Abstrak
Perilaku caring perawat merupakan salah satu perilaku anggota organisasi yang dipengaruhi
budaya organisasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor budaya organisasi dengan
perilaku caring perawat pelaksana di RSAS Kota Gorontalo. Survey analitik secara cross
sectional dengan menggunakan uji chi square pada 120 perawat pelaksana menunjukkan ada
hubungan yang bermakna antara status pernikahan, komunikasi, pelatihan, reward, pengambilan
keputusan dan manajemen dengan perilaku caring perawat (p=0.000-0,042; =0,05). Variabel
yang paling dominan berhubungan dengan perilaku caring perawat adalah pelatihan, sehingga
pelatihan perlu ditingkatkan di RSAS Kota Gorontalo terutama bagi perawat yunior.
Kata kunci
Terciptanya
sakit
dapat
organisasi
yang
oleh
budaya
Kinicki
(2010)
berpengaruh
meliputi
meningkatkan
yang
manajemen.
Kinerja
dipengaruhi
oleh
organisasi.
dipengaruhi
budaya
Kreitner
&
prestasi
organisasi
individu
terhadap
komunikasi,
meliputi
budaya
organisasi,
pelatihan
karyawan
faktor-faktor
keterampilan
dan
selain
budaya
dan
Supriatin
Bukti
empirik
mempengaruhi
mengenai
perilaku
faktor
caring
yang
lebih
(2009)
menyatakan,
adanya
perawat
METODE
Penelitian ini menggunakan desain survey
Budaya
menggunakan
Micchigan.
organisasi
The
diukur
denison
dengan
organization
HASIL
Hasil penelitian ini menjawab seluruh tujuan
pendidikan,
penelitian
tentang
yang
menggambarkan
jenis
kelamin
dan
status
Analisis univariat
Proporsi
perilaku
menunjukkan
perawat
No
Secara spesifik,
dimensi
(53,3%)
komunikasi
sedangkan
(53,3%),
dimensi
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Perilaku Caring di Instalasi Rawat Inap
RSAS Kota Gorontalo, Mei 2011 (n= 120)
Variabel
Frekuensi
Prosentase (%)
Perilaku caring
a. Kurang
64
53,3
b. Baik
56
46,7
Total
120
100
Variabel
Budaya organisasi
a. Kurang
b. Baik
Total
Komunikasi
a. Kurang
b. Baik
Total
Pelatihan
a. Kurang
b. Baik
Total
Pengambilan risiko
a. Kurang
b. Baik
Total
Kerja sama
yang
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Budaya Organisasi di Instalasi Rawat InapRSAS
Kota Gorontalo, Mei 2011 (n= 120)
No
1
pelatihan
Frekuensi
Prosentase (%)
48
72
120
40
60
100
56
64
120
46,7
53,3
100
56
64
120
46,7
53,3
100
72
48
120
60
40
100
a. Kurang
b. Baik
Total
Pengambilan keputusan
a. Kurang
b. Baik
Total
Reward
a. Kurang
b. Baik
Total
Manajemen
a. Kurang
b. Baik
Total
76
44
120
63,3
36,7
100
68
52
120
56,7
43,3
100
88
32
120
73,3
26,7
100
80
40
120
66,7
33,3
100
Tabel 3.
Distribusi frekuensi karakteristik perawat pelaksana berdasarkan umur,
lama kerja, pendidikan, jenis kelamin, dan status, pernikahan.
di Instalasi Rawat InapRSAS Kota Gorontalo Mei, 2011 (n= 120)
No
1
No
5
Variabel
Umur
a. < 25 tahun
b. 25- 45 tahun
c. > 45 tahun
Total
Lama kerja
a. < 5 tahun
b. 5 tahun
Total
Pendidikan
a. SPK
b. DIII keperawatan
c. SI Keperawatan
Total
Jenis kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
Total
Variabel
Status pernikahan
a. Belum menikah
b. Menikah
Total
Frekuensi
Prosentase (%)
20
98
2
120
16,7
81,7
1,6
100
56
64
120
46,7
53,3
100
5
88
27
120
4,2
73,3
22,5
100
11
109
100
Frekuensi
9,2
90,8
100
Prosentase (%)
24
96
120
20
80
100
Hasil
uji
organisasi
caring
statistik
menunjukkan
berhubungan
perawat
dengan
budaya
perilaku
(p=0,036;=0,05).
caring
perawat
Selanjutnya,
(p=0.000-0,042;
untuk
karakteristik
=0,05)
perawat
Secara
manajemen) berhubungan
rinci
dengan perilaku
dapat
dilihat
pada
table
Tabel 4.
Distribusi Hubungan Budaya Organisasi Dengan Perilaku Caring
di Instalasi Rawat InapRSAS Kota Gorontalo, Mei 2011 (n= 120)
Variabel
Komunikasi
a. Kurang
b. Baik
Pelatihan
a. Kurang
b. Baik
Pengambilan risiko
a. Kurang
b. Baik
Kerja sama
a. Kurang
b. Baik
Pengambilan
keputusan
a. Kurang
b. Baik
Reward
a. Kurang
b. Baik
Manajemen
a. Kurang
b. Baik
Budaya organisasi
a. Kurang
b. Baik
Perilaku caring
Kurang
Baik
n
%
n
%
Total
P
0,000*
OR
(CI%)
0.133
(0,0590,300)
2,314
(1,1084,834)
48
16
75
28,6
16
40
25
71,4
64
56
36
28
64,3
43,8
20
36
35,7
56,3
56
64
40
24
55,6
50
32
24
44,4
50
72
48
0,550
1,250
(o,6012,600)
24
40
54,5
52,6
20
36
45,5
47,4
48
72
0,840
0,926
(0,6012.600)
36
28
69,2
41,2
16
40
30,8
58,8
42
68
0,002*
52
12
59,1
37,5
36
20
40,9
62,5
88
32
0,036*
0,024*
0,010*
28
36
70
45
12
44
30
55
40
80
0,036*
20
44
61,1
41,7
28
28
58,3
58,3
48
72
0,311
(0,1450.666)
2,407
(1,0475,534)
0,351
(0,1560,786)
0,455
(0,2160,957)
berikut
Perilaku caring
Kurang
Baik
N
%
N
%
Total
Umur
a. < 25 tahun
b. 25- 45 tahun
c. > 45 tahun
13
50
1
65
51
50
7
48
1
35
49
50
20
98
2
0.519
Lama kerja
a. < 5 tahun
b. 5 tahun
33
31
58,9
48,4
25
33
41,1 56
51,6 64
0,250
Pendidikan
a. SPK
b. DIII Kep
c. SI Kep
3
52
9
60
59,1
33,3
2
36
18
40
5
40,9 88
66,7 27
0,061
5
59
45,5
84,1
6
50
54,5 11
45,9 109
0,583
18
75
25
0,017*
46
47,9
50
52,1 96
Jenis kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
Status Pernikahan
a. Belum
menikah
b. Menikah
24
OR
(CI%)
(a) 1,730
(0, 332
- 9,005)
(b) 1,598
(0,012204.79)
1,527
(0,7413,149)
a. 1,551
(0,06337,98)
b. 0,101
(71,8
0,706
(0,203- 2,
453)
3,261
(1,1918,926)
Variabel
Status pernikahan
Komunikasi
Pelatihan
PWald
0,042
0,000
0,005
OR
4,091
0,119
4,156
CI 95%
1,050- 15,943
0,044- 0,321
1,539- 11,227
4
5
Manajemen
Pengambilan
keputusan
0,002
0,010
0,174
0,282
0,058- 0,527
0,108- 0,736
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada
perawat
pula
meliputi
manajemen.
pelaksana
semakin
besar
komunikasi,
pelatihan
dan
Rivai
untuk
peranan
Proses
yang
sangat
penting
dalam
(2009)
seleksi
berhasil
seleksi
merupakan
menjalankan
merupakan
calon
pekerjaan
upaya
pelamar
proses
untuk
memastikan
memiliki
metode sosialisasi.
sosialisasi
pengunduran diri.
Pembentukan
budaya
organisasi
melalui
adalah
sebuah
proses
yang
organisasi.
organisasi
organisasi.
dihadapi.
organisasi.
puncak
organisasi,
sehingga
yang
komitmen
karyawan
Manajer
menginternalisasikan
norma-norma
yang
Proses
dimasukinya,
ini
memudahkan
menumbuhkan
yang
dapat
meningkatkan
mereka
katakan,
eksekutif
dan
senior
bagaimana
berperilaku
para
terkait
Manfaat
kinerja
juga
sehingga
sosialisasi
organisasi
bagi
secara
organisasi
dimanfaatkan
Sosialisasi
merupakan
untuk
memahami
untuk
yang
organisasi
kepada
Carpenter
(1994,
mengintegrasikan
semua
alat
anggota
hal-hal
karyawan.
dalam
Riani,
Menurut
2011)
yaitu
pra
kedatangan,
perjumpaan
dan
dengan
organisasi.
Pada
tahap
kedua
2008)
kenyataan
berbeda.
Tahap
ketiga
suatu
menyesuaikan
pekerjaan,
Judge, 2008)
(Rivai, 2009).
merekrut
pendidikan
yang
dilaksanakan
secara
sistematik
dan
terorganisir
untuk
Keterampilan
pendidikan
diri
yang
dengan
bertujuan
untuk
kegiatan
untuk
karyawan
yang
baru.
diperoleh
karyawan
dalam
karyawan
melalui
proses
adalah
berupa
serta
Tantangan
pelatihan
pekerjaan
meningkatkan
ditujukan
pendidikan
untuk
bagi
kebutuhan
ada
pengaruh
antara
pelatihan
dan
masing.
oleh
Kualitas
penelitian
mendapatkan
hasil
Sutriyanti
perlu
(2009)
pelatihan
dan
pelatihan
digunakan
dalam
atau
metode
memberikan
yang
pelatihan
Metode
yang
digunakan
harus
dapat
mutu
keperawatan
RSAS
Kota
kasus.
SIMPULAN DAN SARAN
Budaya
organisasi
berhubungan
dengan
caring
ketua tim.
untuk
yang
frontliners
dengan
dapat
yang
cenderung
membangun
caring.
dan
Peran
dalam
rendah
mempertahankan
perawat
pemberian
aplikasi
sebagai
pelayanan
perkembangan
membudaya
dalam
dalam
ilmu
pembangunan
kesehatan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. (2002) Hubungan iklim kerja
dengan kinerja perawat
pelaksana di ruang rawat
inap RSUD dr. Yunus
Bengkulu. Tesis Program
Magister
Ilmu
A.
Dessler,
Luthan,
F.
S. (1998). Organizational
Bahavior.
Sevent
edition.
Singapore: Mc. Graw Hill.
Muttaqin.
S.
(2003).
Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta:
Rineke Cipta.
Notoatmodjo,
S.
(2010).
Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta:
Rineke Cipta.
(2003).
Teori
organisasi.
Yogyakarta: Amus Mahendro
Total Design.
Sugiono.
(2010).
Metode
penelitian
kuantitatif, kualitatif, kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sopiah.
(2009).
Perilaku
organisasional.
Yogyakarta: Andi Offset.
panjang.
Pers.
Jakarta:
Rajawali