Oleh
Kelompok 3/Offering A/2014
Irwan Wijaya
(140341806999)
(140341807057)
Murni Thalib
(140341807064)
Ardiani Samti NA
(140341807085)
(140341807280)
A. Topik
Daya Antimikroba Tanaman Berkhasiat Obat Terhadap Bakteri Dengan
Metode Difusi Agar
B. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui daya antimikroba dari salah satu macam daun tanaman
berkhasiat obat yaitu daun jambu tua terhadap bakteri dengan metode
paper disk
C. Waktu Pelaksanaan
Jumat 24 Oktober 2014 dan Sabtu 25 Oktober 2014
D. Dasar Teori
7. Mistar
8. Mikropipet
9. Tabung reaksi
10. Korek api
11. Kompor
12. Panci
13.
14. Bahan
1. Biakan murni Escheria coli dan S aureus
2. 10 lembar daun biji umur tua
3. Medium lempeng NA
4. Cotton bud steril
5. Panci
6. Aquades
7. Air
15.
F. Prosedur kerja
16.
17.
Disiapkan
10 lembar daun jambu biji umur tua
18.
Dicuci bersih
19.
Direbus dengan 100 ml air hingga mendidih
20.
Disaring
(ekstrak daun jambu biji 100%)
21.
22.
23.
24.
25.
Disiapkan
gelas 5 gelas beker yang sudah
26.
disterilkan
27.
Dibuat
28. ekstrak daun 60% (6 ml ekstrak dan 4 ml
aquades
steril
29.
30.
Dibuat esktrak daun 70 % (7 ml esktrak dan 3 ml
31.
aquades
steril)
32.
33.
34.
35. esktrak daun 80% (8 ml esktrak dan 2 ml
Dibuat
36.
aquades
steril)
37.
Dibuat
esktrak
90% (9 ml ekstrak dan 1 ml aqudes
38.
steril)
39.
40. dengan aluminium foil agar tidak kontam
Ditutup
41. udara
dengan
42.
43.
Dinokulasikan
biakan murni dari E coli (pada
44.
45.
lempeng 1 dan 2) dan S aureus (lempeng 3 dan 4)
46.
Digunakan
cotton bud steril yang tiap 3 goresan,
47.
48.
dicelupkan
lagi ke medium NA nutrien cair (supaya
49.
tetap
50. basah dan dapat menempelkan biakan murni)
51.
52.
Dibuat 23 tetes
lubang
pada masingmasing
lempeng
Ditetesi
aquades
(0% ekstrak) pada
salah
53.
satu54.
lubang
Diberi 0,1 ml esktrak 60% di lubang yang lain
Diulang untuk konsentrasi ekstrak yang lain
Diinkubasikan 1 x 24 jam dengan suhu 370 C
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68. zona hambat yang terbentuk di tiapDiukur
69.
tiap
70.lubang
71.
72.
73.
74.
75. Diameter zona hambat
76.
= a-b
77.
78.
G. Data
79.
80.
H. Analisis Data
I. Pembahasan
81.
Hasil skrining fitokimia, daun jambu biji mengandung metabolit
sekunder, terdiri dari tanin, pelifenolat, flavonoid, monoterpenoid, siskulterpen,
alkaloid, kuinon dan saponin (Kurniawati, 2006 dalam Rosidah 2012).
Komponen utama dari daun jambu biji adalah tanin yang besarnya mencapai 912% (Depkes, 1989). Tanin bersifat antibakeri dengan cara mempresipitasi
protein. Efek antimikroba tanin melalui reaksi membran sel, inaktivasi enzim,
destruksi atau inaktivasi fungsi materi genetik. Alkaloid, flavonoid dapat
menghambat materi pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus (Ajizah,
2004). Saponin termasuk golongan senyawa triterpenoid dapat digunakan
sebagai zat antimikroba (Musalam, 2001).
82.
Pada praktikum ini, zona gambat yang terbentuk tidak luas. Hal ini
disebabkan oleh jenis pelarut yang digunakan adalah air. Pelarut yang
seharusnya digunakan untuk membuat ekstrak daun jambu biji adalah Etanol
96%. Penelitian ini juga telah dilakukan oleh Darsono (2003) dengan
menggunakan metode difusi sumur (Hole Plate Method) mengenai aktivitas
antimikroba ektrak daun jambu biji pada pertumbuhan S aureus. Hasilnya
ekstrak daun jambu biji dengan pelarut etanol 96% efektif mengambat
pertumbuhan S aureus.
83.
Peluang daun jambu biji yang mengandung senyawa antimikroba
dapat digunakan sebagai obat antikumur selain daun sirih. Harsjawinata (2009)
membuat daun jambu biji sebagai bahan untuk membuat obat kumur pencegah
ginggivitis. Pemanfaatan daun jambu biji sebagai obat kumur diharapkan akan
mampu meningkatkan nilai pendapatan petani jambu biji melalui budidaya
tanaman sesuai teknologi yang dianjurkan
84.
85.
J. Diskusi
K. Kesimpulan
86. Daftar Rujukan
87.
88.
89.
90.
92.