Acuan Pelaksanaan Idb
Acuan Pelaksanaan Idb
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
halaman
Kata Pengantar ....................................................................................i
Daftar Isi ..............................................................................................ii
Daftar Gambar.......................................................................................v
Daftar Tabel ..........................................................................................v
BAB I Umum .....................................................................................I-1
A. Pendahuluan ....................................................................I-1
1. Latar Belakang .............................................................I-1
2. Tujuan Proyek ..............................................................I-2
B. Deskripsi Kegiatan ............................................................I-4
1. Pendekatan Kegiatan ....................................................I-4
2. Target Group................................................................I-4
3. Lokasi Kegiatan ............................................................I-4
4. Komponen Kegiatan ......................................................I-5
1. Konstruksi/ Pekerjaan Sipil.........................................I-5
2. Project Management, Design and Supervision
Consultant (PMDSC)..................................................I-7
5. Organisasi Pelaksana Kegiatan .......................................I-7
6. Jadwal Kegiatan ...........................................................I-8
C. Monitoring dan Evaluasi ....................................................I-9
BAB II
ii
iii
BAB VI
Pelatihan Petani..................................................................VI-1
A. Pendahuluan ....................................................................VI-1
1. Latar Belakang .............................................................VI-1
2. Tujuan .........................................................................VI-1
B. Pelaksanaan Latihan Petani ...............................................VI-3
1. Perencanaan ................................................................VI-3
2. Pelaksanaan Pelatihan ...................................................VI-6
Lampiran Daftar Isian Pelatihan Petani .....................................VI-9
iv
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
1.1
2.1
3.1
3.2
4.1
6
7
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Kurva S PMDSC................................................................
Tipikal Penampang Saluran Tersier ...................................
Tipikal Penampang Jalan Usaha Tani Utama......................
Tipikal Penampang Jalan Usaha Tani Cabang.....................
Sketsa Embung Tampak Samping (Penampang
Melintang........................................................................
Sketsa Embung Tampak Atas............................................
Desain Embung Sederhana Tampak Samping (Penampang
Melintang).......................................................................
Desain Embung Sederhana Tampak Atas...........................
I-8
II-9
III-10
III-10
IV-8
IV-8
IV-9
IV-9
DAFTAR TABEL
1
2
3
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 2.1
BAB I
UMUM
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Gempa bumi yang diikuti dengan Gelombang Tsunami yang terjadi pada
tanggal 26 Desember 2004, berdampak pada hancurnya semua sarana dan
prasarana terutama yang ada di daerah pesisir pantai Propinsi Aceh. Kerusakan
yang ditimbulkan tidak hanya menghancurkan fasilitas publik seperti komunikasi,
transportasi, pemasaran, bank dan lain-lain, tetapi juga menghancurkan lahan
pertanian produktif yang tersebar dari Pantai Barat sampai ke Pantai Timur
Provinsi Aceh.
Berdasarkan data dan informasi kerusakan pada sektor pertanian dijumpai
sekitar 28.826 ha dari daerah irigasi pertanian yang produktif dan 40.889 ha lahan
kering hancur disebabkan oleh lumpur dan puing-puing yang mengubur permukaan
tanaman yang akan dipanen. Peristiwa ini berdampak pada kondisi sosial dan
ekonomi pedesaan dimana mayoritas populasi penduduk (80%) adalah petani.
Peristiwa Gempa Bumi dan Gelombang Tsunami berdampak negatif pada
daerah pertanian, antara lain : menurunnya hasil panen, hilangnya kesempatan
kerja, hilangnya batas kepemilikan lahan pertanian; rusaknya fasilitas irigasi utama
dan tersier; perubahan
tanah, dalam hal ini kondisi kimia tanah yang kaitannya dengan kandungan unsur
sodium atau garam yang tinggi pada permukaan tanah.
Rehabilitasi dan rekonstruksi perlu segera dilakukan untuk menghindari efek
buruk lainnya pada tanaman. Sebagian dari aktivitas yang akan dikerjakan untuk
menangani masalah pertanian sebagai contoh adalah rehabilitasi saluran irigasi
desa, saluran drainase, jalan usaha tani, gorong-gorong dan pembuatan embung.
I-1
Gempa bumi dan Tsunami telah menyebabkan perubahan drastis pada siklus
tata guna air. Di samping itu Tsunami juga menyebabkan kerusakan pada banyak
irigasi dan beberapa fasilitas pengairan sehingga pemberian air irigasi yang
diperlukan untuk tanaman tidak dapat terpenuhi.
Sumber air untuk irigasi pertanian yang berasal dari curah hujan atau air
tanah, pada daerah yang terkena tsunami, ketersediaan suplai air untuk irigasi
tersebut dapat disediakan melalui rehabilitasi infrastruktur irigasi dalam hal ini
saluran irigasi dan saluran drainase. Pada saat musim kemarau, untuk mengurangi
bencana kekeringan pada tanaman, pembuatan/rehabilitasi embung sangatlah
diperlukan.
Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami (RP3T) berbantuan IDB
merupakan salah satu komitmen pemerintah untuk pembangunan sarana dan
prasarana pendukung kegiatan pertanian. Walaupun basis kegiatan proyek adalah
perbaikan jaringan irigasi dan lahan pada skim irigasi desa, namun kegiatan lain
yang akan meningkatkan kemampuan petani sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan kesejahteraan petani akan terwujud sesuai dengan harapan kita
semua.
2. TUJUAN PROYEK
Tujuan utama dari proyek ini adalah mengupayakan kegiatan renovasi dan
rekonstruksi di 10 (sepuluh) Kabupaten di Provinsi Aceh, melalui intervensi di
komponen infrastruktur pertanian khususnya pada saluran irigasi dan drainase,
jalan usaha tani dan embung, serta penguatan kelembagaan.
Tujuan
lainnya
adalah
meningkatkan
kondisi
kehidupan
sehari-hari
I-2
I-3
B. DESKRIPSI KEGIATAN
1. PENDEKATAN KEGIATAN
Kegiatan Proyek Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami (RP3T) di Provinsi
Aceh dijadwalkan dimulai pada tahun bulan Januari 2009 dan diharapkan dapat
diselesaikan pada bulan Juli 2012. Target Kegiatan proyek ini adalah Petani di
sekitar lokasi bencana Tsunami yang tersebar pada 10 (sepuluh) Kabupaten di
Propinsi Aceh.
Kegiatan ini memberikan manfaat bagi masyarakat tani sekitar proyek, khususnya
petani padi, dengan dilaksanakannya kegiatan-kegiatan dalam rangka mendukung
usaha tani, seperti pengenalan penggunaan benih unggul, teknologi irigasi
moderen, pelatihan-pelatihan dan demonstrasi, serta didapatnya informasi yang
berkaitan dengan teknologi baru.
2. TARGET GROUP
Target Group atau penerima manfaat dari kegiatan proyek ini adalah petani
berpenghasilan rendah dan skala kecil yang terkena dampak bencana Tsunami,
melalui rehabilitasi dan pembangunan irigasi dan drainase sekitar 25.474 ha lahan
pertanian yang melibatkan sekitar 29.327 petani dan keluarganya, serta
pembangunan jalan usahatani sekitar 346.508 M2.
3. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan terletak pada 10 Kabupaten di Provinsi Aceh yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Wilayah Barat
Kabupaten Aceh Besar
Kabupaten Aceh Jaya
Kabupaten Aceh Barat
Kabupaten Nagan Raya
Kabupaten Aceh Barat Daya
Wilayah Timur
6. Kabupaten Pidie
7. Kabupaten Pidie Jaya
8. Kabupaten Bieureun
9. Kabupaten Aceh Utara
10. Kabupaten Aceh Timur
I-4
4. KOMPONEN KEGIATAN
Komponen/Kategori kegiatan yang akan dilaksanakan selama proyek berlangsung
adalah sebagai berikut :
1). Konstruksi/Pekerjaan Sipil (Civil Works)
Pekerjaan Konstruksi dilaksanakan secara kontraktual oleh pihak ketiga, dibagi
menjadi 3 (tiga) paket pekerjaan :
1. Paket I meliputi Kabupaten Aceh Besar dikerjakan oleh PT. Fajar
Parahiyangan.
2. Paket II meliputi Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara dan Aceh
Timur dikerjakan oleh PT. Waskita Karya.
3. Paket III meliputi Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya dan Aceh
Barat Daya dikerjakan oleh PT. Waskita Karya.
Kontrak pekerjaan ini dimulai pada tanggal 24 Juni 2011 sampai dengan tanggal
19 Januari 2012 dan anggaran untuk kegiatan konstruksi ini dialokasikan dalam
DIPA propinsi. Adapun jenis kegiatan yang termasuk dalam konstruksi/pekerjaan
sipil terdiri dari :
a. Jaringan Irigasi dan Drainase
Perbaikan
jaringan
irigasi
meliputi
perbaikan
jarigan
irigasi
tersier
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Description
Quantity
WILAYAH BARAT
Kab. Aceh Besar
a. On Farm Irrigation
24.388
b. On Farm Drainage
48.235
c. Farm Road
- Road
98.229
- Culvert
177
d. Farm Ponds
8
Kab. Aceh Jaya
a. On Farm Irrigation
b. On Farm Drainage
c. Farm Road
- Road
- Culvert
d. Farm Ponds
Kab. Aceh Barat
a. On Farm Irrigation
b. On Farm Drainage
c. Farm Road
- Road
- Culvert
d. Farm Ponds
Kab. Nagan Raya
a. On Farm Irrigation
b. On Farm Drainage
c. Farm Road
- Road
- Culvert
d. Farm Ponds
Kab. Aceh Barat Daya
a. On Farm Irrigation
b. On Farm Drainage
c. Farm Road
- Road
- Culvert
d. Farm Ponds
No.
6.
M
M
M2
Unit
Unit
7.
6.364
18.903
M
M
57.560
75
2
M2
Unit
Unit
23.958
26.346
M
M
78.463
95
8
M2
Unit
Unit
17.550
4.340
M
M
8.
9.
8.600
20
1
M2
Unit
Unit
10.
11.023
1.450
3.905
5
1
M
M
M2
Unit
Unit
Description
Quantity
WILAYAH TIMUR
Kab. Pidie
a. On Farm Irrigation
4.350
b. On Farm Drainage
4.313
c. Farm Road
- Road
4.285
- Culvert
d. Farm Ponds
Kab. Pidie Jaya
a. On Farm Irrigation
b. On Farm Drainage
c. Farm Road
- Road
- Culvert
d. Farm Ponds
Kab. Bieureun
a. On Farm Irrigation
b. On Farm Drainage
c. Farm Road
- Road
- Culvert
d. Farm Ponds
Kab. Aceh Utara
a. On Farm Irrigation
b. On Farm Drainage
c. Farm Road
- Road
- Culvert
d. Farm Ponds
Kab. Aceh Timur
a. On Farm Irrigation
b. On Farm Drainage
c. Farm Road
- Road
- Culvert
d. Farm Ponds
M
M
M2
4.350
6.017
M
M
4.285
-
M2
13.030
28.810
M
M
49.583
66
19
M2
Unit
Unit
10.285
9.328
M
M
18.048
34
-
M2
Unit
12.450
-
23.550
29
-
M2
Unit
dilakukan di tingkat
propinsi.
I-6
Report (PCR).
- Membantu Provinsi dalam mengumpulkan informasi semua komponen proyek.
5. ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN
Sebagai Executing Agency di Tingkat Provinsi dibentuk Project Coordination and
Implementation Unit (PCIU) sesuai Surat Keputusan Gubernur Nomor :
420/484/2010 Tanggal 9 Agustus 2010, yang bertanggung jawab sebagai pelaksana
harian Kegiatan.
Tugas dan fungsi organisasi kegiatan adalah sebagai berikut :
Project Coordination and Implementation Unit (PCIU) Aceh.
-
I-7
6. JADWAL KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan seluruh kegiatan pada Proyek RP3T secara rinci dapat dilihat
pada Kurva S PMDSC dibawah ini.
I-8
M2
I - 10
BAB II
PERBAIKAN JARINGAN IRIGASI DAN DRAINASE
TINGKAT USAHA TANI
RP3T
yang
mendapat
bantuan
pinjaman
dari
Islamic
Bangunan Boks Bagi adalah bangunan yang terletak di saluran tersier atau
kuarter yang berfungsi untuk membagi aliran air ke cabangnya.
Bangunan Pelengkap adalah bangunan yang dibuat agar aliran air irigasi
tidak terhambat akibat dari kondisi topografi yang dilewati oleh saluran irigasi.
Daerah Irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu
jaringan irigasi yang biasa disingkat dengan DI.
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang usaha
pertanian. Pembagian jenis irigasi air permukaan dibagi dalam 4 kelompok
dengan kriteria sebagai berikut :
No
1
Jenis Irigasi
Teknis
Setengah Teknis
Sederhana
Tadah Hujan
Kriteria
Keadaan airnya dapat diukur disetiap tingkatan penyaluran
dan pembagian air, biasanya dibangun dan dikelola
pemerintah.
Hanya dapat diukur pada saluran primer dan sekunder,
biasanya dibangun dan dikelola pemerintah.
Keadaan airnya tidak dapat diukur disetiap jenis
penyaluran dan pembagian air biasanya dibangun dan
dikelola oleh petani/masyarakat.
Sumber air berasal dari air hujan yang jatuh langsung ke
petakan sawah, dilengkapi dengan saluran pembawa dan
pembuang tingkat usaha tani.
Jaringan Utama adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu sistem
irigasi,
mulai
dari
bangunan
utama
(bendung/bendungan)
saluran
disebut saluran tersier, saluran pembagi yang disebut kuarter dan saluran
pembuang, berikut bangunan turutan serta pelengkapnya.
Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) adalah saluran air irigasi
yang membawa air dari saluran tersier ke saluran kuarter sampai ke petakan
sawah.
Petani Pemakai Air adalah semua petani yang mendapat nikmat dan
manfaat secara langsung dari pengelolaan air dan jaringan irigasi termasuk
irigasi pompa atau reklamasi rawa yang meliputi pemilik sawah, pemilik
penggarap/ penyakap, pemilik kolam ikan yang mendapat air dari jaringan
irigasi/ reklamasi rawa, dan pemakai air irigasi lainnya.
Pintu Air adalah bangunan fisik yang dapat mengatur keluar masuk air
pasang/surut sesuai dengan kebutuhan tanaman yang diusahakan.
II - 4
Saluran Kuarter adalah saluran pembawa air irigasi yang mengambil air dari
boxs bagi di saluran tertier yang berada dalam jaringan irigasi.
Siphon adalah bangunan air yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi
dengan menggunakan gravitasi melalui bagian bawah sungai.
Sumber Air adalah tempat/wadah air baik yang terdapat pada, diatas,
maupun dibawah permukaan tanah (dalam penjelasan termasuk dalam
pengertian: sungai, danau, mata air, aquifer, situ, waduk, rawa dan muara
serta dijelaskan sifat wadah air yang kering permanen).
Talang adalah bangunan air yang melintas di atas saluran/sungai atau jalan
untuk mengalirkan air irigasi ke seberangnya.
II - 5
B. KOMPONEN KEGIATAN
1. SURVEI, INVESTIGASI DAN DESAIN
Pekerjaan survei, investigasi dan desain (SID) adalah pekerjaan yang dilakukan
oleh Project Management Design Supervision Consultant (PMDSC). Terkait
dengan kegiatan ini maka di daerah perlu dilakukan kegiatan CP/ CL, untuk
menginventarisasi kembali daerah irigasi/jaringan irigasi desa yang akan
dikembangkan/direhabilitasi. Oleh karena itu dalam uraian berikut hanya akan
diulas secara ringkas mengenai kegiatan yang terkait dengan detail desain
sebagai berikut:
1) Pengumpulan Data Hidrologi
Parameter-parameter hidrologi yang diperlukan untuk perancangan jaringan
irigasi antara lain, curah hujan, debit puncak dan debit andalan. Parameterparameter tersebut akan terkait dengan kebutuhan air tanaman, kebutuhan
air irigasi, ukuran dan kekuatan bangunan bangunan irigasi yang harus dibuat,
luas areal potensial dan aktual yang biasa diairi.
2) Pengukuran Situasi dan Topografi
Pengukuran situasi dan topografi dilakukan untuk seluruh areal proyek yang
akan dilayani. Peta yang dihasilkan dengan skala 1 : 2.000, dengan memuat
saluran dan bangunan yang telah ada, batas wilayah administratif, tata guna
lahan (sawah, tegalan, kampung, kuburan), vegetasi utama dan kondisi
tanah, misalnya berpasir, lempung, dsb. Interval garis contour yang dibuat
adalah sebagai berikut : pada tanah datar < 2 % - 0,5 m, tanah berombak
dan landai 2-5 % - 1 m, berbukit-bukit 5-20 % - 2m, dan bergunung-gunung
>20 % - 5 m.
Untuk pengukuran saluran dan bangunan-bangunan lainnya harus dilakukan
secara detil di lokasi tersebut dan sekitarnya dengan skala 1 : 150. Sedangkan
untuk saluran : peta trase saluran dan profil memanjang dengan skala 1 : 50.
II - 6
3) Peta Desain
Berdasarkan
data
dan
informasi
pembuatan rancangan. desain dari jaringan irigasi yang ada. Dalam desain
yang dibuat harus memuat : peta situasi dan topografi dari seluruh areal
proyek; peta tata letak jaringan irigasi termasuk pembagian petak-petak
tersier, sub tersier, peta skema irigasi; peta skema bangunan; gambar desain
dari bendung, saluran dan bangunan (boks bagi, gorong-gorong, talang) yang
akan dibangun; peta trase saluran; peta profil memanjang dan melintang dari
bangunan yang dibuat; perhitungan teknis desain dari saluran dan bangunan
yang dibuat; debit dan luas areal yang diairi serta rencana anggaran biaya.
Dalam perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) tersebut dilengkapi pula
dengan perhitungan volume pekerjaan, harga satuan biaya berdasarkan SK
Bupati setempat pada tahun yang lalu atau tahun berjalan. Karena
terbatasnya dana yang tersedia, bangunan irigasi yang dibuat agar
disesuaikan dengan ketersediaan dana serta prioritas kebutuhan lapangan.
Keterangan :
1) Rehabilitasi/ Perbaikan Jaringan Irigasi
a) Untuk rehab saluran atau bangunan irigasi yang tidak merubah dimensi,
yang diperlukan :
Desain; yang meliputi gambar teknis, skala, ukuran dan RAB. Gambar
teknis tersebut dapat menggunakan gambar yang sudah ada (as built
drawing).
b) Untuk rehab saluran atau bangunan irigasi yang merubah dimensi dan luas
areal oncoran, yang diperlukan :
Desain; yang meliputi gambar teknis, skala, ukuran dan RAB.
Peta situasi dan topografi, jika tidak merubah lokasi/luas areal
pelayanan irigasi yang sudah ada dapat menggunakan peta situasi dan
topografi yang sudah ada sebelumnya.
II - 7
2. KONSTRUKSI
Termasuk perbaikan fasilitas jaringan irigasi desa meliputi pengembalian
kondisi jaringan seperti semula maupun peningkatan (upgrade) baik secara
permanen maupun tidak permanen. Bangunan yang direhab/ ditingkatkan antara
lain: pengambilan bebas (free intake), saluran pembawa/ pembuang, pintu air,
boks bagi, bangunan terjun, siphon, bangunan pelimpas, dsb tergantung dari
kebutuhan masing-masing lokasi.
II - 9
BAB III
PEMBUATAN JALAN USAHA TANI
Design (DED) yang dilakukan oleh konsultan PMDSC, luas lahan yang
memerlukan pembangunan/perbaikan Jalan Usaha Tani pada 10 kabupaten di
Propinsi Aceh adalah 346.508 M2 untuk jalan dengan rincian di Aceh Besar
98.229 M2, Aceh Jaya 57.560 M2, Aceh Barat 78.463 M2, Nagan Raya
8.600 M2, Aceh Barat Daya 3.905 M2, Pidie dan Pidie Jaya 8.570 M2,
Bieureun 49.583 M2, Aceh Utara 18.048 M2, dan Aceh Timur 23.550 M2.
Untuk
melaksanakannya
diperlukan
kegiatan
detail
desain
untuk
III -
2. TUJUAN
Tujuan dikeluarkannya Pedoman Teknis Konstruksi Jalan Usaha Tani
adalah untuk memberikan arah kepada petugas daerah atau masyarakat
dalam hal teknik membangun/merehabilitasi jalan usahatani sesuai dengan
standar teknis yang berlaku, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam
membangun dan memelihara jalan usahatani.
III -
III -
yang
menangani
kegiatan
RP3T-IDB
Project
menugaskan
untuk
memberikan
penjelasan/sosialisasi
tentang
rencana
menunjukkan
batas
kepemilikan
lahan
yang
akan
III -
2) Pemeriksaan Lapangan
Setelah kontraktor ditetapkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
maka
kontraktor
bersama-sama
Konsultan
Supervisi,
Staf
Project
Dalam
pembangunan
jalan
usahatani
tersebut
selain
Apabila batas-batas areal, nama petani, kondisi jalan (drainase, goronggorong, embung), keadaan vegetasi yang tercantum didalam desain tidak
sesuai
dengan
keadaan
lapangan
(telah
berubah),
maka
desain
III -
3. Pemasangan Patok-patok
Kontraktor disaksikan oleh Konsultan Supervisi (Pengawas), Staf PCIU dan
Staf Dinas Pertanian Kabupaten, Kepala Desa dan Petani memasang
patok patok batas yang akan dikerjakan dalam pembangunan dan
rehabilitasi jalan usahatani.
4. Pembuatan Rencana Kerja
Kontraktor maupun Konsultan Supervisi (Pengawas) harus membuat
rencana kerja mingguan dan bulanan yang disampaikan kepada Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang
dalam hal ini adalah Project Coordination and Implementation Unit (PCIU)
dengan tembusan Kepala Dinas Pertanian Propinsi dan Kabupaten, untuk
diberitahukan kepada Kepala Desa dan petani guna pelaksanaan di
lapangan.
5. Pelaksanaan Pekerjaan
Seluruh
pekerjaan
pembangunan/rehabilitasi
jalan
usahatani
yang
berita
acara pengawasan
tentang
pelaksanaan
kemajuan pekerjaan.
III -
syarat-syarat,
desain
dan
Kontrak
Pekerjaan
Konstruksi
Pembangunan/ Rehabilitasi.
4) Konsultan Pengawas memeriksa patok-patok batas yang akan dikerjakan
bersama-sama dengan kontraktor.
5) Konsultan Pengawas melakukan penyesuain atau perbaikan desain bila
diperlukan. Penyesuaian desain ini digambarkan langsung pada gambar
desain yang ada dan ditandatangani oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor
dan Staf PCIU/ Staf Dinas Pertanian Kabupaten.
6) Konsultan Pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada kontraktor
pelaksana dan tembusannya disampaikan kepada KPA melalui Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK)/ PCIU.
III -
III -
III -
III - 10
BAB IV
PEMBANGUNAN / REHABILITASI EMBUNG
1. PENDAHULUAN
Salah satu komponen kegiatan yang tertuang dalam Loan Agreement
Proyek Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami (RP3T), yang masuk
dalam kategori Civil Work adalah adalah pembuangunan embung (Farm Ponds)
sebagai salah satu upaya memanfaatkan limpahan air hujan untuk keperluan
pertanian.
Embung merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian yang
dibangun untuk menampung kelebihan air hujan di musim hujan. Air yang
ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber irigasi suplementer
untuk budidaya komoditas pertanian bernilai ekonomis tinggi.
Berdasarkan hasil Detailed Engineering Design (DED) yang dibuat oleh
konsultan PMDSC, jumlah embung yang akan dibangun di 10 kabupaten Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam adalah sebanyak 38 Unit, dengan rincian di Aceh
Besar 8 unit, Aceh Jaya 2 unit, Aceh Barat 8 unit, Nagan Raya 1 unit, Aceh
Barat Daya 1 unit, dan Bireuen 19 unit.
2. TUJUAN
Tujuan pembangunan embung pada lokasi Proyek The Post Tsunami
IV - 1
A. TAHAPAN PELAKSANAAN
Pembangunan embung di lokasi proyek di 10 kabupaten dalam Propinsi Aceh
harus memenuhi persyaratan lokasi dan persyaratan petani serta kelompok tani
1. PERSYARATAN LOKASI
1. Daerah pertanian lahan kering yang memerlukan pasokan air dari embung
sebagai suplesi air irigasi.
2. Air tanahnya sangat dalam.
3. Bukan lahan berpasir.
4. Terdapat sumber air yang dapat ditampung baik berupa air hujan, aliran
permukaan dan mata air atau parit atau sungai kecil.
5. Wilayah sebelah atasnya mempunyai daerah tangkapan air atau wilayah yang
mempunyai sumber air untuk dimasukkan ke embung, seperti mata air, sungai
kecil atau parit dan sebagainya.
2. PERSYARATAN PETANI/KELOMPOK TANI
1. Bersedia menyediakan lahan untuk embung tanpa ganti rugi dan dinyatakan
dalam surat pernyataan.
2. Kelompok tani yang terpilih adalah kelompok tani yang telah ada sebelumnya,
bukan kelompok tani yang baru dibentuk karena ada kegiatan ini.
3. Bersedia mengoperasikan, memelihara bangunan secara berkelompok dan
bersedia menanggung biaya operasional dan pemeliharaan dan dinyatakan
dalam surat pernyataan.
3. SURVEY CALON PETANI / CALON LOKASI (CP/CL)
Penanggung
jawab
kegiatan
adalah
Dinas
Pertanian
Kabupaten
untuk
IV - 2
4. DESAIN
Desain dibuat oleh konsultan Project Management Design Supervision Consultant
(PMDSC). Desain diusahakan sesederhana mungkin agar dapat dibaca oleh
pelaksana di lapangan.
Dalam menyusun desain perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Melakukan observasi lapangan untuk menentukan konstruksi embung yang
paling sesuai dengan kondisi lokasi setempat. Misalnya pada kondisi tanah
yang porus, dinding embung dapat dibangun dengan memanfaatkan alur
alami, saluran drainase, menampung mata air atau menggali tanah, atau
langsung menampung air hujan.
2. Menentukan letak geografis embung
Dalam menentukan letak embung harus diperhatikan posisi lahan dan areal
pertanaman, lokasi sumber air, ketinggian dan kemiringan lahan. Sebaiknya
letak embung lebih tinggi dibandingkan lahan usaha tani agar distribusi dan
pengaliran air ke lahan pertanian/peternakan dapat dilakukan dengan sistem
gravitasi.
3. Daerah atas calon lokasi embung sebaiknya merupakan daerah tangkapan air
hujan, yang aliran permukaannya dapat diarahkan masuk ke embung.
5. PENGADAAN BAHAN DAN PERALATAN
Pengadaan bahan dan peralatan dilaksanakan oleh rekanan agar mengikuti
pedoman yang dikeluarkan oleh Islamic Development Bank dan Dokumen
Kontrak.
6. KONSTRUKSI
Konstruksi pembangunan embung dilakukan oleh pihak ketiga melalui proses
pengadaan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Propinsi bersamaan dengan
proses pelaksanaan pengadaan untuk kegiatan Perbaikan jaringan irigasi dan
drainase serta pembuatan jalan usaha tani.
IV - 3
Islamic Development Bank pada katagori Civil Works, yang dialokasikan pada
DIPA Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh.
IV - 5
pengendalian,
antara
lain
peranan
pengawasan,
teknis
DAN PEMELIHARAAN
Operasi dan pemeliharaan embung yang telah selesai dikonstruksi dilakukan oleh
petani/kelompok tani/P3A pengelola embung. Pemanfaatan air embung dilakukan
dengan membuat jaringan/saluran air ke lahan usaha tani. Ada beberapa cara
untuk mengairi lahan usaha tani, antara lain :
1. Apabila lahan bertopografi miring (lereng), maka air dapat dialirkan dari petak
lahan usaha tani secara gravitasi.
2. Apabila lahan agak datar, maka dapat digunakan teknik irigasi pompa
bertekanan seperti irigasi tetes (drip irigation), sprinkle dan disalurkan
langsung ke lahan atau dengan alat manual lainnya untuk menaikkan air.
Kebutuhan air tanaman harus menjadi acuan utama dalam pemberian air irigasi
suplementer.
Untuk menjaga keberlanjutan embung, maka beberapa komponen pemeliharaan
embung yang perlu mendapatkan perhatian antara lain :
IV - 6
IV - 7
C. GAMBAR EMBUNG
1. CONTOH SKETSA BENTUK EMBUNG
Kedalaman
Embung
Lebar Embung
Saluran Pemasukan
Saluran Pembuang /
Pengeluaran
Panjang Embung
IV - 8
Lahan Pertanian
Outlet
Embung
Inlet
Pintu Pengatur
IV - 9
BAB V
PELATIHAN PETUGAS DAN PENYULUH LAPANGAN
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kegiatan Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami (RP3T) di
Provinsi Aceh diarahkan untuk pembangunan sarana dan prasarana
pendukung
kegiatan
pertanian.
Salah
satu
kegiatan
yang
akan
Kegiatan
2. TUJUAN
Tujuan pelatihan petugas dan penyuluh pertanian pada Proyek
Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami (RP3T) di Provinsi Aceh
adalah :
a. Meningkatkan kemampuan dalam pembinaan kepada petani.
b. Meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan irigasi desa terutama
dalam hal peraturan yang mengatur irigasi, pengelolaan irigasi di
tingkat usahatani serta pemberdayaan P3A dan Kelompok Tani.
V-1
2. PELATIHAN PENYULUH
1) Sasaran
Sasaran dari pelatihan ini adalah para penyuluh yang mempunyai
wilayah binaan di kawasan Daerah Irigasi yang termasuk pada lokasi
Proyek The Post Tsunami Rehabilitation of Agriculture Infrastructure in
(pembelajaran
terhadap
orang
dewasa),
sehingga
didalam
kelas
dan
lapangan
dengan
tujuan
untuk
lapangan
dan
peserta
diminta
untuk
mengidentifikasi
V-4
3. PELAKSANAAN PELATIHAN
1) Persiapan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam persiapan pelaksanaan
sebuah pelatihan, antara lain :
a. Mengkoordinasikan peserta dan mengundang calon peserta dan
pengajar untuk memberitahukan tempat dan waktu pelatihan,
rencana pelajaran dan hal-hal yang harus dipersiapkan peserta
dan pengajar. Undangan agar disampaikan jauh hari sebelum
pelaksanaan dimulai.
b. Menyiapkan tempat penyelenggaraan dan sarana pengajaran (alat
peraga, dll) yang diperlukan.
2) Pemberian Pelajaran
Ada 5 prinsip belajar yang harus mewarnai kegiatan belajar mengajar
dari setiap pengajar, antara lain :
c. Belajar dengan mengerjakan
d. Belajar dengan memecahkan masalah
e. Partisipasi aktif peserta
f. Belajar dari pengalaman
g. Penggunaan pendekatan multimedia.
Dalam memberikan pelajaran beberapa hal yang harus diingat oleh
pengajar adalah :
a. Menumbuhkan gairah belajar
b. Memberikan
kesempatan
para
peserta
mengemukakan
V-6
LAMPIRAN
DAFTAR ISIAN PELATIHAN PETUGAS DAN PPL
V-7
Lampiran-1
1. Nama Peserta
:................................................
:................................................
3. Pendidikan
:................................................
4. Pekerjaan
:................................................
5. Pangkat/Golongan
:................................................
6. Alamat
a. Rumah
:................................................
b. Kantor
:................................................
: a. ............................................
b. ............................................
c. .............................................
d. .............................................
...................................., 2011
Peserta
(...........................)
V-8
Lampiran-2
1. Nama Peserta
:................................................
:................................................
3. Pendidikan
:................................................
4. Wilayah Kerja
a. Desa
:................................................
b. Kecamatan
:................................................
c. Kabupaten
:................................................
5. Pangkat/Golongan
:................................................
6. Alamat
a. Rumah
:................................................
b. Kantor
:................................................
: a. ............................................
b. ............................................
c. .............................................
d. .............................................
...................................., 2011
Peserta
(...........................)
V-9
Lampiran-3
b. Tempat/Tgl Lahir
c. Pekerjaan
d. Alamat Kantor
: ................................................
................................................
: ...............................................
...............................................
...............................................
3. Riwayat Pendidikan
:
...............................................
................................................
................................................
................................................
................................................
4. Riwayat Pekerjaan
: ................................................
................................................
................................................
................................................
................................................
...................................., 2011
Pengajar
(...........................)
V - 10
BAB VI
PELATIHAN PETANI
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kegiatan Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami (RP3T) di
Provinsi Aceh diarahkan untuk pembangunan sarana dan prasarana
pendukung kegiatan pertanian. Salah satu kegiatan yang akan dilaksanakan
adalah penguatan kelembagaan melalui pelatihan staf, petugas lapang dan
petani/ P3A/kelompok tani.
Pelatihan petani diterapkan sejalan dengan pelaksanaan kegiatan
peningkatan produksi. Melalui kegiatan pelatihan petani diharapkan terjadi
perubahan perilaku para petani dalam menguasai berbagai teknologi dalam
rangka pelaksanaan usahataninya sehingga dapat terus berkembang dan
dapat berlangsung secara cepat serta berkesinambungan. Kegiatan pelatihan
ini pun dapat mengarahkan kegiatan bimbingan dari petugas lapang
terhadap kelompok tani secara lebih intensif.
Pelatihan yang diperuntukan bagi petani, juga dapat dilakukan untuk
wanita tani dan taruna tani yang diselenggarakan secara sistematis, teratur
dan dalam jangka waktu tertentu. Melalui kegiatan pelatihan petani
diharapkan adanya proses alih teknologi melalui perubahan perilaku para
petani dalam menguasai teknologi, misalnya penggunaan varietas unggul,
pengolahan tanah, pemupukan, pengendalian hama terpadu, menguatkan
organisasi kelembagaan petani/P3A, serta melatih petani dalam memelihara
dan mengelola sistem irigasi pedesaan.
2. TUJUAN
Tujuan
pelatihan
petani
pada
Kegiatan
Rehabilitasi
Prasarana
b. Meningkatkan
pengetahuan
dan
kecakapan
petani
agar
dapat
VI - 2
merupakan
dasar
penyelenggaraan
pelatihan
petani.
menggunakan
metoda
demonstrasi,
praktek,
dan
kerja
kelompok.
VI - 4
6) Penetapan Pengajar
Pengajar dapat berasal dari petugas lingkup pertanian atau petugas
lain seperti dari perguruan tinggi yang menguasai materi yang
diajarkan, memahami masalah pertanian dan yang paling penting
adalah memiliki kemampuan mengajar orang dewasa.
7) Penetapan Peserta
Dalam penetapan peserta, prioritas dapat diberikan kepada petani
yang
berpotensi
dapat
menyebarluaskan
pengetahuan
dan
peserta
untuk
senantiasa
hadir
pada
setiap
VI - 5
penyelenggaraan
pelatihan
harus
memenuhi
beberapa
ketentuan, antara lain : (a) tersedia ruang belajar yang memadai, (b)
mudah didatangi, (c) berdekatan dengan tempat praktek.
Tempat belajar dapat diselenggarakan di Balai Desa, Balai Penyuluhan
Pertanian (BPP), Saung Tani, dan lain-lain.
Lamanya pelatihan tergantung dari jumlah jam pelajaran, frekuensi
pengajaran, dan volume materi yang diajarkan.
2. PELAKSANAAN PELATIHAN
1) Persiapan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam persiapan pelaksanaan
sebuah pelatihan, antara lain :
a. Mengkoordinasikan peserta melalui kontak tani.
b. Mengundang calon peserta dan pengajar untuk memberitahukan
tempat dan waktu pelatihan, rencana pelajaran dan hal-hal yang
harus
dipersiapkan
peserta
dan
pengajar.
Undangan
agar
VI - 6
kesempatan
para
peserta
mengemukakan
VI - 7
VI - 8
LAMPIRAN
DAFTAR ISIAN PELATIHAN PETANI
VI - 9
Lampiran-1
:
:
:
:
: Kawin / Belum Kawin
: P / PP
: Ha
:
2. Kelompok Tani/P3A
a. Nama Kelompok tani
b. Jumlah petani anggota
c. Luas garapan (sawah/daratan)
d. Nama Ketua Kelompok tani
:
:
:
:
:km
5. Lokasi Pelatihan
- Desa
- Kecamatan
- Kabupaten
:
:
:
:..............................................
..............................................
..............................................
..............................................
...................................., 2011
Peserta
(...........................)
VI - 10
Lampiran-2
b. Tempat/Tgl Lahir
c. Jenis Kelamin
d. Alamat Kantor
: ................................................
................................................
: ...............................................
...............................................
...............................................
3. Riwayat Pendidikan
:
...............................................
................................................
................................................
................................................
................................................
4. Riwayat Pekerjaan
: ................................................
................................................
................................................
................................................
................................................
...................................., 2011
Pengajar
(...........................)
VI - 11
Lampiran-3
Nama Petugas/Penyuluh
Desa
Kecamatan
Kabupaten
:
:
:
:
............................................
............................................
............................................
............................................
I. Peserta
a. Nama Petani
b. Anggota Kelompok tani/P3A
c. Luas Lahan (sawah/Darat)
: .............................
: .............................
: ............................. Ha
VI - 12
Pengolahan Tanah
Benih Unggul Bermutu
Pemupukan
Pengendalian OPT
Tata Guna Air
Penanganan Panen
Penanganan Pasca panen
:
:
:
:
:
:
:
.....................................................
.....................................................
.....................................................
.....................................................
......................................................
......................................................
......................................................
(.............................)
VI - 13
Lampiran-4
:
:
:
:
Jumlah Jam
% dari target
I.
II.
III.
............................................................
Pemecahan :
............................................................
IV.
VI - 14
Lampiran-5
:
:
:
:
I.
Pendahuluan
II.
Pelaksanaan Pelatihan
1.
2.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama Pelatihan
:
Penyelenggara
:...............................................
Tempat Penyelenggaraan
:
Jumlah Peserta
:orang (daftar terlampir)
Waktu pelaksanaan
:
Lama latihan
:
Materi yang diberikan
:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
7. Target yang dicapai :
a. Tingkat pemahanan/pengetahuan peserta
: %
b. Tingkat keterampilan peserta
: %
c. Tingkat produktifitas (Ku/Ha)
: %
d. Tingkat pendapatan usaha tani (Rp/Ha/MT)
: %
III.
Evaluasi Pelaksanaan
1. Proses Pelaksanaan
a. Rata-rata kehadiran
b. Aktivitas peserta di kelas
c. Aktivitas peserta dilapangan
d. Hasil pre test
- Awal dengan nilai : tertinggi
terendah
:%
: ..%
: ..%
VI - 15
2. Hasil Kegiatan
a. Peningkatan peserta
- pemahaman/pengetahuan
- keterampilan
b. Peningkatan produktivitas
c. Peningkatan pendapatan
:
:
:
:
%
%
%
%
....................................................
..................................................................................................
Catatan yang lainnya :
IV.
Kesimpulan.
1.
2.
3.
4.
2011
Petugas/Penyuluh
VI - 16