Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Respirasi


a. Respiration is the release of energy from glucose or another organic chemical. The
chemical energy in glucose can be used to provide the energy required for growth,
repair and movement. In fact most things you do require energy.
(anonymous.2010)
b. Respiration is essentially the release of energy from glucose molecules that are broken
down to individual carbondioxide molecules. The process take place in all active cells
24 hours day, regardless of whether or not photosynthesis happens to be occurring
simultaneously in the same cells.
Translate : Respirasi pada dasarnya adalah melepaskan energi dari molekul glukosa
yang dipecah menjadi molekul karbondioksida tunggal. Proses ini terjadi pada semua
sel aktif 24 jam sehari, terlepas dari apakah atau tidak fotosintesis terjadi secara
bersamaan di sel-sel yang sama.
( Stern, 2000)
c. Respirasi adalah proses perombakan karbohidrat untuk menghasilkan energi yang
diperlukan dalam metabolisme yang meliputi glikolisis, siklus TCA dan rantai tranpor
elektron.
(Sitompul, 1995)
d. Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber
energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen.
(Biologi kelas3.2008)
2.2 Macam-macam respirasi
1. Respirasi Aerob
Respirasi aerob adalah suatu proses pernapasan yang membutuhkan Oksigen
dari udara. Banyaknya O2 yang digunakan sama dengan banyaknya CO2 yang terlepas.
( Dwidjoseputro, 1985 )
Respirasi aerob adalah proses yang membutuhkan O2 dan terjadi dalam matriks
mitokondria. Fungsi respirasi aerob itu untuk pemecahan senyawa organik menjadi
senyawa anorganik. Respirasi aerob itu menghasilkan energi yang lebih besar.
Menghasilkan 36 ATP.
( Anonymousd, 2010 )

2. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob sebenarnya dapat berlangsung di dalam udara yang bebas,
akan tetapi proses ini tidak menggunakan O2. Pada umumnya respirasi anaerob pada
jaringan jaringan di dalam tubuh tanaman itu hanya terjadi jika persedian Oksigen
bebas ada dibawah minimum.
( Dwidjoseputro, 1985 )
Respirasi anaerob adalah proses yang tidak memerlukan O2 dan terjadi di
dalam

sitoplasma.

Fungsinya

adalah

untuk

penguraian

senyawa

organik.

Menghasilkan energi yang lebih kecil. Menghasilkan hanya 2 ATP.


( Anonymousd, 2010 )
Respirasi anaerob merupakan salah satu proses katabolisme yang tidak
menggunakan oksigen bebas sebagai penerima atom hidrogen ( H ) terakhir, tetapi
menggunakan senyawa tertentu ( seperti : etanol, asam laktat ) .

Asam piruvat yang dihasilkan pada tahapan glikolisis dapat dimetabolisasi menjadi
senyawa yang berbeda ( ada/tersedianya oksigen atau tidak ) .

Pada kondisi aerobik ( tersedia oksigen ) sistem enzim mitokondria mampu


mengkatalisis oksidasi asam piruvat menjadi H2O dan CO2 serta menghasilkan energi
dalam bentuk ATP ( Adenosin Tri Phosphat ).

Pada kondisi anaerobik ( tidak tersedia oksigen ), suatu sel akan dapat mengubah asam
piruvat menjadi CO2 dan etil alkohol serta membebaskan energi ( ATP ). Atau
oksidasi asam piruvat dalam sel otot menjadi CO2 dan asam laktat serta membebaskan
energi ( ATP ).

Bentuk proses reaksi yang terakhir disebut, lazim dinamakan fermentasi. Proses ini
juga melibatkan enzim-enzim yang terdapat di dalam sitoplasma sel.

Pada respirasi anaerob, tahapan yang ditempuh meliputi :


1. Tahapan glikolisis, dimana 1 molekul glukosa ( C6 ) akan diuraikan menjadi
asam piruvat, NADH dan 2 ATP

2. Pembentukan alkohol ( fermentasi alkohol ), atau pembentukan asam laktat (


fermentasi asam laktat )
3. Akseptor elektron terakhir bukan oksigen, tetapi senyawa lain seperti : alkohol,
asam laktat
4. Energi ( ATP ) yang dihasilkan sekitar 2 ATP
( Anonymousf, 2010 )
2.3 Tahapan respirasi
1. Glikolisis:
Peristiwa perubahan :
Glukosa Glulosa - 6 - fosfat Fruktosa 1,6 difosfat 3 fosfogliseral dehid (PGAL) /
Triosa fosfat Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
1.1. 2

molekul asam piravat.

1.2. 2

molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi


tinggi.

1.3. 2

molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.

Gambar.1 siklus glikolisis


(S.M. Sitompul.2010)

2.

Dekarboksilase Oksidatif

Gambar.2 siklus Dekarboksilase Oksidatif


(Anonymous.2010)

3.

Daur Krebs (daur trikarbekdlat):


Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam

piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia

Gambar.3. Bagan reaksi pada siklus Krebs


(Biologi kelas3.2008)

3. Rantai Transportasi Elektron Respiratori:


Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2
(NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya
siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron)
akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.

Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui
stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat
tinggi.

Gambar.4 Siklus Rantai Transportasi Elektron


(S.M. Sitompul.2010)
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:

PROSES

AKSEPTOR

ATP

1. Glikolisis:
Glukosa > 2 asam piruvat

2 NADH

2 ATP

2 asetil piruvat > 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH

2 ATP

2. Siklus Krebs:
2 asetil KoA > 4 CO2

NADH

2PADH2

3. Rantai trsnspor elektron respirator:


10 NADH + 502 > 10 NAD+ + 10 H20

30 ATP

2 FADH2 + O2 > 2 PAD + 2 H20

Total

4 ATP

38 ATP

(Biologi kelas3.2008)

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi


a. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam bahan (buah dan sayur), meliputi
tingkat perkembangan organ, komposisi kimia jaringan, ukuran produk, pelapisan
alami, dan jenis jaringan).
b. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan sekeliling bahan, meliputi
suhu, etilen, ketersediaan oksigen, karbon dioksida, dan luka pada bahan.
Selain itu respirasi juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

Ketersediaan substrat.
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam

melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan


melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila
substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.

Ketersediaan Oksigen.
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya

pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara
organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara
tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan
tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.

Suhu.
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan

faktor spesies atau jenis tumbuhan, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan
meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung
pada masing-masing spesies.

Tipe dan umur tumbuhan.


Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan

demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masingmasing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi
dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang
dalam masa pertumbuhan.

2.5 Perbedaan respirasi dan fotosintesis

Tabel 1. perbedaan fotosintesis dan respirasi


(Anonymous.2010)
2.6 Metabolisme respirasi pada perkecambahan biji
Proses respirasi pada perkecambahan biji akan berlangsung selama benih masih
hidup. Pada saat perkecambahan berlangsung proses respirasi akan meningkat disertai
dengan meningkatnya pengambilan oksigen.
Terdapat beberapa pengaruh pada perkecambahan biji, yaitu bisa juga dari pengaruh
berbagai media tanam terhadap kecepatan perkecambahan aktivitas respirasi tertinggi
adalah pada saat Redicle menembus kulit biji. Faktor yang mempengaruhi kecepatan
perkecambahan dalam penyerapan air permeabilitas kulit biji.
(Anonymous.2010)

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2010.Gambar Glikolisis, dekarbosilasi oksidatif, siklus krebs, dan transport
electron. http://metabolismelink.freehostia.com/
Anonymous.2010.Respiration.http://www.wikipedia.org/wiki/respiration
Anonymousd. 2010. http://killmiss-00.blogspot.com/2008/10/perbedaan-respirasi-aerobanaerob.html.
Anonymousf.

2010.

http://pelajaranbiologi-sma1.blogspot.com/2010/08/respirasi-

aerob.html.
Dwidjoseputro, D. 1985. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit PT. Gramedia,
Jakarta.
Sitompul,S.M.2010.Penuntun Praktikum Dasar Fisiologi Tanaman. FP UB. Malang
Stern, Kingsley R. 2000. Introductory Plant Biology Edition Eight. The McGraw-Hill
Companies,Inc. America.

Respirasi
Respirasi merupakan reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi yang
digunakan untuk aktifitas sel dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa
berenergi tinggi lainnya (Jukri & Heru : 2004). Jadi, respirasi merupakan proses
pembongkaran molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana..
Respirasi sel-sel tumbuhan berupa oksidasi molekul organik oleh oksigen dari udara akan
membentuk karbon dioksida dan air. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
C6H12O6 + 6O2 6H2O + 6CO2 + 675 kal
Beberapa reaksi respirasi yang menghasilkan energi bergabung untuk membentuk ATP dan
penggabungan inilah yang memungkinkan penyimpanan sebagian energi yang timbul selama
respirasi, tidak hanya hilang sebagai panas. Jadi fungsi utama respirasi adalah menghasilkan
molekul-molekul ATP.
Berdasarkan kebutuhan oksigen, respirasi dibagi menjadi dua macam yaitu respirasi aerab
dan respirasi anaerob. Untuk membandingkan perbedaan dari kedua jenis respirasi tersebut,
menurut Jukri dan Heru (2004) perbedaan antara respirasi aerob dan anaerob adalah sebagai
berikut:
No.
1.

Perbedaan
Aerob
Umumnya terjadi setiap saat

Anaerob
Terjadi hanya dalam keadaan khusus

2.
3.
4.
5.
6.

Berlangsung secara terus-menerus


Energi yang dihasilkan besar
Tidak menghasilkan senyawa beracun
Memerlukan oksigen
Hasil akhir berupa CO2 dan H2O

Terjadi hanya pada fase tertentu saja


Energi yang dihasilkan kecil
Menghasilkan senyawa beracun
Tidak memerlukan oksigen
Hasil akhir berupa C2H5OH dan CO2

Respirasi sel terjadi dalam mitokondria yaitu organel yang ada di dalam sel yang berbentuk
elips dan terbungkus oleh membran rangkap. Permukaan luarnya berlubang dan permukaan
dalamnya membentuk tonjolan-tonjolan atau krista yang masuk ke dalam stroma. Jumlah
krista bervariasi, makin aktif sel megadakan respirasi maka makin banyak krista dalam
mitokondria.

Tahapan reaksi kimia respirasi dibagi dua, yakni:

1. Glikolisis, merupakan rangkaian perubahan glukosa menjadi asam piruvat


2. Daur krebs atau siklus asam trikarboksilat (TCA) yakni perubahan asetil-CoA menjadi
CO2, H2O, dan energi.
Perubahan glukosa menjadi asam piruvat dapat pula terjadi lewat jalur lain yaitu jalur yaitu
jalur pentosa fosfat. Cadangan makanan yang berupa lemak dapat dioksidasi dengan cara
dihidrolisis menjadi asam lemak terlebih dahulu. Asam lemak tersebut kemudian teroksidasi
menjadi asam asetat dan asetil-CoA, kemudian di dalam glioksisom diubah menjadi glioksilat,
malat, dan suksinat.
Karbohidrad merupakan substrat respirasi utama dalam sel jenis tumbuhan tinggi. Selain
karbohidrad, ada juga glukosa, fruktosa, sukrosa, dan pati. Glukosa dan fruktosa merupakan
bahan dasar bagi pembentukan karbohidrad yang lebih kompleks. Sukrosa (disakarida yang
terdiri atas glukosa dan fruktosa) dan pati merupakan bentuk karbohidrad campuran yang
penting dalam sel tumbuhan. Selain sukrosa yang merupakan bentuk senyawa organik utama
yang ditrasportasikan di dalam tubuh tumbuhan. Pati sering terdapat di dalam sel tumbuhan
dan biasanya berfungsi sebagai cadangan karbohidrad simpanan.

Alat Respirasi tumbuhan

Seperti dijelaskan sebelumnya, proses respirasi diawali dengan proses pertukaran gas oksigen
dan karbon dioksida melalui alat pernapasan. Alat pernapasan tumbuhan letaknya tersebar.
Tumbuhan dapat melakukan pertukaran gas melalui stomata, lenti sel, dan rambut akar. Pada
tumbuhan tertentu, pernapasan melalui alat khusus, misalnya akar napas pada tumbuhan
bakau maupun beringin. Berikut ini akan dijelaskan alat-alat pernapasan tumbuhan.
1. Stomata
Stomata atau mulut daun terdiri atas celah atau lubang yang dikelilingi oleh dua sel penjaga
dan terletak di daun. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran gas pada tumbuhan,
sedangkan sel penjaga berfungsi untuk mengatur, membuka dan menutupnya stomata.
Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup saat hari
gelap. Membuka dan menutupnya stomata dipengaruhi oleh kandungan air dan ion kalium di
dalam sel penjaga. Ketika sel penjaga memiliki banyak ion kalium, air dari sel tetangga akan
masuk ke dalam sel penjaga secara osmosis. Akibatnya, dinding sel penjaga yang berhadapan

dengan celah stomata akan tertarik ke belakang, sehingga stomata menjadi terbuka.
Sebaliknya, ketika ion kalium keluar dari sel penjaga, air dari sel penjaga akan berpindah
secara osmosis ke sel tetangga. Akibatnya, sel tetangga mengembang dan mendorong sel
penjaga ke arah celah sehingga stomata menutup.

2. Lentisel
Pada tumbuhan dikotil, selain kambium intervasikuler yang membentuk xilem dan floem
sekunder ada juga kambium gabus yang menghasilkan parenkima gabus dan lapisan gabus.
Lapisan gabus akan menggantikan epidermis. Lapisan gabus terdiri atas sel-sel mati dan
membantu melindungi batang. Kambium gabus, parenkima gabus, dan lapisan gabus akan
mengelupas dan lepas sebagai bagian kulit. Akibatnya, timbul lubang-lubang di batang yang
disebut lentisel. Lentisel memungkinkan sel-sel tetap hidup di dalam batang melalui
pertukaran gas dengan udara luar.
3. Rambut Akar
Selain untuk menghisap air dan garam-garam mineral, rambut akar berfungsi sebagai alat
pernapasan. Sel-sel rambut akar akan mengambil oksigen pada pori-pori tanah.
4. Alat Pernapasan Khusus
Kemampuan tumbuhan beradaptasi terhadap lingkungan menghasilkan alat pernapasan
khusus. Tumbuhan bakau yang hidup di lingkungan air laut mempunyai akar yang tumbuh ke
atas permukaan tanah untuk memperoleh oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Akar
tersebut disebut akar napas.
Pohon beringin dan anggrek mempunyai akar gantung untuk bernapas. Akar tersebut tumbuh
dari batang dan menggantung kea rah tanah. Pada saat masih menggantung, akar ini menyerap
uap air dan gas dari udara. Akan tetapi setelah masuk ke tanah, akar tersebut berfungsi
menyerap air dan garam mineral. Tumbuhan yang hidup di air seperti enceng gondok dan
kangkung, batangnya mempunyai rongga-rongga udara yang besar berfungsi untuk
menyalurkan oksigen.

Gambar 4. (a) akar pohon bakau (b) akar pohon beringin

Faktor faktor yang mempengaruhi laju respirasi

Laju respirasi dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain :

1. Ketersediaan substrat
Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi.
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju
yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju
respirasi akan meningkat.
2. Ketersediaan oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang
sama.
3. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin tinggi laju respirasi. Laju reaksi respirasi akan meningkat untuk
setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
4. Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian
kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan
muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian
pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai