Anda di halaman 1dari 18

Menentukan Umur Fosil

Ahli arkeologi menetukan umur tulang dan benda prasejarah dengan teknik
penaggalan radiocarbon. Dengan mengambil contoh kecil dari benda yang
akan ditentukan umurnya, mereka mengukur berapa banyak isotop radioaktif
karbon-14 terdapat di dalamnya. Tumbuhan menyerap karbon-14 dari dara
selama membuat makanan, yaitu fotosintesis, dan binatang herbivore, atau
pemakan tumbuhan, meperoleh bahan tersebut. Kalau suatu tumbuhan atau
binatang mati, simpanan karbon-14-nya kian berkurang karena, seperti
semua unsure radioaktif, karbon-14 melapuk dan kehilangan separuh
massanya dalam rentang waktu 5.568 tahun, satu periode yang disebut
umur paro. Jika jumlah karbon-14 dalam sekerat tulang antelope modern
dibandingkan dengan jumlah karbon-14 pada fosil antelope, dan dengan
menghitung pelapukan karbon-14, para peneliti dapat menghitung dengan
tepat kapan antelope purba itu mati. Semakin tua sebuah fosil, semakin
sedikit karbon-14 yang dikandungnya.
Karbon menjadi nitrogen
Jika atom karbon-14 melapuk menjadi nitrogen-14, satu neutron pecah
menjadi satu proton, yang tetap tinggal, dan satu electron, yang dipancarkan
sebagai partikel beta.
Terjadinya karbon-14
Di atmosfer bagian atas, sinar kosmis berenergi tinggi menciptakan neutron
yang mengebom atom-atom nitrogen. Tiap benturan membuat satu atom
karbon-14 dan satu proton.
Menerobos ke masa lampau
Dalam penggalian paleontology, lapisan paling dalam biasanya lapisan yang
paling tua. Fosil yang terdapat di situ kandungan karbon-14 radioaktifnya
semakin kurang bila dibandingkan dengan lapisan muda yang lebih atas.
Metode penentuan umur (penanggalan) yang dipakai dalam evolusi
biologi
oleh Evolusi pada 24 Maret 2011 pukul 1:57
Apakah Geochronology (Geokronologi)?
Penentuan umur dalam ilmu evolusi biologi didukung oleh ilmu Geokronologi,
yang merupakan bidang penelitian ilmiah yang bersangkutan dengan
penentuan umur batuan, sedimen dan fosil. Geokronologi adalah alat utama
yang digunakan dalam disiplin Chronostratigraphy yang mencoba untuk

menentukan usia mutlak untuk semua kumpulan fosil dan menentukan


sejarah geologi bumi. Chronostatigraphy merupakan bagian dari ilmu
Stratigraphy, sebuah cabang dari geologi, yang mempelajari lapisan batuan
(stratifikasi). Tujuan utama chronostratigraphy adalah untuk menyusun
urutan pengendapan dan waktu pengendapan dari seluruh batuan dalam
suatu wilayah geologi, dan pada akhirnya catatan geologi seluruh
permukaan bumi.
Metode yang digunakan dalam penentuan umur batuan, fosil, dan lapisan
sedimen yang berkaitan dengan evolusi biologi secara umum:
1. Radiometric dating (Radiometrik)
Penanggalan radioaktif adalah teknik yang digunakan untuk penentuan umur
bahan material seperti batuan (fosil), pasir, dan lapisan sedimen, yang
biasanya didasarkan pada perbandingan antara suatu isotop radioaktif alami
yang diamati dengan produk-produk peluruhannya (decay), dengan
menggunakan tingkat peluruhan yang sudah dikenal. Secara prinsipnya,
peluruhan unsur radioaktif induk menjadi elemen turunan yang stabil.

Contoh isotop-isotop radioaktif induk dan produk turunan stabil


mereka:
Radioaktif induk

Turunan stabil

Potassium 40

Argon 40

Rubidium 87

Strontium 87

Thorium 232

Lead 208

Uranium 235

Lead 207

Uranium 238

Lead 206

Carbon 14

Nitrogen 14

Dalam daftar di atas, perhatikan bahwa nomor nomor massa (jumlah proton
ditambah neutron) dapat bervariasi untuk sebuah elemen karena jumlah
neutron yang berbeda. Elemen dengan berbagai jumlah neutron disebut
isotop unsur tersebut.
Tiap-tiap isotop radioaktif mempunyai half-life yang unik. Half-life adalah
waktu yang dibutuhkan untuk setengah dari induk unsur radioaktif meluruh
untuk menjadi produk turunan. Seperti yang anda bisa lihat pada daftar di
bawah ini:

Contoh Half Live untuk unsur-unsur radioaktif di atas:


Radioaktif induk

Turunan stabil

Half life

Potassium 40

Argon 40

1.25 milyar tahun

Rubidium 87

Strontium 87

48.8 milyar th.

Thorium 232

Lead 208

14 milyar th.

Uranium 235

Lead 207

704 juta th.

Uranium 238

Lead 206

4.47 milyar th.

Carbon 14

Nitrogen 14

5730 tahun

Dua atau lebih metode penanggalan radiometrik dapat digunakan dalam


satu material untuk mencapai hasil penentuan yang lebih tepat. Kebanyakan
radiometrik metode cocok untuk menentukan waktu geologi, tetapi beberapa
seperti metode radiokarbon dan metode 40Ar/39Ar (Argondating) dapat
diperluas ke penentuan untuk waktu awal kehidupan manusia dan sejarah
yang sudah tercatat.
Beberapa teknik-teknik radiometrik yang umum digunakan adalah:

Penanggalan radiokarbon (Carbon dating). Teknik ini mengukur


peluruhan karbon-14 dalam bahan organik dan dapat diterapkan terbaik
untuk sampel yang lebih muda dari 60.000 tahun.

Penanggalan uranium-lead (Uranium-lead dating). Teknik ini mengukur


rasio dua isotop lead (lead-206 dan lead-207) dengan jumlah uranium pada
mineral atau batuan. Metode ini sering diterapkan untuk menemukan jejak
mineral zircon pada batuan, adalah salah satu dari dua metode yang paling
sering digunakan (bersama dengan penanggalan argon-argon/argon dating)
untuk penanggalan geologi. Penanggalan uranium-lead (uranium-lead
dating) diterapkan untuk sampel yang lebih tua dari 1 juta tahun.

Penanggalan uranium-torium (Uranium-thorium dating). Teknik ini


digunakan untuk penanggalan speleothems, karang, bahan yang menandung
unsur karbonat, dan fosil tulang. Jangkauannya adalah dari beberapa tahun
sampai sekitar 700.000 tahun.

Penanggalan potassium-argon (Potassium-argon dating) dan


penanggalan argon-argon (Argon-argon dating). Teknik digunakan untuk
penanggalan batuan metamorpik (yang sudah melalui proses pemanasan),
batuan beku, dan batuan hasil dari proses gunung berapi. Teknik ini juga
digunakan dalam penanggalan lapisan abu vulkanik dalam atau di atas situs
paleoanthropologic. Batas yang termuda untuk metode argon-argon adalah
beberapa ribu tahun.
2. Incremental dating (Penanggalan bertahap)
Penanggalan inkremental atau berkala/bertahap yaitu teknik penanggalan
yang memungkinkan penyusunan kronologi secara tahun demi tahun yang
dimulai dari waktu pengambilan sample. Penanggalan inkremental
menggabungkan beberapa teknik termasuk dendrochronology (lingkaran
pada inti pohon), ice core (inti es), dan analisis varve (endapan glasial).

Dendrochronology/Tree-ring dating (lingkaran pohon)


Dendrochronology atau penanggalan dengan lingkaran pohon adalah metode
ilmiah berdasarkan analisis pola lingkaran pohon. Dendrochronology dapat

memberikan penanggalan dan waktu di mana lingkaran pohon dibentuk,


untuk berbagai jenis kayu, dan untuk penanggalan tahun kalender yang
tepat.

Potongan pohon Pinus taeda menunjukkan pertumbuhan tahunan lingkaran


pohon.

Ice core (inti es)


Penanggalan inti es adalah penanggalan yang diperoleh melalui analisis
sampel inti es yang biasanya diambil dari lapisan es, dari kutub selatan
(Antarktika), Greenland atau dari glasial gunung yang tinggi. Lapisan es ini
terbentuk secara bertahap melalui lapisan salju yang terjadi setiap tahun,
yang mana lapisan bagaian bawah merupakan lapisan lebih tua dari lapisan
yang berada di atasnya, inti es mengandung lapisan es yang terbentuk
selama rentang tahun.

Inti es yang diambil dari kedalaman 1837 meter dengan lapisan tahunan
yang terlihat dengan jelas.

Varve analysis (analisis endapan glasial)


Varve adalah lapisan endapan yang terbentuk secara tahunan atau batuan
sedimen yang berasa dari endapan glasial. Analisis varve digunakan untuk
penanggalan spesimen yang berdasarkan pola glasial deposit.

Lapisan varve (sediment) di Ontario, Canada. Lapisan tertebal dalam


sediment ini melebihi 1 setengah inci.

Sumber: Radiometric dating, Pamela J.W. Gore - Georgia Perimeter


College, The Greatest Show on Earth, Richard Dawkins (Chapter
4,86), wikipedia.org/geochronology, goggle images.
Oleh: Made mahardika

cara menentukan usia fosil


Oleh didiet 10 Komentar
Kategori: Pengetahuan Umum
Kata fosil diambil dari bahasa latin fossa yang artinya galian. Fosil adalah
sisa-sisa dari mahluk hidup di jaman lampau yang telah membatu atau
terurai menjadi mineral-mineral.

Secara garis besar fosil dapat dibedakan menjadi dua kategori besar :

Sisa mahluk hidup itu sendiri

Sisa-sisa kegiatan dari mahluk hidup tersebut seperti perkakas bahkan


jejak yang terekam pada batuan

Kita sering mendapatkan informasi dari berbagai media, bahwa suatu fosil
bisa diperkirakan semasa hidupnya dia ada di jaman Mesozoic periode
Jurassic misalnya. Nah bagaimana para palaeontologis bisa memprediksi
umur sebuah fosil hanya dari sebongkah fosil ?
Usia fosil bisa ditentukan dengan metode peluruhan radioaktif. Unsur yang
sering digunakan untuk kegiatan ini adalah atom karbon-14 (C-14). Setiap
mahluk hidup (manusia, binatang dan tumbuhan) dan benda mati di Bumi ini
mengandung karbon-14.

C-14

mempunyai

maksudnya

jika

waktu
dalam

paruh
tubuh

5.730

tahun,

mahluk

hidup

terdapat 1000 atom C-14, 5.730 tahun setelah


mahluk hidup itu mati, jumlah atom C-14 akan
berkurang setengahnya menjadi 500. 5.730 tahun
berikutnya

atau

11.460

tahun

kemudian

jumlahnya tersisa 250 dan seterusnya.


Dengan mengukur jumlah C-14 yang terkandung
pada fosil, umur fosil bisa ditentukan. Untuk
rekaman sepanjang sejarah, metode ini cukup
baik

dengan

penyimpangan

akurasi

sekitar

beberapa ratus tahun. Untuk penentuan usia fosil


jaman prasejarah, digunakan unsur lain seperti
rubidium-87 yang waktu paruhnya 50 juta tahun
atau samaryum-147 yang mempunyai waktu paruh selama 100 juta tahun
Rate this:

Bagaimana Menghitung Umur Fosil?


Umur fosil dapat ditentukan dengan cara relatif (umur fosil ditentukan
berdasarkan hubungannya dengan fosil atau satuan batuan lain) maupun
mutlak (perkiraan umur dalam hitungan tahun). Salah satu prinsip
pertanggalan relatif adalah superposisi (superposition), yaitu lapisan batuan
(berikut fosil yang ada di dalamnya) yang di bawah lebih tua daripada
lapisan di atasnya (dalam posisi normal). Ini merupakan hal yang wajar
karena lapisan endapan yang di bawah lebih dulu terbentuk dibandingkan
yang di atasnya. Konsep yang berkaitan dengan pertanggalan relatif adalah
korelasi, yaitu lapisan batuan dibandingkan dengan lapisan batuan di tempat
lain atas dasar komposisi mineralnya, kandungan fosilnya, dan ciri-ciri
lainnya. Jika satu unit atau rangkaian batuan sangat mirip dengan unit
batuan di tempat lain, maka dikatakan keduanya berkorelasi dan dianggap
berumur sama. Korelasi terutama dapat diandalkan jika di dalamnya
terdapat fosil indeks, yaitu fosil yang memiliki rentang umur terbatas. Fosil
indeks yang baik dapat dikenali dengan mudah dan tersebar luas di dunia,
sehingga fosil-fosil tersebut dapat membantu korelasi lokal maupun
internasional.

Pertanggalan mutlak melengkapi pertanggalan relatif dengan memberikan


umur kronologis spesifik (tidak terlalu tepat) untuk spesimen tertentu,
seperti 50 juta tahun sebelum sekarang. Beberapa tahun terakhir ini
bentuk pertanggalan mutlak yang dapat diandalkan semakin banyak karena
adanya perkembangan di bidang metode pertanggalan radiometrik. Metodemetode ini didasarkan pada peluruhan unsur radioaktif tertentu menjadi
isotop lain atau produk turunan. Dengan mengukur jumlah produk induk
dan turunannya dalam sampel batuan, maka perkiraan umur batuan
tersebut dapat dihitung.
Metode Carbon 14 (C-14) sudah banyak diketahui orang dan mereka
berasumsi bahwa umur fosil dapat dihitung dengan metode ini. Sebenarnya,
dalam sebagian besar kasus metode C-14 hanya berguna untuk materi
organik yang umurnya kurang dari 50.000 tahun, termasuk sisa-sisa manusia
dan artefak, tapi tidak termasuk fosil. Pertanggalan mutlak terhadap fosil
membutuhkan metode pertanggalan lain seperti metode potassium-argon
atau rubidium-strontium, yang menggunakan isotop dengan tingkat
peluruhan rendah (paruh-waktunya lebih lama). Isotop jenis ini jarang
terdapat pada fosil, tetapi dapat ditemukan pada lapisan batuan di
sekitarnya atau yang berdekatan, sehingga menghasilkan perkiraan umur
untuk unit batuan yang mengandung fosil tersebut. Dengan menggunakan
prinsip-prinsip yang disebutkan di atas, para ahli juga dapat mengurangi
perkiraan umur lapisan batuan lain yang berkorelasi dengan formasi yang
sama, demikian juga dengan perkiraan umur untuk lapisan di atas dan di
bawah formasi batuan tersebut (yang bisa saja lebih tua atau lebih muda).
Istilah di atas dan di bawah dalam konteks ini digunakan dalam
pengertian relatif atau stratigrafis; artinya, istilah itu didasarkan pada posisi
unit-unit batuan secara relatif terhadap satu sama lain (atau unit-unit yang
bekorelasi), bukan dalam arti ketinggian di atas permukaan laut. Cabang
geologi yang mempelajari korelasi lapisan batuan disebut stratigrafi (atau

biostratigrafi jika fokusnya adalah fosil dalam lapisan batuan), dan cabang
ilmu ini merupakan alat yang penting bagi ahli paleontologi.

Sabtu, 13 Agustus 2011 - Tanpa waktu yang tepat, para peneliti tidak
dapat merekonstruksi kronologi yang handal mengenai kapan dan
bagaimana manusia berevolusi. Teknik penentuan waktu modern
memungkinkan ilmuan untuk mengatakan, dengan hanya celah kesalahan
20 ribu tahun, kalau Lucy hidup 3,18 juta tahun lalu. Bahkan bila 20 ribu
tahun terasa besar, ia bukanlah besar bila dibandingkan dengan ukuran
jutaan tahun. Sungguh, dalam waktu geologis, waktu ini sangat teliti. Sedikit
saja dari metode ini menentukan waktu dari fosil itu sendiri; sebagian besar
menentukan waktu lapisan batuan sekitarnya di atas dan dibawah fosil. Para
peneliti menggabungkan dua metodologi untuk menentukan usia lapisanlapisan ini: pewaktuan relatif dan pewaktuan mutlak.

Pewaktuan relatif menyusun barisan lokasi, peristiwa, atau artefak dalam


urutan kronologis dari yang tertua ke yang termuda, tanpa memberikan
waktu. Aturan yang berguna adalah Hukum Superposisi, yang menyatakan
kalau benda yang ditemukan di lapisan bawah pasti lebih tua dari yang
ditemukan di lapisan atas. Aturan ini berlaku sejauh lapisan-lapisan tidak
bergeser, faktor yang dapat ditentukan lewat paleomagnetisme.
Biostratigrafi adalah teknik pewaktuan relatif yang menggunakan barisan
perubahan evolusi pada hewan seperti pengerat untuk menentukan waktu.
Pengerat adalah alat ukur yang berguna karena mereka memiliki rentang
generasi singkat dan menampilkan perubahan evolusi lebih cepat daripada
hewan lain. Karena ada lebih banyak bentuk pengerat, waktu dapat
ditentukan dengan lebih teliti.
Pewaktuan mutlak memberikan usia pada sebuah spesimen, biasanya
dengan rentang kesalahan tertentu. Salah satu teknik yang paling umum
adalah pewaktuan radioaktif. Teknik ini menggunakan laju peluruhan isotop
radioaktif untuk menentukan seberapa lama di masa lalu benda tersebut
terbentuk. Isotop radioaktif meluruh seiring waktu dengan kecepatan relatif
konstan, yang disebut waktu paruh (half life). Half-life mengukur seberapa
lama waktu diperlukan separuh isotop radioaktif untuk meluruh menjadi
bentuk s tabil. Tiap peluruhan isotop radioaktif meluruh dengan laju berbeda.
Sebagai contoh, peluruhan isotop karbon 14 memiliki laju lebih cepat
daripada potasium 40, namun semua peluruhan karbon 14 kecepatannya
sama.
Pewaktuan potassium argon menggunakan isotop radioaktif potasium 40.
Potasium alaminya meluruh menjadi gas argon. Kedua unsur ini (bersama
yang lainnya) terkandung dalam batuan gunung berapi. Ketika batuan
tersebut meleleh, ia melepaskan gas seperti argon ke atmosfer. Saat ia
mendingin dan mengeras, batuan vulkanis menjebak gas-gas kedalam
kristal-kristal kecil. Potasium 40 terus meluruh menjadi gas argon, namun
gasnya tidak dapat lari dari batuan. Ahli geologi dapat melelehkan batu
tersebut dan mengukur gas argon yang terlepas, yang akan menentukan
seberapa lama waktu telah berlalu semenjak batu tersebut meleleh.

Cara kerja pewaktuan radioaktif


Waktu paruh potasium 40 adalah 1,3 miliar tahun. Karena perlu setidaknya
200 ribu tahun agar ada cukup gas argon untuk menumpuk dan
memungkinkan pengukuran yang akuraat, teknik potasium-argon digunakan
untuk
menentukan
waktu
benda
yang
lebih
tua.
Pewaktuan
radiokarbonmenggunakan karbon 14, yang memiliki waktu paruh hanya
5730 tahun; ia hanya mampu menentukan usia benda yang paling tua
berusia 50 ribu tahun. Teknik pewaktuan mutlak lainnya mencakup
termoluminesens dan resonansi spin elektron.
Baik teknik relatif maupun mutlak harus digunakan untuk menentukan usia
fosil. Menggunakan metode potasium-argon, para peneliti menentukan
lapisan yang diatas spesimen Lucy berusia 2,95 juta tahun dan dibawahnya
berusia 3,18 juta tahun. Pewaktuan relatif menunjukkan kalau Lucy berada di
antara kedua waktu tersebut, dan lebih dekat ke 3,18 juta tahun.

Penentuan Umur dengan C-14


Ditulis oleh Stanley E. Anderson pada 31-03-2003
Kimia analitis memegang peranan penting dalam banyak disiplin ilmu. Hal ini
antara lain karena kimia analitis mampu memberikan informasi yang krusial
kepada para geolog, fisikawan atmosfer, ataupun arkeolog. Agar dapat
benar-benar berguna, tentu saja informasi analitis ini harus akurat, dan
dalam pengukuran apapun, baik pengukuran pH suatu larutan maupun

pengukuran umur arang hasil pembakaran kayu bakar dari zaman manusia
purba, kunci untuk memperoleh akurasi adalah kalibrasi. Dalam buku-buku
teks kimia, penentuan umur dengan menggunakan radiokarbon bergantung
pada pembentukan karbon-14 di bagian atas atmosfer menurut reaksi
berikut ini:

Menurut persamaan reaksi ini, terjadi konversi nitrogen biasa menjadi


karbon-14 yang bersifat radioaktif oleh neutron berenergi tinggi (yang
dihasilkan oleh radiasi kosmis). Karbon-14 memiliki waktu-paruh 5.730
tahun, atau, dengan kata lain, 1,0 gram karbon-14 akan berdekomposisi
menjadi tepat 0,5 gram dalam 5.730 tahun. Karbon-14 meluruh dengan
membebaskan partikel beta menurut persamaan berikut.

Atom-atom karbon tunggal yang dihasilkan di atmosfer bagian atas ini


bersifat sangat reaktif dan segera bergabung dengan oksigen untuk
membentuk karbon dioksida yang digunakan oleh tumbuh-tumbuhan.
Tumbuhan selanjutnya dimakan oleh hewan, sehingga masuklah karbon-14
ke dalam rantai makanan. Penentuan umur dilakukan dengan
mengasumsikan bahwa persentase karbon-14 di atmosfer adalah konstan
dan bahwa radiokarbon dalam semua organisme hidup berada dalam
kesetimbangan dengan atmosfer. Jika asumsi-asumsi ini tepat, persentase
karbon-14 dalam organisme hidup akan sama dengan persentase karbon-14
di atmosfer. Ketika tumbuhan dan hewan mati, kesetimbangan dengan
atmosfer juga berhenti, dan karbon-14 dalam tubuh organisme mulai
meluruh. Jumlah karbon-14 yang tersisa dapat digunakan untuk
memperkirakan umur dari tumbuhan dan hewan yang telah mati tersebut.
Yang diperlukan untuk perkiraan umur tersebut hanyalah pengukuran
rasio
dan ini dapat dilakukan dengan mudah menggunakan
spektrometri massa. Diagram skematik dari sebuah spektrometer massa
sederhana dapatldilihat pada gambar berikut ini :

Image Courtesy of Houghton Mifflin Company**


Permasalahan dari metode ini adalah proporsi karbon-14 dalam keseluruhan
karbon dioksida di atmosfer tidaklah konstan tetapi bervariasi sedikit dari
waktu ke waktu karena tidak konstannya produksi radiokarbon di atmosfer
dari tahun ke tahun. Laju produksi radiokarbon ini dipengaruhi oleh
perubahan ventilasi lautan (misalnya, permukaan laut yang lebih hangat
melepaskan lebih banyak karbon dioksida yang terlarut di dalamnya), atau
oleh variasi geomagnetik (neutron memiliki momen magnetik dan akan
dipengaruhi oleh perubahan siklis medan magnetik bumi). Faktor lain, seperti
adanya supernova (ledakan bintang di akhir usianya), dapat menyebabkan
perubahan fluks sinar kosmis (radiasi gamma). Sinar kosmis, ketika
berinteraksi dengan atom-atom di bagian atas atmosfer, menghasilkan
neutron dan proton, dan neutron yang dihasilkan kemudian dapat bereaksi
dengan nitrogen untuk membentuk karbon-14. Adanya variasi level karbon14 di atmosfer berarti bahwa kalibrasi diperlukan dalam hal penentuan umur.
Kalibrasi ini dilakukan dengan memanfaatkan objek lain yang telah diketahui
umurnya, sehingga dapat dilakukan koreksi terhadap rasio
hasil
pengukuran pada objek yang akan ditentukan umurnya. Dengan demikian,
pengaruh berubah-ubahnya laju produksi karbon-14 dapat dihilangkan. Cara
elegan untuk melakukan kalibrasi ini adalah dengan membandingkan umur
yang ditentukan oleh hasil pengukuran karbon-14 dengan usia pepohonan.
Usia pepohonan ditentukan dengan menghitung cincin pertumbuhan
tahunan pada pohon-pohon yang berusia sangat tua, seperti sequoia dan
jenis pinus tertentu (beberapa jenis pinus jerman berusia 10.000 tahun).

Penentuan umur dengan radiokarbon memberikan hasil yang akurat selama


objek yang akan ditentukan umurnya masih berada dalam kisaran 10.000
tahun yang telah dikalibrasi. Pada dasarnya, dimungkinkan untuk
menentukan umur objek sampai dengan 50.000 tahun, tetapi dalam
prakteknya, untuk umur yang lebih tua daripada 10.000 tahun, tidak ada
metode kalibrasi yang dapat digunakan, sampai baru-baru ini setelah
ditemukannya suatu metode baru. Sebelum itu, kesalahan (error) dalam
menentukan umur diperkirakan bisa mencapai 3000 tahun.
Metode kalibrasi terbaru tersebut dilakukan oleh Kitagawa dari International
Center for Japanese Studies dan van der Plicht di University of Goningen,
Netherlands. Mereka menganalisis lebih dari 250 contoh fosil yang diambil
dari deposit sedimen yang terbentuk lapisan demi lapisannya setiap tahun di
Danau Suigetsu di Jepang. Menghitung jumlah lapisan sedimen analog
dengan menghitung cincin pertumbuhan tahunan pada pepohonan. Data
yang diperoleh dari sedimen-sedimen berusia muda sangat cocok dengan
data yang diperoleh dari cincin pepohonan. Dengan menggunakan
pengukuran dari banyak percobaan berbeda, kedua peneliti ini mampu
memplot kurva kalibrasi yang membandingkan antara umur yang
disimpulkan dari pengukuran proporsi karbon-14 dengan umur yang
disimpulkan dari sumber-sumber lain. Secara umum, umur sebenarnya
(actual age) dari sebuah objek sedikit lebih kecil daripada umur yang
diperoleh dengan metode karbon-14. Perbedaan ini biasanya dapat
diabaikan untuk periode yang tercatat dari sejarah manusia, tetapi bisa
berarti diperlukannya koreksi yang signifikan untuk periode-periode
sebelumnya. Kalibrasi ini hasilnya sama dengan hasil dari usaha kalibrasi lain
yang menggunakan data lebih sedikit, selain itu juga memberi hasil yang
sama dengan metode radioisotop lainnya (yang menggunakan uranium dan
thorium) dalam suatu penelitian untuk mengestimasi umur karang laut.
Diperluasnya kalibrasi karbon-14 ini memiliki arti penting dalam upaya
memastikan akurasi penentuan umur bahan organik, dan juga, lebih dari itu,
memungkinkan kita untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam
tentang variasi lautan dan iklim planet bumi dihubungkan dengan zaman es
terakhir, tentang medan magnetik bumi, dan tentang fluktuasi dalam
produksi radioisotop di atmosfer.

Ilmuwan Mampu Prediksi Usia Nenek Moyang Tertua Manusia


Ahmad Taufiqurrakhman - Okezone
Sabtu, 10 September 2011 15:10 wib
7 71 Email0

Australopithecus Sediba (foto: anthropologynet.com)


WASHINGTON - Para ilmuwan akhirnya mampu memprediksi usia fosil dari
nenek moyeng tertua manusia, yang ditemukan di akhir tahun lalu di Afrika
Selatan.
Para ilmuwan mengkonfirmasi bahwa usia dari nenek moyang langsung yang
tertua mungkin adalah 1,98 juta tahun yang lalu. Hal ini mereka umumkan
setelah berhasil meneliti fosil awal manusia, yakni Australopithecus Sediba,
di Afrika Selatan, tahun lalu.
Serangkaian penelitian yang yang dilakukan di batuan sedimen di Malapa

Cave, Afika Selatan, telah berhasil mengetahui usia dari fosil tersebut.
Demikian seperti yang dikutip dari New Kerala, Sabtu (10/9/2011).
"Mengetahui usia mereka sangat penting untuk menempatkan mereka dalam
pohon keluarga manusia, dan usianya pun cukup menjelaskan bahwa
Australopithecus merupakan kandidat terbaik kami sebagai nenek moyang
tertua manusia," ujar Dr Robyn Pickering dari University of Melbourne's
School of Earth Sciences, pimpinan dari penelitian tersebut.
"Hasil dari penelitian ini dapat juga menghadirkan informasi waktu yang
berharga dari semua fosil nenek moyang manusia sebelumnya," tambahnya.
Temuan ini dipublikasikan dalam edisi khusus jurnal sains internasional
Science.

Anda mungkin juga menyukai