Disusun Oleh:
Nama
: Binti Saadah
NIM
: 115040101111120
Kelompok
Asisten
: Giri L.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tabel Hasil Pengamatan (Pada Tanaman Kedelai)
Tanggal
Waktu
06.00
19 Desember
2012
12.00
16.00
06.00
20 Desember
2012
12.00
16.00
Intensitas Tiap
Range Lux
Tajuk
Atas = 346
Tengah = 63
Bawah = 58
Atas = 1120
Tengah = 890
Bawah = 710
Atas = 709
Tengah = 601
Bawah = 490
Atas = 690
Tengah = 399
Bawah = 179
Atas = 1560
Tengah = 1202
Bawah = 1065
Atas = 890
Tengah = 440
Bawah = 192
Meter
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
Nilai a
Nilai RTC
0,15
0,21
0,21
0,20
0,21
0,20
-
18,20 %
79,46 %
84,76 %
57,82 %
77,05 %
49,43 %
-
2.2 Perhitungan Nilai Koefisien Pemadaman pada Tajuk Atas, Tengah, dan Bawah
1. 19 Desember 2013
a) Jam 06.00
= Atas
=
346 x 1
= 346
Tengah
=
63 x 1
= 63
Bawah
=
58 x 1
= 58
b) Jam 12.00
= Atas
=
1120 x 1
= 1120
Tengah
=
890x 1
= 890
Bawah
=
710 x 1
= 710
c) Jam 16.00
= Atas
=
709 x 1
= 709
Tengah
=
601 x 1
= 601
Bawah
=
490 x 1
= 490
d) Koefisien Pemadaman =
Jam 06.00
I1
= I0 x ex4
Ln I1= ln I0 + (-4)
I1
63
Ln 63
Ln 63
= I0 x e-ax
= 63 x (2,17)-ax4
= Ln 63 x (2,17-ax4)
= -a x 4 ( ln 63 x ln 2,17)
2,17
63+ ln
ln
=
4x
ln 63
4,14
[ 4 x ( 5,84+0,77 )]
4,14
29,20
= - 0, 15
Jam 12.00
I1 = I 0 x e
890
= 890 x (2,17)-ax4
Ln 890
= Ln 890 x (2,17-ax4)
Ln 890
= -a x 4 ( ln 890 x ln 2,17)
-ax
2,17
890+ ln
ln
=
4x
ln 890
6,79
[4 x ( 7,02+ 0,77 ) ]
6,79
31,16
= - 0, 21
Jam 16.00
I1 = I0 x e-ax
601
= 601 x (2,17)-ax4
Ln 601
= Ln 601 x (2,17-ax4)
Ln 601
= -a x 4 ( ln 601 x ln 2,17)
2,17
601+ln
ln
=
4 x
ln 601
6,39
[ 4 x ( 5,84+0,77 )]
6,39
29,32
= - 0, 21
2. 20 Desember 2013
a) Jam 06.00
b) Jam 12.00
c) Jam 16.00
= Atas
Tengah
Bawah
= Atas
Tengah
Bawah
= Atas
Tengah
Bawah
=
=
=
=
=
=
=
=
=
690 x 1
399 x 1
179 x 1
1560 x 1
1202 x 1
1065 x 1
890 x 1
440 x 1
192 x 1
= 690
= 399
= 179
= 1560
= 1202
= 1065
= 890
= 440
= 192
d) Koefisien Pemadaman =
Jam 06.00
I1
399
Ln 399
Ln 399
= I0 x e-ax
= 690 x (2,17)-ax4
= Ln 690 x (2,17-ax4)
= -a x 4 ( ln 690 x ln 2,17)
2,17
690+ln
ln
=
4x
ln 399
5, 98
[ 4 x ( 6,53+0,77 ) ]
5, 98
= 29,20
= 0,20
Jam 12.00
I1
1202
= I0 x e-ax
= 1560 x (2,17)-ax4
Ln 1202
= ln 1560 x ((2,17-ax4)
Ln 1202
= - x 4 ( ln 1560 x ln 2,17)
2,17
1560+ln
ln
=
4x
1202
4 x (7,35+ 0,77)
=
7,09
7,09
= 32,48
= 0,21
Jam 16.00
I1
= I0 x e-ax
440
= 890 x (2,17)-ax4
Ln 440
= ln 890 x ((2,17-ax4)
Ln 440
= - x 4 ( ln 890 x ln 2,17)
2,17
890+ ln
ln
=
4x
440
4 x (7,35+ 0,77)
=
6,08
6,08
30,24
= - 0,21
2.3 Perhitungan Nilai RTC pada Tajuk Atas, Tengah, dan Bawah
Perhitungan Nilai RTC 19 Desember 2013
Jam 06.00
I1
RTC = I 0 x 100 %
=
63
346
x 100 %
= 18,20 %
Jam 12.00
I1
RTC = I 0 x 100 %
890
1120
x 100 %
= 79,46 %
Jam 16.00
I1
I0
RTC =
=
x 100 %
601
709
x 100 %
= 84,76 %
399
690
x 100 %
= 57,82 %
Jam 12.00
I1
I0
RTC =
=
x 100 %
1202
1560
x 100 %
= 77,05 %
Jam 16.00
RTC =
=
I1
I0
x 100 %
440
890
x 100 %
= 49,43 %
2.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui nilai koefisien pemadaman dan nilai
RTC tanaman kedelai yang bervariasi berdasarkan waktu pengamatan. Nilai koefisien pada
tanggal 19 Desember 2012 pada jam 06.00, 12.00 dan 16.00 secara berturut-turut adalah
0,15; 0,21 dan 0,21. Sedangkan nilai koefisien pemadaman pada tanggal 20 Desember 2012
secara berturut-turut berdasarkan waktu pengamatan yang sama dengan tanggal 19
Desember 2012 yaitu 0,21; 0,21 dan 0,20.
Nilai RTC yang didapatkan dari perhitungan RTC berdasar nilai koefisien
pengamatan pada tanggal 19 Desember 2012 secara berturut-turut berdasarkan waktu
pengamatannya yaitu 18,20 %, 79,46 %, dan 84,76 %. Sedangkan hasil perhitungan RTC
tanggal 20 desember 2012 secara berturut-turut berdasarkan waktu pengamatan yaitu
57,82%, 77,05 %, dan 49,43 %. Sehingga dapat diketahui bahwa nilai RTC tertinggi pada
tanggal 19 Desember 2012 adalah RTC pada jam 16.00 sebesar 84,76 dengan nilai koefisien
pemadaman sebesar 0,21, dan pada tanggal 20 Desember 2012 adalah RTC pada jam 12.00
sebesar 77,05 % dengan nilai koefisien sebesar 0,21.
DAFTAR PUSTAKA
Boer, Rizaldi & Irsal Las. 1994. Koefisien Pemadaman Tanaman Kedele pada Beberapa Tingkat
Radiasi.
http://journal.ipb.ac.id/index.php/agromet/article/viewFile/3666/2518.
II
Tinjauan
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28006/4/Chapter%20II.pdf.
tanggal 4 Juni 2014
Pustaka.
Diakses
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR KLIMATOLOGI PERTANIAN
HEAT UNIT
Disusun Oleh:
Nama
: Binti Saadah
NIM
: 115040101111120
Kelompok
Asisten
: Giri L.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tabel dan Perhitungan Heat Unit sampai Hari ke-22 (Suhu dasar komoditas 70C)
Hari
Tmin (oc)
Tmax (oc)
T kritis
HU
18
25
21,5
7C
14,5
15.2
24
19,6
70C
12,6
17.3
25.1
21,2
70C
14,2
15
26.2
20,6
70C
13,6
17.4
25.3
21,35
70C
14,35
15.5
24.7
20,1
70C
13,1
17.3
25.1
21,2
70C
14,2
17.8
26.3
22,05
70C
15,05
15.8
26.6
21,2
70C
14,2
10
17
25.2
22,1
70C
14,1
11
16.8
25.3
21,05
70C
14,05
12
15.2
25.2
20,2
70C
13,2
13
16.7
26.2
21,45
70C
14,45
14
16.9
25.8
21,35
7C
14,35
15
16.9
25.8
21,35
70C
14,35
16
15.8
25.9
20,85
70C
13,85
17
17.5
26.5
22
70C
15
18
17.8
26.5
22,15
70C
15,15
19
16.9
25.8
21,35
70C
14,35
20
18
26.6
22,3
70C
15,3
21
17.6
26
21,8
70C
14,8
22
18
26.5
22,25
70C
15,25
2.2 Pembahasan
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa suhu tanaman yang bervariasi dari
waktu ke waktu menyebabkan suhu rata-rata tanaman juga bervariasi. Suhu rata-rata tanaman
hasil perhitungan adalah 19,60C sampai dengan 22,300C dengan nilai suhu kritis tanaman
70C. Suhu rata-rata tanaman tertinggi terletak pada hari ke-20 yaitu sebesar 22,3 0C dan suhu
rata-rata terendah terletak pada hari ke-2 yaitu sebesar 19,60C. Perhitungan Heat Unit sejak
hari pertama hingga hari ke-22 menunjukkan nilai yang fluktuatif, hal tersebut dapat
diketahui dengan nilai heat unit yang mengalami kenaikan dan penurunan yang berkisar
antara suhu 12,60C sampai dengan suhu 15,300C. Besar kecilnya nilai heat unit dapat
diketahui dengan rumus :
_
T max T min
o
t t kritis
7 C
2
DAFTAR PUSTAKA
DeHayes, D.H & M.W. Williams, Jr. 1989. Critical Temperatur A Quantitative Method of
Assessing
Cold
Tolerance.
http://www.fs.fed.us/ne/newtown_square/publications/technical_reports/pdfs/scanned
/gtr134.pdf. Diakses Tanggal 6 Juni 2014
The
Ontario
Weather.
2014.
Crop
Heat
Units
Calculator
and
http://www.ontarioweather.com/industry/agriculture/agrcornheat.asp.
Graphics.
Diakses
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR KLIMATOLOGI PERTANIAN
NERACA AIR UMUM
Disusun Oleh:
Nama
: Binti Saadah
NIM
: 115040101111120
Kelompok
Asisten
: Giri L.
(Firmansyah, 2010)
Neraca Air umum (NAU) merupakan neraca perhitungan untuk mengetahui kebutuhan air
suatu lahan pertanaman dalam jangka waktu yang relatif lama (bulan) berdasarkan selisih
jika hasil analisis neraca air didapat dari banyak-banyak bulan yang surplus air.
Sebagai dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai keperluan pertanian seperti tanaman
pangan hortikultura, perkebunan, kehutanan hingga perikanan.
(Firmansyah, 2010)
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
Bulan
CH
Jan
280
Eo
112.4
ETP
84.3
195,
7
CH-ETP
Surplu
s
Defisit
ETP = Eo x 0,75
Feb
268
109.
5
82.1
185,
9
Mar
154
124.
8
93.6
Apl
148
98.9
9
74.2
60
73,8
5,1
2.2.
Uraian Perhitungan
Januari
o ETP
= Eo x 0,75
= 112,4 x 0,75
= 84,3
o CH-ETP = 280 84,3
= 195,7
o Surplus
Februari
o ETP
= Eo x 0,75
= 109,5 x 0,75
= 82,1
o CH-ETP = 268 82,1
= 185,9
o Surplus
Maret
o ETP
= Eo x 0,75
= 124,8 x 0,75
= 93,6
o CH-ETP = 154 93,6
= 60
o Surplus
April
o ETP
= Eo x 0,75
= 98.99 x 0,75
= 74,2
o CH-ETP = 148 74,2
Mei
80
Jun
15
Jul
0
Ags
10
Sep
40
86.9
Okt
7
108.
9
81.7
-74,7
Nov
142
Des
188
99.2 124.9
74.4
93.7
67,6
94,3
= 73,8
o Surplus
Mei
o ETP
= Eo x 0,75
= 99,8 x 0,75
= 74,2
o CH-ETP = 80 74,2
= 5,1
o Surplus
Juni
o ETP
= Eo x 0,75
= 115,9 x 0,75
= 86,9
o CH-ETP = 15 86,9
= - 71, 9
o Defisit
Juli
o ETP
= Eo x 0,75
= 98,9 x 0,75
= 74,2
o CH-ETP = 0 -74,2
= - 74, 2
o Defisit
Agustus
o ETP
= Eo x 0,75
= 99,9 x 0,75
= 74,9
o CH-ETP = 10 74,9
= - 64,9
o Defisit
September
o ETP
= Eo x 0,75
= 115,7 x 0,75
= 86,8
o CH-ETP = 40 86,8
= - 46,8
o Defisit
Oktober
o ETP
= Eo x 0,75
= 108,9 x 0,75
= 81,7
o CH-ETP = 7 81,7
= - 74,7
o Defisit
November
o ETP
= Eo x 0,75
= 99,2 x 0,75
= 74,4
o CH-ETP = 142 74,4
= 67,6
o Surplus
Desember
o ETP
= Eo x 0,75
= 124,9 x 0,75
= 93,7
o CH-ETP = 188 93,7
= 94,3
o Surplus
2.3.
2.4.
Perubahan nilai neraca air tersebut menunjukkan bahwa bulan basah dimulai pada bulan
November April, sedangkan bulan kering dimulai pada bulan Mei Oktober.
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, M. Anang. 2010. Teori dan Praktik Analisis Neraca Air untuk Menunjang Tugas
Penyuluh
Pertanian
di
Kalimantan
Tengah.
http://kalteng.litbang.deptan.go.id/ind/images/data/neraca-air-bakorluh.pdf. Diakses
tanggal 7 Juni 2014
Tim Pengajar Klimatologi. 2010. Modul Praktikum Klimatologi. Malang: Universitas Brawijaya.
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR KLIMATOLOGI PERTANIAN
NERACA AIR UMUM
Disusun Oleh:
Nama
: Binti Saadah
NIM
: 115040101111120
Kelompok
Asisten
: Giri L.
Xi
Suhu
25
24,5
24,2
24,6
23,9
24,0
22,1
22,4
23,6
Yi
Kelembaban
73
79
77
71
75
71
72
70
69
X
(X1-X)
1,12
0,62
0,32
0,72
0,02
0,12
-1,78
-1,48
-0,28
Y
(Y1-Y)
0,1
6,1
4,1
-1,9
2,1
-1,9
-0,9
-2,9
-3,9
24,5
238,8
23,88
72
729
72,9
0,62
-
-0,9
-
X2
Y2
X.Y
1,2544
0,3844
0,1024
0,5184
0,0004
0,0144
3,1684
2,1904
0,0078
4
0,3844
8,096
0,8096
0,01
37,21
16,81
3,61
4,41
3,61
0,81
8,41
15,21
0,112
3,782
1,312
1,368
0,042
-0,228
1,602
4,292
1,092
0,81
90,9
9,09
-0,558
12,816
1,2816
Berdasarkan teori hubungan antara suhu dan kelembaban udara, hal tersebut sesuai.
Menurut Gusniwati (2012 jika kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah.
Pada musim penghujan, suhu udara rendah, kelembaban tinggi, sehingga memungkinkan
jamur pada kertas atau kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya udara.
Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara.Semakin tinggi suhu udara, maka
kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan
terjadi presipitasi (pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air
dalam udara menurun. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka hubungan antara variabel
suhu dengan kelembaban dari data perhitungan diatas adalah benar, meski tidak erat.
DAFTAR PUSTAKA
Gusniwati. 2012. Penuntun Praktikum Instrumentasi Klimatologi.Universitas Jambi:Jambi.
Dalam
Siregar.
2012.
permukaan bervegetasi.
Penetapan
suhu
dan
kelembaban
di
beberapa
http://weldyarnikhosiregar.wordpress.com/laporan-kuliah-
Lab Oseanografi. 2012. Analisis Interpretasi Data. http://laboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wpcontent/uploads/2012/04/Interpretasi-Data.pdf. Diakses tanggal 6 Juni 2014