Perhitungan Turbin
Perhitungan Turbin
terlampaui. Salah satu sumber energi yang sangat cocok di Indonesia adalah Pembangkit Listrik
Tenga Mikrohidro (PTMH). PLTMH adalah salah satu Pembangkit Lidtrik Tenaga Air (PLTA)
low head dengan kapasitas kurang dari 500 Kilo Watt (KW). Potensi total PLTMH di Indonesia
tahun 2002 adalah sebesar 500 Mega Watt (MW), yang sudah dimanfaatkan baru 21 MW,
(Maryono, 2008). Potensi tersebut sebenarnya masih akan meningkat sejalan dengan intensitas
studi potensi yang dilakukan untuk menemukan lokasi-lokasi baru. Jika potensi PLTMH dapat di
kembangkan maka paling tidak 12.000 MWh atau sebesar 14 % dari kebutuhan energi total
Indonesia tahun 2015 dapat disumbang dari PLTMH. Jika studi potensi dan pengembangan
PLTMH dapat diintensifkan, maka prosentase sumbangan PLTMH terhadap kebutuhan energi
nasional akan meningkat.
Dengan rancangan turbin air dengan nozel sebanyak 2 buah dan modifikasi sudu sudu turbin
serta tersedianya potensi air terjun dengan tingkat curah hujan dan tinggi jatuh air yang memadai
serta cukupnya persediaan air, maka dapat diasumsikan, bahwa dengan rancangan prototipe
pembangkit listrik tenaga minihidro dengan efisiensi tinggi maka potensi air terjun tersebut dapat
dimanfaatkan untuk membangkitkankan tenaga listrik yang efisien. Potensi tenaga listrik ini
dapat digunakan sebagai pemasok enerji listrik. Selain itu dapat diasumsikan, bahwa dengan
pemanfaatan potensi air terjun dan rancangan PLTMH, maka Prototipe hasil rancangan akan
efektif untuk tinggi jatuh air yang pendek. Dengan demikian yang menjadi permasalahan adalah:
(1) Bagaimanakah desain dan fabrikasi pengembangan prototipe pembangkit listrik tenaga
minihidro yang mempunyai efisiensi tinggi.?, (2) Bagaimakah pengaruh variasi bucket runner
dan diameter runner terhadap efisiensi turbin. Hasil yang Diharapkan Terdapatnya prototype
pembangkit listrik tenaga minihidro dengan efesiensi tinggi..
TINJAUN PUSTAKA
a. Komponen PLTM
Pada umumnya PLTM mempunyai tiga komponen utama yang masing-masing fungsinya sangat
menentukan, yaitu : turbin air, generator, dan governor (ELC). Pada pembangkit, pengendalian
putaran dimaksudkan untuk mengendalikan putaran generator sehingga pengendalian putaran
dalam hal ini diutamakan berfungsi sebagai pengendali frekuensi generator. Perubahan putaran
(frekuensi) generator dapat disebabkan karena adanya perubahan daya penggerak. Jika daya air
yang masuk ke turbin dibuat selalu tetap sehingga daya penggerak turbin selalu tetap, maka
frekuensi dan respon generator akan menjadi fungsi dari beban. Agar frekuensi yang dihasilkan
oleh generator besarnya selalu tetap, maka besar beban dari generator harus selalu tetap. Untuk
itu diperlukan beban tiruan yang besar bebannya dapat diatur sesuai dengan pengurangan beban
dari PLTM. Beban tiruan ini disebut beban komplemen. Pada suatu kondisi beban tertentu
(misal pada beban sebesar 75% beban
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTMH) adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang
mengubah energi potensial air menjadi kerja mekanis, memutar turbin dan generator untuk
menghasilkan daya listrik skala kecil, yaitu sekitar 0-100 Kw (Dandeker, 2001). Turbin
merupakan salah satu mesin fluida yang mengubah energi mekanis fluida menjadi kerja poros.
Terdapat dua jenis utama turbin, yaitu turbin aksi/impuls dan turbin reaksi. Pada turbin impuls,
pancaran (jet) air bebas mendorong bagian turbin yang berputar yang ditempatkan pada tekanan
atmosfir. Sebagai contoh turbin ini adalah turbin pelton, turgo, dan crossflow. Sedangkan pada
turbin reaksi, aliran air terjadi pada tekanan tertutup. Sebagai contoh turbin ini adalah turbin
kaplan, propeller dan turbin francis. Kedua jenis turbin tersebut tergantung pada perubahan
momentum dari air, sehingga gaya dinamiklah yang mengenai bagian yang berputar (Runner)
dari turbin tersebut (Davis, 1998).
Gambar 1. Komponen PLTMH
b. Perencanaan Pipa pesat (penstock)
Pipa pesat (penstock) berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong turbin.
Salah satu ujung pipa pesat dipasang pada bak penenang minimal 10 cm diatas lantai dasar bak
penenang. Sedangkan ujung yang lain diarahkan pada cerobong turbin. Pada bagian pipa pesat
yang keluar dari bak penenang, dipasang pipa udara (Air Vent) setinggi 1 m diatas permukaan air
bak penenang. Pemasangan pipa udara ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya tekanan
rendah (Low Pressure) apabila bagian ujung pipa pesat tersumbat. Tekanan rendah ini akan
berakibat pecahnya pipa pesat. Fungsi lain pipa udara ini untuk membantu mengeluarkan udara
dari dalam pipa pesat pada saat start awal inch. PLTMH mulai dioperasikan. Jenis bahan
dan ukuran pipa pesat Ada beberapa jenis dan bahan pipa pesat yaitu: (1). Pipa Carbon (Pipa
baja) (2. Pipa spiral welded steel (Pipa baja spiral) (3). Pipa PVC (4). Pipa rolled weided steel
(pipa baja gulung)
Pipa PVC lebih baik digunakan pada konstruksi pipa pesat yang tertanam ditanah, karena tidak
tahan terhadap panas matahari. Sebaiknya digunakan pipa pesat dengan tebal minimal 3 4 mm
(Kensaku, 1993). Perawatan pipa pesat dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya
pertahun dengan melaksanakan pengecatan ulang. Sedangkan secara rutin dilakukan kontrol
terhadap kebocoran yang mungkin terjadi. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
penstock untuk PLTMH adalah diameter pipa. Semakin kecil diameter maka kecepatan air dalam
penstock akan semakin naik untuk debit yang sama, rugi rugi pada penstock disebabkan debit
air dan tinggi jatuh yang relatif kecil dan ketersediaan material di daerah lokal. Perhitungan
diemeter menggunakan rumus sebagai berikut: A = .d2 ; A = Q / V, Sehingga diameter pipa
pesat (Asdak, 2005) adalah:
Dimana:
A = Luas Penampang pipa (m2)
Q = Debit Air (m3/detik)
d = Diameter (m)
V = Kecepatan Air (m/detik)
Dalam perencanaan pipa pesat diupayakan dibuat lurus untuk mengurangi rugi rugi pusaran
dan rugi gesekan. Untuk mengurangi rugi-rugi pusaran air pada sisi masuk penstock maka harus
ditentukan jarak minimum intake penstok dari permukaan air penampungan air (forebay). Jarak
minimum batang pipa dari permukaan penampung air digunakan rumus :
Dimana:
X = Jarak Minimum (m)
d = Diameter (m)
V = Kecepatan Air (m/detik)
g = 9.8 P = Tekanan Air pada kepala pipa pesat (kg/cm2)
b. Perencanaan Turbin Air
Pada dasarnya pemilihan tipe turbin untuk PLTMH sama seperti pemilihan tipe turbin pada
PLTA konvensional. Dasar pemilihan tipe turbin sebagai penggerak generator pada Pembangkit
Listrik Tenaga Minirohidro (PLTMH) terlebih dahulu harus diketahui besaran Head (meter),
debit air (m3/detik), dan besarannya kecepatan putar turbin (n). Kecepatan putaran turbin
diperoleh dengan mengetahui kecepatan air yang akan masuk sudu-sudu turbin, dengan merubah
kecepatan linear menjadi kecepatan keliling (sentrifugal) pada poros turbin tersebut yang disebut
dengan kecepatan keliling (U1 = D x phi x n). Dimana: U1 = Kecepatan Keliling D= Diameter
Roda Turbin n = Putaran Turbin
Pemilihan kecepatan putaran ditentukan setinggi mungkin, karena dengan kecepatan putar yang
tinggi akan didapat momen punter (kopel) yang kecil, poros yang kecil, dan diameter roda turbin
yang kecil, sehingga akan membuat ukuran generator lebih kecil (Nechleda, 2002). Kecepatan
keliling U1 meningkat dengan membesarnya n. Selanjutnya yang sangat penting untuk diketahui
dalam merencanakan turbin adalah menentukan kecepatan spesifik (nq ) yang akan sangat
menentukan dalam perencanaan tipe turbin yang akan digunakan dalam PLTMH. Besar
kecepatan spesifik ( nq) dapat diperoleh dengan rumus:
Dimana:
n = Jumlah putaran permenit
V = Kapasitas air ( m3/detik)
H = Head/ tinggi air jatuh (m).
D =Lebar dan Diameter Runner Turbin
L=
D
2047,98
Dimana :
L dan D dalam inch, dan nilai D mulai dari 50 cm sampai 100 cm. Tabel 1. Jarak diameter
runner berdasarkan lebar turbin.
Tabel 1. Penentuan Komponen Turbin Berdasarkan Lebar Turbin
Paramater perencanaan turbin secara manual dapat ditentukan dengan rumus (Patty, 1995)
sebagai berikut:
Tebal Pancaran :
A = Q/V
Jumlah Sudu, jarak antar sudu t dan jumlah sudu (n) diperoleh : N = .D1/t
Lebar Keliling Radial ; a = 0,17.D1
Kelengkungan Sudu ;
= 0,326.r1
y1 = (0,1986 0,945.k)D1
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa daya yang dihasilkan turbin ditransmisikan ke
generator listrik melalui komponen transmisi daya. Besarnya daya yang masuk ke generator
listrik diketahui dengan menggunakan sabukV harga effisiensinya berkisar antara 0,70,9.
f. Potensi Air Terjun
Potensi Air Terjun sebagai Pembangkit Tenaga Listrk, maka faktor berikut perlu diperhatikan,
yaitu (1) Sistem pengelolaan jaringan irigasi cukup baik, sehingga pendistribusian air
berlangsung secara teratur sepanjang tahun., (2) Debit air yang diperlukan tersedia sepanjang
tahun dan dapat dipenuhi oleh debit sungai rata-rata pada musim kemarau., (3) Pembuatan PLTM
tidak mengganggu sistem irigasi yang sudah ada, bahkan agar diusahakan adanya
peningkatan/perbaikan,. (4) PLTM menggunakan teknologi tepat guna agar pembuatan,
pengoperasian dan pemeliharaannya dapat dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja
setempat. (5) Tinggi terjun yang cukup, yang bersama-sama dengan debit aliran menghasilkan
potensi tenaga air.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada Laboratorium Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri
Medan dan Politeknik Santa Thomas Medan. Waktu penelitian ini adalah 4 bulan yang
dilakukan mulai Juli 2009 sampai dengan Nopember 2009. Untuk mencapai tujuan penelitian ini,
maka penelitian secara keseluruhan menggunakan pendekatan penelitian dengan metode
research and development (R&D) (Borg dan Gaill 1983) dan Rekayasa Engineering. Sesuai
dengan model pendekatan research and development, maka pelaksanaan penelitian ini mengikuti
langkah langkah dari pengembangan prototipe PLTMH, yaitu: (1) Desain dan perencanaan
prototipe PLTMH. (2) Fabrikasi komponen prototipe PLTMH, (3) Perakitan prototipe PLTMH,
(4) Implementasi (uji laboratorium) prototipe PLTMH.
3. Konsep Desain Prototipe PLTMH
Gambar 6. Rancangan Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro
Gambar 5.Konstruksi Sudu sudu
Gambar 7. Rancangan Bucket
Gambar 8. Konstruksi Runner Turbin
Untuk tahapan kegiatan pembuatan unit pengontrol panel prototipe PLTMH dapat ditunjukan
seperti ditunjukkan pada flowchart Gambar 8
4. Definisi Operasional
1. Minihidro adalah suatu pembangkit lstrik skala kecil dengan daya keluarannya berkisar
antara 100 sampai 5000 W dan tenaga input berupa air (hidro) sebagai tenaga penggerak.
2. Prototipe PLTMH adalah suatu perangkat pembangkit listrik tenaga air yang memiliki
beberapa komponen, yaitu: Pipa Penstock, Turbin, Generator, Instrumen dan Rangkaian
Kontrol yang dkemas dalam wujud PLTMH dengan ukuran mini sebagai hasil desain dan
Fabrikasi.
3. Pengembangan adalah suatu inovasi atau modifikasi Turbin Pelton, Transmisi Putaran,
dan Generator untuk mencapai output enerji gerak dan tenaga listrik dengan efisiensi
tinggi.
4. Efisiensi adalah hasil guna atau daya guna yang dibangkitkan oleh Turbin dan generator
sebagai hasil pemanfaatan potensi air terjun seminal mungkin untuk menghasilkan tenaga
listrik sebesar besarnya, efisiensi ini ditentukan dengan satuan persen.
5. Instrumen Ukur adalah suatu perangkat Alat ukur yang digunakan dalam menentukan
tekanan air, frekuensi, arus, tegangan dan daya keluaran dari generator.
6. Rangkaian kontrol adalah suatu sistem pengaturan beban secara otomatis yang dirakit
dari komponen komponen elektronika dengan tujuan untuk menstabilkan putaran
generator akibat penurunan dan kenaikan beban.
7. Potensi air terjun adalah besarnya enerji potensial yang ditimbulkan oleh debit air dan
tinggi jatuh air.
5. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berhubungan dengan potensi air terjun,
efisiensi prototipe PLTMH, dan spesifikasi prototipe. Data potensi air terjun diambil melalui
studi kepustakaan atau data primer dari pihak PLN yang terkait yang sekurang kurangnya 10
tahun terakhir dan data sekunder yaitu melalui suatu pengukuran secara langsung dari
implementasi prototipe PLTMH dilapangan serta uji laboratorium.
6. Teknik Analisis Data
Data yang dijaring melalui studi kepustakaan dan Uji Laboratorium dan uji lapangan yang
dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yang selanjutnya dibandingkan dengan
analisis perhitungan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Prototipe Pembangkit Listrik Minihidro.
Peralatan prototipe pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMH) terdiri dari turbin, generator,
transmisi mekanik, pompa, dan jaringan listrik seperti terlihat pada gambar 10. Sedangkan
bagian utama, yaitu turbin pelton terdiri dari rotor, rumah turbin dibuat dari bahan Alkalit, guide
vane, puli, adapter dan base frame. Puli sebenarnya merupakan bagian dari transmisi mekanik
yang meneruskan daya putar turbin ke generator, serta mengubah putaran turbin air sehingga
sesuai dengan putaran generator. Dalam pembuatannya puli atau transmisi mekanik ini
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari turbin. Sedangkan bagian roda janan dan tramsmisi
yang terbuat dari baja melelui tahap perhitungan, disain gambar dan fabrikasi.
Gambar 10. Diagram perlengkapan Prototipe PLTMH
Secara ringkas komponen-komponen utama turbin cross-flow adalah sebagai berikut :
1. 1. Rotor atau runner turbin. Rotor atau adalah bagian yang berputar dari turbin. Runner
ini terdiri dari poros, blade dan piringan atau disk.
2. 2. Rumah turbin. Rumah turbin adalah bagian turbin yang merupakan tempat memasang
bagian-bagian turbin lain, seperti poros atau runner, guide vane dan adapter.
3. 3. Nozzel atau Guide Vane. Guide vane atau sering juga disebut sebagai distributor
berfungsi untuk mengarahkan aliran air sehingga secara efektif meneruskan energinya ke
blade atau rotor turbin. Dengan demikian energi kinetik yang ada pada pancaran air akan
menggerakkan rotor dan menghasilkan energi mekanik yang seterusnya memutar
generator melalui puli.
4. 4. Puli dan belt : Puli merupakan salah satu dari sistem transmisi mekanik yang sering
dipakai pada PLTMH. Sistem transmisi tersebut juga berfungsi untuk mengubah
kecepatan putar dari satu poros ke poros yang lain, jika kecepatan putar turbin berbeda
dengan kecepatan generator atau peralatan lain yang harus diputarnya. Sebenarnya
terdapat beberapa jenis system penggerak / transmisi mekanik pada mikrohidro , yaitu :
Penggerak langsung, Flat belt dan pulley, V atau wedge belt dan pulley, Chain and
sprocket dan Gearbox. Namun Puli dan belt merupakan yang paling banyak dipakai.
5. 5. Adapter Merupakan pipa penghubung antara rumah turbin dengan pipa pesat.
Bentuk adapter pada satu sisi yang terhubung dengan rumah turbin adalah persegi sesuai
dengan rumah turbin, sedangkan bagian yang disambung dengan inlet valve atau pipa
pesat berbentuk lingkaran.
6. 6. Base frame. Base frame merupakan tempat atau rangka untuk meletakkan turbin.
Biasanya pada PLTMH berkapasitas kecil, base frame turbin menyatu dengan base frame
generator sehingga dudukan turbin dan generator telah tertentu susunannya dan tidak
berubah-ubah
Tabel 2. Komponen Prototipe Pembangkit listrik Minihidro
Nomor
1.
2.
3.
4.
Komponen
Inlet casing
House casing
Tutup casing
Bucket (Sudu arah)
Material
Pipa PVC
Alkalit
Alkalit
Baja dibalut
Jumlah
1 set
1 set
1 set
1 set
Keterangan
Aluminium
6.
fiber glass
Nozel (Governor)
Baja ASSAB
705
Runner (Roda jalan) Baja ST 42
7.
Poros turbin
5.
Kuningan + Baja
12.
Baja ASSAB
705
Bantalan poros turbin Standar
Kopling
Standar
Poros puli penggerak Baja ASSAB
705
Bantalan poros puli Standar
penggerak
Puli penggerak
Standar
13.
14.
Sabuk transmisi
Puli generator
Standar
Standar
3
1
15.
Generator
Standar
8.
9.
10.
11.
2
1
1
SY 30 TF
Fenner F 50 B
SY 35 TF
Hasil perakitan pembangkit listrik tenaga minihidro dengan menggunakan turbin pelton dan
pompa sebagai pengganti tinggi jatuh air terdapat pada gambar 11, dimana penggunaan turbine
pelton ini adalah tergantung kepada tinggi jatuh air. Untuk itu tekanan air adalah merupakan hal
yang esensial sehingga dapat mendorong rotor melalui sudu sudu turbine untuk bergerak secara
rotasi. Debit air (Q) = 100 Vdet, Tinggi jatuh air (head) = 5 meter atau sama dengan daya motor
pompa air 746 HP
1. Daya Air
Daya yang dapat dihasilkan oleh turbin dengan melihat keadaan tinggi jatuh air dan kapasitas air
yang tersedia :
P = xQxHx t
Dimana :
t
= efisiensi tota turbin, yaitu perhitungan terhadap adanya ketidak sempurnaan turbin,
tinggi terjun yang tidak efektif dan sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian didapat nilainya
berkisar 0,68 0,86.
1. Daya Turbin
Diturunkan dari persamaan Euler, daya yang dihasilkan turbin arus lintang melalui dua tingkat
energi tumbukan airnya yaitu :
Ptotal = m(2.U1.C1.cos 1 2U12)
Dimana :
m
U1
C1
Dengan menggunakan data lapangan dan daya aliran arus serta daya turbin, dapat didisain
struktur rotor yang terdiri dari sudu jalan, roda jalan dan poros serta sistim transmisi dari turbin
tersebut.
Gambar 11. Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTMH)
2. Desain dan Fabrikasi Prototipe PLTMH
1. Bucket (Sudu sudu Turbine)
Bucket direncanakan dan dibuat 2 (dua) macam dalam bentuk ukuran, bucket ini dibuat dari
bahan aluminium murni dengan tahapan sebagai berikut; pembuatan cetakan (mal) dari bahan
kayu dengan desain seperti pada gambar 3.
Gambar 12. Diagram Bucket dari Turbin Pelton
Tabel 3. Ukuran dari Bucket
Deskripsi
h1
H2
D1
D2
L1
L2
t
T1
2,5 cm
3,5 cm
2,5 cm
2 cm
Fabrikasi bagian komposit pada sudu turbin ini dibagi menjadi dua bagian yaitu : mal cetakan
dan sudu itu sendiri. Proses pembentukan kedua bagian diatas menggunaan pembentukan mal
dari kayu yang dibuat sesuai dengan desain gambar dari bucket itu. Pembentukannya adalah
menggunakan peralatan, gergaji, bor tangan, ketam, amplas kayu, pahat dan mesin bubut. Kayu
dibentuk seperti desain rancangannya kemudian dibubut dan dihaluskan dengan menggunakan
amplas. Setelah didapat bentuk dari bucket tersebut, maka dilapisi dengan menggunakan cat
dempul dengan tujuan agar diperoleh permukaan bucket dalam keadaan licin. Tahap selanjutnya
adalah mengecor mal bucket tersebut yang dilakukan oleh pabrik pengecoran dengan
menggunakan bahan aluminium. Hasil pengecoran dari mal bucket tersebut dapat dilihat dari
gambar 13.
Gambar 13. Hasil Cetakan Bucket (Sudu sudu) Turbin
b. Runner Turbin
Pembuatan runner dibuat dari plat besi dengan tebal 0,3 cm, pemotongan plat dilakukan dengan
menggunakan las karbit sesuai dengan ukuran pada gambar 15, pengeboran lubang baut
sebanyak 40 buah dan pengerjaan pembentukan runner dilakukan dengan menggunakan mesin
bubut. Untuk pembentukan poros turbin digunakan batang besi dengan panjang 20 cm dengan
diameter 4 cm.
Gambar 14. Desain Runner dan Poros
Perlengkapan yang digunakan untuk membangun runner adalah terdiri dari cakram, poros turbin
dan menggunakan bucket dua jenis dengan ukuran berbeda ini adalah untuk keperluan penelitian.
Sudut pemasangan bucket menggunakan 9 derajat. Runner secara keseluruhan terdiri dari lahar
poros 2 buah, tiang bagian kiri dan kanan. Hasil pemasangan runner turbin pelton dapat dilihat
pada gambar 15.
Gambar 15. Hasil pemasangan Bucket pada Runner Turbine
c. Nozzel Turbin, Kopling dan Transmisi Putaran (Belt), Puli
a. Bucket
c. Kopling Turbin-Generator
e. Rumah Turbin
b. Kopling Langsung
d. Puli dan Transmini
f. Generator
= 10.0 mm
= 150 mm
= 0,600kg
sekitar 80%, yang merupakan perilaku yang memuaskan dan sesuai dengan referensi
internasional. Itu poin efisiensi terbaik sesuai, seperti yang diharapkan, untuk kondisi sirkulasi
arus keluar nol. Ini diverifikasi dengan mengamati arah arus keluar, yang kemudian menjadi
normal terhadap dinding transparan. Ketika jet mengurangi diameter di bawah 60% dari
maksimum efisiensi menjadi menurun secara drastis (Gambar 19), mungkin karena peningkatan
analog hidrolik kecil kerugian pada jarum katup, yang pendekatan dengan posisi tertutup. Dalam
rangka untuk membandingkan hasil model numerik dengan pengukuran di atas, maka torsi
mekanik pada pelari dihitung dengan menggunakan persamaan kekekalan momentum
Dimana Mnum adalah torsi diperkirakan numerik, dan keluaran laju aliran kumulatif yang masuk
masing-masingember. Mean momentum sudut pada inlet, dengan asumsi yang seragam, konstan
kecepatan aliran jet, menjadi:
Kerugian hidrolik yang disesuaikan koefisien dalam persamaan gerak partikel diatur dengan
mengacu kepada efisiensi maksimum pada maksimum (99%) jet diameter (Gambar 19)
Kesepakatan yang diperoleh cukup baik sepanjang seluruh jajaran kurva yang sesuai dan cukup
memuaskan sepanjang kondisi operasi lainnya diilustrasikan pada Gambar. 19. Lebih spesifik,
perbedaan selalu di bawah 5%, kecuali dari jet tertipis kasus (46%), di mana kerugian tambahan
pada nozzle tidak disimulasikan oleh metodologi sekarang. Selain itu, kecenderungan nilai-nilai
yang diukur untuk menjadi sedikit berkurang sebagai pendekatan katup terbuka penuh posisi nya
juga muncul dalam hasil numerik.
3. Analisis Aliran Air
Untuk menjelaskan kinerja turbin pelton terhadap pancaran aliran air dari nozzle pada saat
pancaran air menentuh bucket turbine pelton pada selang waktu tertentu adalah sebagai berikut.
Pada Gambar. 20 dan 21. Pada posisi awal waktu di mana juga = 0 adalah diambil ketika
bucket dari runner berada pada 39o. Pertama interaksi bucket dengan jet-jet dari nozzle terjadi
ketika mencapai pinggiran adalah relatif kecil pada bagian sudut bibir bucket. Untuk pancaran air
dari nozzel maksimum Gambar. 20 dimulai hanya pada = 0 (Gambar 20a). Aliran dihasilkan
aliran pada permukaan, awalnya diarahkan ke bagian bawah bucket. Setelah sekitar 15o dari
perputaran bucket sehingga sekitar 35o air pancaran(jet) secara penuh di bucket dan secara split
di sudut-sudut tentang mendapat dampak yang normal, pergerakan sedikit pada pertengahan
bucket (Gambar 20b untuk 20d). Selama periode waktu yang sama aliran semakin menyebar
keseluruh permukaan dan mencapai outlet bucket pada bagian pinggir. Pada sekitar 20o jet dari
nozzle mulai berinteraksi dengan bucket berikutnya (Gambar 20c), yang semakin mengurangi
jet. Selama tahap terakhir ditunjukkan pada Gambar. 20e dan 20f sisa bagian dari jet terpisah
dan akan mencapai bucket bergerak terhadap wilayah potongan, karena perputaran elevasi
bucket, maka akan mengakibatkan aliran teruskan untuk keluar dari pinggiran bucket sampai
sekitar 60o. Medan aliran evolusi air agak berbeda ketika laju aliran berkurang dan jet menjadi
sangat kecil. Seperti dapat diamati pada hasil yang sesuai Gambar. 21 awal interaksi jet bucket
tertunda sampai sekitar 5o (Gambar 8a) yaitu sampai bucket berputar sampai 34o. Bucket
berikutnya dari pancaran arus air mendapat perubahan serupa, tetapi kurang tersebar pada
permukaan bucket (Gambar 21b untuk 21d). Bucket berikutnya memotong jet sebelumnya
(Gambar 21e), dan sejumlah besar partikel mengalir keluar hanya dari setengah bagian dari
pinggiran bucket (Gambar 21F). Perilaku ini dapat menjelaskan pengurangan dalam efisiensi
diamati dalam hasil numerik yang sesuai Gambar. 18.
4. Pengaruh Variasi Jumlah Sudu (Bucket) Terhadap Putaran, Daya Dan Efisiensi
Dengan melihat pengaruh jumlah pemasangan bucket terhadap efisiensi diperoleh dengan
pengukuran daya input (Pin) dan daya output (Pout), dimana tekanan air yang keluar dari nozzle
dibuat maksimum dan beban sebesar 5 kg. Diperoleh bahwa dengan semakin banyak jumlah
bucket yang digunakan, maka kecepatan turbin akan semakin tinggi. Demikian juga semakin
banyak jumlah bucket yang digunakan maka efisiensi dan daya output akan semakin tinggi, hal
ini dapat ditunjukkan pada gambar 22. Namun kenaikan dengan jumlah 18 bucket sampai 20
bucket diperoleh kenaikan putaran atau efisiensi adalah kecil.
Tabel 6. Hasil Pengukuran Dari Variasi Jumlah Bucket
Nozzel
Rpm
Pout
Pin
Efisiensi
5
225
0.15
0.74
0.20
10
250
0.35
0.74
0.47
14
550
0.45
0.74
0.60
16
600
0.58
0.74
0.78
18
650
0.63
0.74
0.85
20
725
0.65
0.74
0.87
Metodologi numerik dapat dengan mudah diterapkan untuk mempelajari efek dari setiap desain
atau operasi parameter pada kinerja turbin. Hasil diilustrasikan pada Gambar. 23 adalah contoh
seperti studi, di mana efisiensi hidrolik, bersama dengan tenaga mesin dan torsi yang
dikembangkan pada batang, yang dihitung sebagai fungsi dari kecepatan rotasi turbin, untuk
sepenuhnya terbuka nozzle dan = 0,0124. Semua tiga kurva menunjukkan perilaku yang
diharapkan: torsi meningkat pada kecepatan lebih rendah dan kekuatan dan memaksimalkan
efisiensi dalam rentang kecepatan yang sama. Yang terakhir adalah antara 800 dan 850 rpm,
verifikasi yang benar dari model desain. Efek dari jumlah bucket yang diperiksa dalam
penelitian kedua untuk efisiensi yang terbaik berbagai sudut bukaan nozzel dan kecepatan rotasi
nominal (725 rpm). Beberapa indikasi hasil yang diambil dalam Gambar. 10, menunjukkan
bahwa efisiensi hidrolik menurun secara signifikan bila kurang dari sekitar 15 bucket yang
digunakan dalam runner ini. Hal ini terjadi karena peningkatan bagian aliran jet melewati oleh
runner tanpa menemukan sebuah bucket. Efisiensi mencapai maksimum nilai untuk sekitar 20
bucket, sangat dekat dengan pilihan desain 22. Perkiraan efisiensi maka tetap konstan untuk
setiap jumlah bucket yang lebih besar, karena kerugian tambahan terkait dengan jet memotong
dan distorsi pada potongan bibir bucket, seperti juga beberapa
terkait mekanisme, sebagai aliran dikembangkan pada sisi uang bucket.
Gambar 23. Variasi Putaran Terhadap Torsi dan Efisiensi
Jika ditinjau dari penggunaan satu buah nozzel dan dua buah, maka dapat dipredikasi bahwa
putaran pada turbin pelton menggunakan dua buah nozel lebih besar dibandingkan menggunakan
satu buah nozel. Demikian juga diperoleh berdasarkan eksperimen bahwa efisiensi menggunakan
2 dua buah Nozzel lebih tinggi dibandingkan dengan satu buah nozzel. Hal ini dimungkinkan
oleh pancaran air yang mendorong bucket hdala lebih besar. Dapat disimpulkan semakin tinggi
dorongan air terhadap bucket maka efisiensi turbin semakin tinggi seperti terlihat pada diagram
berikut
Gambar 23. Perbandingan Efisiensi Menggunakan 1 Dan 2 Buah Nozzle
6. Daya Listrik
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan Dinamo listrik dengan kapasistas 24 volt,
dan arus 15 Ampere. Diperoleh hasil pengujian sebagai berikut :
Tabel 7. Hasil Pengukuran Daya Listrik
Putaran
100 rpm
250 rpm
500 rpm
700 rpm
BAB V
Tegangan
5,5 volt
7,5 volt
18,9 volt
23,6 volt
Arus
1,3 A
4,5 A
9,6 A
13 A
Beban
35 watt
Efisiensi
46,8 %
57,9 %
67 %
81,89 %
Davis Victor Calvin, Hand Book of Applied Hydraulics, Mc Graw-Hill Book Company, New
York, 1998.
Gulliver Jhon S, Arndt Roger E, Hydropower Engineering Handbook, McGraw-Hill Book
Company, New York, 2001.
Harian Kompas edisi 24 Oktober 2006, oleh Dr. A. Harsono Soeparjo, M.Eng. Ketua Pusat Studi
Kelautan FMIPA UI dan Peneliti Pusat Studi Energi UI.
Jack C. Evett, Cheng Lie,2003 Fundamentals of Fluids Mechanics, Mc Graw hill Int. Ed, 2nd
printing 1988, hal. 113.
Kensaku Takeda, Sosrodarsono, S, 1999. Hidrologi untuk Pengairan, Cetakan ketujuh, Pradnya
Paramita, Jakarta, 1993, hal. 144.
Nechleba Miroslov,Hydraulic Turbine Their Design and Equipment, Checoslovakia, Arti
Paque, 2002.
Patty O.F, Tenaga Air, Cetakan Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta,1995.
Warnick. C.C, Hydropower Engineering, Prentice-Hall Inc, New York, 1984.