Pengaturan Suhu Tubuh PDF
Pengaturan Suhu Tubuh PDF
PEMENUHAN KEBUTUHAN
PENGATURAN SUHU TUBUH
Pengampu
Sri Wahyuni SM
POKOK BAHASAN
Hipotalamus :
- Adalah area kecil pada otak dibawah ventrikel -3.
- Hipotalamus memanjang kebawah menuju
batang pituitary.
- Hipotalamus adalah area sentralis kecil dari
sel-sel syaraf yang dihubungkan sistem syaraf
otonom dengan kelenjar pituitary.
- Hipotalamus merupakan pusat yang penting
untuk mengintegrasikan fungsi-fungsi dasar
untuk individual.
Respon
Lanjutan ..
Hipotalamus pada otak berespon terhadap suhu dari
darah yang mengalir.
Mengandung 2 pusat pengaturan suhu :
1. Berespon terhadap peningkatan suhu
vasodilatasi panas menguap
2. Berespon terhadap penurunan suhu
vasokonstriksi.
. Hipotalamus menerima stimulus dari talamus dan
melewati sistem syaraf otonom memodifikasi :
Aktifitas pulmoner
Sekresi keringat
Aktifitas kelenjar/otot.
B. Sistem Endokrin
- Medula adrenal : dingin meningkatkan
sekresi adrenalin : Menstimulasi
metabolisme Meningkatkan panas
- Kelenjar tiroid : dingin meningkatkan
sekresi tiroksin meningkatkan
metabolisme pembentukan panas.
Pemaparan panas menyebabkan :
- Peningkatan aliran darah melalui kulit.
- Meningkatkan pembentukan keringat
Lanjutan .
b. Pengambilan panas dari lingkungan :
- Radiasi langsung dari matahari
- Radiasi yang direfleksiksn dari langit
- Makan-minum panas, mandi air panas.
- Udara panas/iklim panas
- Tanah yang berhubungan dengan
tubuh.
Demam
Adalah peningkatan titik patokan (set poin) suhu di
hipotalamus. Dengan peningkatan titik patokan, maka
hipotalamus mengirim sinyal untuk meningkatkan
suhu tubuh. Penyebab demam : adanya bakteri, tumor
otak, keadaan lingkungan dengan serangan demam.
Patogenesis Demam:
Endotoksin, Peradangan
Rangsangan pirogenik lain
Demam
Hipotermia :
- Adalah penurunan panas yang berlebihan
- Dapat terjadi bila seorang terpapar pada kondisi extrem
- Orang telanjang mengalami defisiensi sekresi hormon tiroid.
Dapat menyebabkan kematian pada bayi, usila.
- Hipotermi merupakan pembentukan yang tidak disengaja
pada kegiatan tertentu oleh pendingin darah/kulit untuk
mengurangi proses metabolisme sampai batas minimum.
- Hipotermi buatan ;
@ Memberikan sedatif untuk menekan aktifitas pengaturan
suhu hipotalamus dalam operasi.
@Mendinginkan dengan es (beku: fros bite), dapat terjadi
kerusakan permanen jaringan.
Pernafasan :
Gejala : Takipnea dengan penurunan kedalaman
pernafasan.
Tanda :- Suhu meningkat (>37.5 der.C)
normal
(lansia)
sub normal (< 36,5 der. C)
- Menggigil
- Luka yang sulit/lama sembuh
drainase purulen (nanah) lokasi eritema
- Ruam eritema.
Seksualitas :
Gejala : pruritis perianal. Baru saja aborsi.
Tanda : maserasi vulva, skret vagina.
Penyuluhan :
Gejala : - Masalah kes. Kronis/melemah
- Menjalani post operasi
- Penggunaan antibiotika
Rencana Pemulangan : Bila dengan perawatan
di rumah, perawatan diri dll.
Pemeriksaan Diagnostik :
1. Kultur (luka, sputum, urune, darah)
- Mengidentifikasi organisme penyebab demam/radang.
- Untuk menentukan obat yang efektif.
2. Sel darah putih :
- Leucopenia (penurunan SDP) sebelumnya
- Leucositosis ( 15.000 30.000)
3. Elektrolit serum :
- Ketidakseimbangan elektrolit asidosis, perpindahan
cairan, perubahan fungsi ginjal.
4. Glukose serum :
- Sebagai respon dari puasa perubahan seluler dalam
metabolisme.
5. Urinalisis : bakteri penyebab infeksi.
Diagnosa Keperawatan :
1. Resiko tinggi infeksi b/d :
- Penurunan sistem tubuh
- Kegagalan untuk mengenal dan mengatasi infeksi
- prosedur infasif
- Nosokomial.
2. Hipertermi b/d :
- Peningkatan metabolisme/penyakit
- Dehidrasi
- Efek langsung dari sirkulasi endotosin pada hipotalamus
3. Resiko Tinggi kekurangan cairan b/d :
- Peningkatan pada vasodilatasi
- Permeabilitas kapiler/kebocoran cairan ke dalam lokasi
interstisiil.
Rencana Keperawatan
1.
Resiko tinggi infeksi
Tujuan/kriteria hasil :
- Menunjukkan penyembuhan seiring
perjalanan waktu
- Bebas dari sekresi purulen, bebas dari
febris.
INTERVENSI
Berikan isolasi/pantau
pengunjung sesui dengan
indikasi
RASIONAL
Isolasi luka/linen dan
mencuci tangan untuk
drainase luka/pembatasan
pengunjung dibutuhkan
untuk melindungi pasien
dan mengurangi
kemungkinan infeksi.
Mengurangi kontaminasi
silang
Mencegah penyebaran
infeksi melalui droplet
infeksi.
Batasi penggunaan
alat/prosedur infasif jika
memungkinkan
Gunakan tehnik steril pada
waktu penggantian
balutan/penghisapan/berikan
lokasi perawatan, misalnya
infus, kateter.
Menggunakan sarung
tangan dalam perawatan
luka
Pantau suhu tubuh
Mencegah penyebaran
infeksi/kontaminasi.
Menggigil seringkali
mendahului memuncaknya
suhu adanya infeksi umum
Kolaborasi pemeriksaan
spesimen urine, darah,
sputum, luka dalam
pewarnaan gram, kultur
Dapat
membasmi/memberikan
imunitas sementara untuk
infeksi umum/penyakit
khusus
2. Hipertermia
Tujuan/kriteria hasil:
- Suhu dalam batas normal
- Bebas dari kedinginan
- Tidak mengalami komplikasi
INTERVENSI
- Pantau suhu pasien
(derajad dan pola),
perhatian menggigil/
diaforesis.
RASIONAL
- Suhu 38.9C-41.1C menunjukkan
proses penyakit infeksius kut.
Pola demam dapat dibantu dalam
diagnosis. Demam lanjut lebih 24
jam menunjukkan pneumonia.
Demam skarlet (tipoid). Demam
remiten(infeksi paru). Deman
intermiten (kembali normal dalam
24 jam), endokarditis, TB.
Menggigil mendahului puncak
suhu. Penggunaan antipiretik
mengubah pola demam. Bila
demam tetap lebih dari 38,9C.
Pantau suhu
lingkungan sesuai
indikasi
Berikan kompres
mandi hangat,
hindari penggunaan
alkohol.
Kolaborasi
memberikan anti
piretik, mis ;aspirin,
dll.
RASIONAL
INTERVENSI
RASIONAL
INTERVENSI
Amati edema perifer
RASIONAL
Kehilangan cairan dari
kompartemen vaskuler ke
dalam ruang interstitial akan
menyebabkan edema jaringan.
INTERVENSI
RASIONAL
INTERVENSI
RASIONAL
INTERVENSI
RASIONAL
Perubahan menunjukkan
komplikasi pulmonal.
Misal ; edema.
5. Kurang Pengetahuan :
Tujuan/kriteria hasil :
- Menunjukkan pemahaman proses penyakit dan
prognosis
- Dengan tepat menunjukkan prosedur yang
diperlukan dan menjelaskan rasional dari
tindakan.
- Memulai perubahan gaya hidup yang
diperlukan.
- Ikut serta dalam program pengobatan.
INTERVENSI
-Tinjau proses penyakit dan
harapan masa depan.
RASIONAL
-Memberikan pengetahuan
dasar dimana pasien dapat
membuat pilihan.
- Tinjau faktor resiko individual -Terapi glukokortikoid
disfungsi ginjal/hati, penyakit
dan bentuk penularan tempat
neoplastik, jantung rematik,
masukknya infeksi
DM dapat mencetuskan
septisemia. Berikan informasi
tindakan protektif.
-Berikan informasi mengenai
- Meningkatkan pemahaman
terapi obat-obatan, interaksi,
dan kerja sama dalam
efek samping dan pentingnya
penyembuhan dan mengurangi
ketaatan pada program
resiko kambuhnya/ komplikasi.
INTERVENSI
RASIONAL