Bab 1 Stoelting
Bab 1 Stoelting
Oleh
Bob Firman
Respon Obat
- Hiperaktif : individu dengan dosis rendah
obat, menghasilkan efek obat berlebihan
- Hipoaktif : dosis tinggi baru menghasilkan
efek obat yang berlebihan
- Toleransi : hiporeaktif yang diperoleh dari
pemberian obat secara berulang
- Takifilaksis : toleransi akut setelah
pemberian obat secara berulang
- Idiosinkrasi : efek yang tidak lazim terjadi,
walaupun dengan dosis kecil
Model Kompartemen
Dasar farmakokinetik obat injeksi : tubuh
terdiri dari 2 model kompartemen
- kompartemen sentral
- kompartemen perifer
Komp.sentral termasuk cairan intravaskular
dan jaringan yang perfusinya baik (paru,
jantung, otak, ginjal, hati) sehingga cepat
menyerap obat
Komp perifer merup jumlah cairan yang
dapat dihitung, jumlah banyak, penyerapan
luas.
Waktu Pulih
Waktu pulih tergantung dari sejauh mana penurunan
kadar obat dalam plasma sampai tercapai kadar
untuk sadar.
Eliminasi waktu paruh tidak dapat diprediksikan
sebagai pulih sadar, waktu pulih bervariasi dalam
kecepatannya dibandingkan dengan eliminasi waktu
paruh
Waktu efek pada saat keseimbangan tercapai adalah
waktu paruh obat antara konsentrrasi obat di plasma
dengan efek yang dicapai. Sejalan dengan waktu
yang diperlukan untuk timbulnya efek obat
Oral Transmukosa
Menimbulkan onset yang cepat karena tidak
melewati hepar (first pass hepatic effect)
Transdermal
Cara pemberian sederhana, efek samping
minimal. Karakteristik:
- larut dalam lemak dan air
- BM<1000
- pH 5-9, pemberian obat sehari < 10mg
- tidak histamin release.
Rektal
- Pemberian pada proksimal rektum diabsorbsi
V. hemoroidalis superior, V.porta dan hepar.
- Pemberian pada distal rektum akan sampai
sistemik tanpa melalui first pass hepatic effect
Parenteral
Menjamin absorbsi obat secara aktif. Absorbsi
sistemik cepat secara IV, SC, dan IM. Untuk
obat yang iritatif lebih nyaman IV.
Distribusi
Setelah absorbsi, maka jaringan yang kaya
pembuluh darah (jantung, otak, ginjal, hati)
menerima jumlah obat yang lebih banyak.
Pulih Anestesi
Jumlah anestesi inhalasi yang keluar dari
otak sangat cepat karena tidak terlalu larut
dalam otak dan otak menerima banyak
darah melalui kardiak output yang tinggi
Hipoksia Difusi
Terjadi bila N2O dihentikan tiba-tiba. N2O
meninggalkan darah, masuk kedalam
alveoli Hal ini mengakibatkan dilusi PA O2,
akibatnya dilusi PA CO2 yang
mengakibatkan penurunan frekwensi nafas.
104
0.75
1.63
1.17
6.6
1.80
Mekanisme Anestesi
Selektif menekan susunan saraf pusat
melalui ion channel pada celah sinap.
Pada tingkat molekular lebih mudah terikat
dengan protein daripada lemak
Tidak diketahui pasti