Anda di halaman 1dari 2

Bararatul Hasanah (10510042)

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

INTERVENSI HARGA OLEH PEMERINTAH


Islam

memberikan

kebebasan

dalam

penentuan

harga

barang

dan

menyerahkan hokum penentuan harga barang dalam pasar kepada mekanisme berlaku
atas dasar keseimbangan fungsi penawaran dan permintaan. Hal tersebut didasarkan
pada hadist yang menceritakan tentang Rasulullah s.a.w yang tidak mau menentukan
harga barang saat para sahabat meminta beliau untuk menentukan harga dikarenakan
pada saat itu harga pasar sangat tinggi. Pada saat itu Rasulullah menjawab permintaan
para sahabatnya :

.
Allah sendirilah yang menentukan harga, Dialah yang mengekang dan melepas serta
memberi rizki. Aku berharap akan bertemu Allah dalam keadaa tidak ada seorangpun
dari kalian yang menggugat diriku karena aku pernah berbuat dholim, baik terhadap
jiwa maupun harta

Dari hadist diatas dapat dipahami bahwa penentuan harga dalam pasar
ditentukan tanpa adanya campur tangan pemerintah, sepenuhnya diserahkan pada
hokum naluri. Akan tetapi tidak selamanya pemerintah tidak berhak atau tidak
diperbolehkan ikut campur dalam penentuan harga di pasar.
Pemerintah berhak melakukan campur tangan apabila keadaan pasar tidak
normal, misalnya ada penimbunan barang oleh pedagang, dan adanya permainan
harga oleh para pedagang. Dalam situasi demikian maka pemerintah diperbolehkan
menetapkan harga demi memenuhi kepentingan masyarakat dan demi menjaga dari
perbuatan kesewenang-wenangan, juga demi mengurangi keserakahan mereka.
Pemerintah melakukan intervensi (campur tangan) harga pada komoditas
politis yaitu yang berupa gabah, jagung dan kedelai. Namun, dengan perkembangan
saat ini komoditas politis yang digunakan hanya gabah, karena produk kedelai 90%

Bararatul Hasanah (10510042)


Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

merupakan hasil import, sedangkan jagung sudah tidak lagi menjadi makanan pokok
masyarakat.
Intervensi harga yang dilakukan pemerintah terhadap komoditas politis ini
dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Harga Dasar (floor price)
2. Harga Atas/atap (seeling price)
Tujuan dari dilakukannya intervensi harga terhadap harga dasar (floor price)
adalah untuk melindungi produsen dari jatuhnya harga pada saat musim panen karena
melimpahnya barang. Sedangkan tujuan intervensi harga terhadap harga atas/atap
(seeling price) adalah untuk melindungi konsumen dari melambungnya harga pada
saat musim paceklik tiba.
P

P
S

Hf
p
He
Hf
p

ED

Q
Qd

Qs

Q
Qd

Qs

Pada saat He, harga sangat jatuh karena musim panen yang menyebabkan
barang melimpah, maka pemerintah melakukan intervensi harga dengan cara
menaikkan harga diatas He yaitu menjadi Hfp.
He atas harga sulit dijangkau oleh masyarakat, dimana pada saat tersebut
terjadi Excess Demand, maka dari itu pemerintah melakuk OP (operasi pasar)
dengan droping barang kepada masyarakat.
Pemerintah melakukan intervensi harga dengan cara menyerap/menarik
kelebihan barang yang terdapat di pasar melalui KUD (Koperasi Unit Desa) yang
kemudian oleh KUD dikirim ke BULOG (Badan Urusan Logistic) sebagai cadangan
atau persediaan.

Anda mungkin juga menyukai