Anda di halaman 1dari 23

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2
KELAS 3B
NO. ABSEN 17-33

Perawatan Home Care Pada Pasien Hipertensi


BAB I
.PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu
dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk pelayanan
kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni
melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau Home Care. Berbagai faktor
yang mendorong perkembangannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu melalui
pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.

Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu
dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu
standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola
keperawatan kesehatan di rumah memerluka ijin oprasional.

Berbagai faktor yang mendorong perkembangan pelayanan keperawatan


kesehatan dirumah atara lain : Kebutuhan masyarakat, perkembangan IPTEK bidang
kesehatan, tersedianya SDM kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di
rumah. Home care ini sangat cocok jika diberikan kepada pasien dengan penyakit kronis
yang tak kunjung sembuh.
Salah satu penyakit kronis yang di diderita oleh masyarakat dan membutuhkan
waktu yang lama untuk proses kesembuhannya adalah penyakit hipertensi. Penyakit ini
banyak diderita masyarakat dan membutuhkan perawatan yang intensif. Tentu saja akan
membutuhkan biaya yang sangat besar, mulai dari biaya transportasi hingga biaya untuk
perawatan di rumah sakit.

Berdasarkan hal di atas penulis tartarik untuk menyusun makalah tentang rencana
perawatan homecare pada penderita hipertensi.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas masalah yang akin di bahas dalam makalah ini
adalah
1.2.1 bagaimana konsep home care ?
1.2.2 bagaimana konsep hipertensi ?
1.2.3 bagaimana konsep home care pada penderita hipertensi ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah
1.3.1 Menjelaskan tentang konsep homecare
1.3.2 Menjelaskan tentang konsep hipertensi
1.3.3 Menjelaskan tentang konsep homecare pada penderita hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Home Care

2.1.1 Pengertian Home Care


Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka
panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non
profesional yang telah mendapatkan pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang
merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian
dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal. Pelayanan yang
sesuai dengan kebutuhan pasien individual dan keluarga, direncanakan, dikoordinasi dan
disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi home care melalui
staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian atau kombinasi dari keduanya (Warhola C,
1980).
Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian
integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang mereka hadapi. Sedangkan Stuart (1998) menjabarkan perawatan
kesehatan di rumah sebagai bagian dari proses keperawatan di rumah sakit, yang
merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan (discharge planning), bagi klien yang
sudah waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di rumah ini biasanya dilakukan oleh
perawat dari rumah sakit semula, dilaksanakan oleh perawat komunitas dimana klien
berada, atau dilaksanakan oleh tim khusus yang menangani perawatan di rumah.
Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan keseatan
di rumah adalah perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang
terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi,
perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal bedah. Berdasarkan definisi di
atas, dapat disimpulkan perawatan kesehatan di rumah adalah :
Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan memandirikan klien
dan keluarganya,
Pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien dengan melibatkan klien dan
keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan
pelayanan,
Pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek administrasi maupun
aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu
tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan (Depkes, 2002).

2.1.2 Pelayanan keperawatan Home Care Meliputi :


Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder dan
tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan klien melalui kerjasama dengan keluarga
dan tim kesehatan lainnya. Perawatan kesehatan di rumah adalah spektrum kesehatan
yang luas dari pelayanan sosial yang ditawarkan pada lingkungan rumah untuk
memulihkan ketidakmampuan dan membantu klien yang menderita penyakit kronis
(NAHC, 1994).

2.1.3 Perkembangan Perawatan Kesehatan di Rumah

Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat dalam


sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain
banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa
dirawat di rumah dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor
yang mendorong perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah :

Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apabila
dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir
yang secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai
kesembuhan,

Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus


penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama. Dengan
demikian berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan
tindak lanjut keperawatan di rumah. Misalnya pasien pasca stroke yang mengalami
komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan
waktu relatif lama,

Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa perawatan
klien yang sangat lama (lebih 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi
beban bagi manajemen,

Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan


membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan
secara optimal karena terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan,

Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien


dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat
kesembuhan (Depkes, 2002).

2.1.4 Tujuan Perawatan Kesehatan Home Care

Perawatan kesehatan di rumah bertujuan :

1. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas


hidupnya,

2. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan


masalah kesehatan dan kecacatan,

3. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga,

4. Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan yang
diperlukan, rehabilitasi atau perawatan paliatif,

5. Biaya kesehatan akan lebih terkendali.


2.1.5 Ruang Lingkup Keperawatan Home Care

Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah dapat di kelompokkan sebagai


berikut :

1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan

2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik

3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik

4. Pelayanan informasi dan rujukan

5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan

6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan

7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial

Menurut Rice R (2001) jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan
di rumah meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-
kasus khusus yang di jumpai di komunitas.

Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di rumah sakit adalah:

· Klien dengan penyakit obstruktif paru kronis,

· Klien dengan penyakit gagal jantung,

· Klien dengan gangguan oksigenasi,

· Klien dengan perlukaan kronis,

· Klien dengan diabetes,

· Klien dengan gangguan fungsi perkemihan,


· Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan atau rehabilitasi,

· Klien dengan terapi cairan infus di rumah,

· Klien dengan gangguan fungsi persyarafan,

· Klien dengan HIV/AIDS.

Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :

· Klien dengan post partum,

· Klien dengan gangguan kesehatan mental,

· Klien dengan kondisi usia lanjut,

· Klien dengan kondisi terminal.

2.1.6 Pembiayaan dan Pola Tarif


Kebijaksanaan Tarif dalam Perawatan Kesehatan di rumah
Mengacu pada prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan sebagai
berikut :
Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
Tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di Rumah harus memperhatikan
kemampuan keuangan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat.
Penetapan tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di Rumah meskipun
dimungkinkan untuk mencari laba namun harus secara seimbang memperhatikan
kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah dengan azas gotong royong.
Tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di Rumah untuk golongan masyarakat
yang pembayarannya dijamin oleh pihak penjamin (asuransi kesehatan, JPKM,dll)
ditetapkan atas dasar saling membantu melalui suatu ikatan tertulis.
Tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di Rumah harus mencakup seluruh unsur
pelayanan secara proporsional.
Jenis Pelayanan yang dikenakan tarif dalam Perawatan Kesehatan di Rumah
Selain memperhatikan kebijakan yang telah disebutkan, penetapan tarif ditetapkan
berdasarkan pertimbangan antara lain kategori tindakan dari yang sederhana sampai
dengan yang kompleks/canggih. Selain itu pertimbangan klasifikasi pelayanan dari yang
biasa atau sederhana sampai dengan yang dapat dikategorikan mewah. Semua itu dapat
dijadikan pertimbangan dalam memperhitungkan tarif yang layak.

Jenis Pelayanan yang dikenakan tarif meliputi :


Jasa pelayanan kesehatan dan non kesehatan.
Adalah imbalan yang diterima pelaksanaan pelayanan atas jasa yang diberikan kepada
klien dalam rangka pelayanan meliputi :
1). Pelayanan medik meliputi : konsultasi dan tindakan medik
2). Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan meliputi konsultasi asuhan dan tindakan
keperawatan serta tindakan medik yang dilimpahkan.
3). Pelayanan Penunjang Medik (Laboratorium, Radiologi, Fisioterapis, Terapi wicara,
refraksionis, dll) meliputi konsultasi dan tindakan penunjang medik.
4). Pelayanan Penunjang Non Medik meliputi konsultasi oleh petugas sosial profesional
dan pelayanan psikologi dan jiwa.
Jasa pelayanan sarana/prasarana
Adalah imbalan-imbalan yang diterima oleh pengelola atas pemakaian sarana, fasilitas,
alat kesehatan, obat dan bahan habis pakai yang digunakan langsung terhadap klien baik
dengan sistem sewa maupun membeli. Kegiatannya meliputi sewa peralatan medik,
peralatan keperawatan dan alat kesehatan lainnya, transportasi klien, konsultasi per
telepon dan sarana komunikasi lainnya, tindakan perbaikan lingkungan dalam rangka
menciptakan lingkungan terapeutik
Contoh daftar tarif jasa perawatan

TINDAKAN TARIF 1 X TINDAKAN


1 Rawat luka 45.000 – 60.000
2 Nebulizier 35.0000
3 Angkat jahitan 45.000
4 Penanganan nyeri 50.000
5 Pemantauan KKP 50.000
6 Pemantauan Hipertensi 35.000
7 Pemantauan CVA 50.000
8 Pemantauan DM 30.000 – 50.000

Contoh Rincian biaya Perawatan luka gangren

Bahan habis pakai Alat/bahan Jasa perawat

Kassa steril 2 box Pinset anatomi Jasa perawat dan transport


H2O2 1 btl Pinset cirurgie
Na Cl 1 fls Gunting verban
Verban roll 2 bj Gunting nekrotomi
Spuit 5 cc 2 bj Bak instrumen
Handscoen 1 ps Biaya perawatan alat Rp 10.000,-
Rp 30.000,- Rp 50.000,-
Biaya keseluruhan untuk perawatan luka gangren 1 kali tindakan sebesar Rp 90.000,-

Contoh daftar tarif sewa alat :

No Alat Tarif
1 Set rawat luka 30.000-40.000
2 Nebulizier 40.000
3 Set angkat jahitan 35.000
4 Set hipertensi 10.000 – 20.000
5 Set oksigen + isi 1 m3 60.000
6 Set DM 20.000 – 30.000

Contoh daftar tarif transport

No Transport Tarif
1 Dalam kota Pasuruan 5.000 – 25.000
2 Luar Kota Pasuruan 30.000/km

2.1.7 Jenis Institusi Pelayanan Homecare


Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan homecare antara lain
Institusi pemerintah Di Indonesia pelayanan home care yang telah lama berlangsung
dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi,
balita maupun lansia) yang dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh
pemerintah). Klien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke
bawah. Di Amerika hal ini dilakukan oleh visiting nurse. Institusi sosial yang
melaksanakan pelayanan home care dengan sukarela dan tidak memungut biaya Biasanya
dilakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan penyandang dananya dari
donatur, misalnya bala keselamatan yang melakukan kunjungan rumah kepada keluarga
yang membutuhkan sebagai wujud pengabdian pada Tuhan. Institusi swasta dalam bentuk
praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan
home care dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun
pembayaran melalui pihak ketiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehtan
swasta tentu tidak berorientasi not for profit services.
Hospital home care. Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat di
rumah sakit, keluarga masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan
di rumah.
2.1.8 Bagaimana Merencanakan Institusi Homecare Swasta
Institusi home care swasta baik didirikan secara individu maupun kelompok, baik
untuk satu jenis layanan maupun layanan yang bervariasi. Untuk itu diperlukan
perencanaan yang berdasarkan kebutuhan pasar. Perencanaan berdasarkan kebutuhan
pasar mengharuskan kita untuk melakukan analisa eksternal dan internal.

Analisa eksternal memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar mengharuskan


kita untuk melakukan analisa eksternal dan internal.
Analisa eksternal memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar baik jenis maupun
jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah yang penduduknya kebanyakan berusia
produktif, maka sudah dapat diperkirakan bahwa pasar membutuhkan layanan
keperawatan yang berhubungan dengan masalah reproduksi, bayi serta balita. Analisa
eksternal juga harus melihat pesaing yang ada di sekitar daerah tersebut baik jumlah,
jenis maupun kondisinya.

Analisa internal memperhitungkan tentang ketersediaan sumber (alam, manusia,


dana ) baik yang aktual maupun potensial. Selain ketersediaan dana juga perlu dianalisa
komitmen personal yang ada terhadap rencana pembentukan institusi home care.
Komitmen personal merupakan persyaratan mutlak yang harus dimiliki untuk mengawali
suatu bisnis baru.

Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi home care maka home care harus
memperhatikan hal berikut :

1. Kemudahan meliputi kemudahan untuk dihubungi, untuk mendapatkan


informasi, dan kemudahan untuk membuat janji.

2. Selalu tepat janji, sangat penting untuk membina hubungan saling percaya
antara masyarakat dengan institusi home care swasta

3. Sesuai standar yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan ciri profesional
Bersifat responsif terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien.

4. Mengembangkan hubungan kerjasama secara internal dan eksternal untuk


memperbaiki kualitas layanan.

2.1.9 MEKANISME PERAWATAN KESEHATAN DI RUMAH


Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat
merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun
puskesmas . namun pasien/ klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan
keperawatan di rumah atau praktek keperawatan per orangan untuk memperoleh
pelayanan.
Mekanisme yang harus di lakukan adalah sebagai berikut:

1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh
dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak.

2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah,
maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola
atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga,
akan menentukan masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat keputusan,
membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien,
kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem
pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.

3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan


dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut
oleh pengelola perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh
koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan
harus diketahui oleh koordinator kasus.

4. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.

2.1.10 Fase- Fase Keperawatan Home Care

1.fase persiapan

Struktur organisasi, yang didalamnya ada pimpinan home care, manager administrasi,
manager pelayanan, koordinator kasus dan pelaksana pelayanan.

Perizinan

Mekanisme perizinan pendirian home care sebagai berikut : Berbadan hukum yg


ditetapkan dlm akte notaris Mengajukan ijin usaha Home care kpd Dinkes Kab/Kota
setempat dg melampirkan :
a. Rekomendasi dari PPNI
b. Ijin lokasi bangunan
c. Ijin lingkungan
d. ijin usaha
e. Persyaratan tata ruang bangunan meliputi :

- ruang direktur
- ruang menajemen pely
- gudang sarana dan peralatan
- sarana komunikasi
- sarana transportasi

f. Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktek profesi dan sertifikasi home care
Daftar tarif dibuat berdasarkan dengan memperhatikan standar harga di wilayah tempat
berdirinya home care dengan memperhatikan golongan ekonomi lemah Sarana dan
Prasarana, meliputi set alat yang sering dipakai seperti perawatan luka, perawatan bayi,
nebulizier, aksigen, suction dan juga peralatan komputer dan perlengkapan kantor.

Format askep, meliputi format register, pengkajian, tindakan, rekap alat/bahan yang
terpakai, evaluasi dari perawat ataupun dari pasien/keluarga.
Form informed consent, meliputi persetujuan tindakan dari pasien dan keluarga,
persetujuan pembiayaan dan keikutsertaaan dalam perawatan.

Surat Perjanjian kerjasama antara profesi lain seperti misalnya fisioterapi, dokter,
laboratorium, radiologi dan juga dinas sosial.Transportasi terutama untuk perawat home
care dan juga transportasi pasien bila sewaktu-waktu perlu rujukan ke rumah sakit atau
tempat pelayanan lainnya. Sistem gaji/upah personil home care. Sistem ini harus lebih
berorientasi pada kepentingan perawat pelaksana bukan keuntungan manajemen semata.
Sistem penggajian bisa dalam bentuk bulanan atau dibuat dalam setiap kali selesai
merawat pasien.

2. Fase implementasi

Case manager menugaskan surveyor untuk melakukan pengkajian kebutuhan klien


dan perawat pelaksana untuk merawat klien. Hasil pengkajian awal sebagai referensi
untuk merencanakan kebutuhan klien selanjutnya dan dibuat kesepakatan dengan
keluarga (waktu, biaya dan sistem perawatan yg dipilih). Surveyor memantau
pelaksanaan pelayanan keperawatan oleh perawat pelaksana.

3.Fase terminasi
Perawat menyelesaikan tugas sesuai kontrak yg disepakati surveyor menyerahkan rekap
peralatan dan biaya selama perawatan. Kolektor melak kunjungan ke klg untuk
penyelesaian administrasi.

4. Fase pasca kunjungan


Evaluasi pelayanan home care pada pasien/keluarga dengan
- angket
- pertelepon
- lewat email
- Kunjungan
Mengenai : pely perawtan, komunikasi, sarana, dll
2.2 Hipertensi

2.2.1 Pengertian Hipertensi


Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg
atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG
dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau
lebih. (Barbara Hearrison 1997)
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140
mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg.
2.2.2 Etilogi.
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer
Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
c. Stress Lingkungan
d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta pelabaran
pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a. Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika,
lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system
rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
b. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal. Penggunaan
kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
2.2.3 Patofisiologi
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke sel
jugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Dan apabila
diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan
dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat
pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan
darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan
retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan
Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ organ
seperti jantung.
2.2.4 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah meningkatkan tekanan
darah > 140/90 mmHg, sakit kepala, epistaksis, pusing/migrain, rasa berat ditengkuk,
sukar tidur, mata berkunang kunang, lemah dan lelah, muka pucat suhu tubuh rendah.

2.2.5 Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata
berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan, gagal jantung,
gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
2.2.6 Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan:
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam
plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,
golongan penghambat konversi rennin angitensin.

Test diagnostic.
a. Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan
dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
e. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
f. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah
salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
g. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan ginjal.
h. Poto dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.

2.2.3 Rencana Perawatan Home Care Hipertensi

2.2.3.1 Fase Persiapan

Struktur organisasi

Pimpinan homecare:

Manajer adminstrasi: 1.

2.

Manajer Pelayanan: 1.

2.

Koordinator kasus: 1.

2.

Pelaksana Pelayanan:1.

2.

Format askep home care

No register: …………
3. REKAP ALAT / BAHAN YANG TERPAKAI
1. Tensi meter
2. Stetoskop
3. Penimbang berat badan
4. Spuit
5. Infus set
6. Obat-obatan
Dll………………………….

4. EVALUASI

1. Evalusi Perawat

2. Evaluasi pasien / keluarga

FORMAT INFORM CONCENT

Persetujuan dari pasien dan keluarga


Persetujuan pembiayaan dan keikutsertaaan dalam perawatan
Persetujuan sistem gaji/upah personil home care.
2.2.3.2. Fase implementasi

Rencana kebutuhan klien

Waktu :

Biaya:

Pemantauan Hipertensi 35.000 1 x tindakan

Daftar tarif sewa alat


Set hipertensi 10.000 – 20.000
Set oksigen + isi 1 m3 60.000
Penanganan nyeri 50.000

Tarif transportasi
1 Dalam kota kepanjen 1.500 – 15.000
2 Luar Kota kepanjen 20.000/km
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasn di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa, home care


merupakan bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi. Pelayanan keperawatan Home
care terdiri dari tiga yaitu primer, sekunder, dan tersier.

Institusi home care dibedakan menjadi dua. Pertama adalah hospital home care
yang dikelola oleh rumah sakit dan kebanyakan pasien yang dilayani adalah pasien pasca
rawat di rumah sakit tersebut. Kedua adalah home care swasta (agency) yang dikelola
oleh swasta atau suatu agency dan didirikan oleh yayasan atau lembaga lain yang sudah
disyahkan dengan akta notaris.Keduanya merupakan bentuk pelayanan kesehatan masa
depan karena dengan home care, pasien dapat dirawat dirumahnya sendiri dengan
ditemani oleh anggota keluarga yang lain sehingga kecemasan pasien dapat
diminimalkan. Perawatan di rumah selain dapat mengurangi kecemasan juga dapat
menghemat biaya dari beberapa segi misal biaya kamar, biaya transpor dan biaya lain-
lain yang terkait dengan penjaga yang sakit.Tetapi perlu diingat bahwa pasien yang dapat
layananhome care adalah pasien yang secara medis dinyatakan aman untuk dirawat di
rumah dengan kondisi rumah yang memadai.
Pada kasus penyakit hipertensi kebanyakan pasien aman untuk untuk di rawat,
penderita hipertensi memerlukan pengawasan tekanan darah, pembatasan diet dan
panorama BB, dan pengawasan keteraturan minum obat.

3.2 Saran

Bagi perawat
Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya sudah memiliki SIP,
harus kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab terhadap tugasnya.

Bagi pasien dan keluarga


Hendaknya pasien dan keluarga dapat bersifat terbuka terhadap perawat home
care, manicotti anjuran dari perawa, membantu dalam proses tindakan keperawatan, dan
dapat bersifat kooperatif dalam menerima informasi dari perawat.

Anda mungkin juga menyukai