2analisis Krim
2analisis Krim
A ja k te m a n 2 a n d a d a n k u n ju n g i t e r u s h t tp :/ /t u g a s 2 k u lia h .w o r d p r e s s . c o m
u n tu k m e n d a p a tk a n k e b u tu h a n d o k u m e n a n d a
J ik a A n d a b e r k e n a n
K a m i m e n g h a r a p k a n D o n a s i A n d a s e b a g a i s u m b a n g a n s e ik h la s n y a
u n t u k t e r u s m e m b a n g u n w e b s ite in i a g a r m a m p u s e s u a i k e b u tu h a n
d a n s e m u d a h m u n g k in u n t u k t e r u s d i a k s e s s e m u a o r a n g .
K a m i t u n g g u d o n a s i a n d a k e r e k e n in g k a m i :
A t a s N a m a : A n d i A g u s s a lim
B A N K B C A C abang Panakukkang
N o. R ek : 7890548207
B A N K B R I U n it R a p p o c in i S o m b a O p u
N o . R e k : 3 8 0 7 -0 1 -0 0 1 4 1 4 -5 0 -2
P a y p a l / C r e d it C a r d
P a y p a l ID :
a n d ia g u s s a lim @ g m a il. c o m
a t a u D o n a s i b e r u p a P u ls a k e N o m o r :
0 8 13 4 2 0 9 2 13 7
S M S k a m i jik a m e m b u t u h k a n s e b u a h d o k u m e n ..! ! ! a k a n k a m i u p lo a d
H id u p in i a d a la h m e m b e r i b u k a n m e n e r im a !!!
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit
merupakan
organ
tubuh
yang
terletak paling
luar dan
iu/ounce.
Namun
betapapun
rendahnya
dosis
yang
dipakai
masih
dianggap
perlu
perhatian
dan
diberikan
pembatasan
desintegrasi dan pengelupasan kulit. Asam salisilat dengan dosis yang tepat
dapat memberikan efek terapeutik yang
dapat mengendap di
kulit dan menyebabkan kulit tampak biru kehitaman dan dapat memicu
timbulnya kanker melanocyt atau kanker kulit. Oleh sebab itu, untuk
melindungi masyarakat dari bahaya penggunaan asam salisilat dengan
konsetrasi tinggi dalam kosmetik maka BPOM telah menetapkan kadar
maksimun yang di izinkan terkandung dalam produk kosmetik, termasuk anti
produk jerawat tidak boleh lebih dari 2 %. (Wasitaatmadja M.S, 1997 dan
Anief M, 1997 dan City74.wordpress.com, tanggal 15 desember 2008)
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang timbul adalah
apakah kosmetik terutama krim anti jerawat yang beredar di pasaran telah
memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No.HK.00.05.4.1745 tanggal 5 Mei
2003 tentang kosmetika, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai kadar
asam salisilat yang terkandung dalam krim anti jerawat, sedangkan tujuannya
adalah untuk menentukan kadar asam salisilat yang terkandung dalam krim
anti jerawat yang beredar di kota Makassar.
Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data
mengenai kadar asam salisilat yang terkandung dalam krim anti jerawat yang
beredar di kota Makassar.
Dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada masyarakat tentang kadar kandungan asam salisilat dalam
krim anti jerawat agar terhindar dari produk-produk yang membahayakan
kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
di
banding
dengan
obat
sehingga
pembuatanya,
2. Uraian Krim
Krim didefenisikan sebagai cairan kental atau emulsi setengah
padat baik bertipe air dalam minyak atau minyak dalam air. Krim
adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi yang mengandung air
tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Ada
dua tipe krim, krim tipe minyak dalam air
dalam minyak ( A/M). Istilah krim secara luas digunakan dalam farmasi
dan industri kosmetik.
Krim biasa digunakan sebagai emolien atau pemakaian obat
pada kulit atau skin care dan perawatan pada rambut atau hair care.
(Depkes RI., 1979, Ansel,C,H.,2005 dan Syarifah., 2007).
3. Uraian Jerawat ( Wasitaatmadja M.S, 1997 )
Jerawat merupakan salah satu penyakit umum di dunia.
Jerawat adalah penyakit kulit akibat peradangan menahun dari folikel
pilosebasea yang ditandai dengan adanya erupsi komedo, papul,
pustule, nodus dan kista pada tempat predileksi : muka, leher, lengan
atas, dada, dan punggung. Jerawat disebabkan oleh aktivitas kelenjar
minyak di bawah kulit yang memproduksi minyak secara berlebihan
dan bersama sel-sel kulit mati yang menutupi pori-pori. Hal ini
mengundang bakteri sehingga mengakibatkan peradangan atau
inflamasi. Aktivitas kelenjar minyak meningkat karena adanya
rangsangan hormon-hormon yang mulai aktif selama pubertas.
( 15-
yang
sistemik
ditujukan
terutama
untuk
hormonal.
Wasitaatmadja
M.S,
1997
dan
d. Indera perasa
e. Faal pergetahan ( Faal sekretoris )
C. Uraian Tentang Asam Salisilat
1. Sifat asam salisilat
Secara kimia asam salisilat disintesis pada tahun 1860 dan
telah di gunakan secara luas dalam terapi dermotologis sebagai suatu
agen keratolitik. Digunakan pada bagian luar tubun yang pada kulit
sebagai antiseptik lemah serta keratolitikun (melarutkan sel-sel kulit
mati). Agen ini berupa bubuk berwarna putih yang mudah larut dalam
alkohol tetapi sukar larut dalam air. Asam salisilat merupakan zat anti
akne sekaligus keratolitik yang lazim diberikan secara topikal.
Penggunaanya dalam kosmetik anti akne atau karatolitik merupakan
usaha
untuk
meningkatkan
kemampuan
kosmetika
tersebut
2002)
3. Toksisitas asam salisilat
Salisilat sering digunakan untuk mengobati segala keluhan
ringan dan tidak berarti sehingga banyak terjadi penggunasalahan
atau penyalahgunaan obat bebas ini. Keracunan salisilat yang berat
dapat menyebabkan kematian, tetapi umumnya keracunan salisilat
bersifat ringan. Gejala saluran cerna lebih menonjol pada intoksikasi
asam salisilat. Efek terhadap saluran cerna, perdarahan lambung yang
berat dapat terjadi pada dosis besar dan pemberian contoh kronik.
Salisilisme dan kematian terjadi setelah pemakaian secara topikal.
Gejala keracunan sistemik
berlebihan asam salisilat di daerah yang luas pada kulit, bahkan sudah
terjadi beberapa kematian. Pemakaian asam salisilat secara topikal
pada konsetrasi tinggi juga sering mengakibatkan iritasi lokal,
peradangan akut, bahkan ulserasi. Untuk mengurangi absorpsinya
pada penggunaan topikal maka asam salisilat tidak digunakan dalam
Surat
keputusan
Kepala
Badan
POM
RI
No.
adalah
cabang
analisis
instrumental
yang
cukup
besar
pada
molekul
yang
dianalisis,
sehingga
1990).
Hubungan antara kadar dengan intensitas sinar yang diserap
oleh sampel yang di analisis dinyatakan oleh hukum Lambert-Berr
dalam bentuk persamaan sebagai berikut : (Sediaoetama, 1987)
Log Io/I = A=a.b.C
Dimana:
Io= intensitas sinar sebelum melewati sampel
I = intensitas sinar setelah melewati sampel
A= absorban
a = absopsifitas molekul
b = ketebalan kuvet
C = konsentrasi larutan
UV-Vis
mempunyai
keuntungan
yaitu
cahaya
oleh
molekul
dalam
daerah
spektrum
dalam
ikatan-
tereksitasi
yang
menimbulkan
serapan dala daerah dari 120 sampai 200 nm. Daerah ini dikenal
sebagai daerah ultraviolet vakum dan relatif tidak kebanyakan
memberikan keterangan. Diatas 200 nm, eksitasi elektron dari orbitalorbital p dan d dan orbital terutama sistem terkonjugasi - segera
dapat diukur dan spektrum yang diperoleh memberikan banyak
keterangan. Meskipun demikian, terd apat keuntungan yang selektif
dari serapan ultraviolet yaitu gugus-gugus karasteristik dapat dikenal
dalam molekul yang relatif kompleks. Sebagian besar dari molekulmolekul yang sangat kompleks mungkin transparan dalam ultraviolet
sehingga kita mungkin memperoleh spektrum yang semacam dari
molekul yang sederhana.
(Mulia, M.,Achmad S.,1990)
Spektrum ultaviolet adalah gambar antara panjang gelombang
atau transisi serapan lawan intensitas serapan (transmitasi atau
absorbansi). Sering juga data ditunjukkan sebagai gambar grafik atau
tabel yang menyatakan panjang gelombang lawan serapan molar atau
log dari serapan molar.
Pemilihan pelarut
b.
2.
3.
sekitar
panjang
gelombang
maksimal,
bentuk
kurva
3.
4.
5.
sampel
Sumber radiasi
Monokromator
Detektor
Blanko
1. Sumber radiasi
Sumber-sumber radiasi ultraviolet kebanyakan digunakan adalah
lampu hidrogen dan lampu deuterium. Sumber radiasi cahaya tampak
yang paling umum dipakai adalah lampu pijar tungsten. Lampu tungsten
merupakan campuran dari filament tungstein dan gas iodine (halogen).
Sumber radiasi ini dapat memancarkan radiasi kontinyu antara 380-780
nm.
2. Monokromator
Monokromator
merupakan
serangkaian
alat
optic
yang
Ax
As
( E 11cm )
. cara ini
E11 cm
memakai
nilai
ekstingsi
molar().
Cara
ini
akan
memperlihatkan
beberapa
penyimpangan,
diantaranya
berasal
dari
ketidaksempurnaan.
Penyimpangan
ini
yang
benar-benar
monokromatis
sehingga
menyebabkan
yang
disebabkan
oleh
ketidaksemprnaannya
caha
atau
tergantung
dari
spektrum
serapannya.
Sedangkan
cahaya
yang
berlangsung
akibat
tercapainya
4. Kecepatan
scanning,
keseluruhan
daerah
pengukuran
panjang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi laboratorik yang
merupakan penelitian laboratorium dengan menggunakan rancangan
eksperimental sederhana, yakni untuk menganalisis kadar asam salisilat
dalam krim anti jerawat yang beredar di kota Makassar secara
Kromatografi Lapis Tipis dan spektrofotometri UV-Vis.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Rencana penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai
Agustus 2009. Penelitian akan dilakukan di
POM di Makassar.
C. Alat dan Bahan
1.
Sumber radiasi
Monokromatorsampel
Blanko
Detektor
Aquadest
b.
c.
d.
Etanol absolut
e.
Etanol 95 %
f.
g.
h.
i.
Toluene
D. Prosedur kerja
1.
Pengambilan Sampel
Sampel penelitian adalah krim anti jerawat, diambil dari swalayan
di kota Makassar, lalu dilakukan pengumpulan data semua merek krim
anti jerawat kemudian diambil sebanyak
2.
4.
a.
b.
Pembuatan eluen
Cairan pengelusi atau eluen yang digunakan adalah asam
asetat glasial : toulene (80:20) dibuat sebanyak 100 ml dengan
mencampur 80 ml asam asetat glasial dengan 20 ml toulene dalam
botol, lalu dokocok hingga homongen.
c.
Penjenuhan chamber
Cairan pengelusi yang akan digunakan sebagai fase gerak
dimasukkan kedalam chamber yang tertutup. Kedalam eluen
tersebut kemudian dimasukkan potongan kertas saring. Jika semua
5.
baku
dan
noda
senyawa
yang
dihasilkan
yang
E. Pengumpulan data
. Data hasil identifikasi dengan menggunakan kromatografi lapis tipis
dan spektrofometri UV-Vis diperoleh dari hasil penelitian yang telah
dilakukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Kualitatif
Tabel 1 : hasil analisis asam saksilat dalam krim anti jerawat dengan
3 merek yaitu clean & clear, garnier, dan verille dengan
metode kromatografi lapis tipis.
Pengamata
Sampel
A
B
C
D
Hasil RF
0,57
0,57
0,57
0,57
n Warna
violet
violet
violet
violet
Pustaka
Ket
violet
violet
violet
violet
+
+
+
+
Keterangan :
A : Larutan sampel A
B : Larutan sampel B
C : Larutan sampel C
D : Baku pembanding asam saksilat
(+) : Positif mengandung asam saksilat
2. Analisis kuantitatif
Tabel 2 : Hasil analisis asam saksilat dalam krim anti jerawat
dengan 3 merek yaitu clean & clear, verille dan Garnier
29
dengan metode spektrofotometri UV-VIS
Berat
Kandunga
Serapa
No.
Sampel
Kandunga
Sampe
n Rata-rata
n
n (%)
l (Gr)
A
Larutan
sampel A
Larutan
sampel B
Larutan
sampel C
5,05
5,05
(%)
0,713
0,726
0,726
0,715
0,722
0,604 %
0,613 %
0,604 %
0,612 %
0,604 %
0,532 %
0,724
0,623
5,05
0,626
0,629
Serapan (A)
0,02412
0,563
B. Pembahasan
Analisis kandungan asam salisilat dalam 3 jenis merek krim anti
jerawat yaitu merek Clean & Clear, Garnier, dan Verille yang diambil dari
beberapa swalayan yang ada di Makassar dilakukan dengan analisis
kualitatif secara spektrofotometri UV-VIS.
Hasil analisis kualitatif asam salisilat dari sampel krim anti jerawat
lapis tipis dengan menggunakan cairan glacial Toulene : asam asetat
glacial (80 : 20) dengan penampak noda sinar UV 300 nm asam salisilat
pembanding diperoleh noda warna ungu muda. Adapun noda yang
didapat mempunyai RF 0,8 dan warna yang saka yakni ungu dengan
pembanding, hal ini menunjukkan bahwa pada masing-masing sampel
mengandung asam salisilat.
Badan pengawas obat dan makanan (BPOM) menetapkan kadar
asam salisilat maksimum yang diisinkan terkandung dalam produk
kosmetik, khususnya produk anti jerawat yaitu tidak lebih dari 6 % setelah
melakukan analisa kualitatif pada krim anti jerawat yang diuji, diperoleh
bahwa etiket sampel krim A yang mencantumkan kadar asam salisilat 0,5
%, setelah dilakukan penelitian kadar asam salisilat 0,5 %, setelah
dilakukan penelitian, kadar asam salisilat yang terkandung adalah 0,613
% untuk etiket sampel krim B yang kadarnya pada etiketnya 0,5 %,
setelah dilakukan penelitian, kadarnya yang terkandung yaitu tidak
berbeda jauh dari kadar pada sampel A yaitu 0,612 %.
Sedangkan untuk sampel krim C yang mencantumkan kadar 0,5
% pada etiket, setelah dilakukan penelitian, maka kadar yang diperoleh
yaitu 0,532 %.
Meskipun tidak sesuai dengan etiket tetapi memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan oleh BPOM.
Dari penelitian ini diperoleh bahwa kadar asam salisilat dari
semua produk krim anti jerawat persyaratan yang ditentukan oleh BPOM
yaitu kadar asam salisilat dalam krim anti jerawat tidak lebih dari 2 %.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan :
1. Analisis kualitatif secara kromatografi lapis tipis pada sampel krim anti
jerawat merek A, B, dan C.
2. Analisis kuantitatif secara spektrofotometri sinar tampak, yaitu
kandungan asam salisilat pada krim anti jerawat merek Clean & clear
dan Garnier tidak berbeda jauh yaitu dengan perbandingan 0,613 %,
0,612 % sedangkan merek Verille kandungan asam salisilat lebih
sedikit dibanding kedua jenis merek diatas yaitu 0,532 %.
B. Saran
Disarankan kepada BPOM agar lebih meningkatkan pengawasan
terhadap produk-produk krim anti jerawat yang mengandung asam
salisilat yang beredar di Makassar.
33
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M., (1997), Formulasi Obat Topikal dengan Dasar Penyakit Kulit,
Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Anonim, (2008), Kesehatan dan Kecantikan, http://City 74, Wordpress.com.
Ansel, C, H., (2005), Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV,
Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.
Depkes RI., (1997), Farmakope Indonesia, Edisi III, Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan RI, Jakarta.
Depkes RI, (1995), Instrumen Laboratorium Kesehatan, Departemen
Kesehatan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. Jakarta.
Depkes RI, (2000), Metode Analisa Pusat Pengujian Obat dan Makanan,
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI,
Jakarta.
Depkes, (2004), Perundang-Undangan Bidang Kosmetik, Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, Jakarta.
Ganiswara, S., (1995), Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, Bagian
Farmakologi, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
Gennaro, A. R, (1990), Remingtoris Pharceuhcal Science 18 Tahun Ed.
Mack Publishng Company, Pensylvania 786.
Gholib, Ibnu Ganddar., dkk., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
Jakarta.
Harahap, M, Dr, Prof, (2000), Ilmu Penyakit Kulit, Hipokrates, Jakarta.
Katzung, B, G., (2009), Farmakologi Dasar dan Klinik, buku 3 Edisi VIII,
Medica, Jakarta.
Mulja, Suharman, (1995), Analisis Instrumen, Airlangga University Press,
Surabaya.
Reynds, S. E. F, (1993), Marhudale The Extra Pharmacopela, th Ed.
Departemen, Of Pharmaceutical sance. Mack Phublising
Company, Pensylvarnia.
Nilai RF A =
8 cm
14 cm
= 0,57 cm
Nilai RF B =
8 cm
14 cm
= 0,57 cm
Nilai RF C =
8 cm
14 cm
= 0,57 cm
Nilai RF D =
8 cm
14 cm
= 0,57 cm
Keterangan :
Noda A = Krim anti jerawat merek Clean & clear
Noda B = Krim anti jerawat merek Garnier
Noda C = Krim anti jerawat merek Verille
Noda D = Baku Pembanding asam salisilat murni
Lampiran 2 :
Kode contoh : A
Serapan zat uji (Au) = 0,713
Serapan Baku (Ab) = 0,563
Berat baku yang ditimbang (Bb) = 0,02412 g
Berat contoh yang ditimbang (Bu) = 5,05 g
Rumus :
=
Au
Ab
0,713
0,563
Bb
Bu
= 0,604 %
x 100 %
0,02412
5,05
x 100 %
T E R IM A K A S IH T E L A H M E N D O W L O A D
A ja k te m a n 2 a n d a d a n k u n ju n g i t e r u s h t tp :/ /t u g a s 2 k u lia h .w o r d p r e s s . c o m
u n tu k m e n d a p a tk a n k e b u tu h a n d o k u m e n a n d a
J ik a A n d a b e r k e n a n
K a m i m e n g h a r a p k a n D o n a s i A n d a s e b a g a i s u m b a n g a n s e ik h la s n y a
u n t u k t e r u s m e m b a n g u n w e b s ite in i a g a r m a m p u s e s u a i k e b u tu h a n
d a n s e m u d a h m u n g k in u n t u k t e r u s d i a k s e s s e m u a o r a n g .
K a m i t u n g g u d o n a s i a n d a k e r e k e n in g k a m i :
A t a s N a m a : A n d i A g u s s a lim
B A N K B C A C abang Panakukkang
N o. R ek : 7890548207
B A N K B R I U n it R a p p o c in i S o m b a O p u
N o . R e k : 3 8 0 7 -0 1 -0 0 1 4 1 4 -5 0 -2
P a y p a l / C r e d it C a r d
P a y p a l ID :
a n d ia g u s s a lim @ g m a il. c o m
a t a u D o n a s i b e r u p a P u ls a k e N o m o r :
0 8 13 4 2 0 9 2 13 7
S M S k a m i jik a m e m b u t u h k a n s e b u a h d o k u m e n ..! ! ! a k a n k a m i u p lo a d
H id u p in i a d a la h m e m b e r i b u k a n m e n e r im a !!!