Anda di halaman 1dari 5

Data percobaan Hukum Poiseuille

A. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan tekanan berbeda
No.

Waktu (s)

1
2
3

15
15
15
Rata - rata

Volume (ml)
Pipa I
Pipa II
(di atas)
(di bawah)
100
150
100
150
100
160
100
153,3

Debit Aliran (ml/s)


Pipa I
Pipa II
6,7
6,7
6,7
6,7

10
10
10,7
10,2

Kesimpulan: makin besar tekanannya maka makin besar pula debitnya


Galat debit:
o Pipa I:
)

=0

o Pipa II:
(

= 0,25

B. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan viskositas berbeda
(i) Konsentrasi NaCl 100%
No.
1
2
3

Waktu (s)
66
47
38
Rata rata

Volume (ml)
Pipa I
Pipa II
180
200
200
193,3

Galat debit:
Pipa I:
(

= 0,54

Debit Aliran (ml/s)


Pipa I
Pipa II
2,72
4,26
5,26
4,08

(ii) Konsentrasi NaCl 50%


No.
1
2
3

Waktu (s)

Volume (ml)
Debit Aliran (ml/s)
Pipa I
Pipa II
Pipa I
Pipa II
37
200
5,40
47
190
4,04
47
190
4,04
Rata - rata
193,3
4,49
Kesimpulan: makin besar viskositasnya maka makin kecil debitnya.
Galat debit:
o Pipa I:
)

= 0,44

C. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa berbeda dan tekanan sama
No.

1
2
3

Waktu (s)

Volume (ml)
Debit Aliran (ml/s)
Pipa I
Pipa II
Pipa I
Pipa II
(pendek)
(panjang)
15
300
280
20
18,7
15
310
270
20,7
18
15
300
290
20
19,3
Rata - rata
303,3
280
20,2
18,7
Kesimpulan: makin panjang pipanya maka makin kecil debitnya
Galat debit:
o Pipa I:
)

= 0,31

D. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa berbeda dan diameter sama
No.

1
2
3

Waktu (s)

Volume (ml)
Debit Aliran (ml/s)
Pipa I
Pipa II
Pipa I
Pipa II
(kecil)
(besar)
15
150
340
10
22,7
15
150
340
10
22,7
15
150
340
10
22,7
Rata - rata
150
340
10
22,7
Kesimpulan: makin besar diameternya maka makin besar debitnya
Galat debit:
o Pipa I:
(

=0

o Pipa II:
(

=0

Kesimpulan:
Berdasarkan data yang telah diperoleh, menujukan bahwa besarnya debit aliran pada pipa
berbanding lurus dengan tekanan dan diameter pipa, dan berbanding terbalik dengan viskositas
dan panjang pipa.

Data percobaan
Pengukuran Secara Tidak Langsung Tekanan Darah Pada Arteri Pada
Orang
I.

Pengukuran tekanan darah a. brachialis pada sikap:


Tekanan darah saat berbaring
(mmHg)
100
110
110
90
100
100
80
90
80
80
80
80
80
80
80

Fase
I
II
III
IV
V
II.

Tekanan darah saat duduk


(mmHg)
100
100
100
90
90
90
80
80
80
80
70
80
80
70
80

Tekanan darah saat berdiri


(mmHg)
110
110
110
100
100
100
90
90
90
80
80
80
80
80
80

Pengukuran tekanan darah sesudah kerja otot:


Mengukur tekanan darah o.p setelah berlari ditempat dengan frekuensi 120 loncatan/menit
selama 2 menit, tana melepas manset.
Sistole/diastole: 130/100 mmHg

III.

Pengukuran tekanan darah a. brachialis dengan cara palpasi


1. Pengukuran pada sikap duduk dengan cara auskultasi: 110/80 mmHg
2. Pengukuran pada sikap duduk dengan cara palpasi : 100 mmHg (sistolik palpatoir)
Pertanyaan:
1. Apa yang harus diperhatikan pada waktu memasang manset?
Letak a. brachialis
Tombol on pada sfignomanometer
Keadaan karet pompa
Tidak ada penghalang anatra manset
Letak sfignomanometer sejajar dengan jantung
2. Mengapa kita harus meraba letak denyut a. brachialis dan a. radialis o.p?
Kita harus meraba a. radialis yang untuk memeriksa frekuensi nadi sedangkan untuk a.
brachialis untuk dapat menentukan sistolik palpatoir dan perbedaan antara tekanan sistolik
dan diastoliknya
3. Tindakan apa yang saudadra lakukan secara berturut turut untuk mengukur tekanan darah
ini?
Auskultasi pada bunyi yang timbul pada a. brachialis yang disebut bunyi korotkoff. Bunyi ni
terjadi akibat timbulnya aliran turbulen dalam arteri yang disebabkan oleh penekanan manset
pada a. brachialis.

4. Sebutkan kelima fase korotkoff. Bagaimana menggunakan fase korotkoff tersebut dalam
pengukuran tekanan darah dengan penilaian menurut metode lama dan baru?
I. Suara jelas pertama yang terdengar saat darah mula-mula mengalir melalui pembuluh
nadi (sistolik)
II. Suara terdengar seperti terhambat karena tekanan baru dilepaskan dan mungkin
menghilang disebut auskulatory gap
III. Suara menjadi lebih jelas karena tekanan manset yang diperlonggar, pembuluh nadi
tetap terbuka/ mengembang selama terjadinya kuncup jantung (bunyi berubah menjadi
keras, nada rendah, tanpa bising) merupakan bunyi yang paling kuat terdengar
IV. Bunyi melemah
V. Fase diastolic, seluruh suara menghilang karena nadi tetap terbuka selama siklus
jantung
5. Apa yang harus diperhatikan bila kita ingin mengulangi pengukuran tekanan darah? Apa
sebabnya?
Pasien diberikan waktu istirahat selama 10 menit agar memberikan waktu bagi pembuluh
darah untuk berelaksasi.
6. Sebutkan 5 faktor yang menentukan besar tekanan darah arteri?
Kerja jantung, tahanan perifer, kekenyalan dinding pebuluh darah, kekentalan darah, dan
jumlah darah yang bersirkulasi.
7. Mengapa pengukuran dilakukan beberapa saat setelah berdiri?
Agar aliran darah pada tubuh dapat distabilkan sebelum dilakukan pengukuran
8. Bagaimana tekanan darah seseorang segera setelah melakukan kerja otot?
Tekanan darah akan meningkat Karena pada saat kerja otot jantung memompa darah lebih
cepat daripada normal untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada otot muscular yang
melakukan kerja berat
9. Bagaimana cara melakukan pengukuran tekanan darah cara palpasi?
Posisikan dengan nyaman lengan o.p karena ketegangan otot akan mengganggu keefektifan
palpasi. Pada pengkajian terkait system sirkulasi, dapat dilakukan perhitungan jumlah denyut
nadi o.p. per menit. Untuk menghitung denyut nadi per menit menggunakan ketiga jari
(telunjuk, tengah, jari manis) untuk menemukan a. radialis

Kesimpulan:
Berdasarkan data yang telah diperoleh, menujukan bahwa pada sikap berdiri tekanan darah o.p
menunjukan keadaan tertinggi akibat adanya gaya gravitasi yang sejajar dengan gaya dorong
pembuluh darah menuju jantung.pada posisi ini dapat menyebabkan darah terkumpul di kaki
dan menyebabkan pembuluh darah harus bekerja lebih keras untuk menaikan darah ke jantung
sehingga timbulah tekanan darah yang meninggi. Sedangkan pada posisi berbaring dan duduk
posisi sfignomanometer sejajar dengan jantung sehingga didapatkan hasil terbaik untuk
menghitung tekana darah.

Anda mungkin juga menyukai