Anda di halaman 1dari 8

Paper EKOLOGI

ALIRAN ENERGI, SIKLUS MATERI, DAN JARING MAKANAN


PADA EKOSISTEM TERUMBU KARANG

RAHMAT JANUAR NOOR


P4600214009

PENGELOLAAN SUMBER DAYA WILAYAH PESISIR TERPADU


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014

ALIRAN ENERGI, SIKLUS MATERI DAN JARING MAKANAN


PADA EKOSISTEM TERUMBU KARANG
Rahmat Januar Noor
Pendahuluan
Ekosistem di pesisir terdiri dari tiga jenis ekosistem utama yaitu ekosistem mangrove,
ekosistem lamun, dan ekosistem terumbu karang. Ketiga ekosistem tersebut merupakan
ekosistem yang memiliki peranan penting dalam melindungi pesisir karena memiliki fungsi fisik
sebagai peredam ombak dari laut lepas. Selain fungsi fisik, baik ekosistem mangrove, lamun,
maupun terumbu karang berperan pula dalam menjaga keanekaragaman hayati di perairan.
Ketiga ekosistem yang telah dijelaskan di atas memiliki karakteristik masing-masing.
Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang terletak di muara sungai atau area peralihan
antara darat dan laut. Ekosistem lamun berada tidak jauh dari pinggir pantai, merupakan
ekosistem yang berada antara ekosistem mangrove dan terumbu karang. Ekosistem terumbu
karang berada di bagian terluar dari ketiga ekosistem tersebut. Urutan letak ketiga ekosistem
tersebut memengaruhi kondisi suatu ekosistem dan kerusakan salah satu ekosistem akan
memengaruhi ekosistem lain.
Pada tulisan kali ini akan membahas aliran energi, siklus materi, dan jaring makanan
dalam ekosistem terumbu karang. Tiga poin tersebut merupakan penopang utama ekosistem
karena secara bersama-sama memberikan pengaruh baik kepada ekosistem itu sendiri ataupun
spesies yang berada didalamnya. Keberadaan bahan organik yang tertampung ialah indikator
kesuburan ekosistem terumbu karang karena bahan organik menjadi nutrien anorganik, sebagai
hasil proses dekomposisi, sehingga dapat dimanfaatkan oleh produser untuk kebutuhan
fotosintesis. Nutrien tersebut berupa Karbon organik, Nitrogen, dan Posfat.

Aliran Energi
Energi di dalam ekosistem terumbu karang diperoleh dari cahaya matahari. Cahaya matahari
diproses oleh Zooxantela yang merupakan fitoplankton. Zooxantela ialah fitoplankton yang
bersimbiosis secara mutualistik terhadap polip pada terumbu karang. Peranan Zooxantela
sangat penting karena merupakan pengonversi energi matahari menjadi energi yang kemudian
dimanfaatkan oleh karang pembentuk terumbu ataupun organisme lain di ekosistem terumbu
karang.
Energi yang masuk ke dalam suatu ekosistem secara umum, selain dikonversi menjadi bahan
organik, sebahagian besar mengalami degradasi dan keluar dari sistem sebagai energi panas
dan sebagaian lainnya tersimpan didalam ekosistem. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di
bawah,

Gambar 1.
Aliran energi dalam suatu
ekosistem

Pada ekosistem terumbu karang, secara detail, energi cahaya yang telah difotosintesis oleh
Zooxantela digunakan untuk aktifitas Zooxantela (respirasi dan pertumbuhan) dan energi
lebihnya dimanfaatkan oleh polip karang, pertumbuhan polip, kalsifikasi, dan reproduksi karang.
Sisa dari energi yang digunakan oleh aktifitas Zooxantela dan kegiatan karang kemudian
terserap menjadi panas. Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram berikut,

ENERGI
MATAHARI

ZOOXANTELA

KARANG

Respirasi

Pertumbuhan
polip

Pertumbuhan

ENERGI PANAS

Reproduksi
Kalsifikasi
Gambar 2. Aliran energi dalam ekosistem terumbu karang
Siklus Materi
Pada ekosistem terumbu karang terdapat dua siklus materi utama yaitu siklus karbon dan siklus
nutrien. Siklus karbon merupakan siklus materi yang penting bagi ekosistem terumbu karang
karena merupakan unsur utama yang dimanfaatkan untuk fotosintesis. Siklus nutrien dalam
ekosistem terumbu karang terdiri atas siklus nitrogen dan siklus posphor.
Siklus Karbon
Karbon

adalah

unsur

utama

yang

dimanfaatkan oleh tumbuhan dan alga untuk


berfotosintesis. Sumber karbon yang ada di
perairan adalah berasal dari udara dan dari
dalam perairan itu sendiri. Pada atmosfer
terdapat kandungan CO2 sebanyak 0.03%.
Sumber CO2 di udara berasal dari respirasi

Gambar 3. Siklus Karbon di alam

manusia

dan

hewan,

erupsi

vulkanik,

pembakaran batubara, asap pabrik, dan lainlain. Karbon diikat menjadi senyawa organik oleh tumbuh-tumbuhan dan diserap oleh hewan

herbivora dan pemangsaan (predasi) dan dikembalikan ke atmosfer melalui pernapasan dan
kegiatan bakteri.
Pada ekosistem terumbu karang karbondioksida dimanfaatkan oleh Zooxantela karang untuk
berfotosintesis dan menghasilkan oksigen. Hasil fotosintesis Zooxantela ialah oksigen yang
dimanfaatkan karang untuk respirasi, pertumbuhan, dan kalsifikasi karang. Karbondioksida
yang berada di badan air kemudian kembali ke atmosfer melalui proses evaporasi.
Siklus Nitrogen
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 78 % dari udara. Gas nitrogen masuk ke
perairan dengan fiksasi (pengikatan) nitrogen melalui bakteri, alga, dan halilintar. Ledakan petir
yang melalui udara memberikan cukup energi untuk menyatukan nitrogen dan oksigen di udara
membentuk nitrogen dioksida, NO2. Bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara
langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob.
Nitrogen akan disintesis menjadi protein nabati. Organisme herbivora mengubah protein nabati
menjadi protein hewani.
Protein pada tanaman dan hewan yang mati didekomposisi oleh dekomposier menjadi amoniak
dan senyawa amonium. Amoniak dirubah oleh bakteri menjadi nitrit, bakteri lain melanjutkan ke
nitrat. Selain mengubah nitrat menjadi nitat terdapat bakteri dan jamur yang mengubah nitrit
kembali ke nitrogen bebas. Nitrat, yang merupakan nutrien, merupakan materi yang dapat
mempercepat pertumbuhan plankton yang merupakan makanan bagi beberapa ikan herbivora.

Gambar 4. Siklus Nitrogen di


perairan

Siklus Phosfor
Pada daur phosfor, cadangan utama ialah dalam bentuk batuan posfat. Dari bentuk cadangan
utamanya dapat diduga bahwa posfor masuk ke perairan melalui peristiwa erosi. Dalam
perairan, terdapat tiga bentuk posfor yaitu senyawa posfor anorganik seperti ortoposfat,
senyawa organik dalam protoplasma dan sebagai senyawa organik terlarut yang terbentuk
karena kotoran atau tubuh organisme yang mengurai. Air biasanya mengandung posfat
anorganik terlarut. Fitoplankton dan tanaman lain akan mengabsorbsi fosfat ini dan membentuk
senyawa adenosine trifosfat (ATP). Herbivora yang memakan tanaman itu akan memperoleh
posfor itu. Jika tanaman dan hewan itu mati, maka bakteri pengurai mengembalikan posfor itu
kedalam air sebagai zat organik terlarut. Demikian pula dengan kotoran sisa metabolisme
hidup.

Akhirnya

bakteri

menguraikan

senyawa organik itu menjadi posfor daur


kembali dapat berulang.

Gambar 5. Siklus Posfor di perairan

Jaring Makanan Terumbu Karang


Secara garis besar tingkat trofik dalam jejaring makanan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok produsen yang bersifat autotrof karena dapat memanfaatkan energi matahari untuk
mengubah bahan-bahan anorganik menjadi karbohidrat dan oksigen yang diperlukan seluruh
makhluk hidup, dan kelompok konsumen yang tidak dapat mengasimilasi bahan makanan dan
oksigen
mandiri

(heterotrof).

secara

Gambar 6. Jaring makanan karang


Dari gambar diatas dapat diamati bahwa produser dikonsumsi oleh sejumlah organisme seperti
bintang laut raksasa (Acanthaster planci) dan ikan kepe-kepe (Chaetodontidae). Terdapat juga
organisme yang memakan alga yang banyak terdapat di ekosistem karang seperti ikan famili
Acanthuridae. Tipe pemangsaan didominasi oleh karnivora.

Anda mungkin juga menyukai