OLEH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah Analisis Komunikasi
Verbal dan Nonverbal oleh Perawat di Puskesmas Sangurara
Dalam penyelesaian makalah ini,kami banyak mengalami kesulitan,terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang.Namun berkat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak,akhirnya makalah ini ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita,oleh karena itu kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif.
Palu, Desember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1
Latar belakang
Rumusan masalah
Tujuan
BAB II Pembahasan
2.1
2.2
2.3
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri
serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat
berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah komunikasi. Komponenkomponen yang ada dalam komunikasi adalah komunikator, komunikan, pesan, media,
dan umpan balik. Tujuan dari komunikasi adalah menyampaikan idea atau gagasan,
tujuan itu tercapai apabila seorang komunikan mengalami beberapa perubahan seperti
perubahan tingkah laku, perubahan social, dan perubahan cara pandang. Komunikasi
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia sejak lahir.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.
Mengetahui apa saja kalimat yang sering disampaikan oleh seorang perawat
kepada pasiennya.
2.
1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini bagi penulis sendiri adalah dapat menerapkan
komunikasi verbal dan nonverbal yang baik. Mendapat pengetahuan tentang
komunikasi verbal dan nonverbal yang sering disampaikan dan dilakukan oleh seorang
perawat. Manfaat makalah ini bagi orang lain adalah menambah informasi tentang
komunikasi verbal dan nonverbal seorang perawat.
BAB II
PEMBAHASAN
tidak
akan
berhasil,
jika
pengirim
pesan
tidak
mampu
menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan dalam
keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan oleh perawat, klien dapat
menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari
informasi penting. Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti klien.
c) Arti Denotatif dan Konotatif
Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan,
sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat
dalam suatu kata. Kata serius dipahami klien sebagai suatu kondisi mendekati
kematian, tetapi perawat akan menggunakan kata kritis untuk menjelaskan
keadaan yang mendekati kematian. Ketika berkomunikasi dengan klien, perawat
harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan,
terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi
klien.
d) Selaan dan Kesempatan Berbicara
Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan keberhasilan
komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok
pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang
menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Perawat sebaiknya tidak berbicara
dengan cepat sehingga kata-kata tidak jelas. Selaan perlu digunakan untuk
menekankan pada hal tertentu, memberi waktu kepada pendengar untuk
mendengarkan dan memahami arti kata. Selaan yang tepat dapat dilakukan
denganmemikirkan apa yang akan dikatakan sebelum mengucapkannya,
menyimak isyarat nonverbal dari pendengar yang mungkin menunjukkan.
Perawat juga bisa menanyakan kepada pendengar apakah ia berbicara terlalu
lambat atau terlalu cepat dan perlu untuk diulang.
e) Waktu dan Relevansi
Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila klien sedang
menangis kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan resiko operasi.
Kendatipun pesan diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu tidak tepat
dapat menghalangi penerimaan pesan secara akurat. Oleh karena itu, perawat
harus peka terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi. Begitu pula
komunikasi verbal akan lebih bermakna jika pesan yang disampaikan berkaitan
dengan minat dan kebutuhan klien.
f)
Humor
Dugan (1989) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi ketegangan dan
rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat
dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Sullivan dan Deane
(1988) melaporkan bahwa humor merangsang produksi catecholamines dan
hormon yang menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa
sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan dan menggunakan
humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak
mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.
g) Intonasi Suara
Intonasi suara akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan
akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda.
Intonasi
suara
yang
tidak
proposional
merupakan
hambatan
dalam
berkomunikasi.
2.1.1 Contoh Kalimat Komunikasi Verbal dalam Pengamatan Terhadap Perawat
(Mtr.R)
Berdasarkan pengamatan, 10 kalimat yang sering disampaikan oleh
seorang perawat (Mtr.R) adalah :
1) Mtr.R selalu mengucapkan salam kepada setiap pasien yang akan di
anamneses.
2) Mtr.R selalu memperkenalkan diri kepada setiap pasien yang dia anamneses
nama saya Mtr.R.
3) Mtr.R menanyakan nama pasiennya Siapa nama ibu/bapak/anda ?
4) Mtr.R menanyakan apa keluhan setiap pasien apa keluhan bapak/ibu/anda
yang dirasakan saat ini ?
5) Mtr.R selalu menanyakan khabar klien yang control berobat bagaimana
khabarnya sekarang/ saat ini
6) Mtr.R selalu mengucapkan kata permisi. Permisi, bu..saya akan ukur
tekanan darah ibu, mohon lengan bajunya diangkat sampai lengan atas.
7) Mtr.R sering menawarkan bantuan. ada yang ingin ibu tanyakan,
mengenai kondisi ibu sekarang ?..
8) Mtr.R mempersilahkan klien masuk keruang dokter untuk diperiksa.
silahkan ibu/bapak masuk keruangan dokter untuk diperiksa..
9) Mtr.R menjelaskan alur pelayanan pada pasien yang baru pertama kali
datang berobat
10) Mtr.R selalu mengingatkan klien untuk meminum obatnya sesuai dosis dan
kapan control lagi. ingat ibu obatnya harus diminum sesuai dosis, dan
harus habis, jika sudah habis silahkan control kembali ke Puskesmas.
klien, karena maksud untuk menyamakan rasa tertarik yang tulus terhadap klien
dapat terhalangi oleh nada suara perawat.
d) Ekspresi Wajah
Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak
melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih. Ekspresi
wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat
interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikasi interpersonal. Orang
yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan diekspresikan sebagai
orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk menjadi pengamat yang
baik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang berbicara
dengan klien, oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat
tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien dilakukan dalam keadaan
sejajar.
e) Sikap Tubuh dan Langkah
Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos, konsep diri dan keadaan
fisik. Perawat dapat mengumpilkan informasi yang bermanfaat dengan
mengamati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor
fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.
f)
Sentuhan
Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui sentuhan.
Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-klien, namun
harus mnemperhatikan norma sosial. Ketika membrikan asuhan keperawatan,
perawat menyentuh klien, seperti ketika memandikan, melakukan pemeriksaan
fisik, atau membantu memakaikan pakaian. Perlu disadari bahwa keadaan sakit
membuat klien tergantung kepada perawat untuk melakukan kontak interpersonal
sehingga sulit untuk menghindarkan sentuhan. Bradley & Edinburg (1982) dan
Wilson & Kneisl (1992) menyatakan bahwa walaupun sentuhan banyak
bermanfaat ketika membantu klien, tetapi perlu diperhatikan apakah penggunaan
sentuhan dapat dimengerti dan diterima oleh klien, sehingga harus dilakukan
dengan kepekaan dan hati-hati.
g) Kontak Mata
Kontak mata merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan
mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang
tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk
memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga
memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya.
sangat
penting
dilakukan
oleh
perawat.
Senyum
akan
3.
4.
5.
Mtr.R mendekat kepada pasien atau langsung menyapa dan berjabat tangan
Jarak juga harus diperhatikan, karena saat seorang perawat menjaga jarak
kepada pasien akan terkesan perawat tersebut merasa jijik terhadap pasien.
6.
7.
8.
9.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi bagi seorang perawat sangat penting. Tidak hanya komunikasi verbal
tetapi juga komunikasi nonverbal, karena komunikasi nonverbal dapat mendukung
komunikasi verbal. Seorang perawat yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik akan
memudahkan untuk berhadapan dengan pasien.
3.2 Saran
Sebagai calon perawat semua mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawat Universitas
Jember harus menguasai komunikasi verbal ataupun komunikasi nonverbal.
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P.A & Perry, A.G. (1993). Fundamental of Nursing Concepts, Process and Practice.
Third edition. St.Louis: Mosby Year Book
Nugroho, Wahjudi, H. (2006). Komunikasi dalam Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
Efendi, Ferry & Mukhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Purba, Jenny M. (2003). Komunikasi Dalam Keperawatan. Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
http://www.kmpk.ugm.ac.id/data/SPMKK/3d-KOMUNIKASI(revJan'03).doc.
http://Infokeperawatan.com