07 - Tata Kelola Perusahaan
07 - Tata Kelola Perusahaan
Tata Kelola
Perusa
haan
TELKOM berkomitmen
melaksanakan good
corporate governance
secara konsisten
agar senantiasa
dapat memberikan
layanan terbaik bagi
pelanggan dan menjaga
kepercayaan dari para
pemegang saham
dan masyarakat
133
134
DEWAN KOMISARIS
135
136
Tanri Abeng
(Komisaris Utama)
P. Sartono
(Komisaris Independen)
Arif Arryman
(Komisaris Independen)
Mahmuddin Yasin
(Komisaris)
DIREKSI
2. Direktur Keuangan
Lingkup dan Tanggung Jawab:
l m e n e ra p ka n f u n g s i ko r p o rat te r ka i t d engan
Direktorat Keuangan.
l b e r t a n g g u n g j a w a b m e l a k s a n a k a n f u n g s i
keuangan terpusat, termasuk mengelola
fungsi operasi keuangan di seluruh unit usaha
perusahaan, melalui financial center, serta
m e m a st i ka n p e n g e n d a l i a n s e l u r u h ke g i a t a n
investasi anak perusahaan.
5. Direktur Konsumer
Lingkup dan Tanggung Jawab:
l melaksanakan fungsi manajemen penyediaan
delivery channels dan layanan konsumen bagi
bisnis konsumer.
l mengelola delivery channel dan layanan konsumen
bagi bisnis, termasuk unit lain seperti Divisi
TELKOMFlexi (DTF).
Komite Audit
Komite Audit menjalankan tugas berdasarkan mandat Audit
Committee Charter (yang telah diamandemen) sesuai
Keputusan Dewan Komisaris No. 20 KEP/DK/2006 tertanggal
11 September 2006. Audit Committee Charter dievaluasi
secara berkala dan, apabila diperlukan, dilakukan amandemen
137
138
139
140
Laporan
Komite Audit
Berikut ini adalah laporan kegiatan Komite Audit selama
tahun 2009:
Independensi Auditor
Komite Audit telah mereview dan membahas dengan Auditor
Independen (KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan, a member
firm of PricewaterhouseCoopers global network- PwC)
yang bertanggung jawab untuk memberikan pendapat
mengenai kesesuaian dari laporan keuangan konsolidasian
dan daftar-daftar terkait dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia dan Amerika Serikat, tidak
hanya penilaian terhadap kualitas tetapi juga akseptabilitas
dari prinsip akuntansi yang diterapkan Perusahaan dan halhal yang menurut standar auditing mengenai komunikasi
dengan Komite Audit, standar dari Public Company
Accounting Oversight Board, peraturan Bapepam-LK dan
Securities and Exchange Commission serta peraturan lain
yang berlaku, harus didiskusikan dengan Komite Audit. Selain
itu, Komite Audit juga mendiskusikan dengan PwC tentang
independensi Kantor Akuntan Publik dari manajemen
Perusahaan dan dari Perusahaan sendiri termasuk hal-hal
yang ada dalam surat PwC seperti yang diwajibkan menurut
Peraturan PCAOB 3526, Communication with Audit Committee
Concerning Independence (menggantikan Independence
Standard Board No.1, Independence Discussion with Audit
Committee) dan mempertimbangkan pengaruh dari jasa-jasa
non-audit dari Kantor Akuntan Publik. Komite Audit telah
menerima surat dari PwC yang memberikan penjelasan,
seperti yang diwajibkan menurut Peraturan PCAOB 3526,
mengenai semua hubungan antara PwC dengan Perusahaan
yang menurut pertimbangan profesional mereka dapat
dianggap mengganggu independensi. P wC telah
mendiskusikan independensinya dengan Komite Audit dan
telah memberikan konfirmasi melalui suratnya bahwa, menurut
pertimbangan profesional mereka, PwC adalah independen
terhadap Perusahaan.
Integrated Audit
l Komite Audit telah mereview laporan manajemen
mengenai hasil evaluasi manajemen terhadap efektivitas
pengendalian internal atas pelaporan keuangan
Perusahaan dan laporan PwC mengenai efektivitas
pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Komite
Audit telah membahas dengan manajemen dan PwC
mengenai significant deficiencies yang diidentifikasi
selama proses evaluasi dan proses audit dan rencana
manajemen untuk meremediasi kelemahan-kelemahan
pengendalian internal tersebut.
l Komite Audit telah membahas dengan internal auditor
perusahaan dan PwC mengenai seluruh lingkup dan
Whistleblower
l Komite telah menyusun prosedur untuk menerima
dan menangani pengaduan yang berkaitan
dengan masalah akuntansi, pengendalian internal
dan auditing, termasuk prosedur untuk menjaga
kerahasiaan dan pengaduan tanpa nama terhadap
pelaporan akuntansi yang dipertanyakan atau masalah
audit sesuai dengan peraturan 10A-3(b)(3) pada
Exchange Act.
l Berkaitan dengan manajemen risiko perusahaan,
Komite audit juga mengawasi dan memonitor risiko
kecurangan dan risiko-risiko pelaporan keuangan yang
berdampak material pada pelaporan keuangan.
Sepanjang tahun 2009, Komite Audit telah mengadakan
rapat 25 kali pertemuan. Rapat ini diselenggarakan sesuai
dengan persyaratan Piagam Komite Audit dan bertujuan
untuk memfasilitasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab bagi tiap anggota
dan bagi Komite Audit. Jumlah pertemuan dan tingkat kehadiran anggota Komite
adalah sebagai berikut:
Jumlah Rapat
Tingkat kehadiran
Prosentase
kehadiran
Arif Arryman
25
21
84%
Salam
25
25
100%
P. Sartono
25
20
80%
25
20
80%
M. Ghazali Latief
25
24
96%
Sahat Pardede
25
24
96%
Jarot Kristiono
25
25
100%
Arif Arryman
Ketua Komite Audit
141
142
Tampak luar gerai layanan pelanggan Telkom (Plasa Telkom) yang telah menggunakan corporate identity yang baru
Remunerasi
Berikut ini adalah laporan kegiatan Komite Nominasi dan
Remunerasi selama tahun 2009:
Nominasi
Komite ini bertugas sesuai dengan Keputusan Dewan Komisaris
No. 004/KEP/DK/2005 tertanggal 12 Juli 2005 terkait dengan
penunjukan posisi strategis di Perusahaan, yaitu:
l mengisi posisi yang berada setingkat di bawah Direksi
perusahaan atau direksi pada anak perusahaan, Direksi
harus berkonsultasi dengan Dewan Komisaris;
l sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, mengisi
posisi Direktur dan Komisaris dalam anak perusahaan
yang terkonsolidasi yang memberikan kontribusi terhadap
pendapatan konsolidasian sebesar 30% atau lebih, Direktur
perusahaan harus mendapatkan persetujuan dari Dewan
Komisaris. Sebelum persetujuan tertulis diberikan, Dewan
Komisaris mewakili pemegang saham Dwiwarna seri
A diharuskan berkonsultasi dengan pemegang saham
Dwiwarna seri A, sebulan sebelumnya.
Sepanjang tahun 2009, Komite telah menyampaikan
masukan terkait dengan usulan pencalonan beberapa
posisi strategis, termasuk dua Direktur dari Telkomsel,
E xe c u t i ve G e n e ra l M a n a g e r D i v i s i I n f ra s t r u k t u r
Telekomunikasi, Divisi Enterprise Service, Divisi Akses dan
Divisi TELKOMFlexi serta posisi Senior General Manager
pada Maintenance Service Center.
Remunerasi
Pada tahun 2009, Komite telah mengambil inisiatif untuk
menghentikan pemberlakuan skema penetapan insentif
triwulanan bagi Dewan Komisaris dan Direksi dengan
mempertimbangkan bahwa insentif tersebut seharusnya
menjadi bagian dari perhitungan bonus tahunan. Selain itu,
Komite ini juga menyusun revisi atas skema ketentuan bagi
penetapan santunan purna jabatan bagi Direksi dan Dewan
Komisaris yang dilaporkan dalam RUPST tanggal 20 Juni
2008. Revisi tersebut mengurangi jumlah santunan purna
Tingkat
Kehadiran
Prosentase
Kehadiran
Tanri Abeng
15
15
100%
P. Sartono
15
15
100%
Mahmuddin
Yasin
15
12
80%
Nama
Tanri Abeng
Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi
143
144
145
146
Laporan Komite
Selama tahun 2009, Komite Evaluasi dan Monitoring Perencanaan dan Risiko
mengadakan rapat sebanyak 91 kali.
RKAP
ERM
CA
Tingkat
kehadiran
Prosentase
Kehadiran
Mahmuddin Yasin
12
61
12
80
88
12
61
12
85
93
Arif Arryman
12
61
12
65
71
P. Sartono
12
61
12
85
93
Ario Guntoro
12
61
12
91
100
Adam Wirahadi
12
61
12
91
100
Widuri Meintari
12
61
12
91
100
12
61
12
91
100
Nama
*) Angka ini menunjukkan jumlah item agenda yang dibahas dalam rapat KEMPR selama tahun 2009, terkait dengan
perbedaan cara penghitngan jumlah rapat yang dibuat Komite
Mahmuddin Yasin
Ketua KEMPR
147
148
KOMITE DIREKSI
Investor Relations/
Corporate Secretary
Jumlah Aktivitas
3
129
Tanggal
13 Mei; 7 Agustus; 5
November 2009
Januari-Desember 2009
12 Juni 2009
20
Konferensi Investor
Roadshow
Kunjungan Investor
11 November 2009
a. RUPST
16 Juni 2009
b. Laporan Keuangan
11 Mei; 31 Juli; 30
Oktober 2009
c. Dividen Interim
27 Juli; 29 Desember
2009
d. Edaran
2 Juli 2009
Pengumuman Koran:
*) Conference Call adalah forum pertemuan antara Direksi TELKOM dengan para Investor, dalam dan luar negeri,
untuk melaporkan hasil laporan keuangan triwulanan melalui media elektronik, yaitu teleconference, Conference Call
biasanya dilakukan bersamaan dengan diterbitkannya laporan triwulanan dalam bentuk Info Memo.
149
150
INTERNAL AUDIT
Dua orang petugas pelayanan sedang menunjukkan cara aktivasi layanan BlackBerry melalui menu browser
151
152
Kode Etik
i n fo r m a s i ya n g m a te r i a l te l a h d i u n g ka p ka n o l e h
Perusahaan kepada pemegang saham, investor, publik
dan para stakeholder secara konsisten, akurat, lengkap,
dan patuh terhadap regulasi eksternal maupun internal
Perusahaan dan wajib menyediakan dokumentasi yang
jelas dan lengkap serta tetap memperhatikan efektivitas
d a n e f i s i e n s i s e b a g a i b u k t i p e l a k s a n a a n p ro s e s
penyusunan dan review disclosure.
Manajemen TELKOM dengan partisipasi Direktur Utama
dan Direktur Keuangan bertangung jawab terhadap
pengadaan, pemeliharaan, dan evaluasi prosedur dan
pengendalian pengungkapan. Untuk membantu
manajemen, Perseroan membentuk Disclosure Committee
sebagai bagian dari mekanisme sistem pengendalian dan
pengungkapan perusahaan. Dalam Disclosure Committee,
keanggotaannya terdiri dari koordinator, wakil koordinator,
kepala, anggota inti, anggota, anggota eksternal, Quality
Assurance Reviewer, Reviewer atas kepatuhan, dan
sekretaris. Tugas, hak dan tanggung jawab Komite,
termasuk prosedur kerja, ditinjau secara berkala untuk
menilai dan memastikan efektivitas dan komunikasi dari
proses pengungkapannya.
153
154
Jabatan
Tanri Abeng
Komisaris Utama
14 dari 14
P. Sartono
Komisaris Independen
14 dari 14
Arif Arryman
Komisaris Independen
11 dari 14
Mahmuddin Yasin
Komisaris
10 dari 14
Komisaris
14 dari 14
Jabatan
Rinaldi Firmansyah
Direktur Utama/CEO
45 dari 47
Arief Yahya
44 dari 47
Sudiro Asno
Direktur Keuangan
45 dari 47
Faisal Syam
46 dari 47
Ermady Dahlan
45 dari 47
I Nyoman G. Wiryanata
Direktur Konsumer
44 dari 47
Prasetio
45 dari 47
Indra Utoyo
44 dari 47
Jabatan
Tanri Abeng
Komisaris Utama
16 dari 16
P. Sartono
Komisaris Independen
16 dari 16
Arif Arryman
Komisaris Independen
15 dari 16
Mahmuddin Yasin
Komisaris
15 dari 16
Komisaris
16 dari 16
Rinaldi Firmansyah
Direktur Utama/CEO
15 dari 16
Arief Yahya
11 dari 16
Sudiro Asno
Direktur Keuangan
16 dari 16
Faisal Syam
16 dari 16
Ermady Dahlan
13 dari 16
I Nyoman G. Wiryanata
Direktur Konsumer
13 dari 16
Prasetio
13 dari 16
Indra Utoyo
13 dari 16
Kompensasi
Setiap anggota komisaris berhak atas
sejumlah kompensasi bulanan dan
tunjangan-tunjangan. Mereka juga
berhak mendapatkan tantiem
berdasarkan kinerja dan pencapaian
perusahaan, yang besarannya
ditentukan oleh pemegang saham
dalam RUPS. Komisaris juga
mendapatkan tunjangan pada saat
mereka berhenti dari posisinya.
Setiap direktur berhak atas gaji
bulanan dan tunjangan lain (termasuk
tunjangan pensiun). Di samping itu
Direktur juga mendapatkan bagian
tantiem atas kinerja dan pencapaian
perusahaan yang besarannya
ditentukan oleh pemegang saham
dalam RUPS. Bonus dan insentif
dianggarkan setiap tahun berdasarkan
rekomendasi Direksi dengan
persetujuan dari Dewan Komisaris
sebelum diusulkan kepada pemegang
saham dalam forum RUPST.
Honorarium
Tunjangan
Asuransi
Tunjangan Lainnya
Jumlah
Tanri Abeng
900,0
2.048,8
734,8
Arif Arryman
810,0
1.843,9
713,8
3.367,7
P. Sartono
810,0
1.843,9
653,8
3.307,7
Mahmuddin Yasin
810,0
1.843,9
683,8
3.337,7
810,0
522,5
653,8
1.986,3
1.169,8
1.169,8
Anggito Abimanyu
3.683,6
Gaji
Tunjangan
Asuransi
Tunjangan Lainnya
Jumlah
Rinaldi Firmansyah
1.800,0
4.097,7
1,5
1.328,0
7.227,2
Faisal Syam
1.620,0
3.687,9
1,5
1.225,5
6.534,9
Sudiro Asno
1.620,0
3.687,9
1,5
1.210,9
6.520,3
Ermady Dahlan
1.620,0
3.687,9
1,5
1.212,0
6.521,4
I Nyoman G.
Wiryanata
1.620,0
3.687,7
1,5
1.186,9
6.496,1
Arief Yahya
1.620,0
3.687,9
1,5
1.224,0
6.533,4
Indra Utoyo
1.620,0
3.687,9
1,5
1.211,0
6.520,4
Prasetio
1.620,0
3.687,9
1,5
1.217,7
6.527,1
Kepemilikan Saham
Setiap direktur dan komisaris secara individual memiliki kurang dari satu persen saham biasa perusahaan. Hanya dua
Direktur yang memiliki saham biasa perusahaan. Pada saat tanggal 31 Desember 2009, Ermady Dahlan memiliki 17.604
saham dan Indra Utoyo memiliki 5.508 saham.
Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi bagi Dewan Komisaris dan Direksi
Sepanjang tahun 2009, kami melaksanakan beberapa program pelatihan tata kelola perusahaan, termasuk Pelatihan Good
Corporate Governance for Executive, untuk para anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
155
156
Arif Arryman
P. Sartono
Program
Lokasi
Tanggal
Jakarta
25 November 2009
Jakarta
30 Desember 2009
Jepang
Malaysia
Jakarta
30 Desember 2009
Jakarta
30 Desember 2009
Mahmuddin Yasin
Bobby A.A. Nazief
Swiss
Jakarta
Program
Lokasi
Tanggal
Jakarta - Indonesia
3 Februari 2009
Barcelona - Spanyol
Jepang
Jakarta - Indonesia
Jakarta - Indonesia
23 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
29 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
1 April 2009
Jakarta - Indonesia
3 Juni 2009
Jakarta - Indonesia
3 Februari 2009
Singapura
Jakarta - Indonesia
Jakarta - Indonesia
23 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
29 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
1 April 2009
IFRS In Asia
Arief Yahya
Ermady Dahlan
Jakarta - Indonesia
3 Juni 2009
Communic Asia
Singapura
16 19 Juni 2009
Illinois - AS
Jakarta - Indonesia
30 Desember 2009
Jakarta - Indonesia
3 Februari 2009
Jakarta - Indonesia
Jakarta - Indonesia
23 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
29 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
1 April 2009
Jakarta - Indonesia
3 Juni 2009
Singapura
Jakarta - Indonesia
30 Desember 2009
Communic Asia
Good Corporate Governance for Executive
Program
Lokasi
Tanggal
Jakarta - Indonesia
3 Februari 2009
Jakarta - Indonesia
23 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
29 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
1 April 2009
Tokyo - Jepang
21 April 2009
Jakarta - Indonesia
3 Juni 2009
Singapura
16 19 Juni 2009
Jakarta - Indonesia
30 Desember 2009
Jakarta - Indonesia
3 Februari 2009
Jakarta - Indonesia
5 6 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
23 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
29 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
1 April 2009
Jakarta - Indonesia
3 Juni 2009
Illinois - AS
Jakarta - Indonesia
30 Desember 2009
Communic Asia
I Nyoman G. Wiryanata
Jakarta - Indonesia
3 Februari 2009
Barcelona - Spanyol
Jakarta - Indonesia
5 6 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
23 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
29 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
1 April 2009
Jakarta - Indonesia
3 Juni 2009
London - Inggris
Jakarta - Indonesia
3 Februari 2009
Jakarta - Indonesia
1 April 2009
Jakarta - Indonesia
Jakarta - Indonesia
23 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
29 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
3 Juni 2009
Singapura
Communic Asia
Advanced Risk Management
Sudiro Asno
Philladelphia - AS
Jakarta - Indonesia
30 Desember 2009
Jakarta - Indonesia
3 Februari 2009
Jakarta - Indonesia
1 Maret 2009
IFRS In Asia
Jepang
2 6 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
5 6 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
23 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
29 Maret 2009
Jakarta - Indonesia
3 Juni 2009
Singapura
18 19 Juni 2009
Jakarta - Indonesia
30 Desember 2009
Communic Asia
Good Corporate Governance for Executive
157
158
Tata Kelola Perusahaan/Menuju Penerapan Tata Kelola Perusahan yang Lebih Baik
karyawan tidak mungkin melakukan pekerjaan seharihari tanpa membuka POINT, karena seluruh instruksi,
beban pekerjaan dan nota dinas telah disalurkan
melalui intranet.
IT Governance
IT Leadership
IT Inovation
Business Performance
bobot 20%
bobot 15%
bobot 30%
bobot 35%
Paperless HR Management
Menyadari luasnya cakupan pelayanan internal, baik dari sisi
geografis, jumlah personil maupun permasalahannya, TELKOM
telah menerapkan sistem TI yang bersifat paperless office.
Langkah ini membuahkan efektivitas dan akuntabilitas
manajemen yang lebih baik. Selain itu, penetapan sistem TI
ini mampu menghemat hingga 80% dalam penyimpanan,
dan 80% dalam pengiriman serta mempercepat dokumen
sampai di tujuan dari 2 4 hari menjadi rata-rata hanya
dalam 30 menit.
System portal internal yang dikenal sebagai POINT
(Paperless Office Internal) dapat diakses oleh seluruh
karyawan dengan identitas elektronik dan password
pribadi. Sistem teknologi melayani hampir seluruh
kebutuhan serta hak karyawan dalam bekerja, sehingga
GCG
Fraud
Gratifikasi
Whistleblower
76,53%
79,48%
98,30%
94,95%
J e n i s p e r t a nya a n ya n g d i g u n a ka n d a l a m ra n g ka
melakukan assessment terhadap pemahaman ini terbagi
dalam 2 kategori: untuk staff (Band 4 7), seluruh
pertanyaan disajikan dalam bentuk multiple choice,
and untuk executive (Band 1 3) beberapa pertanyaan
dibuat dalam bentuk studi kasus. Pemahaman karyawan
pada level staff rata-rata adalah 78.33%, atau sedikit
lebih tinggi dari pemahaman level executive dengan
nilai rata-rata 78,13%.
Tata Kelola Perusahaan/Menuju Penerapan Tata Kelola Perusahan yang Lebih Baik
Telkom menggunakan IT
untuk membantu
melaksanakan Tata
Kelola Perusahaan
secara terpadu
e-Procurement
Pelaksanaan fungsi-fungsi logistik mengacu pada prinsip
good corporate governance, khususnya prinsip pokok, yaitu
transparansi, akuntabilitas dan kesetaraan. Pengadaan
dilakukan secara terpusat (one gate policy), sekalipun
proses fisik bisa berada di daerah. Sejak tahun 2004,
sebagian pengadaan TELKOM telah diselenggarakan secara
elektronik dengan sistem e-auction, dengan menggunakan
paket software Jalintrade.
Jalintrade mengorganisasikan proses tender dan
negosiasi dengan bantuan komputer. Panitia tender
menetapkan persyaratan dan kriteria-kriteria pemilihan
tahapan administrasi maupun teknis dan memasukkannya
ke dalam sistem, kemudian komputer yang akan memilih
para calon pemasok yang memenuhi persyaratan.
Selanjutnya, seluruh peserta tender megikuti proses
negosiasi harga. Selanjutnya sistem akan memilih
pemenang tender, berdasarkan metode pembobotan
atau harga yang termurah.
Manfaat utama dari penyelenggaraan e-auction adalah
untuk mempercepat proses tender yang biasanya
dilakukan dalam beberapa minggu menjadi kurang dari
satu jam.
159
160
Tata Kelola Perusahaan/Menuju Penerapan Tata Kelola Perusahan yang Lebih Baik
Tra n s f o r m e r a k a n m e m b u a t p e r i n g k a t d a n p e t a
terhadap seluruh program aksi yang diobservasi.
Selanjutnya, lima program aksi utama akan diberikan
prioritas tinggi dan langsung ditempatkan di bawah
pengawasan Direksi.
Manajemen Risiko
Transformasi Manajemen
l
l
l
l
l
l
l
l
l
l
Fase
Fase
Fase
Fase
Tata Kelola Perusahaan/Menuju Penerapan Tata Kelola Perusahan yang Lebih Baik
Peningkatan kebijakan
Setelah memfokuskan pada risiko kepatuhan selama tahun
2007 dan 2008, kami mengubah kebijakan manajemen
risiko perusahaan pada tahun 2009 dengan lebih
berkonsentrasi pada percepatan pengambilan keputusan,
inisiatif bisnis, hubungan dengan pihak ketiga (perwakilan
serikat kerja) dan mengelola bisnis non-organik.
Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan
Unit-unit bisnis TELKOM dan penerapan inisiatif bisnis
non-organik, dengan menegakkan prinsip kehati-hatian
melalui penerapan prinsip six eyes.
Revenue Assurance
Memastikan arus pendapatan yang konstan adalah
bagian dari proses bisnis kami. Kami mencatat ada
beberapa faktor yang mempengaruhi baik eksternal
maupun internal, yang dapat mengancam transaksi
usaha dan pendapatan. Salah satu ancaman terhadap
pendapatan tersebut adalah kebocoran dalam proses
transaksi yang dapat terjadi sejak transaksi dilakukan
sampai pendapatan tersebut dicatat. Untuk mengelola
ancaman dimaksud, kami telah menerapkan program
jaminan pendapatan yang dituangkan dalam keputusan
Direksi Nomor KD. 08/HK.290/COP-D0031000/2009
tanggal 25 Maret 2009 tentang Kebijakan Revenue
Assurance. Program ini meliputi manajemen risiko
kebocoran pendapatan dengan mengelola kelompok
p e n d a p a t a n d a r i b e r b a g a i s e k t o r, t e r m a s u k
pengembangan produk, pre-sales/sales, peraturan
yang mengikat, jaringan, perantara, peringkat/tagihan,
penagihan dan akuntansi.
Pengelolaan Fraud
Untuk mempercepat
terlaksananya
proses transformasi
dibentuklah sebuah
Task Force TELKOM
Transformation
Team, dengan
keanggotaan yang
luas yang mencakup
semua Direktorat
161
162
Tata Kelola Perusahaan/Menuju Penerapan Tata Kelola Perusahan yang Lebih Baik
l
l
l
l
l
l
Whistleblower
Pakta Integritas
Program etika
bisnis Perusahaan
dikembangkan dari
sumber-sumber
internal. Identifikasi
prinsip-prinsip
etika ini dimulai
pada tahun 1989
sebagai prinsip 321
yang selanjutnya
disesuaikan menjadi
prinsip Patriot 135
Tata Kelola Perusahaan/Menuju Penerapan Tata Kelola Perusahan yang Lebih Baik
Assessment Center
163
164
Auditor Independen
Tabel berikut menyajikan ringkasan tagihan yang disampaikan PwC untuk tahun
2007, 2008 dan 2009, berturut-turut:
Tabel
Biaya Auditor
Tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember,
2007
2008
2009
Biaya Audit
53.500,0
51.000,0
49.640,0
Biaya pajak
332(2)
(1)
500
275,6
(1) biaya yang dibayarkan untuk pelatihan audit standar No. 5 (AS5) yang dilaksanakan oleh PwC (tidak termasuk PPN
10%).
(2) biaya yang dibayarkan untuk layanan tax compliance untuk TII yang diberikan oleh PWC, belum termasuk pajak
pertambahan nilai 10%.
T E L KO M m e n e ra p k a n ke b i j a k a n d a n p ro s e d u r p r e - a p p r ova l ya n g
mensyaratkan bahwa semua jasa non-audit yang diberikan oleh kantor
akuntan publik yang ditunjuk sebagai auditor independen, sebagaimana
ditetapkan dalam Charter Komite Audit, harus mendapat persetujuan lebih
dulu dari Komite Audit. Berdasarkan Charter tersebut, jasa non-audit yang
diperkenankan dapat dilaksanakan oleh kantor akuntan publik yang ditunjuk
sebagai auditor independen dengan ketentuan bahwa: (a) Direksi harus
menyerahkan kepada Komite Audit (melalui Dewan Komisaris) uraian jasa
non-audit yang akan dilaksanakan oleh kantor akuntan publik yang ditunjuk
sebagai auditor independen; dan (b) Komite Audit akan memutuskan
apakah jasa non-audit yang diajukan akan mempengaruhi independensi
kantor akuntan publik yang ditunjuk sebagai auditor independen atau akan
menimbulkan benturan kepentingan.
Konsisten dengan Seksi 10(i) (1) (B) dari Exchange Act paragraf (c) (7) (i)
(C) Rule 2-01 dari Regulation S-X yang dikeluarkan berdasarkan undangundang tersebut, Audit Committee Charter memberikan pengecualian
untuk persyaratan pre-approval atas jasa non-audit yang diperkenankan
(x) jika jumlah seluruh biaya jasa non-audit tersebut tidak lebih dari lima
persen dari jumlah biaya audit yang dibayarkan TELKOM kepada kantor
akuntan publik yang ditunjuk sebagai auditor independen selama tahun
buku, jasa tersebut diberikan atau (y) jasa yang diajukan tidak dianggap
sebagai jasa non-audit pada saat kontrak untuk melaksanakannya
ditandatangani. Selain dari kedua hal tersebut, pelaksanaan jasa non-audit
harus disetujui lebih dulu oleh seorang anggota Komite Audit yang telah
mendapat pelimpahan wewenang untuk memberikan pre-approval dari
Komite Audit atau langsung oleh Komite Audit.
KETERSEDIAAN DOKUMEN
TELKOM menyampaikan laporan, termasuk laporan tahunan dalam Form 20F dan informasi lain di SEC berdasarkan peraturan dan regulasi SEC yang
berlaku untuk emiten swasta asing. Seluruh bahan yang dilaporkan TELKOM
sebagai exhibit pada laporan tahunan pada Form 20-F kepada US Securities
and Exchange Commission tersedia di kantor Perusahaan di Gedung Grha
Citra Caraka lantai 5, Jl. Gatot Subroto Kav.52, Jakarta 12710, Indonesia.
Pengendalian
dan prosedur
Pengendalian DAN
Prosedur Pengungkapan
TELKOM telah
melakukan
penilaian atas
efektivitas
pengendalian
internal atas
pelaporan
keuangan
Perusahaan
dengan
menggunakan
kriteria dalam
Internal
Control
Integrated
Framework
165
166
2007
500
2008
450
2009
250
Indigo
Kami membagi tanggung jawab sosial dengan mengembangkan komunitas
digital yang sejalan guna mendorong pertumbuhan industri kreatif di Indonesia.
Pada 23 Oktober 2009, kami menyelenggarakan Penghargaan Indigo (Indonesia
Digital Community), yang meliputi:
l
l
l
l
l
TELKOM
terpilih
sebagai
the best
company
dari segi
pemberian
gaji dan
manfaat
untuk
karyawan
167
168
Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan
menyalurkan dana
untuk mitra binaan di
seluruh Indonesia dalam
bentuk modal kerja dan
pinjaman investasi.
Petugas Customer Service Plasa Telkom melayani pelanggan yang sedang bertanya tentang seputar produk Telkom di salah satu lounge plasa Telkom
yang baru
169