Konsep Dasar Kesehatan Jiwa Dan Keperawatan Kesehatan Jiwa
Konsep Dasar Kesehatan Jiwa Dan Keperawatan Kesehatan Jiwa
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dalam penyelesaian
makalah ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang kami miliki, untuk itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangatlah kami harapkan demi dan untuk pengembangan
makalah ini ke depan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya dan sekaligus dapat menambah pengetahuan.
PENULIS
KELOMPOK 1
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap orang di dunia berusaha untuk mencapai kebahagiaan dan ketenangan hidup.
Berbagai upaya mereka lakukan untuk mencapainya. Dalam usaha pencapaian tersebut,
manusia selalu dihadapkan pada berbagai pilihan yang terkadang bersifat kontroversial.
Setiap pilihan yang diambil mengandung resiko. Tidak memilih pun adalah sebuah
resiko. Kesalahan menentukan pilihan yang terbaik dalam hidup akan menimbulkan perasaan
bersalah, penyesalan, dan kekecewaan pada individu. Pada akhirnya, ini akan menyebabkan
gangguan jiwa/mental.
Manusia merupakan makhluk yang paling mulia derajatnya dibandingkan dengan
makhluk lainnya. Mereka diberi dua kekuatan utama, yaitu kekuatan rohani dan kekuatan
mekanis . Dua kekuatan ini saling memengaruhi.
Segala sesuatu di dunia ini mempunyai ketentuan ukuran, termasuk juga manusia.
Manusia mempunyai ukuran atau batas-batas ketentuan, baik pada aspek fisik/jasmani
maupun aspek rohani/jiwa/mental. Segala sesuatu yang membuat manusia melampaui batas
keseimbangan dapat menimbulkan gangguan fisik, mental, bahkan menyebabkan
ketidakseimbangan pada perilaku seseorang. Penyakit-penyakit kejiwaan seperti sombong,
benci, dendam, fanatisme, serakah, dan kikir disebabkan oleh bentuk kelebihan. Rasa takut,
kecemasan, pesismisme, HDR, adalah kekurangan. Semua ini dapat menyebabkan stres pada
diri seseorang yang bisa mengakibatkan gangguan jiwa pada orang tersebut.
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtra yang memungkinkan hidup
harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang,dengan
memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya
kemampuan dirinya,mampu menghadapi stres kehidupan dengan wajar,mampu bekerja
dengan produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya,dapat berperan serta dalam lingkungan
hidup,menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya dan merasa nyaman bersama dengan
orang lain(Keliat,dkk,2005)
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Dasar Kesehatan Jiwa Dan Keperawatan
Kesehatan Jiwa.
A. Kesehatan Jiwa
B. Gangguan Jiwa
Dimasa lalu gangguan jiwa dipandang sebagai kerasukan setan atau hukuman karena
pelanggran
sosial,agama
atau
norma
sosial.
Oleh
sebab
itu
penderita
sebagai sindrom atau pola psikologis atau pola prilaku yang penting secara klinis, yang
terjadi pada individu dan sindrom itu dihubungkan dengan adanya distress (mis,gejala
nyeri,menyakitkan) atau disabilitas ( ketidakmampuan pada salah satu bagian atau
beberapa fungsi penting) atau disertai peningkatan resiko secara bermakna untuk
mati,sakit,ketidakmampuan,atau kehilangan kebebasan (Notosoedirdjo,Latipun,2007)
Videbeck (2008) menjelaskan kriteria umum untuk mendiagnosa gangguan jiwa
meliputi
:1)Ketidakpuasan
dengan
karakteristik,kemampuan,dan
prestasi
diri,
2)Hubungan yang tidak efektif atau tidak memuaskan, 3)Tidak puas hidup di dunia,
4)Koping yang tidak efektif terhadap peristiwa kehidupan dan 5)Tidak terjadi
pertumbuhan personal.
Ada juga beberapa ciri gangguan jiwa yang dapat diidentifikasi pada seseorang
menurut Keliat,dkk (2005) adalah :1)Marah tanpa sebab, 2)Mengurung diri, 3)Tidak
kenal orang lain, 4)Bicara kacau, 5)Bicara sendiri dan 6)Tidak mampu merawat diri.
B. Menurut WHO
Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak gangguan jiwa, melainkan
mengandung berbagai karakteristik yang adalah perawatan langsung, komunikasi dan
management, bersifat positif yaang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan
kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang bersangkutan.
C. Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966
Kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional secara optimal
dari seseorang dan perkebangan ini selaras dgn orang lain.
D. Menurut Center for Mental Health Services (CMHS)
Keperawatan kesehatan jiwa adalah salah satu dari lima inti disiplin kesehatan jiwa.
Perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu psikososial, biofisik, teori kepribadian
dan perilaku manusia untuk mendapatkan kerangka berpikir teoretis yang mendasari
praktek keperawatan(Suart,2007)
E. Menurut Caroline (1999)
Keperawatan kesehatan jiwa adalah merawat seseorang dengan penyimpangan mental
dimana
perawat
harus
memiliki
pengetahuan
dan
keterampilan
(peka,mau
Merupakan salah satu bidang spesialisasi ilmu keperawatan jiwa dalam praktek
keperawatan
b.
Memiliki dasar keilmuan yang khas sebagai batang tubuh ilmunya yaitu ilmu
perilaku,psikososial,biofisik,teori kepribadian,komunikasi,pendidikan dll
c.
Memiliki kiat khusus merawat klien yaitu menggunakan diri perawat yaitu gerak
tubuh,bahasa,ekspresi,sentuhan,tatapan mata dan nada suara.
d.
e.
f.
Tugas atau peran perawat adalah menemukan kebutuhan klien yang terganggu berupa
kebutuhan biopsikososiospiritual.
g.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
Kompetensi klinik.
2.
3.
4.
5.
6.
Parameter etik-legal.
Roles and functions of psychiatric nurse : competent care (Peran dan fungsi
keperawatan jiwa : yang kompeten).
Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi dalam
keperawatan jiwa).
Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan legal etika dalam
keperawatan jiwa).
peran
keperawatan
jiwa:
melalui
penampilan
standar-standar
professional).
Keperawatan kesehatan jiwa merupakan spesialisasi praktek keperawatan mempunyai
beberapa prinsip,adalah sebagai berikut :
a.
Peran dan fungsi perawat jiwa adalah unik yaitu perawatan yang kompeten.
b.
Hubungan yang terapeutik antara perawat dan klien adalah pengalaman belajar
bersama untuk memperbaiki emosi klien.
c.
Memiliki
konseptual
model
keperawatan
kesehatan
jiwa
antara
lain
Psikoanalisis(Freud,Erickson),Interpersonal(Sullivan,Peplau),Sosial(Caplan)Eksiste
nsial (Ellia,Rogers,Suportif terapi(Wermon)dan medikal(Meyer dan Kraeplin).
d.
Perawat jiwa harus belajar struktur dan fungsi otak untuk memahami penyebab agar
lebih efektif dalam menentukan strategi intervensi pada gangguan jiwa.
f.
g.
Perawat harus peka terhadap sosial budaya klien yang bervariasi sebagai salah satu
pengatahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam intervensi keperawatan jiwa.
h.
i.
j.
k.
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapt terjadi pada seseorang apabila
ego(akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting).
Ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata
tertib, peraturan, norma, agama(super ego/das uber ich), akan mendorong terjadinya
penyimpangan perilaku (deviation of Behavioral).
Faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intrapsikis
terutama pada masa anak-anak. Misalnya ketidakpuasan pada masa oral dimana anak
tidak mendapatkan air susu secara sempurna, tidak adanya stimulus untuk belajar berkatakata, dilarang dengan kekerasan untuk memasukkan benda pada mulutnya pada fase oral
dan sebagainya. Hal ini akan menyebabkan traumatic yang membekas pada masa dewasa.
Proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan analisa
mimpi, transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu. Misalnya klien dibuat dalam
keadaan ngantuk yang sangat. Dalam keadaan tidak berdaya pengalaman alam bawah
sadarnya digali dengamn pertanyaan-pertanyaan untuk menggali traumatic masa lalu. Hal
ini lebih dikenal dengan metode hypnotic yang memerlukan keahlian dan latihan yang
khusus.
Dengan cara demikian, klien akan mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya,
sedangkan therapist berupaya untuk menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien.
Peran perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian mengenai
keadaan-keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu
misalnya ( pernah disiksa orang tua, pernah disodomi, diperlakukan secar kasar,
diterlantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa pada masa anak), dengan
menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik setelah terjalin trust (saling percaya).
(interpersonal). Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adnya ketakutan
ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya.
Proses terapi menurut konsep ini adalh Build Feeling Security (berupaya membangun
rasa aman pada klien), Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction (menjalin
hubungan yang saling percaya) dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain
sehingga klien merasa berharga dan dihormati.
Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties (berupaya melakukan sharing
mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat
berhubungan dengan orang lain), therapist use empathy and relationship ( perawat
berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien).
Perawat memberiakan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam
berhubungan dengan orang lain.
c. Social ( Caplan, Szasz)
Menurut konsep ini seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan
perilaku apabila banyaknya factor social dan factor lingkungan yang akan memicu
munculnya stress pada seseorang ( social and environmental factors create stress, which
cause anxiety and symptom).
Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam konsep model ini adalah environment
manipulation and social support ( pentingnya modifikasi lingkungan dan adanya
dukungan sosial)
Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus
menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan teman
sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan therapist berupaya : menggali
system sosial klien seperti suasana dirumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat atau
tempat kerja.
d. Existensial ( Ellis, Rogers)
Menurut teori model ekistensial gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila
individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki
kebanggan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam Bodiimage-nya
Prinsip dalam proses terapinya adalah : mengupayakan individu agar berpengalaman
bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses
atau dapat dianggap sebagai panutan(experience in relationship), memperluas kesadaran
diri dengan cara introspeksi (self assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan
kemanusiaan (conducted in group), mendorong untuk menerima jatidirinya sendiri dan
menerima kritik atau feedback tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept
self and control behavior).
Prinsip keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk berperan serta dalam
memperoleh pengalaman yang berarti untuk memperlajari dirinya dan mendapatkan feed
back dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. Terapist berupaya untuk
memperluas kesadaran diri klien melalui feed back, kritik, saran atau reward &
punishment.
e. Supportive Therapy ( Wermon, Rockland)
Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah: factor biopsikososial dan respo
maladaptive saat ini. Aspek biologisnya menjadi masalah seperti: sering sakit maag,
migraine, batuk-batuk. Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti : mudah
cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu, pemarah. Aspek sosialnya
memiliki masalah seperti : susah bergaul, menarik diri,tidak disukai, bermusuhan, tidak
mampu mendapatkan pekerjaan, dan sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi
menjadi penyebab gangguan jiwa. Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan
dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya
dengan masa lalu.
Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon copinh adaptif, individu
diupayakan mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya;
kekuatan mana yang dapat dipakai alternative pemecahan masalahnya.
Perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi coping yang dimiliki
dan yang biasa digunakan klien. Terapist berupaya menjalin hubungan yang hangat dan
empatik dengan klien untuk menyiapkan coping klien yang adaptif.
f. Medica ( Meyer, Kraeplin)
Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifactor yang
kompleks meliputi: aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor sosial. Sehingga focus
penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostic, terapi somatic,
farmakologik dan teknik interpersonal. Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim
medis dalam melakukan prosedur diagnostic dan terapi jangka panjang, therapist berperan
dalam pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan diagnose, dan
menentukan jenis pendekatan terapi yang digunakan.
g. Falsafah keperawatan jiwa
Beberapa keyakinan mendasar dalam keperawatan jiwa meliputi hal-hal sebagai berikut
1. Individu memiliki harkat dan martabat sehingga masing-masing individu perlu
dihargai.
2. Tujuan individu meliputi tumbuh, sehat, ekonomi, dan aktualisasi diri
3. Masing-masing individu berpotensi untuk berubah
4. Manusia adalah makhluk kholistik yang berinteraksi dan beraksi dengan
5.
6.
7.
8.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: EGC.
Stuart, Gail W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Farida kusumawati dan Yudi Hartono 2010.Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
EGC