Disusun oleh :
1. Nur Hidayah
2. Panjang Nurhadi
3. Rahadian Yudha Prayoga
4. Ratna Sekar Sari
5. Roudlotul Badiah
6. Sarah Puspitaning Dyah Citra Resmi
7. Solekhah
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena atas rasmat Nya maka
kami Tim Penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul PROSES
PERSALINAN DAN MANAJEMEN NYERI PERSALINAN dengan lancer, dan selesai tepat
pada waktunya.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah KEPERAWATAN MATERNITAS I
Juli 2014
Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.................................................................................................. 4
B.
Tujuan............................................................................................................... 2
Definisi Persalinan............................................................................................. 3
B.
Pimpinan Persalinan........................................................................................ 18
F.
G. Definisi Nyeri................................................................................................... 34
H. Teori Nyeri....................................................................................................... 36
I.
J.
K.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.Persalinan
dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janinyang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasibelakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik padaibu maupun pada janin. Persalinan adalah saat
yang sangat dinanti-nantikan ibu hamil untuk dapat marasakan kebahagiaan melihat dan
memeluk bayinya. Tetapi, persalinan juga disertai rasa nyeri yang membuat kebahagiaan
yangdidambakan diliputi oleh rasa takut dan cemas. Beberapa penelitianmenunjukkan
bahwa pada masyarakat primitif, persalinannya lebih lama dannyeri, sedangkan
masyarakat yang telah maju 7-14% bersalin tanpa rasa nyeri dan sebagian besar (90%)
persalinan disertai rasa nyeri. Nyeri dalamkebidanan adalah sesuatu yang dikatakan oleh
pasien, kapan saja adanyanyeri tersebut. Nyeri adalah masalah yang alamiahdalam
menghadapipersalinan. Apabila tidak diatasi maka menimbulkan masalah lain
yaitumeningkatkan rasa khawatir (Wiknjosastro, 2002)
Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan,baik secara
farmakologi maupun nonfarmakologi. Manajemennyeri secara farmakologi lebih efektif
dibanding dengan metodenonfarmakologi namun metode farmakologi lebih mahal, dan
berpotensi mempunyai efek yang kurang baik. Sedangkan metode nonfarmakologi
bersifat murah, simpel, efektif, dan tanpa efek yang merugikan.
Metode nonfarmakologi juga dapat meningkatkan kepuasan selamapersalinan
karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya.Relaksasi, teknik pernapasan,
pergerakan dan perubahan posisi, massage, hidroterapi, terapi panas/dingin, musik,
guided imagery, akupresur,aromaterapi merupakan beberapa teknik nonfarmakologi yang
dapatmeningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin dan mempunyai pengaruh yang efektif
terhadap pengalaman persalinan (Handerson., Jones.2006).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membrane dari
dalam rahim melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada system reproduksi
wanita dalam hitungan hari dan minggu sebelum persalinan dimulai. Persalinan sendiri
dapat dibahas dalam bentuk mekanisme yang terjadi selama proses dan tahapan yang
dilalui wanita (Bobak, 2004).
Pesalinan adalah suatu proes pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri), yang dapat
hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. Persalinan
(partus = labor) adalah proses pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan
lahir biasa. very adalah momentum kelahiran janin sejak kala II (akhir kala I), (Mochtar,
Rustam, 2012).
A. Beberapa Istilah Yang Berhubungan dengan Persalinan
Istilah yang berhubungan dengan persalinan menurut (Mochtar, Rustam, 2012) :
(1) Menurut cara persalinan :
Partus biasa (normal) disebut juga dengan partus spontan, adalah proses
lahirnya bayi pada LBK dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta
tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
Partus luar biasa (abnormal) ialah persalinan pervaginam dengan bantuan alat
36 minggu, janin dapat hidup tetapi rematur, berat janin antara 1000 2500 g.
Partus marturus ata a term (cukup bulan) adalah parts pada kehamilan 37 0
(viable).
Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable.
Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk
pertama kali.
Multipara atau pleuripara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable
(5) Induksi partus (induction of labour). Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis servikalis
2. Suatu lonjakan energy. Wanita mengatakan tiba-tiba mereka memiliki energy tinggi
yang mereka gunakan untuk membersihkan rumah dan berbenah. Aktivitas ini sering
digambarkan sebagai naluri bersarang (Bobak, 2004).
Awitan persalinan sejati tidak dapat disebabkan oleh suatu sebab saja. Banyak
factor penyebab lain, termasuk perubahan pada uterus, serviks, dan hipofisis anterior
wanita. Hormone-hormon yang dihasilkan hipotalamus, hipofisis, dan korteks adrenal
janin yang normal turut mempengaruhi awitan persalinan. Distensi uterus yang progresif,
peningkatan tekanan intrauterine, dan penuaan plasenta tampaknya berkaitan dengan
iritabilitas miometrium. Hal ini merupakan akibat peningkatan konsentrasi esterogen dan
prostaglandin serta penurunan kadar progesterone. Semua factor ini bekerja sama hingga
dihasilkan kontraksi uterus yang kuat, teratur, ritmik, yang biasanya berakhir dengan
dilahirkannya janin dan plasenta. Masih belum dimengerti sepenuhnya, perubahan mana
yang lebih dan bagaimana semua keseimbangan itu dapat terjaga.
Impuls saraf aferen dan eferen ked an dari uterus mempengaruhi kontraktilitas uterus.
Meskipun impuls saraf ke uterus akan menstimulasi kontraksi, uterus yang merupakan
organ tidak bersaraf ini masih berkontraksi dengan baik selama persalinan karena
oksitosin yang terkandung dalam darah yang bersirkulasi merupakan pengatur persalinan.
Oleh karena itu, wanita yang lumpuh masih dapat melahirkan pervaginam (Bobak,
2004).
Tahap Persalinan
Persalinan dianggap normal jika wanita berada pada atau dekat masa aterm,
tidak terjadi komplikasi, terdapat satu janin dengan presentasi puncak kepala, dan
persalinan selesai dalam 24 jam. Proses persalinan normal yang berlangsung sangat
konstan terdiri dari
1. Kemajuan teratur kontraksi uterus,
2. Penipisan dan dilatasi serviks yang progresif
3. Kemajuan penurunan bagian presentasi
10
Tahap pertama persalinan ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak terjadi
kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi serviks lengkap. Pada umumnya, awitan
persalinan sulit ditentukan. Wanita mungkin dating ke bangsal dalam keadaan hamper
melahirkan, sehingga awitan persalinan hanya dapat diperkirakan. Tahap pertama
biasanya berlangsung jauh lebih lama daripada waktu yang diperlukan untuk tahap kedua
dan ketiga. Akan tetapi, banyak variasi yang terjadi, tergantung pada factor-faktor
esensial seperti yang dibahas sebelumnya. Dilatasi lengkap dapat berlangsung kurang
dari satu jam pada sebagian kehamilan multipara. Pada kehamilan pertama, dilatasi
seviks jarang terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam.
Menurut (Bobak, 2004), Tahap pertama persalinan dibagi dalam tiga bagian :
1. Fase laten,
2. Fase aktif
3. Fase transisi
Selama fase laten, effacement lebih banyak mengalami kemajuan daripada penurunan
janin. Selama fase aktif dan fase transisi, dilatasi serviks dan penurunan bagian presentasi
berlangsung lebih cepat. Tidak ada batasan mutlak untuk lama tahap pertama persalinan
hingga dapat dikatakan normal (Willson, Carrington, 1991). Variasi durasi pada tahap
pertama mencerminkan perbedaan dalam hal populasi klien dan praktik klinis. Rata-rata
durasi total tahap pertama persalinan pada kehamilan pertama berkisar dari 3,3 jam
sampai 19,7 jam. Pada kehamilan berikutnya ialah 0,1 sampai 14,3 jam (Bobak, 2004).
Tahap kedua persalinan berlangsung sejak dilatasi serviks lengkap sampai janin lahir.
Friedman (1978) member batas atas statistic untuk tahap pertama dan tahap kedua
persalinan.
Nulipara
11
Multipara
Tahap
pertama
Fase laten
20 jam
14 jam
Fase aktif
1,2 cm/jam
1,5 cm/jam
Tahap kedua
2 jam
1,5 jam
Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir. Plasenta
biasanya lepas setelah tiga atau empat kontraksi uterus yang kuat, yakni setelah bayi
lahir. Plasenta harus dilahirkan pada kontraksi uterus berikutnya. Namun, kelahiran
plasenta setelah 45 sampai 60 menit masih dianggap normal (Bobak, 2004).
Tahap keempat persalinan ditetapkan berlangsung kira - kira dua jam setelah plasenta
lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi segera jika homeostasis
berlangsung dengan baik. Masa ini merupakan periode yang penting untuk memantau
adanya komplikasi, misalnya perdarahan abnormal (Bobak, 2004).
Salah satu dari beberapa hal yang paling penting dicemaskan oleh ibu hamil dan
pasangannya selama kehamilan adalah bagaimana mereka tahu bahwa persalinan telah
dimulai. Untuk ini akan membantu bila anda megetahui bahwa persalinan tidak
mempunyai titik awal yang pasti. Anda tidak hamil di menit ini dan lahir di menit
berikutnya, seakan akan anda hanya beralih dari satu keadaan fisik ke keadaan fisik
lainnya yang sama sekali berbeda. Pada tahap awal persalinan, laher rahim atau serviks
mengalami perubahan selama beberapa hari. Dari bentuknya yang panjang dan kaku
seperti ujung hidung, menjadi lebih pendek dan lunak sehingga mirip tekstur bibir. Anda
mungkin tidak menyadari sedang terjadi sesuatu. Atau anda merasakan nyeri seperti nyeri
menstruasi selama beberapa hari ketika persalinan dimulai. Pada akhirnya anda akan
merasakan dengan jelas bahwa bayi sedang keluar; terjadi pelepasan sumbat lendir yang
12
selama ini menutup leher rahim, atau air ketuban mulai keluar, atau kontraksi mulai
terasa (Nolan, 2004).
APAKAH SAYA MULAI MASUK DALAM PERSALINAN?
bahwa
mulut
rahim
mulai
tidak
selalu
bahwa
mereka
telah
mengetahui
mengalami
selanjutnya.
agak
merah
muda
karena
sangat
seberapa
sulit
untuk
jauh
mengetahui
persalinan
anda,
perdarahan,
hubungi
bidan,
Beberapa
pertanyaan
anda,
akan
kapan
ketuban pecah ?
2. Apakah air ketuban mengalir dengan
dan
menyandar
serta
YANG NORMAL
Cairan bening atau kuning muda.
YANG TIDAK NORMAL
Seharusnya tidak berwarna
terakhit
adalah
iya
maka
melahirkan
setelah
dilahirkan.
sakit.
anda
dengan
metode
memberitahukan
D. Mekanisme Persalinan
Bentuk dan diameter panggul wanita berbeda pada ketinggian yang berbeda dan
bagian presentasi janin menempati jalan lahir dalam proporsi yang besar. Supaya dapat
dilahirkan, janin harus beradaptasi dengan jalan lahir selama proses penurunan. Putaran
dan penyesuaian lain yang terjadi pada proses kelahiran manusia disebut mekanisme
persalinan. Tujuh gerakan cardinal presentasi puncak kepala pada mekanisme persalinan
ialah engagement, penurunan, fleksi, putaran paksi dalam, ekstensi, putaran paksi luar
(restitusi), dan akhirnya kelahiran melalui ekspulsi. Meskipun fase-fase ini dibahas secara
terpisah, tetapi kombinasi gerakan-gerakan ini terjadi bersamaan. Contohnya engagement
meliputi penurunan dan fleksi (Bobak, 2004).
I.
KALA PERSALINAN
Proses persalinan menurut (Mochtar, Rustam, 2012) terdiri dari 4 kala, yaitu :
Kala I : waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap
10 cm.
14
Kala II : kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his ditambah
kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga lahir.
Kala III : waktu untuk pelepasan dan pengeluaran urin.
Kala IV : mulai lahirnya uri selama 1 2 jam.
: melembek
(softening), menipis
(thinnes
out), oblitrasi
(obliterated), mendatar dan tertaik ke atas (effaced and taken up) dan
membuka (dilatation).
Fase fase yang dikemukakan diatas di jumpai pada primagravida.
Bedanya dengan multigravida ialah :
Primi
Multi
15
Berlangsung 6 7 jam
16
II.
Primi
Multi
Kala I
13 jam
7 jam
Kala II
1 jam
jam
Kala III
jam
jam
Lama persalinan
14 jam
7 jam
MEKANISME PERSALINAN
Pada minggu terakhir kehamilan, segmen bawah rahim meluas untuk
menerima kepala janin, terutama pada primi, dan juga pada multi pada saat
saat partus mulai. Untunglah, bahwa hamper 96% janin adalah letak kepala.
Pada letak belakang kepala (LBK) dijumpai pula :
17
18
Dengan demikian, kepala dapat terlihat berputar lebih lanjut. Putaran paksi
luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan yang mirip dengan
gerakan kepala. Seperti telah diketahui, bahu anterior turun terlebih dahulu.
Ketika ia mencapai pintu bawah, bahu berputar kea rah garis tengah dan
dilahirkan di bawah lengkung pubis. Bahu posterior diarahkan kea rah
perineum sampai ia bebas keluar dari introitus vagina (Bobak, 2004).
6. Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan
badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral kea rah simfisis pubis.
Ketika seluruh tubuh bayi keluar, persalinan bayi selesai. Ini merupakan akhir
tahap kedua persalinan dan waktu saat tubuh bayi keluar seluruhnya, dicatat
dalam catatan medis (Bobak, 2004).
E. Pimpinan Persalinan
Dari sudut praktis, memimpin persalinan adalah suatu seni, walaupun
memerlukan ilmu obsteri yang harus diketahui penolong. Oleh karena itulah dukun
beranak masih mempunyai peranan penting dan memerlukan pendidikan dan latihan,
terutama di negara negara berkembang (Mochtar, Rustam, 2012).
Pertanyaan yang sering diajukan pada ibu hamil adalah bolehkah bersalin di
rumah atau harus di rumah sakit ? walaupun 85 % persalinan berjalan normal. Namun 15
% nya dijumpai komplikasi yang memerlukan penanganan khusus. Antenatal care yang
baik dapat mencegah komplikasi komplikasi dan mencoba menjawab pertanyaan di
atas. Masalah di Negara berkembang adalah tentang fasilitas rumah sakit, ketenagaan,
sosio budaya dan sosio medis masih memegang peranan, dibandingkan dengan
negara negara maju (Mochtar, Rustam, 2012).
Negara
Persalinan di Rumah
Amerika Serikat
99,0 %
1,0 %
20
Inggris
99,0 %
10,0 %
Australia
99,0 %
1,0 %
Rusia
99,5 %
0,5 %
Indonesia : Kota
30,0 %
70,0 %
Desa
20,0%
80,0 %
0,0%
100,0 %
Posisi litotomi : adalah posisi yang umum di mana wanita berbaring terlentang
dengan lutut di tekuk, kedua paha diangkat ke samping kanan dan kiri.
21
23
2. Dengan sikap seperti di atas, tetapi badan miring kearah punggung janin berada dan
hanya satu kaki yang dirangkul, yaitu yang sebelah atas.
Bila kepala janin sampai di dasar pinggul, vulva mulai terbuka (membuka pintu); rambut
kepala kelihatan. Tiap his kepala lebih maju, anus terbuka, perineum meregang. Penolong
harus menahan perineum dengan tangan kanan beralaskan kain kasa atau kain doek steril,
supaya tidak terjadi robekan (rupture perinea). Pada primigravida dianjurkan melakukan
episotomi.
Episiotomy
Dilakukan bila perineum sudah menipis dan kepala janin tidak masuk lagi dalam vagina,
yaitu dengan jalan mengiris atau menggunting perineum ; ada 3 arah irisan : medialis,
medio lateralis, dan lateralis. Tujuan episiotomy adalah supaya tidak terjadi robekan
perineum yang tidak teratur dan robekan pada m. spinhincter ani (rupture perinea totalis)
yang bila tidak dijahit dan dirawat dengan baik akan menyebabkan beser berak
(inkontinensia alvi).
Ekspresi Kristeller
Mendorong fundus uteri sewaktu ibu mengedan ; tujuannya membantu tenaga ibu untuk
melahirkan kepala. Cara ini kurang dibenarkan, jika mau dilakukan juga hanya boleh 2
3 kali saja. Bahayanya adalah : rupture uteri, atonia uteri, trauma organ organ dalam
perut, dan solusio plasenta (Mochtar, Rustam, 2012).
Perasat Ritgen
Bila perineum meregang dan menipis, maka tangan kiri penolong menekan bagian
belakang kepala janin ke arah anus, tangan kanan di perineum. Dengan ujung ujung jari
tangan kanan yang melalui kulit perineum dicoba mengait dagu janin dan ditekan kea rah
simfisis pelan pelan. Dengan pimpinan yang baik dan sabar, maka lahirlah kepala
dengan ubun ubun kecil (subbocciput) di bawah simfisis sebagai hipomochlion secara
berturut turut kelihatan ; bregma (ubun ubun besar), dahi, muka dan dagu. Perhatikan
24
apakah tali pusat melilit, kalau ada, lepaskan. Kepala akan mengadakan putaran restitsi
kea rah punggung janin berada. Lahirkanlah bahu depan dengan menarik kepala kearah
anus (bawah); lalu bahu belakang dengan menarik pelan pelan kea rah simfisis (atas).
Melahirkan badan, bokong, dan kaki lebih mudah, yaitu dengan mengait kedua ketiak
janin (Mochtar, Rustam, 2012).
Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir yang sehat dan normal akan segera menarik napas dan menangis,
menggerakkan tangan dan kakinya. Bayi diletakkan dengan kepala lebih rendah. Kira
kira membuat sudut 30 derajat dengan bidang datar. Mulut dan hidung dibersihkan, dan
lendir diisap dengan pengisap lendir. Tali pusat di klem pada 2 tempat; 5 10 cm di
umbilicus, lalu di gunting / di potong diantaranya. Ujung pada bayi diikat kuat dengan
pita atau benang atau klem plastic sehingga tidak ada perdarahan. Akhirnya bayi diurus
sebaik baiknya (Mochtar, Rustam, 2012).
Lakukanlan pemeriksaan ulang pada ibu ; kontraksi atau palpasi rahim, kandung kemih
penuh atau tidak. Kalau penuh harus dikosongkan, sebab dapat menghalangi kontraksi
rahim dan menyulitkan kelahiran uri (Mochtar, Rustam, 2012).
Kala III
Pengawasan pada kala pelepasan dan pengeluaran uri ini cukup penting, karena kelalaian
dapat menyebabkan risiko perdarahan yang dapat membawa kematian. Kala ini
berlangsung mulai dari bayi lahir sampai uri keluar lengkap. Biasanya uri akan lahir
spontan dalam 15 30 menit, dapat ditunggu sampai 1 jam, tetapi tidak boleh ditunggu
bila terjadi banyak perdarahan (Mochtar, Rustam, 2012).
Kala III terdiri dari 2 fase :
(1) Fase pelepasan uri
(2) Fase pengeluaran uri
Lokalisasi dari uri adalah :
25
SCHULTZE
Lepasnya seperti kita menutup paying, cara ini yang paling sering terjadi (80%).
Yang lepas duluan adalah bagian temgah, lalu terjadi retroplasental hematoma
yang menolak uri mula mula di bagian tengah, kemudian seluruhnya. Menurut
26
cairan ini, perdarahan biasanya tidak ada sebelum uri lahir dan banyak setelah uri
lahir.
DUNCAN
Lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggirnya uri lahir duluan (20 %). Darah
akan mengalir keluar antara selaput ketuban.
Serempak dari tengan dan pinggir plasenta.
Untuk mengetahui cara lepasnya uri ini dapat diselidiki dengan dua cara :
(1) Memasukkan zat kontras ke dalam uri melalui pembuluh darah tali pusat, lalu
di buat gambar rontgen.
(2) Secra klinis, meneliti sewaktu uri lahir melalui vagina dan vulva.
sudah lepas.
KLEIN
o Sewaktu ada his, rahim kita dorong sedikit, bila tali pusat kembali . Belum
Normalnya, penglepasan uri ini berkisar jam sesudah anak lahir, namun
kita dapat menunggu paling lama sampai 1 jam. Tetapi bila terjadi banyak
perdarahan atau bila pada persalinan persalinan yang ada riwayat perdarahan
post partum, mka tak boleh menunggu, sebaiknya plasenta langsung plasenta
27
dikeluarkan dengan tangan. Juga kalau perdarahan sudah lebih dari 500 cc atau
satu niebekken, sebaiknya uri langsung dikeluarkan secara manual dan diberikan
uterus tonika.
Pimpinan kala uri
Segera sesudah lahir, anak diurus dan tali pusat di klem. Biasanya, rahim yang telah
menyelesaikan tugas berat mengeluargkan anak, akan beristirahat beberapa menit.
Dalam masa ini tugas kita adalah :
Dorong pada fundus hanya boleh dikerjakan pada rahim yang kontraksinya baik, sebab
pada rahim yang lembek dapat menimbulkan inversio uteri. Jangan mendorong sampai
serviks melewati introitus vagine, karena terancam akan bahaya infeksi.
Metode CREDE
(1) Empat jari pada dinding rahim belakang, ibu jari di fundus depan tengah.
(2) Lalu pijat rahim dan sedikit dorong kebawah, tapi jangan terlalu kuat, seperti
memeras jeruk.
(3) Lakukan sewaktu sudah his.
(4) Jangan tarik tali pusat, kaena dapat terjadi inversion uteri.
Pengeluaran uri secepat mungkin, hanya bila ada :
28
Uri dan selaput ketuban harus diperksa sebaik baiknya setelah dilahirkan apakah
lengkap atau tidak lengkap. Yang diperiksa yaitu :
Kalau tidak lengkap disebut ada sisa uri, dapat menyebabkan perdarahan yang banya dan
infeksi.
KALA IV
Kala pengawasan setelah uri 1 2 jam.
Darah yang keluar harus ditakar sebaik baiknya. Kehilangan darah pada persalinan
biasa disebabkan oleh luka pada penglepasan uri dan robekan pada serviks dan perineum.
Rata rata dalam batas normal, jumlah perdarahan adalah 250 cc, biasanya 100 300 cc.
bila pedarahan lebih dari 500 cc ini sudah dianggap abnormal; harus dicari sebab
sebabnya. Penting diingat; jangan meninggalkan wanita bersalin 1 jam sesudah bayi dan
urin lahir. Sebelum pergi meninggalkan ibu yang baru melahirkan, periksa ulang dan
perhatikanlah 7 pokok penting berikut :
29
(1) Kontraksi rahim : baik atau tidak dapat diketahui dengan palpasi. Bila perlu
dilakukanlah message dan berikan uterus tonika : methergen, ermetrin dan pitosin.
(2) Perdarahan : ada atu tidak, banyak atau biasa.
(3) Kandung kencing : harus kosong, kalau penuh ibu disuruh kencing dan kalau tidak
(4)
(5)
(6)
(7)
Repture perinel
Definisi
Robekan yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan. Episiotomi adalah rupture
perinea yang artifisialis (Bobak, 2004).
Rupture perinea dibagi atas 3 tingkat :
Tingkat 1 : robekan hanya mengenai kulit dan mukosa sekitar 1 1 cm
Tingkat 2 : robekan lebih dalam sudah mengenai m.levator ani
Tingkat 3 : robekan pada kulit, mukosa, perineal body, m.sphiccter ani
Rupture perinea inkompleta : tingkat 1 sampai 2
Rupture perinea kompleta : tingkat 3
Yang dapat menyababkan terjadinya rupture perinea :
Partus presipitatus
Kepala janin besar dan janin besar
Pada presentasi defleksi (dahi, muka)
Pada primigravida (para)
Pada letak sungsung dan after coming head
Pimpinan persalinan yang salah
Pada obstetric pervaginam : ekstrasi vakum, ekstrasi forsep, versi dan ekstraksi, serta
embriotomi.
30
Kalau luka luka ini tidak dijahit dengan baik, maka akan menyebabkan lapangnya
perineum dan pada ruptura perinei kompleks dapat terjadi beser berak (inkontenensia
alvi). Secara estetis kemaluan menjadi kurang baik (Bobak, 2004).
Penanganan
Untuk mencegah luka yang jelek dan pinggir luka yang tidak rata dan kurang bersih,
pada beberapa keadaan dilakukan episiotomy: dan pada keadaan lain dengan
DJJ rata-rata pada aterm ialah 140 denyut/menit. Batas normalnya ialah 110
sampai 160 denyut/menit. Pada kehamilan yang lebih muda, DJJ lebih tinggi
dengan nilai rata-rata sekitar 160 denyut / menit pada usia gestasi 20 minggu.
Laju denyut akan menurun secara progresif dengan semakin matangnya janin
saat mencapai aterm. Akan tetapi, percepatan sementara dan deselarasi DJJ
yang sedikit dini dapat terjadi sebagai respon terhadap gerakan janin yang
spontan, periksa dalam, tekanan fundus, kontraksi uterus, dan palpasi
abdomen.
b. Sirkulasi Janin
Sirkulasi janin dapat dipengaruhi oleh banyak factor. Diantaranya ialah posisi
ibu, kontraksi uterus, tekanan darah, dan aliran darah tali pusat. Kontraksi
uterus selama persalinan cenderung mengurangi sirkulasi melalui arterifol
spiralis, sehingga mengurangi perfusi melalui ruang intervilosa. Kebanyakan
janin sehat mampu mengompensasi stress ini. Biasanya aliran darah tali pusat
tidak terganggu oleh kontraksi uterus atau posisi janin.
c. Pernapasan dan Perilaku Janin
Perubahan-perubahan tertentu menstimulasi kemoresptor pada aorta dan
badan carotid guna mempersiapkan janin untuk memulai pernapasan setelah
lahir. Perubahan-perubahan ini meliputi hal-hal berikut :
7 sampai 42 ml air ketuban diperas keluar dari paru-paru (selama
persalinan pervaginam).
Tekanan oksigen (Po2) janin menurun.
Tekanan karbon dioksida (Pco2) arteri meningkat
pH arteri menurun.
Gerakan janin masih sama seperti pada masa hamil, tetapi menurun setelah
ketuban pecah.
2. Adaptasi Ibu
Pemahaman yang mendalam tentang adaptasi Ibu selama masa hamil akan membantu
perawat mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan wanita selama bersalinan.
Perubahan lebih lanjut terjadi seiring kemajuan tahapan persalinan wanita itu.
Berbagai system tubuh beradaptasi terhadap proses persalinan, menimbulkan gejala,
baik yang bersifat obyektif maupun subyektif.
a. Perubahan Kardiovaskuler
32
33
Sel darah putih (SDP) menigkat, sering kali sampai > 25.000/mm3. Meskipun
mekanisme yang menyebabkan jumlah sel darah putih meningkat masih belum
diketahui., tetapi diduga hal itu terjadi akibat stress fisik atau emosi atau trauma
jaringan. Persalinan sangat melelahkan. Melakukan latihan fisik saja dapat
meningkatkan jumlah sel darah putih.
Terjadi beberapa perubahan pembuluh darah perifer, kemungkinan sebagai respon
terhadap dilatasi serviks atau kompresi pembuluh darah ibu oleh janin yang
melalui jalan lahir. Pipi menjadi merh, kaki panas atau dingin, dan terjadi prolaps
hemoroid.
b. Perubaha pernapasan
Sistem pernapasan juga beradaptasi. Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan
pemakaian oksigen terlihat dari peningkatan frekuensi pernapasn. Hiperventilasi
dapat mnyebabkan alkalosis respiratorik (pH meningkat), hipoksia dan
hipokapnea (karbondioksida menurun). Pada tahap kedua persalinan, jika wanita
tidak diberi obat-obatan, maka ia akan mengonsumsi oksigen hamper dua kali
lipat. Kecemasan juga meningkatkan pemakaian oksigen.
c. Perubahan pada Ginjal
Pada trimester kedua, kendung kemih menjadi organ abdomen. Apabila terisi,
kandung kemih dapat teraba di atas simfisis pubis. Selama persalinan, wanita
dapat mengalami kesulitan untuk berkemih secara spontan akibat berbagai alas an
edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi, rasa tidak nyaman, sedasi, dan
rasa malu. Proteinuria +1 dapat dikatakan normal dan hasil ini merupakan respons
rusaknya jaringan otot akibat kerja fisik selama persalinan.
d. Perubahan Integumen
Adaptasi system integument jelas terlihat khususnya pada datya distensibilitas
daerah introitus vagina (muatra vagina). Tingkat distensibilitas ini berbeda-beda
pada setiap individu. Meskipun daerah itu dapat meregang, namun dapat terjadi
robekan-robekan kecil pada kulit sekitar introitus vagina sekalipun tidak
dilakukan episiotomy atau tidak terjadi laserasi.
e. Perubahan Muskuloskeletal
System musculoskeletal mengalami stress selama persalinan. Diaphoresis,
keletihan, proteinuria (+1), dan kemungkinan penigkatan suhu menyertai
34
peningkatan aktivitas otot yang menyolok. Nyeri punggung dan nyeri sendi (tidak
berkaitan dengan posisi janin) terjadi sebagai akibat semakin renggangnya sendi
pada masa aterm. Proses persalinan itu sendiri dan gerakan meluruskan jari-jari
kaki dapat menimbulkan kram tungkai.
f. Perubahan Neurologi
System neurologi menunjukkan bahwa timbul stress dan rasa tidak nyaman
selama persalinan. Perubahan sensoris terjadi saat wanita masuk ke tahap pertama
persalinan dan saat masuk ke setiap tahap berikutnya. Mula-mula ia mungkin
merasa euphoria. Euphoria membuat wanita menjadi serius kemudian mengalami
amnesia di antara traksi selama tahap kedua. Akhirnya, wanita merasa sangat
senang atau merasa letih setelah melahirkan. Endorphin endogen (senyawa mirip
morfin yang diproduksi tubuh secara alami) meningkatkan ambang nyeri dan
menimbulkan sedasi. Selain itu, anesthesia fisiologi jaringan perineum, yang
ditimbulkan teanan bagian presentasi, menurunkan persepsi nyeri.
g. Perubahan Pencernaan
Persalinan mempengaruhi system saluran cerna wanita. Bibir dan mulut dapat
menjadi kering akibat wanita bernapas melalui mulut, dehidrasi, dan sebagai
respon emosi terhadap persalinan. Selama persalinan, motilitas dan absorpsi
saluran cerna menurun dan waktu pengosongan lambung menjadi lambat. Wanita
seringkali merasa mual dan memuntahkan makanan yang belum dicerna setelah
bersalin. Mual dan sendawa juga terjadi sebagai respon reflex terhadap dilatasi
serviks lengkap. Ibu dapat mengalami diare pada awal persalinan. Perawat dapat
meraba tinja yang keras atau tertahan pada rectum (Bobak, 2004).
h. Perubahan Endokrin
System endokrin aktif selama persalinan. Awitan persalinan dapat diakibatkan
oleh
penurunan
kadar
progesterone
dan peningkatan
kadar
esterogen,
G. Definisi Nyeri
Nyeri dikatakan sebagai perasaan tertekan, menderita atau kesakitan yang
disebabkan oleh stimulasi ujung ujung saraf
pengaruhi oleh factor factor psikologis, biologis, sosial budaya, dan ekonomi (Telfer
1997) di dalam buku (Diane M. Fraser, 2009).
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
dari kerusakan jaringan yang actual potensial. Nyeri adalah salah satu alasan seseorang
untuk mencari bantuan perawatan kesehatan (Brunner & Suddarth, 2002)
Definisi keperawatan tentang nyeri adalah, apapun yang menyakitkan tubuh yang
dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mnegatakannya.
Peraturan utama dalam merawat pasien dengan nyeri adalah semua nyeri adalah nyata,
meskipun penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan myeri adalah
berdasarkan hanya ada laporan pasien bahwa itu ada (Brunner & Suddarth, 2002).
Menurut (Judith M. Wilkinson, 2012) Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan
emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jarinagn yang actual atau
potensial, atau digambarkan dengan istilah seperti (International Association for the
Study of Pain); awitan yang tiba tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai
berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang
dari enam bulan.
Menurut (Judith M. Wilkinson, 2012) Nyeri kronis adalah pengalaman sensori
dari emosi yang tidak menyenangkan, akibat kerusakan jaringan actual dan potensial atau
digambarkan dengan istilah kerusakan ( International Association for the Study of Pain );
awitan yang tiba tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir
yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya lebih dari enam bulan.
Nyeri adalah pengalaman pribadi, subjektif, berbeda antara satu orang dengan
orang lain dan dapat juga berbeda pada orang yang sama diwaktu berbeda. Definisi klien
tentang nyeri adalah apapun yang dikatakan klien tentang nyeri yang dirasakannya, ada
kapanpun klien mengatakan keberadaanya. Sangat penting bagi perawat untuk
mengadopsi definisi klien mengenai nyeri dan mempercayai apa yang klien katakan.
Perawat cenderung mempercayai klien hanya jika mereka mengetahui bentuk fisik
penyebab rasa nyeri tersebut (McCaffery et al., 1989). Hal ini menghalangi pemahaman
subjektifitas pengalaman nyeri. Sebagai contoh, bila seorang wanita dalam persalinan
mengeluhkan rasa nyeri yang hebat, harus dipercayai, walaupun jika tidak terlihat
36
H. Teori Nyeri
Nyeri merupakan fenomena misterius dan kompleks dengan mekanisme mendasar yang
telah dapat di jelaskan secara tuntas. Meskipun terdapat beberapa teori mengenai nyeri,
teori awal Melzack et al. (1965 ) merupakan teori klasik yang dapat diterima. Teori ini
dan peran endorphin dalam teori nyeri didiskusikan dibawah ini.
1. Kontribusi Melzack
Mungkin kontribusi terpenting dalam teori melzack adalah kemungkinan yang
ditawarkannya mengenai individualitas pengalaman nyeri. Sebuah kesimpulan telah
jelas selama beberapa tahun: ketika membandingkan stimulus yang diberikan pada
beberapa orang, satu orang mungkin mengalami nyeri yang intens, yang lain
mengalami nyeri sedang, sedang yang lainnya lagi tidak mengalami nyeri sama
sekali. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme nyeri melibatkan sejumlah factor
yang menentukan eksistensi nyeri dan mempengaruhi sifat pengalaman nyeri. Factor
ini tidak hanya meliputi stimulasi serabut nyeri, tetapi juga stimulasi kutaneus, input
sensori, pikiran dan perasaan yang lain.
Sebagai dasar untuk memahami dan merencanakan cara mengurangi nyeri,
Melzack telah menggambarkan interaksi komponen nyeri yang mempengaruhi respon
terhadap nyeri. Komponen ini adalah:
1. Sistem motivasional afektif
Interpretasi pusat mengenai pesan didalam otak yang dipengaruhi oleh
perasaan, memori, pengalaman, dan budaya seseorang.
2. Sistem kognitif evaluative
37
2. Endorphin
Pada tahun 1975, telah ditemukan substansi seperti opiate yang terbentuk
secara alami didalam tubuh. Substansi tersebut disebut endorphin. Saat ini beberapa
endorphin telah di isolasi, tetapi masih banyak endorphin lain yang belum di isolasi.
Peran endorphin dalam menyebabkan dan meredakan nyeri belum dapat di
klasifikasi.
Endorphin mempengaruhi transmisi impuls yang di interpretasikan sebagai
rasa nyeri. Endorphin dapat berupa neurotransmitter atau neuromedulator yang
menghambat transmisi atau pengiriman pesan nyeri. Dengan demikian, keberadaan
endorphin pada sinaps sel saraf menyebabkan penurunan sensasi nyeri. Kegagalan
untuk melepaskan endorphin memungkinkan terjadinya nyeri. Opiet, seperti morfin,
bekerja dalam cara yang sama seperti endorphin dengan menghambat transmisi pesan
nyeri dengan menempel kebagian reseptor opiate pada saraf otak dan sumsum tulang
belakang (Pittman et. al., 1980) di dalam buku (Reeder, 2011).
Kadar endorphin berbeda antara satu orang dengan orang lain, hal ini
menjelaskan mengapa sebagian orang merasa lebih nyeri disbanding orang lain.
Individu yang memiliki kadar endorphin tinggi lebih sedikit mengalami nyeri.
Demikian juga, misalnya, individu yang memiliki kadar endorphin rendah sebelum
pembedahan memerlukan analgesia yang lebih banyak setelah operasi dibandingkan
individu yang memiliki kadar endorphin yang lebih tinggi. Perbedaan kadar
endorphin dapat diwariskan, yang dapat menjelaskan perbedaan sensitifitas nyerinya
ditemukan diantara sekelompok manusia (Terenius, 1981) di dalam buku (Reeder,
2011).
38
dirasakan, berapa lama terasa, apakah nyeri berulang, bila nyeri berulang maka dalam
selang waktu berapa akhir. Kualitas nyeri dinyatakan sesuai dengan pa yang diutarakan
pasien misalnya nyeri seperti dipukul pukul, nyeri seperti diiris iris pisau, dll.
Perilaku nonverbal pada pasien yang mengalami nyeri dapat diamati oleh perawat,
misalnya ekspresi wajah kesakitan, gigi mencengkram, memejamkan mata rapat rapat,
menggigit bibir bawah, dll.
rasa mual, dank ram. Rasa nyeri pada persalinan menimbulkan gejala yang dapat
dikenali. Peningkatan aktivitas system saraf simpatik timbul sebagai respon terhadap
nyeri dan dapat mengakibatkan perubahan tekanan darah, denyut nadi, pernapasan,
dan warna kulit. Palor dan diaphoresis dapat timbul (Potter dan Perry, 1995).
Serangan mual, muntah, dan keringat berlebihan juga sangat sering terjadi. Ekspresi
afektif tertentu akibat suatu penderitaan juga sering terlihat. Perubahan afektif
meliputi peningkatan rasa cemas disertai lapang peerseptual yang menyempit,
mengerang, menangis, gerakan tangan (yang menandakan rasa nyeri) dan ketegangan
otot yang sangat di seluruh tubuh. Ekspresi nyeri dapat bervariasi sesuai kultur
budaya. Misalnya, wanita Amerika asli menahan nyeri dengan menunjukkan sikap
diam, sedangkan wanita Hispanik menahan nyeri dengan bersikap sabar, tetapi
menganggap hal yang wajar jika perlu berteriak-teriak (Mattson, Smith, 1993 di
dalam buku (Bobak, 2004)).
c. Persepsi Nyeri
Walau ambang nyeri hamper sama pada semua individu tanpa memandang jenis
kelamin, social, etnik, atau perbedaan cultural, tetapi perbedaan-perbedaan ini
memainkan peran penting dalam persepsi nyeri tiap individu. Pengaruh factor-faktor,
seperti budaya, counterstimuli, dan distraksi untuk mengatasi rasa nyeri tidak
dimengerti sepenuhnya. Arti nyeri dan ekspresi verbal maupun nonverbal tentang
nyeri tampaknya dipelajari dan interaksi dalam kelompok social primer. Pengaruh
budaya dapat menimbulkan harapan yang tidak realistis. Misalnya, wanita Asia
percaya bahwa berteriak dan memperlihatkan rasa nyeri ialah hal yang memalukan
dan mereka tidak mengerluarkan kata-kata saat merasa nyeri (Mattson, Smith, 1993).
Rasa nyeri berbeda pada setiap individu. Melalui pengalaman nyeri, manusia
mengembangkan beraneka mekanisme untuk mengatasi nyeri tersebut. Ketegangan
emosi akibat rasa cemas sampai rasa takut dapat memperberat pesepsi nyeri selama
persalinan. Nyeri atau kemungkinan nyeri dapat menginduksi ketakutan, sehingga
timbul kecemasan yang berakhir dengan kepanikan. Keletihan dan kurang tidur dapat
memperberat nyeri. Persalinan sebelumnya dapat mempengaruhi persepsi wanita
tentang nyeri bersalin. Karena wanita primipara mengalami persalinan yang lebih
panjang, mereka merasa lebih letih. Hal ini membuat peningkatan nyeri seperti suatu
42
43
persalina. Perawat harus memahami bahwa setiap wanita mengalami dan merasakan
nyeri dengan cara yang unik dan bahwa ia harus memahami rasa nyeri wanita tersebut
sebagaimana diungkapkannya. Rasa khawatir dan rasa cemas dapat timbul pada fase
akhir persalinan, sehingga keterampilan yang telah dipelajari di kelas punyuluhan
bagi orang tua menjadi tidak berguna (Wuitchik, dkk, 1990 didalam buku (Bobak,
2004)).
Menurut (Nolan, 2004) Kecemasan terhadap nyeri barangkali bahwa sebagian besar
wanita hamil mencemaskan nyeri persalinan. Akan seperti apa nyerinya? Akan
seburuk apa keadaanya? Apakah saya dapat saya menahanya?Media masa sering
menengetengahkan gambaran persalinan yang seperti lama, sangat menyakitkan,
bahkan berbahaya. Wanita yang sudah pernah melahirkan kadang-kadang tidak
membantu keadaan dengan cerita-cerita mengerikan tentang persalinan mereka
sendiri (perlu dikatakan cerita ini sering di lebih-lebihkan). Bila wanita hamil
mengikuti kursus persalinan, mereka akan melihat bahwa gurunya meluangkan
banyak waktu untuk berbicara tentang nyeri persalinan, menganjurkan cara-cara
praktis untuk menghadapinya dan memberikan informasi tentang berbagai obat dan
prosedur medis yang tersedia untuk meredakan nyeri. Bayangan akan rasa nyeri ini
membuat beberapa calon ibu menjadi begitu takut sehingga bulan-bulan terakhir dari
kehamilanya terbuang sia-sia.
Saya tahu tubuh saya mampu bertahan tapi saya takut. Mereka mengatakan jika
Anda takut, tubuh akan menegang dan anda akan merasa lebih nyeri, jadi semuanya
seperti lingkaran syetan. Saya jadi tambah takut dan tidak bias keluar dari ketakutan
ini. Saya berusaha untuk tidak memikirkan persalinan, karena semakin
memikirkanya, saya semakin takut.
Saya berusaha untuk tidak mendengarkan cerita-cerita yang mengerikan dari orang
lain sangat menakutkan. Memang sulit untuk mendengar semua itu dan tetap percaya
diri.
Saya membeli semua majalah tentang bayi dan ketika kehamilan saya berusia tiga
bulan, ada sebuah artikel yang berjudul Segala sesuatu yang perlu anda ketahui
44
tentang jahitan yang merinci segala sesuatu yanag tidak beres dalam persalinan.
Saya hanya bias duduk dan menangis karena saya begit kawatis akan persalinan ini.
Menghadapi Nyeri Punggung Pada Persalinan menurut (Nolan, 2004)
Jika bayi anda berbaring telentang dengan punggung Anda (yang disebut sebagai
posisi posterior oleh para bidan), Anda akan mengalami nyeri punggung selama
persalinan. Nyeri ini tidak hanya muncul bersamaan dengan kontraksi, tetapi terus
menerus sehingga menyulitkan bagi anda untuk beristirahat dan relaks serta
menyiapkan diri untuk menghadapi kontraksi berikutnya. Ada beberapa hal yang
mungkin bias membantu anda:
Cobalah posisi merangkak selama kontraksi sehingga bayi turun menjauh dari
tulang punggung anda; ini akan bantu meredahkan tekanan pada punggung.
Pendukung kelahiran atau bidan dapat membungkus botol panas dengan
handuk dan meletakan di lekukan punggung anda; atau sebaliknya, anda dapat
menggunakan sesuatu yang sangat dingin untuk meredahkan nyeri, misalnya
Meskipun demikian, ada banyak hal yang bisa anda laukan untuk membantu diri selama
persalinan. Seringkali calon ibu meremehkan kekuatan dirinya dalam menahan nyeri.
Mitos turun temurun selalu menekankan bagian yang sulit dari persalinan, bukan bagian
yang menggembirakan dan memuaskan. Jelas akan sangat membantu para gadis kecil
yang kelak akan menjadi ibu, jika orang dewasa mulai memberikan gambaran yang
berbedah tentang persalinan, bukan gambaran yang menakutkan (Nolan, 2004).
45
Menurut (Nolan, 2004) Peran dari nyeri : HAL PERTAMA yang perlu di bicarakan
tentang nyeri persalinan adalah bahwa beberapa wanita tidak mengalaminya. Jumlahnya
mungkin hanya sedikit, tetapi anda juga akan menjumpai banyak wanita yang lain yang
beranggapan bahwa nyeri persalinan bukanlah sesuatu yang luar biasa dan masih berada
di bawah nyeri yang pernah mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.
Saya tidak mengalami nyeri apapun. Saya tidak bias menyebutnya sebagai nyeri. Saya
tidak mengatakan bahwa prosesnya sangat nyaman; jelas tidak enak dan saya
mengetahui semua yang terjadi, tetapi semuanya tidak menyakitkan dan saya dalam
keaadaan sadar bahkan bias beradu pendapat.
Saya mengalami nyeri seperti nyeri mensturasi yang berat, yang tidak menyenangkan
tetapi saya tidak mengalami nyeri dalam artian yang mengerikan.
Sebenarnya, tidak terasanya nyeri persalinan malah dapat menimbulkan masalah jika
calon ibu sudah mengantisipasi bahwa masa peralihan untuk menjadi seorang ibu dilalui
dengan nyeri persalinan. Wanita kadang-kadang merasa bahwa nyeri persalinan adalah
sesuatu yang penting secara psikologis karena ini menguji komitmenya kepada bayi.
Saya memang merasakan kontraksi tetapi tidak terlalu menyakitkan dan saya sungguh
kehilangan sensasi itu; saya piker seharusnya saya mengalaminya. Jadi untuk lain kali,
saya menantikan rasa nyeri tersebut.
Saya semakin merasa bahwa nyeri persalinan itu memang diperlukan. Bukan karena
saya menikmatinya , ow ya, saya memang sedikit menikmatinya dan bagi saya,
persalinan tanpa nyeri bukanlah sesuatu yang saya inginkan rasanya tidak ada
keberhasilan.
Dari sudut pandang evolusi, tampaknya nyeri persalinan bukanlah sesuatu yang berada
diluar kemampuan seorang wanita. Alam menggunakan nyeri untuk beberapa tujuan
tertentu yang sangat penting. Nyeri kontraksi yang pertama mengatakan kepada calon ibu
bahwa persalinan sudah di mulai; jika calon ibu tidak merasakan apa-apa, bayi beresiko
dilahirkan di tempat yang tidak tepat. Bertambahnya kekuatan kontraksi secara bertahap
memberi petunjuk tenyang sejauh mana perjalanan persalinan sehingga saat kelahiran
46
sudah mendekat, calon ibu dapat meminta bantuan dan pergi ketempat yang aman untuk
melahirkan (Nolan, 2004).
Dalam kehidupan sehari-hari, kita memberi respons secara naluria terhadap nyeri. Jika
kepala anda terbentur lemari, otomatis anda menggosok bagian yang terbentur karena
menggosokan ini membuat tubuh memproduksi endorphin, yaitu pereda nyeri alami. Jika
anda mengalami nyeri lambung yang parah, Anda akan berbaring dan meringkuk dengan
botol panas di lambung karena kehangatan dan berada dalam posisi tertentu yang
membuat (Nolan, 2004).
Membantu Diri Meghadapi Nyeri Menurut (Nolan, 2004)
Menyamankan Diri
Semua posisi ini akan lebih membantu jika
Yang
paling
penting
adalah
nyamankan
anda
menggabungkanya
dengan
gerakan
MENGELUARKAN SUARA
menghadapi nyeri. Ini karena tulang-tulang Jangan ragu jangan merasa bahwa anda tidak
panggul dapat membuka lebih lebar daripada pantas mengeluarkan suara, itu bukan tindakan
jika anda duduk pada tulang ekor, dan gaya yang benar, atau bahwa anda akan dianggap
tarik bumi membantu bayi turun melaluli mengganggu atau cengeng. Telah di ketahui
bahwa mengeluarkan suara adalah cara efektif
panggul anda.
Ketika berkontraksi, Rahim maju kedepan untuk meredahkan nyeri, lihatlah reaksi anak
sehingga anda akan merasa lebih nyaman jika kecil ketika mereka terluka. Persalinan adalah
merasa kedepan, membantu Rahim bekerja pengalaman yang hiruk-pikuk jika erangan
atau jeritan membantu anda, lakukanlah.
lebih efektif.
47
Berdiri,
menyandar
kedepan
pada
PIJAT
Jika terbentur sesuatu, reaksi langsung anda
adalah menggosok bagian anda yang terbentur.
menyandar kebantal yang di tempatkan Tetapi beberapa lainya sama sekali tidak ingin
di punggung kursi.
di sentuh selama kontraksi, dan memili untuk
Berbaring (jika anda sangat lelah dan
tidak di ganggu; beberapa lainya senang di
ingin berbaring) miring kekiri dengan
pijat di anatara kontraksi untuk membantu
sebuah bantal di antara kedua tungkai
membutnya relaks. Katakan pada pendukung
kaki.
kelahiran atau bidan anda, bagian mana yang
Berjongkok sambil menopang diri
ingin di pijat dan kapan; katakana apa yang
dengan menyandar ke depan dengan
terasa membantu dan apa yang tidak. Pijat bias
menggunakan dukungan tangan atau ke
lebih menyenangkan jika pendukung kelahiran
lutut pendukung kelahiran sementara ia
menggunakan minyak yangb tidak beraromah
dalam posisi duduk.
atau minyak pijat favorit anda untuk mencega
luka gesek ketika ia menggosok kulit anda.
Pernapasan
Selama persalinan, calon ibu bernapas dengan Penggunaan Air
berbagai cara. Beberapa menarik napas
Kebanyakan dari kita menemukan bahwa
panjang dan lama untuk membantu mereka
mandi rendam atau mandi pancur membuat
melewati kontraksi; ada yang bernapas
relaks ketika kita sedang stress. Air sangat
48
dan
pendek
untuk
mengatasi
Jika
anda
tidak
dapat
pendek
sekali
lagi.
Anda
boleh
pusing,
Biasanya
akan
mual,
dan
membantu
kesemutan.
jika
anda
Pendukung
kelahiran
dapat
Anda lebih nyaman. Nyeri menberi tauh pada kita cara membantu diri untuk pulih dari cidera. Di
dalam persalinan, tidak terjadi cidera, tetapi nyeri mengajarkan cara melahirkan kepada calon
ibu. Nyeri membimbing calon ibu untuk mencoba berbagai posisi demi mendapat kenyamanan,
49
dan dengan bergerak-gerak serta berganti posisi, ia membantu menekan kepala bayi ke sekeliling
leher Rahim sehingga leher Rahim membuka secara merata. Pada tahap persalinan lebih lanjut,
penggantian posisi akan menggeser bayi, membantunya menemukan jalan termudah untuk
melalui panggul ibu (Nolan, 2004).
1. NON FARMAKOLOGI RASA TIDAK NYAMAN
Menghilangkan nyeri ialah hal yang penting. Bukan jumlah nyeri yang wanita
alami, yang perlu dipertimbangkan, tetapi apakah ia memenuhi harapan dirinya
sendiri dalam mengatasi rasa nyeri. Hal ini mempengaruhi persepsinya tentang
pengalaman
melahirkan
sebagai
buruk
atau
baik.
Perawat
yang
50
tubuh siap saat melahirkan, latihan relaksasi secara sadar; dan latihan pola
napas.
Relaksasi secara sadar meliputi relaksasi progresif kelompok otot seluruh
tubuh. Dengan berlatih, banyak wanita mampu berelaksasi sesuai perintah,
baik selama kontraksi maupun diantara kontraksi.
Pola napas meliputi napas dalam pada abdomen hampir sepanjang masa
bersalin, napas pendek menjelang akhir tahap pertama dan sampai pada waktu
terakhir ini, menahan napas pada tahap kedua persalinan. Para pengajar
metode Dick-Read berpendapat bahwa berat otot-otot abdomen terhadap
uterus yang berkonsentrasi meningkatkan rasa nyeri. Wanita melahirkan diajar
untuk mendorong otot-otot perutnya ke atas saat rahim naik selama suatu
kontraksi. Dengan demikian otot-otot abdomen terangkat dari uterus yang
berkontraksi.
Metode Dick-Read telah diadaptasi karena dukungan persalinan yang dahulu
hanya dilakukan oleh perawat, saat ini dapat dilakukan oleh suami atau orang
lain yang dipilih ibu.
2. Metode Lamaze atau metode psikoprofilaktik.
Pada sekitar tahun 1960, metode Lamaze menjadi popular di Amerika Serikat,
setelah Marjorie Karmel memperkenalkan metode psikoprofilaksis (PPM)
dalam bukunya, Thank You, Dr. Lamaze. The Amarican Society for
Psychoprohylaxis in Obstetrics (ASPO) didirikan pada tahun 1960 dan the
National Association of Childirth Education, Inc. (NACE) dibentuk pada
tahun
pengajar metode ini. Pada tahun 1971, the National Council of Chilbirth
Education Specialists, Inc (CCES) didirikan untuk menawarkan seminar unuk
melatih pengajar.
Metode Lamaze berasal dari karya Pavlov tentang classical conditioning.
Menurut Lamaze, rasa nyeri merupakan respons bersyarat. Wanita juga dapat
51
Lamaze
percaya
bahwa pernapasan
dada
pernapasan khusus saat melahirkan. The American Academy of HusbandCoached Childbirth (AAHCC) didirikan untuk mempersiapkan para pengajar
dan menyiapkan metode ini supaya dapat digunakan.
Metode Bradley didasarkan pada observasi perilaku binatang saat melahirkan
dan menekankan keharmonisan tubuh, yakni dengan melakukan control
pernapasan, pernapasan perut, dan relaksasi seluruh tubuh (Bradley, 1974).
Teknik ini menekankan factor lingkungan seperti suasana gelap, menyendiri
dan suasana tenang sehingga peristiwa melahirkan menjadi lebih alami. Ibu
yang memakai metode Bradley sering tertidur saat bersalin, tetapi sebenarnya
mereka berada dalam tingkat relaksasi mental yang dalam (Bobak, 2004).
Walaupun kehadiran ayah pada saat melahirkan tampaknya merupakan factor
yang sangat penting bagi kebanyakan wanita, konsep ayah atau suami sebagai
penolong persalinan mendapat kritikan dari beberapa pihakk (Klein, dkk.,
1981). Beberapa pria tidak nyaman dalam memainkan peran ini, tetapi tetap
dapat mendukung istrinya selama hamil dan bersalin (Bobak, 2004).
sendiri. Para pengajar metode Lamaze percaya bahwa penggunaan obatobatan anti nyeri secara bijaksana merupakan tindakan tambahan yang tepat
untuk melakukan teknik relaksasi memusatkan perhatian pada hal-hal
eksternal, dan untuk upaya distraksi. Pada kenyataannya, hanya sedikit
instruktur yang benar-benar mengajarkan hanya satu metode saja. Mereka
biasanya menggabungkan berbagai strategi dengan tujuan bmeningkatkan
kemampuan wanita dalam mengatasi persalinan dan menekan penggunaan
obat-obatan (Bobak,2004).
Teknik ralaksasi dan teknik pernapasan
Memfokuskan dan relaksasi umpan balik
Beberapa wanita membawa barang-barang yang disukai untuk digunakan
sebagai focus perhatiannya. Sebagian wanita memilih obyek yang ada di
ruang bersalin. Saat kontraksi mulai timbul, mereka memusatkan perhatian
pada obyek ini untuk mengurangi persepsi mereka terhadap nyeri. Teknik ini
ditambah relaksasi umpan balik, membantu wanita bekerjasama dengan
kontraksinya. Penolong persalinan membantu proses ini, member tahu calon
ibu waktu yang tepat untuk mulai melakukan teknik pernapasan. Mekanisme
umpan balik yang umum dilakukan ialah mengucapkan kata rileks pada
awal suatu kontraksi dan terus mengucapkan kata tersebut sepanjang
kontraksi, jika diperlukan. Setelah tingkat relaksasi diperiksa, teknik relaksasi
pada periode prenatal dapat ditinjau kembali. Penolong juga berupaya supaya
wanita tidak terganggu oleh pemeriksaan rutin, seperti pemeriksaan denyut
jantung janin dan pemeriksaan untuk mengetahui kemajuan persalinan.
Prosedur ini ditunda sampai kontraksi selesai (Bobak, 2004).
Homeopati
Tujuan homeopati adalah memperkuat respon fisiologis tubuh.Homeopati
berusaha untuk mengobati penyakit dengan menghasilkan gejala yang
54
Hidroterapi
Berendam dalam air selama persalinan merupakan salah satu cara
analgesia yang telah digunakan selama bertahun tahun (Forde at al 1999).
Garland & Jones (1994) menyatakan bahwa efektivitas hidroterapi terjadi ada
dua factor. Panas yang diberikan akan menghilangkan spasme otot sehingga
nyeri, serta hidrokinesis juga akan hilang dengan efek gravitas, dan juga
ketidaknyamanan
serta
ketegangan
pada
pelvis.
Mander
(1998)
mengemukakan bahwa terdapat data yang relative sedikit reliable dan valid
untuk membuktikan bahwa mandi selama kehamilan meningkatkan infeksi
maternal atau neonatal. Penulis lain setuju dengan hal ini (forde et al 1999,
waldenstrom & nilsson 1992). Manfaat seperti berkurangnya penambahan
oksitiksin dan penggunaan analgesia dinyatakan oleh beberapa penulis (Forde
et al 1999, Mander 1998). Forde et al (1999) menyatakan bahwa hidroterapai
mempunyai manfaat lain, mislanya penurunan lamanya persalinan dan insidan
trauma saluran genital. Sulit untuk menentukan data hidroterapi karena
semakin banyak ibu yang melahirkan dalam kolam persalinan. Namun
demikian kedua hal ini yaitu, penggunaan hidroterapi sebagai analgesia dan
melahirkan dalam kolam jika proses melahirkan dilakukan didalam air
merupakan dua hal yang benar benar berbeda. Riset yang dilakukan Moore
(1997) menumukan bahwa hidroterapi selama melahirkan mempunyai
keuntungan sebagai berikut :
55
TENS
Stimulasi saraf elektrik transkutan (transcutaneous electrical nerve
stimulation [TENS]) sudah banyak digunakan, diterima dengan baik, dan
merupakan metode pereda nyeri yang efektif. Efektivitasnya berkaitan
dnegan cara kerja TENS yang menstimulasi produksi endrofrin dan
enkefalin alami, dan juga kemampuannya untuk menghambat stimulus
nyeri yang datang (Cluett 1994). Salah satu manfaatnya yang sangat besar
adalah TENS melibatkan pasangan ibu dalam kejadian seputar kelahiran.
Banyak data yang menunjukkan bahwa ketika menggunakan TENS,
banyak suami dan pendamping melahirkan yang merasa lebih membantu
dan mendukung pasangannya dalam persalinan dan melahirkan. Walsh
(1999) melaporkan bahwa pasangan ibu merasa mempunyai peran yang
sangat berguna. Penurunan kebutuhan petidin juga ditemukan dalam
penggunaan metode (Walsh 1999) di dalam buku (Diane M. Fraser, 2009).
56
Teknik pernapasan
Pendekatan persiapan persalinan yang lain menekankan teknik yang berbeda
dalam menggunakan pernapasan sebagai media yang membantu ibu
mempertahankan control sepanjang kontraksi. Pada tahap pertama, teknik
pernapasan dapat memperbaiki relaksasi otot-otot abdomen dan dengan
demikian meningkatkan ukuran rongga abdomen. Keadaan ini mengurangi
friksi (gesekan) dan rasa tidak nyaman antara rahim dan dinding abdomen.
Karena otot-otot di daerah genetalia juga menjadi lebih rileks, otot-otot
tersebut tidak menggangu penurunan janin. Pada tahap kedua, pernapasan
dipakai untuk meningkatkan tekanan abdomen dan dengan demikian
membantu mengeluarkan janin, keadaan ini juga dipakai untuk merelaksasi
otot-otot pudendal untuk mencegah pengeluaran dini kepala janin (Bobak,
2004).
Pasangan yang telah melakukan persiapan dengan berlatih melakukan teknik
semacam ini hanya akan memerlukan instruksi sekali saja. Mereka yang tidak
melakukan persiapan sebelumnya dapat diberi instruksi untuk melakukan
pernapasan sederhana dan relaksasi diawal persalinan. Cara ini seringkali,
secara mengejutkan berhasil. Dengan realitas persalinan seperti ini motivasi
menjadi tinggi dan kesiapan untuk belajar meningkat.
Ada berbagai pendekatan teknik pernapasan selama kontrkasi berlangsung.
Perawat perlu memastikan informasi apa saja yang pernah diterima pasangan
tersebut sebelum member insruksi tambahan. Umumnya pernapasan perut
yang perlahan kira-kira separuh kecepatan normal pernapasan seorang wanita,
dimulai ketika ibu tidak dapat lagi berjalan atau berbicara selama kontraksi
berlangsung. Karena frekuensi dan intensitas kontraksi meningkat, wanita
perlu mengganti teknik pernapasannya dengan pernapasn dada, pernapasan
yang lebih dangkal dengan kecepatan kira-kira dua kali kecepatan pernapasan
normal (Bobak, 2004).
57
Saat yang paling sulit untuk tetap mempertahankan control selama kontraksi
tetap mempertahankan control selama kontraksi ialah saat dilatasi serviks
mencapai 8-10 cm. Periode ini juga disebut periode transisi. Bahkan bagi
wanita yang telah melakukan persiapan untuk persalinannya, konsentrasi pada
teknik pernapasan sukar dipertahankan. Jenis yang dapat digunakan ialah pola
perbandingan 4:1 yaitu napas, napas, napas, napas, hembus (seperti ketika
meniup lilin). Perbandingan ini dapat meningkat menjadi 6:1 atau 8:1. Pola ini
dimulai dengan menarik napas rutin untuk membersihkan dan diakhiri dengan
membuang napas dalam untuk meniup kontraksi. Efek samping yang tidak
diinginkan pada jenis pernapasan ini ialah hiperventilasi. Wanita harus
diinformasikan
tentang
gejala-gejala
alkalosis
respiratoric
melayang
Teknik
Peralatannya
terdiri
atas
empat
electrode
dan
kabel
yang
59
metode
untuk
mengurangi
nyeri
pada
wanita
tanpa
meningkatkan resiko pada janin atau pada ibu atau mempengaruhi kemajuan
persalinan.
Penatalaksanaan analgesia dan anesthesia obstetri dalam bidang keperawatan
mengombinasikan ketrampilan perawat dalam bidang perawatan maternitas
dengan pengetahuan dan pemahaman tentang anatomi dan fisiologi, efek samping
yang diinginkan dan tidak diinginkan, serta metode pemberian agens-agens
tersebut.
Anestesi meliputi penggunaan analgesia, amnesia dan aktivitas refleks. Anesthesia
adalah suatu proses pelenyapan persepsi nyeri dengan menginterupsi impuls saraf
yang menuju ke otak, hilangnya sensasi ini dapat sebagian atau seluruhnya,
kadang-kadang disertai kehilangan kesadaran.
Istilah analgesia paling baik digunakan untuk menjelaskan kondisi, dimana
sensasi nyeri hilang atau ambang persepsi nyeri seseorang meningkat.
Penggunaan analgesia tidak menyebabkan keadaran hilang.
60
61
dengan
lebih
62
efektif
sehingga
penambahan
ataraktik
mengubah
posisi
penurunan
volume
cairan
serebrospinalis
menimbulkan tarikan pada struktur SSP yang sensitive terhadap nyeri. Nyeri
kepala, masalah pendengaran dan penglihatan dapat sangat mengganggu
sampai berhari-hari atau berminggu-minggu.
Anestesi Umum
Anestesi Umum jarang menjadi indikasi kelahiran pervaginam tanpa
komplikasi. Anestesi ini mungkin diperlukan, jika ada kontraindikasi
(termasuk jika pasien meolak) terhadap analgesia tau anestesi blok saraf atau
jika indikasi janin harus dilahirkan (pervaginam atau per abdomen) denga
cepat. Dengan metode ini ibu tidak sadar dan dapat bahaya depresi pernapasan
dan muntah diikuti aspirasi. Pada wanita yang menderita hipovolemia,
ansietas blok saraf. Natrium thiopental (Pentotal) merupakan obat yang sering
dipakai untuk anestesi umum. Pemberian natroum thiopental secara IV
( 4mg/kg BB) menghasilkan induksi anestesi yang cepat dan dosis ini tidak
menekan janin (Scott, dkk., 1990).
Apabila anestesi umum yang dipilih, perawat mempuasakan wanita
tersebut dan memasang infuse IV. Apabila masih ada waktu perawat
melakukan premidikasi dengan memberikan antacid oral, seperti natrium sitrat
(30 ml) untuk meningkatkan pH lambung guna mentralkan kandungan asam
di
dalam
lambung.
Apabila
waktu
cukup,
beberapa
dokter
juga
ini diberikan dengan tepat wanita akan tetap sadar tetapi rasa nyerinya jauh
mereda. Anestesi ini dilakukan oleh ibu sendiri dalam bentuk kapsul dan
masker yang diikatkan pada pergelangan tangan. Tenaga kesehatan mengatur
konsentrasi yang diinginkan dan ibu menghirup obat ini saat terjadi kontraksi.
Tujuan metode ini ialah ibu tetap sadar sementara mengalami analgesi yang
dalam dan ibu juga mengalami amnesia terhadap peristiwa nyeri.
Perawat harus tetap mendampingi ibu dan tidak boleh member ibu obat
karena dapat terjadi overdosis. Perawat juga harus memantau tanda-tanda vital
setiap 30 menit dan DJJ setiap 15 menit. Wanita ini harus tetap sadar dan tidak
menjadi delirium atau tegang. Perawat memberitahu tenaga kesehatan dan
mencabut anestesi dari tangan wanita itu, jika timbul aritmia jantung, atau
keasadaran hilang atau DJJ abnormal. Dewasa ini analgesi inhlasi ini jarang
digunakan di Amerika Serikat.
Agens inhalasi lain meliputi halotan (Fluothane) dan nitrogen oksida.
Inhalasi halotan merelaksasi rahim dengan cepat dan mempercepat manipulasi
rahim, versi dan ekstraksi. Efek yang diharapkan ialah sensitivitas hilang
terhadap sentuhan, nyeri, dan stimulus lain.
Suatu kombinasi 50% nitrogen oksida (gas tertawa) dengan oksigen 50%
dapat diberikan untuk menghasilkan efek analgesi pada akhir kala pertama
dan jika kontraksi terjadi pada periode mengedan di kala kedua. Pemberian
nitrogen oksida konsentrasi rendah menghilangkan nyeri pada ibu, tetapi ibu
tetap dapat mengedan sewaktu terjadi kontraksi pada kala kedua persalinan.
Pada pemakaian analgesi/ anestesi nitrogen oksida, perhatian harus ditujukan
untuk mencegah depresi pernapasan pada neonatus dan ibu (Bobak, 2004).
Resiko
Hematoma kanal vertebral
kardiovaskular
akibat
blockade simpatis
Tindakan legal
dan
pemantauan
68
darah
kasus
menurunkan
dapat
hipertensi
berguna
akibat
kehamilan
janin
69
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membrane dari dalam
rahim melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada system reproduksi wanita
dalam hitungan hari dan minggu sebelum persalinan dimulai. Persalinan sendiri dapat
dibahas dalam bentuk mekanisme yang terjadi selama proses dan tahapan yang dilalui
wanita (Bobak, 2004).
Setiap manusia dapat mengalami nyeri yang merupakan sensasi tidak enak. Nyeri
merupakan tanda penting terhadap adanya gangguan fisiologis (Priharjo, 1996).
70
DAFTAR PUSTAKA
71