1.
2.
3.
4.
5.
6.
Present By :
Siti Uswatun Hasanah 122210101083
Luisa Fatma S.
122210101091
Anandini Aulia S. 122210101093
Firdausia Irawanda R. 122210101101
Arimbi Sulistyo K. 122210101109
Haris RDP
122210101111
Hasil
Reaksi Kimia
Urea + Benzoilklorida
BM(g/mol): 60,06
140,51
M(g) : 0,5
0,605
Benzoilurea
: 0,008325 0,004304
R
S
: 0,004304 0,004304
0,004304
: 0,04021 0,004324
Penambahan Tetrahidrofuran
0,5 gram urea dicampur dengan 25 ml tetrahidrofuran
pada labu alas bulat.
Rumus kimia tetrahidrofuran (CH2)4O
Tetrahidrofuran berfungsi melarutkan senyawa non polar.
Proses pembuatan tetrahidrofuran dalam industri
menggunakan dehidrasi 1,4-butanadiol dengan katalis
asam.
THF cenderung membentuk peroksida jika disimpan
dalam udara, oleh karena itu THF tidak boleh didistilasi
sampai kering yang dapat meninggalkan residu
peroksida yang mudah meledak.
Penambahan Trietilamin
Rumus kimia (CH3)3N
Trietilamin merupakan senyawa tak
berwarna, higroskopik dan mudah
terbakar.
Campuran urea dan tetrahidrofuran
ditambahkan dengan 1 ml trietilamin.
Trietilamin berfungsi sebagai
katalis/pembasa.
Proses Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada
temperatur titik didihnya selama waktu tertentu
dan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan
adanya pendingin balik.
Prinsip metode refluks adalah
pelarut volatil yakni tetrahidrofuran
menguap pada suhu tinggi, namun
akan didinginkan oleh kondensor
dan turun lagi ke dalam wadah
sehingga pelarut akan tetap
sama/ada
selama
reaksi
berlangsung.
Metode Pemisahan
1. Dekantasi
Dekantasi adalah pemisahan komponenkomponen dengan cara dituang secara
langsung. Dapat dilakukan untuk memisahkan
campuran zat cair dengan zat padat atau zat
cair dengan hati-hati. Larutan harus didiamkan
terlebih dahulu untuk memisahkan kedua fase.
Pada praktikum ini pencucian pertama dan
kedua dilakukan dengan metode dekantasi
Etil
asetat
air+
THF
TAHAP PENYARINGAN
Proses selanjutnya, setelah mendapatkan fase etil asetat
yaitu penyaringan, dimana penyaringan ini dilakukan dengan
menggunakan kertas saring dan corong buchner. Fase etil
asetat disaring karena ditakutkan masih adanya senyawa
natrium sulfat anhidrat yang bercampur. Dapat diketahui,
bahwa natrium sulfat anhidrat berbentuk padatan, bukan cairan
yang kemungkinan masih berada pada fase etil asetat. Selain
itu, natrium sulfat anhidrat larut dalam air, yang menyebabkan
dapat terikatnya antara natrium sulfat anhidrat dengan fase air
yang kemudian fase air tertahan dikertas saring tersebut,
barulah didapatkan fase etil asetat tanpa fase air.
TAHAP KRISTALISASI
Kemudian fase etil asetat diuapkan hingga didapatkan kristal. Fase
etil asetat memiliki sifat mudah menguap sehingga dapat terbentuk
kristal dengan cara penguapan. Pembentukan kristal yang disebut
kristalisasi adalah cara memperoleh zat padat yang larut dalam
cairan . Zat padat yang tidak dapat dipisahkan dari larutannya
dengan cara disaring. Hal ini karena ukuran parktikel-partikel
larutan tersebut sangat kecil dan tersebar merata dalam larutan.
Sehingga komponen-komponen zat dalam larutan ini dapat
dipisahkan dengan kristalisasi cara penguapan. Agar didapatkan
kristal dengan cara penguapan ini, semestinya dilakukan selama 24
jam, tetapi karena waktu praktikum yang tidak cukup menyebabkan
pengkristalan ini dilakukan hanya beberapa jam dan dibantu dengan
alat hairdryer untuk mempercepat pembentukan kristal.
Tahap Rekristalisasi
Untuk memisahkan/memurnikan suatu zat padat
yang dapat mengkristal.
Benzoilurea direkristalisasi dengan menggunakan
etanol panas dengan perbandingan 1:1
Saat proses rekristalisasi dengan etanol panas tidak
terbentuk karena titik didih pelarut lebih tinggi dari titik
didih senyawa.
Proses rekristalisasi diulang sebanyak 3x
Kristal berbentuk jarum dan berwarna putih bening.
Kristal dikeringkan pada suhu 60C untuk
menghilangkan kadar air
PERHITUNGAN RENDEMEN