Anda di halaman 1dari 6

I.

Pengertian Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat, baik dari segi kategorinya maupun imbuhan yang digunakan. Maksudnya, kalau bentuk
pertama merupakan nomina, maka kategori kata yang sederajat juga nomina. Kalau bentuk
pertama merupakan verba, bentuk kedua, ketiga, dan seterusnya juga verba. Lebih khusus lagi,
kalau bentuk pertama merupakan kata berawalan meng-, maka kata kedua, ketiga, yang sederajat
juga merupakan kata berawalan meng-.

II. Ciri-Ciri Keparalelan

Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah memiliki ciri, terdapatnya unsur-unsur yang

sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalamkalimat.
Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus

menggunakan nomina.
Demikian pula bila menggunakan unsur-unsur dan bentuk-bentuk yang lain maka akan sama
halnya.

III. Contoh Kalimat Efektif Keparalelan


1. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
Kedua kata yang bergaris bawah pada kalimat di atas adalah predikat. Namun kedua kata
yang sejenis tersebut tidak paralel. Kata dibekukan adalah verba yang berafiks di--kan, sedang
kenaikan adalah nomina yang berafiks ke--an. Kedua kata itu seharusnya paralel.
Agar menjadi kalimat efektif, kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.

2. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

Kata bergaris bawah yang merupakan bagian dari predikat pada kalimat di atas tidak
paralel. Kata bergaris pertama dan ketiga adalah nomina berafiks peng--an sedang kata berafiks
kedua adalah verba berafiks meng-. Kalimat di atas dapat diperbaiki dengan mengubah kata
bergaris bawah kedua menjadi nomina berimbuhan peng--an seperti berikut ini.
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
3. Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Dalam kalimat tersebut terdapat 2 kata kerja yaitu menolong dengan afiks me- dan
dipapahnya dengan afiks di-, oleh karena itu kesalahan keparalelan terdapat pada 2 kata itu dan
seharusnya kalimat yang benar adalah sebagai berikut.
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan.
4. Langkah-langkah tersebut adalah memahami, menghayati dan pengamalan.
Dalam kalimat tersebut kata pengamalan sangat berbeda dengan kata memahami dan
menghayati yang memiliki afiks me- oleh karena itu seharusnya kata pengalaman tersebut
diganti seperti berikut.
Langkah-langkah tersebut adalah memahami, menghayati dan mengamalkan.

5. Sesudah memahami dan menghayati, Pancasila harus diamalkan.

Dalam kalimat tersebut afiks pada kata diamalkan sangat berbeda dengan memahami dan
menghayati, oleh karena itu pembenaran yang benar adalah. Agar sepadan semua, afiks dari itu
semua dijadikan di-.
Sesudah dipahami dan dihayati, Pancasila harus diamalkan.
6. Penghapusan pangkalan asing dan ditariknya kembali pasukan AS dari Filipina akan
mempercepat terwujudnya cita-cita segenap bangsa Filipina.
Dalam kalimat tersebut kata penghapusan dan, ditariknya memiliki afiks yang berbeda,
oleh karena itu memiliki kesan yang tidak konsisten. Sehingga pembetulan yang benar adalah.
Penghapusan pangkalan asing dan penarikan kembali pasukan AS dari Filipina
akan mempercepat terwujudnya cita-cita segenap bangsa Filipina.
7. Penggunaan metode deskriptif dan dipakainya alat bantu rekam merupakan karakteristik
penelitian etnografi.
Dalam kalimat tersebut kata penggunaan dan dipakainya memiliki afiks yang berbeda
sehingga sifat keparalelan tidak terpenuhi. Oleh karena itu pembenaran yang benar adalah.
Penggunaan metode deskriptif dan pemakaian alat bantu rekam merupakan
karakteristik penelitian etnografi.

8. Tahap menyusun makalah meliputi merancanakan, mengambil data, dianalasis,


menyimpulkannya dan disusun laporan.

Dalam kalimat tersebut kata merancanakan, mengambil, dianalisis, menyimpulkannya


dan disusun memiliki afiks yang berbeda. Oleh karena itu tidak memiliki ciri ciri keparalelan
yang benar. Oleh karena itu pembenaran yang benar adalah
Tahap menyusun makalah meliputi mernecankan, mengambil data, menganalisis,
menyimpulkan, dan menyusun laporan.
9. Bapak itu memotong daging lalu dijual ke pembeli.
Dalam kalmat tersebut kata memotong dan dijual memiliki afiks yang berbeda sehingga
tidak konsisten dalam penulisan kalimat efektif tersebut. Oleh karena itu pembenarannya adalah.
Bapak itu memotong daging lalu menjualnya ke pembeli.
10. Dalam hidup kita harus selalu melihat, ditimbang-timbang, lalu melakukan aksi nyata
Dalam kalimat tersebut kata melihat, ditimbang-timbang dan melakukan seharsnhya
memiliki afiks yang sama agar terciptanya keparalelan. Oleh karena itu pembenarannya adalah.
Dalam hidup kita harus selalu melihat, menimbang-nimbang, lalu melakukan aksi
nyata

IV. Kesimpulan
Keparalelan dalam kalimat efektif memiliki ciri-ciri yaitu, terdapat unsur/kata yang unsur
derajatnya dan menggunakan susunan pola, kalimat, dan frasa yang sama pula dalam kalimat

tersebut. Contohnya jika kata pertama sudah menggunakan me- maka pada seterusnya harus
menggunakan kata me- juga agar kalimat tersebut paralel.
Oleh karena itu keparalelan juga sering disebut dengan kesejajaran atau kekonsistenan
dikarenakan hal tersebut.

V. Daftar Pustaka
1) http://www.rumpunnektar.com/2014/02/ciri-ciri-kalimat-efektif-dan.html
2) http://candrarosdianto.blogspot.com/2013/10/definisi-dan-ciri-ciri-serta-contoh.html
3) http://blogpendidikanbahasa.blogspot.com/2012/09/kesepadanan-dan-keparalelandalam.html#.VGtXkHuQ69d
4) https://docs.google.com/document/d/18Lv5yg0BsjiPL_XGVrOHEsQN_UZwNnYTKA79SrXhI0/edit
5) https://www.google.com/search?q=afiks&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:enUS:official&client=firefox-beta&channel=fflb

KEPARALELAN KALIMAT EFEKTIF

Anggota :

SMA KOLESE DE BRITTO


2014/2015

Anda mungkin juga menyukai