Jurnal
Jurnal
2013
ISSN : 2337-3830
Health Journal
Penelitian dan Pengembangan
Diterbitkan Oleh
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MARANATHA KUPANG
Healt h Journal
ISSN : 2337-3830
KETUA
Simon Sani Kleden, S.Kep, Ns., M.Kep
WAKIL KETUA
Stefanus Mendes Kiik, S.Kep., Ns
SEKRETARIS
Siti Sakinah, S.Kep., Ns
MITRA BESTARI
Dr. Muhammad D. Pua Upa, MS.
DEWAN REDAKSI
Aemilianus Mau, S.Kep., Ns., M.Kep. Sabinus Bungaama Kedang, S.Kep., Ns., M.Kep.
Titik Susanti, S.Kep., Ns. Hermina Legimakeni, S.Kep., Ns., MPH. Ana Ceunfin, SST.
Aqulina Akoit, SST, Tarsisius V. Tance, S.Kep., Ns, Servasius Ratu, S.Kep., Ns
Beatrix Tokan, S.Kep., Apt. Orpha Diana Suek, S.Kep., Ns., M.Kep.
Theresia Surat Bayo, S.Kep., Ns. Anak Agung Istri Feni, S.Kep., Ns.
Damitha Palalangan, SKM., M.Hum, Belandina Nggadas, SST,
Edit Natalia, SST, Virginia Moniz, SST, Maria Kredok, SST
Merry Fangidae, SST, MPH, Dina Ludji, SST., M.Kes
Valentina Somi, SST, Reynaldis Gerans, S.Kep., Ns
Bendelina Kaka Monde., SST, Maria Ernestin, SST
Agustina Seran, S.Sit., MPH, Rosalinda Untis, SST
PENERBIT :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA KUPANG
ALAMAT REDAKSI :
Kampung Bajawa Nasipanaf
Baumata Barat Kabupaten Kupang
Phone / Fax : (0380) 0411851483
Email : maranathajim@ymail.com
Health Journal
ISSN : 2337-3830
1-6
7-12
13-20
Gambaran pengetahuam ibu nifas tentang involusi uterus di ruang nifas RSUD
W.Z. Yohanes Kupang Tahun 2012. (Juleha Pua Geno)
21-25
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester II dan III Tentang Nutrisi di Puskesmas
Kota Soe, Kabupaten TTS Tahun 2012 (Hermina Legimakani)
26-31
32-36
37-41
42-46
Gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang materi (isi) buku KIA di
Puskesmas Bakunase Kupang. (Dina Suryani Ludji)
47-52
10
53-57
11
58-66
12
67-72
13
73-77
14
78-85
Latar Belakang
Operasi atau pembedahan merupakan
pengalaman traumatik yang mengancam setiap
orang yang akan menjalani pembedahan.
Kecemasan ini biasanya dilatar belakangi
berbagai alasan. di antaranya adalah ancaman
kematian. nyeri. perdarahan. perubahan peran dan
kemandirian. kerusakan integritas kulit. anestesi
yang digunakan. kehilangan waktu kerja.
kehilangan pekerjaan dan tanggung jawab
terhadap
keluarga.
Besarnya
kecemasan
tergantung pada harapan hasil operasi. manfaat dan
jenis organ yang diangkat.
Beberapa penelitian menemukan bahwa
75%-85% pasien cemas sebelum operasi.
sehingga membutuhkan intervensi keperawatan
berupa pemberian pendidikan kesehatan. latihan
teknik relaksasi. menerapkan praktek spiritual
yang biasanya dilakukan oleh pasien seperti
berdoa. membaca alkitab. menyanyi atau
mendengarkan lagu rohani. sering spiritual
(Brunner dan Suddarth. 2000. Asmadi. 2008. Aziz
Alimul 2006. Ann Isaacs. 2005).
Musik menjadi bahasa universal yang bisa
dinikmati oleh semua orang. dari bayi sampai ke
orang tua. Aktifitas hidup terasa hambar. tidak
bergairah dan tak berwarna tanpa ada musik.
Musik bisa dipakai sebagai sarana apresiasi.
hiburan. gaya hidup. bisnis. penyeimbang dan
* Staf Pengajar Jurusan Keperawatan
Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan kecemasan sebelum terapi musik di Ruang Anggrek,
Cempaka dan Asoka RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang
Tingkat kecemasan
Frekwensi
Prosentase (%)
Ringan
Sedang
45
75
Berat
10
17
Total
60
100
Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan kecemasan setelah terapi musik di Ruang Anggrek,
Cempaka dan Asoka RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang
Tingkat kecemasan
Frekwensi
Prosentase (%)
Tidak Cemas
27
45
Ringan
30
50
Sedang
Berat
Total
60
100.0
Tabel 3
Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N
Kecemasan Post Operasi -
Negative Ranks
60
b
Positive Ranks
Mean Rank
Sum of Ranks
30.50
1830.00
.00
.00
Ties
Total
60
Test Statisticsb
Kecemasan
Post Operasi Kecemasan
Pre Operasi
Z
-6.952a
.000
Fase Pertama
lain.
Afektif; tidak sabar. tegang. neurosis. tremor.
gugup yang luar biasa. sangat gelisah dan lainlain.
Menurut Dadang Hawari. 2002 dan Alimul
Azis. 2006 adalah ; melakukan teknik relaksasi
seperti napas dalam. mendengarkan musik.
meditasi/yoga. berdoa. memberikan terapi anti
cemas. psikoterapi suportif. kognitif. re-edukatif.
re-konstruktif. psiko-dinamik. perilaku dan
keluarga.
Saran
mudah yang bisa digunakan oleh siapa saja untuk Artanto. Kumpulan Artikel Keperawatan. Diakses
menciptakan
relaksasi.
ketenangan.
dan
dari http//www.Artanto.Com. Tanggal
kesenangan pikiran. hati. dan emosi setiap hari.
akses: 30 Oktober 2009.
Anonim. Kumpulan Artikel Keperawatan. Diakses
dari http : // psikologi . tarumanagara. ac.id/
moodle /surket /skripsi /skripsi.php.
Tanggal akses: 01 Nopember 2009.
Daftar Pustaka
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawata..
Jakarta : EGC.
Borst, J. 1981.
Latihan Doa Kontemplatif.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Gero, P. S. 2005. Ketrampilan Komunikasi Klien
dalam Situasi Khusus. Kupang
: Gita
Kasih.
Gero, P. S. 2005. Dampak Perilaku Positif untuk
Meningkatkan Komunikasi yang Asertif
dan Tanggung Jawab. Kupang : Gita
Kasih.
Hidayat, A.A. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia
Aplikasi
Konsep
dan
Proses
Keperawatan.
Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) merupakan
salah satu indikator kegagalan layanan kesehatan
di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena
beberapa sebab, di antaranya karena Anemia.
Anemia pada kehamilan juga berhubungan
dengan meningkatnya angka kesakitan ibu.
Anemia karena defisiensi zat besi merupakan
penyebab utama Anemia pada ibu hamil
dibandingkan dengan defisiensi gizi lain. Oleh
karena itu, anemia gizi pada masa kehamilan
sering diidentikkan dengan anemia gizi besi.
Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah
gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkit
lebih dari 600 juta manusia. Dengan frekuensi
yang masih cukup tinggi, berkisar antara 10%
sampai 20%.
Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih
tinggi sehingga memicu peningkatan produksi
eritropoetin. Akibatnya volume plasma bertambah
dan sel darah merah meningkat. Namun,
peningkatan volume plasma terjadi dalam
proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi
penurunan
konsentrasi
haemoglobin
(Prawirohardjo, 2009).
Menurut World Health Organization
(WHO) memperkirakan lebih dari 500.000 ibu
pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin.
Sedangkan angka kejadian Anemia berkisar 20%
sampai 89% dengan menetapkan Hb 11 gram%
sebagai dasarnya.
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan
* Staf Pengajar Jurusan Keperawatan
HASIL
No
Bulan
Anemia Ringan
Anemia Sedang
Anemia Berat
Desember
3.6
0.4
0.4
Januari
17
7.7
10
4.5
2.7
Februari
12
5.4
2.7
2.7
Maret
10
4.5
0.9
0.4
April
3.6
0.9
1.8
Mei
10
4.5
1.3
1.8
Juni
11
5.0
0.4
0.4
Juli
16
7.3
0.9
0.4
Agustus
19
8.6
0.4
0.4
10
September
21
9.5
0.9
1.8
11
Oktober
2.7
0.4
0.4
12
November
19
8.6
0.4
0.4
157
71.6
32
14.6
31
14.1
Total
Bulan
Anemia ringan
Anemia Sedang
Anemia berat
Desember
0.4
0.4
Januari
4.1
0.9
0.4
Februari
1.3
0.9
0.4
Maret
0.4
April
0.4
Mei
0.4
0.4
0.4
Juni
0.4
0.4
Juli
1.3
0.4
Agustus
0.4
0.4
10
September
2.2
0.9
0.4
11
Oktober
0.4
0.4
12
November
0.9
0.4
29
13.2
13
5.9
1.8
Total
No
Bulan
Anemia ringan
Anemia Sedang
Anemia berat
Desember
0.4
Januari
0.9
0.4
Februari
2.2
0.9
0.9
Maret
0.9
April
0.4
Mei
0.9
0.4
0.4
Juni
0.4
Juli
0.4
0.4
0.4
Agustus
0.4
10
September
0.9
0.4
0.4
11
Oktober
0.4
12
November
0.4
0.4
19
8.6
3.1
2.7
Total
Sumber : Data sekunder
Jurnal Kesehatan (Health Journal)
10
Tabel 4 Distribusi Frekuensi gambaran Kejadian Anemia karena Defisiensi zat besi di
Puskesmas Oesao Kabupaten Kupang Desember 2011- November 2012
Anemia ringan
Anemia Sedang
Desember
1.8
0.4
0.4
Januari
4.1
2.2
1.3
Februari
2.2
1.8
0.9
Maret
2.7
1.3
0.4
April
2.2
1.3
1.3
Mei
10
4.5
0.4
Juni
4.1
0.4
Juli
3.1
1.8
0.4
Agustus
3.1
3.1
1.8
10
September
4.1
1.3
0.9
11
Oktober
1.8
0.4
12
November
12
5.4
0.9
0.9
87
39.7
35
15.9
19
8.6
No
Bulan
Total
11
Anemia berat
Daftar Pustaka
Manuaba, (2001). Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Marmi dkk, (2011). Asuhan Kebidanan Patologi.
Jogyakarta: Pustaka Pelajar
Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetric Fisiologi,
Obstetric Patologis. Edisi 2, jilid 1 dan 2.
Jakarta: EGC
Notoadmojdho, S. (2003). Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam dan Pariani. (2001). Metodologi Riset
Keperawatan. Jakarta: CV. Sagung Seto
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Sadikin, M. (2001). Biokimia Darah. Jakarta:
Widya Medika.
Sastrawinata, S. (1981). Obstetri Patologi.
Bandung: Elstar offset
Supandiman, I. (1997). Hematologi Klinik.
Bandung: Alumni
Prawirohardjo, S. (2009).
Jakarta: Bina Pustaka
Ilmu
Kebidanan.
Saran
Bagi Ibu Hamil
Diharapkan bagi ibu hamil untuk selalu
menjaga
kesehatannya,
dengan
rajin
memeriksakan diri ke puskesmas atau sarana
kesehatan yang ada serta meningkatkan
pengetahuan tentang anemia agar mencegah
terjadinya anemia serta komplikasinya.
Bagi Puskesmas
Diharapkan bagi puskesmas untuk terus
meningkatkan pelayanan pelayanan pada ibu
hamil dengan memberi penyuluhan kesehatan
bagi ibu hamil tentang anemia sehingga dapat
membantu menurunkan angka kejadian anemia.
Bagi Peneliti
Dari hasil penelitian ini peneliti dapat
menambah pengetahuan dan dengan penelitian ini
juga
dapat
mengidentifikasi
gambaran
pengetahuan ibu hamil tentang anemia.
12
Latar Belakang
13
Jenis Kelamin
n
Laki-laki
11
61,1
Perempuan
38,9
Jumlah
18
100
n
6
%
33,3
22,2
Ileus obstruktif
16,7
Cholesistitis
Hypertrophi prostat
Tumor uterus
Jumlah
2
2
1
18
11,1
11,1
5,6
100
Frekuensi
Jenis Penyakit
Frekuensi
15-23 tahun
n
1
%
5,6
Pemulihan
24-32 tahun
11,1
Peristaltik usus
33-41 tahun
38,9
42-50 tahun
22,2
51-60 tahun
22,2
Jumlah
18
100
Sesudah
Pulih
Belum pulih
18
100
18
100
Jumlah
18
100
18
100
Sesudah
Pulih
44,4
Belum pulih
18
100
10
65,6
Jumlah
18
100
18
100
Sesudah
Pulih
44,4
18
100
Belum pulih
10
65,6
Jumlah
18
100
18
100
Pembahasan
Jenis Kelamin
Berdasarkan data hasil analisis univariat
menunjukkan bahwa frekuensi kelompok
responden terbanyak yang telah menjalani operasi
abdomen adalah berjenis kelamin Laki-laki yaitu
sebanyak 11 orang (61,1 %) sedangkan
perempuan sebanyak 7 orang (38,9%). Kasus
tumor intra abdomen seperti karsinoma gaster,
karsinoma kolorektal lebih banyak pada laki-laki
(Grace dan Borley, 2006). Selain itu peneliti
mendapatkan bahwa banyak pasien berjenis
kelamin perempuan yang menjalani operasi
abdomen seperti sectio caesarea menggunakan
anestesi spinal sehingga tidak memenuhi kriteria
inklusi penelitian.
Umur
Berdasarkan hasil analisis univariat
ditemukan bahwa frekuensi kelompok responden
terbanyak yang telah menjalani operasi abdomen
adalah kelompok umur 33-41 tahun yaitu
berjumlah 7 orang (38,9%), diikuti kelompok
umur 42-50 tahun dan 51-60 tahun yang masingmasingnya berjumlah 4 orang (22,2%), kelompuk
umur 24-32 tahun berjumlah 2 orang (11,1%)
sedangkan kelompok umur yang paling sedikit
adalah 15-23 tahun yang berjumlah 1 orang (5,6
%).
Hal ini sesuai dengan pendapat Grace dan
Borley (2006) bahwa penyakit divertikular lebih
banyak terjadi pada usia 40 tahun,
kasus
apendisitis lebih banyak terjadi pada dekade
kedua dan ketiga, jarang terjadi di bawah usia 2
tahun. Karsinoma kolorektal pada usia 50-an
tahun sedangkan kasus hypertropi prostat terjadi
pada umur lebih dari 50 tahun (Arkanda, 1989).
Sedangkan menurut Grace dan Borley (2006)
bahwa hypertropi prostat terjadi pada 50 % pria
yang berusia 60-90 tahun.
Jenis penyakit
Berdasarkan hasil analisis univariat
ditemukan bahwa frekuensi kelompok responden
terbanyak yang telah menjalani operasi abdomen
berdasarkan jenis penyakit adalah yang terbanyak
Tumor intra abdomen berjumlah 6 orang (33,3%),
peritonitis akibat perforasi berjumlah 4 orang
(22,2%), ileus obstruktif berjumlah 3 orang
(16,7%), cholesistitis dan hypertropi prostat
masing-masing berjumlah 2 orang (11,1%) dan
yang paling sedikit adalah tumor uterus berjumlah
1 orang (5,7%).
Hal ini sesuai pendapat Grace dan Borley
16
17
Labuang
Baji
Admin.
(2008).
Laparatomi.
(online).
www.catatanperawat.byethost15.com,
diakses tanggal 7 januari 2009.
(2006).
Obstruksi
Usus.
(online).
www.healthy.com, diakses 12 Desember
2008.
19
20
Latar Belakang
Pembangunan di bidang kesehatan harus
dilaksanakan sebagai bagian integral dari
pembangunan nasional, karena pada dasarnya
pembangunan nasional di bidang kesehatan
berkaitan erat dengan peningkatan mutu sumber
daya manusia yang merupakan modal dasar dalam
melaksanakan pembanguan. Salah satu indikator
untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa
di tandai dengan tinggi rendahnya angka kematian
ibu dan bayi. Hal ini merupakan suatu fenomena
yang mempunyai pengaruh besar terhadap
keberhasilan pembangunan kesehatan.
21
N
o
1
2
3
Hasil
Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa
responden yang berpengetahuan baik tentang
pengertian involusi uterus 33 orang (100%)
sedangkan yang berpengetahuan cukup dan
kurang tidak ada (0%).
Baik
Cukup
Kurang
33
0
0
100
0
0
Jumlah
33
100
Pengetahuan Ibu
Nifas tentang
Pengertian Involusi
Uterus
No
Pengetahuan Ibu
Nifas tentang Proses
Involusi Uterus
Baik
14
42
Cukup
13
39
Kurang
18
Jumlah
33
100
22
No
Pengetahuan Ibu
Nifas tentang
involusi uterus
Baik
13
39
Baik
14
42
Cukup
16
48
Cukup
15
Kurang
12
Kurang
14
42
Jumlah
33
100
Jumlah
33
100
No
No
Baik
14
42
2
3
Cukup
Kurang
5
14
15
42
Jumlah
33
100
Pembahasan
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pengertian
Involusi Uterus
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa
berdasarkan distribusi frekuensi tingkat pengetahuan
ibu nifas tentang pengertian involusi uterus diketahui
dari
33
responden keseluruhannya
(100%)
berpengetahuan baik.
Menurut Nursalam 2001 bahwa pendidikan
seseorang berpengaruh pada pengetahuannya, dimana
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya
pendidikan yang rendah/ kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai baru
yang diperkenalkan sehingga pengetahuan kurang.
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu. Pengindraan terhadap objek terjadi
melalui penca indra manusia diantaranya indra
penglihatan (Notoadmodjo,2003). Hal ini terbukti dari
hasil penelitian yang didapatkan 100% berpengetahuan
baik. Responden benar-benar memahami bahwa setelah
persalinan rahim akam mengalami proses kembalinya
rahim kekeadaan semula. Seperti yang pernah dilihat
responden disekitar lingkunganya, selama kehamilan
perut (rahim) membesar dan setelah persalinan rahim
kembali mengecil secara perlahan hingga beberapa
minggu. Perut akan tampak rata (kenbali mengecil) dan
ini menandakan rahim sudah kenbali kekeadaan
semula.
23
DAFTAR PUSTAKA
Wawan dan Dewi M, 2011, Teori dan
Pengukuran Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Manusia. Yokyakarta: Nuha
medika.
Ambarwati E, R dan Wulandari Diah, 2010,
Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta :
Nuha Medika.
Arikunto dan Suharsimi,
2010, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
http://cerminanhatial-insan.blogspot.com/2012/08/
konsep-dasar-masa-nifas.html.
http://health.detik.com/
read/2012/06/18/150023/1944052/763/
disclamer.html.
Latipun, 2006, Psikologi Konseling. Malang:
UNMUH.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri, Edisi kedua.
Jakarta : EGC.
Notoadmodja,S.
2010,
Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Notoadmodja,S.
2003,
Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Notoadmodja,S.,
2007, Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Nursalam.(2001). Konsep dan Penerapan
Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta :Salemba Medika.
Nursalam.(2003). Konsep Dan Penerapan
Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta :Salemba Medika.
Prawirohardjo Sarwono, 2010. Buku asuhan
nasional Pelayanan Kesehatan maternal
dan Neonatal. Jakarta: Bina pustaka. Setiadi,
2007. Konsep dan Penulisan Riset
Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Simatupang E,2006. Penerapan Unsur-unsur
Menejemen Dalam Praktek Kebidanan.
Jakarta: Awan Indah.
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah. 2012.
Wiknjosastro, M. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo.
Bagi
petugas
kesehatan
dapat
meningkatkan penyuluhan dan KIE tentang
involusi uterus, sehingga ibu dapat tahu dan
memahami mengenai involusi uterus.
25
Latar Belakang
Berdasarkan
data
menurut Survey
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). Indonesia
merupakan negara dengan angka kematian ibu
yang sangat tinggi yaitu 226 per 100.000
kelahiran hidup (SKRT 2011). Pada SKRT tahun
2003 di Indonesia dilaporkan bahwa 65,5% ibu
hamil yang status gizinya kurang dan SKRT tahun
2007 prevalensi status gizi kurang pada ibu hamil
terjadi 50,9% (Depkes RI 2012). Sesuai data yang
26
No
Pendidikan
SD
5,18
SMP
30
13,80
SMA/SMK
36
62,06
PT
18,96
Jumlah
58
100
IRT
44
75,90
PNS
12,00
Pegawai Swasta
5,20
Pegawai Honorer
6,90
Jumlah
58
100
Hasil
27
Umur
<20
N
7
%
12,06
20-35
51
87,94
Jumlah
58
100
Jumlah anak
Primipara
N
25
%
43,10
Multipara
33
56,90
Jumlah
58
100
2
3
Baik
18
31,03
Cukup
Kurang
23
17
39,65
29,32
Jumlah
58
100
Baik
23
39,65
Cukup
20
34,48
Kurang
15
25,87
Jumlah
58
100
No
1
Kategori
No
Kategori
Kategori
Baik
N
13
%
22,43
Cukup
31
33,44
Kurang
14
24,13
Jumlah
58
100
28
Tabel 8 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu hamil trimester II dan III tentang nutrisi
berdasarkan paritas di Puskesmas Kota Soe Kabupaten TTS pada bulan Nopember 2012
Kategori
Paritas
Baik
Cukup
Kurang
Primipara
12,06
15
25,86
5,17
Multipara
15
25,86
16
27,60
3,44
Total
22
37,93
31
53,45
8,62
29
dengan baik atau terdapat masalah lain yang menyebabkan orang tersebut tidak dapat menerima
informasi dengan baik, sebab salah satu faktor
yang mempengaruhi penerimaan informasi meliputi kondisi jasmani dan rohani serta tingkat kecakapan (Depkes RI, 1991).
Berdasarkan hasil
penelitian
dapat
diketahui bahwa masih ada sebagian kecil ibu
yang berpendidikan menengah memiliki pengetahuan kurang. Dimana pendidikan tinggi pun tidak menjamin seseorang memiliki pengetahuan
baik, karena setengah dari ibu yang berpendidikan
tinggi memiliki pengetahuan cukup, dimana seharusnya ibu tersebut memiliki pengatahuan baik
sedangkan sebagian besar ibu yang berpendidikan
dasar malah memiliki pengetahuan yang cukup.
Hal ini menunjukkan pendidikan dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Dan ini
sesuai dengan pendapat Nursalam (2001) bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang semakin
tinggi pula pengetahuan yang didapat yang
akhirnya mempengaruhi terhadap pola pikir dan
daya nalar seseorang atau tingkat pendidikan
seseorang sangat besar pengaruhnya terhadap
pengetahuan seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang kemampuan untuk menyerap informasi yang diterima akan lebih mudah.
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Kota Soe Kabupaten TTS
pada bulan Nopember 2012.
Berdasarkan hasil analisa data pada tabel 2
maka dapat diketahui bahwa sebagian besar responden sebagai
ibu rumah tangga (IRT)
sebanyak 44 reponden (75,90%).
Menurut Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa dengan adanya pekerjaan seseorang
akan memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk
Vol 1. No.1 November 2012 - Februari 2013
30
31
Latar Belakang
Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia
masih merupakan masalah besar bagi bangsa.
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
pada tahun 2011 ditargetkan menjadi 125 per
100.000 kelahiran hidup. Menurut data SKRT
tahun 2011, penyebab kematian ibu di Indonesia
adalah sebagai berikut; perdarahan, eklamsia,
Infeksi, komplikasi puerperium, persalinan macet,
abortus, trauma obstetric, emboli obstetric.
Sedangkan angka kematian bayi baru lahir
menurut SDKI tahun 2011 25 per 1000 kelahiran
hidup. Adapun penyebab kematian adalah BBLR,
Asfiksia, masalah pemberian minum, tetanus,
gangguan hematologik, infeksi.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
merupakan tertinggi di ASEAN yaitu 390 per
100.000 kelahiran hidup, penurunan AKI adalah
program prioritas Indonesia. Oleh karena itu
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
berkualitas dekat dengan masyarakat yang
difokuskan pada tiga pesan kunci Making
Pregnancy Safer (MPS), yaitu setiap persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap
komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat
pelayanan yang adekuat dan setiap wanita usia
subur mempunyai akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan
komplikasi keguguran merupakan salah satu
32
33
Karakteristik (umur)
<25 tahun
30
25-35 tahun
30
>35 tahun
40
Total
10
100
Pendidikan
DI
20
DIII
40
DIV
40
Total
10
100
34
Lama kerja
<5 tahun
40
>5 tahun
60
Total
10
100
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bawah lama kerja ada 4 orang (40 %) dengan lama kerja
dibawah 5 tahun dan 6 orang(60 %) dengan lama kerja diatas 5 tahun.
Tabel 4 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan bidan dalam menerapkan standar asuhan persalinan normal di Puskesmas Sikumana Kupang 2012.
Jumlah
No
Kategori
Ferkuensi (f)
Presentasi (%)
Baik
10
100
Cukup
Kurang
Total
10
100
Pembahasan
Gambaran karakteristik pengetahuan bidan
dalam menerapakan
standar asuhan
persalinan normal.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bahwa tingkat pengetahuan bidan dalam
menerapkan standar asuhan persalinan normal
semua berpengetahuan baik yaitu 10 responden
(100%). Dimana responden mengetahui semua
pertayaan yang di berikan.
Gambaran karakteristik pendidikan bidan
dalam menerapkan standar asuhan persalinan
normal dipuskesmas sikumana.
Jurnal Kesehatan (Health Journal)
35
Daftar Pustaka
Arikunto dan Suharsini. (2010). Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi
Menyusu Dini. (2008)
Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.
(2002 ) Jakarta : Yayasan bina
pustaka sarwono prawirohardjo.
Hidayat,
A. A.A.
(2007).
Riset
keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Notoatmodjo S. (2010). Metodologi
Penelitian
Kesehatan.
Jakarta:
Rineka Cipta.
Obstetri Fisiologi. (1983). Bandung :
Elemen.
Kerja sama World Health Organization
Dan Pusat Pendidikan Dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan (2011). Panduan
Asuhan Intranatal.
Prawirohardjo. (2010). Ilmu Kebidanan.
Jakarta : Bina Pustaka
Institusi Pendidikan
Dianjurkan agar memotivasi mahasiswa
dalam melakukan penelitian lebih lanjut tentang
langkah - langkah asuhan persalinan normal
dengan mendesain penelitan yang lain dan
menggunanan responden dalam jumlah yang
besar.
Tempat Penelitian
Diharapkan agar para bidan tetap
mempertahankan sistimatika kerja yang sudah
menjadi prosedur.
36
Latar Belakang
Pada era globalisasi yang semakin maju
diharapkan bangsa Indonesia dapat menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas, salah
satunya dalam bidang kesehatan ibu dan anak.
Kebanyakan perawatan bayi baru lahir yang
dialami
masyarakat
adalah
kurangnya
pengetahuan dalam perawatan bayi baru lahir
terutama perawatan tali pusatnya. Selain itu juga
dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu
tentang pentingnya pelayanan neonatal atau bayi
baru lahir (DepKes RI, 2009).
Tali pusat atau umbilical cord adalah
saluran kehidupan bagi janin selama dalam
kandungan karena saluran inilah yang menyuplai
zat - zat gizi dan oksigen pada janin. Tali pusat
memerlukan perawatan yang baik agar tidak
terjadi infeksi. Bila infeksi tidak segera
diobati,akan terjadi penyebaran ke daerah sekitar
tali pusat yang akan menyebabkan kemerahan dan
bengkak pada daerah tali pusat, keluar nanah, bau
busuk. Oleh sebab itu, penting dilakukan
perawatan tali pusat dengan rutin dan cermat,dan
melaporkan sedini mungkin bila dijumpai tanda tanda kemerahan atau pengeluaran secret dari
putung tali pusat. (Sodikin,2009). Perawatan tali
pusat yang baik dan benar akan menimbulkan
dampak positif yaitu tali pusat akan puput pada
hari ke-5 sampai hari ke-7 tanpa ada komplikasi,
sedangkan dampak negative dari perawatan tali
37
Pendidikan
SD
25,7
SMP
22,8
SMA
15
42,9
PT
8,6
35
100
Total
Umur
<20
5,7
20-35
33
94,3
>35
35
100
Total
38
N
o
Pekerjaan
PNS
11,4
IRT
21
60
Pegawai Honor
10
28,6
Total
35
100
Berdasarkan tabel diatas bahwa ibu primigravida yang berada di Puskesmas Alak pekerjaan yang
paling dominan adalah IRT 21 responden (60%).
Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan Pengetahuan Ibu Primigravida tentang perawatan tali
pusat pada bayi baru lahir di puskesmas Alak tahun 2012
No
Pengetahuan
Baik
15
42,9
Cukup
12
34,2
Kurang
22,9
35
100
Total
Sumber: Data primer
Pengetahuan
Baik
11
31,4
Cukup
11
31,4
Kurang
13
37,2
Total
35
100
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan
tali pusat pada bayi baru lahir di Puskesmas Alak kupang 31,4 persen berpengetahuan baik, 31,4
persen berpengetahuan cukup pengetahuan dan 37,2 persen berpengetahuan kurang.
Jurnal Kesehatan (Health Journal)
39
Tabel 6. Pengetahuan ibu primigravida tentang tujuan dan manfaat perawatan tali pusat pda
bayi baru lahir di Puskesmas Alak tahun 2012
NO
Pengetahuan
Baik
16
45,7
Cukup
13
37,1
Kurang
17,2
35
100
Total
Pengetahuan
Baik
20
57,2
Cukup
11
31,4
Kurang
11,4
Total
35
100
40
41
Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan
salah satu aspek dari kehidupan. Terjadinya
kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena
selain makan yang kurang juga karena air susu ibu
(ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan
cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan.
Hal ini pertanda adanya perubahan sosial budaya
yang negatif dipandang dari segi gizi.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian
besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh
termasuk energi dan zat gizi lainnya yang
terkandung dalam ASI tersebut, (Prasetyono,
2012).
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan
kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin
yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang
memegang peranan penting dalam peningkatan
kualitas manusia adalah pemberian air susu ibu
(ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin
merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan
anak dan persiapan generasi penerus di masa
depan.
Di kota-kota besar saat ini, terlihat adanya
penurunan pemberian dan penggunaan ASI yang
dikhawatirkan akan meluas sampai ke pedesaan.
Hal ini terjadi karena adanya kecendrungan dari
masyarakat untuk meniru sesuatu yang dianggap
modern yang datang dari negara maju.
ASI ekslusif adalah pemberian ASI tanpa
makanan lain pada bayi 0-6 bulan. Bagi ibu yang
pertama kali mengandung merupakan pengalaman
* Pengajar STIKes Maranatha Kupang
Jurnal Kesehatan (Health Journal)
No
Umur
Jumlah
Presentase
<20 Tahun
5,26%
20-30 Tahun
54
94,7%
>30 Tahun
0%
57
100%
Jumlah
Sumber: Data Primer
No
Pendidikan
Jumlah
Presentase
SD
1,75%
SMP
12,2%
SMU
38
66,6%
DIII
3,50%
S1
15,7%
57
100%
Jumlah
Sumber: Data Primer
3
4
Tingkat
pekerjaan
PNS
Guru
Pegawai
honor
Ibu rumah
tangga
Jumlah
Jumlah
Presentase
77,1%
3,50%
3,50%
44
15,7%
57
100%
43
No
Pengertian ASI
ekslusif
Persentase(%)
N
o
Cara pemberian
ASI yang
baik dan
benar
Baik
35
61,40
Cukup
19
33,33
Kurang
5,26
57
100
Jumlah
Persentase
(%)
Baik
32
56,14
Cukup
17
29,82
Kurang
14,04
57
100
Jumlah
No
Tanda bayi
Persentase
cukup ASI
Baik
11
(%)
19,29
Cukup
27
47,36
Kurang
19
33,33
Jumlah
No
Manfaat ASI
ekslusif
Persentase%
Baik
12
21,05
Cukup
29
50,87
Kurang
16
28,07
57
100
Jumlah
57
100
Berdasarkan tabel diatas tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang tanda bayi cukup
ASI pada bayi, Baik 11(19,29%) ,cukup 27
(47,36%) kurang 19 (33,33%).
Tabel 8 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu
primigravida tentang pemberian ASI ekslusif
pada bayi baru lahir di puskesmas Bakunase
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa tingkat pengtahuan ibu primigravida tentang
manfaat pemberian ASI ekslusif pada bayi Baik
12 responden (21,05%), cukup 29 responden
(50,87%) kurang 16 responden (28,07%).
Persentase
Pengetahuan ibu
Baik
22
(%)
38,7
Cukup
33
57,8
Kurang
3,50
57
100
o
1
Jumlah
Sumber: Data Primer
Jurnal Kesehatan (Health Journal)
44
Pembahasan
Tingkat
pengetahuan
ibu
primigravida
ditinjau dari pengertian ASI ekslusif
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa
dari
57
responden
32
orang(56,14%)
berpengetahuan baik, sedangkan
17 orang
(29,82%) berpengetahuan cukup dan 8 orang
(14,04%) berpengetahuan kurang. Dari hasil data
tersebut 32 orang(56,14%) responden mempunyai
pengetahuan
baik.Nursalam(2003)
MengatakanInformasi yang diperoleh baik dari
pendidikan formal maupun non formal dapat
memberikan pengaruh jangka pendek(immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan.Majunya teknologi akan
tersedia bermacam-macam media massa seperti
televisi,radio,surat kabar ,majalah dan lain-lain
mempunyai
pengaruh
besar
terhadap
pembentukan opini dan kepercayaan orang.
Dalam penyampaian informasi sebagai petugas
pokoknya.adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru
bagi terbentuknya pengetahuan bagi hal tersebut.
Tingkat
pengetahuan
ibu
primigravida
tentang manfaat ASI ekslusif pada bayi baru
lahir
Diketahui dari 57 responden 12 orang
(21,05%) berpengetahuan Baik, 29 orang(50,87%)
berpengetahuan cukup,dan 16 orang (28,07%)
berpengetahuan kuran, .dari hasil data tersebut 29
orang
(50,87%)
berpengetahuan
cukup.
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah
suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan dengan cara
mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan
masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman
belajar dalam bekerja dikembangkan memberikan
pengetahuan dan keterampilan profesional serta
pengalaman belajar selama bekerja akan dapat
mengembangkan
kemampuan
mengambil
keputusan yang merupakan manifestasi dari
keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik
bertolak dari masalah nyata dalam bidang
kerjanya.Ini berarti makin cocok bakat dan minat
seseorang dalam mempelajari dan mencari
informasi maka makin tinggi pula tingkat
kepuasan dan pengetahuan yang diperoleh
(Nursalam 2003).
Jurnal Kesehatan (Health Journal)
45
Daftar Pustaka
Yanti D. dan Sundawati, D. (2011). Asuhan
Kebidanan Masa Nifas. Rineka Cipta: Jakarta.
Bunda. (2008). Pentingnya ASI Ekslusif. (http://
www.kelymom.com/new) diakses pada
4
oktober 2012.
Depkes. RI. (2003). Buku Panduan Manajemen
Laktasi. Suara Merdeka (www.aimiasi.org)
Diakses pada 4 Oktober 2012.
Notoatmodjo.
(2010).
Kesehatan Metodologi
Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta
Arikunto, S. (2010).
Prosedur Penelitian. Rineka
Cipta:Jakarta.
Siswono. (2005). Hidup ASI ekslusif. (http://
www.republika.co.id) Diakses pada tanggal 5
0ktober 2012.
Prasetyono. (2012). Buku Pintar ASI Ekslusif. Diva
press. Jogjakarta.
Wawan dan Dewi, M. (2010). Teori dan Pengukuran
Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia.
Medika Book.
46
Latar Belakang
Kesehatan merupakan Investasi dan Hak
Asasi dan semua warga
berhak atas
kesehatannya termasuk ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas dan bayi baru lahir. Ibu dan anak
merupakan kelompok yang paling rentan terhadap
berbagai masalah kesehatan seperti kesakitan dan
gangguan gizi yang seringkali berakhir dengan
kecacatan bahkan kematian. Kesehatan Ibu dan
Anak masih menjadi prioritas saat ini dalam dunia
kesehatan karena masih tingginya Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) sehingga diupayakan program yang
dilaksanakan oleh organisasi internasional yaitu
World Health Organization (WHO)
di Nairobi
Kenya tahun 1987. Selain itu, WHO pada tahun
1997 di Hari Kesehatan Sedunia menyatakan Safe
Motherhood merupakan upaya global untuk
mencegah/ menurunkan kematian ibu dengan
slogan
Making
Pregnancy
Safer (Prawirohardjo, 2008).
Berdasarkan data tentang kualitas
penduduk Indonesia 2011 tercatat
Angka
Kematian Ibu (AKI) masih sebesar 228/100.000
kelahiran hidup. Selanjutnya angka kematian bayi
usia 0-11 bulan (AKB) adalah 34 per 1.000
kelahiran hidup kemudian 60 persen penduduknya
tamat SD atau lebih rendah dan Angka Harapan
hidup Indonesia sekitar 68/72 tahun. Target
47
Umur
Jumlah
Persentase (%)
5,7
(tahun)
<20
20-35
30
85,7
>35
8,6
Total
35
100
Jenis
Pendidikan
SD
Jumlah
Persentase
(%)
14,3
SMP
8,6
SMA
25
71,4
SARJANA
5,7
Total
35
100
Jenis
Pekerjaan
Jumlah
Persentase
Mahasiswi
14,3
IRT
25
71,4
Wiraswasta
11,4
PNS
2,9
Total
35
100
Paritas
Jumlah
Persentase
1.
Primigravida
14
40
Multigravida
21
60
Total
35
100
No
1.
2.
3.
Tingkat
Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Total
Jumlah
Persentase
11
23
31,4
65,7
2,9
100
1
35
Tingkat Pengetahuan
Jumlah
Persentase
1.
2.
3.
Baik
Cukup
Kurang
30
4
1
85,7
11,4
2,9
Total
35
100
Tingkat Pengetahuan
Jumlah
Persentase
1.
2.
3.
Baik
Cukup
Kurang
Total
15
20
0
35
42,9
57,1
0
100
49
Pembahasan
Tingkat pengetahuan ibu hamil di Puskesmas
Bakunase tentang materi (isi) buku KIA yang
berkaitan dengan bagian ibu.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
materi (isi) Buku KIA yang berkaitan dengan
bagian ibu sebagian besar, baik yakni sebanyak
30 orang (85,7%) dan
4 orang (11,4%)
berpengetahuan cukup sedangkan 1 orang (2,9%)
ibu hamil yang berpengetahuan kurang. Dari
hasil data tersebut dalam menjawab materi (isi)
Buku KIA yang berkaitan dengan bagian ibu
sebagian besar 85,7% responden mempunyai
pengetahuan baik karena sering mendapat
informasi dari berbagai sumber.
Menurut (Notoatmodjo, 2003) menyatakan
bahwa sumber informasi adalah segala sesuatu
yang menjadi perantara dalam menyampaikan
informasi, merangsang pikiran dan kemampuan,
menambah pengetahuan. Sumber informasi dapat
diperoleh melalui media cetak (surat kabar,
majalah, buku), media elektronik (tv, radio,
internet) dan melalui tenaga kesehatan seperti
pelatihan dan penyuluhan yang diadakan (dokter,
perawat, bidan).
Sedangkan
11,4%
responden
pengetahuannya cukup. Responden mempunyai
pengetahuan cukup karena lebih mendasari
pengetahuannya berdasarkan pengalaman yang
telah terjadi daripada membaca Buku KIA
tersebut.
Pengalaman
sebagai
sumber
pengetahuan merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu
(Hurlock, 1998). Rendahnya minat membaca
buku karena dipengaruhi oleh pekerjaan yang
membuat ibu tidak mempunyai untuk membaca
dan membahas bersama suami dan keluarga.
Bekerja umumya merupakan kegiatan yang
menyita waktu dan mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan keluarga (M, Wawan, 2010).
Hal ini menyebabkan ibu hamil tahu tetapi tidak
memahami materi (isi) Buku KIA yang berkaitan
dengan bagian ibu.
Tingkat pengetahuan ibu hamil di Puskesmas
Bakunase tentang materi (isi) buku KIA yang
berkaitan dengan bagian anak.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil di
Jurnal Kesehatan (Health Journal)
Sedangkan
responden
yang
pengetahuannya baik sering mendapat informasi
dari berbagai sumber baik itu media massa
maupun media elektronik. Semakin banyak
informasi yang didapat maka semakin banyak
pula pengetahuan yang didapat karena informasi
merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang
(Notoatmodjo, 2010). Selain itu, mereka juga
mendapat informasi dari pengalaman seseorang di
berbagai lingkungan. Pengalaman sebagai sumber
pengetahuan merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada
disekitar
individu,
baik itu
lingkungan
fisik,biologis maupun social yang berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berada di lingkungan tersebut
(Nursalam, 2003).
Saran
Bagi institusi pendidikan
Penulis mengharapkan agar penelitian ini
dapat digunakan oleh mahasiswa/i sebagai bahan
referensi yang berhubungan dengan pengetahuan
yang diperoleh.
Bagi peneliti
Peneliti tidak hanya meneliti tentang
tingkat pengetahuan ibu hamil tentang materi (isi)
Buku KIA tetapi dapat mencari tahu lebih jauh
tentang faktor- faktor yang berhubungan dengan
pemahaman ibu hamil tentang Buku Kesehatan
Ibu dan Anak (Buku KIA).
Untuk Institusi Pelayanan/Puskesmas
Petugas kesehatan khususnya bidan harus
lebih meningkatkan frekuensi dalam memberikan
penjelasan tentang materi (isi) Buku Kesehatan
Ibu dan Anak (Buku KIA) kepada ibu hamil.
Menurut Notoatmodjo
(2010), untuk
meningkatkan pengetehuan kesehatan perlu
diberikan penyuluhan yang bertujuan untuk
tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga
maupun masyarakat, dalam membina dan
memelihara hidup sehat serta berperan aktif dalam
upaya mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.
Bagi Masyarakat
Masyarakat khususnya ibu hamil harus
lebih sering membaca Buku KIA karena terdapat
banyak informasi yang dapat bermanfaat bagi
kesehatan ibu terutama ibu hamil dalam
menghadapi masa kehamilan, persalinan, nifas
dan perawatan bayi yang baru lahir hingga balita.
Daftar Pustaka
52
ABSTRACT
Injection Contraceptive is contraceptive device as liquid as just contains progestin's hormone and also
meaty affiliate (combine) among estrogen's hormone and progesteron which is inseminated into ala woman body
periodic. (Handayani, 2010). Acceptor frequenting to choose Injection contraceptive because avoids or fear utilize IUD'S contraceptive in consideration gets to do check in. Meanwhile KB Hormonal may not utilize to be more
than age 35 years. Quite a few Injection contraceptive acceptor that DO (droup out) since acceptor not know
about indication con and contraceptive side effect Injection (Handayani, 2003). To the effect Research which is
know acceptor science zoom KB about injection contraceptive at Puskesmas Bakunase Kupang City. Observational method that utilized by quantitative ala by methodics descriptive wield simple random's design sampling. Instrument in observational it is as Quesioner's sheet and sample in observational is exhaustive contraceptive acceptor participant Injection that coming at Puskesmas Bakunase Kupang and one has the honour to become respondent. Observational result to be gotten that KB's acceptor knowledge about Injection contraceptive 54,7 %
have knowledge that adequately, 37,3 % knowledgeable good and 8,0 % knowledgeable less. Base that observational
result suntik's contraceptive acceptor at Puskesmas Bakunase Kupang City have science that adequately about
Injection contraceptive.
Key word : knowledgee, Acceptor, Injection contraceptive.
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang dengan berbagai jenis masalah.
Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah di
bidang kependudukan yang masih tinggi
pertumbuhannya.
Semakin tinggi
pertumbuhan penduduk
maka semakin besar usaha pemerintah yang harus
dilakukan untuk mempertahankan kesejahteraan
rakyat. Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya
untuk menekan laju pertumbuhan penduduk
dengan merintis
Program Keluarga Berencana
(KB) sejak tahun 1951 dan terus berkembang,
sehingga pada tahun 1970 terbentuk Badan
Koordinasi
Keluarga
Berencana
Nasional
(BKKBN). Sasaran pada program ini adalah
penjarangan kehamilan menggunakan metode
kontrasepsi demi menciptakan pertumbuhan
ekonomi secara positif dan kesejahteraan sosial
bagi seluruh masyarakat melalui usaha
perencanaan dan pengendalian penduduk.
Berdasarkan data dari BKKBN Propinsi
NTT 2011, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),
merupakan provinsi dengan jumlah peserta KB
terendah ke dua setelah Papua. Kontrasepsi yang
tidak mencapai 100 persen adalah Intra Uterin
* Staf Pengajar Jurusan Kebidanan
53
Pendidikan
1.
SD
14
18,7
2.
SMP
19
25,3
3.
SMA
38
50,7
4.
D-III
2,7
5.
S1
2,7
75
100
Total
Pekerjaan
1.
IRT
55
73,3
2.
Wiraswasta
8,0
3.
4.
Swasta
PNS
12
2
16,0
2,7
75
100
Total
Hasil Penelitian
Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan
umur di Puskesmas Bakunase Kota Kupang tahun
No
Umur
1.
<20
2.
20-35
68
90,7
3.
>35
9,3
75
100
Total
No
54
indikasi
Pengetahuan tentang
Baik
34
45,3
Baik
28
37,3
Cukup
33
44
Cukup
41
54,7
Kurang
10,7
Kurang
Total
75
100
Total
75
100
samping
1
Baik
41
54,7
Cukup
25
33,3
Kurang
12
Total
75
100
55
56
Saran
Bagi Responden
Daftar Pustaka
http://forbetterhealth.wordpress.com/2012/10/12/
kontrasepsi-suntik.
http://creasoft.wordpress.com/category/
keperawatankesehatanMetode Penelitian. Rineka Cipta:
Jakarta.
masyarakatkebidanan/kb/
Departeman Kesehatan Republik Indonesia.
http://G:/kontrasepsi-kb-suntikan.html
(1994). Rencana Strategi
Departemen
Kesehatan.
Departemen
Kesehatan:
Jakarta.
Arikunto, S. (2010). Definisi Sampel Pada
57
Latar Belakang
Kewaspadaan terhadap darah atau cairan
tubuh di kenal juga sebagai kewaspadaan
universal (KU) atau universal precaution (UP)
merupakan praktek pengawasan baku dan
sederhana terhadap infeksi yang diterapkan dalam
perawatan semua pasien setiap saat, untuk
mengurangi resiko terhadap berbagai penyakit
yang dibawa atau berkaitan dengan darah (PP RI,
2007).
Penerapan kewaspadaan terhadap darah
dan cairan tubuh dan dilaksanakan secara
universal
terhadap semua orang tanpa
memandang status infeksi (PP RI, 2007).
Prosedur tindakan pencegahan universal mutlak
harus diterapkan di rumah sakit termasuk di
laboratorium. Penerapan prosedur
tindakan
pencegahan universal mutlak harus dijalankan
pada seluruh kegiatan di laboratorium terhadap
semua pasien. Petugas kesehatan yang
memberikan pelayanan dan melakukan standar
operasional prosedur kerja yang invasif ataupun
non invasif untuk memenuhi kebutuhan pasien
* Pengajar STIKes Maranatha Kupang
dilain
pihak
menyebabkan
peningkatan
pengeluaran yang berhubungan dengan upaya
pengobatannya (Wahjono, 2007).
Saat ini perhatian terhadap infeksi
nosokomial di sejumlah rumah sakit di Indonesia
cukup tinggi. Mengingat kasus nosokomial infeksi
menunjukkan angka yang cukup tinggi. Tingginya
angka
kejadian
infeksi
nosokomial
mengindikasikan rendahnya kualitas mutu
pelayanan kesehatan. Infeksi nosokomial dapat
terjadi mengingat rumah sakit merupakan
gudang mikroba pathogen menular yang
bersumber terutama dari penderita penyakit
menular. Di sisi lain, petugas kesehatan dapat pula
sebagai sumber, disamping keluarga pasien yang
lalu lalang, peralatan medis, dan lingkungan
rumah sakit itu sendiri (Darmadi, 2008). Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui universal
precaution
petugas
laboratorium
dalam
melakukan tindakan pengambilan darah vena.
Bahan dan Cara
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan)
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada
masa kini (Nursalam, 2009). Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
tunggal menjelaskan tentang universal precaution
petugas laboratorium dalam melakukan tindakan
pengambilan darah vena. Pada penelitian ini
Populasi yang diambil adalah seluruh petugas
laboratorium bekerja di Instalasi Patologi Klinik
BLUD RSUD. PROF. Dr. W. Z. Johannes
Kupang, yaitu sebanyak 30 orang.
Pada penelitian ini yang menjadi sampel
adalah keseluruhan dari populasi yang ada atau
total sampling yaitu 30 orang. Data diperoleh
dengan melakukan wawancara terpimpin
(structured Interview) dan observasi oleh peneliti
kepada responden, dengan menggunakan checklist
yang telah disiapkan peneliti sesuai tujuan
penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Berikut akan disajikan hasil penelitian
tentang universal precaution pada petugas
laboratorium di RSUD Prof.W.Z. Johannes dalam
bentuk tabel.
59
Mencuci
tangan
sebelum
pakai
handscoen
86,6
26
13,3
30
100
Total
86,6
26
13,3
30
100
Total
17
Total
Ya
Universal
Precaution
Tidak
%
23
76,6
23,3
30
100
76,6
56,6
13
43,3
30
100
56,6
13
43,3
30
100
Ya
%
Tidak
n
%
f
%
10
27
90
30
100
10
27
90
30
100
23
Kegiatan Mencuci
tangan
17
Tidak
Mencuci
tangan
sesudah
penggunaan
handscoen
Penggunaan
handscoen
disposable
saat
pengambilan
darah vena
Universal
Precaution
Ya
Universal
Precaution
Kegiatan Mencuci
tangan
Ya
Tidak
23,3
30
100
Penggunaan
masker dalam
tindakan
pengambilan
darah vena
Total
60
Ya
n
11
11
36,6
36,6
Tidak
n
%
19
19
63,3
63,3
Total
%
100
Dekontaminasi
alat-alat perawatan bekas pakai
30
100
Total
30
100
Tidak
n
%
100
Pencucian
alat-alat
perawatan
bekas
pakai
30
100
100
100
Total
30
100
100
Total
%
100
Universal
Precaution
Ya
n
Tidak
n
%
Total
%
Sterilisasi
terhadap alatalat perawatan
bekas pakai
Total
30
100
100
100
30
100
100
100
100
100
Total
100
Tidak
100
Universal Precaution
Ya
Universal
Precaution
61
Ya
Tidak
N
%
Total
%
30
100
100
100
30
100
100
100
Ya
Tidak
n
%
Total
%
Pengelolaan
limbah klinis
dengan cara
pemilahan
30
100
100
100
Total
30
100
100
100
2007).
64
Pencucian
Hasil penelitian terhadap 30 petugas
laboratorium yang bekerja di Instalasi Patologi
Klinik BLUD RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes
Kupang diketahui bahwa 30 orang (100%)
petugas laboratorium melakukan pencucian alatalat perawatan bekas pakai. Dari hasil wawancara
terhadap 30 petugas laboratorium diperoleh
penjelasan bahwa para petugas laboratorium
melakukan pencucian setelah selesai tindakan
pengambilan darah vena selalu menggunakan
handscoen rumah tangga. Setelah pencucian
dilanjutkan dengan pengeringan
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan
kotoran yang kasat mata dengan cara mencuci
dengan air, sabun/deterjen, dan sikat (Depkes RI,
2003).
Hal ini menunjukan bahwa alat-alat yang
didekontaminasi
tidak
menjadi
tempat
berkembangnya
mikroorganisme penyebaran
infeksi.
Sterilisasi
Hasil penelitian terhadap 30 petugas
laboratorium yang bekerja di Instalasi Patologi
Klinik BLUD RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes
Kupang diketahui bahwa 30 orang (100%)
petugas laboratorium melakukan sterilisasi alatalat perawatan bekas pakai.
Dari hasil wawancara terhadap 30 petugas
laboratorium diperoleh penjelasan bahwa para
petugas laboratorium melakukan pencucian akan
dilanjutkan dengan sterilisasi
setelah selesai
tindakan yang digunakan adalah secara fisik
melalui pemanasan kering.
Dari hasil l observasi diperoleh gambaran
bahwa sebelum selesai shift petugas laboratorium
selalu melakukan sterilisasi terhadap alat-alat
perawatan yang dipakai.
Sterilisasi yaitu proses menghilangkan
seluruh mikroorganisme termasuk endosporanya
dari alat kesehatan. Cara sterilisasi yang sering
dilakukan adalah dengan uap panas bertekanan,
pemanasan kering, gas etilin oksida, dan zat kimia
cair. Dengan kata lain, penggolongan cara
sterilisasi juga dapat dikategorikan cara fisik
seperti pemansan, radiasi, filtrasi, dan cara
kimiawi dengan menggunakan zat kimia (Depkes
RI, 2003).
Hal ini menunjukan bahwa alat-alat yang
disterilisasi tidak menjadi tempat berkembangnya
mikroorganisme penyebaran infeksi.
Penyimpanan
Hasil penelitian terhadap 30 petugas
laboratorium yang bekerja di Instalasi Patologi
Klinik BLUD RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes
Kupang diketahui bahwa 30 orang (100%)
Jurnal Kesehatan (Health Journal)
: Self concept
Latar Belakang
Masa nifas merupakan hal penting untuk
diperhatikan guna menurunkan angka kematian
ibu dan bayi di Indonesia. Dari berbagai
pengalaman dalam menaggulangi kematian ibu
dan bayi di banyak negara, para pakar kesehatan
menganjurkan upaya pertolongan difokuskan
pada periode intrapartum. Upaya ini terbukti telah
menyelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin
dan bayi baru lahir yang di sertai dengan penyulit
proses persalinan atau komplikasi yang
mengancam keselamatan jiwa. Namun tidak
semua intervensi yang sesuai bagi suatu negara
dapat dengan dijalankan dan memberi dampak
menguntungkan bila diterapkan di negara lain.
67
Presentasi (%)
<20 tahun
20-35 tahun
47
100
>35 tahun
Jumlah
47
100
Pendidikan
SD
10.63
SMP
19
40.42
SMA
23
48.93
47
100
Jumlah
Persentasi (%)
No
69
Pekerjaan
IRT
Harga Diri
Presentasi (%)
Presentasi
Tinggi
45
95.74
40
(%)
85.10
Sedang
Swasta
14.8
Rendah
4.25
Jumlah
47
100
Jumlah
47
100
Postpartum Hari
ke
< 7 hari
16
(%)
30.04
2
3
7-14 hari
>14 hari
27
4
57.44
8.51
Jumlah
47
100
Presentasi
Peran Diri
Presentasi %
Tinggi
47
100
Sedang
Rendah
Jumlah
47
100
0%
Identitas
Diri
Tinggi
Sedang
Rendah
F
46
0
1
Presentasi (%)
97.8
0
2.12
100%
Jumlah
47
100
Gambaran Diri
Presentasi (%)
Tinggi
47
47%
Sedang
0%
Rendah
Jumlah
47
70
Presentasi (%)
Tinggi
47
100
Sedang
Rendah
Jumlah
47
100
(4.25%).
Konsep diri Harga Diri Ibu Postpartum
atau rasa kita tentang nilai diri, rasa ini adalah
suatu evaluasi dimana seseorang ibu postpartum
membuat atau mempertahankan diri, Harga diri
dapat dipahami dengan memikirkan hubungan
antara konsep diri ibu postpartum dan ideal diri..
Harga diri yaitu penilaian tentang nilai
personal yang diperoleh dengan menganalisa
seberapa baik perilaku seseorang ibu postpartum
sesuai dengan ideal dirinya.
71
72
: Science, Menopause
Latar Belakang
Klimakterium bukan suatu keadaan
patologi, melainkan masalah peralihan yang
normal, yang berlangsung beberapa tahun
sebelum dan beberapa tahun sesudah
menopaus.Pada wanita dalam klimakterium terjdi
perubahan-perubahan tertentu, yang dapat
menimbulkan gangguan-gangguan ringan atau
kadang-kadang berat.Perubahan dan gangguan itu
sifatnya
berbeda-beda menurut waktunya
klimakterium. Pada permulaan klimakterium
kesuburan menurun, pada masa pramenopaus
terjadinya kelainan perdarahan, sedangkan
terutama pada masa pramenopaus terdapat
gangguan vegetative, psikis, dan organis
(Prawirohardjo, 2009).
Menopause
merupakan
pertanda
berakhirnya bagian kehidupan yang produktif
pada diri seorang wanita (Lestary, 2010). Pada
umumnya menopaus terjadinya pada usia sekitar
45-50 tahun (Aqila, 2010). Menurut Hurlock
(2002) sebelum memasuki usia lanjut, seorang
wanita akan melewati masa usia madya (usia
sebelum memasuki masa menopause). Garis batas
antara usia madya dan usia lanjut adalah 60
tahun.Usia madya dibagi menjadi dua yakni usia
madya dini yang membentang antara usia 40
hingga 50 tahun dan usia madya lanjut yang
membentang antara usia 50 hingga 60 tahun.
Seorang
menyebabkan kematian.
Menurut WHO
wanita
dalam
menghadapi
masa
menopause akan melewati usia madya. Respon
setiap wanita dalam menghadapi masa menopause
berbeda-beda.
Pada wanita menopause akan mengalami
meningkat kecemasannya, dan keluhan yang
sering muncul berupa sulit tidur dan sering
* Pengajar STIKes Maranatha Kupang
73
(Word
health
Umur
( tahun)
Jumlah
Persentase
(%)
45-46
17
31,4
47-48
19
35,1
49-50
18
33,3
54
100
Total
Pendidikan
SD dan SMP
Jumlah
28
Persentase
(%)
52
SMA
18
33
S1
15
54
100
Total
74
baik
sebanyak 44 responden (81,4%), dan
sebagian kecil
4 orang (7,4) memiliki
pengetahuan
kurang
tentang
pengertian
menopause.
Tabel 6 Pengetahuan Ibu Klimakterium Umur 4550 Tahun Tentang Tanda dan Gejala Menopause
di Puskesmas Tarus Bulan November Tahun 2012
Pekerjaan
Jumlah
PNS
Tidak
Bekerja
Total
Persen-
tase %
15
46
85
54
100
1
2
3
2
3
Jumlah
Baik
Cukup
24
26
4
54
100
Kurang
Total
(%)
44,4
48,1
7,4
Kategori
Jumlah
Baik
44
(%)
81,4
Cukup
11,1
Kurang
7,4
54
100
Total
(%)
19
Cukup
38
70,3
Kurang
11,1
54
100
Persentase
No
Kategori
Jumlah
1
2
Baik
Cukup
17
27
(%)
31,4
50
Kurang
10
19
Total
54
100
Tabel 5 Pengetahuan Ibu Klimakterium Umur 4550 Tahun Tentang Pengertian Menopause di
Puskesmas Tarus Bulan November Tahun 2012
N
o
10
Persentase
Kategori
Baik
Jumlah
Total
Persentase
Kategori
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas
Tarus Bulan November menunjukan bahwa dari
54 responden sebagian besar responden berusia 47
-48 tahun sebanyak 19 responden, berdasarkan
pendidikan menunjukan bahwa sebagian besar
responden berpendidikan dasar (SD dan SMP)
sebanyak 28 responden hal ini akan berdampak
terhadap
pengetahuan responden tentang
menopause, Tingkat pendidikan SMP dan SD ini
merupakan tingkat pendidikan dasar yang belum
Persentase
75
77
Daftar Pustaka
Lestary, Dwi. 2010,Seluk Beluk Menopause.
Yogyakarta : Garai Ilmu
Cara
Mengatasi
Menopaus..(http://
menoherbs.org/tag/cara-mengatasimenopause/).12 Oktober 2012
Kasdu,
2002,Pola Hidup Saat Wanita
Menopause,www.com.9 Maret2010
Levina Pakasi. S,2000, Masalah dan Penanganan
Menopaus.FKUI : Jakarta
Nisea,
2004,Tanda
dan
Gejala
Menopause,www.com.3 Oktober 2012
Notoadmodjo, 2010, Metodologi Penelitian
Kesehatan, Rineka Cipta : Jogyakarta
Nursalam, 2010, Metodologi Riset Keperawatan,
Sagung Seto : Jakarta
Prawirohardjo Sarwono, 2009, Ilmu Kandungan.
PT Bina Pustaka : Jakarta
Purwoastuti, Endang, 2008. Menopause, Siapa
Takut?. Yogyakarta : Kanisius
Riyanto Agus, 2011, Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta
Smart Aqila,2010.Bahagia di Usia Menopause.
Jakarta :A+Pluss Books
Widjnarko Bambang, 2006,Obstetri Ginekologi .
Fakultas Kedokteran : Jakarta.
ABSTRACT
Background. Mother pregnancy dove will experience uncomfortableness, notably on I trimester mother will
experience emesis gravidarum . With hypnobirthing will help pregnancy mother to reach condition of which
everlastingly rileks and cool headed, where is effect of this condition of will ascendant on pregnant mother and its
environment. That thing will help mother in decreased emesis gravidarum one that be experienced. To the effect.
Knowing influence hypnobirthing with to emesis gravidarum on trimester's pregnant mother I at BPS Two Ristini
Jetis Karangpandan Karanganyar. Method. This observational type quantitative with quasi's observational design
experiment with type Pre is and post's test with control design's test . This observational population is trimester's
pregnant mother i. one experiences emesis gravidarum at BPS Two Ristini Karangpandan by totals 48
respondents, with sample 30 respondents. Data collecting method utilizes kuesioner and chekslist. Data analysis
utilizes simple logistics regression. Observational result. Of regression quiz result logistics simpling to know
influence among hypnobirthing to emesis gravidarum gotten by p=0's result,006 and p=0,0001, point out to mark
sense influence that signifikan where assesses smaller probability of of's level significant5% (0,006 <0,05 dan
0,0001<0,05). Conclusion. There is influence which signifikan among hypnobirthing with to emesis gravidarum
where if be not been given upbringing hypnobirthing will reduce puke frequency 23,98% and degree bellyfuls as big
as 45,11%.
Key word: Hypnobirthing , Emesis gravidarum
Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses yang
kompleks. Selama masa kehamilan kadang timbul
beberapa keluhan yang mengganggu. Salah
satunya adalah mual dan muntah
(Tiran,
2007:83). Di Indonesia selama triwulan pertama
kehamilan, 3 dari 4 orang wanita akan merasakan
mual-mual, dan kurang lebih 2 dari orang akan
merasa sangat mual hingga muntah. Kondisi ini
sering disebut mual pagi hari, namun pada
kenyataannya gangguan perut di awal kehamilan
ini dapat juga berlangsung sepanjang hari, yang
disebut sebagai mual-muntah selama kehamilan
(emesis gravidarum).
Emesis gravidarum tersebut terjadi karena
perubahan hormon dalam tubuh yang terjadi di
awal kehamilan. Perubahan hormon ini akan
mempengaruhi perut, selera makan, dan pusat
khusus di otak yang memicu rasa muntah. Emesis
gravidarum biasanya merupakan tanda bahwa
tingkat hormon dalam aliran darah cukup tinggi
dan kehamilan berjalan baik (Tiran, 2007: 83-84).
* * Pengajar STIKes Maranatha Kupang
Umur
Frequency
Percent
< 20 tahun
6.7
20 - 35 tahun
21
70.0
> 35 tahun
23.3
Total
30
100.0
79
Frequency
SMP
SMA
Sarjana
Total
2
23
5
30
Emesis Gravidarum
Percent
6.7
76.7
16.7
100.0
Frequency
Percent
Primigravida
Multigravida
Grandemulti
Total
16
9
5
30
53.3
30.0
16.7
100.0
Percent
1-3x/hari
4-6x/hari
7-9x/hari
11
19
0
36.7
63.3
0
Total
30
100.0
Frequency
( frekuensi muntah)
Frequency
Percent
18
12
30
60.0
40.0
100.0
Frequency
Percent
1
3
16
10
30
3.3
10.0
53.3
33.4
100.0
Emesis Gravidarum
Frequency
Percent
1-3x/hari
4-6x/hari
7-9x/hari
Total
27
3
0
30
90.0
10.0
0
100.0
80
dari
30
responden
setelah
diberikan
asuhanhypnobirthingyang
paling
banyak
mengalami emesis gravidarum (frekuensi muntah)
1-3x/hari (90,0%).
Emesis gravidarum
Tetap
Frequency
Percent
1
2
3
4
Total
11
7
9
3
30
36.7
23.3
30.0
10.0
100.0
Hypnob
irthing
Ya
Berkurang
Jumlah
3,33
14
46,67
15
50,0
Tidak
13
43,33
6,67
15
50,0
Jumlah
14
46,67
16
43,33
30
100,0
Tetap
Berkurang
Jumlah
10,00
12
40,00
15
50,0
Tidak
11
36,67
13,33
15
50,0
Jumlah
14
46,67
16
43,33
30
100,0
Ya
Pembahasan
81
Hypnobrithing
Constant
S.E.
Wald
Df
Sig.
Lower
Exp(B)
2.398
.870
7.590
.006
11.000
-3.409
1.334
6.530
.011
.033
Upper
1.998
60.572
S.E.
Wald
Df
Sig.
Exp(B)
4.511
1.284
12.344
.000
91.000
-6.383
1.838
12.056
.001
.002
Lower
7.349
Upper
1.127E3
Diberikan
82
terhadap
Hypnobirthing
mempengaruhi
pikiran,
dimana segala sesuatu yang dilakukan tubuh
ditentukan oleh pikiran. Oleh sebab itu ketika
ditanamkan suatu pandangan bahwa proses
kehamilan sampai persalinan adalah suatu proses
alami dimana ibu akan merasa nyaman dengan
semua gangguan maupun reaksi yang
ditimbulkan, maka tubuh akan mengekspresikan
Sedangkan pada 4 ibu yang tidak diberikan
asuhan
relaksasi hypnobirthing namun mengalami
semua yang dialami dengan rasa nyaman dan
penurunan emesis gravidarum (frekuensi muntah),
relaksasi dan emesis gravidarum berkurang.
hal ini disebabkan karena emesis gravidarum juga
dipengaruhi oleh pola konsumsi ibu, dan
Pengaruh Hypnobirthing Terhadap Penurunan pendididkan ibu. Tiga orang responden tersebut
Emesis Gravidarum (Frekuensi Muntah)
mengatur pola konsumsi dan telah mengetahui
Pada tabel Hubungan Hypnobirthing banyak refrensi tentang cara muntah, sehingga ibu
dapat mengurangi emesis gravidarum yang terjadi
Terhadap
Penurunan
Emesis
Gravidarum
(Frekuensi Muntah) Ibu Hamil Trimester Idapat pada dirinya. Hal ini sesuai dengan karekteristik
responden yang bahwa responden yang paling
diketahui bahwa dari 30 responden,15 yang
banyak berlatar belakang pendidikan SMA
diberikan asuhan hypnobirthing, 12 responden
yaitu23 responden (76,7%). Satu orang responden
diantaranya (40,0%) mengalami penurunan
frekuensi muntah. Sedangkan dari 15 responden lainnya dikarena hypersensitive ibu terhadap
lingkungan sekitar (bau minyak wangi, bau
yang tidak diberikan asuhan hypnobirthing, 11
makanan) hingga mengakibatkan frekuensi
responden diantaranya
(36,67%) frekuensi
muntahnya tetap. Hal ini menunjukkan bahwa muntah ibu lebih besar.
dengan hypnobirthing akan mengurangi frekuensi
muntah.
Hypnobirthing akan membantu ibu hamil
untuk mencapai kondisi yang senantiasa rileks dan
tenang, dimana efek dari kondisi ini akan
berpengaruh pada ibu hamil dan lingkungannya.
Dengan kondisi rileks, gelombang otak akan
menjadi lebih tenang sehingga dapat menerima
masukan baru yang kemudian akan menimbulkan
reaksi positif pada tubuh.
83
Kesimpulan
Sebelum diberikan asuhan hypnobirthing
sebagian besar ibu hamil trimester I mengalami
emesis gravidarum dengan frekuensi muntah
paling banyak 4-6x/hari (63,3%) dan derajat mual
sebesar
3 (53,3%). Secara umum emesis
gravidarumdialami oleh ibu hamil trimester I,
yang terjadi karena pengaruh perubahan psikologi
Jurnal Kesehatan (Health Journal)
Daftar Pustaka
84
85