Disusun oleh :
Aida Fitriah
(1110016100006)
Musliyadi
(1110016100025)
Qumillailah
(1110016100026)
Izkar Sobhah
(1110016100027)
BIOLOGI VI A
A. Dasar Teori
Oksigen sangat berperan dalam penyesuaian energi yang sangat dibutuhkan untuk prosesproses kehidupan. Sel-sel organisme memperoleh energi dari reaksi-reaksi enzimatis yang
sebagian besar memerlukan oksigen yang diperoleh lewat respirasi. Respirasi meliputi dua
proses penting yaitu: 1) Pertukaran gas oksigen dan karbondioksida antara organisme dan
lingkungan luar (respirasi eksterna) dan 2) Penggunaan oksigen didalam sel untuk metabolisme
molekul organic (respirasi interna). Pada organisme bersel satu petukaran gas dapat secara
langsung lewat permukaan sel, sedang pada organisme tinggi harus melewatisuatu organ khusus
antara lain paru-paru dan insang.
Respirasi eksterna dipengaruhi oleh komposisi gas di dalam lingkungan luar organisme
yang bersangkutan. Di udara (pada permukaan air laut) kandungan oksigen maksimum adalah
20,95% atau 159 Hg. Di dalam air kandungan oksigen sangat dipengaruhi oleh kelaruatan oksige
di dalam air. Secara umum kelarutan oksigen di dalam larutan/air dipengaruhi oleh tekanan
partial oksigen di atas permukaan air (PO2), suhu air dan kandungan garam di dalam air.
Jika kandungan oksigen (PO2) lingkungan berkurang, beberapa golongan hewan
melakukan konformitas dan golongan lain mampu melakukan regulasi konsumsi oksigen
sehingga konsumsi oksigennya kanstan. Jika pada golongan regulator penirunan PO2 (samapi
batas tertentu) tidak menyebabkan berkurangnya konsumsi oksigen. Hal ini di mungkinkan
karena terjadi penyeimbangan dua factor yaitu: (1) ekstrasi oksigen dari lingkungan dan (2)
ventilasi.
Pada tahap ini mulut ikan membuka dan tutup insang menutup sehingga air masuk
rongga mulut, kemudian menuju lembaran insang, disinilah oksigen yang larut dalam air diambil
oleh darah, selain itu darah juga melepaskan karbondioksida dan uap air.
Mulut menutup dan tutup insang membuka sehingga air dari rongga mulut mengalir
keluar melalui insang. Air yang dikeluarkan ini telah bercmpur dengan CO2 dan uap air yang
dilepaskan darah Untuk ikan yang hidup di lumpur seperti ikan lele, gabus, betok, pada
insangnya terdapat banyak lipatan yang disebut labirin.
Ikan juga mempuyai gelembung renang yang berfungsi untuk:
1. menyimpan oksigen
2. membantu gerakan ikan naik turun
Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis
berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare insang berhubungan dengan air,
sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang
terdiri dare sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada
filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan OZ
berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup
insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh
operkulum.
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai
alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.
Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan
membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini
berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan 02.
Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan
cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat
punggung. Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi. Pada
fase inspirasi, 02 dari air masuk ke dalam insang kemudian 02 diikat oleh kapiler darah untuk
dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan.
Sebaliknya pada fase ekspirasi, C02 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke
insang dan dari insang diekskresikan keluar tubuh. Selain dimiliki oleh ikan, insang juga dimiliki
oleh katak pada fase berudu, yaitu insang luar. Hewan yang memiliki insang luar sepanjang
hidupnya adalah salamander.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengamati :
1. Adakah pengaruh kandungan oksigen lingkungan terhadap respirasi ikan?
2. Bagaimana pengaruh kandungan oksigen didalam air terhadap respirasi ikan?
3. Rentang penyesuaian ikan terhadap kandungan oksigen lingkungan.
8. Gelas Ukur
9. Ikan
10. Air panas
11. Es Batu
D. Cara Kerja
1. pengaruh kenaikan suhu medium/air
a. Jerang air dalam panci
c. Masukkan ikan yang akan di gunakan ke dalam gelas kimia yg sudah diisi air dan sudah
ditentukan suhunya. Hitung gerak operculum selama satu menit. Lakukan sebanyak tiga
kali ulangan, ambil rata-ratanya.
d. Naikkan suhu air sebesar 3C, dengan cara menuangkan air panas ke dalam gelas kimia
sedikit demi sedikit (jangan sampai terkena ikannya) sampai tercapai suhu yang di
kehendaki. Hitung gerak operculum per menit (3 ulangan).
e. Suhu air di naikan terus sampai keseimbangan ikan mulai tidak normal.
c. Penurunan suhu dihentikan apabila ikan sudah mulai kelihatan tidak seimbang.
Catatan
Pada semua perlakuan volume air di dalam bak harus tetap sama
Suhu awal pada kegiatan 1 dan 2 diusahakan sama
Berat kedua ikan yang di gunakan untuk kegiatan 1 dan 2 relatif sama.
Total
Rata-rata
143
423
141
173
178
540
180
210
182
177
569
189,7
194
200
208
602
200,7
II
III
28C
(Normal)
140
140
31C
189
34C
37C
Total
Rata-rata
II
III
28 C
(Normal)
148
152
163
463
154,3
25C
137
143
141
421
140,3
22C
117
101
120
338
112,6
19C
108
97
144
319
106,3
16C
102
97
90
289
96,3
Berdasarkan tabel di atas hasil dari percobaan yang kami lakukan, maka dapat diketahui
jika semakin panas air maka oksigen yang terlarut di dalam air lebih rendah, gerakan operkulum
semakin cepat dan tingkah laku ikan semakin aktif dan sebaliknya jika semakin dingin air maka
oksigen yang terlarut di dalam air semakin sedikit, gerak operkulum semakin lambat dan tingkah
laku semakin pasif.
Tabel Diagram
Tabel Diagram
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan diatas yang kami sajikan dalam bentuk tabel dapat di tarik
kesimpulan bahwa semakin dinaikan suhunya, ikan semakin bergerak aktif dan juga resperasinya
cepat sehingga gerakan membuka dan menutupnya mulut ikan sangat cepat. Tetapi pada saat
suhu diturunkan, ikan semakin pasif, pergerakan tubuhnya sangat lambat, dan proses respirasinya
juga sangat lambat sehingga gerakan membuka dan menutupnya mulut ikan sangat lambat.
Peristiwa-peristiwa itu disebabkan karena pada saat suhu dinaikkan jumlah kandungan
oksigen yang terlarut didalam air itu sangat sedikit sehingga menyebabkan proses respirasi pada
ikan berlangsung sangat cepat dan pergerakkannya bersifat sangat aktif. Sedangkan, pada saat
suhu diturunkan jumlah kandungan oksigen yang terlarut dalam air itu sangat tinggi sehingga
menyebabkan proses respirasi pada ikan berlangsung sangat lambat dan pergerakkan ikan pun
sangat pasif.
DAFTAR PUSTAKA
Solomon, et al. 1993. Biology, 3rd ed. Saunders-College publishing, Fort Worth
Juanegsih, Nengsih. 2008. Modul Pedoman Praktikum Fisiologi Hewan. Jakarta: FITK UIN
Syarif Hidayatullah