Home Care Tugas Kelompok
Home Care Tugas Kelompok
KELOMPOK 2
KELAS 3B
NO. ABSEN 17-33
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Home Care
2.1.1 Pengertian Home Care
Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka
panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non
profesional yang telah mendapatkan pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang
merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian
dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal. Pelayanan yang
sesuai dengan kebutuhan pasien individual dan keluarga, direncanakan, dikoordinasi dan
disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi home care melalui
staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian atau kombinasi dari keduanya (Warhola C,
1980).
Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian
integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang mereka hadapi. Sedangkan Stuart (1998) menjabarkan perawatan
kesehatan di rumah sebagai bagian dari proses keperawatan di rumah sakit, yang
merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan (discharge planning), bagi klien yang
sudah waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di rumah ini biasanya dilakukan oleh
perawat dari rumah sakit semula, dilaksanakan oleh perawat komunitas dimana klien
berada, atau dilaksanakan oleh tim khusus yang menangani perawatan di rumah.
Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan keseatan
di rumah adalah perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang
terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi,
perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal bedah. Berdasarkan definisi di
atas, dapat disimpulkan perawatan kesehatan di rumah adalah :
Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan memandirikan klien
dan keluarganya,
Pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien dengan melibatkan klien dan
keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan
pelayanan,
Pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek administrasi maupun
aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu
tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan (Depkes, 2002).
2.1.2 Pelayanan keperawatan Home Care Meliputi :
Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder dan
tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan klien melalui kerjasama dengan keluarga
dan tim kesehatan lainnya. Perawatan kesehatan di rumah adalah spektrum kesehatan
yang luas dari pelayanan sosial yang ditawarkan pada lingkungan rumah untuk
memulihkan ketidakmampuan dan membantu klien yang menderita penyakit kronis
(NAHC, 1994).
2.1.3 Perkembangan Perawatan Kesehatan di Rumah
Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat dalam
sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain
banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa
dirawat di rumah dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor
yang mendorong perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah :
Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apabila
dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir
yang secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai
kesembuhan,
Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan homecare antara lain
Institusi pemerintah Di Indonesia pelayanan home care yang telah lama berlangsung
dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi,
balita maupun lansia) yang dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh
pemerintah). Klien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke
bawah. Di Amerika hal ini dilakukan oleh visiting nurse. Institusi sosial yang
melaksanakan pelayanan home care dengan sukarela dan tidak memungut biaya Biasanya
dilakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan penyandang dananya dari
donatur, misalnya bala keselamatan yang melakukan kunjungan rumah kepada keluarga
yang membutuhkan sebagai wujud pengabdian pada Tuhan. Institusi swasta dalam bentuk
praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan
home care dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun
pembayaran melalui pihak ketiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehtan
swasta tentu tidak berorientasi not for profit services.
Hospital home care. Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat di
rumah sakit, keluarga masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan
di rumah.
2.1.8 Bagaimana Merencanakan Institusi Homecare Swasta
Institusi home care swasta baik didirikan secara individu maupun kelompok, baik
untuk satu jenis layanan maupun layanan yang bervariasi. Untuk itu diperlukan
perencanaan yang berdasarkan kebutuhan pasar. Perencanaan berdasarkan kebutuhan
pasar mengharuskan kita untuk melakukan analisa eksternal dan internal.
Analisa eksternal memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar mengharuskan
kita untuk melakukan analisa eksternal dan internal.
Analisa eksternal memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar baik jenis maupun
jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah yang penduduknya kebanyakan berusia
produktif, maka sudah dapat diperkirakan bahwa pasar membutuhkan layanan
keperawatan yang berhubungan dengan masalah reproduksi, bayi serta balita. Analisa
eksternal juga harus melihat pesaing yang ada di sekitar daerah tersebut baik jumlah,
jenis maupun kondisinya.
kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem
pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan
dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut
oleh pengelola perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh
koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan
harus diketahui oleh koordinator kasus.
4. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.
- sarana komunikasi
- sarana transportasi
f. Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktek profesi dan sertifikasi home care
Daftar tarif dibuat berdasarkan dengan memperhatikan standar harga di wilayah tempat
berdirinya home care dengan memperhatikan golongan ekonomi lemah Sarana dan
Prasarana, meliputi set alat yang sering dipakai seperti perawatan luka, perawatan bayi,
nebulizier, aksigen, suction dan juga peralatan komputer dan perlengkapan kantor.
Format askep, meliputi format register, pengkajian, tindakan, rekap alat/bahan yang
terpakai, evaluasi dari perawat ataupun dari pasien/keluarga.
Form informed consent, meliputi persetujuan tindakan dari pasien dan keluarga,
persetujuan pembiayaan dan keikutsertaaan dalam perawatan.
Surat Perjanjian kerjasama antara profesi lain seperti misalnya fisioterapi, dokter,
laboratorium, radiologi dan juga dinas sosial.Transportasi terutama untuk perawat home
care dan juga transportasi pasien bila sewaktu-waktu perlu rujukan ke rumah sakit atau
tempat pelayanan lainnya. Sistem gaji/upah personil home care. Sistem ini harus lebih
berorientasi pada kepentingan perawat pelaksana bukan keuntungan manajemen semata.
Sistem penggajian bisa dalam bentuk bulanan atau dibuat dalam setiap kali selesai
merawat pasien.
2. Fase implementasi
Case manager menugaskan surveyor untuk melakukan pengkajian kebutuhan klien
dan perawat pelaksana untuk merawat klien. Hasil pengkajian awal sebagai referensi
untuk merencanakan kebutuhan klien selanjutnya dan dibuat kesepakatan dengan
keluarga (waktu, biaya dan sistem perawatan yg dipilih). Surveyor memantau
pelaksanaan pelayanan keperawatan oleh perawat pelaksana.
3.Fase terminasi
Perawat menyelesaikan tugas sesuai kontrak yg disepakati surveyor menyerahkan rekap
peralatan dan biaya selama perawatan. Kolektor melak kunjungan ke klg untuk
penyelesaian administrasi.
penatalaksanaan:
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar
atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
f. Neurosensori
Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala, subojksipital (terjadi
saat bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan
penglihatan (diplobia, penglihatan kabur, epistakis).
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek, proses
piker, penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit kepala.
h. Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea, ortopnea,dispnea, batuk
dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas
tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
j. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala: Faktor resiko keluarga: hipertensi, aterosporosis, penyakit jantung, DM.
Faktor faktor etnik seperti: orang Afrika-amerika, Asia Tenggara,
penggunaan pil KB atau hormone lain, penggunaan alcohol/obat.
Rencana pemulangan : bantuan dengan pemantau diri TD/perubahan dalam terapi
obat.
2.2.7.2 Diagnosa, Kriteria hasil dan Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1 .
Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi
pembuluh darah.
Kriteria Hasil :
Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / beban
kerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat
diterima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentang
normal pasien.
Intervensi
Kriteria Hasil :
Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan konsekkuensinya, menyatakan
kesadaran kemampuan koping / kekuatan pribadi, mengidentifikasi potensial
situasi stress dan mengambil langkah untuk menghindari dan mengubahnya.
Intervensi
1. Kaji keefektipan strategi koping dengan mengobservasi perilaku,
Misalnya : kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan
berpartisipasi dalam rencana pengobatan. (Mekanisme adaptif perlu untuk
megubah pola hidup seorang, mengatasi hipertensi kronik dan
mengintegrasikan terafi yang diharuskan kedalam kehidupan sehari-hari).
2. Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan
konsentrasi, peka rangsangan, penurunan toleransi sakit kepala, ketidak
mampuan untuk mengatasi / menyelesaikan masalah. (Manifestasi mekanisme
koping maladaptive mungkin merupakan indicator marah yang ditekan dan
diketahui telah menjadi penentu utama TD diastolic).
3. Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan
strategi untuk mengatasinya. (pengenalan terhadap stressor adalah langkah
pertama dalam mengubah respon seseorang terhadap stressor).
4. Libatkan klien dalam perencanaan perwatan dan beri dorongan partisifasi
maksimum dalam rencana pengobatan. (keterlibatan memberikan klien
perasaan kontrol diri yang berkelanjutan. Memperbaiki keterampilan koping,
dan dapat menigkatkan kerjasama dalam regiment teraupetik.
5. Dorong klien untuk mengevaluasi prioritas / tujuan hidup. Tanyakan
pertanyaan seperti : apakah yang anda lakukan merupakan apa yang anda
inginkan ?. (Fokus perhtian klien pada realitas situasi yang relatif
terhadap pandangan klien tentang apa yang diinginkan. Etika kerja keras,
kebutuhan untuk kontrol dan focus keluar dapat mengarah pada kurang
perhatian pada kebutuhan-kebutuhan personal).
6. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan
hidup yang perlu. Bantu untuk menyesuaikan ketibang membatalkan tujuan
diri / keluarga. (Perubahan yang perlu harus diprioritaskan secara
5. Beri cairan, makanan lunak. Biarkan klien itirahat selama 1 jam setelah
makan. (menurunkan kerja miocard sehubungan dengan kerja pencernaan).
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti ansietas,
diazepam dll. (Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan rangsangan saraf
simpatis).
Diagnosa 4
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi in adekuat, keyakinan budaya, pola hidup monoton.
Kriteria Hasil :
klien dapat mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dengan kegemukan,
menunjukan perubahan pola makan, melakukan / memprogram olah raga yang
tepat secara individu.
Intervensi
1. Kaji pemahaman klien tentang hubungan langsung antara hipertensi dengan
kegemukan. (Kegemukan adalah resiko tambahan pada darah tinggi, kerena
disproporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan
dengan masa tumbuh).
2. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan
lemak,garam dan gula sesuai indikasi. (Kesalahan kebiasaan makan menunjang
terjadinya aterosklerosis dan kegemukan yang merupakan predisposisi untuk
hipertensi dan komplikasinya, misalnya, stroke, penyakit ginjal, gagal
jantung, kelebihan masukan garam memperbanyak volume cairan intra vaskuler
dan dapat merusak ginjal yang lebih memperburuk hipertensi).
3. Tetapkan keinginan klien menurunkan berat badan. (motivasi untuk
penurunan berat badan adalah internal. Individu harus berkeinginan untuk
menurunkan berat badan, bila tidak maka program sama sekali tidak
berhasil).
4. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet. (mengidentivikasi
kekuatan / kelemahan dalam program diit terakhir. Membantu dalam
menentukan kebutuhan inividu untuk menyesuaikan / penyuluhan).
5. Tetapkan rencana penurunan BB yang realistic dengan klien, Misalnya :
kolesterol, pola hidup monoton, merokok, dan minum alcohol (lebih dari 60
cc / hari dengan teratur) pola hidup penuh stress. (Faktor-faktor resiko
ini telah menunjukan hubungan dalam menunjang hipertensi dan penyakit
kardiovaskuler serta ginjal).
4. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.
(kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena perasaan sejahtera yang
sudah lama dinikmati mempengaruhi minimal klien / orang terdekat untuk
mempelajari penyakit, kemajuan dan prognosis. Bila klien tidak menerima
realitas bahwa membutuhkan pengobatan kontinu, maka perubahan perilaku
tidak akan dipertahankan).
5. Kaji tingkat pemahaman klien tentang pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut. (mengidentivikasi
tingkat pegetahuan tentang proses penyakit hipertensi dan mempermudahj
dalam menentukan intervensi).
6. Jelaskan pada klien tentang proses penyakit hipertensi
(pengertian,penyebab,tanda dan gejala,pencegahan, pengobatan, dan akibat
lanjut) melalui penkes. (Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan klien
tentang proses penyakit hipertensi).
3. REKAP ALAT / BAHAN YANG TERPAKAI
1. Tensi meter
2. Stetoskop
3. Penimbang berat badan
4. Spuit
5. Infus set
6. Obat-obatan
Dll.
4. EVALUASI
1. Evalusi Perawat
Tarif transportasi
1 Dalam kota kepanjen 1.500 15.000
2 Luar Kota kepanjen 20.000/km
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasn di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa, home care
merupakan bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi. Pelayanan keperawatan Home
care terdiri dari tiga yaitu primer, sekunder, dan tersier.
Institusi home care dibedakan menjadi dua. Pertama adalah hospital home care
yang dikelola oleh rumah sakit dan kebanyakan pasien yang dilayani adalah pasien pasca
rawat di rumah sakit tersebut. Kedua adalah home care swasta (agency) yang dikelola
oleh swasta atau suatu agency dan didirikan oleh yayasan atau lembaga lain yang sudah
disyahkan dengan akta notaris.Keduanya merupakan bentuk pelayanan kesehatan masa
depan karena dengan home care, pasien dapat dirawat dirumahnya sendiri dengan
ditemani oleh anggota keluarga yang lain sehingga kecemasan pasien dapat
diminimalkan. Perawatan di rumah selain dapat mengurangi kecemasan juga dapat
menghemat biaya dari beberapa segi misal biaya kamar, biaya transpor dan biaya lainlain yang terkait dengan penjaga yang sakit.Tetapi perlu diingat bahwa pasien yang dapat
layananhome care adalah pasien yang secara medis dinyatakan aman untuk dirawat di
rumah dengan kondisi rumah yang memadai.
Pada kasus penyakit hipertensi kebanyakan pasien aman untuk untuk di rawat,
penderita hipertensi memerlukan pengawasan tekanan darah, pembatasan diet dan
panorama BB, dan pengawasan keteraturan minum obat.
3.2 Saran
Bagi perawat
Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya sudah memiliki SIP,
harus kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab terhadap tugasnya.
Bagi pasien dan keluarga
Hendaknya pasien dan keluarga dapat bersifat terbuka terhadap perawat home
care, manicotti anjuran dari perawa, membantu dalam proses tindakan keperawatan, dan
dapat bersifat kooperatif dalam menerima informasi dari perawat.