Anda di halaman 1dari 16

Farmakokinetik dan Farmakodinamik

Obat injeksi dan Inhalasi

Oleh
Bob Firman

Farmakokinetik : absorbsi, distribusi,


metabolisme dan ekskresi
reaksi tubuh terhadap obat
dosis obat
Farmakodinamik : mekanisme terjadinya
efek obat
reaksi obat terhadap tubuh
struktur kimia / rumus bangun

Respon Obat
- Hiperaktif : individu dengan dosis rendah
obat, menghasilkan efek obat berlebihan
- Hipoaktif : dosis tinggi baru menghasilkan
efek obat yang berlebihan
- Toleransi : hiporeaktif yang diperoleh dari
pemberian obat secara berulang
- Takifilaksis : toleransi akut setelah
pemberian obat secara berulang
- Idiosinkrasi : efek yang tidak lazim terjadi,
walaupun dengan dosis kecil

- Efek aditif : efek obat pertama dan kedua


bekerjasama dengan hasil seperti
penjumlahan aljabar
- Efek sinergis : efek obat pertama dan kedua
bekerjasama dengan hasil yang lebih besar
dari penjumlahan aljabar
- Agonis : obat yang melekat dan
mengaktifkan reseptor
- Antagonis : obat yang melekat tetapi tidak
mengaktifkan reseptor, dan pada saat yang
bersamaan mencegah agonis merangsang
reseptor

Model Kompartemen
Dasar farmakokinetik obat injeksi : tubuh
terdiri dari 2 model kompartemen
- kompartemen sentral
- kompartemen perifer
Komp.sentral termasuk cairan intravaskular
dan jaringan yang perfusinya baik (paru,
jantung, otak, ginjal, hati) sehingga cepat
menyerap obat
Komp perifer merup jumlah cairan yang
dapat dihitung, jumlah banyak, penyerapan
luas.

Distribusi obat antar kompartemen menurun


sesuai dengan umur, sehingga diperlukan
konsentrasi obat yang tinggi pada orang tua.
Residu obat yang ada pada kompartemen
perifer jika dilakukan pemberian yang
berulang akan terjadi kumulasi obat
perlu diketahui interval pemberian dan
waktu paruh obat.
Efek model kompartemen menunjukkan
secara mendalam onset dan durasi obat

Eliminasi waktu paruh


adalah: waktu yang digunakan suat obat untuk
kadarnya turun sebesar 50%
* berbanding lurus dengan volume distribusi
* berbanding terbalik dengan clearance
* tidak dipengaruhi oleh dosis
Eliminasi half life
adalah: waktu yang diperlukan untuk eliminasi 50%
obat dari tubuh
Keduanya berbeda jika penurunan kons plasma
tidak paralel dengan eliminasi dari tubuh

Waktu Pulih
Waktu pulih tergantung dari sejauh mana penurunan
kadar obat dalam plasma sampai tercapai kadar
untuk sadar.
Eliminasi waktu paruh tidak dapat diprediksikan
sebagai pulih sadar, waktu pulih bervariasi dalam
kecepatannya dibandingkan dengan eliminasi waktu
paruh
Waktu efek pada saat keseimbangan tercapai adalah
waktu paruh obat antara konsentrrasi obat di plasma
dengan efek yang dicapai. Sejalan dengan waktu
yang diperlukan untuk timbulnya efek obat

Cara Pemberian dan Absorbsi Sistemik


Absorbsi obat secara sistemik tidak tegantung
dengan cara pemberian obat tetapi
tergantung dari kelarutan obat. Aliran darah
pada tempat penyerapan sangat penting
untuk mempengaruhi kecepatan penyerapan
Pemberian Oral
Kerugian:
- muntah karena iritasi saluran cerna
- penghacuran obat oleh enzim pencernaan
- gangguan penyerapan karena makanan

Oral Transmukosa
Menimbulkan onset yang cepat karena tidak
melewati hepar (first pass hepatic effect)
Transdermal
Cara pemberian sederhana, efek samping
minimal. Karakteristik:
- larut dalam lemak dan air
- BM<1000
- pH 5-9, pemberian obat sehari < 10mg
- tidak histamin release.

Rektal
- Pemberian pada proksimal rektum diabsorbsi
V. hemoroidalis superior, V.porta dan hepar.
- Pemberian pada distal rektum akan sampai
sistemik tanpa melalui first pass hepatic effect
Parenteral
Menjamin absorbsi obat secara aktif. Absorbsi
sistemik cepat secara IV, SC, dan IM. Untuk
obat yang iritatif lebih nyaman IV.

Distribusi
Setelah absorbsi, maka jaringan yang kaya
pembuluh darah (jantung, otak, ginjal, hati)
menerima jumlah obat yang lebih banyak.

Farmakokinetik Anestesi Inhalasi


Keseimbangan anestesi inhalasi pada otak
dan jaringan lainnya tergantung dari agen
yang dibawa darah arteri (Pa), dimana
keseimbangan darah arteri tergantung dari
tekanan parsial alveoli (PA). (PA) anestesi
inhalasi mencerminkan tekanan parsial otak
(Pbr)
PA Pa Pbr
Inilah sebagai alasan menggunakan PA
sebagai indeks (a) kedalaman anestesi, (b)
pulih anestesi, (c) potensi anestesi (MAC)

Pulih Anestesi
Jumlah anestesi inhalasi yang keluar dari
otak sangat cepat karena tidak terlalu larut
dalam otak dan otak menerima banyak
darah melalui kardiak output yang tinggi
Hipoksia Difusi
Terjadi bila N2O dihentikan tiba-tiba. N2O
meninggalkan darah, masuk kedalam
alveoli Hal ini mengakibatkan dilusi PA O2,
akibatnya dilusi PA CO2 yang
mengakibatkan penurunan frekwensi nafas.

Farmakodinamik Anestesi Inhalasi


MAC pada anestesi inhalasi adalah konsentrasi agen
anestesi pada 1 atm yang dapat mencegah
pergerakan otot sebagai akibat rasa sakit pada 50 %
pasien
N2O
Halothan
Enfluran
Isofluran
Desfluran
Sevofluran

104
0.75
1.63
1.17
6.6
1.80

Mekanisme Anestesi
Selektif menekan susunan saraf pusat
melalui ion channel pada celah sinap.
Pada tingkat molekular lebih mudah terikat
dengan protein daripada lemak
Tidak diketahui pasti

Anda mungkin juga menyukai