Anda di halaman 1dari 18

1

MODUL PERKULIAHAN

(U002100009)
Bahasa
Indonesia
Kalimat Efektif

Abstrak Sub-CPMK (lihat di RPS)

Setelah mempelajari topik ini, Mampu menyusun kalimat


pembaca dapat memahami efektif dengan
dan menggunakan kalimat menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan
efektif dengan baik dan
benar, secara lisan
benar dalam maupun tulis.
mengungkapkan gagasan,
informasi, pesan, baik lisan
Fakultas maupun tertulis.Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

08
Mugiriyanto, S.Pd., M.Pd.
EKONOMI DAN BISNIS MANAJEMEN
A. Hakikat Kalimat Efektif

Kalimat efektif merupakan kalimat yang mempunyai kemampuan untuk

menciptakan gagasan-gagasan pada pikiran pembaca atau pendengar seperti apa

yang ada dalam pikran penulis atau pembicara. Yendra dalam buku Mengenal

Ilmu Bahasa (2018), kalimat berfungsi membangun struktur makna bahasa secara

lengkap. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektif diartikan dapat membawa

hasil atau berhasil guna. Bahasa sederhananya, efektif merupakan kata sifat

untuk menunjukkan sesuatu yang tepat guna. Di sisi laiin, menurut Dalman dalam

Kreatif Menulis (2016) berpendapat, kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki

potensi untuk menyampaikan pesan, ide, gagasan, atau informasi secara utuh,

jelas dan tepat sehingga pembaca dapat memahami maksud yang diungkapkan

penulis.

Badudu (dalam Putrayasa, 2010: 1) mengatakan bahwa kalimat efektif ialah

kalimat yang baik, karena apa yang akan dipikirkan atau dirasakan oleh si penulis

dapat diterima dan dipahami oleh pembaca sama benar dengan apa yang

dipikirkan atau dirasakan oleh si penutur atau si penulis. Sementara menurut

Sugono (2006: 91), kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan

gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Sebuah

kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali

gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti yang terdapat

pada pikiran penulis terlebih lagi dalam teks, kalimat efektif bertujuan untuk

memperkuat gagasan yang dimaksud penulis di hadapan pembaca tanpa

2021 BAHASA INDONESIA


2 Mugiriyanto, S. Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
menghadirkan penulis untuk membela pernyataannya tersebut. Hal ini berarti

kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang

diinginkan penulis terhadap pembacanya (Akhadiah, dkk. ,2003: 116). Bila hal ini

tercapai, diharapkan pembaca akan tertarik kepada apa yang dibicarakan dan

tergerak hatinya oleh apa yang disampaikan itu.

Ramlan (1994:12) juga menyatakan kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh

pendengar atau pembaca secara tepat pula. Apabila gagasan yang disampaikan

sudah tepat, pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan

mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau

pembicaranya.

Intinya, sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk

menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca

seperti yang terdapat pada pikiran penulis terlebih lagi dalam teks, kalimat efektif

bertujuan untuk memperkuat gagasan yang dimaksud penulis di hadapan

pembaca tanpa menghadirkan penulis untuk membela pernyataannya tersebut.

Hal ini berarti kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya

informasi yang diinginkan penulis terhadap pembacanya. Bila hal ini tercapai

diharapkan pembaca akan tertarik kepada apa yang dibicarakan dan tergerak

hatinya oleh apa yang disampaikan itu.Dalam berkomunikasi, baik secara lisan

maupun tertulis seseorang harus memerhatikan kalimat yang digunakannya.

Artinya, saat berkomunikasi harus memerhatikan apakah kalimat yang

digunakankan itu tidak menimbulkan salah tafsir,sudahkan kalimat-kalimat kita

memenuhi kaidah pemakaian bahasa yang baik.

2021 BAHASA INDONESIA


3 Mugiriyanto, S. Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Penggunaan kaidah bahasa yang baik dalam berkomunikasi secara tertulis

sangat penting. Artinya, dalam menulis penulis harus memerhatikan kalimat-

kalimat yang ditulisnya sehingga orang yang membaca tulisan tersebut dapat

memahami maksud yang disampaikan penulis. Dengan kata lain, kalimat yang

ditulis atau diucapkan hendaknya merupakan kalimat yang efektif. Pemakaian

bahasa yang efektif terutama digunakan pada pemakaian bahasa secara resmi

(Razak, 1985: 56).

Kata-kata yang dipergunakan dalam membentuk kalimat haruslah dipilih

dengan tepat. Dengan demikian, kalimat menjadi jelas maknannya (Akhadiah,

2003:116). Kalimat yang jelas maknannya akan dapat mencapai sasarannya

secara baik disebut dengan kalimat efektif. Pemakaian bahasa yang efektif terlihat

dalam kalimat-kalimat yang efektif.

Perbincangan ihwal kalimat efektif menjadi sangat penting terutama karena

tidak banyak orang yang benar-benar mengerti dan memahami ciri-ciri efektivitas

kalimat itu, khususnya untuk kepentingan karang-mengarang atau tulis-menulis

(Rahardi, 2010: 92). Keefektifan sebuah kalimat diukur dari sudut pandangan

banyak sedikitnya kalimat itu berhasil mencapai sasaran komunikasinya. Kalimat

yang efektif dapat meyakinkan dan menarik perhatian pendengar atau pembaca

(Alek, 2010: 248)

Kalimat tidak boleh dipahami hanya sekadar bangunan kebahasaan yang

minimal terdiri dari unsur subjek dan predikat. Juga kalimat tidak cukup dipahami

hanya sebagai satuan kebahasaan terkecil yang dapat digunakan untuk

mengungkapkan ide atau gagasan yang utuh. Akan tetapi, lebih dari semuanya

itu, sebuah kalimat harus dapat dipahami sebagai entitas kebahasaan yang

2021 BAHASA INDONESIA


4 Mugiriyanto, S. Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
mampu menimbulkan kembali gagasan atau ide yang ada dalam diri penulis,

persis dengan ide atau gagasan yang dimiliki pembacanya (Rahardi: 2010, 93).

Jadi, kalimat efektif merupakan kalimat yang dapat mengungkapkan

maksud penutur atau penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami

oleh pendengar atau pembaca secara tepat pula (Finoza: 2010, 172). Efektif

dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang mampu menjembatani timbulnya pikiran

yang samaantara penulis/penutur dan pembaca/pendengar. Kalimat efektif harus

dapat mewakili pikiran penulis/pembicara secara pas dan jitu sehingga

pendengar/pembaca akan memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan

lengkap seperti yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

B. Ciri-ciri Kalimat Efektif

Soedjito (1999: 1—8) mengemukakan bahwa kalimat efektif itu memiliki ciri-ciri,

yaitu ciri gramatikal, pilihan kata, penalaran, dan keserasian.

a. Ciri Gramatikal

Kalimat efektif harus mengikuti kaidah-kaidah tata bahasa. Contoh-contoh.

1) Tidak Gramatikal

a) Meskipun orang asing, dia pandai bicara bahasa Indonesia.

b) Dia tidak nyuri uang saya.

c) Persoalan itu belum semuanya disadari oleh kita.

d) Dia tidak ambil kue adiknya.

e) Saya telah ketemu dia kemarin.

2) Gramatikal

a) Meskipun orang asing, dia pandai berbicara bahasa Indonesia.

b) Dia tidak mencuri uang saya.

2021 BAHASA INDONESIA


5 Mugiriyanto, S. Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
c) Persoalan itu belum semuanya kita sadari

d) Dia tidak mengambil kue adiknya.

e) Saya telah bertemu dengan dia kemarin.

b. Pilihan kata

Dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Mata Kuliah

Wajib Universitas) karya Satata, dkk. (2019: 101), pilihan kata (diksi) sangat

berkaitan erat dengan kalimat efektif. Untuk menyusun kalimat efektif,

harus dipilih kata-kata yang tepat, saksama (sesuai), dan lazim. Perhatikan

contoh-contoh berikut ini.

 Dalam hal ini dapat (dibilang, dikatakan) bahwa matematika adalah

pelajaran yang sulit.

 Adik sudah (dikasih, diberi) kue (sama, oleh) ibu.

 Saya suka (menonton, memandang) layar tancap.

 Idul Fitri adalah hari (raya, besar, agung) umat Islam.

 Pelatihan-pelatihan itu sangat bermanfaat (untuk, bagi, guna, buat)

para guru bahasa Indonesia.

 Dalam diri kita, jiwa (leadership, kepemimpinan) harus dilandasi nilai-

nilai moral pancasila.

1) Pemakaian kata tutur

Kata tutur adalah kata yang hanya dipakai dalam pergaulan sehari-

hari, terutama dalam percakapan. Kata-kata seperti bilang, bikin,

dikasih tahu, jumpa, bicara, beli, baca, dan sebaginya. Kata-kata tutur

termasuk kata-kata yang tidak baku (Satata, dkk., 2019: 102).

2021 BAHASA INDONESIA


6 Mugiriyanto, S. Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2) Pemakaian kata-kata bersinonim

Kata-kata yang bersinonim ada yang dapat saling menggantikan,

ada pula yang tidak. Ada pula kata-kata yang bersinonim yang

pemakainya dibatasi oleh persandingan yang dilazimkan (Satata, dkk.,

2019: 102). Contoh (melihat, menonton, memandang), (raya, besar,

agung), (meninggal, wafat, mati, gugur, mangkat, tewas). Dengan

bentuk-bentuk kata bersinonim ini, kita harus mampu memilih secara

cermat kata yang mana yang cocok atau sesuai dan tepat digunakan .

3) Pemakaian kata-kata yang bernilai rasa

Kata-kata yang bernilai rasa hendaknya dipilih secara cermat agar

keefektifan penutur dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Salah pilih

terhadap kata-kata yang bernilai rasa dapat mengganggu pembaca

(Satata, dkk., 2019: 102)..

4) Penalaran

Menguasai kaidah-kaidah bahasa dan pilihan kata (diksi) belum

menentukan kalimat itu efektif. Keefektifan kalimat didukung pula oleh

jalan pikiran yang logis (Satata, dkk., 2019: 102).

5) Keserasian

Keserasian turut pula menentukan keefektifan suatu kalimat, yaitu

serasi dengan pembicara atau penulis dan cocok dengan pendengar

2021 BAHASA INDONESIA


7 Mugiriyanto, S. Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
atau pembaca serta serasi dengan situasi dan kondisi saat bahasa itu

digunakan (Satata, dkk., 2019: 102).

C. Prinsip-prinsip Kalimat efektif

Bagi seorang penutur atau pembicara, ada sejumlah prinsip yang harus

mereka kuasai ketika harus mengonstruksi tuturan efektif (Satata, dkk.,

2019: 102). Pada bagian berikut, akan diuraikan prinisp-prinisp efektivitas

kalimat itu akan disampaikan satu demi satu disertai contoh. Prinsip

pertama yang harus dikuasai oleh seseorang agar dapat mengosntruksi

kalimat yang efektif adalah bahwa kalimat itu harus disusun dengan

mempertimbangkan dan memperhitungkan kesepadanan struktur (Rahardi,

2010:93).

Akhadiah (1999: 116—117) mengemukakan bahwa untuk membuat

kalimat efektif, seorang penulis harus memerhatikan ciri-ciri kalimat efektif,

antara lain kesepadanan, kesejajaran bentuk, penekanan, kehematan, dan

kevariasian dalam struktur kalimat.

Menurut Arifin (2008:97), sebuah kalimat tergolong efektif jika

sedikitnya memenuhi tujuh syarat kalimat efektif, yakni kesepadanan

struktur, kesejajaran atau keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan,

kepaduan, dan kelogisan. Syarat-syarat tersebut diuraikan lebih lanjut

sebagai berikut.

a. Kesepadanan

Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran atau gagasan

dengan struktur bahasa yang dipakai (Satata, dkk., 2019: 103).

2021 BAHASA INDONESIA


8 Mugiriyanto, S. Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan dan

kesatuan pikiran. Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur,

yaitu

1) Kalimat harus memiliki subjek dan predikat yang jelas.

Ketidakjelasan subjek dan predikat dalam kalimat dapat menjadikan

kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat

dapat dilakukan dengan jalan menghindari pemakaian preposisi (kata

depan) seperti di, dalam, bagi, untuk, dan pada di depan subjek.

 Bagi mahasiswa yang akan mengikuti ujian akhir hendaknya sudah

melunasi semua biaya perkuliahan.

 Untuk semua pengendara kendaraan bermotor wajib mengenakan

helm.

Kedua kalimat di atas tidak efektif karena terdapat ketidak jelasan

unsur subjek yang didahului preposisi bagi dan untuk. Agar kalimat

tersebut efektif unsur preposisi di depan subjek dihilangkan.

 Mahasiswa yang akan mengikuti ujian akhir hendaknya sudah

melunasi semua biaya perkuliahan.

 Semua pengendara kendaraan bermotor wajib mengenakan helm.

2) Kalimat tidak memiliki subjek ganda.

Kalimat tunggal memiliki lebih dari satu subjek, menjadikan kalimat

itu tidak efektif .

 Pembangunan jembatan itu kami dibantu oleh penduduk setempat.

2021 BAHASA INDONESIA


9 Mugiriyanto, S. Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Kalimat di atas tidak efektif karena terdapat lebih dari satu subjek.

Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan mengubah nomina

pembangunan yang kedudukannya sebagai subjek menjadi verba dan

didahului kata dalam sehingga berubah menjadi predikat dalam kalimat

majemuk. Kalimat tersebut menjadi efektif dengan dua pilihan kalimat

efektif di bawah ini.

 Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh penduduk

setempat.

 Kami dibantu oleh penduduk setempat dalam membangun jembatan

itu.

3) Predikat kalimat tunggal tidak didahului oleh kata yang.

Kata yang umumnya digunakan sebagai keterangan pewatas pada

kalimat majemuk bertingkat.

 Universits Mercu Buana yang beralamatkan Jalam Meruya

Selatan, Jakarta Barat.

 Harga BBM yang sudah dinaikan.

Kedua kalimat di atas dapat diperbaiki dengan menanggalkan kata yang

 Universitas Mercu Buana beralamatkan Jalan Meruya Selatan,

Jakarta Barat.

 Harga BBM sudah dinaikkan.

b. Keparalelan atau Kesejajaran

Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang

digunakan dalam sebuah kalimat (Satata, dkk., 2019: 104). Jika bentuk

2021 BAHASA INDONESIA


10 Mugiriyanto, S. Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
pertama menggunakan nomina bentuk selanjutnya menggunakan nomina.

Jika bentuk pertama menggunakan verba maka bentuk selanjutnya juga

menggunakan verba. Perhatikan contoh-contoh di bawah ini

 Langkah-langkah tersebut adalah memahami, menghayati, dan

pengamalan Pancasila.

 Sesudah memahami dan menghayati, Pancasila harus diamalkan.

 Pembangunan transmigrasi diarahkan untuk mendukung

pembangunan daerah, memperluas lapangan kerja, dan perbaikan

tarf hidup rakyat.

Ketiga kalimat tersebut di atas menggunakan bentuk kata yang tidak

sejajar. Perbaikan kalimat tersebut sebagai berikut.

 Langkah-langkah tersebut adalah memahami, menghayati, dan

mengamalkan Pancasila.

 Sesudah dipahami dan dihayati, Pancasila harus diamalkan.

 Pembangunan transmigrasi diarahkan untuk mendukung

pembangunan daerah, memperluas lapangan kerja, dan

memperbaiki taraf hidup rakyat.

c. Ketegasan

Ketegasan adalah memberi penekanan pada ide pokok kalimat. Kalimat

efektif adalah kalimat yang ide pokoknya menonjol (Satata, dkk., 2019:

104). Untuk memberi ketegasan dalam kalimat dapat dilakukan dengan

cara-cara berikut ini.

1) Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat

 Buku itu sudah saya baca.

2021 BAHASA INDONESIA


11 Mugiriyanto, S. Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Saya sudah membaca buku itu.

 Sudah saya baca buku itu.

2) Membuat urutan kata secara bertahap

 Pertemuan itu dihadiri oleh camat, lurah, gubernur, dan bupati.

 Keluarga itu terdiri dari ibu, dua anak, dan ayah.

Kedua contoh kalimat tersebut sebaiknya sebagai berikut

 Pertemuan itu dihadiri oleh gubernur, bupati, camat, dan lurah.

 Keluarga itu terdisri dari ayah, ibu, dan dua anak.

3) Menggunakan partikel –lah untuk memberi penekanan pada ide

pokok.

 Tolong keluarlah!

 Tolonglah keluar!

 Tolong bawalah!

d. Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata,

ungkapan, atau frasa yang dipandang tidak perlu (Satata, dkk., 2019: 105).

Kehematan bukan berarti harus menghilangkan kata-kata, ungkapan, atau

frasa yang dapat memperjelas kalimat. Ada bebrapa cara yang dapt

dilakukan untuk memenuhi kehematan kalimat, yaitu sebagai berikut.

1) Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk

 Saya tidak suka makan roti dan saya tidak suka makan ubi.

 Karena dia tidak diundangan, dia tidak datang.

2) Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan menghilangkan unsur

kata yang sama.

2021 BAHASA INDONESIA


12 Mugiriyanto, S. Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Saya tidak suka makan roti dan ubi.

 Karena tidak diundang, dia tidak datang.

3) Menghindari kesinoniman dalam satu kalimat

 Dia hanya memiliki satu mobil saja.

 Ayah berolah raga agar supaya sehat.

 Adik sejak dari kemarin belum pulang.

Ketiga kalimat di atas tidak efektif karena ada dua kata yang

bersinonim. Perbaikannya sebagai berikut.

 Dia hanya memiliki satu mobil.

 Dia memiliki satu mobil saja.

 Ayah berolah raga agar sehat

 Ayah berolah raga supaya sehat

 Adik sejak kemarin belum pulang.

 Adik dari kemarin belum pulang.

4) Menghindari penjamaan kata-kata yang bermakna jamak.

 Beberapa pedagang-pedangang kaki lima itu ditangkap petugas

ketertiban kota.

 Daftar nama-nama peserta pelatihan segera dikumpulkan.

 Para hadirin sekalian dimohon berdiri.

 Sekelompok mahasiswa-mahasiswa sedang berdiskusi.

Keempat contoh kalimat di atas tidak efektif karena tiap-tiap kalimat

ada bentuk pengulangan pada kata-kata yang bermakna jamak, yaitu

beberapa, daftar, para, sekelompok. Perbaikan keempat kalimat di atas

sebagai berikut.

2021 BAHASA INDONESIA


13 Mugiriyanto, S. Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Beberapa pedagang kaki lima itu ditangkap petugas ketertiban

kota.

 Pedagang-pedagang kaki lima itu ditangkap petugas ketertiban

kota.

 Daftar nama pesrta pelatihan segera dikumpulkan.

 Nama-nama peserta pelatihan segera dikumpulkan.

 Sekelompok mahasiswa sedang berdiskusi.

 Mahasiswa-mahasiswa sedang berdiskusi.

e. Kecermatan

Kecermatan pada kalimat efektif adalah cermat dan tepat dalam memilih

kata sehingga kalimat yang dihasilkan tidak rancu dan bermakna ganda

(ambigu) (Satata, dkk., 2019: 106). Lihat contoh-contoh berikut ini.

 Direktur baru pergi ke Bali.

 Barang-barang lama disimpan di gudang itu.

 Tiga dosen PTS yang terkenal itu menerima penghargaan.

 Saya melihat anak itu bingung.

Keempat contoh kalimat di atas tidak efektif karena bermakna ganda.

 Direktur yang baru pergi ke Bali.

 Barang-barang yang lama disimpan di gudang itu.

 Tiga dosen dari PTS yang terkenal itu menerima penghargaan.

 Tiga dosen yang terkenal dari PTS itu menerima penghargaan.

 Saya melihat anak itu sedang bingung.

 Saya bingung melihat anak itu.

2021 BAHASA INDONESIA


14 Mugiriyanto, S. Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
f. Kepaduan

Kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam sebuah kalimat

sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah (Satata, dkk.,

2019: 106).

 Masalah itu saya sudah selesaikan.

 Mahasiswa mendiskusikan tentang masalah kemahasiswaan.

 Dia melanggar daripada tata tertib itu.

Ketiga kalimat di atas dapat diperbaiki sebagai berikut.

 Masalah itu sudah saya selesaikan.

 Mahasiswa mendiskusikan masalah kemahasiswaan.

 Dia melanggar tata tertib itu.

g. Kelogisan

Kelogisan dalam kalimat efektif adalah ide kalimat dapat diterima oleh

akal dan sesuai dengan kaidah baku bahasa Indonesia, yakni Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) (Satata, dkk., 2019: 106).

 Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan, selesailah proposal

penelitian ini tepat pada waktunya.

 Acara berikutnya adalah sambutan Rektor UMB. Waktu dan tempat

saya persilahkan.

 Mereka mengantar iring-iringan jenazah ke kuburan.

 Semua warga Desa Cibodas memenuhi undangan kepala desa,

kecuali Bejo, Tarjo, dan Marno.

Perbaikan kalimat di atas sebagai berikut.

2021 BAHASA INDONESIA


15 Mugiriyanto, S. Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Puji syukur kepada Tuhan karena proposal penelitian ini selesai

tepat pada waktunya.

 Acara berikutnya adalah sambutan Rektor Umb. Bapak Rektor,

kami persilahkan.

 Mereka beriringan mengantar jenazah ke kuburan.

 Semua warga Desa Cibodas memenui undangan kepala desa.

D. Ringkasan

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuanuntuk menciptakan

gagasan-gagasan pada pikiran pembaca atau pendengar seperti apa yang ada

pada pikiran penulis atau pembicara. Sebuah kalimat tergolong efektif jika

memiliki prinsip-prinsip kalimat efektif, yaitu

1. Kesepadanan

2. Keparalelan

3. Ketegasan

4. Kehematan

5. Kecermatan

6. Kepaduan

7. Kelogisan

2021 BAHASA INDONESIA


16 Mugiriyanto, S. Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

Akhadiah, Sabarti, dkk. (2003). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa


Indonesia. Jakarta:Gelora Aksara Pratama.

Alek A. dan Ahmad H.P. (2010). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta:Kencana.

Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai. (2008). Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta:Akademika Pressindo.

Dalman, H.(2016). Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Finoza, Lamuddin. (2009). Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta:Diksi Insan


Mulia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di kbbi.kemdikbud.go.id/.


Diakses 311 Agustus 2021.

Kuntarto, Ninik. M. (2011). Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir.


Jakarta:Mitra Wacana Media.

Markhamah dan Atiqa Sabardila. (2009). Analisis Kesalahan dan Kesantunan


Berbahasa. Surakarta:Muhamadiyah University Press.

Mustakim. (1994). MembinaKemampuanBerbahasa. Cetakan ke-4. Jakarta :


Erlangga.

Putrayasa, Ida Bagus. (2010). Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Lokasi).
Bandung: PT. Refika Aditama.

2021 BAHASA INDONESIA


17 Mugiriyanto, S. Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Ramlan, M. dkk. (1994). Bahasa Indonesia yang Salah dan Yang Benar.
Yogyakarta: Andi Offset Yogyakarta.

Razak, Abdul. (1985). Kalimat Efektif:Struktur, Gaya, dan Variasi.


Jakarta: Gramedia.

Satata, Sri; Dadi Waras Suhardjono, M. Rizki Sadikin. (2019). Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi (Mata Kuliah Wajib Universitas). Jakarta: Mitra
Wacana Media.

Soedjito. (1988). KalimatEfektif. Bandung:Remadja Karya.

Sugono, Dendy. (2006). Buku Praktis Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
.
Yendra. (2018). Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik). Yogyakarta: Deepublish.

2021 BAHASA INDONESIA


18 Mugiriyanto, S. Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai