Anda di halaman 1dari 40

Pedoman Penulisan Resep

EM Sutrisna

Resep Menurut UU: permintaan


tertulis dari dokter, dokter gigi
atau dokter hewan kepada
apoteker pengelola apotek (APA)
untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi
penderita, sesuai peraturan
perundang-undangan yang
berlaku.

Peraturan Men.Kes. RI No.


26/MenKes/Per/I/1981 Bab II.
Resep
Keputusan Men.Kes. RI No.
28/MenKes/SK/V/1981 Bab II.
Resep

Resep merupakan perintah dari


penulisnaya kepada apotik sebagai
pihak yang memebrikan obat
Penulis: dokter, drg, drh
Yang menyerahkan obat: apoteker,
asisten aptk

Menurut makna luas: resep


merupakan perwujudan cara
terapi dokter kepada penderita
yang memerlukan pengobatan,
maka harus ditulis secara
benar dan rasional.

Informasi dalam resep


Tiap negara punya standar sendiri

Resep yang lengkap menurutSK MenKes RI


No. 26/1981 (Bab III, pasal 10)memuat:
Nama, alamat, NSIP dokter, tanggal penulisan
R/
Nama setiap obat/komponen obat
Tanda R/, tanda tangan/paraf dokter
Tanda seru dan paraf dokter untuk obat
dengan jumlah melebihi dosis maksimum

Kertas resep uk ideal lebar 10-12 cm,


panjang 15-18cm
Sebaiknya rangka 2, 1 untuk pasien & 1
untuk arsip dokter
Setelah 3 tahun resep boleh
dimusnahkan dengan mebuat berita
acara pemusnahan (SK Menkes RI no
280/MenKes/SK/V/1981 mengenai
penyimpana resep di apotik)

Apograph(resep salinan)
Apograp diperlakukan sama seperti
kertas resep asli
Apograph dibuatkan oleh apotek atas:
Permintaan dokter:jika ada tanda iteretur,
miasal iter 1x berarti boleh diulang 1 x
tanpa resep dokter & tanda N.I.(no iter)
=resep tidak boleh diulang
Permintaan pasien:hanya boleh jika resep
asli tidak mengandung bahan narkotika,
psikotropika dan obat G

Ketentuan menulis resep


Dokter bertanggung jawab secara hukum
Resep mudah dibaca oleh petugas
Ditulis dengan tinta
Tulis tanggal dg jelas
Untuk anak <12th cantumkan umur
Alamt penderita jelas
Jumlah sediaan obat hindari angka desimal
Jika kurang dari 1g tulis dalam mg
Jika kurang dari 1 mg tulis dalam microgram

Obat cair dg mL hindarkan cc atau cm3

Aturan pemakaian ditulis dalam bahasa


latin
Nama penderita di belakang pro: identitas
jelas & sebaiknya diberi alamat, jika anak
dicantumkan umurnya dan jika untuk
hewan dituliskan jenis hewannya
Untuk resep tanpa narkotika/psikotropika
cukup paraf
Untuk resep dg narkotika/psikotropika
harus dg tanda tangan

Resep yang mengandung narkotika :


- harus ditulis tersendiri
- tidak boleh ada iterasi (ulangan)
- dituliskan nama pasien, tidak boleh
Su.p/usus propius (untuk pemakaian
sendiri)
- alamat pasien ditulis dengan jelas
- aturan pakai (signa) ditulis dengan jelas,
tidak boleh ditulis s.u.c /signa usus cognitus
(sudah tahu aturan pakai)

Bagian bagian resep


Identitas dokter&tempat praktek, SIP dll
Superscriptio: R/ berarti recipe (harap
diambil)
Inscriptio
Nama jenis/bahan obat
Kekuatan obat
Jumlah sediaan obat
Cara pembuatan/bentuk sediaan yg
diinginkan
Subscriptio
BSO dan jumlah

Signatura
Aturan pakai: dgn signa (disingkat S)
.Nama penderita dibelakang Pro , dan BB
(terutama jika anak)

ETIKA Penulisan resep


ditulis secara jelas, dapat dibaca,lengkap dan
memenuhi aturan perundangan serta kaidah
yang berlaku.
Memperhatikan 5T,1W
Tepat indikasi
Tepat obat
Tepat Penderita
Tepat BSO
Tepat dosis
Waspada ADRs

Tepat indikasi
Pemberian obat sesuai
indikasikelas terapi
Diagnosis hipertensiantihipertensi
DMOAD

Tepat obat
Pemiilihan obat berbasis EBM
Pilih drugs of choice sesai EBM

Derajad EBM
Meta-Analysis(Systematic Review)
Randomized
Controlled Trial (RCT)
Non RCT
Cohort studies
Case Control studies
Case Series/Case Reports
Quasi exerimental
Animal research/Laboratory study
Expert opinion

Tipe dan kekuatan dari manfaat


bukti
Ia.meta analisis: bukti kuat dari sedikitnya 1kajian
sistematis uji coba klinis multiple,random&terkontrol yg
dirancang dg baik
Ib.RCT: bukti kuat dari sedikitnya 1 uji coba klinis
random&terkontrol (RCT) yg dirancang dg baik dg
ukuran sample yg memadai
IIa. Non RCT: bukti kuat dari uji coba klinis yg dirancang
dg baik tanpa randomisasi,kelompok tuggal sebelum
&setelah pengobatan,
IIb: quasi experimental
III.Observasional
IV.expert opinion

Kegunaan LoE terhadap rekomendasi


Strength of Recommendation:
Class I:

Conditions for which there is evidence/general


agreement that a given procedure/therapy is useful and
effective.

Class II:

Condition for which there is conflicting evidence


or divergence of opinion about the usefulness /efficacy of
performing the procedure /therapy.

Class IIa: in favor of usefulness


Class IIb: usefulness is less well established

Class III:Condition for which there is evidence/general


agreement that a procedure/therapy is not useful/effective
and may be harmful.
www.guidelines.gov/

INGAT KETERBATASAN
EBM

Tepat penderita
Pemilihan obat dengan
memperhatikan kondisi fisiologis
&patologis penderita

Tepat dosis
Gunakan dosis efektif (dosis
terkecil dengan efek optimum)
kecuali antibiotik (dosis standar)
Jika pemberian obat>1 perhatikan
interaksi obat
Interaksi farmasetika/inkompatibilitas
Interaksi farmakokinetika
Interaksi farmakodinamika

Interaksi obat akan merubah efek


obat
Additive effect: 1+1=2
Synergistic effect: 1+1>2
Potensiasi effect: 1+0=2
Antagonisme: 1+1=0

Additive effect : 1 + 1 =2
Synergistic effect : 1 +1 > 2
Potentiation effect : 1 + 0 =2
Antagonism : 1-1 = 0

Tepat BSO
Pilih BSO yang menjamin proses
kinetik optimum

Contoh resep
Dr. X
jln., kota
SIP.
R/tab. Amoksisilin 500mg no XX
S 3 dd tab I
paraf
Pro: N
Umur:
Almat:

Contoh resep
Dr. Y
jln., kota
SIP.
R/tab. Amoksisilin 500mg no XX
S 3 dd tab I
paraf
R/ Parasetamol 500 mg no X
S p.r.n tab I(febris)
paraf

Contoh resep
Dr. X
jln., kota
SIP.
R/parasetamol 500mg
CTM 4mg
Sac. Lac qs
Mf pulv dtd no XV
S 3 dd pulv I
paraf

Contoh resep
Dr. X
jln., kota
SIP.
R/sirup Amoksisilin lag no I
S 3 dd cth I
paraf

Contoh resep
Dr. X
jln., kota
SIP.
R/salep gentamisin 15 mg tube no I
S ue 3 dd I
paraf

Aspek legal resp &obat


Harus mengacu ke UU
UU RI no 23 92; tentang kesehatan
Permenkes n0 919/Menkes/PER/X/1993
tentang kriteria obat tanpa resep
Keputusan Menkes no 924Menkes/PER/X/1993
tentang OWA
Keputusan Menkes no 925Menkes/PER/X/1993
tentang perubahan gol obat
UURI no 5 th 1997 tentang psikotropika
UURI no 5 th 1997 tentang narkotika

Aspek etika(kedokterankefarmasian)
Rahasia resep untuk dokter, apoteker
&pasien
Dokter tidak menjual obat ke pasien
Dr. tidak menyuruh pasien mengambil
obatnya di apotik tertentu
Dokter tidak menjual sampel obat ke apotik
Status penderita di simpan oleh dokter
Dokter tidak menerima imbalan dari pabrik
obat atas resep yg dituliskankolusi

Hindari resep yg tidak rasional


Shotgun prescripstion=>6 obat dalam 1 resep
Memberikan obat konfeksi obat masal, tp
hendaknya obat diberikan sesuai peruntukan
Jumlah obat terlalu banyak/terlalu sedikit
Untuk AB memberikan hanya 2-3 hari
Tidak memperhatikan ekonomi penderita
Obat komposisi harus diperhatikan tiap
komposisinya

Beberapa singkatan
dd : de die sehari
3dd(tdd)(ter dd): 3 de die 3 X sehari
1dd (sdd)(semel dd): 1 X/hari
2 dd(bdd)(bis dd): 3 x/hr)
4 dd(qdd)(quarter dd): 4x/hr
Tab :tablet
Prn:pro re nata (kalau perlu)
Sac lac qs (sacarum lactis quantum satis):beri sacarum
lactis secukupnya
Mf pulv: misce fac pulveres: campur &buatlah serbuk
terbagi
Dtd: da tales doses: berikan sebanyak dosis tersebut
Cth: chohlear tea: sendok the (5cc)
Ue: usum externum: obat luar
Ui: usum internum: untuk obat dalam
Gtt: tetes

Ac: ante coenum=sebelum makan


An=ante noctum=sebelum tidur
Om=omni mane=tiap pagi
O.n=omni nocte=tiap malam
P.p=pro paupere=untuk si miskin

Anda mungkin juga menyukai