Ade Wira K
Program Sarjana Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
E-mail: awix_is_ready@yahoo.com
Abstrak
Energi potensial air merupakan salah satu energi yang dapat terbaharui. Energi tersebut dapat diolah
menjadi energi listrik secara maksimal. Sehingga kita tidak perlu lagi bergantung pada energi dari bahan bakar
fosil yang mengalami krisis ketersediaan akhir-akhir ini. Salah satu bentuk energi potensial air yang belum
termanfaatkan adalah air terjun di Sungai Antrokan di Dusun Sungai Tengah, Desa Manggisan, Kecamatan
Tanggul, Kabupaten Jember. Sungai tersebut memiliki tinggi jatuh air 25 meter dan debit air 0,5 m3/s. Sehingga
dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik dengan menggunakan turbin air untuk memenuhi
kebutuhan energi penduduk di sekitarnya.
Perancangan turbin diawali dengan pemilihan jenis turbin berdasarkan data head (H) dan kapasitas (Q)
yang diperoleh. Setelah diketahui jenis turbin yang sesuai maka dapat dilakukan perancangan terhadap roda
turbin (runner), sudu pengarah (guide vane), rumah turbin (spiral casing), serta draft tube.
Pada perancangan ini dihasilkan desain dari penstock, roda turbin (runner), sudu diam (guide vane),
rumah turbin (spiral casing), draft tube, pasak, dan bearing.
Kata kunci : mikro hidro power, head, debit, roda turbin, sudu diam, rumah turbin,
draft tube
Faktor-faktor di atas akan diuraikan sebagai berikut: D. Penggolongan Berdasarkan Putaran Spesifik
A. Penggolongan Berdasarkan Perubahan Tekanan [ 3] Putaran spesifik merupakan putaran turbin
Berdasarkan tekanan turbin dibagi menjadi dua model (turbin yang bentuknya sama tetapi dengan skala
tipe, yaitu : yang berbeda) yang menghasilkan daya satu Horse
1. Turbin Impuls / Turbin Aksi (tanpa tekanan) Power (Hp) untuk head satu meter kolom air yang
Turbin impuls / aksi memanfaatkan energi bekerja pada efisiensi maksimum. Putaran spesifik ( N s )
kecepatan (energi kinetik) berupa pancaran air melalui
dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :
nozzle dengan kecepatan tinggi. Turbin jenis ini disebut
turbin tanpa tekanan, karena perubahan tekanan hanya n. N
Ns = 5
, [6]
terjadi pada nozzle saja dan sudu geraknya beroperasi 4
(H )
pada tekanan atmosfir.
2. Turbin Reaksi (dengan tekanan)
Turbin reaksi memanfaatkan perubahan
tekanan dimana perubahan tekanan terjadi pada
guide vane dan runner . Pemanfaatan
Tabel 2.1. Jenis Turbin Berdasar Putaran Spesifik. yang dibutuhkan untuk menggerakkan generator (n).
Serta properties lain yang didapat dari tabel standardisasi
dan beberapa ukuran yang telah ada pada literatur. Maka
dapat diuraikan langkah-langkah perhitungan untuk
mendapatkan putaran spesifik (N s ) guna menentukan
jenis turbin yang akan dirancang.
Gambar 3.1 berikut ini adalah diagram alir untuk
menghitung putaran spesifik (Ns) turbin :
Turbin Francis merupakan turbin jenis reaksi
Mulai
yang bekerja karena tekanan pada roda turbin yang
menyebabkan roda turbin berputar dimana aliran air panjang penstock (l), diameter internal penstock
(D), debit (Q), perbedaan ketinggian (? Z) , losses
melalui rumah keong yang diarahkan dengan sudu coefficent fitting perpipaaan (K), Le/D fitting
perpipaan, massa jenis air tawar (?), efisiensi
pengarah menuju sudu jalan dari roda turbin turbin (?t), viskositas kinematik air tawar (µ)
Daya yang dihasilkan oleh turbin dapat diatur dengan
cara mengatur posisi sudu diam, sehingga aliran air yang Kecepatan Aliran Rata-rata
dalam Penstock
menumbuk roda turbin dapat diatur. Prinsip kerja dari V =
4×Q
π × D2
turbin francis ialah memanfaatkan energi tinggi jatuh air
untuk memutar roda turbin . Roda turbin berputar akibat Head Loss Minor Entrance
2
dari cairan yang ada diantara sudu roda turbin yang Friction Head V
hlm = K ×
memiliki energi mekanis, partikel cairan ini memiliki 2g
kecepatan keliling U yang arahnya menyinggung Head Loss Minor Pipe 2Bends
Head Loss Mayor
lingkaran. Akibat dari kecepatan keliling ini hl = f × l hlmPb = f ×
Le V
×
D 2g
menimbulkan gaya sentrifugal, dengan meningkatnya Dengan f berdasarkan perhitungan hl
gaya sentrifugal membuat partikel cairan bergerak Head Loss Minor Gate
2
Valve
menuju pusat dari roda turbin dengan kecepatan relative hlmg = K ×
V
2g
W yang arahnya menyinggung permukaan sudu.
Head Loss Minor Diffuser
Sedangkan kecepatan absolute C merupakan 2
V
penjumlahan geometris dari U dan W. hlmd = K ×
2g
Head Turbin
Tahapan dalam suatu perancangan dari Turbin H = ∆ Z − ( hl + hlme + hlmPb + hlmg + hlmel )
Francis digunakan beberapa metode yaitu dengan
Daya Turbin
menggunakan metode empirik pada rumah turbin dan N = Q × H × ρ × g ×ηt
draft tube yang dirumuskan oleh deSiervo dan deLeva
Putaran Spesifik
(1976) serta menggunakan metode point by point pada n × N
N s = turbin 5 / 4
roda turbin. H
Selesai
III. Metodologi
3.1. Perancangan Penstock
Pada perancangan penstock yang digunakan
Gambar 3.1. Flowchart Perhitungan Putaran Spesifik (Ns)
untuk perancangan Turbin Francis Mikro Hidro Power
ini menggunakan pipa PVC. Dalam pemilihan dimensi
penstock ini dikarenakan dua factor berikut ini, yaitu :
1) Batas kecepatan aliran di dalam pipa 3.3. Perancangan Runner (Roda Turbin)
berbahan PVC adalah 3 m/s.
2) Berdasarkan dimensi pipa PVC yang umum Setelah didapat nilai putaran spesifik dari
tersedia di pasaran. perhitungan di atas, maka dapat ditentukan jenis dari
turbin dengan melihat tabel 2.1 [ 6 ] Jenis turbin
berdasarkan putaran spesifik. Apabila telah diketahui
3.2. Pemilihan Jenis Turbin jenis dari turbin yang akan dirancang maka kita dapat
mencari dimensi dari runner atau roda turbin. Gambar
Dari data inputan yang diperlukan untuk merancang 3.2 berikut ini adalah diagram alir untuk menghitung
turbin, telah didapatkan debit aliran (Q), ketinggian jatuh dimensi runner atau roda gerak turbin yang dirancang :
(∆Z), efisiensi perancangan ( η t), dan putaran turbin
A
Mulai
Mulai
G 96,5
N (daya turbin), Ns (putaran spesifik), Q Putaran spesifik (Ns), = 0,89 +
(debit), H (head turbin), n (putaran turbin) Diameter Keluaran (Ds) Ds Ns
Menggambar Runner
(Roda Turbin)
Selesai
O 140,7
= 0,83 +
Ds Ns
Diameter inlet ring guide vane (G)
P
Diameter outlet ring guide vane (D’) = 1,37 − 0,00056 N s
Ds
Q 22,6
= 0,58 +
Jumlah Guide Blades Ds Ns
1
Z= D' + (4 ÷ 6) R 0,0013
4 = 1,6 −
Ds Ns
S Ns
=
Grafik The Guide Vane Maximum D3 − 9.28 + 0,25 N s
Angle a0 at Full Load Fungsi
Putaran Spesifik (Ns) T
= 1,5 + 0,00019 N s
Ds
U
Diameter peletakkan Guide = 0,51 − 0,0007 N s
Ds
Vane Shaft
D0 = D1 (0,29Ω + 1,07) V
= 1,10 +
53,7
Ds Ns
Z 33.8
= 2,63 +
Menentukan penampang dari Ds Ns
guide blade
Menggambar Draft Tube
Selesai
Menggambar
Guide Vane Gambar 3.5. Flowchart Perhitungan Dimensi Draft Tube
H= + 1 + Z 1 − Z 2 − ∑ hl
γ 2g 3. Diameter keluaran roda turbin (Ds)
dimana :
Q
• P1 = P2 = Patm Ds =
• V1 = V2 ≈ 0 m/s2 Q1 '× H
sehingga akan didapatkan : Ds = 0,783 m
H = Z 1 − Z 2 − ∑ hl
H = ∆Z − (hl + Σhlm )
H = 25m − (0,27476m + 0,2782m)
H = 24,447 m
Dimana :
Kt : faktor koreksi ; 1,5-3
Cb : 1,2 – 2,3
τ a : 6,44 kg/mm2
1/ 3
5,1
Dsh = × 1,5 × 1,5 × 263967,81
6,44
= 77,751 mm ≈ 80 mm
D 2 A = 445,866 mm.
7. Meredional Velocity (C m ) 4.5. Perancangan Draft Tube
203,3
C m1 = K Cm1 × 2 gH = 2,96 N = 1,54 + Ds
N s
C m 2 = K Cm 2 × 2 gH = 2,91 N = 3479,88 ≈ 3480 mm
140,7
a) O = 0,83 + Ds
8. Menentukan kelengkungan sudu ( θ ) N s
Untuk mendapatkan sudut kelengkungan ( θ ) O = 2222,6 ≈ 2223 mm
b) P = (1,37 − 0,00056.N s )Ds
guna untuk membentuk profil lengkungan dengan
menggunakan metode tabel yang diambil dari
Double Curvature Method P = 1042,01 ≈ 1042 mm
22,6
9. Menentukan jumlah sudu (Z) c) Q = 0,58 + Ds
N s
rm β + β2 Q = 706,9 ≈ 707 mm
Z = 13 × × sin 1
e 2 0,0013
d) R = 1,6 − Ds
rm =
Mst
, dari Double Curvature Method N s
e R = 1252,7 mm ≈ 1253 mm
Z = 7,9745 = 8 buah
Ns
e) S = Ds
− 9, 28 + 0, 25 . N s
4.4. Perancangan Guide Vane (Sudu Diam)
S = 6667,9 ≈ 6668 mm
a) Jumlah Guide Blade f) T = (1,5 + 0,00019.N s )Ds
Untuk menghitung jumlah guide blade T = 1184,9 ≈ 1185 mm
g) U = (0,51 − 0,0007.N s )Ds
digunakan persamaan :
1
Zl = D' + (4 ÷ 6) U = 360,9 = 361 mm
4
dimana D ' = D1 + (40 ÷ 100)mm 53,7
h) V = 1,1 + Ds
D' = 790mm + (40 ÷ 100)mm N s
D' = 830mm V = 1461,1 = 1462 mm
maka, 33,8
1 i) Z = 2,63 + Ds
Zl = 830mm + (4 ÷ 6) N s
4
Z l = 12,2 ≈ 12 buah guide blade Z = 2437,4 = 2438 mm
2.π .n
ω=
60
0,5m 3 / s
Q= = 0,02283
−− 2 × 9,81m / s 2 × 24,447 m
D0 = 790mm × (0,29 × (0,2708) + 1,07)
D0 = 907,338 mm
V. Kesimpulan
a. Kondisi Operasi N = 3480 mm S = 6668 mm
1. Pipa pesat dengan spesifikasi : O = 2223 mm T = 1185 mm
i. Panjang : 50 m P = 1042 mm U = 361 mm
ii. Diameter : Q = 707 mm V = 1462 mm
a) External diameter : 24 inch R = 1253 mm Z = 2438 mm
b) I nternal diameter : 21,418 inch
(berdasarkan standard dimensions and weight of e) Poros
PVC - Polyvinyl Chloride - and CPVC - 1. Panjang = 60 cm
Chlorinated Polyvinyl Chloride - pipes 2. Diameter (Dsh) = 8 cm
according ASTM D1785)
2. Debit Q = 0,5 m3/s f) Pasak
3. Ketinggian air jatuh (Gross Head) ∆Z = 25 1. Panjang (L) = 4 cm
m 2. Lebar (W) = 3/4 inch
4. Efisiensi turbin ηt = 0,85 3. Tinggi (H) = 3/4)
5. Putaran turbin n = 375 rpm 4. Tipe = Square Key
6. Fluida kerja air tawar, dengan properties :
ρ = 997,1 kg/ m3
µ = 8,94.10 −4 Ns / m 2
b. Konstruksi
a) Roda Turbin (Runner)
1. Diameter poros (Dsh) = 80
mm
2. Diameter hub (Dh) = 108
mm
3. Diameter keluaran = 783
runner (Ds) mm
4. Diameter masukan = 790
central streamline (D1A) mm
5. Lebar roda turbin (B) = 75,05
mm
6. Diameter keluaran = 445,866
central streamline (D2A) mm
7. Jumlah sudu turbin (Z) = 8 buah
d) Draft Tube