Anda di halaman 1dari 39

TRANSFORMER

Aditya Prayoga
Benson M. S.
Edison M. S.
M. Nahar

Kelompok 5
(0806365412)
(0806365551)
(0806365702)
(0806366150)

Departemen Teknik Elektro


Universitas Indonesia
Teknik Tenaga Listrik Ekstensi 2010

Pokok Pembahasan:

Introduksi Transformer
Transformer Praktis
Transformer 3 (Tiga) Fasa

Introduksi Transformer
Sejarah
Macam-macam Transformer
Simbol
Prinsip Kerja

Transformer
Transformer adalah suatu alat listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energi listrik dari
satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian
listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet
dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet.
ENERGY
MEKANIK

OR
T
RA
R
E
O
N
T
E
G
O
M
TRANSFORMER
ENERGY
LISTRIK
TRANSFORMER

G
EN
M ER
A
O
TO TO
R
R

ENERGY
LISTRIK

MENGAPA TRANSFORMER
Beberapa alasan digunakannya transformer,
antara lain:
1. Tegangan yang dihasilkan sumber tidak
sesuai dengan tegangan pemakai
2. Biasanya sumber jauh dari pemakai sehingga
perlu tegangan tinggi (Pada jaringan transmisi)
3. Kebutuhan pemakai / beban memerlukan
tegangan yang bervariasi

Sejarah

1831, Michael Faraday mendemonstrasikan sebuah koil dapat


menghasilkan tegangan dari koil lain.
1832, Joseph Henry menemukan bahwa perubahan flux yang
cepat dapat menghasilkan tegangan koil yang cukup tinggi
1836, Nicholas Callan memodifikasi penemuan Henry dengan
dua koil.

1850 1884, era penemuan generator AC dan penggunaan


listrik AC

1885, Georges Westinghouse & William Stanley


mengembangkan transformer berdasarkan generator AC.
1889, Mikhail Dolivo-Dobrovolski mengembangkan
transformer 3 fasa pertama

Sejarah (2)

Milestones
1929

1933

1962

2001

2004

3,5 MVA-

40MVA-

200 MVA-

245 MVA-

750 MVA-

100/27,7 kV
Transformer
interkoneksi

220/8,8 kV
Transformer
3 fasa

220/20 kV
Transformer
generator

765/18 kV
Transformer
generator 3
fasa

435/21 kV
Transformer
generator 3
fasa

AREVA,Power Transformer Fundamental


(2008)

Macam-macam Transformer
Berdasarkan fungsinya, trafo dibagi
menjadi :

Trafo Radio
Trafo Pengukuran
Potential Transformer (PT)
Current Transformer (CT)

Trafo Daya

PENGGUNAAN POWER TRANSFORMER PADA


JARINGAN DISTRIBUSI

AREVA,Power Transformer Fundamental

Simbol Transformer

Transformer 1 fasa

Transformer 3 fasa

Simbol Transformer (2)

Transformer Pengukuran
Current Transformer

Potential Transformer

Prinsip Kerja
Prinsip dasar suatu transformator adalah induksi bersama
(mutual induction) antara dua rangkaian yang dihubungkan oleh
fluks magnet. Dalam bentuk yang sederhana, transformator terdiri
dari dua buah kumparan induksi yang secara listrik terpisah tetapi
secara magnet dihubungkan oleh suatu path yang mempunyai
relaktansi yang rendah. Kedua kumparan tersebut mempunyai
mutual induction yang tinggi. Jika salah satu kumparan
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, fluks bolakbalik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan dengan kumparan
yang lain menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik)
induksi ( sesuai dengan induksi elektromagnet) dari hukum
faraday, Bila arus bolak balik mengalir pada induktor, maka akan
timbul gaya gerak listrik (ggl) .

Prinsip Kerja (cont)


Trafo dihubungkan dengan sumber tegangan V 1.
Mengalir arus a(iex / -90o )
Iex membangkitkan arus gaya maknit ( / sefasa dengan iex )
Membangkitkan tegangan tentang (e 1 / -90o terhadap )
PRIMER
SEKUNDER
Membangkitkan tegangan
Iex
Sekunder (e2 / -90o terhadap )

V1

E1

E2

V2

INTI BESI

Karena trafo tersebut tidak


berbeban, maka v2 = e2

V1

Iex
V1 , E1

E2

/2

(3/2)

Iex

E1
E2

Ideal Transformer
Daya pada rangkaian primer = daya pada rangkaian sekunder
I1

I2

V1

P1
V2

= P2

I1.V1 = I2.V2

I2 : I 1 = V 1 : V 2
=a
= Ratio Trafo

I1.N1 = I2.N2
P1 = Daya Primer

V1 = Tegangan Primer

P2 = Daya Sekunder

V2 = Tegangan Sekunder

I1 = Arus Primer

N1 = Jumlah Lilitan Primer

I2 = Arus Sekunder
Sekunder

N2 = Jumlah Lilitan

N1 : N2 = I2 : I1
= V 1 : V2
=a
= Ratio Trafo

RANGKAIAN EQUIVALENT TRAFO


Untuk mempermudah analisis dalam pengujian, rangkaian primer dan
sekunder dibuat menjadi sebuah rangkaian yang disebut rangkaian
Equivalent.
Rugi tembaga sekunder dilihat
dari primer = I22 x R2
= I12 (I22/I12) x R2
= I12 (I2/I1)2 x R2

RANGKAIAN
PRIMER

I1

R1

RANGKAIAN
SEKUNDER

X1

X2

E1

V1

R2

E2

V2

= I 12 x a 2 x R 2
Dari sini maka resistan sekunder
dilihat dari primer (R 2) = a2 R2
Dan reaktan sekunder dilihat
dari primer (X2) = a2 X2

I1

V1

R1

X1

X2

I2

R2

Contoh Soal

Sebuah trafo ideal mempunyai 90 lilitan disisi primer dan 2250


lilitan di sisi sekunder terhubung pada sumber tegangan 120V
60Hz

Hitung:
Tegangan efektif yang melalui terminal sekunder
Tegangan peak yang melalui terminal sekunder
Tegangan sesaat yang melalui sisi sekunder ketika tegangan sesaat

yang melalui sisi primer adalah 37 V

Jawab:
A. E1/E2 = N1/N2
120/E2 = 90/2250
E2 = 3000 V

B. E2peak = 2 E2
= 1,414 x 3000
= 4242 V

C. Ketika e1 = 37 V maka
N2/N1 = 2250/90
= 25 (rasio)
e2

= 25 x 37
= 925 V

Transformer Praktis
Kerugian pada Transformer
Rangkaian Ekuivalen

Kerugian pada Transformer

Rugi-rugi inti:
Rugi-rugi arus pusar / eddy current
Rugi-rugi hysterisis

Rugi-rugi tembaga

Rugi Arus Pusar

Rugi arus eddy adalah terjadinya arus pusar yang arahnya berputar didalam inti trafo. Arus ini menimbulkan panas didalam inti
trafo.
EDDY CURRENT
INTI BERLAPIS
DAN DISEKAT

Untuk mengurangi rugi arus eddy, inti trafo


dibuat berlapis-lapis masing-masing
lapisan disekat, sehingga arah pusaran
arus dipependek.

Rugi Hysterisis
Iex

Rugi hysterisis memperbesar Iex

Untuk mengurangi rugi hysterisis, inti


trafo dibuat dari besi lunak

Rugi hysterisis dan arus pusar tetap,


tidak tergantung besar beban

RUGI HYSTERISIS

Rugi-rugi tembaga

l
R
A
R = Tahanan (Ohm)
= Tahanan jenis (Ohm.m)
l = Panjang (m)
A = Luas penampang (m2)

Rugi-rugi tembaga(2)
Rugi tembaga adalah rugi-rugi lilitan primer dan sekunder lilitan primer
dan sekunder terdiri dari kawat tembaga yang mempunyai panjang dan
penampang

RUGI TEMBAGA PRIMER

= IP2.RP

RUGI TEMBAGA SEKUNDER = IS2.RS

(Watt)
(Watt)

RP & RS = Tahanan Primer & Sekunder ()


IP & IS

= Arus Primer & Sekunder (Ampere)

Karena rugi tembaga tergantung dari arus primer dan sekunder, maka
rugi tembaga bersifat tidak tetap tergantung beban trafo

RANGKAIAN EQUIVALENT TRAFO

R1

Xf1

I1

Xf2

E1
V1

Xm

E2

R2

I2

V2

Rm

Pada rangkaian praktis, terdapat rugi inti yang dinyatakan dengan X m


dan Rm

Contoh Soal

Kumparan sekunder dari sebuah transformer mempunyai


180 lilitan. Ketika trafo dalam kondisi terbebani arus
sekundernya mempunyai nilai efektif 18 A 60 Hz. Flux
mutual mempunyai nilai peak 20 mWb, flux bocor disisi
sekunder mempunyai nilai peak 3 mWb.

Hitung :
A. Tegangan induksi di kumparan sekunder yang
disebabkan oleh flux bocor.
B. Nilai reaktansi bocor disisi sekunder.
C. Nilai dari E2 induksi yang disebabkan oleh flux mutual.

Contoh Soal (2)


Jawab :
A.
Ef2 = 4,44 f N2f2
= 4,44 x 60 x 180 x 0,003
= 143,9 V
B.
Xf2 = Ef2 / I2
= 143,9 / 18
=8
C.
E2 = 4,44 f N2m
= 4,44 x 60 x 180 x 0,02
= 959 V

Three Phase Transformer


Konstruksi
Perhitungan
Jenis-jenis Pendinginan
Sistem Proteksi

Three Phase Transformer


Konstruksi trafo tiga fasa terdiri dari rangaian tiga buah trafo satu
fasa
R

FORMULASI TRANSFORMER TIGA FASA


Bila rangkaian primer atau sekunder trafo terhubung bintang
ILine

R
N
T
S

IFasa

VLL
N

VLN

ILine = IFasa

VRS = VLL = Voltage line to line

VRS = VR VS

VR = VS = VT = VLN

= VR.3.

= Voltage line to netral


P3 Fasa = Daya Trafo Tiga Fasa

Vrs

VLL = VLN. 3
VR

P3 Fasa = 3.I.VLN

Vrs

-VS

= 3.I.(VLL/ 3)

N
VT

Maka VLN = VLL / 3

VS

= I.VLL. 3

cont
Bila rangkaian primer atau sekunder trafo terhubung delta
T

VLine = VFasa

It

Is

VLine = VFasa

I R = I r It

Ir

= Ir.3.

IR

IR = IS = IT = ILine = Arus Line


Ir = Is = It = IFasa = Arus Fasa
VRS = VST = VTR
= Tegangan Line

It

P3 Fasa = Daya Trafo Tiga Fasa

ILine = IFasa. 3

Is

Maka IFasa = ILine / 3

P3 Fasa = 3.IFasa.V = 3.(Iline / 3).V

Ir
- It
IR

= ILine.V. 3

AREVA,Power Transformer
Fundamental (2008)

AREVA,Power Transformer
Fundamental (2008)

Jenis-jenis Pendingin

Tipe Kering:
AA : Pendingin udara natural
AFA : Pendinginan udara terpompa

Tipe Basah :
ONAN : Oil Natural Air Natural
ONAF : Oil Natural Air Forced
OFAF : Oil Forced Air Forced

Sistem Proteksi
Transformer

Proteksi Eksternal:
Over Current Relay
Ground Fault Relay

Proteksi Internal:
Differensial Relay
Bucholz Relay
Sudden Pressure Relay

Over Current Relay

Memproteksi trafo dari arus berlebih


Arus berlebih adalah arus yang melebihi arus
nominal dalam jangka waktu tertentu

Ground Fault Relay

Memproteksi trafo dari kesalahan/gangguan


grounding
Berlaku hanya untuk trafo yang titik
netralnya di hubungkan ke ground
Prinsip kerja mirip over current relay

Differential Relay

Ip = Arus primer
Is = Arus sekunder

Id = Arus diferensial
ACT = Auxilliary CT

Memproteksi terhadap kebocoran arus


Prinsipnya pada perbedaan arus masuk
dan keluar trafo

Bucholz Relay

Memproteksi trafo dari loncatan listrik di


dalam trafo
Memanfaatkan sifat kimiawi

Sudden Pressure Relay

Memproteksi dari tekanan berlebih sesaat


Tidak bereaksi pada tekanan berlebih, hal
ini telah ditangani oleh relief vent

Referensi

Utomo, Heri Budi.(2002).Overhaul Trafo Tenaga


Tegangan Tinggi & Extra Tinggi.

AREVA T&D. (2008). Power Transformers (Vol. 1


Fundamentals). Paris: Areva T&D.

Anda mungkin juga menyukai