Makalah PIK Aseton Low
Makalah PIK Aseton Low
ASETON
(Pembuatan Aseton dari Isopropil Alkohol)
Disusun oleh :
Alien Abi Bianasari
(21030113130129)
Muhammad Nastabiq
(21030113140154)
Mustafa Setiawan
(21030113130132)
(21030113130134)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Sejarah
Aseton, CH3COCH3, merupakan salah satu senyawa alifatik keton yang sangat
penting. Pada umumnya aseton digunakan sebagai solven untuk beberapa polimer.
Penggunaan yang bersifat komersial adalah penggunaan sebagai senyawa
intermediet dalam pembuatan methyl methacrylate, bisphenol A, diaseton alcohol
dan produk produk lain (Johanna Lianna dan Lusiana Silalahi, 2012).
Aseton banyak dipakai pada industri selulosa asetat, cat, serat, plastik, karet,
kosmetik, perekat, pernis, penyamakan kulit, pembuatan minyak pelumas, dan
proses ekstraksi juga sebagai bahan baku pembuaan methyl isobutyl ketone.
Aseton pertama kali dihasilkan dengan cara distilasi kering dari kalsium asetat.
Kemudian setelah perang dunia ke-1 proses pembuatan aseton digantikan dengan
fermentasi karbohidrat menjadi aseton, buthyl dan etil-alkohol. Kemudian pada
tahun 1920 proses dehydrogenasi 2-propanol mulai digunakan untuk
memproduksi aseton.
Pada pertengahan tahun 1960 proses oksidasi propene digunakan sebagai
bahan baku pembuatan aseton. Dan pada tahun 1976 oksidasi cumene menjadi
phenol dan aseton mulai digunakan (Ullmann, 2007).
Kebutuhan aseton di indonesia semakin lama semakin meningkat tapi sampai
saat ini masih belum ada perusahaan di indonesia yang masih memproduksinya.
Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, indonesia masih mendatangkan aseton
dari negara lain seperti : Amerika Serikat, Belanda, Cina, Korea, Jepang, dan
Singapura.
1.2. Bahan Baku
Aseton dapat dibuat dengan menggunakan proses Cumene Hydroperoxide
(dengan bahan baku cumene), proses dehidrogenasi Isopropil Alkohol (dengan
bahan baku isopropyl alcohol isopropil alcohol dengan katalis kombinasi ZnO dan
ZrO), dan proses Oksidasi Isopropil Alkohol (dengan bahan baku propilen).
Berikut proses singkatnya :
1.2.1. Proses Cumene Hydroperoxide
Pada proses cumene hydroperoxide, mula-mula cumene dioksidasi
menjadi cumene hydroperoxide dengan udara atmosfer atau udara kaya
oksigen dalam satu atau beberapa oksidiser. Temperatur yang digunakan
adalah antara 80130 oC dengan tekanan 620 kPa, serta dengan penambahan
Na2CO3. Sanjutnya produk reaktor dievaporasikan. Kemudian dengan
: C3H7OH
- Rumus bangun
- Kenampakan
60,10
- Titik didih, C
: 82,3
- Titik beku, C
: -88,5
: 1,3772
: 2,4
: 0,7864
- Temperatur kritis, C
: 235,2
: 4.764
b. Sifat Kimia
1. Isopropil Alkohol didehidrogenasi membentuk Aseton dengan katalis
bermacam-macam seperti logam, oksida dan campuran logam dengan
oksidanya.
2. Isopropil Alkohol dapat juga dioksidasi secara parsial membentuk
Aseton dengan katalis yang sama dengan proses dehidrogenasi.
3. Dengan asam halogen dihasilkan Isopropil Halida.
4. Bereaksi dengan logam-logam aktif seperti sodium dan potasium
membentuk Metal Isopropoksida dan hidrogen. Alumina Isopropoksida
dapat dihasilkan dari reflux Isopropil Alkohol 99%, aluminium dengan
katalis Merkuri Oksida.
5. Dengan Asam Asetat dan katalis Asam Sulfat dapat membentuk
Isopropil Asetat. Dengan Etilen Oksida atau Propilen Oksida dengan
katalis basa seperti NaOH akan membentuk Eter Alkohol dari Isopropil
Alkohol.
6. Isopropil Alkohol dapat mengalami dehidrasi menghasilkan Diisopropil
Eter ataupun Propilen.
Rumus molekul
: C3H6O
Rumus bangun
: 58,08
Kenampakan
Titik didih, C
: 56,29
Titik beku, C
: -94,6
: 1,3588
: 0,32
: 0,783
Temperatur kritis, C
: 235,05
: 4.701
b. Sifat Kimia
1. Dengan proses pirolisa akan membentuk Ketena
2. Aseton dapat dikondensasi dengan asetilen membentuk 2 metil 3
butynediol, suatu intermediate untuk Isoprene.
3. Dengan Hidrogen Sianida dalam kondisi basa akan menghasilkan
Aseton Sianohidrin.
: H2
- Kenampakan
- Titik didih, C
: -252,87
- Titik lebur, C
: -252,76
BAB II
RANCANGAN PROSES
2.1. Mekanisme Reaksi
Ada beberapa macam proses pembuatan Aseton,antara lain:
1. Proses Cumene Hidroperoksida
Mula-mula Cumene Dioksidasi menjadi Cumene Hidroperoksida dengan
udara atmosfir atau udara yang kaya oksigen dalam satu atau beberapa
oksidasinya. Temperatur yang digunakan adalah antara 80 C 130 C dengan 6
atm, sertadengan penambahan Na2CO3. pada umumnya proses oksidasi ini
dijalankan dalam 3 atau 4 reaktor yang dipasang seri.
Reaksi :
C6H5CH(CH3)2 C6H5CH(CH3)2 C6H5OH + C3H6O
Hasil dari oksidasi pada reaktor pertama mengandung 9-12% Cumene
Hidroperoksida, 15-20% pada reaktor kedua, 24-29% pada reaktor ketiga, dan 3239% pada reaktor selanjutnya. Kemudian produk reaktor keempat dievaporasikan
sampai konsentrasi Cumene Hidroperoksida menjadi 75-85%. Kemudian dengan
penambahan asam akan terjadi reaksi pembelahan Cumene Hidroperoksida
menjadi suatu campuranyang terdiri dari Fenol, Aseton dan berbagai produk lain
seperti chumylphenols, acetophenone, dimethyl phenylcarbinol, a-methylstyrene,
dan hydroxyacetone.
Campuran ini kemudian dinetralkan dengan penambahan sodium phenoxide
atau basa lain atau dengan ion exchanger yang lain. Kemudian campuran
dipisahkan dan crude acetone diperoleh dengan cara distilasi. Untuk mendapatkan
kemurnian yang diinginkan perlu dilakukan penambahan satu atau kolom distilasi.
Jika digunakan dua kolom, kolom pertama untuk memisahkan impuritas
seperti Asetaldehid atau Propionaldehid. Sedangkan kolom kedua berfungsi untuk
memisahkan fraksi- fraksi berat yang sebagian besar terdiri dari air. Aseton
diperoleh sebagai hasil atas menara kedua (Kirk & Othmer, 1991).
2. Proses Oksidasi Propilen
Proses oksidasi Propilen menjadi Aseton dapat berlangsung pada suhu 145 C
dan tekanan 10 atm dengan bantuan katalis bismuth phaspomolibdat pada
alumina. Pada proses ini hasil reaksi terdiri dari Aseton dan Propanoldehid (Kirk
& Othmer, 1983).
Reaksi:
CH2 = CHCH3 + O2 C3H6O + C3H6O
3. Proses Oksidasi Isopropil Alkohol
Pada pembuatan Aseton dengan proses ini, Isopropil Alkohol dicampur
dengan udara dan digunakan sebagai umpan reaktor yang beroperasi pada suhu
200 C 800 C. Reaksi dapat berjalan dengan baik menggunakan katalis seperti
yang digunakan pada proses dehidrogenasi Isopropil Alkohol.
Reaksi:
CH3CHOHCH3 +
O2 H2O + C3H6O
Reaksi ini sangat eksotermis (43 kkal/mol) pada 25 C dan untuk itu
diperlukan pengontrolan suhu yang sangat cermat untuk mencegah turunnya yield
yang dihasilkan. Untuk mendapatkan konversi yang baik reaktor dirancang agar
hasil dapat langsung diinginkan. Proses jarang digunakan bila dibanding dengan
proses dehidrogenasi (Kirk & Othmer, 1983).
4. Proses Dehidrogenasi Isopropil Alkohol
Proses lain yang sangat penting untuk memproduksi Aseton adalah
dehidrogenasi katalitik dimana reaksinya adalah endotermis.
Reaksi:
C3H8O + 66,5 kJmol (pada 372oC)
C3H6O
H2
H-H
Pada proses ini Isopropil Alkohol diuapkan dengan vaporizer dan dipanaskan
dalam HE dengan menggunakan steam kemudian dimasukkan ke dalam multi
turbular fixed bed reactor. Ada sejumlah katalis yang dapat digunakan dalam
proses
ini
yaitu
kombinasi
zinc
oxide-
zirconium
oxide,
kombinasi
copperchromium oxide, copper, silicon dioxide. Kondisi operasi reaktor ini adalah
1.5-3 atm dan suhu 400 C-600 C.
Dengan proses ini konversi dapat mencapai 75-98% dan yield dapat mencapai
85-90%.Gas panas keluar dari reaktor yang terdiri dari Isopropil Alkohol, Aseton,
dan Hidrogen dilewatkan scrubber, untuk dipisahkan antara gas insoluble (H2)
dengan Aseton, Isopropil Alkohol, dan air.
Hasil dari scrubber ini didistilasi, Aseton diambil sebagai hasil atas
sedangkan campuran Isopropil Alkohol dan air sebagai hasil bawah. Hasil bawah
ini didistilasi lagi untuk recovery Isopropil Alkohol yang diambil sebagai hasil
atas yang kemudian di recycle ke reactor (Kirk & Othmer, 1983).
Proses dehidrogenasi Isopropil Alkohol dipilih karena memiliki alasan
sebagai berikut:
a. Proses dehidrogenasi Isopropil Alkohol tidak memerlukan unit pemisahan O2 dari
udara sebelum diumpankan ke dalam reaktor.
b. Dengan jumlah Isopropil Alkohol yang sama, konversi pada proses dehidrogenasi
lebih besar sehingga hasil Aseton yang diperoleh lebih banyak.
c. Pada proses oksidasi timbul masalah terjadinya korosi sehingga dapat mengganggu
jalannya proses, sedangkan pada proses dehidrogenasi, hal tersebut dapat
dikurangi.
= Go produk - Go reaktan
= -153,15 + 173,5
= 20,35 kJ/mol
Go
= -RT ln K
ln K
= -Go / RT
= -20,35 kJ/kmol / (8,314 kJ/kmol K x 298 K)
= -8,21 x 10-3 = 0,00821
Hof
= 0,991 reversible
C3H6O
H2
+ H-H
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Aseton, CH3COCH3, merupakan salah satu senyawa alifatik keton yang
mempunyai banyak manfaat dan dapat buat melalui beberapa macam proses.
2. Ada beberapa macam proses pembuatan Aseton,antaranya yaitu : Proses
Cumene Hidroperoksida, Proses Oksidasi Propilen, Proses Oksidasi Isopropil
Alkohol dan Proses Dehidrogenasi Isopropil Alkohol.
3. Proses lain yang sangat penting untuk memproduksi Aseton adalah
dehidrogenasi katalitik dimana reaksinya adalah endotermis dan bolak-balik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014. Aseton.id.swewe.net/word_show.htm/?37325_1&Aseton. Diakses
12 Oktober 2014, pukul19.00 WIB.
Dwifirman, Widya. 2014. Aseton. http://www.academia.edu/5872597/Aseton.
Diakses pada tanggal 22 Oktober 2014, pukul 20.00 WIB.
Elsevier BV.2013. Spesifikasi Senyawa Kimia. Amerika : Reed Elsevier Group.
Joseph A. Shaeiwitz dan Richard Turton.1999. Acetone Production From
Isopropyl Alcohol. Morgan : West Virginia University.
Kirk and Othmer.1983. Encyclopedia of Chemical Technology. New York: Wiley.
_____________.1991. Encyclopedia of Chemical Technology. New York: Wiley.
_____________.1994. Encyclopedia of Chemical Technology, 3rd ed. New York:
Wiley.
Said, Fiitria.2013. Aseton.fitriasaid393.blogspot.com. Diakses 12 Oktober 2014,
pukul 20.00 WIB