Informed
Consent
Rekam
Medis
Instrumentarium
Triangular Needles :
Utk menjahit jar yg tebal
Btk & pjg jarum
Sering dipakai semisirkular ( 3/8 lingkaran),
panjang 19-20 mm
pen grasp
Arteri klem
Berfungsi terutama utk memegang pembuluh
darah dan menghentikan perdarahan
Dapat juga utk membuka diseksi tumpul
GUNTING BENANG
utk memotong benang
memiliki permukaan potong yg tajam
GUNTING JARINGAN/ Metzenbaum
Utk jaringan lunak, terbagi 2 jenis :
Lagrange scissors : dgn ujung yg tajam utk
memotong jar lunak yg berlebih
Blunt-nosed Metzenbaum: dgn ujung tumpul utk
dissecting dan undermining mucosa
a. Blunt-nosed
Metzenbaum
b. b. Lagrange
Perdarahan
Eksisi Epulis
BIOPSI :
tindakan
pengambilan
contoh
jaringan/sel dr suatu lesi organisme
hidup baik total /sebagian untuk
pemeriksaan
mikroskopis
dan
diagnostik.
JARINGAN
HISTOLOGI
SEL
SITOLOGI
perubahan histologi
perubahan struktur
jaringan lesi
biopsi u/ memastikan
D/ sementara
Guna
biopsi:
Jenis
sitologi
aspirasi
insisi
eksisi
cakot (punch biopsy)
drill biopsy
Biopsi insisi:
suatu prosedur biopsi u/ mambil sebagian contoh
spesimen yg mewakili jar lesi.
Jika lesi luas, contoh spesimen hrs diambil lebih dr satu
area.
Indikasi: u/ lesi pd area yg tampak sulit diambil scr
keseluruhan k/ besarnya ukuran/lesi pd tempat yg
berisiko, serta adanya kecurigaan pd keganasan.
Prinsip2:
sebaiknya dilakukan pd daerah yg dianggap mewakili lesi
scr keseluruhan.
Daerah menunjukkan perubahan jar yg komplit. Jgn
mengambil jar nekrotik.
Bhn biopsi diambil dr tepi lesi dan jar normal
diikutsertakan.
Biopsi eksisi:
dilakukan dg mengambil lesi scr keseluruhan bersamaan dg
dilakukannya prosedur bedah.
Jar normal disekelilingnya hrs dieksisi u/ memastikan eksisi
telah dilakukan scr total.
Dpt berguna dlm menentukan pengobatan definitif
Indikasi:
dilakukan pd lesi kecil (<1cm), yg pd pemeriksaan klinis tampak
jinak.
Prinsip:
eksisi mengikutsertakan seluruh lesi bersama jar sekitarnya yg
kelihatan normal sepanjang 2-3 mm.
Anestesi:
Diusahakan mengunakan anestesi lokal
Cairan tdk di suntikkan diantara jar yg akan
diambildistorsi artifaktual spesimen.
Jika blok anestesi tdk memungkinkan infiltrasi dg jrk
1 cm dr lesi.
Stabilisasi Jaringan
Biopsi dlm mulut sering dilakukan pd daerah yg
bergerak ( bibir, palatum mole, lidah).
Bibir menempatkan 2 jari tangan asisten u/ menahan
kedua sisi dr area biopsi membantu hemostasis k/
adanya tekanan pd arteri labial.
Lidah diikat dg benang kemudian diretraksi
Hemostasis
Penggunaan suction sedpt mungkin
teraspirasi spesimen & merusak tekstur
Perdarahan ditekan dg tampon
dihindari
Insisi
Penanganan Jaringan
SPECIMEN CARE
Immediately placed in 10 % formalin
solution.
One bottle per specimen, DO NOT MIX
SPECIMENS
Penutupan luka
luka dpt ditutup scr primer.
Insisi
Abses
TEETH
PERIAPICAL
PERIODONTAL
ABSCESS
PERIAPICAL
PERIODONTAL
TOOTH
INFECTIONS
SPACE
SPACE
SPACE
PRIMER
PRIMARY MAXILLA
CANINA
BUCCAL
INFRATEMPORAL
SECUNDER
PRIMARY MANDIBULA
SUBMENTAL
BUCCAL
SUBMANDIBULA
SUBLINGUAL
MASSETER
PTERYGOMANDIBULA
TEMPORAL
PARAPHARYNGEAL
RETROPHARYNGEAL
LIKELY CAUSES
NEIGHBORING SPACES
Buccal
Superficial temporal
Upper Molar
Lower Molar
Submandibular
Lower Molar
Submental
Lower Anterior
Submandibular
Sublingual
Lower Premolar
Lower molar
Submandibular,
oesophagus)
Pterygomandibular
Submaseteric
Upper Molar
Lateral pharyngeal
infraorbital
Upper canine
Buccal
pharyngeal
lateral,
visceral
(trachea,
ETIOLOGI
Aerobic
7%
Streptococcus
staphylococcus
Odontogenic
Infections
Anaerobic
33 %
sterptococcus
peptostreptococcus
bacteriodes
fusobacterium spp
Mix
60 %
Drainage
Therapy of
Odontogenic
infections
antibiotic
Remove the
etiology
FIRST PROCEDURE
SECOND PROCEDURE
EXAMINATION OF
CULTURE & SENSITIVITY
EMPIRICAL
Penicillin
Erythromycin
Clindamycin
Cefadroxil
Cephalosporin
Metronidazole
Tetracycline
Odontektomi Sederhana
Kelas I :
ruang ant ramus
mandibula &
permukaan distal M2
RB cukup bagi uk
mesio-distal M3 RB
Kelas II :
ruang ant ramus
mandibula &
permukaan distal M2
RB kurang bagi uk
mesio-distal M3 RB
Kelas III :
Semua/ sebagian
besar M3 RB berada
didalam ramus
mandibula
Posisi A :
Bagian tertinggi M3 RB
terletak setinggi/
diatas grs oklusal M2
RB
Posisi B :
Bagian tertinggi M3 RB
terletak dibwh grs
oklusal tp diatas grs
servikal M2 RB
Posisi C :
Bagian tertinggi M3 RB
terletak dibwh grs
sevikal M2 RB
Vertikal
Mesioangular
Horizontal
Disto-angular
Buko-angular
Linguo-angular
Inverted
Unusual potition
Karies : M2 da M3
Inflamasi : infeksi periapikal, perikoronal dan
periodontal
Resorpsi gigi tetangga/ tulang sekitar
Kista (folikuler)/ tumor
Rasa sakit neuralgia
Fraktur rahang
Komplikasi lain : tinnitus aurium, otitis,
kelainan mata (kabur, kebutaan, iritis), sakit
menelan
Hipersementosis
Tingkat kepadatan tulang : tu.orangtua
Bidang operasi sulit : kecilnya rongga mulut,
ketidakmampuan buka mulut lebar,
makroglosia
Ankilosis gigi
Berdekatan atau menyentuh struktur vital :
sinus maksilaris, pembuluh darah, syaraf
I.
II.
III.
PEMERIKSAAN
PROSEDUR
PERAWATAN POST OPERASI
TEHNIK PENGAMBILAN :
Pengambilan secara intoto/split bone (dalam keadaan
utuh)
Yaitu dengan cara membuang tulang yang
menghalanginya. Cara ini membutuhkan
pengambilan tulang yang lebih banyak dan
menimbulkan trauma yang lebih besar.
Pengambilan secara Inseparasi/ tooth division
Yaitu gigi yang terpendam dibelah dan dikeluarkan
sebagian-sebagian. Disini kita menseparasi gigi,
misalnya kita pisahkan korona dari akar. Kalau akar
lebih dari satu, maka dipisahkan dan akar yang telah
dipisah tersebut diambil satu-persatu. Tujuannya
memperkecil pembuangan tulang yg berlebihan.
PROSEDUR OPERASI
A. Anastesi lokal
B. Pembuatan flap/ insisi
C. Pengambilan tulang
D. Pemotongan & Pengambilan gigi
E. Pembersihan luka
F. Penutupan luka
Syarat-syarat flap:
Insisi terletak pada jaringan yang sehat
Harus membuka daerah operasi yang jelas
Mempunyai dasar atau basis cukup lebar
sehingga pengaliran darah ke flap cukup
baik.
Triangular :
Fraktur rahang.
Fraktur tulang alveolar
Perdarahan, karena terkena arteri.
Jaringan folikel masih tertinggal sehingga
dapat terjadi kista yang dapat berlanjut
menjadi tumor.
Bekerja tidak bersih sehingga dapat terjadi
infeksi yang dapat berlanjut menjadi
osteomielitis.