digunakan
untuk menghitung royalti berdasarkan kalori dari masingmasing penjualan.

In calculating the royalty, the Company also has used the


adjusted sales price for the royalty calculation based on the
calorific value of each sale.

Perkara-Perkara Dalam Proses Di Pengadilan

Outstanding court cases still in progress

Pada tahun 2003, Perusahaan diberikan KP untuk


mengeksploitasi daerah Lahat. Pada tahun 2004, otoritas
untuk memberikan KP dialihkan pengurusannya oleh
Gubernur Sumatera Selatan ke Bupati Lahat pada tahun
2004. Pada tanggal 29 Agustus 2005 melalui Pengadilan
Tata Usaha Negara (PTUN) Palembang, Perusahaan
mengajukan gugatan kepada Bupati Lahat sehubungan
dengan penerbitan beberapa KP kepada beberapa
perusahaan swasta atas wilayah yang sama yang dimiliki oleh
Perusahaan. Atas upaya hukum tersebut, PTUN Palembang
menolak gugatan Perusahaan.

In 2003, the Company was given a KP to exploit the Lahat


area. In 2004, the authority to grant KP was transferred by the
Governor of South Sumatera to the Lahat Regency Government.
On 29 August 2005, through Palembang Administrative Court
(PTUN), the Company filed a lawsuit against the Lahat
Regency Government due to several overlapping KPs with
other companies. Palembang PTUN refused to process the
Companys claim.

162

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

Pada tanggal 14 Desember 2005, Perusahaan mengajukan


upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara (PTTUN) Medan. PTTUN menolak upaya hukum
banding Perusahaan.

On 14 December 2005, the Company filed an appeal with the


Medan Administrative High Court (PTTUN). PTTUN rejected
the Companys appeal.

Pada tanggal 30 Juni 2006, Mahkamah Agung telah menerima


upaya hukum kasasi dari Perusahaan. Pada tanggal 10 Mei
2007, Mahkamah Agung memutuskan untuk membatalkan
putusan PTTUN Medan, menolak eksepsi tergugat tetapi juga
menyatakan gugatan Perusahaan tidak dapat diterima.

On 30 June 2006, the Supreme Court received the Companys


cassation. On 10 May 2007, the Supreme Court announced the
cancellation of PTTUN, and refused both the exception of the
defendant and the Companys cassation.

Pada tanggal 31 Januari 2008, masih terkait dengan kasus di


atas, Perusahaan mengajukan gugatan perdata ke PN Lahat
atas kerugian materiil akibat pemberian KP kepada pihak
lain. Gugatan dilayangkan kepada beberapa pihak termasuk
Bupati Lahat sebagai tergugat pertama.

On 31 January 2008, still in relation to the KP overlapping


above, the Company filed a civil suit with PN Lahat due to
commercial losses from KP overlapping with other parties.
The suit is addressed to several parties which include the
Lahat Regency Government as first defendant.

Tanggal 12 Agustus 2008, PN Lahat mengeluarkan Putusan


Sela, bahwa PN Lahat tidak berwenang mengadili perkara
tersebut, dengan putusan Sela tersebut Perusahaan
mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi
(PT) Palembang.

On 12 August 2008, PN Lahat announced its refusal to process


the suit, on which the Company further appealed to the High
Court (PT) in Palembang.

Tanggal 16 Desember 2008 PT Palembang mengeluarkan


Putusan Sela, menerima banding Perusahaan, membatalkan
Putusan Sela PN Lahat serta memerintahkan PN Lahat untuk
memeriksa dan mengadili perkara tersebut.

On 16 December 2008, PT Palembang issued a decision letter


approving the Companys appeal and ordered PN Lahat to
process the suit.

Dengan putusan sela PT Palembang tersebut para tergugat


mengajukan upaya hukum Kasasi ke Mahkamah Agung RI.

With the PT Palembang decision, the defendent appealed to


the Supreme Court.

Tertanggal 9 Juli 2009 PN Lahat telah mengirimkan berkas


perkara Kasasi ke Mahkamah Agung RI, saat ini perkara
dalam proses Mahkamah Agung RI.

On 9 July 2009, PN Lahat sent the cassation files to the


Indonesia Supreme Court; as the date of this report, the case
was still in progress.

Tanggal 2 November 2009 berkas perkara telah diterima


Mahkamah Agung RI, dan sampai dengan tanggal laporan
keuangan ini, perkara tersebut masih dalam proses di
Mahkamah Agung RI.

On 2 November 2009, the cassation files were received by the


Indonesian Supreme Court and as at the date of this report,
the case was still in progress.

Tanggal 28 Januari 2010 Mahkamah Agung RI, telah


menerbitkan Putusan Kasasi dengan Amar Putusan Menolak
Permohonan Kasasi para tergugat (Bupati Lahat dkk), yang
relas pemberitahuannya diterima perusahaan tanggal 01
Desember 2010. Saat ini, Perusahaan sedang menunggu
proses persidangan atas pokok perkara di PN Lahat.

On 28 January 2010, the Indonesia Supreme Court issued a


cassation decision rejecting the petition of the defendants
(Lahat Regency Government), for which notice was received
by the Company on 1 December 2010. As at the date of this
report, the Company was still waiting for the court process at
PN Lahat.

PERKEMBANGAN TERAKHIR PERNYATAAN STANDAR


AKUNTANSI KEUANGAN

PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENTS

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan


beberapa standar akuntansi revisi sebagai berikut yang
mungkin mempunyai dampak terhadap laporan keuangan
Perusahaan yang periodenya dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2011:

The Indonesian Institute of Accountants has issued the


following revised accounting standards that may be applicable
to the Companys financial statements covering periods
beginning on or after 1 January 2011:

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 163

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

PSAK 1 (Revisi 2009) - Penyajian Laporan Keuangan;


PSAK 2 (Revisi 2009) - Laporan Arus Kas;
PSAK 3 (Revisi 2010) - Laporan Keuangan Interim;
PSAK 4 (Revisi 2009) - Laporan Keuangan Konsolidasian
dan Laporan Keuangan Tersendiri;
PSAK 5 (Revisi 2009) - Segmen Operasi;
PSAK 7 (Revisi 2009) - Pengungkapan Pihak-Pihak yang
mempunyai Hubungan Istimewa;
PSAK 8 (Revisi 2010) Peristiwa Setelah Tanggal
Neraca;
PSAK 12 (Revisi 2009) - Pelaporan Keuangan Mengenai
Bagian Partisipasi Dalam Pengendalian Bersama
Operasi dan Aset;
PSAK 15 (Revisi 2009) - Investasi Dalam Perusahaan
Asosiasi;
PSAK 19 (Revisi 2010) - Aset Tidak Berwujud;
PSAK 22 (Revisi 2010) - Penggabungan Usaha;
PSAK 23 (Revisi 2010) - Pendapatan;
PSAK 25 (Revisi 2009) - Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi dan Kesalahan;
PSAK 48 (Revisi 2009) - Penurunan Nilai Aset;
PSAK 57 (Revisi 2009) - Kewajiban Diestimasi, Kewajiban
Kontinjensi dan Aset Kontinjensi;
PSAK 58 (Revisi 2009) - Aktiva Tidak Lancar Tersedia
Untuk Dijual dan Operasi Dalam Penghentian.

SFAS 1 (Revised 2009) - Presentation of Financial


Statements;
SFAS 2 (Revised 2009) - Statement of Cash Flows;
SFAS 3 (Revised 2010) Interim Financial Reporting;
SFAS 4 (Revised 2009) Consolidated and Separate
Financial Statements;
SFAS 5 (Revised 2009) - Operating Segments;
SFAS 7 (Revised 2009) - Related Party Disclosures;
SFAS 8 (Revised 2010) Events after the Reporting
Period;
SFAS 12 (Revised 2009) - Interests in Joint Ventures;
SFAS 15 (Revised 2009) - Investments in Associates;
SFAS 19 (Revised 2010) - Intangible Assets;
SFAS 22 (Revised 2010) - Business Combinations;
SFAS 23 (Revised 2010) - Revenue;
SFAS 25 (Revised 2009) - Accounting Policies, Changes in
Accounting Estimates and Errors;
SFAS 48 (Revised 2009) - Impairment of Assets;
SFAS 57 (Revised 2009) - Provision, Contingent Liabilities
and Contingent Assets;
SFAS 58 (Revised 2009) - Non-Current Assets Held for
Sale and Discontinued Operations;

IAI juga telah menerbitkan standar akuntansi revisi sebagai


berikut yang mungkin mempunyai dampak terhadap laporan
keuangan Perusahaan yang periodenya dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2012:

The Indonesian Institute of Accountants has also issued the


following revised accounting standard that may be applicable
to the Companys financial statements covering periods
beginning on or after 1 January 2012:

PSAK 10 (Revisi 2009) - Efek dari Perubahan Kurs Mata


Uang Asing.

SFAS 10 (Revised 2009) - The Effects of Changes in


Foreign Exchange Rates.

Perusahaan masih mempelajari dampak yang mungkin


timbul dari penerapan standar-standar ini terhadap laporan
keuangan.

The Company is still considering the impact of these revised


standards to the financial statements.

KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA

SUBSEQUENT EVENTS

Tidak ada kejadian material setelah berakhirnya periode laporan


yang tercatat pada Laporan Audit Konsolidasian Perseroan.

There were no significant events subsequent to the audited


consolidated financial statements date.

164

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 165

Laporan Tata
Kelola Perusahaan
Corporate Governance Report

Komitmen menerapkan praktek


tata kelola perusahaan terbaik
berimbang dan bersamaan
dengan peningkatan integritas
karyawan untuk mendorong
pertumbuhan perusahaan secara
berkelanjutan
Committed to implementing balanced
good corporate governance best practice
and upholding employee integrity for a
sustainable corporate growth

166

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

IMPLEMENTATION OF CORPORATE
GOVERNANCE

TUJUAN PENERAPAN

OBJECTIVE

Menindak lanjuti penyelesaian, penerbitan dan penerapan


Panduan Implementasi Good Corporate Governance (GCG)
yang berisi mekanisme kerja antar Organ Perusahaan,
Kebijakan Pokok Perseroan (GCG Code) dan Kebijakankebijakan lain terkait GCG, Perseroan mulai melakukan
implementasi butir-butir yang terkandung dalam panduan
tersebut. Berdasarkan buku panduan yang ditujukan sebagai
pedoman, setiap level operasional kini dan kedepan bertekad
menjalankan GCG secara konsisten dan sebaik mungkin.

Following the establishment and enforcement of Good


Corporate Governance (GCG) implementation guide on
working mechanism among corporate organs (GCG Code)
and other GCG policies, the Company has implemented
every point in the GCG Code. Based on the Code, each
level of operations will continue to consistently implement
GCG practice in the best possible manner.

Hal tersebut dilaksanakan bukan hanya untuk menindak lanjuti


Keputusan Menteri Negara BUMN RI No. 117/M-MBU/2002
tentang Penerapan Praktek GCG pada BUMN, melainkan
dalam rangka melaksanakan keyakinan Perseroan akan
manfaat positif dari penerapan praktek GCG.

Such is aimed not only at complying with the State Minister for
State-Owned Enterprises (SOE) Decree No. 117/M-MBU/2002
concerning Implementation of GCG Practices in SOEs, but
also at demonstrating the Companys belief in the advantage
of practising GCG principles.

Tujuan Penerapan GCG di Perseroan adalah :

The goal of implementing GCG throughout the Company


is to allow:
Directing and managing the relationship among
shareholders, Board of Commissioners, Board of
Directors, employees, customers, partners, community
and environment.
Promoting and supporting the Companys growth.
Managing human resource discreetly.
Managing risk more responsibly.
Treating stakeholders more responsibly.
Preventing irregularity in the management of the
Company.
Promoting work ethos.
Enhancing the Companys good image.

Mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara


Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi,
karyawan, pelanggan, mitra kerja, serta masyarakat dan
lingkungan.
Mendorong dan mendukung pengembangan Perseroan.
Mengelola sumber daya secara lebih amanah.
Mengelola risiko secara lebih baik.
Meningkatkan pertanggungjawaban kepada stakeholders.
Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan
Perseroan.
Memperbaiki budaya kerja Perseroan.
Meningkatkan citra Perseroan (image) menjadi semakin baik.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Perseroan senantiasa


berusaha menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik,
mencakup azas transparency, accountability, responsibility,
independency dan fairness, secara seimbang dengan
pembangunan nilai-nilai dan budaya perusahaan yang
tertuang dalam rumusan kode etik serta budaya perusahaan.
Pembangunan integritas yang tinggi melalui nilai-nilai budaya
tersebut diyakini akan semakin memberikan hasil maksimal
pada mutu penerapan GCG.

To attain that goal, the Company consistently implements


good corporate governance (GCG) principles which include
transparency, accountability, responsibility, independency
and fairness, corresponding to the promotion of corporate
values and culture which are reflected in the corporate code
of ethics and culture. High integrity influenced by such
cultural values is believed to maximize the implementation
of GCG.

Mutu penerapan GCG yang baik dan konsisten akan


mendukung peningkatan kinerja Perseroan melalui
terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik,
meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan pelayanan
kepada stakeholders yang pada akhirnya akan mampu
meningkatkan corporate value. Selain itu, stakeholder
satisfaction juga akan meningkat karena terjadinya perbaikan

Good and consistent implementation of GCG will support the


Companys operations as it allows better decision making,
improved operating efficiency and stakeholders return and
corporate value. Likewise, stakeholders satisfaction will
be guaranteed by maximizing financial achievement and

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 167

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

kinerja keuangan serta berkurangnya keputusan investasi


yang mengandung benturan kepentingan, sehingga membuat
kepercayaan investor meningkat.

minimizing investment risk, preventing conflict of interest


and boosting investors trust.

Komitmen, konsistensi serta keberhasilan Perseroan dalam


menerapkan tata kelola yang baik telah membuahkan
berbagai bentuk penghargaan dari lembaga independen dari
berbagai perspektif, mencakup :

The Companys commitment, consistency and success in


implementing good corporate governance practice have
earned the Company several awards and commendations from
independent institutions in varied perspectives, which are:

Predikat Terpercaya berdasarkan Corporate Governance


Perception Index yang diselenggarakan oleh IICG
(Indonesian Institute of Corporate Governance) bekerja
sama dengan majalah SWA dalam Acara IICG - GCG
Award di Jakarta, nilai skor meningkat dari 82,27
menjadi 84,11 di tahun 2010.
The Best Role of Stakeholder dalam acara IICD
(Indonesian Institute of Corporate Directorship)
Corporate Governance Award kerja sama IICD dengan
Majalah Investor.
3rd Rank The Best Corporate GCG Implementation
kerjasama IICD dengan Business Review dalam acara
Business Review Award di Singapura

The Most Trusted based on Corporate Governance


Perception Index conducted by IICG (Indonesian Institute
for Corporate Governance) in collaboration with SWA
Magazine presented in IICG GCG Award program in
Jakarta with an improved score from 82.27 to 84.11 in
2010.
The Best Role of Stakeholder in IICD (Indonesian
Institute of Corporate Directorship) Corporate
Governance Award program jointly organized by IICD
and Investor Magazine.
3rd Rank The Best Corporate GCG Implementation
presented by IICD in collaboration with Business Review
Magazine during Business Review Award in Singapore.

ASESMEN PRAKTEK GCG

ASSESMENT OF GCG PRACTICE

Perseroan terakhir kali melakukan asesmen Praktek GCG


pada tahun 2008, dilaksanakan oleh assesor independent
Sodiq, Purwoko & Associates. Menurut hasil asesmen
tersebut, Perseroan mendapatkan total skor 89,75, dengan
kesimpulan kualitas penerapan GCG Baik. Adapun tabel skor
hasil asesmen adalah sebagai berikut.

An assessment of GCG practice by the Company in 2008 was


made by an independent assessor, SODIQ, PURWOKO &
ASSOCIATES. Findings showed that the Company obtained a
total score of 89.75 and termed Good Implementation of GCG.
The score of the assessment is shown below:

168

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

SKOR

ACHIEVEMENT

SCORE

B/A X 100

WEIGHT

ASPEK
ASPECT

CAPAIAN

BOBOT

Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham/RUPS


Shareholders right and responsibility /GMS

9,00

7,49

83,27

II

Kebijakan GCG
GCG policy

8,00

6,03

75,31

III

Penerapan GCG
GCG implementation

66,00

61,80

93,64

A. Komisaris Board of Commissioners

27,00

24,33

90,11

6,00

5,92

98,67

B. Komite Komisaris Board of Commissioners Committees


C. Direksi Board of Directors

27,00

25,66

95,02

D. Satuan Pengawasan Intern Internal Audit Unit

3,00

2,90

96,58

E. Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary

3,00

3,00

100,00

IV

Pengungkapan Informasi
Disclosure

7,00

6,43

91,79

Komitmen
Commitment

10,00

8,00

80,00

100,00

89,75

89,75

Skor Keseluruhan Total Score


Peringkat Kualitas Penerapan GCG
Quality Rating of GCG Implementation

BAIK GOOD

Dari hasil assesment tersebut, Assessor merekomendasikan


berbagai perbaikan aturan dan peningkatan kualitas
pelaksanaan praktek GCG yang sebaiknya dilakukan oleh
Perseroan. Selain itu, dari partisipasi Perseroan dalam
berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh asesor
eksternal, seperti dalam rangka penyelenggaraan IICGGCG Award yang diselenggarakan pada tahun 2010, juga
disampaikan beberapa rekomendasi serupa.

Based on the assessment result, the assessor recommended


a series of actions to be taken by the Company to improve
the rules of implementing GCG. In addition, following the
Companys participation in various events launched by
external assessor, such as IICG-GCG Award program in 2010,
a few similar recommendations were also made.

Beberapa rekomendasi yang disampaikan diantaranya:


Melakukan revisi dan penyesuaian terhadap muatan
GCG Code dan Board Manual mengacu pada perubahan
peraturan perundang-undangan (UU No.40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas), termasuk perubahan
Anggaran Dasar Perusahaan.
Menyusun dan Menyempurnakan Pedoman Perilaku
(Code of Conduct) sebagai sebuah dokumen tersendiri
secara terpisah termasuk menyertakan didalamnya
lembar kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku yang
harus ditandatangani oleh setiap Pegawai.
Menambahkan ke dalam GCG Code uraian terkait dengan
hak, wewenang dan tanggung jawab Pemegang Saham/
RUPS secara jelas.

Some of the recommended measures are:


Revise GCG Code and Board Manual to conform to
amended laws (Corporate Law No. 40 year 2007),
including amendments to the Companys Articles of
Association.
Draw up and develop Code of Conduct as a separate
document and enclose compliance sheets to be signed
by all employees.
Insert in the GCG Code description of right, authority and
responsibility of shareholders /GMS.

Dengan mempertimbangkan rekomendasi-rekomendasi


tersebut dan kebutuhan perusahaan bagi terciptanya
peningkatan penerapan GCG, pada tahun 2010 Perseroan
melaksanakan beberapa upaya perbaikan tata laksana dan
peningkatan kualitas penerapan GCG, diantaranya sebagai
sebagai berikut:

Considering the Companys needs for better GCG


implementation and fulfilment of those recommendations,
in 2010 the Company made some improvement on GCG
implementation as follows:

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 169

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Perusahaan dibantu konsultan telah mengembangkan


soft structure GCG yang baru, yaitu :
- Panduan Kerja Bagi Dewan Komisaris dan Direksi
(Board Manual)
- GCG Code
- Code of Conduct

With the aid of a consultant, the Company developed a


new GCG Soft Structure:
-- Board Manual
-- GCG Code
-- Code of Conduct

Salah satu Soft Structure GCG adalah Code of Conduct


yaitu Suatu Pedoman Perilaku bagi seluruh Jajaran
Perseroan. Code of Conduct ini telah disosialisasikan
kepada seluruh Jajaran Perusahaan yang menjelaskan
tentang:
- Kebijakan tentang Benturan Kepentingan
- Kebijakan tentang Larangan Pemberian dan Penerimaan
Hadiah, Suap dan sejenisnya.
- Kebijakan tentang Pengadaan Barang dan Jasa.
- Tata Laksana Sistem Pelaporan Pelanggaran.
- Pelaksanaan lembar kepatuhan terhadap Pedoman
perilaku yang harus ditandatangani oleh setiap pegawai.

Code of Conduct is a guide to direct the conduct of all


personnel of the Company, which has been socialized to
all personnel, elaborating on:
-- Conflict of interest policy
-- Restriction of giving and receiving gift, bribe, and the
like
-- Goods and services procurement policy
-- Procedure of reporting misconduct (whistle blowing
system)
-- Completion of code of conduct compliance sheets by
all employees

Sosialisasi Code of Conduct telah dilaksanakan dari tanggal


16 s.d. 27 Desember 2009 kepada seluruh pegawai di satuan
kerja maupun unit kerja dalam Perusahaan. Kemudian
sosialisasi untuk pegawai yang berada di Anak Perusahaan
juga telah dilaksanakan pada bulan Juli 2010. Deklarasi
kepatuhan atau Pernyataan Kepatuhan telah didistribusikan
kepada seluruh Pegawai melalui Nota Dinas Direktur SDM
dan Umum No. 019 Tanggal 31 Agustus 2010. Sampai akhir
Desember 2010, sebanyak 2.996 Pegawai dari 3.058 Pegawai
(98,0%) telah menandatangani Pernyataan Kepatuhan.

Socialization of Code of Conduct to all employees within the


Company was carried out from 16 to 27 December 2009.
Dissemination to employees of subsidiaries was done in July
2010. Declaration of compliance sheets were distributed to
all employees under Official Memo of Human Resource &
General Affairs Director No. 019 dated 31 August 2010. As
of end of December 2010, a total of 2,996 employees out of
3,058 employees (98.0%) have signed the Declaration of
Compliance.

Pembentukan Komite GCG


Perseroan telah membentuk Komite GCG, untuk
membantu
Dewan
Komisaris
dalam
rangka
meningkatkan penerapan praktek GCG oleh Perseroan.
Pembentukan komite ini didahului dengan perangkapan
tugas anggota komite dalam Komite Konarba dan GCG.

Formation of GCG Committee


The Company has formed GCG Committee to assist Board
of Commissioners in ensuring continued implementation
of GCG principle. Prior to its formation, this Committee
was merged with Nomination and Remuneration
Committee.

Pembentukan Komite Konarba dan PSDM


Komite Nominasi, Remunerasi dan Pengembangan
Sumberdaya Manusia atau disingkat Konarba dan
PSDM merupakan komite yang mengalami perubahaan
nama dan keanggotaan. Komite ini dibentuk terutama
ditujukan untuk memperkuat penerapan GCG dari sisi
penguatan sistem pengelolaan Sumber Daya Manusia.

Formation of Nomination, Remuneration and HRD


Committee
Nomination, Remuneration and Human Resource
Development Committee, shortened to NR & HRD
Committee has a new name and new members. Its
formation is intended to reinforce the implementation of
GCG with the function of human resource management.

Pembentukan dan Pemberlakuan Sistem Manajemen


PTBA
Perseroan memperkuat sistem pengelolaan operasional
terakreditasi dengan membentuk dan memberlakukan
Sistem Manajemen PTBA. Sistem ini dikembangkan
melalui adopsi atas beberapa sistem operasional
terakreditasi yang dalam proses audit sistemnya ternyata
saling bersinggungan dengan erat.

Establishment and Application of PTBA Management


System
The Company reinforced its accredited operations
management system by establishing and applying
PTBA management system. This system is developed
by adopting several accredited operations management
systems, which a system audit proved to be closely
related.

170

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Pencegahan Fraud & Corruption


Sebagai salah satu Implementasi dari Code of Conduct
yaitu pencegahan fraud & corruption, Perseroan telah
mendistribusikan dokumen Pernyataan Kepatuhan
kepada seluruh Pegawai melalui Nota Dinas Direktur
SDM dan Umum No. 019 Tanggal 31 Agustus 2010.
Sampai akhir Desember 2010, sebanyak 2.996 Pegawai
dari 3058 Pegawai (98,0%) telah menandatangani
Pernyataan Kepatuhan tersebut.

Prevention of Fraud and Corruption


To implement one Code of Conduct principle which
dictates that fraud and corruption be prevented, the
Company distributed Declaration of Compliance
sheets to all employees under Official Memo of Human
Resource and General Affairs Director No. 019 of August
31, 2010. As of end of December 2010, a total of 2,996
employees out of 3,058 employees (98.0%) have signed
such Declaration of Compliance.

Deteksi Fraud & Corruption


Perseroan telah menjalankan aspek deteksi terhadap
fraud & corruption dengan menjalankan Sistem
Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi, dimana sejak
Trw IV 2009, Manajemen telah memasukan Risiko Fraud
& Corruption ke dalam identifikasi, analisis dan Profil
Risiko Korporat.

Detection of Fraud and Corruption


The Company has covered the aspect of detecting fraud
and corruption by running Integrated Corporate Risk
Management System, and since the fourth quarter of
2009 the management has included fraud and corruption
risk in identifying, analysing and profiling corporate risk.

Penanganan Fraud & Corruption


Perseroan saat ini telah membuat (draft) Susunan
Tim Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP). Sedangkan
Deskripsi Pekerjaan (lingkup dan uraian Tugas) Tim
SPP serta mekanisme Pelaporan Pelanggaran yang
menjelaskan bagaimana alur pelaporan pelanggaran
dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk membuat
suatu laporan pelanggaran telah diselesaikan.

Handling of Fraud and Corruption


The Company has drawn up a Misconduct Reporting
System Team whose job description and reporting
mechanism have been completed. The job description
explains reporting workflow and requirements to be met
when making a misconduct report.

Prosedur Penanganan Pelaporan Pelanggaran.


Direncanakan pada Triwulan I 2011, Satuan Kerja Sistem
Manajemen Perusahaan (SMP) bersama-sama dengan
Komite GCG Dewan Komisaris akan melakukan studi
banding atas ke beberapa perusahaan yang telah lebih
dahulu menerapakan Whistle Blowing System, karena
ada beberapa model yang diterapkan oleh Perusahaanperusahaan tersebut.

Procedures of Handling Misconduct Report


It has been planned that in the 1st quarter of 2011, Corporate
Management System Work Unit, GCG Committee and
Board of Commissioners will conduct comparative studies
in several companies which have adopted Whistle Blowing
System, to learn about a few models that those companies
have implemented. After benchmarking, Corporate

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 171

Panduan Tata Kelola Perusahaan merupakan kristalisasi seluruh aturan


yang menjadi pedoman bagi tata kelola perusahaan, nilai-nilai budaya,
visi dan misi Perseroan serta praktek terbaik GCG.
GCG Code is the crystallization of all rules that guide the implementation of
GCG best practices, cultural values, vision and mission.

Setelah melakukan studi banding SMP akan mengajukan


Draft SK Pembentukan Tim SPP/Whistle Blowing System
kepada Direksi dan Dewan Komisaris untuk disahkan
dan diimplementasikan.

Management System Team will submit a draft decision


letter regarding the formation of Whistle Blowing System
Team to Board of Directors and Board of Commissioners
for ratification and subsequent implementation.

Penjelasan lebih lanjut dari kegiatan yang dilakukan


dalam rangka peningkatan kualitas penerapan GCG
sepanjang tahun 2010 tersebut di atas, diuraikan dalam
bagian-bagian berikut.

Efforts taken to enhance the implementation of GCG principle


in 2010 are elaborated further in the next sections.

PANDUAN DAN STRUKTUR TATA KELOLA

CORPORATE GOVERNANCE CODE AND STRUCTURE

Menindak lanjuti implementasi Undang-undang Perseroan


Terbatas (UU PT), Undang-Undang BUMN, rekomendasi
hasil assesment praktek GCG, serta perkembangan praktek
GCG terkini, Perseroan telah menyelesaikan telaah ulang
dan melakukan berbagai penyesuaian atas kebijakan dan
Standard Operating Procedure (SOP) terkait tata kelola
perusahaan. Perseroan telah menerbitkan dan kemudian
mengimpelementasikan Soft Structure GCG terbaru yang
terdiri dari Board Manual, GCG Code (Panduan Tata Kelola),
Code of Conduct, serta Kebijakan-kebijakan Tambahan, yang
dilaporkan pada bagian tata kelola perusahaan.

With the issuance of Corporate Law (UU PT), SOE Law,


recommendation after GCG assessment, and the latest GCG
practice, the Company re-evaluated and adjusted the policy
and Standard Operating Procedure (SOP) associated with
GCG. The result of all these was the production of a new GCG
Soft Structure consisting of Board Manual, GCG Code, Code of
Conduct, and Supplementary Policies, which are reported in
the corporate governance section.

Panduan Tata Kelola Perusahaan merupakan kristalisasi


seluruh aturan yang menjadi pedoman bagi tata kelola
perusahaan, nilai-nilai budaya yang dianut, visi dan misi
serta praktek-praktek terbaik (best practices) GCG.
Panduan GCG yang telah disusun menjadi acuan bagi
Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai,
termasuk stakeholder lainnya dalam berhubungan dengan
Perseroan. Panduan Tata Kelola Perusahaan tersebut
berisikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang
selanjutnya dijabarkan dalam berbagai kebijakan serta
peraturan petunjuk teknis pelaksanaan.

GCG Code is the crystallization of all rules that guide the


implementation of GCG best practices, cultural values, vision
and mission. GCG Code is the crystallization of all rules that
guide the implementation of GCG best practices, cultural
values, vision and mission. GCG Code must be used as
reference by shareholders, Board of Commissioners, Board of
Directors, employees, and other stakeholders in dealing with
the Company.

Mengingat lingkungan bisnis bersifat dinamis dan


berkembang, maka Panduan Tata Kelola Perusahaan (GCG
Code) tersebut akan selalu disesuaikan dengan kondisi internal
maupun eksternal. Pengkajian dan penyesuaian secara
berkesinambungan akan selalu disesuaikan untuk mencapai
standar penerapan GCG yang terbaik bagi Perseroan.

GCG Code contains corporate governance principles which


are further elaborated in various policies and technical
implementation rules. Given the dynamic and expansive
nature of business environment, GCG Code will continue to
be adjusted to internal and external condition. Review and
adjustment will be an ongoing process in a bid to reach the
best standard of GCG implementation by the Company.

172

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Struktur Tata Kelola di Perseroan

Corporate Government Structure

PEMEGANG SAHAM
SHAREHOLDERS

DEWAN KOMISARIS
BOARD OF COMMISSIONERS

KOMITE GCG
GCG Comittee

KOMITE ASURANSI, RISIKO


USAHA & PASCATAMBANG
Business Risk, Insurance

KOMITE NOMINASI &


REMUNERASI
Nomination & Remuneration
Committee

KOMITE AUDIT
Audit Committee

DIREKTUR UTAMA
PRESIDENT DIRECTOR

DIREKSI
DIRECTORS

DEWAN DIREKSI
BOARD OF DIRECTORS

SEKRETARIS
PERUSAHAAAN

SISTEM MANAJEMEN
PERUSAHAAN

SISTEM PENGAWASAN
INTERN

Corporate Secretary

Corporate Management System

Internal Audit Unit

Keterangan Description :

GENERAL MANAGER / SENIOR MANAGER


GENERAL MANAGERS / SENIOR MANAGERS

Garis Koordinasi
Coordination Line

PELANGGAN

PEGAWAI

KOMUNITAS

Customers

Employees

Community

Garis Komando
Commando Line

Organ Perusahaan

Corporate Organ

Seperti tampak pada bagan struktur tata kelola


perusahaan, Organ Perusahaan terdiri atas Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi
yang masing-masing mempunyai peran penting dalam
pelaksanaan GCG secara efektif. Organ Perseroan ini
menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip bahwa
masing-masing organ berdiri secara independen dan
menjalankan tugas, fungsi dan tanggung-jawabnya
semata-mata untuk kepentingan Perseroan.

As outlined in corporate governance structure, the Companys


organ is composed of General Meeting of Shareholders, Board
of Commissioners and Board of Directors and each has its own
vital role in the implementation of GCG. The three corporate
organs operate independently in their respective function, task
and responsibility for the sole purpose of the Company.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan


instansi tertinggi dalam Perseroan, wadah para
pemegang saham untuk bertindak secara setara dalam
mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan
modal yang ditanam dalam Perseroan, namun tidak dapat
mengintervensi keputusan operasional yang menjadi
wewenang Dewan Komisaris dan Direksi.

General Meeting of Shareholders (GMS) is the highest body


within the Company, a forum for the shareholders to act on an
equal footing for adopting important resolutions associated
with the capital invested in the Company. However, GMS
cannot intervene in the day-to-day decision making by the
Board of Commissioners and Board of Directors.

Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas


melakukan pengawasan secara umum atau khusus, serta

Board of Commissioners is a corporate organ whose function


is to supervise in a general as well as specific sense, and give

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 173

memberi nasihat kepada Direksi. Sedangkan Direksi


merupakan Organ Perseroan yang berwenang dan
bertanggung-jawab penuh atas kepengurusan Perseroan
sehari-hari dan bertindak semata-mata untuk kepentingan
perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

counsel to the Board of Directors. While Board of Directors is


an organ fully authorized and responsible for the day-to-day
management of the Company in keeping with its purpose and
objective.

Dalam kegiatan operasional, Dewan Komisaris dan Direksi


membentuk sub-organ Perseroan yang sesuai dengan
kebutuhan, membantu kelancaran operasional serta memberi
masukan yang diperlukan untuk mengamankan kelancaran
operasional Perseroan. Pembentukan sub-organ ini dilakukan
sebagai bagian dari pembagian wewenang yang jelas untuk
menerapkan prinsip-prinsip dasar GCG secara efektif.

For day-to-day operations, the Board of Commissioners


and Board of Directors set up sub-organs according to the
Companys needs to provide assistance and input to support
and safeguard the Company operations. Sub-organs are set
up for clear division of authority to effectively implement GCG
principles.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM


(RUPS)

GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS


(GMS)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai instansi


tertinggi dalam Perseroan, mempunyai wewenang yang
tidak diberikan kepada Dewan Komisaris atau Direksi
dalam batas yang ditentukan dalam Anggaran Dasar dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Wewenang
tersebut
mencakup
meminta
pertanggungjawaban
Dewan Komisaris dan Direksi terkait dengan pengelolaan
Perseroan, mengubah anggaran dasar, mengangkat dan
memberhentikan Direktur dan Anggota Dewan Komisaris,
memutuskan pembagian tugas dan wewenang pengurusan
di antara Direktur dan lain-lain.

Being the highest body within the Company, General Meeting


of Shareholders (GMS) has the authority that is not conferred
upon the Board of Commissioners or Board of Directors under
the provisions of Articles of Association and the prevailing
laws and regulations. Such authority covers the right to ask
Board of Commissioners and Board of Directors to give their
accountability reports on the management of the Company,
amend articles of association, elect and terminate members
of Board of Commissioners and Board of Directors, divide duty
and authority among directors, etc.

RUPS sesuai dengan penyelenggaraan-nya terbagi atas: Rapat


Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), diselenggarakan
minimal satu kali dan dilakukan selambat-lambatnya 6
(enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir; dan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang
waktu penyelenggaraannya bisa terjadi di luar waktu RUPST.

There are two types of General Meeting of Shareholders (GMS)


depending on the time they are convened: Annual General
Meeting of Shareholders (AGMS), a routine annual agenda
held at least once a year within six months of the accounting
yearend; and Extraordinary General Meeting of Shareholders
(EGMS), that may be convened any time outside the time of
AGMS.

Umumnya, agenda rapat RUPST mencakup: i. Laporan


atas kinerja perusahaan yang disampaikan oleh Direksi; ii.
Penetapan penggunaan laba; iii. Penunjukan Kantor Akuntan
Publik terdaftar; iv. Pengisian jabatan anggota Direksi atau
dan Anggota Dewan Komisaris, serta v. Agenda lain sesuai
ketentuan anggaran dasar Perseroan. Keputusan yang diambil
dalam RUPS didasarkan semata-mata demi kepentingan
Perseroan. Oleh karena itu, agar setiap keputusan yang
diambil dalam RUPS didasari pertimbangan yang mendalam
dan matang, Perseroan menjamin untuk memberikan segala
keterangan yang berkaitan dengan Perseroan kepada RUPS,
sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan
dan peraturan perundang-undangan.

At GMS, all shareholders have equal rights to resolve


important matters related to and aimed at business continuity.
Agenda of AGMS covers: i. Performance report delivered by
Board of Directors; ii. Appropriation of profit; iii. Appointment
of Certified Public Accountant; iv. Appointment to Board of
Directors and Board of Commissioners, and v. Other agenda
items in accordance with the Articles of Association. Any
resolution adopted by GMS is solely for the benefit of the
Company. Therefore, in order that every GMS resolution is
adopted by thorough deliberation, the Company guarantees
that it will provide GMS with any information pertaining to
the Company, as long as it does not contradict the Companys
interest and the law.

Beberapa keputusan penting tertentu menyangkut


perusahaan yang tidak bisa menunggu terselenggaranya
RUPST, sesuai AD dan ART Perseroan, dapat diambil dalam
RUPSLB. Kondisi yang menyebabkan harus dilaksanakannya
RUPSLB mencakup:

Some important resolutions that must be made before the


AGMS, and in accordance with the Companys Articles of
Association and Corporate Polilcy, may be adopted at EGMS.
EGMS is held when the following actions are required:

174

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Dalam RUPS, seluruh pemegang saham mempunyai hak yang setara untuk
mengusulkan hal-hal yang berkaitan pada keberlanjutan usaha.
At GMS, all shareholders have equal rights to resolve important matters related to
and aimed at business continuity.

Penggantian Dewan Komisaris dan Wakil Direksi sebelum


masa tugasnya berakhir, baik karena pengunduran diri
dan/atau sebab-sebab lainnya.
Adanya rencana transaksi material menyangkut
penjaminan aset perusahaan, pengambil-alihan
perusahaan maupun penutupan unit usaha.
Adanya rencana transaksi yang mengandung benturan
kepentingan.
Rencana korporasi lain yang bersifat material, seperti
pembelian kembali saham Perseroan yang beredar,
stock split, dan right issue.

Replacing members of Board of Commissioners and


Board of Directors before the end of their term of office,
either due to resignation or for other reasons.
Proposing plans for material transactions with respect
to pledging the Companys assets, acquisition of the
Company or closure of business unit.
Proposing plans for conflict of interest transactions.
Proposing material corporate plans, such as shares buyback, stock split, and rights issue.

Pemanggilan dan penyelenggaraan RUPSLB dilakukan melalui


permintaan tertulis dengan menyebutkan hal-hal yang akan
dibicarakan disertai alasannya baik dari Dewan Komisaris
atau dari Pemegang Saham Seri A Dwiwarna atau dari 1 (satu)
Pemegang Saham atau lebih yang memiliki sedikitnya 1/10
(satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah. RUPS atau pemegang saham tidak dapat
melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan wewenang
Dewan Komisaris dan Direksi dengan tidak mengurangi
wewenang RUPS untuk menjalankan haknya sesuai dengan
anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan. Adapun
tatacara RUPS harus sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.

Proposal to convene EGMS should be made in writing with


agenda items to be discussed at the meeting and backed by the
reasons. Proposal may be made by Board of Commissioners
or holders of Series A Dwiwarna shares, or by one shareholder
or more owning at least 1/10 (one tenth) of total legal voting
shares. GMS or shareholders should not intervene in the
duty, function and authority of Board of Commissioners and
Board of Directors without prejudice to the GMS prerogative
to exercise its rights under the Articles of Association and
the legislation. The meeting procedures must conform to the
existing laws and regulations.

Sesuai UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal


78 ayat 2, selama tahun 2010, Perseroan menyelenggarakan
satu kali RUPST, diselenggarakan pada tanggal 21 April 2010.
Sesuai dengan ketentuan, undangan dan pemberitahuan
agenda rapat telah dimuat pada tanggal 4 April 2010 di surat
kabar Bisnis Indonesia, Investor Daily dan Sriwijaya
Post. RUPS Tahunan tersebut dihadiri oleh 81,48% dari
seluruh saham yang telah dikeluarkan, termasuk saham seri
A Dwiwarna.

Pursuant to Coporate Law No. 40/2007 Article 78 clause 2,


in 2010 the Company conducted AGMS on 21 April 2010. In
keeping with the law, invitation and notice of meeting agenda
was published in Bisnis Indonesia, Investor Daily and Sriwijaya
Post newspapers on 4 April 2010. The meeting was attended
by 81.48% of total issued shares, including Series A Dwiwarna
shares.

Berbagai keputusan yang dihasilkan dalam RUPST tersebut


mencakup:

At the AGMS, the following resolutions were adopted:

Menyetujui Laporan Tahunan Direksi mengenai


keadaaan dan jalannya Perseroan selama tahun buku
2009 dan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan tahun buku 2009 yang sekaligus merupakan
pelaksanaan tanggung jawab sosial sebagaimana diatur
dalam UU Nomor 40 Tahun 2007.

Approving Board of Directors Annual Report on the


Companys condition and performance during 2009
accounting year, and Annual Report on Partnership and
Community Development Program in the same year that
reflected the fulfillment of corporate social responsibility
as stipulated in Law No. 40/2007.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 175

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

- Mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan tahun


buku 2009 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik sesuai laporannya No. A100301006/DC2/HSH/
II/2010 tanggal 01 Maret 2010 dengan pendapat wajar
dalam semua hal yang material.

- Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung
jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge)
kepada Direksi dan Komisaris Perseroan atas tindakan
pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan
selama tahun buku 2009, sepanjang tindakan tersebut
tercatat pada buku Perseroan dan tidak bertentangan
dengan ketentuan dan peraturan perundangan.

-- Ratifying the Companys 2009 Financial Statements


audited by the office of Certified Public Accountant
according to its report No. A100301006/DC2/HSH/
II/2010 dated 1 March 2010 with fair in all material
respects opinion.
-- Giving full release and discharge (volledig acquit
et de charge) to Board of Directors and Board
of Commissioners of the Company for their
management and supervision actions throughout
2009 accounting year, as long as those actions were
reported in the books of the Company and were not in
contradiction to the provisions of the law.

Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun


buku 2009 yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2009, dengan rincian:
- Dibagikan sebagai dividen final sebesar Rp1.227,48
miliar yang berarti Rp532,75 per saham, atau sekitar
45% laba bersih. Atas dividen final tersebut telah
dibagikan sejumlah Rp153,61 miliar, yang berarti Rp
66,75 per saham sebagai dividen interim yang telah
dibagikan pada tanggal 15 Desember 2009.
- Dividen diberikan pada pemegang saham yang tercatat
dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada
tanggal 1 Juni 2009, jam 16.00 WIB dan dibayarkan
pada tanggal 15 Juni 2009
- Sebesar 2% (dua persen) laba bersih atau sejumlah
Rp54,55 miliar dialokasikan untuk Program kemitraan
tahun 2010; dan sebesar 51% (limapuluh satu persen)
laba atau senilai Rp1.391,14 miliar digunakan untuk
cadangan wajib maupun cadangan lainnya dalam
rangka pengembangan Perseroan.
- Pemberian kuasa kepada Direksi Perseroan untuk
menindak lanjuti pembayaran dividen sesuai ketentuan
dan peraturan perundangan.

Approving the appropriation of net profit earned by the


Company in 2009 accounting year ending 31 December
2009, with the following breakdown:
-- As final dividend payout amounting to Rp 1,227.48
billion or Rp 532.75 per share, approximately
45% of net profit. An interim dividend totalling Rp
153.61 billion or Rp 66.75 per share was paid out
on 15 December 2009. Dividend was to be paid out
to the shareholders recorded in the Companys
Shareholders Register on 1 June 2009 at 16,00 West
Indonesia Time and payment was made on 15 June
2009;
-- AGMS of 2010 declared a 45% dividend payout ratio of
the Companys 2009 profit.
-- Two percent (2%) of net profit amounting to Rp 54.55
billion allocated to Partnership Program of 2010; and
fifty one percent (51%) of net profit worth Rp 1,391.14
billion for the purpose of statutory reserve and other
reserves for the Companys business development.
-- Empowering the Board of Directors of the Company
to act on dividend payment in accordance with the
provisions of the laws and regulations.

Menetapkan besaran gaji Direksi dan Komisaris sama


dengan tahun 2009 lalu dan melimpahkan kewenangan
kepada Pemegang Saham Seri A untuk menetapkan
jenis dan tunjangan bagi Direksi dan Dewan Komisaris
Perseroan untuk tahun buku 2010 sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku.

Fixing Directors and Commissioners remuneration in the


same amount as 2009 and authorizing Series A Dwiwarna
shareholders to fix the Directors and Commissioners
allowance for 2010 in accordance with the law.

RUPST tahun 2010 menetapkan dividen pay out ratio sebesar 45% dari laba
Perseroan tahun 2009.
AGMS of 2010 declared a 45% dividend payout ratio of the Companys 2009 profit.

176

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

RUPS menyetujui melimpahkan wewenang kepada


Dewan Komisaris untuk menunjuk akuntan publik, yakni
KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan, member Firm dari
PriceWaterHouseCoopers untuk melakukan general
audit laporan keuangan konsolidasian Perseroan tahun
buku 2010 dan laporan keuangan Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan tahun buku 2010, termasuk
menetapkan kondisi syarat-syarat penunjukkan
termasuk namun tidak terbatas pada biaya pelaksanaan
audit dimaksud.

Authorizing Board of Commissioners to appoint Certified


Public Accountant Tanudiredja, Wibisana & Partners,
member firm of PriceWaterHouseCoopers to audit
the Companys consolidated financial statements for
2010, and 2010 financial statement of Partnership and
Community Development Program, and fixing the terms
and conditions of appointment including but not limited
to the audit fee.

Menyetujui mengubah Pasal 4 sampai dengan Pasal


10, Pasal 10 sampai dengan Pasal 23, Pasal 25 sampai
dengan Pasal 28 Anggaran Dasar Perseroan dan
menyusun kembali seluruh Anggaran Dasar Perseroan
yang telah disampaikan dalam RUPS, serta memberi
wewenang dan kuasa kepada Direktur Utama Perseroan
untuk membuat akta Pernyataan Keputusan Rapat
tersendiri dalam rangka perubahan Anggaran Dasar
ini serta melakukan segala tindakan yang diperlukan
untuk memperoleh pengesahan atas perubahan
Anggaran Dasar ini.

Ratifying the amendment to Article 4 through Article 10,


Article 10 through Article 23, Article 25 through Article
28 of Articles of Association, and to recompose the
entire Articles of Association submitted to AGMS, and
authorizing and empowering President Director to draw
up a separate deed of Minutes of Meeting in connection
with these amendments, and to take any action required
to obtain approval of the amendments.

Pengumuman hasil RUPS disampaikan pada tanggal 23 April


2010 ke Bapepam dan BEI serta diiklankan melalui surat
kabar Bisnis Indonesia, Sriwijaya Post, dan Investor Daily,
sesuai dengan Peraturan Bapepam No.IX.I.1 tentang Rencana
dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham.

AGMS results were sent to Bapepam and IDX on 23 April 2010


and advertised in Bisnis Indonesia, Sriwijaya Post and Investor
Daily, in accordance with Bapepam Regulation No. IX.I.1 on
Planning and Convening GMS.

HUBUNGAN SERTA KOORDINASI DEWAN


KOMISARIS DAN DIREKSI

COORDINATION BETWEEN BOARD


OF COMMISSIONERS AND BOARD OF
DIRECTORS

Dewan Komisaris dan Direksi adalah dua organ perusahaan


yang bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan
sehari-hari. Tugas dan tanggung jawab masing-masing
berbeda, dengan tugas utama Dewan Komisaris sebagai
pengawas dan Direksi dengan tugas utama melaksanakan
keputusan RUPS dan mengelola operasional namun
keduanya harus senantiasa berkoordinasi dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan dan kesinambungan usaha
perusahaan dalam jangka panjang.

Board of Commissioners and Board of Directors are two


corporate organs responsible for the day-to-day management
of the Company with differing duty and responsibility. The
main duty of Board of Commissioners is to supervise and the
Board of Directors to carry out GMS resolutions and manage
the Companys operations, but both should coordinate and
work together to reach the corporate goal and long-term
business continuity.

Oleh karenanya Dewan Komisaris dan Direksi harus senantiasa


saling menghormati tugas, tanggung jawab dan wewenang
masing-masing sesuai peraturan perundangundangan

As such, Board of Commissioners and Board of Directors


should mutually respect each others duty, responsibility and
authority in accordance with the law. In addition, both organs

Isu-isu strategis dan substantial bagi Perseroan yang memerlukan


persetujuan Dewan Komisaris dibahas pada Rapat Gabungan Dewan
Komisaris dan Direksi.
Strategic and material issues requiring Board of Commissioners approval are
discussed at joint meetings of Board of Commissioners and Board of Directors.

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 177

Pengangkutan batubara di pelabuhan Tarahan


Coal loading at Tarahan Port

dan anggaran dasar. Selain itu, keduanya harus memiliki


kesamaan pandangan atas visi, misi, nilai-nilai dan strategi
Perseroan. Untuk menyatukan pandangan dan memutuskan
suatu persoalan penting menyangkut kelangsungan usaha
dan operasional perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi
senantiasa mengagendakan pertemuan berkala. Rapat ini
diselenggarakan oleh Dewan Komisaris secara berkala,
membahas berbagai agenda menyangkut rencana kerja,
operasional, peluang usaha, serta isu-isu strategis yang
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. Rapat ini adalah
sebagai bentuk koordinasi dala rangka membahas laporanlaporan periodik Direksi dan memberikan tanggapan, catatan
dan nasihat yang dituangkan dalam risalah rapat.

should share the same vision, mission, values and strategy


of the Company. To synchronize views and decisions over
important matters associated with the Companys operations
and business growth, Board of Commissioners and Board of
Directors hold regular, periodic meetings. At these meetings
they discuss business plans, opportunities and strategic issues
that need the Commissioners consent. These meetings also
serve as a forum for the Commissioners to review Directors
periodic reports, give their feedback and advice that are all
recorded in minutes of meeting. Strategic and material issues
requiring Board of Commissioners approval are discussed
at joint meetings of Board of Commissioners and Board of
Directors.

Dewan Komisaris dan Direksi bersepakat menjadikan


beberapa sasaran pokok sebagai tolok ukur kinerja bersama,
mencakup: pelaksanaan kontrol internal dan manajemen risiko
dengan baik, pencapaian imbal hasil (return) yang optimal bagi
pemegang saham dan perlindungan kepentingan pemangku
kepentingan secara wajar. Kesepakatan penetapan tolok
ukur ditujukan untuk menjaga agar tanggung jawab bersama
dalam menjaga kesinambungan usaha Perseroan dapat
terpenuhi sesuai azas akuntabilitas dan pertanggungjawaban
dalam penerapan GCG.

Board of Commissioners and Board of Directors agree to make


several targets serve as the yardstick by which concerted
efforts are measured: enforcement of internal control and risk
management, achievement of optimum shareholders return
and reasonable protection of stakeholders interest. The
yardstick is establlished to ensure that sustainable business
development is reached in accordance with accountability and
responsibility principles within GCG standards.

Agar rapat koordinasi ini dapat memberikan keputusan


yang berkualitas, maka seluruh agenda rapat senantiasa
dipersiapkan dengan seksama. Untuk itu, Dewan Komisaris
senantiasa dijamin mendapatkan akses atas informasi dan
kondisi Perseroan terkini secara tepat waktu dan lengkap.
Keputusan rapat dibuat berdasarkan azas musyawarah untuk
mufakat atau diambil berdasarkan suara terbanyak serta
mengikat untuk dilaksanakan tindak lanjutnya. Pada proses
pengambilan suara, jika ada anggota Komisaris yang memiliki
benturan kepentingan, tidak boleh ikut memberikan suara
dan keterangan mengenai hal ini dicatat pada risalah rapat.

For the joint meetings to arrive at high quality decisions, all


agenda items are thoroughly prepared in advance. For that
purpose, decisions of meetings are binding and made by
deliberation to reach consensus or by majority votes. During
voting, any Commissioner who has conflict of interest should
refrain from voting and this condition is recorded in the
minutes of meeting.

178

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Seluruh tata cara, pedoman kerja dan hubungan antara Dewan


Komisaris dan ireksi telah ditetapkan dalam Board Manual.
Pedoman ini mengikat setiap anggota Dewan Komisaris dan
Direksi dan mencantumkan antara lain tanggung jawab,
kewajiban, wewenang, hak, etika Dewan Komisaris dan
Direksi, serta pengaturan rapat dan tata cara hubungan kerja
antara Dewan Komisaris dan Direksi.

All procedures, working guide and relationship between


Board of Commissioners and Board of Directors are laid down
in Board Manual. This Manual binds all members of Board
of Commissioners and Board of Directors, specifying among
others the responsibility, duty, authority, right and code of
ethics of Board of Commissioners and Board of Directors, as
well as meeting procedures and coordination of work between
Board of Commissioners and Board of Directors.

Sepanjang tahun 2010, Dewan Komisaris dan Direksi


Perseroan mengadakan Rapat Gabungan sebanyak 14 (empat
belas) kali, dengan pokok-pokok bahasan sebagaimana
diuraikan pada Laporan Dewan Komisaris. Sedangkan tingkat
kehadiran Dewan Komisaris dan Direksi dapat dilihat pada
rekapitulasi kehadiran rapat sebagai berikut.

In 2010, Board of Commissioners and Board of Directors held


14 joint meetings, with topics of discussion as described in
the Board of Commissioners Report. Attendance of Board
of Commissioners and Board of Directors at the meetings is
shown below.

Daftar Kehadiran Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi


Attendance at Joint Meetings of Board of Commissioners and Board of Directors

NAMA

JABATAN

Dr. Supriyadi

Komisaris Utama

NAME

POSITION

JUMLAH
RAPAT

NO. OF MEETING
(A)

KEHADIRAN
ATTENDANCE
(B)

(B:A)

14

14

100

14

14

100

14

12

86

14

13

93

14

13

93

14

14

100

14

12

86

14

14

100

14

14

100

14

14

100

14

13

93

President Commissioner
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti MSc

Komisaris
Commissioner

Dr. Ir. Thamrin Sihite,ME

Komisaris
Commissioner

Suranto Soemarsono, SE, MA

Komisaris Independen
Independent Commissioner

Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ

Komisaris Independen
Independent Commissioner

Ir. Sukrisno

Direktur Utama
President Director

Dono Boestami, MSc

Direktur
Director

Ir. Milawarma, M.Eng

Direktur
Director

Ir. Heri Supriyanto

Direktur
Director

Ir. Tiendas Mangeka

Direktur
Director

Ir. Drs. Mahbub Iskandar

Direktur
Director

Beberapa kesimpulan maupun keputusan yang ditetapkan


melalui rapat gabungan Direksi dan Komisaris, mencakup
diantaranya:

Conclusion made and decision taken at joint meetings of


Board of Directors and Board of Commissioners covered:

Bidang Pengelolaan Perusahaan


Mengintensifkan program effisiensi produksi untuk
mempertahankan profit margin dan mengantisipasi
peningkatan penjualan batubara kalori lebih rendah.
Memonitor dan memastikan realisasi pembangunan
PLTU Tanjung Enim 3 x 10 MW untuk penggunaan sendiri
selesai tepat waktu.
Percepatan pengurusan izin pinjam pakai wilayah hutan
produksi agar PT BBK dapat beroperasi kembali.

Management
Intensifying production efficiency program to maintain
profit margin and to anticipate higher sales of lowcalorie coal.
Monitoring and ensuring the construction of Tanjung
Enim 3x10 MW TPP for the Companys own purpose was
completed on time.
Accelerating the process of obtaining permit to use
production forest area so that PT BBK could resume
operation.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 179

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Dewan Komisaris senantiasa mendapatkan akses atas informasi


dan kondisi Perseroan terkini secara tepat waktu dan lengkap.
Full and timely information on the Companys latest condition is accesible
to Board of Commissioners at all times.

Penetapan kebijakan harga floating sesuai pasar, pada


kontrak-kontrak penjualan sesuai ketentuan Menteri
ESDM.

Fixing market-based floating prices in sales contracts


pursuant to EMR Minister regulations.

Bidang Tata Kelola


Kesepakatan mengenai agenda RUPS dan tanggal
pelaksanaan RUPS.
Peningkatan intensitas kegiatan internalisasi panduan
GCG terbaru.
Peningkatan kegiatan dalam rangka persiapan
implementasi Kebijakan Pelaporan Pelanggaran.
Pemilihan tim perumus bagi pembentukan Tim
Pelaksana Pelaporan Pelanggaran.
Persetujuan besaran Dividen Interim tahun buku 2010,
sebesar Rp66,75 persaham dan dilaksanakan pada
bulan Desember 2010.

Governance
Agreeing upon the agenda and date of GMS.
Intensifying the internalization of the latest GCG Code.
Preparing the implementation of Whistle Blowing Policy.
Selecting steering committee members for the formation
of Whistle Blowing Policy Implementation Team.
Approving 2010 interim dividend of Rp66.75 per share to
be paid out in December 2010.

DEWAN KOMISARIS

BOARD OF COMMISSIONERS

Tugas utama Dewan Komisaris adalah melakukan


pengawasan secara umum atau khusus sesuai dengan
Anggaran Dasar serta memberikan nasihat atas kebijakan
Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perseroan. Dewan
Komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan
operasional yang merupakan tugas Direksi.

The primary duty of Board of Commissioners is to supervise


in a general and specific sense in accordance with the Articles
of Association and give counsel to the Board of Directors in
managing the Company. Board of Commissioners is not to
intervene in Board of Directors duty of making decisions over
operational matters.

Kinerja Komisaris dievaluasi secara berkala minimal setahun


sekali berdasarkan kriteria evaluasi kinerja yang diajukan oleh
Komite Nominasi dan Remunerasi kepada Dewan Komisaris.
Evaluasi Kinerja Komisaris dilakukan oleh Pemegang Saham
dalam RUPS. Hasil evaluasi kinerja Anggota Dewan Komisaris
akan digunakan oleh RUPS dalam memberikan remunerasi
serta sebagai salah satu indikator dalam pengangkatan
kembali dan pemberhentian Anggota Dewan Komisaris yang
bersangkutan.

The performance of Board of Commissioners is appraised


periodically, minimum annually, by GMS according to
performance appraisal criteria established by Nomination
and Remuneration Committee. The evaluation result will be
used as indicators by GMS in remunerating, appointing and
terminating members of Board of Commissioners.

KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS PERSEROAN SAAT INI ADALAH SEBAGAI BERIKUT:


THE CURRENT COMPOSITION OF BOARD OF COMMISSIONERS IS AS FOLLOWS

Komisaris Utama President Commissioner

Dr. Supriyadi

Komisaris Commissioner

Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc

Komisaris Commissioner

Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME

Komisaris Independen Independent Commissioner

Suranto Soemarsono, SE, MA

Komisaris Independen Independent Commissioner

Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ

180

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Untuk menjamin Independensi, Komisaris Independen Perseroan


tidak pernah memiliki hubungan usaha maupun hubungan afiliasi
dengan Perseroan.
To ensure independency, besides compliance with the law with respect
to their nomination, double function between Commissioners and
Directors is not warranted.
Independensi Komisaris Independen
Jumlah Komisaris Independen Perseroan adalah dua orang,
dari total 5 orang anggota komisaris, atau 40%, yang berarti
telah memenuhi peraturan perundangan yang berlaku.
Keputusan Bursa Efek Indonesia No. Kep-05/BEJ/07-2004
tentang Peraturan Nomor I-A Tentang Pencatatan Saham
Dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh
Perusahaan Tercatat, dimana setiap perusahaan publik harus
memiliki Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30%
dari jumlah seluruh anggota Dewan Komisaris

Independency of Independent Commissioner


Two of the Companys five Commissioners are Independent
Commissioners, representing 40% of the total members of
Board of Commissioners, in accordance with the requirements
of the law. Indonesia Stock Exchange Decision No. Kep-05/
BEJ/07-2004 regarding Regulation No. I-A on Share and
Equity Securities Listing by Listed Companies requires that
every public company have Independent Commissioners
representing at least 30% of total number of Commissioners.

Komisaris Independen Perseroan tidak pernah memiliki


hubungan usaha maupun hubungan afiliasi dengan Perseroan
dan tidak bekerja pada Pemerintah termasuk departemen,
lembaga non departemen dan kemiliteran dalam kurun waktu
3 (tiga) tahun terakhir. Komisaris Independen tidak memiliki
hubungan keluarga dengan seluruh anggota Direksi maupun
anggota Komisaris sampai derajat ketiga. Salah seorang
anggota Komisaris Independen memiliki latar belakang
pendidikan di bidang keuangan, untuk menjamin kompetensi
pengawasan bidang keuangan Perseroan. Adapun Komisaris
Independen kedua mempunyai latar belakang Pertambangan
Administrasi dan Hukum untuk menunjang tugas-tugas
Dewan Komisaris.

Independent Commissioners have no business association


or affiliation with the Company and do not work for any
of the state ministry, non-ministry or military within the
past three years. Nor do they have family relationship with
other members of Board of Commissioners or Board of
Directors down to the third level. One of the Independent
Commissioners has a financial education background and
competence to supervise the finances of the Company. The
second Independent Commissioner is knowledgable in mining
business, administration and law to support the work of Board
of Commissioners.

Dengan dipenuhinya seluruh syarat dasar tersebut Perseroan


meyakini anggota komisaris independen akan mampu
memberikan masukan dan pengawasan yang independen.

Having complied with all the basic requirements, the Company


believes the Independent Commissioners are capable of acting
independently in their counselling and supervising function.

Pemilihan Dewan Komisaris

Nomination of Board of Commissioners

Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS


melalui proses yang transparan. Proses pemilihan dilakukan
setiap 5 (lima) tahun sekali. Untuk menjamin profesionalisme
dan integritas calon komisaris, diselenggarakan fit and proper
test yang seksama. Proses fit and proper test dilakukan secara
terbuka, guna menjamin calon komisaris yang bersangkutan
bebas dari afiliasi maupun benturan kepentingan lainnya,
dan terpenuhinya kepentingan pemegang saham minoritas
secara wajar.

Members of Board of Commissioners are nominated and


terminated by GMS through a transparent process. Nomination
takes place once in every five years. To make sure of the
candidates professionalism and integrity, a thorough fit and
proper test is conducted openly, to see to it that the candidates
are free from any affiliation or conflict of interest, and that the
minority shareholders interests are honored.

Tugas dan Tanggung Jawab Komisaris

Duty and Responsibility of Board of Commissioners

Komisaris Perseroan memiliki tugas dan tanggung-jawab


utama yang meliputi:

The Board of Commissioners has the following primary task


and responsibility:

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 181

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan,


jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai
Perseroan maupun usaha Perseroan yang dilakukan
oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi.

Supervising the policy and function of managing the


Company by Board of Directors and giving counsel to the
Board of Directors.

Melakukan pengawasan dan memberi nasihat yang


diperlukan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka
Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Kerja dan
Anggaran Perseroan (RKAP) serta ketentuan anggaran
dasar Perseroan dan keputusan RUPS, serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku, untuk kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan.

Monitoring and directing the Board of Directors in


complying with Corporate Long Term Plan, Work
Program & Budget, provisions of Articles of Association,
resolutions of GMS, and the prevailing laws and
regulations, and in concert with the purpose and objective
of the Company.

Meneliti, menelaah dan menandatangani serta


memberikan persetujuan atau pengesahan terhadap
RKAP yang disiapkan Direksi, selambat-lambatnya 60
(enam puluh) hari sebelum dimulainya tahun anggaran.

Examining, reviewing, signing and approving or ratifying


Work Program & Budget prepared by Board of Directors,
no later than 60 (sixty) days prior to the beginning of new
accounting year.

Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan


tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani
laporan tahunan.

Examining and reviewing periodic and annual reports, and


signing annual reports prepared by Board of Directors.

Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas pengawasan


yang telah dilakukan kepada RUPS.

Submitting report on performance of its supervisory duty


to GMS.

Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas


pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,
Anggaran Dasar, dan keputusan RUPS.

Performing other supervising and counselling duties,


provided they are in keeping with the law, Articles of
Association and GMS resolutions.

Wewenang Dewan Komisaris


Dalam menjalankan tugas-tugas seperti tersebut di atas,
Dewan Komisaris memiliki wewenang diantaranya:

Authority of Board of Commissioners


In the discharge of its duty, the Board of Commissioners is
authorized to:

Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumendokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan
verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa
kekayaan Perseroan.
Meminta penjelasan dari Direksi atau pejabat lain
mengenai segala persoalan yang menyangkut
pengelolaan Perseroan
Mengetahui kebijakan dan tindakan yang telah dan akan
dijalankan Direksi serta meminta Direksi dan pejabat
lain di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi
untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris.
Memberhentikan sementara Anggota Direksi sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar.
Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam
keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar.
Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan
dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar.

Examine books, letters, and other papers, check and


verify cash and other commercial instruments, and other
property of the Company.
Request explanation from Board of Directors or other
officials concerning any and all matters concerning the
management of the Company.
Be informed of the policy and actions of Board of
Directors, request Board of Directors and other officials
under the Board of Directors and with the knowledge of
Board of Directors to attend Board of Commissioners
meetings.
Suspend members(s) of Board of Directors in accordance
with the Articles of Association.
Manage the Company under specific circumstances
for a certain period of time as ruled by the Articles of
Association.
Employ experts for certain purposes and for a certain
period of time in accordance with the Articles of
Association.

182

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Rapat Dewan Komisaris

Board of Commissioners Meeting

Proses pengawasan terhadap kegiatan operasional Perseroan


dilakukan melalui rapat-rapat, evaluasi laporan operasional
bulanan dan diskusi dengan komite-komite yang terkait
sesuai dengan masalah yang perlu mendapat perhatian.

Supervision of the Companys operations is done through


meetings, evaluation of monthly operating reports and
discussion with relevant committees according to the problems
to be attended to.

Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan dengan ketentuan,


diantaranya sebagai berikut:

Board of Commissioners meeting is held under the following


terms:

Rapat Dewan Komisaris sah dan berhak mengambil


keputusan yang mengikat hanya jika dihadiri sekurangkurangnya (setengah) dari jumlah Anggota Dewan
Komisaris atau diwakili dalam rapat tersebut.
Keputusan rapat Dewan Komisaris harus diambil
berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila hal
ini tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan
suara setuju lebih dari (setengah) dari jumlah suara
yang sah yang dikeluarkan dalam rapat. Setiap Anggota
Dewan Komisaris berhak mengeluarkan 1 (satu) suara.
Untuk pengambilan keputusan yang mengandung
benturan kepentingan, anggota Komisaris yang
memiliki benturan kepentingan (jika ada) dilarang
memberikan suara.
Salinan risalah rapat Dewan Komisaris, termasuk
dissenting opinion (jika ada) yang telah ditandatangani oleh seluruh peserta rapat yang hadir, wajib
segera didistribusikan kepada seluruh Anggota Dewan
Komisaris dan asli risalah dan daftar hadir rapat Dewan
Komisaris, disimpan oleh Sekretaris Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris memiliki kewenangan untuk
menanyakan tindak lanjut atas rekomendasi yang
disampaikan dari hasil rapat-rapat yang diselenggarakan
oleh Dewan Komisaris dan rapat gabungan Dewan
Komisaris-Direksi.

Board of Commissioners meeting is valid and authorized


to make binding decisions only if attended by at least one
half () of total members of Board of Commissioners or
their proxies.
Board of Commissioners meeting must make decisions
by deliberation to reach consensus. If no consensus is
reached, decisions are made by votes in favor of more
than one half () of total valid votes cast at the meeting.
Each member of Board of Commissioners is entitled
to cast one vote. When making decision over conflict
of interest transactions, any Commissioner who has
conflict of interest is not permitted to take part in the
decision making process.
Copies of minutes of Board of Commissioners meeting,
including dissenting opinion (if any), that have been
signed by all members present at the meeting, must
be immediately distributed to all members of Board of
Commissioners and the original copy of minutes and
attendance list are kept by the Secretary to Board of
Commissioners.
Board of Commissioners is authorized to question the
follow up of the recommendations made in the Board of
Commissioners meetings and joint meetings of Board of
Commissioners and Board of Directors.

Prosedur Penetapan dan Remunerasi Dewan


Komisaris

Determination of Board of Commissioners


Remuneration

Besaran remunerasi anggota Dewan Komisaris ditetapkan


setiap tahun dalam RUPS, didasarkan atas capaian kinerja
Dewan Komisaris seusai hasil analisa dan rekomendasi Komite
Nominasi dan Remunerasi. Untuk menyusun dasar penetapan
dan rekomendasi besaran remunerasi yang kredibel, KNR
selalu melibatkan konsultan independen. Dengan dukungan

The sum of Board of Commissioners remuneration is


determined annually at GMS, after taking into consideration
the Boards performance measured according to the analysis
and recommendation of Nomination and Remuneration
Committee. To fix a reasonable amount and make
recommendation, NR Committee seeks the advise of an

Sesuai dengan kewenangannya, Dewan Komisaris akan


mengawasi tindak lanjut atas pelaksanaan rekomendasi yang
telah diberikan.
In accordance with its authority, the Board of Commissioners will
supervise the follow up of its recommendations.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 183

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

database yang kuat dari survei pasar pada perusahaan sejenis


dan sekelas Perseroan dan mempetimbangkan arahan KNR,
konsultan independen menyusun beberapa faktor utama
dalam mengusulkan besaran remunerasi Komisaris.

independent consultant. With the back-up of a reliable


database, market survey in other companies of similar nature
and equal level, and NR Committee recommendation, the
independent consultant compile several major factors as a
reference in fixing the amount of remuneration.

Gambaran singkat prosedur penetapan Remunerasi Dewan


Komisaris dapat dilihat pada bagan berikut

The following graph shows the procedure of fixing Board of


Commissioners remuneration:

Komite Nominasi & Remunerasi


Nomination & Remuneration Committee
Meminta bantuan Konsultan independen menetapkan
dasar penentuan remunerasi
Consult independent consultant for fixing remuneration
formula

Konsultan Independen
Independent Consultant

Komite Nominasi & Remunerasi


Nomination & Remuneration Committee
Mengusulkan dasar dan besaran remunerasi
Recommending formula and amount of remuneration

Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Membahas usulan KNR dan mengusulkan besaran
remunerasi
Discuss NRC recommendation and propose amount of
remuneration

Rapat Umum Pemegang Saham


General Meeting of Shareholders
Membahas dan menetapkan besaran honor dan
tantiem anggota Dewan Komisaris
Discuss and resolve the amount of honorarium &
tantiem of Board of Commissioners

Honor dan Tantiem Dewan Komisaris


Honorarium and tantiem of Board
of Commissioners

Menetapkan dasar dan pertimbangan


remunerasi mencakup:
Per Men BUMN no. PER-02 dan 03/
MBU/2009 pasal 5
Hasil survey remunerasi
Keberhasilan memitigasi risiko
ketersediaan waktu
Kompetensi dan pengalaman
Fixing remuneration formula and
consideration:
SOE Minister Reg No. PER-02 & 03/
MBU/2009 article 5
Remuneration survey findings
Risk mitigation success
Time devoted
Competence & experience

184

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Besaran Remunerasi

Amount of Remuneration

Dewan Komisaris menerima remunerasi tetap dan tidak tetap


yang terdiri atas honorarium, asuransi, tantiem serta fasilitas
dan tunjangan lainnya. Remunerasi untuk Komisaris dapat
berbeda sesuai dengan tugas dan tanggung jawab setiap
Komisaris.

Board of Commissioners receives routine and incidental


remuneration consisting of honorarium, insurance, tantiem
and other facilities and allowances. Remuneration paid to
Commissioners may differ among them depending on their
respective duty and responsibility.

Sesuai hasil RUPS tertanggal 21 April 2010, Komisaris Utama


mendapat honorarium sebesar 50% dari gaji Direktur Utama,
yakni sebesar Rp50 juta per bulan. Anggota Dewan Komisaris
lainnya mendapat honorarium sebesar 40% dari gaji Direktur
Utama, yaitu sebesar Rp40 juta perbulan.

GMS held on 21 April 2010 decided that President


Commissioners honorarium was 50% of President Directorss
salary, i.e. Rp 50 million per month. Other Commissioners
received 40% of President Directors salary, i.e. Rp 40 million
per month.

Besaran remunerasi diusulkan oleh KNR, diputuskan dalam RUPS dan


dapat berbeda antara masing-masing anggota Dewan Komisaris dan
Direksi sesuai dengan beban tugas serta tanggung jawabnya.
Remuneration of Board of Commissioners is proposed by NR Committee and
resolved by GMS, and may differ among them depending on their respective
duty and responsibility.
Tunjangan yang diberikan oleh Perseroan kepada Komisaris
Utama dan anggota komisaris meliputi asuransi purnajabatan,
cuti, tunjangan hari raya, pengobatan, dan tunjangan PPh-21.

Remuneration package provided by the Company for Board of


Commissioners consists of retirement insurance, paid-leave,
holiday allowance, healthcare and income tax contribution.

Dengan jumlah Komisaris Utama adalah satu dan anggota


Komisaris ada 4 (empat) maka total remunerasi untuk Dewan
Komisaris yang dialokasikan oleh Perseroan pada tahun buku
2010 adalah sebesar Rp9,5 miliar. Pajak atas remunerasi
Dewan Komisaris menjadi tanggungan masing-masing
anggota Komisaris. Adapun gambaran total remunerasi
anggota Dewan Komisaris per tahun untuk tahun buku 2009
dan 2010 adalah sebagai berikut.

With one President Commissioner and four Commissioners,


total remuneration for Board of Commissioners allocated
for 2010 totalled Rp 9.5 billion. Taxes will be borne by each
Commissioner individually. Total remuneration for 2009 and
2010 is given below:

2009

ORANG

HONOR (Rp)

TUNJANGAN (Rp)
ALLOWANCE

TANTIEM (Rp)

Komisaris Utama

600.000.000

379.451.740

836.359.635

Komisaris

1.920.000.000

1.236.368.154

2.955.137.377

6.111.505.531 Commissioner

Jumlah Komisaris

2.520.000.000

1.615.819.894

3.791.497.012

7.927.316.906 Total Commissioner

ORANG

HONOR (Rp)

TUNJANGAN (Rp)
ALLOWANCE

TANTIEM (Rp)

Komisaris Utama

600.000.000

395.594.600

1.269.230.769

2.264.825.369 President Commissioner

Komisaris

1.920.000.000

1.270.964.339

4.061.538.462

7.252.502.801 Commissioner

Jumlah Komisaris

2.520.000.000

1.666.558.939

5.330.769.231

9.517.328.170 Total Commissioner

URAIAN

PERSON

HONORARIUM

TOTAL (Rp) DESCRIPTION


1.815.811.375 President Commissioner

2010

URAIAN

PERSON

HONORARIUM

Catatan :
- Semua remunerasi tersebut belum termasuk pajak
- Periode 1 Januari - 29 Mei 2008 jumlah Komisaris 6 orang termasuk 1 orang Komisaris utama
- Periode 30 Mei 2008 s/d 31 Desember 2010 jumlah Komisaris 5 orang termasuk 1 orang Komisaris utama
Note:
- All remuneration is subject to tax
- 1 Jan 29 May 2008 total Commissioners was six including one President Commissioner
- 30 May 2008 31 Dec 2010 total Commissioners was five including one President Commissioner

TOTAL (Rp) DESCRIPTION

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 185

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris

Performance of Board of Commissioners Duty

Selama tahun 2010 Dewan Komisaris menyelenggarakan


total 35 pertemuan, terdiri atas 21 kali pertemuan internal DK
dan 14 kali rapat gabungan dengan Direksi, dengan tingkat
kehadiran masing-masing sebagai berikut.

In 2010 Board of Commissioners held 35 meetings, which were


21 internal Commissioners meetings and 14 joint meetings
with the Directors, with the following attendance rate:

JUMLAH RAPAT

NAMA

JABATAN

Dr. Supriyadi

Komisaris Utama President Commissioner

Ir. Umiyatun Hayati Triastuti MSc


Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME

NO. OF MEETING
(A)

KEHADIRAN
ATTENDANCE
(B)

(B:A)

21

21

100

Komisaris Commissioner

21

20

95

Komisaris Commissioner

21

20

95

Suranto Soemarsono, SE, MA

Komisaris Independen Independent Commissioner

21

21

100

Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ

Komisaris Independen Independent Commissioner

21

21

100

NAME

POSITION

Sepanjang tahun 2010 selain memberikan nasihat dan


arahan dalam bentuk surat-menyurat kepada Direksi,
Dewan Komisaris memberikan pandangan serta berbagai
rekomendasi mencakup pengelolaan operasional maupun
hal-hal lain sesuai tugas dan kewajibannya sebagaimana
diuraikan sebagai berikut:

Throughout 2010 besides giving advice and direction to the


Board of Directors, the Board of Commissioners also offered
their views and recommendations in various areas of the
Companys operations and other matters according to their
job and responsibility as described below:

Rekomendasi Dewan Komisaris

Board of Commissioners Recommendation

Bidang Keuangan
Pada rapat-rapat Dewan Komisaris dengan Direksi,
kepada Direksi diminta untuk lebih memperhatikan
investasinya di anak-anak perusahaan mengingat kinerja
anak perusahaan yang kurang baik pada tahun 2010 ini.
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, khususnya
dalam perolehan tingkat laba, Direksi diminta
memfokuskan upaya perbaikan dan peningkatan kinerja
perusahaan .
Direksi diingatkan untuk menjaga arus kas Perseroan
agar senantiasa dalam posisi yang baik, dan melakukan
penempatan dana pada instrument keuangan yang baik
dan aman bagi Perseroan.

Finance
Board of Directors was requested to pay special attention
to subsidiaries considering the latters mediocre
performance in 2010.
To step up profitability, Board of Directors was advised
to focus on improving the Companys business
performance.
Board of Directors was reminded to maintain a good
cash position and to make fund placement in safe and
promising instruments.

Produksi

Production

Terkait dengan pencapaian produksi, Dewan Komisaris


meminta agar produksi batubara Perseroan terus
ditingkatkan sesuai dengan target yang telah ditetapkan
dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
2010.
Mengingat peningkatan daya angkut kereta api dari jalur
eksisting pada tahun 2010 masih rendah (hanya naik 3%)
Direksi diminta agar menjalin komunikasi lebih intensif
dengan PT KAI, agar peningkatan daya angkut kereta
api di tahun-tahun mendatang lebih substansial, sesuai
kesepakatan dalam Coal Transportation Agreement
(CTA).
Terkait dengan peningkatan produksi, Direksi diminta
mempersiapkan SDM Perseroan agar memiliki
kemampuan kerja yang terus meningkat diiringi dengan
komposisi biaya per ton yang lebih baik dari dibandingkan
dengan mitra kontraktor penambangan.

Board of Directors was advised to promote coal


production to the level targetted in 2010 Work Program
and Budget.
Considering the 2010 small increase (3%) of existing
railway loading capacity, Board of Directors had to
communicate more intensively with PT Kereta Api
Indonesia (PT KAI) to allow bigger increase in accordance
with Coal Transportation Agreement (CTA).
To step up production, Board of Directors was requested
to upgrade the personnels competence to reach a
better composition of cost per ton than other mining
contractors.

186

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Dewan Komisaris merekomendasikan agar program


efisiensi dalam kegiatan produksi dilanjutkannya
dan ditingkatkannya penerapan program efisiensi
dalam kegiatan produksi agar memberikan hasil akhir
meningkatnya sehingga kinerja Perseroan yang menjadi
semakin baik di masa mendatang.
Dalam pengembangan prasarana produksi Perseroan,
Dewan Komisaris merekomendasikan dilakukannya
studi kelayakan pada proyek-proyek pengembangan
prasarana produksi Perseroan, meliputi aspek teknis,
ekonomis, dan lingkungan yang memenuhi syarat
kelayakan, mendapatkan izin dari instansi terkait
sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Termasuk
dalam hal ini antara lain adalah pengembangan sarana
pelabuhan Tarahan yang membutuhkan biaya investasi
cukup besar.
Dalam merencanakan produksi, Direksi diminta untuk
lebih memperhatikan upaya penyelarasan masukan dari
aktivitas pemasaran dan produksi sehingga dapat mulai
dan dapat memonitor pergerakan persediaan batubara
melalui sistem IT terintegrasi.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

It was recommended that production efficiency be


enhanced to support improved overall performance of
the Company.
In developing production infrastructure, Board of
Commissioners recommended that a feasibility
study be conducted covering technical, economic and
environmental aspects, with the authorities permits,
especially the development of Tarahan port facility that
required a substantial investment.
In production planning, Board of Directors was advised
to heed the input from marketing unit and monitor coal
supply using the integrated IT system to ensure a well
managed supply and market penetration.

Pemasaran

Marketing

Direksi diminta lebih meningkatkan kegiatan pemasaran


dan perluasan target market, baik untuk pasar dalam
negeri maupun luar negeri.
Dewan Komisaris mendukung dapat memahami strategi
pemasaran yang mengedepankan pelaksanaan kontrak
jangka panjang, namun juga tetap mengingatkan agar
dalam kontrak penjualan tersebut, dicantumkan klausul
peninjauan harga jual secara periodik dengan acuan
harga sesuai praktik yang lazim dan sesuai peraturan
perundangan.

Board of Directors was requested to boost marketing and


expand target market, especially export market.
Board of Commissioners supported a marketing strategy
that prioritized long-term sales contracts. It is suggested
to insert a clause on periodic review of selling price in
accordance with common practice and the law.

Pengelolaan Risiko

Risk Management

Sesuai amanat RUPS, Dewan Komisaris memandang


perlunya dilakukan audit Kinerja pada seluruh anak
perusahaan dan proyek kerjasama dengan membentuk

Corrective Action Committee (CAC). Hal ini akan dibahas


lebih lanjut dengan Direksi dalam forum rapat gabungan.
CAC diharuskan memberikan laporan secara berkala.
Dewan Komisaris, telah menetapkan batasan besaran
investasi dalam rangka kerjasama operasi yang harus
mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris adalah
sebesar US$1 juta.
Dewan Komisaris juga meminta Direksi memberitahukan
mekanisme pengadaan barang dan jasa yang bersifat
substansial (bukan bersifat rutin). Jika nilainya
substansial, sesuai dengan mekanisme dimaksud harus
mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris.

In line with GMS recommendation, Board of


Commissioners saw the need to install Corrective
Action Committee (CAC) to audit the performance of
all subsidiaries and joint venture projects. This will be
discussed further at joint meetings and CAC is expected
to report periodically.
Board of Commissioners has determined the size of
investment in joint operations requiring Commissioners
approval to be US$ 1 million.
Board of Directors was asked to report the mechanism
of non-routine goods and services procurement. If the
value is substantial, Board of Directors should seek
Board of Commissioners approval.

Sumber Daya Manusia

Human Resource

Dewan Komisaris merekomendasikan penyusunan RJPP


untuk pengembangan SDM Perseroan yang selaras
dengan penerapan RJPP pengembangan Perseroan.

Board of Commissioners recommended the write-up


of Corporate Long Term Plan and that human resource
development be adjusted to this long term plan.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 187

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Dewan Komisaris mengingatkan Direksi untuk


memberikan perhatian lebih pada penyusunan grand
design dan strategi pengembangan SDM, terutama
penyusunan kerangka kebijakan pensiun, program
rekrutmen dan outsorcing pegawai yang harus jelas dan
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Board of Commissioners reminded Board of Directors to


devise a human resource grand design and development
strategy, particularly in terms of pension plan,
recruitment and outsourcing policy, which should be
clear and compliant with the law.

Pengembangan Usaha

Business Development

Dewan Komisaris menyetujui investasi PLTU Peranap


2 x 10 MW yang dalam pelaksanaannya agar tetap
memperhatikan upaya-upaya yang terintegrasi, selain
itu terkait dengan harga jual listrik dapat ditetapkan
secara paralel dan biaya investasi maksimum sesuai
dengan owner estimate (OE) sehingga kelayakannya
secara finansial dan hukum tetap terjamin.
Untuk pengembangan produk baru, Dewan Komisaris
meminta Direksi untuk mencermati perlu tidaknya
melakukan studi kelayakan coal gasification mengingat
keandalan teknologinya belum terjamin. Begitu juga
dengan studi kelayakan kokas, karena masih diperlukan
beberapa studi untuk memastikan kecocokan batubara
PTBA untuk dapat dijadikan kokas.
Sehubungan dengan keikutsertaan perseroan dalam
beberapa proses tender IPP, seperti di Riau, Madura dan
Sumatera Selatan, Dewan Komisaris merekomendasikan
dalam pelaksanaannya mengikuti kaidah-kaidah
bisnis yang berlaku dan selanjutnya agar melakukan
evaluasi yang lebih komprehensif. Selain itu disarankan
juga perusahaan membuat penilaian terhadap mitra
kerjasama secara komprehensif guna memperoleh
mitra strategis yang baik.
Sehubungan dengan relatif besarnya nilai investasi yang
akan dikeluarkan, kepersertaan Perseroan dalam tender
IPP harus disertai dengan persetujuan Dewan Komisaris
terlebih dahulu.
Sehubungan dengan rencana kerjasama Proyek
Tanjung Api-Api, Dewan Komisaris meminta Direksi
agar melakukan kajian komprehensif atas kerjasama
investasi ataupun keterlibatan PTBA yang akan diajukan
sesuai dengan prinsip good corporate governance serta

Board of Commissioners agreed to invest in Peranap


Thermal Power Plant (TPP) 2 x 10 MW. Electricity selling
price should be parallel to maximum investment cost
according to owner estimate (OE) to ensure financial
feasibility and regulatory compliance.
With regard to new product development, Board
of Commissioners requested Board of Directors to
reconsider its plan to conduct a feasibility study for Coal
Gasification considering the reliability of the technology
is not proven yet. Also, the feasibility study for coke
production, as further studies would be necessary to
discover if the Companys coal is suitable to be processed
into coke.
In connection with the Companys participation in
several tenders for Independent Power Plant, such
as IPP in Riau, Madura and South Sumatra, Board of
Commissioners recommended that common business
practices be observed, more comprehensive studies be
made, and business partners be carefully selected to
have good strategic partners.
Considering the relatively massive investment involved,
the Companys participation in IPP tender should first be
approved by Board of Commissioners.
Board of Commissioners requested Board of Directors
to make a more in-depth study of the Tanjung Api-Api
joint project, in keeping with good corporate governance
principles and the legislations.
Board of Commissioners asked Board of Directors to
closely follow up PT KAIs commitment to increase
railway loading capacity. Loading volume should be
included in writing up Work Program and Budget.

peraturan perundangan yang berlaku.


Dewan Komisaris juga meminta agar Direksi betulbetul memperhatikan komitmen peningkatan angkutan
batubara dengan kereta dari PT KAI. Kemampuan
volume angkut PT KAI harus benar-benar diperhatikan
dalam penyusunan RKAP.

Kinerja dan Pengelolaan Anak Perusahaan

Performance and Management of Subsidiaries

Dewan Komisaris menilai bahwa kinerja anak-anak


perusahaan dan unit usaha PT BA harus ditingkatkan dan
merekomendasikan kepada Direksi agar untuk masingmasing anak usaha dilakukan langkah penanganan
spesifik, yaitu:
- Restrukturisasi usaha PT BAP.
- Melakukan monitoring kinerja PT IPC secara lebih
ketat mengingat kinerjanya yang tidak sesuai dengan
rencana yang ditetapkan semula.

Board of Commissioners was of the opinion that the


performance of subsidiaries could be enhanced.
Therefore, Board of Commissioners made the following
recommendation to Board of Directors:
-- Restructure PT BAP.
-- Monitor IPC more closely as its performance was not
in concert with what was originally planned.

188

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

- Pengambilan keputusan yang lebih tegas atas status


UP Ombilin, mengingat realisasi dan rencana produksi
yang rendah dan akumulasi kerugian operasional
yang terus terjadi.
- Restrukturisasi menyeluruh atas Unit Pengusahaan
Briket, termasuk pelaksanaan opsi pelepasan cabang
unit usaha yang prospeknya kurang bagus dan
mengalami kerugian terus-menerus.

-- Make a more adamant decision on the status of


Ombilin Mining Unit, considering its production
output was low and operating loss continued to
accumulate.
-- Conduct an overall restructuring of Briquette
Business Unit (BU), and exercising the option of
releasing less potential and continuously losing
business units.

Tata Kelola

Governance

Dewan Komisaris meminta peninjauan kembali SK


Direksi No. 002/Int-0100/PG.04/2010 tentang Ketentuan
Fasilitas/Tunjangan Direksi dan Komisaris PTBA
yang masih kurang tepat. Dalam hal ini, harus juga
berpedoman pada Permen BUMN No. 2/MBU/2009
tanggal 2009.
Dewan Komisaris mendukung pengkajian dan
penyusunan Board Manual terbaru yang disusun

dengan bantuan konsultan. Namun sebelum peresmian


dan penanda-tanganan, draft terkait terlebih dahulu

disampaikan dan dibahas bersama antara Dewan


Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris memberikan
catatan perlu adanya keseimbangan antara hak dan
kewajiban Dekom dengan Direksi dalam Board Manual
tersebut.
Dalam rangka penguatan penerapan praktek GCG Dewan
Komisaris melakukan pergantian anggota Komite Risiko
Usaha, membentuk Komite GCG tersendiri, yang terpisah
dari Komite Nominasi dan Remunerasi, terhitung sejak
tanggal 1 Agustus 2010. Selain itu, untuk memperkuat
pengembangan dan pengelolaan SDM, Dewan
Komisaris memperkuat susunan Konarba dan merubah
namanya menjadi Komite Nominasi, Remunerasi dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia, atau Konarba
dan PSDM.

Board of Commissioners requested that Board of


Directors Decision No. 002/Int-0100/PG.04/2010 on
Facilities/Allowances of Board of Directors and Board
of Commissioners be reviewed as it is considered
inappropriate. SOE Minister Regulation No. 2/MBU/2009
of 2009 should be observed.
Board of Commissioners endorsed the newly revised
Board Manual with the help of a consultant. Prior
to signing and enacting the Manual, the draft will be
deliberated by Board of Commissioners and Board of
Directors. Board of Commissioners noted there should
be equilibrium between Board of Commissioners and
Board of Directors in terms of duty and responsibility in
Board Manual.
To reinforce the implementation of GCG practice, Board
of Commissioners replaced members of Business Risk
Committee, established GCG Committee apart from
Nomination and Remuneration Committee starting from
1 August 2010. For the purpose of supporting human
resource management and development, Nomination
and Remuneration Committee was reinforced and
converted into Nomination, Remuneration and Human
Resource Development Committee.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Corporate Social Responsibility

Dalam menyusun dan melaksanakan program tanggung


jawab sosial, Direksi diminta memperhatikan kebutuhan
serta melibatkan masyarakat sekitar, sehingga dampak
pelaksanaan program PKBL menjadi optimal.

In formulating and implementing corporate social


responsibility program, Board of Directors should involve
the local community and consider their nneds, so that
Partnership and Community Development Program may
achieve optimum results.

Lain-lain

Others

Sehubungan dengan rencana pengalihan aset Perseroan


di Palembang kepada PDAM, Dewan Komisaris
memandang perlu dilakukannya kajian dari segi hukum.
Dewan Komisaris berpendapat agar pengalihan aset
sesuai dengan masa berlaku perjanjian dengan PDAM
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sehubungan dengan pelaksanaan audit kinerja atas
anak perusahaan dan proyek kerjasama, sebagaimana
diamanatkan oleh RUPS, Dewan Komisaris telah
membentuk Corrective Action Committee (CAC), diketuai
anggota Direksi. CAC telah melaksanakan tugasnya

In connection with the planned assignment of the


Companys assets in Palembang to PDAM (Regional
Water Company), Board of Commissioners deemed
it necessary to study the case from legal point of view.
Assignment of asset should be in line with the term of
agreement entered into with PDAM.
To conduct performance audit on subsidiaries and
joint venture projects, as advised by GMS, Board of
Commissioners set up Corrective Action Committee
(CAC) headed by a Director. CAC works under and reports
to Board of Commissioners.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 189

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Pelatihan olahraga bulutangkis, salah satu program binaan Perseroan bagi lingkungan sekitar
Badminton training, one of the Company development program activities for the surrounding community

dengan pengawasan dan arahan Dewan Komisaris


dan saat ini CAC telah diminta laporannya oleh Dewan
Komisaris.
Dewan Komisaris menyetujui RKAP 2011 dengan
beberapa catatan.
Dewan Komisaris terlibat aktif dalam merumuskan
agenda,
mempersiapkan
dan
mensukseskan
pelaksanaan RUPS yang diselenggarakan pada 21 April
2010.
Dewan Komisaris juga telah melakukan pembenahan
mekanisme Tata Laksana Surat dan Kearsipan (TLSK),
dengan bantuan konsultan.
Dewan Komisaris berpendapat bahwa Perseroan tidak
memiliki kewajiban apapun atas pengaduan Masyarakat
Adat Taka Paser, Batu Kajang. Persoalan tersebut adalah
persoalan Pemerintah, sesuai dengan Keppres Nomor
75 Tahun 1996 tentang Ketentuan Pokok Perjanjian
Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara: pada
pasal 9 ayat (2).

Board of Commissioners approved the 2011 Work


Program and Budget with a few notes.
Board of Commissioners was actively involved in
compiling agenda, preparing and organizing 2010 GMS
that was held on 21 April 2010.
Board of Commissioners reorganized the correspondence
and filing sysem with the aid of a consultant.
Board of Commissioners believes that the Company is
not accountable to handle the complaints of Taka Paser
Community, Batu Kajang, this being the Governments
problem as stipulated by Presidential Decree No. 75/1996
on Basic Provision of Coal Mining Agreement article 9
clause (2).

DIREKSI

BOARD OF DIRECTORS

Direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial


dalam mengelola Perseroan agar seluruh sumber daya
berfungsi secara maksimal, profitabilitas operasional
meningkat dengan hasil akhir naiknya nilai Perseroan
secara berkesinambungan. Masing-masing anggota Direksi
melaksanakan tugas dan mengambi keputusan sesuai dengan
pembagian tugas dan wewenangnya, namun pelaksanaan
tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan
tanggung jawab bersama.

Board of Directors is collectively in charge of and responsible


for managing the Company to ensure all resources are
employed to the maximum, profitability is increased and
corporate value is enhanced. Board of Directors members
perform and make decisions according to their respective duty
and authority but the performance of each member remains
the Boards collective responsibility.

Masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama


memiliki kedudukan setara dengan tugas Direktur Utama
adalah mengkordinasikan kegiatan seluruh kegiatan anggota
Direksi. Anggota Direksi dipilih dan diangkat melalui RUPS,
untuk masa jabatan 5 tahun. Untuk memastikan integritas dan
profesionalitas di bidangnya, seluruh calon Direksi menjalani

Members of Board of Directors including President Director


are on an equal footing. The duty of President Director is
coordinating all members in the performance of their duty.
Members are elected and nominated by GMS for a term
of five years. To ensure they have the approriate integrity
and qualification for their respective fields, all candidates
must take fit and proper tests openly. The current Board
of Directors is composed of one President Director and five
Directors as follows:

fit and proper test secara terbuka. Komposisi Direksi saat


ini terdiri atas seorang Direktur Utama dan 5 (lima) orang
Direktur dengan susunan sebagai berikut:

190

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Komposisi Direksi Perseroan saat ini adalah sebagai berikut:


The current Board of Directors is composed of one President Director and five Directors as follows:
Direktur Utama President Director

Ir. Sukrisno

Direktur Keuangan Finance Director

Dono Boestami, MSc

Direktur Operasi/Produksi Operations/Production Director

Ir. Milawarma, M.Eng

Direktur Pengembangan Usaha Business Development Director

Ir. Heri Supriyanto

Direktur Niaga Commerce Director

Ir. Tiendas Mangeka

Direktur SDM & Umum HR & General Affairs Director

Ir. Drs. Mahbub Iskandar

Independensi Direksi

Independency of Board of Directors

Komposisi Direksi Perseroan ditetapkan dengan seksama


agar senantiasa dapat melakukan pengambilan keputusan
secara cepat, tepat, efektif, responsif pada setiap kondisi
operasional dan mempertimbangkan segala risiko dan
situasi secara independen. Sikap dan tindakan independen
mengandung arti tidak ada kepentingan ataupun benturan
kepentingan yang mungkin dapat mengganggu kemampuan
setiap anggota Direksi untuk melaksanakan tugasnya secara
mendiri dan memikirkan setiap langkah secara kritis.

Composition of Board of Directors is carefully set up to ensure


timely, correct, effective, responsive decisions are taken
in any situation, and the risks and conditions are weighed
independently. Independent attitude and action suggest there
is no conflict of interest that may interfere with the Directors
ability to act independently and be critical in considering every
step they take.

Direksi Perseroan menjalan tugas secara independen


juga berarti tidak ada campur tangan pihak manapun yang
mempengaruhi pertimbangan operasional Direksi yang
bertentangan dengan peraturan perundangan dan Anggaran
Dasar PTBA. Untuk menjaga independensi tersebut, Antar
seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris tidak
ada hubungan kekeluargaan hingga tingkat ke tiga, baik
secara garis lurus maupun kesamping.

The independent stance of Board of Directors means there is


no outside intervention that may influence their judgement
as required by the law and Articles of Association.Performing
independently means there is no outside intervention
influencing the Boards judgement that may sway them
from the law and Articles of Association. To maintain their
independency Board of Commissioners and Board of Directors
have no family relationship down to the third level, vertically as
well as horizontally.

Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Duty and Responsibility of Board of Directors

Tugas dan tanggung jawab utama Direksi adalah mengelola


Perseroan demi mencapai tujuan pendirian perusahaan
dengan efektif, efisien dan memberikan nilai optimal kepada
para pemangku kepentingan. Rincian tugas dan tanggung
jawab Direksi meliputi:

The duty and responsibility of Board of Directors are


managing the Company to achieve the main objective of the
Company in an effetive and efficient manner to maximize
stakeholders return. The duty and responsibility include
the following activities:

Menyusun visi, misi dan nilai-nilai perusahaan, program


jangka pendek maupun panjang, mengendalikan
sumber daya secara efektif dan efisien, memperhatikan
kepentingan minority shareholder secara wajar dan
memiliki tata kerja dan pedoman kerja (charter) yang
jelas.
Menyiapkan pada waktunya RKAP dan perubahannya
kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan
pengesahan pada rapat Dewan Komisaris selambatlambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum tahun anggaran
dimulai.
Menyusun dan melaksanakan manajemen risiko yang
mencakup seluruh aspek operasional Perseroan.

Formulation of corporate vision, mission and values, short


and long term programs, managing resources effectively
and efficiently, caring for minority shareholders fair
interest and possessing clear work system and work
charter.
Timely preparation of Work Program and Budget and its
revisions for Board of Commissioners approval in Board
of Commissioners meeting no later than 60 days before
the beginning of new accounting year.
Write-up and implementation of risk management
covering all aspects of the Companys operations.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 191

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Menyusun satuan pengendalian internal, memastikan


kelancaran komunikasi internal atau antar bagian
dan eksternal dengan pemangku kepentingan serta
menyusun dan melaksanakan kegiatan tanggung jawab
sosial perusahaan.
Memberikan penjelasan tentang segala hal yang
ditanyakan atau yang diminta Anggota Dewan
Komisaris.
Membuat laporan tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban atas kepengurusan Perseroan, lengkap dengan
seluruh dokumen-dokumen yang menyertai-nya
termasuk dokumen keuangan Perseroan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang tentang dokumen
Perusahaan.

Formation of internal audit unit, ensuring smooth internal


or inter-departmental and external communication with
stakeholders, as well as write-up and implementation of
corporate social responsibility program.
Explanation of anything questioned or requested by
members of Board of Commissioners.
Writing annual report that serves as accountability
report of their performance in managing the Company,
accompanied by all supporting documents including
financial reports as set forth in the Law concerning
Corporate Documents.

Sedangkan tugas dan tanggung jawab masing-masing


Direktur secara spesifik adalah sebagai berikut:

While the duty and responsibility of each Director specifically


are as follows:

Direktur Utama

President Director

Bertugas untuk mengkordinir anggota Direksi lainnya,


agar seluruh kegiatan berjalan sesuai visi, misi, sasaran
usaha, strategi, kebijakan dan program kerja yang
ditetapkan.
Bertanggung jawab untuk menyelaraskan seluruh
inisiatif internal Perseroan dan memastikan terjadinya
peningkatan
kemampuan
bersaing
Perseroan,
mengkordinasikan tugas operasional di bidang audit
internal, komunikasi, memastikan kepatuhan terhadap
hukum dan regulasi serta mengkordinir manajemen
risiko dan pengembangan perusahaan.
Mengarahkan, mengembangkan dan menetapkan
strategi pengelolaan Perseroan secara menyeluruh.
Menyiapkan Rencana Jangka Panjang (RJP) yang
ditandatangani bersama dengan Komisaris untuk
disahkan RUPS. Menyiapkan Rencana Kerja Anggaran
Perusahaan yang merupakan penjabaran tahunan dari
Rencana Jangka Panjang.
Menyiapkan kebijakan umum Sistem Pengendalian
Internal dan mengambil langkah-langkah yang
diperlukan atas laporan hasil pemeriksaan yang dibuat
oleh Satuan Pengawasan Internal.

Coordinating all other members of Board of Directors,


in order that all activities are in line with the Companys
vision, mission, business target, strategy, policy and
work program.
Aligning all internal initiatives of the Company and
ascertaining the Companys improved competitiveness,
coordinating all functions of internal audit,
communication, ensuring compliance with the laws
and regulations and coordinating risk management and
business development.
Directing, developing and devising overall management
strategy.
Writing up Long Term Plan to be signed jointly with
Commissioners and ratified by GMS. Preparing Work
Program & Budget being the annual elaboration of Long
Term Plan.
Setting general policy of Internal Control System and
taking further action in response to audit findings
reported by Internal Audit Unit.

Direktur Keuangan

Finance Director

Bertanggung
jawab
untuk
mengkordinasikan,
mengendalikan dan mengevaluasi tugas operasional
di bidang keuangan, anggaran, akuntansi, sekaligus
memastikan penyediaan pendanaan bagi pengembangan
perusahaan.
Bertanggung jawab dalam meningkatkan nilai
Perseroan (corporate value) melalui pengelolaan dana
dan manajemen risiko.
Melakukan pembinaan terhadap Satuan Kerja Akuntansi
dan Anggaran, Perbendaharaan dan Pendanaan serta
Teknologi Informasi.

Coordinating, controlling and evaluating the work of the


Finance, Budget and Accounting Divisions, at the same
time securing funds required for business development.
Promoting corporate value through fund management
and risk management.
Providing guidance to Accounting, Budget, Treasury,
Funding and Information Technology Work Units.

192

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Direktur Operasi / Produksi

Operations/Production Director

Bertanggung
jawab
untuk
mengkordinasikan,
mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas operasional bidang penambangan batubara,
bidang teknik, keselamatan kerja, lingkungan serta
mengembangkan program efisiensi proses penambangan
maupun produksi secara berkelanjutan.
Melakukan pembinaan terhadap Satuan Kerja Analisis
Evaluasi Optimasi Produksi serta Penanganan dan
Angkutan Batubara.
Melakukan pembinaan unit-unit operasional yang terdiri
dari Unit Pertambangan Tanjung Enim, Unit Pelabuhan
Tarahan, Unit Dermaga Kertapati dan Unit Pertambangan
Ombilin.

Coordinating, controlling and evaluating the work of


Coal Mining, Engineering, Work Safety, Environment
Units, and developing mining and production efficiency
program.
Providing guidance to Production Optimization Evaluation
Analysis Work Unit and Coal Handling and Transporting
Work Unit.
Developing operating units which are Tanjung Enim
Mining Unit, Tarahan Port Unit, Kertapati Pier Unit and
Ombilin Mining Unit.

Direktur Pengembangan Usaha

Business Development Director

Bertanggung jawab atas tumbuh dan berkembangnya


usaha Perseroan secara berkelanjutan serta
meningkatnya daya saing produk dalam jangka panjang.
Bertanggung-jawab untuk melakukan pembinaan
terhadap Satuan Kerja Perencanaan Korporat dan
Pengembangan.

Responsible for the sustainable growth and development


of the Companys business and improved product long
term competitiveness.
Responsible for nurturing Corporate Planning and
Developemt Work Unit.

Direktur Niaga

Commerce Director

Bertanggung jawab atas tumbuh dan berkembangnya


usaha Perseroan secara berkelanjutan serta
meningkatnya daya saing produk dalam jangka panjang.
Bertanggung jawab atas bidang penjualan, distribusi
dan transportasi serta pengembangan pemasaran,
pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan, efisiensi
pengelolaan persediaan batubara dan angkutan,
serta transaksi pembelian barang yang optimal bagi
perusahaan.
Bertanggung jawab atas pengembangan dan perluasan
pemasaran produk Perseroan termasuk melakukan
upaya profitisasi unit-unit bisnis.
Melakukan pembinaan terhadap Satuan - satuan Kerja
Pemasaran Batubara dan Logistik.
Melakukan pembinaan terhadap Unit Pengusahaan
Briket.

Responsible for the sustainable growth and development


of the Companys business and improved product long
term competitiveness.
Responsible for Sales, Distribution and Transportation
Units, and marketing development, income growth,
efficiency of coal supply management and transportation,
as well as optimum purchase of goods.
Responsible for the development and expansion of
product marketing and for maximizing the profitability of
business units.
Fostering Coal Marketing and Logistics Work Units.
Nurturing Briquette Business Unit.

Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum

Human Resource and General Affairs Director

Bertanggung jawab atas tumbuh dan berkembangnya


usaha Perseroan secara berkelanjutan serta
meningkatnya daya saing produk dalam jangka panjang.
Bertanggung jawab atas bidang penjualan, distribusi
dan transportasi serta pengembangan pemasaran,
pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan, efisiensi
pengelolaan persediaan batubara dan angkutan,
serta transaksi pembelian barang yang optimal bagi
perusahaan.
Bertanggung jawab untuk mengembangkan dan
memperluas pemasaran produk Perseroan termasuk
melakukan upaya profitisasi unit-unit bisnis.

Responsible for the sustainable growth and development


of the Companys business and improved product long
term competitiveness.
Responsible for Sales, Distribution and Transportation
Units, and marketing development, income growth,
efficiency of coal supply management and transportation,
as well as optimum purchase of goods.
Responsible for the development and expansion of
product marketing and for maximizing the profitability of
business units.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 193

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Petugas Dinas Harian (PDH) PTBA, sedang melakukan kegiatan operasional di Tambang Air Laya, Tanjung Enim
PTBA day-shift officer at work in Tambang Air Laya, Tanjung Enim

Prosedur Penetapan dan Remunerasi Direksi

Determination of Board of Directors Remuneration

Perseroan menetapkan besaran remunerasi anggota Direksi


berdasarkan keseimbangan antara tugas dan tanggungjawab serta kinerja. Prosedur ringkas penetapan remunerasi
Direksi adalah sebagai berikut:

The Company determines the amount of Board of Directors


remuneration commensurate with their duty, responsibility
and performance. Brief procedure of fixing Board of Directors
remuneration is as follows:

Komite Remunerasi dan Nominasi meminta konsultan


independen melakukan kajian remunerasi bagi anggota
Direksi.
Konsultan Independen, menyusun kriteria dasar
penetapan honorarium, melakukan survey remunerasi
pada industri sejenis, menyusun rekomendasi usulan
remunerasi lengkap dengan dasar pertimbangannya.
Komite Remunerasi dan Nominasi menyusun
rekomendasi remunerasi bagi anggota Direksi, lengkap
dengan dasar pertimbangannya, kepada Dewan
Komisaris.
Dewan Komisaris membahas usulan Komite Remunerasi
dan Nominasi, menetapkan beberapa usulan termasuk
dasar pertimbangan, untuk diputuskan pada RUPS.
RUPS menetapkan remunerasi bagi anggota Direksi.
RUPS melimpahkan wewenang kepada Dewan Komisaris
untuk melaksanakan keputusan mengenai fasilitas dan/
atau tunjangan anggota Direksi.

NR Committee consults an independent consultant for


making remuneration analysis.
Independent consultant works out remuneration formula,
conducts survey in similar industry, recommending
remuneration package and consideration.
NR Committee recommends remuneration package and
consideration to Board of Commissioners.
Board of Commissioners discuses NR Committees
proposal to be subsequently submitted to GMS.
GMS determines Board of Directors remuneration.
GMS authorizes Board of Commissioners to execute GMS
resolution regarding Board of Directors remuneration.

TATA KELOLA PERUSAHAAN


Remunerasi
Anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keseimbangan
Good Corporate Governance
antara besarnya tugas, tanggungjawab dan kinerja masing-masing.

Remuneration of Board of Directors is commensurate with their respective duty,


responsibility and performance.

194

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Bagan ringkas prosedur penetapan remunerasi Direksi adalah


sebagai berikut.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

The following graph shows the procedure of fixing Board of


Directors remuneration:

Komite Nominasi & Remunerasi


Nomination & Remuneration Committee

Meminta bantuan Konsultan independen menetapkan dasar


penentuan remunerasi
Consult independent consultant for fixing remuneration formula

Konsultan Independen
Independent Consultant

Komite Nominasi & Remunerasi


Nomination & Remuneration Committee
Mengusulkan dasar dan besaran remunerasi
Recommending basis and amount of remuneration

Dewan Komisaris
Board of Commissioners

Membahas usulan KNR dan mengusulkan besaran remunerasi


Discuss NRC recommendation and propose amount of remuneration

Rapat Umum Pemegang Saham


General Meeting of Shareholders
Membahas, menetapkan dan memberi wewenang Dewan Komisaris
untuk menetapkan besaran gaji dan tantiem Direksi
Discuss, resolve and authorize Board of Commissioners to fix Board of
Directors salary & tantiem

Menetapkan dasar dan pertimbangan


remunerasi mencakup:
Per Men BUMN no. PER-02 dan 03/
MBU/2009 pasal 5
Hasil survey remunerasi
Tugas dan tanggung jawab
KPI Direksi
Kompensasi dan pengalaman
Kemampuan/Kesehatan Perusahaan
Fixing remuneration formula and
consideration:
SOE Minister Reg No. PER-02 & 03/
MBU/2009 article 5;
Remuneration survey findings;
Duty and responsibility
Directors Key Performance Index
Competence & experience
Companys financial strength

Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Menetapkan besaran gaji dan tantiem anggota Direksi sesuai mandat
RUPS
Fix salary and tantiem of Board of Directors based on GMS resolution
Gaji dan Tantiem Anggota Direksi
Board of Directors salary and tantiem

Direksi menerima remunerasi tetap dan tidak tetap yang


terdiri atas annual gross base salary (honorarium untuk
Dewan Komisaris), total cash, total earnings dan total
remuneration serta fasilitas dan tunjangan lain yang jumlahnya
direkomendasikan oleh Komite Nominasi dan Remunerasi.
Remunerasi Direksi dapat berbeda sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab setiap anggota Direksi.

Board of Directors receives routine and incidental


remuneration consisting of annual gross base salary
(honorarium for Board of Commissioners), total cash,
total earnings and total remuneration, plus other facilities
and allowances as recommended by NR Committee.
Remuneration paid to Directors may differ among them
depending on their respective duty and responsibility.

Sesuai hasil RUPS tetanggal 21 April 2010, Direktur Utama


mendapat gaji sebesar Rp100,4 juta per bulan, sedangkan
gaji Direktur lainnya rata-rata sebesar 90% dari gaji Direktur
Utama, yaitu sebesar Rp90,4 juta perbulan.

GMS held on 21 April 2010 decided that President Directors


salary was Rp100.4 million per month, and other Directors
received 90% of President Directors salary, i.e. Rp 90.4 million
per month.

Selain gaji, untuk tahun buku 2010, Direktur Utama dan


anggota Direksi juga menerima berbagai fasilitas dan
tunjangan. Besaran fasilitas dan tunjangan Direksi ditetapkan
oleh Dewan Komisaris atas usulan Direksi.

In addition to salary, for accounting year 2010 President


Director and other Directors also received a range of facilities
and allowances. The amount of facilities and allowances is
determined by Board of Commissioners based on Board of
Directors proposal.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 195

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Tunjangan yang diberikan oleh Perseroan kepada Direksi


meliputi asuransi purnajabatan, cuti, tunjangan hari raya,
pengobatan, dan tunjangan PPh-21. Selain gaji dan tunjangan
Direksi mendapatkan tantiem yang besarnya ditetapkan
melalui RUPS, sesuai dengan kemampuan Perseroan.
Dengan jumlah Direktur Utama adalah satu dan anggota
Direksi ada 5 (lima) maka total Remunerasi Direksi yang
dialokasikan oleh Perseroan untuk tahun buku 2010 adalah
sebesar Rp24,9 miliar. Pajak atas remunerasi Direksi menjadi
tanggungan masing-masing anggota Direksi. Jumlah total
remunerasi yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris
dilaporkan oleh Perseroan dalam RUPS.
Tabel remunerasi yang diterima oleh Direksi untuk tahun
buku 2009 dan 2010 adalah sebagai berikut.

Remuneration package provided by the Company for Board


of Directors consists of retirement insurance, paid-leave,
holiday allowance, healthcare and income tax contribution.
Besides salaries and allowances, Directors receive tantiem
at an amount to be decided by GMS in accordance with the
Companys financial strength.
With one President Director and five Directors, total
remuneration for Board of Directors allocated for 2010
totalled Rp 24.9 billion. Taxes will be borne by each Director
individually.

Total remuneration of Board of Directors for 2009 and 2010 is


given below:

2009

URAIAN

ORANG

GAJI (Rp) TUNJANGAN (Rp)


SALARY

ALLOWANCE

TANTIEM (Rp)

TOTAL (Rp) DESCRIPTION

Direktur Utama

1.204.440.000

547.221.444

1.672.719.270

3.424.380.714 President Director

Direktur

5.419.800.000

2.916.977.146

7.527.236.714

15.864.013.860 Director

Jumlah Direksi

6.624.240.000

3.464.198.590

9.199.955.984

19.288.394.574 Total Directors

PERSON

2010

URAIAN

ORANG

GAJI (Rp) TUNJANGAN (Rp)


SALARY

ALLOWANCE

TANTIEM (Rp)

TOTAL (Rp) DESCRIPTION

Direktur Utama

1.204.440.000

835.035.722

2.538.461.538

4.577.937.260 President Director

Direktur

5.419.800.000

3.537.590.024

11.423.076.923

20.380.466.947 Director

Jumlah Direksi

6.624.240.000

4.372.625.746

13.961.538.462

24.958.404.208 Total Directors

PERSON

Catatan Note :
- Semua remunerasi tersebut belum termasuk pajak
- All remuneration is subject to tax

Rapat dan Risalah Rapat Direksi

Board of Directors Meeting

Rapat Direksi diselenggarakan dengan ketentuan


antara lain :

Board of Directors meeting is convened under the


following terms:

Rapat Direksi diadakan secara berkala sekurangkurangnya sebulan sekali atau setiap waktu bila
diperlukan.
Segala keputusan Direksi diambil dalam rapat Direksi.
Rapat Direksi sah dan berhak mengambil keputusan
yang mengikat hanya jika dihadiri sekurang-kurangnya
(setengah) dari jumlah Anggota Direksi atau diwakili
secara sah dalam rapat tersebut.
Keputusan rapat Direksi harus diambil berdasarkan
musyawarah dan mufakat. Apabila hal ini tidak tercapai,
maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju
lebih dari (setengah) dari jumlah suara yang Direksi
berhak mengeluarkan 1 (satu) suara.

Board of Directors meeting is convened periodically at


least once a month or at any time as required.
All Board of Directors decisions are made in Board of
Directors meeting.
Board of Directors meeting is valid and authorized to
make binding decisions only if attended by at least one
half (1/2) of total members of Board of Directors or their
proxies.
Decisions of Board of Directors meeting are made by
deliberation to reach consensus. If no consensus is
reached, decisions are made by votes in favor of more
than one half (1/2) of total votes legally cast at the
meeting. Each member of Board of Directors is entitled
to cast one vote.

196

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Aturan pengambilan keputusan lainnya pada Rapat


Direksi pada dasarnya sama dengan aturan pada Rapat
Dewan Komisaris.

The rules of making decisions at Board of Directors


meeting are basically the same as those applied to Board of
Commissioners meeting.

Selama tahun 2010, rapat Direksi diselenggarakan sebanyak


19 kali, yang membahas pengelolaan Perseroan. Beberapa
masalah yang dibahas dan diputuskan bersama dalam Rapat
Direksi di antaranya menyangkut :

In 2010, Board of Directors held 19 meetings to discuss


matters pertaining to the management of the Company.
Matters discussed and decided upon during the meetings
were related to:

Bidang Pengelolaan Operasional



Keuangan
-- Pemantauan realisasi anggaran dan arus kas yang
harus terjaga dengan baik.
-- Evaluasi posisi kas dan efektivitas penempatan kas
dalam rangka menjaga likuiditas untuk menunjang
kegiatan operasional Perseroan.
-- Evaluasi terhadap kinerja keuangan untuk masingmasing unit kerja dan anak perusahaan.

Operating Management

Finance
- - Monitoring budget and cash flow that to be
properly managed.
-- Evaluating cash position dan placement in maintaining
liquidity to support the Companys business operations.
-- Evaluating financial performance of each work unit
and subsidiary.

Produksi
-- Evaluasi pelaksanaan program efisiensi.
-- Peningkatan kapasitas produksi seiring dengan
peningkatan kapasitas angkutan kereta api.
-- Percepatan pelaksanaan perbaikan sarana dan
prasarana produksi.
-- Evaluasi dan persiapan infrastruktur pendukung
untuk lokasi penambangan yang baru, terkait dengan
pemindahan BWE System.
-- Menjaga konsistensi kualitas blending batubara seusai
dengan market brand.

Production
-- Evaluating the implementation of efficiency program.
-- Improving production capacity along with increased
railway loading capacity.
-- Accelerating the improvement of production facilities
and infrastructure.
-- Evaluating and preparing auxiliary infrastructure of new
mining sites in connection with BWE System relocation.
-- Keeping quality consistency of coal blending according
to market brand.

Pemasaran
-- Peningkatan kegiatan penetrasi pasar-pasar baru.
-- Peningkatan volume penjualan seiring dengan
peningkatan produksi dan angkutan.

Marketing
-- Enhancing penetration of new markets.
-- Stepping up sales volume commensurate with increased
production and transportation.

Pengembangan Usaha
-- Evaluasi pelaksanaan rencana pengembangan usaha
dan penetapan kembali skala prioritas.

Business Development
-- Evaluating the realization of business development plans
and redefining priority scale.

Pengelolaan dan Kesejahteraan SDM


-- Evaluasi pelaksanaan pengembangan kompetensi
pegawai.
-- Penetapan besaran kenaikan remunerasi dan
insentif kinerja pegawai yang disertai sosialisasi dan
penerapan KPI pegawai.
-- Evaluasi peningkatan manfaat pensiunan karyawan.
-- Evaluasi pengelolaan kesehatan pegawai dan
pensiunan.

Human Resource Management and Welfare


-- Evaluating the execution of employee competence
development program.
-- Determining the raise of employee salaries and
performance incentives accompanied by socialization
and application of employee Key Performance Indicator.
-- Evaluating the increase of employee pension benefits.
-- Evaluating the healthcare of employees and retirees.

Rencana belanja modal


-- Evaluasi realisasi belanja modal dan penetapan
bersama-sama dengan evaluasi pelaksanaan rencana
pengembangan usaha.

Capital expenditure plan


-- Evaluating capital expenditure realization and
determination, as well as evaluating business
development accomplishment.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 197

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Anak Perusahaan
Evaluasi kinerja anak perusahaan, dan perumusan solusi
pemecahan permasalahannya.

Subsidiaries
Appraising subsidiaries performance and formulating
problem solutions.

Bidang Manajemen Risiko


Melakukan identifikasi risiko, pengelolaan risiko, tindak
lanjut mitigasi risiko serta membuat kebijakan-kebijakan
pendukungnya.

Risk Management
Covering risk identification, risk management, risk
mitigation follow-up, and devising related policies.

Bidang GCG
Evaluasi dan sosialisasi GCG, yang meliputi Board
Manual, GCG Code dan Code of Conduct/kode etik dan
kebijakan pokok perseroan.
Evaluasi implementasi tools Balanced Scorecard dan
penetapan parameter pengukuran Key Performance
Indicator bagi Direksi dan bagi pegawai.
Bidang Pengendalian Internal, di antaranya rapat
Pengawasan dan penerapan sistem Pengaduan
(Whistleblower system).

GCG
Reviewing and socializing GCG, including Board Manual,
GCG Code, Code of Conduct and Corporate Policy.
Evaluating the implementation of Balanced Scorecard
and setting parameter of Key Performance Indicator for
Board of Directors and employees.
Internal Control, among others internal audit meeting
and whistle blowing system.

Bidang CSR
Melakukan kerjasama dalam pengelolaan penyaluran
PKBL, peningkatan pelatihan emergency response team,
evaluasi terhadap mitra PKBL dan peningkatan kegiatan
kepedulian terhadap lingkungan.

CSR
Joint activities in PKBL (Partnership and Community
Development Program), emergency response team
training, assessing PKBL partners and boosting
environmental activities.

Tindak lanjut dari hasil-hasil rapat ini dapat dilihat pada


materi Analisis dan Pembahasan Manajemen hal 103 s/d
163, Laporan Manajemen hal 38 s/d 53 dan Laporan Tanggung
Jawab Sosial pada halaman 241 s/d 253

Follow up actions of these decisions of meeting are presented


in Management Discussion and Analysis page 103-163,
Management Report page 38-53 and Corporate Social
Responsibility Report page 241-253

Disiplin karyawan yang tinggi sangat dibutuhkan dalam kegiatan Lomba PBK & PPGD antar satuan kerja
Discipline by the employees which is needed in PBK & PPGD competition between work unit

198

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Adapun frekuensi rapat dan tingkat kehadiran anggota Direksi


dalam Rapat Direksi adalah sebagai berikut:

The frequency of meetings and rate of attendance of Directors in


Board of Directors meetings are shown in the following table:

JUMLAH
RAPAT

NAMA

JABATAN

Ir. Sukrisno

Direktur Utama President Director

NAME

NO. OF MEETING
(A)

POSITION

KEHADIRAN
ATTENDANCE
(B)

(B:A) %

19

100

19

Dono Boestami, MSc

Direktur Director

19

17

89

Ir. Milawarma, M.Eng

Direktur Director

19

19

100

Ir. Heri Supriyanto

Direktur Director

19

19

100

Ir. Tiendas Mangeka

Direktur Director

19

16

84

Ir. Drs. Mahbub Iskandar

Direktur Director

19

17

89

Pelatihan Direksi

Board of Directors Training

Untuk meningkatkan kompetensi Direksi dalam menjalankan


tugasnya, Direksi Perseroan secara rutin mengikuti berbagai
pelatihan dan seminar baik didalam maupun diluar negeri.
Beberapa pelatihan yang diikuti oleh Direksi pada tahun 2010,
mencakup antara lain:

To improve the competence of Board of Directors in carrying


out its duty, local as well as overseas seminars and workshops
are routinely provided for and attended by members of Board
of Directors. Training programs attended by Board of Directors
in 2010 included:

TANGGAL PELATIHAN / SEMINAR


DATE

TRAINING / SEMINAR

TEMPAT

PESERTA

Jan 2010
Jan 2010

Commodities Outlook

Jakarta

Direktur Keuangan
Finance Director

Feb 2010
Feb 2010

Global Macro Conference Asia 2010

Hongkong

Direktur Keuangan
Finance Director

Apr 2010
Apr 2010

Seminar ARA 2009 dan Bedah Kasus Perpajakan


Seminar ARA 2009 and Taxation Case Analysis

Jakarta

Direktur Keuangan
Finance Director

Mei 2010
May 2010

Global Economic Outlook

Jakarta

Direktur Keuangan
Finance Director

Mei 2010
May 2010

Coaltrans

Bali

Ags 2010
Aug 2010

Transformation of the CFO Office (SAP)

Jakarta

Direktur Operasi/Produksi
Direktur Niaga
Operations & Production Director,
Commerce Director
Direktur Keuangan
Finance Director

Ags 2010
Aug 2010

Seminar Pencegahan Tindak Pidana Korupsi oleh BUMN


Seminar on Prevention of Corruption by SOE

Jakarta

VENUE

PARTICIPANT

Direktur Keuangan
Finance Director

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 199

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

TANGGAL PELATIHAN / SEMINAR


DATE

TRAINING / SEMINAR

TEMPAT

PESERTA

Ags 2010
Aug 2010

Evolution on Accounting for Employee Benefit

Jakarta

Direktur Keuangan
Finance Director

Okt 2010
Oct 2010

Konferensi BUMN IBBEX


Conference of SOE IBBEX

Jakarta

Direktur Keuangan
Finance Director

Okt 2010
Oct 2010

Annual Conference The Rising Power of Indonesia

Jakarta

Direktur Keuangan
Finance Director

Nov 2010
Nov 2010

Memanfaatkan Momentum Investasi & Ekspansi


Benefiting from Investment & Expansion Momentum

Jakarta

Direktur Keuangan
Finance Director

Nov 2010
Nov 2010

IFRS Implikasi Penerapan IFRS bagi Perusahaan di


Indonesia
Implication of IFRS Implementation in Indonesian
Companies
Seminar Pengawasan BUMN
Seminar on SOE Supervision

Jakarta

Direktur Keuangan
Finance Director

Jakarta

Direktur Keuangan
Finance Director

Jakarta

Direktur Keuangan
Finance Director

Jakarta

Direktur Keuangan
Finance Director

Des 2010
Des 2010
Des 2010
Des 2010

Des 2010
Des 2010

VENUE

Seminar on Minimum Coal dan Mineral Pricing A


Practical Look
Seminar on Minimum Coal and Mineral Pricing A
Practical Look
Prospek Ekonomi Indonesia 2011
Economic Prospects of Indonesia in 2011

Kepemilikan Saham Direksi dan Komisaris


Direksi Perseroan memiliki saham Perseroan hanya dalam
rangka investasi jangka panjang, hal ini sesuai dengan asas
keterbukaan. Jumlah yang dimiliki hanya sebatas yang diizinkan
sesuai peraturan tersebut. Pada tahun 2010, tercatat ada 3
orang dari jajaran Direksi yang memiliki saham, yakni Bapak
Sukrisno sejumlah 200.000 lembar saham, Bapak Milawarma
sejumlah 60.000 lembar saham dan Bapak Mahbub Iskandar
sejumlah 113.000 lembar saham.
Lihat juga Informasi bagi Investor

NAMA DIREKTUR
NAME OF DIRECTOR

Sukrisno
Milawarma
Mahbub Iskandar

PARTICIPANT

Share Ownership by Board of Directors and Board of


Commissioners
Share ownership by members of Board of Directors is only for
long term investment in accordance with disclosure principle
and in an amount permitted by relevant regulations. In 2010,
three members of Board of Directors owned a number of
shares of the Company, i.e. Mr. Sukrisno 200,000 shares, Mr.
Milawarma 60,000 shares and Mr. Mahbub Iskandar 113,000
shares.
See Investors Information

JUMLAH SAHAM
NUMBER OF SHARE

2010

2009

200.000

200.000

60.000

60.000

113.000

138.000

KOMITE-KOMITE DAN LAPORAN KOMITE

COMMITTEES AND COMMITTEE REPORT

Dewan Komisaris membentuk komite-komite fungsional


di bawah Dewan Komisaris untuk menjaga akuntabilitas
pengawasan dan penelaahan atas segala rencana operasional
Perseroan dan agar dapat memberikan nasehat dan saran
yang berkualitas.

In order to ensure accountability in overseeing and reviewing


all operating plans of the Company and to give quality counsel
and suggestion, Board of Commissioners set up functional
Committees under its authority.

200

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Hingga akhir tahun 2010 terdapat 4 (empat) komite yang


membantu Dewan Komisaris, dengan penjelasan fungsi,
personil dan kegiatan sebagai berikut:

Ketua Head
Anggota Member

: Suranto Sumarsono,SE, MA
: Azhar Zainuri, SE, MM
Ridho Kresna Wattimena, Ir. MT. PhD

Ketua Head
Anggota Member

: Ir. Umiyatun Hayati Triastuti MSc


: Ir. Bambang Adi Winarso PhD
Ir. Antonaria MA

Komite Nominasi
Remunerasi dan PSDM
Nomination, Remuneration
and HRD Committee

Ketua Head
Anggota Member

: Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ


: Noeroso L. Wahyudi SE, MA
Dr. Sumarhadi SE, MM

Komite Asuransi, Risiko


Usaha dan Pascatambang
Insurance, Business
Risk and Post-Mining
Committee

Ketua Head
Anggota Member

: Dr. Ir. Thamrin Sihite ME


: Ir. Faridha MSi
Andi Novianto, PhD

Komite Audit
Audit Committee

Komite-Komite di bawah
Dewan Komisaris
Committees under Board
of Commissioners

Until end of 2010 the Company had four Committees to


assist Board of Commissioners, whose function, personnel
and activitity are as follows:

Komite Good Corporate


Governance
Good Corporate
Governance Committee

Komite Audit

Audit Committee

Tujuan

Objective

Komite Audit dibentuk dalam rangka membantu tugas Dewan


Komisaris untuk mendorong diterapkannya tata kelola
perusahaan yang baik, terbentuknya struktur pengendalian
internal yang memadai, meningkatkan kualitas keterbukaan
dan pelaporan keuangan, serta mengkaji ruang lingkup,
ketepatan, kemandirian dan obyektifitas akuntan publik.

Audit Committee is formed to assist Board of Commissioners


to implement good corporate governance, form adequate
internal control structure, enhance disclosure practice and
financial reporting, as well as review the scope, accuracy,
independency and objectivity of public accountant.

Pembentukan Komite Audit dilakukan berpedoman kepada:


Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor
KEP-117/MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good
Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara,
tanggal 1 Agustus 2002.
Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-29/PM/2004
tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit tanggal 29 September 2004.
Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor
PER-05/MBU/2006 tentang Komite Audit bagi Badan
Usaha Milik Negara, tanggal 20 Desember 2006.

The formation of Audit Committee is pursuant to:


SOE Minister Decree No. KEP-117/MBU/2002 dated 1
August 2002 on Good Corporate Governance Practice in
SOE.
Bapepam Chairman Decision No. Kep-29/PM/2004
dated 29 September 2004 regarding Formation and
Performance of Audit Committee.
SOE Minister Decree No. PER-05/MBU/2006 dated 20
December 2006 on Audit Committee of SOE.

Tugas utama Komite Audit Perseroan telah sesuai dengan Pedoman Umum
GCG Indonesia yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance.
The primary function of Audit Committee is in keeping with Indonesian GCG
Code issued by the National Committee for Governance Policy.

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 201

Sasaran pembentukan Komite Audit adalah: (i) memastikan


kewajaran laporan keuangan perusahaan yang disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku, (ii) dilaksanakannya
struktur pengendalian internal perusahaan dengan baik, (iii)
memastikan audit internal dan eksternal dilakukan sesuai
standar audit yang berlaku, dan (iv) adanya tindak lanjut
temuan audit dilaksanakan oleh manajemen.

The objective of setting up Audit Committee is to make sure


that (i) financial statements are presented fairly in accordance
with the generally applied accounting principles, (ii) internal
control function is well fulfilled, (iii) internal and external
audit is performed in accordance with the established audit
standards, and (iv) management takes action to follow up audit
findings.

Komite Audit bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas


maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja
untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
Semua anggota komite audit adalah independen terhadap
Direksi dan auditor eksteren, dan secara kolektif mempunyai
kompetensi dan pengalaman di bidang akuntansi, keuangan,
dan bisnis tambang batubara.

Audit Committee works independently, set up by and


accountable to Board of Commissioners. All Audit Committee
members are not related to any director or external auditor,
experienced and knowledgable in accounting, finance, and
coal mining business.

Tugas, kewajiban dan wewenang Komite Audit selengkapnya


tertuang pada Piagam (Charter) Komite Audit Perseroan
melalui Keputusan Dewan Komisaris No. 01/SK/PTBAKOM/2009 tanggal 19 Januari 2009.

The duty, obligation and authority of Audit Committee are


fully laid out in Audit Committee Charter under Board of
Commissioners Decision No. 01/SK/PTBA-KOM/2009 of 19
January 2009.

Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah memberikan


pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap Laporan
atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan
Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan
perhatian Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas
lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris. Beberapa
uraian tugas dan tanggung jawab Komite Audit diantaranya
tercakup pada uraian berikut.

Audit Committee is responsible for giving input to Board of


Commissioners regarding any report or information submitted
by Board of Directors, identifying matters requiring the
Commissioners attention, and doing any other work related
to the Commissioners work. The duty and responsibility of
Audit Committee are provided below.

Tugas dan tanggung-jawab Komite Audit


Memonitor dan menekankan bahwa proses pencatatan
akuntansi dan keuangan Perseroan telah dilakukan
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia
dan peraturan lain yang berlaku.
Memonitor kecukupan usaha manajemen dalam menjaga
sistem pengendalian internal, termasuk mengevaluasi
Piagam SPI (Internal Audit Charter) dan rencana kerja
SPI.
Memonitor ketaatan pada peraturan perundangundangan di bidang pasar modal dan di bidang lainnya
yang terkait dengan kegiatan Perseroan.
Memastikan terdapat dan diterapkannya Kode Etik
Perusahaan.
Bertanggung-jawab
bahwa
analisa,
penilaian,
rekomendasi, dan informasi yang disampaikan kepada
Komisaris telah dilakukan secara baik dan profesional.
Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi
perusahaan dan tidak memanfaatkannya untuk
kepentingan pribadi.

Duty and Responsibility of Audit Committee


To monitor and emphasize that accounting and financial
records are made in accordance with accounting
principles generally applied in Indonesia and other
relevant regulations.
To monitor the management effort to maintain internal
control system and to evaluate Internal Audit Charter
and work program.
To monitor compliance with the capital market laws
and regulations and other regulations related to the
Companys business operations.
To ensure the existence and observance of Corporate
Code of Conduct.
To make sure that analysis, evaluation, recommendation
and information presented to Board of Commissioners
are made properly and professionally.
To keep confidential all documents, data and information
of the Company and not to use them for personal gain.

Wewenang Komite Audit


Mengakses secara penuh dan bebas atas catatan
atau informasi tentang karyawan, dana, aset, serta
sumberdaya perusahaan lainnya, termasuk melakukan
kunjungan lapangan lapangan secara berkala sesuai
kebutuhan;

Authority of Audit Committee


To have full and free access to any record or information
pertaining to employees, funds, assets, and other
property, including making periodic site visits as deemed
appopriate;

202

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Berkomunikasi dan berkordinasi dengan pihak-pihak


internal terkait dalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya tersebut di atas.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

To communicate and coordinate with corresponding


internal parties in the discharge of its duty and
authority.

Independensi dan Susunan Komite Audit


Sesuai dengan pedoman umum GCG di Indonesia, Komite
Audit Perseroan saat ini terdiri atas tiga anggota, salah satunya
adalah Komisaris Independen yang sekaligus bertindak
sebagai ketua Komite Audit, yaitu Suranto Soemarsono.
Salah seorang anggota Komite Audit memiliki latar belakang
pendidikan ekonomi dan keuangan sementara anggota lainnya
memiliki latar belakang pendidikan bidang pertambangan
sehingga dapat diyakini kompetensinya.

Independency and Composition of Audit Committee


In accordance with general guidelines of GCG in Indonesia,
Audit Committee of the Company is currently composed of
three members, one of them is Independent Commissioner
concurrently Head of Audit Committee, i.e. Mr. Suranto
Soemarsono. A member of Audit Committee is educated
in economic and financial science and the other two are
knowledgable in mining business so their competence is
guaranteed.

Seluruh anggota Komite Audit tidak memiliki afiliasi dengan


Direktur, Komisaris lainnya maupun pemegang saham
pengendali PTBA, bukan merupakan pemegang saham,
Komisaris, Direktur maupun karyawan dari perusahaan
yang memiliki afiliasi maupun bisnis dengan PTBA. Anggota
Komite Audit tidak memiliki wewenang untuk merancang,
memimpin maupun mengendalikan PTBA sebelum menjabat
dan bukan merupakan mantan pimpinan maupun pegawai
Kantor Akuntan Publik. Dengan demikian seluruh persyaratan
independensi anggota Komite Audit sesuai dengan peraturan
dan kaidah praktek GCG, telah dipenuhi.

All members of Audit Committee are not affiliated with the


directors or other commissioners, or controlling shareholders
of PTBA. They are not shareholders, commissioners, directors
or employees of companies that have affiliation or business
relation with PTBA. Members of Audit Committee are not
authorized to conceive, manage or control PTBA before taking
office and are not former management members or employees
of a public accountant office. Therefore, all the criteria of
independency of Audit Committee members as stipulated by
GCG rules and principles are complied with.

Perseroan telah memenuhi persyaratan independensi anggota Komite


Audit sesuai dengan peraturan dan kaidah praktek GCG.
The Company has complied with GCG rules and norms with respect to the
independency of Audit Committee members.

Adapun susunan personalia Komite Audit Perseroan saat


ini terdiri dari Soeranto Soemarsono sebagai Ketua, Azhar
Zainuri dan Ridho Kresna Wattimena sebagai anggota.

The Companys Audit Committee is currently composed of


Soeranto Soemarsono as Head, Azhar Zainuri and Ridho
Kresna Wattimena as members.

Profil Komite Audit Perseroan selengkapnya dapat dilihat


pada bagian Data Perseroan.

The profile of Audit Committee members is provided in


Corporate Data section.

Laporan Komite Audit


Komite Audit telah melaksanakan tugas sesuai Piagam
Komite Audit, yaitu berupa rapat interen, rapat dengan pihak
terkait, kunjungan kerja lapangan, serta pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan. Selama tahun 2010, Komite Audit
mengadakan 37 (tiga puluh tujuh) kali rapat berkala, dengan
tingkat kehadiran para anggotanya sebagai berikut:

Audit Committee Report


Audit Committee performs in accordance with Audit
Committee Charter, in terms of internal meetings, meetings
with related parties, site visits, education and training. In
2010, Audit Committee held 37 meetings with the following
attendance rate:

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 203

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

JUMLAH
RAPAT

NAMA

JABATAN

Suranto Sumarsono, SE, MA

Ketua Head Cum Member

Azhar Zainuri, SE, MM *


Ridho Kresna Wattimena, Ir, MT, PhD*

NAME

NO. OF MEETING
(A)

KEHADIRAN
ATTENDANCE
(B)

(B:A)
%

37

37

100

Anggota Member

37

36

97

Anggota Member

37

36

97

POSITION

Keterangan Notes:
*)Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 04/SK/PTBA-KOM/2010 tanggal 3 Juni 2010
*)Under Board of Commissioners Decision No. 04/SK/PTBA-KOM/2010 of 3 June 2010

Kegiatan Komite Audit tahun 2010 meliputi:


1. Penelaahan ulang atas laporan keuangan triwulanan
yang akan dikeluarkan oleh perusahaan, termasuk
memberikan saran perbaikan dan memastikan Laporan
keuangan yang disajikan telah mematuhi prinsipprinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Berkenaan
pelaksanaan audit kinerja dan audit umum tahun buku
2010, Komite Audit telah secara aktif melakukan diskusi
dan masukan dengan akuntan publik dan manajemen
mengenai berbagai persoalan.
2. Melaksanakan proses pemilihan dan penetapan Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang akan melakukan Audit
Kinerja Tahun Buku 2010 melalui suatu proses beauty
contest yang adil oleh Tim Pemilihan KAP berdasarkan
kerangka acuan kerja yang jelas dan transparan, serta
pada harga yang kompetitif dan merekomendasikan
kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan KAP
Purwantono, Suherman dan Surja (Ernst & Young) untuk
melaksanakan audit kinerja terhadap Proyek Kerjasama
dan Anak Perusahaan PTBA tahun buku 2010.
3. Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris untuk
menetapkan KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan,
member
firm
PriceWaterhouseCoopers
untuk
melaksanakan audit umum terhadap Laporan Keuangan
Konsolidasi PTBA dan Laporan Keuangan PKBL tahun
buku 2010;
4. Melakukan pemantauan pelaksanaan Audit Kinerja dan
Audit Umum tahun buku 2010.
5. Melakukan
evaluasi
mengenai
pelaksanaan
pemerikasaan oleh Satuan Pengawas Interen dan Tindak
Lanjut hasil temuan oleh Manajemen. Termasuk dalam
evaluasi tersebut adalah meminta SPI untuk melakukan
berbagai kegiatan meliputi:

Audit Committee accomplished the following in 2010:


1. Reviewing quarterly financial statements to be issued by
the Company, advising on correction and ensuring the
financial statements are presented fairly in accordance
with the accounting principles generally applied in
Indonesia. With respect to general and performance
audit for 2010 accounting year, Audit Committee held
intensive discussions on various matters with public
accountant and the management.

Melakukan kajian dan saran untuk menyelaraskan


kajian penanganan proyek investasi diantara SMP,
AEOP, dan Direktorat Pengembangan Usaha; dan
antar Satuan Kerja lainnya;
Memanfaatkan laporan hasil audit oleh BPK dan
auditor eksternal (baik audit umum maupun audit
kinerja) untuk meningkatkan kinerja SPI;
Memperhatikan kontrak-kontrak antara PTBA dan
pihak ketiga, dan memberikan saran serta perbaikan
atas klausul-klausul kontrak yang lemah atau
merugikan PTBA;

Evaluating and proposing the method of aligning


investment projects among SMP, AEOP, Directorate of
Business Development, and other Work Units.
Using State Auditor and external auditor general and
performance audit findings to improve Internal Audit
Units performance.
Scrutinizing contracts between PTBA and third
parties, and proposing improvements to contractual
clauses that do not provide enough protection for the
Company.
Ensuring that transactions between PTBA and
subsidiaries are done on arms length basis.

2.

Selecting and appointing Certified Public Accountant


who would audit the Companys 2010 operating results
through a fair beauty contest by CPA Selection Team
with clearly defined terms of reference at competitive
costs, and recommending to Board of Commissioners
to appoint CPA Purwantono, Suherman and Surja (Ernst
& Young) to perform audit on PTBA Joint Projects and
Subsidiaries for accounting year 2010.

3.

Recommending to Board of Commissioners to appoint


CPA Tanudiredja, Wibisana & Partners, member firm of
PriceWaterhouseCoopers to perform general audit on
PTBA Consolidated Financial Statement and Partnership
and Community Development Program Financial
Statement for 2010.
Monitoring the execution of Performance Audit and
General Audit in 2010.
Evaluating the work of Internal Audit Unit and the
follow-up action on audit findings by the management.
Requesting Internal Audit Unit to do the following:

4.
5.

204

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Memperhatikan dan meyakinkan bahwa transaksi


antara PTBA dengan anak-anak perusahaan telah
dilakukan secara wajar (arms length basis);
Memberikan saran kepada Manajemen untuk
kepastian penutupan operasi UPO;
Meminta kepada satker Hukum untuk memberikan
laporan kemajuan proses pensertifikatan tanah-tanah
sitaan milik PTBA yang lebih terinci;
Memberikan advis kepada Satker terkait untuk
mengambil posisi yang benar terhadap proyek-proyek
yang potensi kesinambungannya tidak jelas;
Memberi Saran lisan dan tertulis kepada Manajemen
untuk:
- bekerjasama dengan lembaga keuangan yang
kredibel (BRI, BNI, Bank Mandiri, BPD Sumsel,
BPR) di dalam pengelolaan dana Program
Kemitraan, sehingga pertanggungjawabannya
dapat lebih baik dan memberikan manfaat yang
lebih besar bagi masyarakat.
- menyempurnakan sistem tatakelola PKBL (SDM,
sistem, dll) mengingat mulai tahun 2010 ini sudah
diterapkan audit umum (general audit).
Mengingatkan masa berlaku dari Surat Jaminan
Pelaksanaan (Performance Bond) atas kontrak

Giving input to the management for the closing of


Ombilin Mining Unit operations.
Asking Legal Work Unit to report in more detail the
progress of obtaining land certificates of PTBAs
confiscated land.
Advising relevant Work Units to take the right
position towards projects with uncertain
potentials.
Making written proposals to the management to:
- - work with trustworthy financial institutions
(BRI, BNI, Bank Mandiri, BPD Sumsel, BPR)
in managing the fund of Partnership Program
for better accountability and benefit to the
community.
- - Improve management system of Partnership
and Community Development Program (HR,
system, etc.) as starting 2010 general audit
will be performed.
Checking the validity of Performance Bond for
Construction of Tanjung Enim TPP 3 x 10 MW.
Reminding Work Units concerned to make a more
in-depth study of the business continuity of PT
Batubara Bukit Kendi (BBK).

Pembangunan PLTU 3 x 10 MW di Tanjung Enim;


Mengingatkan kepada Satker terkait untuk membuat
studi lebih terinci tentang kelanjutan usaha tambang
PT Batubara Bukit Kendi (BBK).
6.

7.

8.
9.

Melaksanakan beberapa tugas khusus yang diberikan


oleh Dewan Komisaris, diantaranya mencakup:
Memberikan berbagai masukan pada Dewan
Komisaris dalam menyusun tanggapan Dewan
Komisaris atas Laporan Kinerja Bulanan, Laporan
Keuangan Konsolidasi Triwulanan kepada Kementrian
BUMN dan Draft RKAP 2011.
Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris
dalam menyusun tanggapan Dewan Komisaris atas
permohonan Direksi PTBA : (i) penghapusan dan
atau pembongkaran sejumlah aset non produktif; (ii)
pengadaan barang dan jasa yang bersifat substansial;
dan (iii) pengalihan aset tanah di Kertapati.
Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris
dalam menyusun Laporan Dewan Komisaris tentang
pelaksanaan Corrective Actions atas Hasil Audit
Kinerja tahun 2009;
Melakukan 2 (dua) kali Kunjungan Kerja Lapangan di
Pelabuhan Tarahan, Unit Pertambangan Tanjung Enim
(UPTE), dan Dermaga Kertapati, dan temuan-temuan
penting telah dilaporkan kepada Dewan Komisaris.
Mengikuti 2 (dua) kali Rapat Kerja Lintas Komite.
Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan, dimana untuk
meningkatkan kompetensinya, pada tahun 2010 Ketua
dan anggota Komite Audit telah mengikuti berbagai
konferensi, diskusi panel, dan temu profesi sebagai upaya
untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
praktik lapangan.

6.

Performing several specific assignments given by Board


of Commissioners, including:
Giving input to Board of Commissioners in writing
its comments on monthly performance reports
and quarterly consolidated financial reports to SOE
Ministry, and draft work program and budget for 2011.
Making recommendation to Board of Commissioners
in writing its response to Board of Directors proposed
(i) write-off and/or removal of unproductive assets, (ii)
procurement of substantial goods and services, and
(iii) assignment of land in Kertapati.
Giving input to Board of Commissioners in writing
its report on corrective actions in response to 2009
performance audit findings.

7.

Making two site visits to Tarahan Port, Tanjung Enim


Mining Unit and Kertapati Pier, and reporting important
findings to Board of Commissioners.

8.
9.

Attending two Cross Committee Business Meetings.


Attending education and training sessions. To enhance
their proficiency, in 2010 Head and member of Audit
Committee attended various conferences, panel
discussions and professional meetings to keep abreast
of scientific advancement and on-the-job practice.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 205

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Komite Good Corporate Governance (GCG)

Good Corporate Governance (GCG) Committee

Tujuan, Visi dan Misi

Objective, Vision and Mission

Komite Good Corporate Governance, selanjutnya disebut


Komite GCG bertugas membantu Dewan Komisaris dalam
rangka meningkatkan penerapan praktek GCG oleh
Perseroan. Komite GCG dibentuk pada tanggal 30 Juli 2010
melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 07/SK/
PTBA-KOM/VII/2010. Komite ini sebelumnya digabung dengan
Komite Nominasi dan Remunerasi sebagai Komite Nominasi,
Remunerasi dan GCG.

Good Corporate Governance Committee (GCG Committee)


is set up to assist Board of Commissioners to oversee the
practice of GCG by the Company. GCG Committee was set up
on 30 July 2010 under Board of Commissioners Decision No.
07/SK/PTBA-KOM/VII/2010. The Committee was previously
combined with NR Committee as Nomination, Remuneration
and GCG Committee.

Visi Komite GCG adalah terlaksananya penerapan prinsipprinsip Good Corporate Governance (GCG) yang berlandaskan
peraturan perundang-undangan dan best practices dalam
upaya pencapaian visi misi maupun sasaran dari Perusahaan.

The vision of GCG Committee is Successfully implementing


GCG principle and best practices in accordance with the law to
realize the vision, mission and objective of the Company.

Sedangkan misinya adalah memberikan masukan kepada Dewan


Komisaris secara profesional untuk terlaksananya pengawasan
dan pemberian nasihat kepada Direksi dalam bidang penerapan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

While its mission is to give professional input to Board of


Commissioners in performing its oversight responsibilities
and giving counsel to Board of Directors with regard to GCG
principles implementation.

Salah satu tugas utama Komite GCG adalah menelaah tingkat kepatuhan
Perseroan pada peraturan perundangan yang berkaitan dengan penerapan
prinsip dasar GCG.
One of GCG primary duties is to assess the Companys compliance with the laws
and regulations governing GCG principles implementation.

Untuk tercapainya misi tersebut, Komite GCG mendorong


tersedianya soft structure GCG sebagai pedoman dalam
penerapan prinsip-prinsip GCG oleh Perusahaan dan
mendorong terciptanya pelaksanaan prinsip-prinsip dan
praktek GCG yang lebih baik.

To accomplish its mission, GCG Committee puts in place GCG


soft structure as a guide in implementing GCG principles
by the Company. The Committee also encourages better
enforcement of GCG principles and practices.

Komite GCG dibentuk dengan berpedoman kepada Anggaran


Dasar Perusahaan terakhir yang dibuat oleh Notaris Fathiah
Helmi, SH tanggal 21 April 2010 Nomor 24 dan peraturan
perundangan yang berlaku.

GCG Committee is established pursuant to the prevailing laws


and regulations, and the latest Articles of Association drawn
up before Notary Fathiah Helmi, SH, Deed No. 24 dated 21
April 2010.

Independensi dan Susunan Komite GCG

Independency and Composition of GCG Committee

Komite GCG bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas


maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja
untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
Semua anggota komite ini adalah independen terhadap
Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan
pengalaman di bidang tata kelola perusahaan yang baik.

GCG Committee works independently, set up by and


accountable to Board of Commissioners. All GCG Committee
members are not related to any director or external auditor,
experienced and knowledgable in good corporate governance
practice.

206

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

SUSUNAN KOMITE GCG PER 31 DESEMBER 2010 SEBAGAI BERIKUT:


THE COMPOSITION OF GCG COMMITTEE AS OF 31 DECEMBER 2010 IS AS FOLLOWS:

Ketua Head

Ir. Umiyatun Hayati Triastuti. MSc. merangkap sebagai Komisaris cum Commissioner

Anggota Member

Ir. Bambang Adi Winarso PhD


Ir. Antonaria MA

Tugas dan Tanggung-jawab

Duty and Responsibility

Tugas Komite GCG selengkapnya tertuang dalam Piagam


(Charter) Komite GCG Perseroan dengan beberapa uraian

The duty of GCG Committee is fully described in GCG


Committee Charter, among others:

diantaranya adalah sebagai berikut.


Memberikan pendapat profesional dan independen


kepada Dewan Komisaris terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan Good Corporate Governance;
Melakukan penelaahan tingkat kepatuhan perusahaan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan prinsip-prinsip GCG (Transparansi, Akuntabilitas,

Responsible, Independen, dan Fairness);


Mengidentifikasi instrumen GCG antara lain dokumen
soft structure GCG dan telaah deskripsi potret penerapan
GCG;
Pemantauan dan efektivitas praktek GCG dan
menganalisa serta mengevaluasi kondisi penerapan
GCG dan hasil pemantauan dan unsur-unsur GCG yang
telah dilakukan melalui komite-komite;
Menyusun dan menyampaikan program kerja tahunan
kepada Dewan Komisaris setiap akhir tahun berjalan,
untuk mendapatkan penetapan.

Providing Board of Commissioners with professional and


independent opinion regarding GCG issues.
Assessing how far GCG principles (transparency,
accountablity, responsibility, independency, fairness) are
implemented in the Company.
Identifying GCG instruments among others GCG
soft structure documents and description of GCG
implementation.
Monitoring the effectiveness of GCG practice, analysing
and evaluating the condition of GCG implementation and
monitoring findings and GCG elements enforced through
Committees.
Writing up annual work program for submission to Board
of Commissioners at yearend for its approval.

Laporan Kegiatan Komite GCG

GCG Committee Activity Report

Komite GCG telah melaksanakan tugas sesuai Piagam


Komite GCG, yaitu berupa rapat interen, rapat dengan pihak
terkait, kunjungan kerja lapangan, serta pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan. Selama tahun 2010, Komite GCG
mengadakan 20 (dua puluh) kali rapat berkala yang dihadiri
para anggota, yaitu:

GCG Committee performs in accordance with GCG


Committee Charter, in terms of internal meetings, meetings
with related parties, site visits, education and training. In
2010, GCG Committee held 20 meetings with the following
attendance rate:

NAMA

JABATAN

Ir. Umiyatun Hayati Triastuti MSc *

JUMLAH
RAPAT KEHADIRAN

NO. OF MEETING
(A)

ATTENDANCE
(B)

(B:A)
%

Ketua merangkap Anggota


Head cum Member

20

20

100

Bambang Adi Winarso *

Anggota Member

20

18

90

Antonaria *

Anggota Member

20

20

100

NAME

POSITION

Keterangan Notes:
*) Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010 tanggal 30 Juli 2010
*) By Board of Commissioners Decision No. 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010 of 30 July 2010

Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh Komite GCG pada


tahun 2010 secara garis besar terdiri atas (dua) kegiatan
utama, yakni: i) melakukan kegiatan yang ada di rencana
kerja dan ii) melakukan tugas khusus dari Dewan Komisaris.
Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan
tugas-tugas tersebut diantaranya mencakup:

In 2010 GCG Committee had two major activities, namely i)


those written in work program and ii) those assigned by Board
of Commissioners. Some of the assignments accomplished
were:

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 207

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

1.

2.

3.

4.

5.

Penyusunan Soft Structure GCG, Dalam rangka


penerapan prinsip-prinsip GCG telah disusun instrumen
implementasi GCG yaitu soft structure GCG yang terdiri
dari Panduan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik di PT
Bukit Asam (GCG Code) dan Panduan Berprilaku bagi
Seluruh Jajaran di PT Bukit Asam (Code of Conduct).
Kedua instrumen implementasi GCG tersebut telah
disahkan melalui penandatatangan oleh Direktur Utama
dan Komisaris Utama. Melakukan revisi Panduan
Hubungan Kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi
(Board Manual). Revisi dilakukan pada susunan isi Board
Manual untuk memperjelas hubungan Dewan Komisaris
dan Direksi secara seimbang sesuai perubahan Anggaran
Dasar Perusahaan.
Pemantauan Penerapan Prinsip-prinsip GCG, Memantau
penerapan prinsip-prinsip GCG dengan melakukan rapatrapat berkala dengan Satuan Kerja Sistem Informasi
Perusahaan sebagai unit kerja yang mempunyai tugas
mengkoordinasikan penerapan prinsip-prinsip GCG di
Perusahaan. Dari hasil rapat berkala tersebut dapat
ditemukenali kemajuan dan hambatan yang dihadapi
dan diupayakan agar penerapan prinsip-prinsip GCG
lebih baik hasilnya dari tahun-tahun sebelumnya,
salah satunya indikatornya adalah meningkatnya nilai
assessment penerapan GCG yang dilakukan oleh pihak
independen.
Pengadaan Barang dan Jasa yang Bersifat Substansial
(Bukan bersifat Rutin), Menindaklanjuti Peraturan
Menteri Negara BUMN No. PER.05/MBU/2008 tanggal 3
September 2008, Perseroan telah menyusun kebijakan
pengadaan barang dan jasa. Batasan pengadaan barang
dan jasa yang bersifat substansial (bukan bersifat
rutin) ditentukan Direksi dengan persetujuan Dewan
Komisaris.
Menyusun Tata Laksana Persuratan Dinas & Kearsipan
(TLSK), Dalam upaya penerapan prinsip tata kelola
perusahaan yang baik, di Kesekretariatan Dewan
Komisaris telah disusun tata laksana persuratan
dinas dan kearsipan (TLSK) dengan mengacu kepada
tata laksana persuratan dinas dan kearsipan yang
sudah ada di Perusahaan. Dengan penyusunan tata
laksana persuratan dinas dan kearsipan tersebut
diharapkan peranan Sekretariat Dewan Komisaris dapat
memperlancar tugas-tugas Dewan Komisaris dalam
melakukan pengawasan dan pemberian nasihat seperti
yang diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan
Komisaris :
Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris
mengenai substansi prinsip-prinsip GCG dari laporan
Direksi terhadap pelaksanaan Corrective Action atas
Hasil Audit Kinerja Tahun 2009.
Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris
mengenai memorandum dari Konsultan Nindyo &
Assosiates tentang Kajian Umum mengenai Tugas dan
Kewenangan Dewan Komisaris.

1.

Formulating GCG Soft Structure


GCG implementation instrument, i.e. GCG soft structure,
consists of GCG Code and Code of Conduct. These two
instruments were made official with the signing by
President Director and President Commissioner. Revising
Board Manual to elaborate on the relationship between
Board of Commissioners and Directors as provided for in
the Amendment to Articles of Association.

2.

Monitoring GCG implementation


By holding periodic meetings with Corporate Information
System Work Unit being the unit responsible for
coordinating the GCG practice. At such meetings,
progress and constraint will be noted and improvements
will be suggested for better results in the future. One
indicator of this improvement is better assessment
findings by independent parties.

3.

Procuring non-routine goods and services


Acting on SOE Minister Regulation No. PER.05/MBU/2008
of 3 September 2008, the Company has drafted goods
and services procurement policy. Limitation of procuring
non-routine goods and services is given by Board of
Directors with the approval of Board of Commissioners.

4.

Compiling Procedures of Official Correspondence and


Filing
To practise good corporate governance, the Secretariat
of Board of Commissioners has procedures of official
correspondence and filing that is based on the existing
procedures of official correspondence and filing of the
Company. With these procedures the Secretariat of
Board of Commissioners is expected to facilitate the
work of Board of Commissioners of overseeing and
giving counsel as stated in the Articles of Association.

5.

Doing other assignments given by Board of


Commissioners
Giving Board of Commissioners input regarding GCG
issues in Board of Directors report on corrective
actions in response to 2009 performance audit
findings.
Giving Board of Commissioners input regarding
Consultant Nindyo & Associates memorandum on
Overall Review of Board of Commissioners Duty and
Authority.

208

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Memberikan laporan berupa masukan kepada Dewan


Komisaris dalam menyusun tanggapan Dewan
Komisaris atas Drat RKAP Tahun 2011.

Giving input to Board of Commissioners for preparing


its comments on draft 2011 Work Program and
Budget.

6.

Melakukan Kunjungan Kerja Lapangan, Kunjungan Kerja


Lapangan ke UP Tanjung Enim dilaksanakan bersamasama dengan Komite lainnya pada tanggal 6 November
2010. Selama kunjungan lapangan tersebut banyak
ditemukan hal-hal yang memerlukan pemantauan lebih
lanjut mengenai penererapan prinsip-prinsip GCG oleh
satuan kerja di Perusahaan.

6.

Making site visit


Official site visit to Tanjung Enim Mining Unit was made
together with other Committees on 6 November 2010.
Matters requiring further attention were discovered
during the visit that concerned GCG implementation by
work units.

7.

Mengikuti 2 (dua) kali Rapat Kerja Lintas Komite.

7.

Attending two Cross Committee Business Meetings.

Komite Nominasi, Remunerasi dan PSDM

Nomination, Remuneration and HRD Committee

Tujuan, Visi dan Misi

Objective, Vision and Mission

Komite Nominasi, Remunerasi dan Pengembangan Sumber


Daya Manusia (PSDM) selanjutnya disebut Konarba dan
PSDM, merupakan komite yang mengalami perubahaan nama
dan keanggotaanya di tahun 2010. Sebelumnya komite ini
bernama Komite Konarba dan GCG, dengan tugas membantu
Komisaris dalam hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan
penetapan remunerasi dan peningkatan implementasi GCG.

Nomination,
Remuneration
and
Human
Resource
Development Committee, further to be referred to as NR &
HRD Committee, is a committee that went through a change
of name and membership in 2010. Previously this Committee
was known as NR & GCG Committee, in charge of assisting
Board of Commissioners in matters pertaining to nomination,
remuneration and GCG implementation.

Setelah mengalami perubahan nama dan keanggotaan, komite


ini dibentuk untuk membantu Komisaris dalam melakukan
pengawasan, evaluasi dan menyusun rekomendasi dalam
menetapkan antara lain: i)Norma (Standar) Nominasi dan
Remunerasi, Kepatuhan perusahaan atas pelaksanaan
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
masalah nominasi dan remunerasi. Tugas tambahan lainnya
adalah melakukan Penelahan dan pemantauan implementasi
sistem perencanaan tenaga kerja,rekruitmen,seleksi dan
penempatan pegawai.

After changing its name and membership, this Committee is


assigned to help Board of Commissioners in its oversight and
counselling responsibilities, and to make recommendations
with respect to nomination and remuneration standards,
compliance with the law governing nomination and
remuneration. Its additional tasks include reviewing
manpower planning, recruitment, selection and placement.

Visi Konarba dan PSDM adalah Terciptanya sinergi


antara Komisaris, Direksi dan Pegawai melalui sistem
nominasi dan remunerasi, dan pengembangan SDM yang
berlandaskan kompetensi dan kinerja, sesuai kebutuhan
dan kemampuan perusahaan. Sedangkan misinya
adalah: Mendorong terciptanya sistem nominasi dan
remunerasi yang fair untuk meningkatkan motivasi kerja,
terciptanya sistem remunerasi yang layak dan memadai
serta mendorong pelaksanaan prinsip dan praktek Good

The vision of NR & HRD Committee is Building synergy


among Board of Commissioners, Board of Directors and
employees through competence-performance-based
nomination, remuneration and development of human
resource in accordance with the Companys need and
condition. While its mission is Promoting the creation
of fair nomination and remuneration system to motivate
employees, formulate proper and measurable remuneration
system, and enhance GCG practice.

Corporate Governance yang lebih baik.


Komite ini dibentuk dengan berpedoman kepada peraturan
perundangan yang berlaku, Anggaran Dasar Anggaran Dasar
Perusahaan terakhir yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi,
SH tanggal 21 April 2010 Nomor 24 dan serangkaian keputusan
Dewan Komisaris mengenai Konarba, dengan yang terakhir
adalah Keputusan Dewan Komisaris, no 14/SK/PTBA-KOM/
XI/2010, tanggal 1 November 2010, tentang Pengangkatan
Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Dewan Komisaris
PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

This Committee is established pursuant to the prevailing


laws and regulations, the latest Articles of Association
drawn up before Notary Fathiah Helmi, SH, Deed No. 24 of
21 April 2010 and Board of Commissioners Decision No. 14/
SK/PTBA-KOM/XI/2010 of 1 November 2010 on Appointment
of Nomination and Remuneration Committee Members of
PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 209

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Independensi dan Susunan Anggota Komite Konarba dan


PSDM

Independency and Composition of NR & HRD Committee

Konarba dan PSDM bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan


tugas maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan
bekerja untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan
Komisaris. Semua anggota komite ini adalah independen
terhadap Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi
dan pengalaman di bidang nominasi, remunerasi,
pengembangan sumberdaya manusia dan bisnis batubara.

NR & HRD Committee works independently, set up by and


accountable to Board of Commissioners. All Committee
members are not related to any director, experienced and
knowledgable in human resource nomination, remuneration
and development as well as coal business.

SUSUNAN ANGGOTA KONARBA DAN PSDM PER 31 DESEMBER 2010 SEBAGAI BERIKUT:
THE COMPOSITION OF NR & HRD COMMITTEE AS OF 31 DECEMBER 2010 IS AS FOLLOW:

Ketua Head

Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ


merangkap sebagai Komisaris Independen cum Independent Commissioner

Anggota Member

Noeroso L. Wahyudi SE.MA


Dr. Sumarhadi SE MM

Tugas dan Tanggung-jawab

Duty and Responsibility

Tugas Konarba dan PSDM selengkapnya tertuang dalam


Piagam (Charter) Konarba dan Pengembangan SDM dengan
beberapa uraian diantaranya adalah sebagai berikut.
Memberikan pendapat independen dan profesional
serta rekomendasi kepada Komisaris terhadap halhal yang berhubungan dengan masalah nominasi dan
remunerasi.
Menelaah tingkat kepatuhan Perseroan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan masalah Nominasi dan Remunerasi (seperti UU
Ketenagakerjaan, Peraturan dari Kementerian BUMN
atau Bapepam-LK).
Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi
tentang penerapan sistem penggajian, pemberian
tunjangan, THR dan bonus bagi seluruh pegawai,
termasuk sistem pensiun dan kompensasi dalam hal
terjadi pengurangan pegawai.

The task of NR & HRD Committee is fully incorporated in NR


& HRD Charter covering:

Laporan Kegiatan Konarba dan PSDM

NR & HRD Committee Activity Report


Troughout 2010, the committee held 23 meetings attended by
the members as follow.

Selama tahun 2010, Konarba dan PSDM telah mengadakan 23


(duapuluh tiga) kali rapat berkala dengan tingkat kehadiran
sebagai berikut.

NAMA

JABATAN

NAME

POSITION

Giving independent, professional opinion and


recommendation to Board of Commissioners in matters
pertaining to nomination and remuneration.
Assessing the Companys compliance with laws and
regulations that govern nomination and remuneration
(such as Manpower Law, SOE Minister or Bapepam-LK
Regulations).
Making evaluation and recommendation in the
implementation of salary, allowance, holiday allowance
and bonus payment system, and also retirement
and compensation scheme in case of personnel
retrenchment.

JUMLAH
RAPAT
NO. OF MEETING
(A)

KEHADIRAN
ATTENDANCE
(B)

(B:A)
%

Abdul Latief Baky

Ketua Head

23

23

100

Noeroso L. Wahyudi *

Anggota Member

23

22

97

Fakhrudin Tieja**

Anggota Member

12

12

100

Sumarhadi***

Anggota Member

100

Keterangan:
*) Berdasarkan SK Dewan Komisaris No 08A/SK/PTBA-KOM/VII/2010 tanggal 2 Agustus 2010.
**) Diangkat kembali menjadi anggota Konarba tanggal 1 Juli 2010, mengundurkan diri per 1 Agustus 2010.
Ditetapkan menjadi Sekretaris Dewan Komisaris per 2 Agustus 2010.
***) Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 14/SK/PTBA-KOM/XI/201 tanggal 1 November 2010.
Note:
*) Under Board of Commissioners Decision No. 08A/SK/PTBA-KOM/VIII/2010 of 2 August 2010.
**) Reappointed member of NR Committee on 1 July 2010, resigned on 1 August 2010. Appointed Secretary to Board of Commissioners on 2 August 2010.
***) Under Board of Commissioners Decision No. 14/SK/PTBA-KOM/XI/2010 of 1 November 2010.

210

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Karyawan PTBA di Kantor Pusat, Tanjung Enim


PTBA employees in Tanjung Enim Head Office

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 211

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Konarba dan PSDM telah melaksanakan tugas melalui rapat


interen seperti disebutkan di atas, rapat dengan pihak terkait,
dan melakukan kunjungan kerja lapangan, dengan ikhtisar
kegiatan sebagai berikut.

NR & HRD Committee holds internal meetings, meetings with


related parties, and makes site visits, that can be summed up
as follows:

Menyetujui dan menyiapkan Formulasi Remunerasi


-- Menyetujui pengembangan Formula Insentif Kinerja
Pegawai tahun buku 2009, dengan didasarkan
peraturan perundangan yang berlaku, SK Direksi No.
066/KEP/INT-16100/OT.04/2009, tentang Penilaian
Kinerja Perusahaan 2009; dan Surat Komisaris No.
20/KOM/III/2010.
-- Menyiapkan formula Tantiem untuk Direksi
tahun buku 2009 bersama konsultan Independen
berdasarkan referensi peraturan perundangan antara
lain: Permen BUMN Nomor: PER-02/MBU/2009
tanggal 27 April 2009 Pasal 30 dan Permen BUMN
Nomor :PER -03/MBU/2009 tanggal 19 Oktober 2009
Pasal 5.

Pengembangan Kriteria Nominasi


Melakukan penyesuaian atas kriteria Long List Direksi
tahun 2011-2014 berdasarkan pada SK Meneg BUMN
No. 04/MBU/2009 tentang Persyaratan dan Tata Cara
pengangkatan dan pemberhentian Anggota Direksi
BUMN.

Nomination Criteria
Making adjustments to Board of Directors long list criteria
for 2011-2014 to conform to SOE Minister Decision
No. 04/MBU/2009 on Requirements and Procedures of
Appointing and Dismissing SOE Board Members.

Pemantauan Pelaksanaan Rencana Strategis


Pengembangan SDM
Komite mencermati adanya progres pencapaian program
kerja sampai tahun 2010 terutama terbentuknya
Assesment Center. Disamping itu mencermati adanya
penyesuaian dalam pengembangan SDM antara lain: a)
restrukturisasi profil SDM dari sisi usia dan kompetensi,
b) restrukturisasi organisasi termasuk anak perusahaan,
c) pengembangan formula IKP berdasarkan kinerja
pegawai.

HR Development Strategic Plan


Observing the work progress until 2010 particularly the
formation of Assessment Center, noting the adjustments
to HR development such as: a) restructuring HR profile
by age and proficiency, b) restructuring the organization
including subsidiaries, c) developing performance-based
KPI formula.

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan


Komisaris
-- Penyiapan dan pemantauan pembentukan Komite
GCG.
-- Dasar penyiapan pembentukan Komite GCG
adalah surat keputusan (SK) nomor 13/SK/PT.BAKOM/X/2009 tentang Konarba dan GCG. SK ini
ditindaklanjuti laporan kedua komite dalam buku
yang dimulai dari laporan Triwulan-IV tahun 2009
dan laporan Triwulan 1 sampai dengan II tahun 2010.
Komite GCG telah menyiapkan laporan tersendiri
dimulai Triwulan-III selain bulan Juli tahun 2010.
-- Melakukan Kajian Restrukturisasi Briket Batubara.
-- Berdasarkan kajian yang dilakukan, Komite
merekomendasikan agar restrukturisasi perlu
segera dilaksanakan.
-- Melakukan Kajian Proyek Peranap, dengan butirbutir temuan antara lain:

Performing other assignments from Board of


Commissioners
-- Preparing and monitoring the formation of GCG
Committee.
-- The legal ground for setting up GCG Committee was
Board of Commissioners Decision No. 13/SK/PTBAKOM/X/2009 on NR & GCG Committee. This decision
was followed up by the two Committees report
covering 4th quarter of 2009 and 1st 2nd quarter
of 2010. GCG Committee made a separate report
starting 3rd quarter of 2010 except July 2010.
-- Studying Coal Briquette Restructuring.
-- Based on the study the Committee recommended
that restructuring be immediately carried out.
-- Reviewing Peranap Project
-- The Committee came up with the following findings
and suggestions:

Approving Employee Performance Incentive Formula


-- Approving employee performance incentive formula
for 2009, subject to the law and Board of Directors
Decision No. 066/KEP/INT-16100/OT.04/2009 on 2009
Performance Appraisal and Board of Commissioners
Letter No. 20/KOM/III/2010.
-- Making Board of Directors Tantiem Formula for 2009
with the assistance of an independent consultant
pursuant to SOE Minister Regulation No. PER02/MBU/2009 of 27 April 2009 Article 30 and SOE
Minister Regulation No. PER-03/MBU/2009 of 19
October 2009 Article 5.

212

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Kurang sesuainya referensi harga yang


digunakan.
Asumsi harga yang digunakan sebaiknya PPA
(Purchace Power Agreement) dengan PLN.
Perlu mempertimbangkan ulang perhitungan
IRR.
-- Menyiapkan seleksi anggota Sesdekom.
-- Menyiapkan seleksi anggota Konarba.
-- Implementasi konsep Peraturan Dewan Komisaris
tentang Tata Laksana Persuratan Dinas & Kearsipan
(TLSK) di Lingkungan Dewan Komisaris PT BA.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

price reference used was not suitable;


price assumption should be taken from Power
Purchase Agreement with PLN;
IRR should be recalculated.
-- Selecting Board of Commissioners Secretariat
members
-- Selecting NR Committee members
-- Implementing Procedures of Official Correspondence
and Filing within Board of Commissioners.

Making site visits.


Attending two Cross Committee Business Meetings.

Melakuan kunjungan kerja lapangan.


Mengikuti 2 (dua) kali Rapat Kerja Lintas Komite.

Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pascatambang


(KRU)

Insurance, Business Risk and Post-Mining


Committee

Komite Asuransi, Risiko Usaha, dan Pascatambang,


selanjutnya disebut Komite Risiko Usaha bertugas dan
bertanggung jawab untuk memberikan pendapat profesional
dan independen sesuai kewenangannya kepada Dewan
Komisaris terkait dengan pengelolaan perusahaan yang
berkaitan dengan risiko usaha yang berpotensi menimbulkan
kerugian signifikan, termasuk asuransi, pengelolaan
lingkungan dan pasca tambang.

Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee, further


referred to as BR Committee, is set up to give independent and
professional viewpoint to Board of Commissioners with regard
to business risks, insurance, environment and post-mining
area management.

Visi dan Misi Komite Risiko Usaha sebagaimana dituangkan


dalam Charter Komite Risiko Usaha PT Bukit Asam, yang

The vision and mission of BR Committee as stipulated in BR


Committee Charter issued on 28 November 2009 are:

diterbitkan pada 28 November 2009, adalah sebagai berikut:


1. Visi
Menjadi Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pasca
Tambang yang profesional dan independen untuk
mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan.
2. Misi
Memberikan masukan secara komprehensif dalam rangka:
a. Meminimalkan risiko perusahaan yang mungkin
terjadi di bidang pengembangan usaha, operasi
produksi dan pemasaran.
b. Meminimalkan dampak negatif dari kegiatan
perusahaan terhadap lingkungan (fisik, kimia
dan sosial).

1.

2.

Vision
To be professional and independent Insurance, Business
Risk and Post-Mining Committee to realize the corporate
vision and mission.
Mission
To give input with the purpose of:
a. Minimizing risks that may arise in business
development, production and marketing.
b. Minimizing negative impact of the Companys
activities on the environment (physical, chemical
and social)

Komite KRU senantiasa mengingatkan dan merekomendasikan


agar seluruh risiko utama Perseroan yang masuk kategori high
dan extreme risk di kenali dan dimitigasi.
BR Committee consistently recommends that all high and extreme business
risks be identified and mitigated.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 213

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Tugas dan Tanggung jawab

Duty and Responsibility

Komite Risiko Usaha bertugas dan bertanggung jawab untuk


memberikan pendapat profesional dan independen sesuai
kewenangannya kepada Dewan Komisaris terkait dengan
pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan risiko usaha
yang berpotensi menimbulkan kerugian signifikan, termasuk
asuransi, pengelolaan lingkungan dan pasca tambang.

BR Committee is responsible for giving independent and


professional viewpoint to Board of Commissioners with regard
to business risks, insurance, environment and post-mining
area management.

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang dari Komite Risiko


Usaha dijabarkan secara rinci dalam piagam Komite Risiko
Usaha (KRU Charter).

The duty, responsibility and authority of BR Committee are


elaborated in BR Committee Charter.

Independensi KRU dan Susunan Anggota Komite

Independency and Composition of BR Committee

KRU bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun


dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk,
serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Semua
anggota komite ini adalah independen terhadap Direksi, dan
secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di
bidangnya.

BR Committee works independently, set up by and accountable


to Board of Commissioners. All Committee members are not
related to any director, experienced and knowledgable in their
respective fields.

SUSUNAN KRU PER 31 DESEMBER 2010 SEBAGAI BERIKUT:


THE COMPOSITION OF BR COMMITTEE AS OF 31 DECEMBER 2010 IS AS FOLLOWS:

Ketua Head

Dr. Ir. Thamrin Sihite ME, merangkap sebagai Komisaris cum Commissioner

Anggota Member

Ir. Faridha M.Si


Andi Novianto, PhD

Laporan Kegiatan Komite Asuransi, Risiko dan


Pascatambang

Insurance, Business Risk and Post-mining


Committee

Selama tahun 2010, KRU total menyelenggarakan rapat 24


kali, dengan tingkat kehadiran anggota sebagai berikut:

Throughout the year 2010, the Committee held 24 meetings,


attendance rate of members is given below:

KEHADIRAN

(B:A)
%

24

24

100

Anggota Member

24

24

100

Anggota Member

24

24

100

Anggota Member

100

JABATAN

Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME

Ketua Head

Ir. Faridha, M.Si*


Andi Novianto, PhD*
Pramuditho Karsowidjojo**

NAME

JUMLAH RAPAT

ATTENDANCE
(B)

NAMA

NO. OF MEETING
(A)

POSITION

Keterangan :
*Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 01/SK/PTBA-KOM/2010 tanggal 3 Juni 2010.
**Kontrak sudah selesai pada bulan Maret 2010
Note:
*Under Board of Commissioners Decision No. 01/SK/PTBA-KOM/2010 of 3 June 2010
**Contract expired in March 2010.

Adapun tugas dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh


Komite Risiko Usaha, Asuransi dan Pasca Tambang sepanjang
tahun 2010 dituangkan dalam bentuk Laporan Komite Risiko
Usaha, meliputi diantaranya:

The tasks and activities carried out by the Business Risk,


Insurance and Post Mining throughout 2010 set out in the form
of Enterprise Risk Committee Report, include among others:

Evaluasi atas Laporan-laporan yang dikeluarkan


Perusahaan
Laporan dievaluasi untuk melihat faktor-faktor risiko
yang dihadapi oleh Perseroan, terutama berkaitan
dengan kondisi lokal perusahaan, regional, dan global,
termasuk terhadap upaya PTBA dalam pengelolaan

Evaluating Company Reports


Reports were evaluated to detect risks in local, regional
and global term, in environment and post-mining area
management (physical, social, economic). The Committee
is of the opinion business development projects such as
railway development and TPP construction should be

214

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

lingkungan secara fisik maupun sosial dan ekonomi


serta pengelolaan pasca tambang. KRU berpendapat
bahwa proyek-proyek pengembangan usaha yang
sedang dilakukan seperti pengembangan angkutan
kereta api dan pembangunan PLTU masih perlu
dipercepat realisasinya. Untuk meningkatkan produksi
dan penjualan batubara maka pengembangan angkutan
kereta api eksisting yang merupakan kerjasama antara
PTBA dan PT KAI, serta rencana kerjasama antara PTBA,
PT Transpacific Railway Infrastructure dan China Railway
Engineering Corporation dapat segera dipacu.
Melakukan telaahan dan kajian terhadap investasi PLTU
Peranap 2 x 10 MW. KRU merekomendasikan beberapa
hal penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam
pelaksanaan pembangunan PLTU dan kaitannya dengan
rencana eksploitasi tambang adalah meliputi: (i) aspek
administratif, (ii) aspek teknis dan (iii) aspek ekonomi,
termasuk dalam hal ini adalah penilaian kesiapan off
taker (aspek regulasi, skema bisnis dan time frame
penyerahan excess power).
Sehubungan dengan rencana Kerjasama Proyek Tanjung
Api-api, KRU merekomendasikan agar dilakukan kajian
komprehensif terhadap rencana keterlibatan PTBA
dalam Proyek Tanjung Api-Api, termasuk dari aspek
ekonomi, finansial, teknis, sosial, dan lingkungan.
Melakukan telaahan dan kajian terhadap Perjanjian
Jual Beli Batubara (PJBB) PTBA dengan PLN. KRU
merekomendasikan PJBB tersebut dimasukkan dalam
RJPP dan RKAP, serta dilakukannya perencanaan yang
lebih komperehensif. Selain itu dalam meningkatkan
penjualan
perlu
memperhatikan
kemampuan
infrastruktur.
Terkait dengan program pengembangan prasarana
produksi yang berlokasi di Tanjung Enim, Kertapati, dan
Tarahan, KRU berpendapat agar dikaji lebih mendalam
dan selaras dengan rencana jangka panjang perusahaan
dalam meningkatkan efisiensi dan produksi batubara.
Mengingat nilai investasi untuk hal ini akan sangat besar,
maka pendanaan proyek tersebut agar dikaji secara
hati-hati, termasuk apabila akan mendapatkan sumber
pendanaan yang akan berasal dari luar PTBA, agar
didapatkan alternatif yang tidak memberatkan.
KRU juga melakukan telaahan dan evaluasi terhadap
kegiatan lainnya seperti Lelang IPP PLTU, memberikan
masukan atas Drat RKAP Tahun 2011 dan lain-lain.
Melakukan Kunjungan Kerja Lapangan. Yakni ke lokasi
UP Tanjung Enim termasuk PLTU Tanjung Enim 3 x 10
MW. KRU merekomendasikan peningkatan produksi di
lokasi Tanjung Enim, Air Laya dan Non Air Laya, serta
percepatan penyelesaian pembangunan PLTU
Mengikuti 2 (dua) kali Rapat Kerja Lintas Komite.
Mengikuti Program Pendidikan dan Pelatihan
berkelanjutan, diantaranya partisipasi Ketua KRU pada
konferensi The Rising Power of Indonesia Incorporated:
Reaching President SBYs Vision of 2014 di Jakarta,
sebagai upaya untuk mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan praktik lapangan.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

accelerated. To increase production and sales of coal,


cooperation between PTBA and PT KAI (Indonesian
Railway Company) and among PTBA, PT Transpacific
Railway Infrastructure and China Railway Engineering
Corporation should proceed.
Reviewing: Investment in Peranap Thermal Power
Plant 2 x 10 MW. BR Committee recommended some
important things to be concerned in the implementation
of power plant and its relation to the planned exploitation
of the mine are included: (i) administrative aspects,
(ii) technical aspects and (iii) the economic aspects,
including in this case is the assessment of readiness off
taker (regulatory aspects, business schemes and time
frame for delivery of excess power).
Along with the Project Cooperation plan Tanjung
Api-api, BR Committee recommended that a
comprehensive review is conducted in the PTBA
involvement plan of Tanjung Api-Api project,
including aspects of economic, financial, technical,
social, and environmental.
Reviewing: the Coal Sale and Purchase Agreement
(PJBB) PTBA with PLN. BR Committee recommended
the PJBB included in RJPP and RKAP, as well as
doing a more comprehensive planning. In addition,
infrastructure capability should be concerned to
increase sales.
Developing Production Infrastructure the Committee
believes the program of developing production
infrastructure in Tanjung Enim, Kertapati and
Tarahan should be scrutinized to be consistent with
long-term plan of enhancing coal efficiency and
production. Considering the sizeable investment,
financing should be carefully studied, expecially
when it comes from external sources.
Evaluating Other Activities BR Committee evaluated
TPP Independent Power Plant tenders, gave input
and recommendation for 2011 work program and
budget, etc.
Making Site Visits to Tanjung Enim Mining
Unit including Tanjung Enim TPP 3x10 MW.
Recommendation was made to boost production of
Tanjung Enim, Air Laya and outside Air Laya, and to
speed up TPP construction.
Attending two Cross Committee Business
Meetings.
Attending Education and Training Program
Participation of Committe Head in The Rising Power
of Indonesia Incorporaed: Reaching President
SBYs Vision of 2014 conference in Jakarta, to keep
abreast of scientific advancement and on-the-job
practice.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 215

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

SEKRETARIS PERUSAHAAN

CORPORATE SECRETARY

Sekretaris Perusahaan berperan besar dalam memperlancar


hubungan antar Organ Perseroan, hubungan antara
Perseroan dengan stakeholders serta dipenuhinya ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembinaan
hubungan baik dengan stakeholder strategis, khususnya
pemegang saham, akan sangat mendukung kelancaran
bisnis dan pengembangan usaha Perseroan. Selain itu,
sebagai perusahaan publik, Perseroan juga wajib memiliki
tata laksana dokumen dan informasi yang baik untuk
membantu memastikan kepatuhan Perseroan terhadap
perundang-undangan dan peraturan pasar modal serta untuk
mendukung akuntabilitasi pelaporan kinerja dan tanggung
jawab Perseroan kepada stakeholder.

The Corporate Secretary plays a major role in facilitating


communication among the corporate organs, relationship
between the Company and its stakeholders, and compliance
with the prevailing laws and regulations. Favorable relationship
with strategic stakeholders, particularly the shareholders, will
promote the smooth operations and growth of the Company.
As a public company, the Company must have reliable
document and information management system to ensure
compliance with capital market laws and regulations, and
guarantee the accountability of the Companys performance
report to stakeholders.

Perseroan menetapkan fungsi Sekretaris Perusahaan


yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
Perseroan menetapkan kualifikasi khusus untuk pejabat
Sekretaris Perusahaan, memberikan wewenang dan sumber
daya yang memadai dan melakukan evaluasi berkala atas
pelaksanaan tugasnya. Fungsi utama Sekretaris Perusahaan
ada tiga, yakni: sebagai liason officer, compliance officer
serta investor relations.

For this reason, the Company establishes the function of


Corporate Secretary who is directly accountable to President
Director. The Company requires certain qualification of
Corporate Secretary, giving appropriate authority and
resources, and periodically evaluating the performance of
his/her duty. Corporate Secretary has triple main function:
as liason officer, compliance officer and investor relations
officer.

Sesuai dengan fungsinya, Sekretaris Perusahaan menjamin


ketersediaan informasi terkini, tepat waktu dan akurat
mengenai Perseroan kepada para pemegang saham, analis,
media massa dan masyarakat umum, yang juga meliputi
penyediaan Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan. Secara
umum tugas Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut:

As the function requires, Corporate Secretary ensures that the


most current, punctual and accurate information regarding
the Company is available for the shareholders, analysts, mass
media and general public. The information includes quarterly
and annual financial reports. In general, the duty of Corporate
Secretary is as follows:

Mengikuti perkembangan dan peraturan-peraturan


pasar modal serta memberikan pelayanan atas setiap
informasi yang dibutuhkan pemodal (investor relations).
Memberikan pelayanan atas setiap informasi yang
dibutuhkan oleh setiap pemangku Kepentingan.
Memberi masukan kepada Direksi untuk mematuhi
peraturan yang berhubungan dengan pasar modal
Bertindak sebagai penghubung antara Perseroan
dengan Bapepam-LK serta masyarakat, serta membina
hubungan baik dengan seluruh stakeholder lain di luar
pemegang saham, yaitu antara lain Pemerintah, media,
mitra Perseroan dan masyarakat.

Keeping abreast of capital market development and


rules.
Providing information for investors and other
stakeholders (investor relations)
Giving input to Board of Directors in complying with
capital market rules and regulations
Acting as liaison officer among the Company, BapepamLK and the public, and fostering good relationship with all
other stakeholders besides shareholders, among others
the Government, mass media, partners and public.

Fungsi utama Sekretaris Perseroan mencakup tiga bidang, yaitu sebagai


liason officer, compliance officer serta investor relations.
Corporate Secretary has triple main function, as liason officer, compliance officer
and investor relations officer.

216

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Kantor Pusat PT Bukit Asam di Tanjung Enim


PT Bukit Asam Head Office in Tanjung Enim

Sekretaris Perusahaan kemudian dibantu oleh fungsifungsi lain di bawah koordinasinya, yaitu Hubungan Investor,
Komunikasi Perusahaan dan Kantor Perwakilan. Mulai bulan
Juli 2009, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam (Persero)
Tbk dijabat oleh Achmad Sudarto.

Corporate Secretary is assisted by other functions under


his/her coordination, i.e. Investor Relations, Corporate
Communication and Representative Office. Since July 2009,
Achmad Sudarto has been the Corporate Secretary of PT
Bukit Asam (Persero) Tbk.

Perseroan telah mengeluarkan suatu kebijakan Keterbukaan


dan Kerahasiaan Informasi serta informasi orang dalam
dan kebijakan Pengelolaan Dokumen/Arsip Perseroan,
dalam rangka memenuhi persyaratan azas keterbukaan dan
pelaksanaan GCG. Tujuan dari penetapan kebijakan tersebut
adalah untuk memastikan bahwa pengungkapan informasi
Perseroan harus akurat serta dicatat, diolah, dirangkum
dan dilaporkan dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan
ketentuan keterbukaan informasi yang berlaku.

The Company has set a policy on Information Disclosure and


Confidentiality, and Insider Information and Document/
File Management in an effort to abide by the transparency
principle and GCG practice. The objective of setting this policy
is to make sure that information regarding the Company is
disclosed accurately, recorded, processed, compiled and
reported over certain periods, in accordance with the rules on
disclosure of information.

Sepanjang tahun 2010, Perseroan telah mengadakan 14


(empat belas) kali conference call, 83 (delapan puluh tiga) kali
one on one meeting, 2 (dua) kali non-deal roadshow serta 2
(dua) kali kegiatan yang melibatkan wartawan. Rincian Press
Release yang pernah dilaksanakan oleh Perseroan adalah:

In 2010, the Company conducted 14 conference calls, 83 oneon-one meetings, two non-deal roadshows and two events
involving the journalists.

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 217

Kegiatan Keterbukaan informasi yang dilaksanakan oleh Perseroan, tahun 2010


Information disclosure events launched by the Company in 2010
BULAN

KEGIATAN

Januari
January

Konfirmasi berita Bisnis Indonesia Indonesia Power kurangi pasokan batubara PTBA
Konfirmasi pemberitaan Detik BPK temukan anak usaha PTBA rugikan Negara Rp1,6 Miliar.

MONTH

EVENT/ACTIVITY

Confirming Bisnis Indonesia article on Indonesia Power reduced PTBA coal supply
Confirming Detik article on BPK discovered PTBA subsidiary cost the state Rp1.6 billion in
losses

Februari
February

Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily Bukit Asam Investasi PLTU $ 101 Juta.
Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily Bukit Asam gandeng South Africa Synthetic.
Confirming Investor Daily article on Bukit Asam invested $101 million in TPP
Confirming Investor Daily article on Bukit Asam joined hands with South Africa Synthetic

Maret
March

Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily Bukit Asam siap akuisisi 9,36% saham
Freeport.
Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily ANTM-PTBA diminta akuisisi saham Freeport.
Pemberitahuan pergantian pejabat Senior Manajer Satuan Pengawas Intern.
Pernyataan tidak melakukan eksplorasi periode Maret September 2010
Konfirmasi pemberitaan media DetikFinance BUMN diminta lepas cucu usaha.
Pemberitahuan Rencana Penyelenggaraan RUPS




Confirming Investor Daily article on Bukit Asam ready to acquire 9.36% stake in Freeport
Confirming Investor Daily article on ANTM-PTBA are urged to acquire Freeport
Announcing replacement of Internal Audit Unit Senior Manager
Stating no exploration will be made during March Sept 2010
Confirming Detik Finance article on SOEs are urged to release companies below
subsidiary
Announcing preliminary plan of AGMS

April
April

Juni
June

Panggilan RUPS tahunan Perseroan


Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily ANTM-PTBA bersaing jadi mitra BHP Biliton
Konfirmasi pemberitaan media Kontan Direktur Bukit Asam bakal jadi tersangka
Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily Bukit Asam incar 30% saham railway
Hasil RUPS Tahunan

Notice of AGMS
Confirming Investor Daily article on ANTM-PTBA competing for BHP Biliton partnership
Confirming Kontan article on Bukit Asam director to be named a suspect
Confirming Investor Daily article on Bukit Asam eyeing 30% stake in railway
Announcing AGMS resolutions

Konfirmasi pemberitaan media Kontan Dugaan korupsi Bukit Asam, dua Direktur Bukit Asam
akhirnya diperiksa Penyidik Kejagung
Laporan hasil pelaksanaan pembelian kembali saham periode Januari Juni 2010
Confirming Kontan article on Alleged corruption in PTBA, two directors are examined by
Attorney Generals Office
Reporting share buy-back results January June 2010

Agustus
August
September
September

Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily Lanco Infratech jadi Mitra Bukit Asam
Confirming Investor Daily article on Lanco Infratech became Bukit Asam partner
Pernyataan tidak melakukan eksplorasi pada periode Sept 10 Mar 10
Konfirmasi pemberitaan media Kontan mengenai PTBA kaji rencana Stock Split.
Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily Bukit Asam siapkan dana akuisisi Rp840 Miliar.
Stating no exploration will be made during Sept 10 Mar 11
Confirming Kontan article on PTBA mulling over stock split
Confirming Investor Daily article on Bukit Asam sets aside Rp840 billion for acquisition

Oktober
October

Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu


Perseroan mengikuti Non Deal Roadshow di USA tanggal 1-5 Nopember 2010.
Disclosing information on certain shareholders
Participating in Non Deal Roadshow in USA 1-5 November 2010

November
November
Desember
December

Penyelenggaraan Public Expose, Penyampaian dan Laporan Hasil Public Expose


Conducting public expose, reporting public expose results
Laporan Perseroan telah melaksanakan penjualan seluruh saham hasil pembelian kembali
saham Perseroan.
Pembayaran Dividen Interim 2010.
Reporting the sale of all shares from buy-back program
Paying interim dividend for 2010

PARA PIHAK
PARTIES

BEI
IDX

BEI
IDX

BEI
IDX

BEI
IDX

BEI
IDX

BEI
IDX

BEI
IDX

BEI
IDX
BEI
IDX

BEI
IDX

218

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Penerbitan Press Release Tahun 2010


Press Release issued in 2010
BULAN

TOPIK / SUBJEK

MEDIA

Januari
January

Harga jual batubara ke PLTU Suralaya untuk pasokan tahun 2010 disepakati menjadi
Rp685.000/ton, total volume 5,5 juta ton.
Coal selling price to Suralaya TPP for 2010 agreed at Rp685,000/ton, total volume 5.5
million tons.

Website Perseroan
Company website

Maret
March

Laba bersih Rp2,73 Triliun naik signifikan 60% pada tahun 2009.
Pengumunan Laporan Keuangan per 31 Desember 2009.
Kontrak EPC dan O&M Proyek Railway baru kapasitas 25 juta ton/tahun
ditandatangani.
2009 net profit increased 60% to Rp2.73 trillion
Financial statement as of 31 December 2009
EPC & O&M contract for new railway project, capacity 25 million ton/year was signed

Surat Kabar, Website


Perseroan
Company website,
newspaper

April
April

PTBA bagikan dividen final tahun buku 2009 Rp1,228 Triliun.


Pengumunan Laporan Keuangan per 31 Maret 2010, volume penjualan batubara PTBA
Triwulan 1 naik 14%.
PTBA paid 2009 final dividend of Rp1.228 trillion.
Financial statement per 31 March 2010, coal sales volume in 1st quarter increased 14%.

Surat Kabar,
Website Perseroan
Company website,
newspaper

Mei
May

PTBA jadi tuan rumah Indonesian Fire Rescue Challenge 2010.


PTBA hosted Indonesian Fire Rescue Challenge 2010.

Surat Kabar,
Website Perseroan
Company website,
newspaper

Juni
June

PTBA dan PLN tandatangani Nota Kesepahaman pemasokan batubara kalori rendah
sebesar 9 Juta Ton/Tahun.
PTBA and PLN signed Memorandum of Understanding for low calory coal supply of 9
million tons/year.

Surat Kabar,
Website Perseroan
Company website,
newspaper

Juli
July

Volume penjualan batubara PTBA Semester 1 2010 naik 10%.


PTBA dan Pemprov Sumatera Selatan tandatangani Nota Kesepakatan Bersama
Sumsel Siaga Bencana Berbasis Industri.
Harga jual batubara PTBA ke PLTU Tarahan naik 8,6% dan ke PLTU Bukit Asam naik
5,5%.
Pengumunan Laporan Keuangan per 30 Juni 2010, volume penjualan batubara naik 10%
pada Semester 1 2010.
Coal sales volume in 1st semester 2010 increased 10%.
PTBA and South Sumatra Provincial Administration signed Memorandum of
Understanding South Sumatra bracing for indusrial disaster.
Coal price to Tarahan TPP increased 8.6% and to Bukit Asam TPP increased 5.5%.
Financial statement as of 30 June 2010, coal sales volume rose 10% in 1st semester of
2010.

Surat Kabar,
Website Perseroan
Company website,
newspaper

Agustus
August

PTBA Integrasikan Sistem Pasokan Batubara.


PTBA integrated coal supply system.

Surat Kabar,
Website Perseroan
Company website,
newspaper

Oktober
October

Pengumunan Laporan Keuangan per 30 September 2010, volume penjualan batubara naik
12% pada Triwulan III 2010.
Financial statement as of 30 September 2010, coal sales volume in 3rd semester of 2010
increased 12%.

Surat Kabar,
Website Perseroan
Company website,
newspaper

MONTH

TOPIC/SUBJECT

Desember
December

MEDIA

Surat Kabar,
Website Perseroan
Company website,
newspaper

Selain itu, setiap tahun Perseroan menerbitkan laporan


tahunan dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris, yang menyediakan informasi mengenai
kinerja Perseroan. Laporan Tahunan Perseroan dan informasi
lainnya dapat diperoleh di Sekretariat Perusahaan di Kantor
Pusat atau Perwakilan Perseroan.

Each year the Companys financial statements are published


bilingually, in Indonesian and English, to provide information
on the Companys business performance. Annual Report and
other information may be obtained from the office of Corporate
Secretary in the Head Office or Representative Offices.

Pemegang saham dan masyarakat umum juga dapat


memperoleh informasi mengenai perkembangan Perseroan
melalui situs http://www.ptba.co.id.

Shareholders and the general public are welcome to visit our


website http://www.ptba.co.id for further information on the
Company.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 219

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

www.ptba.co.id
SISTEM PENGAWASAN
DAN PENGENDALIAN INTERNAL

INTERNAL AUDIT AND CONTROL SYSTEM

Manajemen mengembangkan sistem pengawasan dan


pengendalian internal agar dapat berfungsi secara efektif
untuk mengamankan investasi dan aset Perseroan. Upaya
pengembangan sistem pengawasan dan pengendalian yang
dilakukan meliputi:

The Management develops an effective internal audit and


control system to safeguard the Companys investment and
assets. The system development includes:

a.

a.

b.

c.

d.

e.

Peningkatan lingkungan pengendalian internal yang


disiplin dan terstruktur.
Pelaksanaan kajian dan pengelolaan risiko usaha,
meliputi proses untuk mengidentifikasi, menganalisis,
menilai dan mengelola risiko usaha yang relevan secara
berkesinambungan.
Melakukan aktivitas pengendalian pada setiap tingkat
dan unit dalam struktur organisasi Perseroan, antara lain
mengenai kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi,
penilaian atas prestasi kerja, pembagian tugas dan
keamanan aset Perseroan.
Meningkatkan dan mengembangkan sistem informasi
dan komunikasi yang meliputi proses penyajian laporan
mengenai kegiatan operasional, finansial dan ketaatan
atas ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Melakukan pemantauan yaitu proses penilaian terhadap
kualitas sistem pengendalian internal termasuk
pelibatan fungsi internal audit pada setiap tingkat dan
unit struktur organisasi Perseroan.

b.
c.

d.

e.

Establishing a disciplined and structured internal control


environment.
Reviewing, identifying, analysing and managing business
risk continuously.
Exercising control over every level and unit within
the organization, associated with power, authority,
verification, reconciliation, performance appraisal, job
division and security of the Companys assets.
Developing information and communication system
covering the process of reporting of operating activities,
financial condition and compliance with the law.
Monitoring and evaluating the quality of internal control
system and the involvement of internal audit function at
every level and unit within the Company.

220

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Kegiatan yang meliputi butir b dan c tersebut di atas


dilaksanakan oleh satuan kerja Sistem Manajemen
Perusahaan (SMP), dijabarkan masing-masing melalui
pengembangan sistem diantaranya Sistem Manajemen
Risiko (lihat uraian Sistem Manajemen Risiko), Sistem
Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan dan Sistem
Manajemen K3. (Lihat uraian Sistem Manajemen Bukit
Asam). Sedangkan pelaksanaan kegiatan untuk butir c, d dan
e tersebut di atas, dilaksanakan dengan melibatkan aktivitas
Satuan Pengawasan Internal (SPI).

Activities under point b and c are carried out by Corporate


Management System Work Unit, elaborated in Risk
Management System (see Risk Management System),
Quality Management System, Environmental Management
System and Work Safety and Health Management System (see
Bukit Asam Management System). Activities under point c,
d and e are done with the involvement of Internal Audit Unit
(IAU)

Auditor Internal

Internal Auditor

Auditor Internal bertindak sebagai Satuan Pengawasan Internal.


Sesuai Ikhtisar Piagam SPI (SPI Charter) PTBA yang ditandatangani
bersama Direksi dan Komisaris PTBA, maka SPI :

Internal Auditor serves as Internal Audit Unit (IAU). Under


IAU Charter signed by Board of Directors and Board of
Commissioners, IAU is described as follows:

a.

a.

b.

c.

d.

e.

SPI merupakan unit kerja yang menjalankan fungsi


pengendalian/pengawasan internal untuk membantu
Manajemen dan Satuan Kerja lainnya didalam
pencapaian pelaksanaan tugas dan kewajibannya,
dengan memberikan bantuan berupa analisa, penilaian,
rekomendasi, konsultansi dan informasi mengenai
aktivitas Satuan Kerja melalui Pimpinan Perusahaan;
SPI mempunyai wewenang memperoleh akses terhadap
dokumen, pencatatan personal dan fisik kekayaan
perusahaan di seluruh unit kerja perusahaan, untuk
mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas audit, termasuk anak perusahaan;
Untuk kelancaran tugas, SPI harus berkoordinasi dengan
Komite Audit. SPI merupakan mitra kerja dari Auditor
Eksternal. SPI juga mempunyai hubungan dengan SPI
Perusahaan Afiliasi, SPI Anak Perusahaan dan Yayasan
Milik Perusahaan dalam bentuk koordinasi pelaksanaan
audit dan bantuan teknis;
Ruang lingkup SPI meliputi Pengendalian Internal,
evaluasi efektifitas implementasi prinsip-prinsip GCG
dan evaluasi efektifitas Manajemen Risiko;
Auditor SPI harus mematuhi Kode Etik yang merupakan
panduan peilaku dalam melaksanakan tugas audit yang
mencerminkan tingkat profesionalisme auditor yang
bersangkutan.

b.

c.

d.

e.

IAU is a work unit that exercises internal audit and


control function to assist the management and other
work units to perform their duty, providing them with
analysis, evaluation, recommendation, consultancy and
information through the management.
IAU has access to documents and records of company
property in all work units, to relevant data and
information associated with audit work, including those
of subsidiaries.
To perform efficiently IAU has to coordinate with Audit
Committee. As a working partner of External Auditor,
IAU coordinates with IAU of the Companys affiliates,
subsidiaries and foundation in performing audit and
providing technical assistance.
The scope of IAU covers internal audit work, evaluating
the effectiveness of GCG implementation and risk
management.
IAU Auditor should abide by the Code of Conduct in
performing audit to reflect his/her professionalism.

SPI memastikan bahwa seluruh elemen Perseroan berperan dan bertindak


sesuai tugas dan kewajibannya serta menindak lanjuti rekomendasi dari hasil
temuan SPI.
IAU ensures all elements of the Company work and act according to established
duties and responsibilities, and act on IAU findings and recommendations.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 221

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Uraian peran, wewenang dan tanggung-jawab selengkapnya


ada pada Piagam (Charter) Audit Internal.

Full description of the role, authority and responsibility of


Internal Audit is written in Internal Audit Charter.

Sesuai Rencana Audit Tahunan (RAT) 2010, SPI telah


melakukan audit operasional di 8 (delapan) Satuan Kerja dan
sesuai permintaan dan penugasan dari Direktur Utama, SPI
telah melakukan audit khusus di 5 (lima) Satuan Kerja;

In line with Annual Audit Plan for 2010, IAU conducted audit
on eight work units, and as instructed by President Director,
special audit on five work units.

Pada tahun 2010 kurang lebih 90% rekomendasi yang telah


disampaikan SPI dapat ditindak lanjuti oleh Auditee dan
sisanya akan ditindak lanjuti pada tahun 2011.

In 2010 approximately 90% of IAUs recommendations were


acted on by auditees and the rest will be followed up in 2011.

Auditor Eksternal

External Auditor

Auditor Eksternal yang memeriksa laporan keuangan


Perseroan tahun buku 2010 ditetapkan melalui Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan berdasarkan rekomendasi dari
Komisaris dan Komite Audit. Untuk menjamin independensi
dan kualitas hasil pemeriksaan Auditor Eksternal yang
ditunjuk tidak boleh memiliki benturan kepentingan dengan
setiap level pejabat Perseroan.

The external auditor who audited the Companys 2010 financial


statements was appointed by AGMS by the recommendation of
Board of Commissioners and Audit Committee. To guarantee
the independency and quality of audit, the appointed external
auditor must have no conflicting interest with each level of the
Companys organ.

Untuk menjaga profesionalitas Perseroan melakukan


pemilihan Auditor Eksternal setiap tahun, dengan ketentuan
satu KAP hanya boleh melakukan audit secara berurutan
maksimal 3 tahun. Auditor Eksternal yang ditunjuk
bertanggung jawab untuk menyampaikan opininya atas
ketaatan laporan keuangan yang diaudit terhadap standar
laporan keuangan yang berlaku.

To keep its professionalism, the Company selects external


auditor every year, on condition that one public accountant office
performs audit only for three years in a row. The appointed
external auditor must give its opinion on the compliance of
audited financial statements with the accounting standards
generally applied.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan April 2010


memutuskan
menunjuk
Kantor
Akuntan
Publik
Tanudiredja, Wibisana & Rekan, member Firm dari
PricewaterhouseCoopers, untuk memeriksa dan menyatakan
opininya atas laporan keuangan Perseroan yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010.

AGMS in April 2010 resolved to appoint the Office of Public


Accountant Tanudiredja, Wibisana & Partners, member firm
of PriceWaterHouseCoopers, to audit and give its opinion on
the Companys financial statements for the year ending 31
December 2010.

Periode Penunjukan dan Honorarium


Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan, Dewan Komisaris
telah menetapkan jumlah biaya Auditor Eksternal sebesar
Rp1.424.555.000 (Satu Miliar Empat Ratus Dua Puluh Empat
Juta Lima Ratus Lima Puluh Lima Ribu Rupiah) belum
termasuk Out of Pocket Expenses dan Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) untuk jasa audit laporan keuangan konsolidasian
Perseroan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember
2010 termasuk untuk audit laporan keuangan PKBL.
Tahun 2010 tersebut merupakan periode ke- 3 (tiga) KAP
Tanudiredja, Wibisana & Rekan melakukan audit atas
laporan keuangan Perseroan.

Appointment and Fee


By the authority conferred by AGMS, Board of Commissioners
fixed External Auditors fee of Rp 1,424,555,000 (one billion
four hundred twenty four million five hundred fifty five
thousand rupiah), excluding out-of-pocket expenses and
value added tax of Rp1,095,050,000 plus out-of-pocket
expenses for auditing the Companys consolidated financial
statement and Partnership & Community Development
Program financial statement for the year ended 31 December
2010. The year 2010 was the third year for Public Accountant
Tanudiredja, Wibisana & Partners to audit the Companys
financial statements.

Sementara untuk audit kinerja proyek kerjasama dan anak


perusahaan PTBA tahun buku 2010, Dewan Komisaris
menetapkan KAP Purwantono, Suherman dan Surja (Ernst &
Young) untuk melaksanakan audit kinerja tersebut dengan biaya
sebesar Rp1.045.000.000 (Satu Milyar Empat Puluh Lima Juta
Rupiah) belum termasuk out of pocket expenses (OPE) dan PPN.

Whereas for performance audit of joint projects with


subsidiaries in 2010, Board of Commissioners appointed
Public Accountant Purwantono, Suherman and Surja (Ernst
& Young) at a total fee of Rp1,045,000,000 (one billion forty
five million rupiah) excluding out-of- pocket expenses and
value added tax.

222

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Kegiatan Auditor Eksternal


Pada tahun 2010 BPK-RI telah melakukan Audit System
Pengendalian Intern (SPI) PTBA, saat ini masih dalam
proses penyusunan draft Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP) oleh Tim Audit BPK-RI.
Untuk audit yang dilakukan Kantor Akuntan Publik
(KAP), pada tahun 2010 dilakukan jasa audit kinerja
atas kegiatan Anak Perusahaan dan Project Kerjasama
PTBA, serta jasa audit umum (General Audit) untuk
Laporan Keuangan PTBA, telah diselesaikan pada akhir
Pebruari 2011.

External Auditor Activity


In 2010 the State Auditor audited the Companys internal
control system and to this day their report is still in
process.
For 2010 accounting year, Public Accountant performed
audit on the operating performance of PTBA subsidiaries
and joint projects, and general audit on PTBA financial
statements, which were finalized end of February 2011.

Satuan Kerja Sistem Manajemen Perusahaan

Corporate Management System Unit

Dalam rangka memperkuat sistem pengawasan dan


pengendalian internal di Perseroan, Manajemen membentuk
Satuan Kerja Sistem Manajemen Perusahaan (SMP). Dalam
struktur organisasi perusahaan, SMP bersama-sama dengan
SPI dan Sekretaris Perusahaan langsung berada di bawah
kendali Direktur Utama.

To strengthen internal audit and control system, the


management set up Corporate Management System Work Unit
(CMS). In the organization structure, CMS, IAU and Corporate
Secretary are directly accountable to President Director.

Visi dari Satuan Kerja SMP adalah: Menjadi Satuan Kerja


yang terpercaya dalam mengelola proses bisinis Perusahaan
dengan menerapkan prinsip-prinsip GCG secara konsisten,
sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan.

The vision of CMS is to become a reliable work unit in managing


the Companys business process by consistently implementing
GCG principles to enhance corporate value.

Sedangkan Misi Satuan Kerja SMP adalah:


Meningkatkan kualitas tatakelola Perusahaan agar
sesuai dengan prinsip-prinsip GCG untuk mewujudkan
peningkatan kesejahteraan bagi Pemegang Saham dengan
tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya.
Mendorong terciptanya Kebijakan dan best practices/

The mission of CMS is realized by:


Improving the quality of governance according to GCG
principles for increased shareholder value and other
stakeholders interest.
Creating work best practices of international and national
standards under GCG principles.
Cultivating corporate culture.

standar kerja yang lazim berlaku baik secara nasional


maupun internasional di Perusahaan yang sesuai dengan
Prinsip-prinsip GCG.
Meningkatkan budaya korporasi.

Strategi Satuan Kerja SMP adalah:


Meningkatkan komunikasi dengan BOD dan Seluruh
Kepala Unit/ Kepala Satuan Kerja untuk mendapatkan
data informasi yang diperlukan.
Bekerjasama dengan Satuan kerja SDM untuk
meningkatkan kompetensi Pegawai dan mendapatkan
sertifikasi keahlian (khususnya Auditor) yang diperlukan
serta jumlah personil yang optimal.
Meningkatkan objektifitas, independensi, kualitas dan
waktu penyelesaian pekerjaan/audit.
Senantiasa melakukan improvement proses bisnis
internal SMP.

The strategies adopted by CMS are:


Building communication with Board of Directors and all
Work Unit Heads to obtain the necessary information.
Working in cooperation with HR Work Unit for employee
development and proficiency certification (especially
Auditor) and optimal number of personnel.
Enhancing objectivity, independency, quality and time
efficiency in performing audit.
Continually improving CMS.internal business process.

Tugas dari SMP adalah membantu Direktur Utama dalam


mengembangkan, mengarahkan, dan mengendalikan seluruh
sistem manajemen yang diterapkan di perusahaan yang
meliputi dan tidak terbatas pada:
Sistem Manajemen Mutu (SMM)
Sistem Manajemen Lingkungan (SML)
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(SMK3)

CMS is in charge of assisting President Director in developing,


directing and controlling all management systems applied in
the Company including but not limited to:


Quality Management System (SMM)


Environment Management System (SML)
Work Safety & Health Management System (SMK3)

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 223

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Sistem Manajemen Mutu Laboratorium (SMM Lab)


Sistem Manajemen Risiko (SMR)
Sistem Manajemen Corporate Social Responsibility (SM
CSR)
Sistem Manajemen Keamanan Pelabuhan (SMKP)
Sistem Manajemen Kinerja (SMK)
Sistem Manajemen Surat & Kearsipan

Laboratory Quality Management System (SMM Lab)


Risk Management System (SMR)
Corporate Social Responsibility Management System
(SMCSR)
Port Security Management System (SMKP)
Performance Management System (SMK)
Correspondence & Filing Management System

Peranan SMP dalam peningkatan implementasi GCG adalah


pertama menyiapkan/menyusun soft structure GCG bersamasama dengan unit yang akan melaksanakan, yang kemudian
disahkan menjadi pedoman. Kemudian SMP melakukan
pemantauan dan melaksanakan audit/evaluasi kinerja dari
masing-masing unit, terutama dari sisi keandalan sistem yang
diterapkan dan hubungannya dengan kinerja. Secara periodik,
SMP akan melakukan perbaikan pada sistem operasional
yang diterapkan pada masing-masing unit tersebut.

In enhancing the implementation of GCG principles, CMS jointly


with would-be users first prepares GCG soft structure, which
is subsequently formalized as guide. Next, CMS monitors and
evaluates the performance of each unit, particularly in terms
of system reliability and its association with performance.
Periodically, CMS improves the operating system applied in
each unit.

Selama tahun 2010, SMP telah melaksanakan audit internal


sebanyak 24 kali audit yang terdiri dari Audit SMM sebanyak
4 kali audit terhadap 15 Satuan Kerja Lingkup ISO 9001, Audit
SML sebanyak 4 kali audit terhadap 14 Satuan Kerja Lingkup
ISO 14001, Audit SMK3 sebanyak 4 kali audit terhadap 16
Satuan Kerja Lingkup OHSAS 18001, Audit SM Lab sebanyak
2 kali audit terhadap 3 Laboratorium batubara Lingkup ISO
17025, Audit SMKP sebanyak 6 kali audit terhadap 3 Pelabuhan
batubara Lingkup ISPS Code dan Audit SMK sebanyak 4 kali
audit terhadap 31 Satuan Kerja lingkup Balance Scorecard.
Sedangkan untuk implementasi Sistem Manajemen Risiko
selama tahun 2010 telah dilakukan 4 kali monitoring terhadap
16 Satuan Kerja Lingkup SMR berbasis AS/NZ 4360.

Throughout 2010, CMS performed 24 audits, covering 4


SMM audits on 15 work units scope ISO 9001, 4 SML audits
on 14 work units scope ISO 14001, 4 SMK3 audits on 16
work units scope OHSAS 18001, 2 SMM Lab audits on 3 coal
laboratories scope ISO 17025, 6 SMKP audits on 3 coal ports
scope ISPS Code and 4 SMK audits on 31 work units scope
Balance Scorecard. Whereas on Risk Management System,
monitoring was done 4 times on 16 work units scope SMR
on AS/NZ 4360.

Sesuai dengan perkembangan kegiatan evaluasi yang


dilakukan pada tahun 2010, SMP berpendapat Soft Structure
GCG di perusahaan sudah memadai. Hal ini berdasarkan
kelengkapan aturan seperti Board Manual, GCG Code, Code of
Conduct, Charter-charter untuk Komite di tingkat Komisaris,
Peraturan Pengadaan Barang dan Jasa, Larangan pemberian
dan penerimaan hadiah, suap dan sejenisnya serta aturan
mengenai transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
SMP saat ini tengah melakukan revisi atas beberapa aturan
tersebut dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan
peraturan yang ada.

During its evaluation work in 2010, CMS discovered that GCG


soft structure was sufficiently implemented. This was proven
by the availability of Board Manual, GCG Code, Code of Conduct,
Board of Commissioners Committee Charters, regulations on
goods and services procurement, gifts, bribes, etc. as well
as conflict of interest transactions. CMS is currently revising
some of the regulations to conform to the existing laws and
regulations.

Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi system,


Manajemen mengeluarkan kebijakan untuk mengintegrasikan
SMM ISO 9001:2008, SML ISO 14001:2004, dan SMK3 OHSAS
18001:2007 ke dalam satu Sistem Manajemen yang terintegrasi
yang dinamakan Sistem Manajemen Bukit Asam (SMBA). Pada
tahun 2010 SMP telah melaksanakan pembangunan SMBA.

To improve productivity and system efficiency, the management


formulated a policy to integrate SMM ISO 9001:2008, SML
ISO 14001:2004, and SMK3 OHSAS 18001:2007 into one
management system called Bukit Asam Management System
(SMBA). In 2010 CMS finalized the establishment of SMBA.

224

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN
LAPORAN TATA
TATA KELOLA
KELOLA PERUSAHAAN
PERUSAHAAN
Corporate Governance Report

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 225

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

KODE ETIK

CODE OF CONDUCT

Perseroan telah selesai melakukan kajian dan penyusunan


kembali butir-butir ketentuan dalam Pedoman Kode Etik
Perusahaan yang telah ada, menyesuaikan kembali aturan di
dalamnya dengan Pedoman GCG dan praktek-praktek lazim
terkini. Tahun 2010, Pedoman Kode Etik Perusahaan hasil
kajian ulang tersebut telah diberlakukan dan disosialisasikan.
Pemberlakuan dilakukan melalui penerbitan SK Direksi,
disertai pananda-tanganan lembar pernyataan seluruh
pegawai untuk mentaati dan melaksakan butir-butir ketentuan
yang terkandung dalam Code of Conduct tersebut.

The Company has finalized reviewing and revising the Code


of Conduct, readjusting its provisions with GCG Code and
the most current common practices. In 2010, the revised
Code of Conduct was enacted by a Board of Directors
decision, accompanied by all employees signed statement
of commitment to observe and put into practice the Code of
Conduct.

Pedoman Kode Etik merupakan salah satu tools Perseroan


dalam meningkatkan integritas insan perseroan di setiap
level, agar penerapan best practices GCG menjadi maksimal.
Perseroan berkeyakinan penerapan best practices GCG secara
seimbang peningkatan integritas serta landasan moral yang
tinggi akan lebih menjamin Perseroan agar terhindar dari
risiko-risiko yang mengarah pada kegagalan korporasi. Hal
ini telah dibuktikan dengan terjadinya krisis finansial global
tahun 2008 lalu, yang pemicunya adalah moral hazard pada
perusahaan finansial skala global di Amerika Serikat.

Code of Conduct is one of the Companys tools to enhance


everybodys integrity so as to apply GCG best practices to
the utmost level. We believe that GCG best practices, high
integrity and good moral will save the Company from the risk
of corporate failure. This was proven by the global financial
crisis in 2008 that was triggered by moral hazard within
global scale financial companies in the USA.

Pokok-pokok Kode Etik

Main Points of Code of Conduct

Pada dasarnya Pedoman Kode Etik Perseroan mengatur halhal yang menjadi tanggung jawab Perseroan, individu jajaran
Perseroan maupun pihak lain yang melakukan bisnis dengan
Perseroan, yang meliputi:

Basically, the Companys Code of Conduct regulates all


matters under the responsibility of the Company, individuals
of the organization and other parties doing business with the
Company, covering:

Etika Bisnis Perseroan; Etika Bisnis Perseroan


merupakan penjelasan tentang bagaimana sikap dan
perilaku Perseroan sebagai suatu entitas bisnis bersikap,
beretika dan bertindak dalam upaya menyeimbangkan
kepentingan Perseroan dengan kepentingan stakeholder
sesuai dengan prinsip-prinsip GCG dan nilai-nilai
korporasi yang sehat.
Etika Perilaku Individu; Etika Perilaku Individu
merupakan penjelasan tentang bagaimana individu
Jajaran Perseroan dalam berhubungan, bersikap,
beretika dan bertindak sesuai kaidah-kaidah dan
ketentuan yang berlaku.
Sosialisasi dan Pelaporan atas Pelanggaran; Sosialisasi
Code of Conduct dan tata cara pelaporan atas
ketidaksesuaian perilaku, penyimpangan atas Code of
Conduct, Peraturan Perseroan, peraturan perundangan
lainnya dan sanksi yang diterapkan, dilakukan secara
efektif dan menyeluruh kepada Jajaran Perseroan dan
stakeholder.
Pernyataan Kepatuhan Code of Conduct; Merupakan
lembar pernyataan mengenai pemahaman dan
kesediaan Jajaran Perseroan untuk mematuhi Code of
Conduct Perseroan dan pihak yang bertanggung jawab
atas implementasinya.

Business Code of Conduct


The Companys Business Code of Conduct gives directives
as to how the Company should conduct its business with
good ethics the way a business entity should, to balance
the interest of the Company and that of the stakeholders
in accordance with GCG principles and sound corporate
values.
Individual Code of Conduct
This is an explanation as to how individuals in the
Company should act in communicating with others and
behave in accordance with good ethics and common
moral values.
Disseminating Code of Conduct and Reporting Violation
Disseminating Code of Conduct and procedures of
reporting misconduct, and violation of Code of Conduct,
Company Regulations, other laws and regulations,
and imposition of penalty should be done effectively to
all levels of the organization and stakeholders of the
Company.
Statement of Compliance with Code of Conduct.
This is a statement of understanding and readiness of all
personnel to observe the Code of Conduct and respect
any party assigned by the Company to be in charge of the
implementation.

226

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Aturan pokok yang tercakup pada Etika Bisnis Perseroan


yang memiliki aspek kritis terhadap jalannya operasional
perusahaan antara lain: (i) Target yang harus dicapai oleh jajaran
Manajemen dan Pegawai; (ii). Internal Control Perseroan; (iii)
Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; iv)
Pemberian donasi; (v) Pemberian dan penerimaan hadiah
(vi) Lingkungan; (vii) Ketenagakerjaan; (viii) Etika hubungan
dengan Stakeholders; (ix) Etika hubungan kerja.

The main rules contained in Business Code of Conduct


are critical of the conduct of the Companys business,
among others: (i) Target to be achieved by the management
and employees; (ii). Internal Control of the Company;
(iii) Compliance with laws and regulations; iv) Donating
fund; (v) Giving and receiving gifts (vi) Environment; (vii)
Employment; (viii) Ethics of stakeholder relation; (ix) Ethics
of working relation.

Sedangkan Etika Kerja yang harus dipenuhi oleh individu


jajaran Perseroan, meliputi antara lain: (i) Integritas dan
komitmen; (ii). Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
perundang-undangan; iii). Kerahasiaan informasi; (iv).
Benturan kepentingan (conflict of interest); (v) Insider Trading;
(vi) Menjaga keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
hidup; (vii) Citra perseroan; (viii) Keterlibatan dalam aktivitas
politik dan (ix) Pemberian dan penerimaan hadiah.

Work Ethics that should be upheld by every individual in


the Company include: (i) Integrity and commitment; (ii).
Compliance with the laws and regulations; iii). Information
confidentiality; (iv). Conflict of interest; (v) Insider trading; (vi)
Work safety, health and environment; (vii) Corporate image;
(viii) Political involvement and (ix) Giving and receiving gifts.

Sosialiasi Kode Etik

Socialization of Code of Conduct

Sosialisasi merupakan tahapan penting dari penerapan Code


of Conduct. Perseroan berkomitmen untuk melaksanakan
sosialisasi secara efektif dan menyeluruh dengan langkahlangkah sebagai berikut :
Melakukan sosialiasi Code of Conduct kepada seluruh
Jajaran Perseroan, Pelanggan dan Mitra Kerja dan
melakukan penyegaran secara berkala
Melakukan evaluasi atas pencapaian atau pemahaman
kepada Jajaran Perseroan, baik pada masa orientasi
maupun masa bekerja.
Pengkajian secara berkala butir-butir aturan Code
of Conduct dalam rangka pengembangan Code of
Conduct lebih lanjut. Jika diperlukan, maka hasil kajian
dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai kebijakan dan
peraturan Perseroan.

Socialization is an important phase of upholding Code


of Conduct. The Company is committed to effectively
disseminating Code of Conduct by taking the following steps:

Penyelenggaraan sosialisasi ini dilakukan oleh Satuan Kerja


Sistem Manajemen Perusahaan, selaku penanggung jawab
implementasi GCG, berkordinasi dengan Satuan Kerja Sumber
Daya Manusia (SDM).

Implementation and socialization of Code of Conduct and


Corporate Culture are tools in nurturing high integrity and
good moral of people at every level in the organization.

Langkah sosialisasi kemudian diikuti dengan implementasi


yang disertai penerapan sangsi bagi pelanggaran yang
dilakukan. Sebagai insentif bagi penerapan kode etik yang
baik, maka penilaian kinerja pegawai di setiap level, yang
berpengaruh terhadap promosi dan remunerasi, akan
mempertimbangkan pula penilaian atas rekam jejak pegawai
atas ketaatannya terhadap kode etik. Perseroan melengkapi
Panduan Kode Etik dengan Prosedur Pelaporan Pelanggan
dan penerapan sangsi atas pelanggaran kode etik.

Dissemination is then followed by implementation, and


imposition of sanction in case of violation. To stimulate people
to practice good ethics, employee performance appraisal at
every level that affects promotion and remuneration will take
into account employees track record in observing Code of
Conduct. The Company complements Code of Conduct with
procedures of reporting and imposing sanction on violation of
Code of Conduct.

Budaya Perusahaan

Corporate Culture

Perseroan memiliki sistem nilai yang dianut dan dijalankan


guna membangun budaya perusahaan. Filosofi dasar dalam
membangun sistem nilai tersebut adalah sikap kerja PTPRS,
yaitu Percaya, Terbuka, Positif, Rasional dan Sadar Biaya &
Lingkungan. Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam budaya
kerja SiPrima Sinergi, Profesional, Beriman.

The Company has a value system that is adopted and


implemented to build corporate culture. The basic philosophy
in building the value system is work ethos of Trusting, Open,
Positive, Rational and Conscious of Cost & Environment
(TOPRC). These values are elaborated in work culture of
Synergy, Professionalism and Faith.

Disseminating Code of Conduct to all personnel,


customers and partners, and giving periodic refresher
course.
Evaluating the accomplishment or understanding of the
personnel, either during orientation or operating hours.
Periodically reviewing the provisions of Code of Conduct
for further improvement. If required, findings from the
review will be further embodied in rules and regulations
of the Company.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 227

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Penerapan dan Sosialisasi Kode Etik dan Budaya Perusahaan sebagai


salah satu alat dalam meningkatkan integritas dan moral insan pada setiap
tingkat Perseroan.
Socialization is conducted by Corporate Management System Work Unit (CMS)
being the unit responsible for GCG implementation, in coordination with
Human Resource Work Unit.

PTPRS dapat diuraikan sebagai berikut:

TOPRC can be elaborated as follows:

Percaya; Sikap saling mempercayai satu sama lain baik


antara pimpinan dengan bawahan dan juga dengan
sesama rekan kerja, agar tercipta rasa kebersamaan
dan memiliki di antara seluruh Pegawai.

Trusting; Trusting one another either between


management and employees or among colleagues so as
to foster sense of togetherness and sense of belonging.

Terbuka; Sikap yang menganggap Pegawai sebagai


rekan kerja untuk saling terbuka, saling memahami
agar mampu bersinergi yang diwujudkan dalam 3 (tiga)
tindakan pokok yaitu aktif memberikan dan menerima
informasi yang benar dan bertanggung jawab, bersikap
saling mengingatkan, dan bersikap satria.

Open; All personnel are colleagues who should be


understanding and open to one another in order to work
synergically, through three principal deeds: actively
taking and giving truthful and accountable information,
reminding one another and acting gentlemanly.

Positif; Sikap selalu berpikir dan bertindak positif dalam


melihat sesuatu hal untuk meraih hasil yang lebih
optimal. Dengan berpikir POSITIF, insan Perseroan akan
lebih bijaksana karena dapat menyelesaikan masalah
dengan pandangan yang lebih jernih serta tetap memiliki
semangat untuk selalu memperbaiki apapun demi
kepentingan perusahaan.
Rasional; Mampu memilah antara kenyataan dan
perkiraan dalam membawa persoalan pada tempatnya.
Ini berarti setiap rencana, tindakan dan pengendalian
berlandaskan pada pola pikir yang objektif dan adil.

Positive; Always think and act positive in judging things


to reach optimum result. By thinking positive, everybody
in the Company will be wiser and able to solve problems
with a clearer mind and remain enthusistic in every
situation to act for the Companys benefit.

Rational; Able to distinguish between fact and assumption


in handling things. This means every plan, action and
management are based on objective and unprejudiced
way of thinking.

Sadar Biaya dan Sadar Lingkungan; Menghargai setiap


usaha yang dilakukan setiap individu untuk membantu
melakukan efisiensi di semua lini serta menyadari apa
yang dilakukan bukan hanya untuk kepentingan saat ini.
Menjaga kelestarian lingkungan adalah komitmen kita
bersama.

Conscious of Cost and Environment; Appreciating every


effort made by everyone for efficiency in every line,
and to be conscious of environment conservation as
our commitment to think of the future and not just the
present.

Sedangkan Landasan Budaya kerja SiPrima diuraikan


sebagai berikut:

Whereas the culture of Synergy, Professionalism and Faith can


be described as follows:

Bekerja Keras; Pegawai senantiasa bekerja dengan


penuh semangat dan membina kerjasama yang baik
sehingga terciptanya sinergi dalam bekerja.

Work Hard: Employees always work enthusiastically and


foster good teamwork spirit to create synergy.

Bekerja Cerdas; Pegawai bekerja secara profesional


dan secara terus menerus melakukan perbaikan untuk
mencapai operational excellence.

Work Smart; Employees work with professionalism


and constantly improve work to reach operational
excellence.

228

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Perseroan menetapkan prosedur yang mudah dan sederhana namun


melindungi kerahasiaan identitas pelapor maupun penyelidik.
To ensure the effectiveness of whistle blowing policy, the Company
establishes easy and simple procedures but protective of the identity of
witnesses and investigators.

Bekerja Ikhlas; Pegawai menyadari bahwa bekerja


bukanlah tujuan melainkan hanya sarana untuk
beribadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu dalam
bekerja harus selalu ikhlas dan dilandasi iman yang
kuat. Hal tersebut akan mencegah terjadinya praktekpraktek kecurangan dalam bekerja.

Work Willingly; Employees realize that working is not


a purpose but a means to worship God. Therefore,
employees should work willingly and guided by a
strong faith. This will prevent fraudulent practices from
occurring at work.

Kebijakan Pokok Perseroan

Standard Policy

Sebagai pelengkap dan bagian atas Panduan GCG, Perseroan


telah menyusun dan menetapkan serangkaian aturan
kebijakan pokok operasional, untuk menunjang penerapan
tata-kelola perusahaan yang baik, mencakup di antaranya:

The Company has compiled and formulated a series of


standard operating policy to complement GCG Code, which
cover the following:

Aturan dan Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran


(Whistleblower Policy)
Perseroan telah memberlakukan kebijakan serta Tatalaksana
Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblower Policy) untuk
berbagai tujuan, diantaranya:

Rules and Procedures of Whistle Blowing Policy

Menciptakan iklim kondusif dan mendorong pelaporan


pelanggaran yang dapat menimbulkan kerugian finansial
maupun non finansial (hal-hal yang dapat merusak citra
Perusahaan);
Mengurangi kerugian yang terjadi akibat pelanggaran
melalui deteksi dini; dan
Mempersiapkan mekanisme deteksi dini (early warning
system) atas kemungkinan terjadinya masalah akibat

The Company sets a Whistle Blowing Policy


purposes, including:

for various

Creating a conducive climate to encourage people to


report any misconduct that may result in financial or
non-financial losses (that may tarnish the Companys
image);
Minimizing losses as a result of misconduct through
early warning system; and
Designing early warning system mechanism to anticipate
any problem arising from misconduct.

suatu pelanggaran.
Demi menjamin efektivitas pengawasan pelanggaran dan
deteksi dini tersebut, Perseroan kemudian menetapkan halhal pokok yang terkait, termasuk diantaranya: menyediakan
media pelaporan pelanggaran (hot line, email, kotak pos
khusus), menetapkan prosedur pelaporan dan menetapkan
dengan jelas jenis-jenis pelanggaran yang dapat dilaporkan.

To ensure the effectiveness of misconduct control and early


warning system, the Company took the necessary measures
including providing misconduct reporting media (hotline,
email, special mailbox), setting reporting procedures and
defining types of misconduct that may be reported.

Untuk mendorong keberanian saksi pelapor, maka Perseroan


menetapkan prosedur yang mampu menjamin kerahasiaan
identitas pelapor dan petugas investigasinya.

To encourage people to report, the Company establishes


procedures that will protect the identity of the witnesses and
investigating officers.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 229

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Pengelolaan Risiko
Perseroan telah mengembangkan sistem pengelolaan risiko
secara terintegrasi di tingkat korporasi dengan melibatkan
masing-masing satuan kerja. Sistem Manajemen Risiko yang
ada selalu dikembangkan untuk mengantisipasi kemungkinan
terjadinya risiko dan mengeliminasi risiko yang ada untuk
mencapai tujuan Perseroan. Pengembangan tersebut
merupakan bagian dari strategi jangka panjang Perseroan,
dengan membentuk unit kerja khusus yang menangani hal
tersebut serta dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan
standar manajemen risiko yang menjadi acuan.

Risk Management
The Company establishes an integrated risk management
system at the corporate level involving every work unit. The
system is continually developed to anticipate possible risk and
to mitigate existing risk. Developing risk management system
is part of the Companys long term strategy by forming special
work unit to handle this matter systematically in accordance
with the risk management system.

Uraian Pengelolaan Risiko selengkapnya ada pada bagian


Manajemen Risiko, halaman 68 - 72.

Full description of risk management is presented in Risk


Management section page 68 - 72.

Transaksi Benturan Kepentingan


Untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan,
Perseroan menetapkan prinsip-prinsip kebijakan sebagai
berikut :

Conflict of Interest Transactions


In an effort to prevent conflict of interest, the Company adopts
the following policy:

Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi harus


mengungkapkan kepemilikan saham di Perseroan atau
di perusahaan lain dalam daftar khusus sebagaimana
dipersyaratkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Setiap
individu
Jajaran
Perseroan
dilarang
memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi
atau untuk kepentingan orang lain atau pihak lain yang
merugikan kepentingan Perseroan.
Setiap individu Jajaran Perseroan dilarang menggunakan
informasi penting dan rahasia bagi kepentingan pribadi
atau untuk kepentingan orang lain atau pihak lain yang
merugikan kepentingan Perseroan.
Setiap individu Jajaran Perseroan sebaiknya menghindari
kepentingan ekonomi dalam perusahaan yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan ekonomi.

Members of Board of Commissioners and Board of


Directors must disclose their shareholding in the
Company or other companies in a special register as
required by the law.
Every member of the Company must not take advantage
of their position for personal gain or othes benefit that
may harm the interest of the Company.
Every member of the Company must not use material
and confidential information for personal gain or others
benefit that may harm the Company.
Every member of the Company must avoid economic
interest in the Company that may cause financial conflict
of interest.

Dengan demikian seluruh elemen Perseroan dapat


terhindar dari dominasi oleh satu pihak terhadap pihak
lainnya, bebas dari segala pengaruh dan tekanan pihak lain
sehingga pengambilan keputusan mengenai transaksi yang
mengandung benturan kepentingan dapat dilakukan secara
obyektif.

This way, all elements of the Company may be free from


domination by others, free from any influence and pressure
by others to allow objective decision making when it comes to
transactions with conflict of interest.

Transaksi Orang Dalam


Aturan mengenai transaksi orang dalam diatur dalam
Panduan Kode Etik. Aturan tersebut menyatakan bahwa
Perseroan memegang teguh peraturan perundang-undangan
yang berlaku mengenai informasi orang dalam khususnya
dalam hal akses informasi yang sensitif dan bersifat rahasia.

Insider Trading
The Company has set the rules on insider trading as stipulated
in Code of Conduct. It stipulates that the Company abides
by the prevailing laws and regulations regarding insider
information particularly with respect to access to delicate and
confidential information.

Sesuai Panduan Kode Etik, individu jajaran Perseroan yang


memiliki akses informasi material yang belum dipublikasikan
secara luas dilarang menyalahgunakan jabatan dan
kewenangannya dengan mengungkapkan informasi dimaksud
kepada pihak tertentu untuk digunakan sebagai dasar membeli,
menjual atau menahan saham Perseroan.

According to the Code of Conduct, anyone within the organization


who has access to undisclosed material information should not
abuse his/her position and authority to divulge such information
to any party for the purpose of buying, selling or retaining the
Company shares.

230

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Manajemen Kinerja
Perseroan menerapkan sistem manajemen kinerja yang
dikembangkan berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas,
independensi serta kewajaran. Sistem penilaian kinerja
diupayakan agar:

Performance Management
The Company implements performance management system
which is based on principles of transparency, accountability,
independency and fairness. The performance management
should be:

Transparan, yang berarti semua karyawan dapat mengetahui


ukuran apa saja yang dinilai sehingga yang bersangkutan
secara mandiri dapat memperkirakan hasil penilaian
kinerjanya dan dapat dibandingkan dengan hasil penilaian
kinerja oleh Perseroan.
Akuntabilitas, yang berarti manajemen kinerja dijalankan
oleh unit kerja yang mampu melaksanakan dengan baik
dan didasarkan pada ukuran-ukuran yang jelas/terukur;
Independen, yakni penilaian terhadap manajemen kinerja
dilakukan secara objektif dan didasarkan pada ukuranukuran yang telah ditetapkan tanpa pengaruh atau tekanan
dari pihak manapun.
Wajar, yang berarti manajemen kinerja dikembangkan
berdasarkan target kinerja yang dapat dicapai.

Transparent, allowing employees to know what aspects


are appraised so they can independently appraise their
performance and compare it with the appraisal made by
the Company.
Accountable, which means performance management
is handled by work units that are able to handle it well
based on measured criteria.
Independent, allowing performance management to
be objectively appraised and according to established
criteria without any influence or pressure.
Fair, meaning performance management is developed
based on reachable performance target.

Manajemen kinerja diterapkan dengan dukungan balanced scorecard dan


pengukuran key performance indicator yang dilakukan secara periodik.
The performance management is backed up by Balanced Scorecard and
measured by Key Performance Indicator (KPI) periodically.

Pelaksanaan manajemen kinerja ini didukung oleh penerapan


tools Balanced Scorecard dan pengukuran Key Performance
Indicator (KPI) yang dilakukan setiap triwulan dan tahunan.

The performance management is backed up by Balanced


Scorecard and measured by Key Performance Indicator (KPI)
quarterly and annually.

Manajemen Mutu
Perseroan menerapkan sistem manajemen mutu terpadu
tentang pengendalian kualitas produk dan jasa yang
dihasilkan oleh Perseroan. Jaminan kualitas produk dan jasa
merupakan hasil dari serangkaian kegiatan proses produksi
yang sesuai dengan standar internasional yang dilakukan
pada setiap kegiatan Usaha Energi berbasis Batubara, mulai
dari tahap penyelidikan umum, kegiatan pengangkutan dan
perdagangan, kegiatan pascatambang hingga pengusahaan
pembangkitan energi.

Quality Management
The Company establishes an integrated quality management
system for product and services quality control. High quality
of product and services is achieved as production process is
in accordance with international standards applied in every
stage of coal-based energy business, starting from general
research, transporting and trading, post-mining down to
energy generating activities.

Transaksi Afiliasi
Transaksi dengan pihak-pihak terafiliasi tersebut akan
selalu dilakukan berdasarkan prinsip kesetaraan (arms
length relationship) sehingga tidak merugikan kepentingan
pemegang saham minoritas serta Perseroan.

Affiliated Transactions
Transactions with affiliated parties are always made on arms
length relationship principle so as to protect the interests of
the Company and minority shareholders.

Perseroan selalu mengungkapkan transaksi dengan pihakpihak terafiliasi secara wajar sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

The Company always fairly discloses affiliated transactions in


accordance with the law.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 231

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Pemberian dan Penerimaan Hadiah


Pemberian hadiah didefinisikan sebagai segala macam
bentuk pemberian oleh jajaran Perseroan kepada pihakpihak tertentu dengan maksud mempengaruhi pihak-pihak
tersebut agar dapat menguntungkan Perseroan di luar
batas-batas kewajaran. Penerimaan hadiah didefinisikan
sebagai segala macam bentuk penerimaan oleh Jajaran
Perseroan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan
maksud mempengaruhi keputusan Jajaran Perseroan yang
menguntungkan si pemberi hadiah.

Giving and Receiving Gifts


Gift is defined as any form of present given by the Company and
its personnel to certain parties with a purpose of influencing
such parties to benefit the Company unfairly. Receiving gift
is defined as any form of receipt by the Company and its
personnel from certain parties to influence the decision of the
Company to favor the present giver.

Pada prinsipnya pemberian maupun penerimaan hadiah


dilarang oleh Perseroan, kecuali jika pelaksanaannya
sesuai dengan peraturan yang ditetapkan secara khusus
oleh Perseroan atau peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

In principle, giving or receiving presents are prohibited by


the Company, except when done in accordance with specific
rules set by the Company or with the prevailing laws and
regulations.

Pengadaan Barang/Jasa
Proses pengadaan barang dan jasa diupayakan melalui
persaingan yang sehat sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku dengan menjunjung prinsip-prinsip
efektif dan efisien, terbuka dan bersaing, transparan, adil/
tidak diskriminatif serta akuntabel. Pengembangan sistem
pengadaan melalui sistem e-procurement dan e-auction
dikembangkan dalam rangka mengimplementasikan prinsipprinsip GCG. Langkah kebijakan yang dilakukan:

Goods/Services Procurement
Goods and services procurement is carried out by fair
competition as governed by the law and in a manner
that is effective, efficient, transparent, competitive, fair/
indiscriminative and accountable.
E-procurement and
e-auction system has been installed to support procurement
in the spirit of good corporate governance. The system should
be:

Diimplementasikan secara konsisten ;


Dikaji secara berkala mengenai kecukupan sistem
pengadaan yang ada agar terpenuhi prinsip-prinsip
efektif dan efisien, terbuka dan bersaing, transparan,
adil/tidak diskriminatif serta akuntabel ;
Kewajiban untuk menghindari transaksi benturan
kepentingan dan transaksi afiliasi oleh segenap Jajaran
Perseroan dalam sistem pengadaan barang dan jasa.

Implemented consistently;
Assessed periodically with respect to system adequacy to
ensure compliance with effective, efficient, transparent,
competitive, fair/indiscriminative and accountable
principles;
Able to prevent conflict of interest and affiliated
transactions by the personnel in procuring goods and
services.

Pemberian maupun penerimaan gratifikasi dilarang agar proses pengambilan


keputusan oleh seluruh jajaran dalam Perseroan tidak terpengaruh.
Giving or receiving gifts is prohibited so as not to influence decision making
by the personnel.

Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi serta


Informasi Orang Dalam

Disclosure, Confidentiality and Insider Information

Perseroan menyediakan dan memberitahukan informasiinformasi yang harus segera disampaikan kepada shareholder
maupun stakeholder lainnya dalam rangka proses pengambilan
keputusan yang cepat. Sedang informasi yang bersifat rahasia

The Company promptly disseminates information to


shareholders and other stakeholders in order to make quick
decision. Confidential information should not be disclosed,
except by specific authority given by the Commissioners and

232

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

tidak boleh disampaikan, kecuali melalui otoritas khusus oleh


Dewan Komisaris dan Direksi. Pengaturan mengenai informasi
yang sensitif dan rahasia diatur lebih lanjut dalam kebijakan
Tata Laksana Surat dan Kearsipan. Salah satu media untuk
melaksanakan keterbukaan informasi Perseroan ini adalah
melalui official website Perseroan. Kebijakan-kebijakan
tersebut melandasi akivitas Sekretaris Perusahaan.

Directors. Delicate and confidential information is regulated


further in Letters and Files Handling Procedures. One of
the media for exercising disclosure is the Companys official
website. These policy guidelines are the basic rule for the
Corporate Secretarys activities.

PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP
DASAR GCG

IMPLEMENTATION OF GCG BASIC


PRINCIPLES

Perseroan senantiasa berupaya menerapkan prinsip-prinsip


dasar GCG secara konsekuen dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya. Hal ini dapat dijelaskan pada uraian singkat
mengenai penerapan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut.

The Company is always consequent in implementing GCG


basic principles throughout its business operations. The
following describes briefly the implementation of GCG basic
principles.

Penerapan asas Transparansi

Implementation of Transparency Principle

Perseroan menjamin pengungkapan informasi materil dan


relevan mengenai kinerja, kondisi keuangan dan informasi
lainnya secara jelas, memadai, akurat, dapat dibandingkan
dan tepat waktu serta mudah diakses oleh stakeholders sesuai
dengan haknya. Prinsip keterbukaan ini tidak mengurangi
kewajiban untuk melindungi informasi rahasia mengenai
Perseroan dan Pelanggan serta Mitra Kerja sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perseroan
memberi kewenangan kepada Sekretaris Perusahaan
beserta jajarannya untuk menjalankan tugas dan perananya
menerapkan asas Transparansi ini.
Contoh: Laporan Keuangan & Laporan Kinerja Triwulanan
dan Tahunan (Audited) yang disampaikan kepada Publik,
penyampaian rencana pengembangan Perseroan yang
material.

The Company ensures clear, adequate, accurate, comparable,


and timely disclosure of material and relevant information
regarding business performance, financial condition and
other particulars of the Company accessible to stakeholders.
This transparency principle does not prejudice the Companys
obligation to protect the confidentiality of information pertaining
the Company, customers and work partners as stipulated by
the law. The Company gives mandate to Corporate Secretary
and his/her staff to uphold this transparency principle.
Example: Publicizing quarterly and audited annual financial
report & performane report, and disclosing material business
expansion plan.

Penerapan asas Akuntabilitas

Implementation of Accountability Principle

Perseroan menjamin kejelasan fungsi, pelaksanaan


dan pertanggungjawaban setiap level jajaran Perseroan
yang memungkinkan pengelolaan Perseroan terlaksana
secara efektif. Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban
seseorang atau organ kerja Peraseroan yang berkaitan
dengan pelaksanaan wewenang yang dimilikinya dan/ atau
pelaksanaan tanggung jawab yang dibebankan oleh Perseroan
kepadanya. Perseroan memperkenalkan 3 (tiga) tingkatan
akuntabilitas kepada jajarannya, yakni:

The Company ensures the clarity of every level function,


performance and accountability to allow effective management
of the Company. Accountability refers to the obligation of
an individual or a work unit which is related to the exercise
of authority and/or performance of duty mandated by
the Company. The Company introduces three levels of
accountability, which are:

Akuntabilitas Individu; Akuntabilitas yang melekat


kepada hubungan antara pimpinan dengan bawahan dan
berlaku kepada kedua belah pihak.
Contoh: Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
yang dilaksanakan setiap semester.
Akuntabilitas Kelompok; Akuntabilitas yang melekat
kepada kelompok yang harus ditanggung bersama atas
kondisi dan kinerja yang tercapai.
Contoh: Pelaksanaan Sistem Manajemen Kinerja
Balance Scorecard di Perseroan, terdapat pengukuran
kinerja (KPI) satuan kerja yang dilakukan pengukuran
per triwulan dan tahunan.

Individual Accountability
This accountability is associated with the reciprocal
relationship between management and subordinates.
Example: Employee performance appraisal made every
semester.
Group Accountability
This is a collective accountability that is attached to a
group for its performance and achievement.
Example: Balanced Scorecard Performance Management
System is implemented in the Company, and work unit
performance measured with Key Performance Indicator
quarterly and annually.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 233

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Perseroan menerapkan tiga tingkatan akuntabilitas: akuntabilitas


individu, kelompok dan korporat.
The Company establishes three levels of accountability: individual, group and
corporate.

Akuntabilitas Korporat; Akuntabilitas yang melekat


kepada Perseroan secara menyeluruh dalam
menjalankan aktivitas bisnisnya sesuai Anggaran Dasar
Perseroan. Contoh: Pelaksanaan Sistem Manajemen
Kinerja Balance Scorecard di Perseroan, pengukuran
kinerja (KPI) untuk kinerja Korporat yang dilakukan per
triwulan dan tahunan.

Corporate Accountability
Accountability that is inherent in the Company as a whole
in conducting its business activities according to the
Articles of Association.
Example: Balanced Scorecard Performance Management
System is implemented in the Company, and corporate
performance measured with Key Performance Indicator
quarterly and annually.

Penerapan asas Responsibilitas

Implementation of Responsibility Principle

Prinsip pertanggung-jawaban diterapkan dengan senantiasa


menerapkan dan mematuhi peraturan perundangan yang
berlaku, mengelola lingkungan bekas tambang dengan baik,
melaksanakan kewajiban timbal-balik terhadap para mitra
bisnis dan merancang serta melaksanakan program tanggungsosial perusahaan. Tanggung-jawab terhadap karyawan,
sebagai mitra strategis utama perseroan, dilaksanakan
melalui pembinaan, peningkatan kompetensi dan pemberian
paket remunerasi yang sebanding dengan kinerjanya.

Responsibility principle is applied through consistent


compliance with laws and regulations, good management
of post-mining area, performance of reciprocal obligation
with business partners, as well as devising and carrying
out corporate social responsibility program. Responsibility
towards employees as the Companys major strategic partners
is carried out through guiding, developing and providing
performance-based remuneration package.

Penerapan asas Independensi

Implementation of Independency Principle

Prinsip independensi ini diterapkan dengan penyusunan dan


penerapan code of conduct, termasuk pengaturan seluruh
transaksi maupun rencana investasi yang mengandung atau
berpotensi mengandung benturan kepentingan (conflict of
interest). Dengan pengaturan ini diyakini seluruh bagian
Organ Perseroan akan melaksanakan fungsi dan tugasnya
dengan mengutamakan independensi dan obyektifitas serta
saling menghormati hak, kewajiban, tugas, wewenang serta
tanggung jawab masing-masing pihak.

Independency principle is applied by writing up and enforcing


Code of Conduct, and regulating all transactions and investment
plans with potential conflict of interest. By regulating these
aspects it is believed that all corporate organs will function
well and put great emphasis on independency, objectivity,
mutual respect for the right, obligation, duty, authority and
responsibility of respective parties.

Penerapan asas Kewajaran / Fairness

Implementation of Fairness Principle

Perseroan
menerapkan
asas
kesetaraan
dengan
memperlakukan seluruh stakeholder secara berimbang
antara hak dan kewajiban (equal treatment) yang diberikan
kepada dan oleh Perseroan. Perseroan membuka akses
informasi kepada seluruh pemangku kepentingan untuk
memberikan sumbang-saran bagi kemajuan Perseroan.
Selain itu dalam pelaksanaan prinsip kesetaraan, Perusahaan
memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan
pegawai, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara
profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan,
gender, dan kondisi fisik.

The Company applies equality principle by giving equal


treatment to all stakeholders with respect to their right and
obligation. The Company provides access to information
for all stakeholders to allow them to give suggestion for the
benefit of the Company. In addition, in implementing equality
principle, the Company gives equal opportunity in recruitment,
career development and performance regardless of ethnicity,
religion, race, group, gender and physical condition.

234

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

LAIN-LAIN

OTHERS

Rencana-Rencana Terkait Praktek GCG

Plans Relevant to GCG Practice

Menindaklanjuti program kerja terkait penerapan


praktek GCG yang telah dilaksanakan tahun 2010, untuk
meningkatkan penerapan praktek GCG, maka Perseroan
menetapkan serangkaian langkah-langkah lanjutan di
tahun 2011 sebagai berikut.

In relation to GCG implementation in 2010, to improve GCG


practice in the future the Company will take further actions
in 2011.

Perseroan berencana melakukan bench-marking atas


pelaksanaan Code of Conduct yang telah disosialisasikan
kepada seluruh jajaran perusahaan dengan praktek serupa
di berbagai perusahaan yang setara baik di dalam maupun
diluar negeri.

The Company plans to conduct bench marking of Code of


Conduct practice in the Company with the same practice in
overseas as well as domestic counterparts.

Menindak lanjuti telah selesainya penyusunan Tatalaksana


Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System),
Perseroan akan segera membentuk unit pelaksana berupa
Tim Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP) /Whistle Blowing
System (WBS), lengkap dengan organisai, uraian tugas dan
spesifikasi personil unit SPP/WBS.

Following the completion of Whistle Blowing System (WBS),


the Company will set up WBS Team and the organization
structure, job description and personnel specification.

Untuk menjamin efektifitas pelaksanaan tugasnya, selain


seleksi kandidat petugas yang dilakukan dengan hati-hati
Perseroan akan membekali personel di unit ini dengan
serangkain pelatihan dasar maupun lanjutan dan menyediakan
prasarana yang memadai. Perseroan juga akan melengkapi
unit ini dengan soft structure, yakni serangkaian peraturan
dan kebijakan yang menjamin efektifitas pelaksanaan
tugasnya secara adil, transparan dan akuntabel.

For an effective performance of this unit, not only will the


Company carefully select the candidates, but it will also equip
the personnel of this unit with basic to advanced training, and
adequate infrastructure. The Company will establish soft
structure, i.e. a set of rules and policies to ensure the unit
functions in a fair, transparent and accountable manner.

Setelah menyelenggarakan workshop untuk General Manager,


Senior Manager dan Manager serta melakukan sosialisasi
praktek GCG maupun kepatuhan terhadap code-of conduct
untuk semua Pegawai (refreshment). Perseroan akan memulai
langkah internalisasi dan sosialisasi GCG kepada seluruh
stakeholder, baik internal maupun eksternal. Agar proses
internalisasi dan sosialisasi kepada seluruh stakeholder ini
berjalan efektif, Perseroan berencana melibatkan kerjasama
dengan media luar yang independen dalam memberitakan
program dimaksud.

After conducting workshops for General Manager, Senior


Manager and Manager, and employee refresher courses on
GCG and Code of Conduct practice, the Company will embark
on internalizing and socializing GCG to all stakeholders,
internally as well as externally. For internalization and
socialization to be effective, the Company plans to involve
external independent media in publicizing the program.

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 235

Untuk mendapatkan feed-back bagi perbaikan praktek GCG


di tahun-tahun mendatang, Perseroan akan melakukan
monitoring, pelaporan secara reguler dan review atas
penerapan GCG serta melakukan assessment implementasi
GCG di PTBA. Untuk maksud tersebut, Perseroan berencana
melaksanakan pelatihan self assesment GCG. Langkah ini
akan ditindak lanjuti dengan pelaksanaan self assessment
praktek GCG oleh pihak internal Perseroan.

To get feedback for future GCG practice improvement, the


Company will regularly monitor, report, review and assess
GCG implementation in the Company. For this purpose, the
Company plans to carry out GCG self-assessment training.
Later, GCG self-assessment will be exercised by people within
the organization.

Untuk mendapatkan bench-marking dan second opinion atas


penilaian penerapan praktek GCG, Perseroan juga berencana
memfasilitasi dilakukannya evaluasi implementasi praktek
GCG oleh pihak eksternal yang berkompeten di bidangnya.

For getting benchmarking and second opinion on GCG


implementation, the Company will facilitate the evaluation of
GCG practice by external qualified parties.

Sistem Manajemen Bukit Asam Terintegrasi

Bukit Asam Integrated Management System

PTBA saat ini (sejak 16 Juli 2010) telah menerapkan


Sistem Manajemen Bukit Asam Terintegrasi, dinamakan
SMBA. Sistem manajemen hadir dengan latar belakang
adanya kesejajaran dalam implementasi standar operasi
terakreditasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008
dengan Sitem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001:
2004 dan Sistem Manajemen Kesehatan dan Kecelakaan
Kerja (SMK3) OHSAS 18001: 2007. Selain itu perkembangan
lingkungan usaha dan lingkup kegiatan Perseroan
yang dinamis membuat perusahaan harus mencari dan
mengembangkan sistem operasional yang efisien, efektif
dan diakui secara internasional.

Since 16 July 2010 PTBA has implemented Bukit Asam


Integrated Management System (SMBA). The system
is on a par with the accredited SMM ISO 9001: 2008,
SML ISO 14001: 2004 and SMK3 OHSAS 18001: 2007.
Additionally, the expanding business environment
and scope have prompted the Company to seek and
develop an international standard efficient and effective
operating system.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Perusahaan


memandang perlu untuk mengintegrasikan SMM ISO 9001:
2008, SML ISO 14001: 2004, dan SMK3 OHSAS 18001: 2007
ke dalam satu Sistem Manajemen yang terintegrasi yang
dinamakan Sistem Manajemen Bukit Asam (SMBA). Bagi
Perseroan, dengan menerapkan SMBA, ada banyak manfaat
yang dapat diperoleh, melingkupi diantaranya: peta bisnis
yang terkait aspek mutu, lingkungan, dan K3 lebih simpel;
hilangnya duplikasi dokumentasi; mengurangi jumlah audit;
peningkatan produktivitas sistem; menghindari potensi
terjadinya konflik dalam penerapan sistem dan potensi
penghematan biaya karena penggunaan sumber daya yang
lebih efisien.

Against this backdrop, the Company deemed it necessary


to integrate SMM ISO 9001: 2007, SML ISO 14001: 2004 and
SMK3 OHSAS 18001: 2007 into one single management
system, called Bukit Asam Management System (SMBA). The
Company has benefitted from SMBA in many ways, including
less complicated business process in relation to quality,
environment, work safety and health, elimination of document
duplication, reduction of audit frequency, improvement
of system productivity, prevention of conflict in system
application, and reduction of cost due to more efficient usage
of resources.

Pengembangan SMBA telah melalui berbagai tahapan, dan


dipersiapkan sejak tahun 2009. Penyusunan sistem dilakukan
dengan melibatkan konsultan yang kompeten diikuti dengan
proses pelatihan dan sosialisasi sitem dengan tenggat waktu yang
memadai, untuk meyakinkan sistem dapat diimplementasikan
tanpa hambatan dan tanpa resitensi yang berarti. Perseroan
juga melakukan proses bench-marking terhadap perusahaan
sekelas yang menerapkan sistem sejenis. Adapun gambaran
interaksi SMBA dengan sistem manajemen operasional
terakreditasi sebelumnya dan peraturan perundangan yang
berlaku adalah sebagai berikut. Adapun matriks efek perubahan
sistem manajemen sebelum penerapan SMBA dengan setelah
penerapan adalah sebagai berikut:

SMBA development has gone through various stages since


2009. The system was built up with the aid of a competent
consultant, accompanied by training and socialization with
ample time to make sure the system can be implemented
without significant obstacle and resistance. A benchmarking
was also done with the Companys equals who use the same
system. SMBA interaction with the previous accredited
operations management system and the prevailing laws and
regulations is as follows:

236

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Interaksi Acuan Sistem Manajemen Bukit Asam


Interaction of Bukit Asam Management System

UNDANG-UNDANG
LAWS

ISO 9001: 2008

PERATURAN PEMERINTAH
GOVERNMENT REGULATIONS

ISO 14001: 2004

KEPUTUSAN MENTERI
MINISTER DECREES

OHSAS 18001: 2007

PERATURAN GUBERNUR
GOVERNOR REGULATIONS
PERATURAN BUPATI
REGENT REGULATIONS

SMK3

SML

Tiga Standar mempunyai persyaratan/


klausul yang sama
3 standards with similar terms/clauses

SMM

Adapun matriks efek perubahan sistem manajemen sebelum penerapan SMBA dengan setelah penerapan adalah sebagai
berikut:
Matrix of effects of management system alteration before and after SMBA application is given below:

KONDISI SAAT INI

PERUBAHAN

SMM, SML, SMK3


SMM, SML, SMK3

Sistem Manajemen disatukan


Management System is integrated

Badan Sertifikasi masing-masing


Individual certification agency

Badan Sertifikasi menjadi satu


Certification Agencies are merged

Sertifikat masing-masing
Individual certificate

Tetap/tidak berubah
No change

Pedoman di masing-masing sistem


Manual in each individual system

Pedoman disatukan
Manuals are integrated

Kebijakan di masing-masing sistem


Policy in each individual system

Kebijakan disatukan
Policies are integrated

Sasaran di masing-masing sistem


Target in each individual system

Tetap/tidak berubah
No change

Prosedur di masing-masing sistem


Procedues in each individual system

Prosedur Manajemen disatukan


Management procedures are integrated

Prosedur operasional
Operating procedures

Tetap/tidak berubah
No change

CURRENT CONDITION

Manfaat dari penerapan Sistem Manajemen yang terintegrasi


adalah :
Proses bisnis yang terkait aspek mutu, lingkungan, dan
K3 lebih sederhana;
Hilangnya duplikasi dokumentasi;
Mengurangi jumlah audit baik audit internal maupun
audit eksternal;

ALTERATION

The advantages of an integrated management system are:


less complicated business process in relation to quality,
environment, work safety and health;
elimination of document duplication;
reduction of internal as well as external audit frequency;

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 237

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Menghindari potensi terjadinya konflik dalam penerapan


sistem;
Berdasarkan efektivitas implementasi system yang
semakin meningkat maka hal ini akan berpengaruh
kepada :
-- Peningkatan produktivitas sistem;
-- Potensi penghematan biaya karena penggunaan
sumber daya yang lebih efisien.

prevention of conflict in system application;


More effective system application will result in:
-- improvement of system productivity;
-- reduction of cost due to more efficient usage of
resources.

Untuk menjamin suksesnya integrasi system operasional yang


dikembangkan melalui SMBA, Perseroan menetapkan bahwa
Mutu Produk adalah salah satu kinerja utama yang harus
dicapai yang merupakan penentu kesinambungan bisnis
perusahaan. Selain itu, untuk meningkatkan produktivitas,
masalah K3 dari Pegawai dan Peralatan/Aset merupakan
salah satu kebutuhan utama dan wajib diadakan oleh
Perusahaan untuk mencegah kerusakan dan kerugian.

To ensure the success of SMBA application, the Company


decided that it was essential to guarantee product quality
as a key to achieving business sustainability. In addition, to
boost productivity, the safety and well-being of employees and
assets should be taken care of to prevent injuies, damages and
losses.

Perseroan berkomitmen melaksanakan good mining


practice guna mencegah pencemaran lingkungan dan
menjaga hubungan harmonis dengan masyarakat sekitar
melalui community development. Untuk mencapai tiga
hal pokok tersebut, seluruh pimpinan dan pegawai sadar
dan berkomitmen menjalankan SMBA sehingga menjamin
terciptanya Budaya Mutu, Lingkungan, dan K3 yang akan
memberi pengaruh besar terhadap tercapainya tujuan dan
sasaran Perseroan.

The Company is committed to exercising good mining practice


in an effort to prevent environmental polution and to maintain
a harmonious relationship with the surrounding community
through community development program. For this purpose
the management and all employees are determined to
implement SMBA to cultivate quality, environment and WSH
culture in reaching corporate goal.

Perkara yang melibatkan Perseroan

Cases Involving the Company

Hingga akhir tahun 2010 Perseroan menghadapi 2 dua perkara


hukum, yakni menyangkut izin operasional dan tumpang
tindih lahan.

Until yearend the Company was still facing two lawsuits


related to operating licence and overlapping concession area.

Izin Operasional
Pada bulan Pebruari 2010, Kepolisian Republik Indonesia
menghentikan operasi anak perusahaan, PT Batubara
Bukit Kendi (BBK), karena izin pinjam pakai kawasan
hutan yang menjadi wilayah pertambangan BBK belum
dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. BBK saat ini sedang
berupaya mendapatkan perizinan yang diperlukan dari
instansi pemerintah terkait agar dapat melanjutkan operasi
penambangan. Perseroan mengharapkan operasi BBK
akan berjalan kembali dalam waktu dekat dan mengharapkan
pemberhentian ini tidak akan mempengaruhi operasi Perseroan
secara signifikan. Jumlah aset BBK adalah Rp118 miliar atau
1,4% dari jumlah aset Perseroan sebesar Rp8.722,70 miliar
pada tanggal 31 Desember 2009.

Operating Licence
In February 2010, the Indonesian Police suspended the
operations of our subsidiary, PT Batubara Bukit Kendi (BBK)
because the permit to borrow and use the forest area where
BBK had a mining area was still pending with the authorities.
BBK is still in discussion with various government agencies to
obtain the required permit so it can resume operations. We
are hopefull BBK will resume operations in the near future
and this suspension will not affect the Companys overall
operations. As of 31 December 2009 BBK had total assets
of Rp118 billion or 1.4% of the Companys total assets of
Rp8,722.70 billion.

Tumpang Tindih Lahan


Perkara hukum terkait tumpang tindih hak pengelolaan
lahan dihadapi Perseroan di kabupaten Lahat. Kawasan yang
sebelumnya telah mendapatkan izin Kuasa Penambangan
batubara, kini tidak dapat ditindak lanjuti ke arah eksplorasi
maupun eksploitasi batubara oleh Perseroan. Dari sisi
operasional, nilai kerugian Perseroan akibat adanya perkara
ini tergolong non material. Namun demikian Perseroan

Overlapping Concession Area


The lawsuit involving the Company is associated with
overlapping concession area in Lahat regency. The Company
is unable to explore and exploit this area that was once
given coal mining concession. From the operating side, the
loss incurred by the Company as a result of this lawsuit is

238

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

terancam kehilangan prospek potensi ekonomi cukup besar


berupa kandungan sumberdaya batubara di daerah yang
dipersengketakan.

immaterial. However, the Company faces the threat of losing


prospective economic potentials in the form of coal resources
in the disputed area.

Kronologi dan jalannya perkara yang dihadapi oleh Perseroan


terkait pengelolaan lahan di Lahat, adalah sebagai berikut.

Chronology and proceeding of the legal cases facing the


Company in relation to area management in Lahat, are as
follows:

Pada tahun 2003, Perusahaan diberikan KP


untukmengeksploitasi daerah Lahat. KP ini dialihkan
pengurusannya oleh Gubernur Sumatera Selatan ke
Bupati Lahat pada tahun 2004. Pada tanggal 29 Agustus
2005 melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Palembang, Perusahaan mengajukan gugatan kepada
Bupati Lahat sehubungan dengan penerbitan beberapa
KP kepada beberapa perusahaan swasta atas wilayah
yang sama yang dimiliki oleh Perusahaan. Atas upaya
hukum tersebut, PTUN Palembang menolak gugatan
Perusahaan.
Pada tanggal 14 Desember 2005, Perusahaan
mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara (PTTUN) Medan. PTTUN menolak
upaya hukum banding Perusahaan.
Pada tanggal 30 Juni 2006, Mahkamah Agung telah
menerima upaya hukum kasasi dari Perusahaan. Pada
tanggal 10 Mei 2007, Mahkamah Agung memutuskan
untuk membatalkan putusan PTTUN Medan, menolak
eksepsi tergugat tetapi juga menyatakan gugatan
Perusahaan tidak dapat diterima.
Pada tanggal 31 Januari 2008, masih terkait dengan
kasus di atas, Perusahaan mengajukan gugatan perdata
ke Pengadilan Negeri (PN) Lahat atas kerugian
materil akibat pemberian KP kepada pihak lain. Gugatan
dilayangkan kepada beberapa pihak termasuk Bupati
Lahat sebagai tergugat pertama.
Tanggal 12 Agustus 2008 PN Lahat mengeluarkan
Putusan Sela, bahwa PN Lahat tidak berwenang
mengadili perkara tersebut, dengan putusan Sela
tersebut Perusahaan mengajukan upaya hukum banding
ke Pengadilan Tinggi (PT) Palembang.
Tanggal 16 Desember 2008 PT Palembang
mengeluarkan Putusan Sela, menerima banding
Perusahaan, membatalkan Putusan Sela PN Lahat
serta memerintahkan PN Lahat untuk memeriksa dan
mengadili perkara tersebut. Dengan putusan sela PT
Palembang tersebut para tergugat mengajukan upaya
hukum Kasasi ke Mahkamah Agung RI.

In 2003, the Company was given Mining Concession


(MC) to exploit an area in Lahat. The award of MC was
transferred by South Sumatera Governor to Lahat
Regent in 2004. On 29 August 2005 through Palembang
State Administration Court (SAC), the Company filed a
claim against Lahat Regent with respect to the issuance
of several MCs to a few private companies for the same
areas that are owned by the Company. Palembang SAC
rejected the Companys claim.
On 14 December 2005, the Company appealed to Medan
State Administration High Court (SAHC). SAHC rejected
the Companys appeal.
On 30 June 2006, the Supreme Court received the
Companys claim for reversal of the lower courts
decision. On 10 May 2007, the Supreme Court decided
to reverse the decision of Medan SAHC, rejected the
respondents objection but also ruled that the Companys
claim was inadmissible.
On 31 January 2008, still related to the above case, the
Company filed a civil claim to Lahat District Court (DC)
for material losses due to the award of MC to another
party. Claim was directed to several parties including
Lahat Regent as the first respondent.
On 12 August 2008 Lahat DC issued provisional decision,
stating that Lahat DC was not in the power to judge
the case. With this provisional decision the Company
appealed to Palembang High Court (HC).
On 16 December 2008 Palembang HC issued provisional
decision, accepting the Companys appeal, reversing
Lahat DC provisional decision and ordered Lahat DC
to examine and judge the case. With the provisional
decision of Palembang HC, the respondents claimed for
reversal to the Supreme Court

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 239

CORPORATE GOVERNANCE REPORT

Tertanggal 9 Juli 2009 PN Lahat telah mengirimkan


berkas perkara Kasasi ke Mahkamah Agung RI, saat ini
perkara dalam proses Mahkamah Agung RI.
Pada tanggal 02 November 2009 berkas perkara telah
diterima Mahkamah Agung RI, dan sampai dengan
tanggal laporan keuangan ini, perkara tersebut masih
dalam proses di Mahkamah Agung RI.
Tanggal 28 Januari 2010 Mahkamah Agung RI, telah
menerbitkan Putusan Kasasi dengan Amar Putusan
Menolak Permohonan Kasasi para tergugat (Bupati
Lahat dkk), yang relas pemberitahuannya diterima
perusahaan tanggal 01 Desember 2010. Saat ini,
Perusahaan sedang menunggu proses persidangan
atas pokok perkara di PN Lahat.

On 9 July 2009 Lahat DC sent the reversal claim dossier


to the Supreme Court.
On 2 November 2009 the Supreme Court received the
reversal claim dossier from Lahat DC and until the
time of reporting this case was still in the hands of the
Supreme Court.
On 28 January 2010 the Supreme Court handed down
a reversal verdict to reject the claim for reversal made
by the respondents (Lahat Regent and parties) which
notification was received by the Company on 1 December
2010. At the moment the Company is still awaiting the
legal proceeding over the subject matter in Lahat DC.

240

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 241

Laporan
Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Report on Corporate Social Responsibilities

Peningkatan penyaluran dana dan


kegiatan PKBL serta Bina Wilayah sebagai
wujud komitmen kepedulian Perseroan
terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan kelestarian alam secara
berkesinambungan
Increased fund disbursement in the context of
Partnership & Community Development and
Area Development programs is proof of the
Companys commitment to continually improve
community welfare and natural conservation

242

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Untuk meningkatkan efektifitas dan kualitas pelaksanaan


program, Perseroan telah mengambil langkah strategis yakni
penyusunan dan penyempurnaan mekanisme pelaksanaan
Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), menjalin
kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan pihak lain yang
berkompeten dalam perencanaan dan pelaksanaan program.
Perseroan mengajak-serta masyarakat secara langsung
dalam proses perencanaan, pelaksanaan maupun monitoring
program, sekaligus melaksanakan program yang berdampak
langsung terhadap upaya pemberdayaan sosial ekonomi
masyarakat di lingkar tambang.

To enhance the effectiveness and quality of Corporate Social


Responsibility (CSR) program, the Company has taken
strategic steps by improving the mechanism of exercising
its CSR function, involving the Local Administration and
other competent parties to plan and execute its CSR
programs. The Company invites the local community to join
in the planning, executing and monitoring of the programs
that directly affect the empowerment of the socio-economic
life of the mining community.

Perseroan telah merumuskan pola kebijakan jangka panjang


yang terintegrasi dalam bentuk Pedoman CSR PTBA yang
telah disahkan oleh Direktur Utama PTBA pada akhir 2009
yang mencakup enam fokus kegiatan, yaitu: (1) ekonomi, (2)
lingkungan, (3) hak azasi manusia, (4) praktik ketenagakerjaan
dan kelaikan kerja, (5) tanggung jawab produk, dan (6)
kemasyarakatan.

The Company formulated a long-term integrated policy in


the form of PTBA CSR Guidelines that were endorsed by the
President Director at the end of 2009. The guidelines focus
on six main areas: (1) economy, (2) environment, (3) human
rights, (4) employment practices and proper work conditions,
(5) product responsibility, and (6) society.

Keenam fokus kegiatan tersebut mengacu kepada kaidah


internasional mengenai keberhasilan implementasi CSR
yang ditetapkan oleh Global Reporting Initiatives (GRI), yang

These six focus activities are in line with international standards


of CSR implementations as set by Global Reporting Initiatives
(GRI), and formulated in the implementation strategy based on
business ethics/norms generally applied:

dirumuskan dalam strategi implementasi yang dilandasi oleh


etika/norma bisnis yang berlaku, meliputi:

Pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat


secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan
komunitas lokal serta masyarakat secara luas.
Peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup, termasuk
restorasi lahan pasca tambang.
Jaminan pelaksanaan non diskriminasi dan penghargaan
hak azasi manusia.
Penerapan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja
serta upaya peningkatan kesejahteraan karyawan.
Penerapan jaminan keamanan penggunaan produk dan
kepuasan pelanggan.
Menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat yang
dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik.

Untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan


terciptanya keseimbangan hasil kegiatan operasional dari
sisi kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan, Perseroan telah
menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(PKBL) dalam rangka melaksanakan Peraturan Menteri
Badan Usaha Milik Negara No. PER-05/MBU/2007 tanggal 27
April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha
Kecil dan Program Bina Lingkungan, melalui pemanfaatan
dana dari Pembagian laba BUMN serta Surat Edaran Menteri
Negara BUMN RI Nomor: SE-07/MBU/2008 tanggal 5 Mei 2008
tentang pelaksanaan PKBL dan penerapan pasal 74 Undangundang No. 40 tahun 2007. Selain itu, Perseroan menjalankan
UU No. 40 Tahun 2007 pasal 74 tentang Tanggung Jawab
Sosial melalui pembiayaan Perusahaan.

Sustaining economic development and community


empowerment to improve the welfare of local community
and public at large.
Showing concern for environmental conservation,
including restoration of post-mining areas.
Guaranteeing non-discrimination and respect for human
rights.
Ensuring good health care and work safety as well as
employee welfare improvement.
Ensuring product safety and consumer satisfaction.
Nurturing a harmonious relationship with local community
by applying good corporate governance principles.

With an aim of creating equitable economic, social and


environmental development and welfare, the Company
carries out Partnership and Community Development
Program pursuant to State-Owned Enterprises Minister
Regulation No. PER-05/MBU/2007 of 27 April 2007 on SOE
Partnership with Small-Scale Businesses and Community
Development Program, funded by SOE profit sharing, and SOE
Minister Circular No. SE-07/MBU/2008 of 5 May 2008 on the
implementation of Partnership and Community Development
Program, and Article 74 of Corporate Law No. 40/2007. In
addition, the Company observes Article 74 of Corporate Law
No. 40/2007 on Corporate Social Responsibility by extending
financial aid.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 243

REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES

Di samping itu Perseroan juga melaksanakan program Bina


Wilayah sebagai salah satu bentuk kepatuhan terhadap
ketentuan pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan terbatas. Program tersebut bertujuan
untuk memberdayakan potensi ekonomi masyarakat sekaligus
mewujudkan komitmen Perseroan untuk bersama-sama
menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat
dengan jangkauan wilayah yang lebih luas.

The Company also carries out Area Development Program to


comply with the provision of Article 74 of Corporate Law No. 40
of 2007. This program is designed to empower the community
economic potentials and to improve the living standard of the
society in a more extended area.

PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA


LINGKUNGAN

PARTNERSHIP AND COMMUNITY


DEVELOPMENT PROGRAM

Sasaran yang dituju Program Kemitraan PTBA adalah


peningkatan kemampuan usaha kecil dan koperasi di sekitar
wilayah operasi Perseroan agar menjadi tangguh dan mandiri
melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Perseroan.
Sedangkan sasaran dari kegiatan Bina Lingkungan adalah
tumbuhnya kehidupan masyarakat yang sejahtera melalui
pemberian bantuan bagi tumbuh dan berkembangnya kesadaran
akan perlunya pendidikan, interaksi social dan keselarasan
dengan kelestarian lingkungan.

The objective of Partnership Program is elevating the resilience


and independence of small-scale businesses and cooperatives
in the surrounding area. Community Development Program is
aimed at improving the community living standard by giving them
financial aid and making them aware of the need for education,
social interaction and harmony with natural surrounding.

Melalui kedua program PKBL tersebut, Perseroan meyakini


tumbuhnya kesejahtaraan sosial dan ekonomi masyarakat
sekitar agar lebih berdaya dan mandiri serta terpeliharanya
hubungan yang harmonis dan berkesinambungan antara
perusahaan dengan masyarakat.

Through these two programs the Company is confident


it is able to improve the socio-economic wellbeing of the
community and enhance their self-reliance and competence,
and to preserve a harmonious relationship between the
Company and the community.

Sepanjang tahun 2010, Perseroan telah merealisasikan


penyaluran dana untuk Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan berjumlah Rp93,42 miliar atau 69,93% dari total
anggaran sebesar Rp133,59 miliar. Sedangkan untuk program
Bina Wilayah, pada tahun 2010 telah direalisasikan biaya
sebesar Rp21,17 miliar.

In 2010 the Company extended funds for Partnership and


Community Development Program amounting to Rp 93.42
billion or 69,93% of total budget of Rp 133,59 billion. For
Area Development a total of Rp 21.17 billion was disbursed
in 2010.

PROGRAM KEMITRAAN

PARTNERSHIP PROGRAM

Melanjutkan komitmen pemberdayaan potensi ekonomi


masyarakat, Perseroan terus berupaya meningkatkan
kemandirian mitra binaan sekaligus membantu memperluas
penjualan produk mitra binaan di sembilan provinsi.
Penyaluran Dana Kemitraan dilakukan secara selektif dengan
mempertimbangkan kondisi yang dimiliki oleh calon mitra
binaan, yang meliputi karakter, jiwa kewirausahaan yang
dimiliki, kondisi sosial dan budaya masyarakat sekitar serta
prospek pasar dari komoditas yang dihasilkan.

To continue empowering community economic potentials the


Company focused on strengthening partners self-sufficiency
and promoting the sales of partners products in nine provinces.
The Company is very selective in distributing partnership
funds taking into consideration the conditions of prospective
partners, evaluating their character, entrepreneurship, sociocultural condition of the neighboring community and market
prospects of the commodity.

Sedangkan jenis komoditas calon mitra binaan yang


diprioritaskan untuk mendapatkan bantuan pembinaan
meliputi komoditas yang dapat menunjang kelancaran
operasional Perseroan, seperti:

Priority is given to commodity that supports the Companys


operations:

Komoditas yang menjadi andalan daerah.


Komoditas
tradisional
yang
potensial
dikembangkan.

untuk

Commodity that the area relies upon.


Traditional commodity with development potentials.

244

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Komoditas yang berpeluang ekspor atau berorientasi


ekspor.
Komoditas yang dapat menyerap tenaga kerja / padat
karya.

LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Commodity with export potentials or orientation.


Labor intensive commodity.

Dalam pelaksanaannya, selama tahun 2010 program yang telah


dilakukan terhadap mitra binaan adalah seperti berikut:

Throughout 2010 partners enjoyed the following program


activities:

Penyaluran Dana Kemitraan dalam bentuk pinjaman


lunak, kepada usaha kecil dan koperasi di delapan
wilayah, yakni Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Banten dan
Jawa Timur.
Pelatihan Manajemen Kewirausahaan kepada calon
mitra binaan.
Membantu promosi dan pemasaran produk mitra binaan
melalui berbagai kegiatan partisipasi pada serangkaian
pameran di berbagai kota besar di Indonesia.
Kerjasama penyaluran dana kemitraan dengan PTPN
VIII dan PTPN X Serta BPR.

Pada tahun 2010, Perseroan telah merealisasikan dana


Program Kemitraan sebesar Rp67,73 miliar, atau 98% dari
rencana penyaluran dana Program Kemitraan sebesar
Rp69,40 miliar. Dana Kemitraan tersebut disalurkan untuk 575
unit Usaha Kecil dan koperasi dalam bentuk pinjaman lunak
sebesar Rp14,08 miliar dan dalam bentuk biaya pembinaan
sebesar Rp2,30 miliar, serta dalam bentuk kerjasama
penyaluran sebesar Rp51,35 miliar.

Distribution of Partnership Funds in soft loans to small


businesses and cooperatives in eight areas, i.e. South
Sumatra, Lampung, DKI Jakarta, West Java, Central
Java, Yogyakarta, Banten and East Java.
Entrepreneurship training for prospective partners
Promoting and marketing partners products through
participation in a number of exhibitions in major cities
of Indonesia.
Partnership Funds disbursed jointly with PTPN VIII,
PTPN X and BPR.

In 2010, the Company disbursed Rp67.73 billion in Partnership


Funds, or 98% of total allocated funds of Rp69.40 billion.
These funds were distributed to 575 small business units
and cooperatives in soft loans amounting to Rp14.08 billion,
development funds totaling Rp2.30 billion, and joint project
funds of Rp51.35 billion.

Perseroan telah meningkatkan penyaluran Dana Kemitraan hingga sebesar


331% dari realisasi tahun 2009, sehingga mencapai angka Rp67,73 miliar.
Partnership Funds increased 331% from 2009 to reach 67.73 billion in 2010.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 245

REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES

Tabel realisasi Program Kemitraan


Realized Partnership Program

URAIAN

REALISASI S/D DES 2010


DISBURSEMENT TO
DECEMBER 2010

REALISASI 2009

DISBURSEMENT 2009

A. Pinjaman

DESCRIPTION
A. Loan

Industri

1.565

1.793

Industry

Perdagangan

8.292

8.746

Trading

225

25

Pertanian

Agriculture

Peternakan

235

145

Cattle breeding

Perkebunan

49.498

165

Plantation

Perikanan
Jasa
Lainnya
Jumlah

228

4.945

2.418

667

931

65.427

14.449

1.232

754

B. Pembinaan
Industri
Perdagangan

Fishery
Services
Others
Total
B. Development Fund
Industry

340

257

Pertanian

57

Peternakan

36

10

Cattle breeding

Perkebunan

12

25

Plantation

26

28

Fishery

140

41

Services

Perikanan
Jasa
Lainnya
Jumlah
Jumlah Penyaluran Program
Kemitraan

463

132

2.304

1.254

67.731

15.703

Trading
Agriculture

Others
Total
Total Disbursement of
Partnership Funds

Uraian selengkapnya mengenai realiasi kegiatan dan biaya


Program Kemitraan dapat dilihat pada buku Laporan
Keuangan PKBL tahun 2010.

Full report on realized activities and disbursed funds in


Partnership Program is presented in 2010 Financial Statement
of Partnership and Community Development Program.

PROGRAM BINA LINGKUNGAN

COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM

Program Bina Lingkungan PTBA dielaborasi dalam enam fokus


kegiatan, yaitu Program Bantuan Bencana Alam, Pendidikan dan
Pelatihan, Peningkatan Kesehatan Masyarakat, Pembangunan
Sarana Umum, Pengembangan Sarana Ibadah dan Pelestarian
Alam. Tujuan yang hendak diraih adalah peningkatan standar
hidup dan kesejahteraan masyarakat. Untuk memantau tingkat
keberhasilan program, Perseroan menggunakan beberapa
parameter sebagai indikator keberhasilan Program Bina
Lingkungan, termasuk diantaranya:

PTBA Community Development Program is focused on six


main activities, which are Natural Disaster Relief Program,
Education and Training, Community Health Improvement,
Public
Facilities
Construction,
Religious
Facilities
Development and Natural Conservation. This program is
designed to improve the living standard of the community. The
Company uses a series of parameter as success indicators of
Community Development Program, including:

Better social condition of the surrounding community

Less complaints from the community in relation to


the fulfillment of the Companys corporate social
responsibility

Semakin membaiknya kondisi sosial masyarakat yang


ada di sekitar perusahaan
Semakin berkurangnya angka komplain atau keluhan
dari masyarakat yang berkaitan dengan pemenuhan
tanggung jawab sosial Perseroan.

246

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Perusahaan dapat menjalankan kegiatan bisnisnya


dengan lancar serta terjalinnya hubungan yang
harmonis dengan warga masyarakat sebagai salah satu
stakeholder Perseroan.

Seiring dengan peningkatan kegiatan Perseroan, total


dana yang disalurkan melalui pelaksanaan Program Bina
Lingkungan, mengalami peningkatan yang tinggi, mencapai
110% dari Rp11,93 miliar di tahun 2009 menjadi Rp25,70
miliar di tahun 2010. Dana tersebut disalurkan untuk berbagai
program kegiatan, seperti tampak pada tabel berikut.

Smooth running of the Companys operations in a


harmonious association with members of the community
being one of the stakeholders of the Company

Along with the Companys growing operations, funds for


Community Development Program increased significantly by
110% from Rp11.93 billion in 2009 to Rp25.70 billion in 2010.
The funds were disbursed to finance various activities as
shown in the following table.

Dana Program Bina Lingkungan (dalam Rp juta)


Community Development Program Funds (in milion Rp)
2010
(A)

2009
(B)

PROGRAM

868

676

28

Natural Disaster Relief

Bantuan Pendidikan & Pelatihan

8.457

1.100

669

Community

Bantuan Kesehatan Masyarakat

1.993

935

113

Community health improvement

10.173

7.848

30

4.082

1.147

256

Religious facilities assistance


Natural Conservation

BIDANG BANTUAN
Bantuan Bencana Alam

Education of neighboring

Bantuan Sarana & Prasarana Umum


Bantuan Sarana Ibadah
Bantuan Pelestarian Alam

114

223

-49

Biaya Operasional

425

295

26.112

12.223

214

Jumlah

Facilities and amenities


development

Operational Cost
Total

Program Bantuan Bencana Alam

Natural Disaster Relief Program

Bantuan
bencana
alam
dilaksanakan
dengan
mempertimbangkan urgensi daerah terjadinya bencana serta
kedekatan geografis dengan wilayah operasional perusahaan.
Selama tahun 2010 telah dilakukan kegiatan berupa:

Natural disaster relief program is launched by taking into


consideration the gravity of the disaster and the geographical
proximity to the Companys operating area. In 2010 relief was
extended to the following victims in disaster-stricken areas:

Bantuan bantuan korban musibah gempa bumi/tsunami


di Mentawai Sumatera Barat.
Bantuan musibah kebakaran di Kabupaten, Muara Enim,
Sumatera Selatan.
Pada tahun 2010, Perseroan juga memberikan bantuan
pada korban bencana meletusnya G. Merapi dan korban

Earthquake and tsunami in Mentawai, West Sumatra;


Fire in Muara Enim, South Sumatra;
Eruption of Mt. Merapi, Central Java, and landslide and
flood in Wasior, Papua.

banjir serta tanah longsor di Wasior.

Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Public Health Improvement

Melanjutkan program kesehatan sebelumnya, Perseroan


melaksanakan kegiatan, diantaranya sebagai berikut:

To complement the health improvement program previously


conducted, the Company assisted the community in the
following activities:
Organizing mass religious circumcision for 260
underprivileged children in Muara Enim and Lahat.
Organizing cataract surgery for 20 underprivileged
patients in Muara Enim and Lahat.

Kegiatan Khitanan Gratis bagi anak-anak dari KK


Prasejahtera di wilayah Kabupaten Muara Enim dan
Kabupaten Lahat. Jumlah anak-anak yang dikhitan pada
thn 2010 sebanyak 260 org
Bantuan operasi bagi penderita Katarak dari KK
prasejahtera di Kabupaten Muara Enim dan Lahat,
sebanyak 20 mata.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 247

REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES

1. Pertanian Jamur Bapak Margono


Mr. Margonos mushroom farm

2. Industri Songket Hj. Asmi Astari


Hj. Asmi Astaris songket industry

3. Prima AC, Palembang

248

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Bantuan operasi penderita cacat kaki untuk warga tidak


mampu dari Kecamatan Tanjung Agung, Muara Enim.
Bantuan nutrisi sebanyak 13.600 paket kepada
warga prasejahtera di wilayah operasional
perusahaan Kab Muara Enim, Kab Lahat, Tarahan
dan Kertapati dan Ombilin.
Bantuan 2 unit Genset untuk penerangan dan operasional
Rumah Sakit BARI Palembang.

LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Providing assistance in limb surgery for underprivileged


people in Tanjung Agung, Muara Enim.
Providing nutritious food of 13,600 packets for
underprivileged people in Muara Enim, Lahat, Tarahan,
Kertapati and Ombilin.
Donating two generators to BARI Hospital, Palembang.

Pembangunan Sarana Umum

Public Facilities Construction

Dengan melakukan beberapa kegiatan terkait penyediaan


maupun perbaikan sarana umum, meliputi:

By doing some activities related to the provision or


improvement of public facilities, including:

Pembangunan Monumen Perjuangan Tanjung Enim,


Taman dan Air Mancur di Pusat Kota Tanjung Enim
senilai Rp3,47 miliar.
Pengerasan/pengaspalan jalan umum dan parit di wilayah
pemukiman Ring 1 perusahaan sepanjang 3.867 m.

Constructing Monument of Heroic Battle, park and


fountain in Tanjung Enim city worth Rp3.47 billion.
Asphalting and hardening public road of 3,867 meters in
Ring 1 zone of the Company.

Gedung Olahraga BUKIT ASAM dibangun tahun 2010


Bukit Asam Sports Hall built in 2010

Pembangunan Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPA)


di Kecamatan Lawang Kidul dan penataan/rehab TPA
Kecamatan Muara Enim.
Pembangunan/renovasi 5 (lima) unit Balai Pertemuan
Masyarakat di Kecamatan Merapi Barat, Merapi Timur
dan Lawang Kidul.
Bantuan dana pembangunan Embarkasi Provinsi
Lampung senilai Rp1,34 miliar.

Constructing/renovating waste dumps in Lawang Kidul


and Muara Enim.
Renovating five community function halls in Merapi
Barat, Merapi Timur and Lawang Kidul.
Financing an embarkation lounge, Lampung totaling
Rp1.34 billion.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 249

REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES

Pengembangan Sarana Ibadah

Religious Facilities Development

Dilakukan dengan melaksanakan beberapa kegiatan, yakni:


Memberi bantuan renovasi Masjid/Musholla/TPA


sebanyak 36 unit, a.l : Masjid As Syaadah Pasar Tg Enim,
Masjid Agung Lahat, Al Muttaqin Kec. Semendo, Masjid
Al-Falah Kelurahan Muara Enim, Masjid Al-Muhajirin
Kelurahan Pasar Muara Enim, Masjid Nurul Huda,
Kelurahan Pasar Tg Enim, Masjid At-Taqwa Kec. Gunung
Megang, dan lain-lain.
Bantuan dana untuk berbagai kegiatan keagamaan
seperti MTQ, Tabliq Akbar, peringatan Maulid Nabi, Israq
Miraj di seluruh kecamatan Ring I perusahaan.

Providing renovation funds for 36 mosques/mushollas


including As Syaadah Pasar Tanjung Enim, Agung Lahat,
Al Muttaqin Semendo, Al Falah Muara Enim, Al Muhajirin
Pasar Muara Enim, Nurul Huda Pasar Tanjung Enim, At
Taqwa Gunung Megang.
Channeling funds for various religious activities such
as MTQ, Tablig Akbar, Maulid Nabi and Isra Miraj
commemoration in all Ring I districts.

Pelestarian Lingkungan/Alam

Natural Conservation

Dalam rangka pelaksanakan Program Bina Lingkungan,


Perseroan juga melakukan beberapa kegiatan terkait
pelestarian alam, yakni:

The Company was engaged in natural conservation programs


that include:

Gotong royong bersama masyarakat dan aparat


pemerintah dalam pelaksanaan program Jumat Bersih
dan Program Penghijauan Kota dengan menanam
pohon dan membersihkan lingkungan di seluruh wilayah
kecamatan ring I perusahaan.
Penyerahan bantuan tanaman pelindung dan tanaman
produktif (buah-buahan) sebanyak 8.000 batang di
Kabupaten Lahat dan Kabupaten Muara Enim.
Bantuan
tempat
sampah
organik/an-organik
sebanyak 150 unit untuk sekolah-sekolah dan
tempat-tempat umum di Kota Lahat, Kota Muara
Enim dan Tanjung Enim.

Jointly with the community and government agencies


launching Clean Friday and City Greening programs by
planting trees and cleaning the areas of Ring I.
Delivering 8,000 shelter trees and productive plants in
Lahat and Muara Enim.
Distributing 150 organic and un-organic waste bins to
schools and public places in Lahat, Muara Enim and
Tanjung Enim.

PROGRAM BINA WILAYAH

AREA DEVELOPMENT PROGRAM

Di samping pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina


Lingkungan yang mengacu kepada ketentuan Kementerian
Negara BUMN, Perseroan selama ini secara proaktif telah
menjalankan Program Bina Wilayah sebagai salah satu bentuk
kepatuhan terhadap ketentuan pasal 74 Undang-Undang
No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Program
tersebut bertujuan untuk memberdayakan potensi ekonomi
masyarakat sekaligus mewujudkan komitmen Perseroan
untuk bersama-sama menciptakan kualitas hidup yang lebih
baik bagi masyarakat. Program Bina Wilayah dilaksanakan
berupa pemberian bantuan fisik maupun non-fisik dengan
jangkauan wilayah yang lebih luas.

Untuk tahun 2010, pelaksanaan Program Bina Wilayah
Perseroan lebih ditekankan pada partisipasi langsung
maupun tidak langsung pada peningkatan pendapatan asli
daerah (PAD) di wilayah operasional Perseroan. Besaran
partisipasi langsung pada peningkatan PAD, dihitung sesuai
dengan ketentuan tarif royalti produksi batubara sesuai
dengan Perda setempat. Besaran royalti yang dijadikan dasar
pengeluaran dana Program Bina Wilayah dalam bentuk SP3D
adalah: Rp500/ton untuk Sumsel, Rp1.000,- per ton untuk

In addition to Partnership and Community Development


Program in compliance with the SOE Minister regulations, the
Company has been proactively managing Area Development
Program in compliance with article 74 of Corporate Law No.
40/2007. The program is aimed at utilizing the community
economic potentials simultaneously honoring the Companys
commitment to improve their living standard. In this program
the Company extends physical and non-physical aid to a wider
extended area,

In 2010, emphasis was given to direct and indirect donation


to improve the income of the region where the Company
operates. Direct donation to improve regional income (PAD) is
in accordance with the rate of coal production royalty as ruled
by the local administration. The royalty rate used as a basis of
calculating Area Development funds is: Rp 500/ton for South

250

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Muara Enim, Rp1.000/ton untuk Lahat dan total sebesar Rp4


miliar untuk Lampung. Sehingga total pengeluaran SP3D
tahun 2010 adalah sebesar Rp17,12 miliar.

Sumatera, Rp1,000/ton for Muara Enim, Rp1,000/ton for Lahat


and total Rp4 billion for Lampung. Total disbursement of Area
Development funds in 2010 amounted to Rp17.12 billion.

Selain program tersebut, Perseroan berpartisipasi pada


pembangunan berbagai sarana dan penyediaan prasarana
bagi keperluan instansi pemerintah, Polri dan Instritusi lain
yang bermanfaat bagi peningkatan layanan kemasyarakatan
dengan total dana yang dikeluarkan adalah sebesar Rp4,05
miliar.

Besides managing this program, the Company participates


in the construction of various facilities and amenities for
government agencies, police precincts and other public
service institutions. Total funds disbursed in 2010 amounted
to Rp4.05 billion.

Rincian pelaksanaan program dan biaya yang dikeluarkan


dalam rangka Bina Wilayah 2009 2010 adalah sebagai
berikut,

In this program the Company extends physical and nonphysical aid to a wider extended area,

Dana Program Bina Wilayah (dalam Rp juta)


Community Development Fund Program (in million Rp)
2010
(A)

2009
(B)

Biaya operasional SMA, TK

3.931,00

Operating Costs of Sr. High


School & Kindergarten

Sriwijaya FC

1.500,00

Sriwijaya FC

GOR Muara Enim

10.000,00

Muara Enim Sports Center

RS Lahat

3.500,00

Lahat Hospital

17.120

16.136,22

6,1

4.050

3.321,06

21,9

21.170

38.388,28

-44,8

BENTUK BANTUAN

SP3D
Lain-lain
Jumlah

TYPE OF DONATION

Local Government
Others
Total

PENGELOLAAN PELESTARIAN
LINGKUNGAN

ENVIRONMENTAL MANAGEMENT

Misi Perseroan dalam bidang pengelolaan lingkungan


diwujudkan
melalui
penerapan
program-program
pengelolaan, pemantauan, pengembangan dan rehabilitasi
lingkungan secara berkelanjutan.

The Companys mission in environmental management


is realized through continuously managing, monitoring,
developing and rehabilitating the environment.

Laporan selengkapnya mengenai program pengelolaan


lingkungan dapat dibaca pada bagian Perlindungan
Lingkungan pada halaman 78 Laporan Tahunan ini.

Full report on environmental management program is


presented in Environmental Conservation chapter page 78 of
this Annual Report.

PEMENUHAN HAK-HAK KARYAWAN DAN


PENGHARGAAN TERHADAP HAK AZASI
MANUSIA

FULFILLMENT OF EMPLOYEE RIGHTS AND


RESPECT FOR HUMAN RIGHTS

Bagi Perseroan, selain menjadi salah satu pemangku


kepentingan, karyawan merupakan aset yang menentukan
di dalam keberhasilan Perseroan untuk mewujudkan tujuan
dan mencapai target usahanya. Perseroan sangat menyadari
makna penting dari terciptanya hubungan kerja sama yang
serasi antara manajemen dan seluruh karyawan Perseroan.
Oleh karenanya dalam setiap kegiatan organisasi, Perseroan
menjalankan praktik atau perlakuan yang sama terhadap
semua karyawan dengan tidak memandang suku, ras, agama,
jender dan haluan politiknya, begitu pula semua karyawan
memiliki kebebasan berserikat dan melaksanakan Perjanjian
Kerja Bersama.

In the eyes of the Company, employees are not only stakeholders


but also assets who determine its success in achieving
corporate objective and business target. The Company is fully
aware of the importance of creating a harmonious working
relationship between the management and all employees.
The Company treats every individual equally regardless of
ethnicity, race, religion, gender and political inclination.
Likewise, the employees are free to unite and have a Collective
Labor Agreement.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 251

REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES

Laporan selengkapnya mengenai hal tersebut dapat dibaca


pada Laporan Manajemen Pengelolaan Sumber Daya
Manusia pada halaman 94 Laporan Tahunan ini.

Full report on this aspect may be found in Management Report


on Human Resource Management chapter page 94 of this
Annual Report.

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


SERTA LINGKUNGAN

WORK SAFETY, HEALTH AND


ENVIRONMENT

Perseroan telah menerapkan serangkaian kebijakan terkait


serta penyediaan sarana dan prasarana bagi setiap karyawan
yang memungkinkan dicapainya standar kesehatan dan
keselamatan kerja serta lingkungan yang tinggi dalam
industrinya. Dalam implementasi K3, Perseroan telah
memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen K3 (SMK3) dari
Depnakertrans RI.

A set of policy, facilities and amenities are in place for all


employees so as to meet the industry high standards of
work safety, health and environment. The Company has a
certification in Work Safety and Health Management System
from the Department of Manpower and Transmigration.

Laporan selengkapnya mengenai masalah tersebut dapat


dibaca pada Bab: Laporan Manajemen Program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja serta Perlindungan Lingkungan pada
halaman 73 Laporan Tahunan ini.

Full report is provided in Management Report on Health


and Work Safety and Environment page 73 of this Annual
Report.

KOMITMEN TERHADAP KUALITAS PRODUK


DAN PERLINDUNGAN PELANGGAN

COMMITMENT TO PRODUCT QUALITY AND


CONSUMER PROTECTION

Perseroan menyadari makna penting dan manfaat


dari pemenuhan standar kualitas serta perlindungan
konsumen terhadap setiap produk yang dihasilkan,
mengingat keduanya mempunyai pengaruh yang signifikan
bagi pertumbuhan kinerja usaha secara berkelanjutan.
Perseroan menetapkan dan memberlakukan kriteria
yang ketat dalam proses dan output produksi maupun
pengawasan kualitas setiap produknya.

The Company is fully aware of the importance and advantage


of meeting product quality standard and ensuring consumer
protection. Both aspects have a significant effect on the
continued growth of the Company. For this reason the
Company sets very stringent criteria in production process
and output as well as in quality control.

Simulasi penyelamatan korban dalam Lomba PBK & PPGD antar satuan kerja
Simulated victim rescue in PBK & PPGD Competition among work units

252

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

1. Lapangan Tenis Indoor, Tanjung Enim


Indoor Tennis Court, Tanjung Enim
2. Tempat Fitness, Tanjung Enim
Fitness Center, Tanjung Enim
3. Fasilitas Operasi Mata di RS Bukit Asam
Eye Surgery Facility of Bukit Asam Hospital

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 253

REPORT ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES

Wujud dari komitmen Perseroan serta uraian lengkap tentang


kualitas produk dan perlindungan pelanggan dapat dibaca
pada Bab: Laporan Manajemen, Bidang Pemasaran, pada
halaman 122 Laporan Tahunan ini.

Report on realization of the Companys commitment and full


description of product quality and consumer protection are
given in Management Report, Marketing page 122 of this
Annual Report.

HUBUNGAN HARMONIS DENGAN


MASYARAKAT BERLANDASKAN PRINSIPPRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK

HARMONIOUS RELATIONSHIP WITH THE


COMMUNITY BASED ON GOOD CORPORATE
GOVERNANCE PRINCIPLES

Perseroan telah merumuskan program Tanggung Jawab


Jawab Sosial Perusahaan dalam sebuah pola yang terpadu,
untuk mewujudkan visi memberikan nilai optimal bagi para
pemangku kepentingan Perseroan termasuk masyarakat.

Turning its vision into reality to maximize stakeholders


return, the Company has formulated an integrated Corporate
Social Responsibility program.

Melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL),


Perseroan secara sistematis telah melaksanakan serangkaian
kegiatan dengan melibatkan masyarakat, baik dalam tahap
perencanaan maupun pelaksanaan program-program yang
terkait. Sesuai dengan prinsip transparansi, Perseroan juga
membuka akses dan menjalin komunikasi timbal balik dengan
masyarakat dan pihak-pihak yang terkait.

Through Partnership Program, the Company systematically


conducted activity programs involving the community either
in planning or in executing such programs. In accordance
with transparency principle, the Company makes itself
accessible and fosters reciprocal communication with the
community and other relevant parties.

Laporan selengkapnya mengenai Tata kelola yang baik dapat


dibaca pada Laporan Manajemen tentang Good Corporate
Governance pada halaman 165 Laporan Tahunan ini.

Full report on this subject is contained in Management


Report, Good Corporate Governance page 165 of this
Annual Report.

LAPORAN KEBERKELANJUTAN

SUSTAINABILITY REPORT

Perseroan menerbitkan Laporan Keberlanjutan (Sustainability


Report) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan
Tahunan ini. Laporan yang membuktikan komitmen pelaksanaan
program tanggung jawab sosial secara profesional, transparan
dan terukur tersebut merupakan pertanggungjawaban
menyeluruh bagi seluruh pemangku kepentingan Perseroan
mengenai pengelolaan dan realisasi program CSR.

The Company issues Sustainability Report which is integral


to this Annual Report. The Report provides all stakeholders
with a full accountability report of the Companys professional,
transparent and measured performance in meeting its
corporate social responsibility.

TK Antra Sita, Tanjung Enim


Antra Sita Kindergarden, Tanjung Enim

254

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

DATA PERSEROAN

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 255

CORPORATE DATA

Data Perseroan
Corporate Data

256

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Dewan
Komisaris
Board of
Commissioners

Berdiri dari kiri ke kanan :


Stand from left to right :
Dr. Supriyadi
Komisaris Utama
President Commissioner

Suranto Soemarsono, SE, MA


Komisaris Independen
Independent Commissioner

Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME


Komisaris
Commissioner

Duduk dari kiri ke kanan :


Seat from left to right :
Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc
Komisaris
Commissioner

Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ


Komisaris Independen
Independent Commissioner

DATA PERSEROAN

CORPORATE DATA

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 257

258

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

DATA PERSEROAN

Profil Dewan Komisaris


Board of Commissioners Profile
Dr. Supriyadi

Komisaris Utama President Commissioner


Menjabat Komisaris Utama sejak 2008, setelah menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak 2004.
Meraih gelar Master of Engineering Science (1991), dan Ph.D. (1994) dalam Mining Engineering dengan
spesialisasi Mining Economic dari The University of Queensland, Australia, setelah menyelesaikan
studi di International Institute for Aerial Survey and Earth Sciences (ITC) di Delft, Belanda (1981).
Saat ini juga menjabat sebagai Staf Ahli Menko Perekonomian, Bidang Persaingan Usaha sejak 2008,
sebelumnya memangku jabatan lain di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak 1988,
Kantor Menko Bidang Produksi dan Distribusi (1994-1998), serta Departemen Pertambangan dan
Energi (1982-1994). Aktif sebagai dosen tamu dan dosen luar biasa di beberapa perguruan tinggi di
Indonesia maupun manca negara.
Following his appointment as Commissioner in 2004, Dr. Supriadi has been the Companys President
Commissioner since 2008. He obtained a Master of Engineering Science degree (1991), and a
Ph.D. degree in Mining Engineering (1994) specializing in Mining Economics from the University of
Queensland, Australia, after completing his study in International Institute for Aerial Survey and Earth
Sciences (ITC) in Delft, the Netherlands (1981). Currently he is an Senior Advisor to the Coordinating
Ministry of Economic Affairs for Business Competition (2008-present). Previously he held other posts
in the Coordinating Ministry of Economy from 1988, the Coordinating Ministry of Production and
Distribution (1994-1998), and Department of Mines and Energy (1982-1994). He is also an active guest
senior lecturer in a number of universities in Indonesia and overseas.

Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc

Komisaris Commissioner

Menjabat Komisaris Perseroan sejak 2008, serta menjadi Staf Ahli Menteri PPN/Kepala Bappenas
Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim sejak November 2010. Meraih
gelar S-1 bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung (1987), Master of Science bidang Kebijakan
Ekonomi di University of Illinois at Urbanna Champaign Amerika Serikat (1994). Perjalanan karir
sebelumnya di Bappenas sejak 2000 menjabat Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup (2007-2010), Direktur Transportasi (2005-2007), Kasubdit Transportasi Darat, Direktorat
Transportasi (2002-2005), dan Pj. KaBag Transportasi Kereta Api, Penyeberangan, Metereologi dan
Geofisika (2000-2002). Pengalaman kerja sama dan training programs yang diikuti meliputi bidangbidang: Perencanaan, Transportasi.
Has held the post of Commissioner since 2008, concurrently Expert Staff to National Development
Planning Minister, Natural Resources, Environment and Climate Change Division, Bappenas
(National Development Planning Board) since November 2010. She earned a graduate degree in Civil
Engineering from Bandung Institute of Technology (1987), Master of Science in Economic Policy from
University of Illinois at Urbanna Champaign the United States of America (1994). Her previous career
with Bappenas starting in 2000 posted her as Deputy of Natural Resources and Environment Division
(2007-2010), Director of Transportation (2005-2007), Head of Sub Directorate of Land Transportation,
Directorate of Transportation (2002-2005), and Acting Division Head of Railway Transportation, Ferry
and Inland Waterways, Metereology and Geophysics (2000-2002). Participating in joint projects and
training programs in the field of planning and transportation.

Suranto Soemarsono, SE, MA

Komisaris Independen Independent Commissioner

Menjabat Komisaris Independen Perseroan sejak 2008, dan Penasehat Direktur Utama PT Dinamika
Usaha Jaya sejak 2005. Meraih gelar S-1 Jurusan Ekonomi di Universitas Gadjah Mada (1983) dan
Master of Art in Economics & Finance di Western Illinois University, USA (1992). Perjalanan karir
sebelumnya mencakup Direktur Keuangan PT Barkatel Utama (2001-2006), dan Komisaris PT Mega
Global Triartha Optima (2001-2004). Aktif sebagai dosen program S-1 dan S-2 di Asian Banking
Finance dan Informatics Institute of Perbanas sejak 1998.
Mr. Soemarsono was appointed Independent Commissioner in 2008, and Adviser to President
Director of PT Dinamika Usaha Jaya since 2005. He is a holder of graduate degree in Economics from
University of Gadjah Mada (1983) and Master of Art in Economics & Finance from Western Illinois
University, USA (1992). Previously he was posted as Finance Director of PT Barkatel Utama (20012006), and Commissioner of PT Mega Global Triartha Optima (2001-2004). He has been lecturing for
graduate and post-graduate programs in Asia Banking Finance and Informatics Institute of Perbanas
since 1998.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 259

CORPORATE DATA

Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME

Komisaris Commisioner

Menjabat Komisaris Perseroan sejak 2008, serta menjadi Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian ESDM sejak 2009. Meraih gelar S-1 Jurusan Teknik Pertambangan Umum di Institut
Teknologi Bandung (1979), Master of Engineering (1987), dan Doctor of Engineering (1990) di Institute
of Mineral Dressing and Metallurgy, Tohoku University- Sendai, Jepang. Perjalanan karir sebelumnya
meliputi Staf Ahli Menteri Bidang Kemasyarakatan dan Kelembagaan DESDM (2007-2009), Kepala
Biro Perencanaan dan Kerjasama DESDM (2001- 2007), Kepala Biro Lingkungan dan Teknologi
Departemen Pertambangan dan Energi (DPE) tahun 2000. Ketua Komisi Amdal Pusat DPE (20002001), Kepala Bagian Pengelolaan Lingkungan dan Tata Ruang DPE (1993-2000), Indonesian Expert
Technical Manager pada proyek kerjasama Biro Lingkungan dan Teknologi dengan The Office of
Surface Mining USA, yang dibiayai World Bank (1995-1997).
Appointed Commissioner in 2008, concurrently Head of Education and Training Agency, Department
of Energy and Mineral Resources since 2009. Dr. Sihite holds a degree in General Mining Engineering
from Bandung Institute of Technology (1979), Master of Engineering (1987), and Doctor of Engineering
(1990) from Institute of Mineral Dressing and Metallurgy, University of Tohoku-Sendai, Japan. His
previous posts include Expert Staff to Minister of Society and Institution, Department of Energy and
Mineral Resources (2007-2009), Head of Planning and Cooperation Bureau, Department of Energy
and Mineral Resources (2001-2007), Head of Environment and Technology Bureau, Department of
Mines and Energy (2000), Head of Central Amdal (Analysis of Environmental Impact) Commission,
Department of Mines and Energy (2000-2001), Head of Environmental Management and Spatial Zone
Division, Department of Mines and Energy (1993-2000), Indonesian Expert Technical Manager of joint
venture projects at Bureau of Environment and Technology with the Office of Surface Mining USA,
financed by World Bank (1995-1997).

Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ

Komisaris Independen Independent Commissioner

Menjabat Komisaris Independen Perseroan sejak 2008, sekaligus menjabat Komisaris Utama PT
Citta Trahindo Pratama sejak 2007, dan Managing Partner LAGR & Associates Law Firm sejak
2006. Meraih gelar S-1 Jurusan Teknik Pertambangan di Institut Teknologi Bandung (1977), gelar
S-2 Magister Sains Ilmu Administrasi Bisnis Internasional Universitas Indonesia (2004), gelar S-2
Magister Humaniora Ilmu Hukum Bisnis Universitas Gajah Mada (2007) dan Fellows Institute of
Quarrying, UK (1996). Perjalanan k arir sebelumnya mencakup Ketua Komite Pencatatan Bursa Efek
Surabaya (2005-2007), Komisaris PT Karimun Indoco Pratama (2003-2005), Direktur Utama Perusda
Karimun BUMD-Holding (2001-2005), Direktur Utama PT Bhumi Artha Khatulistiwa (1999-2001),
Direktur Adminsitrasi, Direktur Pemasaran dan Direktur Operasi PT Karimun Granite (1990-1999).
Kegiatan di dalam organisasi Profesi menjabat sebagai Ketua Umum Perhapi (Perhimpunan
Ahli Pertambangan Indonesia) untuk 2 periode: 2001-2003, 2003-2006 dan saat ini bertindak
sebagai Dewan Penasihat Perhapi. Sedangkan kegiatan di dalam organisasi Korporasi di Kadin
( Kamar Dagang dan Industri ) Indonesia sebagai Ketua Komite Tetap Batubara dan Panas Bumi
(2008-2010), KomiteTetap , Mineral dan Bahan Galian Industri (2010-2013), dan di APBI (Asosiasi
Pertambangan Batubara Indonesia) sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Hukum dan PerundangUndangan (2010-2013).
He has been an Independent Commissioner of the Company since 2008, concurrently President
Commissioner of PT Citta Trahindo Pratama since 2007, and Managing Partner of LAGR & Associates
Law Firm since 2006. He has a graduate degree in Mine Engineering from Bandung Institute of
Technology (1977), Master of Science, International Business Administration from University of
Indonesia (2004), Master of Human Studies, Business Law Science, University of Gajah Mada (2007)
and Fellows Institute of Quarrying, UK (1996). In his previous career he held various posts including
Chairman of Listing Committee, Surabaya Stock Exchange (2005-2007), Commissioner of PT Karimun
Indoco Pratama (2003-2005), President Director of Perusda Karimun BUMD-Holding (2001-2005),
President Director of PT Bhumi Artha Khatulistiwa (1999-2001), Administrative Affairs Director,
Marketing Director and Operations Director of PT Karimun Granite (1990-1999).
Experience in professional organizations: Chairman of Indonesian Mining Experts Association
(Perhapi) for two periods, 2001-2003, 2003-2006, and currently member of Perhapi Advisory
Council. In business organizations: Indonesian Chamber of Commerce, Chairman of Coal Mining
and Geothermal Committee (2008-2010), Mining, Mineral and Industrial Quarrying Committee
(2010-2013), Indonesian Coal Mining Association, Deputy Chairman of Legal and Mining Division
(2010-2013).

260

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Direksi
Board of Directors

Dari kiri ke kanan :


From left to right :
Ir. Sukrisno
Direktur Utama
President Director

Ir. Tiendas Mangeka


Direktur Niaga
Commerce Director

Dono Boestami, MSc


Direktur Keuangan
Financial Director

Ir. Drs. Mahbub Iskandar


Direktur SDM & Umum
HR & General Affairs Director

Ir. Heri Supriyanto


Direktur Pengembangan Usaha
Business Development Director

Ir. Milawarma, M. Eng


Direktur Operasi/Produksi
Operations/Production Director

DATA PERSEROAN

CORPORATE DATA

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 261

262

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

DATA PERSEROAN

Profil Direksi
Board of Directors Profile
Ir. Sukrisno

Direktur Utama President Director


Menjabat Direktur Utama sejak 2006. Meraih gelar S-1 Jurusan Teknik Mesin di Institut
Teknologi Sepuluh November Surabaya tahun 1980. Perjalanan karir sebelumnya mencakup
jabatan sebagai Direktur Operasi/Produksi Perseroan (2001-2006), Kepala Departemen
Operasi PT Semen Padang (1995-2001) dan Komisaris PT Yasiga Sarana Utama (1996-2001).
Ir. Sukrisno has held the post of President Director since 2006. He earned his graduate degree
in Mechanical Engineering from Sepuluh November Institute of Technology in Surabaya in
1980. His previous posts include Operations/Production Director of the Company (2001-2006),
Head of Operations Department of PT Semen Padang (1995-2001) and Commissioner of PT
Yasiga Sarana Utama (1996-2001).

Dono Boestami, MSc

Direktur Keuangan Finance Director


Menjabat sebagai Direktur Keuangan Perseroan sejak tahun 2006. Sebelumnya menjabat
sebagai Direktur PT Barclays Capital Securities Indonesia (2004-2006), Direktur Utama
PT Citigroup Securities Indonesia (2001-2004), Direktur Investment Banking PT. Danareksa
(19962001), Credit & Marketing Head PT. Niaga Factoring Corporation (1994-1996), Credit
Adminitration Head PT Inter-Pacific Bank (1993-1994), Assitant Manager Marketing PT Bank
Niaga (1989 1993). Meraih gelar Bachelor of Science Civil Engineering dari University of
Wisconsin-Platteville (1985), Master of Science Construction Management dari Golden Gate
University (1989).
Appointed as Finance Director of the Company in 2006. His previous posts include Director
of PT Barclays Capital Securities Indonesia (2004-2006), President Director of PT Citigroup
Securities Indonesia (2001-2004), Investment Banking Director of PT Danareksa (1996-2001),
Credit & Marketing Head of PT Niaga Factoring Corporation (1994-1996), Credit Administration
Head of PT Inter-Pacific Bank (1993-1994), Assistant Manager Marketing of PT Bank Niaga
(1989-1993). Holder of Bachelor of Science degree in Civil Engineering from University of
Wisconsin, Platteville (1985) and Master of Science degree in Construction Management from
Golden Gate University (1989).

Ir. Milawarma, M.Eng

Direktur Operasi/Produksi Operations/Production Director


Menjabat Direktur Operasi/Produksi Perseroan sejak 2006. Meraih gelar S-1 Jurusan Tambang
di UPN Veteran, Yogyakarta (1987) dan Magister Engineering di University of Wollongong,
Australia (1995). Perjalanan karir sebelumnya di Perseroan meliputi jabatan Sekretaris
Perusahaan (2003-2006), Analis Bisnis/Profesional Senior Pengembangan Usaha (1999-2003),
Kepala Diversifikasi Usaha (1997-1999), dan Kepala Dinas Perencanaan Tambang Jangka
Panjang (1995-1996).
He has held the post of Operations/Production Director of the Company since 2006. A holder
of graduate degree in Mining from UPN Veteran, Yogyakarta (1987) and Master of Engineering
degree from University of Wollongong, Australia (1995). Previous posts with the Company
include Corporate Secretary (2003-2006), Senior Business Analyst /Professional of Business
Development (1999-2003), Head of Business Diversification (1997-1999), and Head of Long
Term Mine Planning Unit (1995-1996).

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 263

CORPORATE DATA

Ir. Heri Supriyanto

Direktur Pengembangan Usaha Business Development Director

Menjabat Direktur Pengembangan Usaha Perseroan sejak 2006. Meraih gelar S-1 Jurusan
Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung (1981). Perjalanan karir sebelumnya di Perseroan
mencakup jabatan Dirketur Utama PT Bukit Pembangkit Innovative (2006), Senior Manajer
Logistik Perseroan (2005-2006), General Manager Pengusahaan Briket (2001-2005), Pimpinan
Proyek Pengembangan Briket Batubara (1993-2001) dan Kepala Divisi Pengembangan
Keteknikan (1991-1993).
He has been Director of Business Development of the Company since 2006. A graduate of
Bandung Institute of Technology with a degree in Industrial Engineering (1981). Previous posts
with the Company are President Director of PT Bukit Pembangkit Innovative (2006), Senior
Manager of Logistics of the Company (2005-2006), General Manager of Briquette Business
(2001-2005), Project Officer of Coal Briquette Business Expansion (1993-2001) and Head of
Engineering Development Division (1991-1993).

Ir. Tiendas Mangeka

Direktur Niaga Commerce Director

Menjabat Direktur Niaga Perseroan sejak 2006. Meraih gelar S-1 Jurusan Tambang di
Institut Teknologi Bandung (1980). Perjalanan karir sebelumnya mencakup jabatan Direktur
Pemasaran PT Semen Tonasa (2002-2005), Direktur Penelitian & Pengembangan PT Semen
Tonasa (2002), Kepala Pengembangan Usaha Perseroan (2001-2002), Ahli Pengembangan
SDM.
The Company appointed Ir. Mangeka as Commerce Director in 2006. He is a graduate of Bandung
Institute of Technology in Mining (1980). His previous career placed him in various posts:
Marketing Director of PT Semen Tonasa (2002-2005), Director of Research and Development of
PT Semen Tonasa (2002), Head of Business Development of the Company (2001-2002), Expert
in Human Resource Development (1998-2001), Head of Internal Audit Unit (1997-1998), and
Corporate Secretary of the Company (1991-1997).

Ir. Drs. Mahbub Iskandar

Direktur SDM & Umum Human Resource & General Affairs Director

Menjabat Direktur SDM & Umum Perseroan sejak 2001. Meraih gelar S-1 Jurusan Tambang
di Universitas Srwiwijaya (1977), dan S-1 di Lembaga Administrasi Negara - Ujung Pandang
(1988). Perjalanan karir sebelumnya mencakup jabatan Kadis Pertambangan dan Pemanfaatan
Energi Provinsi Sumatera Selatan (2000-2001), Kakanwil Pertambangan dan Energi Provinsi
Aceh (1995-2000), dan Kabid Pengembangan Gas dan Energi Kanwil Pertambangan dan Energi
Provinsi Sulawesi Selatan (1990-1995).
Appointed as Human Resource & General Affairs Director in 2001. Ir Iskandar is a holder
of graduate degree in Mining from University of Sriwijaya (1977), and Institute of State
Administration - Ujung Pandang (1988). His previous posts include Head of Mining and Energy
Usage Unit, South Sumatera Province (2000-2001), Head of Regional Office of Mining and
Energy, Aceh Province (1995-2000), and Head of Gas and Energy Development Division, South
Sulawesi Province (1990-1995).

264

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

DATA PERSEROAN

Profil Sekertaris Perusahaan dan SPI


Corporate Secretary and Internal Audit Units Profile

Achmad Sudarto, SE, MM, Ak

Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary

Menjabat sebagai Corporate Secretary sejak Juli 2009. Meraih gelar S-1 Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, di Universitas Sriwijaya, Palembang (1992) dan S-2 Magister Management
(2009) dari Universitas Sriwijaya. Mulai berkarir di PTBA sejak 1992, sebelum akhirnya menjabat
sebagai Corporate Secretary adalah Senior Manajer Perbendaharaan dan Pendanaan PTBA,
tahun 2009 dan Manajer Akuntansi di PTBA, tahun 2007.
In July 2009 Mr. Sudarto was appointed Corporate Secretary of the Company. His academic
studies earned him a graduate degree in Accounting from School of Economics, University of
Sriwijaya, Palembang (1992) and a masters degree in Management (2009) from University of
Sriwijaya. He joined PTBA in 1992, and later was appointed Accounting Manager in 2007 and
Senior Manager of Treasury and Funding in 2009.

Bambang Sutrisno

Kepala Satuan Pengawas Internal Head of Internal Audit Unit

Menjabat sebagai Kepala Satuan Pengawas Internal sejak tahun 2009, setelah sebelumnya
menjabat sebagai Pemeriksa Utama (2007- 2009) dan sebagai Manajer Kelayakan dan Kendali
Investasi (2005-2007). Bergabung dengan PTBA sejak 1984, setelah sebelumnya bekerja pada
PT Bumi Langoan, Jakarta, sebagai Supervisor Akuntansi.
Mr. Sutrisno was appointed Head of Internal Audit Unit in 2009, following his assignment as
Chief Auditor (2007-2009) and Manager of Investment Feasibility and Control (2005-2007). He
has been with PTBA since 1984, following his employment with PT Bumi Langoan, Jakarta, as
Accounting Supervisor.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 265

CORPORATE DATA

Profil Komite Audit


Audit Committees Profile

Azhar Zainuri, SE, MM

Anggota Komite Audit Member of Audit Committee

Menjabat anggota Komite Audit sejak 2007. Meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
Indonesia (1985) dan Magister Manajemen pada Institut Pengembangan Manajemen Indonesia
(IPMI, 1991). Perjalanan karir sebelumnya mencakup berbagai posisi termasuk sebagai
dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Direktur pada beberapa perusahaan dalam
periode 1996 - 2000, yaitu PT Guthrie Pasaman Nusantara, PT Prinavin Prakarsa, PT Indothai
Film Polytama, PT Padang Industrial Park dan PT Andalas Rekasindo Pratama, PT Kelana
Nusantara (2000 2008) serta Komisaris PT Dwivisi Mandiri (2004 2005).

Member of Audit Committee since 2007. He has a graduate degree in Economics from University
of Indonesia (1985) and Master of Management degree from Indonesia Institute of Management
Development (IPMI, 1991). Various positions he held in his previous career include lecturer
at Department of Economics, University of Indonesia, Director of several companies over a
period in 1996 - 2000, i.e. PT Guthrie Pasaman Nusantara, PT Prinavin Prakarsa, PT Indothai
Film Polytama, PT Padang Industrial Park and PT Andalas Rekasindo Pratama, PT Kelana
Nusantara (2000 2008) as well as Commissioner of PT Dwivisi Mandiri (2004 2005).

Ridho Kresna Wattimena, Ir, MT, PhD

Anggota Komite Audit Member of Audit Committee

Menjabat Anggota Komite Audit sejak 2007. Meraih gelar jurusan Teknik Pertambangan dari
Institut Teknologi Bandung (1991), Magister Teknik dalam Geomekanika dari Institut Teknologi
Bandung (1996), ser ta Ph.D dalam Rock Mechanics dari University of Queensland, Australia
(2003). Menjadi pengajar pada Jurusan Teknik Pertambangan ITB sejak 1993 dan Pasca Sarjana
ITB sejak 1996, dan saat ini menjadi Associate Professor dalam Mekanika Batuan. Selain itu,
aktif melakukan berbagai macam penelitian dan analisis dalam bidang pertambangan sejak
1993, serta telah menerbitkan banyak publikasi dalam bidang pertambangan dan mekanika
batuan di dalam dan luar negeri.
Became a member of Audit Committee in 2007. Holds a degree in Mining Engineering from
Bandung Institute of Technology (1991), Master of Engineering in Geomechanics from Bandung
Institute of Technology (1996), and Ph.D in Rock Mechanics from University of Queensland,
Australia (2003). He has been lecturing at Mining Engineering Department, Bandung Institute
of Technology since 1993 and post-graduate program at Bandung Institute of Technology since
1996, and is currently an Associate Professor in Rock Mechanics. He is also active doing
various kinds of research and analysis in mining which he started in 1993, and has produced
many publications in mining and rock mechanics at home and abroad.

266

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

DATA PERSEROAN

Profil Komite Nominasi, Remunerasi


dan PSDM
Nomination, Remuneration and HRD Committees Profile

Noeroso L. Wahyudi SE, MA

Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan PSDM


Member of Nomination, Remuneration and HRD Committee

Menjabat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan PSDM sejak 2008. Mendapat
Certifiticate on Academic Preparation Program Boulder Colorado USA (1988) dan meraih gelar
Master of Arts in Economics di Ball State University, USA (1990). Perjalanan karir sebelumnya
adalah sebagai Ketua Koperasi Puslitbang (sejak 1995), dan Peneliti Madya Bidang Ekonomi
dan Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan (sejak 2008).

Mr. Wahyudi has been a member of Nomination, Remuneration and GCG Committee since
2008. He received a graduate degree in Corporate Economics in Jakarta (1985), Master of Arts
degree in Economics from Ball State University, Muncie, Indiana, USA (1990). Took one-month
training in Environmental Economic Policy Analysis in Harvard University, Boston, USA (1993).
Serving as Middle Researcher at Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance since 2008 while
actively observing climate change issues at the national and international level.

Fakhrudin Tieja SE, MM

Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan PSDM


Member of Nomination, Remuneration and HRD Committee

Menjabat anggota Komite Nominasi, Remunerasi dan GCG sejak 2008. Meraih S-1 bidang
Manajemen dan S-2 bidang Human Resources Management di Magister Manajemen
Universitas Muhammadiyah Jakarta. Aktif mengikuti berbagai seminar & training di dalam
dan luar negeri, antara lain mengenai Total Production Management, Industrial Engineering,
Human Resources Management dan HSE di Toray Industries Inc & AOTS Jepang.
Perjalanan karir sebelumnya, sebagai Direktur - PCA FM (Radio Mitigasi Gempa dan Informasi
Pendidikan & Lingkungan, Bantuan RNW Belanda) (2007 sekarang), Komisaris PT AMM
(2007), serta Vice Factory Manager dan berbagai posisi manajerial di Toray Group Indonesia.
(1982 2008).
He has been a member of Nomination, Remuneration and GCG Committee since 2008.
Mr. Tieja has a graduate degree in Management and masters degree in Human Resource
Management from University of Muhammadiyah, Jakarta. Actively participating in local and
overseas seminars and training courses in the area of Total Production Management, Industrial
Engineering, Human Resources, and HSE at Toray Industries Inc & AOTS, Japan.
Previously he held various posts including Director of PCA FM Radio (Earthquake Mitigation
and Educational and Environmental Information, with the aid of RNW Holland) (2007-present),
Commissioner of PT AMM (2007), and Vice Factory Manager and various managerial positions
at Toray Group Indonesia (1982 2008).
* Ditetapkan menjadi Sekretaris Dewan Komisaris per 2 Agustus 2010.
Appointed Secretary to Board of Commissioners on 2 August 2010.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 267

CORPORATE DATA

Dr. Sumarhadi SE, MM

Anggota Komite Nominasi , Remunerasi dan PSDM


Member of Nomination, Remuneration and HRD Committee

Menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan PSDM sejak bulan Nopember 2010.
Pendidikan S-1 Manajemen tahun 1983 dari Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta; S-2
Manajemen tahun 1996 dari Institut Pengembangan Wiraswasta Indonesia; dan S-3 Manajemen
Pendidikan tahun 2002 dari Universitas Negeri Jakarta. Selain itu sejak 1979 saat ini telah mengikuti
seminar nasional dan internasional tentang hububungan industrial.
Menjabat sebagai Sekretaris Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Univesitas Prof.Dr.
Moestopo (beragama) sejak tahun 2007, dan sebagai Dekan di Fakultas Ekonomi pada Unuversitas
yang sama sejak November 2010.

Appointed member of Nomination, Remuneration and HRD Committee in November 2010.


Holds a graduate degree in Management (1983) from University of Prof. Dr. Moestopo
(Beragama) Jakarta, masters degree in Management (1996) from Indonesian Tourism
Development Institute and doctorate degree in Education Management (2002) from Universitas
Negeri Jakarta. Participating in national and international seminars on industrial relations
since 1979. Serving as Secretary, Post-Graduate Program of Management, University of Prof.
Dr. Moestopo (Beragama) since 2007, and Dean of School of Economics of the same University
since November 2010.

268

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

DATA PERSEROAN

Profil Komite Good Corporate Governance


Good Corporate Governance Committees Profile

Bambang Adi Winarso, PhD

Anggota Komite GCG Member of GCG Committee

Menjabat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan GCG sejak 1 Oktober 2009 dan
sejak 30 Juli 2010 diangkat menjadi anggota Komite GCG. Menyelesaikan pendidikan S-1
bidang Agribisnis dari Institut Pertanian Bogor, tahun 1983, kemudian menyelesaikan
program Master bidang International Economics dari University of Kentucky, Lexington USA
tahun 1989 dan menyelesaikan Program Doktor bidang Economics (Industrial Organization,
International Finance, International Trade) dari Universitas yang sama tahun 1993.
Selain itu menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan Energi dan Ketanagalistrikan,
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selain menjabat sebagai Komisaris di PT
Indonesia Comnet Plus.

Appointed member of Nomination, Remuneration and GCG Committee on October 1,


2009, and member of GCG Committee on July 30, 2010. Completed his graduate studies
in Agribusiness at Bogor Institute of Agriculture in 1983, master program in International
Economics at University of Kentucky, Lexington USA in 1989 and doctorate program in
Economics (Industrial Organization, International Finance, International Trade) at the same
university in 1993.
Following his previous posts as Assistant to Deputy Head of Energy and Electricity,
Coordinating Ministry of Economy in addition to his assignment as Commissioner of PT
Indonesia Comnet Plus.

Ir. Antonaria, MA

Anggota Komite GCG Member of GCG Committee

Menjabat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan GCG sejak 1 Oktober 2009 dan sejak
30 Juli 2010 diangkat menjadi anggota Komite GCG. Menyelesaikan pendidikan S-1 Jurusan
Teknik Sipil bidang Manajemen Konstruksi dari Institut Teknologi Bandung, tahun 1990,
kemudian menyelesaikan program Master of Arts in Development Studies (Studi Pembangunan)
dari Murdoch University, Perth, Australia tahun 1999, selain mengikuti berbagai seminar dan
training di dalam maupun di luar negeri.
Sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Iklim dan Cuaca, Direktorat
Lingkungan Hidup, Bappenas hingga 2008.
Mr. Antonaria was appointed member of Nomination, Remuneration and GCG Committee
on October 1, 2009 and member of GCG Committee on July 30, 2010. He completed his
graduate studies in Civil Engineering, Construction Management at Bandung Institute of
Technology in 1990, and master program in Development Studies at Murdoch University,
Perth, Australia in 1999. In addition, he has participated in various domestic and overseas
seminars and training sessions.
Until 2008 he was Head of Climate and Weather Sub-directorate, Directorate of
Environment, Bappenas.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 269

CORPORATE DATA

Profil Komite Asuransi, Risiko Usaha


dan Pasca Tambang
Insurance, Business Risk and Post-Mining Committees Profile

Andi Novianto, PhD

Anggota Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pasca Tambang


Member of Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee

Menjadi anggota Komite Asuransi, Risiko Usaha, dan Pasca Tambang sejak 16 Mei 2009.
Menyelesaikan program doctoral pada Tohoku University, Jepang tahun 2001 di bidang
Agriculture and Resource Economics. Saat ini menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan
Kehutanan pada Deputi Bidang Energi, Sumber Daya Mineral, dan Kehutanan-Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian.
On May 16, 2009 Mr. Novianto was appointed member of Business Risk, Insurance and PostMining Committee. Completed his doctorate program in Agriculture and Resource Economics
at Tohoku University, Japan (2001). Currently he is Assistant Deputy of Forestry at the office of
Energy, Mineral Resources and Forestry, Coordinating Ministry for Economy.

Ir. Faridha, M.Si

Anggota Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pasca Tambang


Member of Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee

Menjadi Anggota Komite Risiko Usaha, Asuransi dan Pascatambang sejak 16 Maret 2009.
Menyelesaikan pendidikan Teknik Kimia dari Universitas Syiah Kuala (1993), menyelesaikan
program Magister bidang Ilmu Lingkungan dari Universitas Indonesia (2004). Saat ini sebagai
Peneliti di bidang Lingkungan (2004-sekarang). Sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala
SubBagian Pengelolaan Lingkungan Bid. Pertambangan Umum-Biro Lingkungan dan Teknologi
(1999-2002), Kepala SubBidang Dokumentasi dan Informasi-Puslitbangtek Ketenagalistrikan
dan Energi Baru Terbarukan (2002-2004).
She has been a member of Business Risk, Insurance and Post-Mining Committee since
March 16, 2009. Graduated from University of Syiah Kuala with a degree in Chemistry
Engineering (1993) and further completed her master program in Environmental Sciences
at University of Indonesia (2004). Has been an Environment Researcher since 2004. She
was posted as Head of Environmental Management Sub-division, General Mining Division,
Environment and Technology Bureau (1999-2002), Head of Documentation and Information
Sub-division, Technological Research and Development Center for Electricity and Renewed
Energy (2002-2004).

270

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Referensi Silang Peraturan Bapepam-LK No. X.K.6


Cross Reference to Bapepam-LK Rule X.K.6
NO.

KRITERIA

PENJELASAN

Umum

Laporan tahunan disajikan


dalam bahasa Indonesia
yang baik dan benar dan
dianjurkan menyajikan juga
dalam bahasa Inggris.

Laporan tahunan dicetak


pada kertas yang berwarna
terang agar mudah dibaca
dan jelas.

Laporan tahunan
mencantumkan identitas
perusahaan dengan jelas.

Laporan Tahunan
ditampilkan di website
Perusahaan.

II

III

Nama Perusahaan dan Tahun


Annual Report ditampilkan di:
1. Sampul muka;
2. Samping;
3. Sampul belakang; dan
4. Setiap halaman

HALAMAN
PAGE

CRITERIA

EXPLANATION

General

In good and correct


Indonesian, it is
recommended to present
the report also
in English.

Printed on light-colored
paper so that the text is
clear and easy to read.

Should state clearly the


identity of the company.

The Annual Report is


presented in the companys
website.

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Name of the company and


year of the annual report is
placed on:
1. The front cover;
2. Sides;
3. Back cover; and
4. Each page

Summary of Vital Financial Data

Informasi hasil usaha


perusahaan dalam bentuk
perbandingan selama 5
(lima) tahun buku atau
sejak memulai usahanya
jika perusahaan tersebut
menjalankan kegiatan
usahanya selama kurang
dari 5 (lima) tahun.

Informasi memuat antara lain:


1. Penjualan/pendapatan usaha
2. Laba (rugi) kotor
3. Laba (rugi) usaha
4. Laba (rugi) bersih
5. Laba (rugi) bersih per saham

Financial information in
comparative form over a
period of 5 financial years
or since the commencement
of business if the company
has been running its
business activities for less
than 5 years.

The information includes:


1. Sales/income from business.
2. Gross profit (loss)
3. Business profit (loss)
4. Net profit (loss)
5. Net profit (loss) per share

Informasi posisi keuangan


perusahaan dalam bentuk
perbandingan selama 5
(lima) tahun buku atau
sejak memulai usahanya
jika perusahaan tersebut
menjalankan kegiatan
usahanya selama kurang
dari 5 (lima) tahun.

Informasi memuat antara lain:


1. Modal kerja bersih
2. Jumlah investasi
3. Jumlah aset
4. Jumlah kewajiban
5. Jumlah ekuitas

Financial information in
comparative form over a
period of 5 financial years
or since the commencement
of business if the company
has been running its
business activities for less
than 5 years.

The information includes:


1. Net working capital
2. Total investment
3. Total assets
4. Total liabilities
5. Total equity

Rasio keuangan dalam


bentuk perbandingan
selama 5 (lima) tahun
buku atau sejak memulai
usahanya jika perusahaan
tersebut menjalankan
kegiatan usahanya selama
kurang dari 5 (lima) tahun.

Informasi memuat 5 (lima) rasio


keuangan yang umum dan relevan
dengan industri perusahaan.

Financial information in
comparative form over a
period of 5 financial years
or since the commencement
of business if the company
has been running its
business activities for less
than 5 years.

Information includes 5 financial


ratios which are common and
relevant to
the companys industry.

Laporan Tahunan wajib


memuat informasi harga
saham dalam bentuk tabel
dan grafik. Informasi harga
saham sebelum perubahan
permodalan terakhir wajib
disesuaikan dalam hal
terjadi antara lain karena
pemecahan saham, dividen
saham, dan saham bonus.

Informasi dalam bentuk tabel


dan grafik yang memuat:
1. Harga saham tertinggi,
2. Harga saham terendah,
3. Harga saham penutupan,
4. Volume saham yang
diperdagangkan untuk setiap
masa triwulan dalam 2 (dua)
tahun buku terakhir (jika ada).

33

The Annual Report must


contain information of the
share price in the form of
tables and graphs. The price
of shares prior to the last
revision in capital
should be adjusted in the
event, among others, that it
was due to a splitting
of shares, dividend on
shares, and bonus shares.

Information in tables and


charts that includes:
1. Highest price
2. Lowest price,
3. Closing price,
4. Trading volume for each
three-month period in the
last two (2) financial years
(if any).

Laporan Tahunan wajib


memuat informasi dalam 2
(dua) tahun buku terakhir
mengenai obligasi, sukuk
atau obligasi konvertibel
yang diterbitkan

Informasi memuat:
1. Jumlah obligasi/sukuk/
obligasi konversi yang beredar
2. Tingkat bunga/imbalan
3. Tanggal jatuh tempo
4. Peringkat obligasi/sukuk

N.A

The Annual Report must


contain information
regarding the number of
bonds or convertible bonds
issued in the last 2 financial
years.

The information includes:


1. The number of bonds/
convertible bonds
outstanding.
2. Interest rate
3. Maturity date
4. Rating of bonds

Laporan Dewan Komisaris dan Direksi


1

Laporan Dewan Komisaris

Memuat hal-hal sebagai berikut:


1. Penilaian kinerja direksi
mengenai pengelolaan
perusahaan
2. Pandangan atas prospek usaha
perusahaan yang disusun oleh
direksi.
3. Komite-komite yang berada
dibawah pengawasan dewan
komisaris.
4. Perubahan komposisi dewan
komisaris (jika ada)

Board of Commissioners and Directors Report


38-43

Board of Commissioners
(BoC) Report

Includes the following items:


1.
Assessment on the
performance of the
Board of Directors in
managing the company.
2.
View on the prospects of
the companys business
as established by the
Board of Directors.
3.
Committees under the
Board of Commissioners.
4.
Committees under the
Board of Commissioners.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 271

NO.
2

KRITERIA
Laporan Direksi.

Tanda tangan anggota


Direksi dan anggota Dewan
Komisaris.

PENJELASAN

HALAMAN
PAGE

Memuat hal-hal sebagai berikut:


1. Kinerja perusahaan mencakup
antara lain kebijakan strategis,
perbandingan antara hasil yang
dicapai dengan yang ditargetkan,
dan kendala-kendala yang
dihadapi perusahaan.
2. Prospek usaha
3. Penerapan tata kelola
perusahaan yang baik yang telah
dilaksanakan oleh perusahaan
4. Perubahan komposisi dewan
direksi (jika ada).

44-53

Memuat hal-hal sebagai berikut:


1. Tanda tangan dituangkan pada
lembaran tersendiri
2. Pernyataan bahwa direksi dan
dewan komisaris bertanggung
jawab penuh atas kebenaran isi
laporan tahunan.
3. Ditandatangani seluruh anggota
dewan komisaris dan anggota
direksi dengan menyebutkan
nama dan jabatannya
4. Penjelasan tertulis dalam surat
tersendiri dari yang bersangkutan
dalam hal terdapat anggota
Dewan Komisaris atau direksi
yang tidak menandatangani
laporan tahunan, atau: penjelasan
tertulis dalam surat tersendiri
dari anggota yang lain dalam hal
tidak terdapat penjelasan tertulis
dari yang bersangkutan.

280

IV

Profil Perusahaan

Nama dan alamat lengkap


perusahaan.

Informasi memuat antara lain


nama dan alamat, kode pos, no.
Telp, no. Fax, email, dan website

Riwayat singkat
perusahaan.

Bidang usaha.

Struktur Organisasi.

Visi dan Misi Perusahaan.

CRITERIA

EXPLANATION

Board of Directors (BoD)


Report.

Includes the following items:


1. The companys performance,
encompassing among others
strategic policies, comparison
between achievement
of results and targets an
challenges faced by the
company.
2. Business prospects.
3. Implementation of Good
Corporate Governance by the
company.
4. Changes in the composition of
the Board of Directors (if any).

Signature of members of
the Board of Directors and
Board of Commissioners.

Includes the following items:


1. Signatures are set on a
separate page.
2. Statement that the Board
of Directors and the Board
of Commissioners are fully
responsible for the accuracy of
the annual report.
3. Signed by all members of the
Board of Commissioners and
Board of Directors, stating their
names and titles/positions.
4. A written explanation in a
separate letter from each
member of the Board of
Commissioners or Board of
Directors who refuses to sign
the annual report, or written
explanation in a separate letter
from the other members in the
event that there is no written
explanation provided by the
said member.

Corporate Profile

24,

Name and address of the


company.

Includes information on name and


address, zip code, telephone and/or
facsimile,email, website.

Mencakup antara lain: tanggal/


tahun pendirian, nama, dan
perubahan nama perusahaan
(jika ada).

21

Brief history of the


company.

Includes among others: date/


year of establishment, name and
change in the company name,
if any.

Meliputi jenis produk dan atau


jasa yang dihasilkan.

21-23

Line of business.

Includes the types of products


and or services produced.

Dalam bentuk bagan, meliputi


nama dan jabatan.

27

Organization structure.

In chart, depicting names and


positions.

Mencakup visi dan misi


perusahaan.

20

Company vision and


mission.

1. Elaboration of corporate
vision.
2. Elaboration of corporate
mission.

Identitas dan riwayat hidup


singkat anggota Dewan
Komisaris.

Informasi memuat antara lain:


1. Nama
2. Jabatan (termasuk jabatan
pada perusahaan atau
lembaga lain)
3. Umur
4. Pendidikan
5. Pengalaman kerja

258-259

Identity and brief


curriculum vitae of the
members of the Board of
Directors.

The information should include:


1. Name
2. Title
3. Age
4. Education
5. Working experience

Identitas dan riwayat hidup


singkat anggota direksi.

Informasi memuat antara lain:


1. Nama
2. Jabatan (termasuk jabatan
pada perusahaan atau
lembaga lain)
3. Umur
4. Pendidikan
5. Pengalaman kerja

262-263

Name, position and brief c.v. The information should include:


of BoD members
1. Name
2. Title
3. Age
4. Education
5. Working experience

Jumlah Karyawan
(komparatif 2 tahun) dan
deskripsi pengembangan
kompetensinya
(misal: aspek pendidikan
dan pelatihan karyawan).

Informasi memuat antara lain:


1. Jumlah karyawan untuk
masing-masing level organisasi.
2. Jumlah karyawan untuk
masing-masing tingkat
pendidikan.
3. Pelatihan karyawan yang
telah dilakukan dengan
mencerminkan adanya
persamaan kesempatan kepada
seluruh karyawan.
4. Biaya yang telah dikeluarkan.

94-101

Number of employees
(comparative in two years)
and description of
competence building (for
example: education and
training of employees).

Back
Cover

The information should include:


1. The number of employees
for each level of the
organization.
2. The number of employees for
each level of education.
3. Training of employees
that has been and will be
conducted whichreflecting
equal opportunity for all
employees.
4. Expenses incurred.

272

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

NO.
9

KRITERIA
Komposisi Pemegang
saham.

PENJELASAN

HALAMAN
PAGE

CRITERIA

EXPLANATION

Mencakup antara lain:


1. Nama pemegang saham yang
memiliki 5% atau lebih saham
2. Direktur dan komisaris yang
memiliki saham
3. Pemegang saham masyarakat
dengan kepemilikan saham
masing-masing kurang dari 5%.

35-36

Composition of
shareholders.

Should include:
1. Names of shareholders
having 5% or more shares
2. Directors and
Commissioners who own
shares.
3. Public shareholders having
respective share ownership
of less than 5%.

10 Daftar Anak Perusahaan


dan atau Perusahaan
Asosiasi.

Informasi memuat antara lain:


1. Nama Anak Perusahaan/
Perusahaan Asosiasi
2. % Kepemilikan saham
3. Keterangan tentang bidang
usaha anak perusahaan atau
perusahaan asosiasi
4. Keterangan status operasi
perusahaan anak atau
perusahaan asosiasi (telah
beroperasi atau belum
beroperasi)

25-26

List of subsidiaries and/or


affiliated companies.

The information should contain:


1. Name of subsidiaries/
affiliated companies.
2. Percentage of share
ownership
3. Information on the field of
business of the subsidiary or
affiliatedcompany.
4. Explanation regarding the
operational status of the
subsidiary or affiliated
company (already operating
or not yet operating).

11 Kronologis pencatatan
saham.

Mencakup antara lain:


1. Kronologis pencatatan saham
2. Jenis tindakan korporasi
(corporate action) yang
menyebabkan perubahan jumlah
saham
3. Perubahan jumlah saham dari
awal pencatatan sampai dengan
akhir tahun buku
4. Nama bursa dimana saham
perusahaan dicatatkan

34

Chronology of shares listing. Includes among others:


1. Chronology of shares listing.
2. Types of corporate action
that caused changes in the
number of shares.
3. Changes in the number of
shares from the beginning
of listing up to the end of the
financial year.
4. Name of Stock Exchange
where the company shares
are listed

12 Kronologis pencatatan efek


lainnya

Mencakup antara lain:


1. Kronologis pencatatan efek
lainnya
2. Jenis tindakan korporasi
(corporate action) yang
menyebabkan perubahan jumlah
efek lainnya
3. Perubahan jumlah efek lainnya
dari awal pencatatan sampai
dengan akhir tahun buku
4. Nama Bursa dimana efek lainnya
perusahaan dicatatkan
5. Peringkat efek

N.A

Other securities listing


chronology

Includes among others:


1. Chronology of other
securities listing
2. Types of corporate action
that caused changes in the
number of securities.
3. Changes in the number of
securities from the initial
listing up to the end of the
financial year.
4. Name of Stock Exchange
where the companys other
securities are listed.
5. Rating of the securities.

13 Nama dan alamat lembaga


dan atau profesi penunjang
pasar modal.

Informasi memuat antara lain:


1. Nama dan alamat BAE.
2. Nama dan alamat Kantor Akuntan
Publik.
3. Nama dan alamat perusahaan
pemeringkat efek.

26

Name & address of capital


market institutions and
professionals

The information contains,


among others:
1. Name and address of BAE.
2. Name and address of the
Public Accountants Office.
3. Name and address of the
securities rating company.

14 Akuntan Perseroan

Informasi memuat antara lain:


1. Jumlah periode akuntan telah
melakukan audit laporan.
keuangan tahunan perusahaan
2. Jumlah periode Kantor Akuntan
Publik telah melakukan audit
laporan keuangan tahunan
perusahaan.
3. Besarnya fee audit.
4. Jasa lain yang diberikan akuntan
selain jasa financial audit.

221-222

Companys accountant

The information should contain:


1. Number of audit periods that
the accountant audited the
financial statements of the
company.
2. Number of audit periods
that the public accountant
firm audited the financial
statements of the company.
3. The amount of audit fee.
4. Other service provided by
the accountant in addition to
financial audit.

15 Penghargaan dan atau


sertifikasi yang diterima
perusahaan baik yang
berskala nasional maupun
internasional

Informasi memuat antara lain:


1. Nama penghargaan dan atau
sertifikat
2. Tahun perolehan
3. Badan pemberi penghargaan dan
atau sertifikat
4. Masa berlaku (untuk sertifikasi)

12-13

Reward and certification


received by the company,
both on a national
scale and international
scale.

Information should include:


1. Name of the reward
2. Year of receiving the award.
3. Institution presenting the
award
4. Period of validity

16 Nama dan alamat anak


perusahaan dan atau
kantor cabang atau kantor
perwakilan (jika ada)

24-25

Name and address of


subsidiaries or branches
or representative offices
(if any)

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 273

NO.
V

KRITERIA

PENJELASAN

HALAMAN
PAGE

Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan.

CRITERIA

EXPLANATION

Management Discussion and Analysis.

Tinjauan operasi per


segmen usaha

Memuat uraian mengenai


1. Produksi/kegiatan usaha;
2. Penjualan/pendapatan usaha;
3. Profitabilitas;
4. Peningkatan/penurunan
kapasitas produksi; untuk
masing-masing segmen usaha

115, 129

Review of business
operations per segment

Contains description of:


1. Production/line of business
2. Sales/income from business.
3. Profitability;
4. Increase/decrease in
production capacity in each
business segment

Uraian atas kinerja


keuangan Perusahaan.

Analisis kinerja keuangan yang


mencakup perbandingan antara
kinerja keuangan tahun yang
bersangkutan dengan tahun
sebelumnya (dalam bentuk narasi
dan tabel), antara lain mengenai:
1. Aset lancar, aset tidak lancar, dan
jumlah aset;
2. Kewajiban lancar, kewajiban tidak
lancar, dan jumlah kewajiban;
3. Penjualan/pendapatan usaha;
4. Beban usaha;
5. Laba/Rugi bersih

130-142

Financial performance

An analysis of the financial


performance which includes
a comparison between the
financial performance of the
current year and that of the
previous year (in the form of
naration and tables), among
others concerning:
1. Current assets, non-current
assets, and amount of
assets.
2. Current liabilities, noncurrent liabilities, and
amount of liabilities.
3. Sales/Operating Income
4. Overhead cost.
5. Net profit/loss.

Bahasan dan analisis


tentang kemampuan
membayar hutang dan
tingkat kolektibilitas
piutang Perseroan.

Penjelasan tentang:
1. Kemampuan membayar utang.
2. Tingkat kolektibilitas piutang.

145-146

Discussion and analysis of


debt service capacity and
collection probability rate

Explanation on :
1. Solvency.
2. Collectibility.

Bahasan tentang struktur


modal (capital structure),
kebijakan manajemen
atas struktur modal
(capital structure policies),
dan tingkat solvabilitas
perusahaan

Penjelasan atas:
1. Struktur modal (capital
structure),
2. Kebijakan manajemen atas
struktur modal (capital structure
policies),
3. Tingkat solvabilitas perusahaan

146-147

Discussion on capital
structure, capital structure
policies, and solvability.

Explanation on:
1. Capital structure
2. Capital structure policies,
3. Solvability

Bahasan mengenai ikatan


yang material untuk
investasi barang modal

Penjelasan tentang:
1. Tujuan dari ikatan tersebut
2. Sumber dana yang diharapkan
untuk memenuhi ikatan-ikatan
tersebut
3. Mata uang yang menjadi
denominasi
4. Langkah-langkah yang
direncanakan perusahaan untuk
melindungi risiko dari posisi mata
uang asing yang terkait
Catatan: apabila perusahaan tidak
mempunyai ikatan terkait investasi
barang modal, agar diungkapkan

147-148
155

Material commitment in
capital expenditure

Explanation on:
1. The purpose of such ties.
2. Source of funds expected to
fulfill the said ties.
3. Currency of denomination.
4. Steps taken by the company
to protect the position of
related foreign currency
against risks.

Bahasan dan analisis


tentang informasi
keuangan yang telah
dilaporkan yang
mengandung kejadian yang
sifatnya luar biasa dan
jarang terjadi.

Penjelasan mengenai:
1. Kejadian yang sifatnya luar biasa
dan jarang terjadi
2. Dampaknya terhadap kondisi
keuangan perusahaan
Catatan: apabila tidak ada kejadian
yang sifatnya luar biasa dan jarang
terjadi, agar diungkapkan

154-155

Discussion and analysis of


subsequent extraordinary
events.

Explanation on:
1. Information of any
extraordinary event.
2. Impact on the Comapnys
finance.
Notes: If there is no such event,
this should be disclosed

Uraian tentang komponenkomponen substansial


dari pendapatan dan
beban lainnya, untuk dapat
mengetahui hasil usaha
perusahaan.

Penjelasan mengenai:
1. Komponen substansial dari
pendapatan lainnya.
2. Komponen substansial dari beban
lainnya.

115-117
137-142

Substantial components of
other income and expense
affecting business result

Explanation on:
1. Substantial component of
other Income.
2. Substantial Component of
other Expenses.

Jika laporan keuangan


mengungkapkan
peningkatan atau
penurunan yang material
dari penjualan/pendapatan
bersih, maka wajib disertai
dengan bahasan tentang
sejauh mana perubahan
tersebut dapat dikaitkan
antara lain dengan, jumlah
barang atau jasa yang
dijual, dan atau adanya
produk atau jasa baru

Penjelasan mengenai:
1. Besaran peningkatan/penurunan
penjualan atau pendapatan bersih
2. Peningkatan/penurunan material
dari penjualan atau pendapatan
bersih dikaitkan dengan jumlah
barang atau jasa yang dijual, dan
atau adanya produk atau jasa
baru

115-117

If the financial statement


discloses a material
increase or decrease in the
sales or net income, then
an explanation should be
included concerning the
extent that such changes
can be linked to, among
others, the amount of
goods or services sold, and
or the existence of new
products or services.

Explanation includes:
1. Amount of increase/
decrease of net sales/
revenues
2. Material increase/decrease
on the Sales or Net Income
related to the amount of
goods or services sold and
or the existence of new
products or services

274

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

NO.

KRITERIA
Bahasan tentang dampak
perubahan harga terhadap
penjualan/pendapatan
bersih perusahaan serta
laba operasi perusahaan
selama 2 (dua) tahun atau
sejak perusahaan memulai
usahanya, jika baru
memulai usahanya kurang
dari 2 (dua) tahun

PENJELASAN

HALAMAN
PAGE

Ada atau tidak ada pengungkapan

124-125

10 Informasi dan fakta


material yang terjadi
setelah tanggal laporan
akuntan

Uraian kejadian penting setelah


tanggal laporan akuntan termasuk
dampaknya terhadap kinerja dan
risiko usaha di masa mendatang.
Catatan: apabila tidak ada kejadian
penting setelah tanggal laporan
akuntan, agar diungkapkan

163

11 Uraian tentang prospek


usaha perusahaan.

Uraian mengenai prospek


perusahaan sehubungan dengan
industri, ekonomi secara umum
dan pasar internasional serta dapat
disertai data pendukung kuantitatif
jika ada sumber data yang layak
dipercaya

12 Uraian tentang aspek


pemasaran.

Uraian tentang pemasaran atas


produk dan jasa perusahaan, antara
lain meliputi pangsa pasar

13 Pernyataan mengenai
kebijakan dividen dan
jumlah dividen kas per
saham dan jumlah dividen
per tahun yang diumumkan
atau dibayar selama 2 (dua)
tahun buku terakhir

Memuat uraian mengenai:


1. Jumlah dividen
2. Jumlah dividen per saham
3. Payout ratio untuk masingmasing tahun
Catatan: apabila tidak ada
pembagian dividen, agar
diungkapkan alasan tidak
membagikan dividen

14 Realisasi penggunaan dana


hasil penawaran umum
(dalam hal perusahaan
masih diwajibkan
menyampaikan laporan
realisasi penggunaan dana)

Memuat uraian mengenai:


1. Total perolehan dana,
2. Rencana penggunaan dana,
3. Rincian penggunaan dana,
4. Saldo dana, dan
5. Tanggal persetujuan RUPS atas
perubahan penggunaan dana (jika
ada)

15 Informasi material
mengenai investasi,
ekspansi, divestasi, akuisisi
atau restrukturisasi
hutang/modal.

Memuat uraian mengenai:


1. Tujuan dilakukannya transaksi;
2. Nilai transaksi atau jumlah yg
direstrukturisasi;
3. Sumber dana.
Catatan: apabila tidak mempunyai
transaksi dimaksud, agar
diungkapkan

16 Informasi transaksi
material yang mengandung
benturan kepentingan dan/
atau transaksi dengan
pihak afiliasi.

CRITERIA

EXPLANATION

Effect of price change on


net sales or income and
operating profit for the
last two years or since
commencement date,
if company has been
operational less than two
years

Is this disclosed or not

Material information
and fact subsequent to
accountant report date.

Description of important
events after the date of the
Accountants report including
their effects on the Coampanys
performance and business
risk in the future.
Notes: If there is no important
events after the date of the
Accountants report, this should
be disclosed

104-114

Business prospects.

Business prospects in relation


to industry, general economic
condition and international
market, with supporting
quantitative data from reliable
sources, if any.

122-124

Marketing aspects.

Marketing of products and


services, covering market share
of the company

37

Statement regarding the


dividend policy and the
date and amount of cash
dividend per share and
amount of dividend per year
as announced or paid
during the past two (2)
years.

Includes the explanation of:


1. Amount of dividend
2. Dividend per share
3. Payout ratio for each year
Notes: If the Company did
not distribute dividend to
shareholders, this should be
disclosed with reasons

N.A

Application of public
offering proceeds

Contains information on:


1. Total funds obtained
2. Budget plan
3. Details of budget plan
4. Balance
5. Date of General Meeting of
Shareholder stipulating the
change in the budget plan
(if any)

56-67
155-156

Material information,
among others concerning
investment, expansion,
divestment, acquisition,
debt/capital restructuring.

Includes information on:


1. The purpose of transactions
2. Transaction value or number
of transaction;
3. Source of fund.
Notes: if there are no such
transactions this should be
disclosed

Memuat uraian mengenai:


1. Nama pihak yang bertransaksi;
2. Sifat hubungan afiliasi;
3. Penjelasan mengenai kewajaran
transaksi;
4. Realisasi transaksi pada periode
berjalan.
Catatan: apabila tidak mempunyai
transaksi dimaksud, agar
diungkapkan

154,156

Changes in laws and


regulations significantly
affecting the company

Includes information on:


1. The parties involved in the
transactions;
2. Nature of affiliation;
3. Explanation on fairness of
transaction;
4. Source of fund.
Notes: if there are no such
transactions this should be
disclosed

17 Uraian mengenai
perubahan peraturan
perundang-undangan yang
berpengaruh signifikan
terhadap perusahaan

Uraian memuat antara lain:


perubahan peraturan perundangundangan dan dampaknya terhadap
perusahaan.
Catatan: apabila tidak terdapat
perubahan peraturan perundangundangan yang berpengaruh
signifikan, agar diungkapkan

159-162

Description on changes in
laws and regulations having
significant effects on the
company.

Description should include


changes in Government
regulation and impact on
the Company.
Notes: if there is no changes
in Government regulation
which significantly impacted
the Company, this should be
disclosed.

18 Uraian mengenai
perubahan kebijakan
akuntansi

Uraian memuat antara lain:


perubahan kebijakan akuntansi,
alasan dan dampaknya terhadap
laporan keuangan

162-163

Description of changes in
the accounting policy.

Description should include


among others: any revision to
accounting policies, rationale
and impact on the financial
statement.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 275

NO.
VI

KRITERIA

PENJELASAN

HALAMAN
PAGE

Tata Kelola Perusahaan

CRITERIA

EXPLANATION

Corporate Governance

Uraian Dewan Komisaris

Uraian memuat antara lain:


1. Uraian pelaksanaan tugas Dewan
Komisaris
2. Pengungkapan prosedur
penetapan remunerasi
3. Besarnya remunerasi untuk
setiap anggota dewan komisaris.
4. Frekuensi pertemuan
5. Tingkat kehadiran dewan
komisaris dalam pertemuan

179-189
182-184

Elaboration by BoC

1. Description of the tasks


implemented by the Board of
Commissioners.
2. Disclosing the procedure for
determining, and the amount of
remuneration for the members
of the Board of Commissioners.
3. Amount of remuneration paid
to each member of Board of
Commissioners
4. Frequency of meetings.
5. Attendance of the Board of
Commissioners in the meetings

Uraian Direksi

Uraian memuat antara lain:


1. Ruang lingkup pekerjaan dan
tanggung jawab masing-masing
anggota Direksi.
2. Pengungkapan prosedur
penetapan remunerasi
3. Besarnya remunerasi untuk
setiap anggota direksi.
4. Frekuensi pertemuan
5. Tingkat kehadiran anggota direksi
dalam pertemuan
6. Program pelatihan dalam rangka
meningkatkan kompetensi direksi

189-199
194-195

Information on the Board of


Directors.

1. Scope of work and responsibility


of each member of the Board of
Directors.
2. Disclosing the procedure
for determining, and the
amount of remuneration for
the members of the Board of
Commissioners.
3. Amount of remuneration paid
to each member of Board of
Directors
4. Frequency of meetings.
5. Attendance of the Board of
Directors in the meetings.
6. Training programs for
improving the competence of
the Board of Directors.

198-199

Komite Audit

Mencakup antara lain:


1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup
singkat anggota komite audit
2. Uraian tugas dan tanggung jawab.
3. Frekuensi pertemuan dan tingkat
kehadiran komite audit
4. Laporan singkat pelaksanaan
kegiatan komite audit
5. Independensi anggota komite
audit

265,
200-204

Audit Committee

1. Name, title, and brief curriculum


vitae of the members of the Audit
Committee.
2. Description of tasks and
responsibilities.
3. Frequency of meetings and
the attendance of the Audit
Committee.
4. Brief report on the activities
carried out by the Audit
Committee.
5. Independence of the members of
the Audit Committee.

Komite Nominasi

Mencakup antara lain:


1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup
singkat anggota komite nominasi
2. Independensi anggota komite
nominasi
3. Uraian tugas dan tanggung jawab.
4. Uraian pelaksanaan kegiatan
komite nominasi
5. Frekuensi pertemuan dan tingkat
kehadiran komite nominasi

266-267,

Nomination Committee

1. Name, title, and brief


curriculum vitae of the
members of the Remuneration
and Nomination Committee.
2. Independence of the members
of the Remuneration and
Nomination Committee.
3. Description of the tasks and
responsibilities.
4. Activities carried out by the
Remuneration and Nomination
Committee.
5. Frequency of meetings and the
attendance of the Remuneration
and Nomination Committee.

Mencakup antara lain:


1. Nama, jabatan, dan riwayat
hidup singkat anggota komite
remunerasi.
2. Independensi anggota komite
remunerasi.
3. Uraian tugas dan tanggung jawab.
4. Uraian pelaksanaan kegiatan
komite remunerasi.
5. Frekuensi pertemuan dan tingkat
kehadiran komite remunerasi.

266-267,

Remuneration Committee

1. Name, title, and brief


curriculum vitae of the
members of the remuneration
Committee.
2. Independence of the members
of the remuneration Committee.
3. Description of the tasks and
responsibilities.
4. Activities carried out by the
remuneration Committee.
5. Frequency of meetings and the
attendance of the remuneration
Committee.

Komite-komite lain di
bawah dewan komisaris
yang dimiliki oleh
perusahaan

Mencakup antara lain:


1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup
singkat anggota komite lain
2. Independensi anggota komite lain
3. Uraian tugas dan tanggung jawab.
4. Uraian pelaksanaan kegiatan
komite lain
5. Frekuensi pertemuan dan tingkat
kehadiran komite lain

268-269,

Other Committees

1. Name, title, and brief


curriculum vitae of the
members of the other
Committee.
2. Independence of the members
of the other Committee.
3. Description of the tasks and
responsibilities.
4. Activities carried out by the
other Committee.
5. Frequency of meetings and the
other Committee.

Uraian mengenai kebijakan


penetapan remunerasi
bagi Direksi yang
dikaitkan dengan kinerja
perusahaan.

Mencakup antara lain:


1. Prosedur penetapan remunerasi
tertuang dalam SOP.
2. Indikator kinerja untuk mengukur
performance Direksi yang
dikaitkan dengan remunerasi.

194-195

Komite Remunerasi

208-212

208-212

205-208,
212-214

1. Procedure for the determination


Description of policy on
of the remuneration is included
the stipulation for the
in the standard operating
remuneration of the Board
procedure.
of Directors in regards with
2.
Indicators to measure the BOD
the companys performance.
performance.

276

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

NO.

KRITERIA

PENJELASAN

HALAMAN
PAGE

CRITERIA

EXPLANATION

Uraian tugas dan fungsi


Sekretaris Perusahaan

Mencakup antara lain:


1. Nama dan riwayat jabatan singkat
sekretaris perusahaan
2. Uraian pelaksanaan tugas
sekretaris perusahaan

264
215-219

Description of tasks and


function of the Corporate
Secretary.

Includes among others:


1. Name and brief history of the
Corporate Secretary.
2. Description of the tasks
performed by the Corporate
Secretary.

Uraian mengenai unit audit


internal

Mencakup antara lain:


1. Nama ketua unit audit internal
2. Kualifikasi/sertifikasi sebagai
profesi audit internal
3. Struktur atau kedudukan unit
audit internal
4. Keberadaan piagam unit audit
internal
5. Uraian pelaksanaan tugas

264
219-221

Description of the
companys Internal Audit
Unit.

Includes among others:


1. Report on the existence of
Internal Audit Unit
2. Elaboration on Internal Audit
Charter
3. Duty and responsibility
4. Performance of activities
5. Name and brief c.v. of Head
of Internal Audit Unit

Risk Management

Includes among others:


1. Risks facing the company
(foreign exchange & interest
rate fluctuation, business
competition, raw material
supply, other countries
policy or international
regulations and government
policy)
2. Efforts to manage such risks

10 Uraian mengenai
manajemen risiko
perusahaan

Menguraikan antara lain:


1. Penjelasan mengenai risikorisiko yang dihadapi perusahaan
(misalnya risiko yang disebabkan
oleh fluktuasi kurs atau suku
bunga, persaingan usaha, pasokan
bahan baku, ketentuan negara lain
atau peraturan internasional, dan
kebijakan pemerintah)
2. Upaya untuk mengelola risiko
tersebut

68-72

11 Uraian mengenai komitmen Mencakup antara lain informasi


perusahaan terhadap
tentang:
perlindungan konsumen
1. Keberadaan Pusat Pengaduan
Konsumen
2. Uraian mengenai tindak lanjut
terhadap pengaduan
3. Tingkat penyelesaian pengaduan
yang diterima
4. Program peningkatan layanan
kepada konsumen

251,
122-124,
120-121

Corporate social
responsibility activities and
costs particularly related
to company commitment
towards consumer
protection

Includes among others:


1. Customer Contact Center.
2. Description on the response
act on towards the
customers complaints.
3. Response level of the
received complaints.
4. Program to improve
customer excellence.

12 Uraian mengenai aktivitas


dan biaya yang dikeluarkan
berkaitan dengan tanggung
jawab sosial perusahaan
terutama mengenai
community development
program yang telah
dilakukan.

Mencakup antara lain informasi


tentang:
1. Mitra Usaha binaan Perusahaan
2. Program pengembangan
pendidikan/perbaikan kesehatan/
pengembangan seni budaya dan
lainnya
3. Biaya yang telah dikeluarkan

242-249

Corporate social
responsibility activities and
costs particularly related
to community development
program conducted

Information includes among


others:
1. Supervised Business
Partner.
2. Educational/health
improvement/culture
development program.
3. Expenses incurred.

13 Uraian mengenai aktivitas


dan biaya yang dikeluarkan
berkaitan dengan tanggung
jawab sosial perusahaan
terutama aktivitas
lingkungan.

Mencakup antara lain informasi


tentang:
1. Aktivitas pelestarian lingkungan
2. Aktivitas pengelolaan lingkungan
3. Sertifikasi atas pengelolaan
lingkungan
4. Biaya yang telah dikeluarkan

78-88

Description on the activities


and expenses incurred
related to corporate
social responsibility,
particularly on
environmental activities.

Information includes among others:


1. Preserving environment
activity.
2. Environment management
activity.
3. Certification to Environment
management.
4. Expenses incurred.

14 Perkara penting yang


sedang dihadapi oleh
perusahaan, Direksi dan
anggota dewan Komisaris
yang menjabat pada
periode laporan tahunan.

Mencakup antara lain:


1. Pokok perkara/gugatan
2. Status penyelesaian perkara/
gugatan
3. Pengaruhnya terhadap kondisi
keuangan perusahaan
Catatan: dalam hal tidak berperkara,
agar diungkapkan

237-239

Important cases involving


the Company, current
members of the Board of
Directors and Board of
Commissioners.

Information includes:
1. Material of the case/claim.
2. Case status.
3. Potential impacts on the
financial condition of the
company.
Note: if there is no cases /
litigation involving the Company,
this should be include.

15 Akses informasi dan data


perusahaan.

Uraian mengenai tersedianya akses


informasi dan data perusahaan
kepada publik, misalnya melalui
website, media massa, mailing list,
buletin dan sebagainya

25

Access to corporate data


and information.

Elaboration on availability of
public access to corporate
data and information, through
website, mass media, mailing
list, bulletin, etc.

16 Etika Perusahaan.

Memuat uraian antara lain:


1. Keberadaan code of conduct
2. Isi code of conduct
3. Penyebaran code of conduct
kepada karyawan dan upaya
penegakannya
4. Pernyataan mengenai budaya
perusahaan (corporate culture)
yang dimiliki perusahaan

225

Code of Ethics.

Includes information on:


1. The existence of the Code of
Conduct.
2. Content of the Code of Conduct.
3. Distribution of the Code of
Conduct to the employees and
efforts to uphold the Code.
4. Statement concerning the
corporate culture.

17 Pengungkapan mengenai
whistleblowing system.

Memuat uraian antara lain:


1. Keberadaan whistleblowing
system
2. Mekanisme whistleblowing
system
3. Penggunaan dan output
whistleblowing system

Information regarding
whistleblowing system.

Includes information:
1. The existence of
whistleblowing system.
2. The mechanism of
whistleblowing system
3. The use and output.
whistleblowing system.

170-171
228, 234

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 277

NO.

KRITERIA

PENJELASAN

HALAMAN
PAGE

VII Informasi Keuangan

Surat Pernyataan Direksi


tentang Tanggung Jawab
Direksi atas Laporan
Keuangan.

Opini auditor independen


atas laporan keuangan.

Deskripsi Auditor
Independen di Opini.

Deskripsi memuat tentang:


1. Nama & tanda tangan
2. Tanggal Laporan Audit
3. No. ijin KAP dan nomor ijin
Akuntan Publik

Laporan keuangan yang


lengkap.

Memuat secara lengkap unsurunsur laporan keuangan, yakni:


1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan keuangan

Perbandingan tingkat
profitabilitas.

Perbandingan laba/rugi usaha tahun


berjalan dengan tahun sebelumnya

Penyajian Laporan Arus


Kas.

Memenuhi ketentuan sebagai


berikut:
1. Pengelompokan dalam tiga
kategori aktivitas: aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan
2. Penggunaan metode langsung
(direct method) untuk
melaporkan arus kas dari
aktivitas operasi
3. Pengungkapan aktivitas yang
tidak mempengaruhi arus kas
4. Pemisahan penyajian antara
penerimaan kas dan atau
pengeluaran kas kepada
pelanggan (customer), karyawan,
pemasok, dan pembayaran pajak
selama tahun berjalan pada
aktivitas operasi
5. Penyajian penambahan dan
pembayaran hutang jangka
panjang serta dividen pada
aktivitas pendanaan

Ikhtisar Kebijakan
Akuntansi.

Meliputi sekurang-kurangnya:
1. Konsep dasar penyajian laporan
keuangan
2. Pengakuan pendapatan dan
beban
3. Penilaian investasi (penyertaan
pada entitas lain)
4. Persediaan
5. Sewa

Pengungkapan yang
berhubungan dengan
properti investasi.

Hal-hal yang harus diungkapkan


antara lain:
1. Uraian mengenai kebijakan
akuntansi yang dipilih antara
model nilai wajar dan model biaya
2. Metode dan asumsi signifikan
yang diterapkan dalam
menentukan nilai wajar dari
properti investasi
3. Apakah penentuan nilai wajar
properti investasi didasarkan
atas penilaian oleh penilai
independen. Apabila tidak ada
penilaian seperti itu, hal tersebut
harus diungkapkan
4. Rekonsiliasi nilai tercatat properti
investasi pada awal dan akhir
periode
5. Jumlah yang diakui dalam
laporan laba rugi yang
berasal dari properti investasi
(penghasilan rental, beban
operasi langsung, perubahan
kumulatif dalam nilai wajar)

CRITERIA

EXPLANATION

Financial Information
Kesesuaian dengan peraturan
Bapepam-LK No. VIII.G.11 tentang
Tanggung Jawab Direksi atas
Laporan Keuangan

282-283

Statement of Board of
Directors regarding its
responsibility of financial
statement.

284

Accountants opinion on
financial statement.

284

Description of independent
auditor in accountants
opinion.

The description contains:


1. Name and signature.
2. Date of the audit report.
3. No. ijin KAP (if any). KAP
license number (if any).

Full financial statement.

Contains all elements of the


financial statement:
1. Balance sheet.
2. Profit loss statement.
3. Equity statement.
4. Cash flow report.
5. Notes to the financial
statement.

288

Comparison of profitability.

Description of the gain/loss


from operations of current year
compare to that of previous year.

290

Presentation of cash flow


report.

Meets the following provisions:


1. Group into three categories
of activity: operational
activity, investment and
funding.
2. The use of direct method
to report cash flow and
operation activities.
3. Disclosing activities that do
not influence the cash flow.
4. Separating the presentation
between cash receipt
and or cash expended to
the customer, employee,
supplier, and payment of
taxes during the current year
for operational activities.
5. Presenting the addition
and payment of long-term
debt as well as dividend in
funding.

298-317

Summary of Accounting
Policy.

Includes at least:
1. Basic concept in presenting a
financial statement.
2. Recognition of income and
overhead.
3. Assessment for investment.
4. Inventory.
5. Leasing.

322-323

Related party transactions

Information should disclose:


1. Description on the use of
accounting policy between
fair value model and cost
model.
2. Significant method and
assumption applied to
determine fair value of the
investment property.
3. Independent appraisal
for the Companys
determination of investment
property: if there is no
such report, this should be
disclosed.
4. Reconciliation of recorded
value of investment property
at the beginning and the
ending of period.
5. Amount recognized in net
income statement from
investment property (rental
income, direct operation
expense and commulative
changes in fair value).

286-369

In conformity with Bapepam


regulation No. VIII.G.11 on BoD
Responsibility of Financial
Statement

278

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PENJELASAN

HALAMAN
PAGE

NO.

KRITERIA

Pengungkapan yang
berhubungan dengan
Perpajakan

Hal-hal yang harus diungkapkan


selain Jenis dan Jumlah Hutang
Pajak
1. Rekonsiliasi antara beban
(penghasilan) pajak dengan
hasil perkalian laba akuntansi
dengan tarif yang berlaku
dengan mengungkapkan dasar
perhitungan tarif pajak yang
berlaku.
2. Rekonsiliasi fiskal dan
perhitungan beban pajak kini
3. Pernyataan bahwa Laba Kena
Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi
menjadi dasar dalam pengisian
SPT Tahunan PPh Badan.
4. Rincian aset dan kewajiban pajak
tangguhan yang disajikan pada
neraca untuk setiap periode
penyajian, dan jumlah beban
(penghasilan) pajak tangguhan
yang diakui pada laporan laba
rugi apabila jumlah tersebut tidak
terlihat dari jumlah aset atau
kewajiban pajak tangguhan yang
diakui pada neraca.
5. Pengungkapan ada atau tidak ada
sengketa pajak

329-333

Disclosure related to tax


issues.

CRITERIA

Information that should be


disclosed other type and total of
tax obligation
1. Reconciliation between tax
charge (income) and the result
of multiplying the accounting
profit with the current rate
and disclosing the basis for
calculating the tax rate.
2. Fiscal reconciliation and
calculation of current tax.
3. Statement that the amount of
Taxable Profit as calculated
through reconciliation is
in accordance with the Tax
Return.
4. Details of the assets and
liabilities in deferred tax
presented in the balance sheet
in each period of presentation,
and amount of charge (income)
of deferred tax acknowledged
in the profit loss statement if
the said amount is not evident
in the asset or liability of
deferred tax acknowledged in
the balance sheet.
5. Disclosure of whether or not
there is a tax dispute.

EXPLANATION

10 Pengungkapan yang
berhubungan dengan Aset
Tetap

Hal-hal yang harus diungkapkan:


1. Metode penyusutan yang
digunakan
2. Uraian mengenai kebijakan
akuntansi yang dipilih antara
model revaluasi dan model biaya
3. Metode dan asumsi signifikan
yang digunakan dalam
mengestimasi nilai wajar aset
tetap (model revaluasi) atau
pengungkapan nilai wajar aset
tetap (model biaya)
4. Jumlah tercatat bruto dan
akumulasi penyusutan pada awal
dan akhir periode untuk tiap
kelompok aset tetap
5. Rekonsiliasi jumlah tercatat
pada awal dan akhir periode
untuk tiap kelompok aset, yang
menunjukkan: penambahan,
aset yang diklasifikasi sebagai
tersedia untuk dijual/kelompok
lepasan, penggabungan usaha,
revaluasi, rugi penurunan nilai,
penyusutan, selisih nilai tukar
neto, atau perubahan lain.

324-326

Assets and liabilities in


foreign currency

Information should disclose:


1. Depreciation method used
2. Description regarding
accounting policy used betwen
the revaluation model and cost
model
3. Significant method and
assumption used to estimate
fair value of fixed asets
or information regarding
fair value of fixed assets
(model revaluation) atau
pengungkapan nilai wajar aset
tetap (model biaya)
4. Total carrying amount and
accumulated depreciation
at the beginning and end of
period for each asset category
5. Reconciliation of total carrying
amount at the beginning and
end period for each asset
category that reported:
additional, available for
sale, merger, revaluation,
impairment, depreciation,
currency rate exchange, or
other changes involved.

11 Perkembangan Terakhir
Standar Akuntansi
Keuangan dan Peraturan
Lainnya

Hal-hal yang harus diungkapkan:


1. Penjelasan mengenai standar
akuntansi keuangan dan
peraturan baru yang diterapkan
dan mempengaruhi aktivitas
perusahaan; dan
2. Dampak penerapan standar
akuntansi keuangan dan
peraturan baru tersebut.

368-369

Update of the financial


accounting standard and
other regulations

Information that should be


disclosed:
1. Explanation on the
implemented financial
accounting standard and new
regulations which gave impact
to the companys activities.
2. Impact of the financial
accounting standard and the
new regulations.

12 Pengungkapan yang
berhubungan dengan
Instrumen Keuangan

Hal-hal yang harus diungkapkan:


1. Persyaratan, kondisi dan
kebijakan akuntansi untuk setiap
kelompok instrumen keuangan
2. Klasifikasi instrumen keuangan
3. Nilai wajar tiap kelompok
instrumen keuangan
4. Penjelasan risiko yang terkait
dengan instrumen keuangan:
risiko pasar, risiko kredit dan
risiko likuiditas
5. Tujuan dan kebijakan manajemen
risiko keuangannya

301-305

Disclosure of Financial
Instrument

Disclosure should include:


1. Requirement, condition, and
accounting policy for each
financial instrument category
2. Classes of Financial
Instrument
3. Fair value of Financial
Instrument
4. Description on risk related to
Financial Instrument: market
risk, credit risk, liquidity risk
5. Objectives and policy of
financial risk management

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 279

Pernyataan Dewan Komisaris


dan Direksi
Statement of the Board of Commissioners and Directors

280

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

DATA PERSEROAN

Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi


Statement of the Board of Commissioners and Directors
Sesuai dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas pasal 67 dan Peraturan Bapepam No.X.K.6
tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten
atau Perusahaan Publik, dengan ini kami, Dewan Komisaris
dan Direksi PT Bukit Asam (Persero) Tbk, menyatakan telah
menyetujui dan bertanggung-jawab penuh atas kebenaran isi
Laporan Tahunan Perseroan tahun buku 2010.

In accordance with Corporate Law no. 40/2007, Chapter 67,


and Capital Market Supervisory Board Regulation No. X.K.6
on Annual Report Submission Requirements for Public
Companies, we, the Board of Commissioners and Directors
of PT Bukit Asam (Persero) Tbk, hereby state that we have
approved and are fully responsible for the validity of the
Companys 2010 Annual Report.

Laporan Tahunan ini juga memuat Laporan Tugas Pengawasan


Dewan Komisaris dan Laporan Keuangan Konsolidasi
Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2010 dan 2009.

The Companys Annual Report contains the Board of


Commissioners Monitoring Report and Consolidated Financial
Statement for the years ending 31 December 2010 and 2009.

DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS

Dr. Supriyadi

Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc

Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME

Komisaris Utama
President Commissioner

Komisaris
Commissioner

Komisaris
Commissioner

Suranto Soemarsono, SE, MA

Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ

Komisaris Independen
Independent Commissioner

Komisaris Independen
Independent Commissioner

DIREKSI BOARD OF DIRECTORS

Ir. Sukrisno

Ir. Heri Supriyanto

Ir. Tiendas Mangeka

Direktur Utama
President Director

Direktur Pengembangan Usaha


Business Development Director

Direktur Niaga
Commerce Director

Dono Boestami, MSc

Ir. Milawarma M. Eng

Ir. Drs. Mahbub Iskandar

Direktur Keuangan
Finance Director

Direktur Operasi/Produksi
Operation/Production Director

Direktur SDM & Umum


General Affairs & HRD Director

CORPORATE DATA

Laporan Keuangan
Financial Statements

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 281

282

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 283

284

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 285

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN/
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DESEMBER/DECEMBER 2010 DAN/AND 2009

286

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 1/1 Schedule
NERACA KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal
dan data saham)

CONSOLIDATED BALANCE SHEETS


AS AT 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah, except par value
and share data)

2010
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang usaha (setelah dikurangi
penyisihan penurunan nilai
sebesar Rp 37.083 pada tahun 2010
dan Rp 48.138 pada tahun 2009)
- Pihak ketiga
- Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
Persediaan, bersih
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual
Aset lancar lainnya
Jumlah aset lancar
ASET TIDAK LANCAR
Investasi pada perusahaan asosiasi
Properti pertambangan, bersih
Aset tetap (setelah dikurangi
akumulasi penyusutan
sebesar Rp 1.088.723 pada
tahun 2010 dan Rp 1.054.498
pada tahun 2009)
Beban eksplorasi dan
pengembangan tangguhan, bersih
Aset pajak tangguhan, bersih
Aset tidak lancar lainnya

Catatan/
Notes

2009

5,054,075

2a,4

4,709,104

382,920

2d,5

441,730

CURRENT ASSETS
Cash and cash equivalents
Trade receivables (net of
provision for impairment
of Rp 37,083 in 2010
and Rp 48,138 in 2009)
Third parties -

614,258
423,678
71,422
99,600

2d,5,29
2e,7
8
6

1,063,729
409,901
158,927

Related parties Inventories, net


Available for sale financial asset
Other current assets

6,783,391

Total current assets

122,620
199,063

NON-CURRENT ASSETS
Investments in associates
Mining properties, net

6,645,953
266,979
187,542

2h,9
2o,10

921,005

2l,11

446,754

327,560
316,072
57,588

2j,12
2q,15d

246,590
250,053
30,107

Fixed assets (net of


accumulated depreciation
of Rp 1,088,723 in 2010
and Rp 1,054,498 in 2009)
Deferred exploration and
development expenditures, net
Deferred tax assets, net
Other non-current assets

Jumlah aset tidak lancar

2,076,746

1,295,187

Total non-current assets

JUMLAH ASET

8,722,699

8,078,578

TOTAL ASSETS

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang


tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian

The accompanying notes form an integral


part of these consolidated financial statements

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 287

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 1/2 Schedule
NERACA KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal
dan data saham)

CONSOLIDATED BALANCE SHEETS


AS AT 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah, except par value
and share data)

2010
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang usaha
- Pihak ketiga
- Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
Biaya yang masih harus dibayar
Hutang pajak
Pinjaman bank jangka pendek
Bagian kewajiban jangka
panjang yang akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
- Penyisihan reklamasi lingkungan
dan penutupan tambang
- Penyisihan imbalan kerja
Kewajiban lancar lainnya
Jumlah kewajiban lancar

70,063

Catatan/
Notes

2n,13

3,093 2n,13,29
748,235
14
197,836 2q,15b
13,294
18

37,521
69,858
7,828

2k,16
2r,17

1,147,728

2009

53,982
4,115
789,369
431,230
13,500

JUMLAH KEWAJIBAN
HAK MINORITAS
EKUITAS
Modal saham
Modal dasar 1 lembar saham preferen
dan 7.999.999.999 lembar saham biasa
pada tahun 2010 dan 2009,
modal ditempatkan dan disetor penuh
1 lembar saham preferen dan
2.304.131.849 lembar saham biasa
pada tahun 2010 dan 2009,
dengan nilai nominal
Rp 500 per lembar saham
pada tahun 2010 dan 2009
Tambahan modal disetor, bersih
Keuntungan yang belum direalisasi dari aset
keuangan yang tersedia untuk dijual
Saldo laba
- Telah ditentukan penggunaannya
- Belum ditentukan penggunaannya

Related parties Accrued expenses


Taxes payable
Short-term bank loan
Current maturities of long-term
liabilities

23,209
57,025
8,478

Provision for environmental reclamation and mine closure


Provision for employee benefits Other current liabilities

1,380,908

Total current liabilities

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG


Kewajiban jangka panjang setelah
dikurangi bagian yang akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
- Penyisihan reklamasi lingkungan
dan penutupan tambang
- Penyisihan imbalan kerja
- Lainnya
Jumlah kewajiban jangka
panjang

CURRENT LIABILITIES
Trade payables
Third parties -

LONG-TERM LIABILITIES
Long-term liabilities
net of current portion
Provision for environmental 174,343
959,072
308

151,266
759,792
774

reclamation and mine closure


Provision for environmental Others -

1,133,723

911,832

Total long-term liabilities

2,281,451

2,292,740

TOTAL LIABILITIES

84,466

MINORITY INTEREST

74,512

2k,16
2r,17

2b,19a

EQUITY

1,152,066
30,485

20
21

1,152,066
30,485

1,422

3,335,840
1,846,923

23

1,944,695
2,574,126

Share capital
Authorised 1 preferred share and
7,999,999,999 ordinary shares in
2010 and 2009, issued and fully paid
1 preferred share and 2,304,131,849
ordinary shares in 2010 and 2009,
with par value of Rp 500 per share
in 2010 and 2009
Additional paid-in capital, net
Unrealised gain from available for
sale financial asset
Retained earnings
Appropriated Unappropriated -

Jumlah ekuitas

6,366,736

5,701,372

Total equity

JUMLAH KEWAJIBAN
DAN EKUITAS

8,722,699

8,078,578

TOTAL LIABILITIES
AND EQUITY

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang


tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian

The accompanying notes form an integral


part of these consolidated financial statements

288

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 2 Schedule
LAPORAN LABA-RUGI KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih
per saham)

CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME


FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah, except earnings
per share)
Catatan/
Notes

2010
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba kotor
Beban usaha
Umum dan administrasi
Penjualan dan pemasaran
Eksplorasi
Jumlah beban usaha
Laba usaha
Pendapatan/(beban) lain-lain
Pendapatan keuangan
Pendapatan sewa
Kerugian selisih kurs, bersih
Penyisihan persediaan usang
Penyisihan penurunan nilai piutang
Lainnya, bersih
Pendapatan lain-lain, bersih
Bagian rugi bersih dari
perusahaan asosiasi
Laba sebelum pajak penghasilan
Beban pajak penghasilan
Laba sebelum hak minoritas
Hak minoritas atas (rugi)/laba bersih
anak perusahaan
Laba bersih
Laba bersih per saham dasar

2009

7,909,154

2p,24

8,947,854

(4,258,988)

2p,25

(4,104,301)

Cost of sales

3,650,166

2p

4,843,553

Gross profit

Sales

(695,346)
(578,759)
(21,133)

Operating expenses
General and administrative
Selling and marketing
Exploration

(1,346,008)

(1,295,238)

Total operating expenses

2,304,158

3,548,315

(663,529)
(659,526)
(22,953)

244,308
22,163
(32,732)
(17,334)
(6,940)
91,592

2p,26
2p,26
2p,26

2e,7
5

301,057
(5,565)

2q,15c

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang


tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian

(1,032,675)
2,729,327

19b

2,008,891
872

(3,352)
3,762,002

1,998,937
9,954

(30,227)
64,236
217,039

2,599,650
(600,713)

202,178
11,873
(29,352)
(1,669)

2u,30

(1,593)

Operating income
Other income/(expenses)
Finance income
Rental income
Foreign exchange loss, net
Provision for obsolete inventory
Provision for impairment of trade
receivables
Others, net
Other income, net
Share in net loss of
associate companies
Profit before income tax
Income tax expense
Income before minority interest
Minority interest in net (loss)/
income of subsidiaries

2,727,734

Net income

1,184

Basic earnings per share

The accompanying notes form an integral


part of these consolidated financial statements

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 289

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 3 Schedule
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)

Catatan/
Notes
Saldo
1 Januari 2009
Laba bersih
tahun berjalan
Penyisihan untuk
cadangan umum
Dividen kas
Program kemitraan dan
bina lingkungan

Program kemitraan dan


bina lingkungan
Keuntungan yang belum
direalisasi dari aset
keuangan yang tersedia
untuk dijual
Saldo
31 Desember 2010

Saldo laba
belum
ditentukan
penggunaannya/
Unappropriated
retained
earnings

Jumlah/
Total

1,152,066

30,485

1,107,810

1,707,771

3,998,132

2,727,734

2,727,734

23
22

836,885
-

(836,885)
(1,007,494)

(1,007,494)

23

(17,000)

(17,000)

1,152,066

30,485

1,944,695

2,574,126

5,701,372

2,008,891

2,008,891

23
22

1,391,145
-

(1,391,145)
(1,235,841)

(1,235,841)

23

(109,108)

(109,108)

Saldo
31 Desember 2009
Laba bersih
tahun berjalan
Penyisihan untuk
cadangan umum
Dividen kas

Keuntungan
yang belum
direalisasi
dari aset
keuangan
yang tersedia
Saldo laba
untuk dijual/
telah
Unrealised
ditentukan
gain from penggunaannya/
available for
Appropriated
sale financial
retained
assets
earnings

Tambahan
modal
disetor/
Additional
paid in
capital

Modal
saham/
Share
capital

CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY


FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah)

Balance at
1 January 2009
Net income for the year
Appropriation to
general reserve
Cash dividends
Partnership and
environmental
development program
Balance at
31 December 2009
Net income for the year
Appropriation to
general reserve
Cash dividends
Partnership and
environmental
development program

1,422

1,422

Unrealised gain from


available for sale
financial assets

1,152,066

30,485

1,422

3,335,840

1,846,923

6,366,736

Balance at
31 December 2010

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang


tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian

The accompanying notes form an integral


part of these consolidated financial statements

290

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 4 Schedule
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)

CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS


FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah)
2009

2010
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan
Penerimaan operasional lainnya
Pembayaran royalti
Pembayaran kepada pemasok
dan karyawan
Pembayaran pajak
Penerimaan klaim pajak
Penerimaan bunga
Arus kas bersih yang diperoleh
dari aktivitas operasi
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS INVESTASI
Perolehan aset tetap
Pembayaran atas beban eksplorasi
dan pengembangan tangguhan
Penerimaan dari penjualan aset tetap
Perolehan aset keuangan yang tersedia
untuk dijual
Akuisisi tambahan kepemilikan
anak perusahaan
Penambahan investasi kepada
perusahaan asosiasi
Arus kas bersih yang digunakan
untuk aktivitas investasi
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran dividen kepada
pemegang saham
Pembayaran atas program
kemitraan dan bina lingkungan
Arus kas bersih yang digunakan
untuk aktivitas pendanaan
KENAIKAN BERSIH
KAS DAN SETARA KAS
DAMPAK SELISIH KURS TERHADAP
KAS DAN SETARA KAS

8,371,694

8,729,086

130,283
(581,742)

103,932
(416,761)

(4,800,514)
(874,235)
244,308

(4,606,549)
(1,252,373)
2,791
200,084

2,489,794

2,760,210

(489,871)

(41,408)

(91,223)
1,858

(23,079)
-

(70,000)
(149,924)

(9,787)
-

CASH FLOW FROM


OPERATING ACTIVITIES
Cash receipts from customers
Cash receipts from other
operations
Payments of royalties
Cash paid to suppliers
and employees
Payment for taxes
Tax refund
Interest receipts
Net cash provided from
operating activities
CASH FLOW FROM
INVESTING ACTIVITIES
Payments for fixed assets
Payments for deferred exploration
and development expenditures
Proceeds from sale of fixed assets
Payments for available for sale
financial assets
Acquisition of additional
shares of subsidiary
Acquisitions of shares
in associated companies

(74,274)

Net cash used in


investing activities

(1,235,841)

(1,007,494)

CASH FLOW FROM


FINANCING ACTIVITIES
Payment of dividends
to shareholders

(109,108)

(17,000)

Payment for partnership program

(1,344,949)

(1,024,494)

Net cash used in financing


activities

(799,160)

345,685
(714)

1,661,442

NET INCREASE IN CASH


AND CASH EQUIVALENTS

5,942

EFFECT OF EXCHANGE RATE ON


CASH AND CASH EQUIVALENTS

KAS DAN SETARA KAS


PADA AWAL TAHUN

4,709,104

3,041,720

CASH AND CASH EQUIVALENTS AT


THE BEGINNING OF THE YEAR

KAS DAN SETARA KAS


PADA AKHIR TAHUN

5,054,075

4,709,104

CASH AND CASH EQUIVALENTS


AT THE END OF THE YEAR

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang


tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian

The accompanying notes form an integral


part of these consolidated financial statements

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 291

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/1 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
1.

UMUM
a.

Pendirian dan Informasi Lainnya

1.

GENERAL
a.

Establishment and Other Information

PT Bukit Asam (Persero) Tbk (Perusahaan)


(PTBA) didirikan pada tanggal 2 Maret 1981,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 42 tahun
1980 dengan Akta Notaris Mohamad Ali No. 1, yang
telah diubah dengan Akta Notaris No. 5 tanggal 6
Maret 1984 dan No. 51 tanggal 29 Mei 1985 dari
notaris yang sama. Akta pendirian dan perubahan
tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam
Surat Keputusan No. C2-7553-HT.01.04.TH.85
tanggal 28 Nopember 1985 serta diumumkan dalam
Berita Negara No. 33, Tambahan No. 550, tanggal 25
April 1986. Anggaran dasar Perusahaan telah
mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir
mengenai penyesuaian seluruh Anggaran Dasar
Perusahaan terhadap Undang-Undang No. 40 tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan nama
Perusahaan dapat disingkat menjadi PT Bukit Asam
(Persero) Tbk. Perubahan tersebut disahkan oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU50395.AH.01.02.tahun 2008 tanggal 12 Agustus
2008 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 76,
Tambahan No. 18255 tanggal 19 September 2008.

PT Bukit Asam (Persero) Tbk (the Company)


(PTBA) was established on 2 March 1981 under
Government Regulation No. 42 of 1980, based on
Notarial Deed No. 1 of Mohamad Ali, as amended
by Notarial Deeds No. 5 dated 6 March 1984 and
No. 51 dated 29 May 1985 of the same notary. The
deed of establishment and its amendments were
approved by the Minister of Justice in his Decree
No. C2-7553-HT.01.04.TH.85 dated 28 November
1985 and was published in Supplement No. 550 of
the State Gazette No. 33 dated 25 April 1986. The
Companys articles of association have been
amended several times, most recently regarding
the harmonisation of the entire Companys Articles
of Association with Law No. 40, 2007 on Limited
Liability Companies (PT) and the approval of the
Companys abbreviated name as PT Bukit Asam
(Persero) Tbk. The amendment was approved by
the Minister of Law and Human Rights in his
Decree No. AHU-50395.AH.01.02.Tahun 2008
dated 12 August 2008 and was published in
Supplement No. 18255 of State Gazette No. 76
dated 19 September 2008.

Pada tahun 1993, Perusahaan ditunjuk oleh


Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan
Satuan Kerja Pengusahaan Briket (lihat Catatan
27c).

In 1993, the Company was appointed by the


Indonesian Government to develop a Coal Briquette
Operating Unit (see Note 27c).

Perusahaan dan anak-anak Perusahaan (bersamasama disebut Grup) bergerak dalam bidang
industri tambang batubara, meliputi kegiatan
penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi,
pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan
perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga
khusus batubara baik untuk keperluan sendiri
maupun pihak lain, pengoperasian pembangkit
listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri
ataupun pihak lain dan memberikan jasa-jasa
konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang ada
hubungannya dengan industri pertambangan
batubara beserta hasil olahannya.

The scope of activities of the Company and its


subsidiaries (together, the Group) comprises coal
mining activities, including general surveying,
exploration,
exploitation,
processing,
refining,
transportation and trading, maintenance of special
coal port facilities for internal and external needs,
operation of steam power plants for internal and
external needs and providing consulting services
related to the coal mining industry as well as its
derivative products.

292

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/2 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
1.

UMUM (lanjutan)
a.

1.

Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)

GENERAL (continued)
a.

Establishment and Other Information (continued)

Pada tanggal 31 Oktober 2002, Perusahaan


mengajukan pernyataan pendaftaran dalam rangka
penawaran umum saham perdana. Berdasarkan
Prospektus yang diterbitkan oleh Perusahaan
tanggal 11 Desember 2002, jumlah saham yang
ditawarkan adalah sejumlah 346.500.000 saham
yang terdiri dari 315.000.000 saham divestasi milik
negara Republik Indonesia dan 31.500.000 saham
baru dengan nilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per
saham dan harga penawaran Rp 575 (nilai penuh)
per saham. Dalam rangka penawaran saham
perdana ini, Perusahaan menerbitkan 173.250.000
waran Seri I yang diberikan kepada pemegang
saham (kecuali kepada Negara Republik
Indonesia) yang namanya tercatat dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 23 Juni
2003 dengan alokasi 1 lembar waran untuk setiap
2 lembar saham yang dimiliki.

On 31 October 2002, the Company initiated an


initial public offering. Based on the Prospectus
issued by the Company on 11 December 2002, the
number of shares offered to the public was
346,500,000
shares
which
consisted
of
315,000,000 divestment shares owned previously
by the Government of Indonesia and 31,500,000
new shares with par value of Rp 500 (full amount)
per share and an offering price of Rp 575 (full
amount) per share. In relation with the initial public
offering, the Company issued 173,250,000 Series I
warrants to the shareholders (except the Republic
of Indonesia) listed on the shareholders register on
23
June
2003
with
an
allocation
of
one warrant for every two shares owned.

Harga pelaksanaan waran adalah Rp 675 (nilai


penuh) yang mulai berlaku sejak tanggal 30 Juni
2003 sampai dengan 22 Desember 2005.
Berdasarkan surat dari Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAMLK), pernyataan pendaftaran tersebut dinyatakan
efektif sejak 3 Desember 2002. Seluruh saham
Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia
pada tanggal 23 Desember 2002. Pada tanggal 31
Desember 2005, seluruh waran telah dikonversi.

The exercise price of the warrant was Rp 675 (full


amount) exercisable from 30 June 2003 until
22 December 2005. Based on a letter from the Chief
of Capital Market and Financial Institution Supervisory
Board (BAPEPAM-LK), the registration became
effective on 3 December 2002. All of the Companys
shares were listed on the Indonesian Stock Exchange
on 23 December 2002. As at 31 December 2005,
these warrants were fully exercised.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, susunan


Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan
adalah sebagai berikut:

As at 31 December 2010 and 2009, the composition


of the Companys Boards of Commissioners and
Directors was as follows:

Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris Independen
Direktur Utama
Direktur Keuangan
Direktur Operasi/Produksi
Direktur Pengembangan Usaha
Direktur Niaga
Direktur Umum dan SDM

Supriyadi
Umiyatun Hayati Triastuti
Thamrin Sihite
Suranto Soemarsono
Abdul Latief Baky
Sukrisno
Dono Boestami
Milawarma
Heri Supriyanto
Tiendas Mangeka
Mahbub Iskandar

Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal


31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Ketua
Anggota

Suranto Soemarsono
Azhar Zainuri
Ridho Kresna Wattimena

President Commissioner
Commissioners
Independent Commissioners
President Director
Finance Director
Operation/Production Director
Business Development Director
Commerce Director
General Affairs and HR Director
The composition of the Companys Audit Committee
as at 31 December 2010 and 2009 was as follows:
Chairman
Members

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 293

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/3 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
1.

UMUM (lanjutan)
a.

1.

Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)

GENERAL (continued)
a.

Establishment and Other Information (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan


mempunyai karyawan tetap sejumlah 3.113 orang
(2009: 3.172) tidak diaudit.

As at 31 December 2010, the Company had a total


of 3,113 permanent employees (2009: 3,172)
unaudited.

Perusahaan memiliki kepemilikan langsung pada


anak-anak perusahaan berikut ini:

The Company has direct ownership in the following


subsidiaries:

Anak perusahaan/
Subsidiaries

Tempat
kedudukan/
Domicile

Kegiatan usaha/
Business activity

Tahun
beroperasi
secara
komersial/
Commencement
of commercial
operations

Persentase
kepemilikan/
Percentage
of ownership
2010
%

Jumlah aset
(sebelum eliminasi)/
Total assets
(before elimination)

2009
%

2010

2009

PT Batubara Bukit
Kendi (BBK)*/

Penambangan batubara/
Coal mining

Tanjung Enim,
Sumatera Selatan/
South Sumatera

1997

75

75

36,736

118,867

PT Bukit Asam
Prima (BAP)

Perdagangan batubara/
Coal trading

Jakarta

2007

99.99

99.99

151,607

153,732

PT International
Prima Coal**
(IPC)

Penambangan batubara/
Coal mining

Palaran,
Kalimantan Timur/
East Kalimantan

2010

51

51

181,458

179,360

PT Bukit Asam
Metana Ombilin
(BAMO)

Penambangan gas
metana batubara/
Coal methane gas
mining

Jakarta

Belum beroperasi/
Not operating

99.99

99.99

500

500

PT Bukit Asam
Metana Enim
(BAME)

Penambangan gas
metana batubara/
Coal methane gas
mining

Jakarta

Belum beroperasi/
Not operating

99.99

99.99

500

500

PT Bukit Asam
Metana Peranap
(BAMP)

Penambangan gas
metana batubara/
Coal methane gas
mining

Jakarta

Belum beroperasi/
Not operating

99.99

99.99

500

500

PT Bukit Asam
Banko
(BAB)

Pertambangan,
perdagangan, dan
industri batubara/
Coal mining, trading,
and industry

Tanjung Enim,
Sumatera Selatan/
South Sumatera

Belum beroperasi/
Not operating

65

65

2,406

2,406

* Operasi penambangan dihentikan sementara.


** Lihat Catatan 3 tentang akuisisi IPC.

* Mining operation is temporarily suspended.


** See Note 3 regarding the acquisition of IPC.

Berikut adalah rincian dari anak-anak perusahaan


yang telah beroperasi:

Details of the Groups subsidiaries which have


already commenced their operations are as follows:

BBK

BBK

BBK
didirikan
berdasarkan
Akta
Notaris
Sutjipto, S.H., No. 119 tanggal 21 Oktober 1996,
yang kemudian diubah dengan Akta No. 135 tanggal
28 Januari 1997 oleh notaris yang sama. Akta
pendirian beserta perubahannya tersebut telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. C21592.HT.01.01.TH.97 tanggal 7 Maret 1997 serta
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
No. 4303 tanggal 23 September 1997.

BBK was established on 21 October 1996, based


on Notarial Deed No. 119 of Sutjipto, S.H., which
was amended on 28 January 1997 based on
Notarial Deed No. 135. The deed of establishment
and its amendment were approved by the Minister
of Justice in his decision letter No. C21592.HT.01.01.TH.97 dated 7 March 1997 and was
published in State Gazette No. 4303 dated 23
September 1997.

294

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/4 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
1.

UMUM (lanjutan)
a.

Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)

1.

GENERAL (continued)
a.

Establishment and Other Information (continued)

BBK (lanjutan)

BBK (continued)

Ruang
lingkup
kegiatan
BBK
terutama
mengusahakan pertambangan batubara yang
meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi,
pengolahan,
pengangkutan,
dan
pemasaran
batubara, dan mengusahakan pengolahan produk
derivatif dari batubara produksi sendiri atau batubara
dari pihak lain.

The scope of activities of BBK comprises coal


mining activities, including general surveying,
exploration, exploitation, processing, transportation
and trading, as well as processing of its own coal
derivative products and or coal from other parties.

BBK memperoleh izin eksploitasi, penjualan dan


pemuatan
yang
tercakup
dalam
Kuasa
Pertambangan (KP) Eksploitasi No. KW97PPO146
seluas 881,70 ha di daerah Bukit Kendi. Izin
eksploitasi berlaku sampai dengan tanggal 26
Oktober
2025
dan
berdasarkan
perjanjian
No.139/K/PT.BBK-PTBA/2009 izin pemuatan dan
penjualan batubara berlaku sampai dengan tanggal
31 Desember 2013. Semua izin ini telah diperbaharui
mengikuti terbitnya Undang-Undang Pertambangan
No.4/2009 (UU No.4/2009) dengan memperoleh
izin eksploitasi, penjualan, pemuatan yang tercakup
dalam Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi
Produksi No. KW.03.SS.2010 seluas 881,70 ha di
daerah Bukit Kendi. Izin untuk melakukan kegiatan
konstruksi, produksi, pengangkutan, penjualan, serta
pengolahan dan pemurnian batubara berlaku sampai
dengan tanggal 25 Oktober 2025. BBK beroperasi
secara komersial sejak tanggal 1 Mei 1997. Kantor
pusat BBK berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera
Selatan. Pada tanggal 31 Desember 2010, BBK
mempunyai 39 karyawan tetap (2009: 112 karyawan
tetap) termasuk 38 orang yang diperbantukan dari
PTBA (2009: 100 orang) - tidak diaudit.

BBK obtained exploitation, trading and loading


permits as covered in Mining Permit (KP) No.
KW97PPO146 with a concession area of 881.70 ha
in Bukit Kendi. The exploitation permit is valid until
26 October 2025 while the loading and trading
permits are valid until 31 December 2013 as stated
in agreement No.139/K/PT.BBKPTBA/2009. These
licenses have been renewed following the issue of
Mining Law No.4/2009 (UU No.4/2009) by
obtaining exploitation, trading and loading permits
as covered in operation and production Mining
Business
License
(IUP)
No.
KW.03.SS.2010 with the concession area of 881.70
ha in Bukit Kendi. The construction, production,
transportation, sales, processing and refinery
permit are valid until 25 October 2025. BBK
commenced its commercial phase on 1 May 1997.
BBKs head office is located in Tanjung Enim,
South Sumatera. As at 31 December 2010, BBK
had 39 permanent employees (2009: 112
permanent employees) including 38 employees
which were seconded from PTBA (2009: 100
employees) - unaudited.

Pada bulan Pebruari 2010, Kepolisian Republik


Indonesia menghentikan operasi BBK karena ijin
pinjam pakai kawasan hutan yang menjadi wilayah
pertambangan BBK belum dikeluarkan oleh pihak
yang berwenang. Grup sedang berdiskusi dengan
berbagai instansi pemerintah, termasuk Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan
Kementerian Kehutanan, untuk menyelesaikan
masalah ini. Grup mengharapkan operasi BBK akan
berjalan kembali dalam waktu dekat dan
mengharapkan pemberhentian ini tidak akan
mempengaruhi operasi Grup secara signifikan.
Jumlah produksi BBK di tahun 2010 dan 2009
masing-masing adalah sebesar 76 ribu ton dan 783
ribu ton atau 0,64% dan 6,8% dari jumlah produksi
Grup sebesar 11,8 juta ton dan 11,5 juta ton. Jumlah
aset BBK di tahun 2010 dan 2009 adalah Rp 36
miliar dan Rp 118 miliar atau 0,42% dan 1,5% dari
jumlah aset Grup sebesar Rp 8.723 miliar dan Rp
8.079 miliar.

In February 2010, the National Police of the Republic


of Indonesia suspended BBKs operation because the
lend-use permit for forestry areas under which BBK
conducts its mining activities has not been issued by
the authorities. The Group is in discussions with the
authorities, including the Ministry of Energy and
Mineral Resources (ESDM) and the Ministry of
Forestry, to resolve this issue. The Group expects
BBK's operations to recommence in the near future,
and does not expect the suspension of BBK's
operations to significantly affect the Groups
operations or financial position. BBKs total production
in 2010 and 2009 was 76 thousand and 783 thousand
tonnes or 0.64% and 6.8% of the Groups total
production of 11.8 million and 11.5 million tonnes
respectively. BBKs total assets in 2010 and 2009
were Rp 36 billion and Rp 118 billion or 0.42% and
1.5% of the total assets of the Group of Rp 8,723
billion and Rp 8,079 billion respectively.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 295

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/5 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
1.

UMUM (lanjutan)
a.

Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)

1.

GENERAL (continued)
a.

Establishment and Other Information (continued)

BBK (lanjutan)

BBK (continued)

Sampai dengan tanggal laporan keuangan


konsolidasian ini dikeluarkan, BBK masih berusaha
untuk mendapatkan izin pinjam pakai kawasan hutan.
Sehubungan dengan kasus tersebut, Pengadilan
Negeri (PN) Muara Enim telah menjatuhkan
keputusan bersalah kepada Direktur Utama BBK. PN
Muara Enim juga menyita persediaan milik BBK
senilai Rp 14,8 miliar (telah diprovisikan penuh pada
tanggal 31 Desember 2010) dan aset tetap berupa
empat alat berat yang telah disusutkan penuh pada
tanggal 31 Desember 2010. Sampai dengan laporan
keuangan konsolidasian ini dikeluarkan, BBK masih
mengajukan banding atas putusan tersebut.

As at the reporting date, BBKs management was still


trying to obtain the lend-use mining permit from the
Ministry of Forestry. In relation to the legal case
commenced by the Police as noted above, State
Court (PN) of Muara Enim has found the President
Director of BBK guilty. PN of Muara Enim also
confiscated BBKs coal inventory with a book value
totalling Rp 14.8 billion (this has been fully provided
for as at 31 December 2010) as well as BBKs fixed
assets which consist of four pieces of heavy
equipment that have been fully depreciated as at 31
December 2010. As at the date of these consolidated
financial statements, the management was still
appealing the decision made by PN of Muara Enim.

BAP

BAP

BAP didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 60 pada


tanggal 28 Pebruari 2007 oleh Esther Mercia
Sulaiman, S.H, notaris di Jakarta. Akta Pendirian
tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. W7-03548HT.01.01-TH.2007 tanggal
9 April 2007 serta diumumkan dalam Berita Negara
No. 40 tahun 2007, Tambahan No. 4835 tanggal 18
Mei 2007. Anggaran Dasar BAP telah mengalami
beberapa kali perubahan dengan perubahan terakhir
berdasarkan Akta Notaris No. 15 tanggal 21 Oktober
2008 oleh Refizal S.H., notaris di Jakarta antara lain
mengenai perubahan modal dasar dan modal
disetor. Akta tersebut disetujui oleh Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam
Surat Keputusan No. AHU-0022886.AH.01.09.Tahun
2009 tanggal 4 Mei 2009.

BAP was established on 28 February 2007, based


on the Notarial Deed No. 60 of Esther Mercia
Sulaiman, S.H. notary from Jakarta. The deed of
establishment was approved by the Minister of Law
and Human Rights in his decision letter No. W703548HT.01.01-TH.2007 dated 9 April 2007 and
was published in Supplement No. 4835 of State
Gazette dated 18 May 2007, No.40. The Articles of
Association have been amended several times with
the latest amendment based on Notarial Deed
No.15 of Refizal S.H., notary from Jakarta dated 21
October 2008 concerning changes in the
authorised number of shares and fully paid capital.
The Deed was approved by the Minister of Law and
Human Rights of the Republic of Indonesia in
Decree No. AHU-0022886.AH.01.09.Tahun 2009
dated 4 May 2009.

Ruang lingkup kegiatan BAP terutama dalam


bidang pembelian, pengangkutan, penanganan,
dan pemasaran batubara serta kegiatan-kegiatan
lainnya yang berhubungan dengan perdagangan
batubara. Kantor pusat BAP berada di Menara
Karya Lantai 19, Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5
Kav 1 dan 2 Jakarta. Pada 31 Desember 2010,
BAP memiliki 9 karyawan tetap yang merupakan
karyawan PTBA yang diperbantukan (2009: 9
karyawan tetap) serta karyawan kontrak sebanyak
19 orang (2009: 18 karyawan kontrak) - tidak
diaudit.

The scope of activities of BAP comprises coal


purchase, transportation, handling and trading as well
as other related coal trading activities. Its head office
th
is located at Menara Karya, 19 floor, Jalan H.R.
Rasuna Said Block X-5 Kav 1 and 2 Jakarta. As at
31 December 2010, BAP had nine permanent
employees which were seconded from PTBA
(2009: nine permanent employees) and 19 contract
employees (2009: 18 contract employees) unaudited.

296

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/6 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
1.

UMUM (lanjutan)
a.

Pendirian dan Informasi Lainnya (lanjutan)

1.

GENERAL (continued)
a.

Establishment and Other Information (continued)

IPC

IPC

IPC didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 7


tanggal 8 September 2005 dari Notaris Lia
Cittawan Nanda Gunawan, S.H. Akta pendirian
tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No. C-32779.HT.01.01.TH.2005
tanggal 12 Desember 2005 serta diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No.25
Tambahan No. 3199 tanggal 28 Maret 2006.

IPC was established on 8 September 2005, based


on Notarial Deed No. 7 of Lia Cittawan Nanda
Gunawan, S.H. The deed of establishment was
approved by the Minister of Law and Human Rights
in his decision letter No. C-32779.HT. 01.01. TH.
2005 dated 12 December 2005 and was published
in Supplement No. 3199 of State Gazette No. 25
dated 28 March 2006.

Anggaran Dasar IPC telah mengalami beberapa


kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 8 tanggal
15 September 2008 dari Notaris Fatma Agung
Budiwijaya, S.H., mengenai antara lain tata cara
pemindahan hak atas saham, tugas dan
wewenang Direksi dan Dewan Komisaris dan
Rapat Umum Pemegang Saham. Perubahan
tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan
Surat
Keputusan
No.
AHU70572.AH.01.02.TH.2008 tanggal 6 Oktober 2008.

The Articles of Association have been amended


several times, most recently by Notarial Deed No. 8
of Fatma Agung Budiwijaya, S.H., dated 15
September 2008, in relation to, among other things,
the procedures for transfer of share ownership,
roles and responsibilities of the Board of Directors
and Commissioners and the annual general
meeting of shareholders. The latest amendment
was approved by the Minister of Law and Human
Rights in his decision letter No. AHU70572.AH.01.02. TH.2008 dated 6 October 2008.

IPC memperoleh izin untuk melakukan kegiatan


konstruksi, produksi, pengangkutan, dan penjualan
serta pengolahan dan pemurnian yang tercangkup
dalam Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi
Produksi No. OP.01Bb016.10 seluas 3.238 ha di
daerah Palaran. IUP ini berlaku sampai dengan
tanggal 22 Nopember 2016. IPC beroperasi secara
komersial sejak tanggal 1 Januari 2010. Kantor
pusat IPC berlokasi di Menara Rajawali Lantai 24,
Jalan Mega Kuningan Lot#5.1, Kawasan Mega
Kuningan, Jakarta 12950. Pada tanggal 31
Desember 2010, IPC mempunyai 41 karyawan
tetap (2009: 46 karyawan tetap) termasuk 27 orang
yang diperbantukan dari PTBA (2009: 28 orang )
tidak diaudit.

IPC
obtained
construction,
production,
transportation, and sale, as well as processing and
refinery permits as covered in IUP No.
OP.01Bb016.10 with a concession area of 3.238 ha
in Palaran. This IUP is valid until 22 November
2016. IPC commenced its commercial phase on 1
January 2010. IPCs head office is located in
Menara Rajawali 24th Floor, Jalan Mega Kuningan
Lot#5.1, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta 12950.
As at 31 December 2010, IPC had 41 permanent
employees (2009: 46 permanent employees)
including 27 employees which were seconded from
PTBA (2009: 28 employees) unaudited.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 297

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/7 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
1.

UMUM (lanjutan)
b.

1.

Wilayah
eksplorasi
pengembangan

dan

eksploitasi/

Grup saat ini memiliki wilayah eksplorasi dan


eksploitasi/pengembangan sebagai berikut:

GENERAL (continued)
b.

Exploration and exploitation/development areas


The Group has the following areas currently in
exploration and exploitation/development:

Area eksploitasi/pengembangan/Exploitation/Development areas


Nama lokasi/
Name of location

Nama pemilik
izin lokasi/
Name of mine
permit owner

Tanggal
perolehan izin /
Acquisition date
of mining permit

Tanggal
jatuh tempo/
Expiration
date

Persentase
kepemilikan/
Percentage
of ownership

Jumlah
cadangan
terbukti (P1)/
Total proven
reserves (P1)
(Juta
ton/million
tonne) tidak
diaudit/
unaudited

Sisa cadangan
terbukti/
Remaining
proven
reserves
(Juta
ton/million
tonne) tidak
diaudit/
unaudited

120.2

Jumlah
akumulasi
produksi/
Total
accumulated
production
(Juta
ton/million
tonne) tidak
diaudit/
unaudited
11.3

IUP Operasi Produksi/


Production Operation Airlaya, Tanjung Enim Sumatera
Selatan/South
Sumatera
IUP Operasi Produksi/
Production Operation
MTBU/MTBS, Tanjung
Enim Sumatera
Selatan/South
Sumatera
IUP Operasi Produksi/
Production Operation
Banko Barat, Tanjung
Enim Sumatera
Selatan/South
Sumatera
IUP Operasi Produksi/
Production Operation
Bukit Kendi, Tanjung
Enim Sumatera
Selatan/South
Sumatera
IUP Operasi Produksi/
Production Operation
Banko Tengah, Suban
Jeriji, Tanjung Enim
Sumatera
Selatan/South
Sumatera
IUP Operasi Produksi/
Production Operation
Sawah Lunto
Sumatera Barat/West
Sumatera
IUP Operasi Produksi/
Production Operation
Peranap Riau
IUP Operasi Produksi/
Production Operation
Palaran, Samarinda
Kalimantan Timur/East
Kalimantan

Perusahaan
KW.01.SS.201
0

30 April/April
2010

31
Desember/
December
2020

100%

Perusahaan
KW.02.SS.201
0

30 April/April
2010

30 Agustus/
August
2019

100%

164.8

5.6

159.2

Perusahaan
KW.01.ET.011

13 April/April
2010

22 Oktober/
October
2025

100%

187.5

5.4

182.1

BBK
KW.03.SS.201
0

30 April/April
2010

25 Oktober/
October
2025

75%

10.6

0.8

9.8

Perusahaan
KW
ME.01.ET.002
A&B

13 April/April
2010

7
September/
September
2035

100%

887.6

887.6

Perusahaan
DU
143/SUMBAR

27 April/April
2010

16 Pebruari/
February
2019

100%

23.1

23.1

Perusahaan
KW 96PP0289
Riau
IPC
OP.01Bb016.1
0

22 April/April
2010

9 Juni/June
2035

100%

367.1

367.1

19 Juli/
July 2010

22
Nopember/
November
2016

51%

8.77

0.5

8.27

108.9

298

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/8 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
1.

UMUM (lanjutan)
b.

2.

Wilayah
eksplorasi
pengembangan (lanjutan)

1.
dan

eksploitasi/

GENERAL (continued)
b.

Exploration and exploitation/development areas


(continued)

Jumlah cadangan terbukti adalah berdasarkan hasil


survey oleh International Mining Consultant (IMC),
geologis independen, pada bulan Desember 2008
setelah dikurangi dengan jumlah produksi selama
2010. Cadangan tertambang IPC berdasarkan survei
internal mengalami revisi di tahun 2010 menjadi 8,77
juta ton (2009: 10,46 juta ton).

The proven reserves are based on survey results by


International Mining Consultant (IMC), an
independent geologist, in December 2008 after being
reduced by the coal production of 2010. IPCs
mineable reserves have been revised in 2010 to 8.77
million tonnes (2009: 10.46 million tonnes) based on
internal survey.

Tidak termasuk dalam informasi cadangan diatas,


cadangan tertambang pada Kuasa Pertambangan
(KP) yang berlokasi di Kabupaten Lahat yang
sedang bersengketa dengan Pemerintah Daerah
setempat (lihat Catatan 28).

Not included in the above reserves information are


the mineable reserves from Mining Rights (KP)
located in Lahat Regency, which are currently the
subject of dispute with the Local Government (see
Note 28).

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun dan


diselesaikan oleh Dewan Direksi pada tanggal 28 Pebruari
2011.

The Groups consolidated financial statements were


prepared and finalised by the Board of Directors on 28
February 2011.

Berikut ini adalah kebijakan akuntansi yang diterapkan


dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup,
yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia. Kebijakan akuntansi telah diterapkan secara
konsisten sepanjang tahun yang disajikan, kecuali
dinyatakan lain. Laporan keuangan konsolidasian ini juga
disusun berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh
BAPEPAM-LK No. VIII.G.7 mengenai Pedoman Penyajian
Laporan Keuangan dan Surat Edaran BAPEPAM-LK No.
SE-02/BL/2008 tertanggal 31 Januari 2008 mengenai
Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan
Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri
Pertambangan Umum.

Presented below are the significant accounting policies


adopted in preparing the consolidated financial statements
of the Group, which are in conformity with accounting
principles generally accepted in Indonesia. These policies
have been consistently applied to all the years presented,
unless otherwise stated. The consolidated
financial
statements have also been prepared in conformity with
regulation of the BAPEPAM-LK No. VIII.G.7 for the
Guidance on Financial Statement Presentation and Circular
Letter of BAPEPAM-LK No. SE-02/BL/2008 dated 31
January 2008 for Preparation and Disclosure Guidance for
Financial Statements of an Issuer or Public Company in the
General Mining Industry.

a.

a.

Dasar
penyusunan
konsolidasian

laporan

keuangan

Basis of preparation of the consolidated financial


statements

Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun


berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Laporan keuangan konsolidasian ini
disusun dengan dasar harga perolehan, kecuali aset
dan kewajiban keuangan.

The consolidated financial statements of the Group


have been prepared in accordance with accounting
principles generally accepted in Indonesia. The
consolidated financial statements have been
prepared under the historical cost convention, as
modified by financial assets and liabilities.

Laporan
arus
kas
konsolidasian
disusun
menggunakan metode langsung dan arus kas
dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas
konsolidasian, kas dan setara kas mencakup kas,
bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo
dalam waktu tiga bulan atau kurang, setelah
dikurangi cerukan.

The consolidated statements of cash flows have been


prepared based on the direct method by classifying
cash flows on the basis of operating, investing and
financing activities. For the purpose of the
consolidated statement of cash flows, cash and cash
equivalents includes cash on hand, cash in banks and
short-term investments with a maturity of three
months or less, net of overdrafts.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 299

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/9 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


a.

b.

Dasar
penyusunan
konsolidasian (lanjutan)

laporan

keuangan

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
a.

Basis of preparation of the consolidated financial


statements (continued)

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun


sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia yang mewajibkan penggunaan
beberapa estimasi dan asumsi akuntansi kritikal yang
mempengaruhi:
jumlah pelaporan aset dan kewajiban serta
pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi
pada tanggal pelaporan laporan keuangan
konsolidasian; dan
jumlah penjualan dan beban yang dilaporkan
selama periode pelaporan.

The preparation of consolidated financial statements


in conformity with accounting principles generally
accepted in Indonesia requires the use of certain
accounting estimates and assumptions that affects:

Walaupun estimasi ini berdasarkan pemahaman


manajemen terhadap situasi dan kegiatan, hasil
aktual dapat berbeda dari apa yang telah
diestimasikan. Prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia juga mewajibkan manajemen untuk
menggunakan pertimbangannya dalam proses
implementasi kebijakan akuntansi Grup.

Although
these
estimates
are based on
managements best knowledge of current events and
activities, actual results may differ from those
estimates. Accounting principles generally accepted
in Indonesia also require management to exercise its
judgement in the process of applying the Groups
accounting policies.

Prinsip-prinsip konsolidasi

the reported amounts of assets and liabilities


and disclosure of contingent assets and liabilities
at the date of the consolidated financial
statements; and
the reported amounts of revenues and expenses
during the reporting period.

b.

Principles of consolidation

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan


keuangan Perusahaan dan anak perusahaan di
mana Perusahaan mempunyai penyertaan saham
dengan hak suara lebih dari 50%, dan dapat
dibuktikan adanya pengendalian, baik langsung
maupun tidak langsung, serta apabila Perusahaan
memiliki 50% atau kurang dari 50% saham dengan
hak suara tetapi dapat dibuktikan adanya
pengendalian. Anak perusahaan dikonsolidasi sejak
tanggal pengendalian telah beralih secara efektif
kepada perusahaan dan tidak dikonsolidasi lagi sejak
tanggal pelepasan. Bagian pemegang saham
minoritas atas ekuitas anak perusahaan disajikan
sebagai Hak Minoritas pada neraca konsolidasian.

The consolidated financial statements include the


accounts of the Company and its subsidiaries in
which the Company directly or indirectly has
ownership of more than 50% of the voting rights,and
has the ability to control the entity, or equal to or less
than 50% but where the Company has the ability to
control the entity. Subsidiaries are consolidated from
the date on which effective control is transferred to
the Company and are no longer consolidated from
the disposal. The proportionate share of the minority
shareholders of the subsidiaries is presented as
Minority Interest in the consolidated balance sheet.

Hak minoritas dalam suatu anak perusahaan dengan


defisit ekuitas tidak akan diakui, kecuali pemegang
saham minoritas tersebut memiliki kewajiban
kontraktual untuk ikut membiayai defisit tersebut.

A minority interest is not recognised in respect of


subsidiaries with a deficit in equity unless the minority
shareholder has a contractual obligation to contribute
to fund the deficit.

Bagian pemegang saham minoritas atas laba/(rugi)


bersih sebelum akuisisi dicatat sebagai laba/(rugi)
sebelum
akuisisi
dalam
laporan
laba-rugi
konsolidasian.

The proportionate share of minority shareholders in


net income/(loss) prior to acquisition is recorded as
pre-acquisition income/(loss) in the consolidated
statement of income.

Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo yang


material antara Perusahaan dan anak perusahaan
telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan
konsolidasian.

The effects of all material transactions and balances


between the Company and subsidiaries have been
eliminated in preparing the consolidated financial
statements.

Kebijakan akuntansi yang dipakai dalam penyajian


laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan
secara konsisten oleh anak perusahaan, kecuali bila
dinyatakan lain.

The accounting policies adopted in preparing the


consolidated financial statements have been
consistently applied by the subsidiaries, unless
otherwise stated.

300

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/10 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


c.

Transaksi dalam mata uang asing

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
c.

Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam


mata uang Rupiah (Rp) yang merupakan mata
uang fungsional Grup dan mata uang pelaporan
Grup. Seluruh angka dalam laporan konsolidasian ini,
kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan
menjadi jutaan Rupiah terdekat.

The consolidated financial statements are presented


in Rupiah (Rp), which is the Groups functional
currency and the Groups reporting currency. Figures
in these consolidated financial statements are
rounded to and stated in million of Rupiah unless
otherwise stated,

Grup menyelenggarakan catatan akuntansinya


dalam Rupiah. Transaksi dalam mata uang selain
mata uang Rupiah, dijabarkan menjadi mata uang
Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada
tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan
kewajiban moneter dalam mata uang selain mata
uang Rupiah dijabarkan menjadi mata uang Rupiah
dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Kurs
yang digunakan pada tanggal neraca, berdasarkan
kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia adalah
sebagai berikut (dalam nilai penuh):

The Group maintains its accounting records in


Indonesian Rupiah. Transactions denominated in
currencies other than Rupiah are converted into
Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of
the transactions. At the balance sheet date, monetary
assets and liabilities in currencies other than Rupiah
are translated at the exchange rate prevailing at the
balance sheet date. As at the balance sheet date, the
exchange rates used, based on middle rates
published by Bank Indonesia, were as follows (full
amount):

Mata Uang
1 Dolar Amerika Serikat (USD)
1 Dolar Singapura (SGD)
1 Euro (EUR)

(nilai penuh)/(full amount)


2010
2009
8,991
6,980
11,955

9,400
6,698
13,509

Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang


timbul dari penjabaran aset dan kewajiban moneter
dalam mata uang selain Rupiah diakui pada laporan
laba-rugi konsolidasian.
d.

Foreign currency transactions

Piutang
Piutang adalah jumlah tagihan dari pelanggan untuk
batubara yang dapat dijual yang diberikan dalam
transaksi bisnis pada umumnya. Jika pembayaran
piutang diharapkan selesai dalam satu tahun atau
kurang (atau dalam siklus normal operasi dari bisnis
jika lebih lama), piutang tersebut dikelompokkan
sebagai aset lancar. Jika tidak, piutang tersebut
disajikan sebagai aset tidak lancar.

Currency
1 US Dollar (USD)
1 Singapore Dollar (SGD)
1 Euro (EUR)

Exchange gains and losses arising on translation of


monetary assets and liabilities in currencies other
than Rupiah are recognised in the consolidated
statement of income.
d.

Receivables
Receivables are amounts due from customers for
coal sold in the ordinary course of business. If
collection is expected in one year or less (or in the
normal operating cycle of the business if longer), they
are classified as current assets. If not, they are
presented as non-current assets.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 301

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/11 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


d.

Piutang (lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
d.

Piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajar


dan kemudian diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku
bunga efektif, dikurangi dengan provisi untuk
penurunan nilai. Penyisihan untuk penurunan nilai
dari piutang dibuat ketika terdapat bukti objektif
bahwa Grup tidak dapat menagih keseluruhan nilai
yang terdapat pada ketentuan awal dari piutang
tersebut. Kesulitan keuangan yang signifikan pada
debitur, kemungkinan bahwa debitur mengalami
kebangkrutan atau restrukturisasi keuangan dan
wanprestasi atau tunggakan terhadap pembayaran
dipertimbangkan sebagai indikator bahwa piutang
mengalami penurunan nilai. Nilai dari penyisihan
adalah selisih antara nilai tercatat piutang dengan
nilai kini dari perkiraan arus kas di masa datang,
didiskontokan dengan menggunakan suku bunga
efektif awal. Nilai tercatat dari aset dikurangi pos
cadangan, dan jumlah kerugian diakui pada
laporan laba-rugi. Ketika piutang tidak dapat
tertagih, piutang dihapus terhadap pos cadangan
untuk piutang. Pemulihan jumlah tertagih yang
sebelumnya dihapus dikreditkan terhadap laporan
laba-rugi.
e.

f.

Persediaan

Receivables (continued)
Receivables are recognised initially at fair value
and subsequently measured at amortised cost
using the effective interest method, less provision
for impairment. A provision for impairment of
receivables is established when there is objective
evidence that the Group will not be able to collect
all amounts due according to the original terms of
the receivables. Significant financial difficulties, of
the debtors, the probability that the debtor will enter
bankruptcy or financial reorganisation, and default
or deliquency in payments are considered
indicators that the receivables is impaired. The
amount of the provision is the difference between
the assets carrying amount and the present value
of estimated future cash flows, discounted at the
original effective interest rate. The carrying amount
of the asset is reduced through the use of an
allowance account, and the amount of the loss is
recognised in the income statement. When a
receivable is uncollectible, it is written off against
the allowance account for receivables. Subsequent
recoveries of amount previously written off are
credited against the income statement.

e.

Inventories

Persediaan batubara diakui sebesar nilai yang lebih


rendah antara harga perolehan dengan nilai realisasi
bersih. Harga perolehan ditentukan berdasarkan
metode rata-rata tertimbang atas biaya yang terjadi
selama tahun berjalan dan terdiri dari biaya bahan
baku, tenaga kerja, serta alokasi biaya overhead
yang berkaitan dengan aktivitas penambangan. Nilai
realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan
dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran
biaya penyelesaian dan biaya penjualan.

Coal inventories are valued at the lower of cost or net


realisable value. Cost is determined on a weighted
average cost incurred during the year and comprises
materials, labour and depreciation and overheads
related to mining activities. Net realisable value is the
estimated sales amount in the ordinary course of
business less the costs of completion and selling
expenses.

Persediaan perlengkapan, bahan bakar, minyak


pelumas dan suku cadang diakui pada harga
perolehan, ditentukan dengan metode rata-rata,
setelah dikurangi penyisihan untuk persediaan
usang.

Materials, fuel, lubricants and spare-parts are valued


at cost, determined on an average basis, less
provision for obsolete inventory.

Penyisihan untuk persediaan usang dan bergerak


lambat ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan
atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada
masa mendatang.

A provision for obsolete and slow moving inventory is


determined on the basis of estimated future usage or
sale of individual inventory items.

Aset keuangan dan kewajiban keuangan


Pada tanggal 1 Januari 2010, Grup telah
menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 50 (Revisi 2006)
Instrumen
Keuangan:
Penyajian
dan
Pengungkapan dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Instrumen
Keuangan:
Pengakuan
dan
Pengukuran berlaku untuk laporan keuangan yang
periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1
Januari 2010.

f.

Financial assets and liabilities


On 1 January 2010, the Group has adopted the
Statement of Financial Accounting Standards
(SFAS) No. 50 (Revised 2006) "Financial
Instruments: Presentation and Disclosures" and
SFAS No. 55 (Revised 2006) "Financial
Instruments: Recognition and Measurement are
applicable for financial statements covering periods
beginning on or after 1 January 2010.

302

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/12 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


f.

Aset keuangan dan kewajiban keuangan (lanjutan)


1.

Aset keuangan

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
f.

Financial assets and liabilities (continued)


1.

Financial assets

Grup mengklasifikasikan aset keuangan


dalam kategori sebagai berikut (i) aset
keuangan yang nilai wajarnya diakui melalui
laporan laba-rugi, (ii) pinjaman dan piutang,
(iii) aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh
tempo, dan (iv) aset keuangan yang tersedia
untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung pada
tujuan saat aset keuangan tersebut diperoleh.
Manajemen menentukan klasifikasi aset
keuangan tersebut pada saat pengakuan
awal. Aset keuangan tidak diakui apabila hak
untuk menerima arus kas dari suatu investasi
telah berakhir atau telah ditransfer dan
Perusahaan
telah
mentransfer
secara
substansial seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset keuangan tersebut.

The Group classifies its financial assets into


the categories of (i) financial assets at fair
value through profit or loss, (ii) loans and
receivables, (iii) held-to-maturity financial
assets and (iv) available-for-sale financial
assets. The classification depends on the
purpose for which the financial assets were
acquired. Management determines the
classification of its financial assets at initial
recognition. Financial assets are derecognised
when the rights to receive cash flows from the
investments have expired or have been
transferred and the Company has transferred
substantially all risks and rewards of
ownership.

(i) Aset keuangan yang nilai wajarnya diakui


melalui laporan laba-rugi

(i) Financial assets at fair value through profit


or loss

Aset keuangan yang nilai wajarnya diakui


di laporan laba atau rugi adalah aset
keuangan yang diklasifikasikan sebagai
aset
untuk
diperdagangkan.
Aset
keuangan diklasifikasikan sebagai aset
untuk diperdagangkan jika diperoleh
terutama untuk tujuan penjualan atau
pembelian kembali dalam waktu dekat dan
terdapat bukti yang menunjukkan latar
belakang untuk mengambil keuntungan
jangka pendek.

Financial assets at fair value through profit


or loss are financial assets classified as
held for trading. A financial asset is
classified as held for trading if it is
acquired principally for the purpose of
selling or repurchasing it in the near term
and for which there is evidence of a recent
actual pattern of short-term profit taking.

(ii) Pinjaman dan piutang

(ii) Loans and receivables

Pinjaman dan piutang adalah aset


keuangan
non-derivatif
dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan
yang tidak terpengaruh oleh pasar aktif.
Mereka dimasukkan di dalam aset lancar,
kecuali untuk yang jatuh temponya lebih
besar dari 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan.
Aset
keuangan
ini
diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar.

Loans and receivables are non-derivative


financial assets with fixed or determinable
payments that are not quoted in an active
market. They are included in current
assets, except for maturities greater than
12 months after the end of reporting
period. These are classified as non-current
assets.

Pinjaman dan piutang awalnya diakui


sebesar nilai wajar ditambah biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara
langsung dan selanjutnya diukur sebesar
biaya perolehan yang diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.

Loans and receivables are initially


recognised at fair value including directly
attributable
transaction
costs
and
subsequently measured at amortised cost
using the effective interest rate method.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 303

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/13 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


f.

Aset keuangan dan kewajiban keuangan (lanjutan)


1.

Aset keuangan (lanjutan)


(iii) Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh
tempo

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
f.

Financial assets and liabilities (continued)


1.

Financial assets (continued)


(iii) Held-to-maturity financial assets

Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh


tempo adalah aset keuangan non-derivatif
dengan pembayaran dan jatuh tempo
yang tetap serta telah ditentukan dimana
manajemen Grup memiliki maksud positif
dan kemampuan untuk memiliki hingga
jatuh tempo, selain:

Held-to-maturity financial assets are nonderivative financial assets with fixed or


determinable
payments
and
fixed
maturities that the Groups management
has the positive intention and ability to
hold to maturity, other than:

a) aset keuangan Grup yang nilai


wajarnya diakui melalui laporan labarugi;
b) aset keuangan Grup yang tersedia
untuk dijual; dan
c) aset keuangan yang memenuhi
definisi sebagai pinjaman dan piutang.

a) those that the Group upon initial


recognition designates as at fair value
through profit or loss;
b) those that the Group designates as
available for sale; and
c) those that meet the definition of loans
and receivables.

Aset keuangan ini pada awalnya diakui


sebesar nilai wajar termasuk biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara
langsung dan kemudian diukur pada biaya
perolehan
diamortisasi
dengan
menerapkan metode suku bunga efektif.

These financial assets are initially


recognised at fair value including directly
attributable
transaction
costs
and
subsequently measured at amortised cost,
using the effective interest rate method.

Mereka dimasukkan di dalam aset tidak


lancar kecuali investasinya jatuh tempo
atau manajemen bermaksud untuk
melepasnya dalam waktu 12 bulan dari
akhir periode pelaporan.

They are included in non-current assets


unless the investment matures or
management intends to dispose of it within
12 months of the end of the reporting
period.

(iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual


Aset keuangan yang tersedia untuk dijual
adalah aset keuangan non-derivatif yang
dimaksudkan untuk dimiliki hingga jangka
waktu yang tak terbatas, yang dapat dijual
untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau
perubahan suku bunga, nilai tukar, atau
yang tidak diklasifikasikan sebagai
pinjaman dan piutang, aset keuangan
yang dimiliki hingga jatuh tempo atau aset
keuangan yang nilai wajarnya diakui
melalui
laporan
laba-rugi.
Mereka
dimasukkan didalam aset tidak lancar,
kecuali investasinya jatuh tempo atau
manajemen bermaksud untuk melepasnya
dalam waktu 12 bulan dari akhir periode
pelaporan.

(iv) Available-for-sale financial assets


Available-for-sale financial assets are nonderivative financial assets that are
intended to be held for an indefinite period
of time, which may be sold in response to
needs for liquidity or changes in interest
rates, exchange rates or that are not
classified as loans and receivables, heldto-maturity investments or financial assets
at fair value through profit or loss. They are
included in non-current assets, unless the
investment matures or management
intends to dispose of it within 12 months of
the end of the reporting period.

304

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/14 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


f.

Aset keuangan dan kewajiban keuangan (lanjutan)


1.

Aset keuangan (lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
f.

Financial assets and liabilities (continued)


1.

(iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual


(lanjutan)

(iv) Available-for-sale
(continued)

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual


pada awalnya diakui sebesar nilai wajar,
ditambah biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung, dan
kemudian diukur dengan nilai wajar
keuntungan dan kerugian yang diakui
pada laporan perubahan ekuitas, kecuali
untuk kerugian akibat penurunan nilai dan
keuntungan dan kerugian selisih kurs,
sampai aset keuangan tersebut tidak lagi
diakui. Jika suatu aset keuangan yang
tersedia
untuk
dijual
mengalami
penurunan
nilai,
maka
akumulasi
keuntungan
atau
kerugian
yang
sebelumnya telah diakui dalam laporan
perubahan ekuitas, akan diakui dalam
laporan laba-rugi. Namun, bunga dihitung
dengan menggunakan metode suku
bunga efektif, dan keuntungan atau
kerugian mata uang asing atas aset
moneter yang diklasifikasikan sebagai
aset tersedia untuk dijual diakui dalam
laporan laba-rugi.
2.

Kewajiban keuangan

Financial assets (continued)


financial

assets

Available-for-sale financial assets are


initially recognised at fair value, including
directly attributable transaction costs, and
measured subsequently at fair value with
gains and losses being recognised in the
statement of changes in equity, except for
impairment losses and foreign exchange
gains and losses, until the financial assets
are derecognised. If an available-for-sale
financial asset is determined to be
impaired, the cumulative gain or loss
previously recognised in the statement of
changes in equity is recognised in the
statement of income. However, interest is
calculated using the effective interest rate
method, and foreign currency gains or
losses on monetary assets classified as
available-for-sale are recognised in the
statement of income.

2.

Financial liabilities

Grup mengklasifikasikan kewajiban keuangan


dalam kategori (i) kewajiban keuangan yang
nilai wajarnya diakui melalui laporan laba-rugi
dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur pada
biaya perolehan diamortisasi. Klasifikasi ini
tergantung pada tujuan saat kewajiban
keuangan tersebut diperoleh. Manajemen
menentukan klasifikasi kewajiban keuangan
tersebut pada saat pengakuan awal.
Kewajiban keuangan tidak diakui ketika
kewajiban tersebut berakhir yaitu ketika
kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak
dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.

The Group classifies its financial liabilities into


the categories of (i) financial liabilities at fair
value through profit or loss and (ii) financial
liabilities measured at amortised cost. The
classification depends on the purpose for
which the financial liabilities were acquired.
Management determines the classification of
its financial liabilities at initial recognition. A
financial liability is derecognised when it is
extinguished, that is the obligation specified in
the contract is discharged or cancelled or
expires.

(i) Kewajiban keuangan yang nilai wajarnya


diakui melalui laporan laba-rugi

(i) Financial liabilities at fair value through


profit or loss

Kewajiban keuangan yang nilai wajarnya


diakui melalui laporan laba-rugi adalah
kewajiban keuangan yang diklasifikasikan
sebagai kewajiban yang diperdagangkan.
Sebuah
kewajiban
keuangan
diklasifikasikan sebagai kewajiban yang
diperdagangkan jika diperoleh terutama
untuk tujuan penjualan atau pembelian
kembali dalam waktu dekat dan terdapat
bukti yang menunjukkan latar belakang
untuk mengambil keuntungan jangka
pendek.

Financial liabilities at fair value through


profit or loss are financial liabilities
classified as held for trading. A financial
liability is classified as held for trading if it
is acquired principally for the purpose of
selling or repurchasing it in the near term
and for which there is evidence of a recent
actual pattern of short term profit taking.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 305

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/15 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


f.

Aset keuangan dan kewajiban keuangan (lanjutan)


2.

3.

Kewajiban keuangan (lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
f.

Financial assets and liabilities (continued)


2.

Financial liabilities (continued)

(i) Kewajiban keuangan yang nilai wajarnya


diakui melalui laporan laba-rugi (lanjutan)

(i) Financial liabilities at fair value through


profit or loss (continued)

Kewajiban keuangan yang diukur pada


nilai wajar melalui laporan laba-rugi, pada
awalnya diakui sebesar nilai wajar dan
kemudian diukur pada nilai wajarnya,
dimana keuntungan atau kerugiannya
diakui dalam laporan laba-rugi.

Financial liabilities carried at fair value


through profit or loss are initially
recognised at fair value and subsequently
carried at fair value, with gains and losses
recognised in the statement of income.

(ii) Kewajiban keuangan yang diukur pada


biaya perolehan diamortisasi

(ii) Financial liabilities measured at amortised


cost

Kewajiban
keuangan
yang
tidak
diklasifikasikan
sebagai
kewajiban
keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba-rugi, pada awalnya
diakui sebesar nilai wajar, termasuk biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara
langsung. Setelah pengakuan awal,
kewajiban keuangan tersebut diukur pada
biaya perolehan yang diamortisasi,
dengan menggunakan metode suku
bunga efektif. Mereka dimasukkan di
dalam kewajiban lancar kecuali untuk
yang jatuh temponya lebih dari 12 bulan
setelah
akhir
periode
pelaporan.
Kewajiban keuangan ini diklasifikasikan
sebagai kewajiban tidak lancar.

Financial liabilities that are not classified


as financial liabilities carried at fair value
through profit or loss are initially
recognised at fair value, including directly
attributable
transaction
costs.
Subsequently, the financial liabilities are
carried at amortised cost using the
effective interest method. They are
included in current liabilities, except for
maturities more than 12 months after the
end of reporting period. These are
classified as non-current liabilities.

Keuntungan dan kerugian diakui dalam


laporan
laba-rugi
ketika
kewajiban
keuangan
tersebut
dihentikan
pengakuannya
atau
mengalami
penurunan nilai, dan melalui proses
amortisasi.

Gains and losses are recognised in the


statement of income when the financial
liabilities are derecognised or impaired, as
well as through the amortisation process.

Estimasi nilai wajar

3.

Fair value estimation

Grup menggunakan beberapa teknik penilaian


yang digunakan secara umum untuk
menentukan nilai wajar dari instrumen
keuangan dengan tingkat kompleksitas yang
rendah. Input yang digunakan dalam teknik
penilaian untuk instrumen keuangan di atas
adalah data pasar yang dapat diobservasi.

The Group uses widely recognised valuation


models for determining fair values of nonstandardised financial instruments of lower
complexity. For these financial instruments,
inputs into models are generally market
observable.

Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak


diperdagangkan di pasar aktif ditentukan
dengan menggunakan teknik penilaian. Grup
menggunakan metode diskonto arus kas
dengan menggunakan asumsi-asumsi yang
didasarkan pada kondisi pasar pada tanggal
neraca yang kemudian digunakan untuk
menentukan nilai wajar dari instrumen
keuangan.

The fair value of financial instruments that are


not traded in active markets are determined by
using valuation techniques. The Group uses
discounted cashflow methods and makes
assumptions that are based on market
conditions existing at each balance sheet date
which are used to determine fair value for the
financial instruments.

306

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/16 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


g.

Penurunan nilai dari aset keuangan


(i)

Aset yang dicatat


perolehan diamortisasi

berdasarkan

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
g.

biaya

Impairment of financial assets


(i)

Assets carried at amortised cost

Pada
setiap
tanggal
neraca
Grup
mengevaluasi apakah terdapat bukti yang
objektif bahwa aset keuangan atau kelompok
aset keuangan mengalami penurunan nilai.
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan
diturunkan nilainya dan kerugian penurunan
nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat
bukti yang objektif mengenai penurunan nilai
tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih
peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal
aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan
peristiwa yang merugikan tersebut berdampak
pada estimasi arus kas masa depan atas aset
keuangan atau kelompok aset keuangan yang
dapat diestimasi secara andal.

The Group assesses at the balance sheet date


whether there is objective evidence that a
financial asset or group of financial assets is
impaired. A financial asset or a group of
financial assets is impaired and impairment
losses are incurred only if there is objective
evidence of impairment as a result of one or
more events that occurred after the initial
recognition of the asset (a loss event) and
that loss event (or events) has an impact on
the estimated future cash flows of the financial
asset or group of financial assets that can be
reliably estimated.

Kriteria
yang
Grup
gunakan
untuk
menentukan bahwa ada bukti objektif dari
suatu penurunan nilai meliputi:

The criteria that the Group uses to determine


that there is objective evidence of an
impairment loss include:

kesulitan keuangan signifikan yang


dialami penerbit atau pihak peminjam;
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya
wanprestasi atau tunggakan pembayaran
pokok atau bunga;
pihak pemberi pinjaman, dengan alasan
ekonomi atau hukum sehubungan dengan
kesulitan keuangan yang dialami pihak
peminjam, memberikan keringanan pada
pihak peminjam yang tidak mungkin
diberikan jika pihak peminjam tidak
mengalami kesulitan tersebut;
terdapat kemungkinan bahwa pihak
peminjam akan dinyatakan pailit atau
melakukan
reorganisasi
keuangan
lainnya;
hilangnya pasar aktif dari aset keuangan
akibat kesulitan keuangan; atau

data
yang
dapat
diobservasi
mengindikasikan adanya penurunan yang
dapat diukur atas estimasi arus kas masa
depan dari kelompok aset keuangan sejak
pengakuan awal aset dimaksud, meskipun
penurunannya belum dapat diidentifikasi
terhadap aset keuangan secara individual
dalam kelompok aset tersebut, termasuk:
memburuknya status pembayaran
pihak peminjam dalam kelompok
tersebut; dan
kondisi ekonomi nasional atau lokal
yang berkorelasi dengan wanprestasi
atas aset dalam kelompok tersebut.

significant financial difficulty of the issuer


or obligor;
a breach of contract, such as a default or
delinquency in interest or principal
payments;
the lenders, for economic or legal reasons
relating to the borrowers financial
difficulty, granting to the borrower a
concession that the lender would not
otherwise consider;

it becomes probable that the borrower will


enter bankruptcy or other financial
reorganisation;

the disappearance of an active market for


that financial asset because of financial
difficulties; or
observable data indicating that there is a
measurable decrease in the estimated
future cash flows from a portfolio of
financial assets since the initial recognition
of those assets, although the decrease
cannot yet be identified with the individual
financial assets in the portfolio, including:
adverse changes in the payment
status of borrowers in the portfolio; and
national or local economic conditions
that correlate with defaults on the
assets in the portfolio.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 307

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/17 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


g.

Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)


(i)

(ii)

Aset yang dicatat berdasarkan


perolehan diamortisasi (lanjutan)

biaya

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
g.

Impairment of financial assets (continued)


(i)

Assets carried at amortised cost (continued)

Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian


penurunan niIai telah terjadi, maka jumlah
kerugian tersebut diukur sebagai selisih nilai
tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus
kas masa depan (tidak termasuk kerugian
kredit di masa depan yang belum terjadi) yang
didiskonto menggunakan suku bunga efektif
awal dari aset tersebut. Nilai tercatat aset
tersebut dikurangi, baik secara langsung
maupun menggunakan pos cadangan. Jumlah
kerugian yang terjadi diakui pada laporan
laba-rugi.

If there is an objective evidence that


impairment loss has been incurred, the
amount of the loss is measured as the
difference between the assets carrying
amount and the present value of estimated
future cash flows (excluding future credit
losses that have not been incurred) discounted
at the financial assets original effective
interest rate. The assets carrying amount is
reduced either directly or through use of an
allowance account. The amount of the loss is
recognised in the statement of income.

Jika, pada periode berikutnya, jumlah


kerugian penurunan nilai berkurang dan
pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara
objektif pada peristiwa yang terjadi setelah
penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya
peringkat kredit debitur), maka kerugian
penurunan nilai yang sebelumnya diakui
harus dipulihkan, baik secara langsung, atau
dengan
menyesuaikan
pos
cadangan.
Pemulihan
tersebut
tidak
boleh
mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan
melebihi
biaya
perolehan
diamortisasi
sebelum adanya pengakuan penurunan nilai
pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah
pemulihan aset keuangan diakui pada laporan
laba-rugi.

If, in a subsequent period, the amount of the


impairment loss decreases and the decrease
can be related objectively to an event
occurring after the impairment was recognised
(such as an improvement in the debtors credit
rating), the previously recognised impairment
loss shall be reversed either directly or by
adjusting an allowance account. The reversal
shall not result in a carrying amount of the
financial asset that exceeds what the
amortised cost would have been had the
impairment not been recognised at the date
the impairment reversed. The reversal amount
shall be recognised in the statement of
income.

Aset yang tersedia untuk dijual

(ii)

Assets classified as available for sale

Ketika penurunan nilai wajar atas aset


keuangan
yang
diklasifikasikan
dalam
kelompok tersedia untuk dijual telah diakui
secara langsung dalam ekuitas dan terdapat
bukti objektif bahwa aset tersebut mengalami
penurunan nilai, maka kerugian kumulatif
yang sebelumnya diakui secara langsung
dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas
dan diakui pada laporan laba-rugi meskipun
aset keuangan tersebut belum dihentikan
pengakuannya. Jumlah kerugian kumulatif
yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada
laporan laba-rugi merupakan selisih antara
biaya perolehan dengan nilai wajar kini,
dikurangi kerugian penurunan nilai aset
keuangan yang sebelumnya telah diakui pada
laporan laba-rugi.

When a decline in the fair value of an available


for sale financial asset has been recognised
directly in equity and there is objective
evidence that the asset is impaired, the
cumulative loss that had been recognised in
equity shall be reclassified from equity to profit
or loss even though the financial asset has not
been derecognised. The amount of the
cumulative loss is measured as the difference
between the acquisition cost and the current
fair value, less any impairment loss on that
financial asset previously recognised in the
statement of income.

Kerugian penurunan nilai yang diakui pada


laporan laba-rugi atas investasi instrumen
ekuitas
yang
diklasifikasikan
sebagai
instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual
tidak boleh dipulihkan melalui laporan labarugi.

The impairment losses recognised in the


statement of income for an investment in an
equity instrument classified as available for
sale shall not be reversed through profit and
loss.

308

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/18 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


g.

Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)


(ii)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
g.

Aset yang tersedia untuk dijual (lanjutan)

Impairment of financial assets (continued)


(ii)

Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar


instrumen utang yang diklasifikasikan dalam
kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan
peningkatan tersebut dapat secara objektif
dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi
setelah pengakuan kerugian penurunan nilai
pada laporan laba-rugi, maka kerugian
penurunan nilai tersebut harus dipulihkan
melalui laporan laba-rugi.
h.

i.

Investasi pada perusahaan asosiasi

Assets classified
(continued)

as

available

for

sale

If, in a subsequent period, the fair value of a


debt instrument classified as available-for-sale
increases and the increase can be objectively
related to an event occurring after the
impairment loss was recognised in the
statement of income, the impairment loss is
reversed through the separate income
statement.
h.

Investments in associated companies

Investasi pada perusahaan dimana Perusahaan


memiliki paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari
50% hak suara, atau dimana Perusahaan memiliki
pengaruh signifikan tetapi tidak mengendalikan,
dicatat berdasarkan metode ekuitas. Dengan
metode ini, biaya perolehan investasi bertambah
atau berkurang sebesar bagian pemilikan
Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan
asosiasi sejak tanggal perolehan, dan distribusi
dividen tunai.

Investments in companies of which the Company


has between 20% and 50% of the voting rights or
over which the Company has significant influence
but not control, are accounted for under the equity
method. Based on this method, the cost of the
investments is adjusted by the Companys share in
the net income or losses of the associates since the
date of acquisition and dividend distributions.

Kerugian yang melebihi nilai tercatat investasi


diakui bila Perusahaan mempunyai komitmen
untuk memberikan bantuan keuangan atau
menjamin kewajiban perusahaan asosiasi.

Losses exceeding the carrying value of the


investment are recognised if the Company has
committed to provide financial support or guarantee
the associates obligation.

Pada tanggal neraca, Perusahaan menelaah ada


atau tidaknya indikasi penurunan nilai investasi
pada perusahaan asosiasi. Bila terjadi penurunan
permanen atas nilai investasi dalam perusahaan
asosiasi, nilai tercatat dikurangkan untuk mengakui
penurunan tersebut.

At the balance sheet date, the Company undertakes


a review to determine whether there is any
indication of impairment in investment in associates.
If there has been a permanent decline in the value
of an invesment in an associate the carrying value is
written down to recognise the decline.

Transaksi dengan
hubungan istimewa

pihak

yang

mempunyai

i.

Transactions with related parties

Perusahaan melakukan transaksi dengan pihakpihak yang mempunyai hubungan istimewa


sebagaimana didefinisikan dalam Pernyataan
Standar
Akuntansi
Keuangan
(PSAK)
7
Pengungkapan
Pihak-pihak
yang
Memiliki
Hubungan Istimewa. Yang termasuk dalam
hubungan istimewa antara lain, hubungan antara:

The Company enters into transactions with related


parties as defined SFAS 7 Related Party Disclosure.
A related party includes among others, a relationship
between:

(i)

(i)

(ii)

Perusahaan, pemegang saham utama dan


perusahaan lain yang berhubungan dengan
pemegang saham utama; dan
Perusahaan dan dewan komisaris, direksi dan
karyawan, termasuk hubungan keluarga dan
perkawinan.

(ii)

the Company, its major shareholders and


companies related to its major shareholders;
and
the Company and its board of commissioners,
directors and employees, including marital and
family relationships.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 309

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/19 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


i.

Transaksi dengan pihak yang


hubungan istimewa (lanjutan)

mempunyai

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
i.

Sifat dan saldo transaksi dengan pihak yang


mempunyai hubungan istimewa, baik yang berasal
maupun yang tidak berasal dari transaksi normal dan
dengan ketentuan dan syarat yang sama dengan
transaksi ke pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan
dalam laporan keuangan konsolidasian.
j.

k.

Beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan

Transactions with related parties (continued)


The nature and balances of transactions with related
parties, whether or not transacted on normal terms
and conditions similar to those with third parties, are
disclosed in the consolidated financial statements.

j.

Deferred
exploration
expenditure

and

development

Beban eksplorasi dan evaluasi diakumulasi untuk


setiap area of interest dan ditangguhkan sebagai aset
bila biaya-biaya tersebut diharapkan dapat diperoleh
kembali melalui eksploitasi atau penjualan, atau
kegiatan tersebut belum mencapai tahap yang dapat
menentukan apakah kegiatan tersebut akan dapat
menghasilkan cadangan terbukti yang secara
ekonomis dapat diperoleh serta kegiatan yang aktif
dan signifikan dalam area of interest terkait masih
berlangsung. Pengembalian beban eksplorasi dan
evaluasi yang ditangguhkan sangat tergantung pada
keberhasilan eksploitasi dan pengembangan area of
interest yang terkait.

Exploration
and
evaluation
expenditure
is
accumulated for each area of interest and deferred as
an asset when the costs are expected to be recouped
through exploitation or sale, or where activities in the
area of interest have not yet reached a stage which
permits a reasonable assessment of the existence or
otherwise of economically recoverable reserves and
active and significant operations in or in relation to the
area are continuing. Ultimate recovery of exploration
and evaluation expenditure carried forward is
dependent on successful development and
exploitation of the respective areas.

Beban pengembangan dikapitalisasi dan termasuk


dalam biaya-biaya untuk mengembangkan area of
interest sebelum dimulainya operasi dalam area of
interest terkait. Beban eksplorasi dan pengembangan
tangguhan diamortisasi dengan menggunakan
metode unit produksi yang dihitung sejak tanggal
dimulainya produksi komersial dari setiap area of
interest terkait.

Development expenditure is capitalised and


incorporates costs for developing an area of interest
prior to the commencement of operations in the
respective
area.
Deferred
exploration
and
development expenditures are amortised using the
unit-of-production method from the date of
commencement of commercial production of each
respective area of interest.

Nilai bersih tercatat beban eksplorasi dan


pengembangan untuk setiap area of interest ditelaah
secara berkala dan apabila nilai tercatat melebihi nilai
yang bisa diharapkan di masa datang, kelebihan
tersebut disisihkan atau dihapuskan pada tahun saat
ditentukan.

The net carrying value of each area of interest is


reviewed regularly and, to the extent this value
exceeds its recoverable value, that excess is provided
for or written off in the year in which this is
determined.

Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan


tambang

k.

Provision for environmental reclamation and


mine closure

Restorasi, rehabilitasi, dan biaya lingkungan hidup


lainnya yang timbul selama tahap produksi
dibebankan sebagai bagian dari biaya produksi.

Restoration, rehabilitation, and environmental


expenditure to be incurred during the production
phase of operations is charged as part of the cost of
production.

Perusahaan memiliki kewajiban tertentu untuk


restorasi dan rehabilitasi daerah pertambangan
sesudah produksi selesai. Perusahaan menghitung
besarnya kewajiban tersebut yang mencukupi untuk
memenuhi kewajiban yang timbul ketika produksi
sudah selesai. Perubahan taksiran biaya restorasi
dan lingkungan hidup yang akan terjadi dihitung
secara prospektif berdasarkan sisa umur tambang.

The Company has certain obligations to restore and


rehabilitate mining areas following the completion of
production. Such obligations are being accrued, so
that the accrual will be adequate to meet those
obligations once production from the resource is
completed. Changes in estimated restoration and
environmental costs to be incurred are accounted for
on a prospective basis over the remaining mine life.

310

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/20 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


l.

Aset tetap

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
l.

Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah


dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan alat
tambang utama yang digunakan dalam operasi
pertambangan dihitung dengan menggunakan
metode unit produksi. Alat tambang utama terdiri dari
Bucket Wheel Excavator (BWE), Conveyor System
(CS), Central Distribution Point (CDP), Spreader
dan Stacker & Reclaimer (SR). Kecuali tanah,
semua aset tetap lainnya disusutkan berdasarkan
metode garis lurus hingga mencapai nilai sisa,
selama periode yang lebih rendah antara estimasi
masa manfaat aset, umur tambang, atau masa IUP,
yang dinyatakan sebagai berikut:

Fixed assets
Fixed assets are stated at cost less accumulated
depreciation. Depreciation of the main mining
equipment used in mining operations is calculated
using the unit-of-production method. The main mining
equipment consists of Bucket Wheel Excavators
(BWE), Conveyor System (CS), Central
Distribution Point (CDP), Spreader and Stacker &
Reclaimer (SR). Other fixed assets, except land, are
depreciated using the straight-line method to their
estimated residual value over the lesser of the
estimated useful lives of the assets, the life of mine or
IUP term as follows:

Tahun/
Years
Bangunan
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Peralatan kantor dan rumah sakit

5 dan/and 20
5 sampai/to 20
4
3 sampai/to 4

Buildings
Machinery and equipment
Vehicles
Office and hospital equipment

Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui


sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai
aset yang terpisah, sebagaimana mestinya, hanya
apabila kemungkinan besar Grup akan mendapatkan
manfaat ekonomis masa depan berkenaan dengan
aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur
dengan handal. Nilai tercatat komponen yang diganti
tidak lagi diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan
dibebankan ke dalam laporan laba-rugi konsolidasian
dalam periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.

Subsequent costs are included in the assets carrying


amount or recognised as a separate asset, as
appropriate, only when it is probable that future
economic benefits associated with the item will flow to
the Group and the cost of the item can be measured
reliably. The carrying amount of the replaced part is
derecognised. All other repairs and maintenance are
charged to the consolidated statement of income
during the financial period in which they are incurred.

Apabila aset tetap tidak digunakan lagi, maka harga


perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan
dari aset tetap dan dicatat sebagai Aset
non-produktif. Nilai buku dari aset tetap yang
dipindahkan diakui sebagai beban periode berjalan.
Penghapusan dan penjualan aset tidak produktif
harus mendapat persetujuan dari pemegang saham.

When assets are retired or otherwise disposed of,


their cost and the related accumulated depreciation
are transferred from fixed assets to Non-productive
assets. The carrying value of assets transferred is
charged as an expense in the current period.
Elimination and disposal of non-productive assets are
required to be approved by shareholders.

Akumulasi biaya konstruksi bangunan dan pabrik


serta pemasangan mesin dikapitalisasi sebagai aset
dalam
penyelesaian.
Biaya-biaya
tersebut
direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat proses
konstruksi atau pemasangan selesai. Penyusutan
mulai dibebankan pada tanggal yang sama.

The accumulated costs of the construction of


buildings and plant and the installation of machinery
are capitalised as construction in progress. These
costs are reclassified to fixed asset accounts when
the construction or installation is complete.
Depreciation is charged from such date.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 311

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/21 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


l.

Aset tetap (lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
l.

Fixed assets (continued)

Biaya bunga dan biaya pinjaman lain, seperti biaya


diskonto atas pinjaman baik yang secara langsung
ataupun tidak langsung digunakan untuk mendanai
proses pembangunan aset tertentu yang memenuhi
syarat, dikapitalisasi sampai proses pembangunan
tersebut selesai. Untuk pinjaman yang dapat
diatribusi secara langsung pada suatu aset tertentu
yang memenuhi syarat, jumlah yang dikapitalisasi
adalah sebesar biaya pinjaman yang terjadi selama
tahun berjalan, dikurangi pendapatan investasi
jangka pendek dari pinjaman tersebut. Untuk
pinjaman yang tidak dapat diatribusi secara langsung
pada suatu aset tertentu yang memenuhi syarat,
jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan
dengan mengalikan tingkat kapitalisasi dengan
pengeluaran untuk aset tertentu yang memenuhi
syarat. Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata
tertimbang biaya pinjaman dibagi dengan jumlah
pinjaman dari suatu periode tertentu, tidak termasuk
pinjaman yang secara khusus digunakan untuk
perolehan aset tertentu yang memenuhi syarat.

Interest and other borrowing costs, such as discount


fees on loans either directly or indirectly used in
financing construction of a qualifying asset, are
capitalised up to the date when construction is
complete. For borrowings directly attributable to a
qualifying asset, the amount to be capitalised is
determined as the actual borrowing costs incurred
during the year, less any income earned on the
temporary investment of such borrowings. For
borrowings that are not directly attributable to a
qualifying asset, the amount to be capitalised is
determined by applying a capitalisation rate to the
amount expended on the qualifying asset. The
capitalisation rate is the weighted-average of the
borrowing costs applicable to the total borrowings
outstanding during the period, excluding borrowings
directly attributable to financing the qualifying asset
under construction.

Sewa pembiayaan

Finance leases

Apabila dalam suatu kontrak sewa porsi yang


signifikan atas risiko dan manfaat kepemilikan aset
tetap berada ditangan lessor, maka sewa tersebut
diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran
sewa operasi dibebankan ke laporan laba-rugi
konsolidasian atas dasar garis lurus selama masa
sewa.

Leases in which a significant portion of the risks and


rewards of ownership are retained by the lessor are
classified as operating leases. Payments made under
operating leases are charged to the consolidated
statements of income on a straight-line basis over the
period of the lease.

Sewa aset tetap dimana Grup memiliki secara


substansi seluruh risiko dan manfaat kepemilikan
aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.
Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa
sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar
nilai kini pembayaran sewa minimum, jika nilai kini
lebih rendah dari nilai wajar.

Leases of fixed assets where the Group has


substantially all the risks and rewards of ownership
are classified as finance leases. Finance leases are
capitalised at the leases commencement at the lower
of the fair value of the leased property and the
present value of the minimum lease payments.

Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara bagian


yang merupakan pelunasan kewajiban dan bagian
yang merupakan beban keuangan sedemikian rupa
sehingga menghasilkan tingkat suku bunga yang
konstan atas saldo pembiayaan. Unsur bunga dalam
beban keuangan dibebankan di laporan laba-rugi
konsolidasian selama masa sewa sedemikian rupa
sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga
periodik yang konstan atas saldo kewajiban setiap
periode.

Each lease payment is allocated between the liability


and finance charges so as to achieve a constant rate
of interest on the finance balance outstanding. The
interest element of the finance cost is charged to the
consolidated statement of income over the lease
period so as to produce a constant periodic rate of
interest on the remaining balance of the liability for
each period.

312

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/22 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


l.

m.

n.

o.

Aset tetap (lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
l.

Fixed assets (continued)

Sewa pembiayaan (lanjutan)

Finance leases (continued)

Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan


disusutkan dengan metode yang sama dengan
metode penyusutan aset tetap yang dimiliki sendiri.
Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa
Grup akan mendapatkan kepemilikan atas aset pada
akhir masa sewa, aset tersebut disusutkan selama
jangka waktu yang lebih pendek antara umur
manfaat aset dan masa sewa.

Fixed assets acquired under finance leases are


depreciated similarly to owned assets. If there is no
reasonable certainty that the Group will hold the
ownership by the end of the lease term, the asset is
depreciated over the shorter of the useful life of the
asset and the lease term.

Penurunan nilai dari aset non-keuangan

m.

Impairment of non-financial assets

Setiap tanggal neraca, Grup menelaah ada atau


tidaknya indikasi penurunan nilai aset.

At each balance sheet date, the Group undertakes a


review of whether there is any indication of asset
impairment or not.

Aset tetap dan aset tidak lancar lainnya, termasuk


aset tak berwujud ditelaah untuk mengetahui apakah
telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai bilamana
terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang
mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut
tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat
penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai
tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh
kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh
kembali adalah nilai yang lebih tinggi diantara harga
jual bersih dan nilai pakai aset. Dalam rangka
menguji penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga
unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.
Pemulihan penyisihan penurunan nilai diakui sebagai
pendapatan dalam periode dimana pemulihan
tersebut terjadi.

Fixed assets and other non-current assets, including


intangible assets, are reviewed for impairment
whenever events or changes in circumstances
indicate that the carrying amount may not be
recoverable. An impairment loss is recognised for the
amount by which the carrying amount of the asset
exceeds its recoverable amount, which is the higher
of an assets net selling price and value in use. For
the purpose of assessing impairment, assets are
grouped at the lowest levels for which there are
separately identifiable cash flows. Reversal of an
impairment provision is recorded as income in the
period when the reversal occurs.

Hutang usaha

n.

Trade payables

Hutang usaha adalah kewajiban untuk membayar


atas barang atau jasa yang telah diperoleh dari
pemasok dalam transaksi bisnis pada umumnya.
Hutang usaha dikelompokkan sebagai kewajiban
lancar apabila pembayaran jatuh tempo dalam waktu
satu tahun atau kurang (atau dalam siklus normal
operasi dari bisnis jika lebih lama). Jika tidak, hutang
usaha tersebut disajikan sebagai kewajiban tidak
lancar.

Trade payables are obligations to pay for goods or


services that have been acquired in the ordinary
course of business from suppliers. Trade payables
are classified as current liabilities if payment is due
within one year or less (or in the normal operating
cycle of the business if longer). If not, they are
presented as non-current liabilities.

Hutang usaha pada awalnya diakui pada nilai wajar


dan kemudian diukur pada harga perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku
bunga efektif.

Trade payables are recognised initially at fair value


and subsequently measured at amortised cost using
the effective interest method.

Properti pertambangan
Properti pertambangan dinyatakan sebesar biaya
perolehan dan merupakan penyesuaian nilai wajar
properti pertambangan pada tanggal akuisisi untuk
IPC.

o.

Mining property
Mining property is stated at cost and represents the
fair value adjustment of properties acquired at the
date of acquisition of IPC.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 313

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/23 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


o.

Properti pertambangan (lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
o.

Saldo properti pertambangan terkait dengan IPC


diamortisasi selama umur properti menggunakan
metode unit produksi dimulai dari awal operasi
komersial. Amortisasi tersebut menggunakan basis
estimasi cadangan. Perubahan dalam estimasi
cadangan dilakukan secara prospektif, dimulai sejak
awal periode terjadinya perubahan (lihat Catatan 3).
p.

q.

Pendapatan dan beban

Mining property (continued)


The mining property balance related to IPC is
amortised over the life of the property using the units
of production method from the date of the
commencement of commercial operations.
The
amortisation is based on estimated reserves.
Changes in estimated reserves are accounted for on
a prospective basis, from the beginning of the period
in which the change occurs (see Note 3).

p.

Revenue and expenses

Pendapatan berasal dari penjualan produk Grup dan


aktifitas perdagangan batubara.

Revenue represents revenue earned from the sale of


the Groups products and coal trading activities.

Penjualan dari produk diakui sebagai penghasilan


pada saat pengalihan risiko kepada pelanggan dan:

Revenue from sales of coal is recognised when there


has been a passing of risk to the customers, and:

Dipastikan manfaat ekonomis dari transaksi


penjualan akan mengalir kepada Grup;
Kuantitas serta kualitas dari produk dapat
ditentukan dengan cukup akurat;
Produk telah diserahkan kepada pelanggan
serta tidak lagi di bawah pengendalian fisik dari
Grup atau hak kepemilikannya telah diserahkan
kepada pelanggan; dan
Harga jual dapat ditentukan dengan cukup
akurat.

It is probable that economic benefits associated


with the transaction will flow to the Group;
The quantity and quality of the product can be
determined with reasonable accuracy;
The product has been dispatched to the
customer and is no longer under the physical
control of the Group or property in the product
has earlier passed to the customer; and
The selling price and related costs can be
determined with reasonable accuracy.

Beban diakui berdasarkan metode akrual. Beban


pengupasan tanah dibiayakan pada saat terjadinya.

Expenses are recognised on accruals basis. Stripping


costs are expensed as incurred.

Perpajakan

q.

Taxation

Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat


aset dan kewajiban dengan dasar pengenaan
pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan
metode liabilitas neraca (balance sheet liability
method). Tarif pajak yang berlaku saat ini atau
secara substansial telah berlaku digunakan untuk
menentukan pajak penghasilan tangguhan.

Deferred income tax is provided for using the balance


sheet liability method for all temporary differences
arising between the tax bases of assets and liabilities
and their carrying values for financial reporting
purposes. Currently enacted or substantially enacted
tax rates are used to determine deferred income tax.

Aset pajak tangguhan berasal dari manfaat pajak


masa mendatang dan saldo rugi fiskal yang dapat
dikompensasi
akan
diakui
apabila
besar
kemungkinan jumlah laba fiskal pada masa
mendatang akan memadai untuk dikompensasi
dengan manfaat pajak masa mendatang dan saldo
rugi fiskal yang dapat dipakai.

Deferred tax assets relating to future tax benefits and


the carry forward of unused tax losses are recognised
to the extent that it is probable that future taxable
profit will be available against which the future tax
benefits and unused tax losses can be utilised.

Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat


surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan
keberatan, pada saat keputusan atas keberatan
tersebut telah ditetapkan.

Amendments to taxation obligations are recorded


when an assessment is received or, if appealed
against, when the results of the appeal are
determined.

314

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/24 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


r.

Imbalan Kerja

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
r.

Employee benefits

Imbalan kerja jangka pendek

Short-term employee benefits

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat


terhutang kepada karyawan.

Short-term employee benefits are recognised when


they are accrued to the employees.

Imbalan pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya

Pension benefits and other post-employment


benefits

Perusahaan memiliki program tabungan pensiun


karyawan untuk semua karyawan tetapnya. Program
tersebut dikelola oleh perusahaan asuransi jiwa.
Kontribusi dihitung secara periodik oleh perusahaan
asuransi.
Para
karyawan
mengkontribusikan
persentase tertentu dari gaji pokok dan sisa
kontribusi ditanggung oleh Perusahaan.

The Company has a contributory employee saving


program covering all of its qualified permanent
employees. The program is managed by a life
insurance company. Contribution is computed
periodically by the insurance company whereby the
employees contribute a certain percentage of their
basic salary and the Company contributes the
balance of the required amount.

Pada tanggal 21 Oktober 2002, Perusahaan


memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan (No.
KEP-245/KM.6/2002) untuk membentuk Lembaga
(Trust) terpisah yang mengelola dana pensiun dalam
bentuk program pensiun manfaat pasti (PPMP)
bernama Dana Pensiun Bukit Asam (DPBA) , untuk
mengelola, atas nama para anggota, semua
kekayaan agar dapat memenuhi kewajiban pensiun
dari Perusahaan. Jumlah kontribusi terdiri dari
kontribusi karyawan dan Perusahaan masing-masing
dihitung sebesar 4,5% dan 21,37% dari penghasilan
dasar pensiun.

On 21 October 2002, the Company received approval


from the Ministry of Finance (No. KEP245/KM.6/2002) to establish a separate, trustee
administered pension fund as a defined benefit
retirement plan (PPMP), named Dana Pensiun Bukit
Asam (DPBA), to hold, on behalf of plan members,
assets held to satisfy the pension obligations of the
Company. Contributions consist of employees and
the Companys contributions that are computed as
4.5% and 21.37% of employees basic pension
income, respectively.

Grup harus menyediakan imbalan pensiun dengan


jumlah minimal sesuai dengan Undang-Undang
(UU) Ketenagakerjaan No. 13/2003 atau Perjanjian
Kerja Bersama (PKB), mana yang lebih tinggi.
Karena UU Ketenagakerjaan atau PKB menentukan
rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal
imbalan pensiun, pada dasarnya program pensiun
berdasarkan UU Ketenagakerjaan atau PKB adalah
program pensiun imbalan pasti.

The Group is required to provide a minimum amount


of pension benefits in accordance with Labour Law
No. 13/2003 or the Groups Collective Labour
Agreement (the CLA), whichever is higher. Since
the Labour Law and the CLA set the formula for
determining the minimum amount of benefits, in
substance pension plans under the Labour Law or the
CLA represent defined benefit plans.

Kewajiban imbalan pensiun merupakan nilai kini


kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca
dikurangi dengan nilai wajar aset program dan
penyesuaian atas keuntungan atau kerugian
aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
Kewajiban imbalan pasti dihitung sekali setahun oleh
aktuaris independen dengan menggunakan metode
projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan
pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi
arus kas keluar masa depan dengan menggunakan
tingkat bunga obligasi pemerintah (dengan
pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk
obligasi korporat berkualitas tinggi) dalam mata uang
Rupiah sesuai dengan mata uang di mana imbalan
tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka
waktu yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh
tempo
kewajiban
imbalan
pensiun
yang
bersangkutan.

The pension benefit obligation is the present value of


the defined benefit obligation at the balance sheet
date less the fair value of plan assets, together with
adjustments for unrecognised actuarial gains or
losses and past service costs. The defined benefit
obligation is calculated annually by independent
actuaries using the projected unit credit method. The
present value of the defined benefit obligation is
determined by discounting the estimated future cash
outflows using interest rates of government bonds
(considering currently there is no deep market for high
quality corporate bonds) that are denominated in
Rupiah in which the benefits will be paid and that
have terms to maturity approximating the terms to the
related pension obligation.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 315

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/25 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


r.

Imbalan Kerja (lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
r.

Employee benefits (continued)

Imbalan pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya


(lanjutan)

Pension benefits and other post-employment


benefits (continued)

Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari


penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi
aktuarial yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih
besar dari 10% dari nilai wajar aset program atau
10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti,
dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba-rugi
konsolidasian selama rata-rata sisa masa kerja yang
diharapkan dari karyawan tersebut.

Actuarial gains and losses arising from experience


adjustments and changes in actuarial assumptions in
excess of the greater of 10% of the fair value of plan
assets or 10% of the present value of the defined
benefit obligations are charged or credited to the
consolidated statements of income over the
employees expected average remaining service
lives.

Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan


laba-rugi konsolidasian, kecuali perubahan terhadap
program pensiun tersebut tergantung pada karyawan
yang masih tetap bekerja selama periode waktu
tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa
lalu akan diamortisasi secara garis lurus sepanjang
periode vesting.

Past service costs are recognised immediately in the


consolidated statements of income, unless the
changes to the pension plan are conditional on the
employees remaining in service for a specified period
of time (the vesting period). In this case, the past
service costs are amortised on a straight-line basis
over the vesting period.

Perusahaan memberikan imbalan pasca-kerja


lainnya, seperti uang penghargaan, santunan
kematian dan uang pisah. Imbalan berupa uang
penghargaan diberikan apabila karyawan bekerja
hingga mencapai usia pensiun. Santunan kematian
diberikan bila pegawai dan anggota keluarga tertentu
meninggal dunia. Nilai imbalan yang diberikan
didasari pada peraturan Perusahaan. Sedangkan
imbalan berupa uang pisah, dibayarkan kepada
karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela,
setelah memenuhi minimal masa kerja tertentu.
Imbalan ini dihitung dengan menggunakan
metodologi yang sama dengan metodologi yang
digunakan dalam perhitungan program pensiun
imbalan pasti.

The Company also provides other post-employment


benefits, such as long service reward, death
allowance and separation reward. The long service
reward vests when the employees reach their
retirement age. Death allowance is paid when the
employee or the qualified family members pass away.
The separation reward benefit is paid to employees in
the case of voluntary resignation, subject to a
minimum number of years of service. These benefits
have been accounted for using the same
methodology as for the defined benefit pension plan.

Imbalan pelayanan kesehatan pensiun

Post-retirement health care benefits

Perusahaan menyediakan imbalan kesehatan pascakerja untuk pensiunan. Hak atas imbalan ini pada
umumnya diberikan apabila karyawan bekerja
sampai usia pensiun dan memenuhi masa kerja
minimum tertentu. Prakiraan biaya imbalan ini diakru
sepanjang
masa
kerja
karyawan,
dengan
menggunakan metode akuntansi yang sama, namun
disederhanakan, dengan metode yang digunakan
dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti.
Kewajiban ini dinilai setiap tahun oleh aktuaris
independen yang memenuhi kualifikasi.

The Company provides post-retirement healthcare


benefits to their retirees. The entitlement to these
benefits is usually based on the employee remaining
in service up to retirement age and the completion of
a minimum service period. The expected costs of
these benefits are accrued over the period of
employment, using an accounting methodology
similar but simplified to that for defined benefit
pension plans. These obligations are valued annually
by independent qualified actuaries.

316

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/26 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


r.

s.

Imbalan Kerja (lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
r.

Pesangon pemutusan kontrak kerja

Termination benefits

Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui sebagai


beban ketika karyawan dihentikan sebelum usia
pensiun normal. Perusahaan mengakui pesangon
pemutusan kontrak kerja ketika Perusahaan
menunjukkan komitmennya untuk memutuskan
hubungan kerja dengan karyawan yang berdasarkan
suatu
rencana
formal
terinci
yang
kecil
kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon yang
akan dibayarkan lebih dari 12 bulan setelah tanggal
neraca didiskontokan untuk mencerminkan nilai
kininya.

Termination benefits are payable whenever an


employees employment is terminated before the
normal retirement date. The Company recognises
termination benefits when it is demonstrably
committed to terminate the employment of current
employees according to a detailed formal plan with
low possibility of withdrawal. Benefits falling due more
than 12 months after the balance sheet date are
discounted to present value.

Imbalan kerja jangka panjang lainnya

Other long-term employee benefits

Imbalan kerja jangka panjang lainnya, yang terdiri


dari penghargaan masa kerja dan imbalan masa
persiapan pensiun (MPP) diakui di neraca
konsolidasian berdasarkan nilai kini dari kewajiban
imbalan pasti. Keuntungan dan kerugian aktuarial
dan biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan
laba-rugi konsolidasian.

Other long-term employee benefits, which consist of


jubilee reward and pre-retirement period benefit
(MPP), are recognised in the consolidated balance
sheet at the present value of the defined benefit
obligation. The actuarial gains and losses and the
past service costs are recognised immediately in the
consolidated statement of income.

Pelaporan Segmen

s.

Sebuah segmen usaha adalah sekelompok aset dan


operasi yang menyediakan barang atau jasa yang
memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang
berbeda dengan segmen usaha lainnya. Sebuah
segmen geografis menyediakan barang maupun jasa
di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki
risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda
dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam
lingkungan ekonomi lain.
t.

Saham dan biaya emisi saham

Laba bersih per saham dasar


Laba bersih per saham dihitung dengan membagi
laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah
saham biasa yang beredar pada tahun yang
bersangkutan,
untuk
tahun
yang
berakhir
31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah
2.304.131.849 saham.

Segment reporting
A business segment is a group of assets and
operations engaged in providing products or services
that are subject to risks and returns that are different
from those of other business segments.
A geographical segment is engaged in providing
products or services within a particular economic
environment that are subject to risks and returns that
are different from those of segments operating in
other economic conditions.

t.

Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas. Biaya


emisi saham yaitu tambahan biaya yang langsung
terkait dengan penerbitan saham, disajikan pada
bagian ekuitas sebagai pengurang bersih setelah
dikurangi pajak, dari jumlah yang diterima.
u.

Employee benefits (continued)

Shares and share issue cost


Ordinary shares are classified as equity. Share issue
cost which is an incremental cost directly attributable
to the issue of new shares is shown in equity as
deduction, net of tax, from the proceeds.

u.

Basic earnings per share


Basic earnings per share is calculated by dividing net
income by the weighted average number of ordinary
shares outstanding during the year, which for the
years ended 31 December 2010 and 2009 was
2,304,131,849 shares.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 317

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/27 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


v.

2.

Dividen

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES


(continued)
v.

Pembagian dividen kepada pemegang saham Grup


diakui sebagai kewajiban dalam laporan keuangan
konsolidasian Grup dalam periode dimana
pembagian dividen diumumkan.
w.

3.

Dividends
Dividend distribution to the Groups shareholders is
recognised as a liability in the Groups consolidated
financial statements in the period in which the
dividends are declared.

Pinjaman

w.

Borrowings

Pinjaman diakui pada awalnya pada nilai wajar,


dikurangi dengan biaya transaksi yang terjadi.
Pinjaman kemudian dinyatakan pada biaya
perolehan diamortisasi; selisih antara hasil
perolehan (dikurangi dengan biaya transaksi) dan
nilai pelepasan diakui di dalam laporan laba-rugi
selama periode pinjaman dengan menggunakan
metode suku bunga efektif.

Borrowings are recognised initially at fair value, net


of transaction cost incurred.
Borrowings are
subsequently carried at amortised cost; any
difference between the proceeds (net of transaction
costs) and the redemption value is recognised in
the statement of income over the period of the
borrowings using the effective interest method.

Biaya-biaya yang dibayarkan untuk mendapatkan


fasilitas pinjaman diakui sebagai biaya transaksi
dari pinjaman tersebut, apabila besar kemungkinan
akan dilakukan penarikan atas sebagian atau
seluruh fasilitas tersebut. Dalam hal ini, biaya
tersebut ditangguhkan sampai dengan penarikan
dilakukan. Apabila tidak ada bukti bahwa besar
kemungkinan akan dilakukan penarikan atas
sebagian atau seluruh fasilitas tersebut, biaya
tersebut dikapitalisasi sebagai biaya dibayar di
muka untuk jasa likuiditas dan diamortisasi selama
periode dari fasilitas yang terkait.

Fees paid on the establishment of loan facilities are


recognised as transaction costs of the loan to the
extent that it is probable that some or all of the
facility will be drawn down. In this case, the fee is
deferred until the drawdown occurs. To the extent
there is no evidence that it is probable that some or
all of the facility will be drawn down, the fee is
capitalised as a prepayment for liquidity services
and amortised over the period of the facility to
which it relates.

AKUISISI

3.

Pada tanggal 19 September 2008, Perusahaan


mengakuisisi 51% kepemilikan saham IPC dengan jumlah
pembayaran sebesar USD 17,85 juta atau setara dengan
Rp 163,9 miliar dari pemegang saham lama PT Mega Raya
Kusuma (PTMRK) dan PT Rajawali Corpora (PTRC).
Perusahaan mengakui properti pertambangan setelah
mengalokasikan harga perolehan ke nilai wajar aset bersih
diperoleh setelah dikurangi alokasi goodwill negatif yang
timbul ke aset non-moneter teridentifikasi seperti dirinci di
bawah ini:
Harga perolehan
Alokasi harga perolehan:
- Aset lancar
- Aset tetap
- Properti pertambangan
- Aset tidak lancar lainnya
- Kewajiban lancar
- Kewajiban jangka panjang
- Kewajiban pajak tangguhan
- Hak minoritas
- Goodwill negatif yang dialokasikan
ke aset non-moneter teridentifikasi

ACQUISITION
On 19 September 2008, the Company acquired 51% of the
shares of IPC with the total consideration paid of USD 17.85
million or equivalent to Rp 163.9 billion from the previous
shareholders PT Mega Raya Kusuma (PTMRK) and
PT Rajawali Corpora (PTRC). The Company recognised
mining property after purchase price allocation to the fair
value of net assets acquired net of negative goodwill
allocation to the identifiable non-monetary assets as detailed
below:

163,934
375
83,198
199,063
47,856
(163)
(9,401)
(49,766)
(59,714)
(47,514)
163,934

Purchase consideration
Purchase price allocation:
Current assets Fixed assets Mining property Other non-current assets Current liabilities Non-current liabilities Deferred tax liabilities Minority interest Negative goodwill allocated to the identifiable non-monetary assets

318

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/28 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
4.

KAS DAN SETARA KAS

4.

Kas dan setara kas terdiri dari:

Cash and cash equivalents consist of the following:


2009

2010
Kas
Kas di bank
Rupiah
Pihak ketiga
- Standard Chartered Bank
- Citibank
- PT Bank Permata Tbk
- Deutsche Bank AG
- PT CIMB Niaga Tbk
- PT Bank Mega Tbk
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
- PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
- PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk
- Bank Pembangunan Daerah
Kalimantan Timur
Dolar Amerika Serikat
Pihak ketiga
- Standard Chartered Bank
- Deutsche Bank AG
- PT Bank Permata Tbk
- Citibank
- PT Bank Mega Tbk

CASH AND CASH EQUIVALENTS

189

14,642
843
473
217
57
-

144

Cash on hand

1,636
45
1,834
235
673
74

Cash in banks
Rupiah
Third parties
Standard Chartered Bank Citibank PT Bank Permata Tbk Deutsche Bank AG PT CIMB Niaga Tbk PT Bank Mega Tbk -

25,212
23,490

10,454
97,328

4,695

143

65

Related parties
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero)Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur
US Dollars
Third parties
Standard Chartered Bank Deutsche Bank AG PT Bank Permata Tbk Citibank PT Bank Mega Tbk -

2,164
492
160
43
-

121
21,835
948
2,712
56

Pihak yang mempunyai


hubungan istimewa
- PT Bank Mandiri (Persero)Tbk
- PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk

20,410

11,717

45

2,406

Related parties
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Jumlah kas di bank

93,008

152,217

Total cash in bank

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 319

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/29 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
4.

KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)

4.
2010

Deposito berjangka
(jatuh tempo dalam jangka waktu
3 bulan)
Rupiah
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
- PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
- PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk
- PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk
- PT Bank Pembangunan Daerah
Sumatera Selatan
dan Bangka Belitung
Dolar Amerika Serikat
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
- PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
- Bank Pembangunan Daerah
Kalimantan Timur
Jumlah deposito berjangka

2009
Time deposits
(maturity within three months)
Rupiah

1,875,000
1,568,000

1,792,500
1,508,743

825,000

600,000

461,000

575,000

10,000

10,000

130,370

70,500

89,910

1,598

Related parties
PT Bank Mandiri (Persero)Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur

4,960,878

4,556,743

Total time deposit

5,054,075

4,709,104
The interest rates of the above time deposits are as
follows:

2010

2009

5.30% - 8.00%
0.12% - 2.25%

8.83% - 12.50%
4.50% - 5.00%

Lihat Catatan 29 untuk rincian saldo dan transaksi dengan


pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
5.

PIUTANG USAHA

Rupiah deposits
US Dollar deposits

Refer to Note 29 for details of related party balances and


transactions.
5.

Piutang usaha terdiri dari:

TRADE RECEIVABLES
Trade receivables consist of:

2010
Pihak ketiga
Rupiah
- PT Dayaindo Resources
International
- PT Risna Karya Wardhana
- PT Titian Bina Kenari
- PT Mari Bersama Maju
- PT Masa Jaya Perkasa
- PT Artha Aneka Samudera
- Lain-lain (masing-masing di bawah
5.000)

Related parties
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero)Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan
dan Bangka Belitung
US Dollars

Suku bunga deposito berjangka di atas adalah:

Deposito Rupiah
Deposito Dolar Amerika Serikat

CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)

2009

23,584
15,693
15,602
13,999
13,934
6,001

44,074
13,999
21,801

Third Parties
Rupiah
PT Dayaindo Resources International
PT Risna Karya Wardhana PT Titian Bina Kenari PT Mari Bersama Maju PT Masa Jaya Perkasa PT Artha Aneka Samudera -

45,412

58,557

Others (each below 5,000) -

320

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/30 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
5.

PIUTANG USAHA

5.

Piutang usaha terdiri dari:

Trade receivables consist of:


2010

Pihak ketiga
Dolar Amerika Serikat
- Idemitsu Kosan, Co Ltd
- Chaozhou City Yatai Energy
Co. Ltd.
- Gold Manor International Ltd.
- Sojitz Corp.
- Aempire Resources
- Queda Corporation
- Lianex Corporation
- Nomura Trading
- PT Oorja Indo KGS
- FDK Resources
- Nissho Iwai Co.
- Dragon Energi
- PT Okyloe Indonesia
- PT Tiga Lentera Abadi
- PT Sinar Bentala Abadi
- PT Titian Bina Kenari
- Lainnya (masing-masing
di bawah 5.000)

Dikurangi: Penyisihan
penurunan nilai
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
Rupiah
- PT Indonesia Power
- PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero)
- PT Semen Padang
- PT Semen Baturaja
Dolar Amerika Serikat
- PT Timah (Persero) Tbk

Jumlah piutang usaha

TRADE RECEIVABLES

2009

60,537

22,740

47,411
43,647
28,839
28,430
20,678
14,962
14,933
8,618
5,251
-

44,086
4,338
44,759
39,610
31,309
25,833
21,598
21,405
15,406

Third Parties
US Dollars
Idemitsu Kosan, Co Ltd Chaozhou City Yatai Energy Co. Ltd.
Gold Manor International Ltd. Sojitz Corp. Aempire Resources Queda Corporation Lianex Corporation Nomura Trading PT Oorja Indo KGS FDK Resources Nissho Iwai Co. Dragon Energi PT Okyloe Indonesia PT Tiga Lentera Abadi PT Sinar Bentala Abadi PT Titian Bina Kenari -

12,472

80,353

Others (each below 5,000) -

420,003

489,868

(37,083)

(48,138)

382,920

441,730

Less: Provision for


impairment

385,636

939,675

185,685
25,156
11,981

108,971
9,678

Related parties
Rupiah
PT Indonesia Power PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
PT Semen Padang PT Semen Baturaja -

5,800

5,405

US Dollars
PT Timah (Persero) Tbk -

614,258

1,063,729

997,178

1,505,459

Total trade receivables

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 321

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/31 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
5.

PIUTANG USAHA (lanjutan)

5.

Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut:

The aging analysis of trade receivables is as follows:

2010
Lancar
Jatuh tempo 1 30 hari
Jatuh tempo 30 150 hari
Jatuh tempo > 150 hari
Dikurangi:
Penyisihan penurunan nilai

2009

897,364
27,241
7,438
102,218

980,205
241,600
284,792
47,000

1,034,261

1,553,597

(37,083)

(48,138)

997,178

6.

2009

48,138
6,940

24,281
30,227

(17,995)

(6,370)

37,083

48,138

Provision for impairment


beginning
Charge to income statement this year
Proceeds from the impaired
amounts
Provision for impairment
ending

Berdasarkan hasil penelaahan dari masing-masing akun


piutang usaha pada akhir tahun, manajemen Grup
berkeyakinan bahwa nilai penyisihan penurunan nilai telah
memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak
tertagihnya piutang.

Based on a review of the status of the individual trade


receivable accounts at the end of the years, the Groups
management believes that the provision for impairment is
adequate to cover possible losses from the non-collection of
the accounts.

Lihat Catatan 29 untuk rincian saldo dan transaksi dengan


pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

See Note 29 for details of related party balances and


transactions.

ASET LANCAR LAINNYA, BERSIH

6.

Akun ini terdiri dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


dibayar di muka, kelebihan pembayaran pajak penghasilan
badan anak perusahaan tahun 2010 (lihat Catatan 15a),
biaya dibayar di muka, uang muka dan piutang nonoperasional lainnya setelah dikurangi penyisihan.
7.

Less:
Provision for impairment

Changes in the amounts of the provision for impairment are


as follows:

2010

Penyisihan penurunan nilai


akhir

Current
Overdue 1 30 days
Overdue 30 150 days
Overdue > 150 days

1,505,459

Perubahan penyisihan penurunan nilai adalah sebagai


berikut:

Penyisihan penurunan nilai


awal
Dibebankan ke laba-rugi tahun ini
Penerimaan kembali atas piutang
yang telah diturunkan nilainya

TRADE RECEIVABLES (continued)

PERSEDIAAN

Dikurangi:
Penyisihan persediaan usang

INVENTORIES
Inventories consist of the following:

2010
Persediaan batubara
Perlengkapan dan suku cadang

This account consists of prepaid Value Added Tax (VAT),


overpayment of 2010 corporate income tax of the subsidiary
(see Note 15a), prepaid expenses, advances and nonoperational receivables, net of provision.

7.

Persediaan terdiri dari:

OTHER CURRENT ASSETS, NET

2009

298,831
168,071

278,968
156,823

466,902

435,791

(43,224)

(25,890)

423,678

409,901

Coal inventories
Materials and spare parts
Less:
Provision for obsolete inventories

322

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/32 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
7.

PERSEDIAAN (lanjutan)

7.

Mutasi penyisihan untuk persediaan usang adalah sebagai


berikut:

Movement in provision for obsolete inventory is as follows:

2010

8.

INVENTORIES (continued)

2009

Saldo awal
Perubahan selama tahun berjalan:
Penyisihan persediaan usang

25,890

24,221

17,334

1,669

Beginning balance
Movement during the year:
Provision for obsolete inventories

Saldo akhir

43,224

25,890

Ending balances

Persediaan batubara dalam perjalanan, yang masih


merupakan tanggung jawab Perusahaan dari Pelabuhan
Tarahan dan Dermaga Kertapati ke Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) Suralaya maupun dari pelabuhan dan
ke dermaga lainnya, untuk periode 15 Desember 2008
sampai dengan 15 Desember 2011 telah diasuransikan
pada PT Tugu Pratama Indonesia dengan nilai
pertanggungan sebesar Rp 3,6 triliun dengan total klaim
setinggi-tingginya sebesar US$ 3 juta untuk setiap
pengiriman batubara.

Coal inventories in transit under the Companys


responsibility from Tarahan and Kertapati ports to Steam
Generated Power Plant (PLTU) Suralaya and from and to
other
loading
areas
for
the
period
15 December 2008 to 15 December 2011, are covered by
insurance policies from PT Tugu Pratama Indonesia, with
the sum insured amounting to Rp 3.6 trillion with a maximum
total claim of US$ 3 million per coal shipment.

Persediaan perlengkapan dan suku cadang


ditempatkan di gudang telah diasuransikan pada PT
Pratama Indonesia dalam bentuk asuransi All
bersama-sama dengan aset tetap tertentu.
pertanggungan persediaan adalah sebesar Rp 91
(lihat Catatan 11).

yang
Tugu
Risk
Nilai
miliar

Materials and spare parts stored in the warehouse are


covered under All Risk insurance together with certain fixed
assets from PT Tugu Pratama Indonesia. The sum insured
for inventory is Rp 91 billion (See Note 11).

Manajemen berkeyakinan bahwa asuransi telah memadai


untuk menutup kemungkinan kerugian yang terjadi dari
risiko kehilangan persediaan dan risiko-risiko lain yang
berhubungan.

Management believes that the insurance is adequate to


cover possible losses arising from inventories losses and
related risks.

ASET KEUANGAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL

8.

Berikut adalah mutasi aset keuangan yang tersedia untuk


dijual pada Perusahaan:
2010
Saldo awal
Tambahan:
Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
Keuntungan yang belum direalisasi
dari aset yang tersedia
untuk dijual
Saldo akhir

AVAILABLE FOR SALE FINANCIAL ASSETS


Below is the movement of available for sale financial assets
of the Company
2009

70,000

1,422

Unrealised gain from available


for sale financial asset

71,422

Ending balance

Manajemen berniat untuk menjual aset keuangan yang


tersedia untuk dijual di periode mendatang bila harganya
menguntungkan.

Beginning balance
Addition:
Indonesian Retail Obligation (ORI)

Management plans to sell the available for sale financial


assets in the coming period, when the price is favourable.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 323

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/33 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
9.

INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI

9.

PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI)

PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI)

Akun ini terdiri dari investasi pada BPI dengan persentase


kepemilikan masing-masing 59,75% dan 41% pada tahun
2010 dan 2009.

This account consists of investment in BPI with the


ownership of 59.75% and 41% in 2010 and 2009
respectively.

Tambahan setoran modal saham yang dilakukan


Perusahaan pada tahun 2008 telah disahkan melalui akte
notaris Renny Astuti, S.H. No. 34 tanggal 8 Maret 2010. Hal
ini menyebabkan persentase kepemilikan Perusahaan
berubah menjadi 59,75%. Namun, perubahan persentase
kepemilikan Perusahaan tidak disertai dengan adanya
pengendalian terhadap BPI sehingga Perusahaan masih
memperlakukan BPI sebagai perusahaan asosiasi.

The additional paid in capital in 2008 has been approved


through Renny Astutis Notarial Deed No. 34 dated 8 March
2010. Hence, the Companys ownership changed to
59.75%. However, change in ownership was not followed by
control over BPI. Therefore, the Company still considers BPI
as an associated company.

Berikut adalah mutasi investasi pada BPI :

Below is the movement of investment in BPI:


2010

Saldo awal
Tambahan setoran modal
Bagian rugi bersih

2009

121,710
145,410
(5,565)

125,062
(3,352)

261,555

121,710

PT Transpacific Railway Infrastructure (TRI)

Beginning balance
Additional paid-in capital
Equity in net loss

PT Transpacific Railway Infrastructure (TRI)

Pada tanggal 5 Agustus 2008, Perusahaan melakukan


investasi untuk memperoleh 10% kepemilikan atas saham
TRI dengan jumlah modal disetor sebesar Rp 910 juta.

On 5 August 2008, the Company made an investment to


obtain 10% ownership of TRI with total paid in capital of Rp
910 million.

Berikut adalah mutasi investasi pada TRI :

Below is the movement of investment in TRI:


2010

Saldo awal
Tambahan setoran modal

2009

910
4,514

910
-

5,424

910

Pada tanggal 23 April 2010, Perusahaan menyetor


tambahan setoran modal sebesar Rp 4,5 miliar. Penyetoran
tambahan setoran modal ini tidak mempengaruhi
persentase kepemilikan Perusahaan pada tanggal 31
Desember 2010.
10.

INVESTMENTS IN ASSOCIATED COMPANIES

PROPERTI PERTAMBANGAN

On 23 April 2010, the Company paid additional paid in


capital which amounted to Rp 4.5 billion. However, this
additional paid in capital did not have an impact on the
Companys percentage of ownership as at 31 December
2010.
10.

2010
Harga perolehan
Nilai tercatat saldo awal
(lihat Catatan 3)

199,063

Akumulasi amortisasi
Amortisasi

(11,521)
187,542

Properti pertambangan merupakan saldo yang timbul


karena akuisisi kepemilikan atas IPC sebagai akibat dari
penilaian wajar atas aset-aset yang diperoleh pada tanggal
akuisisi.

Beginning balance
Additional paid-in capital

MINING PROPERTIES
2009

199,063

Acquisition cost
Carrying amount - beginning balance
(refer to Note 3)

Accumulated amortisation
Amortisation

199,063
Mining properties represent the balance arising from the
acquisition of ownership in IPC, as a result of the fair
valuation of the assets acquired at the date of acquisition.

324

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/34 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
11.

ASET TETAP

11.

Aset tetap terdiri dari:

Fixed assets consist of the following:


Saldo
awal/
Beginning
balance

Harga perolehan
Tanah
Bangunan
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Peralatan kantor dan
rumah sakit
Aset tetap dalam
penyelesaian

Akumulasi
penyusutan
Bangunan
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Peralatan kantor dan
rumah sakit

Nilai buku

Mesin dan peralatan


Kendaraan
Peralatan kantor dan
rumah sakit
Aset tetap dalam
penyelesaian

Akumulasi
penyusutan
Bangunan
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Peralatan kantor dan
rumah sakit

Nilai buku

31 Desember/December 2010
Penambahan/
Additions

Pengurangan/
Disposals

Saldo
akhir/
Ending
balance

Transfer/
Transfers

80,133
278,325

613
463

(743)

51,435

80,746
329,480

945,499
20,257

4,319
-

(11,842)
(2,266)

33,507
-

971,483
17,991

56,157

2,570

(886)

57,841

120,881

516,248

1,501,252

524,213

(84,942)

(15,737)

552,187

(9,670)

743

(222,156)

(773,740)
(15,593)

(34,915)
(2,308)

12,183
2,265

(796,472)
(15,636)

(51,936)

(2,523)

(54,459)

(1,054,498)

(49,416)

15,191

(1,088,723)
921,005

446,754
31 Desember/December 2009
Penambahan/
Additions

Pengurangan/
Disposals

78,403
263,064

1,730
-

944,042
20,356

695
15

54,186

2,297

100,393

36,671

1,460,444

41,408

Transfer/
Transfers

80,133
278,325

(160)
(114)

922
-

945,499
20,257

(326)

56,157

(600)

(16,183)
-

120,881

Book value

Cost
Land
Buildings
Machinery and
equipment
Vehicles
Office and hospital
equipment
Construction
in progress

1,501,252

(203,351)

(9,878)

(213,229)

(734,669)
(13,179)

(39,231)
(2,528)

160
114

(773,740)
(15,593)

(50,082)

(2,180)

326

(51,936)

(1,001,281)

(53,817)

600

(1,054,498)

459,163

Accumulated
depreciation
Buildings
Machinery and
equipment
Vehicles
Office and hospital
equipment

Saldo
akhir/
Ending
balance

15,261

Cost
Land
Buildings
Machinery and
equipment
Vehicles
Office and hospital
equipment
Construction
in progress

2,009,728

(213,229)

Saldo
awal/
Beginning
balance
Harga perolehan
Tanah
Bangunan

FIXED ASSETS

446,754

Accumulated
depreciation
Buildings
Machinery and
equipment
Vehicles
Office and hospital
equipment

Book value

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 325

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/35 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
11.

ASET TETAP (lanjutan)

11.

Penyusutan dibebankan ke:

FIXED ASSETS (continued)


Depreciation was charged to:

2010
Harga pokok penjualan
Beban usaha
Beban eksplorasi tangguhan

2009

23,377
25,925
114

26,913
26,438
466

49,416

53,817

Cost of sales
Operating expenses
Deferred exploration expenses

Perusahaan mempunyai 95 bidang tanah (seluas


2
2.364.953 M ) dengan sertifikat Hak Guna Bangunan
dengan sisa masa manfaat antara 8 sampai dengan
24 tahun dan dapat diperpanjang.

The Company has 95 parcels of land (2,364,953 M ) with


Hak Guna Bangunan titles, which have remaining terms
ranging from eight to 24 years and are extendable upon
their expiration.

Pada tanggal 31 Desember 2010, aset tetap tertentu


termasuk alat tambang utama yang berada di Area
Pertambangan Tanjung Enim, Dermaga Kertapati,
Pelabuhan Tarahan, Dermaga Teluk Bayur, Area
Pertambangan Ombilin, dan Unit Pengusahaan Briket
telah diasuransikan pada PT Tugu Pratama Indonesia
untuk property all risks dengan jumlah pertanggungan
sebesar Rp 3,2 triliun untuk periode 30 Nopember 2010
sampai dengan 30 Nopember 2011.

As at 31 December 2010, certain fixed assets, including


the main mining equipment located in the Tanjung Enim
Mine Area, Kertapati Jetty, Tarahan Port, Teluk Bayur
Jetty, Ombilin Mine Area, and Coal Briquette Operating
Unit were insured with PT Tugu Pratama Indonesia for all
property risks with the sum insured amounting to Rp 3.2
trillion for the period from 30 November 2010 to 30
November 2011.

Manajemen berkeyakinan bahwa asuransi tersebut sudah


memadai untuk menutup kemungkinan kerugian yang
terjadi akibat risiko-risiko yang mungkin terjadi.

Management believes that the insurance coverage is


adequate to cover possible losses arising from such risks.

Aset dalam penyelesaian merupakan proyek yang masih


belum selesai pada tanggal neraca:

Construction in progress represents projects that have not


been completed at the balance sheet date:

Aset dalam
penyelesaian yang belum
selesai pada tanggal neraca/
Construction in progress as
at the balance sheet date

31 Desember/December 2010
Persentase
Penyelesaian/
Percentage
of completion

Akumulasi
biaya/
Accumulated
costs

Estimasi tanggal
penyelesaian/
Estimated
completion date

PLTU 3x10 MW Banko Barat/


PLTU 3X10 MW Banko Barat

85%

324,408

Juni/June 2011

Relokasi BWE/BWE relocation

62%

165,482

Juni/June 2011

Relokasi pabrik briket/Briquette factory


relocation

90%

31,904

Maret/March 2011

Pembebasan Lahan/Land compensation

97%

17,238

Juni/June 2011

5%-90%

13,155

Maret - Desember 2011/


March December 2011

Lain-lain (masing-masing di bawah 5% dari


nilai aset dalam penyelesaian)/Others
(each below 5% of construction
in progress)
Nilai buku/Book value

552,187

326

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/36 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
11.

ASET TETAP (lanjutan)

11.

FIXED ASSETS (continued)

31 Desember/December 2009

Aset dalam
penyelesaian yang belum
selesai pada tanggal neraca/
Construction in progress as
at the balance sheet date

Persentase
Penyelesaian/
Percentage
of completion

Akumulasi
biaya/
Accumulated
costs

Relokasi BWE/BWE relocation

21%

58,678

Juni/June 2011

Pembebasan Lahan/Land compensation

95%

16,815

Juni/June 2011

Relokasi pabrik briket/Briquette factory


relocation

27%

9,679

Maret/March 2011

PLTU 3x10 MW Banko Barat/


PLTU 3X10 MW Banko Barat

1.8%

6,874

Juni/June 2011

GOR Tanjung Enim/Sports centre


Tanjung Enim

70%

6,717

Maret/March 2010

Lapangan tenis indoor basecamp/


Tennis indoor court basecamp

95%

3,899

Maret/March 2010

Lapangan golf base


camp tahap II/ Golf course phase II

95%

3,125

Pebruari/February 2010

5%-96%

15,094

Januari - Maret 2010/


January - March 2010

Lain-lain (masing-masing di bawah 5% dari


nilai aset dalam penyelesaian)/Others
(each below 5% of construction
in progress)
Nilai buku/Book value
12.

Estimasi tanggal
penyelesaian/
Estimated
completion date

BEBAN
EKSPLORASI
TANGGUHAN

120,881
DAN

PENGEMBANGAN

Saldo awal/
Beginning
balance

12.

DEFERRED EXPLORATION
EXPENDITURE

31 Desember/December 2010
Penambahan/
Additions

IPC
- Palaran
BBK
- Bukit Kendi

DEVELOPMENT

Saldo akhir/
Ending
balance

Pelepasan/
Disposals

Area yang telah


menemukan cadangan
terbukti
Nilai perolehan
Perusahaan
- Muara Tiga Besar
- Banko Tengah
- Banko Barat
- Air Laya
- Peranap - Riau

AND

Areas with proven


reserves

(209)
(209)

52,929
9,035
13,426
169,959
2,939
248,288

35,363
40,489
15,240
91,092

34,686

131

34,817

IPC
Palaran -

9,662

9,662

BBK
Bukit Kendi -

292,636

91,223

(209)

88,292
49,524
13,426
169,959
17,970
339,171

Acquisition cost
The Company
Muara Tiga Besar Banko Tengah Banko Barat Air Laya Peranap Riau -

383,650

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 327

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/37 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
12.

BEBAN
EKSPLORASI
TANGGUHAN (lanjutan)

DAN

PENGEMBANGAN

IPC
- Palaran
BBK
- Bukit Kendi

Nilai buku bersih

DEFERRED EXPLORATION
EXPENDITURE (continued)

31 Desember/December 2010

Saldo awal/
Beginning
balance
Akumulasi amortisasi
Perusahaan
- Muara Tiga Besar
- Banko Tengah
- Banko Barat
- Air Laya
- Peranap - Riau

12.

Penambahan/
Additions

Accumulated amortisation
The Company
25,808
Muara Tiga Besar Banko Tengah Banko Barat 17,498
Air Laya Peranap - Riau 43,306
IPC
3,122
Palaran -

6,922
6,922

3,122

9,662

9,662

46,046

10,044

56,090

246,590

327,560
31 Desember/December 2009
Pemindahan/
pengurangan/
Penambahan/
Transfers/
Additions
disposals

IPC
- Palaran
BBK
- Bukit Kendi

BBK
Bukit Kendi -

Net book value

Saldo
akhir/
Ending
balance

Area yang telah


Menemukan cadangan
terbukti
Nilai perolehan
Perusahaan
- Muara Tiga Besar
- Banko Tengah
- Banko Barat
- Air Laya
- Peranap - Riau

DEVELOPMENT

Saldo akhir/
Ending
balance

Pelepasan/
Disposals

25,808
10,576
36,384

Saldo
awal/
Beginning
balance

AND

Areas with proven


reserves
Acquisition cost
The Company
Muara Tiga Besar Banko Tengah Banko Barat Air Laya Peranap - Riau -

37,994
6,551
13,426
169,959
778
228,708

14,935
2,484
2,161
19,580

52,929
9,035
13,426
169,959
2,939
248,288

31,187

3,499

34,686

IPC
Palaran -

9,662

9,662

BBK
Bukit Kendi -

269,557

23,079

292,636

328

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/38 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
12.

BEBAN
EKSPLORASI
TANGGUHAN (lanjutan)

DAN

PENGEMBANGAN

12.

DEFERRED EXPLORATION
EXPENDITURE (continued)

31 Desember/December 2009
Pemindahan/
pengurangan/
Penambahan/
Transfers/
Additions
disposals

Saldo
awal/
Beginning
balance

Accumulated amortisation

Perusahaan
- Muara Tiga Besar
- Banko Tengah
- Banko Barat
- Air Laya
- Peranap-Riau
IPC
- Palaran
BBK
- Bukit Kendi

13.

DEVELOPMENT

Saldo
akhir/
Ending
balance

Akumulasi amortisasi

Nilai buku

AND

20,837
5,920
26,757

25,808
10,576
36,384

IPC
Palaran -

9,662

9,662

BBK
Bukit Kendi -

19,289

26,757

46,046

250,268

246,590

HUTANG USAHA

13.

Hutang usaha terdiri dari:

Pihak yang mempunyai


hubungan istimewa
Rupiah
Jumlah hutang usaha

Book value

TRADE PAYABLES
Trade payables consist of the following:

2010
Pihak ketiga
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
Euro
Dolar Singapura

The Company
Muara Tiga Besar Banko Tengah Banko Barat Air Laya Peranap - Riau -

4,971
4,656
9,627

2009

69,595
370
98
-

48,297
5,408
277

70,063

53,982

3,093

4,115

73,156

58,097

Third parties
Rupiah
US Dollars
Euro
Singapore Dollars

Related parties
Rupiah
Total trade payables

Hutang usaha berasal dari pembelian barang dan jasa.

The trade payables arose from purchase of goods and


services.

Tidak terdapat hutang kepada pihak ketiga yang nilainya


memerlukan penyajian terpisah.

There are no payables to third parties which require


separate disclosure.

Semua hutang usaha berstatus lancar.

All trade payables are current.

Lihat Catatan 29 untuk rincian saldo dan transaksi pihak


yang memiliki hubungan istimewa.

Refer to Note 29 for details of related party balances and


transactions.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 329

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/39 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
14.

BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR

14.

Biaya yang masih harus dibayar terdiri dari:

ACCRUED EXPENSES
Accrued expenses consist of the following:
2009

2010
Jasa angkutan kereta api
Bonus karyawan dan tantiem
Jasa pihak ketiga
Iuran produksi
Sewa alat berat
Jasa angkutan kapal
Aset dalam penyelesaian
Jasa dermaga
Lainnya (masing-masing
di bawah Rp 20.000)

15.

185,211
125,843
125,038
65,886
47,148
43,033
34,342
22,101

111,077
165,530
97,676
173,100
58,261
65,379
27,647

99,633

90,699

748,235

789,369

PERPAJAKAN
a.

15.

Pajak dibayar di muka

TAXATION
a.

2010
Perusahaan
Pajak Pertambahan Nilai
(PPN)
Anak Perusahaan
Kelebihan pembayaran
pajak badan
- 2009
- 2008

b.

The Company
378

761

Value Added Tax (VAT)

11,422
5,254

11,549
-

Subsidiaries
Overpayment of
corporate income tax
2009 2008 -

17,054

12,310
b.

2010

Anak Perusahaan
Pajak penghasilan
Pasal 15
Pasal 21
Pasal 23/26
Pasal 29
PPN

Jumlah hutang pajak

Prepaid taxes
2009

Hutang pajak

Perusahaan
Pajak penghasilan
Pasal 21
Pasal 23/26
Pasal 25
Pasal 29
Kurang bayar
pajak badan 2009

Coal railway services


Employee bonus and tantiem
Third party services
Production fee
Heavy equipment rent
Shipping and freight
Construction in progress
Coal handling at port
Others (each below
Rp 20,000)

Taxes payable
2009

35,180
10,479
46,195
95,861

47,558
9,505
65,665
305,486

The Company
Income tax
Article 21
Article 23/26
Article 25
Article 29

8,569

Underpaid 2009 income tax

196,284

428,214

10
503
77
889
73

2,390
490
127
9

1,552

3,016

197,836

431,230

Subsidiaries
Income tax
Article 15
Article 21
Article 23/26
Article 29
VAT

Total taxes payable

330

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/40 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
15.

PERPAJAKAN (lanjutan)
c.

15.

Beban pajak penghasilan

c.

Anak Perusahaan
- Kini
- Tangguhan
Konsolidasian
- Kini
- Tangguhan

665,842
(67,412)

1,104,731
(77,072)

598,430

1,027,659

890
1,393

6,169
(1,153)

2,283

5,016

666,732
(66,019)

1,110,900
(78,225)

600,713

1,032,675

Perhitungan pajak penghasilan badan kini adalah


sebagai berikut:

Laba sebelum pajak


penghasilan konsolidasian
Dikurangi:
Laba/(rugi) sebelum pajak
penghasilan anak
perusahaan
Laba sebelum pajak
penghasilan Perusahaan
Perbedaan waktu
Penyisihan reklamasi lingkungan
dan penutupan tambang
Penyisihan imbalan kerja
Perbedaan nilai buku aset tetap
komersial dan fiskal
Amortisasi beban ekplorasi dan
pengembangan tangguhan
Penyisihan untuk aset tidak
digunakan dalam operasi
Penyisihan untuk persediaan
usang
Jumlah beda waktu
Perbedaan tetap
Beban kesejahteraan karyawan
Sumbangan
Pendapatan kena pajak final
Bagian rugi bersih dari
perusahaan asosiasi
Lain-lain

Income tax expense


2009

2010
Perusahaan
- Kini
- Tangguhan

TAXATION (continued)

2009

2,599,650

3,762,002

2,664,156

Subsidiaries
Current Deferred Consolidated
Current Deferred -

The calculation of current income tax is as follows:

2010

(64,506)

The Company
Current Deferred -

16,995
3,745,007

Consolidated profit before


income tax
Less:
Profit/(loss) before income tax
of subsidiaries
Profit before income tax
of the Company

37,459
207,771

29,796
236,603

20,649

25,439

(10,198)

15,547

Temporary differences
Provision for environmental reclamation
and mine closure
Provision for employee benefits
Difference between commercial and
tax net book value of
fixed assets
Amortisation of deferred exploration
and development expenditures

16

Provision for non-productive assets

2,447

887

Provision for obsolete inventory

258,128

308,288

Total timing differences

1,494
21,743
(292,243)

3,737
33,364
(199,903)

5,565
4,526
(258,915)

3,352
51,622
(107,828)

Permanent differences
Employee benefits in kind
Donations
Income subject to final tax
Share in net loss
of associate
Others

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 331

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/41 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
15.

PERPAJAKAN (lanjutan)
c.

15.

Beban pajak penghasilan (lanjutan)

Taksiran pendapatan kena pajak


- (Perusahaan)
Beban pajak penghasilankini (Perusahaan)
Dikurangi pembayaran pajak
dimuka (Perusahaan)
Kurang bayar pajak penghasilan
badan (Perusahaan)

TAXATION (continued)
c.

Income tax expense (continued)

2010

2009

2,663,369

3,945,467

665,842

1,104,731

(569,981)

(799,245)

95,861

305,486

Estimated taxable income


(the Company) Income tax expense - current
(the Company)
Less prepaid taxes
(the Company)
Underpayment of corporate income
tax (the Company)

Perhitungan beban pajak penghasilan kini


dilakukan berdasarkan taksiran pendapatan kena
pajak. Nilai tersebut mungkin disesuaikan ketika
SPT Tahunan disampaikan ke Direktorat Jenderal
Pajak (DJP).

Current income tax computations are based on


estimated taxable income. The amounts may be
adjusted when an annual tax return is filed with the
Directorate General of Tax (DGT).

Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan


dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum
pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku
adalah sebagai berikut:

The reconciliation between income tax expense


and the theoretical tax amount on the Companys
profit before income tax is as follows:

Laba sebelum pajak


penghasilan konsolidasian
Dikurangi:
Laba/(rugi) sebelum pajak
penghasilan anak
perusahaan
Laba sebelum pajak
penghasilan Perusahaan
Pajak dihitung pada
tarif 25% (2009: 28%)
Tambah/(kurang):
Perbedaan tetap
Beban kesejahteraan karyawan
Sumbangan
Pendapatan kena pajak final
Bagian rugi bersih dari
perusahaan asosiasi
Amortisasi properti pertambangan
Penyesuaian terkait dengan
perubahan tarif pajak
Lain-lain

Pajak penghasilan Perusahaan


Pajak penghasilan
anak perusahaan
Beban pajak penghasilan konsolidasi

2010

2009

2,599,650

3,762,002

(64,506)

16,995

2,664,156

3,745,007

666,039

1,048,602

374
5,436
(73,061)
1,391
(2,880)

1,046
9,342
(55,973)
939
-

1,131

9,249
14,454

(67,609)

(20,943)

Consolidated profit before


income tax
Less:
Profit/(loss)before income
tax of subsidiaries
Profit before income tax
of the Company
Income tax expense
calculated at 25% (2009: 28%)
Add/(less):
Permanent differences
Employee benefits in kind
Donations
Income subject to final tax
Share in net loss of associated
companies
Amortisation of mining properties
Adjustment related to
change in tax rate
Others

598,430

1,027,659

2,283

5,016

Income tax expense of


the Company
Income tax expense of
subsidiaries

600,713

1,032,675

Income tax expense - consolidated

332

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/42 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
15.

PERPAJAKAN (lanjutan)
d.

15.

Aset/(kewajiban) pajak tangguhan

d.
Dibebankan/
(dikreditkan)
pada laporan
laba-rugi
konsolidasian/
Charged/
(credited) to
consolidated
statement of
income

2009
Penyisihan reklamasi
lingkungan dan penutupan
tambang
Penyisihan untuk persediaan
usang
Penyisihan aset tidak
produktif
Perbedaan nilai buku aset
tetap komersial dan fiskal
Penyisihan penurunan nilai
piutang
Amortisasi beban ekplorasi dan
pengembangan tangguhan
Penyisihan imbalan kerja
Aset pajak tangguhan
- Perusahaan
Properti pertambangan
Aset pajak tangguhananak perusahaan
Aset pajak tangguhan,
bersih
Aset pajak tangguhan yang
tidak diakui anak
perusahaan
Aset pajak tangguhan bersih

TAXATION (continued)
Deferred tax assets/(liabilities)

2010

43,281

9,365

52,646

6,473

611

7,084

2,672

2,672

11,787

5,162

16,949

3,475

3,475

Provision for environmental


reclamation and mine
closure
Provision for obsolete
inventory
Provision for nonproductive assets
Difference between commercial and
tax net book value of fixed assets
Provision for impairment
of trade receivables
Amortisation of deferred exploration
and development expenditures
Provision for employee benefits

3,887
204,205

(2,549)
51,943

1,338
256,148

275,780
(49,766)

64,532
2,880

340,312
(46,886)

24,039

11,042

35,081

Deferred tax assets


- the Company
Mining properties
Deferred tax assets subsidiaries

250,053

78,454

328,507

Deferred tax assets, net

(12,435)

(12,435)

66,019

316,072

250,053

Unrecognised deferred
tax assets subsidiaries
Deferred tax asset - net

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 333

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/43 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
15.

PERPAJAKAN (lanjutan)
d.

15.

Aset/(kewajiban) pajak tangguhan (lanjutan)

Aset pajak tangguhan


Perusahaan
Kewajiban pajak
tangguhan - Perusahaan
Aset pajak tangguhan
anak perusahaan
Aset pajak tangguhan, bersih

e.

d.
Dibebankan/
(dikreditkan)
pada laporan
laba-rugi
konsolidasian/
Charged/
(credited) to
consolidated
statement of
income

2008
Penyisihan reklamasi
lingkungan dan
penutupan tambang
Penyisihan persediaan
usang
Penyisihan aset tidak
produktif
Perbedaan nilai buku
aset tetap komersial
dan fiskal
Penyisihan penurunan nilai
piutang
Amortisasi beban eksplorasi
dan pengembangan
tangguhan
Penyisihan imbalan kerja

TAXATION (continued)

2009

35,832

7,449

43,281

6,251

222

6,473

2,668

2,672

5,428

6,359

11,787

3,475

3,475

145,054

3,887
59,151

3,887
204,205

198,708

77,072

275,780

Provision for environmental


reclamation and
mine closure
Provision for obsolete
inventory
Provision for nonproductive assets
Difference between
commercial and tax net book
value of fixed assets
Provision for impairment
of trade receivables
Amortisation of deferred
exploration and development
expenditures
Provision for employee benefits

22,886

1,153

24,039

Deferred tax assets the Company


Deferred tax
liabilities - the Company
Deferred tax assets subsidiaries

171,828

78,225

250,053

Deferred tax assets, net

(49,766)

Administrasi

e.

Berdasarkan
peraturan
perpajakan
Indonesia,
perusahaan yang berada di dalam Grup menghitung,
menetapkan, dan membayar sendiri jumlah pajak yang
terhutang. DJP dapat menetapkan dan mengubah
kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun
sejak tanggal terhutangnya pajak, atau akhir tahun
2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang
diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahuntahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat
menetapkan dan mengubah kewajiban pajak tersebut
dalam batas waktu lima tahun sejak saat terhutangnya
pajak.
f.

Deferred tax assets/(liabilities) (continued)

Pemeriksaan pajak

(49,766)

Administration
Under the taxation laws of Indonesia, the companies
within the Group submit tax returns on the basis of
self assessment. The DGT may assess or amend
taxes within ten years of the time the tax becomes
due, or until the end of 2013, whichever is earlier.
There are new rules applicable to the fiscal year 2008
and subsequent years stipulating that the DGT may
assess or amend taxes within five years of the time
the tax becomes due.

f.

Tax Audit

Sampai dengan tanggal pelaporan keuangan


konsolidasian ini tidak ada pemeriksaan pajak yang
dilakukan oleh DJP. Pemeriksaan pajak terakhir yang
dilakukan oleh DJP untuk tahun pajak 2004.

As at the date of these consolidated financial


statements, there was no tax audit conducted by
DGT. The last tax audit was conducted for fiscal year
2004.

Sampai dengan tanggal pelaporan keuangan


konsolidasian ini, BAP dan BBK masih sedang dalam
proses pemeriksaan pajak untuk tahun 31 Desember
2009.

As at the date of the consolidated financial


statements, BAP and BBK were still in the tax audit
process for the year ended 31 December 2009.

334

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/44 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
16.

PENYISIHAN
REKLAMASI
PENUTUPAN TAMBANG

LINGKUNGAN

DAN

16.

PROVISION FOR ENVIRONMENTAL RECLAMATION


AND MINE CLOSURE

Penyisihan telah dilakukan Perusahaan atas biaya


reklamasi lingkungan dan penutupan tambang yang
berhubungan dengan reklamasi dan bagian biaya
penutupan tambang pada saat berakhirnya masa tambang.
Estimasi manajemen atas jumlah biaya restorasi,
rehabilitasi dan biaya penutupan tambang lainnya untuk
Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT) adalah sebesar
Rp 4.100 (nilai penuh) per ton batubara yang dihasilkan
untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2010
(2009: Rp 4.082 (nilai penuh)) sesuai dengan kebijakan
pada Catatan 2k.

The provision for reclamation and mine closure costs relates


to the accrued portion of the reclamation and mine closure
costs to be incurred at the end of the life of the mine.
Managements estimate of the total restoration, rehabilitation
and other mine closure costs for Unit Pertambangan
Tanjung Enim (UPT) is Rp 4,100 (full amount) per tonne of
coal produced for the period ended 31 December 2010
(2009: Rp 4,082 (full amount)) which is being accrued over
the life of the mine in accordance with the policy described in
Note 2k.

Mutasi nilai penyisihan untuk biaya restorasi dan penutupan


tambang adalah sebagai berikut:

Movements in the provision for restoration and mine closure


costs were as follows:

Nama/
Name
IUP eksploitasi/
exploitation
Airlaya
IUP eksploitasi/
exploitation
MTBU/MTBS
IUP eksploitasi/
exploitation
Banko Barat
IUP eksploitasi/
exploitation
Sawah Lunto
IUP eksploitasi/
exploitation
Bukit Kendi
IUP eksploitasi
dan produksi/
exploitation
and production
IPC

Lokasi/
Location
Tanjung Enim Sumatera Selatan/
South Sumatera
Tanjung Enim Sumatera Selatan/
South Sumatera
Tanjung Enim Sumatera Selatan/
South Sumatera
Ombilin Sumatera Barat/
West Sumatera
Tanjung Enim Sumatera Selatan/
South Sumatera
Palaran Kalimantan Timur/
East Kalimantan

Jumlah penyisihan/Total provision

Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang/


Provision for environmental reclamation and mine closure
Saldo awal
Saldo Akhir
31 Desember
31 Desember
2009/Beginning
2010/Ending
balance as at 31 Penambahan/
Pengurangan/
balance as at 31
December 2009
Addition
Deduction
December 2010

46,309

26,243

(10,761)

61,791

56,246

12,498

(1,194)

67,550

65,162

11,711

(1,280)

75,593

5,409

1,349

297

231

174,475

50,980

(356)

(13,591)

5,409
1,290

231
211,864

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 335

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/45 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
16.

PENYISIHAN REKLAMASI LINGKUNGAN DAN


PENUTUPAN TAMBANG (lanjutan)

Nama/
Name
IUP operasi
produksi/
operation
production
Airlaya
IUP operasi
produksi/
operation
production
MTBU/MTBS
IUP operasi
produksi/
operation
production
Banko Barat
IUP operasi
produksi/
operation
production
Sawah Lunto
IUP operasi
produksi/
operation
production
Bukit Kendi

Lokasi/
Location

16.

PROVISION FOR ENVIRONMENTAL RECLAMATION


AND MINE CLOSURE (continued)

Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang/


Provision for environmental reclamation and mine closure
Saldo awal
Saldo Akhir
31 Desember
31 Desember
2009/Beginning
2010/Ending
balance as at 31 Penambahan/
Pengurangan/
balance as at 31
December 2009
Addition
Deduction
December 2010

Tanjung Enim Sumatera Selatan/


South Sumatera

31,611

21,638

(6,940)

46,309

Tanjung Enim Sumatera Selatan/


South Sumatera

49,729

9,974

(3,457)

56,246

Tanjung Enim Sumatera Selatan/


South Sumatera

56,582

12,322

(3,742)

65,162

Ombilin Sumatera Barat/


West Sumatera

5,409

Tanjung Enim Sumatera Selatan/


South Sumatera

2,447

3,031

(4,129)

1,349

145,778

46,965

(18,268)

174,475

Jumlah penyisihan/Total provision


2010

5,409

2009

Saldo penyisihan awal tahun


Penyisihan pada tahun berjalan
Pengurangan provisi
Beban restorasi yang terjadi
pada tahun berjalan

174,475
50,980
-

145,778
46,965
-

(13,591)

(18,268)

Saldo penyisihan akhir tahun


Dikurangi:
Bagian kewajiban jangka
panjang yang akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun

211,864

174,475

37,521

23,209

Current maturities of long-term


liabilities

174,343

151,266

Provision for environmental reclamation


and mine closure long-term

Penyisihan reklamasi lingkungan dan


penutupan tambang jangka panjang

Manajemen berkeyakinan bahwa pencadangan yang


dilakukan telah mencukupi taksiran kewajiban yang akan
timbul pada saat realisasi penutupan tambang.

Balance at beginning of year


Provision made during the year
Reduction in provision
Restoration expenditure
during the year
Provision at the end of the year
Less:

Management believes that the provision is adequate to


cover the liability that will arise at mine closure.

336

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/46 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
17.

PENYISIHAN IMBALAN KERJA

17.

PROVISION FOR EMPLOYEE BENEFITS

2010
Kewajiban imbalan kerja
Dikurangi:
Bagian kewajiban jangka
panjang yang akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun

2009

1,028,930

816,817

69,858

57,025

Current maturities of long-term


liabilities

959,072

759,792

Employee benefits long-term

Imbalan kerja jangka panjang

Kewajiban imbalan kerja per 31 Desember 2010 dan 2009


masing-masing dihitung oleh PT Eldridge Consulting (EC)
dan PT Dayamandiri Dharmakonsolindo (DD), aktuaris
independen melalui laporannya masing-masing bertanggal
8 Pebruari 2011 dan 23 Pebruari 2010. Tabel berikut ini
merupakan ringkasan dari kewajiban, beban, dan mutasi
saldo kewajiban untuk imbalan pensiun, pasca kerja lainnya
dan imbalan jangka panjang lainnya.
Imbalan pensiun
dan pasca-kerja lainnya/
Pension and other postemployment benefits
2009
2010
Kewajiban imbalan kerja
Nilai kini kewajiban
(1,768,304)
Nilai wajar aset program
358,936
Kerugian aktuaria yang
belum diakui
588,732
Biaya jasa lalu yang
belum diakui
(12,453)
Kewajiban di neraca
konsolidasian
Beban imbalan kerja
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Hasil aset program
yang diharapkan
Kerugian/(keuntungan)
aktuaria bersih yang
diakui
Biaya jasa lalu
Jumlah
Mutasi saldo
kewajiban kerja
Awal tahun
Reklasifikasi 2009
Santunan kematian
Penghargaan purnakarya
Jumlah biaya yang
dibebankan pada
laporan laba-rugi
konsolidasian
Imbalan dan iuran
yang dibayarkan
Pengakuan kerugian
dari tahun berjalan
Akhir periode

(833,089)

588,732

65,241

(12,453)

(1,028,930)

Liability
in the consolidated
balance sheet

(728,647)

(195,841)
-

(195,841)

(88,170)
-

(88,170)

31,486
96,464

(40,004)

(24,383)

43,460
-

113,478
3,553

43,299
8,827

Net actuarial losses/


(gain) recognised
Past service cost

50,965

281,971

155,693

Total

(24,383)

(161)
8,827

88,519
3,553
111,035

(529,757)
(9,304)
(3,001)

66,494

64,614
(146,471)
(728,647)

(88,170)
-

(111,035)

(54,496)
9,304
3,001

(816,817)
-

(50,965)

(281,971)

3,364

4,986

69,858

(195,841)

(816,817)

44,772
160,172

2,612
4,893

104,728

(1,964,145)
358,936

Employee benefits
expenses
Current service cost
Interest cost
Expected return on
plan assets

10,511
8,452

(104,728)

(833,089)

2009

(170,936)

2010

Jumlah/
Total

(40,004)

(728,647)

Imbalan jangka
panjang lainnya/
Other long-term
benefits
2010
2009

728,723

(1,803,461)
280,850

28,874
91,571

170,936

The employee benefits obligation as at 31 December 2010


and 2009 was calculated by PT Eldridge Consulting (EC)
and PT Dayamandiri Dharmakonsolindo (DD) respectively,
independent actuaries with their reports dated 8 February
2011 and 23 February 2010, respectively. The following
table summarises the obligation, expenses, and movement
in the obligation for pension benefits, other postemployment benefits and other long-term benefits.

Employee benefits
obligations
(1,891,631) Present value of obligation
280,850
Fair value of plan assets
Unrecognised actuarial
728,723
losses
Unrecognised past
65,241
service cost

34,261
151,720

24,959
-

Employee benefits obligation


Less:

(88,170)

(1,028,930)

Movement in the employee


benefits obligation
(584,253)
Beginning of the year
Reclassification in 2009
Death allowance
Retirement award
Total expenses
charged to
the consolidated
(155,693)
statements of income
Benefits and
69,600
contribution paid
Recognition of
(146,471)
current year loss
(816,817)

End of the period

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 337

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/47 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
17.

PENYISIHAN IMBALAN KERJA (lanjutan)

17.

Berikut asumsi pokok aktuaria yang digunakan:

Tingkat bunga diskonto untuk jaminan


kesehatan dan manfaat pensiun
Tingkat bunga diskonto untuk
imbalan pasca kerja lainnya
Hasil aset program yang diharapkan
Kenaikan gaji masa datang
Usia rata-rata (tahun)

PROVISION FOR EMPLOYEE BENEFITS (continued)


Below are the principal actuarial assumptions used:

2010

2009

7.6% - 9.5%

11.0%

7% - 7.6%
10.0%
10.0%
46

10.0%
13.3%
10.0%
46

Discount rate for health care


benefit and retirement benefit
Discount rate for other
post-employment benefits
Expected return on plan assets
Future salary increases
Average age (years)

Kerugian aktuaria dari aset program adalah Rp 6,9 miliar


(keuntungan 2009: Rp 32,4 miliar).

The actuarial loss on plan assets was Rp 6.9 billion (gain in


2009: Rp 32.4 billion).

Imbalan kerja lainnya

Other employee benefits

a.

a.

PT Asuransi Jiwasraya (Persero)


Perusahaan melaksanakan program pensiun yang
meliputi keseluruhan karyawan yang memenuhi
persyaratan pada saat pensiun berdasarkan masa
kerja di Perusahaan dan besarnya penghasilan pada
saat karyawan yang bersangkutan pensiun. Program
ini didanai Perusahaan dan karyawan dan telah
sesuai dengan persyaratan minimal yang diatur oleh
ketentuan yang berlaku. Program ini dibayar dan
dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan dikelola
oleh PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Program
pensiun yang telah dibayar oleh Perusahaan
berjumlah sebesar Rp 3,54 miliar untuk periode
November 2010 sampai Oktober 2011 (Rp 2,96
miliar untuk periode Nopember 2009 sampai Oktober
2010).

b.

AJB Bumiputera

PT Asuransi Jiwasraya (Persero)


The Company has a pension plan which covers
substantially all employees at retirement based
primarily upon years of service with the Company and
remuneration upon retirement. The Plan is funded
through contributions made by the Company and
employees, which are sufficient to meet the minimum
requirements as set forth in applicable pension
regulations.
Pension benefits are primarily
denominated in Indonesian Rupiah and are managed
by PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Post retirement
benefits paid by the Company amounted to Rp 3.54
billion for the period November 2010 up to October
2011 (Rp 2.96 billion for the period of November 2009
up to October 2010).

b.

AJB Bumiputera

Pada tanggal 4 Juni 2003, berdasarkan Surat


Keputusan
Direksi
No.
37/SK/PTBA/2003,
Perusahaan menandatangani kontrak program
pensiun dengan Asuransi Jiwa Bersama (AJB)
Bumiputera.
Program baru ini meliputi seluruh
karyawan yang memenuhi persyaratan pada saat
pensiun berdasarkan masa kerja di Perusahaan dan
besarnya penghasilan pada saat karyawan yang
bersangkutan pensiun. Program ini didanai oleh
Perusahaan dan karyawan dengan kontribusi
karyawan sebesar 2% dari gaji dasar asuransi.

On 4 June 2003, based on Director Decision Letter


No. 37/SK/PTBA/2003, the Company signed a
pension fund agreement with AJB Bumiputera. The
new program covers substantially all employees at
retirement based primarily upon years of service with
the Company and remuneration upon retirement.
The Plan is funded through contributions made by the
Company and employees.
The employees
contibution is 2% from insurance base salary.

Pada tanggal 25 Maret 2003, Presiden Republik


Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang
Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU No. 13/2003).
Perusahaan telah memperhitungkan pengaruh dari
penerapan Undang-Undang ini dalam Perjanjian
Kerja Bersama yang disahkan pada 12 September
2003.

On 25 March 2003, the President of the Republic of


Indonesia approved the implementation of Labour
Law No.13/2003 (UU No.13/2003). The Company
has included the impact of this new law in the
Collective Labour Agreement which was approved on
12 September 2003.

Manajemen berkeyakinan bahwa manfaat yang


diberikan kepada karyawan yang memenuhi
persyaratan telah sesuai dengan ketentuan UU
No. 13/2003.

Management believes that benefits offerred to its


qualified employees are in accordance with UU
No. 13/2003.

338

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/48 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
18.

PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK

18.

SHORT-TERM BANK LOAN

IPC

IPC

Fasilitas kredit Bank Permata

Credit Facility Bank Permata

Pada tanggal 14 Oktober 2009, IPC melakukan perjanjian


fasilitas kredit dengan Bank Permata (Bank). Selama
tahun 2010, perjanjian ini telah mengalami beberapa
perubahan. Perubahan terakhir adalah pada tanggal 15
Nopember 2010. Fasilitas kredit yang dimiliki IPC sampai
dengan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

On 14 October 2009, IPC entered into a credit facility


agreement with Bank Permata (Bank). In 2010, this
agreement was amended several times. The last
amendment was on 15 November 2010. IPCs credit
facilities as at 31 December 2010 were as follows:

Jenis fasilitas/Type of facility

Batas/Limit

Jumlah yang telah


dipakai/Outstanding

Rp 20 miliar/billion

Nihil/Nil

Rp 15 miliar/billion

Nihil/Nil

AS$/US$5.5
juta/million

AS$/US$0.3 juta/million
atau/or
Rp 2.7miliar/billion

Rp 25 miliar/billion

Rp 7.5 miliar/billion

Rp 10 miliar/billion

Nihil/Nil

Term Loan I
Untuk membiayai investasi yang telah dilakukan IPC dengan tingkat
bunga 11,75% per tahun dengan jangka waku 54 bulan dari tanggal 14
Oktober 2009/to finance investment already spent by the IPC with an
interest rate of 11.75% per annum for a period of 54 months from 14
October 2009.
Term Loan II
Untuk membiayai pembayaran sewa atas infrastruktur dengan tingkat
bunga 11,75% per tahun dengan jangka waktu 54 bulan dari tanggal 14
Oktober 2009/to finance rent of infrastructure with an interest rate of
11.75% per annum for a period of 54 months from 14 October 2009.
Post Import Financing and or Letter of credit and or Pre- shipment
Financing and or Credit Bills Negotiated - Discrepancy (CBN-D)
Untuk membiayai pembelian bahan baku dengan tingkat bunga 5 ,75%
per tahun dengan jangka waktu sampai dengan 14 Desember 2010,
fasilitas ini juga dapat digunakan untuk fasilitas Letter of Credit dengan
tingkat bunga 5% per tahun, Pre-Shipment Financing dengan tingkat
bunga 5,75% per tahun, dan Credit Bills Negotiated-Discrepancy
dengan tingkat bunga 5,5% per tahun. Sampai pada tanggal pelaporan,
fasilitas ini masih dalam proses perpanjangan/to finance purchase of
raw materials with an interest rate of 5.75% per annum for a period until
14 December 2010. This facility also can be used for a Letter of Credit
facility with an interest rate of 5% per annum, for Pre-Shipment
Financing with an interest rate of 5.75% per annum, and for Credit Bills
Negotiated-Discrepancy with an interest rate of 5.5% per annum. As at
the date of completion of these consolidated financial statements, this
facility was still in the process of extension.
Revolving credit facility
Untuk mendukung kebutuhan modal kerja IPC dengan tingkat bunga
11,75% per tahun/to finance the IPCs working capital needs with an
interest rate of 11.75% per annum.
Overdraft facility
Untuk menunjang modal kerja IPC dengan tingkat bun ga 12% per
tahun dengan jangka waktu sampai dengan 14 Desember 2010.
Sampai pada tanggal pelaporan, fasilitas ini masih dalam proses
perpanjangan/to support IPCs working capital with an interest rate of
12% per annum for a period untul 14 December 2010. As at the date of
completion of these consolidated financial statements, this facility was
still in the process of extension.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 339

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/49 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
18.

PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK (lanjutan)


Sehubungan dengan perjanjian
memberikan jaminan berupa:
-

19.

tersebut,

18.

IPC

wajib

SHORT-TERM BANK LOAN (continued)


Based on the agreement, IPC is required to provide
collateral as follows:

Gadai saham atas saham milik induk perusahaan


yang ada di IPC sebanyak 62.580 saham (nilai penuh)
dengan nilai nominal per saham Rp 1.000.000 (nilai
penuh).
Gadai saham atas saham milik PT Mega Raya
Kusuma yang ada di IPC sebanyak 60.126 saham
(nilai penuh) dengan nilai nominal per saham Rp
1.000.000 (nilai penuh).
Fidusia atas persediaan dengan nilai penjaminan
sebesar Rp 27,15 miliar.
Fidusia atas piutang dagang dengan nilai penjaminan
sebesar Rp 82,45 miliar.
Surat kuasa blokir untuk rekening escrow dan rekening
Bank.
Jaminan lain dalam bentuk dan jumlah yang dapat
diterima oleh Bank.

Shares of the parent company in IPC of 62,580


shares (full amount) with par value per share of Rp
1,000,000 (full amount).

Shares of PT Mega Raya Kusuma in IPC of 60,216


shares (full amount) with par value per share of Rp
1,000,000 (full amount).

Charge over of inventory amounting to Rp 27.15


billion.
Charge over of trade receivables amounting to Rp
82.45 billion.
Power of attorney letter for blocking IPCs escrow and
operational account.
Other guarantee in form and amount that can be
accepted by the Bank.

Sampai dengan 31 Desember 2010, IPC telah menarik Rp


31 miliar dari fasilitas kredit revolving yang tersedia dan
telah membayar kembali sebesar Rp 23,5 miliar 2010.
Selain itu, IPC juga memiliki saldo pinjaman Pre-shipment
financing sebesar Rp 2,7 miliar pada 31 Desember 2010.

As at 31 December 2010, IPC had made withdrawals


amounting to Rp 31 billion from the revolving credit facility
and had made repayments of Rp 23.5 billion in 2010. IPC
also had a balance of Pre-shipment financing loan of Rp 2.7
billion at 31 December 2010.

BAP

BAP

Pada tanggal 20 Oktober 2010, BAP menandatangani


perjanjian fasilitas kredit sebesar Rp 18 miliar dengan PT
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk untuk memenuhi
modal kerjanya. Sampai dengan 31 Desember 2010, BAP
telah menggunakan fasilitas tersebut sebesar Rp 3 miliar.

On 20 October 2010, BAP entered into a credit facility


agreement amounting to Rp 18 billion with PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk for its working capital. As at 31
December 2010, BAP had used Rp 3 billion of this facility.

HAK MINORITAS
a.

19.

Hak kepemilikan minoritas atas kekayaan bersih


anak perusahaan
2010
BBK
Persentase kepemilikan 25%
Nilai tercatat - awal
Bagian (rugi)/laba bersih
Dividen

BAP
Persentase kepemilikan 0,01%
Nilai tercatat - awal
Bagian rugi bersih

MINORITY INTEREST
a.

Minority interests in the net assets of subsidiaries


2009

17,178
(10,474)
-

19,003
4,232
(6,057)

6,704

17,178

14
(1)

14
-

13

14

BBK
Percentage of ownership 25%
Carrying amount - beginning
Portion of net (loss)/income
Dividends

BAP
Percentage of ownership 0.01%
Carrying amount - beginning
Portion of net loss

340

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/50 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
19.

HAK MINORITAS (lanjutan)


a.

19.

Hak kepemilikan minoritas atas kekayaan bersih


anak perusahaan (lanjutan)

MINORITY INTEREST (continued)


a.

2009

2010
IPC
Kepemilikan 49%
Nilai tercatat - awal
Tambahan modal disetor
Bagian laba/(rugi) bersih

b.

59,668
9,403
(2,639)

66,953

66,432

842

842

BAB
Percentage of ownership 35%

74,512

84,466

Total

Hak kepemilikan minoritas atas (rugi)/laba bersih


anak perusahaan

b.

Jumlah
20.

(10,474)
(1)
521

4,232
(2,639)

BBK
BAP
IPC

(9,954)

1,593

Total

MODAL SAHAM

20.

Kepemilikan saham di Perusahaan adalah sebagai berikut:

Pemegang saham
Saham Preferen
(Seri A Dwiwarna)
Pemerintah Indonesia
Saham Biasa (Seri B)
Pemerintah Indonesia
Perorangan dan Direktur:
Sukrisno
(Direktur Utama)
Mahbub Iskandar
(Direktur Umum
dan SDM)
Milawarma
(Direktur Operasi/
Produksi)
Karyawan
Badan usaha asing
Reksadana
Lain-lain
(Masing-masing
kepemilikan
di bawah 5%)
Jumlah

Minority interests in the net (loss)/income of


subsidiary
2009

2010
BBK
BAP
IPC

IPC
Percentage of ownership 49%
Carrying amount - beginning
Additional paid-in capital
Portion of net income/(loss)

66,432
521

BAB
Kepemilikan 35%, nilai tercatat
Jumlah

Minority interests in the net assets of subsidiaries


(continued)

SHARE CAPITAL
The share ownership of the Company is as follows:

31 Desember/December 2010
Jumlah saham
ditempatkan dan
Persentase
disetor/Number
kepemilikan/
of issued and
Percentage
Jumlah/
fully paid shares
of ownership
Amount

Shareholders

0.00%

1,498,087,499

65.017%

749,044

200,000

0.009%

100

113,000

0.005%

56

60,000
26,000
501,710,148
77,474,500

0.003%
0.001%
21.774%
3.362%

30
13
250,856
38,737

226,460,702

9.829%

113,230

2,304,131,850

100%

1,152,066

Preferred Stock
(A Dwiwarna Share)
Government of Indonesia
Common Stock (B Shares)
Government of Indonesia
Personnel and Directors:
Sukrisno
(President Director)
Mahbub Iskandar
(Director General
Affairs and HR)
Milawarma
(Director Operation/
Production)
Employees
Foreign corporations
Mutual funds
Others
(Each holding
below 5%)
Total

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 341

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/51 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
20.

MODAL SAHAM (lanjutan)

Pemegang saham
Saham Preferen
(Seri A Dwiwarna)
Pemerintah Indonesia
Saham Biasa (Seri B)
Pemerintah Indonesia
Perorangan dan Direktur:
Sukrisno
(Direktur Utama)
Mahbub Iskandar
(Direktur Umum
dan SDM)
Milawarma
(Direktur Operasi
/Produksi)
Karyawan
Badan usaha asing
Reksadana
Lain-lain
(Masing-masing
kepemilikan di bawah
5%)
Jumlah
21.

20.

SHARE CAPITAL (continued)

31 Desember/December 2009
Jumlah saham
ditempatkan dan
Persentase
disetor/Number
kepemilikan/
of issued and
Percentage
Jumlah/
fully paid shares
of ownership
Amount

Shareholders

0.00%

1,498,087,500

65.02%

749,044

200,000

0.009%

100

138,000

0.006%

69

60,000
3,437,000
446,989,901
107,036,500

0.003%
0.14%
19.39%
4.65%

30
1,719
223,495
53,518

248,182,948

10.77%

124,091

2,304,131,850

100%

1,152,066

TAMBAHAN MODAL DISETOR

21.

Preferred Stock
(A Dwiwarna Share)
Government of Indonesia
Common Stock (B Shares)
Government of Indonesia
Personnel and Directors:
Sukrisno
(President Director)
Mahbub Iskandar
(Director General
Affairs and HR)
Milawarma
(Director Operation/
Production)
Employees
Foreign corporations
Mutual funds
Others
(Each holding
below 5%)
Total

ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL

31 Desember/December 2010 dan/and 2009


Selisih antara pembayaran
yang diterima dengan
nilai nominal
Biaya emisi saham

32,573
(2,088)

Excess of proceeds over


par value
Share issue cost

30,485
Biaya emisi saham diatas merupakan beban atas
pengeluaran saham baru sebanyak 31.500.000 saham yang
dihitung secara proporsional terhadap total beban emisi
saham berdasarkan hasil kesepakatan antara Perusahaan
dengan Pemerintah.

The above share issue costs represent expenses for the


issue of 31,500,000 new shares, calculated proportionally to
total share issue costs based on an agreement between the
Company and the Government of Indonesia.

342

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/52 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
22.

23.

24.

DIVIDEN

22.

DIVIDENDS

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS)


yang diadakan tanggal 21 April 2010, pemegang saham
menyetujui pembagian dividen kas atas laba bersih tahun
2009 sebesar Rp 1.073,8 miliar atau Rp 466,6 (nilai penuh)
per lembar saham. Dividen ini telah dibayarkan pada bulan
Juni 2010. Selain itu, berdasarkan surat Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. S-711/MBU/2010
Perusahaan juga membagikan dividen interim sebesar Rp
161,9 miliar atau Rp 70 (nilai penuh) per lembar saham.
Dividen ini telah dibayarkan pada bulan Desember 2010.

At the Companys Annual General Meeting of Shareholders


(AGMS) held on 21 April 2010, the shareholders approved
the declaration of a cash dividend from 2009 net income of
Rp 1,073.8 billion or Rp 466.6 (full amount) per share. The
dividend was paid in June 2010. Further, based on a letter
from the Ministry of State Owned Enterprises (SOE) No.
S-711/MBU/2010 the Company declared an interim
dividend of Rp 161.9 billion or Rp 70 (full amount) per share.
The dividend was paid in December 2010.

Pada RUPS yang diadakan tanggal 28 Mei 2009,


pemegang saham menyetujui pembagian dividen kas atas
laba bersih tahun 2008 sebesar Rp 853,9 milyar atau Rp
371 (nilai penuh) per lembar saham. Dividen ini telah
dibayarkan pada bulan Juni 2009. Selain itu, berdasarkan
surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
No. S-782/MBU/2009 Perusahaan juga membagikan
dividen interim sebesar Rp 153,6 milyar atau Rp 66 (nilai
penuh) per lembar saham. Dividen ini telah dibayarkan pada
bulan Desember 2009.

At the AGMS held on 28 May 2009, the shareholders


approved the declaration of a cash dividend from 2008 net
income of Rp 853.9 billion or Rp 371 (full amount) per
share. The dividend was paid in June 2009. Further, based
on the letter from Ministry of State Owned Enterprises
(SOE) No. S-782/MBU/2009 the Company declared
interim dividend of Rp 153.6 billion or Rp 66 (full amount)
per share. The dividend was paid on December 2009.

CADANGAN UMUM DAN LAINNYA

23.

GENERAL RESERVE AND OTHERS

Undang-Undang Perseroan Terbatas Republik Indonesia


No.1/1995 yang diterbitkan di bulan Maret 1995, dan telah
diubah dengan Undang-Undang No. 40/2007 yang
diterbitkan pada bulan Agustus 2007, mengharuskan
pembentukan cadangan umum dari laba bersih sejumlah
minimal 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan
disetor penuh. Tidak ada batasan waktu untuk membentuk
cadangan tersebut.

Limited Liability Company Law of the Republic of Indonesia


No. 1/1995 introduced in March 1995, and amended by Law
No. 40/2007, issued in August 2007, requires the
establishment of a general reserve from net income
amounting to at least 20% of a companys issued and paid
up capital. There is no time limit on the establishment of that
reserve.

RUPS pada tanggal 21 April 2010 menyetujui alokasi dana


cadangan umum sebesar Rp 1.391 miliar atas laba bersih
tahun 2009.

The Companys AGMS held on 21 April 2010 approved a


transfer of net income in 2009 of Rp 1,391 billion to the
general reserve.

Berdasarkan
PER-05/MBU/2007
tentang
Program
Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina
Lingkunganm setiap BUMN diwajibkan untuk melaksanakan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Dana
PKBL berasal dari penyisihan laba setelah pajak tahun
sebelumnya maksimal sebesar 2% untuk masing-masing
program. Pada tanggal 21 April 2010, RUPS menyetujui
alokasi dana untuk program kemitraan dan program bina
lingkungan masing-masing sebesar Rp 54 miliar.

Based on PER-05/MBU/2007 of Partnership Programme


BUMN with Small Enterprise and Community Development,
each BUMN must establish Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL). The PKBL can be funded through the
allocation of prior year income after tax up to 2% for each
programme. On 21 April 2010, the AGMS agreed to allocate
funds for the partnership programme and community
development programme amounting to Rp 54 billion for
each programme.

PENJUALAN

24.

Penjualan terdiri dari:

Pihak ketiga
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa

SALES
Sales consist of the following:

2010

2009

3,574,698

3,513,373

Third parties

4,334,456

5,434,481

Related parties

7,909,154

8,947,854

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 343

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/53 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
24.

PENJUALAN (lanjutan)
Rincian pelanggan
penjualan bersih:

dengan

24.
transaksi

melebihi

10%

Details of customers having transactions more than 10% of


net sales are as follows:

2010
Pihak ketiga
Lain-lain (masing-masing
di bawah 10%)
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
PT Indonesia Power
PT PLN (Persero)
Lain-lain (masing-masing
di bawah 10%)

2009
Third parties

3,574,698

3,513,373

3,465,096
743,513

4,646,407
696,604

125,847

91,470

4,334,456

5,434,481

7,909,154

8,947,854

Lihat Catatan 29 untuk rincian saldo dan transaksi dengan


pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
25.

HARGA POKOK PENJUALAN

(Kenaikan)/penurunan persediaan
batubara
Harga pokok penjualan

Others (each below 10%)


Related parties
PT Indonesia Power
PT PLN (Persero)
Others (each below 10%)

Refer to Note 29 for details of related party balances and


transactions.
25.

Rincian harga pokok penjualan adalah sebagai berikut:

Jasa angkutan kereta api


Jasa penambangan
Gaji, upah dan kesejahteraan
karyawan
Royalti ke Pemerintah
(iuran produksi)
Sewa alat berat, kendaraan
dan peralatan
Pembelian batubara
Bahan bakar dan pelumas
Perlengkapan dan suku cadang
Reklamasi
Pajak Bumi dan Bangunan
Listrik
Penyusutan dan amortisasi
Amortisasi properti pertambangan
Lainnya (masing-masing
di bawah 10.000)

SALES (continued)

COST OF SALES
The components of cost of sales are as follows:

2010

2009

1,422,853
781,033

1,232,241
830,865

530,976

517,549

470,468

410,833

322,342
257,025
157,125
114,363
51,009
50,976
38,404
33,421
11,521

262,458
236,621
123,344
174,767
46,977
19,868
41,042
53,670
-

Coal railway services


Mining services
Salaries, wages and employee
benefits
Royalties to Government
(production fee)
Rental of heavy equipment,
vehicles and equipment
Coal purchases
Fuel oil and lubricant
Spare parts and materials used
Reclamation
Taxation of land and buildings
Electricity
Depreciation and amortisation
Mining properties amortisation

37,335

80,519

Others (each below 10,000)

4,278,851

4,030,754

(19,863)
4,258,988

73,547

(Increase)/decrease in coal
inventories

4,104,301

Cost of sales

344

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/54 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
25.

HARGA POKOK PENJUALAN (lanjutan)

25.

Rincian jasa pihak ketiga dan jasa lainnya dengan


transaksi melebihi 10% total biaya penjualan:

Details of third party services and other services having


transactions more than 10% of total cost of sales are as
follows:

2010
Pihak ketiga
PT Pamapersada Nusantara
Lain-lain (masing-masing
di bawah 10% dari jumlah
harga pokok penjualan)
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
PT Kereta Api
Indonesia (Persero)
Lain-lain (masing-masing
di bawah 10% dari jumlah
harga pokok penjualan)

26.

2009

579,445

607,649

1,988,442

2,010,844

2,567,887

2,618,493

1,422,852

1,232,241

268,249

253,567

1,691,101

1,485,808

4,258,988

4,104,301

BEBAN USAHA

26.

Beban usaha terdiri dari:

Third parties
PT Pamapersada Nusantara
Others (each below 10%
of total cost of sales)

Related parties
PT Kereta Api
Indonesia (Persero)
Others (each below 10%
of total cost of sales)

OPERATING EXPENSES
Operating expenses consist of the following:

2010
Beban penjualan dan
pemasaran
Jasa angkutan kapal
Gaji, upah dan
kesejahteraan karyawan
Perlengkapan dan suku cadang
Sewa kendaraan dan peralatan
Surveyor dan jasa dermaga
Penyusutan
Listrik
Jasa pihak ketiga
Bahan bakar dan pelumas
Lainnya (masing-masing
di bawah 3.000)

COST OF SALES (continued)

2009

289,501

265,389

122,861
42,320
32,164
30,014
18,558
13,611
12,203
9,826

116,831
43,045
12,757
41,001
19,469
13,794
11,200
9,589

Selling and marketing


expenses
Shipping and freight
Salaries, wages and
employee benefits
Spare parts and materials used
Rental of vehicles and equipment
Surveyor and port services
Depreciation
Electricity
Third party services
Fuel, oil and lubricants

88,468

45,684

Others (each below 3,000)

659,526

578,759

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 345

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/55 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
26.

BEBAN USAHA (lanjutan)

26.

OPERATING EXPENSES (continued)

2010
Beban umum dan
administrasi
Gaji, upah dan
kesejahteraan karyawan
Jasa pihak ketiga
Perjalanan dinas
Sewa mobil dan peralatan
Sumbangan
Pelatihan
Listrik
Perlengkapan dan suku cadang
Penyusutan
Bahan bakar dan pelumas
Lainnya (masing-masing
di bawah 3.000)

379,066
54,988
51,566
30,527
9,357
12,190
9,443
7,394
7,367
5,352

384,417
51,575
49,065
26,127
34,502
16,411
9,361
5,015
6,969
4,738

General and administrative


expenses
Salaries, wages and
employee benefits
Third party services
Business travel
Rental of vehicles and equipment
Donations
Training
Electricity
Spare parts and materials used
Depreciation
Fuel, oil, and lubricants

96,279

107,166

Others (each below 3,000)

663,529

695,346

Beban eksplorasi
Gaji, upah dan
kesejahteraan karyawan
Perlengkapan dan suku cadang
Jasa pihak ketiga
Sewa mobil dan peralatan
Lainnya (masing-masing
di bawah 1.000)

Jumlah beban usaha


27.

15,934
2,652
1,564
1,518

13,913
2,816
1,438
1,364

Exploration expenses
Salaries, wages and
employee benefits
Spare parts and materials used
Third party services
Car and equipment rent

1,285

1,602

Others (each below 1,000)

22,953

21,133

1,346,008

1,295,238

PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN


a.

2009

Perjanjian jual beli batubara

27.

Total operating expenses

SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS


a.

Coal sales agreements

PT Indonesia Power untuk PLTU Suralaya

PT Indonesia Power for PLTU Suralaya

Pada tanggal 2 Oktober 2002, Perusahaan


menandatangani perjanjian dengan PT Indonesia
Power-Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya (UBPS) 14 dan 5-7 (sebelumnya PLTU Suralaya) dengan
perjanjian No.PLN:161.PJ/061/IP/2002 dan No. PTBA:
017/K/DIRUT/PTBA-PTIP/2002 mengenai penjualan
batubara jangka panjang dan berjangka waktu 10
tahun sejak tanggal 1 Januari 2003 sampai tanggal 31
Desember 2012. Berdasarkan perjanjian ini, tidak lagi
terdapat pemisahan pasokan batubara antara UBPS
unit 1-4 dengan unit 5-7.

On 2 October 2002, the Company entered into a longterm coal sales and purchase agreement with PT
Indonesia Power - Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya
(UBPS) 1-4 and 5-7 (previously PLTU Suralaya) with
agreement No. PLN:161.PJ/061/IP/2002 of PLN and
No. 017/K/DIRUT/PTBA-PTIP/2002 of PTBA and for a
period of 10 years from 1 January 2003 until 31
December 2012. Based on the agreement, there is no
segregation of coal supply between UBPS units 1-4
and units 5-7.

Harga jual ke UBPS adalah sebesar Rp 884.000 (nilai


penuh) per metrik ton untuk periode 1 Januari 2009
sampai dengan 31 Desember 2009.

The selling price to UBPS was Rp 884,000 (full


amount) per metric tonne for the period from
1 January 2009 to 31 December 2009.

Pada tanggal 12 Januari 2010, Perusahaan


menandatangani kesepakatan penjualan batubara ke
UBPS tahun 2010 untuk mengirimkan batubara
sebanyak 5.500.000 ton (nilai penuh).

On 12 January 2010, the Company entered into a


coal sales agreement with UBPS for the year 2010
to deliver 5,500,000 tonnes of coal (full amount).

346

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/56 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
27.

PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan)


a.

Perjanjian jual beli batubara (lanjutan)

27.

SIGNIFICANT
(continued)
a.

AGREEMENTS

AND

COMMITMENTS

Coal sales agreements (continued)

PT Indonesia Power untuk PLTU Suralaya (lanjutan)

PT Indonesia Power for PLTU Suralaya (continued)

Berdasarkan adendum XI tanggal 15 Januari 2010,


harga jual UPBS untuk mulai periode 1 Januari 2010
sampai dengan 31 Desember 2010 adalah sebesar
Rp 685.000 (nilai penuh) per ton.

Based on addendum XI dated 15 Januari 2010, the


UPBS selling price for the period of 1 January 2010
until 31 December 2010 was Rp 685,000 (full amount)
per tonne.

Jumlah penjualan kepada UBPS sebesar Rp 3,5 triliun


dan Rp 4,6 triliun masing-masing pada tahun 2010
dan 2009.

Total sales to UBPS in 2010 and 2009 amounted to Rp


3.5 trillion and Rp 4.6 trillion, respectively.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk


PLTU Bukit Asam

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) for PLTU


Bukit Asam

Perusahaan membuat perjanjian penjualan dan


pembelian batubara dengan PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero) (PT PLN) untuk PLTU Bukit Asam,
di mana Perusahaan bersedia menjual produksi
batubaranya kepada PLTU Bukit Asam sejak bulan
Januari 1994.

The Company entered into a coal sales and purchase


agreement with PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) (PT PLN) for PLTU Bukit Asam, whereby
the Company agreed to sell coal to PLTU Bukit Asam
commencing in January 1994.

Perusahaan memperbaharui perjanjian jual beli


batubara dengan PT PLN untuk PLTU Bukit Asam
dengan perjanjian No. PLN:0163-1.PJ/061/DIR/2004
dan No. PTBA: 017A/K/PM/PTBA-PLN/2004 tanggal
21 Mei 2004, dimana Perusahaan bersedia menjual
produksi batubaranya kepada PLTU Bukit Asam
sebanyak 9.860.000 ton terhitung tanggal 1 Januari
2004 sampai dengan 31 Desember 2013.

On 21 May 2004, the Company renewed the coal sales


and purchase agreement with PT PLN for PLTU Bukit
Asam, with agreement No.PLN:01631.PJ/061/DIR/
2004 of PLN and No. PTBA: 017A/K/PM/PTBAPLN/2004 of PTBA, whereby the Company agreed to
sell 9,860,000 tonnes of coal to PLTU Bukit Asam
effective 1 January 2004 until 31 December 2013.

Berdasarkan
kesepakatan,
terhitung
tanggal
1 Januari 2010 sampai 31 Desember 2010, harga jual
per ton adalah sebesar Rp 430.000.

The agreed selling price per tonne was Rp 430,000,


effective from 1 January 2010 until 31 December 2010.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk


PLTU Tarahan

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) for PLTU


Tarahan

Perusahaan mengadakan perjanjian penjualan dan


pembelian batubara dengan PT PLN untuk PLTU
Tarahan, di mana Perusahaan bersedia menjual
produksi batubaranya kepada PLTU Tarahan sejak
bulan November 2006.

The Company entered into a coal sales and purchase


agreement with PT PLN for PLTU Tarahan, whereby
the Company agreed to sell coal to PLTU Tarahan
commencing in November 2006.

Pada tanggal 9 Oktober 2007, Perusahaan


memperbaharui perjanjian jual beli batubara dengan
PT PLN untuk PLTU Tarahan, dimana Perusahaan
bersedia menjual produksi batubaranya kepada PLTU
Tarahan sebanyak 17.132.000 ton terhitung
1 April 2007 sampai dengan 31 Desember 2031.
Harga jual per ton yang disepakati adalah sebesar Rp
436.500 (nilai penuh). Berdasarkan berita acara
kesepakatan harga batubara tanggal 23 Juni 2010,
terhitung tanggal 1 Januari 2010 sampai dengan 31
Desember 2010 harga jual per ton telah diperbaharui
menjadi Rp 570.000 (nilai penuh) per ton.

On 9 October 2007, the Company renewed the coal


sales and purchase agreement with PT PLN for PLTU
Tarahan, whereby the Company agreed to sell
17,132,000 tonnes of coal to PLTU Tarahan effective
from 1 April 2007 until 31 December 2031. The agreed
selling price per tonne was Rp 436,500 (full amount).
Based on a sales price memorandum of agreements
dated 23 June 2010, effective from 1 January 2010
until 31 December 2010 the selling price per tonne has
been amended to Rp 570,000 (full amount).

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 347

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/57 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)

27.

PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan)


a.

Perjanjian jual beli batubara (lanjutan)

27.

SIGNIFICANT
(continued)
a.

AGREEMENTS

AND

COMMITMENTS

Coal sales agreements (continued)

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk


PLTU Tarahan (lanjutan)

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) for PLTU


Tarahan (continued)

Jumlah penjualan kepada PT PLN (Tarahan dan Bukit


Asam) sebesar Rp 662,6 miliar dan Rp 696,6 miliar
masing masing pada tahun 2010 dan 2009 (lihat
Catatan 24).

Total sales to PT PLN (Tarahan and Bukit Asam) in


2010 and 2009 amounted to Rp 662.6 billion and
Rp 696.6 billion, respectively (see Note 24).

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk 15


PLTU di Indonesia

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) for 15


PLTUs in Indonesia

Pada
22
September
2010,
Perusahaan
menandatangani perjanjian interim jual beli batubara
dengan PT PLN untuk beberapa PLTU yang berada di
Indonesia, dimana Perusahaan bersedia menjual
produksi batubaranya kepada PLTU-PLTU tersebut
sebanyak 300.000 ton untuk periode 1 Oktober 2010
sampai dengan 31 Maret 2011 untuk keseluruhan
PLTU. Harga jual per ton yang disepakati untuk
perjanjian ini adalah sebesar Rp 572.500 (nilai penuh).

On 22 September 2010, the Company signed an


interim coal sales and purchase agreement with PT
PLN for various PLTUs located in Indonesia, whereby
the Company agreed to sell 300,000 tonnes of coal in
total to these PLTUs from 1 October 2010 until 31
March 2011. The agreed selling price per tonne was
Rp 572,500 (full amount).

Adapun rincian PLTU-PLTU tersebut adalah sebagai


berikut:

Details of these PLTUs are as follows:

PLTU NAD, Nagan Raya


PLTU Labuan Angin
PLTU 1 Riau, Bengkalis
PLTU Sumbar, Teluk Sirih
PLTU 3 Bangka, Bangka Baru
PLTU Lampung, Tanjung Selaki
PLTU 4 Bangka, Belitung
PLTU 1 Jabar, Indramayu
PLTU 1 NTB, Bima
PLTU 2 NTT, Kupang
PLTU 1 Kalbar, Parit Baru
PLTU 2 Kalbar, Bengkayan
PLTU Sulsel, Baru
PLTU Gorontalo, Anggrek
PLTU Sulut, Amurang

Perjanjian ini akan digantikan oleh perjanjian jual-beli


batubara jangka panjang yang akan disepakati
kemudian untuk jangka waktu perjanjian 20 tahun
sejak April 2011 sampai dengan Maret 2030 dengan
pasokan batubara sebanyak 264.700.000 ton.

This agreement will be replaced by a long-term coal


sales and purchase agreement which will be agreed
later for a period of 20 years from April 2011 until
March 2030 with 264,700,000 tonnes of coal.

Jumlah penjualan kepada PT PLN sehubungan


dengan perjanjian ini adalah sebesar Rp 80,9 miliar
dan Rp nihil masing masing pada tahun 2010 dan
2009.

Total sales to PT PLN in relation to this agreement in


2010 and 2009 amounted to Rp 80.9 billion and
Rp nil, respectively.

348

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/58 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)

27.

PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan)


b.

Perjanjian Jasa Pengangkutan Batubara

27.

SIGNIFICANT
(continued)
b.

AGREEMENTS

AND

COMMITMENTS

Coal Delivery Agreements

Pengangkutan Batubara dari Tanjung Enim ke


Tarahan

Coal Delivery from Tanjung Enim to Tarahan

Perusahaan mengadakan perjanjian pengangkutan


batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan
dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) (PTKA),
dimana PTKA menyetujui untuk mengangkut batubara
Perusahaan dari stasiun pemuatan batubara di
Tanjung Enim ke pelabuhan batubara di Tarahan,
Lampung.

The Company entered into an agreement with PT


Kereta Api Indonesia (Persero) (PTKA) for coal
delivery from Tanjung Enim to Tarahan Port, whereby
PTKA agreed to deliver coal from the Companys Train
Loading Station in Tanjung Enim to the Companys
coal port in Tarahan, Lampung.

Tarif tahun 2009 berdasarkan addendum No.


027/ADD/Eks-0500/HK.03/2009 pada tanggal 31 Juli
2009, adalah Rp 287 (nilai penuh)/ton/kilometer tidak
termasuk PPN. Tarif tahun 2010 berdasarkan
addendum No.025/ADD/Eks-0500/HK.03/2010 tanggal
4 Juni 2010 adalah Rp 305 (nilai penuh)/ton/kilometer
tidak termasuk PPN.

The 2009 tariff is based on addendum No.


027/ADD/Eks-0500/HK.03/2009 dated 31 July 2009
which is Rp 287 (full amount)/tonne/kilometer (km)
excluding VAT. The 2010 tariff is based on addendum
No.025/ADD/Eks-0500/HK.03/2010 dated 4 June 2010
which is Rp 305 (full amount)/tonne/km excluding VAT.

Jumlah biaya pengangkutan batubara dari Tanjung


Enim ke Pelabuhan Tarahan sebesar Rp 1.262 miliar
dan Rp 1.096 miliar masing-masing pada tahun 2010
dan 2009.

Total coal delivery expense from Tanjung Enim to


Tarahan Port in 2010 and 2009 amounted to
Rp 1,262 billion and Rp 1,096 billion, respectively.

Pengangkutan Batubara dari Tanjung Enim ke


Kertapati

Coal Delivery from Tanjung Enim to Kertapati

Perusahaan membuat perjanjian pengangkutan


batubara dari Tanjung Enim ke Dermaga Kertapati
dengan PTKA, dimana PTKA menyetujui untuk
mengangkut batubara Perusahaan dari stasiun
pemuatan batubara di Tanjung Enim ke dermaga
batubara di Kertapati, Palembang.

The Company entered into a coal delivery agreement


with PTKA, whereby PTKA agreed to deliver the
Companys coal from the Companys Train Loading
Station in Tanjung Enim to the Companys coal jetty in
Kertapati, Palembang.

Tarif tahun 2009 berdasarkan addendum No.


026/ADD/Eks-0500/HK.03/2009 tanggal 31 Juli 2009,
adalah Rp 394 (nilai penuh)/ton/kilometer tidak
termasuk PPN. Tarif tahun 2010 berdasarkan
addendum
No.024/ADD/Eks-0500/HK.03/2010
tanggal 04 Juni 2010 adalah Rp 420 (nilai
penuh)ton/kilometer tidak termasuk PPN.

The 2009 tariff is based on the addendum to the tariff


No. 026/ADD/Eks-0500/HK.03/2009 dated 31 July
2009 which is Rp 394 (full amount)/tonne/km excluding
VAT. The 2010 tariff is based on addendum
No.024/ADD/Eks-0500/HK.03/2010 dated 4 June 2010
which is Rp 420 (full amount)/tonne/km excluding VAT.

Jumlah biaya pengangkutan batubara dari Tanjung


Enim ke Pelabuhan Kertapati sebesar Rp 160 miliar
dan Rp 136 miliar masing-masing pada tahun 2010
dan 2009.

Total coal delivery expense from Tanjung Enim to


Kertapati Jetty in 2010 and 2009 amounted to Rp 160
billion and Rp 136 billion, respectively.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 349

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/59 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
27.

PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan)


c.

Satuan Kerja Pengusahaan Briket

27.

SIGNIFICANT
(continued)
c.

AGREEMENTS

AND

COMMITMENTS

Coal Briquette Operating Unit

Berdasarkan Surat Menteri Pertambangan dan Energi


No. 483/201/M.DJP/1993 tanggal 9 Pebruari 1993,
Menteri Pertambangan dan Energi mengajukan
permohonan kepada Menteri Keuangan untuk
mendapat persetujuan atas Crash Program untuk
mengembangkan briket batubara di Indonesia oleh
Perusahaan.
Pendanaan
proyek
ini
akan
menggunakan dana Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara (PKP2B) sebesar Rp 85
miliar.

Based on Ministry of Mines and Energy letter No.


483/201/M.DJP/1993 dated 9 February 1993, the
Ministry of Mines and Energy proposed the Ministry of
Finance obtain approval for a Crash Program for the
Company to develop coal briquettes in Indonesia. This
project will be financed by Coal Cooperative
Agreement (CCA) funds amounting to approximately
Rp 85 billion.

Kemudian berdasarkan Surat Menteri Keuangan


No. S-226/KMK/1993 tanggal 19 Pebruari 1993,
Menteri
Keuangan
menyetujui
permohonan
penggunaan dana PKP2B hasil operasi tahun 1992
tersebut. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang
Saham tanggal 31 Desember 1993, para Pemegang
Saham
memutuskan
untuk
mendistribusikan
penghasilan PKP2B tahun 1992 sebesar Rp 82,44
miliar untuk proyek pengembangan briket batubara.

On 19 February 1993, based on letter


No.S-226/KMK/1993, the Ministry of Finance approved
this request by using the 1992 CCA funds. Based on
the shareholders meeting on 31 December 1993, the
Shareholders decided to distribute the 1992 CCA
income amounting to Rp 82.44 billion to the coal
briquette development project.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11, tanggal 9


Januari 1998, diputuskan bahwa penambahan
sebesar Rp 284,5 miliar ditambahkan dalam
Penyertaan Modal Pemerintah.

Based on Government Regulation No. 11 dated


9 January 1998, Rp 284.5 billion was added as
Government Capital Investment.

Sejak tahun 2002, nama Proyek Pengembangan


Briket Batubara sudah tidak berlaku lagi dan diganti
dengan Pengusahaan Briket. Hal ini didukung oleh
Surat
Keputusan
Direksi
Perusahaan
No. 103/SK/PTBA-PERS/2002 tanggal 20 Mei 2002,
dimana Direksi menetapkan struktur organisasi Satuan
Kerja Pengusahaan Briket yang sekaligus
menyatakan tidak berlakunya lagi Surat Keputusan
Direksi Perusahaan No. 294/SK/PTBA-PERS/2001
tentang struktur organisasi dan pemegang jabatan
satuan kerja Proyek Pengembangan Briket Batubara
(P2B2).

From 2002, the name of the Coal Briquette


Development Project was changed to the Coal
Briquette Operating Unit. This was supported by
Board of Directors Decree No. 103/SK/PTBAPERS/2002 dated 20 May 2002, in which the Board of
Directors set out the organisational structure of
Briquette Task Force, which means that Board of
Directors Decree No. 294/SK/PTBA-PERS/2001 on the
organisational stucture of the Coal Briquette
Development Project (P2B2) task force was no longer
applicable.

Efektif pada tanggal 6 Juli 2004, izin unit usaha Gresik


telah diperpanjang untuk masa lima tahun mendatang.
Perusahaan
telah
mengajukan
permohonan
perpanjangan surat ijin kuasa pertambangan,
pengelolaan dan pemurnian pabrik briket batubara
Bukit Asam kepada Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Propinsi Jawa Timur. Sampai dengan tanggal
laporan keuangan ini, permohonan tersebut masih
dalam proses menindaklanjuti penerbitan ijin Usaha
Pertambangan (IUP) oleh Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral sampai dengan terbitnya peraturan
pemerintah sebagai pelaksanaan UU No. 4 tahun
2009.

Effective from 6 July 2004, the operating permit for the


coal briquette operating Unit in Gresik was extended
for the next five years. The Company submitted the
letter for extending the respective permit to construct
and operate the briquetting unit to the Department of
Energy and Mineral Resources Services of East Java
Province. As at the date of this report, the request was
still in progress following the issue of the IUP license
released by the Department of Energy and Mineral
Resources Services awaiting the implementation
guidance for UU No. 4/2009.

350

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/60 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
27.

PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan)


d.

Perjanjian Jasa Penambangan Batubara

27.

SIGNIFICANT
(continued)
d.

AGREEMENTS

AND

COMMITMENTS

Mining Service Agreements

Jasa Penambangan di Banko Barat

Mining Service Agreements in Banko Barat

Perusahaan mengadakan perjanjian pekerjaan


pengupasan tanah dan penambangan batubara di
tambang Banko Barat (Paket 06-006R) dengan PT
Sumber Mitra Jaya (SMJ) untuk periode 1 Juli 2008
sampai dengan 30 Juni 2013. Sesuai dengan
perjanjian, SMJ bersedia untuk melakukan kegiatan
pengupasan tanah dan penambangan batubara
dengan target produksi yang harus dicapai adalah
sebesar 29.200.000 BCM untuk tanah dengan jarak
angkut rata-rata 3,47 km dan 9.300.000 ton batubara
dengan jarak angkut 3,40 km. Jumlah biaya
penambangan adalah USD 34,36 juta dan Rp 444,16
miliar (termasuk PPN).

The Company entered into an agreement for stripping


and coal mining in Banko Barat mine (package 06006R) with PT Sumber Mitra Jaya (SMJ) for the
period from 1 July 2008 until 30 June 2013. Under this
agreement, SMJ agreed to render stripping and mining
activities targeted to achieve the production targets on
schedule which are 29,200,000 BCM for soil with an
average distance of 3.47 km and 9,300,000 tonnes for
coal with an average distance of 3.40 km. The total
mining cost is USD 34.36 million and Rp 444.16 billion
(including VAT).

Realisasi beban jasa pengupasan tanah dan


penambangan batubara sebesar Rp 90,8 miliar dan
Rp 121,6 miliar masing-masing pada tahun 2010 dan
2009.

Realisation for stripping and coal mining expense in


2010 and 2009 amounted to Rp 90.8 billion and
Rp 121.6 billion, respectively.

Jasa Penambangan di Muara Tiga Besar Utara


MTBU), Muara Tiga Besar Selatan (MTBS), TAL
Extention

Mining Service Agreements in Muara Tiga Besar


Utara (MTBU), Muara Tiga Besar Selatan
(MTBS), TAL Extention

Perusahaan mengadakan perjanjian baru untuk


engupasan dan penambangan batubara MTBU,
MTBS, Tambang Air Laya, dan lokasi lainnya dalam
wilayah KP Eksploitasi (Paket 06-007) dengan
PT Pamapersada Nusantara (Pama) untuk periode
1 April 2007 sampai dengan 31 Maret 2012.

The Company entered into a new agreement for


stripping and coal mining in MTBU, MTBS, Tambang
Air Laya, and other locations within the Companys
KP Exploitation (package 06-007) with PT
Pamapersada Nusantara (Pama) for the period from
1 April 2007 until 31 March 2012.

Target produksi yang harus dicapai adalah sebesar


76.190.000 BCM untuk tanah dengan jarak angkut
rata-rata 2,32 km dan 17.500.000 ton untuk batubara
dengan jarak angkut 3,09 km. Jumlah biaya
penambangan adalah USD 90,04 juta dan Rp 977,02
miliar (termasuk PPN).

The production targets which have to be achieved on


schedule are 76,190,000 BCM for soil with an average
distance of 2.32 km and 17,500,000 tonnes for coal
with an average distance of 3.09 km. The total mining
cost is USD 90.04 million and Rp 977.02 billion
(including VAT).

Pama wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan


kepada Perusahaan yang dikeluarkan oleh bank
umum sebesar 5 % dari nilai biaya penambangan
(termasuk PPN) atau sebesar USD 5,5 juta dan
Rp 48,85 miliar untuk tahun pertama, sedangkan untuk
periode tahun kedua sampai dengan tahun kelima
dihitung dari nilai sisa biaya pekerjaan masing-masing
tahun bersangkutan.

Pama was required to submit a Performance Bond to


the Company to be issued by a public bank of 5 % of
the total mining cost (including VAT) or the amounts of
USD 5.5 million and Rp 48.85 billion for the first year,
while for the second to fifth years the amounts were
proportionally calculated based on the remaining value
of the contract in the respective year.

Beban jasa pengupasan tanah penutup dan


penambangan batubara sebesar Rp 579,4 miliar dan
Rp 607,6 miliar masing-masing pada tahun 2010 dan
2009.

Related stripping and coal mining expense in 2010 and


2009 amounted to Rp 579.4 billion and Rp 607.6
billion, respectively.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 351

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/61 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
27.

PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan)


e.

Perjanjian Jasa Pengapalan Batubara

27.

SIGNIFICANT
(continued)
e.

AGREEMENTS

AND

COMMITMENTS

Coal Shipment Agreements

Perjanjian Jasa Pengapalan Batubara dengan


PT Arpeni Pratama Ocean Line (Arpeni) dan
PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (Bahtera)

Coal Shipment Agreement with PT Arpeni Pratama


Ocean Line (Arpeni) and PT Pelayaran Bahtera
Adhiguna (Bahtera)

Perusahaan melakukan perjanjian jasa pengapalan


batubara dengan Arpeni dan Bahtera untuk
pengiriman batubara dari pelabuhan Tarahan ke
pelabuhan PLTU Suralaya.

The Company entered into coal shipment agreements


with Arpeni and Bahtera to deliver coal from the
Companys port in Tarahan to PLTU Suralayas port.

Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Paket 06-146)


No.027/K/PTBA-APOL/2006 tanggal 8 September
2006, Arpeni akan mengangkut 3.600.000 ton
batubara per tahun selama tiga tahun, mulai 1 Juli
2006 sampai 30 Juni 2009 dengan tarif pengapalan
adalah sebesar Rp 20.570 (nilai penuh) per ton.

Based on the agreement with Arpeni (Package 06-146)


No. 027/K/PTBA-APOL/2006 dated 8 September,
2006, Arpeni shall deliver about 3,600,000 tonnes of
coal annually for three years, from 1 July 2006 to
30 June 2009, with the rate for coal shipments of
Rp 20,570 (full amount) per tonne.

Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Paket 09-147)


No.050/P51258/PKP/EKS-0500/HK.03/2009 tanggal
12 Oktober 2009, Arpeni akan mengangkut 3.600.000
ton batubara per tahun selama tiga tahun, mulai 1 Juli
2009 sampai 30 Juni 2012 dengan tarif pengapalan
adalah sebesar Rp 23.375 (nilai penuh) per ton.

Based on the agreement with Arpeni (Package 09-147)


No.050/P51258/PKP/EKS-0500/HK.03/2009
dated
October 12, 2009, Arpeni shall deliver about 3,600,000
tonnes of coal annually for three years, from 1 July
2009 to 30 June 2012, with the rate for coal shipments
of Rp 23,375 (full amount) per tonne.

Jumlah biaya pengapalan batubara dari pelabuhan


Tarahan ke pelabuhan PLTU Suralaya sebesar
Rp 137 miliar dan Rp 123 miliar masing-masing pada
tahun 2010 dan 2009.

Total coal shipment from Tarahan port to PLTU


Suralayas port in 2010 and 2009 amounted to
Rp 137 billion and Rp 123 billion, respectively.

Berdasarkan addendum I perjanjian dengan Bahtera


(Paket J05-090) tanggal 23 Pebruari 2006, tarif
pengapalan yang berlaku adalah Rp 20.100 (nilai
penuh) per ton belum termasuk PPN, mulai 1
September 2005 sampai 31 Desember 2010.

Based on amendment I of the coal shipment


agreement with Bahtera (Package J05-090) dated
23 February 2006, the rate for coal shipment was
Rp 20,100 (full amount) per tonne, excluding VAT,
from 1 September 2005 to 31 December 2010.

Perjanjian Jasa Pengapalan Batubara dengan


PT Bahtera Bestari Shipping (BBS)

Coal Shipment Agreement with PT Bahtera Bestari


Shipping (BBS)

Perusahaan melakukan perjanjian jasa pengapalan


batubara dengan BBS, dimana BBS bersedia untuk
mengapalkan batubara dari dermaga Kertapati,
Palembang
ke
pelabuhan
PLTU
Suralaya.
Berdasarkan perjanjian dengan BBS, BBS akan
mengapalkan sekitar 100.000 ton batubara setiap
bulannya mulai 1 Juli 2004.

The Company entered into a coal shipment agreement


with BBS, whereby BBS agreed to deliver coal from
the Companys jetty in Kertapati, Palembang to PLTU
Suralayas port. Based on the agreement with BBS,
BBS shall deliver about 100,000 tonnes of coal every
month starting from 1 July 2004.

Berdasarkan perjanjian No. 020/P42760, P42772 dan


P42789/K/PTBA-BBS/2007 tanggal 31 Juli 2007, mulai
Mei 2007 sampai dengan Mei 2010, BBS akan
mengangkut sebanyak 1.800.000 ton dengan tarif
pengapalan sebesar Rp 73.480 (nilai penuh) per ton
termasuk PPN.

Based on agreement No. 020/P42760, P42772 and


P42789/K/PTBA-BBS/2007 dated 31 July 2007,
starting from May 2007 to May 2010, BBS shall deliver
1,800,000 tonnes. The rate for coal shipment is Rp
73,480 (full amount) per tonne, including VAT.

Jumlah biaya pengapalan batubara dari dermaga


Kertapati ke pelabuhan PLTU Suralaya pada 2010 dan
2009 adalah sebesar Rp 44,4 miliar dan
Rp 56,6 miliar.

Total coal shipment from Kertapati jetty to PLTU


Suralayas port in 2010 and 2009 amounted to Rp 44.4
billion and Rp 56.6 billion, respectively.

352

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/62 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
27.

PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan)


f.

g.

Perjanjian Jasa Bongkar Muat Batubara dengan


Arpeni

27.

SIGNIFICANT
(continued)
f.

AGREEMENTS

AND

COMMITMENTS

Coal Loading and Discharging Agreement with


Arpeni

Perusahaan melakukan perjanjian jasa bongkar muat


batubara dengan pengapalan batubara dengan Arpeni
dari Terminal Muat Batubara PTBA Tarahan ke
Anchorage Pelabuhan Muat PTBA Tarahan.

The Company entered into coal loading & discharging


agreements with Arpeni from PTBA Tarahan coal
loading terminal to PTBA Tarahan Anchorage loading
Port.

Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Paket 09-086)


No.056/P51278/PKP/EKS-0500/HK.03/2009 tanggal
21 Oktober 2009, Arpeni akan melakukan pekerjaan
Jasa Bongkar Muat Batubara dengan floating crane
dan tongkang sebanyak 3.600.000 ton batubara per
tahun selama tiga tahun, mulai 1 Juli 2009 sampai 30
Juni 2012 dengan tarif pengapalan adalah sebesar Rp
33.550 (nilai penuh) per ton.

Based on the agreement with Arpeni (Package 09086)


No.056/P51278/PKP/EKS-0500/HK.03/2009
dated October 21, 2009, Arpeni shall provide loading
and discharging services through floating crane and
barge amounting to 3,600,000 tonnes of coal annually
for three years, from 1 July 2009 to 30 June 2012, with
the rate for coal shipments of Rp 33,550 (full amount)
per tonne.

Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Addendum I


No. 053/P51278/ADD/EKS-0500/HK.03/2010), apabila
dilakukan bongkar muat batubara dari tongkang nonArpeni, maka tarif jasa per MT (1MT = 1000 kg) untuk
pekerjaan tersebut adalah sebesar Rp 15.000 (nilai
penuh).

Based on agreement with Arpeni (Addendum I No.


053/P51278/ADD/EKS-0500/HK.03/2010), if there is
loading and discharging activity from non-Arpeni
barges, then the tariff of the services was as at Rp
15,000 (full amount) per metric tonne.

Berdasarkan perjanjian dengan Arpeni (Addendum II


untuk
perjanjian
No.056/P51278/PKP/EKS0500/HK.03/2009
dan
Addendum
I
No.053/P51278/ADD/EKS-0500/HK.03/2010), penggunaaan kapasitas minimum per bulan untuk floating
crane menurun dari 300,000 metrik ton per bulan
menjadi 175,000 metrik ton per bulan, dan
penghitungan masa penggunaan kapasitas minimum
berubah dari enam bulan menjadi satu tahun masa
penghitungan.
Perubahan
ini
menyebabkan
Perusahaan tidak terbebani biaya pinalti penggunaan
kapal kurang dari kapasitas minimum untuk tahun
2010.

Based on agreement with Arpeni (Addendum II for


agreement
No.056/P51278/PKP/EKS0500/HK.03/
2009 and Addendum I No.053/P51278/ADD/EKS0500/HK.03/2010), the minimum dead freight for
floating crane changed from 300,000 metric ton per
month to 175,000 metric ton per month and the dead
freight calculation period changed from six month
basis to annual basis. There was no penalty charged
to the Company related to the dead freight in 2010 as
a result of this amendment.

Pembayaran Sumbangan Pihak Ketiga dengan


Pemerintah Daerah

g.

Payment of Third Party Donation to the Regional


Government

Pemerintah Daerah (Pemda) Sumatera Selatan


dengan persetujuan dari DPRD tingkat I Sumatera
Selatan, menerbitkan Peraturan Daerah (Perda)
No.16/2002 tanggal 23 Desember 2002 tentang
pembayaran sumbangan yang diberikan Perusahaan
kepada Pemda Sumsel, Pemerintah Daerah Tingkat II
Muara Enim (Pemda Muara Enim) dan Pemerintah
Tingkat II Lahat (Pemda Lahat).

On 23 December 2002, the Regional Government


(Pemda) of South Sumatera as ratified by the
Regional House of Representatives released Regional
Government
Regulation
(Perda)
No.16/2002
regarding donations paid by the Company to South
Sumatera Province (Pemda Sumsel), Muara Enim
Regency (Pemda Muara Enim) and Lahat Regency
(Pemda Lahat).

Besarnya sumbangan yang diberikan adalah Rp 500


(nilai penuh) untuk Pemda Sumsel, Rp 250 (nilai
penuh) untuk Pemda Muara Enim dan Rp 250 (nilai
penuh) untuk Pemda Lahat untuk setiap 1 ton
batubara yang diproduksi di wilayah Sumatera Selatan
yang berlaku sejak 1 Januari 2002.

The donation was distributed to Pemda Sumsel at Rp


500 (full amount), Pemda Muara Enim at Rp 250 (full
amount) and Pemda Lahat at Rp 250 (full amount) per
tonne of coal mined in South Sumatra Province
effective from 1 January 2002.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 353

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/63 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
27.

PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (lanjutan)


g.

h.

28.

27.

Pembayaran Sumbangan Pihak Ketiga dengan


Pemerintah Daerah (lanjutan)

SIGNIFICANT
(continued)
g.

AGREEMENTS

AND

COMMITMENTS

Payment of Third Party Donation to the Regional


Government (continued)

Perda tersebut telah diubah beberapa kali. Untuk


Pemda Lahat, perubahan terakhir melalui Perda No.
18/2006 tentang perubahaan tarif produksi batubara
menjadi Rp 1.000/ton (nilai penuh). Untuk kabupaten
Muara Enim, Perda tersebut telah diubah beberapa
kali, yakni melalui Perda No. 7/2006 tentang
perubahaan tarif produksi batubara menjadi Rp
1.000/ton (nilai penuh) yang kemudian diperbaharui
menjadi Perda No.3/2010. Perda No. 3/2010 mengatur
tentang sumbangan pihak ketiga, dimana Perusahaan
tidak memiliki kewajiban untuk membayar kewajiban
sejumlah nilai tertentu atas setiap ton produksi
batubara dari wilayah kabupaten Muara Eni, yang
sekaligus mencabut Perda No. 7/2006.

This Perda has been amended several times. For


Pemda Lahat, the latest amendment was through
Perda No. 18/2006 regarding the revision of the coal
production tariff to Rp 1,000/ton (full amount). For
Muara Enim Regency, these Perda has been changed
several times, through Perda No. 7/2006 regarding the
revision of the coal production tariff to Rp 1,000/ton (full
amount) which was renewed by Perda No. 3/2006
which regulate the donation from third party, in which
the Company has no obligation to pay sum amount of
money for every ton of coal produced from Muara Enim
Regency, which is also revoked the Perda No. 7/2006.

Pembayaran yang diberikan kepada Pemda Sumsel,


Pemda Lahat dan Pemda Muara Enim untuk tahun
2010 adalah masing-masing sebesar Rp 5,9 miliar, Rp
3,1 miliar dan Rp 13,1 miliar. Sumbangan tersebut
dibebankan sebagai harga pokok penjualan lainnya
pada laporan laba-rugi konsolidasian.

The donation distributed to Pemda Sumsel, Pemda


Lahat and Pemda Muara Enim in 2010 amounted to
Rp 5.9 billion, Rp 3.1 billion and Rp 13.1 billion,
respectively. The donations were charged to other cost
of sales in the consolidated statement of income.

Iuran Produksi

h.

Production Royalty

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45/2003


seluruh perusahaan yang memiliki IUP diwajibkan
untuk membayar iuran eksploitasi sebesar 3% sampai
7% dari nilai penjualan, setelah dikurangi beban
penjualan. Perusahaan mengakui iuran ini dengan
dasar akrual.

Based on Government Regulation No. 45/2003 all


companies holding IUP have an obligation to pay
exploitation fees ranging from 3% to 7% of sales, net of
selling expenses. The Company recognises this fee on
an accrual basis.

Jumlah iuran yang dibayarkan ke Pemerintah pada


tahun 2010 adalah Rp 470,5 miliar (2009: 416,8
miliar). Iuran tersebut dibebankan sebagai harga
pokok penjualan pada laporan laba-rugi konsolidasian.

The royalty paid to the Government in 2010 was


Rp 470.5 billion (2009: Rp 416.8 billion). The royalty is
charged to cost of sales in the consolidated statements
of income.

ASET DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI

28.

CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES

Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009

Mining Law No. 4/2009

Pada tanggal 16 Desember 2008, Dewan Perwakilan


Rakyat meloloskan Undang-Undang (UU) Pertambangan
Mineral dan Batubara, yang telah disetujui oleh Presiden
pada 12 Januari 2009 menjadi UU No.4/2009.

On 16 December 2008, the Indonesian Parliament passed


Law on Mineral and Coal Mining (the Law), which received
the assent of the President on 12 January 2009, becoming
Law No. 4/2009.

Setelah keluarnya Undang-Undang tersebut, Direktur


Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi (DJMBP)
menerbitkan Surat Keputusan (SK) No. 03.E/31/DJB/2009
sehubungan dengan Kuasa Pertambangan (KP) yang
menjadi dasar operasi Pemerintah. Beberapa diantaranya
adalah:

Following the issue of the Law, the Director General of


Minerals, Coal and Geothermal (DGMCG) issued Circular
No. 03.E/31/DJB/2009 with respect to Mining Rights (KP)
under which the Company operates. The Circular states
that, among others:

354

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/64 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
28.

ASET DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)

28.

CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES (continued)

Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009 (lanjutan)

Mining Law No. 4/2009 (continued)

KP in force at the time the law was enacted will remain


valid until the expiration of the KP but must be
converted to an IUP the mining license under the
Law by 11 January 2010 at the latest.

The procedures for IUP issuance will be issued by the


DGMCG (presumably through the upcoming
implementing regulations for Law No. 4/2009).
All existing exploration and exploitation KP holders are
required to deliver an activities plan for the whole KP
area covering the period until expiration of the KP term,
at the latest within six months of the enactment of the
Law, i.e. by 11 July 2009.

KP yang ada pada saat diberlakukannya UndangUndang masih berlaku hingga jangka waktu
berakhirnya KP tetapi wajib dikonversi menjadi IUP
sesuai dengan Undang-Undang, paling lambat 11
Januari 2010.
Tata cara penerbitan IUP akan diterbitkan oleh DJMBP
(diasumsikan melalui peraturan pelaksana UndangUndang No. 4/2009).
Semua pemilik KP eksplorasi dan eksploitasi
diwajibkan untuk menyerahkan rencana aktivitas
seluruh KP hingga berakhirnya jangka waktu KP,
paling lambat enam bulan setelah disahkannya
Undang-Undang, yaitu 11 Juli 2009.

Pada bulan Pebruari 2010, Pemerintah Indonesia


mengeluarkan dua peraturan pemerintah yaitu Peraturan
Pemerintah No. 22/2010 dan 23/2010 (PP No. 22 dan PP
No. 23), sehubungan dengan penerapan Undang-Undang
Pertambangan No. 4/2009. PP No. 22 mengatur tentang
pembentukan area pertambangan dengan menggunakan
ijin usaha pertambangan yang baru. PP No. 23 juga
mewajibkan agar KP diubah menjadi IUP dalam jangka
waktu tiga bulan sejak diterbitkannya PP No. 23, akan tetapi
tata laksananya masih perlu diperjelas oleh pemerintah.

In February 2010, the Government of Indonesia released


two implementing regulations for Mining Law No. 4/2009, i.e.
Government Regulations Nos. 22/2010 and 23/2010 (GR
No.22 and GR No. 23). GR No. 22 deals with the
establishment of mining areas under the IUP. GR No. 23
provides clarifications surrounding the procedures to obtain
new IUPs. GR No. 23 also requires a KP to be converted
into an IUP within three months of the issue of GR No. 23,
however, the details of the procedures remain to be
specified.

Grup terus memonitor perkembangan peraturan pelaksana


Undang-Undang tersebut secara ketat dan akan
mempertimbangkan dampak terhadap operasi Grup, jika
ada, pada saat peraturan-peraturan pelaksana ini
diterbitkan. Seperti yang telah disajikan pada Catatan 1b,
sampai pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini
diterbitkan Grup telah memperoleh IUP untuk sebagian
besar area eksploitasi/pengembangan yang dimiliki.

The Group is closely monitoring the progress of the


implementing regulations for the Law, and will consider the
impact on its operations, if any, once these regulations are
issued. As presented in Note 1b, as of the date of these
consolidated financial statements, the Group has obtained
IUPs for most of its exploitation/development areas.

Keputusan Menteri No 34/2009

Ministerial Regulation No 34/2009

Pada bulan Desember 2009, Menteri ESDM mengeluarkan


Peraturan Menteri No. 34/2009 yang mewajibkan
perusahaan pertambangan untuk menjual sebagian hasil
produksinya kepada pelanggan domestik (Domestic Market
Obligation atau DMO). Sesuai dengan Keputusan Menteri
ESDM No. 1604/K/30/MEM/2010, persentase batas minimal
DMO adalah 24,75%.

In December 2009, the Minister of ESDM issued Ministerial


Regulation No. 34/2009, which provides a legal framework
to require mining companies to sell a portion of their output
to domestic customers (Domestic Market Obligation or
DMO). According to Ministerial Decree of Minister of
ESDM No. 1604/K/30/ MEM/2010, the minimum DMO
percentage is 24.75%.

Pelanggan domestik dan harga yang akan digunakan untuk


porsi penjualan DMO akan mengikuti harga indeks
internasional sebagai tolak ukur, yang juga ditentukan oleh
Menteri ESDM. Pada tanggal laporan keuangan
konsolidasian ini, industri pertambangan masih menunggu
pedoman kebijakan dan instruksi dari Menteri ESDM.

The domestic customers and the price to be used for the


DMO sales, which will follow international indices as the
benchmark, will be determined by the Minister of ESDM. As
at the date of these consolidated financial statements, the
mining industry is waiting for further implementation
guidelines and instructions from the Minister of ESDM.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 355

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/65 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
28.

ASET DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)

28.

CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES (continued)

Reklamasi Tambang dan Penutupan Tambang

Mine Reclamation and Mine Closure

Pada tanggal 20 Desember 2010, Pemerintah Indonesia


mengeluarkan peraturan implementasi atas UndangUndang Mineral No. 4/2009, yaitu Peraturan Pemerintah
No. 78/2010 (PP No. 78) yang mengatur aktivitas
reklamasi dan pascatambang untuk pemegang IUPEksplorasi dan IUP-Operasi Produksi. Peraturan ini
mengukuhkan keberlakuan Peraturan Menteri No. 18/2008
yang dikeluarkan oleh Menteri ESDM pada tanggal 29 Mei
2008.

On 20 December 2010, the Government of Indonesia


released an implementing regulation for Mining Law No.
4/2009, i.e. Government Regulation No. 78/2010 (GR No.
78) that deals with reclamation and post-mining activities for
both IUP-Exploration and IUP-Production Operation holders.
This regulation confirms Ministerial Regulation No. 18/2008
issued by the Minister of ESDM on 29 May 2008.

Pemegang IUP-Eksplorasi, ketentuannya antara lain, harus


memuat rencana eksplorasi didalam rencana kerja dan
anggaran biaya ekplorasinya dan menyediakan jaminan
reklamasi berupa deposito berjangka yang ditempatkan
pada bank pemerintah.

IUP-Exploration holders, among other requirements, must


include a reclamation plan in its exploration work plan and
budget and provide a reclamation guarantee in the form of a
time deposit placed at a state-owned bank.

Pemegang IUP-Operasi Produksi, ketentuannya antara lain,


harus menyiapkan (1) rencana reklamasi lima tahunan; (2)
rencana pasca tambang; (3) menyediakan jaminan
reklamasi yang dapat berupa rekening bersama atau
deposito berjangka yang ditempatkan pada bank
pemerintah, bank garansi, atau cadangan akuntansi (bila
diijinkan), dan (4) menyediakan jaminan pasca tambang
berupa deposito berjangka yang ditempatkan di bank
pemerintah.

IUP-Production
Operation
holders,
among
other
requirements, must prepare (1) a 5-year reclamation plan;
(2) a post-mining plan; (3) provide a reclamation guarantee
which may be in the form of a joint account or time deposit
placed at a state-owned bank, a bank guarantee, or an
accounting provision (if eligible); and (4) provide a post-mine
guarantee in the form of a time deposit at a state-owned
bank.

Penempatan jaminan reklamasi dan jaminan pasca


tambang tidak menghilangkan kewajiban pemegang IUP
dari ketentuan untuk melaksanakan aktivitas reklamasi dan
pasca tambang.

The requirement to provide reclamation and post-mine


guarantees does not release the IUP holder from the
requirement to perform reclamation and post-mine activities.

Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, Grup


telah menempatkan jaminan reklamasi tambang dalam
bentuk cadangan akuntansi (lihat Catatan 16) dan akan
melakukan penempatan deposito untuk penyisihan
penutupan tambang. Berdasarkan peraturan ini Grup telah
mengirimkan rencana penutupan tambangnya ke Gubernur
Sumatera Selatan dan diharapkan untuk disetujui pada
tahun 2011 dan penempatan deposito baru akan dilakukan
pada tahun 2014, tiga tahun setelah dokumen rencana
penutupan tambang disetujui oleh Gubernur Sumatera
Selatan dan Bupati Muara Enim.

As at the date of these consolidated financial statements,


the Group had placed reclamation guarantees in the form of
accounting reserves (see Note 16) and plans to establish a
time deposit for mine closure provision. Based on this
regulation, the Group has submitted its mine closure plan to
the Governor of South Sumatera and it is expected to be
approved in 2011 and then followed by the placement of
time deposit in 2014, three years after the issue of approval
for mine closure plan by the Governor of South Sumatra and
Muara Enim Regency Government.

Keputusan Menteri No. 17/2010

Ministerial Regulation No. 17/2010

Pada tanggal 23 September 2010, Menteri Energi dan


Sumber Daya Mineral mengeluarkan Peraturan Menteri No.
17/2010 yang menjelaskan mekanisme untuk menentukan
Indonesian Minerals and Coal Benchmark Price ("IMCBP"),
sebagai salah satu peraturan pelaksana UU No. 4/2009.
Peraturan ini berlaku efektif pada tanggal 23 September
2010.

On 23 September 2010, the Minister of Energy and Mineral


Resources issued Ministerial Regulation No. 17/2010
outlining the mechanism for determining the Indonesian
Minerals and Coal Benchmark Price (IMCBP), as one of
the implementing regulations to the Mining Law No. 4/2009.
It has been effective from 23 September 2010.

356

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/66 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)

28.

ASET DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)

28.

CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES (continued)

Keputusan Menteri No. 17/2010 (lanjutan)

Ministerial Regulation No. 17/2010 (continued)

Peraturan Menteri No. 17/2010 mengatur antara lain:

Ministerial Regulation No. 17/2010 governs among others:

penggunaan harga rata-rata mineral/batubara dari


indeks pasar internasional dan penggunaan free-onboard ("FOB"), kapal induk sebagai titik penjualan
untuk menentukan IMCBP;
penerimaan beban tertentu sebagai penyesuaian
untuk IMCBP (jika titik penjualan FOB yang
sebenarnya bukan kapal induk);dan
penggunaan pendekatan harga dasar (yaitu harga
jual IMCBP vs harga jual aktual, mana yang lebih
tinggi, untuk perhitungan Penerimaan Negara
(contoh: royalti atau biaya eksploitasi).

Peraturan
ini
juga
pertambangan untuk:

mengharuskan

perusahaan

menggunakan kapal/perahu berbendera Indonesia


untuk mengangkut mineral/batubara;
mengutamakan penggunaan perusahaan asuransi
nasional dimana syarat adopsi CIF digunakan; dan
menggunakan surveyor yang ditunjuk oleh Direktorat
Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi.

the use of the average mineral/coal price from


international market indices and the use of free-onboard (FOB) mother vessel as the sale point to
determine the IMCBP;
the acceptance of certain costs as adjustments to the
IMCBP (if the actual sale point is not FOB mother
vessel); and
the use of a floor" price approach (i.e. IMCBP vs.
actual sales price, whichever is higher, for the NonTax State Revenue calculation (e.g.royalty or
exploitation fee).

This regulation also requires mining companies to:

use Indonesian flagged ships/vessels to transport


minerals/coal;
prioritise the use of a national insurance company
where CIF sale terms are adopted; and
use surveyors appointed by the Directorate General of
Minerals, Coal and Geothermal.

Royalti dan iuran eksploitasi akan dihitung berdasarkan


harga jual aktual tertinggi dan IMCBP, seperti yang
dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri No.
17/2010.

Royalties and exploitation fees will be calculated based on


the higher of the actual sales price and the IMCBP as further
explained in Ministerial Regulation No. 17/2010.

Peraturan Menteri No. 17/2010 memberikan masa transisi


untuk merubah kontrak spot penjualan sampai dengan 22
Maret 2011 dan kontrak penjualan jangka panjang sampai
dengan 22 September 2011.

Ministerial Regulation No. 17/2010 provides a transitional


period until 22 March 2011 for spot sales contracts and 22
September 2011 for term sales contracts.

Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh kontrak penjualan


batubara jangka pendek yang dilakukan oleh Grup telah
menggunakan harga jual yang sesuai dengan IMCBP.
Untuk kontrak penjualan jangka panjang, harga yang
ditetapkan akan disesuaikan setiap tahunnya berdasarkan
harga IMCBP tahun tersebut.

Management believes that sales price for all short-term coal


sales contracts entered by the Group is in line with the
IMCBP. For the long-term coal sales contracts, the sales
price will be revisited each year and will be adjusted in
accordance with IMCBP of the respective period.

Dalam melakukan perhitungan royalti, Perusahaan juga


telah menyesuaikan harga penjualan yang digunakan untuk
menghitung royalti berdasarkan kalori dari masing-masing
penjualan.

In calculating the royalty, the Company also has used the


adjusted sales price for the royalty calculation based on the
calorific value of each sale.

Perkara-perkara dalam proses di Pengadilan

Outstanding court cases still in progress

Pada tahun 2003, Perusahaan diberikan KP untuk


mengeksploitasi daerah Lahat. Pada tahun 2004, otoritas
untuk memberikan KP dialihkan pengurusannya oleh
Gubernur Sumatera Selatan ke Bupati Lahat pada tahun
2004. Pada tanggal 29 Agustus 2005 melalui Pengadilan
Tata Usaha Negara (PTUN) Palembang, Perusahaan
mengajukan gugatan kepada Bupati Lahat sehubungan
dengan penerbitan beberapa KP kepada beberapa
perusahaan swasta atas wilayah yang sama yang dimiliki
oleh Perusahaan. Atas upaya hukum tersebut, PTUN
Palembang menolak gugatan Perusahaan.

In 2003, the Company was given a KP to exploit the Lahat


area. In 2004, the authority to grant KP was transferred by
the Governor of South Sumatera to the Lahat Regency
Government. On 29 August 2005, through Palembang
Administrative Court (PTUN), the Company filed a
lawsuit against the Lahat Regency Government due to
several overlapping KPs with other companies.
Palembang PTUN refused to process the Companys
claim.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 357

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/67 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)

28.

ASET DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)

28.

CONTINGENT ASSETS AND LIABILITIES (continued)

Perkara-perkara dalam proses di Pengadilan (lanjutan)

Outstanding court cases still in progress (continued)

Pada tanggal 14 Desember 2005, Perusahaan mengajukan


upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara (PTTUN) Medan. PTTUN menolak upaya hukum
banding Perusahaan.

On 14 December 2005, the Company filed an appeal with


the Medan Administrative High Court (PTTUN). PTTUN
rejected the Companys appeal.

Pada tanggal 30 Juni 2006, Mahkamah Agung telah


menerima upaya hukum kasasi dari Perusahaan. Pada
tanggal 10 Mei 2007, Mahkamah Agung memutuskan untuk
membatalkan putusan PTTUN Medan, menolak eksepsi
tergugat tetapi juga menyatakan gugatan Perusahaan tidak
dapat diterima.

On 30 June 2006, the Supreme Court received the


Companys cassation. On 10 May 2007, the Supreme
Court announced the cancellation of PTTUN, and refused
both the exception of the defendant and the Companys
cassation.

Pada tanggal 31 Januari 2008, masih terkait dengan kasus


di atas, Perusahaan mengajukan gugatan perdata ke PN
Lahat atas kerugian materiil akibat pemberian KP kepada
pihak lain. Gugatan dilayangkan kepada beberapa pihak
termasuk Bupati Lahat sebagai tergugat pertama.

On 31 January 2008, still in relation to the KP overlapping


above, the Company filed a civil suit with PN Lahat due to
commercial losses from KP overlapping with other parties.
The suit is addressed to several parties which include the
Lahat Regency Government as first defendant.

Tanggal 12 Agustus 2008, PN Lahat mengeluarkan


Putusan Sela, bahwa PN Lahat tidak berwenang
mengadili perkara tersebut, dengan putusan Sela
tersebut Perusahaan mengajukan upaya hukum banding
ke Pengadilan Tinggi (PT) Palembang.

On 12 August 2008, PN Lahat announced its refusal to


process the suit, on which the Company further appealed
to the High Court (PT) in Palembang.

Tanggal 16 Desember 2008 PT Palembang mengeluarkan


Putusan
Sela,
menerima
banding
Perusahaan,
membatalkan Putusan Sela PN Lahat serta memerintahkan
PN Lahat untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut.

On 16 December 2008, PT Palembang issued a decision


letter approving the Companys appeal and ordered PN
Lahat to process the suit.

Dengan putusan sela PT Palembang tersebut para tergugat


mengajukan upaya hukum Kasasi ke Mahkamah Agung RI.

With the PT Palembang decision, the defendent appealed


to the Supreme Court.

Tertanggal 9 Juli 2009 PN Lahat telah mengirimkan


berkas perkara Kasasi ke Mahkamah Agung RI, saat ini
perkara dalam proses Mahkamah Agung RI.

On 9 July 2009, PN Lahat sent the cassation files to the


Indonesia Supreme Court; as the date of this report, the
case was still in progress.

Tanggal 2 November 2009 berkas perkara telah diterima


Mahkamah Agung RI, dan sampai dengan tanggal laporan
keuangan ini, perkara tersebut masih dalam proses di
Mahkamah Agung RI.

On 2 November 2009, the cassation files were received by


the Indonesian Supreme Court and as at the date of this
report, the case was still in progress.

Tanggal 28 Januari 2010 Mahkamah Agung RI, telah


menerbitkan Putusan Kasasi dengan Amar Putusan
Menolak Permohonan Kasasi para tergugat (Bupati Lahat
dkk), yang relas pemberitahuannya diterima perusahaan
tanggal 01 Desember 2010. Saat ini, Perusahaan sedang
menunggu proses persidangan atas pokok perkara di PN
Lahat.

On 28 January 2010, the Indonesia Supreme Court issued a


cassation decision rejecting the petition of the defendants
(Lahat Regency Government), for which notice was received
by the Company on 1 December 2010. As at the date of this
report, the Company was still waiting for the court process at
PN Lahat.

358

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/68 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)

29.

INFORMASI
PIHAK-PIHAK
HUBUNGAN ISTIMEWA

YANG

MEMPUNYAI

Perusahaan dikendalikan oleh Pemerintah Indonesia.


Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa adalah sebagai berikut:

Penjualan produk
- PT Indonesia Power
- PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero)
- PT Timah (Persero) Tbk
- PT Semen Baturaja (Persero)
- PT Semen Padang (Persero)

(sebagai persentase terhadap


jumlah penjualan)
Pembelian barang/jasa
- PT Kereta Api Indonesia
(Persero)
- PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero)
- PT Pertamina (Persero)
- PT Bahtera Adhiguna (Persero)
- PT Asuransi Jasa Indonesia
(Persero)
(sebagai persentase terhadap
jumlah harga pokok
penjualan dan beban usaha)
Gaji dan tunjangan Dewan
Komisaris dan Direksi
(sebagai persentase terhadap
jumlah biaya karyawan)
Pendapatan keuangan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk, PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk
dan PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
(sebagai persentase terhadap
jumlah pendapatan bunga)
Aset
Kas dan setara kas
- PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
- PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk
- PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk
- Bank Pembangunan Daerah
Sumatera Selatan dan Bangka
Belitung

29.

RELATED PARTY INFORMATION


The Company is controlled by the Government of
Indonesia. Transactions with related parties are as
follows:

2010

2009

3,465,096

4,646,407

743,513
16,269
59,051
50,527

696,604
17,262
74,208
-

4,334,456

5,434,481

55%

61%

Sale of goods
PT Indonesia Power PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
PT Timah (Persero)Tbk PT Semen Baturaja (Persero) PT Semen Padang (Persero) -

(as a percentage of
total sales)
Purchase of goods/services
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
PT Pertamina (Persero) PT Bahtera Adhiguna (Persero) PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)

1,422,852

1,232,241

61,458
172,303
32,552

64,197
132,731
56,639

1,936

1,691,101

1,485,808

30%

28%

(as a percentage
of total cost of sales and
operating expense)

20,715

20,505

Board of Commisioners and


Directors salaries and benefits

2%

2%

(as percentage of total


of total employee costs)

236,865

187,407

Interest income
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk, PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk
and PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk

97%

93%

(as a percentage
of total interest income)

1,990,167
1,742,270

1,805,360
1,688,288

825,000

600,000

465,695

575,143

10,000

Assets
Cash and cash equivalents
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka
Belitung

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 359

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/69 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
29.

INFORMASI
PIHAK-PIHAK
YANG
HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)

MEMPUNYAI

29.

RELATED PARTY INFORMATION (continued)

Aset (lanjutan)

Assets (continued)
2010

- Bank Pembangunan Daerah


Kalimantan Timur

Piutang usaha
- PT Indonesia Power
- PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero)
- PT Semen Padang (Persero)
- PT Semen Baturaja (Persero)
- PT Timah (Persero) Tbk
Piutang Lain-lain
- Piutang karyawan
Jumlah aset yang terkait dengan
pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
(sebagai persentase
terhadap jumlah aset)
Kewajiban
Hutang usaha
- PT Pindad (Persero)
- PT Bahtera Adhiguna (Persero)
- PT Antam (Persero) Tbk
- Lainnya

Biaya yang masih harus dibayar


- PT Kereta Api Indonesia
(Persero)
- PT Bahtera Adhiguna (Persero)
Jumlah kewajiban kepada
pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
(sebagai persentase
terhadap jumlah kewajiban)

2009
-

5,034,795

4,668,791

385,636

939,675

185,685
25,156
11,981
5,800

108,971
9,678
5,405

614,258

1,063,729

211

1,313

Other receivables
Employee receivables -

5,649,264

5,733,833

Total assets associated


with related parties

65%

71%

(as a percentage
of total assets)

2,017
787
289

1,597
2,518
-

Liabilities
Trade payables
PT Pindad (Persero) PT Bahtera Adhiguna (Persero) PT Antam (Persero) Tbk Others -

3,093

4,115

Trade receivables
PT Indonesia Power PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
PT Semen Padang (Persero) PT Semen Baturaja (Persero) PT Timah (Persero) Tbk -

Accrued liabilities
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
PT Bahtera Adhiguna (Persero) -

185,211
4,255

111,077
16,518

189,466

127,595

192,559

131,710

Total liabilities to
related parties

8%

6%

(as a percentage
of total liabilities)

Sifat transaksi dan hubungan dengan pihak yang


mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa/
Related parties

Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur

1,663

The nature of transactions and relationships with related


parties is as follows:

Sifat hubungan dengan pihak


yang mempunyai hubungan istimewa/
Relationship with the related parties

Transaksi/Transaction

PT Bank Rakyat Indonesia


(Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penempatan dana/
Funds placement

PT Bank Negara Indonesia


(Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penempatan dana/
Funds placement

360

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/70 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
29.

INFORMASI
PIHAK-PIHAK
YANG
HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa/
Related parties

MEMPUNYAI

29.

RELATED PARTY INFORMATION (continued)

Sifat hubungan dengan pihak


yang mempunyai hubungan istimewa/
Relationship with the related parties

Transaksi/Transaction

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penempatan dana/
Funds placement

PT Bank Tabungan Negara


(Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penempatan dana/
Funds placement

Bank Pembangunan Daerah


Kalimantan Timur

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penempatan dana/
Funds placement

PT Bank Pembangunan Sumsel


dan Babel

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penempatan dana/
Funds placement

PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Pengangkutan batubara/
Coal transportation

PT Indonesia Power

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penjualan batubara/
Coal sales

PT Perusahaan Listrik Negara


(Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penjualan batubara dan


pemakaian listrik/Coal sales
and electricity usage

PT Semen Padang (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penjualan batubara/
Coal sales

PT Semen Andalas (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penjualan batubara/
Coal sales

PT Semen Baturaja (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penjualan batubara/
Coal sales

PT Timah (Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Penjualan batubara/
Coal sales

PT Bahtera Adhiguna (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Pengapalan batubara/
Coal shipping

PT Antam (Persero) Tbk

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Pembelian emas/
Gold purchase

PT Pindad (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Pembelian bahan peledak/


Explosive material purchase

PT Pertamina (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Pembelian bahan bakar/


Fuel supply

PT Asuransi Jasa Indonesia


(Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Premi asuransi/
Insurance premium

PT Asuransi Jiwasraya (Persero)

Perusahaan di bawah entitas sepengendali/


Entities under common control

Dana pensiun/
Pension funds

Kebijakan Grup terkait penetapan harga untuk transaksi


dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa
adalah sebagai berikut:

The Groups pricing policy related to the transactions with


related parties is as follows:

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 361

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/71 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated )

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
29.

30.

INFORMASI
PIHAK-PIHAK
YANG
HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)

MEMPUNYAI

29.

Penjualan batubara ke pihak yang memiliki


hubungan istimewa ditetapkan berdasarkan kontrakkontrak
penjualan,
yang
pada
umumnya
menggunakan indeks internasional yang setara
sebagai perbandingan dan disesuaikan dengan
spesifikasi dari batubara dan lokasi pengiriman.

Sales of coal to related parties are set based on sales


contracts, which generally use international indices
as benchmarks adjusted for coal specifications and
location of deliveries.

Pengapalan dan pengangkutan batubara oleh pihak


yang memiliki hubungan istimewa ditetapkan
berdasarkan kontrak pengangkutan yang disepakati
bersama berdasarkan hasil negosiasi dengan
memperhatikan unsur-unsur biaya yang ada
ditambah dengan marjin tertentu.

Coal shipping and transportation by related parties


were determined based on contract agreed by each
party after considering the cost components plus
certain margin.

LABA BERSIH PER SAHAM DASAR

30.

Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi


laba bersih kepada pemegang saham dengan rata-rata
tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun
yang bersangkutan.

Laba bersih kepada


pemegang saham
Rata-rata tertimbang jumlah saham
biasa yang beredar (lembar)
Laba bersih per saham dasar
(nilai penuh)

2010

2009

2,008,891

2,727,734

2,304,131,849

2,304,131,849

Net income attributable


to shareholders
Weighted average number of
ordinary shares outstanding
(number of shares)

872

1,184

Net income per share (full amount)

INFORMASI SEGMEN USAHA


a.

b.

BASIC EARNINGS PER SHARE


Basic earnings per share is calculated by dividing net
income attributable to shareholders by the weighted
average number of ordinary shares outstanding during the
year.

Grup tidak memiliki efek yang bersifat dilutif pada tanggal


31 Desember 2010 dan 2009.
31.

RELATED PARTY INFORMATION (continued)

Aktivitas

The Group does not have any dilutive ordinary shares at


31 December 2010 and 2009.
31.

SEGMENT INFORMATION
a.

Activities

Informasi tentang Perusahaan dan anak perusahaan


menurut segmen adalah sebagai berikut:

Information concerning the Companys and


subsidiaries business segments is as follows:

Bidang industri tambang batubara, meliputi kegiatan


penyelidikan
umum,
eksplorasi,
eksploitasi,
pengolahan,
pemurnian,
pengangkutan
dan
perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga khusus
batubara baik untuk keperluan sendiri maupun pihak
lain, pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap baik
untuk keperluan sendiri ataupun pihak lain dan
memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam
bidang yang ada hubungannya dengan industri
pertambangan batubara beserta hasil olahannya.

Coal mining activities, including general surveying,


exploration,
exploitation,
processing,
refining,
transportation and trading, maintenance of special coal
port facilities for internal and external needs, operation
of steam power plants for internal and external needs
and providing consulting services related to the coal
mining industry and production.

Informasi segmen usaha


Perusahaan melalui unit usaha Satuan Kerja
Pengusahaan Briket telah mengembangkan produksi
briket batubara sebagai alternatif bahan bakar untuk
rumah tangga dan industri kecil dan menengah (lihat
Catatan 27c).

b.

its

Segment information
The Company through its Coal Briquette Operating
Unit has developed coal briquette production as an
alternative fuel for home and small and middle
industries (see Note 27c).

362

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/72 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)

31.

INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan)


b.

SEGMENT INFORMATION (continued)

Informasi segmen usaha (lanjutan)

b.

Segment information (continued)

2010

2009

Informasi menurut
produk penjualan
Batubara
Briket

7,888,060
21,094

8,921,124
26,730

Jumlah

7,909,154

8,947,854

4,240,990
17,998

4,083,322
20,979

4,258,988

4,104,301

1,337,748
8,260

1,289,124
6,114

Jumlah

1,346,008

1,295,238

Laba/(Rugi) Usaha
Batubara
Briket

2,309,322
(5,164)

3,548,678
(363)

Jumlah

2,304,158

3,548,315

Total

8,681,681
41,018

8,010,187
68,391

Total assets
Coal
Briquette

8,722,699

8,078,578

Total

Beban pokok penjualan


Batubara
Briket
Jumlah
Beban Usaha
Batubara
Briket

Total Aset
Batubara
Briket
Jumlah
Informasi menurut
lokasi geografis penjualan
Ekspor
Domestik
Jumlah
32.

31.

2,841,475
5,067,679

2,909,219
6,038,635

7,909,154

8,947,854

ASET KEUANGAN DAN KEWAJIBAN KEUANGAN

32.

Berikut ini adalah kategori aset dan kewajiban keuangan


dari Grup:

31 December/December 2010
Aset keuangan/Financial assets
Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents
Piutang usaha/Trade receivables

Jumlah/
Total

5,054,075
997,178

Information by sales product


Coal
Briquette
Total
Cost of sales
Coal
Briquette
Total
Operating expense
Coal
Briquette
Total
Profit/(loss) from operations
Coal
Briquette

Information by
sales geographic location
Export
Domestic
Total

FINANCIAL ASSETS AND FINANCIAL LIABILITIES


The information given below relates to the Groups financial
assets and liabilities by category:

Pinjaman
dan piutang/
Loans and
receivables

5,054,075
997,178

Aset keuangan
yang
tersedia
untuk dijual/
Available
for sale
financial assets

Aset dan
kewajiban
keuangan
lainnya/
Other
financial
assets and
liabilities

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 363

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/73 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)

32.

ASET KEUANGAN DAN KEWAJIBAN KEUANGAN


(lanjutan)

31 December/December 2010

32.

Jumlah/
Total

FINANCIAL ASSETS AND FINANCIAL LIABILITIES


(continued)
Aset dan
Aset keuangan
kewajiban
yang
keuangan
tersedia
lainnya/
Pinjaman
untuk dijual/
Other
dan piutang/
Available
financial
Loans and
for sale
assets and
receivables
financial assets
liabilities

Aset keuangan/Financial assets


Piutang lain-lain/Other receivables
Pendapatan yang masih harus diterima/Accrued
revenue
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual/
Available for sale financial assets

29,227

29,227

8,341

8,341

71,422

71,422

Jumlah aset keuangan/Total financial assets

6,160,243

6,088,821

71,422

Kewajiban keuangan/Financial liabilities


Hutang usaha/Trade payables
Biaya yang masih harus dibayar/
Accrued expenses
Pinjaman bank jangka pendek/Short-term bank loan
Hutang lain-lain/Other payables

73,156

73,156

748,235
13,294
7,828

748,235
13,294
7,828

Jumlah kewajiban keuangan/


Total financial liabilities

842,513

842,513

5,317,730

6,088,821

71,422

(842,513)

4,709,104
1,505,459
10,250

4,709,104
1,505,459
10,250

6,926

6,926

6,231,739

6,231,739

31 Desember/December 2009
Aset keuangan/Financial assets
Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents
Piutang usaha/Trade receivables
Piutang lain-lain/Other receivables
Pendapatan yang masih harus diterima/Accrued
revenue
Jumlah aset keuangan/Total financial assets
Kewajiban keuangan/Financial liabilities
Hutang usaha/Trade payables
Biaya yang masih harus dibayar /
Accrued expenses
Pinjaman bank jangka pendek/short-term bank loan
Hutang lain-lain/Other payables

58,097

58,097

789,369
13,500
8,478

789,369
13,500
8,478

Jumlah kewajiban keuangan/


Total financial liabilities

869,444

869,444

5,362,295

6,231,739

(869,444)

364

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/74 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)

33.

PEMUSATAN RISIKO

33.

CONCENTRATION OF RISKS

Perusahaan menggunakan jasa angkutan kereta api dari


PTKA untuk mengangkut batubara ke Pelabuhan Tarahan
sebelum dilakukan pengapalan ke pelanggan utama
Perusahaan. Perubahan yang signifikan dalam kinerja
pengangkutan batubara dan strategi pemasaran PTKA bisa
mempengaruhi kinerja Perusahaan secara signifikan. Akan
tetapi, berdasarkan pengalaman masa lalu, Manajemen
berkeyakinan bahwa kerjasama Perusahaan dengan PTKA
akan tetap berkelanjutan.

The Company uses the railway services from PTKA to


deliver coal to Tarahan port for shipment to its major
customers. Significant changes in the coal delivery operation
and marketing strategies of PTKA could significantly affect
the operating results of the Company. However, based on
past experience, the Companys management is confident
that the Company will continue its business with PTKA.

Dalam sektor pertambangan, Grup menghadapi tantangan


sebagai berikut:

In the mining sector, the Group is facing the following


challenges:

ketidakpastian dalam kaitannya dengan penerapan


Undang-Undang Otonomi Daerah dan ketidakpastian
dalam
kaitannya
dengan
adanya
perubahan
Undang-Undang Pertambangan;

uncertainty due to delays in finalising the implementation


regulations for the Regional Autonomy and the
uncertainty of changes in Mining Regulation;

perselisihan dengan masyarakat setempat yang


mengajukan tambahan kompensasi dari Grup tambang
yang beroperasi di wilayah tersebut; dan

continued disputes with local communities who are


requesting additional compensation from the Group
operating in their areas; and

masalah keamananan berkaitan dengan kegiatan


penambangan liar.

security concerns in the industry due to illegal mining


activities.

Secara
umum,
tantangan-tantangan
ini
telah
mempengaruhi perusahaan tambang dalam kaitannya
dengan hal-hal berikut:

In general, these challenges are adversely affecting


companies in the following manner:

pemerintah daerah berusaha menerapkan pajak daerah


pada perusahaan pertambangan untuk memenuhi
target anggaran daerah;

local governments try to apply local levies to mining


companies in order to fund their budgets;

masalah dalam mencari tambahan dana baik dalam


kaitannya dengan biaya dan/atau jumlah dana yang
tersedia;

problems in seeking additional finance both in terms of


cost and/or the amounts of funding provided;

investasi baru yang ditangguhkan atau dibatalkan;

new investment is either being postponed or cancelled;

pemerintah
daerah
mengharapkan
perusahaan
tambang untuk mencadangkan dana tambahan dalam
rangka pembangunan daerah;

local governments are applying pressure to mining


companies to contribute additional funds to development
programs;

berkurangnya kemampuan akibat gangguan produksi


dan dalam beberapa sektor terdapat kelebihan pasokan
barang tambang; dan

decrease in performance due to production disruptions


and in some sectors oversupply of mining product; and

kesulitan dalam memastikan ketaaatan terhadap


kewajiban pengelolaan lingkungan akibat adanya
penambangan liar.

difficulties in ensuring compliance with environmental


obligations as a result of illegal mining activities.

Tantangan-tantangan di atas kemungkinan akan


berdampak kepada kegiatan Grup dan hasil usahanya dan
telah dipertimbangkan secara hati-hati oleh manajemen
dalam melakukan evaluasi kegiatan sekarang dan masa
yang akan datang serta dampak atau penurunan kegiatan
usaha saat ini.

The above challenges may, in time, affect the Groups


operations and related results and have been carefully
considered by management when evaluating the level of
current and future activities in Indonesia as well as the
impact or impairment on its existing operations.

Berdasarkan pengalaman masa lalu, manajemen


berkeyakinan
bahwa
sebagian
tantangan
yang
dikemukakan di atas masih bisa diatasi dalam kaitannya
dengan kelangsungan usaha Grup.

Based on past experience, management believes that part


of the above challenges can still be managed in relation to
the Groups ability to continue as a going concern.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 365

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/75 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)

34.

ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA


UANG ASING

34.

MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED


IN FOREIGN CURRENCIES

Aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada


31 Desember 2010 telah dikonversikan ke dalam mata
uang
Rupiah
dengan
menggunakan
kurs
USD1 = Rp 8.991 dan EUR1 = Rp11.955 (nilai penuh)
berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia.

At 31 December 2010, monetary assets


denominated in foreign currency had been
Rupiah using an exchange rate of US$1 =
EUR1 = Rp11,955 (full amount) based
Indonesia middle rate.

Apabila aset dan kewajiban dalam mata uang asing pada


tanggal 31 Desember 2009 dijabarkan dengan
menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal laporan ini,
maka aset bersih dalam mata uang asing Grup akan turun
sebesar Rp 11,3 miliar.

If assets and liabilities in foreign currencies as at 31


December 2009 were translated using the exchange rate as
at the date of this report, the total net foreign currency assets
of the Group mostly would decrease by approximately Rp
11.3 billion.

Grup memiliki aset dan kewajiban moneter dalam mata


uang asing sebagai berikut:

The Group had the following monetary assets and liabilities


denominated in foreign currencies:

Aset
Bank
Pihak ketiga
Hubungan Istimewa
Deposito berjangka
Hubungan Istimewa
Piutang usaha, bersih
Pihak ketiga
Hubungan Istimewa
Kewajiban
Hutang usaha
Pihak ketiga
Biaya yang masih
harus dibayar
Pihak ketiga

Mata
uang asing/
Orginal
currency
Nilai penuh/
Full amount

and liabilities
translated into
Rp 8,991 dan
on the Bank

2010
Rp

USD
USD

317,985
2,275,052

2,859
20,455

USD

24,677,788

221,878

USD
USD

31,784,896
645,111

285,778
5,800
536,770

USD
EUR

(41,152)
(8,172)

(370)
(98)

USD

(7,200,970)

(64,744)

Assets
Cash in bank
Third Parties
Related Parties
Time deposits
Related Parties
Trade receivables, net
Third Parties
Related Parties
Liabilities
Trade payables
Third Parties
Accrued expenses
Third Parties

(65,212)
Aset bersih
35.

MANAJEMEN RISIKO
Berbagai aktivitas yang dilakukan membuat Grup terekspos
terhadap berbagai risiko keuangan, termasuk dampak nilai
tukar mata uang asing, tingkat harga komoditas dan tingkat
bunga. Program manajemen risiko keseluruhan yang
dimiliki Grup ditujukan untuk menghadapi ketidakpastian
harga komoditas dan untuk meminimalkan dampak yang
tidak diharapkan pada kinerja keuangan Grup.

471,558
35.

Net assets

RISK MANAGEMENT
The Groups activities expose it to a variety of financial risks,
including the effects of foreign currency exchange rates,
commodity prices and interest rates. The Groups overall risk
management program focuses on the unpredictability of
commodity prices and seeks to minimise potential adverse
effects on the financial performance of the Group.

366

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/76 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
35.

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

35.

RISK MANAGEMENT (continued)

Manajemen risiko dijalankan oleh Dewan Direksi Grup.


Dewan Direksi bertugas melakukan identifikasi, evaluasi
dan lindung nilai yang tepat terhadap risiko-risiko keuangan
jika diperlukan. Dewan Direksi menentukan prinsip
manajemen risiko secara keseluruhan, sekaligus juga
menetapkan kebijakan-kebijakan yang mencakup risikorisiko dalam bidang tertentu, seperti risiko nilai tukar mata
uang asing, risiko tingkat bunga, dan investasi kelebihan
likuiditas.

Risk management is carried out by the Groups Board of


Directors. The Board identifies, evaluates and hedges
financial risks, where considered appropriate. The Board of
Directors provides principles for overall risk management, as
well as policies covering specific areas, such as foreign
exchange risk, interest rate risk, and investing excess
liquidity.

a.

a.

Risiko pasar
(i)

Risiko mata uang asing

Market risk
(i)

Pendapatan, pendanaan dan sebagian biaya


operasi dari Grup dilakukan dalam mata uang
Dolar AS, karena Grup menyajikan laporan
keuangannya dalam Rupiah, maka terdapat
eksposur terhadap fluktuasi nilai tukar mata
uang asing.
(ii)

Foreign exchange risk


The Groups revenue, financing, and part of
operating expenditures are denominated in US
Dollars, and as the Group prepares its financial
statements in Rupiah, it does have an exposure
to fluctuation in foreign exchange rates.

Risiko harga

(ii)

Perusahaan
menghadapi
risiko
harga
komoditas karena batubara adalah produk
komoditas yang diperjualbelikan di pasar
batubara dunia. Harga batubara Grup
ditentukan berdasarkan harga batubara dunia,
yang cenderung sangat mengikuti siklus dan
terpengaruh oleh fluktuasi yang signifikan.
Sebagai produk komoditas, harga batubara
dunia sangat tergantung pada dinamika
pasokan dan permintaan batubara di pasar
dunia. Grup tidak melakukan transaksi kontrak
batubara dan belum mengadakan perjanjian
jangka panjang kontrak harga batubara untuk
melakukan lindung nilai terhadap fluktuasi
harga batubara. Sebaliknya, Grup melakukan
penjualan
batubara
dengan
beberapa
pelanggan menggunakan harga tetap Selama
satu tahun untuk melindungi sebagian dari
pendapatan untuk tiap tahunnya.

Price risk
The Group faces commodity price risk because
coal is a commodity product traded in the world
coal markets. Prices for the Groups coal are
based on global coal prices, which tend to be
highly cyclical and subject to significant
fluctuations. As a commodity product, global
coal prices are principally dependent on the
supply and demand dynamics of coal in the
world export market. The Group did not engage
in trading coal contracts and has not entered
into long-term coal pricing agreements to hedge
its exposure to fluctuations in the coal price.
Instead, the Group entered into one-year fixed
price coal contracts with some of its customers
to safeguard a portion of its revenue for each
year.

(iii) Risiko suku bunga

(iii) Interest rate risk

Eksposur terhadap suku bunga Grup dinilai


rendah apabila ditinjau dari posisi neraca.

The Groups interest rate exposure is minimal


due to the balance sheet position.

Tabel berikut ini merupakan rincian dari aset


dan
kewajiban
keuangan
Grup
yang
dipengaruhi oleh suku bunga:

The following table represents a breakdown of


the Groups financial assets and liabilities which
are on which interest rates have an impact:
31 Desember/December 2010
Suku bunga tetap/
Fixed rate

Suku bunga mengambang/


Floating rate
Kurang dari
satu tahun/
Less than
one year

Lebih dari
satu tahun/
More than
one year

Kurang dari
satu tahun/
Less than
one year

Tidak
berbunga/
Noninterest
bearing

Lebih dari
satu tahun/
More than
one year

Jumlah/
Total

Aset keuangan/
Financial assets
Kas dan setara kas/
Cash and cash
equivalents
Piutang usaha/
Trade receivables

93,008

4,960,878

189

5,054,075

997,178

997,178

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 367

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/77 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)

35.

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)


a.

35.

Risiko pasar (lanjutan)

RISK MANAGEMENT (continued)


a.

(iii) Risiko suku bunga (lanjutan)

Market risk (continued)


(iii) Interest rate risk (continued)

31 Desember/December 2010
Suku bunga tetap/
Fixed rate

Suku bunga mengambang/


Floating rate
Kurang dari
satu tahun/
Less than
one year

Lebih dari
satu tahun/
More than
one year

Kurang dari
satu tahun/
Less than
one year

Tidak
berbunga/
Noninterest
bearing

Lebih dari
satu tahun/
More than
one year

Jumlah/
Total

Aset keuangan
(lanjutan)/
Financial assets
(continued)
Piutang lain-lain/
Other receivables
Pendapatan yang
masih harus
diterima/Accrued
revenue
Aset keuangan yang
tersedia untuk dijual/
Available for sale
financial asset
Jumlah aset
keuangan/Total
financial assets
Kewajiban keuangan/
Financial liabilities
Hutang usaha/
Trade payables
Biaya yang masih
harus dibayar/
Accrued expenses Pinjaman bank
jangka pendek/
Short-term bank
loan
Hutang lain-lain/
Other payables
Kewajiban
keuangan/
Financial
liabilities

b.

29,227

29,227

8,341

8,341

71,422

71,422

4,960,878

71,422

1,034,935

6,160,243

93,008

73,156

73,156

748,235

748,235

13,294

13,294

7,828

7,828

13,294

829,219

842,513

Risiko kredit

b.

Credit risk

Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah maksimum


eksposur dari risiko kredit adalah Rp 6,16 triliun.
Risiko kredit terutama berasal dari penjualan dengan
memberikan kredit, penempatan dana pada bank,
deposito berjangka, dan kas yang dibatasi
penggunaannya.

As at 31 December 2010, total maximum exposure


from credit risk was Rp 6.16 billion. Credit risk arises
from sales under credit, cash in bank, time deposits
and restricted cash.

Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo piutang


usaha yang telah jatuh tempo lebih dari 30 hari
sebesar Rp 137 miliar yang merupakan 13% dari
jumlah keseluruhan piutang usaha.

As at 31 December 2010, balance of trade receivables


that had been overdue more than 30 days amounted
to Rp 137 billion, which represents 13% of total trade
receivables.

Manajemen yakin akan kemampuannya untuk terus


mempertahankan eksposur yang minimal terhadap
risiko kredit mengingat Perusahaan memiliki
perjanjian yang jelas dengan pelanggan.

Management is confident in its ability to maintain


minimal exposure of credit risk given that the Company
has clear agreements with customers.

368

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/78 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)
35.

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)


c.

35.

Risiko likuiditas

RISK MANAGEMENT (continued)


c.

Risiko likuiditas merupakan risiko yang muncul


dalam situasi dimana posisi arus kas Grup
mengindikasikan bahwa arus kas masuk dari
pendapatan jangka pendek tidak cukup untuk
memenuhi arus kas keluar untuk pengeluaran
jangka pendek. Dalam kebijakan manajemen risiko
likuiditas, Grup melakukan monitor dan menjaga
level kas dan setara kas yang diperkirakan cukup
untuk mendanai kegiatan operasional Grup dan
mengurangi pengaruh fluktuasi dalam arus kas.
Manajemen Grup juga secara rutin melakukan
monitor atas perkiraan arus kas dan arus kas aktual,
termasuk profil jatuh tempo pinjaman, dan secara
terus-menerus menilai kondisi pasar keuangan
untuk kesempatan memperoleh dana.
d.

36.

Liquidity risk
Liquidity risk is defined as a risk that arises in situations
where the Group's cash flow indicates that the cash
inflow from short-term revenue is not enough to cover
the cash outflow of short-term expenditure. In the
liquidity risk management policy, the Group monitor
and maintain a level of cash and cash equivalents
deemed adequate to finance the Group's operational
activities and to mitigate the effect of fluctuation in cash
flows. The Group's management also regularly monitor
the projected and actual cash flows, including their loan
maturity profiles, and continuously assess condition in
the financial markets for opportunities to pursue fundraising.

Nilai wajar

d.

Fair value

Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana suatu aset


dapat
dipertukarkan
atau
suatu
kewajiban
diselesaikan antara pihak yang memahami dan
berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.

Fair value is the amount for which an asset could be


exchanged or liability settled between knowledgeable
and willing parties in an arms length transaction.

Manajemen berpendapat bahwa nilai buku dari aset


dan kewajiban keuangan mendekati nilai wajar aset
dan kewajiban keuangan tersebut pada tanggal 31
Desember 2010.

Management is of the opinion that the carrying value


of its financial assets and liabilities approximates the
fair value of the financial assets and liabilities as at
31 December 2010.

PERKEMBANGAN
TERAKHIR
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN

36.

PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENTS

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan


beberapa standar akuntansi revisi sebagai berikut yang
mungkin mempunyai dampak terhadap laporan keuangan
Perusahaan yang periodenya dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2011:

The Indonesian Institute of Accountants has issued the


following revised accounting standards that may be
applicable to the Companys financial statements covering
periods beginning on or after 1 January 2011:

PSAK 1 (Revisi 2009) - Penyajian Laporan Keuangan;

PSAK 2 (Revisi 2009) - Laporan Arus Kas;


PSAK 3 (Revisi 2010) - Laporan Keuangan Interim;
PSAK 4 (Revisi 2009) - Laporan Keuangan
Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri;
PSAK 5 (Revisi 2009) - Segmen Operasi;
PSAK 7 (Revisi 2009) - Pengungkapan Pihak-Pihak
yang mempunyai Hubungan Istimewa;
PSAK 8 (Revisi 2010) Peristiwa Setelah Tanggal
Neraca;
PSAK 12 (Revisi 2009) - Pelaporan Keuangan
Mengenai Bagian Partisipasi Dalam Pengendalian
Bersama Operasi dan Aset;
PSAK 15 (Revisi 2009) - Investasi Dalam Perusahaan
Asosiasi;
PSAK 19 (Revisi 2010) - Aset Tidak Berwujud;
PSAK 22 (Revisi 2010) - Penggabungan Usaha;
PSAK 23 (Revisi 2010) - Pendapatan;
PSAK 25 (Revisi 2009) - Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan;
PSAK 48 (Revisi 2009) - Penurunan Nilai Aset;

SFAS 1 (Revised 2009) - Presentation of Financial


Statements;
SFAS 2 (Revised 2009) - Statement of Cash Flows;
SFAS 3 (Revised 2010) Interim Financial Reporting;
SFAS 4 (Revised 2009) Consolidated and Separate
Financial Statements;
SFAS 5 (Revised 2009) - Operating Segments;
SFAS 7 (Revised 2009) - Related Party Disclosures;

SFAS 8 (Revised 2010) Events after the Reporting


Period;
SFAS 12 (Revised 2009) - Interests in Joint Ventures;

SFAS 15 (Revised 2009) - Investments in Associates;

SFAS 19 (Revised 2010) - Intangible Assets;


SFAS 22 (Revised 2010) - Business Combinations;
SFAS 23 (Revised 2010) - Revenue;
SFAS 25 (Revised 2009) - Accounting Policies,
Changes in Accounting Estimates and Errors;
SFAS 48 (Revised 2009) - Impairment of Assets;

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report 369

PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk


DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Lampiran 5/79 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009

NOTES TO THE CONSOLIDATED


FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,


kecuali dinyatakan lain)

36.

PERKEMBANGAN
TERAKHIR
PERNYATAAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (lanjutan)
-

36.

PSAK 57 (Revisi 2009) - Kewajiban Diestimasi,


Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi;
PSAK 58 (Revisi 2009) - Aktiva Tidak Lancar Tersedia
Untuk Dijual dan Operasi Dalam Penghentian.

ACCOUNTING

PRONOUNCEMENTS

SFAS 57 (Revised 2009) - Provision, Contingent


Liabilities and Contingent Assets;
SFAS 58 (Revised 2009) - Non-Current Assets Held for
Sale and Discontinued Operations;

IAI juga telah menerbitkan standar akuntansi revisi sebagai


berikut yang mungkin mempunyai dampak terhadap laporan
keuangan Perusahaan yang periodenya dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2012:

The Indonesian Institute of Accountants has also issued the


following revised accounting standard that may be applicable
to the Companys financial statements covering periods
beginning on or after 1 January 2012:

PSAK 10 (Revisi 2009) - Efek dari Perubahan Kurs


Mata Uang Asing.

Perusahaan masih mempelajari dampak yang mungkin


timbul dari penerapan standar-standar ini terhadap laporan
keuangan.
37.

PROSPECTIVE
(continued)

REKLASIFIKASI AKUN
Angka komparatif pada laporan keuangan konsolidasian
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009
telah diubah untuk menyesuaikan dengan penyajian laporan
keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2010.

SFAS 10 (Revised 2009) - The Effects of Changes in


Foreign Exchange Rates.

The Company is still considering the impact of these revised


standards to the financial statements.

37.

RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS
Certain comparative figures in the consolidated financial
statements for the year ended 31 December 2009 have
been amended to conform to the basis on which the
consolidated financial statements for the year ended 31
December 2010 have been presented.

370

PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Halaman ini sengaja dikosongkan


This page is intentionally left blank

PT Bukit Asam (Persero) Tbk


Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim
Sumatera Selatan,
Indonesia
P. 62-734-451 096, 452 352
F. 62-734-451 095, 452 993

www.ptba.co.id

Anda mungkin juga menyukai