Anda di halaman 1dari 42

MODUL PRAKTIKUM

PROSES MANUFAKTUR

LABORATORIUM / BENGKEL
TEKNOLOGI MEKANIK

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
1

PEMBUATAN KOMPONEN MESIN


MENGGUNAKAN MESIN PERKAKAS POTONG

I.

PENDAHULUAN

Pembuatan bentuk pada benda kerja secara umum dapat dilakukan dengan cara :
a.

Proses deformasi plastik, dimana volume dan massa logam tetap dan logam bergerak
dari suatu bagian ke bagian lain.

b.

Menghilangkan bagian-bagian logam atau proses pemesinan, dimana bagian-bagian


logam dihilangkan untuk memperoleh bentuk yang di inginkan.
Proses pemesinan menggunakan mesin perkakas potong adalah suatu alat atau

mesin dimana daya yang diberikan digunakan untuk mendeformasikan dan selanjutnya
memotong material ke bentuk dan ukuran produk yang diinginkan. Dalam proses
pemotongan ini mesin diberi alat bantu potong yang disebut pahat potong (cutting tool).
Pemotongan logam akan menimbulkan geram (chip) sebagai akibat gerak potong (cutting
movement) dan gerak makan (feed movement), yang masing-masing gerak dapat
dilakukan oleh benda kerja dan/atau perkakas potong serta kombinasinya. Diantara mesinmesin produksi, mesin perkakas potong adalah mesin yang mempunyai paling banyak
kemampuan dan hampir semua produk yang harus dibentuk dapat dilakukan dengan mesin
ini. Mesin perkakas potong karena kemampuannya merupakan induk dari mesin lainnya,
menjadikan industri mesin perkakas potong induk dari segala industri.
Klasifikasi mesin perkakas potong berdasarkan prinsip kerja terdiri atas tiga jenis :
1.

Mesin perkakas konvernsional


Pahat yang bergerak relatif terhadap benda kerja akan menghasilkan geram dan

sementara itu permukaan benda kerja secara bertahap akan terbentuk menjadi komponen
yang dikehendaki. Pahat tersebut dipasangkan pada suatu jenis mesin perkakas dan dapat
merupakan salah satu dari berbagai jenis pahat/perkakas potong disesuaikan dengan cara
pemotongan dan bentuk akhir dari produk. Dikatakan mesin perkakas konvensional karena
sebagian besar penanganan pemesinan kecuali saat proses pemesinan berjalan di lakukan
oleh operator. Pembagian mesin mesin perkakas konvensional meliputi ;
2

2.

a.

Mesin bubut (lathe)

b.

Mesin gurdi (drilling machine)

c.

Mesin sekrap (shaping, planning machine)

d.

Mesin freis (milling machine)

e.

Mesin gergaji (sawing machine)

f.

Mesin koter (boring machine)

g.

Mesin parut (broaching machine)

h.

Mesin gerinda (grinding machine)

Mesin perkakas non konvensional


Mesin perkakas non konvensional prinsip pemotongannya tidak menggunakan

pahat seperti pada mesin perkakas konvensional. Cara pemesinannya memanfaatkan arus
litrik baik untuk pengikisan benda kerja maupun sebagai media penghasil reaksi kimia.
Jenis mesin perkakas konvensional diantaranya :
a. ECM (Electro Chemical Machining)
b. EDM (Electro Discharge Machining) dan Wire Cut
c. CHM (Chemical Milling)
d. Laser Beam
e. dll

3.

Mesin perkakas CNC (Computer Numericaly Control)


Mesin perkakas CNC adalah mesin perkakas konvensional yang tambahkan

komputer sebagai pengontrol proses pemesinan. Mesin perkakas potong yang umumnya
dikembangkan menjadi mesin perkakas CNC adalah mesin bubut, mesin freis dan mesin
gerinda otomatis.

Klasifikasi proses pemesinan menurut jenis gerakan relatif pahat/perkakas potong terhadap
benda kerja ditunjukkan tabel dibawah ini.

Tabel 1. Klasifikasi proses pemesinan menurut jenis gerakan relatif pahat/perkakas


potong terhadap benda kerja.

II. MAKSUD DAN TUJUAN PRAKTIKUM


Kegiatan praktikum yang dilakukan diharapkan mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman dalam hal :
a.

Persiapan permesinan (machinery) dan proses pemesinan (machining).

b.

Prinsip pembuatan benda kerja menggunakan mesin perkakas potong.

c.

Mesin perkakas potong yang digunakan untuk membuat benda kerja yang
diinginkan.

d.

Persiapan mesin perkakas potong (set-up mesin).

e.

Kontrol kualitas benda kerja hasil pemesinan.

f.

Memahami kelebihan dan kekurangan dari pembuatan benda kerja dengan mesin
perkakas potong.

III. PERATURAN PRAKTIKUM


1. Praktikan diwajibkan datang 15 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Praktikan harus bersikap sopan, hormat dan mematuhi tata tertib yang berlaku di
Lab/Bengkel Teknologi Mekanik.
3. Praktikan dilarang merokok di dalam Lab/Bengkel dan berpakaian yang sopan dan
pantas (dilarang memakai kaos oblong dan/atau sandal).
4. Sebelum memakai alat-alat, praktikan harus mengajukan bon peminjaman kepada
Teknisi atau Asisten dan dikembalikan segera setelah selesai praktikum.
5. Sebelum praktikum, setiap praktikan harus mengerjakan tugas sebelum praktikum.
6. Untuk menghindari kecelakaan atau kerusakan mesin/alat jangan menjalankan
mesin/alat bila belum tahu cara pengoperasiannya atau tanpa panduan dari
Asisten/Instruktur.
7. Setelah praktikum peserta wajib membersihkan/merapikan mesin dan alat-alat yang
telah dipakai.
8. Laporan paling lambat dikumpul 2 x 24 jam setelah praktikum dari masingmasing topik.
9. Laporan harus ditulis tangan (kecuali foto/gambar mesin, alat, dan lain-lain yang
dengan ditentukan oleh Asisten/Instruktur) dengan rapi sesuai format yang
diberikan (Terlampir).
5

IV. KEGIATAN PRAKTIKUM


Kegiatan praktikum dikenalkan konsep pembuatan benda kerja menggunakan
proses kerja bangku, pengelasan menggunakan las listrik, proses bubut, proses gurdi,
proses sekrap dan proses freis.

V. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM


Tugas

sebelum

praktikum

ditentukan

secara

lisan

atau

tertulis

oleh

Asisten/Instruktur dengan batas waktu maksimum 20 menit sebelum praktikum dimulai.

VI. ISI/FORMAT LAPORAN SETELAH PRAKTIKUM


Bentuk laporan setelah praktikum harus mencakup komponen sebagai berikut :
a. Cover depan (terlampir)
b. Pendahuluan (teori dan komponen penunjang dari jenis praktikum yang dibahas)
c. Tujuan praktikum
d. Bahan dan Alat yang digunakan (lengkapi dengan spesifikasi)
e. Langkah kerja/prosedur
f. Penyelesaian setelah praktikum
g. Kesimpulan
h. Daftar pustaka
i. Lampiran (Kelengkapan bagi laporan yang dianggap perlu)

Catatan :
Laporan setelah praktikum menggunakan ukuran kertas HVS A4 dengan cover
depan dan isi laporan seperti terlampir.

PRAKTIKUM 1

PROSES BUBUT

1.

Teori Dasar
Proses bubut (turning) merupakan suatu proses pembentukan benda kerja yang cara

pemotongannya dilakukan dengan memutar benda kerja dan pahat yang menyentuh benda
kerja yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja dan
membentuk kontur tertentu (berbentuk silindris atau konis). Gerakan memutar dari benda
kerja disebut gerak potong (cutting) dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak
pemakanan (feeding).
Mesin bubut terdiri atas kepala tetap dan meja yang berupa rel (guide ways). Di
dalam kepala tetap terdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan memutar
poros spindel. Poros spindel akan memutar benda kerja yang dicekam oleh
pencekam/ragum. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil bergerak arah
memanjang (eretan melintang/longitudinal) dan arah transvers (eretan kedepan/belakang)
yang membawa dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakkan tersebut berasal dari
motor listrik untuk memutar pulley melalui sabuk.
Berikut bentuk mesin bubut dan nama komponen-komponen utamanya.

Gambar 1. Mesin bubut (Lathe machine)


7

Gambar 2. Bagian-bagian utama dari mesin bubut

2.

Tujuan Praktikum
Peserta praktikum diharapkan dapat :
a. Mengetahui konstruksi, cara kerja, pengoperasian dan aspek keselamatan kerja
menggunakan mesin bubut.
b. Mengetahui proses apa saja yang dapat dikerjakan menggunakan mesin bubut.
c. Mampu memilih jenis pahat yang akan digunakan untuk membuat produk dengan
proses tertentu.
d. Mengetahui parameter proses pada proses bubut dan cara menentukan parameter
tersebut pada mesin bubut.
e. Memahami gerak relative antara pahat dengan benda kerja dan terbentuknya geram.

3.

Peralatan
a. Bahan
Benda kerja yang digunakan dari jenis material poros aluminium dan baja lunak
serta cairan pendingin (coolant).
8

b. Peralatan
- Jangka sorong

- Kunci pahat

- Pahat

- Kunci chuck

- Pahat alur

- Kuas

- Drill chuck-center drill


4.

Pelaksanaan
A. Persiapan proses bubut
a. Pastikan dan tanyakan kepada Asisten/Instruktur mesin bubut yang akan
digunakan untuk praktikum.
b. Pinjam peralatan dan benda kerja yang akan digunakan kepada petugas dan
periksa bahwa peralatan yang akan dipinjam benar-benar dalam keadaan baik.
Kartu peminjaman harus ditanda tangani oleh petugas dan praktikan.
B. Persiapan mesin
Persiapan mesin untuk siap digunakan

untuk pemesinan dilakukan dengan

melaksanakan kegiatan berikut (beri tanda pada kotak untuk instruksi yang telah
dipahami) :
a. Pengecekan kondisi mesin, setiap akan bekerja pada mesin dianjurkan untuk
tidak mencoba sebelum menguasai pengoperasiannya.
b. Pemasangan benda kerja pada chuck dan mengencangkan kembali menggunakan
kunci chuck dengan posisi self-centering.
c. Menggunakan kunci pahat untuk melonggarkan baut pada tool post. Pemasangan
pahat pada posisi lazim, mengencangkan baut pada kondisi aman.
d. Pemilihan putaran spindel mesin bubut yang akan digunakan.
C. Proses meratakan permukaan (facing)
Peserta praktikum mengetahui cara penentuan parameter proses dan proses proses
pembubutan facing yang benar.
a. Pemosisian pahat diatur setinggi sumbu benda kerja dan posisi ujung pahat
hampir menyentuh ujung benda kerja.
b. Pemilihan kedalaman potong dapat diatur pada skala yang terdapat pada tuas A
dan gerak makan diatur pada skala yang terdapat pada tuas B.
c. Pelaksanaan proses pembubutan dengan memajukan pahat arah X untuk feeding.

Gambar 3. Posisi pahat dan arah gerak makan proses facing

D. Proses reduksi diameter


Peserta praktikum mengetahui cara menentukan parameter proses dan proses
reduksi yang benar.
a. Pemakanan searah sumbu Z dari benda kerja.
b. Pemilihan putaran spindel pada gambar 4.
c. Pemilhan kedalaman potong pada skala pada tuas B (gambar 3).
d. Pemilihan gerak makan (feeding).
e. Point 2, 3, dan 4 pemilihannya berdasarkan kondisi pemotongan, benda kerja
dan pahat serta sesuai dengan mesin yang digunakan.
f. Pelaksanaan proses pengasaran beberapa tahap dan terakhir pelaksanaan proses
penghalusan.

Gambar 4. posisi pahat dan arah gerak makan proses bubut silindris
10

E. Proses Pembuatan alur


Peserta praktikum mengetahui cara penentuan parameter proses dan proses
pembuatab alur yang benar.
a. Penggatian pahat dengan pahat untuk membuat alur dan pemasangannya dengan
posisi lazim.
b. Pemosisian pahat diatur setinggi sumbu b. kerja dan posisi ujung pahat hampir
menyentuh ujung benda kerja, alur dibuat di posisi dekat spindel.
c. Pemilhan putaran spindel.
d. Pemilihan gerak makan (feeding).
e. Proses pembubutan dilakukan secara bertahap dengan gerakan pahat searah
sumbu X.

Gambar 5. Posisi pahat dan arah gerak makan pembuatan alur


5.

Tugas setelah Praktikum


a.

Gambarkan dan jelaskan bagian-bagian utama mesin bubut !

b.

Lengkapi daftar berikut tentang informasi mesin, pahat dan benda kerja yang
digunakan untuk praktikum :
Merek mesin bubut
Buatan (Negara)
Daya motor (W)
Putaran spindel yang ada, dan sebutkan
putaran yang digunakan (rpm)
Gerak makan yang ada, dan sebutkan
gerak makan yang digunakan (mm/put.)
11

:
:
:
:
:

Material benda kerja


Material pahat

:
:

c.

Sebutkan proses apa saja yang dapat dikerjakan dengan mesin bubut !

d.

Gambarkan dan jelaskan gerak relatif (gerak potong dan gerak makan) antara
pahat dan benda kerja !

e.

Sebutkan jenis pahat yang biasa digunakan pada mesin bubut !

f.

Tuliskan nama dan fungsi dari komponen mesin bubut yang digunakan pada
praktikum dengan lengkap !

g.

Jelaskan mengenai jenis proses bubut yang telah dilakukan dan kegunaannya !

h.

Hitung kecepatan potong dan kecepatan pemakanan yang diperlukan untuk


mereduksi permukaan silinder pada praktikum yang dilakukan. Jelaskan
bagaimana mengatur susunan tuas bagi kedua parameter tersebut !

i.

Kesimpulan dan saran :


Kesimpulan dan saran untuk praktikum proses bubut :

12

LEMBAR KERJA

MODUL PROSES BUBUT


Data Praktikan :
Nama

NIM / Kelompok

Hari / Praktikum

Jam Praktikum

Jurusan/Universitas

Nama Alat

Jumlah

Peminjaman Peralatan :
Kondisi Alat dalam
Keadaan Baik ()
Pinjam 1

Kembali 2

Tanda Tangan
Pinjam

Kembali

Praktikan :

Praktikan :

... ...

Petugas :

Petugas :

... ...

Catatan Asisten/Instruktur:

1)
2)

Pengisian/pengecekan dilakukan oleh Praktikan


Pengisian/pengecekan dilakukan oleh Teknisi/Petugas

13

PRAKTIKUM 2

PROSES FREIS
1.

Teori Dasar
Proses freis (milling) adalah proses pembuatan benda kerja menggunakan alat

potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses pemakanan (feeding) dengan
mata potong yang banyak proses pemesinan lebih cepat dan permukaan yang lebih halus
dari proses bubut.

Permukaan yang dimesin dapat berbentuk datar, menyudut, atau

melengkung.
Dua jenis utama pahat freis, yaitu pahat freis selubung (slab milling cutter) dan
pahat freis muka (face milling cutter). Sesuai dengan jenis pahat yang digunakan dikenal
dua macam cara proses freis yaitu mengefreis datar (slab milling) dengan sumbu putaran
pahat freis selubung sejajar permukaan benda kerja. Kedua mengefreis tegak (face milling)
dengan sumbu putaran pahat freis muka tegak lurus permukaan benda kerja.
Baik pada proses freis selubung (slab milling) maupun freis muka (face milling)
cara mengefreis ada dua macam yaitu mengefreis naik (up milling/conventional milling)
dan mengefreis turun (down milling). Berikut gambar jenis mesin freis, jenis proses yang
dilakukannya dan pahat yang biasa digunakan.

Gambar 1. Mesin frais turret vertikal


14

Gambar 2. Jenis Mesin Freis (vertikal dan horisontal) dan komponennya

Alur kantong

Perataan

Pembuatan alur-T

Gambar 3. Contoh proses pemesinan menggunakan mesin freis

Gambar 4. Jenis pahat yang umum digunakan dalam proses freis


15

Gambar 5. Jenis pahat freis dan proses freis


2.

Tujuan Praktikum
Peserta praktikum diharapkan dapat :
a. Mengetahui kontruksi, cara kerja dan pengoperasian mesin freis serta aspek
keselamatan kerja
b. Mengetahui proses apa saja yang dapat dikerjakan pada mesin freis.
c. Mampu memilih jenis pahat yang akan digunakan untuk membuat produk dengan
proses tertentu.
d. Mengetahui parameter proses pada proses freis dan cara menetukan parameter
tersebut pada mesin freis.

3.

Peralatan
a. Benda Kerja
Benda kerja dapat diambil dari jenis aluminium maupun baja lunak (tergantung dari
material yang tersedia).
b. Peralatan
-

4.

Jangka sorong.
Pahat freis ujung (end mill).
Pahat freis selubung (slab mill).
Kuas

Ragum
Mistar baja
Kunci pahat
Kunci pahat

Pelaksanaan
Persiapan Proses Freis
a. Pastikan dan tanyakan kepada asisten mesin freis mana yang akan digunakan.
16

b. Pinjam peralatan dan benda kerja yang diperlukan untuk praktikum kepada petugas
dan periksa dengan teliti bahwa peralatan dalam keadaan baik.
c. Minta benda kerja yang akan dipakai untuk pratikum kepada petugas.
Persiapan mesin, pemasangan pahat dan benda kerja
Peserta praktikum mengetahui komponen-komponen mesin freis berserta fungsinya
dan mengetahui bagaimana menyiapkan mesin, pemasangan pahat freis yang benar
pada mesin freis.

Langkah-langkah yang dilakukan :


1. Pengecekan kondisi mesin dan dipastikan mesin dalam keadaan baik. Setiap akan
bekerja pada mesin dianjurkan untuk tidak mencoba sebelum menguasai cara
pengoperasiannya.
2. Pemasangan pahat freis horizontal pada poros pemegang pahat (arbor) dari mesin
freis horizontal.
3. Pemasangan pahat freis vertikal pada kepala putar (rotary head) dari mesin freis
vertikal.

Proses freis naik dan freis turun


a. Pemasangan ragum pencekam benda kerja pada meja mesin freis horizontal.
b. Peletakan paralel blok dalam rahang ragum dan tempatkan benda kerja di atas
paralel blok. Benda kerja diposisikan lebih tinggi dari posisi atas rahang ragu dan
kencangkan rahang ragum untukmemegang benda kerja pada kondisi yang aman
(gambar 11).
c. Pemosisian pahat dengan benda kerja untuk memudahkan langkah proses
pemotongan.
d. Pemilihan tinggkatan putaran spindel sesuai dengan step yang diinginkan.
e. Pemilihan kecepatan makan (gerak meja) yang diinginkan.
f. Kedalaman potong diatur dengan cara menaikan meja.
g. Pelaksanaan proses freis naik, dimana arah kecepatan potong berlawanan dengan
arah gerakan benda kerja (gambar 12).
17

h. Lakukan proses freis turun, dimana arah kecepatan potong searah dengan arah
gerakan benda kerja (gambar 12).

Gambar 6. Pencekaman benda kerja pada ragum di mesin freis

Gambar 7. Proses freis naik dan freis turun

Proses Pembuatan Alur


a. Pemasangan ragum pada meja mesin freis vertikal.
b. Peletaka paralel blok dan benda kerja secara bersusun diantara dua rahang ragum.
Posisikan benda kerja lebih tinggi dari posisi rahang ragum dan cekam dengan
kondisi aman
c. Pemosisian pahat dan benda kerja.
d. Pemilihan tingkatan putaran spindel.
e. Pemilihan kecepatan makan.
f. Kedalaman potong diatur dengan cara menaikan meja.
g. Pelaksanaan proses pemotongan.

18

5.

Tugas setelah Praktikum

a.

Lengkapi daftar berikut tentang informasi mesin, pahat dan benda kerja yang
digunakan untuk praktikum :
Merek mesin bubut
Buatan (Negara)
Daya motor (W)
Putaran spindel yang ada, dan sebutkan
putaran yang digunakan (rpm)
Gerak makan yang ada, dan sebutkan
gerak makan yang digunakan (mm/put.)
Material benda kerja
Material pahat

:
:
:
:
:
:
:

b. Sebutkan pembagian dan jenis mesin freis, lengkapi dengan gambar (foto) !
c.

Jelaskan mengenai proses freis naik dan freis turun ! Apa kelebihan dan
kekurangan pada setiap proses tersebut?

d.

Gambarkan pahat-pahat yang digunakan pada pratikum yang dilakukan !

e.

Jelaskan cara pemasangan ragum dan benda kerja pada mesin freis !

f.

Apa bedanya geram yang terbentuk dari proses freis dengan proses bubut ?

g.

Kontur benda kerja yang bagaimana saja yang biasa dibuat menggunakan mesin
freis ?

h.

Kesimpulan dan saran :


Kesimpulan dan saran untuk praktikum proses freis :

19

LEMBAR KERJA

MODUL PROSES FREIS


Data Praktikan :
Nama

NIM / Kelompok

Hari / Praktikum

Jam Praktikum

Jurusan/Universitas

Nama Alat

Jumlah

Peminjaman Peralatan :
Kondisi Alat dalam
Keadaan Baik ()
Pinjam 1

Kembali 2

Tanda Tangan
Pinjam

Kembali

Praktikan :

Praktikan :

... ...

Petugas :

Petugas :

... ...

Catatan Asisten/Instruktur:

1)
2)

Pengisian/pengecekan dilakukan oleh Praktikan


Pengisian/pengecekan dilakukan oleh Teknisi/Petugas

20

PRAKTIKUM 3

PROSES GURDI

1.

Teori
Proses gurdi (drilling) adalah proses pembuatan lubang dengan menggunakan pahat

yang disebut twist drill. Proses ini diasa dikenal dengan istilah proses bor. Proses bor
(boring) adalah proses meluaskan/memperbesar lubang yang

bisa dilakukan dengan

batang bor (boring bar) yang tidak hanya dilakukan pada mesin gurdi, tetapi bisa dengan
mesin bubut, mesin frais, atau mesin bor. Kalau pada proses gurdi jumlah mata potong
adalah 2 buah. Sementara itu pada proses bor jumlah mata potongnya satu atau
menyesuaikan pahat pada mesin yang digunakan.Proses bor tidak bias terlaksana kalau
tidak dilakukan proses gurdi dahulu.
Pada proses gurdi geram harus keluar melalui alur helix pahat gurdi ke luar lubang.
Ujung pahat menempel pada benda kerja yang terpotong, sehingga proses pendinginan
menjadi relatif sulit. Proses pendinginan biasanya dilakukan dengan menyiram benda kerja
yang dilubangi dengan cairan pendingin, disemprot dengan cairan pendingin, atau cairan
pendingin dimasukkan melalui lubang di tengah mata pahat.

Gambar 1. Mesin gurdi jenis radial dan turret


21

2.

Tujuan Praktikum
Peserta praktikum dapat :
a. Mengetahui kontruksi, cara kerja, pengoperasian dan aspek keselamatan kerja
mesin dari proses gurdi.
b. Mengetahui parameter proses dan cara menentukan parameter tersebut pada mesin
gurdi.
c. Memahami gerak relatif antara pahat dengan benda kerja dan terbentuknya geram.
d. Mengetahui alat bantu yang diperlukan.

3.

Bahan dan Peralatan

a. Bahan
Material benda kerja untuk praktikum adalah balok baja atau aluminium.

b. Peralatan
4.

Jangka sorong
Pahat Centering
Pahat Reaming
Pahat Counterboring
Pelat parallel
Kaca mata pengaman

- Pencekam
- Pahat Drilling
- Pahat Tapping + Pemegang pahat
- Pahat Countersinking
- Kuas
- Penggaris besi & penggores

Pelaksanaan
A. Persiapan Proses Gurdi
a. Pastikan dan tanyakan kapada asisten mesin gurdi mana yang akan digunakan.
b. Pinjam peralatan dan benda kerja yang diperlukan untuk praktikum kepada petugas
dan periksa dengan teliti bahwa peralatan yang dipinjamkan benar-benar dalam
keadaan baik.
c. Kartu peminjaman harus ditandatangani oleh petugas.

B. Persiapan Mesin, Pemasangan Pahat dan Benda Kerja


Peserta mengetahui komponen-komponen mesin gurdi beserta fungsinya dan
mengetahui bagaimana menyiapkan mesin, pemasangan benda kerja, peralatan bantu
dan parameter proses permesinan yang benar.
Langkah-langkah yang dilakukan :

22

a. Tandai permukaan benda kerja dengan menggunakan penggaris dan penggores


sesuai dengan gambar kerja.

b. Pengecekan kondisi mesin, setiap akan bekerja pada mesin dianjurkan untuk tidak
mencoba sebelum menguasai pengoperasiannya.
c. Melonggarkan chuck dengan menggunakan kunci chuck. Pasang jenis pahat yang
sudah ditentukan dan mengencangkan kembali menggunakan kunci chuck dengan
posisi self-centering.

d. Memasang benda kerja pada pencekam (ragum tangan).

C. Proses pada Mesin Gurdi


Proses centering lubang :
a. Pemasangan center drill pada drill chuck.
b. Memasang benda kerja pada pencekam (ragum).
c. Memilih kecepatan spindel sesuai dengan kondisi kerja yang akan dilakukan.
d. Melubangi benda kerja pada titik yang diinginkan, tepatkan ujung center pada
lokasi pengeboran dan biarkan benda kerja memposisikan sendiri terhadap drill
point.
23

e. Meneruskan pengurdian hingga setengah bagian konus center drill masuk kedalam
benda kerja.
f. Mengulangi proses diatas untuk setiap akan membuat lubang.

Gambar 2. Proses centering dan proses gurdi (drilling)

Proses melubangi (drilling) benda kerja :


a. Menandai lubang dengan center drill seperti yang sudah dilakukan pada proses
diatas.
b. Memasang pahat gurdi dengan ukuran yang sesuai pada drill chuck.
c. Memilih kecepatan spindel gurdi sesuai dengan mesin ukuran pahat gurdi dan
material benda kerja akan dikerjakan.
d. Mengecangkan klem pada pencekam atas meja kerja mesin.
e. Memasang dan cekam benda kerja pada pencekam yang telah dipasang.
f. Mengatur posisi meja kerja hingga lokasi lubang yang telah dibuat dengan center
drill, tepat dibawah pahat gurdi.
g. Mengatur kedalaman pemotongan sesuai dengan mesin yang digunakan.
h. Mulai penggurdian lubang yang diinginkan.
i. Sesekali naikan pahat gurdi dan alirkan cairan pendingin selama proses
penggurdian.
j. Memberikan tekanan secukupnya selama proses penggurdian berlangsung.
Proses membuat ulir dalam (tapping) :
a. Membuat lubang dengan standar pelubangan sendiri seperti cara-cara diatas.
24

b. Memasang (jepit) pahat tap no.1 pada pemegang pahat tap.


c. Memulai pengetapan dengan tekanan dalam arah aksial supaya pahat tap memotong
(bitting) atau membuat ulir.
d. Memberikan cairan pendingin dan memutar beberapa kali pahat tap.
e. Memeriksa dengan penyiku apakah pahat tap tegak lurus lubang.
f. Jika kedudukan pahat tap miring, hal ini dapat diperbaiki dgn. memberikan tekanan
ringan pada bagian yang berlawanan sambil pemegang pahat tap tetap diputar.
g. Setelah kedudukan/posisi pahat tap baik, dianjurkan untuk sering memutar pahat
tap dengan setengah putaran kearah sebaliknya untuk memotong geram-geram.
Untuk proses pengetapan yang dalam dianjurkan untuk memutar kembali pahat tap
sampai keluar untuk menghilangkan geram.
h. Memeriksa lagi dengan penyiku apakah pahat tap masih segaris dengan lubang
(tegak lurus) kalau tidak maka lakukan langkah point f.
i. Melanjutkan pengetapan pahat no.2 dan pahat no.3 sampai selesai

Gambar 3. Proses tapping


.

5.

Tugas setelah Praktikum


a.

Lengkapi daftar berikut tentang informasi mesin, pahat dan benda kerja yang
digunakan untuk praktikum :
Merek mesin gurdi

:
25

Buatan (Negara)
Daya motor (W)
Putaran spindel yang ada, dan sebutkan
putaran yang digunakan (rpm)
Material benda kerja
Material pahat

:
:
:
:
:

b.

Apa perbedaan antara proses gurdi (drilling) dengan proses borring ?

c.

Sebetkan jenis mesin gurdi dan fungsi utamanya !

d.

Selain dimensi gurdi sendiri, apakah proses gurdi dapat dilakukan dimesin
perkakas lainnya? Bila dapat dilakukan maka sebutkan mesin perkakas apa saja
yang dapat melakukannya !

e.

Mengapa pahat tab biasanya terdiri atas 3 jenis pahat dalam 1 set proses tapping ?

f.

Jika ingin membuat suatu produk yang menandai dasarnya terbentuknya balok
dengan proses gurdi untuk membuat lubang dan proses freis untuk meratakan
keenam sisinya, maka pilih urutan proses yang benar! Jelaskan!

g.

Kesimpulan dan saran :


Kesimpulan dan saran untuk praktikum proses gurdi :

26

LEMBAR KERJA

MODUL PROSES GURDI


Data Praktikan :
Nama

NIM / Kelompok

Hari / Praktikum

Jam Praktikum

Jurusan/Universitas

Nama Alat

Jumlah

Peminjaman Peralatan :
Kondisi Alat dalam
Keadaan Baik ()
Pinjam 1

Kembali 2

Tanda Tangan
Pinjam

Kembali

Praktikan :

Praktikan :

... ...

Petugas :

Petugas :

... ...

Catatan Asisten/Instruktur:

1)
2)

Pengisian/pengecekan dilakukan oleh Praktikan


Pengisian/pengecekan dilakukan oleh Teknisi/Petugas

27

PRAKTIKUM 4

PROSES SEKRAP

1.

Teori Dasar
Mesin sekrap (shaping machine) disebut pula mesin ketam atau mesin serut adalah

suatu mesin perkakas dengan gerakan utama lurus bolak balik secara vertikal maupun
horizontal. Gerak bolak-balik berfungsi untuk merubah bentuk dan ukuran benda kerja
sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.. Mesin ini digunakan untuk mengerjakan
bidang bidang yang rata, cembung, cekung, beralur (alur pasak, alur-V, alur ekor burung),
dan lain-lain pada posisi mendatar, tegak, ataupun miring.

Gambar 1. Beberapa contoh hasil proses sekrap

Mesin sekrap adalah mesin yang relatif sederhana, biasanya digunakan dalam ruang
alat atau untuk mengerjakan benda kerja yang jumlahnya satu atau dua buah untuk
prototype (benda contoh). Pahat yang digunakan sama dengan pahat bubut. Proses sekrap
tidak terlalu memerlukan perhatian atau konsentrasi bagi operatornya ketika melakukan
penyayatan. Mesin sekrap yang sering digunakan adalah mesin sekrap horizontal. Selain
itu ada mesin sekrap vertikal yang biasanya dinamakan mesin slotting (slotter). Proses
sekrap ada dua macam yaitu proses sekrap datar/horisontal (shaper) dilakukan untuk benda
kerja yang relatif kecil dan plannerr untuk benda kerja yang besar.

28

Gambar 2. Mesin sekrap datar (shaper), vertikal (slotter), planner


29

2.

Tujuan Praktikum
a. Mengetahui kontruksi, cara kerja, pengoperasian dan aspek keselamatan kerja
mesin dari proses sekrap.
b. Mengetahui proses apa saja yang dapat dikerjakan pada mesin sekrap.
c. Mampu memilih jenis pahat yang akan digunakan untuk membuat produk dengan
proses tertentu.
d. Mengetahui parameter proses dan cara menentukan parameter tersebut pada mesin
sekrap.
e. Memahami gerak relatif antara pahat degan benda kerja dan terbentuknya geram.
f. Mengetahui alat bantu yang diperlukan.

3.

Bahan dan Peralatan


a. Bahan
Material yang digunakan dalam praktikum ini menggunakan balok baja lunak atau
aluminium
b. Peralatan

4.

- Jangka sorong

- Penggores

- Palu plastik

- Kuas

- Pahat

- Penyiku

Pelaksanaan
A. Persiapan Proses Sekrap
a. Pastikan dan tanyakan kepada asisten mesin yang akan digunakan.
b. Pinjam peralatan dan benda kerja yang diperlukan untuk praktikum kepada
petugas dan periksa dengan teliti bahwa peralatan yang dipinjamkan benar
benar dalam keadaan baik.
c. Kartu peminjam harus di tandatanggani oleh petugas dan praktikan.

30

B. Persiapan Mesin, Pemasangan Pahat dan Benda Kerja


Peserta mengetahui komponen-komponen mesin sekrap berserta fungsinya dan
mengetahui bagaimana menyiapkan mesin, pemasangan benda kerja, peralatan
bantu dan pemilihan parameter proses pemesinan yang benar.

Langkah-langkah yang dilakukan :


a.

Pengecekan kondisi mesin, setiap akan berkerja pada mesin dianjurkan untuk
tidak mencoba sebelum menguasai pengoperasiannya.

b.

Memasang ragum pada meja mesin sekrap.

c.

Mengukur dimensi benda kerja sebelum diproses dan memasangnya pada ragum
(pencekam), pada bagian salah satu sisi sampingnya diberikan alas batang
silinder.

d.

Memasang pahat pada tool post.

Gambar 3. Pemasangan benda kerja

Prosedur pengoperasian mesin sekrap :


a.

Memeriksa panjang langkah ram dengan memutar stroke regulator shaft


menggunakan kunci pemutar ddan mengatur panjang langkah sesuai dengan yang
diinginkan dengan memutar pengunci posisi ram sperti terlihat pada gambar 1.

b.

Menghidupkan motor penggerak dengan menekan tombol start yang ada pada
panel mesin.

31

c.

Menghubungkan kopling melalui handel IN OUT pada mesin, mengatur


posisi gigi melalui handel pengatur gigi dan mengatur range kecepatan melalui
handel range.

d.

Memilih besarnya tingkatan langkah per menit sesuai dengan jenis pahat dan
benda kerja.

e.

Memasukkan pena rachet dalam gigi rachet maka meja akan bergeser ke arah kiri,
perhatikan langkah ram terhadap pergeseran meja. Meja harus bergeser sewaktu
ram meluncur ke belakang. Meja berhenti bergerak bila pena rachet dilepas.

f.

Menyetel besarnya pergeseran meja (feeding) dengan mengendorkan baut


pengunci. Bila baut pengunci digeser menjauhi titik pusat maka feeding semakin
besar

Gambar 4. Pena rachet

Proses meratakan permukaan (facing)


Langkah-langkah :
a. Setelah mengikuti urutan langkah, memasang pahat kasar pada tool post.
b. Menjalankan mesin sekrap dengan menekan tombol start pada panel mesin.
c. Menyentuhkan pahat pada permukaan benda kerja dan menyetel skala eretan pahat
pada skala nol.
d. Menurunkan pahat sebesar kedalaman potong yang diinginkan.
e. Melakukan pemotongan sampai permukaan rata.
f. Melepaskan benda kerja dari pencekaman lalu mengamati permukaan benda kerja
setelah dilakukan proses sekrap.
32

g. Pasang kembali benda kerja pada ragum dengan posisi diputar 90o dari posisi awal.
Bagian bawah benda kerja tetap ditumpu dengan parallel pad dan sisi sampingnya
ditumpu dengan batang silinder.
h. Mengulangi lagi proses sekrap permukaan di atas sampai seluruh permukaan rata
benda kerja menjadi balok benar-benar siku.

Gambar 5. Setting benda kerja

Proses membuat alur (slotting)


Langkah-langkah :
a.

Mengukur dimensi benda kerja yang akan dibuat alur (slot).

b.

Menandai posisi alur yang akan dibuat.

c.

Memasang benda kerja pada pencekam (ragum).

d.

Memasang pahat sekrap untuk pembuatan alur pada tool post.

e.

Menetukan jumlah langkah per menit dan menjalankan mesin

f.

Menyentuhkan pahat pada permukaan benda kerja dan menyetel skala eretan pada
posisi nol.

g.

Melakukan proses sekrap alur dimana gerak makan menurun tidak boleh
kesamping.

h.

Mengeser benda kerja ke samping kanan bila lebar pahat lebih kecil dari pada lebar
alur yang dibuat dan melakukan pemotongan menurun.

i.

Selanjutnya mengeser benda kerja ke samping kiri hingga posisi lebar alur sesuai
dengan posisi pahat danmelakukan pemotongan hingga selesai.

j.

Mengamati dan mengukur benda kerja setelah dilakukan proses pemesianan.

33

Gambar 7. Posisi pemotongan


5.

Tugas setelah Praktikum


a.

Lengkapi daftar berikut tentang informasi mesin, pahat dan benda kerja yang
digunakan untuk praktikum :
Merek mesin gurdi
Buatan (Negara)
Daya motor (W)
Putaran spindel yang ada, dan sebutkan
putaran yang digunakan (rpm)
Material benda kerja
Material pahat

b.

:
:
:
:
:
:

Sebutkan kontruksi utama mesin sekrap (shaping) beserta fungsi tiap-tiap


bagiannya !

c.

Apa perbedaan mesin sekrap (shaping) dengan mesin sekrap meja (planning) ?

d.

Sebutkan kontur yang bagaimana yang biasa dibuat menggunakan mesin sekrap ?

e.

Mengapa pada langkah maju lebih lambat dari pada langkah mundur?

f.

Bagaimana cara pencekaman benda kerja untuk proses peralatan permukaan ?


Jelaskan dengan gambar ?

g.

Kesimpulan dan saran :


Kesimpulan dan saran untuk praktikum proses gurdi :

34

LEMBAR KERJA

MODUL PROSES SEKRAP


Data Praktikan :
Nama

NIM / Kelompok

Hari / Praktikum

Jam Praktikum

Jurusan/Universitas

Nama Alat

Jumlah

Peminjaman Peralatan :
Kondisi Alat dalam
Keadaan Baik ()
Pinjam 1

Kembali 2

Tanda Tangan
Pinjam

Kembali

Praktikan :

Praktikan :

... ...

Petugas :

Petugas :

... ...

Catatan Asisten/Instruktur:

1)
2)

Pengisian/pengecekan dilakukan oleh Praktikan


Pengisian/pengecekan dilakukan oleh Teknisi/Petugas

35

PRAKTIKUM 5

LATIHAN KERJA BANGKU


LAS LISTRIK DAN ALAT GERINDA TANGAN

1.

Teori Dasar

A. Latihan Kerja Bangku


Kerja bangku

merupakan pekerjaan perbengkelan yang kerjakan secara manual

menggunakan alat-alat sederhana untuk membuat atau proses penyelesaian suatu


komponen atau alat. Peralatan yang digunakan untuk kerja bangku biasanya berupa
gergaji tangan, gerinda tangan, kikir, amplas, sikat kuningan, ragum, dan lain-lain.
Pada kerja bangku harus diperhatikan cara posisi yang tepat untuk melakukan
kegiatan.

B. Latihan Las Listrik


Pengelasan adalah proses penyambungan material (biasanya logam) dengan
menggunakan energi panas sehingga menjadi satu dengan atau tanpa tekanan.
Sambungan las adalah pertemuan dua tepi atau permukaan benda yang disambung
dengan proses pengelasan.

Gambar 1. Mekanisme pengelasan

36

Terdapat lima jenis sambungan yang biasa digunakan untuk menyatukan dua bagian
benda logam :
a. Sambungan tumpu (butt joint); kedua bagian benda yang akan disambung
diletakkan pada bidang datar yang sama dan disambung pada kedua ujungnya.
b. Sambungan sudut (corner joint); kedua bagian benda yang akan disambung
membentuk sudut siku-siku dan disambung pada ujung sudut tersebut.
c. Sambungan tumpang (lap joint); bagian benda yang akan disambung saling
menumpang (overlapping) satu sama lainnya.
d. Sambungan T (tee joint); satu bagian diletakkan tegak lurus pada bagian yang lain
dan membentuk huruf T yang terbalik.
e. Sambungan tekuk (edge joint); sisi-sisi yang ditekuk dari ke dua bagian yang
akan disambung sejajar, dan sambungan dibuat pada kedua ujung bagian tekukan
yang sejajar tersebut.

Gambar 2. Lima jenis sambungan yang biasa digunakan dalam proses pengelasan

C. Latihan Menggerinda dengan Mesin Gerinda Tangan


Proses menggunakan mesin gerinda tangan biasanya untuk proses finishing atau
membentuk kontur sederhana seperti chamfer pada komponen yang sedang dimesin.
Untuk menjaga keamanan mata, pada pelaksanaan penggerindaan sebaiknya
menggunakan kaca mata pelindung untuk menghindari geram ke mata.

37

1.

Tujuan Praktikum
a. Peserta mengetahui jenis-jenis peralatan kerja bangku.
b. Peserta dapat menggunakan peralatan kerja bangku.
c. Peserta mampu memilih alat kerja bangku yang dipakai dalam proses kerja bangku.
d. Melakukan penyambungan logam dengan cara pengelasan kemudian

menghaluskan permukaan lasan dengan menggunakan mesin gerinda.


e. Mampu melakukan proses gerinda tangan untuk membuat chamfer pada

benda kerja.
2.

Bahan dan Peralatan


Bahan untuk praktikum :
Material untuk kerja bangku dan las digunakan baja lunak berupa balok , baja strip
ataupun baja profil

Peralatan yang digunakan :


- Mistar baja

- Peralatan Las

- Gergaji tangan

- Gerinda tangan

- Kikir

- Penggores

- Sikat kuningan

- Palu plastik

- Kacamata pengaman

3.

Pelaksanaan
Persiapan latihan
a. Persiapan peralatan kerja bangku yang diperlukan kepada petugas.
b. Minta benda kerja kepada petugas.
A. Latihan menggergaji dengan tangan :
a. Mampu mengeset tinggi relatif ragum, terhadap tinggi tubuh.
b. Mampu memilih daun gergaji secara benar.
c. Mampu menyetel ketegangan setelan daun gergaji tangan.
d. Mampu mengatur posisi tubuh, kaki dan tangan dengan melakukan proses gergaji
tangan dengan benar.
38

Gambar 1. Posisi menggergaji

Prosedur Latihan :
a. Perkiraan tinggi ragum apakah sudah sesuai dengan tinggi badan anda.
b. Tentukan posisi yang akan dipotong pada benda kerja dengan mengukurnya
menggunakan mistar baja sesuai panjang yang diinstruksikan oleh asisten.
c. Beri tanda posisi berupa goresan dengan penggores pada garis yang akan
dipotong.
d. Cekam benda kerja pada ragum, usahakan bagian yang bebas sependek mungkin
dan posisi garis gores cukup dekat dengan sisi ragum.
e. Sebelum menggergaji, daun gergaji harus ditegangkan terlebih dahulu dengan
mengencangkan mur kupu-kupu diujung daun gergaji.
f. Atur posisi telapak kaki kiri dan kanan dengan benar.
g. Pegang gergaji dengan tangan kiri dan kanan dengan benar
h. Sebelum memulai pemotongan, buatlah alur disisi ujung benda kerja.
i. Letakkan gergaji pada alur tersebut dan miringkan kedepan sekitar 30o.
j. Usahakan paling sedikit ada dua atau tiga mata potong.
k. Atur posisi tubuh dengan benar.
l. Gerakkan gergaji dengan lurus dan kuat, naikkan sedikit gergaji pada waktu
bergerak kebelakang.
m. Lakukan proses penggergajian dengan irama yang benar.
n. Setelah selesai, kendorkan daun gergaji dengan mengendorkan mur kupu-kupu.

39

B. Latihan menggerinda dengan tangan


Mampu melakukan proses gerinda tangan untuk membuat chamfer pada benda
kerja.

Prosedur Latihan :
a.

Pakai/kenakan kacamata pengaman untuk menghindari masuknya geram ke


mata.

b.

Persiapkan peralatan gerinda tangan yang digunakan.

c.

Lakukan pembuatan chamfer pada benda kerja yang diberikan/ditentukan


oleh asisten, dengan membuat kemiringan bidang 45o.

d.

Setelah selesai matikan peralatan gerinda tangan.

C. Latihan Mengkikir :
Sasaran :
a.

Mampu memilih kikir dengan benar.

b.

Mampu melakukan proses mengkikir dengan benar.

c.

Mampu membersihkan kikir menggunakan sikat kuningan.

Prosedur Latihan
a.

Cekam benda kerja dengan ragum.

b.

Atur posisi tubuh, sesuaikan dengan arah pengkikiran.

c.

Pegang kikir dengan tangan kiri dan kanan dengan benar.

d.

Atur posisi tubuh dengan benar.

e.

Lakukan proses pengkikiran pada permukaan benda kerja yang telah


mengalami proses penggerindaan dengan tangan.

Gambar 2. Posisi mengkikir


40

D. Latihan Mengelas
Tanyakan kepada asisten bentuk yang akan dilas. Satu contoh yang
dapat dilakukan adalah penyambungan untuk berbagai kampuh yang
ada :
a. Potong benda kerja sesuai dengan kebutuhan.
b. Buat kampuh pada benda yang akan dilas.
c. Bersihkan permukaan yang akan dilas dengan sikat kawat.
d. Atur tegangan mesin las sesuai dengan jenis elektroda dan tebal
pelat yang akan dilas dan lakukan pengelasan.
e. Lakukan penggerindaan untuk menghaluskan permukaan hasil las.

4.

Tugas setelah Praktikum


a.

Sebutkan macam-macam jenis kikir !

b.

Sebutkan jenis-jenis gergaji dan perbedaannya?

c.

Bagaimana cara memperbaiki gerinda yang aus?

d.

Sebutkan cara mengkikir menurut standar ISO?

e.

Gambarkan secara skematik dua jenis ragum yang ada!

f.

Dapatkah proses pemotongan dilakukan dengan gerinda, misalkan memotong pipa


sampai putus? Jelaskan!

g.

Terangkan dengan gambar kegunaan proses gerinda selain untuk menghaluskan


permukaan, minimal 2 proses!

h.

Selain untuk penyambungan, sebutkan kegunaan proses las !

i.

Kesimpulan dan saran :


Kesimpulan dan saran untuk praktikum proses gurdi :

41

LEMBAR KERJA

MODUL LATIHAN KERJA BANGKU


PROSES LAS DAN GERINDA TANGAN
Data Praktikan :
Nama

NIM / Kelompok

Hari / Praktikum

Jam Praktikum

Jurusan/Universitas

Nama Alat

Jumlah

Peminjaman Peralatan :
Kondisi Alat dalam
Keadaan Baik ()
Pinjam 1

Kembali 2

Tanda Tangan
Pinjam

Kembali

Praktikan :

Praktikan :

... ...

Petugas :

Petugas :

... ...

Catatan Asisten/Instruktur:

1)
2)

Pengisian/pengecekan dilakukan oleh Praktikan


Pengisian/pengecekan dilakukan oleh Teknisi/Petugas

42

Anda mungkin juga menyukai