Kalimat
Efektif
Pengertian
Ciri-ciri Kalimat efektif
Syarat syarat kalimat efektif
Prinsip prinsip kalimat efektif
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ekonomi
Manajemen &
Akuntansi
Tatap Muka
Kode MK
Disusun Oleh
04
MK90008
Abstract
Kompetensi
Pengertian
Kalimat efektif merupakan kalaimat yang mempunyai kemampuan untuk menciptakan
gagasan-gagasan pada pikiran pembaca atau pendengar seperti apa yang ada dalam pikran penulis
atau pembicara. Ramlan (1994:12) menyatakan kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar atau
pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar atau pembaca
dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh
penulis atau pembicaranya.
Dalam berkomunikasi ,baik secara lisan maupun tertulis seseorang harus memerhatikan
kalimat yang digunakannya. Artinya, saat berkomunikasi harus memerhatikan apakah kalimat yang
digunakankan itu tidak menimbulkan salah tafsir, sudahkan kalimat-kalimat kita memenuhi kaidah
pemakaian bahasa yang baik.
Penggunaan kaidah bahasa yang baik dalam berkomunikasi secara tertulis sangat penting.
Artinya, dalam menulis penulis harus memerhatikan kalimat-kalimat yang ditulisnya sehingga orang
yang membaca tulisan tersebut dapat memahami maksud yang disampaikan penulis. Dengan kata
lain, kalimat yang ditulis atau diucapkan hendaknya merupakan kalimat yang efektif. Pemakaian
bahasa yang efektif terutama digunakan pada pemakaian bahasa secara resmi (Razak, 1985:56).
Kata-kata yang dipergunakan dalam membentuk kalimat haruslah dipilih dengan tepat.
Dengan demikian, kalimat menjadi jelas maknannya (Akhadiah, 2003:116). Kalimat yang jelas
maknannya akan dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif. Pemakaian
bahasa yang efektif terlihat dalam kalimat-kalimat yang efektif.
Perbincangan ihwal kalimat efektif menjadi sangat penting terutama karena tidak banyak
orang yang benar-benar mengerti dan memahami ciri-ciri efektivitas kalimat itu, khususnya untuk
kepentingan karang-mengarang atau tulis-menulis (Rahardi, 2010:92). Keefektifan sebuah kalimat
diukur dari sudut pandangan banyak sedikitnya kalimat itu berhasil mencapai sasaran komunikasinya.
Kalimat yang efektif dapat meyakinkan dan menarik perhatian pendengar atau pembaca (Alek,
2010:248)
Kalimat tidak boleh dipahami hanya sekadar bangunan kebahasaan yang minimal terdiri dari
unsur subjek dan predikat. Juga kalimat tidak cukup dipahami hanya sebagai satuan kebahasaan
terkecil yang dapat digunakan untuk mengungkapkan ide atau gagasan yang utuh. Akan tetapi, lebih
dari semuanya itu, sebuah kalimat harus dapat dipahami sebagai entitas kebahasaan yang mampu
menimbulkan kembali gagasan atau ide yang ada dalam diri penulis, persis dengan ide atau gagasan
yang dimiliki pembacanya (Rahardi, 2010:93).
Jadi, kalimat efektif merupakan kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penutur atau
penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat
pula (Finoza, 2010: 172). Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang mampu menjembatani
timbulnya pikiran yang sama antara penulis/penutur dan pembaca/pendengar. Kalimat efektif harus
dapat mewakili pikiran penulis/pembicara secara pas dan jitu sehingga pendengar/pembaca akan
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti yang dimaksud oleh penulis
atau pembicaranya.
2013
Bahasa Indonesia
Devi Suswandari, S.Pd
Ciri Gramatikal
Kalimat efektif harus mengikuti kaidah-kaidah tata bahasa. Contoh-contoh.
Tidak Gramatikal
1)
2)
3)
4)
5)
Gramatikal
1)
2)
3)
4)
5)
Pilihan kata
Pilihan kata (diksi) turut mendukung kalimat efektif. Untuk menyusun kalimat efektif harus
dipilih kata-kata yang (a) tepat, (b) saksama (sesuai), dan (c) lazim. Perhatikan contoh-contoh
berikut ini.
1)
2)
3)
4)
5)
Dalam hal ini dapat (dibilang, dikatakan) bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit.
Adik sudah (dikasih, diberi) kue (sama, oleh) ibu.
Saya suka (menonton, memandang) layar tancap.
Idul Fitri adalah hari (raya, besar, agung) umat Islam.
Pelatihan-pelatihan itu sangat bermanfaat (untuk, bagi, guna, buat) para guru bahasa
Indonesia.
6) Dalam diri kita, jiwa (leadership, kepemimpinan) harus dilandasi nilai-nilai moral
pancasila.
Pemakaian kata tutur
Kata tutur adalah kata yang hanya dipakai dalam pergaulan sehari-hari, terutama dalam
percakapan. Kata-kata seperti : bilang, bikin, dikasih tahu, jumpa, bicara, beli, baca, dan
sebaginya. Kata-kata tutur termasuk kata-kata yang tidak baku.
Pemakaian kata-kata bersinonim
Kata-kata yang bersinonim ada yang dapat saling menggantikan, ada pula yang tidak. Ada
pula kata-kata yang bersinonim yang pemakainya dibatasi oleh persandingan yang dilazimkan.
Contoh ( melihat, menonton, memandang), (raya, besar, agung), (meninggal, wafat, mati, gugur,
mangkat, tewas). Dengan bentuk-bentuk kata bersinonim ini, kita harus bisa memilih secara
cermat kata yang mana yang cocok dan tepat digunakan.
Pemakaian kata-kata yang bernilai rasa
Kata-kata yang bernilai rasa hendaknya dipilih secara cermat agar keefektifan penutur dapat
dicapai dengan sebaik-baiknya. Salah pilih terhadap kata-kata yang bernilai rasa dapat
mengganggu pembaca.
2013
Bahasa Indonesia
Devi Suswandari, S.Pd
Penalaran
Menguasai kaidah-kaidah bahasa dan pilihan kata (diksi) belum menentukan kalimat itu
efektif. Keefektifan kalimat didukung pula oleh jalan pikiran yang logis.
Keserasian
Keserasian turut pula menentukan keefektifan suatu kalimat, yaitu serasi dengan pembicara
atau penulis dan cocok dengan pendengar atau pembaca serta serasi dengan situasi dan kondisi
saat bahasa itu digunakan.
Mahasiswa yang akan mengikuti ujian akhir hendaknya sudah melunasi semua biaya
perkuliahan.
Semua pengendara kendaraan bermotor wajib mengenakan helm.
b. Kalimat tidak memiliki subjek yang ganda. Kalimat tunggal memiliki lebih dari satu subjek,
menjadikan kalimat itu tidak efektif.
Pembangunan jembatan itu kami dibantu oleh penduduk setempat.
Kalimat di atas tidak efektif karena terdapat lebih dari satu subjek. Kalimat tersebut dapat
diperbaiki dengan mengubah nomina pembangunan yang kedudukannya sebagai subjek menjadi
verba dan didahului kata dalam sehingga berubah menjadi predikat dalam kalimat majemuk. Kalimat
tersebut menjadi efektif sebagai berikut
2013
Bahasa Indonesia
Devi Suswandari, S.Pd
c.
Predikat kalimat tunggal tidak didahului oleh kata yang. Kata yang biasanya dipakai
sebagai keterangan pewatas pada kalimat majemuk bertingkat.
Universits Mercu Buana yang beralamatkan Jalam Meruya Selatan, Jakarta
Barat.
Harga BBM yang sudah dinaikan.
Kedua kalimat di atas dapat diperbaiki dengan menanggalkan kata yang
2013
Bahasa Indonesia
Devi Suswandari, S.Pd
Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan menghilangkan unsur kata yang sama.
Saya tidak suka makan roti dan ubi.
Karena tidak diundang, dia tidak datang.
b. Menghindari kesinoniman dalam satu kalimat
Dia hanya memiliki satu mobil saja.
Ayah berolah raga agar supaya sehat.
Adik sejak dari kemarin belum pulang.
Ketiga kalimat di atas tidak efektif karena ada dua kata yang bersinonim. Perbaikannya
sebagai berikut.
c.
Keempat contoh kalimat di atas tidak efektif karena tiap-tiap kalimat ada bentuk pengulangan
pada kata-kata yang bermakna jamak, yaitu beberapa, daftar, para, sekelompok. Perbaikan
keempat kalimat di atas sebagai berikut.
5. Kecermatan
Kecermatan kalimat efektif adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga kalimat
yang dihasilkan tidak rancu dan bermakna ganda (ambigu). Lihat contoh-contoh berikut ini.
2013
Bahasa Indonesia
Devi Suswandari, S.Pd
Kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam sebuah kalimat sehingga informasi yang
disampaikan tidak terpecah-pecah.
Masalah itu saya sudah selesaikan.
Mahasiswa mendiskusikan tentang masalah kemahasiswaan.
Dia melanggar daripada tata tertib itu.
Ketiga kalimat di atas dapat diperbaiki sebagi berikut.
Masalah itu sudah saya selesaikan.
Mahasiswa mendiskusikan masalah kemahasiswaan.
Dia melanggar tata tertib itu.
7. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan dalam kalimat efektif adalah ide kalimat dapat diterima oleh
akal dan sesuai dengan kaidah EYD.
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan, selesailah proposal penelitian ini tepat
pada waktunya.
Acara
berikutnya adalah sambutan Rektor UMB. Waktu dan tempat saya
persilahkan.
Mereka mengantar iring-iringan jenazah ke kuburan.
Semua warga Desa Cibodas memenuhi undangan kepala desa, kecuali Bejo, Tarjo,
dan Marno.
Perbaikan kalimat di atas sebagai berikut.
2013
Puji syukur kepada Tuhan karena proposal penelitian ini selesai tepat pada
waktunya.
Acara berikutnya adalah sambutan Rektor Umb. Bapak Rektor, kami persilahkan.
Mereka beriringan mengantar jenazah ke kuburan.
Semua warga Desa Cibodas memenui undangan kepala desa.
Bahasa Indonesia
Devi Suswandari, S.Pd
Daftar Pustaka
Arifin, E. Zaenal. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta : Akapress.
Depdikbud. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka
Finoza, Lamuddin. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia. Edisi Kedelapan. Jakarta. Diksi
Insan Mulia
Hs, Widjon. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta : Grasindo.
Keraf. Gorys 1993. Komposisi. Ende : Nusa Indah.
Kridalaksana,H. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia
Rahardi, R. Kunjana. 2010.
Erlangga
2013
Bahasa Indonesia
Devi Suswandari, S.Pd