Anda di halaman 1dari 15

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN PRASARANA DESA

(RKP2D)

DINAS PERTANIAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT


TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN PENYUSUNAN TEKNIS


RENCANA PEMBAGUNAN PRASARANA DESA
SMALLHOLDER LIVELIHOOD DEVELOPMENT IN EASTERN INDONESIA

(SOLID )
SAUNG PERTEMUAN, BAK PENAMPUNG
AIR HUJAN DAN SUMUR GALI

Desa : MATUI
Kecamatan : JAILOLO
Kabupaten : HALMAHERA BARAT

RKP2D

LEMBAR PENGESAHAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN PRASARANA DESA

Desa : MATUI
Kecamatan : JAILOLO
Kabupaten : HALMAHERA BARAT

Diketahui,
Kepala Desa Matui

Ketua Federasi

( KASMAN DJALAL )

(JAD DJAMIN)

Konsultan Perencana
Pt. Meridian Kreatama Mandiri

( Ir. Annuriyanto )
Ketua Team Ahli

Diperiksa,
Tim Teknis SOLID Kab. Halmahera Barat

( Ir. M. Irzan Siradju )


Nip. 19671208 200112 1 002

Disetujui dan disyahkan oleh,


PPK/Manajer Kabupaten Halmahera Barat

( Demianus Sidete, S,Pr, M.Sc))


NIP.197412104 200212 1 013

RKP2D

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan
Proposal Teknis Pembangunan Prasarana Desa untuk peningkatanan pertanian di Desa
Matui Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat dapat kami selesaikan.
Proses Penyusunan Proposal Teknis ini telah dilakukan secara partisipatif yang
melibatkan kelompok masyarakat, petani dan kaum perempuan serta pembelajaran
langsung kepada masyarakat.
Hasil proses tersebut telah kami susun dalam suatu rencana pembangunan prasarana
desa untuk kepentingan peningkatan hasil pertanian dimasa mendatang dengan terprogram
secara baik dan benar.
Dokumen Proposal ini adalah dasar dari kegiatan kami dan merupakan bagian dari
dokumen teknis dan bagian dari Rencana Kerja Pembangunan Prasarana Desa (TKP2D).

Matui, 14 Oktober 2014


Ketua Federasi Matui

Sekertaris

Jad Djamin

Ali Abi Talib

Mengetahui ;
Kepala Desa Matui

Kasman Djalal

RKP2D

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN PRASARANA DESA


DESA MATUI KECAMATAN JAILOLO
1. Pendahuluan
a. Latar belakang
Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat dalam usaha meningkatkan taraf hidup
selalu menerapkan pola bantuan berupa bantuan sosial yang langsung menyentuh
semua lapisan masyarakat pedesaan dengan manfaat yang dapat dirasakan, program
SOLID yang dilaksanakan merupakan kerjasama Program Bantuan dari Luar Negeri
dengan Pemerintah Pusat Republik Indonesia dan dikoordinasi oleh pemerintah
propinsi Maluku Utara dalam hal ini Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Propinsi
Maluku Utara, dalam melaksanakan kegiatan ini diberi tanggung-jawab kepada Dinas
Pertanian Kabupaten Halmahera Barat selaku Satuan Kerja (Satker) dan merupakan
bagian dari pemerintah daerah Kabupaten Halmahera Barat, hal ini sematamata
dapat bermanfaat dan dirasakan oleh kelompok mandiri, masyarakat desa,
diharapkan pula akan memberikan jaminan akan pendapatan ekonomi menjadi lebih
baik.
Desa matui merupakan salah satu desa di kawasan teluk jailolo yang hanya dapat
dijangkau lewat laut, adapun jalan yang telah dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum
Halmahera Barat belum mencapai desa ini karena kondisi bebatuan yang
menghalangi pembuatan jalan tersebut, sasaran utama ke pelabuhan peti kemas
yang telah dikerjakan oleh pemerintah pusat

(Kementrian Perhubungan),

akses jalan juga merupakan prioritas bagi masyarakat desa ke ibukota kecamatan
atau ke pasar jailolo dalam memasarkan hasil komoditi yang diusahakan.
Sarana yang akan direncanakan dalam kegiatan infrastruktur pada desa matui
sebagaimana diusulkan oleh Federasi dengan dukungan kelompok mandiri dan
masyarakat, terjabar dalam kegiatan sosialisasi pembentukan kelompok baru yakni
saung pertemuan, bak penampung air hujan dan sumur gali, akses ini didasarkan atas
belum tersedianya suatu tempat pertemuan yang permanen bagi kegiatan
pertemuan kelompok kelak, kebutuhan sarana untuk air bersih baik dari sumber air
dalam tanah maupun dari air hujan.

RKP2D

Keterbatasan anggaran yang diperolah dalam kegiatan infrastruktur SOLID dapat


dimanfaatkan pada sarana yang sangat dibutuhkan kelompok mandiri atau yang
menjadi prioritas, sarana ini nantinya akan dilaksanakan oleh federasi dengan
pertimbangan kebutuhan kelompok dan berhubungan dengan kegiatan lain, seperti
saung pertemuan dapat juga digunakan sebagai tempat sementara penampungan
hasil komoditi sebelum diangkut lewat laut ke pasar jailolo, sarana bak penampung
air hujan dan sumur gali, selain untuk kebutuhan air bersih juga dapat digunakan
untuk sumber air bagi persemaian bibit tanaman sebelum dipindahkan ke kebun
seperti bibit sayuran dan bibit tanaman perkebunan dalam polibag dan juga sebagai
media pencucian hasil komoditi seperti ubi jalar, ubi kayu, sayuran dan lain-lain
supaya jaminan mutu hasil komoditi dapat dijual di pasar.
Pada tahun 2014 telah dibentuk kelompok mandiri dan federasi desa matui, federasi
merupakan gabungan kelompok mandiri yang bertugas melaksanakan kegiatan
secara keseluruhan atau mewakili kelompok dalam hal mengurus bantuan modal
usaha, dana infrastruktur, dana bantuan lainnya dengan berpatokan pada ketentuan
yang telah disepakati dengan kelompok mandiri, pengurus federasi harus pro aktif
bekerja sama dengan pendamping, petugas kabupaten untuk bersama sama
melaksanakan kegiatan seperti proses pengusulan RUK ( Rencana Usulan Kelompok )
dalam beberapa kegiatan baik Demplot, Sekolah Lapang (SL), Infrastruktur, Marching
Fund dan lain lain sebagai koordinator kegiatan. Diharapkan dengan kebersamaan
kelompok yang tergabung dalam Federasi dapat saling memahami tugas dan
tanggung-jawab masing-masing.
Secara geografis desa matui berbatasan dengan pantai, mata pencaharian
masyarakat sebagai petani juga sebagai nelayan, kondisi alam yang banyak bebukitan
ditanamani tanaman perkebunan seperi kelapa, pala, cengkih dan lain lain,
tanaman pertanian juga banyak dusahakan petani tapi dalam skala terbatas untuk
kebutuhan sendiri atau kelompok yang mengerjakannya seperti jagung, kacang tanah
dan

tanaman sayuran lainnya, Pola kerja petani masih tradisional dalam

mengusahakan proses produksi hasil perkebunan/pertanian, hal ini nampak dari hasil
perolehan hanya untuk kebutuhan sendiri, untuk memasarkan hasil petani harus
bekerja keras atau ekstra karena biaya transportasi laut tinggi, dalam mengimbangi
ini maka harus diproduksi dalam jumlah yang banyak, untuk menutupi biaya dan
dapat memberi keuntungan.
RKP2D

2. Tujuan
a. Tujuan dari kegiatan infrastruktur
Tujuan dilaksanakan pembangunan sarana saung pertemuan yakni untuk
mengoptimalkan pertemuan dalam suatu wadah yang layak oleh federasi dalam
kegiatan pertemuan rutin dan pertemuan kegiatan SOLID yang dilakukan di desa
matui, sedangkan bak penampung air hujan dan sumur gali yakni sebagai proses
penunjang kegiatan produksi ( pembersihan hasil komoditi ) dan pembudidayaan
tanaman terutama di persemaian dan pembibitan polibag dalam penyediaan air
penyiraman sebelum dipindahkan ke kebun, tujuan lain sebagai penunjang
kebutuhan air bersih masyarakat

sehingga terjadi peningkatan ekonomi bagi

kesejahteraan masyarakat desa matui, hal ini juga akan menambah sarana umum
bagi desa dan peningkatan kinerja bagi pemerintahan desa karena akan menjadi
indikator

keberhasilan

pembangunan

desa

guna

menyongsong

kegiatan

pembangunan selanjutnya
b. Manfaat yang didapat dari kegiatan Infrastruktur
Pemanfaatan sarana bak penampung air hujan dan sumur gali,

dalam usaha

peningkatan hasil dan mutu komoditi terutama dalam pembersihan komoditi


sebelum di pasarkan, sarana saung pertemuan sangat diharapkan kelompok mandiri
dalam usaha pertemuan untuk membahas agenda atau masalah yang terjadi
sehingga solusi masalah dapat tercapai dalam suatu wadah yang permanen,
disamping apabila ada kunjungan sarana ini yang akan digunakan sehingga tidak
perlu memakai sarana gedung sekolah yang akan mengganggu aktifitas sekolah atau
sarana rumah pribadi, pemanfaatan lain dari sarana ini juga sebagai tempat
penyimpanan sementara komoditi sebelum dipasarkan ke jailolo.
3. Lingkup Kegiatan
a. Kebutuhan Sarana Infrastruktur
Kebutuhan sarana air bersih merupakan kebutuhan utama masyarakat desa matui
selama ini karena bila musim kemarau sumur gali yang ada tidak tersedia air, untuk
itu dibutuhkan sarana sumur gali dengan kedalaman yang lebih dalam sekitar 12
meter supaya sumber air dapat tersedia dan terjamin dalam penyediaan air bersih,
penyediaan air pun dapat diantisipasi dengan penyediaan bak penampung air hujan

RKP2D

sebagai penampung air dari sumur tersebut dan juga langsung dari hujan yang
berfungsi ganda sehingga kebutuhan akan sarana air bersih dapat terpenuhi dan juga
untuk sumber air penyiraman bagi tanaman di persemaian, pembibitan dalam
polibag atau di pekarangan serta untuk proses pembersihan hasil komoditi sebelum
dipasarkan.
b. Tugas kerja kelompok federasi dan administrasi dalam pelaksanaan kegiatan
Kelompok mandiri yang tergabung dalam kelompok federasi, sebelum melaksanakan
kegiatan pembangunan bak penampung air hujan, saung pertemuan, sumur gali,
harus mengadakan pembahasan tentang tugas dan fungsi dalam pekerjaan supaya
pekerjaan dapat berjalan sesuai rencana, ketua federasi akan membagi pekerjaan
kepada masing-masing kelompok kerja untuk mengatur rencana teknis dan titik
lokasi yang akan dibangun sarana bak penampung air hujan, saung pertemuan,
sumur gali dan memberikan penjelasan kepada pemilik lahan agar dapat merelakan
lahannya untuk dibangun sarana tersebut, teknis pelaksanaan sesuai gambar teknis
yang telah diverifikasi oleh tenaga Pengawas Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan
Umum, dalam pelaksanaan seluruh anggota federasi terlibat secara langsung supaya
ada kebersamaan dalam usaha kerja dan ada rasa memiliki akan sarana ini serta
dapat ikut serta memelihara sarana itu dengan baik.
Dalam pelaksanaan kegiatan, material dan bahan lain akan dibeli oleh bendahara
federasi dengan persetujuan ketua federasi dan sekertaris akan mencatat semua
bahan material tersebut dengan harga pembelian harus memakai perbandingan
harga yang terendah dari dua toko atau penyalur material seperti batu, pasir, sirtu,
kayu/papan dan lain-lain, untuk itu sekertaris federasi akan mencatat perbandingan
harga termasuk biaya pengangkutan transportasi sampai ke lokasi tersebut dalam
buku kerja federasi, bendahara akan membayar sesuai daftar harga tersebut dan
dicatat dalam buku bendahara kerja setiap hari setiap pembelian dengan sistem
akuntansi sederhana, harga bahan material yang dibeli kemudian dijumlahkan dan
dikurangi dengan saldo atau dana yang diterima dan seluruh kwitansi pembelian
dikumpulkan untuk pelaporan pekerjaan dalam suatu rekapitulasi dan dibuat dalam
satu laporan kerja, diketahui oleh ketua federasi dan kepala desa dengan demikian
dapat dikontrol biaya pengeluaran untuk pelaksanaan pekerjaan.

RKP2D

Pengawas teknis dari dinas pertanian akan memberikan teknis perencanaan dan
pelaksanaan di lapangan dan juga teknis pembukuan sederhana kepada bendahara
tentang item teknis pembelian karena faktor lapangan kadang ada yang tidak sesuai
dengan perencanaan, hal ini diharapkan kerjasama antara kelompok federasi dengan
petugas teknis dan tenaga pendamping dapat bekerja sesuai teknis yang telah
direncanakan dan disepakati bersama.
c. Tahapan dan teknis pelaksanaan pembangunan sarana infrastruktur
Tahapan awal yang harus dilaksanakan oleh Federasi yakni survey harga bahan
bangunan dan material dengan biaya transportasi sampai ke lokasi, dan survey pada
2 toko atau 2 pemasok material, pertimbangan teknis harus dipenuhi bahwa nilai
transportasi harus berdasarkan nilai transport yang sehari - hari dilakukan misalnya
biaya ojek berapa biaya angkut semen 1 zak sampai ke lokasi begitu juga material
batu, pasir, kerikil dan lain lain. Setelah diisi pada format harga diatas diadakan
pertemuan membahas hasil survey dimana peserta yang harus hadir yakni pengurus
federasi, ketua kelompok mandiri, pendamping, aparat desa, ada 2 agenda yang akan
dibahas yakni pembahasan hasil survey berdasarkan kondisi lapangan, kondisi harga
material sampai ke lokasi misal ada lokasi yang jauh dan harus dipakai tenaga
manual untuk angkut material, hal ini nantinya dimasukkan pada item taktis lapangan
karena harga hanya sampai ke titik yang bisa dijangkau oleh kendaraan, hal teknis
tentang bentuk sarana, biaya yang digunakan, lokasi penempatan, surat pernyataan
pemilik lahan dan kesanggupaan pemeliharaan akan dibahas bersama untuk
mendapat solusi terbaik dan tercantum dalam berita acara pertemuan pembahasan
hasil survey tersebut, kemudian dilanjutkan dengan pembentukan pengurus
pelaksana, pengawasan, pemeliharaan pembangunan, ketentuan bahwa yang
menjadi koordinator pekerjaan dipilih secara demokratis oleh anggota kelompok dan
difasilitasi oleh pengurus federasi, pengurus ini sebanyak 6 orang, nantinya yang akan
membuat desain dasar, perencanaan gambar dan rencana pekerjaan serta
pemeliharaan hasil pembangunan sarana.
Setelah tim pengurus terbentuk akan dilakukan pembagian tugas kerja, yang
menangani harga survey, yang membuat peta penempatan titik lokasi, mencatat
nama pemilik lahan dan diberikan arahan bahwa lokasinya akan digunakan dengan
surat pernyataan izin pakai atau hibah, pembuatan proposal dengan kerangka

RKP2D

sebagaimana terdapat dalam format, membuat Rencana Anggaran Biaya Sarana


secara sederhana karena nantinya akan dibuat analisa tersendiri, pembagian sarana
ke kelompok mandiri sesuai kesepakatan bersama, dan rencana pemeliharaan sarana
dan pengelolaannya seperti gudang pengolahan hasil, rumah produksi, usaha yang
dilakukan harus bersama - sama jadi seluruh anggota kelompok terwakili dalam
kegiatan usaha ini dengan sendirinya pemeliharaan sarana dan peralatan akan
menjadi tanggung jawab bersama.
Tim pengurus akan melaksanakan pekerjaan awal diatas kemudian saat pekerjaan
akan dimulai, tim mengadakan koordinasi dengan seluruh anggota tim dan anggota
kelompok mandiri untuk pekerjaan pemasangan patok lokasi sarana dengan
pertimbangan teknis yang terjadi di lapangan, pembersihan lokasi, penentuan titik
tempat material batu pasir dll, dan persiapan lainnya misalnya jumlah tenaga kerja
dan tukang ( kelompok kerja ) menangani sarana mana saja nantinya diberikan tugas
penanganan pada setiap kelompok kerja secara terpisah bukan kelompok kerja harus
menangani semua sarana tersebut. Ketua tim dalam pelaksanaan pekerjaan harus
tetap berkoordinasi dalam tim karena pekerjaan ini adalah pekerjaan tim bukan
perorangan, pengawasan dari setiap anggota tim harus aktif baik pengawasan
administrasi maupun teknis di lapangan, bila terjadi masalah teknis atau perubahan
sarana harus dibahas oleh tim secara bersama-sama untuk mencari solusi yang tepat
dan sesuai petunjuk teknis petugas kabupaten.
Petugas kabupaten akan turun memberikan penjelasan tentang teknis dan bentuk
sarana yang akan dibangun, kelompok kerja harus memahami gambar teknis dan
petunjuk teknis lainnya sehingga didalam pekerjaan nantinya spesifikasi teknis tetap
dilakukan jangan membuat bentuk di luar petunjuk teknis karena akan berpengaruh
pada harga sarana misalnya ada penambahan pekerjaan yang tidak tercantum, hal ini
akan menambah jumlah material atau barang lebih tinggi dari ketentuan.
d. Tahapan dan Teknis Pencairan Dana Pembangunan Sarana Infrastruktur
Tahapan administrasi dan tahapan perhitungan teknis harus terlebih dahulu
diselesaikan dan seluruh format telah diisi, berita acara telah ditanda-tangani,
seluruh surat pernyataan dari pemilik lahan sudah ditanda-tangani, pembahasan
sarana yang dibangun serta pembagian anggaran telah disepakati serta adminsistrasi
pelengkap telah diselesaikan maka akan dibuat Rencana Kerja Kelompok oleh Tim

RKP2D

Pengurus Pelaksana Pembangunan, perhitungan teknis dalam RKK ini yang menjadi
acuan dasar pencairan anggaran, format rencana pencairan anggaran terbagi atas 3
tahap, yakni tahapan pekerjaan awal untuk pembelian material pabrikasi dan
material alami sebanyak 40 % dari total anggaran, setelah dilaksanakan dan dibuat
laporan pekerjaan dan realisasi pekerjaan tahap I, dapat dilanjutkan ke tahap ke II
dengan rencana anggaran 40 % meliputi pembelian material dan sebagian upah kerja
dalam bentuk panjar kerja, dibuat laporan dan realisasi pekerjaan dilanjutkan pada
tahap III meliputi biaya pembelian material dan upah kerja serta dibuat laporan dan
dilengkapi dengan foto dokumentasi dari tahap awal hingga akhir pekerjaan.
Perhitungan anggaran biaya dengan item pekerjaan apa saja yang terlebih dahulu
dilakukan akan dibuat oleh petugas kabupaten dalam bentuk format misalnya untuk
tahap awal harus dibeli material pada sarana yang dibangun dahulu dan dibuat
pembukuan kas oleh bendahara federasi, perhitungan ini harus berdasarkan
perhitungan teknis anggaran pada anggaran setiap sarana karena anggaran terbatas
pada pembelian material kalaupun akan dikerjakan oleh kelompok kerja maka dapat
diberi panjar kerja dan dicatat dalam buku kerja bendahara.
Pengajuan rencana pekerjaan untuk pelaksanaan pembangunan, diajukan ke tim
infra kabupaten untuk diverifikasi prioritas anggaran yang akan dicairkan sesuai item
pekerjaan sarana, tim kabupaten berkoordinasi dengan bendahara SOLID bahwa
anggaran telah tersedia di masing - masing rekening federasi bila telah tersedia maka
federasi dapat mengadakan pencairan berdasarkan data dari tim pengurus pelaksana
pembangunan akan material sarana mana yang terlebih dahulu dibeli atau pekerjaan
apa saja yang akan dilaksanakan, anggaran ini berkisar 40 % dari anggaran pagu yang
tersedia, demikian pula tahapan berikutnya, data dari Tim pengurus pelaksana
pembangunan akan dipakai untuk pencairan tahap selanjutnya namun pelaporan
hasil pelaksanaan dan realisasi anggaran harus diselesaikan dahulu. Pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan oleh Tim Pelaksana Pembangunan agar selalu terkoordinasi
dengan baik karena sangat mempengaruhi pekerjaan yang akan dilakukan hal ini
untuk mengurangi masalah internal yang akan terjadi, misal pengajuan anggaran dari
Tim kemudian bendahara melakukan pencairan, Tim harus mengadakan rapat kerja
Tim dan penggunaan anggaran apa saja yang dibeli atau pekerjaan yang
dilaksanakan, bendahara akan langsung membayar material atau membeli material
pabrik ke toko atau pemasok sesuai harga toko atau pemasok, biaya transportasi
RKP2D

dihitung sekali angkut beberapa material pabrikasi atau berapa ret biaya angkut
mobil dumptruk material alami yang akan dibayar sedangkan harga material dibayar
di lokasi pemasok material alami. Seluruh pembelian harus dengan menggunakan
kwitansi pembelian baik dari toko atau pemasok, bila tidak tersedia kwitansi maka
bendahara membuat kwitansi dan menghitung biaya pembelian tersebut dengan
ketentuan antara Rp. 1.000.000 Rp. 2.000.000 harus dengan materai Rp. 3.000
sedangkan diatas Rp. 2.000.000 harus dengan materai Rp. 6.000 dan ditanda-tangani
diatas meterai. Laporan tersebut diatas dibuat rangkap 2, untuk diserahkan ke Tim
Infrastruktur Kabupaten yang lainnya digunakan sebagai arsip Federasi sebagai bahan
pemeriksaan nanti oleh Tim dari Propinsi dalam melakukan Monitoring dan Evaluasi
kegiatan.
4. Rencana pelaksanaan kegiatan
Dalam membuat usulan sarana kegiatan infrastruktur oleh kelompok federasi, harus
didasarkan atas kesepakatan bersama dengan anggota-anggotanya dan juga masyarakat
desa matui bahwa sarana ini harus memiliki kriteria yakni sesuai keinginan bersama,
dapat memberikan manfaat langsung, menggunakan teknologi sederhana, mudah dalam
perawatan dan pemeliharaan sehingga semua anggota federasi terlibat dalam pekerjaan
tersebut.
Keterbatasan dana yang tersedia dalam melaksanakan kegiatan infrastruktur ini,
dibutuhkan dana sharing dari kelompok dalam bentuk tenaga kerja, pengadaan galian C
(timbunan tanah dan sirtu) agar pekerjaan ini dapat terlaksana dengan baik. Dana
sharing pada dasarnya merupakan dana yang diberikan oleh Federasi bukan dalam
bentuk uang namun yang diberikan dalam bentuk biaya tenaga kerja dan pengadaan
tanah, dalam membangun sarana bak penampung air hujan, saung pertemuan, sumur
gali.
Usulan Infrastruktur untuk desa Matui yakni Bak Penampung Air Hujan 2 (dua) unit,
Saung Pertemuan 1 (satu) unit dan Sumur Gali 2 (dua) unit, desain usulan oleh tim kerja
federasi disertai dengan peta penempatan titik lokasi dalam desa untuk memudahkan
pengawasan dibuat secara sederhana dan diserahkan kepada tim teknis kabupaten
untuk diverifikasi kembali sesuai pedoman teknis kegiatan SOLID, tim teknis kabupaten
bersama tim dari Dinas Pekerjaan Umum akan turun ke lokasi penempatan sarana dan
meneliti kelayakannya, apabila dalam peninjauan tersebut ada sarana yang tidak sesuai

RKP2D

kelayakannya atau memiliki teknis pelaksanaan dengan anggaran yang sangat besar
maka usulan itu diserahkan kembali untuk direvisi berdasarkan hasil laporan kelayakan
tersebut. Desain yang telah disesuaikan itu dihitung anggaran dalam Rencana Anggaran
Biaya (RAB) dan dibuat gambar desain sederhana dengan menggunakan material dan
bahan lokal yang mudah didapat.
Dalam pelaksanaan dibutuhkan biaya pekerjaan untuk itu harus dibuat dalam suatu
Rencana Usaha Kelompok Kerja (RUKK) oleh kelompok federasi dengan mencantumkan
rencana material yang akan dibeli dan pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai jadwal
pelaksanaan, RUKK ini dibuat sesuai hasil kesepakatan dalam pertemuan dengan
kelompok kerja karena didalamnya ada dana sharing kelompok atau dana yang
disediakan untuk membantu kelancaran kegiatan yang berasal dari kelompok. Ketua
federasi bersama dengan kelompok kerja menentukan titik lokasi

sarana dan titik

material yang akan ditempatkan untuk itu lokasinya harus dibersihkan dan diukur
terlebih dahulu untuk menghindari kesalahan penempatan sarana tersebut, setelah
persiapan lokasi sarana ketua federasi bersama bendahara menyerahkan RUKK ke
tim administrasi kabupaten untuk dicairkan dana pelaksanaan pekerjaan.
Penyaluran dana swakelola kepada kelompok federasi secara bertahap yakni apabila
kelompok/masyarakat telah siap melaksanakan swakelola maka dicairkan 30 %,
kemudian apabila progress pekerjaan telah mencapai 30 % maka dana dicairkan
sebanyak 60 % (progress telah mencapai 30 % ditambah dengah rencana pekerjaan 30
%) dan apabila pekerjaan telah mencapai 100 % ( progress pekerjaan 60 % ditambah
rencana pekerjaan 40 % ), maka dicairkan sisanya yakni 40 %. hal ini juga dapat
disesuaikan dengan dana usulan kelompok tergantung teknis pelaksanaan pekerjaan.
5. Pembiayaan
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Kecil ( PKPK ) Smallholder Livelihood
Development ( SOLID ) tahun 2014 yang membiayai pekerjaan infrastruktur desa melalui
penyediaan dana hibah berbentuk bantuan langsung masyarakat atau bantuan sosial,
sebagai fasilitasi dari proposal yang diajukan oleh masyarakat desa. Kelompok Federasi
atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) akan bertanggung jawab mengelola bersama
masyarakat dari kegiatan ini di tingkat desa. Adapun biaya yang digunakan untuk
pelaksanaan pembangunan sarana dan dana sharing kelompok ( Terlampir Rencana
Anggaran Biaya ( RAB ) yakni : Dana dari SOLID untuk Desa Matui :

RKP2D

1. Saung Pertemuan; 1 ( satu ) Unit

Rp. 19.411.334,22.-

2. Bak Penampung Air Hujan, 2 ( dua ) Unit

Rp.

3. Sumur Gali, 2 ( dua ) Unit

Rp. 48.464.961,53.-

32.173.196,38.-

Sedang dana sharing kelompok federasi yakni


1. Saung Pertemuan; 1 ( satu ) Unit

Rp. 4.330.049,29.-

2. Bak Penampung Air Hujan, 2 ( dua ) Unit

Rp.

3. Sumur Gali, 2 ( dua ) Unit

Rp. 4.641.633,16.-

2.236.391,38.-

6. Spesifikasi Teknis Pelaksanaan Sarana Infrastruktur


Bak penampung air hujan yang akan dibangun bersifat permanen dengan kerangka kayu
pendukung sederhana dan beratap seng guna dapat menampung air hujan yang bersih
dan bermanfaat, tinggi bak direncanakan setinggi 1,6 m dengan luas bangunan bak saja
2.00 m x 2.00, difloor pada bagian luar atau samping bak agar tidak terjadi genangan air
dan dibuar saluran tanah sederhana supaya air hujan limpahan tetap mengalir, dipasangi
saluran pipa pembuangan dank ran air sebagai tempat mengambil air karena pada
bagian atas akan diberi penutup dan ada lubang pemasukan air dari pipa talang, talang
air ini agar selalu diperhatikan karena bila curah hujan yang tinggi dan factor
pemasangan yang kurang baik akan lebih cepat rusak, hal ini akan mengurangi aliran air
yang masuk ke dalam bak penampung, untuk keamanan bak dibangun pagar sederhana
diantara tiang penyangga dan pintu sederhana dengan kerangka kayu saja. Beton kolom
dan sloof bak penampung air hujan dibuat dengan ukuran 15/20 cm mengikat satu sama
lain dan diberi pasangan batu bata dengan campuran 1 : 3 karena daya tekan air cukup
besar sehingga bila campuran kurang baik akan mempengaruhi kondisi bak air, plesteran
dan acian diseluruh bagian bak penampung air dengan adonan semen yang baik agar air
tidak meresap atau merembes keluar, tiang dan kerangka dibuat dengan konstruksi
sederhana dan teknis spesifikasi harus tertata rapi dengan dicat tiang dan lisplank
apabila dibuat. Pagar keliling menggunakan kayu 5/5 cm dan diatur jarak antar barisan
agar posisi pagar terjamin dan dibuat pintu dengan menggunakan engsel dan grendel
supaya tetap dalam keadaan tertutup walaupun dipakai terus menerus air yang tersedia.
Saung Pertemuan, bangunan saung pertemuan dikerjakan oleh tukang batu dan tukang
kayu yang berasal dari anggota Kelompok Federasi atau tenaga terlatih yang ada di desa
Matui, adapun ukuran Saung 6 m x 8 m bersifat sederhana, dengan pondasi pasangan
batu kali, lantai ditimbun dengan tanah timbunan dipadatkan, lantai dasar beton floor

RKP2D

setebal 5 cm sampai 7 cm, kerangka kayu kaap 5/10 dan gording, skoor angin antar kaap
memakai kayu 5/5, tiang kayu dan skoor antar tiang kayu 5/10 diskaaf untuk mengurangi
goncangan dicat warna biru laut, bagian depan dan belakang kaap di ditutupi dengan
dinding papan dicat dengan warna biru laut, lisplank keliling seng dengan kayu papan
3/25 dicat warna biru laut, kaap dengan sistim rangka sederhana ditutupi seng bjls 0,25
mm, bubungan memakai seng plat bjls 0,25 mm, dibuat pagar sederhana dari kayu 5/10
dan kayu 5/5 mengelilingi saung pertemuan dan juga dibuat pintu pagar sederhana
sebagai tempat masuk dan keluar saung.
Sumur Gali memiliki ukuran badan sumur yakni 1.75 m x 1.75 m atau berdiameter 1,75
meter setinggi 80 cm dengan rabat sekeliling berbentuk bujur sangkar, badan sumur
dikerjakan dengan menggunakan pasangan batu bata 1 : 5 diplester merata serta diaci,
galian tanah digali sampai mencapai sumber air, kedalaman 10 s/d 11 meter dibawah
permukaan tanah, setelah digali dipasangi buis beton dengan diameter lingkaran 1,75
meter dan ketebalan 8 cm yang telah dibuat terlebih dahulu, dibuat dalam bentuk
setengah bulatan dengan ketinggian 50 cm, dipasang tahap pertahap sampai pada
permukaan tanah, antara badan sumur dan buis beton diatur sedemikian rupa agar ada
ikatan yang kuat dan berfungsi sebagai penguat dasar dan permukaan sumur. Rabat yang
dibuat itu harus ditimbun terlebih dahulu dengan tanah urug dan di floor dengan posisi
agak miring agar aliran air menuju ke tepi, saluran air diatur menuju pembuangan dan
penampung air, keseluruhan teknis dikerjakan sesuai spesifikasi namun bila ada
pekerjaan tambahan yang ingin dikerjakan bisa dilakukan tanpa mengurangi fungsi
utama sumur gali sebagai sumber air bagi tanaman dan digunakan untuk kebutuhan
sehari hari. Tahap terakhir dipasangi tiang kayu balok 5/10 sebanyak 2 buah di kiri
kanan sumur, dicat, dipasangi pipa GIP 2 inci dan ditaruh blok timba, ember timba serta
tali penarik.
7. Identifikasi dan Realisasi Kegiatan Infrastruktur
Identifikasi awal yang dilakukan pada tahun 2014, diusulkan oleh Federasi dan
masyarakat desa Matui berupa sarana Saung Pertemuan 1 (satu) unit, Bak Penampung
Air Hujan 2 (dua) unit dan Sumur Gali 2 (dua) unit, Proses identifikasi melibatkan
anggota, pengurus Federasi, Kepala Desa dan Pendamping melalui pertemuan yang
dihadiri oleh Tim Teknis Dinas Pertanian Kabupaten, masyarakat desa matui kemudian
diadakan pembicaraan tentang usulan dan rencana teknis, setelah ada kesepakatan

RKP2D

ditindak-lanjuti dengan pelaksanaan di lapangan sesuai spesifikasi teknis yang telah


direncanakan, anggaran disesuaikan dengan prioritas sarana yang akan dibangun
sehingga faktor pemerataan sarana dapat dicapai dengan kesepakatan kelompok
mandiri, sarana ini nantinya akan dimanfaatkan oleh kelompok mandiri dan masyarakat
untuk kegiatan usaha tani atau usaha lain, demi untuk kelangsungan kehidupan ekonomi
desa menjadi lebih baik.

8. Penutup
Keterlibatan seluruh anggota yang tergabung dalam Federasi merupakan aset utama
dalam kegiatan SOLID dan kerjasama dalam kelompok yang telah terbina selalu dijaga
dan dikembangkan, adapun sarana infrastruktur yang telah dikerjakan oleh kelompok
kerja dapat digunakan dan dipelihara demi untuk kepentingan bersama, pemanfaatan
sarana diatur oleh Federasi dengan pola pemerataan dan pola kebersamaan sehingga
sasaran SOLID bagi peningkatan taraf hidup petani kecil dapat tercapai.
Demikian proposal ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Matui, 14 Oktober 2014


Ketua Federasi Matui

Sekertaris

Jad Djamin

Ali Abi Talib

Mengetahui ;
Kepala Desa Matui

Kasman Djalal

RKP2D

Anda mungkin juga menyukai