(RKP2D)
(SOLID )
SAUNG PERTEMUAN, BAK PENAMPUNG
AIR HUJAN DAN SUMUR GALI
Desa : MATUI
Kecamatan : JAILOLO
Kabupaten : HALMAHERA BARAT
RKP2D
LEMBAR PENGESAHAN
Desa : MATUI
Kecamatan : JAILOLO
Kabupaten : HALMAHERA BARAT
Diketahui,
Kepala Desa Matui
Ketua Federasi
( KASMAN DJALAL )
(JAD DJAMIN)
Konsultan Perencana
Pt. Meridian Kreatama Mandiri
( Ir. Annuriyanto )
Ketua Team Ahli
Diperiksa,
Tim Teknis SOLID Kab. Halmahera Barat
RKP2D
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan
Proposal Teknis Pembangunan Prasarana Desa untuk peningkatanan pertanian di Desa
Matui Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat dapat kami selesaikan.
Proses Penyusunan Proposal Teknis ini telah dilakukan secara partisipatif yang
melibatkan kelompok masyarakat, petani dan kaum perempuan serta pembelajaran
langsung kepada masyarakat.
Hasil proses tersebut telah kami susun dalam suatu rencana pembangunan prasarana
desa untuk kepentingan peningkatan hasil pertanian dimasa mendatang dengan terprogram
secara baik dan benar.
Dokumen Proposal ini adalah dasar dari kegiatan kami dan merupakan bagian dari
dokumen teknis dan bagian dari Rencana Kerja Pembangunan Prasarana Desa (TKP2D).
Sekertaris
Jad Djamin
Mengetahui ;
Kepala Desa Matui
Kasman Djalal
RKP2D
(Kementrian Perhubungan),
akses jalan juga merupakan prioritas bagi masyarakat desa ke ibukota kecamatan
atau ke pasar jailolo dalam memasarkan hasil komoditi yang diusahakan.
Sarana yang akan direncanakan dalam kegiatan infrastruktur pada desa matui
sebagaimana diusulkan oleh Federasi dengan dukungan kelompok mandiri dan
masyarakat, terjabar dalam kegiatan sosialisasi pembentukan kelompok baru yakni
saung pertemuan, bak penampung air hujan dan sumur gali, akses ini didasarkan atas
belum tersedianya suatu tempat pertemuan yang permanen bagi kegiatan
pertemuan kelompok kelak, kebutuhan sarana untuk air bersih baik dari sumber air
dalam tanah maupun dari air hujan.
RKP2D
mengusahakan proses produksi hasil perkebunan/pertanian, hal ini nampak dari hasil
perolehan hanya untuk kebutuhan sendiri, untuk memasarkan hasil petani harus
bekerja keras atau ekstra karena biaya transportasi laut tinggi, dalam mengimbangi
ini maka harus diproduksi dalam jumlah yang banyak, untuk menutupi biaya dan
dapat memberi keuntungan.
RKP2D
2. Tujuan
a. Tujuan dari kegiatan infrastruktur
Tujuan dilaksanakan pembangunan sarana saung pertemuan yakni untuk
mengoptimalkan pertemuan dalam suatu wadah yang layak oleh federasi dalam
kegiatan pertemuan rutin dan pertemuan kegiatan SOLID yang dilakukan di desa
matui, sedangkan bak penampung air hujan dan sumur gali yakni sebagai proses
penunjang kegiatan produksi ( pembersihan hasil komoditi ) dan pembudidayaan
tanaman terutama di persemaian dan pembibitan polibag dalam penyediaan air
penyiraman sebelum dipindahkan ke kebun, tujuan lain sebagai penunjang
kebutuhan air bersih masyarakat
kesejahteraan masyarakat desa matui, hal ini juga akan menambah sarana umum
bagi desa dan peningkatan kinerja bagi pemerintahan desa karena akan menjadi
indikator
keberhasilan
pembangunan
desa
guna
menyongsong
kegiatan
pembangunan selanjutnya
b. Manfaat yang didapat dari kegiatan Infrastruktur
Pemanfaatan sarana bak penampung air hujan dan sumur gali,
dalam usaha
RKP2D
sebagai penampung air dari sumur tersebut dan juga langsung dari hujan yang
berfungsi ganda sehingga kebutuhan akan sarana air bersih dapat terpenuhi dan juga
untuk sumber air penyiraman bagi tanaman di persemaian, pembibitan dalam
polibag atau di pekarangan serta untuk proses pembersihan hasil komoditi sebelum
dipasarkan.
b. Tugas kerja kelompok federasi dan administrasi dalam pelaksanaan kegiatan
Kelompok mandiri yang tergabung dalam kelompok federasi, sebelum melaksanakan
kegiatan pembangunan bak penampung air hujan, saung pertemuan, sumur gali,
harus mengadakan pembahasan tentang tugas dan fungsi dalam pekerjaan supaya
pekerjaan dapat berjalan sesuai rencana, ketua federasi akan membagi pekerjaan
kepada masing-masing kelompok kerja untuk mengatur rencana teknis dan titik
lokasi yang akan dibangun sarana bak penampung air hujan, saung pertemuan,
sumur gali dan memberikan penjelasan kepada pemilik lahan agar dapat merelakan
lahannya untuk dibangun sarana tersebut, teknis pelaksanaan sesuai gambar teknis
yang telah diverifikasi oleh tenaga Pengawas Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan
Umum, dalam pelaksanaan seluruh anggota federasi terlibat secara langsung supaya
ada kebersamaan dalam usaha kerja dan ada rasa memiliki akan sarana ini serta
dapat ikut serta memelihara sarana itu dengan baik.
Dalam pelaksanaan kegiatan, material dan bahan lain akan dibeli oleh bendahara
federasi dengan persetujuan ketua federasi dan sekertaris akan mencatat semua
bahan material tersebut dengan harga pembelian harus memakai perbandingan
harga yang terendah dari dua toko atau penyalur material seperti batu, pasir, sirtu,
kayu/papan dan lain-lain, untuk itu sekertaris federasi akan mencatat perbandingan
harga termasuk biaya pengangkutan transportasi sampai ke lokasi tersebut dalam
buku kerja federasi, bendahara akan membayar sesuai daftar harga tersebut dan
dicatat dalam buku bendahara kerja setiap hari setiap pembelian dengan sistem
akuntansi sederhana, harga bahan material yang dibeli kemudian dijumlahkan dan
dikurangi dengan saldo atau dana yang diterima dan seluruh kwitansi pembelian
dikumpulkan untuk pelaporan pekerjaan dalam suatu rekapitulasi dan dibuat dalam
satu laporan kerja, diketahui oleh ketua federasi dan kepala desa dengan demikian
dapat dikontrol biaya pengeluaran untuk pelaksanaan pekerjaan.
RKP2D
Pengawas teknis dari dinas pertanian akan memberikan teknis perencanaan dan
pelaksanaan di lapangan dan juga teknis pembukuan sederhana kepada bendahara
tentang item teknis pembelian karena faktor lapangan kadang ada yang tidak sesuai
dengan perencanaan, hal ini diharapkan kerjasama antara kelompok federasi dengan
petugas teknis dan tenaga pendamping dapat bekerja sesuai teknis yang telah
direncanakan dan disepakati bersama.
c. Tahapan dan teknis pelaksanaan pembangunan sarana infrastruktur
Tahapan awal yang harus dilaksanakan oleh Federasi yakni survey harga bahan
bangunan dan material dengan biaya transportasi sampai ke lokasi, dan survey pada
2 toko atau 2 pemasok material, pertimbangan teknis harus dipenuhi bahwa nilai
transportasi harus berdasarkan nilai transport yang sehari - hari dilakukan misalnya
biaya ojek berapa biaya angkut semen 1 zak sampai ke lokasi begitu juga material
batu, pasir, kerikil dan lain lain. Setelah diisi pada format harga diatas diadakan
pertemuan membahas hasil survey dimana peserta yang harus hadir yakni pengurus
federasi, ketua kelompok mandiri, pendamping, aparat desa, ada 2 agenda yang akan
dibahas yakni pembahasan hasil survey berdasarkan kondisi lapangan, kondisi harga
material sampai ke lokasi misal ada lokasi yang jauh dan harus dipakai tenaga
manual untuk angkut material, hal ini nantinya dimasukkan pada item taktis lapangan
karena harga hanya sampai ke titik yang bisa dijangkau oleh kendaraan, hal teknis
tentang bentuk sarana, biaya yang digunakan, lokasi penempatan, surat pernyataan
pemilik lahan dan kesanggupaan pemeliharaan akan dibahas bersama untuk
mendapat solusi terbaik dan tercantum dalam berita acara pertemuan pembahasan
hasil survey tersebut, kemudian dilanjutkan dengan pembentukan pengurus
pelaksana, pengawasan, pemeliharaan pembangunan, ketentuan bahwa yang
menjadi koordinator pekerjaan dipilih secara demokratis oleh anggota kelompok dan
difasilitasi oleh pengurus federasi, pengurus ini sebanyak 6 orang, nantinya yang akan
membuat desain dasar, perencanaan gambar dan rencana pekerjaan serta
pemeliharaan hasil pembangunan sarana.
Setelah tim pengurus terbentuk akan dilakukan pembagian tugas kerja, yang
menangani harga survey, yang membuat peta penempatan titik lokasi, mencatat
nama pemilik lahan dan diberikan arahan bahwa lokasinya akan digunakan dengan
surat pernyataan izin pakai atau hibah, pembuatan proposal dengan kerangka
RKP2D
RKP2D
Pengurus Pelaksana Pembangunan, perhitungan teknis dalam RKK ini yang menjadi
acuan dasar pencairan anggaran, format rencana pencairan anggaran terbagi atas 3
tahap, yakni tahapan pekerjaan awal untuk pembelian material pabrikasi dan
material alami sebanyak 40 % dari total anggaran, setelah dilaksanakan dan dibuat
laporan pekerjaan dan realisasi pekerjaan tahap I, dapat dilanjutkan ke tahap ke II
dengan rencana anggaran 40 % meliputi pembelian material dan sebagian upah kerja
dalam bentuk panjar kerja, dibuat laporan dan realisasi pekerjaan dilanjutkan pada
tahap III meliputi biaya pembelian material dan upah kerja serta dibuat laporan dan
dilengkapi dengan foto dokumentasi dari tahap awal hingga akhir pekerjaan.
Perhitungan anggaran biaya dengan item pekerjaan apa saja yang terlebih dahulu
dilakukan akan dibuat oleh petugas kabupaten dalam bentuk format misalnya untuk
tahap awal harus dibeli material pada sarana yang dibangun dahulu dan dibuat
pembukuan kas oleh bendahara federasi, perhitungan ini harus berdasarkan
perhitungan teknis anggaran pada anggaran setiap sarana karena anggaran terbatas
pada pembelian material kalaupun akan dikerjakan oleh kelompok kerja maka dapat
diberi panjar kerja dan dicatat dalam buku kerja bendahara.
Pengajuan rencana pekerjaan untuk pelaksanaan pembangunan, diajukan ke tim
infra kabupaten untuk diverifikasi prioritas anggaran yang akan dicairkan sesuai item
pekerjaan sarana, tim kabupaten berkoordinasi dengan bendahara SOLID bahwa
anggaran telah tersedia di masing - masing rekening federasi bila telah tersedia maka
federasi dapat mengadakan pencairan berdasarkan data dari tim pengurus pelaksana
pembangunan akan material sarana mana yang terlebih dahulu dibeli atau pekerjaan
apa saja yang akan dilaksanakan, anggaran ini berkisar 40 % dari anggaran pagu yang
tersedia, demikian pula tahapan berikutnya, data dari Tim pengurus pelaksana
pembangunan akan dipakai untuk pencairan tahap selanjutnya namun pelaporan
hasil pelaksanaan dan realisasi anggaran harus diselesaikan dahulu. Pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan oleh Tim Pelaksana Pembangunan agar selalu terkoordinasi
dengan baik karena sangat mempengaruhi pekerjaan yang akan dilakukan hal ini
untuk mengurangi masalah internal yang akan terjadi, misal pengajuan anggaran dari
Tim kemudian bendahara melakukan pencairan, Tim harus mengadakan rapat kerja
Tim dan penggunaan anggaran apa saja yang dibeli atau pekerjaan yang
dilaksanakan, bendahara akan langsung membayar material atau membeli material
pabrik ke toko atau pemasok sesuai harga toko atau pemasok, biaya transportasi
RKP2D
dihitung sekali angkut beberapa material pabrikasi atau berapa ret biaya angkut
mobil dumptruk material alami yang akan dibayar sedangkan harga material dibayar
di lokasi pemasok material alami. Seluruh pembelian harus dengan menggunakan
kwitansi pembelian baik dari toko atau pemasok, bila tidak tersedia kwitansi maka
bendahara membuat kwitansi dan menghitung biaya pembelian tersebut dengan
ketentuan antara Rp. 1.000.000 Rp. 2.000.000 harus dengan materai Rp. 3.000
sedangkan diatas Rp. 2.000.000 harus dengan materai Rp. 6.000 dan ditanda-tangani
diatas meterai. Laporan tersebut diatas dibuat rangkap 2, untuk diserahkan ke Tim
Infrastruktur Kabupaten yang lainnya digunakan sebagai arsip Federasi sebagai bahan
pemeriksaan nanti oleh Tim dari Propinsi dalam melakukan Monitoring dan Evaluasi
kegiatan.
4. Rencana pelaksanaan kegiatan
Dalam membuat usulan sarana kegiatan infrastruktur oleh kelompok federasi, harus
didasarkan atas kesepakatan bersama dengan anggota-anggotanya dan juga masyarakat
desa matui bahwa sarana ini harus memiliki kriteria yakni sesuai keinginan bersama,
dapat memberikan manfaat langsung, menggunakan teknologi sederhana, mudah dalam
perawatan dan pemeliharaan sehingga semua anggota federasi terlibat dalam pekerjaan
tersebut.
Keterbatasan dana yang tersedia dalam melaksanakan kegiatan infrastruktur ini,
dibutuhkan dana sharing dari kelompok dalam bentuk tenaga kerja, pengadaan galian C
(timbunan tanah dan sirtu) agar pekerjaan ini dapat terlaksana dengan baik. Dana
sharing pada dasarnya merupakan dana yang diberikan oleh Federasi bukan dalam
bentuk uang namun yang diberikan dalam bentuk biaya tenaga kerja dan pengadaan
tanah, dalam membangun sarana bak penampung air hujan, saung pertemuan, sumur
gali.
Usulan Infrastruktur untuk desa Matui yakni Bak Penampung Air Hujan 2 (dua) unit,
Saung Pertemuan 1 (satu) unit dan Sumur Gali 2 (dua) unit, desain usulan oleh tim kerja
federasi disertai dengan peta penempatan titik lokasi dalam desa untuk memudahkan
pengawasan dibuat secara sederhana dan diserahkan kepada tim teknis kabupaten
untuk diverifikasi kembali sesuai pedoman teknis kegiatan SOLID, tim teknis kabupaten
bersama tim dari Dinas Pekerjaan Umum akan turun ke lokasi penempatan sarana dan
meneliti kelayakannya, apabila dalam peninjauan tersebut ada sarana yang tidak sesuai
RKP2D
kelayakannya atau memiliki teknis pelaksanaan dengan anggaran yang sangat besar
maka usulan itu diserahkan kembali untuk direvisi berdasarkan hasil laporan kelayakan
tersebut. Desain yang telah disesuaikan itu dihitung anggaran dalam Rencana Anggaran
Biaya (RAB) dan dibuat gambar desain sederhana dengan menggunakan material dan
bahan lokal yang mudah didapat.
Dalam pelaksanaan dibutuhkan biaya pekerjaan untuk itu harus dibuat dalam suatu
Rencana Usaha Kelompok Kerja (RUKK) oleh kelompok federasi dengan mencantumkan
rencana material yang akan dibeli dan pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai jadwal
pelaksanaan, RUKK ini dibuat sesuai hasil kesepakatan dalam pertemuan dengan
kelompok kerja karena didalamnya ada dana sharing kelompok atau dana yang
disediakan untuk membantu kelancaran kegiatan yang berasal dari kelompok. Ketua
federasi bersama dengan kelompok kerja menentukan titik lokasi
material yang akan ditempatkan untuk itu lokasinya harus dibersihkan dan diukur
terlebih dahulu untuk menghindari kesalahan penempatan sarana tersebut, setelah
persiapan lokasi sarana ketua federasi bersama bendahara menyerahkan RUKK ke
tim administrasi kabupaten untuk dicairkan dana pelaksanaan pekerjaan.
Penyaluran dana swakelola kepada kelompok federasi secara bertahap yakni apabila
kelompok/masyarakat telah siap melaksanakan swakelola maka dicairkan 30 %,
kemudian apabila progress pekerjaan telah mencapai 30 % maka dana dicairkan
sebanyak 60 % (progress telah mencapai 30 % ditambah dengah rencana pekerjaan 30
%) dan apabila pekerjaan telah mencapai 100 % ( progress pekerjaan 60 % ditambah
rencana pekerjaan 40 % ), maka dicairkan sisanya yakni 40 %. hal ini juga dapat
disesuaikan dengan dana usulan kelompok tergantung teknis pelaksanaan pekerjaan.
5. Pembiayaan
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Kecil ( PKPK ) Smallholder Livelihood
Development ( SOLID ) tahun 2014 yang membiayai pekerjaan infrastruktur desa melalui
penyediaan dana hibah berbentuk bantuan langsung masyarakat atau bantuan sosial,
sebagai fasilitasi dari proposal yang diajukan oleh masyarakat desa. Kelompok Federasi
atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) akan bertanggung jawab mengelola bersama
masyarakat dari kegiatan ini di tingkat desa. Adapun biaya yang digunakan untuk
pelaksanaan pembangunan sarana dan dana sharing kelompok ( Terlampir Rencana
Anggaran Biaya ( RAB ) yakni : Dana dari SOLID untuk Desa Matui :
RKP2D
Rp. 19.411.334,22.-
Rp.
Rp. 48.464.961,53.-
32.173.196,38.-
Rp. 4.330.049,29.-
Rp.
Rp. 4.641.633,16.-
2.236.391,38.-
RKP2D
setebal 5 cm sampai 7 cm, kerangka kayu kaap 5/10 dan gording, skoor angin antar kaap
memakai kayu 5/5, tiang kayu dan skoor antar tiang kayu 5/10 diskaaf untuk mengurangi
goncangan dicat warna biru laut, bagian depan dan belakang kaap di ditutupi dengan
dinding papan dicat dengan warna biru laut, lisplank keliling seng dengan kayu papan
3/25 dicat warna biru laut, kaap dengan sistim rangka sederhana ditutupi seng bjls 0,25
mm, bubungan memakai seng plat bjls 0,25 mm, dibuat pagar sederhana dari kayu 5/10
dan kayu 5/5 mengelilingi saung pertemuan dan juga dibuat pintu pagar sederhana
sebagai tempat masuk dan keluar saung.
Sumur Gali memiliki ukuran badan sumur yakni 1.75 m x 1.75 m atau berdiameter 1,75
meter setinggi 80 cm dengan rabat sekeliling berbentuk bujur sangkar, badan sumur
dikerjakan dengan menggunakan pasangan batu bata 1 : 5 diplester merata serta diaci,
galian tanah digali sampai mencapai sumber air, kedalaman 10 s/d 11 meter dibawah
permukaan tanah, setelah digali dipasangi buis beton dengan diameter lingkaran 1,75
meter dan ketebalan 8 cm yang telah dibuat terlebih dahulu, dibuat dalam bentuk
setengah bulatan dengan ketinggian 50 cm, dipasang tahap pertahap sampai pada
permukaan tanah, antara badan sumur dan buis beton diatur sedemikian rupa agar ada
ikatan yang kuat dan berfungsi sebagai penguat dasar dan permukaan sumur. Rabat yang
dibuat itu harus ditimbun terlebih dahulu dengan tanah urug dan di floor dengan posisi
agak miring agar aliran air menuju ke tepi, saluran air diatur menuju pembuangan dan
penampung air, keseluruhan teknis dikerjakan sesuai spesifikasi namun bila ada
pekerjaan tambahan yang ingin dikerjakan bisa dilakukan tanpa mengurangi fungsi
utama sumur gali sebagai sumber air bagi tanaman dan digunakan untuk kebutuhan
sehari hari. Tahap terakhir dipasangi tiang kayu balok 5/10 sebanyak 2 buah di kiri
kanan sumur, dicat, dipasangi pipa GIP 2 inci dan ditaruh blok timba, ember timba serta
tali penarik.
7. Identifikasi dan Realisasi Kegiatan Infrastruktur
Identifikasi awal yang dilakukan pada tahun 2014, diusulkan oleh Federasi dan
masyarakat desa Matui berupa sarana Saung Pertemuan 1 (satu) unit, Bak Penampung
Air Hujan 2 (dua) unit dan Sumur Gali 2 (dua) unit, Proses identifikasi melibatkan
anggota, pengurus Federasi, Kepala Desa dan Pendamping melalui pertemuan yang
dihadiri oleh Tim Teknis Dinas Pertanian Kabupaten, masyarakat desa matui kemudian
diadakan pembicaraan tentang usulan dan rencana teknis, setelah ada kesepakatan
RKP2D
8. Penutup
Keterlibatan seluruh anggota yang tergabung dalam Federasi merupakan aset utama
dalam kegiatan SOLID dan kerjasama dalam kelompok yang telah terbina selalu dijaga
dan dikembangkan, adapun sarana infrastruktur yang telah dikerjakan oleh kelompok
kerja dapat digunakan dan dipelihara demi untuk kepentingan bersama, pemanfaatan
sarana diatur oleh Federasi dengan pola pemerataan dan pola kebersamaan sehingga
sasaran SOLID bagi peningkatan taraf hidup petani kecil dapat tercapai.
Demikian proposal ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Sekertaris
Jad Djamin
Mengetahui ;
Kepala Desa Matui
Kasman Djalal
RKP2D