Bantalan Bearing
Bantalan Bearing
Bantalan Bearing
Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam
melalui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat.
b. Berdasarkan arah beban terhadap poros
Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu.
Bantalan aksial
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
Bantalan gelinding khusus
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
Meskipun bantalan gelinding menguntungkan, Banyak konsumen memilih bantalan luncur dalam
hal tertentu, contohnya bila kebisingan bantalan menggangu, pada kejutan yang kuat dalam
putaran bebas.
3. Pemilihan jenis bearing dan pelumasannya yang tidak sesuai dengan buku petunjuk dan
keadaan lapangan (real).
4. Pemasangan bearing pada poros yang tidak hati-hati dan tidak sesuai standart yang
ditentukan.
Kesalahan pada saat pemasangan, diantaranya:
o Pemasangan yang terlalu longgar, akibatnya cincin dalam atau cincin luar yang berputar yang
menimbulkan gesekan dengan housing/poros.
o Pemasangan yang terlalu erat, akibatnya ventilasi atau celah yang kurang sehingga pada saat
berputar suhu bantalan akan cepat meningkat dan terjadi konsentrasi tegangan yang lebih.
o Terjadi pembenjolan pada jalur jalan atau pada roll sehingga bantalan saat berputar akan
tersendat-sendat.
5. Terjadi misalignment, dimana kedudukan poros pompa dan penggeraknya tidak lurus, bearing
akan mengalami vibrasi tinggi. Pemasangan yang tidak sejajar tersebut akan menimbulkan
guncangan pada saat berputar yang dapat merusak bearing. Kemiringan dalam pemasangan
bearing juga menjadi faktor kerusakan bearing, karena bearing tidak menumpu poros dengan
tidak baik, sehingga timbul getaran yang dapat merusak komponen tersebut.
6. Karena terjadi unbalance (tidak imbang), seperti pada impeller, dimana bagian-bagian pada
impeller tersebut tidak balance (salah satu titik bagian impeller memiliki berat yang tidak
seimbang). Sehingga ketika berputar, mengakibatkan putaran mengalami perubahan gaya disalah
satu titik putaran (lebih terasa ketika putaran tinggi), sehingga berpengaruh pula pada putaran
bearing pada poros. Unbalance bisa terjadi pula pada poros, dan pengaruhnya pun sama, yaitu
bisa membuat vibrasi yang tinggi dan merusak komponen.
7. Bearing kurang minyak pelumasan, karena bocor atau minyak pelumas terkontaminasi benda
asing dari bocoran seal gland yang mempengaruhi daya pelumasan pada minyak tersebut.
Proses pemasangan bearing.
- Proses balancing. Pemasangan bearing pada komponen mesin, komponen tersebut pertama-
tama harus benar-benar balance agar bearing dapat bertahan dengan baik.
- Alignment (pengaturan sumbu poros pada mesin harus benar-benar sejajar).
- Proses pemberian beban. Pemberian beban ini harus sesuai dengan jenis bearing yang
digunakan apakah itu beban radial atau beban aksial.
- Pengaturan posisi bearing pada poros.
- Clearance bearing. Metode pemasangan dan peralatan yang digunakan.
- Toleransi dan ketepatan yang diperlukan. Pada saat pemasangan bearing pada poros, maka
toleransi poros pada proses pembubutan harus diperhatikan karena hal tersebut mempengaruhi
keadaan bearing.
laporan bearing
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia industri, penulis sering menjumpai macam-macam bearing. Dimana bearing biasa
digunakan sebagai bantalan poros supaya pada saat perpindahan daya, mengurangi terjadinya
kehilangan daya akibat gesekan. Dalam pemasangan dan pelepasan bearing harus dilakukan
sesuai dengan prosedur yang benar, agar tidak terjadi keausan/kerusakan pada poros dan bearing.
oleh karena itu, penulis melakukan praktek latihan kerja dilaboratorium perawatan dan perbaikan
supaya mampu melakukan pemasangan dan pelepasan bearing dengan baik dan benar.
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan cukup
penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat
berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Disini akan membahas
tentang pemeriksaan poros pada bidang acuan secara vertical dan horizontal serta cara mamasang
bearing dengan metode paksa dan heater.
1.2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Pemeriksaan Poros pada Bidang Acuan Secara Vertikal dan Horizontal
Adapun tujuan dari pemeriksaan poros pada bidang acuan secara vertical dan
horizontal yaitu:
a. Untuk mengetahui keadaan poros yang di alami sebenarnya pada posisi vertical dan
horizontal,
b. Untuk melakukan penyetelan pada posisi sumbu poros pada bidang vertical dan horizontal,
c. Dapat mengetahui alat alat yang digunakan serta fungsinya.
1.2.2 Pemasangan Bearing Secara Paksa dengan Menggunakan SST Bearing
Adapun tujuan dari pemasangan bearing secara paksa dengan menggunakan SST bearing yaitu:
a. Agar dapat mengetahui bagaimana cara memasang bearing pada poros,
b. Agar dapat mengetahui alat/ SST apa yang digunakan dalam proses pemasangan bearing,
c. Agar dapat mengetahui arah penampang tulisan pada permukaan bearing pada saat
pemasangan.
d. Pada saat melepas bearing digunakan alat penarik bantalan (Treakker)
1.2.3 Pemasangan Bearing dengan Menggunakan Alat Pemanas (Heater)
Adapun tujuan dari pemasangan bearing dengan menggunakan alat pemanas adalah:
a. Mengetahui temperatur yang dibutuhkan untuk memanaskan bearing,
b. Mengetahui cara penggunaan dari alat tersebut,
c. Dapat membedakan proses pemasangan bearing secara paksa dengan proses heater.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pemeriksaan Poros pada Acuan Vertical dan Horizontal
Pada saat melakukan perakitan suatu komponen baik itu mekanik, sebaiknya dilakukan
pemeriksaan keadaan poros sebenarnya pada sumbu poros terhadap bidang acuan. Apabila tidak
dilakukan pemeriksaan, maka komponen komponen mekanik yang terpasang di poros akan
mengalami suatu penyimpangan terhadap bidang acuan. Untuk dapat mengetahui penyimpangan
pada suatu poros, maka dilakukanlah pemeriksaan poros pada acuan vertical dan horizontal.
Dalam pemeriksaan tersebut kita akan melihat kesejajaran atau pun penyimpangan yang terjadi
pada suatu poros baik secara vertical maupun secara horizontal. Pemeriksaan akan dilakukan
dengan menggunakan dial indicator sebagai alat untuk mengukur suatu permukaan pada poros
dan akan dibagi titik titik perpindahan dial indicator yang telah di beri ukurannya. Jika terjadi
penyimpangan pada bidang vertical maupun horizontal, maka diakukan pemasangan sim pada
baut pengikat dudukan poros agar terjadi ke sejajaran pada poros.
2.2 Teori Dasar Pemasangan dan Melepas Bearing serta Cincin Penahan
Pada proses pemasangan bearing terjadi beberapa metode pemasangan. Metode tersebut
digunakan karena pada poros menggunakan suaian sesak, maka untuk itu digunakanlah metode
metode yang pas atau yang cocok untuk pemasangan bearing menurut posisinya masing
masing. Hal tersebut dilakukan agar bearing tidak mengalami kerusakn pada saat proses
pemasangan. Untuk itu dapat dilakukan proses pemasangan bearing dengan cara:
a. Dengan metode Pemanasan (Heater),
b. Dengan metode Paksa ( SST Bearing).
Untuk metode pemanasan, bearing dipanaskan terlebih dahulu pada temperature yang telah
disesuiakan. Jika tidak, akan terjadi perubahan pada bearing tersebut. dan sedangkan untuk
metode paksa, disini menggunakan SST Bearing untuk menekan agar bearing pas berada pada
dudukan poros dengan dipukul menggunakan palu plastic. pada proses melepas bearing
menggunakan alat penarik bearing yaitu Treakker. Alat tersebut digunaka sebagai alat untuk
melepas saja.Untuk proses memasang dan melepas cincin bering, yaitu digunakan tang Sklip.
Tang tersebut berfungsi sebagai alat untuk memasang cincin penahan baik baigian dalam
maupun luar dan juga berfungsi sebagai alat melepas cincin penahan. Cincin penahan gunanya
adalah untuk menghindari perubahan pergeseran posisi bearing. Karena suaian ukuran diameter
luar cincin luar (outer ring) bantalan gelinding terhadap diameter lubang rumah adalah suaian
luncur (Slide Fit), maka pemasangan bantalan kedalam rumah cukup dengan mudah dilakukan
tanpa menggunakan alat tekan khusus. Untuk pemasangan cincin penahan (Internal Retainer
Ring) harus digunakan tang khusus (Internal circlip pliers) yang dapat mengecilkan lingkaran
dan menempatkan cincin penahan tersebut pada alur dinding lubang. Pada pemasangan bantalan
gelinding kedalam lubang diperlukan keahlian, dimana pada proses pemasangannya memerlukan
ketenangan dan ketelitian yang tinggi.
2.3 Teori Pemasangan dan pelepasan Bantalan dengan Selubung Tirus Untuk mengatasi
penyimpangan yang menyudut antara sumbu poros dan sumbu lubang, digunakan bantalan Self
Aligned Ball Bearing. Penggunaan selubung tirus pada lubang cincin dalam dimaksudkan untuk
mengatasi kesulitan manufaktur dalam memperoleh dimensi diameter poros bantalan. Dengan
menggunakan selubung tirus ini bantalan dapat diposisikan di sepanjang poros sejauh ukuran
diamater poros sedikit dibawah ukuran nominal selubung tirus. Posisi bantalan akan terpasang
pada jarak 52 mm dari dinding plat dengan terikat cukup kencang dengan kelonggaran
gelinding terhadap alur pacu.
2.4 Teori Dasar Pemasangan dan Melepas Bantalan pada Lubang Dalam memasang dan melepas
bantalan pada lubang , maka terdapat teknik atur cara- caranya. Pada proses tersebut tidak perlu
menggunakan alat khusus, hanya menggunakan tangan saja sebagai alat penekannya dan untuk
melepaskannya juga menggunakan alat. Pada saat memasang yang penting bantalan tidak boleh
miring dengan dudukan permukaan dalam lubang, kalau miring maka tidak akan masuk secara
lancar. Begitu juga pada saat pembongkaran harus seimbang dengan lubang dan bantalan.
BAB III
METODE PENGERJAAN
3.1 Alat dan Bahan yang digunakan
Adapun dalam pelaksanaan pengujian pembongkaran pemasangan dan anasila mengunakan alat alat dan bahan sebagai berikut:
3.1.1 Alat yang digunakan
6. Supaya Bearingnya tidak mengalami geseran, pasangkan ring pengikat (cincin penahan luar)
bearing.
7. Setelah bearing tersebut dingin, ambil filler gauge untuk mengukur kerenggangan ball bearing
dengan outer ring, dan catat hasilnya.
8. Tunjukkan hasil praktikum tersebut kepada instruktur.
5. Pasangkan cincin penahan dengan menggunakan tang circlip pada alur cincin.
3.2.3.2 Proses Pelepasan
Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam proses pembongkaran adalah sebagai
berikut :
a. Lakukan pembongkaran dengan prosedur kebalikan dari langkah perakitan, dimulai dengan
melepas cincin pengikat dalam menggunakan tang circlip.
b. Keluarkan bantalan dari dalam rumah, lumasi dan simpan kembali pada tempatnya.
c. Lepaskan model rumah bantalan dari plat L, lumasi dan simpan kembali pada tempatnya.
3.2.4 Pemasangan Bantalan Gelinding dengan Selubung Tirus pada Poros
3.2.4.1 Proses pemasangan
Adapun langkah langkah dari proses pemasangan adalah :
a. Pasang poros pada plat Ldan kencangkan secukupnya
b. Siapkan selubung tirus, bantalan, mur pengunci dan kunci kait,
c. Bantalan harus sama dengan mendekati selubung tirus,
d. Yakinkan selubung tirus dalam keadaan bersih, lalu pasangkan dan posisikan pada poros
dengan bagian diameter luar terbesar dari selubung masuk,
e. Pasangkan dan posisikan bantalan pada selubung tirus
f. Pasang cincin pengunci, tepatkan posisi telinga dalam cincin pengunci pada alur belah
selubung tirus,
g. Pasangkan mur pengunci, kencangkan perhalan menggunakan dua kunci kait,
h. Jangan lupa jarak posisi bantalan dengan plat L adalah 52 mm
3.2.4.2 Proses Pembongkaran
Adapun proses pembongkaran adalah sebagai berikut :
a. Kendorkan dan lepaskan ikatan mur penggunci, gunakan kunci pengkait,
b. Lepaskan cincin pengunci,
c. Keluarkan bantalan dari selubung tirus dengan menggunakan penarik bantakan,
d. Dan bersihkan semuanya terus ditempatkan kembali pada posisi semula.
3.2.5 Pemasangan Bantalan Gelinding pada Lubang
3.2.5.1 Proses Pemasangan
Adapun proses pemasangan adalah sebagai berikut :
a. Pasangkan model rumah poros berlubang pada plat L,
b. Lalu ambil bantalan yang muat masuk kedalam lubang,
c. Pada saat memasukkan bantalan kedalam lubang, yang diperhatikan adalah bantalan tidak
boleh miring. Jika miring maka bantalan tidak akan masuk secara mulus,
d. Apabila tidak masuk secara mulus, maka gunakan cara pengetokan dengan menggunakan palu
plastik secar pelan pelan.
3.2.5.2 Proses Pembongkaran
Adapun proses pembongkaran disini tidak menggunakan alat, hanya menggunakan tehnik saja,
yaitu dengan menggunakan tangan :
a. Bantalan yang telah ada di dalam lubang maka kita keluarkan dengan menggunakan tangan
dengan cara menyeimbangkan bantalan dengan lubang poros
b. Jika telah seimbang dan tidak memiliki kemiringan maka tariklah secara cepat agar bantalan
keluar lebih cepat.
c. Jangan lupa gunakan oli jika pada saat pembongkaran susah keluar.
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Data Hasil Praktikum
4.1.1 Pemeriksaan Poros pada Bidang Acuan Secara Vertikal dan Horizontal