Anda di halaman 1dari 13

PENGAWASAN K3 KONSTRUKSI

RESUME

Evaluasi dan Penunjukan Calon Ahli K3

Oleh:
Herwiyanto

PT FREEPORT INDONESIA
TEMBAGAPURA PAPUA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PENGAWASAN K3 KONTRUKSI

A. Latar Belakang

B. Dasar Hukum

C. Pengertian/Istilah

D. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi dan Sarana


Bangunan

E. Pengawasan K3 Konstruksi dan Sarana Bangunan

F. Perancah

G. Plambing/Pemipaan

H. Penanganan Bahan

10

I. Peralatan Bangunan

10

BAB III PENUTUP

11

BAB I
PENDAHULUAN

Berdasarkan data statistik, kasus kecelakaan yang terjadi di tempat kerja


dalam pekerjaan konstruksi sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena masih
banyak pengurus maupun tenaga kerja belum mengenal dan memahami
peraturan K3 yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.

Dengan demikian perlu adanya upaya pengendalian, pembinaan, penyuluhan


dan pelatihan tentang K3 dalam bidang konstruksi sehingga dapat dicapai
kondisi dan lingkungan kerja yang aman.

Melalui topic-topik yang dibahas dalam modul ini diharapkan dapat membantu
para calon ahli K3 dalam pemahaman peraturan K3 di bidang konstruksi.

BAB II
PENGAWASAN K3 KONSTRUKSI

A. Latar Belakang
Pekerjaan kontruksi bangunan merupakan pekerjaan yang mengandung
potensi bahaya, sehingga dalam memberi perlindungan keselamatan
kerja kepad pekerja diperlukan syarat-syarat keslamatan dan kesehatan
kerja

yang

sangat

tinggi.

Tahapan

dalam

konstruksi

bangunan

berhubungan dengan seluruh tahapan yang dilakukan di tempat kerja.


Diantara tahapan yang ada yakitu pekerjaan penggalian, pekerjaan
pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan baja, dan pembongkaran.
Penggalian. Penyebab kecelakaan yang timbul dari pekerjaan penggalian
antara lain, pekerjan yang disa tertimbun dan terkubur di dalamnya
akibat runtuhnya dinding galian, pekerja tertimpa dan luka akibat
terjatuhnya material di dalam galian, kondisi tidak aman baik di dalam
maupun diluar galian akibat licinnya galian.
Pondasi. Pekerjaan pondasi merupakan suatu kegiatan pemasangan
struktur bawah bangunan yang dapat digunakan untuk menahan beban
bangunan.
Pekerjaan Beton. Pada saat proses pengecoran berlangsung pada
umumnya pekerja selalu pada posisi tetinggian tertentu yang dapat
berakibat pekerja terjatuh, material pencampur yang tidak boleh
bersinggungan dengan kulit bahkan terhirup oleh pernapasan pekerja.
Pekerjaan Baja. Bahaya yang timbul dari pekerjan pemasangan baja
pekerja dapat jatuh dari ketinggian tertentu dari permukaan tanah,
terperosok, tertimpa material bangunan.
Pembongkaran. Bahaya yang di timbulkan dari pembongkaran
bangunan adalah pekerja dapat tertimpa atau runtuhnya bangunan,
terperosok dari ketinggian tertentu dari permukaan tanah.

B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Dasar 1945
2. Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

3. Peraturan

Menteri

Tenaga

Kerja

No

1/Men/1980 tentang

K3

Konstruksi Bangunan
4. Surat

keputusan

besama

Menteri

Tenaga

Kerja

dan

Menteri

Pekerjaan Umum No Kep174/Men/1986 dan No 104/Kpts/1986


tentang K3 Tempat Kegiatan Kontruksi Bangunan
C. Pengertian/Istilah
Istilah-istilah tentang K3 kontruksi dan sarana bangunan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kontruksi bangunan
Tempat kerja kegiatan kontruksi bangunan
Sarana bangunan
Perancah bangunan
Kontraktor
Sub Kontraktor
Pekerja Kontruksi beton
Tahapan pekerjaan kontruksi bangunan, yang mengunakan
bahan bangunan
9. Pekerjaan konstruksi baja
10.Pekerja penggali
11.Pekerja Pondasi
12.Wajib lapor pekerja konstruksi bangunan
13.Kepala proyek
14.Scaffolder adalah pekerja pemasang, penguna dan pembongkar
perancah
15.Safety officer adalah pekerja yang melaksanakan K3 di bidang
konstrusi bangunan
16.Ahli K3 kontruksi
17.Instalasi: lift orang, lift barang, listrik, penyalur petir, plambing,
tata udara
18.Penanganan bahan
D. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi dan Sarana Bangunan
Dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja pada tempat proyek atau
konstruksi, para pelaksana konstruksi wajib melaksanakan syaratsyarat teknis keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi
6

a.

Pekerjaan penggalian
Ketentuan Umum:

Stabilitas tanah harus diuji dahulu sebelum dilakukan


penggalian
Melakukan pemeriksaan atas segala instalansi bawah
tanah
Prasarana umum harus dimatikan atau diputuskan
alirannya, apabila tidak bisa maka prasarana tersebut harus
dipagari, ditarik ke atas atau dilindungi
Tanah harus dibersihkan dari pohon, batu besar dan
rintangan lain
Lokasi penggalian harus diperiksa secara teliti setelah
pekerjaan terputus melebihi 1 hari, setelah setiap peledakan,
ada longsoran, ada kerusakan pada konstruksi penyangga dan
hujan lebat.
Jalan keluar masuk yang aman
Dilarang bekerja di tanah lepas yang kemiringannya terlalu
terjal
Harus ada konstruksi penyangga yang cukup
Ada penerangan yang cukup
Galian bebas dari air
Ada jalan keluar untuk menyelamatkan diri
Tidak ada yang diizinkan masuk ruang bawah tanah yang
belum diuji bebas gas
Pengujian gas harus dilengkapi dengan sabuk pengaman,
tali penyelamat dan alat-alat pernapasan
Ventilasi mekanis harus disediakan
Tindakan penceghan harus diambil untuk melindungi
runtuhnya bangunan

Persyaratan K3 pada pekerjaan penggalian :

Tepi penggalian atau saluran harus dibuat dengan


kemiringan tertentu, biasanya 45 derajat
Penggalian diatas 1,2 m harus dipasang perancah bai yang
terbuat dari kayu
Penggalian tidak boleh dilakuakn pada batas bangunan
atau suatu struktur.
Material dan peralatan harus diletakkan berjauhan dari
pinggir galian
Tanah hasil galian atau sampah galian tidak diletakkan di
tepi galian

b.

Meletakkan Stopblock di lokasi tempat kendaraan


menurunkan material ke dalam galian
Tersedia penerangan yang cukup
Pekerja harus diinformasikan secara jelas tentang prosedur
penggalian
Menggunakan pelindung kepala dan kaki saat penggalian
berlangsung
Melakukan koordinasi dengan instansi lain mengenai
instalansi llistrik, gas, air dsb
Tidak menggunakan alat penggalian mesin (excavator) pada
jarak 50 cm dari pipa gas
Pekerjaan Pondasi

Persyaratan Umum:

c.

Mesin pemancang harus ditumpu oleh dasar yang


kuat, diberi tali atau rantai penguat secukupnya dan tidak
boleh digunakan di dekat jaringan listrik
Lantai kerja dan tempat kerja operator harus
terlindungi dari cuaca
Saluran uap atau udara harus dibuat dari pipa baja
atau semacamnya
Pengerjaan Beton

Persyaratan Umum

Konstruksi beton bertulang yang berat untuk kerangka


atap dan kerangka atas lainnya harus didasarkan pada
gambar rencana
Selama pembangunan harus dicatat data sehari-hari
mengenai kemajuan pembangunan, termasuk data yang
mempengaruhi kekuatan beton menurut waktunya

d. Pekerjaan Konstruksi Baja


Persyaratan umum

Penjaminan keselamatan pekerja dengan penyediaan dan


pemakaian tangga, gang, peralatan kerja tetap, pelataran
kerja, tali pengaman dan sabuk pengaman serta jaring
pengaman
Kerangka baja yang sedang dipasang harus disangga dan
dikopel secukupnya

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sarana Bangunan


a.

Perancah
Peraturan umum

Perancah harus dibuatkan untuk semua pekerjaan yang


tidak bias dikerjakan secara aman dalam ketinggian
Perancah hanya dapat dibuat dan dirubah oleh pengawas
yang ahli.

b.

Pelataran Tempat Kerja


Peraturan umum

Semua perancah harus dilengkapi dengan platform untuk


bekerja
Pelataran paling sedikit dari tepi luarnya berjarak 60 cm
dari sisi dinding bangunan
Penyediaan tempat yang bebas dari rintangan dan
timbunan
Pelataran bekerja harus menggunakan papan pengaman
kakai berukuran tebal min 2,5 cm dan lebar min 15 cm
Harus benar-benar berkonstruksi kuat

E. Pengawasan K3 Konstruksi dan Sarana Bangunan


1.

Wajib Lapor Pekerjaan/Proyek Konstruksi Bangunan


Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib
dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk

2.

Akte Pengawasan Ketenagakerjaan Proyek Konstruksi Bangunan


a.

Pengertian
Terdiri

dari: data pelaksana konstruksi/pengawas-perencana

konstruksi, data teknis proyek, berita acara pemeriksaan, kartu


pemeriksaan dan lembaran pemeriksaan.
b.

Batasan
Tempat kerja/pekerjaan konstruksi bangunan dengan waktu
proyek 6 bulan atau lebih harus diterbitkan akte ini dan akte
9

harus

diserahkan

Pelaksana

Konstruksi

kepada

Pemberi

Tugas/Pemilik setelah proyek selesai


c.

Pengesahan Akte
1.

Setelah meneliti wajib lapor pekerjaan proyek/konstruksi


bangunan
2.
Melakukan pemeriksaan K3 proyek oleh pengawas spesialis
K3 konstruksi
3.
Menerbitkan akte pengawasan
4.
Melakukan pemeriksaan berkala, sampai proyek selesai.
F. Perancah
Perancah adalah pelataran kerja atau platform yang dibuat sementara
dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan dan
peralatan kerja.
Jenis-jenis perancah:

Perancah
Perancah
Perancah
Perancah
Perancah
Perancah
Perancah
Perancah
Perancah
Perancah
Perancah

frame
kayu bulat
pipa
tiang tunggal dengan lantai kerja menggunakan plat
tiang tunggal dengan bracket
bergerak
kuda-kuda
persegi
gantung
tupang sudut
mekanik

Yang harus diperhatikan dalam keselamatan kerja perancah:


1.

Pemeriksaan dan pengujian


Merupakan proses riksa dan uji secara sistematis terhadap keadaan
fisik

dari

suatu

objek

konstruksi

bangunan

perancah,

yang

bertujuan untuk menilai kelayakan kondisi perancah.


2.

Pengesahan
Setiap

perancah

yang

digunakan

harus

memiliki

pengesahan

penggunaan perancah dari Kantor Dinas Tenaga Kerja Pemerintah


10

Kota/Kabupaten

setempat,

tetapi

sebelumnya

harus dilakukan

pemeriksaan dan pengujian:


a.

Pemeriksaan pertama
Terdiri dari pemeriksaan dokumen teknik dan pemeriksaan
lapangan
b.
Pemeriksaan berkala
G. Plambing/Pemipaan
1.

Fungsi instalansi plambing:

2.

Jenis-jenis plambing

3.

penyediaan air bersih


membuang air kotor

Instalansi plambing air bersih


Instalansi plambing air kotor
Instalansi plambing air hujan
Pemeriksaan dan pengujian

Objek pemeriksaan dan pengujian adalah instalansi pipa penyalur,


tangki, hydrostos, alat-alat perlengkapan dan pengaman
4.

Pengesahan
Sebelum

instalansi

plambing

dipakai,

pemilik

mengajukan

permohonan pengesahan penggunaan kepada Dinas Tenaga Kerja


Kabupaten/Kota.

Sebelum

dikeluarkan

pengesahan,

harus

dilakukan pemeriksaan dan pengujian pertama.

H. Penanganan Bahan
Ada beberapa jenis untuk menangani bahan baik dalam mengangkut,
mengangkat, memindahkan maupun menyimpan bahan. Penanganan
bahan dapat berjalan dengan aman dan selamat jika dilakukan sesuai
dengan prosedur yang berlaku, termasuk juga cara penyimpanannya.

11

Cara

menyimpan

atau

menempatkan

material

tersebut

harus

disesuaikan dengan jenis material dan tanda-tanda khusus yang


diperlukan harus dipasang.

I. Peralatan Bangunan
1.

Instalansi lift barang

2.

Instalansi lift orang

3.

Instalansi listrik

4.

Instalansi penyalur petir

5.

Instalansi tata udara

BAB III
12

PENUTUP

Pembahasan

peraturan

mengenai

Pengawasan

K3

Konstruksi

dapat

dipergunakan sebagai referensi bagi para pengurus maupun ahli K3 di masingmasing

perusahaan,

sehingga

dengan

penerapan

dan

pengawasan

K3

konstruksi yang efektif diharapkan akan dapat mengendalikan bahaya atau


mengurangi bahkan dapat menghilangkan resiko yang ditimbulkan oleh
pekerjaan tersebut.

13

Anda mungkin juga menyukai