REKAYASA GEMPA
Minggu ke 2 :
Oleh
Resmi Bestari Muin
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
II
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
III.3 Kekakuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
11
11
12
13
13
BAB II
II.1
Peristiwa Getaran
Getaran mesin.
Ledakan.
Tiupan angin.
Pemancangan Tiang.
Gempa.
dll
Dengan adanya peristiwa getaran, ada beban yang menyebabkan getaran tersebut.
Beban tersebut disebut beban dinamik, dimana beban ini berubah menurut waktu.
II.2
Diskritisasi Struktur
II.2.1
Pada permasalahan dinamik, struktur dapat dianggap didiskritisasi (dibagi-bagi) menurut cara-cara berikut,
1. Prosedur Massa Terkelompok (Lumped-Mass Procedure).
Massa struktur dianggap terpusat/terkelompok pada suatu titik tertentu atau
beberapa titik tertentu. Sehingga perpindahan struktur yang diperhitungkan
juga yang berkenaan dengan gaya inersia yang terkait dengan massa terkelompok tersebut.
Perpindahan tersebut selanjutnya disebut sebagai derajat kebebasan atau DOF
(Degree of Freedom).
1
II.2.2
II.2.3
Analisa dinamis struktur menara pada gambar II.2 didealisasi menjadi 1 DOF (SDOF).
Analisa dinamis portal 1 lantai pada gambar II.3 juga didealisasi menjadi 1 DOF,
II.3
Model Matematik
II.3.1
Gambar II.4.
berhenti)
Model matematik struktur yang dikenai beban statik, dapat diilustrasikan pada gambar
II.4, dimana balok jembatan dibebani mobil yang sedang berhenti di atas jembatan
tersebut.
II.3.2
Jika struktur diberi beban dinamik, maka agar struktur dapat dianalisis secara matematis, maka secara umum sistim struktur dapat dimodelkan seperti gambar II.5, dimana
kolom berperilaku sebagai pegas k, sesuai dengan kekakuan kolom tersebut.
Selain itu struktur juga mempunyai kemampuan untuk meredam beban tersebut
II.4
II.4.1
dAlemberts mengatakan :
Keseimbangan dinamik suatu massa/sistim dapat diperoleh dengan menjumlahkan
gaya luar dan gaya imajiner yang ada pada massa yang bersangkutan yang disebut
gaya inersia.
Dari Gambar II.6, resultan beban dinamik :
Ft = F1 + F2 + F3
Jika resultan gaya tidak melalui titik pusat massa, maka akan terjadi suatu rotasi
massa.
Dalam kondisi keseimbangan dinamik, Ft dan Tt akan dilawan oleh gaya inersia FI dan
(II.1)
artinya : pada keseimbangan dinamik suatu massa yang bergerak terdapat gaya imajiner atau gaya inersia FI dan TI yang arahnya berlawan dengan arah gerakan, hal ini
biasa dikenal sebagai Prinsip dAlemberts.
II.4.2
Seperti gaya inersia, gaya pegas dan redaman struktur juga mempunyai arah yang
berlawanan dengan arah gerak massa, sehingga free body dari sistim struktur SDOF
yang bergerak secara dinamik diilustrasikan pada Gambar II.7.
Berdasarkan keseimbangan gaya dinamik pada free body sistim tersebut (Gambar II.7),
diperoleh hubungan
FI + FD + Fs = P (t)
6
(II.2)
Gambar II.7. Model Matematik & Gaya-gaya Dinamik pada Freebody Struktur
dimana
FI = gaya inersia = m
y
FD = gaya redaman = cy
(II.3)
FD = gaya pegas = ky
dan
m =
massa struktur.
y =
simpangan massa m.
dy
.
dt
d2 y
y = percepatan massa m = 2 .
dt
k = kekakuan pegas sistim.
y = kecepatan massa m =
(II.4)
d2 y
dy
+ c + ky = P (t)
2
dt
dt
(II.5)
atau
m
Persamaan (II.4) atau pers. (II.5) merupakan persamaan gerak sistim SDOF
yang
memperoleh beban dinamik P (t), yang secara matematis disebut sebagai persamaan
differensial ordo dua.
Jika massa (m), redaman (c), kekakuan (k) struktur, serta besaran dan fungsi beban dinamik yang bekerja (P (t)) diketahui, maka secara matematis dari persamaan
1
Catatan : SDOF Single Degree of Freedom = sistim dengan derajat kebebasan tunggal.
II.5
6EI
y(t)
h2
Selanjutnya jika momen pada kolom diketahui, gaya geser pada kolom juga dapat
dihitung.
8
BAB III
III.1
Karakteristik Dinamik
Pendahuluan
Pada persamaan gerak dinamik sistim SDOF (persamaan II.4 dan II.5) yang telah
dibahas pada Bab II di atas, terlibat 3 nilai karakterisitik utama struktur, yakni
1. massa (m).
2. redaman (c), dan
3. kekakuan (k).
Kekakuan merupakan nilai karakteristik yang juga digunakan pada problem statik,
sedangkan massa dan redaman hanya digunakan pada problem dinamik.
Agar persamaan differensial tersebut dapat diselesaikan, perlu diketahui terlebih dahulu
ketiga nilai karakteristik tersebut.
Agar penentuan nilai-nilai karakteristik ini dapat diformulasikan dengan sederhana
perlu diambil beberapa asumsi.
III.2
Massa Struktur
Sebagaimana telah disinggung pada modul 1, sesuai dengan metoda diskritisasi struktur yang digunakan, maka ada dua cara pendekatan pokok yang dilakukan untuk
mendeskripsikan massa struktur :
Massa Terkelompok (Lumped-Mass).
Massa struktur dianggap terpusat/terkelompok pada suatu titik tertentu atau
beberapa titik tertentu.
Massa Terdistribusi (Consistent Mass, cara ini lebih mendekati kondisi sesungguhnya.
Pada struktur yang massanya terdistribusi sepanjang, dan mendapat beban dinamik
terdistribusi pula sepanjang massa tersebut, maka penggunaan prinsip massa terdistribusi diperlukan, misalnya analisis cerobong.
9
Pada struktur berlantai banyak, dimana massa struktur umumnya terkonsentrasi pada
masing-masing lantai/tingkat, maka penggunaan prinsip massa terkelompok cukup
memberikan hasil yang baik.
Untuk menentukan massa terkelompok struktur, baik untuk SDOF maupun MDOF,
digunakan rumus yang sudah telah dikenal pada ilmu fisika :
m=
W
g
dimana :
W = berat struktur.
g = percepatan gravitasi.
Sebagai contoh, perhatikan gambar III.1.
Untuk struktur seperti gambar III.1 yang mendapat beban dinamis arah horizontal
Karena taraf/tingkat lantai hanya satu, maka massa struktur juga satu (sistim SDOF).
10
III.3
III.3.1
W
28.600 kg
kg dt2
=
=
29,
18
g
980 cm/dt2
cm
Kekakuan
Kekakuan Kolom dengan Asumsi Lantai Kaku
Dengan asumsi balok dan lantai menyatu sangat kaku, sehingga jika ada beban horizontal yang bekerja pada garis sumbu balok tersebut, maka balok dan pelat akan
bergoyang namum tetap horizontal.
Untuk kondisi jepit-jepit (Gambar a), yakni pada kolom lantai 2,3,..dst, atau pada
lantai 1 jika perletakan struktur dianggap jepit, maka
k=
12EI
h3
11
Khusus lantai 1 jika perletakan struktur dianggap sendi (Gambar b), maka
k=
III.3.2
3EI
h3
Dinding geser adalah, dinding yang terbuat dari beton bertulang yang sengaja dibuat
untuk memikul gaya akibat gempa.
Menurut Blume dkk (1961), kekakuan dinding geser dengan kondisi ujung jepit-jepit
12EI GA
+
h3
lw
dimana
= 1, untuk dinding geser di ujungnya ada kolom besar.
= 1 - 1,5, untuk dinding geser di ujungnya ada kolom sedang.
= 1,5, untuk dinding geser tanpa kolom.
Untuk kondisi jepit-bebas
Kw =
3EI
h
h3 1 + 0, 6 (1 + ) hlw2
III.3.3
Kb =
III.4
AE
cos2
L
Redaman Struktur
13