Anda di halaman 1dari 9

PERANCANGAN TURBIN FRANCIS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO

SISTEM PENDINGIN DENGAN VARIASI PUTARAN KOMPRESOR


”Studi Kasus Di Desa Manggisan Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember”

Ade Wira K
Program Sarjana Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
E-mail: awix_is_ready@yahoo.com
Abstrak

Energi potensial air merupakan salah satu energi yang dapat terbaharui. Energi tersebut dapat diolah
menjadi energi listrik secara maksimal. Sehingga kita tidak perlu lagi bergantung pada energi dari bahan bakar
fosil yang mengalami krisis ketersediaan akhir-akhir ini. Salah satu bentuk energi potensial air yang belum
termanfaatkan adalah air terjun di Sungai Antrokan di Dusun Sungai Tengah, Desa Manggisan, Kecamatan
Tanggul, Kabupaten Jember. Sungai tersebut memiliki tinggi jatuh air 25 meter dan debit air 0,5 m3/s. Sehingga
dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik dengan menggunakan turbin air untuk memenuhi
kebutuhan energi penduduk di sekitarnya.
Perancangan turbin diawali dengan pemilihan jenis turbin berdasarkan data head (H) dan kapasitas (Q)
yang diperoleh. Setelah diketahui jenis turbin yang sesuai maka dapat dilakukan perancangan terhadap roda
turbin (runner), sudu pengarah (guide vane), rumah turbin (spiral casing), serta draft tube.
Pada perancangan ini dihasilkan desain dari penstock, roda turbin (runner), sudu diam (guide vane),
rumah turbin (spiral casing), draft tube, pasak, dan bearing.
Kata kunci : mikro hidro power, head, debit, roda turbin, sudu diam, rumah turbin,
draft tube

I.1 Latar Belakang 996.K/43/MPE/1999 tentang prioritas penggunaan bahan


Saat ini energi listrik merupakan salah satu bakar terbarukan untuk produksi listrik yang hendak
sumber energi vital bagi kehidupan manusia, baik sektor dibeli PLN. Peraturan Presiden RI No. 4 Tahun 2010
rumah tangga, komersial, publik maupun industri. tentang penugasan kepada PT. PLN untuk melakukan
Penyediaan energi listrik sudah merupakan salah satu percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang
infrastruktur yang wajib dipenuhi agar perekonomian menggunakan energi terbarukan. Akan tetapi kebijakan
suatu daerah dapat ditingkatkan. Di sisi lain, tersebut belum dilaksanakan secara maksimal sehingga
ketidaktersediaan akan energi listrik merupakan salah tidak dapat memenuhi kebutuhan yang diharapkan. Hal
satu indikator daerah tertinggal atau kemiskinan. ini terbukti dari data proporsi penggunaan energi sebagai
Sumber energi yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik pada tahun 2010 yang
pembangkit energi listrik saat ini sebagian besar berasal menunjukkan proporsi penggunaan energi batu bara
dari bahan bakar fosil seperti minyak, gas dan batu bara. sebesar 71%, gas 12%, panas bumi 7%, tenaga air
Dengan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil sebanyak 8%, dan BBM sebesar 2% sebagai sumber
tersebut mengakibatkan menipisnya cadangan sumber tenaga.
energi tersebut, ketidakstabilan harga akibat laju Sehubungan dengan peningkatan kebutuhan
permintaan yang lebih besar, polusi gas buang, serta energi listrik serta keterbatasan pemerintah (PLN) dalam
efek rumah kaca yang disebabkan dari pembakaran penyediaan energi listrik, sesungguhnya di Indonesia
bahan bakar fosil. Oleh karena itu pengembangan dan khususnya di Jawa Timur memiliki potensi sumber
implementasi sumber tenaga terbarukan yang ramah energi terbarukan dalam jumlah yang banyak. Sumber
lingkungan seperti tenaga air perlu mendapatkan energi ini berupa terjunan air dimana salah satunya
perhatian serius dari berbagai pihak. adalah potensi dari Sungai Antrokan di Dusun Sungai
Berbagai kebijakan atau peraturan telah Tengah, Desa Manggisan, Kecamatan Tanggul,
dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengurangi Kabupaten Jember. Sumber energi tersebut dapat
ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Kebijakan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga mikro
Umum Bidang Energi (KUBE) tahun 1980 dan hidro dengan menggunakan turbin air untuk memenuhi
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. kebutuhan energi penduduk di sekitarnya.
Seperti diketahui bahwa turbin air adalah suatu perubahan energi kinetik juga ada, namun
mesin yang menghasilkan energi mekanik berupa kurang mendominasi. Turbin reaksi beroperasi
putaran poros dengan memanfaatkan energi potensial terendam di dalam air. Oleh karena itu pada sisi
air. Energi ini selanjutnya diubah menjadi bentuk energi masuk dan keluar turbin mempunyai tekanan
lain seperti energi listrik. Pada perancangan turbin, jenis lebih besar daripada tekanan udara luar. Contoh
dan dimensi sangat tergantung dari kondisi head dan turbin reaksi adalah Turbin Francis, Turbin
kapasitas yang tersedia. Agar diperoleh efisiensi Propeler dan Turbin Kaplan.
optimum, maka turbin air yang beroperasi pada suatu B. Penggolongan Berdasarkan Arah Aliran [ 3]
lokasi tertentu akan mempunyai design yang spesifik Penggolongan turbin berdasarkan arah aliran
(tipe maupun dimensi) yang bebeda di tiap lokasi. masuk dan keluar roda turbin dalam hubungannya
Melihat kondisi di atas maka akan sangat bermanfaat dengan poros, tanpa menghiraukan arah aliran sirkular
bila dalam tugas akhir ini dilakukan suatu perancangan (circular flow) air di sekitar poros, yaitu:
turbin air sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro 1. Turbin aliran aksial : aliran air sejajar terhadap
sesuai dengan kondisi lokasi. sumbu poros , misalnya Turbin Propeller.
2. Turbin aliran radial keluar : aliran air melalui roda
II. Tinjauan Pustaka jalan tegak lurus terhadap poros dari dalam keluar,
Secara sederhana Turbin Air adalah suatu alat misalnya Turbin Fourneynon.
penggerak mula dengan air sebagai fluida kerjanya yang 3. Turbin aliran radial ke dalam : aliran air melalui
berfungsi mengubah energi hidrolik dari aliran air roda jalan tegak lurus terhadap poros dari luar ke
menjadi energi mekanik dengan cara mengubah moment dalam, misalnya Turbin Francis putaran rendah.
of momentum aliran menjadi moment puntir (torsi) 4. Turbin aliran berubah (mixed flow) : aliran air
poros, sehingga menghasilkan energi mekanik poros. berubah dalam ruang roda jalan dari radial ke aksial,
Perangkat turbin terdiri dari beberapa bagian, misalnya Turbin Francis.
diantaranya roda turbin yang merupakan unit yang 5. Turbin aliran tangensial : aliran tegak lurus terhadap
bergerak (rotor) dan unit diam (stator) yang terdiri dari jari-jari, misalnya Turbin Pelton.
sudu diam, rumah turbin, dan draft tube. Dari energi
mekanik yang dihasilkan di poros akan ditransmisikan C. Penggolongan Berdasarkan Daya, Tinggi Jatuh, dan
ke generator untuk mendapatkan energi listrik. Debit yang mengalir
Untuk membedakan jenis turbin dilakukan Berdasarkan daya yang dihasilkan, tinggi jatuh air,
penggolongan berdasarkan beberapa faktor pembeda. dan debit yang mengalir per detiknya, jenis-jenis turbin
Dalam hal ini segi-segi hidrolik sangat berperan, dapat digolongkan sebagai berikut : [ 4 ]
diantaranya adalah: a. Turbin Mini Mikrohidro, contohnya kincir air.
a. perubahan tekanan b. Turbin Mikrohidro, untuk Head rendah contohnya
b. arah aliran Turbin Kaplan dan Turbin Francis putaran rendah.
c. tinggi jatuh air Untuk Head tinggi, contohnya Turbin Pelton.
d. kapasitas aliran /Debit (Q) c. Turbin Hydropower, adalah turbin air dengan daya
e. daya (N) tinggi yang mampu menghasilkan daya diatas 20
f. putaran spesifik (N s ) MW tiap unit. Contohnya Turbin Kaplan dan Pelton.

Faktor-faktor di atas akan diuraikan sebagai berikut: D. Penggolongan Berdasarkan Putaran Spesifik
A. Penggolongan Berdasarkan Perubahan Tekanan [ 3] Putaran spesifik merupakan putaran turbin
Berdasarkan tekanan turbin dibagi menjadi dua model (turbin yang bentuknya sama tetapi dengan skala
tipe, yaitu : yang berbeda) yang menghasilkan daya satu Horse
1. Turbin Impuls / Turbin Aksi (tanpa tekanan) Power (Hp) untuk head satu meter kolom air yang
Turbin impuls / aksi memanfaatkan energi bekerja pada efisiensi maksimum. Putaran spesifik ( N s )
kecepatan (energi kinetik) berupa pancaran air melalui
dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :
nozzle dengan kecepatan tinggi. Turbin jenis ini disebut
turbin tanpa tekanan, karena perubahan tekanan hanya n. N
Ns = 5
, [6]
terjadi pada nozzle saja dan sudu geraknya beroperasi 4
(H )
pada tekanan atmosfir.
2. Turbin Reaksi (dengan tekanan)
Turbin reaksi memanfaatkan perubahan
tekanan dimana perubahan tekanan terjadi pada
guide vane dan runner . Pemanfaatan
Tabel 2.1. Jenis Turbin Berdasar Putaran Spesifik. yang dibutuhkan untuk menggerakkan generator (n).
Serta properties lain yang didapat dari tabel standardisasi
dan beberapa ukuran yang telah ada pada literatur. Maka
dapat diuraikan langkah-langkah perhitungan untuk
mendapatkan putaran spesifik (N s ) guna menentukan
jenis turbin yang akan dirancang.
Gambar 3.1 berikut ini adalah diagram alir untuk
menghitung putaran spesifik (Ns) turbin :
Turbin Francis merupakan turbin jenis reaksi
Mulai
yang bekerja karena tekanan pada roda turbin yang
menyebabkan roda turbin berputar dimana aliran air panjang penstock (l), diameter internal penstock
(D), debit (Q), perbedaan ketinggian (? Z) , losses
melalui rumah keong yang diarahkan dengan sudu coefficent fitting perpipaaan (K), Le/D fitting
perpipaan, massa jenis air tawar (?), efisiensi
pengarah menuju sudu jalan dari roda turbin turbin (?t), viskositas kinematik air tawar (µ)
Daya yang dihasilkan oleh turbin dapat diatur dengan
cara mengatur posisi sudu diam, sehingga aliran air yang Kecepatan Aliran Rata-rata
dalam Penstock
menumbuk roda turbin dapat diatur. Prinsip kerja dari V =
4×Q
π × D2
turbin francis ialah memanfaatkan energi tinggi jatuh air
untuk memutar roda turbin . Roda turbin berputar akibat Head Loss Minor Entrance
2
dari cairan yang ada diantara sudu roda turbin yang Friction Head V
hlm = K ×
memiliki energi mekanis, partikel cairan ini memiliki 2g

kecepatan keliling U yang arahnya menyinggung Head Loss Minor Pipe 2Bends
Head Loss Mayor
lingkaran. Akibat dari kecepatan keliling ini hl = f × l hlmPb = f ×
Le V
×
D 2g
menimbulkan gaya sentrifugal, dengan meningkatnya Dengan f berdasarkan perhitungan hl

gaya sentrifugal membuat partikel cairan bergerak Head Loss Minor Gate
2
Valve
menuju pusat dari roda turbin dengan kecepatan relative hlmg = K ×
V
2g
W yang arahnya menyinggung permukaan sudu.
Head Loss Minor Diffuser
Sedangkan kecepatan absolute C merupakan 2

V
penjumlahan geometris dari U dan W. hlmd = K ×
2g

Head Turbin
Tahapan dalam suatu perancangan dari Turbin H = ∆ Z − ( hl + hlme + hlmPb + hlmg + hlmel )
Francis digunakan beberapa metode yaitu dengan
Daya Turbin
menggunakan metode empirik pada rumah turbin dan N = Q × H × ρ × g ×ηt
draft tube yang dirumuskan oleh deSiervo dan deLeva
Putaran Spesifik
(1976) serta menggunakan metode point by point pada n × N
N s = turbin 5 / 4
roda turbin. H

Selesai
III. Metodologi
3.1. Perancangan Penstock
Pada perancangan penstock yang digunakan
Gambar 3.1. Flowchart Perhitungan Putaran Spesifik (Ns)
untuk perancangan Turbin Francis Mikro Hidro Power
ini menggunakan pipa PVC. Dalam pemilihan dimensi
penstock ini dikarenakan dua factor berikut ini, yaitu :
1) Batas kecepatan aliran di dalam pipa 3.3. Perancangan Runner (Roda Turbin)
berbahan PVC adalah 3 m/s.
2) Berdasarkan dimensi pipa PVC yang umum Setelah didapat nilai putaran spesifik dari
tersedia di pasaran. perhitungan di atas, maka dapat ditentukan jenis dari
turbin dengan melihat tabel 2.1 [ 6 ] Jenis turbin
berdasarkan putaran spesifik. Apabila telah diketahui
3.2. Pemilihan Jenis Turbin jenis dari turbin yang akan dirancang maka kita dapat
mencari dimensi dari runner atau roda turbin. Gambar
Dari data inputan yang diperlukan untuk merancang 3.2 berikut ini adalah diagram alir untuk menghitung
turbin, telah didapatkan debit aliran (Q), ketinggian jatuh dimensi runner atau roda gerak turbin yang dirancang :
(∆Z), efisiensi perancangan ( η t), dan putaran turbin
A
Mulai
Mulai

G 96,5
N (daya turbin), Ns (putaran spesifik), Q Putaran spesifik (Ns), = 0,89 +
(debit), H (head turbin), n (putaran turbin) Diameter Keluaran (Ds) Ds Ns

Perkiraan diameter poros A 19,5


= 1,2 − I
 5,1 
1/ 3 Ds Ns = 0,1 + 0,00065N s
Dsh =  × K t × Cb × T  Ds
 τ a 
B 54,8
= 1,1 + L
Diameter hub Ds Ns = 0,88 + 0,00049 N s
Dh = (1,3 − 1,4) Dsh Ds
C 49,25
Q1’ dari gambar 2.15 = 1,32 +
Ds Ns M
= 0,6 + 0,000015 N s
Diameter outlet Ds
Q D 48,8
Ds = = 1,5 +
Q1 '× H Ds Ns
Menggambar Spiral
Diameter inlet streamline sentral Casing (Rumah Turbin)
D1A, ß1, dari gambar 2.14 untuk Ns tertentu E 63.6
= 0,98 +
Ds Ns
B/D dari gambar 2.17
Selesai
Lebar Roda Turbin F 131,4
= 1+
B Ds Ns
B= × D1
D

Menentukan D2A dengan menggunakan A


metode grafis pada software autocad
Gambar 3.3. Flowchart Perhitungan Dimensi Rumah Turbin
KCm1 dan KCm2 dari gambar 2.18

Kecepatan Meredional 3.5. Perancangan Guide Vane (Sudu Diam)


C m1 / 2 = Kc m1 / 2 × 2 × g × H Perancangan sudu diam dilakukan berdasarkan
Dengan mengasumsikan ß2=25° dan
dimensi rumah turbin yang telah dilakukan sebelumnya.
menggunakan metode tabel didapatkan (r, Cm, Hal ini dilakukan karena sudu diam merupakan bagian
ß, Mst, ?) untuk setiap streamline. dari rumah turbin atau spiral casing.

Junlah sudu roda turbin


rm β + β2
Z = 13 × × sin( 1 )
e 2

Menggambar Runner
(Roda Turbin)

Selesai

Gambar 3.2. Flowchart Perhitungan Dimensi Roda Turbin

3.4. Perancangan Spiral Casing (Rumah Turbin)


Pada perancangan rumah turbin, digunakan metode
empirik yang dirumuskan oleh deSiervo dan deLeva
(1976) dengan berdasar pada putaran spesifik (Ns)
dan diameter keluaran turbin (Ds). Dimensi dari
rumah turbin dapat ditentukan dengan persamaan
pada gambar 3.3 berikut:
Mulai

Mulai Putaran spesifik (Ns)


Diameter keluaran (Ds)

D’=Dimensi Rumah N 203.3


= 1,54 +
Turbin (G) Ds Ns

O 140,7
= 0,83 +
Ds Ns
Diameter inlet ring guide vane (G)
P
Diameter outlet ring guide vane (D’) = 1,37 − 0,00056 N s
Ds

Q 22,6
= 0,58 +
Jumlah Guide Blades Ds Ns
1
Z= D' + (4 ÷ 6) R 0,0013
4 = 1,6 −
Ds Ns

S Ns
=
Grafik The Guide Vane Maximum D3 − 9.28 + 0,25 N s
Angle a0 at Full Load Fungsi
Putaran Spesifik (Ns) T
= 1,5 + 0,00019 N s
Ds

U
Diameter peletakkan Guide = 0,51 − 0,0007 N s
Ds
Vane Shaft
D0 = D1 (0,29Ω + 1,07) V
= 1,10 +
53,7
Ds Ns

Z 33.8
= 2,63 +
Menentukan penampang dari Ds Ns
guide blade
Menggambar Draft Tube

Selesai
Menggambar
Guide Vane Gambar 3.5. Flowchart Perhitungan Dimensi Draft Tube

Selesai 3.7. Perancangan Pasak


Pada perancangan pasak jenis pasak yang
Gambar 3.4. Flowchart Perancangan Sudu Diam digunakan adalah square key. Bila poros berputar
dengan torsi (T) tertentu akan menghasilkan gaya F yang
bekerja pada diameter terluar dari poros. Sehingga gaya
3.6. Perancangan Draft Tube F inilah yang akan bekerja pada pasak. Gaya F inilah
Pada perancangan draft tube juga digunakan yang menimbulkan tegangan geser dan tegangan
metode empirik seperti halnya pada perancangan rumah kompresi pada pasak. Syarat pasak dikatakan aman
Ssyp
turbin. terhadap tegangan geser adalah S s ≤ . Sedangkan
sf
syarat pasak dikatakan aman terhadap tegangan
Scyp
kompresi adalah S c ≤ . Berdasarkan tabel dimensi
sf
untuk square dan flat taper stock keys dari buku
Deutschman, Aaron D., Michels, Walter J., and Wilson,
Charles E. Machine Design theory and practice, untuk
diameter poros sebesar Dsh maka pasak memiliki
dimensi lebar (W) = tinggi (H) tertentu.
IV. PERANCANGAN TURBIN Dari tabel tersebut untuk debit sebesar
0,5 m3/s dan diameter luar pipa 24 inch dapat
4.1. Data Input Perancangan diperoleh :
Data awal yang dipakai sebagai parameter dalam 1. Kecepatan aliran (V) = 7,054 ft/s = 2,15 m/s
perancangan Turbin Francis ini diantaranya sebagai 2. Friction Head = 0,5495
berikut :
1. Tata letak lokasi rencana PLTMH Dusun Panjang pipa =
Sungai Tengah, Desa Manggisan, Kecamatan ft
Tanggul, Kabupaten Jember.
50m × = 164,04 ft
0,3048m
2. Pipa pesat dengan spesifikasi : Head loss mayor =
a) Material : Thermoplastic PVC
0,3048m
(Polyvinyl Chloride) pipes Schedule hl = 164,04 ft × 0,5495 ×
80 [16 ] ft
b) Panjang : 50 m hl = 0,27476m
c) Diameter :
1) External diameter : 24 inch b. Perhitungan Head loss minor pada pipa pesat
2) Internal diameter : 21,418 inch Hlm = hlme + hlmPb + hlmg + hlmel
(berdasarkan standard Dimana :
dimensions and weight of PVC hlme : head loss minor pada entrance, dengan
- Polyvinyl Chloride - and K1 =0,5
CPVC - Chlorinated Polyvinyl hlmPb : head loss minor pada pipe bends,
Chloride - pipes according
Le
ASTM D1785) [16 ] dengan = 15
3. Debit Q = 0,5 m /s 3 D
4. Ketinggian jatuh air (Gross Head) ∆Z = 25 m hlmg : head loss minor pada gate valve,
dengan K2 = 0,15
5. Efisiensi turbin η t = 0,85 [1]
hlmd : head loss minor pada diffuser, dengan
6. Putaran turbin n = 375 rpm K3 = 0,15
7. Fluida kerja air tawar, dengan properties : Sehingga :
T = 25°C [ 9 ] Head loss minor =
ρ = 997,1 kg/ m  Le V
2
 K1 + 2 × f + K2 + K3 
µ = 8,94.10 −4 Ns / m 2  D  2g
Asumsi yang digunakan : dimana untuk mendapatkan nilai friction
a) Incompressible flow factor (f) didapatkan dari perhitungan Head
b) Steady flow loss mayor sebelumnya :
− 2
l V
4.2. Pemilihan Jenis Turbin hl = f × ×
D 2g
Pemilihan jenis turbin didasarkan pada putaran
spesifik (Ns). Untuk mendapatkan nilai putaran spesifik 50m (2,15m / s ) 2
0,27476m = f × ×
maka dilakukan perhitungan berdasarkan daya turbin 0,544m 2 × 9,81m / s 2
(N), Head netto turbin (H), dan putaran turbin (n). f = 0,0127
Adapun tahapan perhitungan untuk mendapatkan
maka :
putaran spesifik adalah sebagai berikut :
Head loss minor =
1. Perhitungan netto Head Turbin (H) :
(0,5 + (2 × 0,0127 ×15) + 0,15 + 0,15) (2,15m / s ) 2
= 2
a. Perhitungan Head loss mayor pada pipa pesat
Dalam perancangan Turbin Francis ini, 2 × 9,81m / s
dimensi, bahan, dan debit yang mengalir (1,1806) (2,15m / s )
2

pada pipa pesat telah ditentukan sebelumnya. 2 × 9,81m / s 2


Maka perhitungan untuk Head loss mayor
didasarkan pada tabel friction loss and flow = 0,2782 m
velocity in PVC and CPVC pipes Schedule 80
yang terdapat pada lampiran.
P1V
2
P V
2 2. Diameter hub (Dh)
+ 1 + Z 1 − H = 2 + 2 + Z 2 + ∑ hl Dh = (1,3 − 1,4) × Dsh
γ 2g γ 2g
= 108 mm
P1 − P2 V − V2
2 2

H= + 1 + Z 1 − Z 2 − ∑ hl
γ 2g 3. Diameter keluaran roda turbin (Ds)
dimana :
Q
• P1 = P2 = Patm Ds =
• V1 = V2 ≈ 0 m/s2 Q1 '× H
sehingga akan didapatkan : Ds = 0,783 m
H = Z 1 − Z 2 − ∑ hl
H = ∆Z − (hl + Σhlm )
H = 25m − (0,27476m + 0,2782m)
H = 24,447 m

1. Perhitungan daya yang dapat dihasilkan oleh


turbin:
N = Q × H × ρ × g ×η t
N = 0,5m 3 / s × 24,447 m × 997,1kg / m 3 × 9,81m / s 2 × 0,85
N = 101630,316 Watt 4. Diameter masukan central streamline (D 1 A )
N = 101,630316 kWatt β1 = 90° .
D1
2. Nilai putaran spesifik dari turbin : >1
Ds
n× N
Ns = 5 D1 = D1 A > Ds
(H ) 4
D 1 A = 790 mm
375rpm × 101,6303
Ns = 5 5. Lebar roda turbin (B)
4
(24,447 m)
B 1
<
N s = 69,5439 ≈ 70 D1 5
B = B / D1 × D1
= 75,05 mm
4.3. Perancangan Runner (Roda Turbin)
1. Diameter Poros (Dsh) 6. Diameter keluaran central streamline (D 2 A )
1/ 3
 5,1 
Dsh =  × K t × C b × T 
τ a 

Dimana :
Kt : faktor koreksi ; 1,5-3
Cb : 1,2 – 2,3
τ a : 6,44 kg/mm2
1/ 3
 5,1 
Dsh =  × 1,5 × 1,5 × 263967,81
 6,44 
= 77,751 mm ≈ 80 mm
D 2 A = 445,866 mm.
7. Meredional Velocity (C m ) 4.5. Perancangan Draft Tube
 203,3 
C m1 = K Cm1 × 2 gH = 2,96 N = 1,54 +  Ds
 N s 
C m 2 = K Cm 2 × 2 gH = 2,91 N = 3479,88 ≈ 3480 mm
 140,7 
a) O =  0,83 +  Ds
8. Menentukan kelengkungan sudu ( θ )  N s 
Untuk mendapatkan sudut kelengkungan ( θ ) O = 2222,6 ≈ 2223 mm
b) P = (1,37 − 0,00056.N s )Ds
guna untuk membentuk profil lengkungan dengan
menggunakan metode tabel yang diambil dari
Double Curvature Method P = 1042,01 ≈ 1042 mm
 22,6 
9. Menentukan jumlah sudu (Z) c) Q =  0,58 +  Ds
 N s 
rm  β + β2  Q = 706,9 ≈ 707 mm
Z = 13 × × sin  1 
e  2   0,0013 
d) R = 1,6 −  Ds
rm =
Mst
, dari Double Curvature Method  N s 
e R = 1252,7 mm ≈ 1253 mm
Z = 7,9745 = 8 buah
 Ns 
e) S =   Ds
 − 9, 28 + 0, 25 . N s 
4.4. Perancangan Guide Vane (Sudu Diam)
S = 6667,9 ≈ 6668 mm
a) Jumlah Guide Blade f) T = (1,5 + 0,00019.N s )Ds
Untuk menghitung jumlah guide blade T = 1184,9 ≈ 1185 mm
g) U = (0,51 − 0,0007.N s )Ds
digunakan persamaan :
1
Zl = D' + (4 ÷ 6) U = 360,9 = 361 mm
4
dimana D ' = D1 + (40 ÷ 100)mm  53,7 
h) V = 1,1 +  Ds
D' = 790mm + (40 ÷ 100)mm  N s 
D' = 830mm V = 1461,1 = 1462 mm
maka,  33,8 
1 i) Z =  2,63 +  Ds
Zl = 830mm + (4 ÷ 6)  N s 
4
Z l = 12,2 ≈ 12 buah guide blade Z = 2437,4 = 2438 mm

b) Outlet Blade Angle


outlet blade angle sebesar 14,5º.
c) Diameter range peletakkan guide vane
D0 = D1 (0,29Ω + 1,07)
Ω=ω Q
−− −−

2.π .n
ω=
60
0,5m 3 / s
Q= = 0,02283
−− 2 × 9,81m / s 2 × 24,447 m
D0 = 790mm × (0,29 × (0,2708) + 1,07)
D0 = 907,338 mm
V. Kesimpulan
a. Kondisi Operasi N = 3480 mm S = 6668 mm
1. Pipa pesat dengan spesifikasi : O = 2223 mm T = 1185 mm
i. Panjang : 50 m P = 1042 mm U = 361 mm
ii. Diameter : Q = 707 mm V = 1462 mm
a) External diameter : 24 inch R = 1253 mm Z = 2438 mm
b) I nternal diameter : 21,418 inch
(berdasarkan standard dimensions and weight of e) Poros
PVC - Polyvinyl Chloride - and CPVC - 1. Panjang = 60 cm
Chlorinated Polyvinyl Chloride - pipes 2. Diameter (Dsh) = 8 cm
according ASTM D1785)
2. Debit Q = 0,5 m3/s f) Pasak
3. Ketinggian air jatuh (Gross Head) ∆Z = 25 1. Panjang (L) = 4 cm
m 2. Lebar (W) = 3/4 inch
4. Efisiensi turbin ηt = 0,85 3. Tinggi (H) = 3/4)
5. Putaran turbin n = 375 rpm 4. Tipe = Square Key
6. Fluida kerja air tawar, dengan properties :
ρ = 997,1 kg/ m3
µ = 8,94.10 −4 Ns / m 2

b. Konstruksi
a) Roda Turbin (Runner)
1. Diameter poros (Dsh) = 80
mm
2. Diameter hub (Dh) = 108
mm
3. Diameter keluaran = 783
runner (Ds) mm
4. Diameter masukan = 790
central streamline (D1A) mm
5. Lebar roda turbin (B) = 75,05
mm
6. Diameter keluaran = 445,866
central streamline (D2A) mm
7. Jumlah sudu turbin (Z) = 8 buah

b) Rumah Turbin (Spiral Casing)


A = 722 mm F = 2253 mm
B = 1474 mm G = 1847 mm
C = 1585 mm I = 114 mm
D = 1721 mm L = 716 mm
E = 1479 mm M = 471 mm

c) Sudu Diam (Guide Vane)


1. Jumlah Guide Blades (Zl) = 12 buah
2. Outlet Blade Angle (α0) = 14.5º
3. Diameter range peletakkan guide vane (D0) = 907,3 mm

d) Draft Tube

Anda mungkin juga menyukai