Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN
I.1

Latar Belakang
Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan

memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah
sfalerit (seng sulfida).Kuningan, yang merupakan campuran aloi tembaga dan
seng, telah lama digunakan paling tidak sejak abad ke-10 SM.
Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng
karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran),
seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar), dan
seng metil ataupun seng dietil di laboratorium organik.
Dari pernyataan di atas maka penulis akan mencoba mendiskripsikan
mengenai unsur umum seng. Baik itu merupakan pengertian seng, sifat fisik,
keberadaan unsur seng di muka bumi, bentuk isotop dari seng, sifat-sifat kimia
seng, senyawa-senyawa dari unsur seng dan proses pengolahan seng dari bahan
mentah menjadi bahan jadi.

I.2

Tujuan Penulisan

Mahasiswa dapat mengetahui pengertian umum unsur seng yang ada di

muka bumi
Dapat mengetahui bagaimana proses pengolahan seng dari bahan mentah

bahan jadi
Dapat mengetahui manfaat aplikasi seng dalam kehidupan sehari-hari

BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Definisi Seng
Seng (Bahasa Belanda: Zink) zink, atau timah sari adalah unsur kimia
dengan lambang kimia Zn, bernomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia
merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek
kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini
berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2.
Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak bumi dan memiliki lima
isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng
sulfida). Seng juga dapat diartikan dengan mineral yang terdapat di alam bebas
yang berbaur dengan mineral lain.
Kuningan, yang merupakan aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan
paling tidak sejak abad ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi secara
besar-besaran pada abad ke-13 di India, manakala logam ini masih belum di kenal
oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir abad ke-16. Para alkimiawan membakar
seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai "salju putih" ataupun
"wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas Sigismund Marggraf umumnya dianggap
sebagai penemu logam seng murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani dan
Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun
1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan aplikasi
utama seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan
aloi. Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng
karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran),
seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar), dan
seng metil ataupun seng dietil di laboratorium organik.
Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh.
Terdapat sekitar dua milyar orang di negara-negara berkembang yang kekurangan
asupan seng. Defisiensi ini juga dapat menyebabkan banyak penyakit. Pada anak-

anak, defisiensi ini menyebabkan gangguan pertumbuhan, memengaruhi


pematangan seksual, mudah terkena infeksi, diare, dan setiap tahunnya
menyebabkan kematian sekitar 800.000 anak-anak di seluruh dunia. Konsumsi
seng yang berlebihan dapat menyebabkan ataksia, lemah lesu, dan defisiensi
tembaga.
Dalam bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai pelat seng yang
digunakan sebagai bahan bangunan.
Tabel 2.1 Ciri-Ciri Seng
Nomor Atom

30

Massa Atom

65,39 g/mol

Elektronegativitas menurut Pauling

1,6

Densitas

7,11 g/cm3 pada 20 C

Titik Lebur

420 C

Titik Didih

907 C

Radius Vanderwaals

0,138 nm

Radius Ionik

0,074 nm (+2)

Isotop

10

Energi Ionisasi Pertama

904,5 kJ/mol

Energi Ionisasi Kedua

1723 kJ/mol

Potensial Standar

- 0,763 V

Ditemukan

Andreas Marggraf (1746)

II.2 Unsur Unsur Seng


Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm
(0,007%). Hal ini menjadikan seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah di kerak
bumi. Tanah mengandung sekitar 5770 ppm seng dengan rata-ratanya 64 ppm.
Sedangkan pada air laut kadar sengnya adalah 30 ppb dan pada atmosfer kadarnya
hanya 0,14 g/m3.
Gambar 2.2

Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam lain seperti


tembaga dan timbal dalam bijih logam. Seng diklasifikasikan sebagai kalkofil,
yang berarti bahwa unsur ini memiliki afinitas yang rendah terhadap oksigen dan
lebih suka berikatan dengan belerang. Kalkofil terbentuk ketika kerak bumi
memadat di bawah kondisi atmosfer bumi awal yang mendukung reaksi reduksi.
Sfalerit, yang merupakan salah satu bentuk kristal seng sulfida, merupakan bijih
logam yang paling banyak ditambang untuk mendapatkan seng karena ia
mengandung sekitar 60-62% seng.
Mineral lainnya juga mengandung seng meliputi smithsonit (seng
karbonat), hemimorfit (seng silikat), wurtzit (bentuk seng sulfida lainnya), dan
hidrozinkit. Terkecuali wurtzit, kesemua mineral ini terbentuk oleh karena proses
cuaca seng sulfida primordial.
Total keseluruhan kandungan seng di seluruh dunia adalah sekitar 1,8
gigaton. Hampir sekitar 200 megatonnya dapat diperoleh secara ekonomis pada
tahun 2008. Kandungan besar seng dapat ditemukan di Australia, Kanada, dan
Amerika Serikat. Berdasarkan laju konsumsi seng sekarang ini, cadangan seng
diperkirakan akan habis antara tahun 2027 sampai dengan 2055. Sekitar 346
megaton seng telah ditambang sepanjang sejarahnya sampai dengan tahun 2002.
Selain itu, diperkirakan pula sekitar 109 megatonnya masih digunakan.
Gambar 2.2.1

Isotop

Terdapat lima isotop seng yang dapat ditemukan secara alami. 64Zn
merupakan isotop yang paling melimpah (48,63% kelimpahan alami). Isotop ini
memiliki waktu paruh yang sangat panjang, 4.31018 a, sedemikiannya
radioaktivitasnya dapat diabaikan. Demikian pula isotop 70Zn (0,6%) yang
berwaktu paruh 1.31016 a tidak dianggap sebagai bersifat radioaktif. Isotopisotop lainnya pula adalah 66Zn (28%), 67Zn (4%) dan 68Zn (19%).
Terdapat pula dua puluh lima radioisotop yang telah berhasil
dikarakterisasikan. 65Zn yang berumur paruh 243,66 hari adalah radioisotop yang
berumur paling lama, diikuti oleh 72Zn dengan umur paruh 46,5 jam. Seng
memiliki 10 isomer inti. 69mZn merupakan isomer yang berumur paruh paling
panjang dengan lama waktu 13,76 jam. Superskrip m mengindikasikan suatu
isotop metastabil. Inti isotop metastabil berada dalam keadaan tereksitasi dan akan
kembali ke keadaan dasarnya dengan memancarkan foton dalam bentuk sinar
gama. 61Zn memiliki tiga keadaan tereksitasi dan 73Zn memiliki dua keadaan
tereksitasi. Sedangkan isotop 65Zn, 71Zn, 77Zn dan 78Zn semuanya hanya
memiliki satu keadaan tereksitasi.
Modus peluruhan yang paling umum untuk isotop seng bernomor massa
lebih rendah daripada 64 adalah penangkapan elektron. Produk peluruhan dari
penangkapan elektron ini adalah isotop tembaga.
Templat:Nuclide + e Templat:Nuclide
Sedangkan modus peluruhan paling umum untuk isotop seng bernomor massa
lebih tinggi daripada 64 adalah peluruhan beta, yang akan menghasilkan isotop
galium.
Templat:Nuclide Templat:Nuclide + e + e

II.3 Sifat Sifat Seng

Sifat Fisik
Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan
bersifat diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu komersial
tidak berkilau. Seng sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur
kristal heksagonal.Lehto 1968, p. 826 Logam ini keras dan rapuh pada
kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100 sampai dengan

150 C. Di atas 210 C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat
dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng juga mampu
menghantarkan listrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng
memiliki titik lebur (420 C) dan tidik didih (900 C) yang relatif rendah.
Dan sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan yang terendah di antara
semua logam-logam transisi selain raksa dan kadmium.
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya
adalah kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam-logam lainnya yang juga
diketahui dapat membentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon,
bismut, emas, besi, timbal, raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel,
telurium, dan natrium. Walaupun seng maupun zirkonium tidak bersifat
feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan feromagnetisme di bawah suhu
35 K
Tabel 2.3 Klasifikasi dan Sifat Zink
KLASIFIKASI

SIFAT ZINK

Penampilan

Abu-abu muda kebiruan

Fase

Padat

Massa Jenis

7,14 g/cm3

Titik Lebur

692,68 K

Titik Didih

1.180 K

Kalor Peleburan

7,32 kJ/mol

Kalor Penguapan

123,6 kJ/mol

Kapasitas Kalor

25,390 J/(mol.K)

Elektronegativitas
Energi Ionisasi

1,65
(1) 906,4 kJ/mol
(2) 1.733,3 kJ/mol
(3) 3.833 kJ/mol

Jari-jari atom

135 pm

Sifat Mekanik

Tabel 2.3.1 Sifat Mekanik


Modulus Young
Modulus Geser
Modulus Ruah
Nisbah Poisson
Skala Kekerasan Mohs
Kekerasan Brinell

108 Gpa
43 Gpa
70 Gpa
0,25
2,5
412 Mpa

Sifat Kimia
Reaktivitas seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan
merupakan unsur golongan 12 tabel periodik. Seng cukup reaktif dan
merupakan reduktor kuat.. Permukaan logam seng murni akan dengan cepat
mengusam, membentuk lapisan seng karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika
berkontak dengan karbon dioksida. Lapisan ini membantu mencegah reaksi
lebih lanjut dengan udara dan air.
Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan
dan mengeluarkan asap seng oksida. Seng bereaksi dengan asam, basa, dan
non-logam lainnya Seng yang sangat murni hanya akan bereaksi secara
lambat dengan asam pada suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida
maupun asam sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung seng karbonat
dan reaksi seng dengan air yang ada akan melepaskan gas hidrogen.
Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan
keadaan oksidasi +2 terbentuk, elektron pada kelopak elektron terluar s akan
terlepas, dan ion seng yang terbentuk akan memiliki konfigurasi [Ar]3d10.
Hal ini mengijinkan pembentukan empat ikatan kovalen dengan menerima
empat pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet. Stereokimia senyawa
yang dibentuk ini adalah tetrahedral dan ikatan yang terbentuk dapat
dikatakan sebagai sp3. Pada larutan akuatik, kompleks oktaherdal,
[Zn(H2O)6]2+, merupakan spesi yang dominan.
Penguapan seng yang dikombinasikan dengan seng klorida pada
temperatur di atas 285 C mengindikasikan adanya Zn2Cl2 yang terbentuk,
yakni senyawa seng yang berkeadaan oksidasi +1. Tiada senyawa seng
berkeadaan oksidasi selain +1 dan +2 yang diketahui. Perhitungan teoritis
mengindikasikan bahwa senyawa seng dengan keadaan oksidasi +4
sangatlah tidak memungkinkan terbentuk.
Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama

seperti nikel dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna.
Jari-jari ion seng dan magnesium juga hampir identik. Oleh karenanya,
garam kedua senyawa ini akan memiliki struktur kristal yang sama. Pada
kasus di mana jari-jari ion merupakan faktor penentu, sifat-sifat kimiawi
keduanya akan sangat mirip. Seng cenderung membentuk ikatan kovalen
berderajat tinggi. Ia juga akan membentuk senyawa kompleks dengan
pendonor N- dan S-. Senyawa kompleks seng kebanyakan berkoordinasi 4
ataupun 6 walaupun koordinasi 5 juga diketahui ada

II.4 Karateristik Seng


Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam lain seperti
tembaga dan timbal dalam bijih logam. Sfalerit, yang merupakan salah satu
bentuk kristal seng sulfida, merupakan bijih logam yang paling banyak ditambang
untuk mendapatkan seng karena ia mengandung sekitar 60-62% seng.
Seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan unsur
golongan 12 tabel periodik. Seng cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat.
Permukaan logam seng murni akan dengan cepat mengusam, membentuk lapisan
seng karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika berkontak dengan karbon dioksida.
Lapisan ini membantu mencegah reaksi lebih lanjut dengan udara dan air
Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan
mengeluarkan asap seng oksida. Seng bereaksi dengan asam, basa, dan non-logam
lainnya. Seng yang sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam
pada suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat
menghilangkan lapisan pelindung seng karbonat dan reaksi seng dengan air yang
ada akan melepaskan gas hidrogen.
Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan
keadaan oksidasi +2 terbentuk, elektron pada kelopak elektron terluar s akan
terlepas, dan ion seng yang terbentuk akan memiliki konfigurasi [Ar]3d10. Hal ini
3pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet. Stereokimia senyawa yang
dibentuk ini adalah tetrahedral dan ikatan yang terbentuk dapat dikatakan sebagai
sp3. Pada larutan akuatik, kompleks oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+, merupakan spesi

yang dominan. Penguapan seng yang dikombinasikan dengan seng klorida pada
temperatur di atas 285 C mengindikasikan adanya Zn2Cl2 yang terbentuk, yakni
senyawa seng yang berkeadaan oksidasi +1.[18] Tiada senyawa seng berkeadaan
oksidasi selain +1 dan +2 yang diketahui. Perhitungan teoritis mengindikasikan
bahwa senyawa seng dengan keadaan oksidasi +4 sangatlah tidak memungkinkan
terbentuk.

BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Pengolahan Seng
Bijih utama seng adalah sfarelit atau zinc blende, mengandung zinc sulfide
(ZnS). Bijih penting yang lain adalah smithsonite mengandung zinc carbonate

10

(ZnCO3), dan hemimorphate mengandung hydrous zinc silicate (Zn4Si2O7OHH2O)


Sfarelit harus dikonsentrasikan karena hanya mengandung sedikit sulfida
seng (disebut beneficiated). Pertama bijih dihancurkan, digerinda dengan air pada
ball mill untuk menghasilkan adukan rata (slurry). Lalu ditambahkan zat
penghasil busa (frothing agent) untuk mendorong bahan mineral mengambang
pada permukaan, sehingga dapat disaring/dipisahkan dari mineral yang tingkatnya
lebih rendah. Sulfida seng dengan konsentrasi lebih tinggi lalu dipanggang pada
suhu sekitar 1230o C, sehingga oksida seng (ZnO) dapat terbentuk dari reaksi
tersebut.
Terdapat berbagai proses thermochemical digunakan untuk memisahkan
Zn dari oksidanya, semua menggunakan Carbon. Carbon berikatan dengan
oksigen membentuk CO dan/atau CO2. Sehingga Zn terbebas dalam bentuk uap
(vapor) yang kemudian dipadatkan untuk memperoleh logam yang diinginkan.
Proses elektrolisa juga digunakan luas, sekitar setengah dari produksi seng
dunia. Proses ini dimulai dengan ZnO diencerkan memakai asam sulfat (H 2SO4)
menghasilkan Zinc sulfate (ZnSO4) dilanjutkan elektrolisa untuk memisahkan
seng hingga dihasilkan logam murni.

Sumber Seng
Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm
(0,007%). Hal ini menjadikan seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah
di kerak bumi. Tanah mengandung sekitar 5770 ppm seng dengan rataratanya 64 ppm. Sedangkan pada air laut kadar sengnya adalah 30 ppb dan
pada atmosfer kadarnya hanya 0,14 g/m3.
Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam lain
seperti tembaga dan timbal dalam bijih logam. Seng diklasifikasikan
sebagai kalkofil, yang berarti bahwa unsur ini memiliki afinitas yang
rendah terhadap oksigen dan lebih suka berikatan dengan belerang.
Kalkofil terbentuk ketika kerak bumi memadat di bawah kondisi atmosfer
bumi awal yang mendukung reaksi reduksi. Sfalerit, yang merupakan
salah satu bentuk kristal seng sulfida, merupakan bijih logam yang paling

11

banyak ditambang untuk mendapatkan seng karena ia mengandung sekitar


60-62% seng.
Mineral lainnya juga mengandung seng meliputi smithsonit (seng
karbonat), hemimorfit (seng silikat), wurtzit (bentuk seng sulfida lainnya),
dan hidrozinkit. Terkecuali wurtzit, kesemua mineral ini terbentuk oleh
karena proses cuaca seng sulfida primordial. Total keseluruhan kandungan
seng di seluruh dunia adalah sekitar 1,8 gigaton. Hampir sekitar 200
megatonnya dapat diperoleh secara ekonomis pada tahun 2008.
Kandungan besar seng dapat ditemukan di Australia, Kanada, dan Amerika
Serikat. Berdasarkan laju konsumsi seng sekarang ini, cadangan seng
diperkirakan akan habis antara tahun 2027 sampai dengan 2055. Sekitar
346 megaton seng telah ditambang sepanjang sejarahnya sampai dengan
tahun 2002. Selain itu, diperkirakan pula sekitar 109 megatonnya masih
digunakan.

Proses Pembuatan Seng


a. Electrowinning
Elektowinning adalah proses elektrokimia yang digunakan untuk
mereduksi logam kation ke permukaan katoda dari sebuah larutan
aqueous yang berasal dari proses kimia leaching. Pada proses
elektrowinning Zn, akan diperoleh endapan logam Zn pada
permukaan katoda yang berasal dari reaksi reduksi larutan ZnSO4.
Disamping itu, pada anoda akan terbentuk oksigen karena penggunaan
anoda inert.
Proses ini menggunakan coulumeter Cu. Fungsi coulumeter adalah
untuk menentukan jumlah materi yang berubah selama elektrolisis
dengan mengukur jumlah listrik yang diperlukan untuk melakukan
proses elektrolisis.
Secara umum proses ini terdiri dari 3 bagian, yaitu:

Katoda (Al)

Anoda (Pb)

Eletrolit ZnSO4 (didapat dari reaksi leaching)

12

Penggunaan

logam

aluminium

sebagai

katoda

didasarkan

pada

termodinamika. Potensial reversibel Zn2+/Zn lebih rendah daripada potensial


reversibel H+/H2 yaitu :
EZn2+/Zn = 0,763 + 0,0295 log
(aZn2+) pada 25oC
EH+/H2 = 0,0591 pH pada 25oC, 1
atm.
Maka seluruh hidrogen akan tereduksi pada potensial di mana
pengendapan Zn berlangsung kemudian dapat mengakibatkan penurunan efisiensi
arus yang digunakan. Oleh karena itu kecepatan reaksi reduksi hidrogen harus
dibatasi, yaitu dengan menggunakan katoda awal (starting cathode) yang memiliki
hidrogen overpotensial yang tinggi misalnya katoda aluminium (-1,602 V)
sehingga pada potensial pengendapan Zn, reduksi ion hidrogen belum
berlangsung. Endapan Zn sendiri memiliki hidrogen overpotensial yang cukup
besar sehingga proses pengendapan Zn dapat berlangsung secara kontinyu dengan
efisiensi yang tinggi setelah satu lapisan endapan Zn terbentuk pada permukaan
katoda aluminium.
Pada umumnya logam lain memiliki hidrogen overpotensial yang lebih
rendah sehingga apabila digunakan sebagai katoda dapat menurunkan efisiensi
arus. Oleh karena itu digunakan logam aluminium sebagai katoda untuk proses
elektrowinning Zn.
Reaksi-reaksi yang akan terjadi dalam proses ini adalah:

Leaching
Zn + H2SO4
ZnSO4

>
>

ZnSO4 + H2O
Zn2+ + SO42-

Elektrowinning
Anoda

2H2O

Karoda

2Zn2+ + 4e-

> 4H+ + O2 + 4e> 2Zn+

13

2Zn2+ + 2H2O

>

2Zn + 4H+ + O2

Selama proses ini akan terjadi tiga aliran perpindahan ion, yaitu
1. Konveksi
Pergerakan elektrolit dalam skala yang besar dari larutan ruah ke lapisan
difusi. Proses ini dapat dilakukan dengan memberi pengadukan, pompaan
elektrolit atau injeksi udara
2. Difusi
Merupakan proses pergerakan ion-ion logam menuju OHP (Outer
Helmhotz Plane) melalui lapisan elektrolit yang diam.
3. Migrasi
Merupakan transport ion karena ada perbedaan potensial.
b. Thermochemical
Terdapat berbagai proses thermochemical digunakan untuk memisahkan
Zn dari oksidanya, semua menggunakan Carbon. Carbon berikatan dengan
oksigen membentuk CO dan/atau CO2. Sehingga Zn terbebas dalam bentuk uap
(vapor) yang kemudian dipadatkan untuk memperoleh logam yang diinginkan.
Seng

diekstraksi

dari

seng

blende/sphalerite

(seng

sulfide)

atau

calamine/Smithsonite (seng karbonat).


Seng sulfide dibakar di udara untuk menghasilkan seng oksida.
2ZnS(s) + 3O2(g) 2ZnO(s) + 2SO2(g)
Catatan: calamine dapat digunakan secara langsung dalam lelehan seng karena
dalam pemanasannya akan menghasilkan seng oksida,
ZnCO3(s)

ZnO(s) + CO2(g)

(dekomposisi termal endotermik).


Seng oksida di bakar dalam smelting furnace dengan karbon (batu karang,
agent pereduksi) dan limestone (untuk menghilangkan pengotor asam). Reaksi
kimia hampir sama dengan besi dari blast furnace.

C(s) + O2(g)

CO2(g)

(sangat oksidasi eksotermik, meningkatkan temperature)

14

C(s) + CO2(g)

2CO(g)

(C dioksidasi, CO2 direduksi)

ZnO(s) + CO(g)

Zn(l) + CO2(g)

(seng oksida direduksi oleh CO, Zn kehilangan O)


Atau reduksi langsung oleh karbon :
ZnO(s) + C(s)

Zn(l) + CO(g)

(ZnO direduksi, C dioksidasi)


Karbon

monoksida

bertindak

sebagai

agent

pereduksi

yaitu

menghilangkan oksigen dari oksida.


Seng tidak murni kemudian didistilasi frasional dari campuran ampas biji
dan logam lainnya seperti timah dan cadmium yang keluar dari pembakaran tinggi
pada atmosfer yang kaya akan karbon monoksida dimana menghentikan seng
dioksidasi kembali menjadi seng oksida.
Ampas biji dan timah (dengan logam lainnya seperti cadmium) dari dua
lapisan dapat ditahan pada dasar furnace.
Seng kemudian dapat dimurnikan lebih lanjut melalui distilasi fraksional
ke 2 atau dengan dilarutkan ke dalam larutan asam sulfat dan dimurnikan secara
elektrolit.

III.2 Kelebihan dan Kelemahan Seng

Dalam Kesehatan

Seng disebarluaskan di dalam tubuh karena merupakan komponen dari


lebih 100 enzim, termasuk enzim yang berperan dalam sintesa RNA dan DNA.
Jaringan yang sangat banyak mengandung seng adalah tulang, hati, prostat dan
buah zakar.
Kadar seng dalam darah tergantung dari jumlah seng dalam makanan.
Daging, hati, telur dan makanan laut adalah sumber makanan yang mengandung
banyak seng.
Padi yang belum digiling mengandung bahan-bahan seperti serat dan
fosfat, yang menghambat penyerapan seng.
Mengkonsumsi tanah liat, suatu kebiasaan yang dilakukan oleh orang-

15

orang tertentu, menghambat penyerapan seng dan menyebabkan kekurangan seng


dalam tubuh.
Akrodermatitis enteropatika merupakan kelainan yang diturunkan, dimana
seng tidak dapat diserap, juga menyebabkan kekurangan seng.
Gejalanya berupa:
- Hilangnya nafsu makan
- Rambut rontok
- Dermatitis
- Rabun senja
- Gangguan pengecapan.
Aktivitas organ reproduksi bisa terganggu, mengakibatkan perkembangan
seksual yang terlambat dan pada pria, menyebabkan berkurangnya produksi
sperma.
Pertumbuhan badan juga bisa terhambat.
Sistem kekebalan tubuh dan kemampuan penyembuhan luka bisa terganggu.
Pada anak-anak gejala awal dari kekurangan seng adalah:
- pertumbuhan yang terlambat
- kehilangan nafsu makan
- gangguan pengecapan
- rendahnya kandungan seng dalam rambut.
Untuk membantu menegakkan diagnosa, dilakukan pemeriksaan kadar seng dalam
darah.
Pengobatan terdiri dari pemberian seng tambahan.
Orang jarang mengkonsumsi seng dalam jumlah yang terlalu banyak.
Biasanya kelebihan seng dalam tubuh terjadi akibat mengkonsumsi makanan atau
minuman asam yang dikemas pada tempat yang dilapisi oleh seng. Pada pabrik
tertentu, menghirup asap zinc oxide dapat menyebabkan kelebihan seng dalam
tubuh.
Orang-orang yang mengalami kelebihan seng dalam tubuh dapat

16

mengalami rasa besi pada mulut, demikian juga mual, muntah, dan diare.
Mengkonsumsi seng sebanyak 1 gram atau lebih, sekitar 70 kali dari dosis yang
dianjurkan (RDA) per hari, dapat berakibat fatal. Menghirup asap zinc oxide dapat
menyebabkan nafas yang cepat, berkeringat, demam, dan rasa besi pada mulut,
kelainan ini disebut metal fume fever. Mengkonsumsi seng terlalu banyak untuk
jangka panjang dapat menurunkan penyerapan tembaga (copper), sehingga terjadi
anemia, dan mengganggu sistem imun.
Diagnosa kelebihan seng dalam tubuh didasarkan dari keadaan penderita
dan gejala-gejala yang ada.
Penanganan

berupa

mengurangi

konsumsi

seng.

Orang-orang

dengan metal fume fever biasanya akan pulih setelah berada pada lingkungan yang
bebas seng (zinc) selama 12-24 jam.
Seng adalah elemen yang sangat penting bagi kesehatan manusia. Asupan
seng yang terlalu rendah membuat seseorang kehilangan nafsu makan, penurunan
indera perasa dan penciuman, serta luka lambat sembuh.
Kekurangan seng bahkan dapat menyebabkan janin cacat lahir.
Meskipun manusia mampu menangani konsentrasi seng yang cukup
tinggi, asupan terlalu tinggi justru menyebabkan berbagai masalah kesehatan,
seperti kram perut, iritasi kulit, muntah, mual, dan anemia.
Tingkat seng yang sangat tinggi dapat merusak pankreas dan mengganggu
metabolisme protein, serta menyebabkan arteriosclerosis.
Seng dapat berbahaya bagi janin yang belum lahir dan janin baru lahir.
Seorang ibu yang menyerap konsentrasi seng terlalu tinggi dapat menyalurkannya
ke janin melalui darah dan ASI.

Dalam Lingkungan
Produksi seng dunia masih tinggi sehingga akan semakin banyak seng

yang tersebar ke lingkungan.

17

Air yang tercemar seng dapat meningkatkan keasaman air. Beberapa jenis
ikan diketahui mengakumulasi seng dalam tubuh mereka.
Sejumlah besar seng mungkin ditemukan di tanah. Ketika tanah lahan
pertanian tercemar dengan seng, hewan akan menyerap konsentrasi tinggi yang
merusak kesehatan mereka.
Seng tidak hanya menjadi ancaman bagi ternak, tetapi juga bagi tumbuhan.
Tanaman akan sulit tumbuh pada tanah yang memiliki kandungan seng
terlalu tinggi. Pada kasus ekstrim, hal ini bisa mengancam ketahanan pangan.
Seng juga berpotensi mengganggu aktivitas organisme dalam tanah karena
berefek negatif pada aktivitas mikrorganisme dan cacing tanah.

III.3 Pengaplikasian Seng pada Mesin Alat Berat


Pengaplikasian seng pada mesin alat berat adalah pelapisan baja oleh seng
yang berguna mencegah korosi pada baja tersebut.

BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Seng merupakan unsur paling

melimpah ke-24 di kerak Bumi

dan

memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah

18

sfalerit (seng sulfida).Kuningan, yang merupakan campuran aloi tembaga dan


seng, telah lama digunakan paling tidak sejak abad ke-10 SM. Logam seng tak
murni mulai diproduksi secara besar-besaran pada abad ke-13 di India, manakala
logam ini masih belum di kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir
abad ke-16. Para alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa yang
mereka sebut sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman
Andreas Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai penemu logam seng
murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil
menyingkap sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun 1800.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Seng
https://www.google.com
http://mediunae.blogspot.com/2011/12/unsur-zn-seng.html

19

http://www.scribd.com/doc/44468586/makalah-tentang-SENG

Anda mungkin juga menyukai