Anda di halaman 1dari 7

Dinan Azmimuthia

120110120042

Kuliah umum pukul 13.00


Oleh deputi BI
Memahami Keuangan Bank Sentral
5 aspek keunikan Bank Indonesia
Dibandingkan korporasi/lembaga public lainnya, Bank Indonesia memiliki keunikan dalam 5 aspek yaitu :
1. Pengguna Informasi
Public interest :
DPR
BPK
Pemerintah
Bank Sentral Lain
Akademisi, analis, dan praktisi
Lembaga Internasional
2. Transaksi/Proses Bisnis
Transaksi tidak unik : transaksi yang sama dengan lembaga lain, mengacu pada standar
akuntansi umum
Transaksi unik : transaksi/proses bisnis yang berbeda dengan lembaga lain, mengacu
pada kebijakan akuntansi keuangan BI
3. Tujuan
Kinerja BI dapat diukur sepenuhnya dalam satuan mata uang
Laporan keuangan mencerminkan sumber daya yang dimiliki BI dan dampak dari
pelaksanaan kebijakan BI untuk mencapai tujuan
Pengguna perlu memperhatikan informasi lain untuk memahami LK BI
4. Legalitas entitas
Independensi : entitas pelaporan tersendiri
5. Entitas Ekonomi
BI sebagai entitas mikro : tidak unik-dapat mengacu ke praktik akuntansi umum
BI sebagai entitas makro : unik-memerlukan konsepsi akuntansi khusus
Tujuan Bank Indonesia adalah non profit oriented
Pencapaian tujuan Bank Indonesia dilaksanakan melalui kegiatan utama bank Indonesia di 3 sektor :
1. Moneter

Operasi pasar terbuka


Sterilisasi & intervensi nilai tukar
Pengelolaan cadangan devisa
2. Stabilitas Sistem Keuangan
Kebijakan makroprudensial & SSK
Pengaturan
Sistem informasi
3. Sistem Pembayaran
Pelayanan transaksi antar bank
Pelayanan transaksi pemerintah
Pengedaran uang
Keunikan transaksi di BI dari segi tujuan dan sifat transaksi yang hanya dilakukan oleh BI sebagai otoritas
moneter. Dibutuhkan standar akuntansi khusus untuk bank sentral.
Dasar pemikirannya :
1. Laporan keuangan BI tidak mencerminkan kinerja institusi
2. Standar akuntansi komersial tidak mngakomodasi secara penuh kebutuhan BI, di sisi lain tidak
terdapat suatu standar akuntasi bank sentral yang berlaku secara global
3. Pentingnya kredibilitas bank sentral dalam pencapaian tujuan
Atas keunikan BI disusunlah KAKBI
Tujuan KAKBI : sebagai standar akuntansi bagi manajemen BI dalam manyusun laporan keuangan dan
auditor dalam melakukan audit dalam laporan keuangan
Terdapat 7 pernyataan kebijakan akuntasi keuangan BI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

PKAK 1 : kebijakan akuntansi


PKAK 2 : Penyajian Laporan Keuangan
PKAK 3 : Pengaruh perubahan kurs valuta asing
PKAK 4 : emas
PKAK 5 : uang dalam peredaran
PKAK 6 : instrument keuangan kebijakan
PKAK 7 : transaksi tidak unik

KAKBI disusun oleh komite yang professional dan independen


KAKBI memberikan kejelasan referensi bagi BI dan pengguna termasuk auditor dalam pengaturan
akuntansi serta penegasan bahwa tjuan laporan keuangan BI berbeda dengan entitas lain
Laporan arus kas bukan merupakan bagian dalam laporan keuangan BI karena tolok ukur keberhasilan BI
buakn pada kemampuan menghasilkan kas masa depan serta kewenangan mengeluarkan dan
mengedarkan uang rupiah menjadikan laporan arus kas tidak relevan

Laporan ekuitas bukan merupakan bagian dalam laporan keuangan BI karena fokus BI yang bukan
meningkatkan net worth pemilik menjadikan laporan perubahan ekuitas menjadi tidak relevan bagi BI
Laporan Keuangan Bank Indonesia
Tujuan laporan keuangan BI : akuntabilitas upaya manajemen BI dalam mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah
1. Posisi keuangan : sumber daya dan struktur liabilitas
2. Surplus/Defisit : penghasilan dan beban
3. Catatan dan skedul tambahan
Keunikan laporan keuangan BI

Asset didominasi asset dalam bentuk valuta asing yang ditunjukan sebagai instrument kebijakan,
tidak seperti entitas komersial untuk memperoleh laba. Penempatan dana yang dimiliki BI
terutama ditunjukan untuk menjaga stabilitas nilai rupiah
Kewajiban didominasi kewajiban moneter berupa UDP dan giro seta instrument operasi
moneter
Penerimaan didominasi dari pengelolaan devisa, berupa return pengelolaan asset valas yang
dimiliki BI. Besar/kecilnya penerimaan tidak menjadi tujuan. Dalam kondisi diperlukan,
penerimaan dapat dikesampingkan, misalnya intervensi beli USD di saat penguatan rupiah
Beban didominasi dari pengendalian moneter, berupa biaya operasi moneter. Besar/kecilnya
biaya operasi moneter tidak mengindikasikan efesian/tidaknya BI, melainkan upaya BI dalam
mencapai stabilitas moneter melalui OPT
Laporan keuangan BI tidak secara langsung menggambarkan pencapaian tujuan BI sebagaimana
laporan laba rugi yang terdapat pada entitas bisnis
Biaya pelaksanaan kegiatan BI tercermin dalam laporan keuangan BI, namun tidak dimaksudkan
untuk menyajikan informasi tentang efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan
BI.

Kuliah umum pukul 15.00


Oleh direktur keuangan jasindo
Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis., yang
menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk
1. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian.,
kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu
peristiwa yang tidak pasti atau

2. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran


yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan
dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Konsep asuransi
1. Hazard
2. Perils
3. Loss
Pengertian asuransi

Bertujuan mengurangi risiko yang sudah ada


Bersifat social terhadap masyarakat
Besarnya risiko dapat diketahui dan diukur kemungkinannya
Kontraknya tertulis dan mengikat kedua belah pihak

Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis usaha perasuransian dibagi menjadi
beberapa jenis :
a. Usaha Asuransi
1) Asuransi kerugian
Yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan
manfaat dn tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yag tidak pasti.
Usaha asuransi kerugian ini dapat dipilah sebagai berikut:
a) Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran.
b) Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan penanggung atau perusahaan
asuransi akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya kehilangan
atau kerusakan saat pelayaran.
c) Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan kedala
kedua asuransi diatas, missal : asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri,
dan lain sebagainya.
2) Asuransi jiwa (life insurance)
Adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan risiko yang
dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa memberikan:
a) Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan.
b) Santunan bagi tertanggung yang meninggal

c) Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh meninggalnya orang kunci
d) Penghimpunan dana untuk persiapan pension
Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :
a) Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance)
Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu dengan premi yang
dibayar secara periodik (bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan).
b) Asuransi jiwa kelompok (group life insurance)
Asuransi jiwa ini biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medis atas suatu
kelompok orang di bawah satu polis induk di mana masing-masing anggota kelompok menerima
sertifikat partisipasi.
c) Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance)
Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu. Premi umumnya
dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah pemilik polis kepada agen yang disebut debit
agent.
3) Reasuransi (reinsurance)
Adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan atau asuransi dari
asuransi. Reasuransi adalah suatu system penyebaran risiko dimana penanggung menyebarkan seluruh
atau sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain. Penyebaran risiko
tersebut dapat dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu koasuransi dan reasuransi. Koasuransi adalah
pertanggungan yang dilakukan secara bersama atas suatu objek asuransi. Sedangkan reasuransi adalah
proses untuk untuk mengasuransikan kembali pertanggung jawaban pada pihak tertanggung. Fungsi
reasuransi adalah :
a) Meningkatkan kapasitas akseptasi.
b) Alat penyebaran risiko.
c) Meningkatkan stabilitas usaha.
d) Meningkatkan kepercayaan.
Mekanisme untuk reasuransi antara lain:
a) Treaty dan facultative reinsurance
Dalam model ini, reasuradur memberikan sejumlah pertanggungan yang diinginkan
dengan perjanjian kontrak dan reasuradur harus menerima jumlah yang ditawarkan.

b) Reasuransi proporsional
Pembagian risiko antara ceding company dengan reasuradur dilakukan secara
proporsional berdasarkan jumlah retensi yang telah ditetapkan. Retensi adalah jumlah
maksimum risiko yang ditahan atau ditanggung oleh ceding company.
c) Reasuransi nonproporsional
Bentuk ini memberikan kemungkinan bagi reasuradur untuk tidak membayar klaim atau
membayar klaim terbatas jumlah yang ada di treaty. Treaty dalam mekanisme reasuransi adalah
pertanggungan yang dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang
dituangkan dalam suatu perjanjian antara ceding company dan reasuradur yang mana
reasuradur mengikatkan diri untuk menerima setiap penutupan yang diberikan oleh ceding
company.
b. Usaha Penunjang
1) Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam penutupan
asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan
tertanggung.
2) Pialang reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam penetapan
reasuransi dan penanganan ganti rugi reasuransi dewan bertindak untuk kepentingan
perusahaan asuransi.
3) Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian
pada objek asuransi yang dipertanggungkan.
4) Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa konsultan aktuaria.
5) Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka pemasaran
jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.
PSAK 68
Tujuan

pengembangan terbatas akuntansi insurer untuk kontrak asuransi


pengungkapan yang mengidentifi kasi dan menjelaskan jumlah dalam laporan keuangan insurer
yang timbul dari kontrak asuransi

Pengungkapan

Penjelasan atas jumlah yang diakui


Insurer menungkapkan informasi yang mengidentifikasikan dan menjelaskan jumlah yang timbul
dari kontrak asuransi. Kebijakan akuntansi asuransi, aset, liabilitas, pendapatan, dan beban.

Aset, liabilitas, pendapatan, dan beban yang diakui (dan arus kas jika disusun dengan metode
langsung) yang timbul dari kontrak asuransi
Sifat dan Luas Risiko yang Timbul dari Kontrak Asuransi
Insurer menungkapan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan mengevaluasi
sifat dan luas risiko yang timbul dari kontrak asuransi. Tujuan, kebijakan, dan proses
pengelolaan risiko serta metode yang digunakan. Informasi risiko asuransi. Informasi risiko
kredit, likuiditas, dan risiko pasar yang disyaratkan PSAK 60. Informasi dampak risiko pasar dari
derivatif melekat jika indurer tidak disyaratkan mengukur derivatif pada nilai wajar

Anda mungkin juga menyukai