Anda di halaman 1dari 9

Tugas Sistem Informasi Geografis (SIG)

Oleh :
Kelompok 9
Jessica Brighitha

J1F111252

Ario Feliks Surono

J1F112003

M. Muzakir

J1F112008

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PROGRAM STUDI S-1 ILMU KOMPUTER
BANJARBARU
2015

ERASTHOTENES

Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Erastothenes


pada abad ke 1. Menurut Erastothenes geografi berasal dari kata geographica yang
berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat
tersebut, maka para ahli geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes
dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi.
Eratosthenes adalah seorang matematikawan, ahli geografi dan astronom
zaman Helenistik. Ia tercatat sebagai orang yang pertama kali memikirkan sistem
koordinat geografi, dan yang pertama diketahui menghitung keliling Bumi.
Eratosthenes mengetahui bahwa pada saat titik musim panas pada siang
lokal di kota Syene yang terletak di Tropic of Cancer, Matahari akan tampak di
zenit, tepat di atas kepala. Ia juga mengetahui dari pengukuran bahwa di kampung
halamannya, Alexandria, sudut kemiringan Matahari pada saat yang sama adalah
7,2 di selatan zenit. Dengan asumsi bahwa Alexandria berada di utara Syene ia
menyimpulkan bahwa jarak dari Alexandria ke Syene adalah 7,2/360 dari total
keliling Bumi. Jarak antara kedua kota tersebut diketahui dari para
pedagang/pengelana sekitar 5000 stadia: sekitar 800 km. Dia mendapatkan angka
akhir 700 stadia per derajat, yang berarti keliling Bumi adalah 252.000 stadia.
Ukuran pasti dari stadion yang dia gunakan saat ini tidak lagi diketahui dengan
pasti (ukuran stadion Attic sekitar 185 m), tetapi umumnya dipercaya bahwa
keliling Bumi yang dihitung Eratosthenes adalah sekitar 39.690 km.
Karya Eratosthenes lain meliputi:

Saringan Eratosthenes sebagai cara menemukan bilangan prima.

Kemungkinan, pengukuran jarak Matahari-Bumi, sekarang disebut sebagai


satuan astronomi dan jarak Bulan.

Pengukuran inklinasi bidang ekliptika hingga mencapai ketelitian 7 menit


busur.

Katalog bintang memuat 675 bintang (namun tidak terlestarikan).

Peta rute pelayaran di Sungai Nil hingga sejauh Khartoum.

Peta dunia yang diketahui saat itu, dari Kepulauan Britania hingga
Srilangka, dan dari Laut Kaspia hingga Ethiopia. Hanya Hipparchus,
Strabo, dan Ptolemy yang dapat membuat peta yang lebih akurat pada
masa klasik dan post-klasik.

Sejumlah karya dalam teater dan etika.

Sebuah kalender dengan tahun kabisat, dimana dia berusaha menentukan


sejumlah tanggal pasti dan hubungan dari berbagai macam event politik
dan literatur pada masanya hingga ke masa Perang Troya.

Bagaimana caranya mengukur keliling bumi? - Eratosthenes


Eratosthenes adalah cendekiawan Yunani yang hidup di Alexandria,
sebuah kota di Mesir. Dari pengamatan sederhana yang dilakukan, ia mampu
mengukur ukuran seluruh planet. Eratosthenes tahu bahwa jarak luar biasa antara
matahari bumi, sinarnya mencapai Alexandria dan Syene dalam berkas-berkas
sinar sejajar yang berdampingan.Jika bumi datar maka bayangan akan lenyap di
seluruh dunia pada tanggal 21 Juni.
Namun, ia memperkirakan karena bumi melengkung, tembok-tembok dan
tiang-tiang di Alexandria sekitar 800 km sebelah utara Syene menonjol dari
permukaan bumi dengan sudut berbeda.
Jadi pada tengah hari pertama musim panas, Eratosthenes menghitung
bayangan yang ditimbulkan oleh tiang-tiang batu di luar museum. Karena ia tahu
ketinggian tiang-tiang batu itu, ia dapat membayangkan garis dari puncak tiangtiang batu itu ke ujung bayangan, membuat segitiga yang dapat dihitung. Setelah
menggambar segitiga itu, Eratosthenes memakai rumus geometri sederhana untuk
membuktikan puncak kemiringan tiang-tiang batu itu memiliki kemiringan dari
Matahari sedikit di atas 70 karena tidak ada bayangan pada tengah hari di Syene
di hari pertama musim panas, sudut di Syene 00, atau tidak ada sudut sama sekali.
Hal ini berarti Alexandria berjarak 70 lebih sedikit dari Syene sepanjang keliling
bumi.

Semua lingkaran memiliki 3600, dan keliling bumi bukan perkecualian.


Sudut 70 antara dua kota itu sekitar 1/50 lingkaran. Jadi Eratosthenes mengalikan
jarak antara Syene dan Alexandria sekitar 800 km dengan angka 50, mendapatkan
angka 40.000 untuk jarak keliling bumi. Para astronom modern menghitung
keliling bumi tepatnya 40.061 km.

KASUS DALAM SIG (Sistem Informasi Geografis)


Kasus 1 :
Sistem Informasi Geografis tentang Jalur penyebaran odong-odong di
sekitar komplek Bumi Lingkar Basirih Banjarmasin
Dalam kasus ini penulis mengambil kasus tukang odong-odong disekitar
komplek perumahan Bumi Lingkar Basirih Banjarmasin, menurut redaksi
kompasiana tukang odong-odong merupakan pelestari lagu anak-anak Tukang
Odong-odong Pelestari Lagu Anak-anak. Beberapa lokasi dimana tukang
odong-odong mangkal, yang terdengar diputar adalah lagu anak-anak yang tidak
saja akrab di telinga mereka, tapi juga di telinga para orangtua. Memang yang
diputar itu lagu anak-anak jaman dulu, bukan lagu anak-anak yang dibawakan
oleh para penyanyi cilik yang kini sudah jadi orangtua.
Di tengah gencarnya industri musik di negeri ini, lagu yang bertema dan
sesuai dengan konsumsi anak-anak semakin dilupakan. Jangankan untuk
menciptakan lagu-lagu baru, bahkan untuk mencari kaset, CD dan sejenisnya yang
memuat lagu anak-anak; sudah tergolong sulit. Para anak sekarang lebih banyak
mengenal dan menyanyikan lagu-lagu para orang dewasa. Mereka lebih suka
menyanyikan lagu Bang Toyib yang lama tak pulang-pulang itu. Bahkan tak
sedikit para anak yang menyanyikan lagu bertema cinta dengan ekspresi tak
bersalah khas anak-anak.
Diantara sekian ajang pencarian bakat di bidang musik, tampaknya belum ada
yang benar-benar khusus dan serius memperlombakan menyanyi lagu anak-anak
yang memang sesuai dengan konsumsi mereka. Kita patut mengapresiasi yang
dilakukan oleh para tukang odong-odong, yang mungkin tanpa sengaja ikut
melestarikan keberadaan lagu anak-anak agar terus diingat sepanjang masa. Bisa
saja para tukang odong-odong itu tidak memutar lagu anak-anak; memutar lagulagu yang sekarang sedang hit, misalnya lagu-lagu yang dibawakan oleh si
pengamen cilik, Tegar.
Selain yang dilakukan oleh Sekolah TK, palygroup dan sejenisnya, tukang
odong-odong ikut andil melestarikan keberadaan lagu anak-anak.

Studi Kasus: Tukang Odong-odong


Dalam studi kasus ini penulis melakukan permodelan realita kasus jalur
penyebaran odong-odong di sekitar komplek Bumi Lingkar Basirih, penulis
melakukan penggambaran secara deskriptif terhadap permodelan tersebut yaitu:
1. Titik: Merupakan penggambaran dari Building/Bangunan perumahan
yang terdapat dalam kompleks perumahan, dapat juga sebagai
penggambaran orang-orang kompleks atau anak-anak yang terdapat di
kompleks perumahan tersebut
2. Area: Merupakan penggambaran dari batasan-batasan koordinat tiap gang
atau RT/RW dari kompleks perumahan, jadi tiap tukang odong-odong
disebar disetiap masing-masing gang perumahan tersebut sesuai koordinat
yang ada
3. Garis: Merupakan penggambaran Jalan yang akan ditempuh masingmasing tukang odong-odong yang akan disebar dalam kompleks tersebut

Kasus 2 :
Sistem

Informasi

Geografis

tentang

pendistribusian

Coca-Cola

ke

toko/minimarket di daerah Kelayan A, Banjarmasin.


Minuman ringan (Soft Drink) Coca-Cola diciptakan oleh Dr. John S.
Pemberton, seorang ahli farmasi dan ahli minuman dari Atlanta, Georgia,
Amerika Serikat, pada bulan Mei 1886. Ia mencampurkan suatu ramuan khusus
dengan gula murni menjadi sirup yang beraroma segar dan berwarna karamel,
kemudian diaduk bersama air murni. Minuman ini kemudian dikenal dengan nama
Coca-Cola. Pada awalnya penjualan minuman ini dilakukan dengan menempatkan
minuman ringan (Soft Drink) tersebut di dalam guci besar yang diletakkan
ditempat-tempat

strategis.Namun

adanya

peningkatan

jumlah

pembelian

menyebabkan penggunaan guci tersebut digantikan dengan kemasan botol yang


lebih praktis.
The Coca-Cola Company didirikan tahun 1892 oleh Asa G. Chandler di
Atlanta, yang juga mempatenkan merek dagang Coca-Cola. Perusahaan ini
merupakan induk dari semua perusahaan pembotolan yang memiliki merek
dagang Coca-Cola diseluruh Negara didunia dengan menyediakan bahan baku
konsentratnya. Mulai tahun 1893, The Coca-Cola Company membangun pabrik
sirupnya diluar Atlanta.

Ilustrasi : Penyebaran Coca Cola di dunia

Di Indonesia, Coca-Cola mulai dikenal pada tahun 1927 melalui De


Nederland Indische Mineral Water Fabrieck yang membotolkan nya untuk
pertama kali di Batavia. Selanjutnya perusahaan tersebut diambil alih oleh
pedagang Indonesia dan berubah nama menjadi The Indonesian Bottles Ltd. N. V.
(IBL) yang berstatus perusahaan nasional.
Pada tahun 1971, dengan pertambahan usahadan modal, IBL berubah
menjadi nama baru PT Djaya Bevarages Bottling Company (PT. DBBC) yang
merupakan pabrik pembotolan modern pertama di Indonesia. Adanya penambahan
modal tersebut meningkatkan kapasitas pabrik yang diikuti pula dengan
penambahan macam produk yang dihasilkan dalam berbagai ukuran kemasan. PT.
Coca-cola memiliki sebelas pabrik pembotolan yang ada di Indonesia yang
terdapat di Semarang, Bandar Lampung, Padang, Ujung Pandang, Medan,
Surabaya, Bandung, Bali, Jakarta, Banjarmasin dan Manado.
PT. Coca Cola Amatil Indonesia Banjarbaru adalah industri yang bergerak
dalam minuman ringan di Kalimantan Selatan. PT. Coca Cola Amatil Indonesia
Banjarbaru memiliki permasalahan dalam hal pendistribusian minuman kepada
konsumennya yang berakibat keterlambatan atau ketidaktepatan waktu dalam
pengiriman produk. Hal ini diakibatkan karena belum adanya rute distribusi yang
optimal dengan perhitungan kapasitas alat angkut yang tersedia juga jarak tempuh
dari PT. Coca Cola Amatil Indonesia Banjarbaru ke seluruh outlet yang efektif
dan efisien. Travelling Salesman Problem (TSP) merupakan suatu model
permasalahan distribusi berupa penugasan sejumlah n kendaraan pada m lokasi.
Model permasalahan ini menggunakan alat angkut yang diawali dari satu titik
pusat tertentu (disebut Kantor Penjualan Banjarmasin) lalu menuju semua titik
pendistribusian (disebut outlet/toko) kemudian kembali ke titik awal. Outlet yang
tersebar kemudian dibagi berdasarkan jumlah permintaan serta jarak tempuh.
Dalam studi kasus ini penulis melakukan permodelan realita pendistribusian
Coca-Cola ke toko/minimarket di daerah Kelayan A, Banjarmasin. Penulis
melakukan penggambaran secara deskriptif terhadap permodelan tersebut yaitu:
1. Titik: Merupakan penggambaran dari orang-orang kompleks atau
konsumen coca-cola yang terdapat di kompleks perumahan tersebut.

2. Area: Merupakan penggambaran dari Building/Bangunan perumahan


yang terdapat dalam kompleks perumahan di daerah tersebut.
3. Garis: Merupakan penggambaran Jalan yang akan ditempuh masingmasing salesmen/ tukang angkut yang akan disebar dalam daerah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai