Makalah Sampling Audit
Makalah Sampling Audit
PENDAHULUAN
Dalam setiap pelaksanaan audit baik keuangan maupun operasional, auditor selalu
dihadapkan dengan banyaknya bukti-bukti transaksi yang harus diaudit dengan waktu audit
yang sangat terbatas. Sesuai dengan tanggung jawab profesionalnya, auditor berkepentingan
dengan keabsahan simpulan dan pendapatnya terhadap keseluruhan isi laporan dan/atau
kegiatan yang diauditnya. Mengingat tanggung jawab ini, maka auditor hanya akan dapat
menerbitkan laporan yang sepenuhnya benar, jika dia memeriksa seluruh bukti transaksi.
Namun demikian, hal ini tidak mungkin dilakukan. Pertama, dari segi waktu dan biaya hal ini
akan memerlukansumberdaya yang sangat besar. Kedua, dari segi konsep, audit memang
tidakdirancang untuk memberikan jaminan mutlak bahwa hasil audit 100% sesuaidengan
kondisinya.
Oleh karena itu, auditor harus merancang cara untuk mengatasi hal tersebut. Cara
yang dapat dilakukan auditor adalah hanya memeriksa sebagian bukti yang ditentukan
dengan cara seksama, sehingga bisa untuk mengambil kesimpulan secara menyeluruh. Hal ini
dapat dilakukan dengan metode sampling audit. Dengan cara demikian maka audit dapat
dilakukan dengan biaya dan waktu yang rasional.
Jadi digunakannya metode pengujian dengan sampling audit diharapkan auditordapat
memperoleh hasil pengujian yang objektif dengan waktu dan biaya yang minimal, sehingga
pekerjaan audit bisa efektif dan efisien.
BAB II
1
PEMBAHASAN
2.1
unsur-unsur suatu saldo rekening atau kelompok transaksi yang kurang dari seratus persen
dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo rekening atau kelompok
transaksi tersebut. Sampling audit sangat banyak dipakai dalam prosedur pencocokkan ke
dokumen (vouching), konfirmasi, dan penelusuran (tracing), tetapi biasanya tidak
digunakan dalam pengajuan pertanyaan, observasi, dan prosedur analitis.
2.2
sampling.
2.2.1
Resiko Sampling
Risiko sampling adalah kemungkinan bahwa suatu sampling yang telah diambil
dengan benar tidak mewakili populasi. Tipe risiko sampling yang bisa terjadi dalam
melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif :
Pengujian Pengendalian
- Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah, yaitu risiko
menetukan tingkat risiko pengendalian, berdasarkan hasil sampel, terlalu rendah
dibandingkan dengan efektifitas operasi prosedur atau kebijakan struktur
pengendalian yang sesungguhnya.
- Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi, yaitu risiko
menentukan tingkat risiko pengendalian, berdasarkan hasil sampel, yang terlalu
tinggi dibandingkan dengan efektifitas operasi prosedur atau kebijakan struktur
pengendalian yang sesungguhnya.
Pengujian Substantif
- Risiko keliru menerima yaitu risiko mengambil kesimpulan, berdasarkan hasil
sampel, bahwa saldo rekening tidak berisi salah saji secara material, padahal
kenyataannya saldo rekening telah salah saji secara material.
Resiko Nonsampling
Risiko nonsampling meliputi semua aspek risiko audit yang tidak berkaitan dengan
sampling. Risiko nonsampling tidak bisa diukur secara sistematis. Namun demikian,
dengan perencanaan dan supervisi yang tepat dan berlandaskan pada standar kualitas
mutu, risiko nonsampling dapat ditangani pada tingkat yang minimal atau tidak berarti
lagi.
Sumber risiko sampling meliputi :
1) Kesalahan manusia.
2) Ketidaktepatan penerapan prosedur audit terhadap tujuan audit.
3) Kesalahan dalam menafsirkan hasil sampel.
Kesalahan karena mengandalkan pada informasi yang keliru yang diterima dari pihak
lain.
2.3
Teknik-teknik Sampling
Teknik sampling dalam audit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: menggunakan
Metode Statistik atau disebut "sampling statistik" dan Tanpa Menggunakan Metode
Statistik atau disebut "sampling non statistik". Perbedaan antar keduanya dapat
dirumuskan sebagai berikut
Metode Sampling
Analisis
Sampling Statistik
Menggunakan
rumus/formula
sehingga
akan
judgment
digunakan
yang judgment
yang
akan
harus digunakan
tidak
perlu
Kedua pendekatan ini dapat digunakan dalam audit, karena tidak ada satu pihakpun
yang dapat menjamin bahwa salah satu di antara keduanya lebih baik dari yang lain.
Namun, dibandingkan dengan sampling non statistik, sampling statistik lebih mudah
dipertanggungjawabkan, karena formulanya sudah baku dan diterima oleh kalangan
akademisi secara umum.
Sesuai dengan sifat datanya, sampling terdiri atas dua jenis: Sampling Atribut dan
Sampling Variabel. Sampling Atribut adalah metode sampling yang meneliti sifat non
angka (kualitatif) dari data, sedangkan Sampling Variabel adalah metode sampling yang
meneliti sifat angka (kuantitatif) dari data.
Dalam audit, sampling atribut biasanya digunakan pada pengujian pengendalian,
sedangkan sampling variabel biasanya digunakan pada pengujian substantif. Metode yang
digunakan pada sampling atribut biasanya mencakup metode sampling atribut (attribute
sampling), metode sampling penemuan (discovery/explanatory sampling), dan metode
sampling penerimaan (acceptance sampling). Sedangkan metode yang biasanya digunakan
pada sampling variabel mencakup metode sampling variabel sederhana (classical variable
sampling atau mean per unit estimation) dan metode sampling satuan mata uang
(monetary unit sampling atau probability proportional to size sampling).
2.3.1
sampling atribut, yaitu metode sampling yang meneliti sifat non angka dari data, karena
pada pengujian pengendalian fokus perhatian auditor adalah pada jejak-jejak pengendalian
yang terdapat pada data/dokumen yang diuji, seperti paraf, tanda tangan, nomor urut
pracetak, bentuk formulir, dan sebagainya, yang juga bersifat non angka, seperti unsurunsur yang menjadi perhatian pada sampling atribut.
2.3.2
Pada sampling non statistik, unit sampel dan evaluasi hasil samplingnya dilakukan
berdasarkan judgement, tanpa menggunakan formula/rumus yang baku. Pemilihan
sampelnya boleh dilakukan secara acak dan non acak.
2.4
Berikut ini diuraikan cara pemilihan sampel dengan memperhatikan kedua ketentuan
diatas, cara memilih dan perlakuan terhadap anggota populasi.
1. Pemilihan Sampel Secara Acak
Pemilihan sampel secara acak (random) adalah metode pemilihan sampel tanpa
dipengaruhi oleh pertimbangan subjektif auditornya. Pemilihan acak tersebut
dilakukan untuk menjamin objektivitas hasil sampling. Pemilihan sampel secara
acak diyakini lebih objektif dibandingkan pemilihan sampel non acak.
Ada dua jenis pemilihan sampel acak yang umum dikenal, yaitu pemilihan sampel
acak sederhana dan acak sistematis (simple random sampling dan systematic
random sampling).
a. Pemilihan Sampel Acak Sederhana
6
Pada
metode
ini,
sampel
dipilih
langsung
dari
populasi
tanpa
Rendah
Moderat
10
Tinggi
15
Rendah
2-7
Moderat
6-12
Tinggi
11-20
Faktor
Terbalik
terlalu rendah
Tingkat deviasi bias ditoleransi
Terbalik
Langsung
Ukuran populasi
5000 unit keatas
Tidak berpengaruh
langsung
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. Auditing. Edisi ke-6 Jakarta: PT Salemba Empat, 2010.
www.scrib.com
pusdiklatwas.bpkp.go.id/filenya/namafile/.../Sampling_Final_09.pdf
10