Metode
Metode
pencatatan
Accuracy: Semua Account receivable yang tercatat akurat
Classification: Account Receivable diklasifikasikan dengan benar
Cutoff: Cutoff dalam account receivable benar
Realizable value: Account receivable diungkapkan dalam nilai realisasi
Rights: Klien mempunyai hak atas account receivable
Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi nilai realisasi (realizable value)
pada account receivable (Fase 1)
Tes terhadap account receivable dilakukan auditor berdasarkan prosedur risk assessment yang
memberikan pemahaman mengenai bisnis dan industri klien. Dalam tahap ini, auditor:
Hal hal diatas dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat mempengaruhi
laporan keuangan, termasuk account receivables. Dalam proses ini, auditor juga melakukan
preliminary analytical procedure yang memungkinkan untuk menunjukkan indikasi
peningkatan risiko salah saji dalam account receivable. Risiko bisnis dari klien tersebut
memiliki kaitan dalam penentuan inherent risk dan planned evidence dari account receivable.
Menentukan salah saji yang ditoleransi dan Asses menilai Risiko Inheren (Fase 1)
account receivable adalah salah satu akun yang material pada laporan keuangan.
Auditor menilai risiko yang melekat pada setiap sasaran akun, seperti account
receivables, mengingat risiko bisnis klien dan sifat industri klien. PSA 70 (SA 316)
menunjukkan bahwa auditor harus mengidentifikasi risiko inheren khusus untuk
pengakuan pendapatan yang mempengaruhi penilaian risiko auditor yang melekat
untuk tujuan: eksistensi, cutoff penjualan, dan retur penjualan dan cutoff allowance.
Gambar berikut ini menunjukkan hubungan antara dua kelas transaksi utama dalam siklus
penjualan dan penagihan.
Desain dan Lakukan test of controls Subtantive test of Transaction (Fase II)
Chapter-chapter sebelumnya kita mempelajari prosedur audit test of control, substantive test,
menentukan ukuran sampel, dan evaluasi. Hasil dari test of control digunakan untuk
menentukan apakah prosedur assessment terhadap sales and cash receipt perlu direvisi.
Sedangkan, hasil substantive test digunakan untuk menentukan sejauh mana planned
detection risk menggambarkan account receivable balance-related audit objectives.
Sebagian besar prosedur analitik pada tahap detailed test dilaksanakan setelah tanggal neraca
namun sebelum dilaksanakannya test of detailed balance. Auditor akan melaksanakan
prosedur analitik untuk semua siklus penjualan dan penerimaan, bukan hanya pada akun
piutang. Hal ini dikarenakan adanya hubungan yang erat antara laporan laba rugi dan akunakun neraca. Tabel di bawah ini merupakan contoh dari rasio dan perbandingan untuk siklus
penjualan dan penerimaan serta salah saji potensial yang dapat ditemukan melalui prosedur
analitik. Yang perlu diperhatikan adalah, walaupun tabel berikut fokus pada perbandingan
antara tahun berjalan dan tahun sebelumnya, auditor juga harus tetap mempertimbangkan
hasil tahun berjalan dengan target yang telah ditetapkan dan tren pada industri terkait.
Prosedur Analitik
Membandingkan persentase gross margin
tahun-tahun sebelumnya
Membandingkan retur penjualan sebagai
sebelumnya
Membandingkan saldo konsumen dengan
tahun sebelumnya
Membandingkan AFDA sebagai persentase
sebelumnya
Sebagai tambahan, auditor juga harus mengkaji ulang akun piutang yang memiliki jumlah
yang terlalu besar dan yang tidak biasa, seperti piutang yang sudah terlalu lama, piutang yang
berasal dari pihak-pihak terkait, serta credit balances.
Karena prosedur analitik merupakan uji subtantive, hasil yang sesuai harapan pada pengujian
ini akan mengurangi jumlah yang harus diuji pada test of detailed balance.
Sebaliknya, jika hasil prosedur analitik tidak sesuai harapan, maka auditor harus melakukan
wawancara tambahan dengan pihak manajemen.
2. Konfirmasi negatif.
1. Konfirmasi negatif adalah komunikasi yang juga ditujukan kepada debitor, tetapi
2. hanya meminta respons jika debitor tidak menyetujui jumlah yang dinyatakan
dalam
3. konfirmasi.
Konfirmasi negatif hanya dapat dilakukan apabila tiga kondisi berikut dipenuhi:
1. Piutang dagang terdiri dari sejumlah besar akun bersaldo kecil.
2. Kombinasi antara risiko pengendalian dan risiko bawaan rendah.
3. Jika diyakini bahwa penerima konfirmasi tidak mengabaikan konfirmasi
yang diminta.
Penetapan Waktu (Timing)
Bukti yang paling dapat diandalkan dari konfirmasi diperoleh saat konfirmasi tersebut
dikirimkan sesegara mungkin setelah penutupan tanggal neraca.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tolerable Mistatement
Acceptable audit risk
Inherent risk
Control risk
Subtantive test of transactions result
Analytical procedures
Planned detection risks