Anda di halaman 1dari 72

5/6/2013 1

5/6/2013 2
Benda, disebut sebagai sistem (kesatuan, kelom-
pok) partikel.
Wujud benda, dapat berupa zat padat dan zat alir
(fluida).
Fluida dapat berupa zat cair atau gas.
Pembicaraan dinamika sistem partikel diasumsi-
kan dengan massa partikel tetap.
Wujud benda berupa padat maupun fluida, diten-
tukan oleh perilaku interaksi partikel antar zat di
dalam sistem zat tersebut.
5/6/2013 3
Gerak Pusat Massa
Misal terdapat partikel massa m
1
; m
2
; . m
n

dan berposisi pada ; r
1
; r
2
; r
n
dan seluruh
partikel merupakan kesatuan.
Posisi sistem pusat massa didefinisikan sebagai;
M
r m
m
r m
m
m
m
m
m
m
n
i
i i
i
n
i
i i
n
n n
c

= =
= = + + + =
1 1
2
2 2
1
1 1


.......
r r r
R
M
v m
dt
d
m
M dt
d
i i
c
i
i
c
c

= = = v
r R
v
1

= =
i c
M p P v
5/6/2013 4
M
y m
y
n
i
i i
c

=
=1
M
x m
x
n
i
i i
c

=
=1
M
z m
z
n
i
i i
c

=
=1
M
z m y m x m
i i i i i i
c
k j i
R


+ +
=
M
z y x m
i i i i
c
)

( k j i
R
+ +
=

M
m
i i
c

=
r
R
k j i r

i i i i
z y x + + =
k j i R

c c c c
z y x + + =
5/6/2013 5
Contoh.
Sistem terdiri dari tiga partikel sama dan memi-
liki massa satu satuan massa dengan posisi dan
kecepatan sebagai berikut.
r
1
= i + j , v
1
= 2 j
r
2
= j + k , v
2
= j
r
3
= k , v
3
= i + j + k
Carilah posisi kecepatan dan p linier sistem massa
tersebut !
Penyelesaian.
m
1
= m
2
= m
3
= 1 satuan
5/6/2013 6
Posisi pusat massa,
3
2 2 ) ( ) (
3 2 1
k j i k k j j i
R
+ +
=
+ +
+ + + +
=
m m m
c
v pusat massa,
3
2 4 ) ( 2
3 2 1
k j i k j i j j
v
+ +
=
+ +
+ + + +
=
m m m
c
p pusat massa,
k j i
k j i
v p 2 4
3
2 4
3 + + =
+ +
= =
c c
5/6/2013 7
Partikel Bebas.
Partikel bebas, partikel yang tidak memiliki inter-
aksi dengan partikel lain.
Sistem partikel bebas (sistem partikel tertutup),
memiliki p tetap (hukum Newton I).
Pusat massa sistem tertutup bergerak dengan v
tetap dalam sistem inersial.
Pusat massa partikel sistem tertutup relatif diam
pada kerangka acuan inersial pusat massa (v
c
=
0).
Pernyataan v
c
= 0, disebut kerangka acuan C
atau kerangka acuan pusat massa.
5/6/2013 8
Momentum sistem partikel dalam kerangka acu-
an C momentumnya selalu nol (P = E p
i
= 0).
Kerangka acuan C, disebut kerangka acuan mo-
mentum nol (karena v
c
relatif diam pada pusat
massa).
Kerangka acuan C penting pada beberapa perco-
baan yang dilakukan di dalam laboratorium [ke-
rangka acuan L (laboratorium) dapat dipermudah
analisisnya dalam kerangka acuan C].
5/6/2013 9
S
S
!

Sistem S terbuka (artinya parti-
kel penghuni S dapat berinter-
aksi dengan partikel lain di se-
keliling S).
Sistem lain S
!
, secara bersama-sama S membentuk
sistem tertutup (sistem S + S
!
, sistem tertutup).
Partikel anggota S, tidak hanya berinteraksi dengan
partikel sesama anggota, tetapi juga dengan partikel
di luar S (yaitu S
!
).
Momentum partikel S (disebut p
i
) dan S
!
(disebut p
j
)
sehingga partikel sistem S + S
!
momentum total.
P = p
i
+ p
j
= tetap atau P = P
s
+ P
s
!
= tetap
5/6/2013 10
Perubahan p yang dialami oleh partikel S akan
diikuti oleh partikel dari S
!
dengan nilai sama
besar tetapi berlawanan tanda sehingga jika di-
jumlahkan besarnya nol.
AP
s
= - AP
s
!
atau E Ap
i
= - E Ap
j

Interaksi partikel isi S dan S
!
menggambarkan per
tukaran p.
Bila pertukaran p tersebut berjalan dalam waktu
dt yang mendekati nilai nol sehingga berlaku:
5/6/2013 11
dt
d
dt
d
s s
!
P
P
=
Perubahan p tiap satuan waktu sistem S
!
disebut F
luar yang didesakkan pada sistem S,
( ) ( )

F P F P = =
i s
dt
d
dt
d

F

(gaya luar) merupakan perubahan p tiap satuan


waktu sistem S sebagai hasil interaksi dengan S
!
.
F dalam yang ada pada S (merupakan interaksi
partikel penyusun S) tidak menghasilkan per ubah-
an p total (sebagai akibat prinsip kekekalan p).
5/6/2013 12
Gaya luar (F

) dari sistem S
!
, maka F

= - F

!
(me-
rupakan hukum aksi-reaksi, antara sistem S de-
ngan S
!
).
Kecepatan pusat massa sistem S menjadi,
( ) ( )
c c
s
c
dt
d
M
dt
d
M
v F v
P
v = = =

percepatan
Gerak pusat massa sistem partikel sama dengan
tingkah laku benda jika dikenai gaya luar yang ber-
titik tangkap pada pusat massanya.
5/6/2013 13
Contoh.
Benda massa M dijatuhkan, pada saat
ketinggian 2000 m pada saat memiliki v
= 60 m s
-1
dan pecah menjadi dua
bagian sama besar. Sesaat setelah
ledakan salah satu bagian ber-v 80 m s
-1

ke bawah. Carilah posisi pusat massa
sistem 10 detik setelah ledakan !
Penyelesaian.
80 m s
-1

60 m s
-1

2000 m
Asumsi setelah terjadi ledakan gaya luar
tidak berubah (pusat massa benda terus
bergerak setelah ledakan).
5/6/2013 14
Setelah ledakan pusat massa benda setinggi,
Cara lain,
h = h
o
+ v
o
t + g t
2

Diisikan besaran yang (diketahui),
h = (2000 m) - 60 m s
-1
(10 s) - (9,8 m s
-2
)(10 s)
2

= 910 m
Dihitung langsung posisi pusat tiap massa bagian,
setelah 10 detik ledakan.
M v
o
= m
1
v
1
+ m
2
v
2
, (m
1
= m
2
= M).
2 v
o
= v
1
+ v
2
,
2 (- 60 m s
-1
) = (- 80 m s
-1
) + v
2
v
2
= - 40 m s
-1
.
5/6/2013 15
Kedua bagian benda, bergerak secara bersm.
Bagian pertama, setelah 10 detik
h
1
= h
o
+ v
1
t + g t
2

h
1
= (2000 m) - 80 m s
-1
(10 s) - (9,8 m s
-2
)(10 s)
2

= 710 m
Bagian kedua, setelah 10 detik
h
2
= h
o
+ v
2
t + g t
2
h
2
= (2000 m) - 40 m s
-1
(10 s) - (9,8 m s
-2
)(10 s)
2

= 1110 m
Pusat massa dihitung lewat formula,
5/6/2013 16
m 910
2
710 1110

2
2 1
2 1
2 2 1 1
=
+
=
+
=
+
+
=
h h
h
m m
h m h m
h
Hasil kedua perhitungan sama.
5/6/2013 17
Contoh.
Dua buah massa m dan M, (m < M) dihubungkan
dengan tali dilewatkan piringan. Piringan dapat
berputar pada sumbunya. Hitunglah a pusat
massa sistem tersebut ? Segala sesuatu yang
berhubungan dengan piringan dan tali diabaikan.
Penyelesaian
Misal M bergerak turun (m naik) akan mengguna-
kan percepatan yang sama yaitu,
g
m M
m M
a
+

=
m M
a m a M
a
cm
+
+
=
) ( ) (
, massa pusat Percepatan
5/6/2013 18
(karena percepatan M turun dan m naik dengan ni-
lai sama).
g
m M
m M
a
cm
2

, massa pusat Percepatan
|
.
|

\
|
+

=
m M
a m a M
a
m M
x m x M
x
cm cm
+
+
=
+
+
=
2 1 2 1

, massa pusat Posisi
Cara lain.
Karena a
1
= - a
2
= a (arah berlawanan)

g
m M
m M
a
cm
2

, massa pusat Percepatan
|
.
|

\
|
+

=
5/6/2013 19
Hubungan (F

) dengan Gaya Penyusun Sistem


Sistem tertutup, terdiri dari dua partikel m
1
dan m
2
.
F
12
merupakan gaya yang dimi-
liki partikel m
1
karena berinter-
aksi dengan partikel m
2
.
m
1

m
2

F
2

F
1

F
12

F
21

F
12
= - F
21

F
21
merupakan gaya yang dimi-
liki partikel m
2
karena berinter-
aksi dengan partikel m
1
.
F
1
dan F
2
,resultan gaya luar yang bekerja pada par
tikel m
1
serta m
2
.
Dalam sistem dua massa, berlaku hukum ke dua
Newton dengan formulasi persm,
5/6/2013 20
Bab 6-20
( ) ( )
21 2 2 12 1 1
dan F F p F F p + = + =
dt
d
dt
d
Resultan F sistem,
( ) ( )
2 1 2 1
F F p p P + = + =
dt
d
dt
d
Perubahan p total sistem tiap satu satuan waktu =
jumlah F luar yang bekerja pada partikel m
1
dan
m
2
.
( )

F p P = =
i
dt
d
dt
d

F luar memberi warna gerakan sistem partikel
(dapat diartikan benda).
5/6/2013 21
Massa Reduksi
Dua partikel massa m
1
dan m
2

saling berinteraksi (tanpa ada
aksi gaya luar).
Gaya F
12
dan F
21
, merupakan
gaya dalam (internal, gaya in-
teraksi).
F
12
& F
21
// r
12

r
12
merupakan garis hubung kedua partikel.
Persm gerak relatif sistem partikel terhadap 0,

21
2
2 12
1
1
F
v
dan F
v
= =
dt
d
m
dt
d
m
m
1

m
2

F
12

F
21

r
1

r
2

x
r
12

0
5/6/2013 22
( )
12
2 1
2 1
2
21
1
12 2 1

1 1
F
F F v v
|
|
.
|

\
|
+ = =
m m
v v
dt
d
m m dt
d
dt
d
2 1
2 1
2 1
m

1 1 1
) ( reduksi Massa
m m
m
m m +
=
|
|
.
|

\
|
+ =

( ) ) (
12 12
12
12 2 1
a F
F
v

= = =
dt
d
v v
dt
d
v
12
kecepatan partikel m
1
relatif terhadap partikel m
2

a
12
percepatan partikel m
1
relatif terhadap partikel m
2

Jika nilai massa m
1
<< m
2
maka massa reduksi,
|
|
.
|

\
|
~
+
=
2
1
1
2
1
1
1
1
m
m
m
m
m
m

pendekatan.
Bila, m
1
= m
2
nilai massa reduksi = m
1
.

5/6/2013 23
Contoh.
Diamati dua partikel massa m
1
dan m
2
ber-v, v
1

dan v
2
. Hitung v pusat massa relatif terhadap
pengamat dan p tiap partikel relatif terhadap pusat
massanya !
Penyelesaian.
Kecepatan relatif pusat massa (dua partikel) terha
dap pengamat,
2 1
2 2 1 1
m m
m m
c
+
+
=
v v
v
Kecepatan relatif tiap partikel terhadap pusat massa
adalah,
5/6/2013 24
2 1
2 1 2
2 1
2 2 1 1
1
1
!
1
) (


, pertama Partikel
m m
m
m m
m m
c
+

=
+
+
=
=
v v
v v
v
v v v
2 1
2 1 1
2 1
2 2 1 1
2
2
!
2
) (


, kedua Partikel
m m
m
m m
m m
c
+

=
+
+
=
=
v v
v v
v
v v v
5/6/2013 25
Kedua kecepatan, nampak berlawanan sebagai aki
bat pengamatan pada kerangka acuan C, (p
c
= 0)
(jumlah momentum sistem tidak berubah).
) (
) (
, pertama partikel Momentum
2 1
2 1
2 1 2 1
!
1 1
v v
m m
m m
m
=
+

=

v v
v
) (
) (
, kedua partikel Momentum
2 1
2 1
2 1 2 1
!
2 2
v v
m m
m m
m
=
+

=

v v
v
5/6/2013 26
Momentum Sudut Sistem (L)
F
2

m
1

m
2

F
12

F
21

r
1

r
2

x
r
12

F
1

0
Momentum sudut (L) partikel re-
latif terhadap suatu titik tertentu,
dinyatakan sebagai L = r mv
atau L = r p dan momen gaya
t = dL/dt.
Momen sistem dua partikel ber-
laku, t
1
= dL
1
/dt dan t
2
= dL
2
/dt.
( )
( ) ( )
21 2 2 12 1 1
2 1 2 1
F F r F F r
L L
+ + + =
+ = +
dt
d
t
1
= r
1
x (F
1
+ F
12
) dan t
2
= r
2
x (F
2
+ F
21
)
5/6/2013 27
( ) ( ) ( )
0
) (
2 2 1 1
12 2 1 2 2 1 1
21 2 2 12 1 1 2 1
+ + =
+ + =
+ + + = +
F r F r
F r r F r F r
F F r F F r L L
dt
d
Hukum kedua Newton untuk masing-masing partikel,
Partikel pertama, m
1
a
1
= F
1
+ F
12

Partikel kedua, m
2
a
2
= F
2
+ F
21

Karena bergerak, tiap partikel suatu saat ber-v, v
1

dan v
2
.
Dalam waktu dt kedua partikel berpindah sejauh dr
1

dan dr
2
sehingga diperoleh,
5/6/2013 28
Partikel pertama, m
1
a
1
. dr
1
= F
1
. dr
1
+ F
12
. dr
1

Partikel kedua, m
2
a
2
. dr
2
= F
2
. dr
2
+ F
21
. dr
2

m
1
a
1
. dr
1
+ m
2
a
2
. dr
2
= F
1
. dr
1
+ F
2
. dr
2

+ F
12
. (dr
1
- dr
2
)

m
1
v
1
dv
1
+ m
2
v
2
dv
2
= F
1
. dr
1
+ F
2
. dr
2
+ F
12
. dr
12


( )
} } } }
+ + = +
B
A
B
A
v
v
v
v
d d d dv v m dv v m
o o
12 12 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1
r . F r . F r . F
Dalam waktu t
o
t, partikel berpindah dari A B.
) (
2
1
) (
2
1
kiri, Ruas
2
02 2
2
2 2
2
01 1
2
1 1
v m v m v m v m +
5/6/2013 29
( )
d
B
A
B
A
W W d d d + = + +
} }
12 12 2 2 1 1
kanan, Ruas r . F r . F r . F
o
Ek Ek v m v m v m v m = + + ) (
2
1
) (
2
1

2
02 2
2
01 1
2
2 2
2
1 1
Disusun Persamaan, Ek = Ek Ek
o
= W

+ W
d

AEk = kerja yang dilakukan oleh sistem karena
adanya gaya yang bekerja padanya (baik gaya
luar maupun dalam).
5/6/2013 30
Contoh.
5/6/2013 31
Hukum Kekekalan Energi Sistem
Jika hukum interaksi dua partikel memiliki gaya
bersifat konservatif, sehingga memunculkan kon
sep energi potensial (Ep) yang tergantung pada
posisi koordinat massa partikel m
1
dan m
2
ber-
laku,
( ) ( )
12 12 12 12
Ep Ep d
o
B
A
=
}
r . F
Ep
12
nilai Ep saat t dan (Ep
12
)
o
nilai saat t
o
dise-
but Ep dalam suatu sistem nilainya tergantung
pada jarak r
12
.
Ek Ek
o
= W

+ (Ep
12
)
o
- (Ep
12
)
5/6/2013 32
(Ek + Ep) = W

+ (Ek + Ep
12
)
o

Persm tersebut merupakan pernyataan hukum
kekekalan energi, sebagai akibat adanya prinsip
kekekalan momentum serta asumsi konserva-
tisasi gaya.
Besaran Ek + Ep
12
= U, disebut "proper energi"
sehingga diperoleh, U U
o
= W

.
Perubahan proper energi (AU) = kerja yang dilaku
kan oleh sistem karena adanya gaya luar.
Bila di dalam sistem tidak ada gaya luar (partikel
bebas atau sistem disekap), W

= 0 U - U
o
= 0
atau U = U
o
.
5/6/2013 33
Jika dalam sistem yang terlindungi, Ek bertambah
maka Ep berkurang atau sebaliknya (karena jum-
lahnya harus tetap).
Bila sistem terdiri lebih dari dua partikel, Ep diper-
oleh dari tiap pasangan partikel,
U = Ek + Ep
d
= m v
2
+ Ep
ij

2
2
2
2 2
2
1 1
2
2
1
.....
2
1
2
1
2
1
n
v m v m v m mv Ek + + + = =
Ep
d
= Ep
ij
= Ep
12
+ Ep
13
+ + Ep
1n
+ Ep
2n
+ Ep
nm

Bila dalam sistem bekerja gaya luar bersifat konser
vatif berarti W

= (Ep

)
o
- (Ep

).
5/6/2013 34
Besaran (Ep

)
o
- (Ep

), Ep yang berhubungan de-


ngan gaya luar dari keadaan awal dan akhir sistem.
(U + Ep

) = (U + Ep

)
o

Energi total sistem, E = U + (Ep

) = Ek + Ep
d
+ Ep


5/6/2013 35
5/6/2013 36
Tumbukan
Dua partikel bergerak saling mendekati satu de-
ngan yang lain (melakukan interaksi sehingga ge-
rak mereka berubah, artinya mereka telah melaku-
kan pertukaran momentum dan energi).
Dengan melakukan pertukaran energi dan mo-
mentum artinya kedua partikel tersebut telah
melakukan tumbukan.
Pengertian tumbukan tidak perlu bersinggungan
secara fisik (bila telah berinteraksi, artinya telah
melakukan tumbukan).
Gaya-gaya yang bekerja pada proses tumbukan
adalah pasangan gaya aksi-reaksi
5/6/2013 37
Selama tumbukan mereka di bawah pengaruh
gaya aksi-reaksi satu dengan lainnya.
Dalam tumbukan berlaku hukum ketiga Newton.
Momentum total partikel sebelum dan sesudah
tumbukan tetap (dapat terjadi besar momentum
sudut tetap).
) ( ) (
!
2 2 2
!
1 1 1
!
2
!
1 2 1
v v v v p p p p = + = + m m
v
1
, kecepatan partikel satu, sebelum tumbukan
dan v
1
!
sesudah tumbukan.
Dua partikel bergerak dengan kecepatan tetap
sebelum dan sesudah bertumbukan.
5/6/2013 38
Gaya-gaya yang berperan selama dalam tumbuk-
an adalah gaya dalam (momentum dan energi-
nya kekal).
Bila gaya-gayanya konservatif Ek tetap (Ep sebe-
lum dan sesudah tumbukan sama).
Energi total,
) (
2
1
) (
2
1

2
1
2
1
2
1
2
1

2 !
2
2
2 2
2 !
1
2
1 1
2 !
2 2
2 !
1 1
2
2 2
2
1 1
v v m v v m
v m v m v m v m
=
+ = +
v
2
, kecepatan partikel dua, sebelum tumbukan
dan v
2
!
sesudah tumbukan.
5/6/2013 39
Bila p dan E dibagikan dihasilkan bentuk,
) ( ) (
) ( ) (
!
2
!
1 2 1
!
2 2
!
1 1
v v v v
v v v v
=
+ = +
Perbandingan antara kecepatan relatif sesudah tum
bukan dengan sebelum tumbukan disebut koefisien
restitusi atau koefisien tumbukan (e).
2 1
!
2
!
1

v v
v v
e

=
) ( ) ( ) ( ) (
!
2 2
!
2 2 2
!
1 1
!
1 1 1
v v . v v v v . v v + = + m m
5/6/2013 40
Klasifikasi tumbukan
menyatu benda kedua
mbukan setelah tu
sekali sama lenting tidak
energi) kekekalan
kukum berlaku (tidak
berkurang mekanik energi
sebagian lenting
energi dan momentum
kekekalan hukum berlaku
sempurna lenting
Tumbukan
5/6/2013 41
F
21

F
12

tumbukan kontak langsung
m
1

m
2

Macam-macam tumbukan
F
p
F
12

F
21

He
4

hamburan
t
F
12
F
21
F
5/6/2013 42
Tumbukan yang dipenuhi oleh hukum kekekalan
momentum dan energi disebut tumbukan elastik
sempurna.
Tumbukan dengan energi sesudah dan sebelum
tumbukan tetap (AEk = Ek
!
Ek = 0), tumbukan
tersebut terpenuhi oleh nilai (e = 1).
Tumbukan lenting sempurna (e = 1).
v
1
v
2
- v
1
- v
2
sebelum tumbukan sesudah tumbukan
5/6/2013 43
Tumbukan tidak lenting sama sekali (jika kedua
partikel bergabung lalu bergerak bersama-sama,
dipenuhi v
1
!
= v
2
!
= v).
Kecepatan gabungan dua benda (v) setelah tum-
bukan nilainya (hukum kekekalan momentum),
2 1
2 2 1 1
m m
m m
+
+
=
v v
v
Tumbukan tidak lenting sama sekali, (e = 0)
v
1
v
2
m
1
m
2

Sebelum tumbukan
v

m
1
+ m
2
Setelah tumbukan
5/6/2013 44
Antara dua tumbukan (lenting dan tidak lenting
sama sekali), dinamakan tumbukan lenting seba
gian (tumbukan non elastik) dipenuhi oleh nilai
e, (0 < e < 1).
Tumbukan lenting sebagian, (0< e < 1)
5/6/2013 45
Contoh.
Benda massa 1 kg bergerak dengan kecepatan,
v
1
= 3 i 2 j. Benda kedua massa 2 kg bergerak
dengan kecepatan, v
2
= 4 j 6 k. Kedua benda
bertumbukan dengan tidak lenting sama sekali.
Tentukan kecepatan benda setelah tumbukan !
Penyelesaian.
k j i
k j j i
v
v v
v
4 2
kg ) 2 1 (
) 6 4 )( kg 2 ( ) 2 3 )( kg 1 (
2 1
2 2 1 1
+ =
+
+
=
+
+
=
m m
m m
,besar kecepatan setelah tumbukan
21 m s
-1
.
5/6/2013 46
Contoh.
Benda massa 4 kg bergerak dengan kecepatan 4 m s
-1

ditumbuk oleh benda lain massa 2 kg dari belakang
dengan kecepatan 9 m s
-1
sehingga kecepatannya
menjadi 6 m s
-1
.
Pertanyaan a. berapa besar koefisien tumbukannya ?
b. berapa besar perubahan Ek sistem?
Penyelesaian.
p
1
+ p
2
= p
1
!
+ p
2
!

(4 kg)(4 m s
-1
) + (2 kg)(9 m s
-1
) = (4 kg)(6 m s
-1
)
+ (2 kg)(v
2
!
)
v
2
!
= 5 m s
-1

5/6/2013 47
2 , 0
9 4
5 6

restitusi, Koefisien
2 1
!
2
!
1
=

=
e
v v
v v
e
| | | |
J 16
) 9 )( 2 ( ) 4 )( 4 (
2
1
) 5 )( 2 ( ) 6 )( 4 (
2
1

) (
2
1
) (
2
1

2 2 2 2
2
2 2
2
1 1
2 !
2 2
2 !
1 1
!
=
+ + =
+ + =
= A
v m v m v m v m
Ek Ek Ek
Tanda negatif, artinya kehilangan (berkurang, ada
yang hilang) energi setelah tumbukan.
5/6/2013 48
Contoh.
Bola baja massa m dilemparkan pada pelat baja
bermassa M dengan sudut o. Bola baja mental
(bergerak membalik) dengan sudut . Buktikan
tan = (e 1) tan o !
Penyelesaian.
o

m
v
x
y
Bola baja sumbu x berlaku
m v cos o = m v
!
bx
atau
v cos o = v
!
bx
. Pelat baja
sumbu x berlaku M v
px
= M
v
!
px
= 0. Bola dan pelat
sumbu y berlaku m v sin o
+ M v
py
= m v
!
by
+ M v
!
py

sehingga v sin o = v
!
by
+ v
!
py
.
5/6/2013 49
Koefisien restitusi,
! !
! !
by
2 1
!
2
!
1
sin
sin
v

py by
py
v v v e
v
v
e
v v
v v
e
=


=

=
o
o
o
o
o
sin ) 1 (
2
1

sin
sin
!
! !
! !
v e v
v v v e
v v v
by
py by
py by
=
=
+ =
o
o
o
u tan ) 1 (
2
1
cos 2
sin 1) - (
tan
!
!
= = = e
v
v e
v
v
bx
by
5/6/2013 50
Dalam peristiwa tumbukan alur penyajian kon-
sep (penyelesaian) dapat dilihat dalam bagan di
bawah ini.
Bagan.
Tumbukan
Memberlakukan hukum kekekalan momentum
Tidak memasukkan
hukum kekekalan Ek.
Memasukkan
hukum kekekalan Ek.
5/6/2013 51
Memasukan Hukum
kekekalan Ek.
Tumbukan lenting
sempurna
e = 1
v = - v
!

Tidak memasukan
hukum kekekalan Ek.
Tumbukan tidak lenting
Kedua benda
bergabung
Kedua benda
tetap terpisah
Tumbukan
lenting sebagian
0 < e < 1
Tumbukan tidak
lenting sama
sekali
v
1
!
= v
2
!
= v e = 0
v
v
e
A
A
=
!
Lanjutan.
5/6/2013 52
Soal.
Sebuah peluru bermassa 20 gram ditembakkan
pada bandul balistik bermassa 1980 gram sehing-
ga akhirnya peluru bersarang dalam bandul. Jika
sesaat setelah tumbukan kecepatan bandul dan
peluru adalah 2 m s
-1
, tentukan kecepatan peluru
sebelum menumbuk bandul.
Penyelesaian
?
5/6/2013 53
Contoh.
5/6/2013 54
5/6/2013 55
5/6/2013 56
5/6/2013 57
5/6/2013 58
5/6/2013 59
Torsi Momen gaya
Torsi didefenisikan
sebagai hasil kali
besarnya gaya
dengan panjangnya
lengan
5/6/2013 60
Bab 6-60
Torsi Momen gaya
Torsi berarah positif apabila gaya menghasilkan
rotasi yang berlawanan dengan arah jarum jam.

Satuan SI dari Torsi: newton.m (N.m)
5/6/2013 61
Bab 6-61
Hukum Kekekalan Momentum Sudut
dimana

t
EXT
d
dt
=
L
t
EXT EXT
= r F
L r p =
t
EXT
d
dt
= =
L
0
Jika torsi resultan = nol, maka
Hukum kekekalan momentum sudut
2 1
e e
2 1
I I =
dan
5/6/2013 62
Bab 6-62
Momentum Sudut: Defenisi & Penurunan
Gerak linear sistem partikel berlaku,



Bagaimana dengan Gerak Rotasi ?

F
p
EXT
d
dt
=
F
EXT
= 0
L r p =
t = r F
Untuk Rotasi, analog gaya F adalah Torsi
analog momentum p adalah

momentum sudut
p = mv
Momentum kekal jika
5/6/2013 63
Bab 6-63
Sistem Partikel
Untuk sistem partikel benda tegar, setiap partikel
memiliki kecepatan sudut yang sama, maka mo-
mentum sudut total:
1 2 3
1
n
n i
i
L l l l l l
=
= + + + + =

,
1 1
n n
i
net i net
i i
dL dl
dt dt
t t
= =
= = =

Perubahan momentum sudut sistem hanya disebab-
kan oleh torsi gaya luar saja.
5/6/2013 64
Bab 6-64
i
j
k

v r m m
i
i i i
i
i i i i
i
i

=

= v r p r L
Perhatikan sistem partikel benda tegar yang bero-
tasi pd bidang x-y, sumbu rotasi z. Total momen-
tum sudut adalah jumlah masing
2
momentum su-
dut partikel:
r
1
r
3
r
2
m
2
m
1
m
3
e
v
2
v
1
v
3
Arah L sejajar sumbu z
Gunakan v
i
= e r
i
, diperoleh
e

I = L
(karena r
i
dan v
i

tegak lurus)
analog dengan p = mv !
k r m L
i
2
i i

= e
5/6/2013 65
Vektor Momentum Sudut
Definisi: Momentum sudut dari sebuah benda yang
berotasi tehadap sumbu tetap adalah hasil
kali dari momen inersia benda dengan ke-
cepatan sudut terhadap sumbu rotasi terse-
but.


e

I = L
o
e e
t

I
dt
d
I
dt
I d
dt
L d
= = = =
) (
Demikan juga dengan torsi (Hk II Newton untuk
gerak rotasi):
5/6/2013
Momen Inersia
Untuk benda yang mempunyai distribusi massa kontinu, mo-
men inersianya diberikan dalam bentuk integral
} }
= = dV r dm r I
2 2
dm
x
y
z
dm r I r m I
i
i
i
}

= =
2 2
dl d dr r dV = u
Dimana Elemen Volume
dimana r dr : perubahan radius,
d : perubahan sudut,
dl : perubahan ketebalan.
5/6/2013 67
Bab 6-67
Momen Inersia
Untuk lempengan benda di bawah ini, momen inersia
dalam bentuk integral
( ) dl d dr r r I =
}
u
2
Asumsi rapat massa konstan
Kita dapat membaginya dalam 3
integral sbb:
( ) ( ) ( )
} } }
=
L R
dl d rdr r I
0
2
0 0
2
t
u
5/6/2013 68
Bab 6-68
Hasilnya adalah
| | | |
L
R
I
l
r
I
L
R
=

(

=
t
u
t
2
4
4
4
0
2
0
0
4
L R M =
2
t
Massa dari
lempengan tersebut
2
2
1
MR I =
Momen Inersia benda
Lanjutan.
5/6/2013 69
Bab 6-69
Untuk benda tegar bermassa M yang berotasi terha-
dap sumbu putar sembarang yang berjarak h dari
sumbu sejajar yang melalui titik pusat massanya
(I
CM
diketahui), momen inersia benda dapat diten-
tukan dengan menggunakan:
2
Mh I I
cm
+ =
Teorema sumbu sejajar
Teorema sumbu sejajar,
Sehingga, teorema Kerja-Energi untuk gerak rotasi
menjadi:
2
1
2
2
2
1
2
1 2
1
2
1
e e e e u t
u
u
e
e
I I d I d W = = =
} }
5/6/2013 70
2
2
1
e I Ek
rotasi
=
rotasi
Ek W A = dimana
Bila ,maka sehingga 0 = t

0 = W
0 = A
rot
Ek
Hukum kekekalan Ek Rotasi
Lanjutan.
5/6/2013
71
Bab 6-71
Gerak menggelinding pada bidang miring
u
u
R
x
P
s
f
g
F
sin
g
F u
cos
g
F u
N
Gunakan: torsi = I o
sin
g P
R F I u o =
Maka:
2
sin
1 /
com
com
g
a
I MR
u
=
+
MR
2
g sin = - I o a
com

I
p
= I
com
+ MR
2

a
com
= - o R
5/6/2013 72
Contoh.

Anda mungkin juga menyukai