Skenario 1 :
Seorang gadis berusia 22 tahun, karyawati swasta, mempunyai riwayat nyeri
kepala sejak usia 17 tahun. Dia melukiskan nyeri yang dialaminya seperti berdenyut
pada salah satu sisi kepala. Nyeri dirasakan semakin bertambah apabila dia
menggerakkan kepalanya atau melakukan aktivitas apapun. Adanya suara dan cahaya
yang terang juga menambah intensitas nyeri kepalanya.
Skenario 2 :
Seorang laki laki 23 tahun mahasiswa sebuah perguruan tinggi ternama
dikotanya, sedang menghadapi kesulitan untuk menyelesaikan tugas akhir. Penderita
merasakan nyeri kepala selama hampir 4 bulan terakhir. Nyeri timbul beberapa kali
dalam seminggu. Nyeri kepala dirasakan seperti terikat kencang. Penderita juga
merasakan sulit tidur dan mual.
Check list - Anamnesis
No
Skills
0
Score
1 2
1
2
3
4
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
(KEKUATAN OTOT-REFLEKS PATOLOGIS)
Kekuatan otot
Pemeriksaan fisik di bidang penyakit saraf dilakukan untuk menentukan
diagnosa serta menunjang temuan pada anamnesa. Secara garis besar lokasi kelainan
pada penyakit saraf terbagi dalam 2 bagian besar yaitu susunan saraf pusat atau upper
motor neuron (UMN) dan susunan raraf tepi atau lower motor neuron (LMN).
Kelemahan anggota gerak pada kelainan UMN terutama ditandai dengan
adanya reflex fisiologis yang meningkat atau meluas, munculnya reflex patologis,
tonos otot yang meningkat dan trofi otot normal. Kelainan LMN di tandai dengan
adanya hal hal yang sebaliknya yaitu reflek fisiologis yang menurun atau
menghilang, reflex patologis tidak muncul atau negatif, tonus otot menurun dan trofi
otot menurun atau hypotrofi.
Berat ringannya kelemahan anggota gerak diperiksa dengan menilai kekuatan
anggota gerak. Anggota gerak atas dibagi dalam tiga bagian baik kanan maupun kiri,
yaitu daerah tangan, lengan bawah dan lengan atas. Demikian pula anggota gerak
bawah dibagi menjadi kaki, tungkai bawah dan tungkai atas. Kekuatan anggoota
gerak hanya dapat diperiksa dalam keadaan penderita tidak mengalami penurunan
kesadaran. Penilaian tersebut valid dinilai jika tidak ada gangguan lain pada anggota
gerak yang diperiksa, misalnya tidak sedang mengalami nyeri pada anggota gerak.
Berikut ini adalah cara menilai kekuatan anggota gerak atas : (1) Untuk
menilai kekuatan tangan, penderita disuruh menarik suatu benda yang dipegang atau
ditahan oleh pemeriksa. Hal itu dapat pula dilakukan dengan bersalaman erat antara
penderita dengan pemeriksa. (2) Lengan bawah diperiksa dengan cara penderita
diminta untuk melawan tahanan yang diberikan pemeriksa pada lengan bawah
penderita, (3) Lengan atas diperiksa dengan cara penderita diminta untuk melawan
tahanan yang diberikan pemeriksa pada lengan atas penderita.
Pemeriksaan kekuatan anggota gerak bawah dilakukan dengan cara : (1) Kaki
penderita diminta untuk melawan tahanan baik dari plantar atau dorsal pedis, (2)
Tungkai bawah diperiksa dengan meninta penderita melawan tahanan yang diberikan
pemeriksa pada tungkai bawah penderita, (3) Tungkai atas diperiksa dengan meninta
penderita melawan tahanan yang diberikan pemeriksa pada tungkai atas penderita.
Penilaian kekuatan anggota gerak dilakukan dengan memerikan skor, yaitu :
- Skor 5 kekuatan penuh
- Skor 4 bisa melawan grafitasi dan menahan tahanan ringan
- Skor 3 bisa melawan grafitasi namun tida bisa melawan tahanan ringan
- Skor 2 tak bisa melawan grafitasi hanya bisa digerakkan kanan kiri /
bergeser
- Skor 1 tak bisa digerakkan, hanya bisa berkontraksi otot saja
- Skor 0 tidak bisa berkontraksi sekalipun
Reflek Patologik
Pemeriksaan refleks sangat penting nilainya dalam pemeriksaan fisik
neurologi. Berbeda dengan pemeriksaan neurologi lainnya seperti pemeriksaan
kekuatan otot, nervi cranialis dan pemeriksaan sensibilitas serta beberapa
pemeriksaan neurologi yang lain, pemeriksaan reflek dapat dilakukan pada orang
yang mengalami penurunan kesadaran bahkan sampai koma. Pemeriksaan reflek
dapat dilakukan pula pada bayi, anak anak serta orang dengan inteligensi yang
rendah serta orang yang gelisa. Pemeriksaan reflek menjadi sangat penting nilainya
karena lebih obyektif.
Selain reflek fisiologik, dikenal pula reflek patologik. Reflek patologik terjadi
jika terjadi kelainan atau kerusakan hubungan dengan pusat pusat yang lebih tinggi
yaitu pada susunan saraf pusat. Selain munculnya reflek patologik,
jika terjadi
gangguan pada susunan saraf pusat maka reflek fisiologikpun akan meningkat atau
meluas.
ditunggu tidak ada perbaikan tanpa pengobatan, akhirnya penderita datang ke UGD
dan didiagnosa Stroke iskemik.
Check list Pemeriksaan Kekuatan Otot
No
Skills
Score
0 1 2
and
Skills
Score
0 1 2
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
(NERVI CRANIALIS)
Nervi cranialis
Saraf otak
N.I
N.II
N. III
N. IV
N. V
N. VI
N. VII
: ( kanan / kiri )
: daya pembau
: daya penglihatan
pengenalan warna
medan penglihatan
fundus okuli
papil
retina
perdarahan
: ptosis
gerakan mata ke medial-atas-bawah
ukuran pupil
bentuk pupil
refleks cahaya langsung
refleks cahaya konsensuil
refleks akomodatif
strabismus divergen
diplopia
: Gerakan mata ke medial bawah
Stabismus konvergen
Diplopia
: Menggigit
Membuka mulut
Sensibilitas muka atas-tengah-bawah
Refleks kornea
Refleks bersin
Refleks masseter
Refleks zigomatikus
Trismus
: Gerakan mata ke lateral
Strabismus konvergen
Diplopia
: Kerutan kulit dahi
Kedipan mata
Lipatan nasolabial
Sudut mulut
Mengerutkan dahi
N.VIII
N. IX
N. X
N. XI
N. XII
Mengerutkan alis
Menutup mata
Meringis
Mengembungkan pipi
Tiks fasial
Lakrimasi
Daya kecap lidah 2/3 depan
Refleks visuo-palpebral
Refleks glabella
Refleks aurikulo-palpebral
Tanda Myerson
Tanda Chvostek
Bersiul
: Mendengar suara berbisik
Mendengar arloji
Tes Rinne-Weber-Schwabach
: Arkus faring
Daya kecap lidah 1/3 belakang
Refleks muntah
Sengau
Tersedak
: Denyut nadi/menit
Arkus faring
Bersuara
Menelan
: Memalingkan kepala
Sikap bahu
Mengangkat bahu
Trofi otot bahu
: Sikap lidah
Artikulasi
Tremor lidah
Menjulurkan lidah
Kekuatan lidah
Trofi otot lidah
Fasikulasi lidah
Score
0 1 2
10
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
(TULANG BELAKANG DAN NYERI)
Tulang Belakang dan Nyeri
Pada dasarnya pemeriksaan tulang belakang meliputi :
1. Inspeksi dilakukan sepanjang vertebra dan daerah para vertebra. Dinilai sikap
dan gerakan vertebra, adakah kelainan bentuk atau deformitas, dislokasi, luka atau
tanda peradangan, edema, tanda fraktur, benjolan, gibbus dan lain lain.
2. Palpasi dilakukan palpasi sepanjang vertebra dan daerah para vertebra. Dinilai
adakah nyeri tekan, spasmus, hipertermi dan lain lain.
3. Range of motion dilakukan dengan meminta penderita untuk menunduk,
mendongak, membungkuk, miring kekiri dan ke kanan, memutar.
4. Manuver (Tes lermitte, valsava, nafziger, Lasegue, Patrick, Kontra Patrick)
5. Pemeriksaan tambahan yang sesuai : kekuatan dan tonus otot anggota gerak jika
memungkinkan, reflek fisiologis dan patologis (untuk melihat kelainan perifer atau
central seperti tumor medulla spinalis, spondilitis TB, HNP atau trauma yang
menekan medula spinalis)
Penilaian nyeri dilakukan melalui pemeriksaan anamnesis dan pemeriksaan
Fisik. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik umum dan emeriksaan neurologik
(kesadaran, saraf-saraf kranial, motorik, sensorik, otonom, fungsi luhur). Secara
skematik pemeriksaan nyeri digambarkan pada tabel dibawah ini :
Asesmen Nyeri Inisial
1. Onset dan pola temporalKapankah nyeri berawal?Berapa sering? Apakah
intensitasnya berubah?
2. LokasiDi manakah nyerinya?Apakah lebih dari 1 tempat?
3. DeskripsiSeperti apakah rasa nyerinya? Istilah apa yang sesuai dengan
gambaran nyeri yang anda alami?
A.
Asesmen 4. IntensitasPada skala 0 sampai 10, di mana 0 adalah keadaan tanpa nyeri
intensitas dan dan 10 adalah keadaan nyeri paling hebat yang anda bayangkan, seberapakah
karakter nyeri
nyeri anda sekarang? Seberapa pula nyeri itu pada keadaan terburuknya?
Seberapa nyeri itu pada keadaan terbaiknya?
11
B.
Asesmen
psikososial
C. Pemeriksaan
fisik
dan
neurologik.
D.
Evaluasi
Diagnostik
12
Scenario 1 :
Seorang wanita 47 th, pedagang hasil bumi, sering mengangkat berat. Penderita
merasakan nyeri boyok sejak 1 tahun yang lalu. Nyeri makin hari makin berat dan
menjalar ke tungkai kiri disertai kesemutan. BAB dan BAK normal.
Scenario 2 :
Seorang pria 39 th pekerjaan petani, datang kepada anda dengan keluhan nyeri leher
menjalar ke kedua lengan disertai kesemutan. Hal itu dirasakan sejak 1 bln yang lalu
didahului dengan trauma, leher terdengklak saat menyunggi beban berat dan terjatuh
ke belakang.
Scenario 3 :
Seorang pria 45 tahun, pekerjaan guru SD, perokok berat. Penderita mengeluh nyeri
dipunggung yang dirasakan sejak 1 tahun terakhir. Nyeri menjalar ke kedua tungkai
disertai kesemutan. Sejak tiga bulan terakhir kedua tungkai kaku, sulit digerakkan dan
makin lama makin lemah sehingga untuk berjalan perlu bantuan. Buang air besar dan
kecil sulit. Penderita juga sering batuk berdahak yang kadang disertai darah serta
sering panas nglemeng.
Check list - Pemeriksaan Fisik Vertebra
No Uraian
0 1
1
Mengucap salam serta menjelaskan pada penderita tentang apa
yang akan dilakukan
2
Mepersilakan penderita untuk duduk, berdiri atau berbaring
3
Meminta penderita memberikan respon / mengatakan jika sakit
4
Inspeksi
5
Palpasi
6
Range of motion
7
Manuver (laseque, patrick, contra patrick, lermitte, valsava,
nafziger)
8
Pemeriksaan fisik tambahan yang sesuai
9
Menyimpulkan hasil
0 = not conducted
1 = conducted but not correctly
2 = correctly and
perfectly conducted
13
14