Anda di halaman 1dari 32

KOROSI PADA PROSES

PRODUKSI MINYAK BUMI

Gas dan minyak bumi:


C (83-87%), H2 (11-14%), N2 (0,2-0,5%),
S (0-6%), O2 (0-3,5%).

Hasil Eksplorasi
gas dan minyak
bumi

Air
Gas CO2 dan H2S

Garam garam mineral

Berpotensi
mengakibat
kan korosi

Tempat yang sering terjadi korosi


Casing
Tubing
Sistem perpipaan
Surface facilities

Korosi merupakan serangan yang merusak


logam karena logam bereaksi secara kimia dan
elektrokimia dengan lingkungan
Korosi yang terjadi pada proses produksi minyak
bumi :

Korosi Internal
terjadi akibat adanya
kandungan CO2 dan H2S pada gas dan minyak bumi

Korosi Eksternal
terjadi pada bagian
permukaan dari sistem perpipaan dan peralatan, baik
yang kontak dengan udara bebas dan permukaan
tanah

Tipe Korosi di Lapangan Minyak


Uniform Corrosion
Berupa pengikisan logam secara merata
Pada permukaan luar pipa

Pitting Corrosion
Berbentuk lubang-lubang pada permukaan
logam karena hancurnya film dari proteksi
logam
rate korosi yang berbeda

Stress Corrosion Cracking


berbentuk retak-retak di permukaan logam
dan berusaha merembet ke dalam
pada logam yang banyak mendapat tekanan

Errosion Corrosion
terjadi karena tercegahnya
pembentukan film pelindung yang
disebabkan aliran fluida yang tinggi

Galvanic Corrosion
terjadi karena hubungan dua metal
yang disambung
ada perbedaan
potensial antara keduanya
Crevice Corrosion
terjadi di sela-sela gasket, sambungan
bertindih dan kelingan yang terbentuk oleh
kotoran2 endapan
Selective Leaching
terjadi karena melepasnya satu elemen dari
campuran logam

Faktor-faktor yang mempengaruhi


laju korosi
Laju korosi maksimum yang diizinkan
dalam lapangan minyak adalah 5 mpy
(mils per year, 1mpy = 0.001 in/year)
Normalnya 1 mpy atau kurang

Umumnya korosi disebabkan karena


keberadaan air. Faktor2 lain :

1. Faktor Gas terlarut

2.
3.
4.
5.

O2
CO2

Faktor temperatur
Faktor pH
Faktor bakteri pereduksi atau SRB
Faktor padatan terlarut

Klorida (Cl)
Karbonat (CO32-)
Sulfat (SO42-)

Pencegahan Korosi
Proteksi Katiodik
Coating
Pemakaian bahan-bahan kimia (Chemical
Inhibitor)

Inhibitor memasifkan anoda, misalnya dengan


senyawa kromat, Na2C2O42Namun inhibitor jenis ini tidak cocok untuk
medium yang mengandung H2S dan Cl-

Untuk memperlambat reaksi korosi digunakan


bahan kimia yang disebut inhibitor corrosion
yang bekerja dengan cara membentuk
lapisan pelindung pada permukaan metal.
Corrosion inhibitor umumnya berbentuk fluid
atau cairan yang diinjeksikan pada production
line.
Karena inhibitor tersebut merupakan masalah
yang penting dalam menangani kororsi maka
perlu dilakukan pemilihan inhibitor yang
sesuai dengan kondisinya.

Material corrosion inhibitor terbagi 2, yaitu :


1. Organik Inhibitor
Inhibitor yang diperoleh dari hewan dan tumbuhan
yang mengandung unsur karbon dalam senyawanya.
Material dasar dari organik inhibitor antara lain:
Turunan asam lemak alifatik, yaitu: monoamine, diamine,
amida, asetat, oleat, senyawa-senyawa amfoter.
Imdazolines dan derivativnya

2. Inorganik Inhibitor
Inhibitor yang diperoleh dari mineral-mineral yang tidak
mengandung unsur karbon dalam senyawanya.
Material dasar dari inorganik inhibitor antara lain kromat,
nitrit, silikat, dan pospat.

Macam organik inhibitor dari


tumbuhan :
Daun tembakau
Buah pinang
Daun kopi
Buah lada
Getah acasia
Strawberry
Ubi jalar (Beet root)
Daun Jeruk nipis
Kulit buah (manggis, jeruk, etc)

Tempat-tempat terjadinya korosi


pada produksi minyak
Down Hole Corrosion : High Fluid level pada jenis
pompa angguk di sumur minyak dapat menyebabkan
terjadinya stress pada rod bahkan dapat pula terjadi
corrosion fatigue. Pemilihan material untuk peralatan
bottom hole pump menjadi sangat penting. Pompa harus
dapat tahan terhadap sifat-sifat korosi dari fluida yang
diproduksi dan tahan pula terhadap sifat abrasi.
Flowing well: Anulus dapat pula digunakan untuk
mengalirkan inhibitor ke dasar tubing dan memberikan
proteksi pada tabung dari kemungkinan bahaya korosi.
Pelapisan dengan plastik dan memberikan inhibitor
untuk proteksi tubing dapat pula digunakan pada internal
tubeing surface.

Tempat-tempat terjadinya korosi


pada produksi minyak
Casing Corrosion : Casing yang terdapat di sumursumur produksi bervariasi dari yang besar sampai yang
cnsentric acid. Diperlukan perlindungan katiodik untuk
external casing. Korosi internal casing tergantung dari
komposisi annular fluid.
Well Heads : Peralatan dari well heads, terutama pada
well gas tekanan tinggi, sering mengalami korosi yang
disebabkan oleh kecepatan tinggi dan adanya turbulensi
dari gas.
Flow Lines : Adanya akuntansi dari deposit di dalam
flow line dapat menyebabkan korosi dan pitting yang
akhirnya menyebabkan kebocoran. Internal corrosion di
dalam flow line dapat dicegah dengan inhibitor.

Scale in oil field water


technology

Profil Temperatur pada pipa yang bersih dan yang memiliki scale

Dalam operasi produksi minyak bumi sering ditemui


mineral scale seperti CaSO4, FeCO3, CaCO3, dan
MgSO4.

Senyawa-senyawa ini dapat larut dalam air. Scale


CaCO3 dan CaSO4 paling sering ditemui pada operasi
produksi minyak bumi.
Akibat dari pembentukan scale pada operasi produksi
minyak bumi adalah berkurangnya produktivitas sumur
akibat tersumbatnya pompa, valve, dan fitting serta
aliran.

Faktor utama yang berpengaruh besar pada kelarutan


senyawa-senyawa pembentuk scale ini adalah kondisi
fisik (tekanan, temperatur, konsentrasi ion-ion lain dan
gas terlarut).

Proses produksi minyak dari formasi mempunyai


kandungan air yang sangat besar, bahkan bisa
mencapai kadar lebih dari 90%.
Ion-ion yang larut dalam air seperti kalsium, karbonat,
dan sulfat dapat membentuk kerak (scale).
Scale dapat menyebabkan pressure drop karena
terjadinya penyempitan pada sistem perpipaan, tubing,
dan casing sehingga dapat menurunkan produksi.

JENIS-JENIS ENDAPAN SCALE


Scale Calcium Carbonat (CaCO3)
Ca2+ + CO32Ca2+ + 2(HCO3-)

CaCO3
CaCO3 + CO2 + H2O

Bercampurnya dua jenis air yang tak sejenis


(mengandung ion calcium dan ion-ion
carbonat/bicarbonat) menyebabkan timbulnya scale
CaCO3.
Pada saat CO2 terlepas dari larutan, pH bertambah
besar sehingga kecenderungan terbentuknya scale
CaCO3 makin besar.

JENIS-JENIS ENDAPAN SCALE


Scale Calcium Sulfat (CaSO4)
Ca2+ + SO42-

CaSO4

Endapan ini biasa disebut gypsum (CaSO4.2H2O).


Penurunan tekanan dapat membuat berkurangnya daya larut
dan menyebabkan timbulnya scale
Scale gypsum cenderung terbentuk pada suhu rendah (38 oC)
Diatas temperatur ini dijumpai scale anhydrite (CaSO4) dan
hemihydrite (CaSO4.1/2H2O).
Scale calcium sulfat lebih keras daripada calsium carbonat

JENIS-JENIS ENDAPAN SCALE


Scale Barium Sulfat (BaSO4)
Ba2+ + SO42-

BaSO4

Pembentukan scale ini meningkat dengan menurunnya


temperatur akibat penurunan kelarutan BaSO4 dalam air.
Scale ini disebabkan oleh percampuran dua jenis air yang
tak sejenis, mengandung larutan garam barium atau ion
sulfat

Metode Penentuan Terbentuknya


Scale
Metode perhitungan: menentukan nilai
Stability Index dan Index Saturasi (Scaling
Index):

Metode Stiff and Davis


Metode Oddo and Thomson
Metode Skillman, McDonald and Stiff

Metode Stiff and Davis


Metode: parameter ionic strength/kekuatan ion(m)
sebagai koreksi terhadap total konsentrasi garam dan
temperatur.
SI=pH - pHs
pHs=K+pCa+pAlk

Or
SI=pH-K-pCa-pAlk
Dimana
SI=scaling index
pH=pH air sebenarnya
pCa=Negatif log dari kons. Ca2+ (-logCa2+)
pAlk=Negatif log dari kons. Total alkalinity (-log(Alk))

Total alkalinita =[CO32-]+[HCO3-]


K = Konstanta yang merupakan fungsi dari kadar garam,
konsentrasi dan temperatur.
pCa=4,59-0,43 ln (Ca2+)
pAlk=4,81-0,44 ln(CO3+HCO3)
Dari hasil diatas harga SI bervariasi:

SI>0, air sangat jenuh dengan CaCO3 scale terbentuk


SI=0, air berada pada titik jenuh
SI<0, air tidak jenuh dengan CaCO3 scale tak mungkin
terbentuk

Penanggulangan Masalah Scale


Untuk menanggulangi masalah scale dilakukan 2 cara:
Pencegahan agar scale tak terbentuk kembali
Menghilangkan scale yang terbentuk

Karena air formasi merupakan faktor yang terpenting


dalam pembentukan scale, maka sifat air formasi perlu
diketahui agar terbentuknya scale dapat dicegah:

Menghindari tercampurnya air tak sejenis


Mengubah komposisi air dengan mengencerkan air yang
cenderung membentuk scale
Penambahan zat kimia (scale inhibitor)

Tipe Scale inhibitor


Inorganik Polyphospate (Ca3(PO4)2)

Polyphosphate: zat padat yang larut dalam air


dan sangat efektif mencegah scale CaCO3
Keuntungan: Harga relatif murah, Efektif (1
ppm scale inhibitor dapat melarutkan 100200ppm CaCO3)
Kerugian: Tidak efektif untuk scale CaSO4,
Menimbulkan plugging pada pompa kimia,
Mudah terbentuk menjadi orto phospat ph<7

Tipe Scale inhibitor


Polyorganik Acid (polimer)

Larutan asam yang larut perlahan-lahan


dalam air
Scale inhibitor ini stabil karena mempunyai
batas temperatur dan tidak menghasilkan
endapan
Keuntungan: Bekerja pada daerah yang luas,
mendispersikan partikel yang tak larut dalam
air
Kerugian: Harga relatif mahal

Tipe Scale inhibitor


Organik Phosphate (ester phosphate)

Mudah larut dalam air


Diperdagangkan dalam bentuk cairan
sehingga mudah dipergunakan
Keuntungan: dosis rendah, hasil reaksi larut
dalam air
Kerugian: korosif, tak stabil pada suhu 450 oF

Tipe Scale inhibitor


Phosphonate

Lebih stabil dibandingkan phosphate, dapat


digunakan diatas temp. 175 oF
Dipakai pada scale di lapangan kurau (pertamina)
Keuntungan: efektif untuk scale sulfat dan carbonat,
stabil pada suhu 175 oF, pemakaian relatif sedikit,
bereaksi dengan sisa hasil korosi membentuk besi
phosponate
Kerugian: pemakaian kadang banyak, karena hasil
korosi bereaksi dengan scale inhibitor ini

Anda mungkin juga menyukai