7 Mmtum
7 Mmtum
Mekanika
x dm
dm
x dm
M
miyi
mi
y dm
dm
y dm
M
mizi
mi
z dm
dm
z dm
M
F1
F2
38
Mekanika
Fn
M apm = F1 + F2 + ... + Fn
Jadi massa total dikalikan percepatan pusat massa sama dengan
jumlah vektor semua gaya yang bekerja pada sekelompok partikel
tersebut. Karena gaya internal selalu muncul berpasangan (saling
meniadakan), maka tinggal gaya eksternal saja
M apm = Feks
Pusat massa suatu sistem partikel bergerak seolah-olah dengan
seluruh sistem dipusatkan di pusat massa itu dan semua gaya
eksternal bekerja di titik tersebut.
3. MOMENTUM LINEAR
Untuk sebuah partikel dengan massa m dan bergerak dengan
kecepatan v, didefinikan mempunyai momentum :
p = m v.
Untuk n buah partikel, yang masing, masing dengan momentum p 1,
p2 , ... , pn, secara kesuluruhan mempunyai momentum P,
P = p1 + p2 + ... + pn
P = m1v1 + m2v2 + ... + mn vn
P = M vpm
Momentum total sistem partikel sama dengan perkalian massa total
sistem partikel dengan kecepatan pusat massanya.
dP/dt = d(Mvpm)/dt
= M dvpm/dt
39
Mekanika
dP/dt = M apm
Jadi
Feks = dP/dt
t + t
M
v
M - M
v + v
Mekanika
Mekanika
F(t)
Fr
t
t
Tampak bahwa gaya impulsif tersebut tidak konstan. Dari hukum ke-2
Newton diperoleh
F = dp/dt
tf
pf
F dt = dp
ti
pi
tf
I = F dt = p = Impuls
ti
Dilihat dari grafik tersebut, impuls dapat dicari dengan menghitung
luas daerah di bawah kurva F(t) (yang diarsir). Bila dibuat pendekatan
bahwa gaya tersebut konstan, yaitu dari harga rata-ratanya, Fr , maka
I = Fr t = p
Fr = I /t =p/t
Impuls dari sebuah gaya sama dengan perubahan momentum
partikel .
7. KEKEKALAN MOMENTUM DALAM TUMBUKAN
42
Mekanika
F12
F21
m1
m1
m2
Mekanika
sesudah
m2
v1
m1
v2
m2
v1
v2
y
44
Mekanika
v2
m2
m1
v1
2
1
x
v1
45