ASKEP Migrain
ASKEP Migrain
A. ANXIETAS / CEMAS
Pengertian
Cemas atau anxietas merupakan suatu perasaan khawatir yang samar
samar sumbernya, seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu
tersebut.
Anxietas adalah perasaan / respon emosional terhadap penilaian, perasaan
tidak pasti dan tidak berdaya ( Stuart dan Sundeen, 1988 ). Keadaan emosi
dialami secara objektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.
Anxietas adalah respon emosional terhadap penilaian dalam kehidupan sehari
hari. Anxietas menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak
tentram disertai berbagai kekuhan fisik.
FAKTOR PREDISPOSISI
1. TEORI PSIKO ANALITIK
Menurut Freud, Struktur kepribadian terdiri dari 3 elemen yaitu
ID, EGO, & SUPER EGO . Ego melambangkan dorongan insting dan
impuls primiti, Super Ego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma norma budaya seseorang. Sedangkan
Ego
Respon Kognitif
-
Ansietas sedang
Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun, individu lebih
memfokuskan pada hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
Respon fisiologik
-
Mulut kering
Anorexia
Diare / konstipasi
Gelisah
Respon kognitif
-
Susah tidur
Ansietas Berat
Pada ansietas berat lahan persepsi menjadi sangat sempit kemudian tidak
mampu berfikir.
STRESSOR PENCETUS
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor
pencetus dapat dikelompokkan dalam dua kategori :
1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidak mampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan
aktifitas hidup sehari hari
2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas,
harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
( Stuart dan Sundeen)
GAMBARAN KLINIS
Sensori kecemasan sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan
tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan dan samar
samar, seringkali disertai oleh gejala otonomik, seperti nyeri kepala, berkeringat,
palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan.
Seseorang yang cemas mungkin juga merasa gelisah, seperti yang dinyatakan oleh
ketidak mampuan untuk duduk dan berdiri lama.
Kumpulan gejala tertentu yang ditemukan selama kecemasan cenderung
bervariasi dari orang ke orang.
( Kaplan dan Sadock, ed 7 )
MIGRAINE
Migraine adalah nyeri kepala rekuren, idiopatik, yang bermanifestasi
sebagai serangan serangan yang berlangsung antara 4 72 jam. Ciri ciri
nyeri kepala yang khas besifat unilateral, berdenyut denyut, dengan intensitas
nyeri dari sedang hingga berat dan diperburuk oleh aktifitas fisik rutin dengan
fotofobia atau fonofobia.
ETHIOLOGI
Lokasi nyeri kebanyakan sesisi, tetapi dapat pula seluruh kepala, dan yang
paling sering didaerah pelipis, temporal, dapat pula di frontal dan oksipital.
Dapat pula nyeri dimulai dari temporal atau oksipital kemudian menjalar ke
daerah lain atau seluruh kepala.
( Dr. Sidiarto. M, Nyeri Kepala menahun )
PATHOGENESIS
Biarpun migraine sudah dikenal sejak lama, tidak banyak yang diketahui
tentang pathogenesisnya.
Kemajuan teknologi telah berubah banyak, sehingga salam abad terakhir ini
banyak diketahui hal hal yang terjadi disekitar dan selama serangan migraine.
intelegen
dan
perfeksionis
dan
mereka
adalah
orang
yang
kepribadian
Migraine
Pencetus
- Stress
- Makanan
- Zat zat
vasodilator
- Hormonal
- Hipertensi
- Iklim
- Ransang
sensorik
- Tidur
- Trauma
Cemas
- Biologi
- Genetik
- Psikososi
al
Keterangan
1. Cemas banyak dijumpai pada penderita migraine
2. Ada hubungan antara derajat intensitas sakit dengan beratnya cemas akibat
migraine
3. Ada hubungan antara lamanya sakit dangan beratnya cemas pada penderita
migraine
MEKANISME KOPING
Ketika mengalami cemas, individu menggunakan berbagai mekanisme
koping untuk mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan
mengatasi cemas
Perilaku
kompromi
digunakan
untuk
mengubah
cara
seseorang
SUMBER KOPING
Individu dapat mengatasi stres dan cemas dengan menggerakkan sumber
koping tersebut sebagai modal ekonomik , kemampuan penyelesaian masalah ,
dukungan
sosial
dan
keyakinan
budaya
dapat
membantu
seseorang
saraf
POHON MASALAH
Isolasi sosial
stressor
RENTANG RESPON ANSIETAS
Respon adaptif
Antisipasi
Respon Maladaptif
Ringan
Sedang
Berat
Panik
merencanakan
dan
melakukan
kegiatan
sesuai
dengan
II. Gangguan konsep diri : harga diri rendah Berhubungan dengan koping
individu tidak efektif
Tujuan umum
Klien dapat memperlihatkan peningakatan harga diri yang dibuktikan
dengan mengekspresikan secara verbal aspek apek positif dirinya. Presisi
dimasa lalu dan prospek dimasa yang akan datang.
Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat meyakini tentang manfaat mekanisme koping yang adaptif
Intervensi
A.1. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi therapeutik
B.1. Gali mekanisme koping yang digunakan klien dimasa lalu
2. Tunjukka akibat maladaptif dari koping yang digunakan
C.1. Dorong klien untuk menggunakan respon koping yang adaptif
2. Tawarkan beberapa alternatif koping yang dapat dilakukan
3
III.
Intervensi
A.
1. Jalin hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik
B.
1. Gali penyebab ansietas
2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan
3. Terima perasaan positif maupun negatif termasuk perkembangan
ansietasnya
4. Bersikap terbuka dan tenang
5. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab ansietasnya
6. Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif
7. Gali caara klien mengurangi ansietas dimasa lalu
8. Tunjukkan akibat maladaptif dan destruktif dari respon koping yang
digunakan
9. Dorong klien untuk menggunakan respon komunikasi adaptif yang
dimilikinya
10. Bantu klien untuk menyusun kembali tujuan hidup, memodifikasi
tujuan menggunakan sumber dan mencoba hal baru
11. Latih klien dengan menghadapi ansietas ringan
12. Beri aktifitas fisik untuk menyalurkan energi
13. Libatkan keluarga untuk membantu klien menggunakan koping adaptif
baru
C.
1. Ajarkan klien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri
2. Dorong klien untuk menggunakan teknik relaksasi dalam menurunkan
tingkat ansietas.
1.
1. Identifikasi kemampuan keluarga merawat klien dan sikap apa yang
telah dilakukan keluarga selama ini
2. Jelaskan cara cara merawat klien
3. Bantu keluarga untuk mempraktikkan merawat klien
2.
1. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum obat
tanpa seizin dokter
2. Jelaskan prinsip benar minum obat
3. anjurakan klien minta obat dan minum obat secara teratur
4. beri pujian jika klien minum obat dengan benar
5. anjurkan klien melaporkan pada perawat / dokter / orang terdekat jika
2
IV.
Tujuan umum
Klien mampu tidur 6 8 jam tanpa terputus tanpa bantuan obat
Tujuan khusus
a. klien dapat mengidentifikasikan penyebab ansietas
b. klien mampu untuk jatuh tidur dalam waktu 30 menit
Intervensi
A.
1. Gali penyebab ansietas
2. beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
3. bantu klien untuk mengungkapkan penyebab ansietasnya
B.
1. pantau pola tidur klien
2. kaji tingkat aktifitas klien
3. kaji gangguan pola tidur yang langsung Berhubungan dengan rasa takut
dan ansietas tertentu
4. berikan lingkungan yang tenang dengan tingkat stimulus yang rendah
5. sebelum tidur berikan tindakan keperawatan yang mendukung tidur
seperti minum hangat dan latihan relaksasi
6. cegah minuman yang mengandung kafein seperti the, kopi dan cola
7. berikan obat obatan penenang sesuai yang diprogramkan
DAFTAR PUSTAKA
1. Alloy. Lauren, 1999, Abnormal Psycology the mc grow hill Companies
New York
2. Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung,
Makalah
Simposium
Regional
Managemen
Stress
dalam