Analisis Input Output: Kopi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Analisis Input-Output

Sebestina Siman
P0400214401

ANALISIS INPUT- OUTPUT (I-O)


ATAS PENINGKATAN EKSPOR KOMODITI KOPI
DI PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2009
I.

penghasil kopi daerah Provinsi Sulawesi


Selatan adalah Kabupaten Toraja Utara,
Tana Toraja dan Enrekang, (Neilson, et
al. 2007).
Berikut ini gambar kerangka Pikir:

PENDAHULUAN

Dalam rangka mengakselerasi


pembangunan,
maka
pemerintah
Indonesia berupaya mengoptimalkan
seluruh potensi sumber daya yang ada.
Upaya tersebut seperti peningkatan
ekspor dari berbagai komiditi unggulan di
luar minyak dan gas bumi (migas) untuk
memperoleh
devisa
negara
dan
penyerapan tenaga kerja. Salah satu
komiditi sektor ekspor pertanian adalah
kopi. Komiditi ini membawa negara
Indonesia
sebagai
produsen
dan
pengekspor kopi ketiga terbesar setelah
Brazil dan Vietnam. Berikut ini dapat
dilihat perkembangan volume dan nilai
ekspor kopi :
Tabel

Gambar
Kerangka Pikir
Gaji dan
Upah (Y1)

Komoditi
Ekspor Kopi
(X)

Surplus
Usaha (Y2)

Penyusutan
(Y3)

Keterangan :
: Arah hubungan

Volume dan Nilai Ekspor Komoditi Kopi


Indonesia
Tahun 2008 - 2012
Tahun
Volume
Nilai (Ribu US
Ekspor
$)
(Ribu Ton)
2008
5.948
11.584
2009
14.064
23.773
2010
18.550
31.369
2011
17.300
44,195
2012
47.129
102.711

Pajak Tak
Langsung

(Y4)

Definisi Operasional
Definisi operasional dari seluruh
variabel adalah sebagai berikut:
a. Komoditi Kopi adalah salah satu
produk pertanian dari sub sektor
perkebunan yang diekspor ke pasar
internasional baik jenis Arabika
maupun
Robusta
untuk
menghasilkan devisa negara.
b. Gaji dan upah merupakan bagian
dari
kompensasi-kompensasi
sebagai
balas
jasa
kepada
karyawannya.
c. Surplus
Usaha
adalah
sisa
positif dari
penjualan
setelah
dikurangi belanja dan beban-beban
atau dengan kata lain sebagai
keuntungan/laba (profit).
d. Penyusutan (depreciation) adalah
pengurangan nilai kegunaan aktiva
tetap karena pemakaian, usia, dan

Sumber: Badan Pusat Statistik


Indonesia dan Asosiasi Ekspor
Kopi Indonesia (AEKI)

Untuk Provinsi Sulawesi Selatan


komoditas andalan dari sub sektor
perkebunan yang utama adalah kopi dan
kakao. Volume ekspor komoditi kopi di
Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun
2009 adalah 211.958 ton terdiri atas
ekspor ke luar negeri sebesar 166.608
ton dan ekspor antar pulau sebesar
45.346. (BPS Prov. Sulsel). Sentra
1

Analisis Input-Output

sebagainya yang dapat dibebankan


sebagai biaya secara berkala
selama umur ekonomis yang
diperkirakan untuk aktiva itu
e. Pajak tak langsung adalah pajak
yang dikenakan kepada wajib pajak
pada saat tertentu / terjadi suatu
peristiwa kena pajak seperti
misalnya pajak pertambahan nilai
(PPN), pajak bea balik nama
kendaraan bermotor (PBBNKB)
dan lain-lain.

gaji dan upah. Sehingga apabila ada


kenaikan sebesar 10% dari eskpor kopi
ke luar negeri maka akan menaikkan gaji
dan upah sebesar 32%.
b. Analisis Pengaruh Ekspor Kopi ke
Luar Negeri terhadap Surplus
Usaha
Berdasarkan tabel di atas dalam
kode 202 dengan total input baru yaitu
77.232.562 dan Kenaikan Primary Input
sebesar
17.874.036
dengan
nilai
perubahan 0,30111995. Hal ini berarti
bahwa faktor komoditi ekspor kopi ke
luar negeri berpengaruh positif terhadap
surplus usaha. Sehingga apabila ada
kenaikan sebesar 10% dari eskpor kopi
ke luar negeri maka akan menaikkan
surplus usaha sebesar 30%.

II. PEMBAHASAN
Hasil Analisis
Dari data BPS Sulawesi Selatan
di peroleh data mengenai komoditi kopi
yang telah diolah dengan menaikkan
sebesar 10% dari data tahun 2009.
Berikut ini tabel komoditi kopi yang
dihasilkan apabila menaikkan 10% :

c. Analisis Pengaruh Ekspor Kopi ke


Luar Negeri terhadap Penyusutan
Berdasarkan tabel di atas dalam
kode 203 dengan total input baru yaitu
9.966.957dan Kenaikan Primary Input
sebesar
2.377.825
dengan
nilai
perubahan 0,31331976. Hal ini berarti
bahwa faktor komoditi ekspor kopi ke
luar negeri berpengaruh positif terhadap
penyusutan. Sehingga apabila ada
kenaikan sebesar 10% dari eskpor kopi
ke luar negeri maka akan menaikkan
penyusutan sebesar 31%.

Tabel
Pengaruh Komoditi Kopi yang telah
dinaikkan 10%
Data 2009 di Provinsi Sulawesi
Selatan
Kode
Legend

Total Input
Baru

Kenaikan
Primary
Input
11.082.695

Total
Perubahan

201

46.226.133

202

77.232.562

17.874.036

0,30111995

203

9.966.957

2.377.825

0,31331976

204

5.166.636

2.089.257

0,67890806

0,31535601

d. Analisis Pengaruh Ekspor Kopi ke


Luar Negeri terhadap Pajak Tak
Langsung
Berdasarkan tabel di atas dalam
kode 204 dengan total input baru yaitu
5.166.636 dan Kenaikan Primary Input
sebesar
2.089.257dengan
nilai
perubahan 0,67890806. Hal ini berarti
bahwa faktor komoditi ekspor kopi ke
luar negeri berpengaruh positif terhadap
pajak tak langsung. Sehingga apabila
ada kenaikan sebesar 10% dari eskpor
kopi ke luar negeri maka akan
menaikkan pajak tak langsung sebesar
68%.

Sumber : BPS Sulsel, Data


Diolah
Keterangan :
201 : Upah dan gaji, 202 :
Surplus usaha. 203 :
Penyusutan dan 204 : Pajak tak
langsung

a. Analisis Pengaruh Ekspor Kopi ke


Luar Negeri terhadap Gaji dan Upah
Berdasarkan tabel di atas dalam
kode 201 dengan total input baru yaitu
46.226.133 dan Kenaikan Primary Input
sebesar
11.082.695
dengan
nilai
perubahan 0,31535601. Hal ini berarti
bahwa faktor komoditi ekspor kopi ke
luar negeri berpengaruh positif terhadap
2

Analisis Input-Output

III. KESIMPULAN
Komoditi ekspor kopi ke luar
negeri berpengaruh positif terhadap gaji
dan upah. Sehingga apabila ada
kenaikan sebesar 10% dari eskpor kopi
ke luar negeri maka akan menaikkan gaji
dan upah sebesar 32%.
Komoditi ekspor kopi ke luar
negeri berpengaruh positif terhadap
surplus usaha. Sehingga apabila ada
kenaikan sebesar 10% dari eskpor kopi
ke luar negeri maka akan menaikkan
surplus usaha sebesar 30%.
Komoditi ekspor kopi ke luar
negeri berpengaruh positif terhadap
penyusutan. Sehingga apabila ada
kenaikan sebesar 10% dari eskpor kopi
ke luar negeri maka akan menaikkan
penyusutan sebesar 31%.
Komoditi ekspor kopi ke luar
negeri berpengaruh positif terhadap
pajak tak langsung. Sehingga apabila
ada kenaikan sebesar 10% dari eskpor
kopi ke luar negeri maka akan
menaikkan pajak tak langsung sebesar
68%.

Anda mungkin juga menyukai