iii
PENGARAH :
Ardiles M.R Mewoh
Yessy Y. Momongan
Lanny A. Ointu
Salman Saelangi
Meidy Y. Tinangon
PENANGGUNG JAWAB :
Pujiastuti
EDITOR :
Dr.Ardiles Mewoh, S.IP., M.Si
Stenly Kowaas SP
Yohanes Pahargyo, SS
UKURAN :
Jumlah Halaman Judul, Jumlah halaman isi: 154, Uk: 14,8 X 21 cm
ISBN :
No ISBN
CETAKAN :
2021
PENERBIT :
(KPU PROVINSI SULAWESI UTARA)
Jalan Diponegoro No. 25, Teling Atas, Wenang, Mahakeret Tim., Kec.
Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara 95112
Website: www.sulut.kpu.go.id
KATA PENGANTAR v
istimewa untuk saling sharing ide dan gagasan, agar problematika
yang muncul secepatnya diselesaikan. Kalaupun masih ada hal
yang menggantung, koordinasi dengan pihak eksternal seperti
Inspektorat KPU RI, BPK dan BPKP menjadi sebuah keniscayaan.
Dengan segala dinamika pengelolaan keuangan yang terjadi
selama tahapan pemilihan serentak, menjadi semacam tanggung-
jawab moral buat KPU Provinsi untuk meninggalkan legacy nyata
buat dunia kepemiliuan dalam bentuk buku. Berbagai aspek
pengelolaan keuangan mulai dari regulasi, efisiensi, managemen
serta strategi dan inovasi, disajikan dengan narasi sederhana dalam
dimensi konsep dan best practice di lapangan.
Meski dalam kesadaran penuh bahwa buku yang sedang Anda
baca ini masih jauh dari kesempurnaan, tapi karya yang disusun
beberapa penulis ini diharapan bisa menambah daftar literasi
pengelolaan keuangan pemilihan, serta berkontribusi nyata untuk
penatakelolaan anggaran dan keuangan di pemilu dan pemilihan
kepala daerah jilid-jilid selanjutnya yang lebih profesional dan
berintegritas.
Stenly Kowaas
(Penulis)
SAMBUTAN vii
Sulawesi Utara tentu perlu disyukuri sekaligus diapresiasi.
Dunia kepemiliuan khususnya KPU di semua tingkatan
membutuhkan referensi-referensi konkrit seperti buku
ini. Landasan teori, regulasi serta pengalaman empirik
pengelolaan keuangan pemilihan serentak KPU Provinsi Sulut
yang diulas di buku ini sungguh merupakan kontribusi yang
sangat berharga.
Tentu saya berharap langkah maju KPU Provinsi Sulut
menyusun dan menerbitkan buku pengelolaan keuangan
pemilihan serentak bisa menjadi trigger buat provinsi lain
agar melakukan hal yang sama. Berkompetisi untuk kebaikan
dan perbaikan pemilu di waktu yang akan datang sudah
saatnya jadi habbit penyelenggara pemilu, karena banyak
pihak membutuhkan literasi yang menggambarkan detail-
detail kecil yang hanya bisa diurai sedetail mungkin oleh
penyelenggara itu sendiri.
BAGIAN PERTAMA
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penulisan............................................................. 4
Pembiayaan Pemilu (Electoral Cost)............................................ 10
Metode kajian/Penulisan Buku................................................... 18
BAGIAN KEDUA
KONSEP DAN REGULASI PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA
Konsep Pengelolaan Anggaran.................................................... 24
Anggaran Sektor Publik............................................................... 27
Pengelolaan Keuangan Negara.................................................... 34
Prinsip-prinsip pengelolaan keuangan publik yang baik.............. 37
Regulasi pengelolaan Anggaran Pemilihan Kepala Daerah.......... 45
Pelaksanaan Anggaran di KPU Provinsi Sulawesi Utara............... 53
BAGIAN KETIGA
MANAJEMEN ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
Pengelolaan Keuangan Dana Hibah Pemilihan............................ 62
Penyaluran Dana Hibah untuk Kegiatan Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur.................................................................... 64
Penggunaan Dana Hibah dan Mekanisme Pembayaran.............. 68
Pertanggungjawaban Dana Hibah Pemilihan.............................. 75
DAFTAR ISI ix
Pembukuan dan Pelaporan Dana Hibah Pemilihan..................... 91
BAGIAN KEEMPAT
STRATEGI DAN INOVASI PENGELOLAAN ANGGARAN HIBAH
PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK DI SULAWESI UTARA
Efisiensi Pengadaan Barang dan Jasa........................................... 87
Festival Anggaran Untuk Transparansi Publik.............................. 96
Pengendalian Internal, Monitoring, Supervisi, dan Review
untuk Akuntabilitas Anggaran..................................................... 115
BAGIAN KELIMA
SUDUT PANDANG PARA PENGELOLA KEUANGAN
Efisiensi dan Pengendalian Operasional Dukungan Sekretariat...... 122
Dukungan optimal Pencairan Anggaran Tahapan Pemilihan...... 130
Negosiasi Barang dan Jasa yang berintegritas ........................... 135
Monitoring dan Pengendalian penggunaan anggaran di badan
penyelenggara adhoc.................................................................. 138
Strategi Pelaporan Keuangan Tepat waktu di daerah kepulauan........ 145
Strategi Penyetoran Pajak yang Tepat Waktu............................. 155
Pengelolaan Anggaran Operasional Badan Adhoc...................... 160
DAFTAR PUSTAKA
Sumber media online:.................................................................. 170
Peraturan Perundang-undangan:................................................ 172
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR SINGKATAN
APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara
APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
APD : Alat Perlindungan Diri
BPK : Badan Pemeriksa Keuangan
BPKP : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Bawaslu : Badan Pengawas Pemilu
BPP : Bendahara Pengeluaran Pembantu
BP : Bendahara Pengeluaran
BAPP : Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
BKU : Buku Kas Umum
CORE : Cost of Registration and Election
DKPP : Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
GGG : Good Government Governance
GASB : German Accounting Standards Board)
HPS : Harga Perkiraan Sendiri
IFES : International Foundation for Electoral System
IDEA : International Institute Democracy and Electoral Assistance
KPA : Kuasa Pengguna Anggaran
KPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
KPPS : Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
KPU : Komisi Pemilihan Umum
KPJM : Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah
KUL : Keuangan Umum Logistik
LPJ : Laporan Pertanggungjawaban
LPSE : Layanan Pengaadan Secara Elektronik
NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak
NPHD : Nota Perjanjian Hibah Daerah
NCGA : National Committee on Governmental Accouinting
Permendagri : Peraturan Menteri Dalam Negeri
Pemilu : Pemilihan Umum
Pilkada : Pemilihan Kepala Daerah
PKPU : Peraturan Komisi Pemilihan Umum
3
PENDAHULUAN
BAGIAN PERTAMA
5
PENDAHULUAN
dari sistem yang mendukung proses penyelenggaraan
pemilu, maka tata kelola anggaran pemilu harus menjadi
perhatian besar dari penyelenggara pemilu. Kesalahan dalam
menata kelola pembiayaan pemilu dapat berdampak pada
keberlanjutan tahapan-tahapan yang lain, karena bergitulah
cara kerja sebuah siklus.
• Aspek organisasi
BAGIAN PERTAMA
7
PENDAHULUAN
adalah sebuah iven yang kolosal, yang melibatkan seluruh
rakyat Indonesia, bahkan sering disebut orang sebagai sebuah
pesta demokrasi. Layaknya sebuah pesta, tentu dibutuhkan
biaya agar penyelenggaraannya sukses. Misalnya saja,
menurut penghitungan dari Direktorat Jenderal Anggaran,
alokasi anggaran penyelenggaraan Pemilu 2019 (realisasi
dan pagu) membutuhkan biaya Rp25,59 triliun, jumlah ini
naik dari Pemilu 2014 yang telah mengeluarkan total biaya
sebesar Rp.15,62 triliun. Untuk pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur Sulawesi Utara tahun 2020 saja membutuhkan
biaya sebesar 220 Miliar, atau naik dari kebutuhan biaya
penyelenggaraan tahun 2015 yaitu sebesar 116 Miliar.
BAGIAN PERTAMA
9
PENDAHULUAN
atau pemilihan kepala daerah pada umumnya terkait dengan
pertanggungjawaban badan adhoc, pengadaan barang dan
jasa, dan operasional kegiatan. Pada pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur Sulut tahun 2020, potensi masalah ini
telah di antisipasi sejak awal yaitu antara lain dengan bimtek
pengelolaan keuangan sampai di tingkat badan adhoc,
memperkuat unit kerja pengadaan barang dan jasa, serta
menyediakan sumber daya manusia pengelolaan keuangan
yang jumlahnya memadai dengan besaran anggaran yang
dikelola. Upaya-upaya yang telah dilakukan sejak awal tersebut
terus dilakukan evaluasi secara periodik antara lain melalui
pengendalian internal, review dokumen pertanggungjawaban
secara periodik, serta pendampingan auditor internal maupun
eksternal.
BAGIAN PERTAMA
11
PENDAHULUAN
pendukung lainnya, misalnya biaya pengamanan pemilihan,
biaya pemantauan, dan biaya lainnya yang membantu
pelaksanaan pemilihan
1. Transparansi
BAGIAN PERTAMA 13
PENDAHULUAN
menyembunyikannya, termasuk memastikan bahwa pelapor
terlindungi.
BAGIAN PERTAMA
15
PENDAHULUAN
bupati dan wakil bupati atau pemilihan walikota dan wakil
walikota sepenuhnya membiayai, sehingga KPU Provinsi yang
menyelenggarakan pemilihan gubernur dan wakil gubernur
tidak lagi membiayai honorarium badan adhoc di wilayah-
wilayah tersebut. Di sisi sebaliknya, KPU Kabupaten atau Kota
tidak perlu membiayai keseluruhan kebutuhan logistik lagi,
karena untuk item logistik yang digunakan bersama misalnya
kotak suara, bilik suara, tinta, dan masih banyak lagi telah
dibiayai oleh KPU Provinsi.
3. Integritas
BAGIAN PERTAMA
17
PENDAHULUAN
efek nya bagi masyarakat dan keuntungan politik yang lebih
nampak.
BAGIAN PERTAMA
19
PENDAHULUAN
Bagian ketiga secara khusus akan membahas terkait
pengelolaan anggaran pemilihan kepala daerah. Anggaran
pemilihan kepala daerah di Indonesia bersumber dari dana
hibah pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-
undang pemilihan kepala daerah. Perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan pelaporannya, akan dibahas secara
berurutan.
23
KONSEP DAN REGULASI
PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA
BAGIAN KEDUA
25
KONSEP DAN REGULASI PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA
kata budget, berasal dari bahasa Perancis “bougette” yang
artinya tas kecil. Menurut Indra Bastian4 berdasarkan National
Committee on Governmental Accounting (NCGA) yang saat
ini telah diubah menjadi Governmental Accounting Standards
Board (GASB), definisi anggaran (budget) adalah “…rencana
operasi keuangan yang mencakup estimasi pengeluaran yang
diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk
membiayainya dalam periode waktu tertentu”.
BAGIAN KEDUA
27
KONSEP DAN REGULASI PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA
1) Anggaran sebagai alat perencanaan Anggaran sektor
publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang
akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang
dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari
belanja pemerintah tersebut.
2) Anggaran sebagai alat pengendalian Anggaran sebagai
instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari
adanya pengeluaran yang terlalu besar (overspending),
terlalu rendah (underspending), salah sasaran
(missappropriation) atau adanya penggunaan dana
yang tidak semestinya (misspending).
3) Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal anggaran sebagai
alat kebijakan fiskal pemerintah, digunakan untuk
menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan
ekonomi. Melalui anggaran sektor publik dapat
diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah, sehingga
dapat dilakukan prediksi dan estimasi ekonomi.
4) Anggaran sebagai alat politik pada sektor publik,
anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk
komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas
penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu.
5) Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi melalui
dokumen anggaran yang komprehensif, sebuah bagian
atau unit kerja atau departemen yang merupakan sub-
organisasi dapat mengetahui apa yang harus dilakukan
dan apa yang akan dilakukan oleh bagian/ unit kerja
lainnya.
6) Anggaran sebagai alat penilaian kinerja eksekutif dinilai
berdasarkan pencapaian target anggaran, efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik
dinilai berdasarkan berapa hasil yang dicapai dikaitkan
BAGIAN KEDUA
29
KONSEP DAN REGULASI PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA
3) Anggaran sebagai alat komunikasi interen yang
menghubungkan berbagai unit kerja dan mekanisme
kerja antara atasan dan bawahan.
4) Anggaran sebagai alat pengendali unit kerja.
5) Anggaran merupakan alat motivasi dan persuasi tindakan
efektif dan efisien dalam mencapai visi organisasi.
6) Anggaran merupakan instrumen politik.
7) Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal.
BAGIAN KEDUA
31
KONSEP DAN REGULASI PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA
2) Pendekatan New Public Management. New public
management berfokus pada manajemen sektor publik
yang berorientasi pada kinerja bukan pada kebijakan.
Paradigma new public management telah melahirkan
beberapa teknik penganggaran dalam sektor publik,
yaitu:
a. Anggaran Kinerja (Performance Budgeting) Anggaran
dengan pendekatan kinerja sangat menekankan
pada konsep value for money dan pengawasan atas
kinerja output. Pendekatan ini juga mengutamakan
mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas
tujuan serta pendekatan yang sistematis dan rasional
dalam proses pengambilan keputusan.
b. Anggaran Program (Program Budgeting) Metode
ini menekankan bahwa keputusan penganggaran
harus didasarkan pada tujuan-tujuan dari aktivitas
pemerintahan daripada input untuk menghasilkan
barang dan jasa pemerintah.
c. Anggaran Berbasis Nol (Zero Based Budgeting-ZBB)
Penyusunan anggaran ini dapat mengatasi kelemahan
pendekatan incrementalism dan line-item karena
anggaran diasumsikan mulai dari nol (zero-based),
tidak berdasarkan pada tahun lalu tapi berdasarkan
kebutuhan saat ini.
d. Planning, Programming and Budgeting System
(PPBS) PPBS merupakan suatu anggaran di mana
pengeluaran secara primer dikelompokkan dalam
aktivitas-aktivitas yang didasarkan pada program
kerja dan secara sekunder didasarkan pada jenis
atau karakter objek dan kinerja. PPBS merupakan
upaya sistematis yang memperhatikan integrasi
BAGIAN KEDUA
33
KONSEP DAN REGULASI PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA
ZBB menjadikan setiap anggaran merupakan anggaran
yang baru sehingga dimulai dari nol.
5) Performance Budget merupakan sistem penganggaran
yang dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan
antara anggaran (input) dengan keluaran (output) dan
hasil (outcome) yang diharapkan dari kegiatan dan
program termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran
dan hasil tersebut.
BAGIAN KEDUA
35
KONSEP DAN REGULASI PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA
pembangunan dan anggaran rutin, serta klasifikasi anggaran
yang belum terbagi berdasarkan fungsi.
BAGIAN KEDUA
37
KONSEP DAN REGULASI PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA
good governance pada pemerintahannya. Good governance
pada lingkungan pemerintahan sering dikenal dengan istilah
Good Government Governance (GGG)13.
BAGIAN KEDUA
39
KONSEP DAN REGULASI PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA
accountability, strategic vision
• Prinsip Kemandirian
• Prioritas
BAGIAN KEDUA
41
KONSEP DAN REGULASI PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA
perjalanan pemerintah serta pembangunan. Dengan sebuah
pemicu atau indikator untuk menentukan pilihan perkara
yang terbaik dari segala alternatif yang ada dan terbaik atau
best of the best.
• Disiplin anggaran
• Konsistensi (Consistency)
BAGIAN KEDUA
43
KONSEP DAN REGULASI PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA
• Transparansi (Transparency)
• Integritas (Integrity)
• Pengelolaan (Stewardship)
BAGIAN KEDUA
45
KONSEP DAN REGULASI PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA
pemimpin serta wakil-wakil rakyat yang pelaksanaannya telah
tersurat dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945, dimana memilih serta dipilih merupakan hak dari
setiap Warga Negara Indonesia yang memenuhi ketentuan
menurut peraturan perundang-undangan. Lebih lanjut lagi,
Komisi Pemilihan Umum Provinsi atau Komisi Pemilihan Umum
kabupaten atau kota, yang merupakan instansi vertikal dari
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, merupakan institusi resmi
pengemban amanah dan penyelenggara pemilihan umum
sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017 Pemilu.
BAGIAN KEDUA
47
KONSEP DAN REGULASI PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA
kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa,
serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Alinea
keempat dari UUD 1945 mengandung arti prinsip-prinsip
demokrasi, prinsip negara hukum, dan juga atas perlindungan
hak asasi manusia.
BAGIAN KEDUA
49
KONSEP DAN REGULASI PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA
secara tertib, taat kepada peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab
dengan memperhatikan aspek keadilan, kepatutan, dan
manfaat untuk masyarakat.
BAGIAN KEDUA
51
KONSEP DAN REGULASI PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA
Komisi Independen Pemilihan Aceh dan Komisi Pemilihan
Umum/Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota Bagian
Anggaran 076 Tahun Anggaran 2020 Revisi Ke-V
BAGIAN KEDUA
53
KONSEP DAN REGULASI PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA
program dan anggaran. Kedua terkait pelaksanaan, yang
kemudian mencakup semua tahapan setiap divisi, baik itu
sosialisasi, kampanye teknis pencalonan sampai proses
pemungutan, penghitungan, rekapitulasi dan penetapan,
pembentukan badan penyelenggara adhoc, pemutakhiran
data pemilih, tahapan terkait hukum, serta pengadaan dan
distribusi logistik. Sementara bagian ketiga yakni tahapan
pasca Pilkada, dimana KPU Provinsi Sulut melakukan evaluasi
atas keseluruhan tahapan Pilkada 2020.
2. Mekanisme pertanggungjawaban;
3. Laporan tahunan;
4. Laporan pertanggungjawaban;
6. Sistem pengawasan;
BAGIAN KEDUA
55
KONSEP DAN REGULASI PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA
yang harus dipertimbangkan ialah : 1) Legalitas penerimaan
dan pengeluaran. Setiap transaksi yang dilakukan harus
dapat dilacak otoritas legalnya. (2) Pengelolaan (stewardship)
keuangan daerah secara baik, perlindungan aset fisik dan
finansial, mencegah terjadinya pemborosan dan salah urus.
59
MANAJEMEN ANGGARAN
HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
BAGIAN KETIGA
61
TATA KELOLA ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
Kpt/02/KPU/I/2021 tentang Pedoman teknis pengelolaan,
penyaluran dan pertanggungjawaban penggunaan anggaran
dana hibah Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati
dan Wakil Bupati dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang
menjadi dasar pengelolaan Anggaran Hibah Pemilihan, maka
pengelolaan dana yang telah diterima harus secara terbuka
dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai undang-undang.
BAGIAN KETIGA
63
TATA KELOLA ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
dan pelaksanaan tahapan pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Sekretaris KPU Provinsi selaku KPA
mengangkat:
BAGIAN KETIGA
65
TATA KELOLA ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
• Belanja Modal Peralatan dan Mesin;
• Santunan Kecelakaan Kerja Badan Penyelenggara
Adhoc;
• Alat Pelindung Diri (APD);
• Biaya Komunikasi;
• Pengecekan Kesehatan COVID-19; dan
• Media Telekonferen.
Masa era digitalisasi ini, uang elektronik semakin
lekat dengan kebutuhan hidup manusia, terutama
kebutuhan pembayaran yang lebih mudah, praktis
dan cepat. Evolusi sistem pembayaran mengalami
perkembangan yang sangat progresif. Dominasi
pembayaran tunai mulai terkikis, dan tergantikan
pembayaran non-tunai (uang elektronik).
BAGIAN KETIGA
67
TATA KELOLA ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
bendahara, operator
• kegiatan sosialisasi
• kegiatan pembentukan badan adhoc dan bimtek
• kegiatan pemutakhiran data
• kegiatan perhitungan dan rekapitulasi
• biaya alat kelengkapan Tempat Pemungutan Suara
(TPS)
• kegiatan pengepakan dan distribusi logistic
c. Panitia Pemilihan Kecamatan dan Panitia
Pemungutan Suara
BAGIAN KETIGA
69
TATA KELOLA ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
Anggaran 2020.
• Bukti perjanjian/kontrak;
BAGIAN KETIGA
71
TATA KELOLA ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
telah dibuktikan kebenarannya.
BAGIAN KETIGA
73
TATA KELOLA ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
BPP berhak/wajib menolak perintah bayar oleh
Pejabat Pembuat Komitmen.
BAGIAN KETIGA
75
TATA KELOLA ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
daerah yang dapat dinilai dengan uang dan segala
sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan
milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban tersebut. Bertalian dengan hal
tersebut sudah menjadi perintah atau keharusan untuk
perangkat Pemerintahan mempertanggungjawabkan
penggunaan keuangan negara yang dikelola.
BAGIAN KETIGA
77
TATA KELOLA ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
Tabel 1
Belanja Bahan
Belanja Konsumsi Rapat Belanja Konsumsi Rapat
(sampai dengan Rp. 1.000.000) (diatas Rp. 1.000.000 sampai dengan
Rp. 50.000.000)
BAGIAN KETIGA 79
TATA KELOLA ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
Tabel 3
Belanja Honor Output Kegiatan
BAGIAN KETIGA
81
TATA KELOLA ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
Tabel 5
Belanja Sewa
Sewa Gedung/Ruangan/
Sewa Kendaraan
Bangunan
BAGIAN KETIGA
83
TATA KELOLA ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
Tabel 8
Bukti Pertanggungjawaban penggunaan anggaran Hibah
Pemilihan untuk PPK, PPS, PPDP dan KPPS
Bukti Pertanggungjawaban penggunaan
anggaran Hibah Pemilihan
untuk PPK, PPS, PPDP dan KPPS
BAGIAN KETIGA
85
TATA KELOLA ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
dan BPP KPU Kabupaten/Kota berkewajiban dan
bertanggungjawab menyimpan, dan menatausahakan
dengan baik rekapitulasi penggunaan dana Hibah
beserta bukti pengeluaran dan SPTJ. BPP KPU
Provinsi dan BPP KPU Kabupaten/Kota melaporkan
pertanggung jawabannya atas penggunaan dana
Hibah yang diterima setiap bulannya kepada BP KPU
Provinsi. Laporan yang disampaikan oleh BPP KPU
Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota kepada BP KPU
Provinsi berupa:
• LPJ Bendahara;
BAGIAN KETIGA
87
TATA KELOLA ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
adalah konsumen akhir. PPN atau Pajak Pertambahan
Nilai dikenakan dan disetorkan oleh pengusaha
atau perusahaan yang telah dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP).
BAGIAN KETIGA
89
TATA KELOLA ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008.
BAGIAN KETIGA
91
TATA KELOLA ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
lain membuat pembukuan keuangan secara sistematis,
buat sesuai alurnya, buat yang mudah dipahami dan
bisa dipetanggungjawabkan. Prinsip yang sangat
sederhana jika di adopsi untuk diimplementasi akan
menjadikan penataan pembukuan keuangan menjadi
baik dan akuntabel.
BAGIAN KETIGA
93
TATA KELOLA ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
Wali Kota yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah menyebutkan Dalam hal sampai
dengan berakhirnya kegiatan Pemilihan masih
terdapat sisa dana Hibah Kegiatan Pemilihan, KPU
Provinsi, Bawaslu Provinsi, KPU Kabupaten/Kota dan/
atau Bawaslu Kabupaten/Kota wajib mengembalikan
sisa dana hibah kegiatan pemilihan paling lambat 3
(tiga) bulan terhitung setelah pengusulan pengesahan
pengangkatan calon terpilih sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
BAGIAN KETIGA
95
TATA KELOLA ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH
96 TATA KELOLA KEUANGAN
BAGIAN
IV
97
STRATEGI DAN INOVASI PENGELOLAAN
ANGGARAN HIBAH PEMILIHAN SERENTAK
DI SULAWESI UTARA
BAGIAN KEEMPAT
STRATEGI DAN INOVASI PENGELOLAAN ANGGARAN HIBAH 99
PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK DI SULAWESI UTARA
Untuk mendapatkan barang/jasa dimaksud
terdapat prinsip dasar yang harus dipedomani.
Prinsip dalam pengadaan barang/jasa adalah efisien,
efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil dan
tidak diskriminatif, serta akuntabel. Oleh karena itu,
prinsip-prinsip diatas menjadi dasar hukum bagi para
pihak (penyedia dan pengguna), dan apabila tidak
mengikuti prinsip dasar dimaksud akan berpotensi
berhadapan dengan penegak hukum.
BAGIAN KEEMPAT
STRATEGI DAN INOVASI PENGELOLAAN ANGGARAN HIBAH 101
PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK DI SULAWESI UTARA
salah satu pendekatan terbaik dalam mencegah
terjadinya korupsi dalam pengadaan barang dan jasa
pemerintah. Dengan e-Procurement peluang untuk
kontak langsung antara penyedia barang dan jasa
dengan panitia pengadaan menjadi semakin kecil,
lebih transparan, lebih hemat waktu dan biaya serta
dalam pelaksanaannya mudah untuk melakukan
pertanggung jawaban keuangan. Pemilihan penyedia
barang dan jasa dengan menggunakan sistem
e-Procurement diaplikasikan untuk mewujudkan
tujuan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
pemerintah yang efektif, efisien, transparan, adil,
tidak diskriminatif dan akuntabel.
BAGIAN KEEMPAT
STRATEGI DAN INOVASI PENGELOLAAN ANGGARAN HIBAH 103
PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK DI SULAWESI UTARA
mengurangi biaya transaksi yang dikenakan pada
tiap-tiap bagian ketika menjadi satu paket bersama.
BAGIAN KEEMPAT
STRATEGI DAN INOVASI PENGELOLAAN ANGGARAN HIBAH 105
PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK DI SULAWESI UTARA
informasi keuangan dapat dinilai warga memiliki
setumpuk rahasia penyelewengan keuangan.
Pemerintah menutup informasi keuangan dapat
diduga kurang berkompeten dalam mengelola dan
melaporkan keuangan. Umumnya. pemerintah yang
BAGIAN KEEMPAT
STRATEGI DAN INOVASI PENGELOLAAN ANGGARAN HIBAH 107
PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK DI SULAWESI UTARA
tahapan perencanaan anggaran atau biasa disebut
penganggaran, tahapan pelaksanaan, dan tahapan
pelaporan. Transparansi pengelolaan anggaran
hibah pemilihan gubernur dan wakil gubernur
Sulawesi Utara tahun 2020 dilakukan sejak awal
tahapan dimulai dalam rangka keinginan menerima
manfaat sebagaimana diuraikan diatas yang salah
satu diantaranya adalah untuk menumbuhkan
kepercayaan publik.
BAGIAN KEEMPAT
STRATEGI DAN INOVASI PENGELOLAAN ANGGARAN HIBAH 109
PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK DI SULAWESI UTARA
Sulut agar masyarakat bisa mendapatkan informasi
seluas-luasnya terhadap Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA) yang dikelola KPU Provinsi Sulut. Hal ini sekaligus
diharapkan dapat menjawab berbagai keraguan
dari publik terkait dengan pengelolaan anggaran
penyelenggaraan Pilkada serentak di Provinsi Sulut.
BAGIAN KEEMPAT
STRATEGI DAN INOVASI PENGELOLAAN ANGGARAN HIBAH 111
PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK DI SULAWESI UTARA
kepala daerah serentak tahun 2020 melakukan 3 kali
rapat kerja dengan seluruh satker di wilayah kerja.
Pelaksanaan raker di bidang SPIP ini dimaksudkan
agar internalisasi dan implementasi sistem ini berjalan
terus dan menjadi pengendali internal dalam setiap
kebijakan anggaran maupun kebijakan rutin lainnya
yang diambil.
BAGIAN KEEMPAT
STRATEGI DAN INOVASI PENGELOLAAN ANGGARAN HIBAH 113
PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK DI SULAWESI UTARA
Sengaja Di kosongkan
115
SUDUT PANDANG PENGELOLA
KEUANGAN HIBAH PEMILIHAN
BAGIAN KELIMA
117
SUDUT PANDANG PARA PENGELOLA KEUANGAN
Sekretariat KPU Provinsi berkewajiban:
BAGIAN KELIMA
119
SUDUT PANDANG PARA PENGELOLA KEUANGAN
Dukungan Optimal Penyaluran Anggaran
Tahapan Pemilihan
Charles Worotikan SH MH2
BAGIAN KELIMA
121
SUDUT PANDANG PARA PENGELOLA KEUANGAN
pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran. Selain itu,
RKA/RAB berfungsi sebagai alat pengendali, pelaksanaan,
pelaporan, pengawasan, dan sekaligus merupakan perangkat
akuntansi pemerintah.
BAGIAN KELIMA
123
SUDUT PANDANG PARA PENGELOLA KEUANGAN
Strategi Pelaporan Keuangan Tepat Waktu
di Daerah Kepulauan
Nelwan Maloring3
BAGIAN KELIMA
127
SUDUT PANDANG PARA PENGELOLA KEUANGAN
Negara Nomor 4400);
4. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 202/
KU.05-Kpts/02/KPU/XI/2017 Tentang Pedoman Teknis
Tata Cara Pengelolaan, Penyaluran dan Pertanggung
jawaban Penggunaan Anggaran Dana Hibah untuk
Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/ atau Walikota
dan Wakil Wali Kota;
5. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 302/PP.02-
Kpt/02/KPU/IV/2018 tentang Petunjuk Pelaksanaan
dan Pertanggung Jawaban Penggunaan Anggaran
Tahapan Pemilihan Umum 2019 untuk Badan
Penyelenggara Pemilu Ad hoc di lingkungan Komisi
Pemilihan Umum.
BAGIAN KELIMA
129
SUDUT PANDANG PARA PENGELOLA KEUANGAN
Penyetoran Pajak yang Tepat Waktu
Viviane Tamasengge5
BAGIAN KELIMA
131
SUDUT PANDANG PARA PENGELOLA KEUANGAN
Membentengi diri dengan integritas tidak diragukan lagi
merupakan aspek terpenting dalam hal pengelolaan pajak.
Kenapa? Supaya modus-modus klasik seperti pemecahan
kwitansi, menyimpan atau mengendapkan pajak yang sudah
dipungut dan dipotong, serta menggunakan pajak yang telah
dipungut atau dipotong untuk keperluan lain, tidak terjadi
lagi. (*)
BAGIAN KELIMA
133
SUDUT PANDANG PARA PENGELOLA KEUANGAN
perencanaan pengadaan, pelaksanaan pengadaan/pekerjaan
dan pengendalian, penandatangan kontrak/perjanjian,
melaporkan dan menyerahkan hasil pekerjaan, tentu saja
butuh ketelitian dan kecermatan tinggi.
BAGIAN KELIMA
135
SUDUT PANDANG PARA PENGELOLA KEUANGAN
Pengelolaan Anggaran Badan Adhoc
Heidy Rori SH7
BAGIAN KELIMA
137
SUDUT PANDANG PARA PENGELOLA KEUANGAN
DAFTAR PUSTAKA
Janet V. Denhardt et.al., The New Public Service, M.E. Sharpe,
Armonk, New York, 2003.
/read/104973/anggaran-pemilukada-diusulkan-dari-apbn,
diakses tanggal 15 Oktober 2010.
.com/read/2010/08/061646414/KPU. Laporkan.Bupati.
Jembrana.ke.Po/isf, diakses tanggal 15 Oktober 2010.
Peraturan Perundang-undangan: